laporan proper 2009

28

Upload: yasir-nurrahman-kartasendjaya-miharjasasmita

Post on 04-Jul-2015

302 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Proper 2009
Page 2: Laporan Proper 2009

i

Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, bahwa Kementerian Negara Lingkungan Hidup dapat kembali mengumumkan peringkat kinerja perusahaan dari berbagai sektor industri. Sejak tahun 2002, Kementerian Negara Lingkungan Hidup setiap tahun telah melakukan penilaian kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan. Pada tahun 2008-2009 jumlah perusahaan yang telah dinilai peringkat kinerjanya melalui program PROPER mencapai 627 perusahaan. Penilaian peringkat kinerja ini dilakukan berdasarkan data dan hasil pemantauan yang telah dilakukan oleh Tim Teknis PROPER Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota, serta masukan dari berbagai pihak termasuk Dewan Pertimbangan PROPER. Untuk menjamin kualitas dan kredibilitas hasil penilaian PROPER, maka proses penilaian kinerja dilakukan melalui berbagai proses antara lain verifikasi data lapangan, review berjenjang, klarifikasi, serta sanggahan dari pihak perusahaan. Sehingga hasil Penilaian kinerja perusahaan PROPER 2008-2009 ini dapat dipertanggungjawabkan. Hasil penilaian PROPER 2008-2009 diharapkan dapat dijadikan pertimbangan para stakeholder (pemangku pihak) dalam pengambilan keputusan. Dalam laporan Hasil Penilaian PROPER 2008-2009 ini, kita dapat melihat sejauh mana kinerja pengelolaan lingkungan masing-masing perusahaan peserta PROPER, serta melihat sejauh mana tingkat kinerja penaatan perusahaan berdasarkan sektor industri dan status permodalannya. Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung Tim Teknis PROPER dalam melaksanakan penilaian PROPER 2008-2009. Semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi perusahaan dan pemangku kepentingan dalam meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungannya. Tim Teknis PROPER Kementerian Negara Lingkungan Hidup

Page 3: Laporan Proper 2009

ii 

 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR  ..........................................  i 

DAFTAR ISI  ..........................................  ii 

DAFTAR TABEL  ..........................................  iii 

DAFTAR GAMBAR  ..........................................  iv 

BAB I  PENDAHULUAN  ..........................................  1 

  1.1.  Latar Belakang 

Kriteria Penilaian PROPER 

..........................................  1 

  1.2.  ..........................................  2 

BAB II  HASIL PENILAIAN PROPER 2008‐2009  ..........................................  5 

  2.1.  Peringkat Umum 

Peringkat Kinerja Berdasarkan Sektor 

..........................................  5 

  2.2.  ..........................................  7 

BAB III  ANALISIS  KINERJA  PERUSAHAAN  PROPER  TAHUN 

2008‐2009 

..........................................  12 

  3.1.  Jumlah peserta PROPER 

Kinerja Penaatan Perusahaan 

Kecenderungan  Penaatan  PROPER  2008‐

2009 

..........................................  12 

  3.2.  ..........................................  13 

  3.3.  ..........................................  14 

  3.4.  Analisis per peringkat  ..........................................  16 

    3.4.1. Peringkat Emas  ..........................................  16 

    3.4.2. Peringkat Hijau  ..........................................  17 

  3.5.  Analisis Berdasarkan Jenis Permodalan  ..........................................  22 

BAB IV  PENUTUP  ..........................................  23 

LAMPIRAN     

 

Page 4: Laporan Proper 2009

iii 

 

DAFTAR TABEL

 

Tabel 1.1.  Kriteria Peringkat PROPER  .................................................  4 

Tabel 2.1.  Distribusi  Peserta  PROPER  periode  2008‐

2009 berdasarkan jenis industri 

.................................................  5 

Tabel 2.2.  Penaatan perusahaan PROPER 2008‐2009  .................................................  11 

Tabel 3.1.  Gambaran  peringkat  hijau  pada  penilaian 

tahun 2002‐2009 

.................................................  18 

 

Page 5: Laporan Proper 2009

iv 

 

DAFTAR GAMBAR

 

Gambar 2.1.  Tingkat penaatan perusahaan secara umum  ..................................................  6 

Gambar 2.2.  Tingkat penaatan sektor  manufaktur  ..................................................  7 

Gambar 2.3.  Tingkat penaatan sektor agroindustri  ..................................................  8 

Gambar 2.4.  Tingkat penaatan  sektor pertambangan, energi 

dan migas 

..................................................  9 

Gambar 2.5.  Tingkat penaatan sektor kawasan dan jasa  ..................................................  10 

Gambar 3.1.  Peningkatan  jumlah  perusahaan  peserta 

PROPER 

..................................................  12 

Gambar 3.2.  Sebaran  tingkat  penaatan  pada  setiap  sektor 

tahun 2008‐2009 

..................................................  13 

Gambar 3.3.  Distribusi peringkat PROPER  ..................................................  14 

Gambar 3.4.  Perbandingan tingkat penaatan perusahaan  ..................................................  15 

Gambar 3.5.  Tingkat  penaatan  perusahaan  peserta  baru 

PROPER 

..................................................  15 

Gambar 3.6.  Status  penaatan  PROPER  2009  pada  peserta 

baru 

..................................................  16 

Gambar 3.7.  Tingkat penaatan berdasarkan jenis permodalan  ..................................................  22 

 

Page 6: Laporan Proper 2009

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam pengelolaan lingkungan

(PROPER) telah dilakukan oleh Kantor Kementerian Negara Lingkungan Hidup sejak

tahun 2002 sebagai pengembangan dari PROPER PROKASIH. Sejak dikembangkan,

PROPER telah diadopsi menjadi instrumen penaatan di berbagai negara seperti China,

India, Filipina, dan Ghana, serta menjadi bahan pengkajian di berbagai perguruan tinggi

dan lembaga penelitian.

Tujuan penerapan instrumen PROPER adalah untuk mendorong peningkatan kinerja

perusahaan dalam pengelolaan lingkungan melalui penyebaran informasi kinerja

penaatan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan. Guna mencapai peningkatan

kualitas lingkungan hidup. Peningkatan kinerja penaatan dapat terjadi melalui efek

insentif dan disinsentif reputasi yang timbul akibat pengumuman peringkat kinerja

PROPER kepada publik. Para pemangku kepentingan (stakeholders) akan memberikan

apresiasi kepada perusahaan yang berperingkat baik dan memberikan tekanan dan atau

dorongan kepada perusahaan yang belum berperingkat baik.

Pengembangan PROPER sebagai instrumen penaatan, berlandaskan pemikiran dan

analisis bahwa upaya peningkatan kinerja penaatan perusahaan akan lebih efektif melalui

penerapan policy mixed instruments (instrumen kebijakan campuran). Pelaksanaan

PROPER diharapkan dapat memperkuat berbagai instrument pengelolaan lingkungan

yang ada, seperti penegakan hukum lingkungan, dan instrumen ekonomi. Disamping itu

penerapan PROPER dapat menjawab kebutuhan akses informasi, transparansi dan

partisipasi publik dalam pengelolaan lingkungan1. Pelaksanaan PROPER saat ini

dilakukan berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 7 Tahun

1 Pasal 65 ayat (2) dan (4) UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup, “terkait dengan akses dan peran setiap orang dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup”

Page 7: Laporan Proper 2009

2

2008 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan

Lingkungan Hidup2.

Mengingat keberhasilan PROPER sebagai instrumen penaatan sangat tergantung kepada

sikap proaktif dan kritis para pemangku pihak dalam mensikapi hasil kinerja penaatan

yang telah dilakukan oleh perusahaan, maka diharapkan para pemangku kepentingan agar

dapat berpartisipasi secara aktif dalam mensikapi hasil pengumuman peringkat kinerja

penaatan perusahaan PROPER. Berbagai upaya dapat dilakukan oleh pemangku

kepentingan untuk lebih meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan oleh perusahaan

terkait dengan pelaksanaan PROPER, antara lain memberikan penghargaan kepada

perusahaan yang berkinerja baik, dan secara konsisten mendorong perusahaan yang

belum menunjukkan kinerja yang baik untuk lebih dapat meningkatkan kinerja

pengelolaan lingkungannya. Salah satu contoh adalah pihak perbankan dapat menjadikan

kinerja PROPER sebagai pertimbangan dalam penentuan kredit yang diajukan oleh

perusahaan.

Pada saat ini pelaksanaan PROPER difokuskan kepada perusahaan yang memenuhi

kriteria, antara lain; perusahaan yang berdampak besar terhadap lingkungan hidup,

perusahaan yang berorientasi ekspor dan/atau produknya bersinggungan langsung dengan

masyarakat, serta perusahaan publik. Mengingat keterbatasan sumberdaya yang ada,

pada saat ini baru sebagian kecil perusahaan dapat dimasukkan dalam penilaian, yaitu

627 perusahaan. Jumlah ini baru mencapai 7 % dari total 8.000 -10.000 perusahaan yang

berpotensi untuk dijadikan peserta PROPER.

1.2. Kriteria penilaian PROPER

Penilaian kinerja penaatan perusahaan dalam PROPER dilakukan berdasarkan atas

kinerja perusahaan dalam memenuhi berbagai persyaratan ditetapkan dalam peraturan

2 Pelaksanaan PROPER sejalan dengan penerapan pasal 42 dan pasal 43 UU No. 32 tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 43 (3), “Insentif dan/atau disinsentif ….. antara lain diterapkan dalam bentuk: (h). sistem penghargaan kinerja dalam bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup”.

Page 8: Laporan Proper 2009

3

perundang-undangan yang berlaku dan kinerja perusahaan dalam pelaksanaan berbagai

kegiatan yang terkait dengan kegiatan pengelolaan lingkungan yang belum menjadi

persyaratan penaatan (beyond compliance).

Pada saat ini, penilaian kinerja penaatan difokuskan kepada penilaian penaatan

perusahaan dalam aspek pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara,

dan pengelolaan limbah B3 serta berbagai kewajiban lainnya yang terkait dengan

AMDAL. Untuk sektor pertambangan, belum dilakukan penilaian kinerja perusahaan

terkait dengan upaya pengendalian kerusakan lingkungan, khususnya kerusakan lahan.

Sedangan penilaian untuk aspek beyond compliance dilakukan terkait dengan penilaian

terhadap upaya-upaya yang telah dilakukan oleh perusahaan dalam penerapan Sistem

Manajemen Lingkungan (SML), Konservasi dan Pemanfaatan Sumber daya, serta

kegiatan Corporate Social Responsibilty (CSR) termasuk kegiatan Community

Development.

Mengingat hasil penilaian peringkat PROPER ini akan dipublikasikan secara terbuka

kepada publik dan stakeholder lainnya, maka kinerja penaatan perusahaan

dikelompokkan ke dalam peringkat warna. Melalui pemeringkatan warna ini diharapkan

masyarakat dapat lebih mudah memahami kinerja penaatan masing-masing perusahaan.

Sejauh ini dapat dikatakan bahwa PROPER merupakan sistem pemeringkatan yang

pertama kali menggunakan peringkat warna.

Peringkat kinerja penaatan perusahaan PROPER dikelompokkan dalam 5 (lima)

peringkat warna dengan 7 (tujuh) kategori. Masing-masing peringkat warna

mencerminkan kinerja perusahaan. Kinerja penaatan terbaik adalah peringkat emas, dan

hijau, selanjutnya biru, biru minus, merah, dan merah minus dan kinerja penaatan

terburuk adalah peringkat hitam.

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 7 Tahun 2008 Tentang

Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup,

kriteria yang digunakan dalam pemeringkatan tersebut adalah sebagai berikut:

Page 9: Laporan Proper 2009

4

Tabel 1.1.

Kriteria Peringkat PROPER

No Peringkat Keterangan

1 Emas

Telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan dan telah melakukan upaya 3 R (Reuse, Recycle, Recovery), menerapkan sistem pengelolaan lingkungan yang berkesinambungan, serta melakukan upaya-upaya yang berguna bagi kepentingan masyarakat jangka panjang

2 Hijau

Telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan, telah mempunyai sistem pengelolaan lingkungan, mempunyai hubungan yang baik dengan masyarakat, termasuk melakukan upaya 3R (Reuse, Recycle, Recovery)

3 Biru Telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku

4 Biru Minus

Melakukan upaya pengelolaan lingkungan, akan tetapi beberapa upaya belum mencapai hasil yang sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan

5 Merah Melakukan upaya pengelolaan lingkungan, akan tetapi baru sebagian mencapai hasil yang sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan

6 Merah Minus

Melakukan upaya pengelolaan lingkungan, akan tetapi baru sebagian kecil mencapai hasil yang sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan

7 Hitam Belum melakukan upaya pengelolaan lingkungan berarti, secara sengaja tidak melakukan upaya pengelolaan lingkungan sebagaimana yang dipersyaratkan, serta berpotensi mencemari lingkungan

Page 10: Laporan Proper 2009

5

BAB II

HASIL PENILAIAN PROPER 2008-2009 2.1. Peringkat Umum

Jumlah perusahaan yang menjadi peserta PROPER pada periode 2008-2009 mencapai

667 perusahaan, namun sebanyak 627 perusahaan yang dilakukan penilaian kinerja

pengelolaan lingkungannya. Dari 667 peserta PROPER, terdapat 20 (dua puluh)

perusahaan sedang dalam proses penegakan hukum, 13 (tiga belas) perusahaan tutup, dan

delisting sebanyak 7(tujuh) perusahaan, sehingga tidak dilakukan penilaian peringkatnya.

Berdasarkan sektor industri peserta PROPER 2008-2009 terbesar berasal dari sektor

manufaktur yaitu 220 (dua ratus dua puluh) perusahaan atau 35.09%, kemudian diikuti

oleh sektor Pertambangan, Energi dan Migas (PEM) sebanyak 183 (seratus delapan puluh

tiga) perusahaan (29.19%), sektor agroindustri 209 (dua ratus sembilan) perusahaan

(33.33%), dan Kawasan Industri dan Jasa Pengolahan Limbah sebanyak 15 (lima belas)

perusahaan (2.39%). Distribusi jumlah peserta PROPER periode 2008-2009

berdasarkan jenis sektor industri adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1. Distribusi Peserta PROPER 2008-2009

(Berdasarkan Sektor Industri)

No Sektor Jumlah

1 Pertambangan, Energi, Migas 183

2 Manufaktur 220

3 Agroindustri 209

4 Kawasan industri & Jasa Pengolah Limbah 15

TOTAL 627

Page 11: Laporan Proper 2009

6

Hasil penilaian PROPER 2008-2009 secara umum menunjukkan terjadi penurunan

tingkat penaatan perusahaan dibandingkan dengan PROPER 2007-2008.

Sebagaimana dijelaskan di dalam Bab I. Pendahuluan, salah satu penyebab dari

penurunan ini adalah banyaknya perusahaan baru yang belum melakukan pengelolaan

lingkungan sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam peraturan perundang-undangan.

Tingkat penaatan 70% menunjukkan bahwa penaatan perusahaan cukup baik karena

sebagian besar perusahaan telah memenuhi persyaratan dalam pengelolaan

lingkungan.

Sebagaimana yang terlihat dari Gambar 2.1 di bawah ini, dalam tahun 2008-2009

peringkat 627 perusahaan PROPER adalah sebagai berikut satu perusahaan mendapatkan

peringkat Emas 1 (satu), 41 peringkat Hijau, 170 peringkat Biru, 229 peringkat Biru

minus, 82 peringkat Merah, 48 peringkat Merah minus, dan 56 peringkat hitam. Adapun

berdasarkan tingkat penaatan ke 627 perusahaan PROPER yang taat atau yang

berperingkat Emas, Hijau, Biru, dan Biru Minus mencapai 441 perusahaan (70%) dari

total 627 perusahaan. Relatif tingginya tingkat penaatan perusahaan ini terjadi karena

adanya perbaikan kinerja penaatan beberapa perusahaan peserta PROPER. Sedangkan

jumlah perusahaan yang belum taat atau yang berperingkat Merah, Merah Minus dan

Hitam mencapai 186 perusahaan (30%). Sebagian besar perusahaan yang belum taat ini

berasal dari perusahaan yang baru pertama kali dinilai peringkat PROPER.

BIRU, 170, 27%

BIRU ‐, 229, 36%

MERAH, 82, 13%

MERAH ‐, 48, 8%

HITAM, 56, 9%EMAS , 1, 0%

HIJ AU, 41, 7%

Gambar 2.1. Tingkat Penaatan untuk Perusahaan Secara Umum

Page 12: Laporan Proper 2009

7

Pada periode penilaian PROPER 2008-2009 ini, perusahaan yang berhasil mendapat

peringkat Emas adalah perusahaan dari sektor manufaktur yaitu PT. Indocement

Tunggal Prakarsa, Tbk. – Pabrik Citeureup.

2.2. Peringkat Kinerja Berdasarkan Sektor Distribusi peringkat kinerja perusahaan untuk masing-masing sektor industri dapat dilihat

dalam penjelasan sebagai berikut :

Sektor Manufaktur Sebagaimana dijelaskan di atas, sektor industri manufaktur mempunyai jumlah peserta

PROPER terbanyak yaitu 220 perusahan. Kinerja penaatan PROPER ke 220 perusahaan

tersebut selama periode 2008 – 2009 ini adalah sebagaimana terlihat dalam gambar

dibawah ini.

Manufaktur (220)

BIRU, 74, 34%

BIRU ‐, 92, 42%

MERAH, 18, 8%

MERAH ‐, 14, 6%

EMAS , 1, 0%

HIJ AU, 13, 6%

HITAM, 8, 4%

Gambar 2.2. Tingkat Penaatan untuk Sektor Industri Manufaktur

Page 13: Laporan Proper 2009

8

Pada periode penilaian ini terdapat 1 (satu) perusahaan sektor manufaktur dengan

peringkat Emas, sedangkan persentase perusahaan berdasaran pada peringkat sebagai

berikut Hijau 6%, Biru 34%, Biru Minus 42%, Merah 8%, Merah Minus 8% dan

Hitam4%.

Dari persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa dari 220 perusahaan manufaktur yang

mengikuti PROPER, 180 perusahaan (81,82%) sudah taat dalam aspek penaatan

pengendalian pencemaran air, udara dan pengelolaan limbah Berbahaya dan Beracun,

sedangkan sisanya yaitu 40 perusahaan (18,18%) dikategorikan belum taat.

Sektor Agroindustri Berdasarkan jumlah perusahaan peserta PROPER dari sektor Agroindustri mencapai

209 perusahaan, jumlah ini merupakan nomor dua setelah sektor manufaktur. Distribusi

peringkat kinerja perusahaan sektor Agroindustri dapat dilihat pada Gambar 2.3. di

bawah ini.

Ag roindus tri (209)

MERAH ‐, 23, 11%

EMAS , 0, 0% HIJ AU, 2, 1%

BIRU, 39, 19%

BIRU ‐, 57, 27%

MERAH, 42, 20%

HITAM, 46, 22%

Gambar 2.3. Tingkat Penaatan untuk Sektor Industri Agroindustri

Page 14: Laporan Proper 2009

9

Sebagaimana tergambarkan di atas, pada penilaian PROPER periode ini terdapat 2

perusahaan (0,96%) mendapat peringkat Hijau, 39 perusahaan (18,66%) mendapat

peringkat Biru, 57 perusahaan (27,27%) mendapat peringkat Biru minus, 42 perusahaan

(20,10%) mendapat peringkat Merah, 23 perusahaan (11%) mendapat peringkat Merah

minus, dan 46 perusahaan (22,01%) mendapat peringkat Hitam.

Dari penilaian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dari 209 perusahaan

Agroindustri yang mengikuti PROPER, 98 perusahaan (46,89%) sudah taat dalam aspek

penaatan pengendalian pencemaran air, pegendalian pencemaran udara dan pengelolaan

limbah bahan, berbahaya dan beracun, sedangkan sisanya yaitu 111 perusahaan (53,11%)

dikategorikan belum taat.

Sektor Pertambangan, Energi dan Migas (PEM)

Jumlah perusahaan dari sektor Pertambangan, Energi dan Migas yang dinilai kinerja

peringkat PROPER tahun 2008-2009 sebanyak 183 perusahaan. Tingkat kinerja penaatan

perusahaan PROPER 2008-2009 dapat dilihat sebagaimana dalam gambar dibawah ini.

P ertambang an, E nerg i dan  Mig as  (183)

BIRU, 55, 30%

MERAH, 19, 10%

MERAH ‐, 11, 6%

EMAS , 0, 0%

HIJ AU, 25, 14%

BIRU ‐, 71, 39%

HITAM, 2, 1%

Gambar 2.4. Tingkat Penaatan untuk Sektor Pertambangan, Energi, Migas

Page 15: Laporan Proper 2009

10

Pada periode penilaian ini terdapat 25 perusahaan (13,66%) mendapat peringkat Hijau,

55 perusahaan (30,05%) mendapat peringkat Biru 71 perusahaan (38,79%) mendapat

peringkat Biru Minus , 19 perusahaan (10,38%) mendapat peringkat Merah, 11

perusahaan (6,01%) mendapat peringkat Merah Minus, dan 2 perusahaan (1,09%)

mendapat peringkat Hitam.

Dari persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa dari 183 perusahaan untuk sektor

Pertambangan, Energi dan Migas yang mengikuti PROPER, 151 perusahaan (82,51%)

sudah taat dalam aspek penaatan pengendalian pencemaran air, udara dan pengelolaan

limbah Berbahaya dan Beracun, sedangkan sisanya yaitu 32 perusahaan (17,45%)

dikategorikan belum taat.

Sektor Kawasan dan Jasa Jumlah perusahaan dari sektor Kawasan dan Jasa yang dinilai tingkat penaatannya pada

periode 2008 – 2009 adalah sebanyak 15 perusahaan dengan tingkat penaatan

sebagaimana dalam gambar 2.5 dibawah ini.

K awas an  dan  J as a  (15)

EMAS , 0, 0%

HIJ AU, 1, 7%

BIRU, 2, 13%

BIRU ‐, 9, 60%

MERAH, 3, 20%

MERAH ‐, 0, 0%

HITAM, 0, 0%

Gambar 2.5. Tingkat Penaatan untuk Sektor Industri Kawasan Industri dan Jasa

Pengolah Limbah

Page 16: Laporan Proper 2009

11

Pada periode penilaian ini terdapat 1 perusahaan (6,67%) mendapat peringkat Hijau, 2

perusahaan (13,33%) mendapat peringkat Biru, 9 perusahaan (60%) mendapat peringkat

Biru Minus, dan 3 perusahaan (20%) mendapat peringkat Merah. Pada sektor Kawasan

dan Jasa tidak terdapat perusahaan yang memiliki peringkat Merah Minus dan Hitam.

Dari persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa dari 15 perusahaan untuk sektor

Kawasan dan Jasa peserta PROPER, 12 perusahaan (80%) dikategorikan taat dalam

aspek penaatan pengendalian pencemaran air, udara dan pengelolaan limbah Berbahaya

dan Beracun, sedangkan sisanya yaitu 3 perusahaan (20%) dikategorikan belum taat.

Tabel 2.2. Penaatan perusahaan PROPER 2008 - 2009 PERINGKAT

PROPER PEM Manufaktur Agroindustri Kawasan Jasa TOTAL

Taat 151 180 98 12 441 Belum taat 32 40 111 3 186

Total 183 220 209 15 627

Sebagaimana dapat dilihat dari hasil analisis tingkat penaatan perusahaan berdasarkan

sektor industri, sektor Pertambangan, Energi, dan Migas (PEM) mempunyai tingkat

penaatan tertinggi 151 perusahaan (83%), kemudian diikuti sektor manufaktur 180

perusahaan (82%), Kawasan dan Jasa 12 perusahaan (80%), dan kinerja penaatan

terendah berasal dari sektor Agroindustri dimana tingkat penaatannya baru mencapai 98

perusahaan (47%).

Page 17: Laporan Proper 2009

12

BAB III

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN PROPER TAHUN 2008 – 2009 3.1. Jumlah peserta PROPER Jumlah perusahaan PROPER merupakan salah satu faktor kunci untuk menentukan

keberhasilan pelaksanaan PROPER. Semakin besar jumlah perusahaan PROPER maka

dampak peningkatan kinerja penaatan perusahaan PROPER terhadap peningkatan

kualitas lingkungan akan signifikan. Pada saat ini jumlah perusahaan PROPER memang

masih kecil dibandingkan dengan dengan total jumlah perusahaan yang berpotensi untuk

dilakukan penilaian peringkatnya, yaitu 8.000 – 10.000 perusahaan. Untuk mencapai

peningkatan peningkatan kualitas lingkungan yang signifikan maka secara bertahap

jumlah perusahaan PROPER akan ditingkatkan. Pada periode penilaian PROPER 2008-

2009 jumlah perusahaan PROPER mencapai 627 perusahaan. Jumlah ini meningkat 22%

dari tahun sebelumnya yaitu 516 perusahaan. Pada tahun mendatang diharapkan

perusahaan PROPER dapat mencapai 750 perusahaan. Peningkatan perusahaan peserta

PROPER selama tahun 2002-2009 dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut ini:

Gambar 3.1. Peningkatan Jumlah Perusahaan Peserta PROPER Pada penilaian PROPER periode 2008 – 2009 ini, peningkatan jumlah perusahaan juga

diikuti dengan peningkatan jenis industri yang menjadi peserta PROPER antara lain

Page 18: Laporan Proper 2009

13

industri pengolahan ikan, susu, agar-agar, kecap, ayam beku, dan minyak kelapa yang

seluruhnya termasuk ke dalam sektor agroindustri.

3.2. Kinerja Penaatan Perusahaan Sebagaimana dijelaskan pada Bab II, secara umum peringkat penaatan perusahaan pada tahun 2008 – 2009 adalah 70%. Kinerja penaatan tertinggi pada sektor PEM (82%) dan Manufaktur (82%), diikuti sektor kawasan dan jasa (80%) dan agro industri (47%).

Gambar 3.2. Sebaran tingkat penaatan pada setiap sektor tahun 2008-2009

n = 627 Rendahnya tingkat penaatan sektor agroindustri disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:

• Jumlah perusahaan peserta PROPER dari sektor agroindustri meningkat dari 102 menjadi 209 atau 105%, jauh lebih banyak dibandingkan dengan sektor Manufaktur dan PEM

• Perusahaan peserta PROPER yang baru tingkat penaatannya rendah karena

mempunyai berbagai permasalahan teknis dan administrasi seperti perizinan, dan pelaporan swapantau sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

• Tingkat ketaatan perusahaan peserta PROPER lama 62% sedangkan ketaatan dari

perusahaan peserta baru adalah 36%. Dengan demikian jumlah peserta baru yang tidak taat dari sektor agroindustri sebesar 64% dan ini berkontribusi terhadap penurunan ketaatan agroindustri secara keseluruhan.

Page 19: Laporan Proper 2009

14

3.3 Kenderungan Penaatan PROPER 2002-2009 Jumlah perusahaan yang taat selama periode 2002-2009 mengalami peningkatan sebagaimana dapat dilihat pada Gambar dibawah ini. Jumlah perusahaan yang mendapat peringkat Biru dan Biru minus pada tahun 2008-2009 mencapai 399 perusahaan meningkat dibandingkan 344 pada tahun 2006-2008. Sedangkan perusahaan peringkat Hijau dan Emas pada tahun 2008-2009 masing-masing 41 dan 1 perusahaan. Sedangkan pada tahun 2006-2007 jumlah yang mendapatkan peringkat Hijau dan Emas masing-masing 41 dan 1 perusahaan. Jumlah ini lebih besar dibandingkan jumlah perusahaan yang mendapatkan peringkat Hijau dan Emas pada tahun 2004-2005, 23 perusahaan mendapatkan peringkat Hijau dan belum ada perusahaan yang mendapatkan peringkat Emas.

Gambar 3.3. Distribusi Peringkat PROPER

Akan tetapi terkait dengan tingkat penaatan perusahaan, dalam kurun waktu penilaian tahun 2002-2003 sampai 2008-2009, terjadi fluktuasi tingkat penaatan seperti digambarkan pada Gambar 3.3. Tingkat penaatan 69% pada tahun 2002-2003, turun menjadi 49% pada tahun 2003-2004. Kemudian pada periode berikutnya meningkat menjadi 52% dan mencapai 76% pada tahun 2006-2007. Pada tahun 2008-2009, peringkat kinerja penaatan mencapai 70%. Walaupun peringkat kinerja penaatan ini relatif tinggi akan tetapi menurun dibandingkan kinerja penaatan pada tahun 2006-2007 yang mencapai 76%.

Page 20: Laporan Proper 2009

15

Gambar 3.4. Perbandingan Tingkat Penaatan Perusahaan

*) Penurunan tingkat penaatan perusahaan pada tahun 2008-2009 dari 76% turun menjadi 70%. Penurunan ini terjadi pada beberapa perusahaan peringkat Biru dan sedikit pada peringkat Hijau. Disamping itu, hal ini disebabkan oleh rendahnya tingkat penaatan pada perusahaan baru peserta PROPER. Tingkat penaatan perusahaan baru hanya mencapai 42 %, seperti diuraikan pada gambar-gambar berikut:

*) revisi RRS, 06/10/2009

Gambar 3.5 Tingkat Penaatan Perusahaan Peserta Baru PROPER

Page 21: Laporan Proper 2009

16

Gambar 3.6 Status Penaatan PROPER 2009 pada Peserta Baru

3.4 Analisis per peringkat 3.4.1 Peringkat Emas Peringkat Emas pada periode penilaian 2008-2009 diraih oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. - Pabrik Citeureup karena mencapai ketaatan penuh terhadap peraturan perundang-undangan sesuai dengan kriteria penilaian dan memperoleh nilai tertinggi pada aspek lebih dari taat (beyond compliance) yang meliputi Sistem Manajemen Lingkungan, Pemanfaatan Sumberdaya Alam dan Limbah serta Pengembangan Masyarakat. Beberapa kegiatan yang berkontribusi terhadap pencapaian peringkat Emas antara lain: a) merupakan perusahaan pertama di Indonesia yang memperoleh CER (Certified

Emission Reduction) melalui CDM (Clean Development Mechanism) untuk penggunaan bahan bakar alternatif dan konsisten dalam implementasinya,

b) mereklamasi lahan bekas galian bahan semen dengan penanaman jarak pagar (Jathropha) dan minyak jaraknya dipergunakan untuk bahan bakar alternatif perusahaan. Limbah hasil proses pembuatan minyak jarak dijadikan percontohan untuk membuat pelet dan pelet ini dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk memasak masyarakat.

c) memiliki program pengembangan masyarakat yang terstruktur dengan baik yakni melakukan social mapping untuk mendorong masyarakat agar mandiri antara lain penyediaan dana kredit mikro melalui bank, pelatihan untuk bengkel-bengkel kecil, bantuan penyediaan biodigester untuk limbah ternak sapi sehingga masyarakat memperoleh energi alternatif untuk memasak sehari-hari.

Page 22: Laporan Proper 2009

17

d) menyediakan beasiswa untuk anak-anak yang berprestasi dan e) melatih masyarakat memanfaatan kantong bekas semen dengan dibatik dan hasil

kerajinannya dijual. 3.4.2 Peringkat Hijau Tabel 3.1. berikut menjelaskan gambaran perjalanan kinerja perusahaan dengan peringkat Hijau pada tahun 2008-2009, baik yang secara konsisten menjaga peringkat Hijau, maupun yang secara bertahap meningkatkan kinerjanya dari peringkat Merah dan Biru menuju peringkat Hijau.

Page 23: Laporan Proper 2009

18

Tabel 3.1. Gambaran Peringkat Hijau pada penilaian tahun 2002-2009

No Nama Perusahaan Sektor Jenis Industri 2002/ 2003

2003/ 2004

2004/ 2005

2006/ 2007

2008/ 2009

1 PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk - Citeureup MANUFAKTUR Semen HIJAU HIJAU HIJAU HIJAU EMAS

2 PT. Adaro Indonesia TAMBANG Tambang Batubara BIRU BIRU MERAH HIJAU HIJAU

3 PT. Arutmin Indonesia – Senakin TAMBANG Tambang Batubara BIRU BIRU BIRU BIRU HIJAU

4 PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pertambangan Tanjung Enim TAMBANG Tambang

Batubara BIRU BIRU BIRU BIRU HIJAU

5 PT. Kaltim Prima Coal TAMBANG Tambang Batubara HIJAU BIRU BIRU BIRU HIJAU

6 PT. Aneka Tambang, Tbk. – Pongkor TAMBANG Tambang

Mineral BIRU BIRU BIRU HIJAU HIJAU

7 PT. Newmont Nusa Tenggara TAMBANG Tambang Mineral HIJAU BIRU HIJAU HIJAU HIJAU

8 PT. Chevron Geothermal Darajat ENERGI Geothermal / PLTP BIRU BIRU BIRU HIJAU HIJAU

9 PT. Chevron Geothermal Salak ENERGI Geothermal / PLTP BIRU BIRU BIRU HIJAU HIJAU

10 PT. Pertamina (Persero) Geothermal Area Kamojang ENERGI Geothermal /

PLTP BIRU BIRU BIRU HIJAU HIJAU

11 Star Energy (Wayang Windu) Ltd. (ex Magma Nusantara, Ltd.) ENERGI Geothermal /

PLTP BIRU BIRU BIRU EMAS HIJAU

Page 24: Laporan Proper 2009

19

No Nama Perusahaan Sektor Jenis Industri 2002/ 2003

2003/ 2004

2004/ 2005

2006/ 2007

2008/ 2009

12 PT. Indonesia Power UBP Priok ENERGI PLTGU BIRU BIRU BIRU HIJAU HIJAU

13 PT. Indonesia Power UBP Kamojang Unit PLTP Kamojang dan PLTP Darajat

ENERGI PLTP BIRU BIRU BIRU HIJAU HIJAU

14 PT. Jawa Power ENERGI PLTU BIRU BIRU BIRU HIJAU HIJAU

15 ConocoPhillips (South Jambi) Ltd. MIGAS EP Migas --------- --------- BIRU BIRU HIJAU

16 Exxon Mobil Oil Indonesia, Inc (Cluster 1,2,3,4 & SLS A) MIGAS EP Migas BIRU BIRU BIRU BIRU HIJAU

17 Kodeco Energy Co., Ltd MIGAS EP Migas --------- --------- --------- BIRU HIJAU

18 Premier Oil Natuna Sea BV MIGAS EP Migas --------- --------- BIRU HIJAU HIJAU

19 PT. Medco EP - Rimau MIGAS EP Migas --------- BIRU BIRU BIRU HIJAU

20 PT. Pertamina EP Area Subang Region Jawa MIGAS EP Migas --------- --------- MERAH BIRU HIJAU

21 PT. Total EP Indonesie - Handil (CPA) MIGAS EP Migas BIRU BIRU BIRU HIJAU HIJAU

22 PT. Total EP Indonesie - Tunu (NPU) MIGAS EP Migas BIRU BIRU BIRU HIJAU HIJAU

23 Vico Indonesia - Badak Asset MIGAS EP Migas BIRU BIRU BIRU BIRU HIJAU

Page 25: Laporan Proper 2009

20

No Nama Perusahaan Sektor Jenis Industri 2002/ 2003

2003/ 2004

2004/ 2005

2006/ 2007

2008/ 2009

24 Vico Indonesia - Nilam Asset MIGAS EP Migas BIRU BIRU BIRU HIJAU HIJAU

25 PT. Badak Natural Gas Liquefaction MIGAS LNG/LPG --------- BIRU BIRU HIJAU HIJAU

26 PT. Pertamina (Persero) RU IV – Cilacap MIGAS UP Migas HITAM MERAH BIRU HIJAU HIJAU

27 PT. Astra Daihatsu Motor - Assy Plant MANUFAKTUR Otomotif ------- BIRU HIJAU HIJAU HIJAU

28 PT. Bitratex MANUFAKTUR Tekstil --------- --------- MERAH BIRU HIJAU

29 PT. Holcim Indonesia, Tbk - Narogong Plant MANUFAKTUR Semen HIJAU HIJAU HIJAU HIJAU HIJAU

30 PT. Holcim Indonesia, Tbk - Cilacap Plant MANUFAKTUR Semen --------- BIRU BIRU HIJAU HIJAU

31 PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. - Palimanan MANUFAKTUR Semen --------- --------- BIRU BIRU HIJAU

32 PT. Semen Gresik (Persero), Tbk. - Pabrik Tuban MANUFAKTUR Semen BIRU BIRU BIRU HIJAU HIJAU

33 PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. MANUFAKTUR Pulp --------- --------- --------- HIJAU HIJAU

34 PT. Riau Andalan Pulp and Paper Mill MANUFAKTUR Pulp & paper MERAH BIRU HIJAU HIJAU HIJAU

35 PT. Tanjungenim Lestari Pulp & Paper MANUFAKTUR Pulp & paper HIJAU HIJAU HIJAU HIJAU HIJAU

Page 26: Laporan Proper 2009

21

No Nama Perusahaan Sektor Jenis Industri 2002/ 2003

2003/ 2004

2004/ 2005

2006/ 2007

2008/ 2009

36 PT. Pfizer Indonesia MANUFAKTUR Farmasi --------- --------- MERAH BIRU HIJAU

37 PT. Bio Farma (Persero) MANUFAKTUR Farmasi --------- --------- MERAH HIJAU HIJAU

38 PT. Titan Petrokimia Nusantara MANUFAKTUR Petrokimia --------- --------- BIRU BIRU HIJAU

39 PT. Nippon Shokubai Indonesia MANUFAKTUR Petrokimia --------- HIJAU HIJAU HIJAU HIJAU

40 PT. Sari Aditya Loka I AGROINDUSTRI Sawit BIRU BIRU BIRU BIRU HIJAU

41 PT. Erna Djuliawati (Lyman Group) AGROINDUSTRI Plywood BIRU BIRU BIRU HIJAU HIJAU

42 PT. JABABEKA KAWASAN/JASA

Kawasan Industri

Pengolah Limbah

BIRU --------- BIRU BIRU HIJAU

Page 27: Laporan Proper 2009

22

3.5. Analisis berdasarkan Jenis Permodalan Berdasarkan jenis permodalan, perusahaan PROPER dikelompokan menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penamanan Modal Dalam Negeri (PMDN). Berdasarkan jumlah peserta PROPER terbesar berasal dari perusahaan PMDN 251 perusahaan, PMA 202 perusahaan, dan BUMN 174 perusahaan.

Gambar 3.7. Tingkat Penaatan berdasarkan jenis permodalan

Berdasarkan data peringkat kinerja perusahaan PROPER, tingkat penaatan perusahaan PMDN paling rendah yaitu 63%, dibandingkan dengan BUMN 68% dan yang tertinggi adalah perusahaan PMA yang mencapai 80%. Terkait dengan kinerja Beyond Compliance perusahaan PMA memperoleh peringkat Hijau paling banyak (22) dan satu perusahaan mempunyai peringkat emas. Sementara PMDN memperoleh peringkat Hitam paling banyak yaitu mencapai 24 perusahaan. Namun demikian, masih ada beberapa perusahaan PMA dan BUMN yang mendapatkan peringkat Hitam, masing-masing PMA 13 perusahaan dan BUMN 10 perusahaan. Perusahaan PMDN yang memperoleh peringkat hitam antara lain berasal dari jenis industri pertambangan batubara, tekstil, peleburan logam, kertas, agar-agar, pengolahan ikan, pabrik kelapa sawit, industri plywood dan tapioka. Namun industri tersebut sebagian besar merupakan peserta baru PROPER yang diumumkan pada periode 2008 – 2009. Diharapkan pada periode penilaian berikutnya, perusahaan baru ini dapat meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungannya.

Page 28: Laporan Proper 2009

23

BAB IV PENUTUP

Penyampaian peringkat PROPER kepada publik ini diharapkan dapat memberikan

gambaran secara menyeluruh sekaligus terinci mengenai tingkat kesadaran, kepedulian

serta komitmen perusahaan terhadap pengelolaan lingkungan hidup. Di tengah kondisi

makin meningkatnya pencemaran, kerusakan lingkungan dan perubahan iklim, sementara

makin terbatasnya ketersediaan sumberdaya alam dan masih tingginya tekanan dari

krisis keuangan global, dorongan terhadap peningkatan penaatan menjadi semakin

penting.

Perusahaan-perusahaan yang memperoleh peringkat taat (Biru, Hijau dan Emas)

menunjukkan kemampuan untuk terus berusaha dengan tetap menjaga lingkungan.

Adanya peningkatan perusahaan yang memperoleh peringkat Hijau dan Emas selama 3

tahun terakhir menunjukkan konsistensi komitmen perusahaan mengintegrasikan aspek

usahanya sebagai bagian dari masyarakat dan pengelolaan lingkungan hidup dalam

konteks tripple bottom line. Inovasi kegiatan pengembangan masyarakat, penerapan

sistem manajemen lingkungan secara lebih terukur dan pemanfaatan limbah dan

konservasi sumberdaya alam seperti energi dan air akan tetap didorong melalui

pengembangan pelaksanaan PROPER selanjutnya.

Adanya ketidak-taatan oleh perusahaan merupakan tantangan bagi perusahaan untuk

melakukan perbaikan internal, baik dari komitmen pimpinan puncak, aspek manajemen,

teknologi dan sebagainya. Bagi pemerintah, termasuk pemerintah provinsi dan

pemerintah kabupaten/kota, ketidak-taatan ini menjadi masukan bagi penyediaan

berbagai kebijakan dan peraturan serta pengawasan yang teratur untuk mendukung

peningkatan penaatan. Bagi masyarakat, baik sebagai konsumen maupun sebagai

masyarakat umum, diharapkan dapat lebih berperan dalam mendorong perusahaan

sebagai produsen yang lebih bertanggung-jawab. Diharapkan penilaian penaatan melalui

PROPER yang dilakukan secara terus-menerus dapat lebih mendorong perusahaan untuk

lebih berupaya dalam memenuhi seluruh peraturan lingkungan.