program peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat · pdf fileh. pandangan masyarakat terhadap...
TRANSCRIPT
1
PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI MASYARAKAT MISKIN
YANG MENJADI BURUH MIGRANT DI 12 DESA LINGKAR HUTAN TAMAN
NASIONAL RINJANI DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR, MELALUI
PENGEMBANGAN BISNIS BERBASIS PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM
YANG BERKELANJUTAN & SENSITIVE GENDER
ANALISIS SOSIAL EKONOMI DAN SEJARAH BURUH MIGRAN
DESA TETE BATU SELATAN KECAMATAN SIKUR
DISUSUN OLEH
KONSORSIUM ADBMI AND FRIENDS
LOMBOK TIMUR
Jln. Diponegoro No. 27 Selong
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya sehingga Dokumen Analisis
Sosial Ekonomi dan Sejarah Buruh Migran Desa Tetebatu Kecamatan Sikur ini dapat disusun dan
diselesaikan. Dokumen ini disusun berdasarkan kajian yang dilakukan melalui beberapa tahapan yang
cukup panjang.
Adapun tahapan kegiatan pengumpulan data baik data primer maupun data sekunder yang
dilakukan antara lain melalui wawancara semiterstruktur dari sumber sumber informasi di desa
bersangkutan terutama para pelaku migrasi, Pemerintah Desa dan para pihak yang dianggap relevan
dalam program kegiatan yang dilakukan oleh ADBMI & Friends. Selain itu juga dilakukan berbagai
pertemuan yang dikemas dalam diskusi komunitas dan lokakarya desa untuk melakukan proses
triangulasi data yang diperoleh di lapangan. Selain metode waawancara semi terstruktur juga dipadukan
dengan metode PRA sehingga data yang dihasilkan diyakini akan lebih valid.
Hasil kajian ini nantinya diharapkan dapat menjadi rujukan oleh para pihak terutama pelaksana
program ADBMI & Friends untuk mengintervensi kegiatan program yang akan dilaksanakan dan
merupakan data condition preseden yang dibutuhkan.
Terimakasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung sehingga
tersusunnya dokumen kajian ini dan semoga dapat dimanfaatkan oleh semua pihak untuk kepentingan
pemeberdayaan maupun pembangunan yang dilaksanakan di Desa Tetebatu Selatan khususnya dan
Kabupaten Lombok Timur pada umumnya.
Penyusun,
ttd
Turmawazi
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................................i
DAFTAR ISI. ........................................................................................................................................ii
GLOSARIUM .........................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................................1
A. Latar Belakang .....................................................................................................................1
B. Tujuan ..................................................................................................................................1
C. Proses dan metodologi Ansos ..............................................................................................2
BAB II SEJARAH DESA ......................................................................................................................3
BAB III KONDISI GEOGRAFI .............................................................................................................4
A. Demografi ............................................................................................................................4
B. Social budaya .......................................................................................................................5
C. Sarana dan Prasarana ...........................................................................................................6
D. Pemerintahan Dan Kelembagaan Desa ................................................................................9
E. Kondisi sumber Daya Alam .................................................................................................11
F. Kehidupan social perempuan ...............................................................................................13
G. Kondisi perekenomian ........................................................................................................13
H. Program konservasi ..............................................................................................................14
BAB IV SEJARAH MIGRASI TETEBATU SELATAN.......................................................................15
A. Peletak Sejarah Migrasi .......................................................................................................15
B. Factor penyebab migrasi ......................................................................................................16
C. Time line migrasi .................................................................................................................16
D. Proses dan jalur migrasi .......................................................................................................17
E. Dampak Perubahan pasca migrasi .......................................................................................17
F. Penyelsaian kasus buruh migrant .........................................................................................17
G. Ukuran kesuksesan migrasi ..................................................................................................18
H. Pandangan masyarakat terhadap buruh migrant perempuan ................................................18
BAB V KEMISKINAN ...........................................................................................................................19
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .................................................................................20
A. Kesimpulan ..........................................................................................................................20
B. Rekomendasi .......................................................................................................................21
BAB VII PENUTUP ..............................................................................................................................22
Lampiran-lampiran
lampiran 1. Peta Desa
Lampiran 2. Data Bmi Desa Tetebatu
Lampiran 3. Data Penerima Manfaat
4
lampiran 4. Data Tabulasi 100 penerima manfaat
5
GLOSARIUM
1. Tenaga Kerja Indonesia (disingkat TKI) adalah sebutan bagi warga negara Indonesia yang
lowlife dan unskill yang bekerja di luar dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu
dengan menerima upah.
2. Gender adalah sifat dan perilaku yang dilekatkan pada laki-laki dan perempuan yang
dibentuk secara sosial maupun budaya.
3. Sensus merupakan penghitungan jumlah penduduk, ekonomi dan sebagainya yang dilakukan
oleh pemerintah dalam jangka waktu tertentu, dilakukan secara serentak, dan bersifat
menyeluruh dalam suatu batas negara untuk kepentingan demografi negara yang
bersangkutan.
4. Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan
adanya suatu pengolahan baik berupa suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka,
matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan
untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu konsep.
5. Profil adalah sebuah gambaran singkat tentang seseorang, organisasi,benda lembaga
ataupun wilayah.
6. Letak geografis adalah letak suatu wilayah atau negara sesuai dengan kenyataannya di
permukaan bumi dan didasarkan pada keadaan alam di sekitarnya.
7. Migrasi adalah perpindahn penduduk dari satu tempat ke tempat lain
8. Konservasi adalah upaya perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan
dan sumber daya alam.
9. Definisi buruh migran atau pekerja migran adalah orang yang bermigrasi atau berpindah
dari wilayah kelahiran atau lokasi tinggal yang bersifat tetap untuk keperluan bekerja.
10. Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman
(threats) dalam suatu proyek bisnis/perusahaan atau suatu spekulasi bisnis.
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Migrasi ke luar negeri bukanlah mimpi dan cita-cita mereka pada awalnya, akan tetapi
kondisi ketenagakerjaan di negeri sendiri tidak menjamin kehidupan yang lebih layak. Padahal
secara potensi sumber daya alam yang subur makmur dan melimpah ruah gemah ripah loh jenawi
tak seharusnya membuat para pahlawan devisa kita mengambil pilihan untuk bermigrasi. Tak
terkecuali desa Tetebatu Selatan yang berada di bawah kaki Gunung Rinjani yang juga merupakan
salah satu desa wisata tujuan wisatawan domestik dan mancanegara karena menawarkan keindahan
yang eksotis dibarengi dengan sarana dan prasarana penginapan yang sudah ada. Tetapi potensi-
potensi tersebut hanya dinikmati beberapa gelintir orang disebabkan kemampuan dan skill tidak
sama di antara mereka.
Sementara mereka yang tidak memiliki skill dan potensi yang cukup memilih bermigrasi
demi mencukupi kebutuhan keluaraganya, demi merubah hidup yang lebih layak, demi membangun
tempat tinggal yang lebih nyaman, dan demi mendapatkan fasilitas seperti yang dimiliki oleh orang
lain. Migrasi yang dilakukan tidak hanya sebatas sekali saja akan tetapi berulang kali seperti
lingkaran setan yang tak berujung. Akan tetapi kondisi ekonomi terus tidak berkecukupan, sehingga
komunitas BMI di desa ini ketika sudah lama di rumah bingung mau mengerjakan apa dan kemabali
seperti sedia kala pada posisi awal.
Kondisi inilah kemudian menggugah ADBMI & Friends melalui program Kemakmuran
Hijau menjadikan Desa Tetebatu Selatan menjadi salah satu desa binaan demi meningkatkan
pendapatan ekonomi rumah tangga buruh migran dan tidak menjadikan remittance sebagai sumber
pendapatan, akan tetapi bisa memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada untuk pendapatan
yang lebih meningkat.
B. Maksud Dan Tujuan
Penyusunan Dokumen Kajian Ekonomi dan Sosial Desa Tetebatu Selatan Berbasis
Masyarakat ini bertujuan untuk:
a) Mengidentifikasi faktor dan dampak migrasi pada masyarakat desa kawasan TNGR;
b) Sebagai pemerintah, masyarakat dan para pihak dalam pengentasan kemiskinan komunitas BMI
melalui pengembangan bisnis alternatif yang sensitif gender;
c) Untuk Mengetahui kondisi sosial, budaya, ekonomi, pendidikan dan potensi sumber daya alam
dan sumber daya manusia masyarakat sekitar TNGR.
C. Proses dan Metodelogi Pelaksanaan Ansos
dalam mendapatkan berbagai data yang terdapat dalam kajian analisa sosial ini kami
melaksanakan berbagai proses dan metodelogi pengumpulan data antara lain:
1. Interview door to door komunitas BMI;
7
2. Kunjungan dan pendampingan kepada tokoh masyarakat, perempuan, pemuda dan tokoh adat;
3. Survey dan assasment warga penerima manfaat;
4. Komunikasi dan koordinasi bersama Pemerintah Desa dan dusun;
5. Diskusi komunitas database I dan II;
6. Lokakarya desa untuk database;
7. Live in dan observasi lokasi binaan.
8
BAB II
SEJARAH DESA
Desa Tetebatu Selatan merupakan salah satu desa pemekaran dari desa induknya yaitu Tetebatu,
yang mekar pada tahun 2010 dan didefinitifkan pada tahun 2012 dengan Kepala Desa perdana yaitu
Gunanto.
Penamaan desa Tetebatu Selatan sendiri diambil dari nama desa induknya dengan penambahan
“Selatan” saja yang mana sejarah penamannya diambil dari adanya sebuah tete batu yang berada di
sebelah timur dusun Tetebatu. Kata tete dalam bahasa Indonesia artinya jembatan dan batu sendiri
adalah batu, jadi Tetebatu menurut bahasa artinya jembatan batu. Akan tetapi keberadaan jembatan batu
tersebut secara pasti tidak ada yang mengetahuinya. Akan tetapi salah satu kisah dari seorang guru dari
Kotaraja mengatakan bahwasanya tete batu tersebut dibuat oleh seorang raja dari Kotaraja yang waktu
itu pergi berburu hewan ke hutan dan melewati daerah Pancor Yebo (Lingsar) ketika dia menyebrang
terjadi banjir di sungai tersebut dan berinisiatif mengambil batu menjadi titiannya.
Ada beberapa alasan masyarakat di 4 dusun ini ingin pisah dari desa induknya, disebabkan
tersebut antara lain:
1. Adanya peraturan Bupati (Perbup) Lombok Timur tentang pemekaran desa;
2. Jumlah penduduk yang padat;
3. Wilayah yang luas;
4. Adanya ketimpangan pembangunan di masing-masing dusun;
5. Ingin mendekatkan pelayanan kepada masyarakat;
6. Ingin lebih mandiri dan lebih maju.
9
BAB III
KONDISI GEOGRAFIS
Desa Tetebatu Selatan terletak di ketinggian 690 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Dengan curah hujan berkisar pada 2000 s/d 2.500 mm pertahun, rata-rata 4 bulan/tahun. Suhu udara
rata-rata 19 s/d 25 derajat Celcius. Topografi adalah tanah berwarna kecoklatan, terkstur berdebu
dengan ketebalan sekitar 0.3 meter.
Luas wilayah ± 369.089 Ha. Komisi peruntukan : 223 Ha, untuk bangunan dan pekarangan
termasuk pemukiman, sarana pendidikan/perkantoran, sarana umum, sarana olahraga, sarana ibadah
dan sarana lainnya. Berikutnya 127 Ha, untuk pertanian dan 20 Ha untuk tegal dan kebun.
Batas – batas Desa :
Sebelah Utara : Desa Tetebatu
Sebelah Selatan : Desa Kotaraja
Sebelah Timur : Desa Kembang Kuning
Sebelah Barat : Desa Pringgajurang Utara
Jarak Desa Tetebatu Selatan ke ibukota kecamatan sekitar 13 km dan waktu yang dibutuhkan
untuk samapai ke desa ini adalah sekitara 20 menit menggunakan sepeda motor, sedangakan kalau
ditempuh dengan menggunakan jalan kaki maka akan nyampai sekitar 4,5 jam. Sedangkan jarak desa
dari ibukota kabupaten sekitar 23 km dengan waktu tempuh 1 jam dengan sepeda motor dan sekitar 6
jam dengan menggunakan jalan kaki. Sementara orbitasi ke ibukota provinsi, berkisar pada 45 km
dengan waktu tempuh 2 jam. Untuk menuju desa ini maka bisa menggunakan sepeda motor ataupun
kendaraan umum.
A. Demografi
Berdasarkan profil Desa Tetebatu Selatan tahun 2016, populasi penduduk berjumlah 5.566
jiwa. Dengan 1,483 Kepala Keluarga (KK) dengan komposisi 2.554 laki-laki dan 3.009 perempuan.
Kepadatan Penduduk 117 jiwa/km2.
Jumlah penduduk tersebut tersebar di 4 dusun yaitu: Dusun Sompang, Dusun Lekong Pituk,
Dusun Penyonggok dan Dusun Lendang Penyonggok.
Mata Pencaharian Penduduk :
- TNI / POLRI : 3 Orang
- Tani : 410 Orang
10
- Pedagang : 115 Orang
- Pegawai Negeri : 34 Orang
- Penjahit : 15 Orang
- Montir / Sopir : 40 Orang
- Karyawan Swasta / Buruh : 200 Orang
- Tukang kayu : 20 Orang
- Tukang batu : 30 Orang
- Guru Swasta : 65 Orang
- Lain – Lain : - Orang
Dari data propesi tersebut bahwasanya profesi yang mendominasi adalah petani baik sebagai
petani pemilik lahan maupun petani penggarap (buruh tani) ini disebabkan karena lahan pertanian di
desa ini masih cukup luas.
B. SOSIAL BUDAYA
Sebagai desa baru dan berada di bawah lingkar TNGR tentu banyak permasalahan socsial yang
terjadi di masyrakat di antaranya:
a. Kesehatan Masyarakat
Terdapat 1 unit poskesdes, 1 orang paramedis, 2 orang bidan dan 1 orang dukun terlatih.
Cakupan Imunisasi :
IMUNISASI
HB 0-7 Hari BCG /
Polio I
DPT/HB
(1) / Polio
II
DPT/HB
(2) / Polio
III
DPT/HB
(3) / Polio
IV
Campak
100 % 100 % 90 % 95 % 97 % 88 %
b. Kesehatan Lingkungan
1. Pengelolaan Sampah
Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di Desa Tetebatu Selatan masih sangat rendah
sehingga tingkat kesadaran tentang pengelolaan sampah masih kurang. Rata – rata sampah
yang dihasilkan per keluarga minimal 1,5 kg sampah setiap harinya, baik sampah organik
ataupun anorganik, salah satu cara dalam mengatasi permasalahan tersebut dengan cara
melakukan kegiatan masyarakat di antaranya gotong royong setiap sekali seminggu yang
langsung dilakukan dari berbagai unsur baik itu dari unsur pemerintahan desa ataupun
11
masyarakat sekitar, namun usaha yang dicapai belum cukup maksimal karena tingkat
pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai pengolahan sampah sangat minim, di
samping kurangnya sarana dan prasaran yang kurang memadai terutama belum adanya
tempat pembuangan dan mesin penghancur sampah (alat daur ulang sampah organik /
anorganik).
2. Keadaan Mata Air
Mata air di desa ini masih cukup banyak sehingga ketersedian air untuk warga sekitar masih
bisa dipenuhi baik untuk kebutuhan sehari-hari rumah tangga maupun kebutuhan irigasi
pertanian terutama pada saat musim penanaman padi.
Jumlah Mata Air : 10 Unit
Pemanfaat : 1.447 KK
Sumur Gali : 3
Pemanfaat : 10 KK
Pipa / Bak : 14 Unit
Pemamfaat : 1.483 KK
Sungai : 1
C. SARANA DAN PRASARANA
Kemajuan suatu desa tidak terlepas dari sarana pendukung yang ada, demikian juga desa
Tetebatu Selatan sejak menjadi desa definif terus berupaya untuk melengkapi sarana dan prasarana
penunjang desa.
1. Pendidikan
Sarana dan prasana pendidikan formal berupa 1 SMA/sederajat, 3 SMP/sederajat, 3
SD/sederajat dan 4 TK/sederajat. Jumlah guru dan murid sebagai berikut :
No.
TINGKATAN
GURU MURID
PNS Swasta Laki Perempun
1 SLTA/ Sederajat 2 23 74 90
2 SLTP / Sederajat 5 59 305 350
3 SD / Sederajat 24 45 320 315
4 TK / Sederajat 1 23 70 90
Jumlah 32 148 769 845
12
Pendidikan nonformal, yaitu 4 unit TPA / TPQ , dan 2 Lembaga Pendidikan
Keagamaan (Pondok Pesantren) dan 1 unit PKBM (Pusat Kegiatan belajar masyarakat).
Tingkat Pendidikan Penduduk :
Tingkat pendidikan penduduk dari tahun ketathun terus mengalami peningkatan baik
dari tingkat TK/PAUD samapi perguruan tinggi, bahkan beberapa orang sudah bergelar
pasca sarjana (S2) sehingga menambah kualitas penduduk di desa ini sebagai upaya
membangun desa kedepan. Dari data tahun 2016 dapat dilihat tingkat pendidikan
penduduk.
o Pasca Sarja ( S-2 ) : 2 Orang
o Sarjana ( S1 ) : 150 Orang
o Diploma -3 : 49 Orang
o Diploma -2 : 79 Orang
o Diploma -1 : 48 Orang
o SMA / Sederajat : . 797 Orang
o SMP / Sederajat : 678 Orang
o SD / Sederajat : 1.225 Orang
o Tidak Tamat SD : 978 Orang
o Tidak pernah sekolah : 989 Orang
2. Prasarana Ekonomi :
Untuk menumbuh kembangkan perekonomian warga di desa ini, maka upaya menuju arah
sana terus dilakukan dengan penyediaan sarana dan prasarana ekonomi, di antaranya dapat
dilihat pada table berikut ini:
No. Jenis Jumlah / Unit
1 Toko / Swalayan 3
2 Kios / Kelontong 30
3 Pasar Desa -
4 Koperasi 1
5 Pengerajin 3
7 Usaha Peternakan 3
8 Penggilingan Padi 2
9 Usaha Pembuatan gula aren 10
10 Sarana Akomodasi -
13
11 Home industry 5
12 Hotel/penginapan 7
13 Lesehan dan warung makan 7
3. Prasarana Komunikasi dan Penerangan
Terdapat fasilitas listrik melalui jaringan Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).
4. Prasarana dan Sarana Transportasi
Infrastruktur jalan raya : jalan aspal (3 km) dan jalan tanah (15,5 km).
5. Sarana Transportasi Darat :
No. Jenis Jumlah
1 Pick-up 10
2 Kendaraan Sepeda Motor 318
3 Truk 5
4 Cidomo Becak 2
6. Perumahan
No. Jenis Rumah Jumlah/Unit
1 Permanen 200
2 Semi Permanen 251
3 Darurat 50
4 Dinding Tembok 500
5 Dinding Bambu 175
6 Lantai Keramik 99
7 Lantai Semen 800
8 Lantai Tanah 150
14
7. Jalan Desa
No.
Jenis jalan
Panjang /km
Kondisi
Rusak Berat Rusak Ringan Baik
1 Jalan Aspal 2
2 Jalan Tanah 5,3 Km
3 Jambatan Desa 3
8. Prasarana Irigasi
- Panjang Saluran Primer : 604 Meter
- Panjang Saluran Skunder : 1.252 Meter
- Jumlah Pintu Pembagi Air : 9 Unit
9. Prasarana Sosial
Rumah ibadah berupa masjid 6 unit, musholla 14 unit dan langgar (santren) dan 1 Panti Asuhan.
D. Pemerintahan dan Kelembagaan Desa
Desa Tetebatu Selatan terbentuk pada tahun 2010. Wilayah Desa Tetebatu Selatan dibagi
dalam 4 kekadusan dan 32 RT. Perangkat Desa berjumlah 6 orang : Seorang Kepala Desa (Kades).
Tingkat pendidikan : Kepala Desa, Diploma III dan Perangkat Desa berpendidikan sarjana dan
SMA. Sampai dengan sekarang Pemerintah Desa telah menetapkan 3 Peraturan Desa, sedangkan
besarnya APBDes untuk Tahun 2015 mencapai angka Rp. 1.028.402.587.
Dalam rangka menjalanakan pemerintahan dan pelayanan terhadap masyarakat pemerintah
dan lembaga desa memiliki fungsi dan tugas sebagai berikut:
1. Kepala Desa
Kepala Desa merupakan orang yang berkedudukan sebagai kepala pemerintah di desa.
Kedudukan Kepala Desa berada langsung di bawah Bupati dan ia bertanggung jawab kepada
Bupati melalui Camat. Fungsi dan tugas dari Kepala Desa adalah memimpin
penyelenggaraan pemerintahan serta pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan desa.
Berikut adalah nama-nama Kepala Desa yang pernah menjabat di Desa Tetebatu Selatan:
1. Putra, S.Sos (2010-2012)
2. Gunanto (2012-sekarang)
15
2. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
BPD merupakan suatu lembaga tingkat desa yang anggotanya terdiri dari Ketua Rukun
Warga, pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama, serta tokoh atau pemuka
masyarakat lainnya. Anggota BPD merupakan wakil dari penduduk desa yang bersangkutan
yang dipilih dalam musyawarah mufakat dengan masa jabatan dari anggota BPD adalah 6
tahun. Fungsi BPD yaitu menetapkan peraturan desa bersama dengan Kepala Desa dan
menampung serta menyalurkan aspirasi masyarakat.
3. Sekretaris Desa (Sekdes)
Kedudukan dari Sekretaris Desa adalah sebagai unsur staf yang membantu Kepala Desa serta
memimpin sekretariat desa. Adapun tugas utama dari seorang Sekretaris Desa adalah
membantu tugas Kepala Desa dalam melaksanakan tugas-tugas ketatausahaan yang meliputi
administrasi, kepegawaian, keuangan, umum, perlengkapan, perencanaan, evaluasi, serta
laporan.
4. Kepala Urusan (Kaur)
Kepala urusan berfungsi untuk membantu kerja-kerja Kepala Desa dan sekertaris desa dalam
penyelenggaraan pemerintahan di desa adapun kepala urusan tersebut antara laian: KAUR
pemerintahan, kaur umum, kaur trantib, kaur pembangunan, kaur keuangan, kaur kesra.
5. Kepala Dusun (Kadus)
Kedudukan Kepala Dusun adalah sebagai unsur kewilayahan yang membantu pelaksanaan
tugas dari Kepala Desa di lingkup kerjanya. Adapun tugas dari Kepala Dusun adalah
KETUA
ZOHRI RAHMAN, SH,.
ANGGOTA
JUNEP
ANGGOTA
SAHINI, S.Pd
ANGGOTA
SAPRI
ANGGOTA
PATMAWADI
KEPALA DESA
GUNANTO
WAKIL KETUA
DRs. PESURIE DARMA
SEKRETARIS
MA`SUM, S.PdI
16
membantu Kepala Desa dalam menjalankan kebijakan serta kegiatan di bidang
pemerintahan, ketentraman dan ketertiban, pembangunan, serta kemasyarakatan.
Adapun Kepala Dusun saat ini semunya merupkan pejabat sementara, sambil menunggu
aturan yang jelas tentang pengangkatan Kadus, ke-5 orang kadus tersebut ialah:
1. Kadus Lendang Penyonggok : Herman Fauzi
2. Kadus Penyonggok : H. Marsa`id
3. Kadus Sompang : Saprudin
4. Kadus Lekong Pituk : Kudin
6. Lembaga Kemasyarakatan Desa
Selain Pemerintah Desa dan BPD, ada satu lagi lembaga yang juga berperan penting dalam
penyelenggaraan pemerintahan desa. Lembaga tersebut adalah lembaga kemasyarakatan.
Lembaga non-pemerintah ini dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan. Lembaga kemasyarakatan berfungsi sebagai pendukung Pemerintah Desa.
Tugasnya adalah membantu Pemerintah Desa dalam menyelenggarakan pemerintahan desa.
Struktur organisasi LKMD Desa Tetebatu Selatan:
Ketua : H. Lalu Amedan, SIP
Sekretaris : Ma`sum, QH,.S.PdI
Seksi-seksi:
1. Agama dan ibadah : Sahlan
2. Pendidikan & kebudayaan : Lalu Padli
3. Ekonomi & keperasi : Salman
4. Pemuda dan olahraga : Zulkifli
5. Keparawisataan : Hadirin
6. Pengembangan adat : Lalu Mawardi
7. Perlindungan hokum : H.M Said
8. Keamanan desa : Amak Marzuki
7. Karang Taruna
Karang Taruna merupakan wadah bagi generasi muda untuk mengekspresikan jiwa
mudanya. Karang Taruna di Desa Tetebatu Selatan bernama Karang Taruna XXXXX.
8. POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu)
Posyandu dibedakan menjadi dua yaitu Posyandu Balita dan Posyandu Lansia. Kegiatannya
meliputi penimbangan rutin bagi balita dan lansia, pemberian makanan tambahan bagi balita
dan lansia, penyuluhan kesehatan bagi balita dan lansia. Jumlah Kader Posyandi Desa
Tetebatu Selatan adalah sebanyak 35 orang.
17
9. Tim Penggerak PKK
Tim Penggerak PKK Desa mempunyai tugas membantu Pemerintah Desa dan merupakan
mitra dalam pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga seperti menggali,
menggerakan dan mengembangkan potensi masyarakat, khususnya keluarga untuk
meningkatkan kesejahteraan keluarga sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan.
Adapun jumlah anggota PKK Desa Tetebatu Selatan adalah 27 orang dengan Struktur
pengurus Inti PKK sebagai berikut:
Ketua : Lidyawati Purnamasari
Sekretaris : Nurul Hidayah
Bendahara : Hakiah
10. RT dan RW
Kepala Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) mempunyai tugas membantu
Pemerintah Desa dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan. RT dan RW dalam
melaksanakan tugasnya mempunyai fungsi:
1. Pendataan kependudukan dan pelayanan administrasi pemerintahan lainnya;
2. Pemeliharaan keamanan, ketertiban dan kerukunan hidup antar warga;
3. Pembuatan gagasan dalam pelaksanaan pembangunan dengan mengembangkan aspirasi dan
swadaya murni masyarakat;
4. Penggerak swadaya gotong royong dan partisipasi masyarakat di wilayahnya.
E. Kondisi Sumber Daya Alam
1. Potensi Pertanian dan Perkebunan
Melihat dari luasnya lahan pertanian dan perkebunan desa ini, sehingga menyumbang
banyaknya potensi pertanian dan peternakan yang dihasilkan dan dikembangkan. Di antara
potensi-potensi tersebut bisa dilihat pada tabel berikut ini:
NO POTENSI SDA PRODUKSI
1 Bambu Tebang sesuai kebutuhan
2 Durian Panen
3 Manggis Panen
4 Gula Aren Dari nira dibuat menjadi gual
5 Alpokad Panen
6 Pisang Di produksi
7 Kepundung/Kaliasem Panen
8 Labu Siam + Pakis Panen
9 Ubi Panen
10 Bamboo Muda/Rebung Panen-kupas –di iris-dijual kepengepul
11 Nangka Panen
12 Lemboro Panen-di kupas-dijual kepengepul
18
2. Peternak
Salah satu mata pencaharian warga yang banyak di Desa Tetebatu Selatan adalah peternak, baik
peternak pemilih hewan ternak maupun menjadi buruh ternak. Mereka bukan saja dari kalangan
peternak laki-laki akan tetapi sebagian mereka yang ditinggalkan oleh suaminya mengambil alih
peran tersebut dengan menjadi peternak.
Di antara hewan ternak yang banyak mereka pelihara dan kembangkan adalah:
a. Sapi : 300 Ekor
b. Ayam : 10.000 Ekor
c. Bebek : 1.750 Ekor
d. Kuda : 5 Ekor
e. Merpati : 1.000 Ekor
F. Kehidupan Sosial Perempuan
Melihat perspektif gender di Desa Tetebatu Selatan dari kacamata kesetaraan gender, maka
dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa:
1) Relasi Perempuan dan Laki-laki di Level Keluarga dan Masyarakat
Relasi antara laki dan perempuan hampir tidak memiliki sekat namum sering kali beban kerja
bagi perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki, karena selain bekerja di dalam
rumah perempuan juga dituntut untuk bekerja di luar rumah yaitu di sawah dan ladang untuk
membantu pekerjaan suami dan keluarga mereka. Di sektor pertanian misalnya, selain
menyiapkan masakan untuk keluarga perempuan juga diminta untuk menyiangi, mengairi
bahkan sampai mengangkut tanam dari sawah ke rumah. Atau di sektor peternkan misalnya
perempuan harus mengambil rumput di hutan untuk makanan ternak dan langsul dipikul sendiri.
2) Akses dan Partisipasi dalam Pembangunan Desa
Masyarakat Desa Tetebatu Selatan sudah memiliki kesadaran akan peran pentingnya perempuan
dalam pembangunan desa terbukti dengan keterlibatan 2 perempuan dari 6 Kaur di desa ini.
Akan tetapi masih saja sebagian perempuan di desa ini menganggap dirinya tidak begitu penting
atau layak menduduki posisi tersebut terbentur karena izin suami akses kesana kemari yang
terbatas. Kondisi tersebut juga menyebabkan perempuan memiliki peranan di masyarakat atau
di desa pada persoalan domistik, pelayanan posyandu dan sebagai pengurus PKK.
3) Kebijakan dalam Rumah Tangga
Profesi yang dilakoni warga Desa Tetebatu Selatan sangat beragam, ada yang sebagai petani,
buruh tani, peternak, buruh ternak, pelaku wisata dan lain-lain. Dengan keberagaman profesi
tersebut tidak menjadi batasan bagi masyarakat untuk menjalin hubungan antara yang satu
dengan yang lainya, tetapi jika ditinjau dalam keluarga misalnya relasi antara laki dan
perempuan bagi masyarakat Desa Tetebatu Selatan masih mendominasi laki-laki dari pada
19
perempuan, dilihat misalnya dalam pengaturan rumah tangga yang cendrung menginisiasi
segala sesuatunya adalah para lelaki.
4) Manfaat
Kecenderungan laki-laki yang lebih banyak terlibat dari pada perempuan sangat berdampak
positif terhadap laki-laki, misalnya dalam struktur pemerintahan atau kelembagaan
kemasyarakatan lebih dominan laki-laki yang menjadi ketua pengurus dibanding dengan
perempuan.
G. Kondisi Perekenomian
Lembaga keuangan yang dimiliki oleh Desa Tetebatu Selatan adalah Badan Usaha Milik
Desa (BUMDes) terbentuk pada bulan November tahun 2015 dengan nama BUMDes Pusaka TBS.
Sumber anggaran dari BUMDES ini adalah ADD, adapun tahap pertama anggaran sejumlah
Rp.14.100.000 (empat belas juta seratus ribu rupiah) yang dikeluarkan pada bulan November
selanjutnya pada bulan Desember sebesar Rp.28.000.000 (dua puluh delapan juta rupiah).
Badan Usaha Milik Desa pada saat ini masih bergerak dalam hal simpan pinjam yang
menyasar para pedagang, petani, pengojek dan calon wirausaha baru. Sampai saat ini BUMDes
sudah diakses 45 orang warga dan sudah memiliki omzet sampai bulan ini 50 juta. Para peminjam
minimal diberikan Rp.500.000 dan maksimal Rp.5.000.000 dengan bagi hasil (2,5%) dengan waktu
peminjaman antara 1 bulan samapi 1 tahun dengan sistem seteron perbulan.
Keberadaan BUMDes ini sangat dirasakan positif oleh masyarakat dalam rangka
menunjang perekonomian warga di desa serta memutus mata rantai rentenir.
Untuk menjaga exsistensi BUMDes Pemerintah Desa Tetebatu Selatan membentuk
pengurus dengan komposisi sebagai berikut:
Ketua : Hatiah
Sekretaris : Hilmiati
Bendahara : Lidiawati Purnamasari
H. Program Konservasi
Desa Tetebatu Selatan di bawah kepemimpinan Bapak Gunanto, bisa dikatakan banjir
program karena sang Kepala Desa banyak dikenal oleh penggiat-penggiat sosial di samping
keterbukaannya menerima segala bentuk program tersebut.
Pada kurun waktu bebrapa tahun ini puluhan program dari pelbagai lembaga dan LSM
sudah banyak menyentuh desa yang tergolong seumur jagung ini. Di antara program tersebut antara
lain:
20
No Jenis Program Lembaga Tahun Keterangan
1 Sanitasi YMP 2014 Mendorong pengadaan jamban warga
2 Penghijauan Ponpes Nurul
Haramain
2014 Penanaman 2.500 pohon
3 Penghijauan PEMKAB
LOTIM
2014 Penanaman 150 bibit durian
4 Biogas Dinas ESDM
LOTIM
2015 Pemanfaatn kotoran sapi menadi gas
5 Biogas Dinas ESDM
Pov. NTB
2016 Pemanfaatn kotoran sapi menadi gas
6 Pemanafaatn pekarangan
rumah
MITRA
SAMYA
2015 Penanaman tanamana holtikultura di
pekarangan tumah
7 Pengadaan bibit sayur-
sayuran
Konsepsi 2015 Bantuan dan penanaman bibit sayur-
sayuran di dusun lendang penyonggok
8 Pemetaan dan
pemanfaatan HHBK
WWF 2016 Peningkatan kafasitas warga kawasan
TNGR untuk pemanfaatn HHBK
9 LLB ADBMI 2014
10 Greenback 2.0 Word bank 2016 Mendekatkan penerimaan remitence
TKI
21
BAB IV
SEJARAH MIGRASI
A. Peletak Sejarah Migrasi
Berdasarkan hasil analisis yang kami lakukan bahwasanya warga pertama kali bermigrasi
pada tahun 1980-an adalah Mas`ud berangkat pada tahun 1986 dengan rute Tetebatu-Tanjung Luar-
Malaysia Barat. Dia mendapat informasi dari seorang calo di Tanjung Luar namanya Dulaji, biaya
keberangkatan Rp.125.000 diberikan dari calo selama di Malaysia hanya mengirim uang
Rp.400.000 harga 3 ekor sapi yang dititip sama temannya. Disusul kemudian oleh Sahnam
berangkat pada tahun 1987 dengan Tetebatu-Lembar-Malaysia Barat dengan biaya Rp.115.000
dengan menggadai rumahnya, adapun rumah dibayarin keluarga karena tidak punya hasil untuk
mengambalikan hutangnya tersebut.
Adapun Pendataan TKI pada tahun 2016 yang dilaksanakan oleh ADBMI melalui interview
door to door berjumlah 397 orang terdiri dari 380 TKI laki-laki dan 17 TKI perempuan. Adapun
perbandingan jumlah TKI masing-masing dusun digambarkan dalam diagram berikut:
Sumber : pendataan BMI tahun 2016
Pada data ini dusun penyumbang TKI terbanyak berada pada dusun Lendang Penyonggok,
dusun yang langsung berbatasan dengan hutan kawasan TNGR.
B. Faktor Penyebab Migrasi
Berdasarkan interview yang kami lakukan kepada warga yang sudah bermigrasi di Desa
Tetebatu Selatan, ditemukan beberapa penyebab banyaknya warga bermigrasi yang telah dimulai
pada tahun 1980-an tersebut di antaranya:
Perceraian (single parent)
Mencari modal usaha
Ingin membuat rumah
Hasil lahan yang tidak mendukung
LEKONG PITUK 20% SOMPANG
17%
PENYONGGOK 22%
LENDANG PENYONGGOK
41%
78 65
79
158
3 3 7 4
LEKONG PITUK SOMPANG PENYONGGOK LENDANGPENYONGGOK
JUMLAH TKI
TKI Total TKI L TKI P
22
Cerita menarik dari tekong
Terlilit hutang
Ingin menyekolahkan anak
Upah kerja di luar negeri lebih banyak
Penghasilan keluarga TKI di Desa Tetebatu Selatan bisa digambarkan melalui diagram
berikut ini, dan demikian juga pekerjaan yang dilaksanakan.
Tabel 2.1 Data Berdasarkan Komunitas BMI
Sumber: Pendataan BMI ADBMI Tahun 2016
Sumber : Pendataan BMI ADBMI Tahun 2016
C. Timeline migrasi desa Tete Batu Selatan
Adapun timeline migrasi di Desa Tetebatu Selatan dapat dilihat pada tabel berikut:
NO NAMA BERANGKAT RUTE
BERANGKAT
BIAYA
BERANGKAT
CARA
MEMPEROLEH
BIAYA
HASIL
1 MAS`UD 1986 TBS-Tanjung 125.000 Dikasih calo 400.000
1 5
63 57 5 3 1
79
18 17 6 42
66
5 3 23 14
142
62 12 9
PETANI BURUHTANI
PEDAGANG BURUHLEPAS
IRT PETERNAK LAINNYA
PEKERJAAN
DATA BERDASARKAN PEKERJAAN
LEKONG PITUK SOMPANG
PENYONGGOK LENDANG PENYONGGOK
PEKERJAAN
49 75 69
158
71
19 42
95
31 4 4 12 3 3
21
LEKONG PITUKSOMPANGPENYONGGOKLENDANG PENYONGGOK
DATA BERDASARKAN PENGHASILAN
PENDAPATAN <300000 PENDAPATAN 300,000-600,000
PENDAPATAN 600,000-1,000,000 PENDAPATAN <1,000,000
23
Luar-Malaysia
Berat
(dulaji) dari
tanjung luar
Cara mengirim
melalui teman
2 Sahnam 1987 TBS-keTBS
calok
(Lingkung)-
Lembar-
Malaysia
115.000 Gadai rumah Tidak ada hasil,
rumah tergadai
dibayar keluarga
3 Mungguh 1989 TBS-Lembar-
Malaysia
750.000 Jual sapi Kehidupan
sehari-hari
4 Ahmad
syakirin
1995 TBS-Lembar-
Tanjung Periuk-
Tanjung Bale-
Malaysia Barat
450.000 Jual sapi Tidak ada hasil
5 Halwi 1996 TBS-Sumbawa-
Tanjung Periuk-
Malaysia
400.000 Jual sapi Membawa alat
pertanian berupa
cangkul
6 Mulyadi 1998 TBS-Lembar-
Batam-Malaysia
Barat-Pahang
1.500.000 Meminjam di
tetangga
Biaya menikah
7 Zaini 2000 TBS-Lembar-
Malaysia Barat
1.900.000 Meminjam di
saudara
Bangun rumah,
sepada motor,
beli TV dan HP
8 Sukirman 2006 TBS-Rembiga-
Jakarta-Malaysia
2.500.000 Meminjam
dengan
kembalian
3.600.000
Tanggap gadai
sawah
9 Suparman 2008 Tbs-Rembiga-
Jakarta-Malaysia
2.500.000 Meminjam
kembali
3.000.000
Bangun rumah,
beli traktor, HP,
Leptop dan TV
10 Herman
Fauzi
2009 TBS-Rembiga-
Jakarta-Malaysia
4.500.000 tabungan 1.500.000
11 Abdullah 2011 (bulan 2) Tbs-rembiga-
Surabaya-
Malaysia
4.200.000 meminjam Beli motor, HP,
bayar hutang
12 Abdullah
M
2011 (Bulan
11)
TBS-BIL-KL-
Malaysia
4.500.000 Jual kayu,
tabungan
Bikin rumah,
biaya nikah, beli
motor, HP dan
leptop
13 Ahmad
yani
2014 TBS-BIL-
Malaysia
5.500.000 Meminjam di
saudara
Beli TV,
perbaikan
rumah, tanggap
gadai sawah, HP
14 Fatriatun
Hasmiati
1994 TBS-Lembar-
Malaysia Barat
Menikah dengan
orang setempat
D. Proses dan Jalur Migrasi
Proses yang banyak dipakai oleh warga bermigrasi dari periode ke periode antara lain:
perseorangan, undocuments (gelap), melancong dan jalur resmi melalui PPTKIS. Tetapi pada
periode perdana banayak di anatara waraga masyarakat yang yang memilih jalur
gelap/undocuments, tidak memikirkan resiko karena masih pada saat itu tidak terlalu ketat dan juga
masih belum bergentayangannya tekong-tekong ke pelosok desa.
24
Adapun jalur yang dipakai warga bermigrasi pada periode perdana adalah dengan
menggunakan jalur darat dan laut sehingga membutuhkan beberapa hari sampai 1 minggu di tengah
laut. Lalu kemudian pada periode 1990-an para TKI sudah ada yang menggunakan pesawat. Rute
yang ditempuh mana kala TKI bermigrasi dengan menggunakan jalur laut yaitu: Tetebatu Selatan-
Lembar-Tanjung Periuk Jakarta-Malaysia Barat. Ada juga jalur yang lain: Tetebatu Selatan-Tanjung
Luar-Padang Bae-Jember-Jakarta Utara-Tanjung Pinang.
E. Dampak Perubahan yang Dihasilkan oleh Para Migran
Perubahan/dampak yang terjadi di masyarakat secara umum dari migrasi tidak berpengaruh
pada kehidupan sosial, kalaupun ada perubahan yang dibawa tidak bersifat permanen seperti halnya
bahasa misalnya kata-kata yang diadopsi: “mancis, kasut, setakat, pusing, rehat, sim card / prepaid,
dan hal”. Perubahan bahasa itu dipengaruhi oleh pergaulan mereka selama di luar negeri, Malaysia.
Namun semua tidak berlangsung lama satu atau dua bulan kemudian mereka akan kembali memakai
bahasa asliya dan bergaul seperti biasa sebagaimana mestinya dengan masyakat. Dari segi
perumahan/pemukiman penduduk dulunya menggunakan dinding dari bambu (bedek) menjadi BM
banyak rumah – rumah batu (rumah permanen).
F. Penyelesaian Kasus Buruh Migran
Pada dasarnya permasalahan buruh migran cukup banyak. Hanya saja pra masuknya
ADBMI di desa ini tidak ada yang begitu peduli terhadap persoalan tersebut, sehingga kasus-kasus
tersebut tidak ada yang mempermasalahkannya.
Tetapi berbeda saat masuknya ADBMI beberapa tahun yang lalu di desa ini yang membawa
misi migrasi sehat/aman dengan memberikan edukasi kepada warga dan Pemerintah Desa. Sehingga
saat ini Pemerintah Desa sudah mulai menertibkan para perekrut tenaga kerja, pembuatan
administrasi TKI di desa diperketat salah satunya adalah bagaimana yang bersangkutan ketika
membuat surat izin keluarga harus diperiksa kelengkapannya dan harus datang tanpa perwakilan.
Sehingga warga saat ini sudah mualia memahami akan pentingnya proses yang prosedural dalam
bermigrasi.
G. Ukuran Kesuksesan Migrasi
Indikator kesuksesan warga dalam bermigrasi tergolong masih klasik artinya masih tidak
jauh beda dengan indikator kesuksesan pada awal-awal bermigrasi, beberapa indikator kesuksesan
yang kami bisa rangkum dari kunjungan warga dan diskusi komunitas antara lain:
1. Dapat membangun rumah
2. Bisa membeli dan mengganti motor bahkan ada yang sudah membeli mobil
3. Mampu membeli dan gonta ganti HP canggih
4. Dapat menyekolahkan anaknya sampai ke jenjang yang lebih tinggi
5. Dapat memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari
25
6. Sebagian kecil sudah bisa membuka usaha berinvestasi (investasi ternak, tanah dll)
7. Dapat melunasi hutang
8. Menyewa lahan pertanian
9. Mencari modal untuk menikah (bagi yang muda)
H. Pandangan Umum Masyarakat Terhadap Buruh Migran Perempuan (TKW)
Dari data jumlah TKI/TKW yang dirilis diatas sangat jelas sekali jumlah TKI 397 orang
terdiri dari 380 TKI laki-laki dan 17 TKI perempuan Desa Tetebatu Selatan. Ternyata hal ini sangat
dipengaruhi oleh cara pandang masyarakat kepada perempuan bahwa awal–awalnya menjadi buruh
migran perempuan di desa ini adalah suatu hal yang sangat tabu karena ada anggapan kalau
perempuan meninggalkan rumah berarti pekerjaan yang mereka lakukan adalah negatif.
26
BAB V
KEMISKINAN
Kemiskinan merupakan masalah yang muncul ketika seseorang atau sekelompok orang tidak
mencukupi tingkat kemakmuran ekonomi yang dianggap sebagai kebutuhan minimal dari standar hidup
tertentu. Kemiskinan hampir melanda setiap desa yang ada di Lombok Timur baik yang di daerah subur
yang kaya dengan potensi sumber daya alamnya maupun daerah yang kering dan tidak banyak potensi
sumber daya alamnya. Demikian juga yang terjadi di daerah kaki Gunung Rinjani yakni Desa Tetebatu
Selatan yang melimpah ruah akan potensi sumber daya alamnya. Akan tetapi cukup banyak waraganya
yang juga memilih menjadi TKI ke luar negeri untuk menyambung hidup diri dan keluarganya. Untuk
itu target program ini adalah mereka yang tergolong miskin dari keluarga TKI dengan berbagai
indikator kemiskinan yang telah disepakati dalam lokakarya dan dihimpun dari diskusi komunitas I dan
II yang diadakan oleh Konsorsium ADBMI & Friends.
Berbicara indikator kemiskinan di setiap lembaga baik pemerintah maupun non pemerintah ada
saja perbedaan. Berikut ini akan dipaparkan indikator kemiskinan menurut beberapa lembaga dan
perbandingannya menurut masyarakat sendiri yang diambil dari hasil diskusi-diskusi dan lokakarya
yang dilakukan dalam rangka menentukan penerima manfaat dari kalangan komunitas buruh migran.
Indikator utama kemiskinan menurut BAPPENAS dapat dilihat dari:
1) kurangnya pangan, sandang dan perumahan yang tidak layak
2) terbatasnya kepemilikan tanah dan alat-alat produktif
3) kuranya kemampuan membaca dan menulis
4) kurangnya jaminan dan kesejahteraan hidup
5) kerentanan dan keterpurukan dalam bidang sosial dan ekonomi
6) ketakberdayaan atau daya tawar yang rendah
7) akses terhadap ilmu pengetahuan yang terbatas.
Menurut Bank Dunia indikator kemiskinan yaitu:
1) kepemilikan tanah dan modal yang terbatas
2) terbatasnya sarana dan prasarana yang dibutuhkan, pembangunan yang biaskota
3) perbedaan kesempatan di antara anggota masyarakat
4) perbedaan sumber daya manusia dan sektor ekonomi
5) rendahnya produktivitas
6) budaya hidup yang jelek
7) tata pemerintahan yang buruk
8) dan pengelolaan sumber daya alam yang berlebihan
BPS mengartikan kemiskinan sebagai ketidakmampuan untuk memenuhi standar minimum
kebutuhan dasar yang meliputi kebutuhan makanan maupun non-makanan. Dari sisi makanan, BPS
menggunakan indikator yang direkomendasikan oleh Widyakara Pangan dan Gizi tahun 1998 yaitu
27
kebutuhan gizi 2.100 kalori per orang per hari, sedangkan dari sisi kebutuhan non-makanan tidak hanya
terbatas pada sandang dan papan melainkan termasuk pendidikan dan kesehatan. Model ini pada intinya
membandingkan tingkat konsumsi penduduk dengan suatu garis kemiskinan (GK), yaitu jumlah rupiah
untuk konsumsi per orang per bulan. Sedangkan data yang digunakan adalah data makro hasil Survei
Sosial dan Ekonomi Nasional (Susenas).
Dalam kehidupan masyarakat yang tergolong penduduk miskin berdasarkan kemampuannya
memenuhi kebutuhan hidupnya, menurut Badan Pusat Statistik:
1) Penduduk dikatakan sangat miskin apabila kemampuan memenuhi konsumsi makanan hanya
mencapai 900/kalori/orang/hari ditambah kebutuhan dasar atau setara dengan Rp.
120.000/orang/hari.
2) Penduduk dikatakan miskin apabila kemampuan memenuhi konsumsi makanan hanya mencapai
antara 1900/2100 kalori/orang/hari ditambah kebutuhan dasar atau setara dengan Rp. 120.000-Rp.
150.000/orang/bulan. Penduduk dikatakan mendekati miskin apabila kemampuan memenuhi
konsumsi makanan hanya mencapai 2100/23000 kalori/orang/hari dan kebutuhan dasar atau setara
dengan Rp. 150.000-Rp. 175.000/orang/bulan.
Menurut versi masyarakat Desa Tetebatu Selatan sendiri hasil diskusi komunitas dan lokakarya sebagai
berikut:
1. Ukuran rumak 4x6
2. Tidak sekolah atau Warga yang hanya tamat SMP/Sederajat karena tidak bisa memenuhi biaya
pendidikan
3. Warga masih banyak yang belum bisa baca tulis
4. Penghasilan orang tua tidak tetap
5. Penghasilan kurang dari 1,5 juta
6. Tidak memiliki pekerjaan
7. Tempat tinggal tidak bersih karena tidak ada WC
8. Pembelian baju masih cuman satu kali dalam satu tahun
9. Bila sakit hanya bisa berobat ke dukun tradisional karena tidak mampu memnuhi biaya
perobatan
10. Tidak memilik tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai Rp 500.000 seperti sepeda
motor, emas, ternak.
28
BAB VI
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Jika dilihat berdasarkan analisa SWOT, data dan fakta yang tersaji pada bab–bab sebelumnya dapat
ditarik kesimpulan seperti tabel di bawah ini:
No Strengths
(Kekuatan) Weaknesses
(Kelemahan) Opportunity
(Peluang) Threats
(Ancaman)
1 Kemiskinan
a. Terdapat obyek
wisata dan
ekowisata
sebagai sumber
pendapatan
b. Adanya program
pemberdayaan
dan
pendampingan
dari NGO.
c. Terdapat hotel
dan penginapan
d. Adanya kader-
kader muda desa
penggerak
masyarakat untuk
lebih berbedaya
a. Management
pengelolaan
remittance yang
masih rendah.
b. Minimnya
pemberdayaan
masyarakat di
level desa.
c. Kurangya inisiasi
dari masyarakat
setempat.
d. Adanya trauma
masyarkat
berkelompok dan
trauma menabung
a. Peningkatan
kapasitas
masyarkat.
b. Melakukan
pemberdayaan
masyarakat
sesuai yang diatur
dalam undang-
undang desa.
c. Munculnya wira
usaha baru.
d. Memajukan
konsep
ekowisata.
a. Semakin
tingginya
tingkat
persaingan
hidup.
2 Konservasi
a. Memiliki potensi
sumber daya
alam yang cukup,
seperti hasil
hutan bukan kayu
(HHBK).
b. Ada aturan
bersama tentang
pengelolaan dan
perlindungan
hutan
a. Sumber daya
manusia yang
masih rendah.
b. Desa belum
memiliki
masyarakat mitra
polhut dan
kelompok
penyangga hutan
a. Reboisasi dan
konservasi
kawasan hutan.
a. Terjadinya
kekeringan dan
merosotnya
debit air.
3 Migran
a. Jumlah warga
yang bermigrasi
cukup banyak .
b. Adanya
remitence social
dari sebagian TKI
yang memiliki
pengetahuan dan
keterampilan
yang memadai.
c. Penerima
manfaat terdata
by name by
address
a. Tidak ada
pekerjaan
alternatif.
b. Tidak adanya
pembinaan.
a. Peningkatan
kapasitas
masyarakat TKI.
a. Terjadinya
pengangguran
menyebabkan
migrasi daur
ulang yang
terencana
b. Tuntutan
ekonomi rumah
tangga yang
terus
bertambah.
c. Persaingan
hidup
komunitas BMI
29
meningkat
d. Terbatasnya
penerima
manfaat
4 Gender
a. Jumlah penduduk
perempuan lebih
banyak daripada
laki-laki.
b. Terbangunnya
partisipatif
perempuan dan
laki-laki dalam
pembangunan.
c. Penerima
manfaat dari
komunitas TKI
lebih banyak
perempuan
a. Terbatasnya ide
perempuan
diterima dan di
aplikasikan
ketika dilibatkan
dalam
pembangunan
desa
b. Kurangnya
keterlibatan
perempuan secara
penuh.
c. Tufoksi
perempuan lebih
banyak dalam
ranah domistik.
a. Terbukanya
ruang dalam
menyatakan
pendapat.
b. Peran perempuan
lebih banyak
daripada laki-laki
dalam
pembangunan
desa, seperti
dalam
pelaksanaan
sensus penduuk,
pelayanan
kesehatan
(posyandu) yang
mayoritas
pengerjaanya
adalah
perempuan.
a. Terbatasnya
peran
perempuan
dalam
pengambilan
keputusan.
b. Rendahnya
minat
perempuan
dalam
pembangunan.
B. Rekomendasi
Untuk menurunkan tingkat kemiskinan kepada Komunitas TKIdemi tercapainya masyarakat yang
berdaya, maka perlu dilaksanakan bebrapa hal sebagai rekomendasi tindak lanjut diantaranya:
1 Kemiskinan
a. Program pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kapasitas masyarakat yang
dilakukan oleh Pemerintah Desa secara terus menerus.
b. Pembentukan kelompok belajar dan kelompok usaha sebagai sentra ekonomi
masyarakat.
2 Konservasi
a. Diperlukan adanya awik-awik atau aturan yang mengatur tentang pelestarian lingkungan
atau kawasan hutan.
b. Meningkatkan kerjasama dengan dinas instansi terkait atau dengan pihak lain untuk
melakukan pelestarian lingkungan atau kawasan hutan.
c. Penting untuk mengelompokkan masyarakat yang mengelola kawasan hutan dengan
skema yang sesuai dengan peraturan Pemerintah dengan tujuan agar masyarakat yang
mengelola kawasan ikut aktif untuk berpartisipasi dalam menjaga dan melestarikan
kawasan hutan (eks & keluarga BMI).
3 Migran
a. Pemerintah Desa harus lebih pro aktif lagi melakukan perlindungan terhadap buruh
migrant dengan memilki bagian khusus yang menangani issu buruh migrant dalam
struktur Pemerintah Desa.
b. Perlunya merevitalisasi lembaga sosial desa dan mengaktifkan kembali fungsi-fungsinya
sebagai bentuk perlindungan dan pemberdayaan terhadap buruh migrant asal desa.
4 Gender
30
a. Meningkatkan peran perempuan dalam semua aspek pembangunan.
b. Pemerintah Desa harus lebih respek lagi terhadap Program-program perlindungan dan
pemberdayaan perempuan dengan penganggaran di desa atau membangun skema kerja
sama dengan multi pihak.
c. Harus ada solusi pengurangan issu-issu sosial yang menimpa kaum perempuan .
31
BAB VII
PENUTUP
Demikian Dokumen Kajian Sosial Ekonomi Dan Sejarah Buruh Migran Desa Tetebatu Selatan
Kecamatan Sikur disusun dengan harapan agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Tidak lupa
disampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi terhadap tersusunnya dokumen
ini.
Selanjutnya kritik saran dan masukan sangat diharapkan dari semua pihak agar dokumen ini
lebih sempurna karena sangat disadari bahwa dokumen kajian ini masih jauh dari sempurna.