program peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat · pdf fileh. pandangan masyarakat terhadap...

31
1 PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI MASYARAKAT MISKIN YANG MENJADI BURUH MIGRANT DI 12 DESA LINGKAR HUTAN TAMAN NASIONAL RINJANI DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR, MELALUI PENGEMBANGAN BISNIS BERBASIS PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM YANG BERKELANJUTAN & SENSITIVE GENDER ANALISIS SOSIAL EKONOMI DAN SEJARAH BURUH MIGRAN DESA TETE BATU SELATAN KECAMATAN SIKUR DISUSUN OLEH KONSORSIUM ADBMI AND FRIENDS LOMBOK TIMUR Jln. Diponegoro No. 27 Selong

Upload: ngongoc

Post on 06-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI MASYARAKAT · PDF fileH. Pandangan masyarakat terhadap buruh ... itu pergi berburu hewan ke hutan dan melewati ... untuk pertanian dan 20 Ha untuk

1

PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI MASYARAKAT MISKIN

YANG MENJADI BURUH MIGRANT DI 12 DESA LINGKAR HUTAN TAMAN

NASIONAL RINJANI DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR, MELALUI

PENGEMBANGAN BISNIS BERBASIS PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

YANG BERKELANJUTAN & SENSITIVE GENDER

ANALISIS SOSIAL EKONOMI DAN SEJARAH BURUH MIGRAN

DESA TETE BATU SELATAN KECAMATAN SIKUR

DISUSUN OLEH

KONSORSIUM ADBMI AND FRIENDS

LOMBOK TIMUR

Jln. Diponegoro No. 27 Selong

Page 2: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI MASYARAKAT · PDF fileH. Pandangan masyarakat terhadap buruh ... itu pergi berburu hewan ke hutan dan melewati ... untuk pertanian dan 20 Ha untuk

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya sehingga Dokumen Analisis

Sosial Ekonomi dan Sejarah Buruh Migran Desa Tetebatu Kecamatan Sikur ini dapat disusun dan

diselesaikan. Dokumen ini disusun berdasarkan kajian yang dilakukan melalui beberapa tahapan yang

cukup panjang.

Adapun tahapan kegiatan pengumpulan data baik data primer maupun data sekunder yang

dilakukan antara lain melalui wawancara semiterstruktur dari sumber sumber informasi di desa

bersangkutan terutama para pelaku migrasi, Pemerintah Desa dan para pihak yang dianggap relevan

dalam program kegiatan yang dilakukan oleh ADBMI & Friends. Selain itu juga dilakukan berbagai

pertemuan yang dikemas dalam diskusi komunitas dan lokakarya desa untuk melakukan proses

triangulasi data yang diperoleh di lapangan. Selain metode waawancara semi terstruktur juga dipadukan

dengan metode PRA sehingga data yang dihasilkan diyakini akan lebih valid.

Hasil kajian ini nantinya diharapkan dapat menjadi rujukan oleh para pihak terutama pelaksana

program ADBMI & Friends untuk mengintervensi kegiatan program yang akan dilaksanakan dan

merupakan data condition preseden yang dibutuhkan.

Terimakasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung sehingga

tersusunnya dokumen kajian ini dan semoga dapat dimanfaatkan oleh semua pihak untuk kepentingan

pemeberdayaan maupun pembangunan yang dilaksanakan di Desa Tetebatu Selatan khususnya dan

Kabupaten Lombok Timur pada umumnya.

Penyusun,

ttd

Turmawazi

Page 3: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI MASYARAKAT · PDF fileH. Pandangan masyarakat terhadap buruh ... itu pergi berburu hewan ke hutan dan melewati ... untuk pertanian dan 20 Ha untuk

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................i

DAFTAR ISI. ........................................................................................................................................ii

GLOSARIUM .........................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................................1

A. Latar Belakang .....................................................................................................................1

B. Tujuan ..................................................................................................................................1

C. Proses dan metodologi Ansos ..............................................................................................2

BAB II SEJARAH DESA ......................................................................................................................3

BAB III KONDISI GEOGRAFI .............................................................................................................4

A. Demografi ............................................................................................................................4

B. Social budaya .......................................................................................................................5

C. Sarana dan Prasarana ...........................................................................................................6

D. Pemerintahan Dan Kelembagaan Desa ................................................................................9

E. Kondisi sumber Daya Alam .................................................................................................11

F. Kehidupan social perempuan ...............................................................................................13

G. Kondisi perekenomian ........................................................................................................13

H. Program konservasi ..............................................................................................................14

BAB IV SEJARAH MIGRASI TETEBATU SELATAN.......................................................................15

A. Peletak Sejarah Migrasi .......................................................................................................15

B. Factor penyebab migrasi ......................................................................................................16

C. Time line migrasi .................................................................................................................16

D. Proses dan jalur migrasi .......................................................................................................17

E. Dampak Perubahan pasca migrasi .......................................................................................17

F. Penyelsaian kasus buruh migrant .........................................................................................17

G. Ukuran kesuksesan migrasi ..................................................................................................18

H. Pandangan masyarakat terhadap buruh migrant perempuan ................................................18

BAB V KEMISKINAN ...........................................................................................................................19

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .................................................................................20

A. Kesimpulan ..........................................................................................................................20

B. Rekomendasi .......................................................................................................................21

BAB VII PENUTUP ..............................................................................................................................22

Lampiran-lampiran

lampiran 1. Peta Desa

Lampiran 2. Data Bmi Desa Tetebatu

Lampiran 3. Data Penerima Manfaat

Page 4: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI MASYARAKAT · PDF fileH. Pandangan masyarakat terhadap buruh ... itu pergi berburu hewan ke hutan dan melewati ... untuk pertanian dan 20 Ha untuk

4

lampiran 4. Data Tabulasi 100 penerima manfaat

Page 5: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI MASYARAKAT · PDF fileH. Pandangan masyarakat terhadap buruh ... itu pergi berburu hewan ke hutan dan melewati ... untuk pertanian dan 20 Ha untuk

5

GLOSARIUM

1. Tenaga Kerja Indonesia (disingkat TKI) adalah sebutan bagi warga negara Indonesia yang

lowlife dan unskill yang bekerja di luar dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu

dengan menerima upah.

2. Gender adalah sifat dan perilaku yang dilekatkan pada laki-laki dan perempuan yang

dibentuk secara sosial maupun budaya.

3. Sensus merupakan penghitungan jumlah penduduk, ekonomi dan sebagainya yang dilakukan

oleh pemerintah dalam jangka waktu tertentu, dilakukan secara serentak, dan bersifat

menyeluruh dalam suatu batas negara untuk kepentingan demografi negara yang

bersangkutan.

4. Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan

adanya suatu pengolahan baik berupa suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka,

matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan

untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu konsep.

5. Profil adalah sebuah gambaran singkat tentang seseorang, organisasi,benda lembaga

ataupun wilayah.

6. Letak geografis adalah letak suatu wilayah atau negara sesuai dengan kenyataannya di

permukaan bumi dan didasarkan pada keadaan alam di sekitarnya.

7. Migrasi adalah perpindahn penduduk dari satu tempat ke tempat lain

8. Konservasi adalah upaya perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan

dan sumber daya alam.

9. Definisi buruh migran atau pekerja migran adalah orang yang bermigrasi atau berpindah

dari wilayah kelahiran atau lokasi tinggal yang bersifat tetap untuk keperluan bekerja.

10. Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi

kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman

(threats) dalam suatu proyek bisnis/perusahaan atau suatu spekulasi bisnis.

Page 6: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI MASYARAKAT · PDF fileH. Pandangan masyarakat terhadap buruh ... itu pergi berburu hewan ke hutan dan melewati ... untuk pertanian dan 20 Ha untuk

6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Migrasi ke luar negeri bukanlah mimpi dan cita-cita mereka pada awalnya, akan tetapi

kondisi ketenagakerjaan di negeri sendiri tidak menjamin kehidupan yang lebih layak. Padahal

secara potensi sumber daya alam yang subur makmur dan melimpah ruah gemah ripah loh jenawi

tak seharusnya membuat para pahlawan devisa kita mengambil pilihan untuk bermigrasi. Tak

terkecuali desa Tetebatu Selatan yang berada di bawah kaki Gunung Rinjani yang juga merupakan

salah satu desa wisata tujuan wisatawan domestik dan mancanegara karena menawarkan keindahan

yang eksotis dibarengi dengan sarana dan prasarana penginapan yang sudah ada. Tetapi potensi-

potensi tersebut hanya dinikmati beberapa gelintir orang disebabkan kemampuan dan skill tidak

sama di antara mereka.

Sementara mereka yang tidak memiliki skill dan potensi yang cukup memilih bermigrasi

demi mencukupi kebutuhan keluaraganya, demi merubah hidup yang lebih layak, demi membangun

tempat tinggal yang lebih nyaman, dan demi mendapatkan fasilitas seperti yang dimiliki oleh orang

lain. Migrasi yang dilakukan tidak hanya sebatas sekali saja akan tetapi berulang kali seperti

lingkaran setan yang tak berujung. Akan tetapi kondisi ekonomi terus tidak berkecukupan, sehingga

komunitas BMI di desa ini ketika sudah lama di rumah bingung mau mengerjakan apa dan kemabali

seperti sedia kala pada posisi awal.

Kondisi inilah kemudian menggugah ADBMI & Friends melalui program Kemakmuran

Hijau menjadikan Desa Tetebatu Selatan menjadi salah satu desa binaan demi meningkatkan

pendapatan ekonomi rumah tangga buruh migran dan tidak menjadikan remittance sebagai sumber

pendapatan, akan tetapi bisa memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada untuk pendapatan

yang lebih meningkat.

B. Maksud Dan Tujuan

Penyusunan Dokumen Kajian Ekonomi dan Sosial Desa Tetebatu Selatan Berbasis

Masyarakat ini bertujuan untuk:

a) Mengidentifikasi faktor dan dampak migrasi pada masyarakat desa kawasan TNGR;

b) Sebagai pemerintah, masyarakat dan para pihak dalam pengentasan kemiskinan komunitas BMI

melalui pengembangan bisnis alternatif yang sensitif gender;

c) Untuk Mengetahui kondisi sosial, budaya, ekonomi, pendidikan dan potensi sumber daya alam

dan sumber daya manusia masyarakat sekitar TNGR.

C. Proses dan Metodelogi Pelaksanaan Ansos

dalam mendapatkan berbagai data yang terdapat dalam kajian analisa sosial ini kami

melaksanakan berbagai proses dan metodelogi pengumpulan data antara lain:

1. Interview door to door komunitas BMI;

Page 7: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI MASYARAKAT · PDF fileH. Pandangan masyarakat terhadap buruh ... itu pergi berburu hewan ke hutan dan melewati ... untuk pertanian dan 20 Ha untuk

7

2. Kunjungan dan pendampingan kepada tokoh masyarakat, perempuan, pemuda dan tokoh adat;

3. Survey dan assasment warga penerima manfaat;

4. Komunikasi dan koordinasi bersama Pemerintah Desa dan dusun;

5. Diskusi komunitas database I dan II;

6. Lokakarya desa untuk database;

7. Live in dan observasi lokasi binaan.

Page 8: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI MASYARAKAT · PDF fileH. Pandangan masyarakat terhadap buruh ... itu pergi berburu hewan ke hutan dan melewati ... untuk pertanian dan 20 Ha untuk

8

BAB II

SEJARAH DESA

Desa Tetebatu Selatan merupakan salah satu desa pemekaran dari desa induknya yaitu Tetebatu,

yang mekar pada tahun 2010 dan didefinitifkan pada tahun 2012 dengan Kepala Desa perdana yaitu

Gunanto.

Penamaan desa Tetebatu Selatan sendiri diambil dari nama desa induknya dengan penambahan

“Selatan” saja yang mana sejarah penamannya diambil dari adanya sebuah tete batu yang berada di

sebelah timur dusun Tetebatu. Kata tete dalam bahasa Indonesia artinya jembatan dan batu sendiri

adalah batu, jadi Tetebatu menurut bahasa artinya jembatan batu. Akan tetapi keberadaan jembatan batu

tersebut secara pasti tidak ada yang mengetahuinya. Akan tetapi salah satu kisah dari seorang guru dari

Kotaraja mengatakan bahwasanya tete batu tersebut dibuat oleh seorang raja dari Kotaraja yang waktu

itu pergi berburu hewan ke hutan dan melewati daerah Pancor Yebo (Lingsar) ketika dia menyebrang

terjadi banjir di sungai tersebut dan berinisiatif mengambil batu menjadi titiannya.

Ada beberapa alasan masyarakat di 4 dusun ini ingin pisah dari desa induknya, disebabkan

tersebut antara lain:

1. Adanya peraturan Bupati (Perbup) Lombok Timur tentang pemekaran desa;

2. Jumlah penduduk yang padat;

3. Wilayah yang luas;

4. Adanya ketimpangan pembangunan di masing-masing dusun;

5. Ingin mendekatkan pelayanan kepada masyarakat;

6. Ingin lebih mandiri dan lebih maju.

Page 9: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI MASYARAKAT · PDF fileH. Pandangan masyarakat terhadap buruh ... itu pergi berburu hewan ke hutan dan melewati ... untuk pertanian dan 20 Ha untuk

9

BAB III

KONDISI GEOGRAFIS

Desa Tetebatu Selatan terletak di ketinggian 690 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Dengan curah hujan berkisar pada 2000 s/d 2.500 mm pertahun, rata-rata 4 bulan/tahun. Suhu udara

rata-rata 19 s/d 25 derajat Celcius. Topografi adalah tanah berwarna kecoklatan, terkstur berdebu

dengan ketebalan sekitar 0.3 meter.

Luas wilayah ± 369.089 Ha. Komisi peruntukan : 223 Ha, untuk bangunan dan pekarangan

termasuk pemukiman, sarana pendidikan/perkantoran, sarana umum, sarana olahraga, sarana ibadah

dan sarana lainnya. Berikutnya 127 Ha, untuk pertanian dan 20 Ha untuk tegal dan kebun.

Batas – batas Desa :

Sebelah Utara : Desa Tetebatu

Sebelah Selatan : Desa Kotaraja

Sebelah Timur : Desa Kembang Kuning

Sebelah Barat : Desa Pringgajurang Utara

Jarak Desa Tetebatu Selatan ke ibukota kecamatan sekitar 13 km dan waktu yang dibutuhkan

untuk samapai ke desa ini adalah sekitara 20 menit menggunakan sepeda motor, sedangakan kalau

ditempuh dengan menggunakan jalan kaki maka akan nyampai sekitar 4,5 jam. Sedangkan jarak desa

dari ibukota kabupaten sekitar 23 km dengan waktu tempuh 1 jam dengan sepeda motor dan sekitar 6

jam dengan menggunakan jalan kaki. Sementara orbitasi ke ibukota provinsi, berkisar pada 45 km

dengan waktu tempuh 2 jam. Untuk menuju desa ini maka bisa menggunakan sepeda motor ataupun

kendaraan umum.

A. Demografi

Berdasarkan profil Desa Tetebatu Selatan tahun 2016, populasi penduduk berjumlah 5.566

jiwa. Dengan 1,483 Kepala Keluarga (KK) dengan komposisi 2.554 laki-laki dan 3.009 perempuan.

Kepadatan Penduduk 117 jiwa/km2.

Jumlah penduduk tersebut tersebar di 4 dusun yaitu: Dusun Sompang, Dusun Lekong Pituk,

Dusun Penyonggok dan Dusun Lendang Penyonggok.

Mata Pencaharian Penduduk :

- TNI / POLRI : 3 Orang

- Tani : 410 Orang

Page 10: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI MASYARAKAT · PDF fileH. Pandangan masyarakat terhadap buruh ... itu pergi berburu hewan ke hutan dan melewati ... untuk pertanian dan 20 Ha untuk

10

- Pedagang : 115 Orang

- Pegawai Negeri : 34 Orang

- Penjahit : 15 Orang

- Montir / Sopir : 40 Orang

- Karyawan Swasta / Buruh : 200 Orang

- Tukang kayu : 20 Orang

- Tukang batu : 30 Orang

- Guru Swasta : 65 Orang

- Lain – Lain : - Orang

Dari data propesi tersebut bahwasanya profesi yang mendominasi adalah petani baik sebagai

petani pemilik lahan maupun petani penggarap (buruh tani) ini disebabkan karena lahan pertanian di

desa ini masih cukup luas.

B. SOSIAL BUDAYA

Sebagai desa baru dan berada di bawah lingkar TNGR tentu banyak permasalahan socsial yang

terjadi di masyrakat di antaranya:

a. Kesehatan Masyarakat

Terdapat 1 unit poskesdes, 1 orang paramedis, 2 orang bidan dan 1 orang dukun terlatih.

Cakupan Imunisasi :

IMUNISASI

HB 0-7 Hari BCG /

Polio I

DPT/HB

(1) / Polio

II

DPT/HB

(2) / Polio

III

DPT/HB

(3) / Polio

IV

Campak

100 % 100 % 90 % 95 % 97 % 88 %

b. Kesehatan Lingkungan

1. Pengelolaan Sampah

Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di Desa Tetebatu Selatan masih sangat rendah

sehingga tingkat kesadaran tentang pengelolaan sampah masih kurang. Rata – rata sampah

yang dihasilkan per keluarga minimal 1,5 kg sampah setiap harinya, baik sampah organik

ataupun anorganik, salah satu cara dalam mengatasi permasalahan tersebut dengan cara

melakukan kegiatan masyarakat di antaranya gotong royong setiap sekali seminggu yang

langsung dilakukan dari berbagai unsur baik itu dari unsur pemerintahan desa ataupun

Page 11: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI MASYARAKAT · PDF fileH. Pandangan masyarakat terhadap buruh ... itu pergi berburu hewan ke hutan dan melewati ... untuk pertanian dan 20 Ha untuk

11

masyarakat sekitar, namun usaha yang dicapai belum cukup maksimal karena tingkat

pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai pengolahan sampah sangat minim, di

samping kurangnya sarana dan prasaran yang kurang memadai terutama belum adanya

tempat pembuangan dan mesin penghancur sampah (alat daur ulang sampah organik /

anorganik).

2. Keadaan Mata Air

Mata air di desa ini masih cukup banyak sehingga ketersedian air untuk warga sekitar masih

bisa dipenuhi baik untuk kebutuhan sehari-hari rumah tangga maupun kebutuhan irigasi

pertanian terutama pada saat musim penanaman padi.

Jumlah Mata Air : 10 Unit

Pemanfaat : 1.447 KK

Sumur Gali : 3

Pemanfaat : 10 KK

Pipa / Bak : 14 Unit

Pemamfaat : 1.483 KK

Sungai : 1

C. SARANA DAN PRASARANA

Kemajuan suatu desa tidak terlepas dari sarana pendukung yang ada, demikian juga desa

Tetebatu Selatan sejak menjadi desa definif terus berupaya untuk melengkapi sarana dan prasarana

penunjang desa.

1. Pendidikan

Sarana dan prasana pendidikan formal berupa 1 SMA/sederajat, 3 SMP/sederajat, 3

SD/sederajat dan 4 TK/sederajat. Jumlah guru dan murid sebagai berikut :

No.

TINGKATAN

GURU MURID

PNS Swasta Laki Perempun

1 SLTA/ Sederajat 2 23 74 90

2 SLTP / Sederajat 5 59 305 350

3 SD / Sederajat 24 45 320 315

4 TK / Sederajat 1 23 70 90

Jumlah 32 148 769 845

Page 12: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI MASYARAKAT · PDF fileH. Pandangan masyarakat terhadap buruh ... itu pergi berburu hewan ke hutan dan melewati ... untuk pertanian dan 20 Ha untuk

12

Pendidikan nonformal, yaitu 4 unit TPA / TPQ , dan 2 Lembaga Pendidikan

Keagamaan (Pondok Pesantren) dan 1 unit PKBM (Pusat Kegiatan belajar masyarakat).

Tingkat Pendidikan Penduduk :

Tingkat pendidikan penduduk dari tahun ketathun terus mengalami peningkatan baik

dari tingkat TK/PAUD samapi perguruan tinggi, bahkan beberapa orang sudah bergelar

pasca sarjana (S2) sehingga menambah kualitas penduduk di desa ini sebagai upaya

membangun desa kedepan. Dari data tahun 2016 dapat dilihat tingkat pendidikan

penduduk.

o Pasca Sarja ( S-2 ) : 2 Orang

o Sarjana ( S1 ) : 150 Orang

o Diploma -3 : 49 Orang

o Diploma -2 : 79 Orang

o Diploma -1 : 48 Orang

o SMA / Sederajat : . 797 Orang

o SMP / Sederajat : 678 Orang

o SD / Sederajat : 1.225 Orang

o Tidak Tamat SD : 978 Orang

o Tidak pernah sekolah : 989 Orang

2. Prasarana Ekonomi :

Untuk menumbuh kembangkan perekonomian warga di desa ini, maka upaya menuju arah

sana terus dilakukan dengan penyediaan sarana dan prasarana ekonomi, di antaranya dapat

dilihat pada table berikut ini:

No. Jenis Jumlah / Unit

1 Toko / Swalayan 3

2 Kios / Kelontong 30

3 Pasar Desa -

4 Koperasi 1

5 Pengerajin 3

7 Usaha Peternakan 3

8 Penggilingan Padi 2

9 Usaha Pembuatan gula aren 10

10 Sarana Akomodasi -

Page 13: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI MASYARAKAT · PDF fileH. Pandangan masyarakat terhadap buruh ... itu pergi berburu hewan ke hutan dan melewati ... untuk pertanian dan 20 Ha untuk

13

11 Home industry 5

12 Hotel/penginapan 7

13 Lesehan dan warung makan 7

3. Prasarana Komunikasi dan Penerangan

Terdapat fasilitas listrik melalui jaringan Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan

Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).

4. Prasarana dan Sarana Transportasi

Infrastruktur jalan raya : jalan aspal (3 km) dan jalan tanah (15,5 km).

5. Sarana Transportasi Darat :

No. Jenis Jumlah

1 Pick-up 10

2 Kendaraan Sepeda Motor 318

3 Truk 5

4 Cidomo Becak 2

6. Perumahan

No. Jenis Rumah Jumlah/Unit

1 Permanen 200

2 Semi Permanen 251

3 Darurat 50

4 Dinding Tembok 500

5 Dinding Bambu 175

6 Lantai Keramik 99

7 Lantai Semen 800

8 Lantai Tanah 150

Page 14: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI MASYARAKAT · PDF fileH. Pandangan masyarakat terhadap buruh ... itu pergi berburu hewan ke hutan dan melewati ... untuk pertanian dan 20 Ha untuk

14

7. Jalan Desa

No.

Jenis jalan

Panjang /km

Kondisi

Rusak Berat Rusak Ringan Baik

1 Jalan Aspal 2

2 Jalan Tanah 5,3 Km

3 Jambatan Desa 3

8. Prasarana Irigasi

- Panjang Saluran Primer : 604 Meter

- Panjang Saluran Skunder : 1.252 Meter

- Jumlah Pintu Pembagi Air : 9 Unit

9. Prasarana Sosial

Rumah ibadah berupa masjid 6 unit, musholla 14 unit dan langgar (santren) dan 1 Panti Asuhan.

D. Pemerintahan dan Kelembagaan Desa

Desa Tetebatu Selatan terbentuk pada tahun 2010. Wilayah Desa Tetebatu Selatan dibagi

dalam 4 kekadusan dan 32 RT. Perangkat Desa berjumlah 6 orang : Seorang Kepala Desa (Kades).

Tingkat pendidikan : Kepala Desa, Diploma III dan Perangkat Desa berpendidikan sarjana dan

SMA. Sampai dengan sekarang Pemerintah Desa telah menetapkan 3 Peraturan Desa, sedangkan

besarnya APBDes untuk Tahun 2015 mencapai angka Rp. 1.028.402.587.

Dalam rangka menjalanakan pemerintahan dan pelayanan terhadap masyarakat pemerintah

dan lembaga desa memiliki fungsi dan tugas sebagai berikut:

1. Kepala Desa

Kepala Desa merupakan orang yang berkedudukan sebagai kepala pemerintah di desa.

Kedudukan Kepala Desa berada langsung di bawah Bupati dan ia bertanggung jawab kepada

Bupati melalui Camat. Fungsi dan tugas dari Kepala Desa adalah memimpin

penyelenggaraan pemerintahan serta pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan desa.

Berikut adalah nama-nama Kepala Desa yang pernah menjabat di Desa Tetebatu Selatan:

1. Putra, S.Sos (2010-2012)

2. Gunanto (2012-sekarang)

Page 15: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI MASYARAKAT · PDF fileH. Pandangan masyarakat terhadap buruh ... itu pergi berburu hewan ke hutan dan melewati ... untuk pertanian dan 20 Ha untuk

15

2. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

BPD merupakan suatu lembaga tingkat desa yang anggotanya terdiri dari Ketua Rukun

Warga, pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama, serta tokoh atau pemuka

masyarakat lainnya. Anggota BPD merupakan wakil dari penduduk desa yang bersangkutan

yang dipilih dalam musyawarah mufakat dengan masa jabatan dari anggota BPD adalah 6

tahun. Fungsi BPD yaitu menetapkan peraturan desa bersama dengan Kepala Desa dan

menampung serta menyalurkan aspirasi masyarakat.

3. Sekretaris Desa (Sekdes)

Kedudukan dari Sekretaris Desa adalah sebagai unsur staf yang membantu Kepala Desa serta

memimpin sekretariat desa. Adapun tugas utama dari seorang Sekretaris Desa adalah

membantu tugas Kepala Desa dalam melaksanakan tugas-tugas ketatausahaan yang meliputi

administrasi, kepegawaian, keuangan, umum, perlengkapan, perencanaan, evaluasi, serta

laporan.

4. Kepala Urusan (Kaur)

Kepala urusan berfungsi untuk membantu kerja-kerja Kepala Desa dan sekertaris desa dalam

penyelenggaraan pemerintahan di desa adapun kepala urusan tersebut antara laian: KAUR

pemerintahan, kaur umum, kaur trantib, kaur pembangunan, kaur keuangan, kaur kesra.

5. Kepala Dusun (Kadus)

Kedudukan Kepala Dusun adalah sebagai unsur kewilayahan yang membantu pelaksanaan

tugas dari Kepala Desa di lingkup kerjanya. Adapun tugas dari Kepala Dusun adalah

KETUA

ZOHRI RAHMAN, SH,.

ANGGOTA

JUNEP

ANGGOTA

SAHINI, S.Pd

ANGGOTA

SAPRI

ANGGOTA

PATMAWADI

KEPALA DESA

GUNANTO

WAKIL KETUA

DRs. PESURIE DARMA

SEKRETARIS

MA`SUM, S.PdI

Page 16: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI MASYARAKAT · PDF fileH. Pandangan masyarakat terhadap buruh ... itu pergi berburu hewan ke hutan dan melewati ... untuk pertanian dan 20 Ha untuk

16

membantu Kepala Desa dalam menjalankan kebijakan serta kegiatan di bidang

pemerintahan, ketentraman dan ketertiban, pembangunan, serta kemasyarakatan.

Adapun Kepala Dusun saat ini semunya merupkan pejabat sementara, sambil menunggu

aturan yang jelas tentang pengangkatan Kadus, ke-5 orang kadus tersebut ialah:

1. Kadus Lendang Penyonggok : Herman Fauzi

2. Kadus Penyonggok : H. Marsa`id

3. Kadus Sompang : Saprudin

4. Kadus Lekong Pituk : Kudin

6. Lembaga Kemasyarakatan Desa

Selain Pemerintah Desa dan BPD, ada satu lagi lembaga yang juga berperan penting dalam

penyelenggaraan pemerintahan desa. Lembaga tersebut adalah lembaga kemasyarakatan.

Lembaga non-pemerintah ini dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kondisi dan

kebutuhan. Lembaga kemasyarakatan berfungsi sebagai pendukung Pemerintah Desa.

Tugasnya adalah membantu Pemerintah Desa dalam menyelenggarakan pemerintahan desa.

Struktur organisasi LKMD Desa Tetebatu Selatan:

Ketua : H. Lalu Amedan, SIP

Sekretaris : Ma`sum, QH,.S.PdI

Seksi-seksi:

1. Agama dan ibadah : Sahlan

2. Pendidikan & kebudayaan : Lalu Padli

3. Ekonomi & keperasi : Salman

4. Pemuda dan olahraga : Zulkifli

5. Keparawisataan : Hadirin

6. Pengembangan adat : Lalu Mawardi

7. Perlindungan hokum : H.M Said

8. Keamanan desa : Amak Marzuki

7. Karang Taruna

Karang Taruna merupakan wadah bagi generasi muda untuk mengekspresikan jiwa

mudanya. Karang Taruna di Desa Tetebatu Selatan bernama Karang Taruna XXXXX.

8. POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu)

Posyandu dibedakan menjadi dua yaitu Posyandu Balita dan Posyandu Lansia. Kegiatannya

meliputi penimbangan rutin bagi balita dan lansia, pemberian makanan tambahan bagi balita

dan lansia, penyuluhan kesehatan bagi balita dan lansia. Jumlah Kader Posyandi Desa

Tetebatu Selatan adalah sebanyak 35 orang.

Page 17: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI MASYARAKAT · PDF fileH. Pandangan masyarakat terhadap buruh ... itu pergi berburu hewan ke hutan dan melewati ... untuk pertanian dan 20 Ha untuk

17

9. Tim Penggerak PKK

Tim Penggerak PKK Desa mempunyai tugas membantu Pemerintah Desa dan merupakan

mitra dalam pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga seperti menggali,

menggerakan dan mengembangkan potensi masyarakat, khususnya keluarga untuk

meningkatkan kesejahteraan keluarga sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan.

Adapun jumlah anggota PKK Desa Tetebatu Selatan adalah 27 orang dengan Struktur

pengurus Inti PKK sebagai berikut:

Ketua : Lidyawati Purnamasari

Sekretaris : Nurul Hidayah

Bendahara : Hakiah

10. RT dan RW

Kepala Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) mempunyai tugas membantu

Pemerintah Desa dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan. RT dan RW dalam

melaksanakan tugasnya mempunyai fungsi:

1. Pendataan kependudukan dan pelayanan administrasi pemerintahan lainnya;

2. Pemeliharaan keamanan, ketertiban dan kerukunan hidup antar warga;

3. Pembuatan gagasan dalam pelaksanaan pembangunan dengan mengembangkan aspirasi dan

swadaya murni masyarakat;

4. Penggerak swadaya gotong royong dan partisipasi masyarakat di wilayahnya.

E. Kondisi Sumber Daya Alam

1. Potensi Pertanian dan Perkebunan

Melihat dari luasnya lahan pertanian dan perkebunan desa ini, sehingga menyumbang

banyaknya potensi pertanian dan peternakan yang dihasilkan dan dikembangkan. Di antara

potensi-potensi tersebut bisa dilihat pada tabel berikut ini:

NO POTENSI SDA PRODUKSI

1 Bambu Tebang sesuai kebutuhan

2 Durian Panen

3 Manggis Panen

4 Gula Aren Dari nira dibuat menjadi gual

5 Alpokad Panen

6 Pisang Di produksi

7 Kepundung/Kaliasem Panen

8 Labu Siam + Pakis Panen

9 Ubi Panen

10 Bamboo Muda/Rebung Panen-kupas –di iris-dijual kepengepul

11 Nangka Panen

12 Lemboro Panen-di kupas-dijual kepengepul

Page 18: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI MASYARAKAT · PDF fileH. Pandangan masyarakat terhadap buruh ... itu pergi berburu hewan ke hutan dan melewati ... untuk pertanian dan 20 Ha untuk

18

2. Peternak

Salah satu mata pencaharian warga yang banyak di Desa Tetebatu Selatan adalah peternak, baik

peternak pemilih hewan ternak maupun menjadi buruh ternak. Mereka bukan saja dari kalangan

peternak laki-laki akan tetapi sebagian mereka yang ditinggalkan oleh suaminya mengambil alih

peran tersebut dengan menjadi peternak.

Di antara hewan ternak yang banyak mereka pelihara dan kembangkan adalah:

a. Sapi : 300 Ekor

b. Ayam : 10.000 Ekor

c. Bebek : 1.750 Ekor

d. Kuda : 5 Ekor

e. Merpati : 1.000 Ekor

F. Kehidupan Sosial Perempuan

Melihat perspektif gender di Desa Tetebatu Selatan dari kacamata kesetaraan gender, maka

dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa:

1) Relasi Perempuan dan Laki-laki di Level Keluarga dan Masyarakat

Relasi antara laki dan perempuan hampir tidak memiliki sekat namum sering kali beban kerja

bagi perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki, karena selain bekerja di dalam

rumah perempuan juga dituntut untuk bekerja di luar rumah yaitu di sawah dan ladang untuk

membantu pekerjaan suami dan keluarga mereka. Di sektor pertanian misalnya, selain

menyiapkan masakan untuk keluarga perempuan juga diminta untuk menyiangi, mengairi

bahkan sampai mengangkut tanam dari sawah ke rumah. Atau di sektor peternkan misalnya

perempuan harus mengambil rumput di hutan untuk makanan ternak dan langsul dipikul sendiri.

2) Akses dan Partisipasi dalam Pembangunan Desa

Masyarakat Desa Tetebatu Selatan sudah memiliki kesadaran akan peran pentingnya perempuan

dalam pembangunan desa terbukti dengan keterlibatan 2 perempuan dari 6 Kaur di desa ini.

Akan tetapi masih saja sebagian perempuan di desa ini menganggap dirinya tidak begitu penting

atau layak menduduki posisi tersebut terbentur karena izin suami akses kesana kemari yang

terbatas. Kondisi tersebut juga menyebabkan perempuan memiliki peranan di masyarakat atau

di desa pada persoalan domistik, pelayanan posyandu dan sebagai pengurus PKK.

3) Kebijakan dalam Rumah Tangga

Profesi yang dilakoni warga Desa Tetebatu Selatan sangat beragam, ada yang sebagai petani,

buruh tani, peternak, buruh ternak, pelaku wisata dan lain-lain. Dengan keberagaman profesi

tersebut tidak menjadi batasan bagi masyarakat untuk menjalin hubungan antara yang satu

dengan yang lainya, tetapi jika ditinjau dalam keluarga misalnya relasi antara laki dan

perempuan bagi masyarakat Desa Tetebatu Selatan masih mendominasi laki-laki dari pada

Page 19: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI MASYARAKAT · PDF fileH. Pandangan masyarakat terhadap buruh ... itu pergi berburu hewan ke hutan dan melewati ... untuk pertanian dan 20 Ha untuk

19

perempuan, dilihat misalnya dalam pengaturan rumah tangga yang cendrung menginisiasi

segala sesuatunya adalah para lelaki.

4) Manfaat

Kecenderungan laki-laki yang lebih banyak terlibat dari pada perempuan sangat berdampak

positif terhadap laki-laki, misalnya dalam struktur pemerintahan atau kelembagaan

kemasyarakatan lebih dominan laki-laki yang menjadi ketua pengurus dibanding dengan

perempuan.

G. Kondisi Perekenomian

Lembaga keuangan yang dimiliki oleh Desa Tetebatu Selatan adalah Badan Usaha Milik

Desa (BUMDes) terbentuk pada bulan November tahun 2015 dengan nama BUMDes Pusaka TBS.

Sumber anggaran dari BUMDES ini adalah ADD, adapun tahap pertama anggaran sejumlah

Rp.14.100.000 (empat belas juta seratus ribu rupiah) yang dikeluarkan pada bulan November

selanjutnya pada bulan Desember sebesar Rp.28.000.000 (dua puluh delapan juta rupiah).

Badan Usaha Milik Desa pada saat ini masih bergerak dalam hal simpan pinjam yang

menyasar para pedagang, petani, pengojek dan calon wirausaha baru. Sampai saat ini BUMDes

sudah diakses 45 orang warga dan sudah memiliki omzet sampai bulan ini 50 juta. Para peminjam

minimal diberikan Rp.500.000 dan maksimal Rp.5.000.000 dengan bagi hasil (2,5%) dengan waktu

peminjaman antara 1 bulan samapi 1 tahun dengan sistem seteron perbulan.

Keberadaan BUMDes ini sangat dirasakan positif oleh masyarakat dalam rangka

menunjang perekonomian warga di desa serta memutus mata rantai rentenir.

Untuk menjaga exsistensi BUMDes Pemerintah Desa Tetebatu Selatan membentuk

pengurus dengan komposisi sebagai berikut:

Ketua : Hatiah

Sekretaris : Hilmiati

Bendahara : Lidiawati Purnamasari

H. Program Konservasi

Desa Tetebatu Selatan di bawah kepemimpinan Bapak Gunanto, bisa dikatakan banjir

program karena sang Kepala Desa banyak dikenal oleh penggiat-penggiat sosial di samping

keterbukaannya menerima segala bentuk program tersebut.

Pada kurun waktu bebrapa tahun ini puluhan program dari pelbagai lembaga dan LSM

sudah banyak menyentuh desa yang tergolong seumur jagung ini. Di antara program tersebut antara

lain:

Page 20: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI MASYARAKAT · PDF fileH. Pandangan masyarakat terhadap buruh ... itu pergi berburu hewan ke hutan dan melewati ... untuk pertanian dan 20 Ha untuk

20

No Jenis Program Lembaga Tahun Keterangan

1 Sanitasi YMP 2014 Mendorong pengadaan jamban warga

2 Penghijauan Ponpes Nurul

Haramain

2014 Penanaman 2.500 pohon

3 Penghijauan PEMKAB

LOTIM

2014 Penanaman 150 bibit durian

4 Biogas Dinas ESDM

LOTIM

2015 Pemanfaatn kotoran sapi menadi gas

5 Biogas Dinas ESDM

Pov. NTB

2016 Pemanfaatn kotoran sapi menadi gas

6 Pemanafaatn pekarangan

rumah

MITRA

SAMYA

2015 Penanaman tanamana holtikultura di

pekarangan tumah

7 Pengadaan bibit sayur-

sayuran

Konsepsi 2015 Bantuan dan penanaman bibit sayur-

sayuran di dusun lendang penyonggok

8 Pemetaan dan

pemanfaatan HHBK

WWF 2016 Peningkatan kafasitas warga kawasan

TNGR untuk pemanfaatn HHBK

9 LLB ADBMI 2014

10 Greenback 2.0 Word bank 2016 Mendekatkan penerimaan remitence

TKI

Page 21: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI MASYARAKAT · PDF fileH. Pandangan masyarakat terhadap buruh ... itu pergi berburu hewan ke hutan dan melewati ... untuk pertanian dan 20 Ha untuk

21

BAB IV

SEJARAH MIGRASI

A. Peletak Sejarah Migrasi

Berdasarkan hasil analisis yang kami lakukan bahwasanya warga pertama kali bermigrasi

pada tahun 1980-an adalah Mas`ud berangkat pada tahun 1986 dengan rute Tetebatu-Tanjung Luar-

Malaysia Barat. Dia mendapat informasi dari seorang calo di Tanjung Luar namanya Dulaji, biaya

keberangkatan Rp.125.000 diberikan dari calo selama di Malaysia hanya mengirim uang

Rp.400.000 harga 3 ekor sapi yang dititip sama temannya. Disusul kemudian oleh Sahnam

berangkat pada tahun 1987 dengan Tetebatu-Lembar-Malaysia Barat dengan biaya Rp.115.000

dengan menggadai rumahnya, adapun rumah dibayarin keluarga karena tidak punya hasil untuk

mengambalikan hutangnya tersebut.

Adapun Pendataan TKI pada tahun 2016 yang dilaksanakan oleh ADBMI melalui interview

door to door berjumlah 397 orang terdiri dari 380 TKI laki-laki dan 17 TKI perempuan. Adapun

perbandingan jumlah TKI masing-masing dusun digambarkan dalam diagram berikut:

Sumber : pendataan BMI tahun 2016

Pada data ini dusun penyumbang TKI terbanyak berada pada dusun Lendang Penyonggok,

dusun yang langsung berbatasan dengan hutan kawasan TNGR.

B. Faktor Penyebab Migrasi

Berdasarkan interview yang kami lakukan kepada warga yang sudah bermigrasi di Desa

Tetebatu Selatan, ditemukan beberapa penyebab banyaknya warga bermigrasi yang telah dimulai

pada tahun 1980-an tersebut di antaranya:

Perceraian (single parent)

Mencari modal usaha

Ingin membuat rumah

Hasil lahan yang tidak mendukung

LEKONG PITUK 20% SOMPANG

17%

PENYONGGOK 22%

LENDANG PENYONGGOK

41%

78 65

79

158

3 3 7 4

LEKONG PITUK SOMPANG PENYONGGOK LENDANGPENYONGGOK

JUMLAH TKI

TKI Total TKI L TKI P

Page 22: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI MASYARAKAT · PDF fileH. Pandangan masyarakat terhadap buruh ... itu pergi berburu hewan ke hutan dan melewati ... untuk pertanian dan 20 Ha untuk

22

Cerita menarik dari tekong

Terlilit hutang

Ingin menyekolahkan anak

Upah kerja di luar negeri lebih banyak

Penghasilan keluarga TKI di Desa Tetebatu Selatan bisa digambarkan melalui diagram

berikut ini, dan demikian juga pekerjaan yang dilaksanakan.

Tabel 2.1 Data Berdasarkan Komunitas BMI

Sumber: Pendataan BMI ADBMI Tahun 2016

Sumber : Pendataan BMI ADBMI Tahun 2016

C. Timeline migrasi desa Tete Batu Selatan

Adapun timeline migrasi di Desa Tetebatu Selatan dapat dilihat pada tabel berikut:

NO NAMA BERANGKAT RUTE

BERANGKAT

BIAYA

BERANGKAT

CARA

MEMPEROLEH

BIAYA

HASIL

1 MAS`UD 1986 TBS-Tanjung 125.000 Dikasih calo 400.000

1 5

63 57 5 3 1

79

18 17 6 42

66

5 3 23 14

142

62 12 9

PETANI BURUHTANI

PEDAGANG BURUHLEPAS

IRT PETERNAK LAINNYA

PEKERJAAN

DATA BERDASARKAN PEKERJAAN

LEKONG PITUK SOMPANG

PENYONGGOK LENDANG PENYONGGOK

PEKERJAAN

49 75 69

158

71

19 42

95

31 4 4 12 3 3

21

LEKONG PITUKSOMPANGPENYONGGOKLENDANG PENYONGGOK

DATA BERDASARKAN PENGHASILAN

PENDAPATAN <300000 PENDAPATAN 300,000-600,000

PENDAPATAN 600,000-1,000,000 PENDAPATAN <1,000,000

Page 23: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI MASYARAKAT · PDF fileH. Pandangan masyarakat terhadap buruh ... itu pergi berburu hewan ke hutan dan melewati ... untuk pertanian dan 20 Ha untuk

23

Luar-Malaysia

Berat

(dulaji) dari

tanjung luar

Cara mengirim

melalui teman

2 Sahnam 1987 TBS-keTBS

calok

(Lingkung)-

Lembar-

Malaysia

115.000 Gadai rumah Tidak ada hasil,

rumah tergadai

dibayar keluarga

3 Mungguh 1989 TBS-Lembar-

Malaysia

750.000 Jual sapi Kehidupan

sehari-hari

4 Ahmad

syakirin

1995 TBS-Lembar-

Tanjung Periuk-

Tanjung Bale-

Malaysia Barat

450.000 Jual sapi Tidak ada hasil

5 Halwi 1996 TBS-Sumbawa-

Tanjung Periuk-

Malaysia

400.000 Jual sapi Membawa alat

pertanian berupa

cangkul

6 Mulyadi 1998 TBS-Lembar-

Batam-Malaysia

Barat-Pahang

1.500.000 Meminjam di

tetangga

Biaya menikah

7 Zaini 2000 TBS-Lembar-

Malaysia Barat

1.900.000 Meminjam di

saudara

Bangun rumah,

sepada motor,

beli TV dan HP

8 Sukirman 2006 TBS-Rembiga-

Jakarta-Malaysia

2.500.000 Meminjam

dengan

kembalian

3.600.000

Tanggap gadai

sawah

9 Suparman 2008 Tbs-Rembiga-

Jakarta-Malaysia

2.500.000 Meminjam

kembali

3.000.000

Bangun rumah,

beli traktor, HP,

Leptop dan TV

10 Herman

Fauzi

2009 TBS-Rembiga-

Jakarta-Malaysia

4.500.000 tabungan 1.500.000

11 Abdullah 2011 (bulan 2) Tbs-rembiga-

Surabaya-

Malaysia

4.200.000 meminjam Beli motor, HP,

bayar hutang

12 Abdullah

M

2011 (Bulan

11)

TBS-BIL-KL-

Malaysia

4.500.000 Jual kayu,

tabungan

Bikin rumah,

biaya nikah, beli

motor, HP dan

leptop

13 Ahmad

yani

2014 TBS-BIL-

Malaysia

5.500.000 Meminjam di

saudara

Beli TV,

perbaikan

rumah, tanggap

gadai sawah, HP

14 Fatriatun

Hasmiati

1994 TBS-Lembar-

Malaysia Barat

Menikah dengan

orang setempat

D. Proses dan Jalur Migrasi

Proses yang banyak dipakai oleh warga bermigrasi dari periode ke periode antara lain:

perseorangan, undocuments (gelap), melancong dan jalur resmi melalui PPTKIS. Tetapi pada

periode perdana banayak di anatara waraga masyarakat yang yang memilih jalur

gelap/undocuments, tidak memikirkan resiko karena masih pada saat itu tidak terlalu ketat dan juga

masih belum bergentayangannya tekong-tekong ke pelosok desa.

Page 24: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI MASYARAKAT · PDF fileH. Pandangan masyarakat terhadap buruh ... itu pergi berburu hewan ke hutan dan melewati ... untuk pertanian dan 20 Ha untuk

24

Adapun jalur yang dipakai warga bermigrasi pada periode perdana adalah dengan

menggunakan jalur darat dan laut sehingga membutuhkan beberapa hari sampai 1 minggu di tengah

laut. Lalu kemudian pada periode 1990-an para TKI sudah ada yang menggunakan pesawat. Rute

yang ditempuh mana kala TKI bermigrasi dengan menggunakan jalur laut yaitu: Tetebatu Selatan-

Lembar-Tanjung Periuk Jakarta-Malaysia Barat. Ada juga jalur yang lain: Tetebatu Selatan-Tanjung

Luar-Padang Bae-Jember-Jakarta Utara-Tanjung Pinang.

E. Dampak Perubahan yang Dihasilkan oleh Para Migran

Perubahan/dampak yang terjadi di masyarakat secara umum dari migrasi tidak berpengaruh

pada kehidupan sosial, kalaupun ada perubahan yang dibawa tidak bersifat permanen seperti halnya

bahasa misalnya kata-kata yang diadopsi: “mancis, kasut, setakat, pusing, rehat, sim card / prepaid,

dan hal”. Perubahan bahasa itu dipengaruhi oleh pergaulan mereka selama di luar negeri, Malaysia.

Namun semua tidak berlangsung lama satu atau dua bulan kemudian mereka akan kembali memakai

bahasa asliya dan bergaul seperti biasa sebagaimana mestinya dengan masyakat. Dari segi

perumahan/pemukiman penduduk dulunya menggunakan dinding dari bambu (bedek) menjadi BM

banyak rumah – rumah batu (rumah permanen).

F. Penyelesaian Kasus Buruh Migran

Pada dasarnya permasalahan buruh migran cukup banyak. Hanya saja pra masuknya

ADBMI di desa ini tidak ada yang begitu peduli terhadap persoalan tersebut, sehingga kasus-kasus

tersebut tidak ada yang mempermasalahkannya.

Tetapi berbeda saat masuknya ADBMI beberapa tahun yang lalu di desa ini yang membawa

misi migrasi sehat/aman dengan memberikan edukasi kepada warga dan Pemerintah Desa. Sehingga

saat ini Pemerintah Desa sudah mulai menertibkan para perekrut tenaga kerja, pembuatan

administrasi TKI di desa diperketat salah satunya adalah bagaimana yang bersangkutan ketika

membuat surat izin keluarga harus diperiksa kelengkapannya dan harus datang tanpa perwakilan.

Sehingga warga saat ini sudah mualia memahami akan pentingnya proses yang prosedural dalam

bermigrasi.

G. Ukuran Kesuksesan Migrasi

Indikator kesuksesan warga dalam bermigrasi tergolong masih klasik artinya masih tidak

jauh beda dengan indikator kesuksesan pada awal-awal bermigrasi, beberapa indikator kesuksesan

yang kami bisa rangkum dari kunjungan warga dan diskusi komunitas antara lain:

1. Dapat membangun rumah

2. Bisa membeli dan mengganti motor bahkan ada yang sudah membeli mobil

3. Mampu membeli dan gonta ganti HP canggih

4. Dapat menyekolahkan anaknya sampai ke jenjang yang lebih tinggi

5. Dapat memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari

Page 25: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI MASYARAKAT · PDF fileH. Pandangan masyarakat terhadap buruh ... itu pergi berburu hewan ke hutan dan melewati ... untuk pertanian dan 20 Ha untuk

25

6. Sebagian kecil sudah bisa membuka usaha berinvestasi (investasi ternak, tanah dll)

7. Dapat melunasi hutang

8. Menyewa lahan pertanian

9. Mencari modal untuk menikah (bagi yang muda)

H. Pandangan Umum Masyarakat Terhadap Buruh Migran Perempuan (TKW)

Dari data jumlah TKI/TKW yang dirilis diatas sangat jelas sekali jumlah TKI 397 orang

terdiri dari 380 TKI laki-laki dan 17 TKI perempuan Desa Tetebatu Selatan. Ternyata hal ini sangat

dipengaruhi oleh cara pandang masyarakat kepada perempuan bahwa awal–awalnya menjadi buruh

migran perempuan di desa ini adalah suatu hal yang sangat tabu karena ada anggapan kalau

perempuan meninggalkan rumah berarti pekerjaan yang mereka lakukan adalah negatif.

Page 26: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI MASYARAKAT · PDF fileH. Pandangan masyarakat terhadap buruh ... itu pergi berburu hewan ke hutan dan melewati ... untuk pertanian dan 20 Ha untuk

26

BAB V

KEMISKINAN

Kemiskinan merupakan masalah yang muncul ketika seseorang atau sekelompok orang tidak

mencukupi tingkat kemakmuran ekonomi yang dianggap sebagai kebutuhan minimal dari standar hidup

tertentu. Kemiskinan hampir melanda setiap desa yang ada di Lombok Timur baik yang di daerah subur

yang kaya dengan potensi sumber daya alamnya maupun daerah yang kering dan tidak banyak potensi

sumber daya alamnya. Demikian juga yang terjadi di daerah kaki Gunung Rinjani yakni Desa Tetebatu

Selatan yang melimpah ruah akan potensi sumber daya alamnya. Akan tetapi cukup banyak waraganya

yang juga memilih menjadi TKI ke luar negeri untuk menyambung hidup diri dan keluarganya. Untuk

itu target program ini adalah mereka yang tergolong miskin dari keluarga TKI dengan berbagai

indikator kemiskinan yang telah disepakati dalam lokakarya dan dihimpun dari diskusi komunitas I dan

II yang diadakan oleh Konsorsium ADBMI & Friends.

Berbicara indikator kemiskinan di setiap lembaga baik pemerintah maupun non pemerintah ada

saja perbedaan. Berikut ini akan dipaparkan indikator kemiskinan menurut beberapa lembaga dan

perbandingannya menurut masyarakat sendiri yang diambil dari hasil diskusi-diskusi dan lokakarya

yang dilakukan dalam rangka menentukan penerima manfaat dari kalangan komunitas buruh migran.

Indikator utama kemiskinan menurut BAPPENAS dapat dilihat dari:

1) kurangnya pangan, sandang dan perumahan yang tidak layak

2) terbatasnya kepemilikan tanah dan alat-alat produktif

3) kuranya kemampuan membaca dan menulis

4) kurangnya jaminan dan kesejahteraan hidup

5) kerentanan dan keterpurukan dalam bidang sosial dan ekonomi

6) ketakberdayaan atau daya tawar yang rendah

7) akses terhadap ilmu pengetahuan yang terbatas.

Menurut Bank Dunia indikator kemiskinan yaitu:

1) kepemilikan tanah dan modal yang terbatas

2) terbatasnya sarana dan prasarana yang dibutuhkan, pembangunan yang biaskota

3) perbedaan kesempatan di antara anggota masyarakat

4) perbedaan sumber daya manusia dan sektor ekonomi

5) rendahnya produktivitas

6) budaya hidup yang jelek

7) tata pemerintahan yang buruk

8) dan pengelolaan sumber daya alam yang berlebihan

BPS mengartikan kemiskinan sebagai ketidakmampuan untuk memenuhi standar minimum

kebutuhan dasar yang meliputi kebutuhan makanan maupun non-makanan. Dari sisi makanan, BPS

menggunakan indikator yang direkomendasikan oleh Widyakara Pangan dan Gizi tahun 1998 yaitu

Page 27: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI MASYARAKAT · PDF fileH. Pandangan masyarakat terhadap buruh ... itu pergi berburu hewan ke hutan dan melewati ... untuk pertanian dan 20 Ha untuk

27

kebutuhan gizi 2.100 kalori per orang per hari, sedangkan dari sisi kebutuhan non-makanan tidak hanya

terbatas pada sandang dan papan melainkan termasuk pendidikan dan kesehatan. Model ini pada intinya

membandingkan tingkat konsumsi penduduk dengan suatu garis kemiskinan (GK), yaitu jumlah rupiah

untuk konsumsi per orang per bulan. Sedangkan data yang digunakan adalah data makro hasil Survei

Sosial dan Ekonomi Nasional (Susenas).

Dalam kehidupan masyarakat yang tergolong penduduk miskin berdasarkan kemampuannya

memenuhi kebutuhan hidupnya, menurut Badan Pusat Statistik:

1) Penduduk dikatakan sangat miskin apabila kemampuan memenuhi konsumsi makanan hanya

mencapai 900/kalori/orang/hari ditambah kebutuhan dasar atau setara dengan Rp.

120.000/orang/hari.

2) Penduduk dikatakan miskin apabila kemampuan memenuhi konsumsi makanan hanya mencapai

antara 1900/2100 kalori/orang/hari ditambah kebutuhan dasar atau setara dengan Rp. 120.000-Rp.

150.000/orang/bulan. Penduduk dikatakan mendekati miskin apabila kemampuan memenuhi

konsumsi makanan hanya mencapai 2100/23000 kalori/orang/hari dan kebutuhan dasar atau setara

dengan Rp. 150.000-Rp. 175.000/orang/bulan.

Menurut versi masyarakat Desa Tetebatu Selatan sendiri hasil diskusi komunitas dan lokakarya sebagai

berikut:

1. Ukuran rumak 4x6

2. Tidak sekolah atau Warga yang hanya tamat SMP/Sederajat karena tidak bisa memenuhi biaya

pendidikan

3. Warga masih banyak yang belum bisa baca tulis

4. Penghasilan orang tua tidak tetap

5. Penghasilan kurang dari 1,5 juta

6. Tidak memiliki pekerjaan

7. Tempat tinggal tidak bersih karena tidak ada WC

8. Pembelian baju masih cuman satu kali dalam satu tahun

9. Bila sakit hanya bisa berobat ke dukun tradisional karena tidak mampu memnuhi biaya

perobatan

10. Tidak memilik tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai Rp 500.000 seperti sepeda

motor, emas, ternak.

Page 28: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI MASYARAKAT · PDF fileH. Pandangan masyarakat terhadap buruh ... itu pergi berburu hewan ke hutan dan melewati ... untuk pertanian dan 20 Ha untuk

28

BAB VI

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Jika dilihat berdasarkan analisa SWOT, data dan fakta yang tersaji pada bab–bab sebelumnya dapat

ditarik kesimpulan seperti tabel di bawah ini:

No Strengths

(Kekuatan) Weaknesses

(Kelemahan) Opportunity

(Peluang) Threats

(Ancaman)

1 Kemiskinan

a. Terdapat obyek

wisata dan

ekowisata

sebagai sumber

pendapatan

b. Adanya program

pemberdayaan

dan

pendampingan

dari NGO.

c. Terdapat hotel

dan penginapan

d. Adanya kader-

kader muda desa

penggerak

masyarakat untuk

lebih berbedaya

a. Management

pengelolaan

remittance yang

masih rendah.

b. Minimnya

pemberdayaan

masyarakat di

level desa.

c. Kurangya inisiasi

dari masyarakat

setempat.

d. Adanya trauma

masyarkat

berkelompok dan

trauma menabung

a. Peningkatan

kapasitas

masyarkat.

b. Melakukan

pemberdayaan

masyarakat

sesuai yang diatur

dalam undang-

undang desa.

c. Munculnya wira

usaha baru.

d. Memajukan

konsep

ekowisata.

a. Semakin

tingginya

tingkat

persaingan

hidup.

2 Konservasi

a. Memiliki potensi

sumber daya

alam yang cukup,

seperti hasil

hutan bukan kayu

(HHBK).

b. Ada aturan

bersama tentang

pengelolaan dan

perlindungan

hutan

a. Sumber daya

manusia yang

masih rendah.

b. Desa belum

memiliki

masyarakat mitra

polhut dan

kelompok

penyangga hutan

a. Reboisasi dan

konservasi

kawasan hutan.

a. Terjadinya

kekeringan dan

merosotnya

debit air.

3 Migran

a. Jumlah warga

yang bermigrasi

cukup banyak .

b. Adanya

remitence social

dari sebagian TKI

yang memiliki

pengetahuan dan

keterampilan

yang memadai.

c. Penerima

manfaat terdata

by name by

address

a. Tidak ada

pekerjaan

alternatif.

b. Tidak adanya

pembinaan.

a. Peningkatan

kapasitas

masyarakat TKI.

a. Terjadinya

pengangguran

menyebabkan

migrasi daur

ulang yang

terencana

b. Tuntutan

ekonomi rumah

tangga yang

terus

bertambah.

c. Persaingan

hidup

komunitas BMI

Page 29: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI MASYARAKAT · PDF fileH. Pandangan masyarakat terhadap buruh ... itu pergi berburu hewan ke hutan dan melewati ... untuk pertanian dan 20 Ha untuk

29

meningkat

d. Terbatasnya

penerima

manfaat

4 Gender

a. Jumlah penduduk

perempuan lebih

banyak daripada

laki-laki.

b. Terbangunnya

partisipatif

perempuan dan

laki-laki dalam

pembangunan.

c. Penerima

manfaat dari

komunitas TKI

lebih banyak

perempuan

a. Terbatasnya ide

perempuan

diterima dan di

aplikasikan

ketika dilibatkan

dalam

pembangunan

desa

b. Kurangnya

keterlibatan

perempuan secara

penuh.

c. Tufoksi

perempuan lebih

banyak dalam

ranah domistik.

a. Terbukanya

ruang dalam

menyatakan

pendapat.

b. Peran perempuan

lebih banyak

daripada laki-laki

dalam

pembangunan

desa, seperti

dalam

pelaksanaan

sensus penduuk,

pelayanan

kesehatan

(posyandu) yang

mayoritas

pengerjaanya

adalah

perempuan.

a. Terbatasnya

peran

perempuan

dalam

pengambilan

keputusan.

b. Rendahnya

minat

perempuan

dalam

pembangunan.

B. Rekomendasi

Untuk menurunkan tingkat kemiskinan kepada Komunitas TKIdemi tercapainya masyarakat yang

berdaya, maka perlu dilaksanakan bebrapa hal sebagai rekomendasi tindak lanjut diantaranya:

1 Kemiskinan

a. Program pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kapasitas masyarakat yang

dilakukan oleh Pemerintah Desa secara terus menerus.

b. Pembentukan kelompok belajar dan kelompok usaha sebagai sentra ekonomi

masyarakat.

2 Konservasi

a. Diperlukan adanya awik-awik atau aturan yang mengatur tentang pelestarian lingkungan

atau kawasan hutan.

b. Meningkatkan kerjasama dengan dinas instansi terkait atau dengan pihak lain untuk

melakukan pelestarian lingkungan atau kawasan hutan.

c. Penting untuk mengelompokkan masyarakat yang mengelola kawasan hutan dengan

skema yang sesuai dengan peraturan Pemerintah dengan tujuan agar masyarakat yang

mengelola kawasan ikut aktif untuk berpartisipasi dalam menjaga dan melestarikan

kawasan hutan (eks & keluarga BMI).

3 Migran

a. Pemerintah Desa harus lebih pro aktif lagi melakukan perlindungan terhadap buruh

migrant dengan memilki bagian khusus yang menangani issu buruh migrant dalam

struktur Pemerintah Desa.

b. Perlunya merevitalisasi lembaga sosial desa dan mengaktifkan kembali fungsi-fungsinya

sebagai bentuk perlindungan dan pemberdayaan terhadap buruh migrant asal desa.

4 Gender

Page 30: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI MASYARAKAT · PDF fileH. Pandangan masyarakat terhadap buruh ... itu pergi berburu hewan ke hutan dan melewati ... untuk pertanian dan 20 Ha untuk

30

a. Meningkatkan peran perempuan dalam semua aspek pembangunan.

b. Pemerintah Desa harus lebih respek lagi terhadap Program-program perlindungan dan

pemberdayaan perempuan dengan penganggaran di desa atau membangun skema kerja

sama dengan multi pihak.

c. Harus ada solusi pengurangan issu-issu sosial yang menimpa kaum perempuan .

Page 31: PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN EKONOMI MASYARAKAT · PDF fileH. Pandangan masyarakat terhadap buruh ... itu pergi berburu hewan ke hutan dan melewati ... untuk pertanian dan 20 Ha untuk

31

BAB VII

PENUTUP

Demikian Dokumen Kajian Sosial Ekonomi Dan Sejarah Buruh Migran Desa Tetebatu Selatan

Kecamatan Sikur disusun dengan harapan agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Tidak lupa

disampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi terhadap tersusunnya dokumen

ini.

Selanjutnya kritik saran dan masukan sangat diharapkan dari semua pihak agar dokumen ini

lebih sempurna karena sangat disadari bahwa dokumen kajian ini masih jauh dari sempurna.