program pembangunan pemberdayaan masyarakat …...pada bidang prioritas sesuai dengan idm:...
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

PROGRAM PEMBANGUNAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA (P3MD)
DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
PENDAMPING PROFESIONAL DESA KABUPATEN KAPUAS HULU, KALIMANTAN BARAT
Jl. Kopral Rahman Hilir Kantor, Kec. Putussibau Utara Kab. Kapuas Hulu Kalimantan Barat HP/WA. 081280503764 E-Mail: [email protected]
Laporan Individual disusun oleh:
STEPHANUS MULYADI, M.Sc. SPT: 414.2/SPT-19-04/TA-6/2016
NKTR: 414.2/ktr-19-04/TA-6/2016 TA PENGEMBANGAN PELAYANAN DASAR
KABUPATEN KAPUAS HULU, KALIMANTAN BARAT

2
TENAGA AHLI PENGEMBANGAN PELAYANAN DASAR KABUPATEN KAPUAS HULU
photo edisi ini
Daftar Isi
Riset potensi alam untuk pengentasan Kemiskinan (11-12/3/2016)
Riset Lapangan Kemiskinan di Kec.Empanang—Sebangkang (17-20/232016)
RAKOR Lintas SKPD -pengentasan kemiski-nan-DISPERTANAK KH/PROV (20/2/2016)
Riset Lapangan Kemiskinan di Kec.Empanang—Laja Sandang (17-20/232016)
Pelatihan Aparatur Kabupaten & Kecamatan dalam Fasilitasi Pemdes (14-16/32016)
Rakor TA-PD (2-3/3/2016) (01/03/2016)
No Judul Halaman
1 Pengantar Laporan 2
2 Halaman Pengesahan 3
3 Bab 1: Pendahuluan 4
4 Bab 2: Tujuan 5
5 Bab 3: Pelaksanaan Kegiatan 6
6 Bab 4: Permasalahan 18
7 Bab 5: Penutup 19
8 Lampiran
1) Time Sheet 21
2) Realisasi Perj.Dinas (Mar) 22
3) Rencana Perj. Dinas (April) 24
4) Laporan Perjalanan Dinas 25
5) SPPD 30
Kepada Yth : Satker Dana Desa pada BPMPD Provinsi Kalimantan Barat di Pontianak
Dari : Tenaga Ahli Pengembangan Pelayanan Dasar Kabupaten Kapuas Hulu
Tanggal : 31 Maret 2016
Perihal : Laporan Bulanan Tenaga Ahli Pengembangan Pelayanan Dasar Bulan MaretTahun 2016
Lampiran : Satu ( 1 ) berkas
Dengan Hormat, Berdasarkan Surat Perintah Tugas (SPT) Nomor 414.2/SPT-19-08/TA-3/2016 dan Kontrak Kerja Nomor
414.2/ktr-19-04/TA-6/2016 tanggal 3 Februari 2016 yang dikeluarkan di Pontianak oleh Pejabat Pembuat Komitmen Satuan Kerja Badan Pemberdayaan Masyara-kat Dan Pemerintah Desa Provinsi Kalimantan Barat dengan ini kami sampaikan Laporan Bulanan untuk Bu-lan Maret 2016. Demikian laporan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Hormat Kami, Tenaga Ahli Pengembangan Pelayanan Dasar
Kabupaten Kapuas Hulu
Stephanus Mulyadi, M.Sc. HP/WA: +62-81280503764
E-mail: [email protected]

3
HALAMAN PENGESAHAN
JUDUL LAPORAN BULANAN INDIVIDUAL BULAN MARET 2016 PENDAMPING DANA DESA KABUPATEN KAPUAS HU-LU PROVINSI KALIMANTAN BARAT
OLEH STEPHANUS MULYADI, M.Sc.
NO.KONTRAK 414.2/KTR-19-04/TA-6/2016
NO. SPT 414.2/SPT-19-04/TA-6/2016
Putussibau, 31 Maret 2016
Mengesahkan, Disusun Oleh :
Kabid. KSED BPMPD Kab. Kapuas Hulu
H.M. NASHARUDDIN, SE STEPHANUS MULYADI, M.Sc
NIP. 19681128 199503 1 001 TA PELAYANAN DASAR

4
1. Letak geografis
Kabupaten Kapuas Hulu memanjang dari arah Barat
ke Timur, dengan jarak
kurang lebih 240 Km dan
melebar dari Utara ke Selatan dengan jarak kurang
lebih 126,70 Km.
Dari Pontianak, ibu kota provinsi Kalimantan Barat,
Kabupaten Kapuas Hulu ber-
jarak kurang lebih 657 Km melalui jalan darat, dan 842
Km melalui Sungai Kapuas.
Waktu tempuh ke Pontianak kurang lebih empat puluh
lima menit penerbangan
menggunakanPesawat Udara
jenis ATR 42 Seri 300/F27 atau kurang lebih 16 jam
dengan kendaraan darat.
2. Icon dunia
Kabupaten yang sangat luas ini termasuk
kabupaten yang sangat unik karena memiliki 2
(dua) icon dunia yaitu Taman Nasional Danau Sentarum dan Betung Kerihun, yang merupakan
kawasan hutan lindung atau konservasi.
Dilihat dari segi kawasan kehutanan Kapuas Hulu memiliki kawasan kehutanan sekitar 51,21
% dan Kapuas Hulu merupakan kawasan Hutan
Lindung dan Konservasi terbesar di Kalbar.
Dengan demikian Kabupaten Kapuas Hulu memberikan sumbangan yang besar dalam
menahan lajunya perubahan iklim dunia.
Pendahuluan
LAPORAN INDIVIDU
TENAGA AHLI PENGEMBANGAN PELAYANAN DASAR (TA 6)
T.A . 2016
Nama : STEPHANUS MULYADI, M.Sc
Posisi : TA 6 ( PENINGKATAN PELAYANAN DASAR )
Lokasi Tugas : KAPUAS HULU
Laporan Bulan : Maret 2016
Gambaran Umum
Kabupaten Kapuas Hulu, secara astronomis berada pada 0,5º Lintang Utara sampai 1,4º Lintang Selatan dan 111,40º sampai 114,10º Bujur Timur dengan ibukota Putussibau. Sebelah Utara berbatasan dengan Serawak (Malaysia Timur), sebelah Barat dan Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sintang dan Melawi, sementara sebelah Timur berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Kabupaten Kapuas Hulu merupakan kabupaten paling timur di Kalimantan Barat dengan luas wilayah 29.842 kilometer persegi (20,33% dari wilayah Provinsi Kalbar).
3. Kaya Potensi
Kabupaten yang memiliki 23 Kecamatan, 278 Desa dan 4 Kelurahan ini memiliki potensi wilayah yang
sangat besar di sektor pertanian, industri,
perdagangan, UKM, koperasi, pertambangan dan
lingkungan hidup dan pariwisata.
4. Minim Infrastruktur & rendahnya SDM
Berbagai keunggulan di atas tidak serta merta
membuat masyarakat di kabupaten ini sejahtera. Minimnya infrastruktur transportasi dan
komunikasi serta rendahnya SDM menempatkan
kabupaten ini masih tergolong sebagai Kabupaten
Tertinggal.
Peta wilayah Kabupaten Kapuas Hulu

5
Berdasarkan Surat Perintah Tugas (SPT)
Nomor 414.2/SPT-19-04/TA-6/2016 tanggal 03 Februari 2016 tentang penugasan Tenaga
Ahli Pengembangan Pelayanan Dasar (TA-
PD) da lam me laksanakan tugas
pendampingan pelaksanaan implementasi undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang
Desa dengan berfokus untuk memfasilitasi:
1. Pelayanan kesehatan bagi masyarakat secara terpadu;
2. Pelayanan pendidikan bagi masyarakat
desa secara terpadu; 3. Pemberdayaan perempuan dan anak;
4. Pemberdayaaan kaum difabel/ berkebu-
tuhan khusus; 5. Pemberdayaan kelompok marginal;
6. Pemberdayaan keluarga miskin;
7. Pengembangan kesejahteraan keluarga;
8. Pelestarian dan pengembangan adat dan kearifan lokal; 9. Pelestarian dan pengembangan seni budayadesa;
10. Pengembangan kerukunan dan ketenteraman antar warga desa dan / atau antar desa;
11. Pengembangan media informasidesa untuk masyarakat desa; 12. Pengeolaan akses informasi antar warga desa dan / antar desa.
Pendahuluan (lanjutan)
Pemberdayaan Keluarga Miskin, perempuan dan anak harus menjadi prioritas pembangunan desa
Jabatan dan Tugas
Rencana Kerja TA-PD periode yang dilaporkan (3/2016)
Hasil yang akan dicapai selama 1 (satu) bulan pelaksanaan kegiatan Pendampingan Desa (Maret 2016)
Tujuan
1. Mendapatkan data (dan gambaran) konkret tentang keadaan kesehatan, pendidikan masyarakat,
pemberdayaan perempuan dan anak dan keluarga miskin di desa.
2. Identifikasi persoalan, factor penyebab dan kemungkinan mengembangkan langkah strategis untuk
melakukan perbaikan situasi / penyelesaian masalah.
3. Mendapatkan landasan untuk penyusunan rekomendasi RKTL, koordinasi kerja dengan pihak
terkait /lintas SKPD/ stakeholder untuk penyelesaian masalah.
Sesuai dengan rencana kerja yang disusun bulan
Februari 2016, bulan Maret 2016 dipergunakan untuk melakukan kajian keadaan desa dan ting-
kat pelaksanaan Pelayanan Dasar di desa-desa di
Kapuas Hulu. Kajian keadaan desa difokuskan
pada bidang prioritas sesuai dengan IDM: 1. Pelayanan kesehatan dan pendidikan bagi
masyarakat desa ;
2. Pemberdayaan perempuan dan anak dan keluarga miskin
Desa yang dikunjungi diprioritaskan desa-desa
yang dengan tingkat angka kemiskinan tertinggi, yaitu Desa Tintin Peninjau, Bajau Andai, Laja San-
dang dan Kumang Jaya, Kec. Empanang. Data
kemiskinan tersebut diperoleh dari Data Wilayah
Administrasi Pemerintahan 2015 Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat yang dikeluarkan
oleh BPMPD Kapuas Hulu. Hasil Kajian Lapangan
akan dijadikan rekomendasi kepada pihak-pihak terkait untuk mendapatkan tindak lanjut.

6
Laporan Pelaksanaan Kegiatan
3.2. Laporan Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi TA Pengembangan Pelayanan Dasar bulan Maret 2016
Tugas pokok TA PD adalah mengimplementasikan
UU Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, khususnya
mendorong pengembangan pelayanan dasar (rincian tugas lihat hal 5 Jabatan dan Tugas).
Berdasarkan rencana kerja yang disusun bulan Februari 2016 kegiatan bulan Maret 2016 didakan
kajian keadaan desa yang difokuskan di 4 (empat)
Kecamatan, yaitu kecamatan Kalis, desa Tekudak, Dusun Lubuk Mantuk (11-12/3/2016), Kec. Emba-
loh Hulu (17/3/2016), Kec. Empanang (18-
20/3/2016) dan Kec. Putussibau Utara (22/3/2016). Pengumpulan data dilakukan melalui
pengamatan lapangan dan wawancara mendalam
(diskusi) dengan pejabat kantor kecamatan, pejabat
pemerintah desa, masyarakat desa dan tenaga Pendamping (Lokal) Desa.
Khusus di Kecamatan Empanang kajian keadaan
desa difokuskan pada bidang kesehatan, pendidi-kan dan pemberdayaan perempuan, anak dan
keluarga miskin. Alasannya adalah karena keca-
matan ini dikategorikan sebagai kecamatan
dengan tingkat desa miskin yang paling banyak di Kapuas Hulu. Data dasar yang dipakai adalah
Data Wilayah Administrasi Pemerintahan 2015
Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat yang dikeluarkan oleh BPMPD Kapuas Hulu pada ta-
hun 2016. Menurut data tersebut terdapat 4
kecamatan yang memiliki desa dengan tingkat kemiskinan tertinggi, yaitu Kecamatan Empa-
nang mencakup desa Tintin Peninjau, Bajau An-
dai, Laja Sandang dan Kumang Jaya, Kec. Bunut Hulu mencakup desa Selaup dan Kec. Selimbau
mencakup desa Dalam.
3.1. Pelaksanaan kajian keadaan desa bidang Pelayanan Dasar
Tanggal Aktivitas
1 Pelaksanaan kegiatan penandatanganan SPT PLD Kapuas Hulu
2-3 Rakor TA-PD di Putussibau,
Rakor TA-PD di Putussibau Rakor TA-PD di Putussibau Penguatan PD di Putussibau
Koordinasi masalah konflik batas wilayah dgn Bp. A. Halim 4
Koordinasi masalah validitas jumlah warga paling miskin di KH dengan Bp. Lamun
5 Kegiatan di kantor
7 BPMPD: Pembahasan masalah warga paling miskin di KH dengan Bp. Lamun
8 BPMPD: pembahasan masalah penyelesaian konflik batas wilayah desa/kec. dgn Bp. A. Halim
10 Kegiatan di kantor

7
Laporan Pelaksanaan Kegiatan
3.2. Laporan Pelaksanaan Tugas Pokok …(lanjutan)
11-12 kunjungan kajian keadaan desa ke Lubuk Mantuk, Desa Tekudak, Kec. Kalis untuk penggali-
an potensi desa untuk pengentasan kemiskinan (liputan desa)
17 Kunjungan lapangan identifikasi pelayanan dasar di Kec. Embaloh Hulu
18-20 Pengkajian Keadaan Desa: Kemiskinan di Kab Kapuas Hulu (studi lapangan di Desa Bajau
Andai, Tintin Peninjau, Laja Sandang dan Kumang Jaya, Kec. Empanang)
Perempuan dan anak-anak Penghidupan berkelanjutan Perumahan layak
Training Fasilitasi Pemdes Training Fasilitasi Pemdes Training Fasilitasi Pemdes
Pertemuan di Ensanak Hilir, Desa. Tintin Peninjau
Pertemuan dengan warga di Sebangkang, Desa Laja Sandang
Penghidupan berkelanjutan di Sebangkang
14-16 Training Aparatur Kab./Kec., ttg fasilitasi pembangunan desa
Rumah Warga di Ds. Gruguk, Desa Kumang Jaya
Rumah Betang Ds. Gruguk, Desa Kumang Jaya
Rumah Betang di Ds. Sebangkang, Desa Laja Sandang
Pemberdayaan perempuan Kerajinan tenun adat
Produk tenun adat yang mendunia Perlu mendorong generasi muda untuk mewarisi seni tenun adat

8
Laporan Pelaksanaan Kegiatan
3.2. Laporan Pelaksanaan Tugas Pokok …(lanjutan)
21 Rapat koordinasi lintas SKPD dengan DISPERTANAK KH & DINAS PERTANIAN PROVINSI.
Koordinasi bantuan (pemerintah) untuk pengentasan kemiskinan di desa.
26 Kantor
28-30 Kajian Keadaan Desa dan Identifikasi Pelayanan Dasar di desa-desa di Kec. Seberuang
(Bekuan, Seneban, Belikai, Nanga Lot)
31 Laporan Individual bulanan
3.3. Hasil Kunjungan Lapangan
3.3.1. Waktu Pelaksanaan Kunjungan Lapangan
Kunjungan lapangan dilaksanakan berdasarkan
skala prioritas kepentingan kajian keadaan desa
yang telah direncanakan bulan Feruari 2016. An-
tara tanggal 11-30 Maret 2016 TA PD berhasil mengunjungi 6 Kecamatan yaitu: Kalis, Embaloh
Hulu, Empanang, Putussibau Utara dan Seberu-
ang.
3.3.2. Maksud dan Tujuan kunjungan
Adapun maksud kunjungan lapangan adalah un-
tuk mengadakan kajian keadaan desa. Sedangkan
tujuannya adalah untuk mengidentifikasi persoa-lan dan peluang berkaitan dengan bidang pela-
yanan dasar di desa-desa di KH. Secara khusus
kajian keadaan desa di kec. Empanang adalah un-
tuk mengkaji situasi terkini, factor penyebab kem-iskinan dan rekomendasi untuk 4 (empat) desa
yang menurut data BPMPDKH 2016 memiliki ang-
ka kemiskinan tertinggi di Kapuas Hulu.
3.3.3. Hasil yang dicapai dari kunjungan
Hasil yang dicapai dari kunjungan lapangan dikelompokkan dalam dua bagian, yaitu
1. umum menyangkut pendataan sekilas
mengenai tingkat pelaksanaan pelayanan da-
sar di semua desa yang dikunjungi. Dasar pen-dataan adalah kriteria Indek Desa Membangun
(IDM).
2. khusus menyangkut kajian keadaan desa mengenai kemiskinan di 4 (empat) desa di Kec.
Empanang yang terdata sebagai desa termiskin
di Kapuas Hulu, yaitu desa Bajau Andai, Tintin Peninjau, Laja sandang dan Kumang Jaya. Da-
sar kajiannya juga menggunakan kriteria Indek
Desa Membangun, namun diperdalam dengan mengkaji keadaan konkrit (visual) masyarakat,
konsep/kriteria masyarakat tentang kategori
miskin, akar permasalahan, dampak kemiski-
nan serta upaya-upaya (termasuk ide-ide) masyarakat setempat dalam mengatasi masa-
lah kemiskinan tersebut. (Hasil kajian lihat
halaman berikut).
Rakor TA-PD RAKOR TA-PD RAKOR TA-PD
22 1. BPMPD– laporan hasil kunjungan lapangan ke Empanang kepada Kasubbid PEMDES
2. Kunjungan lapangan kec. Putussibau Utara: cek kelengkapan dokumen RKPDes
23-24 RAKOR TA-PD
RAKOR Lintas SKPD RAKOR Lintas SKPD RAKOR Lintas SKPD

9
Laporan... (lanjutan)
3.3. Laporan Umum
Layanan dasar bidang pendidikan Dini
(PAUD) masih hanya terdapat di desa yang letaknya di ibukota kecamatan. Beberapa de-
sa baru pada tahap pengajuan pendirian
PAUD. Ada beberapa desa yang sudah mem-
iliki/pernah merintis PAUD namun kemudian banyak yang berhenti beroperasi. Hambatan
utamanya ada tiga, yaitu tidak ada murid, tid-
ak ada guru dan tidak ada dana operasional. Kebanyakan keluarga miskin mendapat pela-
yanan BLSM dan Raskin. Beberapa keluarga
miskin lainnya mendapat bantuan BPJS kesehatan.
Demikian juga layanan kesehatan belum dapat dinikmati sepenuhnya oleh masyarakat
di kebanyakan dusun terpencil.
Sementara itu bidang pelayanan dasar
lainnya, seperti pemberdayaan perempuan dan anak, pengembangan kesejahteraan
keluarga, pelestarian dan pengembangan adat
dan kearifan lokal serta pelestarian dan
pengembangan seni budaya desarata-rata masih belum terfasilitasi dengan baik.
Layanan listrik, air bersih dan akses jalan penghubung antar dusun/desa masih men-
jadi persoalan besar di sebagian besar desa
yang dikunjungi. Dusun Gruguk dan Sebangkang, di Empanang belum memiliki
akses jalan yang memadai dan belum teraliri
listrik. Demikian juga Desa Tanjung Beruang, Kec. Putussibau Utara belum teraliri listrik.
Dusun Tlutu di desa Laja Sandang, kec. Em-
panang kesulitan air bersih.
3.4. Laporan Khusus Kec. Empanang (lihat halaman berikut)

10
Laporan... (lanjutan)
Laporan khusus memuat laporan kajian
keadaan 4 (empat) desa di Kecamatan Empa-nang. Laporan ini dibuat dengan maksud
melihat secara detail kondisi desa-desa
dengan jumlah penduduk miskin paling tinggi
di Kapuas Hulu (Data Wilayah Administrasi Pemerintahan Tahun 2015 dikeluarkan
BPMPD 2015) . Lihat table data berikut ini.
DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN TAHUN 2015 PROPINSI : KALIMANTAN BARAT
KABUPATEN : KAPUAS HULU
KODE DESA Kecamatan Kelurahan/Desa
LUAS
KK
Jumlah penduduk Jumlah
penduduk
Jumlah Penduduk
Miskin keterangan % WILAYAH
(KM2) L P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
61.06.13.2001 Empanang 1. Keling Panggau 48.55 251 255
506
47
3,588 9.29
61.06.13.2002 450.05 2. Nanga Kantuk 79.95 477 458
935
44 4.71
61.06.13.2003 3. Tintin Peninjau 57.50 220 229
449
227 50.56
61.06.13.2004 4. Bajau Andai 53.55
500
413 82.60
61.06.13.2005 5. Kumang Jaya 103.25
528
324 61.36
61.06.13.2006 6. Laja Sandang 107.25
670
438 65.37
Sumber data BPMPD KH 2016
Dari tabel di atas terlihat bahwa empat desa
di Kec. Empanang (Tintin Peninjau, Bajau An-dai, Kumang Jaya dan Laja Sandang) memiliki
penduduk miskin di atas 50% dari total
jumlah penduduk di masing-masing desa ter-
sebut. Dari keempat desa desa tersebut, desa
Bajau Andai memiliki jumlah penduduk
miskin mencapai 82,60% dari total jumlah penduduk di desa tersebut. Kasus kemiskinan
di Empanang cukup mengejutkan karena
dibanding dengan kecamatan lain di KH,
kecamatan ini memiliki desa miskin terbanyak
3.4. Laporan Khusus Kec. Empanang
Laporan KhususLaporan KhususLaporan Khusus

11
Laporan... (lanjutan)
3.4. Laporan kasus Kec. Empanang
3.4.1. Desa Tintin Peninjau
Data penduduk Desa Tintin Peninjau mencakup Dusun Ensa-
nak Hulu dan Hilir, Dusun Martanjung dan
Dusun Piyam, dengan total penduduk ber-
jumlah 449 jiwa. Dari jumlah tersebut ter-dapat 227 jiwa penduduk miskin atau 50,56%
(Data BPMPD 2016).
Mata pencaharian
Mata pencaharian utama sebagian besar
penduduk Tintin Peninjau adalah petani karet dan buruh di perkebunan kelapa sawit. Seba-
gian kecil pergi bekerja ke Malaysia dan seba-
gian kaum wanita mencari tambahan pengha-silan dengan menenun kain sepulang dari
mereka bekeja di kebunan sawit.
Ekonomi Dari segi ekonomi penduduk di dusun Ensa-
nak Hulu, Ensanak Hilir dan Martanjung ter-
lihat cukup bagus. Rumah Betang sudah per-manen dengan dinding semen dan lantai
keramik. Menurut warga Ensanak rumah
betang bisa bagus begitu karena sudah ban-yak dibantu oleh pemerintah. Hampir setiap
keluarga memiliki sepeda motor bahkan be-
berapa keluarga memiliki mobil (plat Malay-sia). Perabot rumah tangga dan alat dapur
cukup bagus .
Pendidikan Layanan pendidikan dasar (SD) sudah merata
di dusun ini. Namun PAUD dan SMP belum
ada. Setamat SD anak-anak harus melanjut-kan pendidikan ke SMP di Nanga Kantuk, Ba-
dau dan bahkan Malaysia.
Kesehatan
Layanan kesehatan (POLINDES) sudah terse-
dia di pusat desa. Namun penduduk di dusun- dusun hanya mendapatkan pelayanan rutin
sekali sebulan. Persoalan besar dihadapi war-
ga jika ada keluarga mereka yang mengalami
sakit berat yang harus dirujuk ke Rumah Sa-kit. PUSKESMAS terdapat di Nanga Kantuk
dan Rumah Sakit sedang dibangun) terdapat
di Badau dan Putussibau. Putussibau dapat dicapai dengan menggunakan sepeda motor
atau mobil atau bis dengan waktu tempuh
sekitar 5 (lima) jam dari Nanga Kantuk. Dengan kondisi jalan dari Empanang ke Ba-
dau sangat buruk sangat sulit untuk memba-
wa pasien ke Putussibau.
Akses
Dari segi akses transportasi dan informasi De-
sa Tintin Peninjau dilewati jalan Negara se-
Dusun Martanjung
Dusun Ensanak Hulu
Ensanak Hilir
sehinga bisa dilewati kendaraan dengan roda
empat atau lebih walaupun kondisi jalan ru-sak berat. Desa ini juga sudah dialiri aliran
listrik 24 jam sehari. Listrik diimpor dari Ma-
laysia. Rata-rata setiap keluarga memiliki tel-
evisi (TV)) dengan saluran Indovision. Namun

12
Laporan... (lanjutan)
3.4. Laporan khusus Kec. Empanang (lanjutan)
hari / minggu, sehingga penghasilan keluarga
pun semakin menurun.
Warga dusun Piyam mengungkapkan bahwa
mereka belum pernah mendapat bantuan re-
hab rumah Betang dari pemerintah setelah rumah mereka terbakar. Beruntung merek
mendapat bantuan dari Perusahaan Perke-
bunan Sawit. Namun sampai sekarang peker-jaan rehab rumah Betang dusun Piyam belum
selesai. Ada kabar bahwa pihak perusahaan
sudah tidak mampu menyelesaikan pekerjaan rehab rumah betang dusun Piyam, sehingga
pekerjaan pembangunan terhenti. Oleh kare-
na itu warga dusun Piyam sangat berharap pemerintah dapat membantu mereka me-
nyelesaikan pembangunan rumah Betang ter-
sebut, agar mereka dapat segera memiliki ru-
mah yang layak huni.
3.4.2. Desa Bajau Andai
Data penduduk Desa Bajau Andai mencakup Dusun Batu
Pansap, Dusun Sebindang, Desa Kumang Ja-
ya dan Desa Laja Sandang, dengan total penduduk berjumlah 500 jiwa. Dari jumlah
tersebut terdapat 413 jiwa penduduk miskin
atau 82,60 % (Data BPMPD 2016).
Mata pencaharian
Sama seperti penduduk Desa Tintin Peninjau,
mata pencaharian utama sebagian besar penduduk Bajau Andai adalah petani karet
dan buruh di perkebunan kelapa sawit. Seba-
gian kecil pergi bekerja ke Malaysia dan seba-gian kaum wanita mencari tambahan pengha-
silan dengan menenun kain sepulang dari
mereka bekeja di kebunan sawit.
Keadaan ekonomi
Dari segi ekonomi penduduk di dusun Batu Pansap dan dusun Semiyus terlihat cukup
bagus. Rumah Betang sudah permanen
dengan dinding semen dan lantai keramik.
Hampir setiap keluarga memiliki sepeda motor bahkan beberapa keluarga memiliki truk dan
mobil (plat Malaysia). Perabot rumah tangga
dan alat dapur cukup bagus
Akses transportasi, informasi, komunikasi
Dari segi akses transportasi dan informasi De-sa Bajau Andai dilewati jalan Negara sehingga
bisa dilewati kendaraan dengan roda empat
atau lebih walaupun kondisi jalan rusak be-rat. Desa ini juga sudah dialiri aliran listrik 24
jam sehari. Listrik diimpor dari Malaysia. Rata
-rata setiap keluarga memiliki televisi (TV))
dengan saluran Indovision atau parabola.
komunikasi melalui telepon seluler masih
sulit dilakukan. Sinyal telepon seluser belum bisa diakses di desa ini. Mata uang Rupah
dan Ringgit sama—sama berlaku di desa ini.
Upaya memperbaiki ekonomi Dalam situasi demikian warga desa Tintin
Peninjau berupaya keras memperbaiki
keadaan ekonomi mereka. Kaum wanita mencari tambahan penghasilan keluarga
dengan menenun kain. Upaya ini sebenarn-
ya memiliki prospek yang cerah karena pasaran di Malaysia bagus. Dari setiap lem-
bar selendang mereka bisa mendapat keun-
tungan bersih sebesar 18 Ringgit Malaysia. Namun usaha tersebut terbentur kesulitan
warga membeli benang sebagai bahan baku
utama karena harganya yang sangat mahal.
Situasi Dusun Piyam
Berbeda dengan dusun-dusun lainnya, Dusun Piyam termasuk dusun yang paling
miskin di desa Tintin Peninjau. Hal itu
disebabkan karena rumah panjang (betang) dusun ini pernah terbakar pada tahun 2014,
yang menyebabkan harta benda warganya
habis musnah.
Pada waktu yang sama harga karet jatuh
sampai mencapai Rp.5.000/kg. hal itu mem-buat kondisi ekonomi penduduk dusun
Piyam sangat sulit untuk pulih kembali.
Dalam keadaan demikian warga dusun Piyam, sama dengan warga desa Tintin Pen-
injau lainnya menggantungkan hidup sepe-
nuhnya pada upah dari bekerja sebagai bu-ruh harian di kebun Kelapa Sawit yang su-
dah mengepung kampung mereka. Per-hari
kerja merekadibayar Rp. 75,800.00 dengan target menyelesaikan pekerjaan 2 hektar/
hari. Akhir-akhir ini warga Tintin Peninjau
sangat khawatir karena jumlah hari kerja mereka semakin dikurangi oleh perusahaan
sawit, dari 4 (empat) hari seminggu menjadi
3 (tiga)bahkan kadang-kadang hanya 2 (dua)

13
Laporan... (lanjutan)
Pendidikan
Layanan pendidikan dasar (SD) sudah merata di desa ini. Namun PAUD dan SMP belum ada.
Setamat SD anak-anak harus melanjutkan
pendidikan ke SMP di Nanga Kantuk, Badau
dan bahkan Malaysia.
Kesehatan
Layanan kesehatan (POLINDES) sudah terse-dia di pusat desa. Namun penduduk di dusun
- dusun hanya mendapatkan pelayanan rutin
sekali sebulan. Persoalan besar dihadapi war-ga jika ada keluarga mereka yang mengalami
sakit berat yang harus dirujuk ke Rumah Sa-
kit. PUSKESMAS terdapat di Nanga Kantuk dan Rumah Sakit sedang dibangun) terdapat
di Badau dan Putussibau. Putussibau dapat
dicapai dengan menggunakan sepeda motor
atau mobil atau bis dengan waktu tempuh sekitar 5 (lima) jam dari Nanga Kantuk.
Dengan kondisi jalan dari Empanang ke Ba-
dau sangat buruk sangat sulit untuk memba-wa pasien ke Putussibau.
Upaya memperbaiki ekonomi Keadaan ekonomi keluarga terpuruk tidak
membuat warga desa Bajau Andai patah se-
mangat untuk memperbaiki keadaan ekonomi mereka. Upaya-upaya ekonomi kreatif seperti
kerajinan tenun di lakukan sebagai pengisi
waktu senggang. Selain itu beberapa keluarga
membuka warung kecil di rumah mereka menjual sembako dan bahan bakar minyak
(BBM).
Situasi di dusun Sebindang
Dusun Sebindang merupakan dusun yang
paling miskin di desa Bajau Andai. Jatuhnya harga karet sampai mencapai Rp.5.000/kg.
membuat kondisi ekonomi penduduk di
dusun Sebindang sangat sulit untuk mem-baik.
Setelah harga karet jatuh, warga dusun
Sebindang juga menggantungkan sepenuhnya sumber penghidupan mereka pada upah dari
bekerja sebagai buruh harian di kebun Kelapa
Sawit yang sudah mengepung kampung mere-ka.
Kedepan situasi di Sebindang tidak akan lebih mudah. Karena dusun ini sudah sepenuhnya
terkepung perkebunan kelapa sawit. Alterna-
tive penghasilan dari pengolahan lahan sudah hampir tertutup. Namun demikian sector pe-
ternakan masih bisa dikembangkan, asal dil-
akukan pendampingan dan pemberdayaan
bagi masyarakat untuk beternak.
Oleh karena itu warga Sebindang sangat
mengharapkan pihak pemerintah dapat mem-bantu mereka keluar dari situasi yang sangat
sulit itu.
3.4.3. Desa Laja Sandang
Data penduduk Desa Laja Sandang mencakup Dusun Telutu
dan Dusun Sebangkang, dengan total
penduduk berjumlah 670 jiwa. Dari jumlah
tersebut terdapat 438 jiwa penduduk miskin atau 65,37% (Data BPMPD 2016).
Mata pencaharian Mata pencaharian utama sebagian besar
penduduk Laja Sandang adalah peladang.
petani karet dan buruh di perkebunan kelapa sawit dan ada sebagian (kebanyakan dari mer-
ka adalah anak muda) merantau ke Malaysia
untuk bekerja (TKI).
Ekonomi
Keadaan ekonomi penduduk Laja Sandang
rendah. Beberapa rumah terlihat cukup ba-gus di Dusun Telutu. Namun itu, menurut
penduduk di sana hasil bekerja di Malaysia.
Ada beberapa rumah permanen dari semen, namun sebagian lagi masih rumah kayu se-
derhana. Hampir setiap keluarga memiliki
sepeda motor bahkan beberapa keluarga memiliki mobil (plat Malaysia). Perabot rumah
tangga dan alat dapur masih banyak yang se-
derhana .
Pendidikan
Layanan pendidikan dasar (SD) sudah merata
di dusun ini. Namun PAUD dan SMP belum ada. Setamat SD anak-anak harus melanjut-
kan pendidikan ke SMP di Nanga Kantuk, Ba-
dau dan bahkan Malaysia.
Kesehatan
Layanan kesehatan (POLINDES) sudah terse-dia di pusat desa. Namun penduduk di
dusunSebangkang hanya mendapatkan pela-
yanan rutin sekali sebulan. Persoalan besar dihadapi warga jika ada keluarga mereka yang
mengalami sakit berat yang harus dirujuk ke
Rumah Sakit. PUSKESMAS terdapat di Nanga
Kantuk dan Rumah Sakit (sedang dibangun) terdapat di Badau dan Putussibau. Putussi-
bau dapat dicapai dengan menggunakan
sepeda motor atau mobil dengan waktu tempuh sekitar tujuh atu delapan jam. Na-
mun dengan kondisi jalan yang sangat buruk
sangat sulit untuk membawa pasien ke Badau atau Putussibau.
3.4. Laporan khusus Kec. Empanang (lanjutan)

14
Laporan... (lanjutan)
Akses transportasi, informasi, komunikasi
Akses transportasi masih sulit menuju desa Laja Sandang. Dari Nanga Kantuk sampai
dusun Telutu (pusat Desa) masih jalan tanah,
namun sudah bisa dilewati kendaraan dengan
roda empat. Putussibau dapat dicapai dengan menggunakan sepeda motor atau mobil
dengan waktu tempuh sekitar 8 (delapan) jam.
Listrik Negara belum ada. Mereka menggunakan diesel untuk pembangkit listrik.
Meskipun demikian rata-rata setiap keluarga
memiliki televisi (TV)) dengan parabola.
Upaya memperbaiki ekonomi
Warga desa Laja Sandang mangaku bahwa sangat sulit memperbaiki keadaan ekonomi
mereka. Potensi alam sangat minim. Tanah
tidak subur dan sudah dikepung perkebunan
kelapa Sawit. Upaya-upaya ekonomi kreatif seperti kerajinan tenun belum ada. Ada be-
berapa keluarga membuka warung kecil di ru-
mah mereka menjual sembako dan bahan ba-kar minyak (BBM). Sebagian warga merantau
ke Malaysia untuk mencari penghidupan.
Situasi di Dusun Sebangkang
Dusun Sebangkang merupakan dusun yang pal-
ing miskin dan terisolir di desa Laja Sandang. Dusun ini bisa dicapai dengan waktu tempuh
sekitar satu jam dari Naga Kantuk dengan
menggunakan sepeda motor melalui jalan perke-
bunan kelapa sawit. Jalan masih jalan tanah dengan kondisi yang sangat buruk yang sangat
sulit dilalui pada musim hujan.
Warga di Sebangkang hidup di sebuah rumah
betang yang memiliki 18 bilik. Rumah Betang itu
dihuni 90 jiwa.
Di dusun Sebangkang sudah ada gedung sekolah
dengan tiga lokal ruang kelas, namun hanya memiliki 4 siswa (2 kelas III, 1 kelas IV dan 1 ke-
las V). Dua orang guru PNS mengajar di sekolah
itu namun mereka tinggal di Nanga Kantuk. Apa
bila hujan guru tidak dating, sehingga kegiatan belajar-mengajar ditiadakan.
Kesehatan masyarakat dilayani dari Telutu.
Tenaga medis datang berkunjung sekali sebulan ke dusun Sebangkang. Di luar itu, jika ada yang
sakit mereka harus dibawa ke Telutu atau Nanga
Kantuk untuk mendapatkan pengobatan.
Kondisi ruangan dalam rumah betang agak gelap
dan sanitasi keluarga belum bagus. Ternak babi dan ayam masih berkeliaran di sekitar rumah
dan kotoran babi tersebar di mana-mana.
3.4. Laporan khusus Kec. Empanang (lanjutan)

15
Laporan... (lanjutan)
Air bersih melimpah di dusun ini. Air bersih
itu dialiri dari daerah bukit melalui pipa yang merupakan hasil swadaya masyarakat
Sebangkang sendiri.
Listrik Negara belum belum bisa dinikmati di Sebangkang. Warga berupaya sendiri
mendapatkan listrik dari pembangkit listrik
tenaga disesel. Sinyal telepon seluler juga be-lum bisa diakses dari dusun ini. Namun akses
informasi melalui TV sudah ada di dusun ini,
dengan menggunakan parabola.
Jatuhnya harga karet sampai mencapai
Rp.5.000/kg. juga dirasakan oleh warga Sebangkang. Keadaan itu membuat kondisi
ekonomi penduduk di dusun Sebangkang san-
gat sulit untuk membaik.
Warga Sebangkang sedikit beruntung. Wilayah
dusun mereka tidak terkena ekspansi perke-
bunan kelapa sawit. Lahan yang cukup subur mereka pergunakan untuk menanam padi
dengan system berladang. Setelah harga karet
jatuh, warga dusun Sebangkang menggan-tungkan sepenuhnya sumber penghidupan
mereka pada ladang dan sebagian lagi menjadi
buruh harian di kebun Kelapa Sawit yang tid-ak jauh dari kampung mereka.
Kedepan situasi di Sebangkang tidak akan
lebih mudah. Apalagi setelah ada isu (belum diketahui kebenarannya) bahwa dusun ini be-
rada di dalam wilayah hutan lindung. Alterna-
tive penghasilan dari pengolahan lahan masih terbuka. System pertanian padi sawah belum
popular di dusun ini meskipun mereka mem-
iliki areal yang cocok untuk sawah. Sektor perikanan (kolam ikan) dan peternakan masih
bisa dikembangkan di dusun ini, namun un-
tuk itu perlu dilakukan pendampingan dan pemberdayaan bagi masyarakat.
Masyarakat dusun Sebangkang mengaku be-
lum pernah mendapat bantuan apapun dari pemerintah antara lain jalan dan listrik. Maka
mereka sangat berharap pemerintah dapat
segera membantu pembangunan jalan dan pengadaan listrik untuk dusun Sebankang.
―Itu sangat prioritas bagi kami,‖ tutur pak
Fransiskus Kunyam, Kepala Dusun Sebangkang.
Pertemuan dengan warga Sebangkang
Jalan Sebangkang
Perlu pendidikan usia dini
Berbincang dengan siswa SD Sebangkang
3.4. Laporan khusus Kec. Empanang (lanjutan)

16
Laporan... (lanjutan)
3.4.4. Desa Kumang Jaya
Data penduduk Desa Kumang Jaya mencakup Dusun Semir-
ah, Dusun Gruguk dan dusun Upak dengan
total penduduk berjumlah 528 jiwa. Dari
jumlah tersebut terdapat 324 jiwa penduduk miskin atau 61,36% (Data BPMPD 2016).
Mata pencaharian Mata pencaharian utama sebagian besar
penduduk Kumang Jaya adalah petani padi
(berladang) dan karet. Namun karena harga karet jatuh mereka meninggalkan pekerjaan
meyadap karet dan beralih menjadi buruh
harian di perkebunan kelapa sawit. Dari bekerja di kebun kelapa sawit mereka meneri-
ma upah Rp.75.800/hari atau Rp. 1.200.000/
bulan. Penghasilan ini sangat rendah karena
mereka harus menghidupi keluarga dan atau menyekolahkan anak.
Ekonomi Keadaan ekonomi penduduk desa Kumang
Jaya tergolong rendah. Beberapa rumah per-
manen terlihat di Dusun Semirah sedangkan di Dusun Upak rumah-ruah sangat seder-
hana. Di dusun Gruguk Betang Panjang
bahkan sudah hampir roboh dimakan usia. Perabot rumah tangga dan alat dapur sangat
sederhana. Tidak banyak keluarga yang mem-
iliki tabungan di Bank/CU danhanya bebera-
pa keluarga yang memiliki kendaraan bermo-tor.
Pendidikan Fasilitas pendidikan dasar (SD) sudah merata
di desa Kumang Jaya. Meskipun demikian
kegiatan belajar-mengajar tidak berlangsung setiap hari. Hal itu dikarenakan guru-guru
tinggal di Nanga Kantuk dan hanya datang
kesekolah jika cuaca cerah. Jika hari hujan guru tidak berangkat ke sekolah. PAUD dan
SMP belum ada. Setamat SD anak-anak harus
melanjutkan pendidikan ke SMP di Nanga
Kantuk, Badau atau bahkan ada yang di Ma-laysia.
Kesehatan Fasilitas kesehatan (POLINDES) sudah terse-
dia di pusat desa. Tapi tidak digunakan kare-
na letaknya jauh dari pemukiman penduduk. Penduduk di dusun Gruguk hanya mendapa
layanan kesehatan rutin sekali sebulan. Jika
ada anggota keluarga mereka yang sakit berat yang pasien harus dirujuk ke PUSKESMAS
atau Rumah Sakit. PUSKESMAS terdapat di
Nanga Kantuk dan Rumah Sakit (sedang
dibangun) terdapat di Badau dan Putussibau.
Putussibau dapat dicapai dengan
menggunakan sepeda motor atau mobil me-lalui jalan negara dengan waktu tempuh seki-
tar 7-8 jam dari desa Kumang Jaya. Kondisi
jalan masih sangat buruk sehingga sangat su-
lit untuk membawa pasien ke Badau atau Pu-tussibau. Sanitasi masih buruk. Ternak babi
masih dibiarkan berkeliaran disekitar rumah
sehingga pemukiman warga terkesan kumuh
Akses transportasi, informasi, komunikasi
Akses transportasi masih sulit menuju desa Kumang Jaya. Semua dusun masih terhubung
dengan jalan tanah, namun sudah bisa
dilewati kendaraan dengan roda empat. Pu-tussibau dapat dicapai dengan menggunakan
sepeda motor atau mobil dengan waktu
tempuh sekitar 8 (delapan) jam. Listrik Negara
belum ada. Penerangan menggunakan pem-bangkit listrik bermesin diesel milik keluarga
yang hanya dinyalakan pada saat-saat khusus
(pesta misalnya) 1-2 jam semalam. Beberapa keluarga memiliki televisi (TV)) dengan parab-
ola.
Upaya memperbaiki ekonomi
Warga desa kumang Jaya mangaku bahwa
sangat sulit memperbaiki keadaan ekonomi mereka. Potensi alam sangat minim. Tanah
tidak subur dan sudah diserahkan kepada pe-
rusahaan perkebunan kelapa Sawit. Upaya-
upaya ekonomi kreatif seperti kerajinan tenun belum ada. Ada beberapa keluarga membuka
warung kecil di rumah mereka menjual sem-
bako dan bahan bakar minyak (BBM).
Situasi di dusun Gruguk
Dusun Gruguk merupakan dusun yang paling
miskin dan terisolir di desa Kumang Jaya. Dusun ini bisa dicapai dengan waktu tempuh
sekitar satu jam dari Naga Kantuk dengan
menggunakan sepeda motor. Jalan masih jalan tanah dengan kondisi yang sangat buruk
yang sangat sulit dilalui pada musim hujan.
3.4. Laporan khusus Kec. Empanang (lanjutan)

17
Laporan... (lanjutan)
Warga di dusun Gruguk sebgian masih tinggal
di rumah betang yang dibangun pada tahun 1976. Dulunya Betang Panjang tersebut mem-
iliki 24 pintu. Namun sekarang Betang Pan-
jang tersebut sudah terputus menjadi dua ba-
gian dan hanya 7 pintu yang ditempati. Seba-gian keluarga sudah membangun rumah
pribadi dan sebagian lagi hijrah ke luar
dusun / desa / negeri untuk mencari penghidupan yang lebih baik.
Di dusun Gruguk sudah ada gedung sekolah
dengan gedung permanen dan masih baru.Di situ bahkan terdapat rumah guru dengan
bangunan permanen dan masih baru. Tetapi
guru-guru memilih tinggal di Nanga Kantuk. Persoalannya sama dengan sekolah terpencil
lainnya di daerah itu, guru tidak dating ke
sekolah jika hari hujan, sehingga kegiatan
belajar-mengajar ditiadakan.
Kesehatan masyarakat dilayani dari Nanga
Kantuk. Tenaga medis datang berkunjung
sekali sebulan ke dusun Gruguk. Di luar itu, jika ada yang sakit mereka harus dibawa ke
Nanga Kantuk untuk mendapatkan pen-
gobatan.
Kondisi ruangan dalam Betang Panjang agak
gelap dan sanitasi keluarga sangat buruk. Ter-nak babi dan ayam masih berkeliaran di seki-
tar rumah dan kotoran babi tersebar di mana-
mana. Air bersih melimpah di dusun ini. Air bersih itu dialiri dari daerah bukit melalui pi-
pa yang merupakan hasil swadaya masyara-
kat Gruguk sendiri.
Listrik Negara belum belum bisa dinikmati di
Gruguk. Warga berupaya sendiri mendapat-
kan listrik dari pembangkit listrik tenaga disesel. Sinyal telepon seluler juga belum bisa
diakses dari dusun ini. Namun akses informa-
si melalui TV sudah ada di dusun ini, dengan
menggunakan parabola.
Jatuhnya harga karet juga dirasakan oleh
warga Gruguk. Kedepan situasi di Gruguk tid-ak akan lebih mudah. Tanah mereka sudah
diserahkan semuanya ke perusahaan perke-
bunan karet. Saat ini sumber penghidupan masyarakat sepenuhnya tergantung pada
pekerjaan sebagaiburuh di perkebunan sawit.
Namun air masih melimpah di dusun ini se-
hingga sektor perikanan (kolam ikan) dan pe-
ternakan masih bisa dikembangkan.
Demikian juga pertanian palawija dan lada. Namun untuk itu perlu dilakukan pendamp-
ingan dan pemberdayaan bagi masyarakat
krena masalahnya bukan hanya pada skill (keterampilan) melainkan juga pada habit
(kebiasaan) bertani / beternak yang masih
perlu diarahkan.
Masyarakat dusun Grugguk sangat
mengharapkan bantuan jalan dan listrik dan renovasi betang panjang. ―Itu sangat prioritas
bagi kami,‖ tutur pak Pak Langga, Kepala
Dusun Gruguk.
3.4. Laporan khusus Kec. Empanang (lanjutan)

18
Laporan... (lanjutan)
3.5. Evaluasi, Rekomendasi dan RKTL
3.5.1. Evaluasi
Kegiatan bulan Maret 2016 difokuskan pada
kajian keadaan desa dengan prioritas pada masalah kemiskinan. Identifikasi mengenai
kemiskinan di desa masih sulit dilakukan karena
masih terbentur pada kriteria kemiskinan yang
dipakai. Ada desa yang melaporkan angka kemiskinan sangat tinggi (al. Bajau Andai dan
Tintin Peninjau), padahal dari tampilan fisik/
rumah dan perabotan rumah tangga tidak tergolong miskin jika menggunakan kriteria BPS.
Kegiatan kajian keadaan desa terhambat masalah kesulitan dana. Wilayah Kapuas Hulu sangat luas,
medan ekstrim membutuhkan biaya tinggi.
Pengguliran dana desa yang banyak ke desa-desa
tidak serta merta dapat mengatasi masalah kemiskinan dan ketertinggalan desa. Hal itu
antara lain dikarenakan masalah kemiskinan di
desa sangat kompleks.
Selain itu kemampuan pemerintah desa mengelola dana desa juga masih relatif rendah.
Porsi penggunaan Dana Desa (DD) masih lebih
banyak untuk pembangunan fisik yang tidak berkelanjutan dan menghasilkan dampak
signifikan pada perbaikan taraf ekonomi, sosial
dan budaya masyarakat desa. Penganggaran untuk bidang pemberdayaan masyarakat masih
sangat minim.
Kesimpulan hasil kunjungan ke Empanang
Meskipun belum ada kriteria baku untuk mengukur tingkat kemiskinan di Kapuas Hulu, namun kem-
iskinan dapat diukur dari akses masyarakat terhadap pelayanan dasar seperti pedidikan, kesehatan dan
peluang untuk mendapatkan penghidupan seperti akses pada tanah, transportasi, informasi dan komu-
nikasi. Beberapa dusun yang sudah dipaparkan secara khusus di atas memiliki peluang yang paling kecil pada akses-akses tersebut, sehingga mereka dinilai sebagai dusun yang paling miskin. Upaya un-
tuk mengatasi masalah tersebut perlu dilihat dari berbagai pendekatan, ekonomi, sosial, hukum, kultur
dan politik. Oleh karena itu perlu kerjasama synergis antar stakeholder dan SKPD bahkan pihak ketiga.
3.5.2. Rekomendasi
Dari kunjungan lapangan bulan Maret 2016 dapat
kami sampaikan beberapa rekomendasi dan tindak lanjut dalam rangka mendorong percepatan pem-
bangunan desa di Kapuas Hulu:
1. Desa perlu didorong untuk melakukan kajian keadaan desa, karena hal ini penting untuk
menjadi dasar penyusunan rencana
pembangunan desa. 2. Perlu diadakan fasilitasi bagi aparatur desa da-
lam melakukan kajian keadaan desa.
3. Perlu dilakukan penguatan lebih lanjut terhadap aparatur desa dalam menyusun perencanaan
kegiatan pembangunan desa tahun anggaran
2017. 4. Kunjungan lapangan dan studi mendalam
mengenai tingkat pelayaan dasar di desa-desa di
Kabupaten Kapuas Hulu perlu ditingkatkan.
3. Perlu dilakukan sosialisasi yang intens
mengenai pelayanan dasar di tingkat desa dan dusun.
5. Penguatan kapasitas dan peningkatan jumlah
Kader pelayanan dasar di desa, khususnya un-
tuk pelayanan bidang pendidikan dan kesehatan di desa.
6. Penguatan terhadap kapasitas PD/PLD dalam
memfasilitasi pengembangan pelayanan dasar. 7. PD/PLD melakukan koordinasi dengan
stekholder dalam pelaksanaan pendampingan
bidang pelayanan dasar desa. 8. BPMPD perlu mendorong dan memfasilitasi
kerjasama synergis lintas SKPD untuk me-
nanggulangi kemiskinan dan ketertinggalan desa.
3.5.3. RKTL (bulan depan)
RKTL bulan April belum dapat dibuat karena belum ada kepastian kelanjutan kontrak kerja
3.4. Laporan khusus Kec. Empanang (lanjutan)

19
Kendala dan Permasalahan
1. Belum terfasilitasinya perencanaan pela-
yanan desa
Dari hasil kunjungan lapangan ditemukan
bahwa masih banyak desa yang perencanaan
desa tahun anggaran 2016 belum terfasilitasi karena beberapa keterbatasan, diantaranya
kekosongan PD/PLD, kapasitas PD/PLD ren-
dah, desa yang jauh tanpa sinyal dan pemahaman terhadap regulasi yang ada
berbeda-beda khususnya dalam pelaksanaan
penataan usulan di empat bidang yaitu Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Bidang
Pembangunan Desa, Bidang Pembinaan dan
pemberdayaan Masyarakat sesuai dengan permendagri 114.
2. Minim riset dan data tidak valid
Diperlukan suatu dasar ilmiah yang kuat un-tuk menyusun suatu perencanaan pem-
bangunan yang berkelanjutan. Demikian juga
untuk menyusun rencana pengembangan pe-layanan dasar. Sementara ini hasil
penelitian ilmiah mengenai kondisi terkini
pelayanan dasar di Kabupaten Kapuas Hulu masih sangat minim, sehingga pihak-pihak
terkait yang akan menyusun kebijakan pem-
bangunan dan perencanaan pengembangan pelayanan dasar masih sulit mendapat referen-
si. Sebagai contoh di Kapuas Hulu masih
ditemukan penggunaan data yang sudah ked-
aluarsa (data 10-15 tahun lalu) yang dipakai untuk dasar melaksanakan program layanan
dasar untuk keluarga miskin, seperti bantuan
BPJS kesehatan BLSM, RASKIN, dll., sehingga bantuan yang diberikan sering menjadi tidak
tepat sasaran.
3. Kapasitas SDM Minim
Dari hasil studi awal disadari bahwa permasa-
lahan minimnya kapasitas SDM di desa masih-menjadi salah satu factor penghambat
pelaksanaan pelayanan dasar di KH. Absennya
tenaga pendidik dan tenaga medis di daerah
pedalaman juga menjadi hambatan terbesar melakukan pelayanan dasar bidang pendidi-
kan dan kesehatan di daerah—daerah sulit
tersebut.
1. Kendala
Kemiskinan dan keterbelakangan juga terjadi
karena minimnya kemampuan warga desa da-lam mengelola aset alam dan social serta yang
sebenanya merupakan potensi bagi mereka
untuk keluar dari situasi kemiskinan.
4. Minim infrastruktur
Buruknya kondisi jalan dan jembatan masih
menjadi permasalahan terbesar di banyak de-sa di Kapuas Hulu. Banyak desa dan dusun
jauh di pedalaman masih terisolir. De-
sa/dusun tersebut masih kesulitan mengakses layanan pendidikan, kesehatan dan layanan
social lainnya. Infrastruktur pendukung
komunikasi dan informasi juga masih minim di desa-desa yang jauh terpencil. Masih ban-
yak desa/dusun tanpa sinyal dan belum bisa
menangkap informasi yang disalurkan melalui
Radio dan TV .
5. Kebijakan bias politik
Dari kesaksian beberapa Kepala Desa dan warga masyarakat yang ditemui dalam kun-
jungan lapangan ditemukan bahwa:
Tidak dipungkiri ada Kepala Desa yang bias
politik dalam menafsirkan visi dan misinya kedalam RPJMDes dan RKPDes serta
mengikatnya dengan Perdes. Usulan-usulan
kegiatan pun masih ada yang tidak terlepas dari kepentingan politik pihak tertentu.
Perbedaan pandangan politik juga ber-
pengaruh pada tingkat keharmonisan hub-ungan antar warga di dalam desa / antar
desa.
TA Pelayanan Dasar membutuhkan Kajian
Keadaan Desa untuk dapat mengindentifikasi per-masalahan dan peluang/potensi desa. Hasil iden-
tifikasi ini sangat penting untuk menjadi dasar
rekomendasi dan RKTL bagi semua piha terkait
dalam rangka pembangunan desa.
2. Permasalahan
Namun pelaksanaan kegiatan kajian keadaan desa
terkendala masalah kekurangan dana. Karena de-sa-desa di Kapuas Hulu tersebar di wilayah yang
sangat luas dengan medan ekstrim dan jauh ter-
pencil sehingga membutuhkan biaya yang tinggi.
Padahal umumnya desa-desa tersebutlah yang merupakan desa termiskin dan paling tertinggal.

20
Penutup
1. Pemerintah Provinsi diharapkan dapat segera
melakukan penguatan terhadap Pendamping Desa yang telah dimobilisasi.
2. Pemerintah Daerah segera membuat juknis
pelaksanaan kerja TA, PD dan PLD dalam
rangka memfasilitasi kegiatan pendampingan desa.
3. Pemerintah diharapkan dapat membuat
langkah tanggap untuk melakukan pelatihan kepada para pendamping professional desa
dalam rangka mewujudkan pendamping yang
profesional dalam pengawalan UU Desa. 4. TA 6 (PD) masih perlu melakukan kunjungan
lapangan untuk melakukan kajian keadaan
desa yang lebih mendalam, luas (melibatkan stakeholder lain) dan merata di semua
kecamatan mengenai tingkat pelayaan dasar di
desa-desa di Kabupaten Kapuas Hulu.
5. Pemerintah Desa diharapkan tanggap untuk
melakukan penguatan terhadap pemahaman
masyarakat dan pemerintah desa mengenai pelayanan dasar.
6. Pemerintah kabupaten dapat segera
melakukan penguatan terhadap perencanaan
desa tahun anggaran 2017 khususnya di bi-
dang PD.
1. Kesimpulan
1. Meskipun belum ada kriteria baku untuk men-
gukur tingkat kemiskinan di Kapuas Hulu, na-mun kemiskinan dapat diukur dari akses
masyarakat terhadap pelayanan dasar seperti
pedidikan, kesehatan dan peluang untuk
mendapatkan penghidupan seperti akses pada tanah, transportasi, informasi dan komunikasi.
Beberapa dusun yang sudah dipaparkan
secara khusus di atas memiliki peluang yang paling kecil pada akses-akses tersebut, sehing-
ga mereka dinilai sebagai dusun yang paling
miskin. Upaya untuk mengatasi masalah terse-but perlu dilihat dari berbagai pendekatan,
ekonomi, sosial, hukum, kultur dan politik.
Oleh karena itu perlu kerjasama synergis antar stakeholder dan SKPD bahkan pihak ketiga.
2. Implementasi UU Desa masih belum optimal
karena masih banyak keterbatasan dan
kekurangan terhadap pemahaman regulasi yang ada.
3. Identifikasi keterpenuhan pelayanan dasar di
desa belum dapat dilakukan secara merata dan mendalam karena keterbatasan waktu dan
biaya untuk melakukan kajian keadaan desa.
4. Tingkat pemahaman aparat pemerintahan De-sa dan masyarakat terhadap pelayanan dasar
relative masih rendah.
5. Masih diperlukan penguatan terhadap
pemahaman masyarakat dan pemerintah desa
mengenai pelayanan dasar. 6. Diperlukan penguatan lebih lanjut terhadap
perencanaan desa tahun anggaran 2017
khususnya di bidang PD.
2. Saran
Putussibau, 31 Maret 2016
Stephanus Mulyadi, M.Sc Tenaga Ahli Pelayanan Dasar