program pascasarjana manajemen dan bisnis institut pertanian bogor (ipb) selasa, 24 januari 2012
DESCRIPTION
Kuliah Umum HYBRID MICROFINANCING. Dr. B.S. Kusmuljono , MBA Chairman CPR- Indonesia Komisaris Bank BNI Ketua Komnas Keuangan Mikro. Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis Institut Pertanian Bogor (IPB) Selasa, 24 Januari 2012. PENDAHULUAN. - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
Program Pascasarjana Manajemen dan BisnisInstitut Pertanian Bogor (IPB)
Selasa, 24 Januari 20121
Dr. B.S. Kusmuljono, MBAChairman CPR- Indonesia
Komisaris Bank BNIKetua Komnas Keuangan Mikro
Kuliah UmumHYBRID MICROFINANCING
2
Presiden RI mencanangkan target penyaluran KUR selama 5 tahun ke depan (2010-2014) adalah Rp 20 triliun setiap tahun atau Rp 100 triliun selama 5 tahun - untuk target tahun 2010 telah dikoreksi + Rp 13,5 triliun.
Data menunjukkan realisasi penyaluran KUR sejak peluncurannya November 2007 s/d Desember 2011 (4 tahun 1 bulan) sebesar Rp 63,4 triliun dengan jumlah debitur 5,72 juta. Asumsi setiap debitur mempekerjakan 2 orang, maka telah memberikan lapangan kerja sebanyak 11,44 juta orang.
Sektor yang paling banyak mendapatkan penyaluran KUR adalah sektor perdagangan, restoran dan hotel (Rp 38,4 triliun atau sebesar 60,5%) dan sektor pertanian (Rp 10,1 triliun atau sebesar 15,9%), sedangkan provinsi yang terbanyak menyalurkan KUR adalah Jawa Timur (Rp 9,8 triliun atau sebesar 15,5%), Jawa Tengah (Rp 9,3 triliun atau sebesar 14,6%) dan Jawa Barat (Rp 8,3 triliun atau sebesar 13,2%). Non performing loan (NPL) KUR sebesar 2,10%.
PENDAHULUAN
3
PENDAHULUAN
KUR penting karena mampu menjangkau debitur UMKM yang selama ini belum tersentuh oleh perbankan (belum bankable) seperti debitur yang tidak mempunyai jaminan dan debitur pemula.
Program KUR profitable bagi bank karena berorientasi bunga komersial dan pada dasarnya usaha debitur tersebut feasible namun belum bankable.
Sumber Dana KUR berasal dari 100% masyarakat (tidak bisa diatur hanya oleh pemerintah / birokrat)
4
DATA PERBANKAN NASIONAL
Deskripsi 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Okt 2011
Total Kredit 316.059 371.058 440.505 559.470 695.648 792.297 1.002.012 1.307.688 1.437.930 1.765.845 2.106.157 Total KUR 485 12.139 4.565 17.229 29.003 Total SBI 74.296 76.859 101.374 94.058 54.256 179.045 166.518 166.518 212.116 139.316 111.338 Total DPK 797.362 835.778 888.567 963.106 1.127.937 1.287.102 1.510.834 1.753.292 1.973.042 2.338.824 2.587.282 Total Aset 1.106.173 1.121.284 1.226.153 1.288.788 1.490.220 1.716.895 2.014.242 2.343.090 2.571.660 3.054.595 3.460.752 Total Modal 83.675 103.602 112.395 130.168 138.162 165.691 194.651 212.862 260.787 328.402 399.154 Total Laba 12.204 16.537 22.875 29.463 24.897 28.334 35.015 30.606 45.215 57.309 63.603
CAR 19,93% 22,44% 19,43% 19,42% 19,30% 21,27% 19,30% 16,76% 17,42% 17,18% 17,15%LDR 33,01% 38,24% 43,52% 49,95% 59,66% 61,56% 66,32% 74,58% 72,88% 75,21% 81,03%ROA 1,45% 1,96% 2,63% 3,46% 2,55% 2,64% 2,78% 2,33% 2,60% 2,86% 3,11%BOPO 98,41% 94,76% 88,10% 76,64% 89,50% 86,98% 84,05% 88,59% 86,63% 86,14% 86,44%NIM 3,60% 4,14% 4,64% 5,88% 5,63% 5,80% 5,70% 5,66% 5,56% 5,73% 5,95%NPL 12,23% 7,50% 6,78% 4,50% 7,56% 6,07% 4,07% 3,20% 3,31% 2,56% 2,66%
(Rp juta)
5
GRAFIK DPK – KREDIT - SBIR
p M
iliar
-
500.000
1.000.000
1.500.000
2.000.000
2.500.000
3.000.000
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Okt 2011
DPK
Kredit
SBI
6
GRAFIK SBI - KURR
p M
iliar
-
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Okt 2011
SBI
KUR
SBI Turun sejak ada KUR
7
GRAFIK NIM - NPL
0,00%
2,00%
4,00%
6,00%
8,00%
10,00%
12,00%
14,00%
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Okt 2011
NIM
NPL
Dengan KUR NIM naik dan NPL turun
8
BAYAR BUNGA SBIRata-rata penempatan SBI setiap bulan Rp. 150 triliun dengan bunga berkisar 6% per tahun= Rp 9 triliun
VS
PENYERTAAN MODAL NEGARA (PMN) untuk penjaminan KUR bagi Askrindo dan Jamkrindo tahun 2010 = + Rp. 1,8 triliun +
Imbal Jasa Penjaminan KUR Tahun 2010 = + Rp. 0,45 triliun +
Pembayaran Klaim KUR oleh Askrindo dan Jamkrindo tahun 2010 = + Rp. 0,72 triliunTOTAL = Rp. 2,97 triliun
ILUSTRASI PERBANDINGAN PENGELUARAN NEGARA
PERBANKAN(Institusi & Perusahaan Besar)
SEKTOR RIIL(UMK & Koperasi = orang kecil)
KUR Rp. 63,4 triliununtuk 5,72 juta UMK
9
GRAFIK LABA BERSIH ASKRINDO DAN JAMKRINDO
(300.000)
(200.000)
(100.000)
-
100.000
200.000
300.000
400.000
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
JAMKRINDO
ASKRINDO
10
REALISASI KUR 31 DESEMBER 2011
Plafon Outstanding Rata-rata Kredit
(Rp juta) (Rp juta) (Rp juta/debitur)
1 BNI 6.506.919 3.618.131 77.140 84,4 1,42 2 BRI (KUR Ritel) 9.571.663 4.661.744 64.373 148,7 2,42 3 BRI (KUR Mikro) 29.945.397 10.550.350 5.319.572 5,6 1,84 4 BANK MANDIRI 7.002.090 4.706.659 151.188 46,3 0,99 5 BTN 1.907.420 1.184.739 11.029 172,9 3,16 6 BUKOPIN 1.084.557 419.792 7.610 142,5 9,45 7 BANK SYARIAH MANDIRI 1.494.513 1.036.672 16.792 89,0 3,46 8 BANK NAGARI 424.252 318.730 12.871 33,0 0,77 9 BANK DKI 163.209 129.593 1.446 112,9 1,08 10 BANK JABAR BANTEN 1.660.875 1.132.446 16.922 98,1 2,72 11 BANK JATENG 756.113 527.957 12.290 61,5 2,20 12 BPD DIY 47.156 37.065 492 95,8 3,94 13 BANK JATIM 2.281.864 1.736.615 20.776 109,8 4,16 14 BANK NTB 56.237 44.078 795 70,7 1,35 15 BANK KALBAR 141.931 100.086 1.243 114,2 - 16 BANK KALTENG 70.067 47.748 1.671 41,9 2,36 17 BANK KALSEL 128.286 100.808 1.786 71,8 0,17 18 BANK SULUT 47.763 35.020 1.777 26,9 - 19 BANK MALUKU 48.985 37.737 1.565 31,3 - 20 BANK PAPUA 81.773 60.404 1.132 72,2 2,10
63.421.067 30.486.374 5.722.470 11,1 2,10
57.512.558 26.178.088 5.647.704 10,2 1,98
5.908.509 4.308.286 74.766 79,0 2,86
TOTAL
TOTAL 6 BANK PELAKSANA
TOTAL BPD
No. BANK
REALISASI PENYALURAN KUR
NPL (%)Debitur
11
5.820.597
934.363
618.915
17.454.096
217.280
396.506
1.128.141
683.360
3.233.117
0 5.000.000 10.000.000 15.000.000 20.000.000
Pertanian
Industri Pengolahan
Konstruksi
Perdagangan
Akomodasi
Transportasi
Perumahan
Jasa Kemasyarakatan
Lain-lain
REALISASI KUR 31 DESEMBER 2011MENURUT SEKTOR EKONOMI (RP JUTA)
12
601.917
1.597.401
1.003.440
1.198.312
725.942
862.538
205.016
730.352
203.897
71.727
1.499.438
3.868.112
3.775.041
528.951
4.787.540
590.411
- 1.000.000 2.000.000 3.000.000 4.000.000 5.000.000 6.000.000
NANGGROE ACEH DARUSSALAM
SUMATERA UTARA
SUMATERA BARAT
RIAU
JAMBI
SUMATERA SELATAN
BENGKULU
LAMPUNG
KEPULAUAN RIAU
BANGKA BELITUNG
DKI JAKARTA
JAWA BARAT
JAWA TENGAH
D.I. YOGYAKARTA
JAWA TIMUR
BANTEN
REALISASI KUR 31 DESEMBER 2011MENURUT PROVINSI (RP JUTA)
13
REALISASI KUR 31 DESEMBER 2011MENURUT PROVINSI (RP JUTA)
701.632
303.572
261.191
801.109
646.468
849.143
839.633
349.673
383.150
1.688.207
245.304
138.222
167.270
260.071
146.789
170.582
284.229
- 200.000 400.000 600.000 800.000 1.000.000 1.200.000 1.400.000 1.600.000 1.800.000
BALI
NTB
NTT
KALIMANTAN BARAT
KALIMANTAN TENGAH
KALIMANTAN SELATAN
KALIMANTAN TIMUR
SULAWESI UTARA
SULAWESI TENGAH
SULAWESI SELATAN
SULAWESI TENGGARA
GORONTALO
SULAWESI BARAT
MALUKU
MALUKU UTARA
PAPUA BARAT
PAPUA
14
Sumber Pendanaan Usaha Mikro
Sumber: Shinozaki, 2010
15
Variasi Lembaga Keuangan Mikro (LKM)
Sumber: Shinozaki, 2010
16
Nasabah, Simpanan, dan Pinjaman LKM
Sumber: Shinozaki, 2010
17
Microfinance Problem
System Approach
Source of Funds
Credit Guarantee
Supervision
Regulation
MoneyLender
MFI
Micro-banking
PROBLEM SOLVING
18
ACADEMIC
BUSINESS GOVERNMENT
SYNERGY
PUBLIC-PRIVATE PARTNERSHIP POLICY
19
System Thinking
Dealing with complexity of Microfinancing
Hybrid Microfinancing
Kredit Usaha Rakyat (KUR)
UU No. 20/2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM)
Pasal 21 :(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyediakan
pembiayaan bagi Usaha Mikro dan Kecil.(4) Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Dunia Usaha
dapat memberikan hibah, mengusahakan bantuan luar negeri, dan mengusahakan sumber pembiayaan lain yang sah serta tidak mengikat untuk Usaha Mikro dan Kecil.
20
DASAR HUKUM
21
UU No. 20/2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM)
Pasal 23 Pemerintah dan pemerintah daerah:
1.Menumbuhkan, mengembangkan dan memperluas jangkauan lembaga penjamin kredit, dan
2.Memberikan kemudahan dan fasilitas dalam memenuhi persyaratan untuk memperoleh pembiayaan.
DASAR HUKUM
22
Hybrid Microfinancing
PNPMBantuan
SosialPadatKarya
KreditMikro
Perbankan
Kur Mikro + KKP-E(Penjaminan) (Subsidi Bunga)
Sinergi Pembiayaan
Usaha Produktif
40 Juta Usaha Mikro-Kecil(Sektor Informal)
RTS(Rumah Tangga Sasaran)
CapacityBuilding
Tata Niaga
APBD LPKD
LKM
Perkuatan Permodalan
LPDB
Dana Bergulir
DANA MASYARAKAT/ DPK
Askrindo &JamkrindoPenjaminan
Kredit
DANA PEMERINTAH/APBN
Penyaluran
PEMP/ PUAP
KADINDA
Inkubasi Bisnis
HYBRID MICROFINANCE
“ Sistem perkuatan permodalan bagi usaha mikro melalui mekanisme pemadu-serasian (sinergi) sumber-sumber pembiayaan dari dana masyarakat pada perbankan dengan dana pemerintah untuk penanggulangan kemiskinan serta perluasaan lapangan pekerjaan utamanya bagi Rumah Tangga Sasaran (RTS)”
23
BSK Model, 2009
With organic farmer
24
PENERAPAN HYBRID MICROFINANCING :
USULAN KREDIT USAHA MIKRO PERTANIAN (KUMP) KEPADA KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
25
Latar Belakang
Ketersediaan pembiayaan bagi petani, peternak, pekebun, pembudidaya ikan dan nelayan merupakan salah satu faktor penting dalam mencapai ketahanan pangan.
Realisasi kredit perbankan, baik komersial maupun melalui kredit program yaitu kredit bersubsidi bunga (KKPE : Kredit Ketahanan Pangan dan Energi, KPEN-RP : Kredit Pengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi Perkebunan, KUP-S : Kredit Usaha Pembibitan Sapi) maupun melalui kredit dengan penjaminan (KUR) masih sulit diakses oleh sektor pertanian dan perikanan
26
Realisasi Penyaluran Kredit Perbankan kepada Petani
Realisasi kredit perbankan secara nasional ke semua sektor per Desember 2010 sebesar Rp. 1.766,2 triliun. Realisasi kredit untuk sektor pertanian secara luas (pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan) per Desember 2010 hanya 5% dari total kredit perbankan atau Rp. 91,16 triliun (sumber: Bank lndonesia)
NPL total untuk kredit perbankan : 2,58%, NPL total untuk kredit pertanian 1,83% (sumber: Bank lndonesia)
KKPE, KPEN-RP dan KUP-S yaitu Kredit Ketahanan Pangan dengan subsidi bunga berkisar 7%-8% dari pemerintah untuk membiayai usaha budidaya tanaman pangan (padi, jagung kedelai), hortikultura, peternakan, perikanan dan koperasi untuk pengadaan pangan realisasinya masih sangat rendah .
27
Realisasi Penyaluran Kredit Perbankan kepada Petani
KKPE : dari alokasi kredit yang dialokasikan perbankan sebesar Rp 9,5 triliun hanya terserap rata-rata Rp. 2,5 triliun per tahun.
KPEN-RP : dari alokasi kredit sebesar Rp 38 triliun, hanya terserap rala-rata 3% per tahun . Realisasi kredit per April 2011 sebesar Rp.1,7 triliun, penyerapan terbesar untuk sawit 93% ( Rp1,56 triliun), karet (5,83%) atau Rp 98,5 miliar dan kakao 1,8 % atau Rp 30,2 milyar.
Realisasi KUP-S (per April 2011) : alokasi Rp 3,8 triliun, terserap Rp. 132,1 milyar (3,4%) Petani/Nelayan tidak feasible untuk mengakses bunga tinggi dan tidak bankable dalam menyediakan agunan.
Data PUT 2009 (Pendataan Usaha Tani oleh BPS) dari 17.870.832 rumah tangga usaha tani hanya 85.333 yang berhubungan dengan perbankan
28
Keberhasilan KUR Mikro telah dibuktikan mampu menjangkau usaha mikro dan rakyat kecil, sebagai pembuktian bahwa skim penjaminan KUR Mikro tersebut telah sahih dan terus patut dilanjutkan. Tetapi aksesabilitas kaum tani dan nelayan ternyata belum mampu mendorong permintaan ataupun realisasi KUR Mikro ke sektor pertanian.
Setelah dilakukan observasi lapang, masalah utamanya adalah bunga KUR - Mikro masih dipandang tinggi untuk sektor pertanian. Bunga tinggi tersebut oleh perbankan dianggap rasional karena risiko di sektor usaha pertanian termasuk tinggi.
ALASAN PEMBENTUKAN KUMP
29
Secara akademis, risiko pertanian atau Bio-risk disebabkan oleh karakter produk-produk pertanian itu sendiri. Bio-risk tersebut dikategorikan dalam tiga komponen penyebab, yaitu:• Seasonal
Produk – produk pertanian termasuk kelautan dan perikanan mempunyai karakter musiman, segingga sulit untuk mendapatkan mekanisme produksi yang sepanjang waktu.Ketergantungan terhadap iklim dan cuaca sangat tinggi yang menyebabkan kontinuitas bahan baku untuk agroindustri dan agroniaga menjadi penuh ketidakpastian.
• VariabilityKeragaman produk dari suatu jenis komoditi sering sekali menyulitkan homogenitas produk yang akan dipasarkan.Penetapan harga untuk transaksi jual beli menjadi sulit diprediksi bila memperhatikan naik turunnya kualitas produk yang sulit dikendalikan.
• PerishableSebagai benda hidup (bio) maka produk-produk hasil pertanian sangat rentan terhadap kondisi penyimpanan dan pengangkutan. Ini menyebabkan timbulnya susut fisik dan susut mutu.Biaya penanganan pasca panen dan kolektabilitas produk sering terlalu tinggi sehingga akan mendominasi perhitungan nilai tambah pada rantai nilainya.
Dari ketiga faktor tersebut, maka penilaian bio-risk harus dilakukan untuk setiap komoditi dan lokasi produksi. Ketidakpastian dari faktor tersebut menyulitkan perhitungan dalam estimasi penetapan bunga yang pas pada jangka waktu tertentu. Oleh karena itu, keengganan perbankan atas mitigasi atas risiko tersebut dapat dimaklumi, sehingga peran pemerintah diperlukan dengan menciptakan sistem insentif yang berwujud subsidi bunga.
ALASAN PEMBENTUKAN KUMP
30
Subsidi Bunga
Penjaminan Kredit
Pemberdayaan Tani Nelayan
Kredit Usaha Mikro
Pertanian (KUMP)
Pola Kredit dan Pemberdayaan Petani dan Nelayan
KUMP : Aman, Mudah, dan Murah Aman bagi Bank : ada penjaminan dari pemerintah Mudah dan Murah bagi Petani dan Nelayan : ada subsidi bunga dari
pemerintah
31
ALTERNATIF POLA KUMP
1. Asuransi Kredit yang dijamin oleh Lembaga Penjamin
2. Subsidi pada Penutupan Asuransi Kerugian oleh Lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah
3. Subsidi bunga untuk meringankan beban petani dan nelayanPerhitungan awal untuk subsidi bunga KUMP
4. Pola Kelompok dan Bapak Asuh (Avalist) dalam penyaluran KUMP
Beban Bunga
Perbankan Beban Petani Beban Pemerintah
Maks. 14 % untuk Bank Umum
Maks. 22% untuk BPR (linkage program)
6 % 8% (untuk Bank Umum) s/d 14% (untuk BPR)
32
Kebijakan publik yang diperlukan adalah Peraturan Presiden tentang Pemberian Jaminan dan Subsidi Bunga oleh Pemerintah Pusat dalam rangka Penyediaan Pembiayaan bagi Usaha Tani dan Nelayan atau Kredit Usaha Mikro Pertanian (KUMP).
Dalam rangka untuk mendorong perbankan nasional agar meningkatkan penyaluran kredit kepada kelompok ekonomi lemah yaitu tani dan nelayan, tim pakar memandang perlu diberikannya fitur insentif oleh pemerintah pusat dan daerah dalam bentuk :
Jaminan kredit ala KUR - Mikro, dengan jumlah paling sedikit 70%-90%.
Subsidi bunga ala KKPE, dengan mekanisme pemberian subsidi 8%-12% tergantung komoditas.
Dana pemberdayaan kelompok tani dan nelayan terkait dengan penyaluran KUMP tersebut.
KEBIJAKAN YANG DIPERLUKAN
33
APBNAPBD
Kemen. Keuangan
Kantor Kas Negara
Menko Ekonomi
Bank Indonesia
Bank PelaksanaK U M P
Kantor Cabang (unit)
Lembaga Penjaminan
Kredit
Pusat Daerah
Kelompok Tani Nelayan
Tani NelayanPenerima KUMP
Departemen Teknis
KementanKKP
Pusat Daerah
CSR – SwastaPKBL-BUMN
Perguruan Tinggi
LSM
APBNAPBD
Dana subsidi
Dana pemberdayaan
Penagihan Periodik
SubsidiBunga
monev
Pemberdayaan Pemberdayaan
Usulan Pinjaman Pengembalian
Info kredit macet
Penagihan
Jaminan 70%
KebijakanKUR TN
monev
SKIM KREDIT USAHA MIKRO PERTANIAN (KUMP)
Dana penjaminan
34
MEKANISME PENYALURAN KREDIT USAHA MIKRO PERTANIAN (KUMP)
MENKO EKON
Koordinasi
KKP KEMENTAN
APBN
APBD
C S R
PKBL
KEMEN.KEUANGAN
BANK INDONESIA
Perguruan Tinggi
BDS
GAPOKTANPOKTANPOKYAN
BANK Terpilih
ASKRINDOJAMKRINDO
Lembaga Penjaminan Kredit Daerah
KEMEN.KUKM
K U M P
KOPTANKSP -
AgribisnisKop. MINA
subsidi bunga
Pemberdayaan
Pembinaan
alternatif perkuatan permodalan
Anggota Anggota
Tidak boleh sama sasaran
LKM
dana
teknis
KUNCI KEBERHASILAN KUMP
1. Dari sisi BANK :
Adanya jaringan karena pada dasarnya bank penyalur harus berada di tengah-tengah calon debitur (community based)
Sumber daya manusia perlu kompetensi dan budaya yang spesifik, punya komitmen serta mencintai UMKM sektor Pertanian
Sistem perlu dibangun untuk mengurangi biaya transaksi sehingga lebih efisien, transparan, sederhana dan nyaman (convenient) bagi debitur.
35
KUNCI KEBERHASILAN KUMP
2. Dari sisi CALON DEBITUR / SEKTOR RIIL :
Pembinaan (technical assistance) perlu karena calon debitur pada dasarnya belum bankable (persiapan status legal, administrasi, teknik produksi, kepastian pasar), yang bekerja sama dengan berbagai pihak terkait
Perlu bekerjasama dengan Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB) UMK atau Tenaga Pendamping UMK, lembaga rating LKM dan pihak-pihak lainnya.Perlu alokasi dana PKBL terutama porsi hibah untuk operasional training dan pembinaan calon dan debitur KUMP.
36
KUNCI KEBERHASILAN KUMP
3. Dari sisi LEMBAGA PENJAMINAN :Perlu komitmen pemerintah dalam mengalokasikan dana APBN bagi Lembaga Penjaminan yang memadai dalam kuantitas dan berjangka panjang sesuai dengan jangka waktu KUMP (10 tahun)Merintis pendirian Lembaga Penjamin Kredit Daerah (LPKD) dengan diampu oleh Askrindo dan Jamkrindo dan mendorong Pemda untuk mereplikasi Sistem KUMP di daerah dengan dukungan dana dari APBD.
37
KUNCI KEBERHASILAN KUMP
4. CARA PENYALURAN :Penyaluran KUMP dapat dilaksanakan secara langsung (bank kepada debitur) dan secara tidak langsung (linkage dengan lembaga keuangan mikro/LKM) serta pendekatan kemitraan inti plasma (cluster).
Dengan pendekatan linkage tersebut maka dimungkinkan penyaluran KUR dapat menjangkau calon debitur yang berada di remote area dan size-nya mikro. Untuk itu perlu kerjasama dengan lembaga rating LKM independen untuk memperoleh LKM yang baik.
Dengan pendekatan kemitraan dimungkinkan penyaluran KUMP menyentuh bidang pertanian secara massal dengan jumlah relatif signifikan.
38
COMMUNITY BASED-INTEGRATED SUSTAINABLE AREA DEVELOPMENT (CB-ISAD)WEST SUMBAWA REGENCY (KSB), WEST NUSA TENGGARA PROVINCE
THROUGH BLENDING FINANCING AND REPUTATION BASED CSR PT NEWMONT NUSA TENGGARA
COMMUNITY BASED-INTEGRATED SUSTAINABLE AREA DEVELOPMENT (CB-ISAD)WEST SUMBAWA REGENCY (KSB), WEST NUSA TENGGARA PROVINCE
THROUGH BLENDING FINANCING AND REPUTATION BASED CSR PT NEWMONT NUSA TENGGARA
CPR-Indonesia Center for Policy Reform
Change with Solution for Better Tomorrow
Cooperation between:
HYBRID MICROFINANCE IMPLEMENTATION ON RIIL SECTORHYBRID MICROFINANCE IMPLEMENTATION ON RIIL SECTOR
BLENDING FINANCING
40
USAHA MIKRO PERIKANAN
Kelompok Petani Ikan
Individu Petani Ikan
Koperasi Petani Ikan
L K MPNPM, PUAP, PEMP, PKBL
BUMNP E M D A C S R Swasta
(Newmont, dll) B A N K
InfrastrukturLembaga
Pendamping
Agroindustri/ Industri
Produk
Capacity Building
Kredit
PembiayaanKredit
PNPM : Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat - MandiriPEMP : Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pesisir (Program Kementerian Kelautan dan Perikanan) PUAP : Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (Program Kementerian Pertanian)PKBL : Program Kemitraan dan Bina Lingkungan BUMN
Pengembangan Wilayah Berbasis Masyarakat
41
Usaha MikroKelompok
Tani/Nelayan/ Pengrajin
Petani/Nelayan/ Pengrajin Koperasi
APEX LKMPemerintah
Daerah/Kementerian
PKBL BUMN/CSR
Infrastruktur Perguruan Tinggi
Bantuan Teknis/Pengembangan Masyarakat
Kredit Mikro
Penjaminan
COMMUNITY BASED –INTEGRATED AREA DEVELOPMENT (PENGEMBANGAN WILAYAH TERINTEGRASI BERBASIS MASYARAKAT)
LKM
B A N K
Agroindustri/ Industri Produk
Kredit Komersial
Ekspor/Pasar Domestik
Linkage
Capacity Building
Pooling Fund
42
THANK YOUOFFICE:CPR-Indonesia
Graha Kapital Lantai 5Jl. Kemang Raya No. 4, Jakarta Selatan 12730 INDONESIATelp. +62-21 719-8716 Fax. +62-21 719-9529Email : [email protected]