profil pendidikan tahun 2019 kota mojokerto...mojokerto per kecamatan tahun 2018 yang menyajikan...

67
i ;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;; PROFIL PENDIDIKAN TAHUN 2019 KOTA MOJOKERTO DINAS PENDIDIKAN KOTA MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2019

Upload: others

Post on 09-Feb-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    ;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;

    PROFIL PENDIDIKAN TAHUN 2019

    KOTA MOJOKERTO

    DINAS PENDIDIKAN KOTA MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR

    TAHUN 2019

  • ii

    TIM PENYUSUN

    PENGARAH : AMIN WACHID, S.Sos, M.Si

    PENULIS : 1. Drs. SUNARDI, M.Pd

    (Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Mojokerto)

    2. MD LELY KENYO TS, SH, MH

    (Kasubag Perencanaan dan Keuangan)

    PENGOLAH DATA : 1. SRI WAHYUNINGSIH, SH

    (Pengelola Perencanaan Program)

    2. M.AMIN HAMDANI

    (Pengelola Perencanaan Program)

    2. ANDI KALIMANTORO, A.Md

    (Pengelola Perencanaan Program)

  • iii

    KATA PENGANTAR

    Buku Profil Pendidikan Tahun 2019 ini merupakan salah satu cara melaksanakan analisis

    terhadap data pendidikan data pendidikan dasar dengan mengintegrasikan data

    nonpendidikan.

    Profil pendidikan menyajikan 5 Bab, yang terdiri dari Bab I Pendahuluan, Bab II Konsep

    Dasar Profil Pendidikan, Bab III Keadaan Umum yang terdiri dari Peta Kota Mojokerto,

    Nonpendidikan, dan Pendidikan, Bab IV Kinerja Pendidikan, dan Bab V Penutup kesimpulan

    dan Saran/Kebijakan.

    Profil pendidikan bersumber pada data pendidikan jenjang SD yang terdiri dari SD dan MI

    dan jenjang SMP yang terdiri dari SMP dan MTs. Profil pendidikan disusun berdasarkan misi

    pendidikan. Adapun misi pendidikan 5 M yaitu 1) Mewujudkan pelaku pendidikan dan

    kebudayaan yang kuat, 2) Mewujudkan akses yang meluas, merata, dan berkeadilan, 3)

    Mewujudkan pembelajaran yang bermutu, 4) Mewujudkan pelestarian dan pemajuan

    kebudayaan, serta pengembangan bahasa, 5) Mewujudkan penguatan tata kelola serta

    peningkatan efektivitas birokrasi dan pelibatan publik.

    Profil Pendidikan disusun dengan mendasarkan pada misi 2 Mewujudkan akses yang

    meluas, merata, dan berkeadilan dan misi 3 Mewujudkan pembelajaran yang bermutu,

    dengan 20 jenis indikator. Masing-masing misi pendidikan memiliki nilai tersendiri, sehingga

    dari kedua misi tersebut dihasilkan keberhasilan program pendidikan. Misi 2 terdiri dari 3

    kelompok akses pendidikan, yaitu akses yang meluas, yang merata, dan yang berkeadilan.

    Akses yang meluas menggunakan empat indikator, yaitu 1) rasio siswa/kelas (R-S/K); 2) rasio

    kelas/ruang kelas (R-K/RK), 3) persentase perpustakaan (%Perpus), 4) persentase

    laboratorium (%Lab). Akses yang merata menggunakan empat indikator, yaitu 1) angka

    partisipasi murni (APM), 2) angka partisipasi kasar (APK), 3) tingkat pelayanan sekolah (TPS)

    dan 4) angka masukan murni (AMM) (SD), angka masukan kasar, atau angka melanjutkan

    (AM) (SMP). Akses yang berkeadilan menggunakan tiga indikator, yaitu 1) perbedaan gender

    (PG) APK, 2) indeks paritas gender (IPG) APK, dan 3) persentase siswa swasta (%S-Swt). Misi 3

    terdiri dari tiga kelompok mutu, yaitu mutu guru, mutu siswa, dan mutu prasarana. Mutu guru

    terdapat tiga indikator, yaitu 1) persentase guru layak (%GL), 2) rasio siswa/guru (R-S/G).

    Mutu siswa terdapat enam indikator, yaitu 1) angka lulusan (AL), 2) angka mengulang (AU), 3)

    angka putus sekolah (APS), 4) AB5 /AB, 5) Rata-rata Lama Belajar (RLB), 6) % Siswa baru

    TK(%SB TK). Mutu Prasarana terdapat satu indikator yaitu 1) % Ruang kelas baik (%RKb),

    Buku Profil Pendidikan ini menghasilkan kinerja pendidikan berdasarkan misi pendidikan

    menurut jenjang pendidikan dan program pendidikan. Kinerja pendidikan dasar akan

    diuraikan secara terperinci dalam kaitannya pada ketercapaian masing-masing indikatornya.

    Sedangkan masing-masing indikator tersebut merangkum seluruh kondisi yang ada pada

    masing-masing sekolah dengan harapan ketercapaian kinerja pendidikan dapat terukur.

  • iv

    Berdasarkan analisis indikator yang menghasilkan kinerja pendidikan maka kinerja dikdas

    ini dapat dijadikan bahan informasi yang berguna bagi pimpinan untuk memperbaiki kondisi

    prasarana dan sumber daya manusia pendidikan serta secara tidak langsung dapat digunakan

    secara makro sebagai bahan dalam menyusun rencana dan program pembangunan

    pendidikan serta penyusunan kebijakan bagi stakeholder.

    Akhirnya, mudah-mudahan buku ini dapat digunakan untuk menyajikan profil pendidikan

    dan secara maksimal dalam perencanaan pendidikan di masa mendatang.

    Mojokerto, Desember 2019

    KEPALA DINAS PENDIDIKAN

    KOTA MOJOKERTO

    AMIN WACHID, S.Sos, M.Si

    Pembina Utama Muda

    NIP. 19620405 198303 1 026

  • v

    DAFTAR ISI

    Halaman KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI v DAFTAR TABEL vi

    BAB I : PENDAHULUAN 1

    A. Latar Belakang 1

    B. Permasalahan 1 C. Tujuan 2 D. Ruang Lingkup 2 E. Manfaat 3

    BAB II : KONSEP DASAR PROFIL PENDIDIKAN 4

    BAB III : KEADAAN UMUM 8

    A. Peta Kota Mojokerto 8 B. Nonpendidikan 9 C. Pendidikan

    1. Jenjang SD (SD dan MI) 19 2. Jenjang SMP (SMP dan MTs) 28

    BAB IV : KINERJA PENDIDIKAN 39

    A. DIKDAS 39 B. Kinerja DIKDAS 51

    BAB V : PENUTUP 55

    A. Simpulan 55 B. Saran/Rekomendasi 58

    DAFTAR PUSTAKA 60 LAMPIRAN

  • vi

    DAFTAR TABEL Halaman

    BAB II Tabel 2.1 : Standar untuk Melakukan Konversi Masing-masing 6 Indikator Dikdas Tabel 2.2 : Jenis Kinerja Berdasarkan Kategori 7 BAB III Tabel 3.1 : Administrasi Pemerintahan Kota Mojokerto 9 Tabel 3.2 : Keadaan Penduduk menurut Kelompok Usia 10 Tabel 3.3 : Tingkat Pendidikan Penduduk 11 Tabel 3.4 : Tingkat Kepandaian Membaca/Menulis dan Angkatan Kerja dan 13 Bukan Angkatan Kerja Tabel 3.5 : Keadaan Geografi 14 Tabel 3.6 : Keadaan Ekonomi 15 Tabel 3.7 : Biaya Langsung Program Pendidikan dari SKPD 16 Tabel 3.8 : Mata Pencaharian Penduduk 17 Tabel 3.9 : Keadaan Keagamaan dan Kesehatan 19 Tabel 3.10 : Data Prasarana SD dan MI 21 Tabel 3.11 : Kekurangan atau Kelebihan Prasarana SD dan MI 22 Tabel 3.12 : Data Sumber Daya Manusia SD dan MI 25 Tabel 3.13 : Data Prasarana SMP dan MTs 30 Tabel 3.14 : Kekurangan atau Kelebihan Prasarana SMP dan MTs 31 Tabel 3.15 : Data Sumber Daya Manusia SMP dan MTs 34 BAB IV Tabel 4.1 : Indikator Akses Meluas Misi M2 40 Tabel 4.2 : Kinerja Meluas Misi M2 41 Tabel 4.3 : Indikator Akses Merata Misi M2 42 Tabel 4.4 : Kinerja Akses Merata Misi M2 43 Tabel 4.5 : Indikator Akses Berkeadilan M2 44 Tabel 4.6 : Kinerja Akses Berkeadilan M2 45 Tabel 4.7 : Indikator Mutu Siswa M3 46 Tabel 4.8 : Kinerja Mutu Siswa M3 48 Tabel 4.9 : Indikator Mutu Guru M3 49 Tabel 4.10 : Kinerja Mutu Guru M3 50 Tabel 4.11 : Indikator Mutu Prasarana M3 50 Tabel 4.11 : Kinerja Mutu Prasarana M3 51 Tabel 4.11 : Kinerja Dikdas berdasarkan Misi M2 dan M3 51

  • vii

    DAFTAR PETA/GRAFIK Halaman

    BAB III Peta 3.1 : Peta Wilayah Kota Mojokerto 8 Grafik 3.1 : Tingkat Pendidikan Penduduk 12 Grafik 3.2 : Keadaan Ekonomi 15 Grafik 3.3 : Biaya Langsung Berdasarkan SKPD 16 Grafik 3.4 : Mata Pencaharian Penduduk 18 Grafik 3.5 : Prasarana Sekolah SD dan MI 20 Grafik 3.6 : Akreditasi SD dan MI 23 Grafik 3.7 : Ruang Kelas Milik menurut Kondisi SD dan MI 23 Grafik 3.8 : Sumber Daya Manusia SD dan MI 26 Grafik 3.9 : Siswa Usia Sekolah SD dan MI 26 Grafik 3.10 : Mengulang dan Putus Sekolah SD dan MI 27 Grafik 3.11 : Kepala sekolah dan Guru menurut Ijazah Tertinggi SD dan MI 28 Grafik 3.12 : Prasarana Sekolah SMP dan MTs 32 Grafik 3.13 : Akreditasi SMP dan MTs 32 Grafik 3.14 : Ruang Kelas Milik menurut Kondisi SMP dan MTs 33 Grafik 3.15 : Sumber Daya Manusia SMP dan MTs 36 Grafik 3.16 : Siswa Usia Sekolah SMP dan MTs 36 Grafik 3.17 : Mengulang dan Putus Sekolah SMP dan MTs 37 Grafik 3.18 : Kepala sekolah dan Guru menurut Ijazah Tertinggi SMP dan MTs 38 BAB IV Grafik 4.1 : Rasio Pendidikan Dikdasmen 41 Grafik 4.2 : PAM, APK, TPS, AMM/AM 43 Grafik 4.3 : PG APK, IPG APK, % S-Swt 45 Grafik 4.4 : %SB TK, AU, AB5, AL, APS, RLB 47 Grafik 4.5 : % GL, R-S/G 49 Grafik 4.6 : Kinerja Dikdasmen Menurut Misi dan Jenjang Pendidikan 53 Grafik 4.7 : Kinerja Dikdasmen Berdasarkan Misi Pendidikan 53 Grafik 4.8 : Kinerja Dikdasmen Menurut Jenjang Pendidikan 54

  • 1

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Dalam perencanaan pembangunan bidang pendidikan di Kota Mojokerto

    diperlukan data dan informasi yang lengkap dan akurat. Data dan informasi tersebut

    tidak hanya menyangkut data di lingkungan Dinas Pendidikan melainkan juga di luar

    Dinas Pendidikan. Agar diperoleh data yang terintegrasi, lengkap, dan mutakhir

    mengenai keadaan pendidikan maka perlu dikaitkan dengan data dan informasi di luar

    Dinas Pendidikan atau data nonpendidikan seperti administrasi pemerintah daerah,

    demografi, geografi, ekonomi, sosial budaya dan agama, transportasi dan komunikasi,

    serta data lainnya yang relevan. Selain itu, untuk mengatasi masalah-masalah

    pendidikan tidak hanya dapat dilakukan melalui faktor internal pendidikan melainkan

    juga harus dilihat faktor eksternal lainnya atau di luar pendidikan.

    Untuk mengatasi masalah tersebut, profil pendidikan yang cukup komprehensif di

    Kota Mojokerto dapat dipandang sebagai bahan masukan yang cukup handal untuk

    penyusunan perencanaan pembangunan pendidikan yang realistis. Oleh karena itu,

    dengan menggunakan profil pendidikan tersebut dapat diketahui dan diperhitungkan

    berbagai faktor yang ada dalam suatu wilayah, termasuk faktor pendukung dan

    penghambat yang mempengaruhi perkembangan suatu wilayah dan khususnya

    perkembangan pendidikan.

    Berdasarkan data dan informasi yang komprehensif yang termuat di dalam profil

    pendidikan dapat dilakukan analisis secara deskriptif untuk mengetahui kinerja

    pendidikan dasar. Kemudian, dengan menggunakan kinerja yang ada diharapkan

    dapat dilakukan identifikasi masalah terhadap misi pendidikan yaitu mewujudkan

    akses yang meluas, merata dan berkeadilan ; mewujudkan pembelajaran yang

    bermutu. Berdasarkan masalah yang ada maka perlu dilakukan analisis data dan

    informasi untuk perencanaan dengan pendekatan berdasarkan data dan informasi

    yang ada.

    B. Permasalahan

    Berdasarkan latar belakang maka permasalahannya adalah :

    1. Bagaimana menyajikan data dan informasi pendidikan yang terintegrasi?

    2. Bagaimana indikator pendidikan berdasarkan misi pendidikan ?

    3. Bagaimana kinerja pendidikan berdasarkan misi pendidikan ?

  • 2

    C. Tujuan

    Berdasarkan pada permasalahan maka terdapat dua tujuan dalam penulisan profil

    pendidikan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum disusunnya profil

    pendidikan adalah untuk menghasilkan data dan informasi yang terintegrasi antara

    data pendidikan dengan data nonpendidikan yang dapat digunakan untuk semua

    pihak yang berkepentingan dengan pembangunan pendidikan.

    Tujuan khususnya ada dua, yaitu 1) menghitung indikator pendidikan untuk

    jenjang pendidikan dasar berdasarkan misi pendidikan dan 2) kinerja pendidikan

    dasar berdasarkan misi pendidikan di suatu daerah. Dengan disusunnya kinerja

    pendidikan maka dapat diketahui masalah yang dihadapi dan sebagai bahan

    perencanaan yang menyangkut misi pendidikan.

    Setelah diketahui masalah tersebut, diharapkan dapat direkomendasikan cara

    mengatasi masalah tersebut. Di samping itu, kinerja pendidikan yang telah dikaitkan

    dengan faktor eksternal tersebut dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk

    pengambilan keputusan seperti penyusunan perencanaan pembangunan wilayah,

    perencanaan pembangunan pendidikan, penyusunan kebijakan operasional

    pendidikan, dan informasi bagi pihak yang memerlukan, khususnya informasi

    pendidikan di Kota Mojokerto.

    D. Ruang Lingkup

    Profil ini menyajikan keadaan umum nonpendidikan dan pendidikan pada jenjang

    pendidikan dasar di Kota Mojokerto. Keadaan umum nonpendidikan yang disajikan

    meliputi informasi tentang administrasi pemerintahan daerah, demografi, geografi,

    ekonomi, dan sosial budaya dan agama. Informasi itu sangat diperlukan dan

    mempunyai saling keterkaitan yang mendukung perkembangan pendidikan di daerah.

    Keadaan umum pendidikan mencerminkan variabel-variabel pendidikan menurut

    jenjang pendidikan serta kemajuan yang dicapai melalui indikator-indikator

    pendidikan di setiap jenjang pendidikan.

    Sesuai dengan bahan yang tersedia disajikan kinerja dan analisis profil pendidikan

    yang mencerminkan kaitan antara indikator-indikator internal dan eksternal dengan

    permasalahannya sehingga diharapkan dapat memberikan informasi untuk keperluan

    perencanaan pendidikan maupun dalam mengambil keputusan dan menentukan

    kebijakan. Data yang tersedia disajikan dalam bentuk tabel dan grafik yang memuat

    data dasar (baik yang bersumber dari Pemerintah Daerah, Badan Pusat Statistik (BPS),

    Dinas Pendidikan maupun dari instansi lain) mengenai pendidikan dan data olahan

    pendidikan yang menghasilkan indikator seperti persentase, rasio, dan perbandingan

    pendidikan menurut satuan dan jenjang pendidikan atau program pendidikan.

  • 3

    E. Manfaat

    Dengan disusunnya buku ini diharapkan dapat digunakan oleh Dinas Pendidikan

    Kota Mojokerto, Bappeko, stakeholder, dan pemerhati pendidikan yang ingin

    mengetahui tentang data pendidikan serta analisisnya yang dapat digunakan untuk

    pengambilan keputusan dan penentuan kebijakan di bidang pendidikan, khususnya

    pendidikan anak usia dini dan pendidikan dasar.

    Untuk Dinas Pendidikan Kota Mojokerto dan Bappeda dengan tersedianya data

    pendidikan di Kota Mojokerto maupun kecamatan maka dapat digunakan dalam

    rangka perencanaan pendidikan, pengambilan keputusan, dan penentuan kebijakan

    tentang pendidikan di Kota Mojokerto.

    Stakeholder dapat memanfaatkan data pendidikan untuk kebutuhan

    pengembangan pendidikan khususnya pendidikan anak usia dini dan pendidikan dasar

    dipandang dari sudut lainnya.

    Pemerhati pendidikan dapat memanfaatkan data pendidikan dasar untuk

    kebutuhan penelitian dan pengembangan pendidikan atau penelitian lainnya yang

    terkait dengan pendidikan sehingga memajukan pendidikan anak usia dini dan

    pendidikan dasar.

  • 4

    BAB II

    KONSEP DASAR PROFIL PENDIDIKAN

    Profil Pendidikan disusun bersumber pada isian instrumen Profil Pendidikan Kota

    Mojokerto per kecamatan Tahun 2018 yang menyajikan data pada Tahun 2018/2019.

    Profil Pendidikan terdiri atas dua variabel, yaitu data dan indikator, terdiri atas dua

    jenis data, yaitu nonpendidikan dan pendidikan, data pendidikan adalah jenjang

    dikdasmen dan terdiri atas dua jenis indikator, yaitu nonpendidikan dan pendidikan.

    Data merupakan satuan terkecil yang diwujudkan dalam bentuk angka, huruf atau

    simbol yang menggambarkan nilai suatu variabel tertentu sesuai dengan kondisi

    empiris di lapangan. Angka, huruf atau simbol tersebut sering disebut sebagai data

    mentah atau besaran yang belum memiliki arti jika belum dilakukan pengolahan atau

    analisis lebih lanjut. Data yang dimaksudkan adalah data pendidikan yang terdiri dari

    sekolah, rombongan belajar/kelas, ruang kelas, siswa baru, siswa, lulusan, guru,

    mengulang, dan putus sekolah.

    Indikator merupakan suatu konsep dan sekaligus ukuran. Sebagai konsep,

    indikator merupakan besaran kuantitatif yang dapat digunakan untuk mengetahui

    masukan, proses dan hasil atau dampak dari instrumen kebijakan. Sebagai ukuran,

    indikator merupakan besaran kuantitatif sebagai hasil pengolahan dari dua atau lebih

    data dalam waktu yang bersamaan. Secara sederhana, indikator juga didefinisikan

    sebagai perbandingan antara dua atau lebih variabel data sehingga dapat

    diinterpretasikan.

    Data nonpendidikan membahas tentang lima hal, yaitu 1) administrasi

    pemerintahan dan demografi, 2) tingkat pendidikan penduduk termasuk tingkat

    kepandaian membaca/menulis, 3) angkatan kerja dan bukan angkatan kerja,

    penduduk miskin, serta geografi dan iklim, 4) ekonomi termasuk mata pencaharian

    penduduk, dan 5) sosial budaya dan agama.

    Data dirinci menjadi dua variabel, yaitu 1) data prasarana pendidikan dan 2) data

    sumber daya manusia pendidikan. Data prasarana pendidikan terdiri dari 14 variabel

    dan data sumber daya manusia sebanyak 5 variabel. Data Prasarana pendidikan

    dimaksud adalah sekolah, kelompok belajar (kelas), ruang kelas, perpustakaan, ruang

    usaha kesehatan sekolah (UKS), ruang komputer, tempat olahraga, laboratorium,

    ruang bimbingan dan penyuluhan atau bimbingan karier (BP/BK), ruang serba guna,

    toilet, air bersih, dan listrik. Sumber daya manusia pendidikan adalah siswa baru, siswa

    mengulang, putus sekolah, lulusan, dan guru.

    Hasil analisis berdasarkan pada indikator pendidikan menggunakan misi

    pendidikan mewujudkan akses yang meluas, merata dan berkeadilan serta

  • 5

    mewujudkan pembelajaran yang bermutu untuk menghasilkan kinerja pendidikan

    dasar.

    Indikator pendidikan yang termasuk misi 2 Mewujudkan Akses Yang Meluas,

    Merata Dan Berkeadilan terdiri atas 11 belas jenis, yaitu Akses yang meluas

    menggunakan empat indikator, yaitu 1) rasio siswa/kelas (R-S/K); 2) rasio kelas/ruang

    kelas (R-K/RK), 3) persentase perpustakaan (%Perpus), 4) persentase laboratorium

    (%Lab). Akses yang merata menggunakan empat indikator, yaitu 1) angka partisipasi

    murni (APM), 2) angka partisipasi kasar (APK), 3) tingkat pelayanan sekolah (TPS) dan

    4) angka masukan murni (AMM) (SD), angka masukan kasar, atau angka melanjutkan

    (AM) (SMP). Akses yang berkeadilan menggunakan tiga indikator, yaitu 1) perbedaan

    gender (PG) APK, 2) indeks paritas gender (IPG) APK, dan 3) persentase siswa swasta

    (%S-Swt).

    Indikator pendidikan yang termasuk misi 3 Mewujudkan Pembelajaran Yang

    Bermutu terdiri atas tiga kelompok mutu, yaitu mutu guru, mutu siswa, mutu

    prasarana dan sembilan indikator. Mutu guru terdapat dua indikator, yaitu 1)

    persentase guru layak (%GL), 2) rasio siswa/guru (R-S/G). Mutu siswa terdapat enam

    indikator, yaitu 1) angka lulusan (AL), 2) angka mengulang (AU), 3) angka putus sekolah

    (APS), 4) AB5 /AB, 5) Rata-rata Lama Belajar (RLB), 6) % Siswa baru TK(%SB TK). Mutu

    Prasarana terdapat satu indikator yaitu 1) % Ruang kelas baik (%RKb).

    Berdasarkan pada dua puluh jenis indikator menggunakan misi 2 pendidikan

    Mewujudkan Akses Yang Meluas Merata Dan Berkeadilan dan misi 3 pendidikan

    Mewujudkan Pembelajaran Yang Bermutu maka dihasilkan kinerja berdasarkan

    komposit indikator misi pendidikan tersebut. Misi 2 Mewujudkan akses yang meluas,

    merata dan berkeadilan tercapai menggunakan komposit sebelas indikator. Misi 3

    Mewujudkan pembelajaran yang bermutu tercapai menggunakan komposit sembilan

    indikator.

  • 6

    Tabel 2..1

    Standar untuk Melakukan Konversi Masing-masing Indikator

    Berdasarkan indikator misi 2 dan misi 3 pendidikan maka dihitung

    keberhasilan program pembangunan pendidikan berdasarkan rata-rata dari kedua

    misi pendidikan tersebut. Indikator pendidikan yang digunakan dalam misi 2 dan misi

    3 pendidikan memiliki satuan yang berbeda, sehingga perlu dilakukan konversi

    menggunankan standar tertentu sebagai komposit indikator. Dengan menggunakan

    standar tersebut maka dihasilkan nilai maksimal 100. Masing-masing misi M2 dan M3

    memiliki nilai antara 1-100. Angka 1 yang terburuk dan 100 yang terbaik. Rata-rata

    dari hasil ke 20 jenis indikator tersebut dijadikan ukuran untuk menentukan

    keberhasilan program pembangunan pendidikan dan itu merupakan pencapaian

    kinerja pendidikan dasar. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa keberhasilan

    program pembangunan pendidikan dipengaruhi oleh komposit indikator misi 2 dan

    misi 3 pendidikan.

    No. Singkatan Satuan SD SMP Keterangan

    A.

    1 Rasio Sisw a per Kelas R-S/K Sisw a 32 36 Permendikbud

    2 Rasio Kelas per Ruang Kelas R-K/RK Kelas 1 1 Ideal

    3 Persentase Perpustakaan %Perpus Persentase 100 100 Ideal

    4 Persentase Laboratorium %Lab Persentase 100 100 Ideal

    1 Angka Partisipasi Murni APM Persentase 100 80 Nasional

    2 Angka Partisipasi Kasar APK Persentase 100 80 Nasional

    3 Angka Masukan Kasar/ AMK Persentase 50 - Ideal

    Angka Melanjutkan AM Persentase - 100 Ideal

    4 Tingkat Pelayanan Sekolah TPS Sisw a 52 81 Nasional

    1 Perbedaan Gender APK PG APK Persentase 0 0 Ideal

    2 Indeks Paritas Gender APK IPG APK Indeks 1 1 Ideal

    3 Persentase Sisw a Sw asta % S-Sw t Persentase 10.00 25.00 Nasional

    B.

    1 Persentase Guru Layak %GL Persentase 100 100 Ideal

    2 Rasio Sisw a per Guru R-S/G Sisw a 16 14 Nasional

    1 Persentase Sisw a baru TK %SB TK Persentase 100 100 Ideal

    2 Angka Mengulang AU Persentase 100 100 Ideal

    3 Angka bertahan Tk.5/Angka bertahan AB5 / AB Tahun 6 3 Ideal

    4 Angka Lulusan AL Persentase 0 0 Ideal

    5 Angka Putus Sekolah APS Persentase 0 0 Ideal

    6 Rata-rata Lama Belajar RLB Persentase 0 0 Ideal

    1 Persentase Ruang Kelas baik % RKb Persentase 100 100 Ideal

    20 20

    Misi 3.1 Mutu dari Guru

    Misi 3.2 Mutu dari sisw a

    Mutu dari Prasarana

    Jumlah Indikator

    Jenis Indikator

    Misi 2 Akses yg meluas, merata, dan berkeadilan

    Misi 2.1 Akses yang meluas

    Misi 2.2 Akses yang merata

    Misi 2.3 Akses yang berkeadilan

    Misi 3 Pembelajaran Bermutu

  • 7

    Sumber data yang digunakan dalam menyusun indikator pendidikan ini adalah

    statistik SD, SMP yang diterbitkan oleh PDSP, data nonpendidikan terutama penduduk

    usia sekolah dan usia sekolah dari BPS dan Permendikbud atau UU terkait pendidikan.

    Tabel 2.2

    Jenis Kinerja Berdasarkan Kategori Wajar Dikdas 9 Tahun

    No. Jenis Kinerja Nilai

    1 Paripurna 95.00--100.00

    2 Utama 90.00-94.99

    3 Madya 85.00-89.99

    4 Pratama 80.00-84.99

    5 Kurang kurang 80.00

  • 8

    BAB III KEADAAN UMUM

    Pada Bab III keadaan umum dimulai dengan peta Kota Mojokerto yang

    menggambarkan letak Kota Mojokerto dalam kaitannya dengan lingkungan

    sekelilingnya. Kemudian, dilanjutkan dengan keadaan non-pendidikan yang meliputi

    enam faktor, yaitu 1) administrasi pemerintahan daerah, 2) demografi, 3) geografi, 4)

    ekonomi, dan 5) sosial budaya dan 6) agama. Terakhir dijelaskan tentang keadaan

    pendidikan yang dimulai dari tingkat SD sampai tingkat SMP.

    A. Peta Kota Mojokerto

    Berdasarkan Peta 3.1 dapat dikemukakan bahwa batas wilayah Kota Mojokerto ini

    adalah sebelah utara berbatasan dengan Sungai Brantas yang membentang

    memisahkan wilayah Kota dengan Kabupaten, sebelah timur berbatasan dengan

    Kecamatan Mojoanyar dan Kecamatan Jabon (Kabupaten Mojokerto), sebelah selatan

    berbatasan dengan Kec. Puri dan Kec. Sooko (Kabupaten Mojokerto) dan sebelah

    barat berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto. Hal ini bukan merupakan hal yang

    aneh mengingat Kota Mojokerto berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten

    Mojokerto.

    Peta 3.1

    Peta Wilayah Kota Mojokerto

    Sumber: Kota Mojokerto Dalam Angka 2018

  • 9

    B. Nonpendidikan

    Keadaan nonpendidikan sangat berpengaruh dalam perencanaan, pemerataan dan

    keberhasilan program pendidikan karena pendidikan merupakan faktor penunjang

    pembangunan nasional. Keadaan non pendidikan dimasukkan dalam profil pendidikan

    karena selama ini keadaan non pendidikan kurang diperhitungkan dalam perencanaan

    pendidikan sehingga timbul berbagai masalah diantaranya : 1) input pendidikan kurang

    dikelola secara optimal dan 2) output pendidikan dianggap kurang sesuai dengan

    kebutuhan masyarakat atau kebutuhan lingkungan sehingga belum mampu menunjang

    pembangunan nasional. Untuk itu, masalah nonpendidikan perlu dikaitkan dengan

    pendidikan yang ada.

    1. Administrasi Pemerintahan Daerah

    Sesuai dengan UU Nomor 24 Tahun 2014, pemerintah daerah merupakan

    koordinator semua instansi sektoral dan kepala daerah yang bertanggung jawab

    sepenuhnya terhadap pembinaan dan pengembangan wilayahnya. Pembinaan

    dan pengembangan tersebut mencakup segala bidang kehidupan dan bidang

    pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

    Kota Mojokerto sebagai satu kesatuan wilayah pemerintahan,

    melaksanakan pembangunan yang memiliki arah dan tujuan tertentu yang harus

    dicapai melalui pembangunan di semua bidang, termasuk di bidang pendidikan

    dan kebudayaan. Hal itu berarti, bahwa rencana pembangunan pendidikan di

    Kota Mojokerto tidaklah berdiri sendiri melainkan juga merupakan bagian yang

    tidak terpisahkan dari rencana pembangunan Provinsi Jawa Timur secara

    keseluruhan. Oleh karena itu, segala usaha dan kegiatan pembinaan dan

    pengembangan di bidang pendidikan di Kota Mojokerto harus berada dibawah

    koordinasi atau sepengetahuan dari Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur

    untuk menjaga keserasian dan keterkaitannya dengan sektor lain dalam rangka

    mencapai sasaran dan tujuan pembangunan daerah yang telah ditetapkan.

    Berdasarkan Tabel 3.1, Kota Mojokerto terdiri atas 3 kecamatan dan

    terbagi ke dalam 18 kelurahan dengan luas wilayah seluruhnya 16,47 km2. Dari

    keseluruhan jumlah kelurahan tersebut, tidak termasuk kedalam wilayah desa

    terpencil melainkan daerah perkotaan.

    Tabel 3.1 Administrasi Pemerintahan Kota Mojokerto

    Tahun 2015 No Variabel Jumlah

    1 Kecamatan 3

    2 Kelurahan 18

    3 Desa Terpencil 0

    4 Luas (km2) 16,47

    Sumber : Kota Mojokerto Dalam Angka 2018

  • 10

    2. Demografi

    Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2, Tahun 2003 tentang Sistem

    Pendidikan Nasional (UU 2/2003), pendidikan diperuntukkan bagi seluruh

    masyarakat Indonesia dan salah satu tujuannya adalah meningkatkan

    kecerdasan dan kesejahteraan penduduk secara maksimal. Dengan demikian,

    penduduk baik sebagai perorangan maupun sebagai kelompok masyarakat

    merupakan sasaran kegiatan pembangunan pendidikan. Oleh karena itu, aspek-

    aspek kependudukan, dinamika penduduk dan masalah yang ditemui dalam

    masyarakat akan sangat mempengaruhi pendidikan. Dengan demikian, aspek

    kependudukan perlu dipertimbangkan dalam pengembangan pendidikan.

    Berdasarkan Tabel 3.2 jumlah penduduk seluruhnya di Kota Mojokerto

    Tahun 2018 sebesar 142.625 orang yang terdiri dari laki-laki sebesar 70.729

    orang atau 49,59% dan perempuan sebesar 71.896 orang atau 50,41%.

    Penduduk usia 0-6 tahun atau bisa dikatakan sebagai penduduk usia PAUD

    sebesar 17.728 anak. Penduduk usia 4-5 tahun adalah penduduk usia masuk TK

    sebesar 4.447. Penduduk usia 4-6 tahun adalah penduduk usia TK sebesar 7.722.

    Penduduk usia 6-7 tahun adalah penduduk usia masuk SD sebesar 4.676.

    Penduduk usia 7-12 tahun adalah penduduk usia SD sebesar 14.046 anak yang

    terdiri dari laki-laki sebesar 7.072 atau 50,35% dan perempuan sebesar 6.974

    atau 49,65%. Penduduk usia 13-15 tahun adalah penduduk usia SMP sebesar

    6.887 anak yang terdiri laki-laki sebesar 3.599 atau 52,26% dan perempuan

    sebesar 3.288 atau 47,74%. Penduduk usia 16-18 tahun adalah penduduk usia

    SMA sebesar 6.896 yang terdiri laki-laki sebesar 3.586 atau 52,01% dan

    perempuan sebesar 3.310 atau 47,99%. Penduduk usia 15-24 tahun adalah

    penduduk usia buta aksara muda sebesar 21.761, sedangkan usia 15-59 tahun

    adalah penduduk usia buta aksara dewasa sebesar 110.141.

    Tabel 3.2 Keadaan Penduduk menurut Kelompok Usia

    Kota Mojokerto Tahun 2018

    No. Kelompok Usia Laki-laki % Perempuan % Jumlah

    1 Penduduk seluruh 70.729 49,59 71.896 50,41 142.625

    2 Penduduk 0-6 tahun 8.580 48,40 9.148 51,60 17.728

    3 Penduduk 4-5 tahun 2.235 50,25 2.212 49,75 4.447

    4 Penduduk 4-6 tahun 3.418 44,27 4.304 55,73 7.722

    5 Penduduk 6-7 tahun 2.362 50,52 2.314 49,48 4.676

    6 Penduduk 7-12 tahun 7.072 50,35 6.974 49,65 14.046

    7 Penduduk 13-15 tahun 3.599 52,26 3.288 47,74 6.887

    8 Penduduk 16-18 tahun 3.586 52,01 3.310 47,99 6.896

    9 Penduduk 15-24 tahun 11.070 50,87 21.761 49,13 21.761

    10 Penduduk 15-59 tahun 54.330 49,33 55.811 50,67 110.141

    Sumber:Sheet TabGrafNP

  • 11

    Menurut catatan terakhir, pada tahun 2018 kepadatan penduduk adalah

    8.660 per km2 dengan kecamatan Kranggan sebagai kecamatan terpadat

    sebesar 11.104 per km2 dan kecamatan Prajuritkulon sebagai kecamatan

    terjarang sebesar 6.742 per km2.

    Tabel 3.3 Tingkat Pendidikan Penduduk

    Kota Mojokerto Tahun 2018

    No. Variabel Jumlah %

    1 Tidak/Belum pernah sekolah 166 0,25

    2 Tidak/Belum tamat SD 5.292 7,87

    3 Tamat SD 8.847 13,16

    4 Tamat SMP 9.013 13,41

    5 Tamat SMA 15.021 22,34

    6 Tamat SMK 14.786 21,99

    7 Tamat Diploma 1/2 1.331 1,98

    8 Tamat Diploma 3/Sarmud 1.318 1,96

    9 Tamat Sarjana 11.461 17,05

    10 Tak Terjawab 0 0,00

    Jumlah 67.235 100,00

    Sumber:Sheet TabGrafNP

    Berdasarkan Tabel 3.3, tingkat pendidikan penduduk yang dirinci

    menjadi 9 kategori dapat digambarkan sebagai berikut 1) tidak/belum pernah

    sekolah sebanyak 166 orang atau 0,25%, 2) tidak/belum tamat SD sebanyak

    5.292 orang atau 7,87%, 3) tamat SD sebanyak 8.847 orang atau 13,16%, 4)

    tamat SMP sebanyak 9.013 orang atau 13,41%, 5) tamat SMA sebanyak 15.021

    orang atau 22,34%, 6) tamat SMK sebanyak 14.786 orang atau 21,99%, 7) tamat

    Diploma I dan II sebanyak 1.331 orang atau 1,98%, 8) tamat Diploma III/Sarmud

    sebanyak 1.318 orang atau 1,96%, 9) tamat Sarjana 11.461 orang atau 17,05%,

    sedangkan yang tak terjawab 0 orang atau 0 persen. Dengan demikian,

    pendidikan terbesar penduduk adalah SMA dan terkecil adalah Tidak/belum

    pernah sekolah.

  • 12

    Grafik 3.1 Tingkat Pendidikan Penduduk Kota Mojokerto

    Tahun 2018

    Sumber:Sheet TabGrafNP

    Berdasarkan Tabel 3.4, penduduk yang dapat membaca menulis sebesar

    105.958 orang atau 98,25%, sedangkan yang buta huruf sebesar 1.888 orang

    atau 1,75%. Jumlah angkatan kerja dan bukan angkatan kerja pada tahun 2018

    dengan rincian jumlah angkatan kerja sebesar 67.235 atau 68,65% yang masih

    dapat dirinci menjadi 1) jumlah penduduk yang bekerja sebesar 64.805 orang

    atau 66,17% dan 2) jumlah penduduk yang mencari pekerjaan sebesar 2.430

    orang atau 2,48%. Jumlah bukan angkatan kerja sebesar 30.708 orang atau

    31,35% terdiri atas 1) jumlah penduduk bersekolah sebesar 9.781 orang atau

    9,99 2) jumlah penduduk mengurus rumah tangga sebesar 18.241 orang atau

    18,62% dan 3) lain-lain sebesar 2.686 orang atau 2,74%. Jumlah penduduk

    miskin di daerah kota sebesar 3.399 orang

    Tidak/Belum pernah sekolah;

    0,246895218

    Tidak/Belum tamat SD;

    7,870900573

    Tamat SD; 13,15832528

    Tamat SMP; 13,4052205

    Tamat SMA; 22,34104261

    Tamat SMK; 21,99152227

    Tamat Diploma 1/2; 1,979623708

    Tamat Diploma 3/Sarmud;

    1,96028854

    Tamat Sarjana; 17,0461813

    Tak Terjawab; 0

    Tidak/Belum pernah sekolah Tidak/Belum tamat SD

    Tamat SD Tamat SMP

    Tamat SMA Tamat SMK

    Tamat Diploma 1/2 Tamat Diploma 3/Sarmud

    Tamat Sarjana Tak Terjawab

  • 13

    Tabel 3.4 Tingkat Kepandaian Membaca/Menulis dan Angkatan Kerja

    dan Bukan Angkatan Kerja Kota Mojokerto Tahun 2018

    Sumber:Sheet TabGrafNP

    3. Geografi

    Faktor geografi dimaksud mencakup aspek keadaan alam dan sumber daya

    alam (SDA) sehingga dapat berpengaruh besar terhadap pembangunan

    pendidikan. Pengaruh ini dapat bersifat menunjang dan dapat pula bersifat

    menghambat. Tersedianya SDA merupakan faktor yang menunjang pendidikan

    baik langsung maupun tidak langsung. Keadaan geografi yang tidak

    menguntungkan karena keadaan pemukiman penduduk yang berpencar-pencar

    dan terpencil serta pemukiman yang padat merupakan kendala dalam upaya

    peningkatan perluasan dan pemerataan kesempatan belajar.

    Keadaan topografi di wilayah Kota Mojokerto perlu diperhatikan dalam

    kaitannya dengan enam faktor, yaitu 1) rencana penentuan lokasi sekolah; 2)

    rencana rayonisasi penerimaan siswa baru; 3) rencana supervisi sekolah dan

    pengendalian; 4) rencana penempatan guru; 5) rencana pengadaan dan

    pendistribusian buku-buku; dan 6) peralatan pendidikan lainnya.

    SDA baik yang terkandung di daratan, di sungai, maupun di laut (jika ada)

    merupakan potensi ekonomi yang besar. Hal itu berarti bahwa pendidikan SDA

    secara efisien akan meningkatkan pendapatan pemerintah Kota Mojokertodan

    secara tidak langsung akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

    Peningkatan pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat jelas akan

    memberikan dampak positif terhadap penyediaan dana dan fasilitas pendidikan

    sehingga pengembangan pendidikan dapat terlaksana sesuai dengan harapan.

    No. Variabel Jumlah %

    Tingkat Kepandaian Membaca/Menulis 107.846 100,00

    1 Dapat membaca/menulis 105.958 98,25

    2 Buta Huruf 1.888 1,75

    Angkatan Kerja & Bukan Angkatan Kerja 97.943 100,00

    Angkatan Kerja 67.235 68,65

    1 Bekerja 64.805 66,17

    2 Mencari Pekerjaan 2.430 2,48

    Bukan Angkatan Kerja 30.708 31,35

    1 Bersekolah 9.781 9,99

    2 Mengurus Rumah Tangga 18.241 18,62

    3 Lainnya 2.686 2,74

    Penduduk Miskin 3.399 100,00

    1 Daerah Kota 3.399 100,00

    2 Daerah Desa 0 0,00

  • 14

    Berdasarkan Tabel 3.5, di Kota Mojokerto tidak terdapat SDA yang bisa

    dijadikan andalan, mengingat luas Kota Mojokerto yang relatif kecil dan

    minimnya lahan pertanian karena sebagian besar wilayah Kota Mojokerto

    merupakan daerah padat penduduk. Faktor iklim yang mencakup antara lain

    aspek lamanya musim kemarau dan musim penghujan serta banyaknya curah

    hujan juga akan berpengaruh terhadap lingkungan seperti terhadap tingkat

    kesuburan lahan, kekeringan, banjir dan sebagainya, yang pada gilirannya

    berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat. Secara tidak

    langsung, faktor iklim juga akan mempengaruhi pendidikan. Keadaan alam di

    Kota Mojokerto dengan curah hujan rata-rata adalah 155 mm dan rata-rata hari

    hujan sebanyak 9 hari.

    Tabel 3.5

    Keadaan Geografi Kota Mojokerto Tahun 2018

    No. Variabel Jumlah

    1 Sumber daya alam yang menonjol 0

    2 Keadaan Alam

    a. Curah Hujan (mm) 155

    b. Hari hujan (hari) 9

    Sumber:Sheet TabGrafNP

    4. Ekonomi

    Bidang ekonomi merupakan penggerak utama pembangunan seiring

    dengan pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu,

    pembangunan di bidang pendidikan yang merupakan bagian dari upaya

    peningkatan SDM memegang peranan yang sangat penting. Melalui pendidikan

    diharapkan dapat terbentuk manusia yang berkualitas sebagaimana yang dicita-

    citakan, yaitu manusia yang memiliki kemampuan memanfaatkan,

    mengembangkan, dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang

    diperlukan untuk mendukung pembangunan ekonomi, sosial budaya dan

    berbagai bidang lainnya secara serasi dan seimbang.

  • 15

    Tabel 3.6 Keadaan Ekonomi Kota Mojokerto

    Tahun 2018 (000 000) No. Variabel Jumlah

    1 PAD 178.295,06

    2 PBB 7.932,81

    3 APBD 738.524,20

    4 PDRB 4.460.444,90

    5 UMR 1,70

    6 Pendapatan per Kapita 31,27

    Sumber: Kota Mojokerto Dalam Angka 2018

    Berdasarkan Tabel 3.6, tingkat pendapatan suatu daerah dapat diukur

    antara lain dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), penerimaan Pajak Bumi Dan

    Bangunan (PBB), Anggaran Belanja Dan Pendapatan Daerah (APBD), Produk

    Domestik Regional Bruto (PDRB), Upah Minimum Regional (UMR), dan

    pendapatan per kapita. PAD tahun 2018 Kota Mojokerto adalah sebesar Rp.

    178.295,06 juta, penerimaan dari PBB sebesar Rp. 7.932,81 juta, APBD sebesar

    Rp. 738.524,20 juta, PDRB sebesar Rp. 4.460.444,90 juta , UMR yang berlaku

    sebesar Rp. 1,70 juta dan rata-rata pendapatan per kapita sebesar Rp. 31,27

    juta

    Grafik 3.2 Keadaan Ekonomi Kota Mojokerto

    Tahun 2018 (000 000)

    Sumber:Sheet TabGrafNP

    - 500.000,00

    1.000.000,00 1.500.000,00 2.000.000,00 2.500.000,00 3.000.000,00 3.500.000,00 4.000.000,00 4.500.000,00

    178.295,06 7.932,81

    738.524,20

    4.460.444,90

    1,70 31,27

  • 16

    Tabel 3.7 Biaya Langsung Program Pendidikan dari SKPD Kota Mojokerto

    Tahun 2018

    No. Variabel Jumlah %

    1 Program Nonsatdik 19.184.904.600 28,59

    2 Program PAUD 3.569.446.050 5,32

    3 Program Wajar Dikdas 38.559.073.825 57,45

    4 Program PNF 2.463.803.800 3,67

    5 Program Peningkatan Mutu PTK 1.582.222.550 2,36

    6 Program Lainnya 1.752.660.050 2,61

    Jumlah 67.112.110.875 100,00

    Sumber:Sheet TabGrafNP

    Berdasarkan Tabel 3.7 dan grafik 3.3, biaya langsung untuk program

    pendidikan yang berasal dari DPA SKPD terdiri dari program nonsatuan

    pendidikan (administrasi), PAUD, wajar dikdas yang terdiri dari SD dan SMP,

    PNF, peningkatan mutu PTK, program lainnya. Program lainnya adalah

    Pelayanan Manajemen Pendidikan. Biaya langsung untuk semua jenjang

    untuk Kota Mojokerto sebesar Rp. 67.112.110.875,00. Dari anggaran

    tersebut, anggaran terbesar adalah pada jenjang Dikdas sebesar

    Rp. 38.559.073.825 atau 57,45% dan terkecil adalah Program Peningkatan

    Mutu PTK sebesar Rp. 1.582.222.550 atau 2,36%. Dengan demikian, dapat

    dikatakan bahwa untuk bidang pendidikan oleh pemerintah Kota Mojokerto

    memberikan prioritas pada jenjang Dikdas dalam peningkatan mutu

    pendidikan.

    Grafik 3.3 Biaya Langsung Pendidikan Berdasarkan SKPD Kota Mojokerto

    Tahun 2018

    Sumber:Sheet TabGrafNP

    Nonsatdik29%

    PAUD5%

    DIKDAS57%

    PNF4%

    PTK2%

    Lainnya3%

    Nonsatdik

    PAUD

    DIKDAS

    PNF

    PTK

    Lainnya

  • 17

    Tabel 3.8 Mata Pencaharian Penduduk Kota Mojokerto

    Tahun 2018

    No. Variabel Jumlah %

    1 Pertanian, Kehutanan, & Perikanan 656 1,01

    2 Pertambangan & Penggalian 112 0,17

    3 Industri Pengolahan 16.417 25,33

    4 Listrik, Gas, dan Air 111 0,17

    5 Bangunan 2.641 4,08

    6 Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan, dan Hotel 20.623 31,82

    7 Angkutan, Pergudangan & Komunikasi 3.437 5,30

    8 Keuangan, Asuransi, Usaha Bangunan. Dan Tanah 2.309 3,56

    9 Jasa Kemasyarakatan 18.499 28,55

    Jumlah 64.805 100,00

    Sumber:Sheet TabGrafNP

    Berdasarkan Tabel 3.8, dan grafik 3.4 mata pencaharian penduduk yang

    berdomisili di Kota Mojokerto pada sektor pertanian, perburuan, kehutanan,

    dan perikanan sebesar 656 orang atau 1,01%. Di sektor pertambangan dan

    penggalian sebesar 112 orang atau 0,17%. Industri pengolahan menjadi

    sumber mata pencaharian penduduk Kota Mojokerto dengan jumlah sebanyak

    16.417 orang atau 25.33%. Di sektor listrik, gas dan air sebesar 111 orang atau

    0,17%. Di sektor bangunan sebesar 2.641 orang atau 4.08%, di sektor

    perdagangan besar, eceran, rumah makan, dan hotel merupakan sektor yang

    terbanyak sebesar 20.623 orang atau 31,82%. Di sektor angkutan,

    pergudangan, dan komunikasi 3.437 orang atau 5,30%. Di sektor keuangan,

    asuransi, usaha bangunan, dan tanah 2.309 orang atau 3,56% dan di sektor jasa

    kemasyarakatan, yang merupakan sektor terbanyak kedua sebesar 18.499

    orang atau 28,55%. Dengan demikian, mayoritas masyarakat Kota Mojokerto

    berada pada sektor Industri Perdagangan Besar, eceran, rumah makan dan

    hotel dan terkecil pada sektor pertambangan dan penggalian, listrik, gas dan

    air.

  • 18

    Grafik 3.4 Mata Pencaharian Penduduk Kota Mojokerto

    Tahun 2018

    Sumber:Sheet TabGrafNP

    4. Sosial Budaya dan Agama

    Adat istiadat yang sampai sekarang hidup di kalangan masyarakat Kota

    Mojokerto masih cukup kental dengan budaya Jawa yang sudah banyak ber-

    akulturasi dengan budaya lainnya, mengingat penduduk Kota Mojokerto tidak

    hanya berasal dari suku Jawa, namun ada juga Tionghoa dan keturunan Arab

    sehingga akulturasi budaya dengan mudah terjadi. Sekalipun penduduk Kota

    Mojokerto dapat dikatakan multi suku, agama dan ras akan tetapi kehidupan

    bermasyarakat penduduk terjalin dengan baik dan harmonis.

    Berdasarkan Tabel 3.9 gambaran keadaan keagamaan dapat diuraikan

    bahwa jumlah penduduk beragama Islam sebesar 131.234 orang atau 92,01%,

    Protestan sebesar 7.604 orang atau 5,79%, Katolik sebesar 2.180 orang atau

    1,66%, Hindu sebesar 268 orang atau 0,20%, Budha sebesar 1.269 orang atau

    0,97%, dan Khonghucu sebesar 74 orang atau 0,06%. Dengan demikian,

    mayoritas masyarakat Kota Mojokerto beragama Islam dan terkecil pada

    agama Konghucu.

    Masih pada Tabel 3.9, keadaan kesehatan masyarakat dapat

    digambarkan bahwa gizi masyarakat pada umumnya bervariasi, yaitu ada yang

    baik, kurang atau buruk, yang didukung oleh rumah sakit sebanyak 6 buah,

    puskesmas sebanyak 6 buah, dan puskesmas pembantu 11 buah. Bila setiap

    desa harus memiliki puskesmas pembantu maka rata-rata puskesmas

    pembantu terhadap desa adalah 77,78%. Selanjutnya, bila setiap kecamatan

    harus memiliki puskesmas maka di Kota Mojokerto jumlah puskesmas di setiap

    kecamaatan sudah cukup merata dengan rata-rata puskesmas terhadap

    kecamatan adalah 100%. Demikian juga halnya dengan jumlah rumah sakit di

    Kota Mojokerto juga sudah sangat memadai, dengan adanya RSUD Dr. Wahidin

    Sudiro Husodo yang merupakan Rumah Sakit bertipe B.

    Pertanian1%

    Pertambangan

    0%

    Industri25% Listrik

    0%

    Bangunan4%Perdagangan

    32%Angkutan5%

    Keuangan4%

    Jasa29%

  • 19

    Tabel 3.9 Keadaan Keagamaan dan Kesehatan Kota Mojokerto

    Tahun 2018

    No. Jenis Agama Jumlah %

    Keagamaan

    1 Islam 131.234 92,01

    2 Protestan 7.604 5,79

    3 Katholik 2.180 1,66

    4 Hindu 268 0,20

    5 Budha 1.269 0,97

    6 Khonghucu 74 0,06

    Jumlah 142.629

    Kesehatan

    1 Rumah Sakit 6

    2 Puskesmas 6

    3 Puskesmas Pembantu 11

    C. Pendidikan

    Kemajuan pendidikan di Kota Mojokerto cukup signifikan. Pelaksanaan

    program pembangunan pendidikan yang telah dilaksanakan di daerah ini

    menyebabkan makin berkembangnya suasana belajar mengajar di berbagai jenis

    dan jenjang pendidikan. Dengan dilaksanakannya program pembangunan,

    pelayanan pendidikan telah dapat menjangkau daerah terpencil, daerah dengan

    penduduk miskin, dan daerah jarang dengan dibangunnya sekolah di daerah-

    daerah tersebut. Secara rinci, pembangunan di setiap jenjang pendidikan tidak

    sama, oleh karena itu, akan dijelaskan tentang keadaan tingkat SD dan tingkat

    SMP.

    1. Jenjang SD (SD dan MI)

    Berdasarkan Tabel 3.10 dan grafik 3.5 pada tahun 2018/2019 di Kota

    Mojokerto terdapat 10 jenis data prasarana SD dan MI. Jumlah SD dan MI

    sebanyak 71 lembaga, dengan rincian negeri sebanyak 52 lembaga dan

    swasta sebanyak 19 lembaga sehingga terlihat sekolah negeri lebih banyak.

    Besarnya sekolah negeri karena banyaknya SD Negeri yang dibangun melalui

    program Inpres SD sejak tahun 1973/1974 sampai 1983/1984. Jumlah SD dan

    MI dengan akreditasi A sebanyak 46 sekolah, akreditasi B sebanyak 24

    sekolah, akreditasi C sebanyak 0 lembaga, dan yang belum terakreditasi

    sebanyak 1 lembaga. Akreditasi dengan jumlah terbesar pada jenjang SD dan

    MI adalah akreditasi A dan akreditasi dengan jumlah terkecil adalah C yaitu

    0 lembaga.

    Sumber:Sheet TabGrafNP

  • 20

    Jumlah kelas atau rombongan belajar yang ada pada jenjang SD dan

    MI sebanyak 574 rombongan belajar, sedangkan ruang kelas yang tersedia

    pada jenjang SD dan MI sebanyak 572 kelas, dengan rincian 437 ruang kelas

    dengan kondisi baik, 102 ruang kelas dengan kondisi rusak ringan, dan 33

    ruang kelas dengan kondisi rusak berat,dan 11 ruang kelas dengan status

    bukan milik. Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di SD dan MI

    terdapat fasilitas perpustakaan sejumlah 64 unit dengan rincian kondisi baik

    47 unit dan kondisi rusak 17 unit. Ruang Usaha Kesehatan Sekolah yang

    tersedia sebanyak 65 unit dengan rincian kondisi baik 48 unit dan kondisi

    rusak 17 unit. Ruang komputer yang tersedia sebanyak 57 unit dengan

    rincian 48 unit kondisi baik dan 9 unit kondisi rusak. Tempat olahraga

    sejumlah 56 dengan rincian kondisi baik 43 unit dan 13 unit kondisi rusak

    .Toilet yang tersedia sejumlah 430 unit.Untuk ketersediaan air bersih dan

    listrik, seluruh sekolah jenjang SD dan MI di Kota Mojokerto sudah

    mendapatkan akses air bersih dan listrik yang cukup memadai sehingga

    dapat menunjang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah.

    Grafik 3.5

    Prasarana Sekolah SD dan MI Kota Mojokerto

    Tahun 2018/2019

    Sumber: Sheet TabGrafSD

    0 100 200 300 400 500 600

    Sekolah

    Kelas

    Ruang Kelas

    Perpustakaan

    Ruang UKS

    Ruang Komputer

    Tempat Olahraga

    Toilet

    Air Bersih

    Listrik

    62

    434

    432

    58

    53

    50

    49

    359

    62

    62

    9

    140

    140

    6

    12

    7

    7

    71

    9

    9

    71

    574

    572

    64

    65

    57

    56

    430

    71

    71

    SD+MI MI SD

  • 21

    Tabel 3.10 Data Prasarana SD dan MI Kota Mojokerto

    Tahun 2018 / 2019

    Sumber: Sheet TabGrafSD

    No. Variabel SD MI SD+MI

    1 Sekolah Menurut Status 62 9 71

    a. Negeri 52 0 52

    b. Swasta 10 9 19

    Sekolah Menurut Akreditasi 62 9 71

    a. Akreditasi A 42 4 46

    b. Akreditasi B 19 5 24

    c. Akreditasi C 0 0 0

    d. Belum Akreditasi 1 0 1

    2 Kelas/rombongan belajar 434 140 574

    3 Ruang Kelas menurut Kondisi 432 140 572

    a. Baik 317 120 437

    b. Rusak Ringan 89 13 102

    c. Rusak Berat 26 7 33

    RK Bukan Milik 5 6 11

    4 Perpustakaan 58 6 64

    a. Baik 45 2 47

    b. Rusak 13 4 17

    5 Ruang Usaha Kesehatan Sekolah 53 12 65

    a. Baik 41 7 48

    b. Rusak 12 5 17

    6 Ruang Komputer 50 7 57

    a. Baik 42 6 48

    b. Rusak 8 1 9

    7 Tempat Olahraga 49 7 56

    a. Baik 40 3 43

    b. Rusak 9 4 13

    8 Toilet 359 71 430

    9 Air Bersih 62 9 71

    10 Listrik 62 9 71

  • 22

    Bila setiap ruang kelas pada jenjang SD digunakan untuk kegiatan

    belajar mengajar hanya sekali maka tidak terdapat kekurangan ruang kelas

    pada jenjang SD dan MI. Demikian juga untuk perpustakaan, ruang UKS,

    ruang komputer, tempat olahraga, toilet, air bersih, dan listrik bila setiap

    sekolah pada jenjang SD harus memiliki prasarana tersebut maka terdapat

    kekurangan atau kelebihan prasarana sekolah jenjang SD.

    Berdasarkan Tabel 3.11 disajikan kekurangan atau kelebihan

    prasarana sekolah yang terdapat di Kota Mojokerto. Untuk ketersediaan

    ruang kelas SD dan MI terdapat kekurangan atau kelebihan ruang kelas.

    Namun apabila terjadi kekurangan jumlah ruang kelas hendaknya dapat

    dipenuhi dalam rangka meningkatkan pembelajaran yang bermutu pada

    jenjang SD dan MI. Sebaliknya, bagi ruang kelas jenjang SD yang kelebihan

    hendaknya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan partisipasi anak usia

    sekolah masuk ke SD dan MI sehingga pemerataan pembelajaran yang

    bermutu pada jenjang SD dan MI dapat dimanfaatkan oleh semua anak di

    Kota Mojokerto.

    Tabel 3.11

    Kekurangan atau KelebihanPrasarana SD dan MI Kota Mojokerto

    Tahun 2018/2019

    No. Jenis Prasarana SD MI SD+MI

    1 Ruang Kelas -2 0 -2

    2 Perpustakaan -4 -3 -7

    3 Ruang UKS -9 3 -6

    4 Ruang Komputer -12 -2 -14

    5 Tempat Olahraga -13 -2 -15

    6 Toilet 297 62 359

    7 Air Bersih 0 0 0

    8 Listrik 0 0 0

    Sumber: Sheet TabGrafSD

    Akreditasi sekolah menunjukkan mutu sekolah. Jumlah SD dan MI

    yang telah terakreditasi terdapat pada Grafik 3.6 maka SD dan MI yang telah

    terakreditasi dengan predikat A, B, dan C sebanyak 70 lembaga, sedangkan

    yang belum terakreditasi sebanyak 1 lembaga, sehingga dapat disimpulkan

    bahwa di Kota Mojokerto sebagian besar lembaga SD dan MI sudah

    berakreditasi minimal B. Hal ini dapat menunjang peningkatan kualitas

    pendidikan di Kota Mojokerto karena sekolah yang terakreditasi adalah

    sekolah yang sudah memenuhi standar kelayakan untuk melaksanakan tugas

    pelayanan pendidikan terhadap masyarakat.

  • 23

    Grafik 3.6 Akreditasi Sekolah SD dan MI

    Kota Mojokerto Tahun 2018 / 2019

    /

    Sumber: Sheet TabGrafSD

    Ruang kelas sebagai prasarana penting sekolah terbagi dalam tiga

    kondisi yaitu baik, rusak ringan, dan rusak berat. Jumlah ruang kelas menurut

    kondisi terdapat pada Tabel 3.10 dan Grafik 3.7. Berdasarkan ruang kelas

    yang tersedia di Kota Mojokerto ternyata pada jenjang SD masih terdapat 26

    ruang dengan kondisi rusak berat sedangkan pada jenjang MI terdapat 7

    ruang kelas dengan kondisi yang sama. Jumlah ruang kelas dengan kondisi

    baik pada lembaga SD sebanyak 317 ruang dan pada lembaga MI sebanyak

    120 ruang. Untuk ruang kelas yang termasuk pada kategori rusak ringan,

    pada lembaga SD terdapat 89 ruang kelas sedangkan pada lembaga MI

    terdapat 13 ruang kelas dengan kondisi yang sama.

    Grafik 3.7

    Ruang Kelas Milik menurut Kondisi SD dan MI Kota Mojokerto

    Tahun 2018/2019

    Sumber: Sheet TabGrafSD

    Akreditasi A65%

    Akreditasi B34%

    Akreditasi C0%

    Belum Akreditasi1%

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    Baik Rusak Ringan Rusak Berat Jumlah

    317

    89

    26

    432

    120

    13 7

    140

    437

    102

    33

    572

    SD MI SD+MI

  • 24

    Berdasarkan Tabel 3.12 dan grafik 3.8, terdapat 6 jenis data yang

    memaparkan kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) yang terdapat pada

    jenjang SD dan MI. Jumlah siswa baru SD dan MI sebesar 2.881 siswa

    dengan rincian yang berusia 6-7 tahun sebanyak 2.772 siswa dan jumlahnya

    lebih banyak dibandingkan dengan siswa baru dengan kategori usia lainnya

    yang hanya 109 siswa.Dari jumlah tersebut, siswa baru yang berasal dari

    lulusan TK/RA/BA sebanyak 2.758 siswa dan yang berasal dari rumah tangga

    (tidak/belum mengenyam pendidikan pra-sekolah) sebanyak 123 siswa.

    Jumlah siswa SD dan MI secara keseluruhan sebanyak 17.374 siswa, dengan

    rincian siswa yang bersekolah pada jenjang SD/MI berstatus Negeri

    sebanyak 10.393 siswa sedangkan pada swasta sebanyak 6.981 siswa.

    Apabila dirinci menurut usia maka dapat dijabarkan bahwa terdapat anak

    usia 12 tahun sebanyak 162 siswa. Apabila

    dilakukan analisa data siswa keseluruhan pada jenjang SD/MI berdasarkan

    jenis kelamin maka jumlah siswa berjenis kelamin laki-laki sebanyak 8.759

    siswa dan siswa perempuan sebanyak 8.615. Siswa tingkat VI SD dan MI

    tahun lalu sebanyak 2.644 siswa sedangkan siswa SD dan MI seluruhnya

    tahun lalu sebanyak 16.519 siswa. Jumlah siswa mengulang pada jenjang SD

    dan MI sebanyak 27 siswa, sedangkan jumlah siswa putus sekolah pada

    jenjang SD dan MI sebanyak 1 siswa dan lulusan SD dan MI sebanyak 3.321

    siswa.

    Kepala sekolah dan guru yang mengajar di SD dan MI sebanyak 1.286

    orang di antaranya yaitu 299 orang adalah yang berijazah di bawah S1 dan

    yang berijazah S1/D4 sebanyak 987 orang. Kepala sekolah SD dan MI yang

    sudah memiliki sertifikat pendidik sebanyak 69 orang dan yang belum

    bersertifikat sebanyak 5 orang. Demikian juga dengan guru SD dan MI yang

    sudah memiliki sertifikat pendidik sebanyak 434 orang dan yang belum

    memiliki sertifikat pendidik sebanyak 562 orang.

  • 25

    Tabel 3.12 Data Sumber Daya Manusia SD dan MI Kota Mojokerto

    Tahun 2018/2019

    Sumber: Sheet TabGrafSD

    No. Variabel SD MI SD+MI

    1 Siswa Baru menurut Usia 1.997 884 2.881

    a. Usia 6-7 th 1.932 840 2.772

    b. Usia lainnya 65 44 109

    Siswa Baru menurut Asal 1.997 884 2.881

    a. TK/RA/BA 1.974 784 2.758

    b. Rumah Tangga 23 100 123

    2 Siswa Menurut Status 13.322 4.052 17.374

    a. Negeri 10.393 0 10.393

    b. Swasta 2.929 4.052 6.981

    Siswa Menurut Usia Sekolah 13.322 4.052 17.374

    a. 12 th 131 31 162

    Siswa Laki2 menurut Usia 6.691 2.068 8.759

    a. 12 th 91 22 113

    Siswa Perempuan menurut Usia 6.631 1.984 8.615

    a. 12 th 40 9 49

    Siswa tk VI tahun lalu 2.215 429 2.644

    Siswa seluruh tahun lalu 13.232 3.287 16.519

    3 Mengulang 27 0 27

    4 Putus Sekolah 1 0 1

    5 Lulusan 2.818 503 3.321

    6 KS dan Guru menurut Ijazah 808 478 1.286

    a. < S1/D4 41 258 299

    b. S1/D4 & lebih tinggi 767 220 987

    KS dan Guru menurut Status Kepeg 808 262 1.070

    a. PNS 398 20 418

    b. Non-PNS 410 242 652

    Kepala Sekolah 64 10 74

    a. Bersertifikat 60 9 69

    b. Belum bersertifikat 4 1 5

    Guru 744 252 996

    a. Bersertifikat 350 84 434

    b. Belum bersertifikat 394 168 562

  • 26

    Grafik 3.8 Sumber Daya Manusia SD dan MI

    Kota Mojokerto Tahun 2018/2019

    Sumber: Sheet TabGrafSD

    Grafik 3.9 Siswa Usia Sekolah SD dan MI

    Kota Mojokerto Tahun 2018/2019

    Sumber: Sheet TabGrafSD

    Siswa usia sekolah jenjang SD sangat penting diketahui dalam

    menghitung angka partisipasi murni (APM). Berdasarkan Tabel 3.12 dan

    Grafik 3.9 diketahui bahwa jumlah siswa SD dan MI menurut kelompok usia

    terbesar adalah pada usia 7-12 tahun sebanyak 16.045 karena memang

    merupakan usia resmi bersekolah di jenjang SD. Namun, yang masuk di SD

    dan MI pada usia kurang 7 tahun sebanyak 1.167 anak dan lebih besar

    0 5.000 10.000 15.000 20.000

    Siswa Baru

    Siswa

    Mengulang

    Putus Sekolah

    Lulusan

    KS dan Guru

    1.997

    13.322

    27

    1

    2.818

    808

    884

    4.052

    0

    0

    503

    478

    2.881

    17.374

    27

    1

    3.321

    1.286

    SD+MI MI SD

    0

    5.000

    10.000

    15.000

    20.000

    12 tahun Jumlah

    896

    12.295

    131

    13.322

    271

    3.750

    31

    4.052

    1.167

    16.045

    162

    17.374

    SD MI SD+MI

  • 27

    daripada siswa yang masuk dalam kategori usia lebih besar 12 tahun yang

    hanya sebanyak 162 siswa. Hal ini disebabkan karena pernah mengulang

    atau ketika masuk usianya sudah lebih dari 7 tahun.

    Bila dibandingkan antara mengulang dan putus sekolah yang

    terdapat pada Tabel 3.12 dan Grafik 3.10 ternyata di Kota Mojokerto

    jumlah siswa yang mengulang pada SD sebanyak 27 siswa yang mana

    jumlah tersebut jauh lebih besar daripada MI sebanyak 0 siswa atau tidak

    ada yang mengulang pada jenjang MI. Sehingga jumlah siswa yang

    mengulang kelas di SD dan MI sebanyak 27 siswa. Angka Putus Sekolah

    pada SD sebanyak 1 siswa, yang mana jumlah tersebut lebih besar

    daripada MI yang hanya terdapat 0 siswa saja. Sehingga jumlah Angka

    Putus Sekolah di SD dan MI sebanyak 1 siswa. Dalam rangka meningkatkan

    mutu pendidikan, Angka mengulang yang besar dan angka putus sekolah

    pada jenjang SD/MI harus segera ditanggulangi oleh pemerintah melalui

    program dan kegiatan yang menunjang peningkatan proses belajar

    mengajar disekolah dan bersinergi dengan orangtua siswa agar

    memotivasi anak dalam belajar sehingga dapat meningkatkan prestasi

    anak.

    Grafik 3.10 Mengulang dan Putus Sekolah SD dan MI

    Kota Mojokerto Tahun 2018/2019

    /

    Sumber: Sheet TabGraf

    Kelayakan mengajar bagi seorang guru ditentukan oleh Undang-

    Undang yaitu melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 14,

    Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Permendiknas No.14/2005). Guru

    yang dianggap layak untuk mengajar di jenjang SD Sederajat adalah yang

    berijazah Sarjana atau Diploma IV atau yang lebih tinggi. Jumlah guru

    menurut kelayakan mengajar disajikan pada Tabel 3.12 dan Grafik 3.11.

    Jumlah guru layak mengajar yang terbesar di Kota Mojokerto terdapat

    0

    10

    20

    30

    SD MI SD+MI

    27

    0

    27

    1 0 1

    Mengulang Putus Sekolah

  • 28

    pada SD sebanyak 767 orang, sedangkan yang terkecil terdapat di MI

    sebanyak 220 orang. Kecilnya guru layak di jenjang MI dikarenakan selain

    jumlah MI di Kota Mojokerto hanya sedikit, hal ini juga disebabkan

    karena kebanyakan guru yang mengajar pada jenjang SD/MI masih

    melakukan proses perkuliahan S1/D-IV sehingga masih menggunakan

    ijazah SMA untuk mengajar. Sehingga dapat kita perhatikan bahwa guru

    yang tidak layak mengajar di SD sebanyak 41 orang, dimana jumlah

    tersebut lebih kecil daripada MI yang sebanyak 258 orang. Dengan

    demikian, untuk SD dan MI terdapat guru layak mengajar sebanyak 987

    orang dan tidak layak sebanyak 299 orang. Kondisi ini cukup

    memprihatinkan, untuk itu diperlukan upaya lebih lanjut dalam rangka

    penyetaraan guru agar sesuai dengan jenjang pendidikan yang

    dipersyaratkan pada UU No. 14/2005.

    Grafik 3.11 Kepala Sekolah dan Guru menurut Ijazah Tertinggi SD dan MI

    Kota Mojokerto Tahun 2018/2019

    /

    Sumber: Sheet TabGrafSD

    1. Jenjang SMP (SMP dan MTs)

    Berdasarkan Tabel 3.13 terdapat 11 jenis data prasarana SMP dan

    MTs pada tahun 2018/2019. Jumlah SMP dan MTs sebanyak 21 lembaga.

    Dengan rincian lembaga berstatus negeri sebanyak 9 lembaga dan yang

    berstatus swasta sebanyak 12 lembaga. Sehingga terlihat sekolah swasta

    lebih banyak dibandingkan dengan sekolah negeri. Apabila dianalisa melalui

    data akreditasi sekolah, maka jumlah sekolah yang telah terakreditasi A

    sebanyak 15 lembaga, sebanyak 6 lembaga telah terakreditasi B dan tidak

    ada lembaga sekolah di Kota Mojokerto yang terakreditasi C. Jumlah

    rombongan belajar (kelas) yang terdapat pada jenjang SMP dan MTs

    0

    200

    400

    600

    800

    1.000

    1.200

    1.400

    SD MI SD+MI

    41

    258 299

    767

    220

    987

    808

    478

    1.286

  • 29

    sebanyak 296. Sedangkan jumlah ruang kelas pada jenjang SMP dan MTs

    yang tersedia sebanyak 309 ruang kelas dengan rincian 303 ruang dalam

    kondisi baik, 3 ruang dalam kondisi rusak ringan, dan 3 ruang kelas yang

    termasuk dalam kondisi rusak berat, sedangkan ruang kelas yang berstatus

    bukan milik pada jenjang SMP dan MTs sebanyak 18 ruang kelas. Untuk

    menunjang kegiatan belajar mengajar pada jenjang SMP dan MTS terdapat

    fasilitas perpustakaan sebanyak 16 unit dengan rincian 15 unit dalam kondisi

    baik dan 1 unit dalam kondisi rusak. Ketersediaan ruang UKS pada jenjang

    SMP dan MTS yaitu sebanyak 23 unit dengan rincian 22 dalam kondisi baik

    dan 1 unit kondisi rusak ringan. Untuk ketersediaan ruang komputer pada

    jenjang SMP dan MTs sebanyak 27 dan semuanya dalam kondisi baik. Untuk

    ketersediaan tempat olah raga di SMP dan MTs di Kota Mojokerto

    seluruhnya sebanyak 3 unit dan semuanya dalam kondisi baik. Sedangkan

    ketersediaan Laboratorium IPA pada SMP dan MTS sebanyak 21 dengan

    rincian 19 unit dalam kondisi baik dan 2 unit dalam kondisi rusak.

    Laboratorium multimedia yang tersedia sebanyak 14 unit dan semuanya

    dalam kondisi baik. Sehingga jumlah laboratorium secara keseluruhan pada

    jenjang SMP dan MTs sebanyak 35 unit dengan rincian 33 unit laboratorium

    dalam kondisi baik dan 2 unit laboratorium dalam kondisi rusak. Jumlah toilet

    yang tersedia sebanyak 277 unit. Dan seluruh lembaga SMP dan MTs di Kota

    Mojokerto sudah mendapat akses air bersih dan listrik secara memadai

    masing-masing sejumlah 21.

  • 30

    Tabel 3.13 Data Prasarana SMP dan MTs

    Kota Mojokerto Tahun 2018/2019

    Sumber: Sheet TabGrafSMP

    No. Variabel SMP MTs SMP+MTs

    1 Sekolah Menurut Status 19 2 21

    a. Negeri 9 0 9

    b. Swasta 10 2 12

    Sekolah Menurut Akreditasi 19 2 21

    a. Akreditasi A 15 0 15

    b. Akreditasi B 4 2 6

    c. Akreditasi C 0 0 0

    d. Belum Akreditasi 0 0 0

    2 Kelas/rombongan belajar 286 10 296

    3 Ruang Kelas menurut Kondisi 296 13 309

    a. Baik 292 11 303

    b. Rusak Ringan 1 2 3

    c. Rusak Berat 3 0 3

    RK Bukan Milik 18 0 18

    4 Perpustakaan 13 3 16

    a. Baik 13 2 15

    b. Rusak 0 1 1

    5 Ruang Usaha Kesehatan Sekolah 21 2 23

    a. Baik 21 1 22

    b. Rusak 0 1 1

    6 Ruang Komputer 25 2 27

    a. Baik 25 2 27

    b. Rusak 0 0 0

    7 Tempat Olahraga 3 0 3

    a. Baik 3 0 3

    b. Rusak 0 0 0

    8 Laboratorium IPA 19 2 21

    a. Baik 18 1 19

    b. Rusak 1 1 2

    Laboratorium Multimedia 14 0 14

    a. Baik 14 0 14

    b. Rusak 0 0 0

    Laboratorium seluruh 33 2 35

    a. Baik 32 1 33

    b. Rusak 1 1 2

    9 Toilet 264 13 277

    10 Air Bersih 19 2 21

    11 Listrik 19 2 21

  • 31

    Bila satu ruang kelas jenjang SMP diharapkan digunakan untuk

    kegiatan belajar mengajar hanya sekali maka akan terdapat kekurangan

    atau kelebihan ruang kelas jenjang SMP. Demikian juga untuk

    perpustakaan, ruang UKS, ruang komputer, tempat olahraga, toilet, air

    bersih, dan listrik bila setiap sekolah jenjang SMP harus memiliki prasarana

    tersebut maka terdapat kekurangan atau kelebihan prasarana sekolah di

    jenjang SMP. Oleh sebab itu perlu untuk dilakukan analisa lebih jauh

    terhadap data yang ada untuk melihat berapa jumlah kekurangan atau

    kelebihan terhadap kebutuhan sarana dan prasarana di sekolah yang ada di

    Kota Mojokerto.

    Berdasarkan Tabel 3.14 disajikan kekurangan atau kelebihan

    prasarana sekolah pada jenjang SMP dan MTs di Kota Mojokerto. Jumlah

    ruang kelas pada SMP terdapat kelebihan sebanyak 10 ruang kelas dan

    kondisi ketercukupan ruang kelas pada MTs terdapat kelebihan sebanyak 3

    ruang kelas, sehingga secara keseluruhan pada jenjang SMP dan MTs

    terdapat kelebihan ruang kelas sebanyak 13 ruang kelas. Ruang kelas yang

    kelebihan hendaknya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan anak usia

    sekolah untuk masuk ke SMP dan MTs sehingga pembelajaran yang

    bermutu didapatkan secara meluas dan merata oleh semua siswa di Kota

    Mojokerto.

    Tabel 3.14 Kekurangan atau Kelebihan Prasarana SMP dan MTs Kota Mojokerto

    Tahun 2018/2019

    No. Jenis Prasarana SMP MTs SMP+MTs

    1 Ruang Kelas 10 3 13

    2 Perpustakaan -6 1 -5

    3 Ruang UKS 2 0 2

    4 Ruang Komputer 6 0 6

    5 Tempat Olahraga -16 -2 -18

    6 Laboratorium 14 0 14

    7 Toilet 245 11 256

    8 Air Bersih 0 0 0

    9 Listrik 0 0 0

    Sumber: Sheet TabGrafSMP

  • 32

    Grafik 3.12 Prasarana Sekolah SMP dan MTs Kota Mojokerto

    Tahun 2018/2019

    /

    Sumber: Sheet TabGrafSMP

    Jenis akreditasi yang didapat oleh lembaga pendidikan dapat

    menunjukkan mutu sekolah. Analisa terhadap data lembaga pada jenjang

    SMP dan MTs yang telah terakreditasi terdapat pada Tabel 3.13 dan Grafik

    3.13.Persentase lembaga sekolah pada jenjang SMP dan MTs yang telah

    terakreditasi A sebesar 71%, terakreditasi B sebesar 29%, terakreditasi C

    sebesar 0%, sedangkan yang belum terakreditasi sebesar 0%.Sehingga

    dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar sekolah pada jenjang SMP

    dan MTs di Kota Mojokerto telah terakreditasi minimal B. Hal ini

    menunjukkan bahwa pembelajaran yang bermutu telah dilakukan secara

    optimal oleh pemerintah Kota Mojokerto umunya dan khususnya oleh

    Dinas Pendidikan Kota Mojokerto.

    Grafik 3.13

    Akreditasi SMP dan MTs Kota Mojokerto Tahun 2018

    / Sumber: Sheet TabGrafSMP

    0 50 100 150 200 250 300

    Sekolah

    Kelas

    Ruang Kelas

    Perpustakaan

    Ruang UKS

    Ruang Komputer

    Tempat Olahraga

    Laboratorium

    Toilet

    Air Bersih

    Listrik

    18

    273

    275

    12

    16

    15

    19

    21

    227

    19

    19

    2

    9

    11

    2

    2

    1

    2

    0

    10

    2

    2

    20

    282

    286

    14

    17

    16

    21

    21

    237

    21

    21

    SMP+MTs MTs SMP

    Akreditasi A

    71%

    Akreditasi B

    29%

    Akreditasi C

    0%

    Belum Akreditasi

    0%

  • 33

    Grafik 3.14 Ruang Kelas Milik SMP dan MTs menurut Kondisi

    Kota Mojokerto Tahun 2018

    / Sumber: Sheet TabGrafSMP

    Ruang kelas sebagai prasarana sangat penting artinya bagi sekolah

    karena di ruang kelas proses kegiatan belajar mengajar dapat terlaksana.

    Namun perlu dilakukan analisa terhadap kondisi ruang kelas yang ada

    sebagai evaluasi terhadap kinerja pelayanan pendidikan. Data kondisi ruang

    kelas yang tersedia terbagi kedalam tiga kategori, yaitu baik, rusak ringan,

    dan rusak berat. Jumlah ruang kelas menurut kondisi terdapat pada Tabel

    3.13 dan Grafik 3.14. Berdasarkan ruang kelas yang tersedia pada jenjang

    SMP dan MTs di Kota Mojokerto, ternyata terdapat 10 ruang kelas yang

    termasuk dalam kategori rusak ringan. Sedangkan jumlah ruang kelas yang

    termasuk dalam kategori baik di SMP sebanyak 275 ruang kelas, lebih besar

    apabila dibandingkan dengan jumlah ruang kelas baik pada MTs yang hanya

    6 ruang kelas. Sedangkan untuk ruang kelas yang termasuk dalam kategori

    rusak berat pada jenjang SMP dan MTs di Kota Mojokerto berjumlah 0 ruang

    kelas atau tidak ada.

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    Baik RusakRingan

    Rusak Berat Jumlah

    275

    5 0

    281

    6 5 0 10

    281

    10 0

    291

    SMP MTs SMP+MTs

  • 34

    Tabel 3.15 Data Sumber Daya Manusia SMP dan MTs

    Kota Mojokerto Tahun 2018

    Sumber: Sheet TabGrafSMP

    No. Variabel SMP MTs SMP+MTs

    1 Siswa Baru menurut Jenis Kelamin 2.859 62 2.921

    a. Laki-laki 1.468 36 1.504

    b. Perempuan 1.391 26 1.417

    Siswa Baru menurut Asal 2.859 62 2.921

    a. SD 2.503 21 2.524

    b. MI 356 41 397

    c. Paket A 0 0 0

    2 Siswa Menurut Status 8.692 216 8.908

    a. Negeri 6.188 0 6.188

    b. Swasta 2.504 216 2.720

    Siswa Menurut Usia Sekolah 8.692 216 8.908

    a. 15 th 284 7 291

    Siswa Laki2 menurut Usia 4.368 112 4.480

    a. 15 th 169 6 175

    Siswa Perempuan menurut Usia 4.324 104 4.428

    a. 15 th 115 1 116

    Siswa tk IX tahun lalu 2.912 0 2.912

    Siswa seluruh tahun lalu 9.078 223 9.301

    3 Mengulang 2 1 3

    4 Putus Sekolah 6 0 6

    5 Lulusan 2.637 87 2.724

    6 KS dan Guru menurut Ijazah 600 31 631

    a. < S1/D4 62 0 62

    b. S1/D4 & lebih tinggi 538 31 569

    KS dan Guru menurut Status Kepeg 600 31 631

    a. PNS 303 2 305

    b. Non-PNS 297 29 326

    Kepala Sekolah 19 2 21

    a. Bersertifikat 14 2 16

    b. Belum bersertifikat 5 0 5

    Guru 581 29 610

    a. Bersertifikat 340 12 352

    b. Belum bersertifikat 241 17 258

  • 35

    Berdasarkan Tabel 3.15 terdapat 6 jenis data yang menjabarkan

    Sumber Daya Manusia (SDM) pada jenjang SMP dan MTs. Jumlah siswa baru

    pada jenjang SMP dan MTs sebanyak 2.921 siswa dengan rincian laki-laki

    sebanyak 1.468 dan siswa perempuan sebanyak 1.391 siswa. Apabila data

    tersebut dirinci menurut asal sekolah maka siswa yang berasal dari SD

    sebanyak 2.503 siswa,yang berasal dari MI sebanyak 356 siswa, dan siswa

    baru yang berasal dari paket A sebanyak 0 siswa. Jumlah siswa pada jenjang

    SMP dan MTS seluruhnya sebesar 8.908 siswa dengan rincian siswa pada

    lembaga SMP dan MTs berstatus negeri sebanyak 6.188 siswa dan swasta

    sebanyak 2.720 siswa. Apabila lebih dirinci lagi menurut usia sekolah maka

    siswa jenjang SMP dan MTs yang berusia 15 tahun sebanyak 291 (3 persen). Apabila dirinci lebih

    lanjut berdasarkan jenis kelamin maka terdapat siswa laki-laki sebanyak

    4.368 dan siswa perempuan sebanyak 4.324. Data siswa mengulang kelas

    pada jenjang SMP dan MTs sebanyak 3 siswa, sedangkan siswa yang putus

    sekolah SMP dan MTS sebanyak 6 siswa, dan lulusan SMP dan MTs sebanyak

    2.724 siswa. Kepala sekolah dan guru yang mengajar di SMP dan MTS

    sebanyak 631 orang dengan jumlah guru yang memiliki kualifikasi S1 dan

    lebih rendah sebanyak 62 orang (3,43 persen), sedangkan yang memiliki

    kualifikasi S1/D4 dan lebih tinggi sebanyak 538 orang (96,57 persen). Kepala

    sekolah dan guru yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada

    jenjang SMP dan MTs sebanyak 305 orang (52,41 persen) dan sisanya adalah

    yang berstatus bukan PNS sebanyak 326 (47,58 persen). Kepala sekolah

    pada jenjang SMP dan MTs yang telah memiliki sertifikat pendidik sebanyak

    16 orang dan yang belum memiliki sertifikat sebanyak 5 orang. Sedangkan

    guru pada jenjang SMP dan MTS yang telah memiliki sertifikat sebanyak 352

    orang dan belum memiliki sertifikat sebanyak 258 orang.

  • 36

    Grafik 3.15 Sumber Daya Manusia SMP dan MTsKota Mojokerto

    Tahun 2018

    / Sumber: Sheet TabGrafSMP

    Siswa usia sekolah jenjang SMP sangat penting diketahui dalam

    kaitannya untuk melakukan perhitungan terhadap indikator Angka Partisipasi

    Murni (APM). Berdasarkan Tabel 3.15 dan Grafik 3.16 dapat diketahui bahwa

    siswa SMP dan MTs berdasarkan usia dengan jumlah terbesar terdapat pada

    usia 13-15 tahun yaitu sebanyak 7.095 siswa karena memang merupakan usia

    resmi bersekolah di jenjang SMP. Namun, yang masuk di SMP dan MTs pada

    usia kurang 13 tahun sebanyak 1.522 anak dan lebih kecil daripada siswa yang

    berusia lebih besar dari 15 tahun yaitu sebanyak 284 siswa karena pernah

    mengulang atau ketika masuk SMP dan MTs usianya sudah lebih dari 13 tahun.

    Grafik 3.16 Siswa Usia Sekolah SMP dan MTs Kota Mojokerto

    Tahun 2018

    /

    Sumber: Sheet TabGrafSMP

    0

    2.000

    4.000

    6.000

    8.000

    10.000

    Siswa Baru Siswa Mengulang PutusSekolah

    Lulusan KS dan Guru

    2.859

    8.692

    2 6

    2.637

    60062 216

    1 0 8731

    2.921

    8.908

    3 6

    2.724

    631

    SMP MTs SMP+MTs

    15 tahun3%

    15 tahun

  • 37

    Grafik 3.17 Mengulang dan Putus Sekolah SMP dan MTs

    Kota Mojokerto Tahun 2018

    / Sumber: Sheet TabGrafSMP

    Bila dibandingkan antara mengulang dan putus sekolah pada

    jenjang SMP dan MTS yang terdapat pada Tabel 3.15 dan Grafik 3.17

    ternyata di Kota Mojokerto jumlah siswa yang mengulang pada SMP

    sebanyak 25 siswa, sedangkan pada MTs tidak ada siswa yang mengulang

    kelas. Sehingga jumlah siswa mengulang pada jenjang SMP dan MTs

    sebanyak 25 siswa. Angka Siswa Putus sekolah pada jenjang SMP sebanyak

    20 siswa, sedangkan pada MTs tidak ada siswa yang putus sekolah. Sehingga

    jumlah siswa putus sekolah pada jenjang SMP dan MTs sebanyak 20 siswa.

    Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan maka angka mengulang

    siswa yang cukup besar pada jenjang SMP harus segera ditanggulangi

    melalui program remedial. Hal yang sama untuk jumlah siswa putus sekolah

    yang cukup banyak pada SMP hendaknya ditanggulangi melalui program

    retrieval sehingga anak yang putus sekolah bisa kembali ke sekolah atau

    dapat masuk di program Paket B dalam rangka peningkatan mutu layanan

    pendidikan di SMP dan MTs.

    Standar kelayakan untuk mengajar bagi seorang guru diatur

    menggunakan Undang-Undang yaitu Peraturan Menteri Pendidikan

    Nasional Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Permendiknas

    No.14/2005). Guru layak mengajar di tingkat Sekolah Menengah (SM)

    adalah guru yang berijazah Sarjana atau Diploma IV dan yang lebih tinggi.

    Jumlah guru menurut kelayakan mengajar disajikan melalui pada Tabel 3.15

    dan Grafik 3.18. Jumlah guru layak mengajar dengan jumlah tertinggi di Kota

    Mojokerto terdapat di SMP sebanyak 538 orang, sedangkan yang terkecil

    terdapat di MTs sebanyak 31 orang. Kecilnya jumlah guru layak di jenjang

    MTs karena selain karena jumlah lembaga MTs yang jauh lebih sedikit

    daripada SMP tetapi juga karena jumlah guru yang mengajar di MTs jauh

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    SMP MTs SMP+MTs

    25

    0

    25

    20

    0

    20

    Mengulang Putus Sekolah

  • 38

    lebih sedikit daripada di SMP. Sebaliknya, guru yang tidak layak mengajar di

    SMP sebanyak 62 orang, lebih besar dari pada MTs yang hanya terdapat 0

    orang. Dengan demikian, untuk SMP dan MTs terdapat guru layak mengajar

    sebanyak 569 orang dan tidak layak mengajar sebanyak 62 orang. Kondisi

    ini cukup memprihatinkan, untuk itu diperlukan upaya lebih lanjut dalam

    rangka penyetaraan guru agar sesuai dengan jenjang pendidikan yang telah

    dipersyaratkan pada UU No. 14/2005.

    Grafik 3.18

    Kepala Sekolah dan Guru SMP dan MTs Kota Mojokerto

    Tahun 2018

    Sumber: Sheet TabGrafSMP

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    700

    SMP MTs SMP+MTs

    62

    0

    62

    538

    31

    569600

    31

    631

  • 39

    BAB IV

    KINERJA PENDIDIKAN

    A. Pendidikan Dasar

    Kinerja pelayanan pendidikan pada jenjang Pendidikan Dasar (Dikdas) di dasarkan

    pada ketercapaian pelayanan pendidikan melalui indikator pendidikan berdasarkan

    misi pendidikan 5M. Adapun indikator pendidikan dibatasi pada indikator yang benar-

    benar menggambarkan situasi pendidikan di Indonesia. Indikator tersebut

    dikembangkan berdasarkan Visi Kementrian Pendidikan Tahun 2019 dan ditetapkan

    dalam 5 Misi khususnya pada Misi 2 dan Misi 3.

    1. Misi 2 : Mewujudkan akses yang meluas, merata da berkeadilan.

    Misi 2 Mewujudkan Akses yang meluas, merata dan berkeadilan adalah

    mengoptimalkan capaian wajib belajar 12 tahun, meningkatkan ketersediaan

    serta keterjangkauan layanan pendidikan khususnya bagi masyarakat yang

    berkebutuhan khusus dan masyarakat terpinggirkan serta bagi wilayah terdepan,

    terluar dan tertinggal (3T).

    Untuk mengukur capaian ketersediaan layanan pendidikan maka digunakan

    indikator yang terdapat pada misi 2. Indikator pendidikan untuk misi 2 terdiri dari

    tiga jenis, yaitu : akses meluas, akses merata, dan akses berkeadilan.

    - Indikator Akses meluas yang terdiri dari 4 indikator yaitu 1) rasio siswa per

    kelas (R-S/K), 2) rasio kelas per ruang kelas (R-K/RK), 3) persentase

    perpustakaan (%Perpus), dan 4) persentase laboratorium (%Lab)

    - Akses merata terdiri dari 4 indikator, yaitu 1) angka partisipasi murni (APM),

    2) angka partisipasi kasar (APK), 3) tingkat pelayanan sekolah (TPS) dan 4)

    angka masukan murni (AMM) (SD), angka masukan kasar, atau angka

    melanjutkan (AM) (SMP dan SM)

    - Akses berkeadilan terdiri dari 3 indikator, yaitu 1) perbedaan gender APK (PG

    APK), 2) indeks paritas gender APK (IPG APK), dan 3) % siswa swasta (%S-Swt)

  • 40

    Tabel 4.1

    Indikator Akses Meluas Misi M2 Dikdasmen

    Kota Mojokerto Tahun 2018/2019

    No. Jenis Indikator SD SMP

    1 Rasio Siswa per Kelas (R-S/K) 30,27 30,09

    2 Rasio Kelas per Ruang Kelas (R-K/K) 1,00 0,96

    3 Persentase Perpustakaan (%Perpus) 90,14 76,19

    4 Persentase Laboratorium (%Lab) - 123,81

    Berdasarkan Tabel 4.1 dann grafik 4.1 terdapat 4 jenis indikator yang

    menunjukkan ketersediaan serta keterjangkauan layanan pendidikan. Dalam

    Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23

    Tahun 2013 (Permendikbud 23/2013), ditentukan bahwa R-S/K SD sebesar 32

    sedangkan SMP sebesar 36. Sedangkan apabila dilihat kondisi di lapangan, R-

    S/K Kota Mojokerto terbesar pada jenjang SD sebesar 30,27 artinya kelas pada

    jenjang SD tingkat kepadatan sedikit lebih tinggi daripada jenjang SMP

    sebesar 30,09. Dengan demikian, efisiensi penggunaan kelas untuk jenjang SD

    sebesar 94,6 atau dapat dikatakan hampir mendekati angka maksimal dan

    efisiensi penggunaan kelas untuk jenjang SMP sebesar 83,6. Hal ini

    menunjukkan jenjang SD yang paling efisien jika dibandingkan dengan jenjang

    SMP.

    Rasio Kelas/Ruang Kelas (R-K/RK) yang ideal adalah 1. Rasio R-K/RK di

    Kota Mojokerto terdapat pada jenjang SD yaitu sebesar 1 yang artinya ideal,

    terdapat setiap kelas hanya digunakan sekali oleh satu rombongan belajar

    dan rasio yang terdapat pada jenjang SMP sebesar 0,96 yang artinya masih

    kekurangan ruang kelas agar segera dipenuhi sehingga dapat menampung

    siswa jenjang SMP agar partisipasi siswa meningkat dari tahun pelajaran

    sebelumnya. Atau dilakukan penataan terhadap rombongan belajar yang ada

    terutama pada jenjang SMP, mengingat kegiatan belajar mengajar pada SMP

    tidak hanya di ruang kelas namun juga di ruang praktek sehingga kekurangan

    ruang kelas tidak terlalu memberikan dampak buruk pada kegiatan belajar

    mengajar siswa.

    Masih pada Tabel 4.1, Persentase Perpustakaan (%Perpus) yang ideal

    adalah 100%. Pada kenyataannya, %Perpus di Kota Mojokerto dengan jumlah

    terbesar terjadi pada jenjang SD yaitu sebesar 90,14% dan yang terkecil

    terdapat pada jenjang SMP sebesar 76,19%.

    Persentase Laboratorium (%Lab) hanya dilakukan pengukuran pada

    jenjang SMP saja karena untuk jenjang SD dapat dipastikan sebagian besar

    belum memiliki laboratorium. %Lab di Kota Mojokerto jenjang SMP sebesar

    123,81%.

  • 41

    Grafik 4.1 Rasio Pendidikan Jenjang SD, SMP

    Tabel 4.2 Kinerja Indikator Akses Meluas

    Misi M2 Dikdasmen Kota Mojokerto Tahun 2018/2019

    Berdasarkan standar untuk konversi yang terdapat pada Tabel 2.1 maka

    indikator Akses Meluas telah dikonversi menjadi nilai yang terdapat pada

    Tabel 4.2. Nilai paling ideal adalah 100 dan paling buruk adalah 0, kemudian

    dengan mengambil rata-rata nilai ke-4 indikator tersebut dihasilkan kinerja

    layanan SD dan layanan SMP. Untuk Rasio Siswa/Kelas (R-S/K) setelah

    dilakukan konversi untuk jenjang SD memperoleh nilai 100 dan untuk jenjang

    SMP memperoleh nilai 100,00. Sedangkan untuk Rasio Kelas/Ruang Kelas (R-

    K/RK) setelah dilakukan konversi untuk jenjang SD mendapatkan nilai 99,65

    dan untuk jenjang SMP mendapatkan nilai 95,79. Untuk Persentase

    Perpustakaan (%Perpus) pada jenjang SD memperoleh nilai 90,14, sedangkan

    jenjang SMP memperoleh nilai 76,19. Untuk persentase ketersediaan

    Laboratorium (%Lab) untuk jenjang SMP mendapatkan skor 123,81.

    Dengan demikian dapat diambil kesimpulan untuk kinerja ketersediaan

    jenjang SD memperoleh skor 96,60 dan untuk jenjang SMP memperoleh skor

    98,95. Pada indikator Akses Meluas Misi 2 ternyata jenjang SMP menjadi yang

    terbaik.

    0,00

    50,00

    100,00

    150,00

    SD SMP

    30,27 30,09

    1,00 0,96

    90,1476,19

    0,00

    123,81

    R-S/K R-K/RK %Perpus %Lab

    No. Jenis Indikator SD SMP

    1 Rasio Siswa per Kelas (R-S/K) 100,00 100,00

    2 Rasio Kelas per Ruang Kelas (R-K/RK) 99,65 95,79

    3 Persentase Perpustakaan (%Perpus) 90,14 76,19

    4 Persentase Laboratorium (%Lab) - 123,81

    Kinerja 96,60 98,95

  • 42

    Tabel 4.3

    Indikator Akses Merata Misi M2 Dikdasmen

    Kota Mojokerto Tahun 2018/2019

    Untuk dapat mengukur capaian pada Indikator Akses Merata dalam

    memperoleh layanan pendidikan maka digunakan empat indikator, yaitu

    seberapa banyak siswa mendapat layanan pendidikan melalui Angka

    Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK), sejauh mana

    keterjangkauan layanan pendidikan yang diukur melalui Tingkat Pelayanan

    Sekolah (TPS) dan sejauh mana akses masuk sekolah melalui Angka Masukan

    Murni (AMM) dan siswa yang melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi

    melalui Angka Melanjutkan (AM).

    Berdasarkan Tabel 4.3 dan grafik 4.2 digunakan dua jenis

    perhitungan terhadap angka partisipasi, yaitu Angka Partisipasi Murni

    (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK). Angka APM idealnya adalah yang

    mencapai 100%, namun adakalanya melebihi 100% apabila jumlah

    pembanding lebih besar. Seperti halnya di Kota Mojokerto yang memiliki

    APK dan APM tiap tahunnya melebihi 100% yang diakibatkan karena siswa

    yang bersekolah di Kota Mojokerto tidak hanya siswa yang berdomisili di

    Kota Mojokerto melainkan juga siswa yang berdomisili diluar Kota

    Mojokerto sedangkan angka pembandingnya adalah penduduk usia

    sekolah yang ada di Kota Mojokerto. Angka Partisipasi Murni (APM) di Kota

    Mojokerto dengan pada jenjang SD sebesar 114,23% dan pada jenjang SMP

    sebesar 103,02 %. Hal ini dapat diartikan bahwa siswa yang bersekolah

    sesuai dengan usia resmi dan berada di jenjang yang sesuai sudah

    terpenuhi. Angka Partisipasi Kasar (APK) juga bisa mencapai lebih dari

    100% karena siswa semua usia sekolah yang berada di jenjang tertentu

    berbeda dengan usia siswa yang berada di sekolah. Berdasarkan

    perhitungan APK, perhitungan APK pada jenjang SD sebesar 123,69% dan

    pada jenjang SMP 129,35%.

    Layanan pendidikan Kota Mojokerto yang diukur melalui Tingkat

    Pelayanan Sekolah (TPS) dengan nilai terbesar terdapat pada jenjang SMP

    sebesar 67,32 dan pada jenjang SD sebesar 48,88 yang berarti layanan

    sekolah yang terbaik karena melayani lebih sedikit siswa.

    Besarnya Angka Masukan Murni (AMM) menunjukkan bahwa

    orang tua telah memprioritaskan anaknya untuk bersekolah di jenjang SD

    No. Jenis Indikator SD SMP

    1 Angka Partisipasi Murni (APM) 114,23 103,02

    2 Angka Partisipasi Kasar (APK) 123,69 129,35

    3 Tingkat Pelayanan Sekolah (TPS) 48,88 67,32

    4 Angka Masukan Murni (AMM)/ Angka Melanjutkan (AM) 61,61 87,96

  • 43

    dan dalam usia yang sesuai. AMM jenjang SD sebesar 61,61% dan jumlah

    tersebut sudah cukup tinggi karena lebih dari 50% dan sudah melebihi

    angka nasional yang ditetapkan hanya sebesar 55%. Lulusan SD yang

    melanjutkan ke SMP idealnya adalah 100%,dan kondisi di lapangan

    menunjukkan bahwa lulusan SD yang melanjutkan ke SMP mencapai

    87,96%. Persentase AM ke jenjang SMP yang kurang dari 100% disebabkan

    karena diberlakukannya sistem zonasi yang mengakibatkan siswa dari

    daerah lain tidak dapat bersekolah di Kota Mojokerto.

    Grafik 4.2

    Indikator Akses Merata Misi M2 Dikdasmen

    Kota Mojokerto Tahun 2018/2019

    Tabel 4.4 Kinerja Indikator Akses Merata

    Misi M2 Dikdasmen Kota Mojokerto Tahun 2018/2019

    No. Jenis Indikator SD SMP

    1 Angka Partisipasi Murni (APM) 100,00 100,00

    2 Angka Partisipasi Kasar (APK) 100,00 100,00

    3 Tingkat Pelayanan Sekolah (TPS) 92,07 100,00

    4 Angka Masukan Murni (AMM)/ Angka Melanjutkan (AM) 100,00 100,00

    Kinerja Keterjangkauan 98,02 100,00

    Berdasarkan standar untuk melakukan konversi yang terdapat pada

    Tabel 2.1 maka indikator Akses merata yang telah dikonversi menjadi nilai

    disajikan melalui Tabel 4.4. Nilai paling ideal adalah 100 dan paling buruk

    adalah 0, kemudian dengan mengambil rata-rata nilai ke-4 indikator

    tersebut dihasilkan kinerja dari indikator akses merata layanan SD, layanan

    SMP, dan layanan SM.

    Capaian Angka Partisipasi Murni (APM) Kota Mojokerto setelah

    dilakukan konversi, maka untuk jenjang SD memperoleh nilai 100,00 dan

    0,00

    50,00

    100,00

    150,00

    SD SMP

    114,23103,02

    123,69 129,35

    48,8867,3261,61

    87,96

    APM APK TPS AMM/AM

  • 44

    jenjang SMP juga memperoleh nilai 100,00. Angka Partisipasi Kasar (APK)

    Kota Mojokerto setelah dilakukan konversi, maka untuk jenjang SD

    memperoleh nilai 100,00 begitu juga dengan jenjang SMP juga

    memperoleh nilai 100,00. Untuk indikator Tingkat Pelayanan Sekolah (TPS)

    Kota Mojokerto setelah dilakukan konversi untuk jenjang SD mendapatkan

    skor 92,07 sedangkan jenjang SMP mendapatkan skor 100,00. Dalam aspek

    tingkat pelayanan s