pemerintah kabupaten mojokerto filesalinan pemerintah kabupaten mojokerto peraturan daerah kabupaten...

27
SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI USAHA PETERNAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Sub Sub Bidang angka 10 Lampiran Huruf Z Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota dan dalam rangka untuk lebih mendorong pertumbuhan dan pengembangan usaha peternakan perlu diambil langkah-langkah untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif di bidang peternakan; b. bahwa salah satu langkah menciptakan iklim usaha yang kondusif dengan memberikan kemudahan dalam memperoleh tanda daftar dan ijin usaha serta pendaftaran peternakan rakyat melalui mekanisme dan prosedur yang dapat menjamin kepastian berusaha selaras dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Retribusi Usaha Peternakan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur Juncto Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotapraja Surabaya dan Daerah Tingkat II Surabaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan- ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1967 Nomor 10 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2824); 3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209); 4. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 7, dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3214);

Upload: ngodien

Post on 08-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO filesalinan pemerintah kabupaten mojokerto peraturan daerah kabupaten mojokerto nomor 6 tahun 2009 tentang retribusi usaha peternakan dengan rahmat tuhan

SALINAN

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO

NOMOR 6 TAHUN 2009

TENTANG

RETRIBUSI USAHA PETERNAKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MOJOKERTO,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Sub Sub Bidang angka 10Lampiran Huruf Z Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan DaerahKabupaten/Kota dan dalam rangka untuk lebih mendorongpertumbuhan dan pengembangan usaha peternakan perlu diambillangkah-langkah untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif dibidang peternakan;

b. bahwa salah satu langkah menciptakan iklim usaha yang kondusifdengan memberikan kemudahan dalam memperoleh tanda daftardan ijin usaha serta pendaftaran peternakan rakyat melaluimekanisme dan prosedur yang dapat menjamin kepastianberusaha selaras dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 32Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telahdiubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalamhuruf a dan b perlu membentuk Peraturan Daerah tentang RetribusiUsaha Peternakan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang PembentukanDaerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa TimurJuncto Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang PerubahanBatas Wilayah Kotapraja Surabaya dan Daerah Tingkat II Surabaya(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730);

2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1967 Nomor 10 TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2824);

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum AcaraPidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);

4. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib DaftarPerusahaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982Nomor 7, dan Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3214);

Page 2: PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO filesalinan pemerintah kabupaten mojokerto peraturan daerah kabupaten mojokerto nomor 6 tahun 2009 tentang retribusi usaha peternakan dengan rahmat tuhan

SALINAN

- 2 -

5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi SumberDaya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3419);

6. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,Ikan, dan Tumbuhan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1992 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3482);

7. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 74,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3611);

8. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah danRetribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3679 sebagaimana telah diubah dengan Undang-UndangNomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4048);

9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang PengelolaanLingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1997 Nomor 68 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3699);

10. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang PenyelenggaraanNegara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

11. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

12. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang PerbendaharaanNegara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

13. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang PembentukanPeraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4389);

14. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang PemeriksaanPengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

15. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4844);

16. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang PerimbanganKeuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

17. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang PerseroanTerbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

Page 3: PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO filesalinan pemerintah kabupaten mojokerto peraturan daerah kabupaten mojokerto nomor 6 tahun 2009 tentang retribusi usaha peternakan dengan rahmat tuhan

SALINAN

- 3 -

Nomor 106 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4756);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1977 tentang Penolakan,Pencegahan, Pemberantasan dan Pengobatan Penyakit Hewan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1977 Nomor 20Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3101);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1977 tentang UsahaPeternakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1977Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3102);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1983 tentang KesehatanMasyarakat Veteriner (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1983 Nomor 28 Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3253);

21. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang PelaksanaanKitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1983 Nomor 06, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 3258);

22. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang AnalisisMengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1999 Nomor 59 Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3838);

23. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000 tentang KarantinaHewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor161, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4002);

24. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang RetribusiDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor119 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4139);

25. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang PengelolaanKeuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4578);

26. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang PedomanPembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan PemerintahanDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4593);

27. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang PembagianUrusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan DaerahProvinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

28. Keputusan Presiden Nomor 21 Tahun 1991 tentang Badan UrusanPiutang dan Lelang Negara;

29. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 422/Kpts/LB.720/6/1988tentang Peraturan Karantina Hewan;

30. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 362/Kpts/RC.220/6/1989tentang Kriteria Jenis Kegiatan di Lingkungan Sektor Pertanianyang Wajib Dilengkapi Dengan Penyajian Informasi Lingkungan(PIL) dan Penyajian Evaluasi Lingkungan (PEL);

31. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentangPedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah

Page 4: PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO filesalinan pemerintah kabupaten mojokerto peraturan daerah kabupaten mojokerto nomor 6 tahun 2009 tentang retribusi usaha peternakan dengan rahmat tuhan

SALINAN

- 4 -

diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun2007;

32. Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 20 Tahun 2006tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran DaerahKabupaten Mojokerto Tahun 2006 Nomor 14 Seri E, TambahanLembaran Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 17);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO

dan

BUPATI MOJOKERTO

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI USAHAPETERNAKAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Mojokerto.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Mojokerto.

3. Bupati adalah Bupati Mojokerto.

4. Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan adalah Dinas Pertanian,Peternakan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto.

5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pertanian, Peternakan danPerikanan Kabupaten Mojokerto.

6. Kas Umum Daerah adalah Kantor Kas Daerah Kabupaten Mojokerto.

7. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di bidangRetribusi Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undanganyang berlaku.

8. Perijinan adalah Pemberian ijin usaha dalam bidang usahapeternakan.

9. Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut Retribusi adalah pungutanDaerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin danrekomendasi tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikanoleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi ataubadan.

10.Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakankesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukanusaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer,perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengannama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, danapensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa,organisasi sosial politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga,bentuk usaha tetap, dan bentuk badan lainnya.

11.Pemilik ijin dan rekomendasi adalah perorangan atau badan yangtelah diberi ijin dan rekomendasi untuk melaksanakan suatupekerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam PeraturanDaerah ini.

Page 5: PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO filesalinan pemerintah kabupaten mojokerto peraturan daerah kabupaten mojokerto nomor 6 tahun 2009 tentang retribusi usaha peternakan dengan rahmat tuhan

SALINAN

- 5 -

12.Usaha Peternakan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan olehperorangan atau badan yang melaksanakan kegiatan menghasilkanternak (ternak bibit/potong), telur, susu serta usaha menggemukkansuatu ternak termasuk mengumpulkan, mengedarkan danmemasarkannya.

13.Tanda Daftar Peternakan Rakyat adalah kedudukan sederajatdengan ijin usaha peternakan yang diberikan kepada pemilik usahapeternakan diselenggarakan sebagai usaha sampingan denganjumlah maksimum usahanya untuk tiap jenis ternak.

14.Perusahaan Peternakan adalah suatu badan yang dijalankan secarateratur dan terus menerus pada suatu tempat dan dalam jangkawaktu tertentu untuk tujuan komersial yang meliputi kegiatanmenghasilkan ternak (ternak bibit/potong), telur, susu serta usahamenggemukkan suatu ternak termasuk mengumpulkan,mengedarkan dan memasarkannya yang untuk tiap jenis ternakjumlahnya melebihi jumlah yang ditetapkan untuk tiap jenis ternakpada peternakan rakyat, perusahaan pemotongan ternak, unggas,pabrik pakan dan perusahaan perdagangan sarana produksipeternakan.

15.Lokasi adalah tempat kegiatan peternakan beserta saranapendukungnya di lahan tertentu yang tercantum dalam tanda daftardan ijin usaha peternakan.

16.Peternakan rakyat adalah usaha peternakan yang diselenggarakansebagai usaha sampingan yang jumlahnya maksimum kegiatannyauntuk tiap jenis ternak.

17.Petani Ternak adalah Orang atau Badan yang melakukan kegiatanpeternakan dengan jumlah sekurang-kurangnya disesuaikan denganjenis ternak atau unggas yang diusahakan.

18.Budidaya adalah kegiatan untuk memproduksi hasil-hasil ternak danhasil ikutannya bagi konsumen.

19.Pembibitan adalah kegiatan budidaya untuk menghasilkan bibitternak untuk keperluan sendiri atau untuk diperjualbelikan.

20.Hewan adalah semua binatang yang hidup di darat baik dipeliharamaupun hidup secara liar.

21.Ternak adalah hewan piaraan yang hidupnya yakni mengenai tempatberkembang biaknya serta manfaatnya diatur dan diawasi olehmanusia serta dipelihara khusus sebagai hasil bahan-bahan, jasa-jasa yang berguna bagi kepentingan hidup manusia.

22.Bibit Ternak adalah semua ternak hasil proses penelitian danpengkajian dan/atau ternak yang memenuhi persyaratan tertentuuntuk dikembangbiakkan dan/atau untuk produksi.

23.Unggas adalah hewan yang dibudidayakan petani ternak, pengusahapeternakan terdiri dari ayam bibit, ayam petelur, ayam pedaging, itik,angsa, entok, burung dara dan burung puyuh.

24.Daging adalah bagian-bagian hewan yang disembelih atau dibunuhdan lazim dimakan manusia, kecuali yang telah diawetkan dengancara lain diluar pendinginan.

25.Rumah Pemotongan Hewan adalah suatu bangunan atau kompleksbangunan dengan disain tertentu yang digunakan sebagai tempatmemotong hewan selain unggas bagi konsumsi masyarakat luas.

26.Usaha Pemotongan Hewan adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukanoleh perorangan atau badan yang melaksanakan pemotonganhewan selain unggas di rumah pemotongan hewan milik sendiri ataumilik pihak lain atau menjual jasa pemotongan hewan.

Page 6: PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO filesalinan pemerintah kabupaten mojokerto peraturan daerah kabupaten mojokerto nomor 6 tahun 2009 tentang retribusi usaha peternakan dengan rahmat tuhan

SALINAN

- 6 -

27.Rumah Pemotongan Unggas adalah suatu bangunan atau kompleksbangunan dengan disain tertentu yang digunakan sebagai tempatmemotong unggas selain hewan bagi konsumsi masyarakat luas.

28.Usaha Pemotongan Unggas adalah kegiatan-kegiatan yangdilakukan oleh perorangan atau badan yang melaksanakanpemotongan unggas selain hewan bagi konsumsi masyarakat luas.

29.Perubahan/ pemindahan usaha peternakan adalah suatu tindakanatau kegiatan mengubah atau memindahkan bentuk ijin usahapeternakan, ijin pendirian rumah potong hewan, ijin pendirian rumahpotong unggas terdiri dari perubahan atau pemindahan, nama,alamat, status badan atau penanggung jawab.

30.Perluasan adalah penambahan jenis dan/atau jumlah ternak atauunggas yang telah diijinkan.

31.Perluasan usaha perusahaan yang selanjutnya disebut perluasanadalah penambahan kapasitas produksi melebihi 30 % (tiga puluhperseratus) dari kapasitas produksi yang telah diijinkan.

32. Ijin Perluasan adalah ijin tertulis yang diberikan oleh Bupati / pejabatyang ditunjuk untuk memberikan hak dalam melakukan penambahanjenis dan/atau jumlah ternak dalam kegiatan usaha.

33.Persetujuan Prinsip adalah persetujuan tertulis yang diberikan olehBupati atau pejabat yang ditunjuk olehnya terhadap suatu rencanauntuk melakukan usaha peternakan dengan mencantumkankewajiban yang harus dipenuhi sebagai syarat untuk dapatdiberikannya ijin usaha peternakan.

34.Pendaftaran Peternakan Rakyat adalah pendaftaran peternakanrakyat yang dilakukan oleh Bupati atau Kepala Dinas yangmembidangi fungsi peternakan.

35.Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurutperaturan perundang-undangan Retribusi diwajibkan untukmelakukan pembayaran Retribusi.

36.Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakanbatas waktu bagi Wajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa danperijinan tertentu dari Pemerintah Daerah yang bersangkutan.

37.Surat Setoran Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SSRDadalah surat yang oleh Wajib Retribusi digunakan untuk melakukanpembayaran atau penyetoran Retribusi yang terutang ke Kas Daerahatau ke tempat pembayaran lain yang ditetapkan oleh Bupati.

38.Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRDadalah surat ketetapan Retribusi yang menentukan besarnya pokokRetribusi.

39.Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang selanjutnyadisingkat SKRDLB adalah surat ketetapan Retribusi yangmenentukan jumlah kelebihan pembayaran Retribusi karena jumlahkredit Retribusi lebih besar daripada Retribusi yang terutang atautidak seharusnya terutang.

40.Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan yangselanjutnya disingkat SKRDKBT adalah surat yang menentukantambahan atas jumlah Retribusi yang telah ditetapkan.

41.Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRDadalah surat untuk melakukan tagihan Retribusi dan/atau sanksiadministrasi berupa bunga dan/atau denda.

42.Surat Pendaftaran Obyek Retribusi Daerah yang selanjutnyadisingkat SPdORD adalah surat yang digunakan oleh Wajib Retribusiuntuk melaporkan data objek Retribusi dan Wajib Retribusi sebagai

Page 7: PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO filesalinan pemerintah kabupaten mojokerto peraturan daerah kabupaten mojokerto nomor 6 tahun 2009 tentang retribusi usaha peternakan dengan rahmat tuhan

SALINAN

- 7 -

dasar penghitungan dan pembayaran Retribusi yang terutangmenurut peraturan perundang-undangan Retribusi Daerah.

43.Surat Pembetulan adalah surat yang membetulkan kesalahan tulis,kesalahan hitung dan/atau kekeliruan dalam penerapan ketentuantertentu dalam peraturan perundang-undangan daerah yang terdapatdalam Surat Ketetapan Retribusi Daerah, Surat Ketetapan RetribusiDaerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan Retribusi Daerah LebihBayar, Surat Ketetapan Retribusi Daerah Nihil atau Surat TagihanRetribusi Daerah.

44.Surat Keberatan adalah surat atas keberatan terhadap SuratKetetapan Retribusi Daerah, Surat Ketetapan Retribusi DaerahKurang Bayar, Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang BayarTambahan, Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, SuratKetetapan Retribusi Daerah Nihil atau terhadap pemotongan ataupemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh Wajib Retribusi.

45.Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secarateratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yangmeliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, sertajumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yangditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca danlaporan laba rugi pada setiap Tahun Pajak berakhir.

46.Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari,mengumpulkan mengolah data dan/atau keterangan lainnya untukmenguji kepatuhan pemenuhan kewajiban Retribusi dan untuk tujuanlain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan Retribusi.

47.Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencaridan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidanaguna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurutcara yang diatur dalam undang-undang Hukum Acara Pidana.

48.Penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi adalah serangkaiantindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil, yangselanjutnya disebut Penyidik, untuk mencari serta mengumpulkanbukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidangRetribusi yang terjadi serta menemukan tersangkanya.

49.Penyidik adalah Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia atauPejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khususoleh undang-undang untuk melakukan penyidikan.

BAB IIKETENTUAN PERIJINAN

Pasal 2

(1) Setiap orang atau badan yang mendirikan usaha peternakan wajibmemiliki Tanda daftar dan Ijin Usaha Peternakan dari Bupati ataupejabat yang ditunjuk.

(2) Tanda daftar dan Ijin usaha peternakan sebagaimana yang dimaksudpada ayat (1) meliputi :a. Tanda Daftar Usaha Peternakan Rakyat;b. Rekomendasi Usaha Pendirian Pabrik Pakan Ternak;c. Ijin Usaha Peternakan;d. Ijin Usaha Rumah Potong Unggas Swasta/ Home Industri;e. Ijin Perluasan;f. Ijin Perubahan/ Pemindahan;g. Ijin Pembukaan Cabang/ Perwakilan;

Page 8: PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO filesalinan pemerintah kabupaten mojokerto peraturan daerah kabupaten mojokerto nomor 6 tahun 2009 tentang retribusi usaha peternakan dengan rahmat tuhan

SALINAN

- 8 -

h. Ijin Usaha Pemotongan Hewan;i. Ijin Usaha Pemotongan Ternak Unggas;j. Ijin Perusahaan Perdagangan Sarana Produksi Peternakan;k. Ijin Pasar Hewan, Pasar Hewan Swasta/Milik desa;l. Ijin Pengawasan dan Peredaran alat/mesin Peternakan dan

Kesehatan Hewan;m. Ijin Usaha Obat Hewan, Depo, Toko, Kios;n. Ijin Usaha Pembibitan Hewan Kesayangan;o. Ijin Usaha Alat Angkut.

(3) Tata cara dan persyaratan permohonan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan (2) diatur lebih lanjut oleh Bupati.

BAB III

TANDA DAFTAR USAHA PETERNAKAN RAKYAT DAN IJIN USAHAPETERNAKAN

Bagian Kesatu

Tanda Daftar Usaha Peternakan Rakyat

Pasal 3

(1) Setiap orang yang melakukan usaha peternakan rakyat wajibmemiliki Tanda Daftar Usaha Peternakan Rakyat.

(2) Tanda Daftar Usaha Peternakan Rakyat sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dikeluarkan oleh Kepala Dinas.

(3) Peternakan rakyat tidak diwajibkan memiliki ijin usaha peternakan.

(4) Tanda Pendaftaran Peternakan Rakyat memiliki kedudukansederajat dengan ijin usaha peternakan.

(5) Bupati atau pejabat yang ditunjuk melakukan pendaftaranpeternakan rakyat dengan menggunakan formulir pendaftaran,selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja.

(6) Bupati atau pejabat yang ditunjuk telah mengeluarkan TandaPendaftaran Peternakan Rakyat dengan menggunakan formulir.

(7) Dalam hal Pendaftaran Peternakan Rakyat Bupati atau pejabat yangditunjuk melakukan pembinaan terhadap peternakan rakyat didaerahnya.

Bagian KeduaIjin Usaha Perusahaan Peternakan

Pasal 4

Setiap perusahaan peternakan wajib memiliki ijin usaha peternakanyang meliputi :

a. Usaha peternakan tipe A, yaitu usaha peternakan untuk penyediaankebutuhan ekspor;

b. Usaha peternakan tipe B, yaitu usaha peternakan untuk penyediaankebutuhan daging antar Propinsi. Tipe B termasuk leveII : berhakmemperoleh NKV dengan kategoribaik (menuju kulaifikasi ekspor);

c. Usaha peternakan tipe C, yaitu usaha peternakan untuk penyediaankebutuhan daging antar Kabupaten dalam satu Provinsi. Tipe Ctermasuk level III : berhak memperoleh NKV dengan kategori cukup;

Page 9: PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO filesalinan pemerintah kabupaten mojokerto peraturan daerah kabupaten mojokerto nomor 6 tahun 2009 tentang retribusi usaha peternakan dengan rahmat tuhan

SALINAN

- 9 -

d. Usaha peternakan tipe D, yaitu usaha peternakan untuk penyediaankebutuhan daging dalam Kabupaten. Tipe D termasuk level IV :masih dalam tahappembinaan untuk memperoleh NKV.

Bagian Kedua

Ijin Usaha Pendirian Rumah Potong Hewan

Pasal 5

(1) Setiap Rumah Potong Hewan wajib memiliki ijin pendirian rumahpotong hewan.

(2) Ijin Usaha Pendirian Rumah Potong Hewan menurut luas jangkauanperedaran meliputi :

a. Usaha pemotongan hewan tipe A, yaitu usaha pemotonganhewan untuk penyediaan daging kebutuhan ekspor;

b. Usaha pemotongan hewan tipe B, yaitu usaha pemotonganhewan untuk penyediaan daging kebutuhan antar Propinsi.Tipe Btermasuk level II: berhak memperoleh NKV dengan kategori baik(menuju kulifikasi ekspor);

c. Usaha pemotongan hewan tipe C, yaitu usaha pemotonganhewan untuk penyediaan daging kebutuhan antar Kabupatendalam satu Provinsi. Tipe C termasuk leve III : berhakmemperoleh NKV dengan kategori cukup;

d. Usaha pemotongan hewan tipe D, yaitu usaha pemotonganhewan untuk penyediaan daging kebutuhan dalam Kabupaten.Tipe D termasuk level IV : masih dalam tahap pembinaan untukmemperoleh NKV.

(3) Ijin Usaha Pendirian Rumah Potong Hewan menurut jeniskegiatannya meliputi :

a. Usaha pemotongan hewan kategori I yaitu usaha pemotonganhewan yang berupa kegiatan melaksanakan pemotongan hewanmilik sendiri di rumah pemotongan hewan milik sendiri;

b. Usaha pemotongan hewan kategori II yaitu usaha pemotonganhewan yang berupa kegiatan menjual jasa pemotongan hewanatau melaksanakan pemotongan hewan milik orang lain;

c. Usaha pemotongan hewan kategori III yaitu usaha pemotonganhewan yang berupa kegiatan melaksanakan pemotongan hewanpada rumah pemotongan hewan milik orang lain.

Bagian Ketiga

Ijin Usaha Pendirian Rumah Potong Unggas

Pasal 6

(1) Setiap Rumah Potong Unggas wajib memiliki ijin pendirian RumahPotong Unggas.

(2) Ijin Usaha Pendirian Rumah Potong Unggas menurut luasperedarannya meliputi :

a. Usaha pemotongan Unggas tipe A, yaitu usaha pemotonganUnggas untuk penyediaan daging kebutuhan ekspor;

b. Usaha pemotongan Unggas tipe B, yaitu usaha pemotonganUnggas untuk penyediaan daging kebutuhan antar Propinsi.TipeB termasuk level II : berhak memperoleh NKV dengan kategoribaik (menuju kulifikasi ekspor);

Page 10: PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO filesalinan pemerintah kabupaten mojokerto peraturan daerah kabupaten mojokerto nomor 6 tahun 2009 tentang retribusi usaha peternakan dengan rahmat tuhan

SALINAN

- 10 -

c. Usaha pemotongan Unggas tipe C, yaitu usaha pemotonganUnggas untuk penyediaan daging kebutuhan antar Kabupatendalam satu Provinsi. Tipe C termasuk level III : berhakmemperoleh NKV dengan kategori cukup;

d. Usaha pemotongan Unggas tipe D, yaitu usaha pemotonganUnggas untuk penyediaan daging kebutuhan dalam Kabupaten.Tipe D termasuk level IV : masih dalam tahap pembinaan untukmemperoleh NKV.

(3) Ijin Usaha Pendirian Rumah Potong Unggas menurut jeniskegiatannya meliputi :

a. Usaha pemotongan unggas kategori I yaitu usaha pemotonganunggas yang berupa kegiatan melaksanakan pemotonganunggas milik sendiri di rumah pemotongan unggas milik sendiri;

b. Usaha pemotongan unggas kategori II yaitu usaha pemotonganunggas yang berupa kegiatan menjual jasa pemotongan unggasatau melaksanakan pemotongan unggas milik orang lain;

c. Usaha pemotongan unggas kategori III yaitu usaha pemotonganunggas yang berupa kegiatan melaksanakan pemotonganunggas pada rumah pemotongan unggas milik orang lain.

Bagian KeempatIjin Perluasan Usaha Peternakan

Pasal 7

(1) Ijin perluasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf esetiap perusahaan peternakan, pengusaha rumah potong hewan,pengusaha rumah potong unggas yang melakukan perluasan skalausaha dan/atau penambahan daerah tujuan peredaran/ pemasarandari yang telah diijinkan wajib mengajukan permohonan tertuliskepada Bupati.

(2) Ijin perluasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya berlakubagi perusahaan peternakan yang telah memiliki ijin usahapeternakan.

Bagian KelimaIjin Perubahan / Pemindahan Usaha Peternakan

Pasal 8

(1) Setiap perusahaan peternakan yang memiliki Ijin UsahaPeternakan baik lokasi lama maupun baru apabila melakukanpemindahan lokasi, wajib mengajukan permohonan secara tertuliskepada Bupati selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerjasebelum dilakukan pemindahan lokasi, akan dilaksanakan di lokasibaru.

(2) Setiap perusahaan peternakan yang memiliki Ijin UsahaPeternakan, apabila melakukan perubahan nama, alamat dan/ataupenanggung jawab perusahaan, wajib memberitahukan secaratertulis kepada Bupati selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerjasebelum dilakukan perubahan, selanjutnya dilakukan pemeriksaanadministrasi dan peninjauan lokasi.

Page 11: PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO filesalinan pemerintah kabupaten mojokerto peraturan daerah kabupaten mojokerto nomor 6 tahun 2009 tentang retribusi usaha peternakan dengan rahmat tuhan

SALINAN

- 11 -

Bagian KeenamIjin Pembukaan Cabang / Perwakilan

Pasal 9

(1) Setiap perusahaan peternakan yang memiliki Ijin Usaha Peternakanyang membuka Cabang Perwakilan Perusahaan wajib melaporsecara tertulis kepada Bupati, selanjutnya dilakukan pemeriksaanadministrasi dan peninjauan lokasi.

(2) Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja terhitung sejak diterimanyalaporan dan dokumen secara lengkap dan benar dan dicatat/didaftarkan dalam buku laporan pembukaan cabang / perwakilanperusahaan dan selanjutnya dibubuhkan tanda tangan, Cap Stempelpada foto copy SIUP Perusahaan Pusat sebagai bukti SIUP tersebutberlaku bagi cabang / perwakilan perusahaan.

(3) Tata cara penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dan (2) diatur lebih lanjut oleh Bupati.

BAB IVPERSYARATAN PERUSAHAAN PETERNAKAN

Bagian KesatuIjin Usaha / Perusahaan Peternakan

Pasal 10

Setiap orang atau Badan Usaha yang melakukan kegiatan di bidangpeternakan secara sendiri atau dengan bantuan orang lain dalam jumlahsekurang-kurangnya sesuai dengan : jenis ternak, jenis unggas yangdiusahakan tercantum dalam lampiran yang tidak terpisahkan dariPeraturan Daerah ini terdiri usaha peternakan :

1. Ayam potong / pedaging2. Ayam petelur3. Ayam bibit4. Sapi perah5. Sapi potong6. Babi7. Kambing8. Domba9. Kerbau

10. Kuda11.Kelinci12.Rusa13.Itik14.Angsa15.Entok16.Burung dara17.Burung puyuh18.Kalkun

Bagian KeduaIjin Usaha Rumah Potong Hewan

Pasal 11

(1) Tata cara dan persyaratan pendirian usaha peternakan diatur lebihlanjut oleh Bupati.

(2) Rumah Pemotongan Hewan untuk memenuhi kebutuhan daginglokal Kabupaten maupun lainnya tentang persyaratan dan tata carapendiriannya diatur lebih lanjut oleh Bupati.

(3) Pemotongan Hewan untuk memenuhi kebutuhan daging ekspor/dalam negeri wajib memenuhi persyaratan.

(4) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah Aman,Sehat, Utuh dan Halal (ASUH)

Page 12: PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO filesalinan pemerintah kabupaten mojokerto peraturan daerah kabupaten mojokerto nomor 6 tahun 2009 tentang retribusi usaha peternakan dengan rahmat tuhan

SALINAN

- 12 -

(5) Dengan Pembuktian telah diperiksanya daging tersebut oleh petugaspemeriksa daging.

BAB V

KETENTUAN MASA BERLAKUNYA IJIN DAN PENCABUTAN IJIN

Pasal 12

(1) Masa berlakunya Ijin Usaha Peternakan selama 3 (tiga) tahun dandapat diperpanjang (selama pengusaha tersebut melakukan kegiatanpeternakan dengan tidak melanggar peraturan perundang-undanganyang berlaku).

(2) Ijin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 tidak berlaku apabila :

a. Masa berlakunya berakhir;

b. Pemilik ijin meninggal dunia dan tidak dialihkan kepada ahliwarisnya.

(3) Ijin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dapat dicabut apabila :

a. Atas permohonan pemilik ijin;

b. Tidak melakukan kegiatan peternakan secara nyata dalam waktu3 (tiga) bulan sejak dikeluarkannya Ijin Usaha Peternakan ataumenghentikan kegiatannya selama 1 (satu) tahun berturut-turut;

c. Melakukan pemindahan lokasi kegiatan peternakan tanpapersetujuan tertulis dari pejabat yang berwenang memberi ijin;

d. Melakukan perluasan tanpa memiliki Ijin Perluasan dari pejabatyang berwenang memberi ijin;

e. Tidak menyampaikan laporan secara berkala setiap 6 (enam)bulan selama 3 (tiga) kali berturut-turut;

f. Memindahtangankan pemberian ijin kepada pihak lain tanpamemberitahukan terlebih dahulu kepada pemberi ijin (Bupati);

g. Pemilik ijin mengundurkan diri dari kegiatan usahanya yangditunjuk olehnya;

h. Melakukan usaha diluar yang telah ditetapkan dalam ijin;

i. Melakukan kegiatan usaha diluar yang telah ditetapkan dalam ijin;

j. Tidak dipenuhinya ketentuan perijinan sebagaimana diatur dalamPeraturan Perundang-undangan yang berlaku.

BAB VIPELAPORAN

Pasal 13

(1) Perusahaan yang telah memiliki Ijin Usaha Peternakan wajibmelaporkan kegiatan usahanya kepada Bupati.

(2) Tata cara pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaturlebih lanjut oleh Bupati.

BAB VII

KEMITRAAN

Pasal 14

(1) Perusahaan Peternakan dapat melakukan kemitraan usaha

peternakan dengan perusahaan di bidang peternakan atau

peternakan rakyat.

Page 13: PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO filesalinan pemerintah kabupaten mojokerto peraturan daerah kabupaten mojokerto nomor 6 tahun 2009 tentang retribusi usaha peternakan dengan rahmat tuhan

SALINAN

- 13 -

(2) Perusahaan Peternakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi :

a. Perusahaan Pemotongan Hewan, Babi dan/atau Ayam;

b. Pabrik Pakan;

c. Perusahaan Perdagangan Sarana Produksi Peternakan;

d. Perusahaan Pembibitan.

(3) Kemitraan usaha dilakukan secara sukarela, saling membantu, saling

memperkuat dan saling menguntungkan.

(4) Perusahaan peternakan berfungsi sebagai perusahaan inti

sedangkan peternakan rakyat berfungsi sebagai plasma.

BAB VIII

PENGAWASAN DAN PEMBINAAN

Pasal 15

(1) Pengawasan dan pembinaan terhadap pelaksanaan ijin usaha

peternakan dan pendaftaran Peternakan Rakyat dilakukan oleh

Bupati atau pejabat yang ditunjuk.

(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan

secara langsung atau tidak langsung.

(3) Pengawasan langsung berupa kegiatan bimbingan dan pengawasan

yang dilakukan di lokasi kegiatan usaha peternakan.

(4) Pengawasan tidak langsung berupa penyampaian laporan kepada

pemberi ijin usaha oleh perusahaan peternakan yang telah memiliki

ijin usaha secara tertulis kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk.

(5) Perusahaan yang telah memiliki ijin usaha peternakan wajib

menyampaikan laporan kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk

secara berkala setiap 6 (enam) bulan sekali mengenai kegiatan

usahanya.

(6) Tata cara serta bentuk pembinaan dan pengawasan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), diatur lebih lanjut oleh Bupati.

BAB IX

NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI

Pasal 16

Dengan nama Retribusi Usaha Peternakan dipungut Retribusi sebagai

pembayaran atas pelayanan pemberian tanda daftar, rekomendasi dan

ijin usaha peternakan.

Pasal 17

Obyek Retribusi adalah pelayanan pemberian tanda daftar, rekomendasi

dan ijin usaha peternakan untuk jangka waktu tertentu.

Page 14: PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO filesalinan pemerintah kabupaten mojokerto peraturan daerah kabupaten mojokerto nomor 6 tahun 2009 tentang retribusi usaha peternakan dengan rahmat tuhan

SALINAN

- 14 -

Pasal 18

Subyek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang diberi tanda

daftar, rekomendasi dan ijin usaha peternakan.

BAB X

MASA RETRIBUSI

Pasal 19

Masa berlaku tanda daftar, rekomendasi dan ijin usaha peternakan

adalah disamakan dengan masa retribusi.

Pasal 20

(1) Tanda daftar, rekomendasi dan ijin usaha peternakan tidak berlaku,

apabila :

a. Masa berlaku telah berakhir;

b. Atas permintaan Subyek Retribusi;

c. Subyek Retribusi meninggal dunia;

d. Subyek Retribusi mengalihkan kepada pihak lain tanpa ijin tertulis

dari Bupati atau pejabat yang ditunjuk;

e. Subyek Retribusi tidak menggunakan tanda daftar, rekomendasi

dan ijin usaha peternakan yang bersangkutan sebagaimana yang

telah ditetapkan;

f. Subyek Retribusi tidak dapat memenuhi kewajiban dan syarat-

syarat yang telah ditetapkan;

g. Badan sebagai Subyek Retribusi bubar atau dibubarkan;

h. Usaha peternakan yang bersangkutan diperlukan untuk

kepentingan Pemerintah atau kepentingan umum.

(2) Dalam hal Subyek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf h masih memiliki masa berlaku Obyek Retribusi maka

Pemerintah Daerah wajib memberikan ganti rugi.

(3) Dalam hal Subyek Retribusi meninggal dunia sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf c, ahli waris dapat meneruskan tanda

daftar, rekomendasi dan ijin usaha peternakan, setelah melaporkan

terlebih dahulu kepada Bupati untuk diadakan perubahan Obyek

Retribusi.

Pasal 21

(1) Dalam waktu paling lama 1 (satu) bulan setelah masa berlakunya

tanda daftar, rekomendasi dan ijin usaha peternakan berakhir, harus

dikembalikan seperti keadaan semula atas biaya Subyek Retribusi.

(2) Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak

dipenuhi, pengembalian seperti keadaan semula akan dilakukan oleh

Pemerintah Daerah atas biaya Subyek Retribusi.

Page 15: PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO filesalinan pemerintah kabupaten mojokerto peraturan daerah kabupaten mojokerto nomor 6 tahun 2009 tentang retribusi usaha peternakan dengan rahmat tuhan

SALINAN

- 15 -

(3) Segala sesuatu sebagai akibat pengembalian seperti keadaan

semula yang tidak diambil oleh Subyek Retribusi setelah lewat waktu

1 (satu) bulan sejak dilakukan pengembalian seperti keadaan semula

dinyatakan di bawah penguasaan Pemerintah Daerah.

BAB XI

GOLONGAN RETRIBUSI

Pasal 22

Retribusi usaha peternakan digolongkan sebagai Retribusi Perijinan

tertentu.

BAB XII

CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA

Pasal 23

Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis, jumlah dan jangka

waktu Retribusi usaha peternakan.

BAB XIII

PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI

Pasal 24

Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif

retribusi didasarkan pada tujuan menutup sebagian biaya pelayanan

Retribusi usaha peternakan.

BAB XIV

STRUKTUR DAN BESARAN TARIF RETRIBUSI

Pasal 25

(1) Tarif Retribusi digolongkan berdasarkan jenis, luas, modal dan

jangka waktu tanda daftar, rekomendasi dan ijin usaha peternakan.

(2) Struktur dan besaran tarif Retribusi Usaha Peternakan tercantum

dalam lampiran yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

BAB XV

WILAYAH PEMUNGUTAN

Pasal 26

Retribusi yang terutang dipungut di wilayah daerah pemberian tanda

daftar, rekomendasi dan ijin usaha peternakan.

Page 16: PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO filesalinan pemerintah kabupaten mojokerto peraturan daerah kabupaten mojokerto nomor 6 tahun 2009 tentang retribusi usaha peternakan dengan rahmat tuhan

SALINAN

- 16 -

BAB XVI

MASA RETRIBUSI DAN RETRIBUSI TERUTANG

Pasal 27

(1) Masa retribusi adalah jangka waktu yang lamanya sebagaimana

ditetapkan SKRD atau Dokumen lain yang dipersamakan.

(2) Retribusi terutang adalah pada saat diterbitkannya SKRD atau

dokumen lain yang dipersamakan.

BAB XVII

SURAT PENDAFTARAN

Pasal 28

(1) Wajib Retribusi wajib mengisi SPdORD.

(2) SPdORD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus diisi dengan

jelas, benar dan lengkap serta ditandatangani oleh Wajib Retribusi

atau Kuasanya.

(3) Bentuk, isi dan tata cara pengisian serta pengembalian SPdORD

diatur lebih lanjut oleh Bupati.

BAB XVIII

PENETAPAN RETRIBUSI

Pasal 29

(1) Berdasarkan SPdORD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat

(1) ditetapkan Retribusi terutang dengan menerbitkan SKRD atau

dokumen lain yang dipersamakan.

(2) Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan dan ditemukan data baru

dan/atau data yang semula belum terungkap yang menyebabkan

penambahan jumlah Retribusi yang terutang, maka SKRDKBT

dikeluarkan.

(3) Bentuk, isi dan tata cara penerbitan SKRD atau dokumen lain yang

dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan SKRDKBT

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut oleh Bupati.

BAB XIX

TATA CARA PEMUNGUTAN

Pasal 30

(1) Pemungutan Retribusi tidak dapat diborongkan.

(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain

yang dipersamakan, dan SKRDKBT.

Page 17: PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO filesalinan pemerintah kabupaten mojokerto peraturan daerah kabupaten mojokerto nomor 6 tahun 2009 tentang retribusi usaha peternakan dengan rahmat tuhan

SALINAN

- 17 -

BAB XX

TATA CARA PEMBAYARAN RETRIBUSI

Pasal 31

(1) Pembayaran Retribusi dilakukan di Kas Daerah atau di tempat lain

yang ditunjuk sesuai waktu yang ditentukan dengan menggunakan

SKRD, SKRD Jabatan dan SKRD Tambahan.

(2) Dalam hal pembayaran dilakukan di tempat lain yang ditunjuk, maka

hasil penerimaan Retribusi harus disetor ke Kas Daerah selambat-

lambatnya 1 x 24 jam atau dalam waktu yang ditentukan oleh Bupati.

(3) Apabila pembayaran Retribusi dilakukan setelah lewat waktu yang

ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka dikenakan

sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua perseratus)

dengan menerbitkan STRD.

Pasal 32

(1) Pembayaran Retribusi harus dilakukan secara tunai/ lunas.

(2) Bupati atau pejabat yang ditunjuk dapat memberi ijin dan/atau

rekomendasi kepada Wajib Retribusi untuk mengangsur Retribusi

terutang dalam jangka waktu tertentu dengan alasan yang dapat

dipertanggungjawabkan.

(3) Tata cara pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) ditetapkan oleh Bupati.

(4) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dapat mengijinkan Wajib Retribusi

untuk menunda pembayaran Retribusi sampai batas waktu yang

ditentukan dengan alasan yang dapat dipertanggung-jawabkan.

Pasal 33

(1) Pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32

diberikan tanda bukti pembayaran.

(2) Setiap pembayaran dicatat dalam buku penerimaan.

(3) Bentuk, isi, kualitas, ukuran buku dan tanda bukti pembayaran

Retribusi ditetapkan oleh Bupati.

BAB XXI

TATA CARA PENAGIHAN RETRIBUSI

Pasal 34

(1) Pelaksanaan penagihan Retribusi dikeluarkan setelah 7 (tujuh) hari

sejak jatuh tempo pembayaran dengan mengeluarkan surat bayar/

penyetoran atau surat lainnya yang sejenis sebagai awal tindakan

pelaksanaan penagihan.

Page 18: PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO filesalinan pemerintah kabupaten mojokerto peraturan daerah kabupaten mojokerto nomor 6 tahun 2009 tentang retribusi usaha peternakan dengan rahmat tuhan

SALINAN

- 18 -

(2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal Surat Teguran/

peringatan/ surat lain yang sejenis, Wajib Retribusi harus melunasi

Retribusinya yang terutang.

(3) Surat Teguran/ penyetoran atau surat lainnya sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh pejabat yang ditunjuk.

Pasal 35

Bentuk-bentuk formulir yang dipergunakan untuk pelaksanaan

Penagihan Retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1)

ditetapkan oleh Bupati.

Pasal 36

(1) Pembayaran Retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus.

(2) Retribusi yang terutang dilunasi selambat-lambatnya 15 (lima belas)

hari sejak diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang

dipersamakan, SKRDKBT dan STRD.

(3) Tata cara pembayaran, penyetoran dan tempat pembayaran

Retribusi diatur lebih lanjut oleh Bupati.

BAB XXII

KEBERATAN

Pasal 37

(1) Wajib Retribusi dapat mengajukan keberatan hanya kepada Bupati

atau pejabat yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang

dipersamakan, SKRDKBT dan SKRDLB.

(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia disertai

alasan-alasan yang jelas.

(3) Dalam hal Wajib Retribusi mengajukan keberatan atas ketetapan

Retribusi, Wajib Retribusi harus dapat membuktikan ketidakbenaran

ketetapan Retribusi tersebut.

(4) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua)

bulan sejak tanggal SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan,

SKRDKBT, dan SKRDLB diterbitkan kecuali apabila Wajib Retribusi

tertentu dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu dapat dipenuhi

karena keadaan diluar kekuasaannya.

(5) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana yang

dimaksud pada ayat (2) dan (3) tidak dianggap sebagai surat

keberatan, sehingga tidak dipertimbangkan.

(6) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar Retribusi

dan pelaksanaan penagihan Retribusi.

Page 19: PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO filesalinan pemerintah kabupaten mojokerto peraturan daerah kabupaten mojokerto nomor 6 tahun 2009 tentang retribusi usaha peternakan dengan rahmat tuhan

SALINAN

- 19 -

Pasal 38

(1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal

surat keberatan diterima harus memberi Keputusan atas keberatan

yang diajukan.

(2) Keputusan Bupati atas dasar keberatan dapat berupa menerima

seluruhnya atau sebagian, menolak, atau menambah besarnya

Retribusi yang terutang.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah

lewat dan bupati tidak memberikan suatu keputusan, keberatan yang

diajukan tersebut dianggap dikabulkan.

BAB XXIII

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN

Pasal 39

(1) Atas kelebihan pembayaran Retribusi, Wajib Retribusi dapat

mengajukan permohonan pengembalian kepada Bupati.

(2) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dalam jangka waktu paling lama 2

(dua) bulan sejak diterimanya permohonan pengembalian kelebihan

pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus

memberikan keputusan.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dilampaui dan Bupati atau Pejabat yang ditunjuk tidak memberikan

suatu keputusan, permohonan pengembalian kelebihan Retribusi

dianggap dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan dalam waktu

paling lama 1 (satu) bulan.

(4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang Retribusi lainnya,

kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang

Retribusi dimaksud.

(5) Pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2

(dua) bulan sejak diterbitkannya SKRDLB.

(6) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi dilakukan

setelah lewat waktu 2 (dua) bulan, Bupati memberikan imbalan

bunga sebesar 2 % (dua perseratus) sebulan atas keterlambatan

pembayaran kelebihan Retribusi.

Pasal 40

(1) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi

diajukan secara tertulis kepada Bupati dengan sekurang-kurangnya

menyebutkan:

1. nama dan alamat Wajib Retribusi;

2. masa Retribusi;

3. besarnya kelebihan pembayaran;

4. alasan yang singkat dan jelas;

Page 20: PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO filesalinan pemerintah kabupaten mojokerto peraturan daerah kabupaten mojokerto nomor 6 tahun 2009 tentang retribusi usaha peternakan dengan rahmat tuhan

SALINAN

- 20 -

(2) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi

disampaikan secara langsung atau melalui pos tercatat.

(3) Bukti penerimaan oleh pejabat atau bukti pengiriman pos tercatat

merupakan bukti saat permohonan diterima oleh Bupati.

Pasal 41

(1) Pengembalian kelebihan Retribusi dilakukan dengan menerbitkan

Surat Perintah Membayar Kelebihan Retribusi (SPMKR).

(2) Apabila kelebihan pembayaran Retribusi diperhitungkan dengan

hutang Retribusi lainnya, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39

ayat (4), pembayaran dilakukan dengan cara pemindahbukuan dan

bukti pemindahbukuan juga berlaku sebagai bukti pembayaran.

BAB XXIV

PENGURANGAN, KERINGANAN DAN

PEMBEBASAN RETRIBUSI

Pasal 42

(1) Bupati berdasarkan permohonan Wajib Retribusi dapat memberikan

pengurangan, keringanan dan pembebasan Retribusi.

(2) Tata cara pemberian pengurangan, keringanan dan pembebasan

Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut

oleh Bupati.

BAB XXV

KADALUWARSA

Pasal 43

(1) Hak untuk melakukan penagihan Retribusi kadaluwarsa setelah

melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat

terutangnya Retribusi, kecuali apabila Wajib Retribusi melakukan

tindak pidana di bidang Retribusi Daerah.

(2) Kadaluwarsa penagihan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) tertangguh apabila :

a. diterbitkan surat teguran atau

b. ada pengakuan utang Retribusi dari Wajib Retribusi baik

langsung maupun tidak langsung.

BAB XXVI

SANKSI ADMINISTRASI

Pasal 44

Dalam hal Wajib Retribusi tidak membayar tepat pada waktu atau

kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga 2 %

(dua Perseratus) setiap bulan dari Retribusi yang terutang atau kurang

dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD.

Page 21: PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO filesalinan pemerintah kabupaten mojokerto peraturan daerah kabupaten mojokerto nomor 6 tahun 2009 tentang retribusi usaha peternakan dengan rahmat tuhan

SALINAN

- 21 -

BAB XXVII

PENYIDIKAN

Pasal 45

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah

Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan

penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang

berlaku.

(2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :

a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau

laporan, berkenaan dengan tindak pidana di bidang Retribusi

Daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap

dan jelas;

b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai

orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang

dilakukan sehubungan dengan tindak pidana di bidang Retribusi

Daerah;

c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau

badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang Retribusi

Daerah;

d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen

lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah;

e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti

pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta

melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas

penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah;

g. Menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan

ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung

dan memeriksa identitas orang dan/atau dokumen yang dibawa

sebagaimana dimaksud pada huruf c;

h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana

Retribusi Daerah;

i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa

sebagai tersangka atau saksi;

j. Menghentikan penyidikan;

k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan

tindak pidana di bidang Retribusi Daerah menurut Peraturan

Perundang-undangan yang berlaku.

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan

dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya

kepada Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam

Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Page 22: PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO filesalinan pemerintah kabupaten mojokerto peraturan daerah kabupaten mojokerto nomor 6 tahun 2009 tentang retribusi usaha peternakan dengan rahmat tuhan

SALINAN

- 22 -

BAB XXVIII

KETENTUAN PIDANA

Pasal 46

(1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga

merugikan keuangan Daerah dapat diancam dengan pidana

kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak 4

(empat) kali jumlah Retribusi yang terutang.

(2) Tindak pidana yang dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.

BAB XXIX

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 47

Pengenaan retribusi usaha peternakan dikecualikan bagi :

a. Setiap Perusahaan Negara yang berbentuk Perusahaan Jawatan

(PERJAN)

b. Setiap Perusahaan Kecil Perorangan yang dijalankan oleh pribadi

pengusahanya sendiri atau dengan mempekerjakan hanya anggota

keluarganya sendiri yang terdekat serta tidak memerlukan ijin usaha

dan tidak merupakan suatu badan.

BAB XXX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 48

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang

mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati.

Pasal 49

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah

Kabupaten Mojokerto.

Ditetapkan di Mojokerto

pada tanggal 5 Pebruari 2009

BUPATI MOJOKERTO,

ttd

SUWANDI

Diundangkan di Mojokerto

pada tanggal 5 Pebruari 2009

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO,

ttd

BUDIYONO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN 2009 NOMOR 6

Page 23: PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO filesalinan pemerintah kabupaten mojokerto peraturan daerah kabupaten mojokerto nomor 6 tahun 2009 tentang retribusi usaha peternakan dengan rahmat tuhan

SALINAN

PENJELASANATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTONOMOR 6 TAHUN 2009

TENTANGRETRIBUSI USAHA PETERNAKAN

I. UMUM

Bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Undang-Undang Nomor 32Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhirdengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 bahwa Retribusi Usaha Peternakanmerupakan urusan yang diserahkan kepada Daerah untuk itu dalam upayameningkatkan pelayanan di bidang peternakan perlu dilakukan pembinaan,pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang,penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas di bidangpeternakan guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarianlingkungan, serta guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.

Dalam rangka memberi perlindungan kepada masyarakat dari praktekpemberian tanda daftar, rekomendasi dan ijin usaha peternakan yang tidakmemenuhi standar atau tidak bermutu agar tidak membahayakan keselamatan dankesehatan serta memberi kepastian hukum bagi masyarakat dalam berperan sertauntuk pembangunan di bidang peternakan.

Serta dalam melaksanakan ketentuan Pasal 4 ayat (1) Peraturan PemerintahNomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah, maka untuk memberikanpenegasan bagi Pemerintah Daerah dalam usaha peternakan, maka perludituangkan dalam suatu Peraturan Daerah.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1Cukup jelas.

Pasal 2Cukup jelas.

Pasal 3Cukup jelas.

Pasal 4Cukup jelas.

Pasal 5Cukup jelas.

Pasal 6Cukup jelas.

Pasal 7Cukup jelas.

Pasal 8Cukup jelas.

Pasal 9Cukup jelas.

Pasal 10Cukup jelas.

Pasal 11Cukup jelas.

Pasal 12Cukup jelas.

Pasal 13Cukup jelas.

Pasal 14Cukup jelas.

Page 24: PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO filesalinan pemerintah kabupaten mojokerto peraturan daerah kabupaten mojokerto nomor 6 tahun 2009 tentang retribusi usaha peternakan dengan rahmat tuhan

SALINAN

- 2 -

Pasal 15Cukup jelas.

Pasal 16Cukup jelas.

Pasal 17Cukup jelas.

Pasal 18Cukup jelas.

Pasal 19Cukup jelas.

Pasal 20Cukup jelas.

Pasal 21Cukup jelas.

Pasal 22Cukup jelas.

Pasal 23Cukup jelas.

Pasal 24Cukup jelas.

Pasal 25Cukup jelas.

Pasal 26Cukup jelas.

Pasal 27Cukup jelas.

Pasal 28Cukup jelas.

Pasal 29ayat (1)

Yang dimaksud dengan “dokumen lain yang dipersamakan” adalahantara lain berupa surat tanda terima telah membayar Retribusi.

ayat (2)Cukup jelas.

ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 30ayat (1)

Yang dimaksud dengan “tidak dapat diborongkan” adalah bahwaseluruh proses kegiatan pemungutan Retribusi tidak dapat diserahkankepada pihak ketiga. Namun dalam pengertian ini tidak berarti bahwaPemerintah Daerah tidak boleh bekerja sama dengan pihak ketiga.Dengan sangat selektif dalam proses pemungutan Retribusi,Pemerintah Daerah dapat mengajak bekerja sama Badan tertentuyang karena profesionalismenya layak dipercaya ikut melaksanakansebagian tugas pemungutan jenis Retribusi secara lebih efisien.Kegiatan yang tidak dapat dikerjasamakan adalah kegiatanpenghitungan besarnya Retribusi yang terutang, pengawasanpenyetoran Retribusi dan penagihan Retribusi.

ayat (2)Cukup jelas

Pasal 31Cukup jelas.

Pasal 32Cukup jelas.

Pasal 33Cukup jelas.

Pasal 34Cukup jelas.

Page 25: PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO filesalinan pemerintah kabupaten mojokerto peraturan daerah kabupaten mojokerto nomor 6 tahun 2009 tentang retribusi usaha peternakan dengan rahmat tuhan

SALINAN

- 3 -

Pasal 35Cukup jelas.

Pasal 36Cukup jelas.

Pasal 37Cukup jelas.

Pasal 38Cukup jelas.

Pasal 39Cukup jelas.

Pasal 40Cukup jelas.

Pasal 41Cukup jelas.

Pasal 42Cukup jelas.

Pasal 43Cukup jelas.

Pasal 44Cukup jelas.

Pasal 45Cukup jelas.

Pasal 46Cukup jelas.

Pasal 47Cukup jelas.

Pasal 48Cukup jelas.

Pasal 49Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 5

Page 26: PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO filesalinan pemerintah kabupaten mojokerto peraturan daerah kabupaten mojokerto nomor 6 tahun 2009 tentang retribusi usaha peternakan dengan rahmat tuhan

SALINAN

LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTONOMOR 6 TAHUN 2008TANGGAL 5 Pebruari 2009

KLASIFIKASI BESARNYA TARIF RETRIBUSI IJIN USAHA PETERNAKAN DANPENDAFTARAN USAHA PETERNAKAN RAKYAT

No. Jenis Ternak

IJIN USAHA PETERNAKANTANDA DAFTAR USAHAPETERNAKAN RAKYAT

Jumlah Ternak (EK)Tarif

Retribusi(Rp.)

Jumlah Ternak (EK)Tarif

Retribusi(Rp.)

1. Ayam Ras Petelur 10.000 > 500.000 500-10.000 150.000

Tambah kelipatan10.000

100.000

2. Ayam Ras Potong 15.000/siklus 500.000 1.000-15.000/siklus 150.000

Tambahkelipatan15.000/siklus

100.000

3. Itik, Entog danAngsa

> 15.000 campuran 500.000 1.000-15.000 campuran 150.000

4. Kalkun > 10.000 campuran 500.000 500-10.000 campuran 150.000

5. Burung Puyuh dan > 25.000 campuran 500.000 2.500-25.000 campuran 150.000

atau Merpati

6. Kambing, Domba > 300 campuran 500.000 50-300 campuran 150.000

dan atau Rusa

7. Babi > 125 campuran 1.000.000 20-125 campuran 250.000

8. Sapi Potong > 100 campuran 1.000.000 50-100 campuran 250.000

9. Sapi Perah > 20 campuran 1.000.000 25-75 campuran 250.000

10. Kerbau > 75 campuran 1.000.000 25-75 campuran 250.000

11. K u d a > 50 campuran 1.000.000 10-50 campuran 250.000

12. Kelinci > 1.500 campuran 1.000.000 500-1.500 campuran 150.000

BUPATI MOJOKERTO,

ttd

SUWANDI

Page 27: PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO filesalinan pemerintah kabupaten mojokerto peraturan daerah kabupaten mojokerto nomor 6 tahun 2009 tentang retribusi usaha peternakan dengan rahmat tuhan

SALINAN

LAMPIRAN II : PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTONOMOR 6 TAHUN 2008TANGGAL 5 Pebruari 2009

KLASIFIKASI BESARNYA TARIF RETRIBUSI IJIN USAHA PETERNAKAN LAINNYA

No. Jenis PelayananTipe/ Kategori Kelas/Kategori Kelas/Kategori Kelas/Kategori

A/I Rp.B/I,II, III

Rp.C/I,II, III

Rp.D/I,II, III

Rp.

1. Rumah Potong Hewan v 500.000 v 400.000 v 300.000 v 400.000

2. Rumah Potong Unggas v 500.000 v 400.000 v 300.000 v 400.000

3. Usaha Pemotongan Hewan v 400.000 v 300.000 v 200.000 v 300.000

4. Usaha Pemotongan Unggas v 400.000 v 300.000 v 200.000 v 300.000

5. Pembukaan

Cabang/Perwakilan

v 400.000 v 300.000 v 200.000 v 300.000

6. Perluasan Peternakan v 400.000 v 300.000 v 200.000 v 300.000

7. Perdagangan Sarana

Peternakan

v 400.000 v 300.000 v 200.000 v 300.000

8. Pendirian Pabrik Pakan v 400.000 v 300.000 v 200.000 v 300.000

Keterangan :

- Kelas A : Usaha untuk penyediaan kebutuhan ekspor;

- Kelas B : Usaha untuk penyediaan kebutuhan antar Kabupaten/Kota dalam Propinsi;

- Kelas C : Usaha untuk penyediaan kebutuhan dalam Daerah;

- Kelas B : Usaha untuk penyediaan kebutuhan antar Kabupaten/Kota luar Propinsi;

- Kategori I : Usaha pemotongan hewan milik sendiri di Rumah Pemotongan Hewan milik sendiri;

- Kategori II : Usaha pemotongan hewan dengan cara menjual jasa/memotong hewan milik orang

lain;

- Kategori III : Usaha pemotongan hewan pada Rumah Pemotongan Hewan milik orang

lain/Pemerintah.

BUPATI MOJOKERTO,

ttd

SUWANDI