profil keterampilan berpikir kritis siswa sekolah...

8
Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 21 November 2015 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor FP-123 Profil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Menengah Atas dalam Materi Suhu dan Kalor Menggunakan Instrumen Tes Berpikir Kritis Ennis Desti Ritdamaya * , Andi Suhandi Mahasiswa Pasca Sarjana Jurusan Pendidikan Fisika UPI FMIPA Pasca Sarjana UPI Abstrak. Keterampilan berpikir kritis berperan penting bagi siswa dalam menganalisis pemikiran, argumen, masalah dengan teliti berdasarkan kredibilitas sumber data dan informasi; berusaha memberikan penilaian terhadap pemikiran, argumen, masalah dengan benar; mampu memecahkan permasalahan dengan logis dalam berbagai situasi dan membuat keputusan berdasarkan pertimbangan bukti dan fakta yang relevan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang profil keterampilan berpikir kritis siswa pada materi suhu dan kalor. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan sampel penelitian sebanyak 42 siswa Tahun Akademik 2015/2016 pada salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Instrumen penelitian berupa tes essay yang dikonstruksi berdasarkan indikator keterampilan berpikir kritis yang dikemukakan oleh Ennis, yaitu klarifikasi dasar (elementary clarification), dasar mengambil keputusan atau dukungan (basic support), inferensi (inference), klarifikasi lanjut (advanced clarification); strategi dan taktik (strategies and tactics). Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa masih tergolong rendah yaitu 25,7 % siswa mampu dalam indikator klarifikasi dasar, 33,6 % siswa mampu dalam indikator dasar mengambil keputusan atau dukungan, 12,4 % siswa mampu dalam indikator inferensi, 11,4 % siswa mampu dalam indikator klarifikasi lanjut dan 7,14 % siswa mampu dalam indikator strategi dan taktik. Penelitian ini akan menjadi dasar pijakan peneliti untuk melakukan penelitian lanjut. Kata Kunci : Profil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa, Sekolah Menengah Atas, Suhu dan Kalor, Berpikir Kritis Ennis 1. Pendahuluan Keterampilan berpikir kritis merupakan salah satu kompetensi pembelajaran fisika dalam pendekatan saintifik. Artinya baik proses maupun asesmen pembelajaran fisika harus berorientasi untuk menumbuhkan dan membentuk keterampilan berpikir kritis siswa. Berpikir kritis adalah penalaran dan berpikir reflektif yang difokuskan untuk memutuskan apa yang diyakini dan dilakukan (Ennis, 1993). Istilah keterampilan berpikir kritis mengacu pada kemampuan khusus yang diperoleh melalui pengalaman atau latihan untuk melakukan tugas tertentu secara baik, Keterampilan berpikir kritis inipun menekankan pada kinerja aktual dalam melaksanakan tugas. Dengan demikian, istilah keterampilan dipahami sebagai kemampuan yang ada dalam diri (innerability) dan sebagai sesuatu operasi yang dapat diidentifikasi (Ennis & Norris dalam Lambertus, 2009). * email : [email protected]

Upload: haque

Post on 06-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Profil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sekolah …portal.phys.unpad.ac.id/senfa2015/proseding/FP-14_Desti_Ritdamaya.… · Profil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Menengah

Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya

Sabtu, 21 November 2015

Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor

FP-123

Profil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Menengah Atas dalam Materi Suhu dan

Kalor Menggunakan Instrumen Tes Berpikir Kritis Ennis

Desti Ritdamaya*, Andi Suhandi

Mahasiswa Pasca Sarjana Jurusan Pendidikan Fisika UPI

FMIPA Pasca Sarjana UPI

Abstrak. Keterampilan berpikir kritis berperan penting bagi siswa dalam menganalisis pemikiran,

argumen, masalah dengan teliti berdasarkan kredibilitas sumber data dan informasi; berusaha

memberikan penilaian terhadap pemikiran, argumen, masalah dengan benar; mampu memecahkan

permasalahan dengan logis dalam berbagai situasi dan membuat keputusan berdasarkan pertimbangan

bukti dan fakta yang relevan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang profil

keterampilan berpikir kritis siswa pada materi suhu dan kalor. Metode penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif dengan sampel penelitian sebanyak 42 siswa Tahun Akademik 2015/2016 pada salah satu

Sekolah Menengah Atas Negeri di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Instrumen penelitian berupa tes

essay yang dikonstruksi berdasarkan indikator keterampilan berpikir kritis yang dikemukakan oleh

Ennis, yaitu klarifikasi dasar (elementary clarification), dasar mengambil keputusan atau dukungan

(basic support), inferensi (inference), klarifikasi lanjut (advanced clarification); strategi dan taktik

(strategies and tactics). Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa masih

tergolong rendah yaitu 25,7 % siswa mampu dalam indikator klarifikasi dasar, 33,6 % siswa mampu

dalam indikator dasar mengambil keputusan atau dukungan, 12,4 % siswa mampu dalam indikator

inferensi, 11,4 % siswa mampu dalam indikator klarifikasi lanjut dan 7,14 % siswa mampu dalam

indikator strategi dan taktik. Penelitian ini akan menjadi dasar pijakan peneliti untuk melakukan

penelitian lanjut.

Kata Kunci : Profil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa, Sekolah Menengah Atas, Suhu dan Kalor,

Berpikir Kritis Ennis

1. Pendahuluan

Keterampilan berpikir kritis merupakan salah satu kompetensi pembelajaran fisika

dalam pendekatan saintifik. Artinya baik proses maupun asesmen pembelajaran fisika

harus berorientasi untuk menumbuhkan dan membentuk keterampilan berpikir kritis

siswa.

Berpikir kritis adalah penalaran dan berpikir reflektif yang difokuskan untuk

memutuskan apa yang diyakini dan dilakukan (Ennis, 1993). Istilah keterampilan

berpikir kritis mengacu pada kemampuan khusus yang diperoleh melalui pengalaman

atau latihan untuk melakukan tugas tertentu secara baik, Keterampilan berpikir kritis

inipun menekankan pada kinerja aktual dalam melaksanakan tugas. Dengan

demikian, istilah keterampilan dipahami sebagai kemampuan yang ada dalam diri

(innerability) dan sebagai sesuatu operasi yang dapat diidentifikasi (Ennis & Norris

dalam Lambertus, 2009).

*email : [email protected]

Page 2: Profil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sekolah …portal.phys.unpad.ac.id/senfa2015/proseding/FP-14_Desti_Ritdamaya.… · Profil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Menengah

Profil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Menengah Atas dalam Materi Suhu … FP- 124

Ada karakteristik tertentu yang menunjukkan bahwa seseorang berpikir kritis antara

lain berpikir terbuka, mencoba mendapatkan informasi yang benar dan menjelaskan

kesimpulan yang dibutuhkan dengan teliti, mengumpulkan dan menilai informasi

yang relevan, menggunakan ide-ide abstrak untuk interpretasi secara efektif,

menganalisis masalah kompleks dan berpikir lebih efektif dalam berbagai situasi.

Keterampilan berpikir kritis termasuk kategori keterampilan berpikir kompleks dan

tingkat tinggi (higher order thinking skills). Facione (1992) mengidentifikasi

keterampilan berpikir kritis masuk dalam domain kognitif meliputi interpretasi,

analisis, evaluasi, inferensi, penjelasan dan regulasi diri. Council of Chief State

School Officers and The Public Consulting Group (CCSSO, 2013) juga menyatakan

hal yang sama bahwa keterampilan berikir kritis termasuk higher order thinking

skills, dalam revisi taksonomi Bloom termasuk tingkat menganalisa (analyzing),

mengevaluasi (evaluating) dan mencipta (creating).

Keterampilan berpikir kritis bukanlah keterampilan bawaan sejak lahir sehingga

keterampilan ini dapat diterapkan, dilatih dan dikembangkan melalui proses dan

asesmen pembelajaran. Dalam proses pembelajaran guru sebagai mediator dan

fasilitator mendesain dan menerapkan pendekatan, model atau strategi yang dapat

memfasilitasi dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.

Sistem asesmen yang tepat dengan memberikan stimulus dan latihan secara kontinu

juga dapat melatih dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa. Hal ini

karena asesmen berperan sebagai feedback bagi guru agar dapat memperbaiki dan

meningkatkan kualitas pembelajarannya dari waktu ke waktu yang mengarah pada

ketercapaian keterampilan berpikir kritis siswa. Feedback bagi siswa tentang kualitas

keterampilan berpikir kritisnya sehingga siswa akan mencoba untuk

meningkatkannya dengan belajar lebih baik dari materi-materi yang menstimulus

berpikir kritis.

Ennis (1985) mengemukakan ada lima indikator keterampilan berpikir kritis. Setiap

indikator terdiri atas sub indikator yang memiliki keterkaitan makna satu sama

lainnya. Penjabaran indikator dan sub indikator keterampilan berpikir kritisnya

sebagai berikut :

1. Klarifikasi dasar (elementary clarification), meliputi : memfokuskan

pertanyaan; menganalisis argumen; mengajukan pertanyaan dan menjawab

pertanyaan klarifikasi atau tantangan

2. Dasar dalam mengambil keputusan atau dukungan (the basis for the decision/

basic support), meliputi : mempertimbangkan kredibilitas sumber; melakukan

observasi dan menilai laporan observasi

3. Inferensi (inference), meliputi : deduksi dan menilai deduksi; induksi dan

menilai induksi; membuat dan menilai pernyataan nilai

Page 3: Profil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sekolah …portal.phys.unpad.ac.id/senfa2015/proseding/FP-14_Desti_Ritdamaya.… · Profil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Menengah

FP- 125

Desti Ritdamaya dkk

4. Klarifikasi lanjut (advanced clarification), meliputi : mendefinisikan istilah

dan menilai definisi; mengidentifikasi asumsi

5. Strategi dan taktik (strategies and tactics), meliputi : menentukan tindakan;

berinteraksi dengan orang lain

Dalam dunia pendidikan, keterampilan berpikir kritis akan berperan memberikan

motivasi bagi siswa dalam belajar dengan memberikan kontrol pemikiran. Selain itu

siswa akan dapat menganalisis informasi yang datang dari luar dengan penilaian

terbaik (Baylon, 2014). Keterampilam berpikir kritis dapat meningkatkan pencapaian

prestasi dalam konten materi pada siswa. Karena dengan berpikir kritis siswa belajar

dengan cara berpikir yang baru, konten materi dapat terinternalisasi dalam pemikiran

sehingga dapat menghasilkan pemikiran, pemahaman dan keyakinan baru. Selain itu

dapat memunculkan serangkaian pertanyaan baru yang menjadi alat wawasan dan

sudut pandang baru (Lunenburg, 2011).

Berdasarkan pemaparan di atas, penelitian ini fokus pada keterampilan berpikir kritis

siswa khususnya siswa Sekolah Menengah Atas. Tujuan dari penelitian ini untuk

memperoleh gambaran tentang profil keterampilan berpikir kritis siswa. Pertanyaan

yang akan dijawab yaitu bagaimana profil keterampilan berpikir kritis siswa Sekolah

Menengah Atas dalam materi suhu dan kalor.

2. Metode Penelitian

Untuk mengetahui profil keterampilan berpikir kritis siswa, maka metode yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif. Sampel penelitian diambil

dengan metode sampel bertujuan (purposive sampling) yang melibatkan 42 siswa

Tahun Akademik 2015/2016 pada salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri di

Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Data dikumpulkan menggunakan instrumen penelitian dalam bentuk tes essay materi

suhu dan kalor dengan jumlah 10 soal, yang dikonstruksi berdasarkan indikator

keterampilan berpikir kritis yang dikemukakan oleh Ennis.

Data yang sudah terkumpul dilakukan penskoran dan dihitung persentase siswa yang

menjawab benar dan salah. Setelah dilakukan persentase, tahap selanjutnya dianalisis

secara deskriptif berdasarkan tafsiran persentase sebagai berikut:

Tabel 1. Tafsiran Persentase Keterampilan Berpikir Kritis

No Persentase (%) Tafsiran

1 0 Tidak ada

2 1-25 Sebagian kecil

3 26-49 Hampir setengahnya

4 50 Setengahnya

5 51-75 Sebagian besar

Page 4: Profil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sekolah …portal.phys.unpad.ac.id/senfa2015/proseding/FP-14_Desti_Ritdamaya.… · Profil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Menengah

Profil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Menengah Atas dalam Materi Suhu … FP- 126

6 76-99 Hampir seluruhnya

7 100 Seluruhnya

(Arikunto, 2001)

3. Hasil dan Pembahasan

Hasil penskoran dan persentase keterampilan berpikir kritis siswa disajikan dalam

Tabel 2 sebagai berikut :

Tabel 2. Rekapitulasi Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

No Indikator

Keterampilan

Berpikir Kritis

Presentase

(%)

Tafsiran

1 Klarifikasi dasar 25,7 Sebagian kecil dari siswa

mampu dalam indikator

klarifikasi dasar

2 dasar mengambil

keputusan atau

dukungan

33,6 Hampir setengahnya dari siswa

mampu dalam indikator dasar

mengambil keputusan atau

dukungan

3 inferensi 12,4 Sebagian kecil dari siswa

mampu dalam indikator

inferensi

4 Klarifikasi lanjut 11,4 Sebagian kecil dari siswa

mampu dalam indikator

klarifikasi lanjut

5 strategi dan taktik 7,14 Sebagian kecil dari siswa

mampu dalam indikator strategi

dan taktik

Berdasarkan Tabel 2 di atas ada empat indikator dari lima indikator keterampilan

berpikir kritis yang diujikan, hanya sebagian kecil siswa yang mampu dalam

menguasainya yaitu klarifikasi dasar, inferensi, klarifikasi lanjut serta strategi dan

taktik. Sedangkan pada indikator dasar mengambil keputusan dan dukungan hampir

setengahnya siswa mampu menguasainya. Hasil data ini menunjukkan bahwa

keterampilan berpikir kritis siswa dapat dikategorikan rendah, yang berarti masih

banyak siswa sangat kesulitan dalam menguasai keterampilan berpikir kritis.

Rendahnya keterampilan berpikir kritis siswa ini disebabkan karena siswa belum

dibiasakan, diterapkan dan dilatih dalam keterampilan berpikir kritis baik melalui

proses maupun asesmen pembelajaran. Keterampilan berpikir kritis belum menjadi

orientasi dan fokus utama guru fisika di sekolah. Hal ini bersesuaian dengan hasil

Page 5: Profil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sekolah …portal.phys.unpad.ac.id/senfa2015/proseding/FP-14_Desti_Ritdamaya.… · Profil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Menengah

FP- 127

Desti Ritdamaya dkk

observasi dalam studi pendahuluan yang dilakukan penulis di beberapa sekolah

terkait proses dan asesmen pembelajaran fisikanya.

Proses pembelajaran fisika di sekolah masih didominasi oleh metode ceramah. Proses

pembelajaran seperti ini masih bersifat teacher centered. Padahal proses

pembelajaran yang mampu untuk menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan

berpikir kritis pada siswa adalah proses pembelajaran yang memberikan kesempatan

kepada siswa untuk membangun dan mengkonstruksi pengetahuan dan

pemahamannya sendiri terhadap produk keilmuan fisika. Artinya pembelajaran harus

bersifat student centered. Implikasinya produk keilmuan fisika ini akan dipahami

secara lebih mendalam hakikatnya oleh siswa, tidak menjadikannya sebagai

kebenaran final tetapi selalu berusaha untuk membuktikan kevalidannya dengan

bukti yang logis dan kuat.

Beberapa model pembelajaran yang bersifat student centered yang berpengaruh

terhadap peningkatan keterampilan berikir kritis siswa antara lain :

1. Pembelajaran berbasis inkuiri (Azizmalayeri et.al, 2012; Greenwald, R & Ian

J. Quitadamo, 2014)

2. Pembelajaran berbasis pemecahan masalah (Fauziyah, 2013; Masek & Yamin,

2012).

3. Pembelajaran kooperatif (Nezami.et.al, 2013; Alfianti.dkk, 2013).

4. Model pembelajaran kontekstual (Sugiarti & Bija, 2012; Manao, 2013)

5. Model pembelajaran siklus (Yuliati, 2013)

6. Model pembelajaran konflik kognitif (Sutisna, 2013)

7. Model pembelajaran berbasis proyek (Sastrika dkk, 2013)

8. Model pembelajaran discovery (Pratiwi, 2014).

Sistem asesmen/penilaian pembelajaran fisika di sekolah, kebanyakan mengunakan

tes tertulis yang berbasis penguasaan konsep. Nuryani (2008) juga menyatakan hal

yang sama bahwa titik berat hasil belajar masih terfokus pada penguasaan konsepnya,

maka selama ini instrumen yang dikembangkan pun senantiasa terkait dengan

pengukuran pencapaian konsep.

Guru fisika jarang menerapkan asesmen yang mengukur atau mendiagnosis

keterampilan berpikir kritis siswa dengan alasan dalam Ujian Nasional pun

keterampilan berpikir kritis tidak menjadi fokus utama. Sehingga siswa pun jarang

dibiasakan dan dilatih untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritisnya melalui

asesmen pembelajaran.

Lambertus (2009) menyatakan bahwa melatih keterampilan berpikir kritis dapat

dilakukan dengan pemberian soal-soal tidak rutin atau tugas-tugas yang berhubungan

dengan dunia nyata dan terkait dengan kehidupan sehari-hari, asalkan penyajiannya

disesuaikan dengan perkembangan kognitif anak.

Page 6: Profil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sekolah …portal.phys.unpad.ac.id/senfa2015/proseding/FP-14_Desti_Ritdamaya.… · Profil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Menengah

Profil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Menengah Atas dalam Materi Suhu … FP- 128

4. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa rendah

yaitu 25,7 % siswa mampu dalam indikator klarifikasi dasar, 33,6 % siswa mampu

dalam indikator dasar mengambil keputusan atau dukungan, 12,4 % siswa mampu

dalam indikator inferensi, 11,4 % siswa mampu dalam indikator klarifikasi lanjut dan

7,14 % siswa mampu dalam indikator strategi dan taktik. Diperlukan suatu proses dan

asesmen pembelajaran yang tepat untuk melatih, mengembangkan dan meningkatkan

aspek keterampilan berpikir kritis siswa tersebut.

Saran

Untuk melatih, mengembangkan dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis

siswa dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Proses pembelajaran fisika di sekolah harus student centered sehingga siswa

diberikan kesempatan untuk membangun dan mengkonstruksi pengetahuan

dan pemahamannya sendiri terhadap produk keilmuan fisika.

2. Sistem asesmen dalam pembelajaran fisika mengukur aspek keterampilan

berpikir kritis dengan pemberian soal-soal tidak rutin atau tugas-tugas yang

berhubungan dengan dunia nyata dan terkait dengan kehidupan sehari-hari

Daftar Pustaka

1. Alfianti, dkk. (2013). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Model Reciprocal

Teaching Dengan Teknik Example Non Example Terhadap Berpikir Kritis Dan

Hasil Belajar Siswa (Siswa Kelas XI Man 2 Jember). Pancaran, Vol. 2, No. 3,

hal 187-200, Agustus 2013.

2. Arikunto, Suharsimi. ( 2001). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara:

Jakarta.

3. Azismalayeri, K.et.al. (2012). The Impact of Guided Inquiry Methods of

Teaching on The Critical Thinking of High School Students. Journal of

Education And Practice. Vol 3, No 10, 2012

4. Baylon, E.M. (2014). Effects of Classroom Assessment on the Critical Thinking

and Academic Performance of Students. Asia Pacific Journal of

Multidisciplinary Research. Vol.2,No.1.February 2014.

5. Council of Chief State School Officers and The Public Consulting Group. (n.d.).

Bloom’s critical thinking cue questions. Handout dipresentasikan pada The

Curriculum Institute annual conference. Diakses pada maret 2015. Tersedia :

http://www.curriculuminstitute.org/conferencearchives/handouts/CCSSO%20Qu

e%20Questions.pdf 6. Ennis, R.H.(1985). Logical Basis for Measuring Critical Thinkin g Skills.

Educational Leadership,43(2), 44-48. Diakses Februari 2015. Tersedia :

http://www.ascd.org/ASCD/pdf/journals/ed_lead/el_198510_ennis.pdf

Page 7: Profil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sekolah …portal.phys.unpad.ac.id/senfa2015/proseding/FP-14_Desti_Ritdamaya.… · Profil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Menengah

FP- 129

Desti Ritdamaya dkk

7. Ennis, R.H.(1993). Critical Thinking Asessement. Theory Into Practice. Volume

32, Number 3, Summer 1993.

8. Facione, P.A. (1992). Critical Thinking What It Is and Why It Counts. Insight

Assessment. Diakses Februari 2015. Tersedia : www.student.uwa.edu.au 9. Fauziya, S. (2013). The Effectiveness of PBL Online on Physics Student’s

Creativity and Critical Thinking : A Case Study at Universiti Malaysia Sabah.

International Journal of Education and Research. Vol I. No.3.March 2013.

10. Greenwald, R & Ian J. Quitadamo. (2014). A Mind of Their Own: Using

Inquiry-based Teaching to Build Critical Thinking Skills and Intellectual

Engagement in an Undergraduate Neuroanatomy Course. The Journal of

Undergraduate Neuroscience Education (JUNE), Spring 2014, 12(2):A100-

A106

11. Lambertus. (2009). Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Dalam

Pembelajaran Matematika di SD. Forum Kependidikan. Volume 28, Nomor 2,

Maret 2009.

12. Lunenburg, F.C.(2011). Critical Thinking and Constructivism Technique for

Improving Students Achievements. National Forum of Teacher Educational

Journal. Volume 21, Number 3, 2011.

13. Manao, H. (2013). Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching And

Learning (CTL) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Kemampuan

Berpikir Kritis Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama. Tesis Magister

UNIMED. Diakses Maret 2015. Tersedia : http://digilib.unimed.ac.id

14. Masek & Yamin. (2012). The Impact of Instructional Methods on Critical

Thinking:A Comparison of Problem-Based Learning and Conventional

Approach in Engineering Education. International Scholarly Research Network.

Volume 2012, Article ID 759241, 6 pages.

15. Nezami.et.al. (2013). The Effect of Cooperative Learning On the Critical

Thinking of High School Students. TJEAS Journal.-2013-3-19/2508-2514.

16. Pratiwi, F.A. (2014). Pengaruh Penggunaan Model Discovery Learning Dengan

Pendekatan Saintifik Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA. Artikel

Pendidikan. Diakses maret 2015. Tersedia : http://jurnal.untan.ac.id

17. Rustaman, Nuryani. (2008). Habits of Mind in Learning Science and Its

Assessment. Makalah Pendidikan. Diakses Februari 2015. Tersedia :

http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/195012311979032. 18. Sastrika, dkk. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap

Pemahaman Konsep Kimia Dan Keterampilan Berpikir Kritis. e-Journal

Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha.Volume 3 Tahun 2013.

19. Sugiarti & Bija, S. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual Terhadap

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IA SMA Negeri 3 Watansoppeng.

Jurnal Chemica.Vo/. 13 Nomor 1 Juni 2012, 77 – 83

20. Sutisna, A. (2013). Pengembangan Model Pembelajaran Konflik Kognitif Untuk

Memfasilitasi Perubahan Konseptual Dan Peningkatan Keterampilan Berpikir

Page 8: Profil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sekolah …portal.phys.unpad.ac.id/senfa2015/proseding/FP-14_Desti_Ritdamaya.… · Profil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Menengah

Profil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Menengah Atas dalam Materi Suhu … FP- 130

Kritis Siswa Pada Materi Termokimia. Tesis Magister Pada Sps Upi. Tidak

Diterbitkan.

21. Yuliati. (2013). Pengaruh Model Siklus Belajar (Learning Cycle) 5E Terhadap

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa : Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas

X Akuntansi SMK Pasundan 1 Kota Bandung Dalam Kompetensi Dasar

Membukukan Jurnal Penyesuaian Perusahaan Dagang Tahun Ajaran 2012/2013.

Skripsi pada S1 UPI. Diakses Maret 2015. Tersedia : http://repository.upi.edu