profil kesehatan kabupaten luwu tahun 2014 · 2013 mengalami peningkatan sebesar 2.01 persen dengan...

143
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LUWU TAHUN 2014

Upload: others

Post on 17-Jan-2020

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN LUWU

TAHUN 2014

1

BAB I PENDAHULUAN

Sejak diberlakukannya desentralisasi beberapa peraturan perundang-undangan bidang kesehatan telah dan terus disusun. Peraturan perundangan kesehatan tersebut antara lain : (a) keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 574/Menkes/SK/IV/2000 tentang Kebijakan pembangunan Kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010, (b) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1202/Menkes/SK//VII/2003 tentang Indikator Indonesia sehat 2010 dan pedoman Penetapan Indikator Provinsi sehat dan Kabupaten Sehat, (c) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan tersebut diperlukan indicator, antara lain indikator Indonesia Sehat dan Indikator Kinerja dari Standar pelayanan minimal Bidang Kesehatan. Indikator Indonesia Sehat yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan tersebut diatas dapat digolongkan ke dalam: (1) Indikator Derajat Kesehatan sebagai Hasil Akhir, yang terdiri atas indikator-indikator untuk Moralitas, Morbiditas dan status Gizi; (2) Indikator Hasil Antara, yang terdiri atas indicator-indikator untuk keadaan Lingkungan, Perilaku Hidup, Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan, Sumber Daya Kesehatan, Manajemen Kesehatan, dan Kontribusi Sektor Terkait. Sedangkan Indikator Kinerja standar Pelayanan Minimal Kesehatan di Kabupaten/Kota terdiri atas 38 indikator kinerja dari 26 jenis pelayanan bidang kesehatan yang diselenggarakan oleh kabupaten/kota, serta indicator kinerja lainnya yang pelayanannya ada pada kebupaten/kota tertentu. Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan hasil pemantauan terhadap pencapaian Kabupaten/Kota Sehat dan hasil kinerja dari penyelenggaraan pelayanan minimal adalah Profil Kesehatan Kabupaten yang dari tahun ke tahun mengalami penyempurnaan baik jumlah table maupun jenis tabelnya. Profil Kesehatan Kebupaten Luwu adalah gambaran situasi kesehatan di Kabupaten Luwu yang diterbitkan setahun sekali. Dalam setiap penebitan Profil Kesehatan Kabupaten Luwu, selalu dilakukan berbagai upaya perbaikan, baik dari segi materi, analisis maupun bentuk tampilan fisiknya, sesuai masukan dari para pengelola program dilingkup Dinas Kesehatan Kabupaten, Kecamatan dan pemakai pada umumnya.

Sejak terbitan data tahun 2001 yang lalu, dilakukan perubahan dimana tabel yang tercantum dalam judul Profil Kesehatan Luwu terdiri dari dua jenis yakni tabel Indikator Indonesia Sehat dan Standar Pelayanan Minimal. Dan Tahun 2008 tabel berjumlah 86 tabel, dan Tahun 2009 profil tersebut disederhanakan menjadi satu jenis saja dengan jumlah 63 tabel, sedangkan tahun 2010 berjumlah 74 tabel disesuaikan dengan isi data dalam Profil Kesehatan yang urgen untuk kepentingan perencanaan dan tahun 2014 menjadi 82 Tabel.

Dengan demikian jelas bahwa tujuan diterbitkannya Profil Kesehatan

Kabupaten Luwu 2014 ini adalah dalam rangka menyediakan sarana untuk mengevaluasi pencapaian Pembangunan Kesehatan tahun 2014 dengan mengacu kepada Visi Indonesia Sehat 2014. Oleh karena itu, gamabaran yang disajikan dalam

2

Profil Kesehatan Kabupaten 2014 ini disusun secara sistematis mengikuti pengertian dari Visi Indonesia Sehat 2014. Jelasnya sistematika penyajian Profil Kesehatan Kabupaten Luwu ini adalah dalam bentuk narasi, tabel dan gambar.

Profil Kesehatan Kabupaten Luwu 2014 ini terdiri dari 6 (enam) bab, yaitu :

Bab I : Pendahuluan Bab ini menyajikan tentang maksud dan tujuan diterbitkannya Profil Kesehatan Kabupaten Luwu ini dan sistematika dari penyajiannya. Bab II : Gambaran Umum Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Luwu. Selain uraian tentang letak geografis, administrative dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lain. Misalnya faktor-faktor kependudukan, kondisi ekonomi, perkembangan pendidikan dan lain-lain. Bab III: Situasi Derajat Kesehatan Bab ini berisi uraian tentang indikator keberhasilan pembangunan kesehatan sampai dengan tahun 2014 yang mencakup Umur Harapan Hidup, Angka kematian, Angka Kesakitan dan Keadaan status Gizi. Bab IV : Situasi Upaya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang upaya-upaya kesehatan yang telah dilaksanakan oleh bidang kesehatan selama tahun 2014 yang menggambarkan tingkat pencapaian program pembangunan kesehatan. Gambaran tentang upaya kesehatan meliputi cakupan pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan, perbaiakan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan. Bab V : Situasi Sumber Daya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang sumber Daya yang diperlukan dalam penyelenggarakan upaya kesehatan, khususnya untuk tahun 2014. Gambarkan tentang keadaan sumber daya mencakup tentang keadaan sarana kesehatan, tenaga kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan. Bab VI : Penutup

3

BAB II GAMBARAN UMUM

Kabupaten Luwu yang beribukota di Belopa terletak antara 2o34’ - 2o30o Lintang Selatan dan 120o21’ - 12o-121o . 43’, 11o Bujur Timur yang terbagi dalam dua wilayah yakni wilayah kab. Luwu bagian selatan dan wilayah yang terletak disebelah utara dan kota palopo, sebelah Timur berbatasan Teluk Bone, sebelah selatan kab. Wajo, sebelah barat dengan kabupaten Tana Toraja dan Kab. Enrekang luas wilayah 3000,25 km2 yang secara administrasi pemerintahan terbagi dalam 21 wilayah Kecamatan, 227 desa/kelurahan Data terinci pada lampiran Tabel 1. Secara geografis wilayah kabupaten Luwu bagian timur terbentang pantai yang panjang ± 100 km sarat dengan potensi usaha perikanan/pertambakan; di sebelah barat terbentang pegunungan yang berpotensi untuk pengembangan agrowisata dan beberapa jenis bahan tambang yang terkandung di dalamnya. Dari 21 wilayah kecamatan di Kabupaten Luwu, ada dua kecamatan yang sangat terpencil yakni Kec. Latimojong dan Bastem, sebagian wilayah Kec. Walenrang Barat, Lamasi Timur, Bajo Barat, Suli Barat, Kec.Larompong dan Larompong selatan. Wilayah tersebut nyaris tidak dapat dijangkau saat musim-musim tertentu (musim penghujan).Disamping itu beberapa desa diantaranya rawan banjir dan longsor. A. KEADAAN PENDUDUK Masalah utama kependudukan di kabupaten Luwu pada dasarnya meliputi tiga hal pokok yaitu : jumlah penduduk yang besar, komposisi penduduk yang kurang menguntungkan dimana proposi penduduk berusia muda masih relatife tinggi, dan persebaran penduduk yang kurang merata. 1. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Penduduk Kabupaten Luwu berdasarkan data BPS (Proyeksi penduduk) tahun 2002 berjumlah 317.528 jiwa sebagai awal terjadinya pemekaran Kabupaten Luwu dan Palopo tahun 2001. Jumlah ini terus mengalami perubahan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun akibat terjadinya perpindahan penduduk yang masuk dan keluar, akibatnya pendapatan jumlah penduduk secara akurat mengalami kendala. Terlihat dari naik turunnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun secara tidak rasional, tahun 2007 berdasarkan data BPS kab. (Luwu Dalam angka) 320.205 jiwa dengan laju pertumbuhan 1.99% dan tahun 2008 jumlah penduduk 324.787, tahun 2009 jumlah penduduk, dan pada tahun 2014 jumlah penduduk Kab. Luwu 352.382 jiwa tersebar di 21 kecamatan, dengan jumlah penduduk terbesar yakni 21.982 jiwa berada di Kec. Bua Dan wlenrang sebagai daerah industri kayu tripleks yang cukup banyak menyerap tenaga kerja dan merupakan daerah pemukiman transmigrasi local.Kecamatan Belopa sebagai ibukota Kabupaten dan pusat pemerintahan di Kab.Luwu dengan jumlah penduduk 15.086, jiwa yang terendah Kec.Latimojong dengan jumlah penduduk 5.558 jiwa.Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk di Kab.Luwu dimungkinkan karena terjadinya arus urbanisasi dari daerah lainnya dari luar Kab.Luwu terutama untuk membuka lahan pertanian dan perkebunan.Juga pada masa menjelang musim-musim panen arus perpindahan ini terjadi baik dari luar kabupaten Luwu maupun antar desa/kecamatan dalam wilayah Kab.Luwu.

4

Secara keseluruhan,jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak dari penduduk yang berjenis kelamin laki-laki,hal ini tercermin dari angka rasio jenis kelamin yang lebih kecil dari 100 (99,5). Hal ini dimungkinkan karena penduduk laki-laki lebih banyak merantau dan melanjutkan pendidikan di luar kabupaten. Data terinci pada lampiran Tabel 2. Laju pertumbuhan penduduk di Provinsi Sulawesi Selatan pada periode 2009-2013 mengalami peningkatan sebesar 2.01 persen dengan jumlah penduduk pada tahun sebelumnya sebesar 8.342.Juta jiwa.

TABEL 1 JUMLAH DAN LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK

DI KABUPATEN LUWU, TAHUN 2009-2014 Tahun Jumlah Penduduk % Laju Pertumbuhan

Penduduk per Tahun 2014 347.096

1.53 % 2013 343.793 2012 338.609 2011 335.828 2010 332.482 2009 328.180

Sumber : BPS,Kab.Luwu 2014 2. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur Komposisi penduduk menurut kelompok umur dapat menggambarkan tinggi/rendahnya tingkat kelahiran. Selain itu komposisi penduduk juga mencerminkan angka beban tanggungan yaitu perbandingan antara jumlah penduduk produktif (umur 15-64 tahun) dengan umur tidak produktif (umur 0-14 tahun dan umur 65 tahun keatas). Penduduk Kabupaten Luwu yang berusia 0-14 tahun pada tahun 2009 sebesar 39,89%. Lima tahun kemudian naik menjadi 46,07%. Meningkatnya proporsi penduduk usia muda tersebut merupakan indikator tingkat kelahiran yang cukup berarti dan memperlihatkan peningkatan dari tahun ke tahun secara signifikan. Hal ini berarti pula bahwa tidak ada pergeseran dari struktur umur yang mengarah ke penduduk “tua” sekalipun struktur umur penduduk yang berusia ≥ 65 tahun juga memperlihatkan peningkatan. Meskipun demikian, proporsi tersebut sangat jauh berada diatas rata-rata nasional sebesar 29,83%. 3. Persebaran dan Kepadatan Penduduk Penduduk Kabupaten Luwu pada tahun 2014 tercatat sekitar 347.096 jiwa tersebar di 21 kecamatan namun persebaran tersebut tidak merata. Kecamatan yang sangat menonjol jumlah penduduknya adalah Kecamatan Bua yaitu sekitar 8,14% dari jumlah penduduk Kabupaten Luwu padahal luas wilayah nyahanya meliputi 6,8% dari luas Kabupaten (3000.25 km²). Persentase penduduk menurut kecamatan seperti pada Tabel 2.

5

B. KEADAAN EKONOMI Pertumbuhan ekonomi kabupaten luwu pada kurun waktu 2010-1013 berturut-turut sebesar 6,95 persen, 7,49 persen dan 7,78 persen. Pada 2012 pertumbuhan ekonomi kabupaten Luwu 7,78 persen, yaitu dari angka PDRB Sebesar 1.954.090,35 (Juta Rupiah) pada tahun 2012 menjadi 2.106.123,83 (Juta Rupiah) tahun 2013. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu pencerminan kemajuan ekonomi suatu daerah, yang didefinisikan sebagai keseluruhan nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dalam waktu satu tahun diwilayah tersebut. Total PDRB Kabupaten Luwu pada Tahun 2014 atas dasar berlakunya mencapai nilai sebesar 5.784.726,16 (Juta Jiwa), PDRB Kabupaten Luwu terhadap PDRB Sulawesi Selatan pada tahun yang sama mempunyai kontribusi yang relative besar. Pertumbuhan Ekonomi dapat dilihat dari besarnya nilai PDRB yang berhasil diciptakan pada tahun tertentu dibandingkan dengan nilai PDRB atas dasar harga konstan . Penggunaan nilai atas dasar harga konstan ini dikarenakan telah dikeluarkannya pengaruh perubahan harga, sehingga perubahan yang diukur merupakan pertumbuhan ekonomi. C. TINGKAT PENDIDIKAN Uraian tentang keadaan pendidkan berikut ini sebagian besar juga diambil dari buku sul-sel Dalam Angka 2005 dan Luwu dalam Angka 2014 terbitan Badan Pusat Statistik Kabupaten Luwu. 1. Kemampuan Baca Tulis Kemampuan membaca dan menulis atau baca tulis merupakan keterampilan minimum yang dibutuhkan oleh penduduk untuk mencapai kesejahteraannya. Kemampuan baca tulis tercermin dari angka melek huruf penduduk usia 10 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya. Yang dimaksud huruf lainnya misalnya huruf Arab, Bugis, Makassar, Jawa, Cina dan sebagainya. Secara Nasional persentase penduduk yang dapat membaca huruf latin sebanyak 90,07%. Sedangkan mereka yang dapat membaca huruf lainnya sebanyak 0,87% dan buta huruf sebanyak 9,07%. Di perdesaan, penduduk yang buta huruf lebih banyak dibanding di perkotaan (12,16% berbanding 4,91%). Persentase penduduk yang buta huruf pada perempuan, yaitu sebesar 12,28% lebih tinggi dibanding pada laki-laki yang hanya sebesar 5,84%. Provinsi dengan persentase penduduk dengan angka buta huruf lebih tertinggi adalah papua yaitu sebesar 23,39%, menyusul NTB (21,31%) dan jawa timur (15,03%), sedangkan yang terendah adalah provinsi Sulawesi Utara (0,99%), menyusul DKI Jakarta (1,47%) dan Maluku (2,56%). Untuk di Sulawesi Selatan, menurut hasil BPS 2014 menunjukkan bahwa angka melek huruf (AMH) penduduk usia 10 tahun keatas Mengalami peningkatan dari tahun ke tahun 2010 sekitar 86,39 di 2011 sekitar 88.07 % dan di Tahun 2012

6

sekitar 88,73 % Angka tersebut mengalami peningkatan dibanding tahun-tahun sebelumnya.

TABEL II ANGKA MELEK HURUF PENDUDUK USIA 10 TAHUN KE ATAS

DAN JENIS KELAMIN DI KAB.LUWU TAHUN 2008-2014

Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Laki-Laki + Perempuan 1 2 3 4

2014 91,97% 90,83% 91,36% 2013 93,17% 89,02% 91,04% 2012 64,32 % 64,58 % 64,45 % 2011 58,45 % 58,76 % 58,61 % 2010 55,2 % 52,3 % 53,8 % 2009 87.5 % 68.8 % 88,27 % 2008 84,9 % 31,5 % 93,5%

Sumber:Profil puskesmas kab. Luwu thn 2008-2012 Berdasarkan jenis kelamin, selisih angka melek huruf laki-laki dan perempuan masih cukup tinggi. Perbedaan angka melek huruf menurut jenis kelamin mengalami penurunan dari tahun ke tahun dan pada tahun 2001 selisihnya turun menjadi sekitar 5,74 poin dari angka melek huruf laki-laki sekitar 86,55 dan perempuan sekitar 80,81. kemudian pada tahun 2002 selisih angka melek huruf laki-laki dan angka melek huruf perempuan turun lagi menjadi 4,96 poin. Keadaan tersebut, dapat dijadikan sebagai indikasi bahwa semakin meningkat kesadaran akan pentingnya pendidikan tanpa melihat status jenis kelamin, meskipun disadari pula bahwa di beberapa masyarakat masih ada yang memprioritaskan anak laki-laki untuk disekolahkan dari pada anak perempuannya. Di kabupaten Luwu, angka melek huruf tahun 2008 laki-laki 84,9 %, perempuan 31,5 %. Tahun 2009 angka ini tidak mengalami perubahan secara bermakna. Tahun 2013 laki-laki yang melek huruf meningkat menjadi 93,17%, perempuan 89,02%. Tahun 2014 Secara total angka melek huruf di kab luwu mencapai 91,04%. Terjadinya perubahan pada tahun 2006-2007 dimungkinkan karena adanya krisis ekonomi sehingga prioritas pendidikan lebih kepada anak laki-laki dibanding perempuan. Namun demikian dapat dilihat bahwa kesadaran dan kemauan masyarakat dalam hal pendidikan cukup baik bahkan berimbang antara laki-laki dan perempuan. 2. Partisipasi Pendidikan Pada tahun 2013 persentase penduduk berusia 10 tahun ke atas yang tidak/belum pernah bersekolah sebesar 29, 67%. Secara nasional, pada tahun 2003 penduduk usia 10 tahun keatas yang masih bersekolah sebesar 19,09% yang meliputi 7,92% bersekolah di SD/MI, 5,97% di SLTP/MTs, 3,79% di SMU/SMK/MA dan 1,41% di Akademi/Universitas. Secara nasional penduduk berumur 10 tahun ke atas yang tidak/belum pernah sekolah sebagian besar tinggal di perdesaan (11,32%), dan hanya sedikit yang tinggal di perkotaan (4,07%). Menurut jenis kelamin, tidak terlihat perbedaan antara penduduk perempuan yang tidak/belum pernah sekolah dengan penduduk laki-laki yakni 29,7% dan 29,63%.

7

Di Sulawesi Selatan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Di Tahun 2010-2013 Persentase Berturut-turut mengalami peningkatan dari 82,83% , 84,04%, 87,69% dan 89,55% dari APS di atas antara Tahun 2011 sd 2012 mengalami peningkatan yg cukup signifikan sebesar 3,65%. Dibanding dengan tahun sebelumnya. Di Kabupaten Luwu persentase penduduk berusia 10 tahun ke atas yang tidak/belum pernah bersekolah tahun 2014 sebesar 18,96%. Sedangkan penduduk berusia 10 tahun keatas yang masih bersekolah sebesar 91,38% meliputi SD/MI 28,24%, SLTP/MTs 20,71%, SLTA/MA 18,61%, AK/DIPLOMA 1,48% dan UNIVERSITAS 4,31%. Apabila angka partisipasi sekolah (APS) dilihat menurut jenis kelamin, terlihat bahwa Laki-laki lebih besar dibanding Perempuan. APS perempuan 90,83% sedangkan laki-laki hanya 48,87%. Secara umum Angka Partisipasi Sekolah (APS) antara perempuan dengan laki-laki terlihat seimbang tidak memperlihatkan perbedaan yang bermakna pada setiap kelompok umur/jenjang pendidikan. Ini berarti animo masyarakat dalam bidang pendidikan amat besar dan tidak menitik beratkan pada jenis kelamin tertentu. APS anak laki-laki pada kelompok umur 7-12 tahun 23,04%, perempuan 23,09%. Pada kelompok umur 13-15 tahun APS laki-laki 20,95%, perempuan 19,37% dan kelompok umur 16-18 tahun APS laki-laki 25,61% sedang perempuan 26,67%. 3. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki penduduk merupakan indicator pokok kualitas pendidikan formal. Semakin tinggi ijazah/STTB yang dimiliki oleh rata-rata penduduk suatu Negara mencerminkan semakin tingginya taraf intelektualitas bangsa dai Negara tersebut. Di Indonesia pada tahun 2013, persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas yang tidak/belum memiliki ijazah/STTB sebanyak 19,34%. Sedangkan yang sudah memiliki ijazah terdiri dari tamat SD/MI sebanyak 28,20%, tamat SLTP/MTs sebanyak 20,91% tamat SMU/SMK sebanyak 24,77% dan tamat Diploma I sampai dengan Universitas sebesar 6,78%. Di sulawesi selatan pada tahun 2013 persentase penduduk yang 15 Tahun ke atas yg melek huruf menurut provensi sebesar 90,36%. Secara Nasional persentase 2013 sebesar 94,14% lebih tinggi dibanding dengan kondisi tahun 2012 yang sebesar 93,25%. Persentase yang melek huruf tertinggi di DKI Jakarta dan tersendah di Provinsi Papua . Apabila dibandingkan antara daerah perkotaan dan pedesaan dan persentase penduduk yang melek huruf relative lebih tinggi di daerah perkotaan. Di Kabupaten Luwu kurun waktu 2010 sampai 2014, memberi gambaran kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan. Persentase penduduk yang menamatkan pendidikannya dari perguruan tinggi (AK/Diploma/Universitas) meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2010 sebesar 4,47%, tahun 2011 (4,09%), tahun 2012 (5.50%) tahun 2013 (3,64%) dan tahun 2014 (17,81%) terjadi peningkatan sekitar 14,17%, hal ini menandakan tingkat pendidikan semakin membaik yang tentunya mencerminkan taraf intelektual yang semakin baik pula.

8

TABEL III PERSENTASE PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MENURUT JENJANG

PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DI KAB. LUWU TAHUN 2010 – 2014

Tingkat Pendidikan 2010 2011 2012 2013 2014

1 4 5 6 7 Tidak/ belum

pernah sekolah 7,12 % 39,3 % 3,70 % 7,68 %

Tidak tamat SD 18,7 % 5,37 % 4,45 % 24,19 % 18,96 % SD 29,29 % 8,68 % 7,48 % 28,85 % 28,24 %

SMTP 18,20 % 7,21 % 6,91 % 18,97 % 20,71 % SMTA/D2 21,54 % 7,90 % 9,07 % 14,46 % 19,24 %

Akademi/D3 1,07 % 2,57 % 3,62 % 0,69 % 1,48 % Universitas 3,40 % 1,52 % 1,88 % 2,95 % 4,31 %

Sumber: BPS Kab. Luwu

D. KEADAAN LINGKUNGAN Kondisi Lingkungan yang kurang baik mempengaruhi tingkat / derajat kesehatan, dan merupakan pendukung utama munculnya penyaklit menular serta menurunkan martabat suatu masyarakat. Kondisi lingkungan dipengaruhi baik jumlah/kepadatan penduduk juga dipengaruhi oleh perilaku/kebiasaan. Salah satu sasaran dari lingkungan sehat adalah tercapainya permukiman dan lingkungan perumahan yang memenuhi syarat kesehatan di perdesaan dan perkotaan, termasuk penanganan daerah kumuh, serta terpenuhinya persyaratan kesehatan di tempat-tempat umum, termasuk sarana dan cara pengelolaannya. Indikator-indikator tersebut adalah persentase rumah sehat, dan persentase tempat-tempat umum sehat, juga persentase penduduk dengan akses air minum, serta persentase sarana jamban keluarga dan tempat penampungan limbah pada rumah tangga. 1. Rumah Sehat Penilaian rumah sehat diukur dengan sarana kesehatan lingkungan yang dimiliki seperti jamban, tempat sampah, pengelolaan air limbah dan persediaan air bersih. Berdasarkan laporan Subdin P2&PL Dinkes Kab. Luwu tahun 2005 diperoleh data persentase rumah sehat sebesar 61,34%. Sedangkan untuk tahun 2006, persentase rumah sehat menurun menjadi 54,91%, pada tahun 2007 peningkatannya menjadi 8,99%. Tahun 2008 pencapaiannya menurun 56,73%.Dibandingkan tahun sebelumnya, tahun 2009 mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu mencapai 19,62% menjadi 76,35%, Tahun 2010 mengalami penurunan pencapaiannya yaitu 66,41 %, Tahun 2011 67,1%, Tahun 2012 Mengalami Penurunan mencapai 51,2%, tahun 2013 Mengalami Penurunan lagi sampai 47,93% . Tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 65,51 % Dengan demikian upaya-upaya yang telah dilakukan mulai mengalami peningkatan untuk tercapainya rumah sehat yang ada di Kab.Luwu.

9

2. Tempat-Tempat Umum dan Tempat Pengelolaan Makanan (TUPM) Rata-rata pencapaian tempat-tempat umum yang sehat di Kab.Luwu sejak tahun 2007 terjadi peningkatan 3,29% menjadi 66,56% dan menurun lagi menjadi 50,30% tahun 2008. Tahun 2011 meningkat menjadi 51,72%.Pada tahun 2012 seperti tahun sebelumnya mengalami peningkatan yaitu 52,40%, Tahun 2013 Meningkat Signifikan Menjadi 96,3%. Tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 57,11% Jenis TUPM yang ada di Kab. Luwu yang terbanyak adalah TUPM lainnya sarana Pendidikan, Sarana Kesehatan dan Hotel. Berdasarkan data/cakupan yang di capai nampak bahwa pencapaian ini dipengaruhi pro-aktif petugas dalam melaksanakan inspeksi/pembinaan ke sarana-sarana dan penyuluhan kepada pengelola TUPM. Dengan demikian kinerja petugas di lapangan khususnya sanitarian lebih ditingkatkan lagi guna tercapinya TUPM sehat. Bila dibandingkan rata-rata pencapaian TUPM sehat dikabupaten, dari 21 pencapaian tertinggi Kec. Belopa Utara (96,15%) dan terendah Kec. Larsel 28,57%. Selain itu terdapat satu Kecamatan yang tidak melaporkan jumlah TUPM yang sehat yakni Kec. Suli Barat, Latimojong, Ponrang Selatan, Bastem dan Walenrang Barat. 3. Akses Terhadap Air Minum Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi rumah tangga dalam kehidupan sehari-hari. Ketersediaan dalam jumlah yang cukup terutama untuk keperluan minum dan masak merupakan tujuan dari program penyediaan air bersih yang terus menerus diupayakan pemerintah. Oleh karena itu, salah satu indikator penting untuk mengukur derajat kesalahan adalah ketersediaan sumber air minum rumah tangga. Sumber air minum yang digunakan rumah tangga dibedakan menurut air kemasan, ledeng, pompa, sumur terlindung, sumur tidak terlindung, mata air terlindung, mata air tidak terlindung, air sungai, air hujan dan lainnya. Di Kab. Luwu berdasarkan data dari P2PL, persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap air ledeng 6,31% (thn 2005) ; 3,01% (thn 2006); 5,21%(thn 2007) tahun 2010 mencapai 4,57%, tahun 2011 menurun menjadi 7,07%. Sedangkan tahun 2012 meningkat mencapai 4,03%, Tahun 2013 Meningkat Menjadi 21,51%. Dan di 2014 meningkat lagi menjadi 81.70% . Dari semua jenis sarana sumber air di Kab.Luwu, terlihat bahwa sebagian besar masyarakat menggunakan sumur gali sebagai sumber air bersih (±80%). Dengan demikian perlu diperhatikan kondisi sumur gali yang digunakan, mencakup konstruksi dan penempatannya harus memenuhi syarat-syarat kesehatan terlebih terhadap sumber pencemaran agar tetap terlindungi dan aman bagi masyarakat yang menggunakannya. 4. Sarana Pembuangan Air Besar dan Tempat Penampungan Akhir

Kotoran/Tinja pada Rumah Tangga Fasilitas rumah tinggal yang lain yang berkaitan dengan kesehatan adalah ketersediaan jamban sendiri dengan tangki septik. Sehubungan dengan itu pemerintah khususnya pemerintah daerah telah melaksanakan program sanitasi lingkungan, diantaranya pengadaan jamban keluarga setiap tahunnya. Dengan harapan, kesadaran masyarakat Luwu terhadap sanitasi lingkungan tersebut semakin meningkat terutama

10

jumlah rumah tangga yang menggunakan tangki septik sebagai penampungan akhir walaupun masih relatif kecil. Disamping itu penyakit berbasis lingkungan yang masih mendominasi pola penyakit di Kabupaten Luwu dapat dieleminir diantaranya penyakit diare yang berpotensi menimbulkan wabah. Menurut hasil Susenas di Sulawesi Selatan tahun 2002, persentase rumah tangga yang menggunakan tangki sebagai penampungan akhir, tercatat sekitar 43,00%, dan sedikit mengalami penurunan pada tahun 2003 menjadi sekitar 42,86%. Di Kabupaten Luwu persentase rumah tangga yang mempunyai/menggunakan jamban yang sehat sejak thn 2009 sebanyak 69,80%. Tahun 2010 persentasenya mencapai 83,15%, tahun 2011 menurun menjadi 83,04% dan tahun 2012 meningkat menjadi 85,04%.. Cakupan tertinggi di Kec.Bua dan Bastem, terendah Kec. Walenrang. E. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT Komponen perilaku dan lingkungan sehat merupakan garapan utama promosi kesehatan. Promosi kesehatan adalah upaya untuk memampukan atau memberdayakan masyarakat agar dapat memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya (WHO). Pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan bukanlah pekerjaan yang mudah, karena menyangkut aspek perilaku yang erat kaitannya dengan sikap, kebiasaan, kemampuan, potensi dan faktor budaya pada umumnya. Selanjutnya perilaku kesehatan adalah hal-hal yang dilakukan oleh manusia yang disadari oleh pengetahuan, sikap dan kemampuan yang dapat berdampak positif atau negative terhadap kesehatan. Keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan digambarkan melalui indikator-indikator persentase rumah tangga ber perilaku hidup bersih dan sehat, persentase posyandu purnama dan mandiri. 1. Rumah Tangga ber-PHBS

Perilaku yang menunjang kesehatan adalah adanya rumah tangga yang

menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Berdasarkan hasil pengumpulan data yg bersumber dariPusat Promosi Kesehatan, Kemkes RI Pencapaiaan RT ber PHBS 2013 di Sukawesi Selatan sebesar 54,87% dari 1.131.725 RT yang di pantau dan RT yang ber PHBS sebesar 620.999 Rumah Tangga

Rumah Tangga ber-PHBS di Kabupaten Luwu Tahun 2014 mengalami

peningkatan sebesar 36,76%.Upaya ini dilakukan di 21 Kecamatan yang diambil secara cluster pada beberapa desa. Dan di tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 35,29 % . Bila dibandingkan dengan target pencapaian dari IIS 2010 (65%) maka pencapaian tahun 2014 belum mencapai target. Disamping itu indikator pengukuran PHBS belum mencakup semua aspek kesehatan yang mendasar dan masih diperlukan upaya-upaya yang optimal untuk meningkatkan cakupan tersebut. Data terinci pada lampiran tabel 58.

11

2. Posyandu Purnama dan Mandiri

Peran serta masyarakat dibidang kesehatan sangat besar. Wujud nyata bentuk keperansertaan masyarakat antara lain muncul dan berkembangnya upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM), misalnya Posyandu.

Sebagai indikator peran aktif masyarakat melalui pengembangan UKBM

digunakan persentase desa yang memiliki Posyandu. Posyandu merupakan wahana kesehatan bersumberdaya masyarakat yang memberikan layanan 5 kegiatan utama (KIA, KB, Gizi, Imunisasi dan P2 Diare) dilakukan dari, oleh untuk dan bersama masyarakat.

Di kabupaten Luwu, jumlah posyandu yang tercatat untuk tahun 2010

sebanyak 377 buah, tahun 2011 meningkat menjadi 388 , tahun 2012 jumlahnya 390 buah Sedangkan untuk Tahun 2013 sebanyak 363 buah mengalami penurunan dan di tahun 2014 meningkat lagi menjadi 414 Dengan demikian setiap desa di Kabupaten Luwu telah memiliki minimal satu buah posyandu. Oleh sebab itu, situasi ini tetap perlu mendapat perhatian bila ingin meningkatkan kualitas posyandu menuju posyandu purnama maupun mandiri.

Adapun jumlah posyandu purnama dan mandiri di kabupaten Luwu tahun

2010 baru mencapai 25,46%. Sedangkan untuk tahun 2011, jumlahnya menurun menjadi 15.98%, tetapi tahun 2012 terjadi peningkatan bermakna yaitu 23,08% demikian pula ditahun 2013 capaian ini terus meningkat menjadi 28,37%. Dan di tahun 2014 meningkat menjadi 47,34 % Melihat hal ini dimana target IIS 2010 (40%) maka tercapainya target IIS 2010 . Data terinci pada lampiran tabel 70.

12

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Untuk menggambarkan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Luwu, berikut ini disajikan situasi Mortalitas, Morbiditas dan Status Gizi Masyarakat: A. MORTALITAS (Angka Kematian)

Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Disamping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survei dan penelitian.

Peristiwa kematian pada dasarnya merupakan proses akumulasi akhir dari

berbagai penyebab kematian langsung maupun tidak langsung. Secara umum kejadian kematian pada manusia berhubungan erat dengan permasalahan kesehatan sebagai akibat dari gangguan penyakit atau akibat dari proses interaksi berbagai faktor baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama mengakibatkan kematian dalam masyarakat.

Salah satu alat untuk menilai keberhasilan program pembangunan kesehatan

yang telah dilaksanakan selama ini adalah dengan melihat perkembangan angka kematian dari tahun ke tahun. Besarnya tingkat kematian dan penyakit penyebab utama kematian yang terjadi pada periode terakhir dapat dilihat dari berbagai uraian berikut. 1. Angka Kematian Bayi (AKB)

Data kematian yang terdapat pada suatu komunitas dapat diperoleh melalui survey, karena sebagian besar kematian terjadi di rumah, sedangkan data kematian di fasilitas pelayanan kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan. Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia berasal dari berbagai sumber, yaitu sensus penduduk, surkesnas/susenas, dan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI).

Dalam beberapa tahun terakhir AKB telah banyak mengalami penurunan yang

cukup besar meskipun pada tahun 2001 meningkat kembali sebagai dampak dari berbagai krisis yang melanda Indonesia. Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia dari tahun 1995 sampai dengan tahun 1999 cenderung menurun yakni 55 kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1995 dan terus menurun hingga mencapai 46 kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1999, kemudian naik menjadi 47 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2000.

Menurut hasil Surkesnas/Susenas, AKB di Indonesia pada tahun 2002 sebesar

45 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB menurut hasil SDKI 2002-2003 terjadi penurunan yang cukup besar, yaitu menjadi 35 per 1.000 kelahiran hidup.

Di Sulawesi Selatan, selama 10 tahun angka kematian bayi menunjukkan

penurunan, yaitu dari 55 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1996, lalu turun menjadi 52 pada tahun 1998 kemudian pada tahun 2003 menjadi 48 (susenas 2003). Ini berarti rata-rata penurunan AKB selama kurun waktu 1998-2003 sekitar 4 poin.

13

Namun, menurut hasil Surkesnas/Susenas 2002-2003, AKB di Sulawesi Selatan sebesar 47 per 1.000 kelahiran hidup.

Di Kabupaten Luwu angka kematian bayi dari tahun 2010 AKB mencapai

5,13 dan Tahun 2011 menjadi 5,3 dan tahun 2012 meningkat menjadi 7,6 per 1000 dan di 2014 10,3 % per 1000 kelahiran hidup. Melihat gambaran AKB di Kabupaten Luwu ini dengan kondisi daerah dan persebaran penduduk yang tidak merata serta masih rendahnya akses masyarakat terhadap petugas dan sarana kesehatan, masih rendahnya cakupan sanitasi lingkungan bahkan penyakit-penyakit berbasis lingkungan dan penyakit infeksi masih mendominasi angka kejadian penyakit sehingga kejadian AKB terlaporkan belum mewakili keadaan yang sebenarnya.

Di samping itu banyak faktor yang mempengaruhi tingkat AKB tetapi tidak

mudah untuk menentukan faktor yang paling dominan dan faktor yang kurang dominant. Tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksebilitas dan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil, serta kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisional kenorma kehidupan moderen dalam bidang kesehatan merupakan faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingkat AKB. Menurunnya AKB dalam beberapa waktu terakhir memberi gambaran adanya peningkatan dalam kualitas hidup dan pelayanan kesehatan masyarakat.

2. Angka Kematian Balita (AKABA)

Angka Kematian Balita (0-4 tahun) adalah jumlah kematian anak umur 0-4 tahun per 1.000 anak. AKABA menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor lingkungan yang berpengaruhi terhadap kesehatan anak Balita seperti gizi, sanitasi, penyakit menular, dan kecelakaan yang di dukung faktor perilaku dan kebiasaan yang tidak memenuhi syarat kesehatan, indikator ini menggambarkan tingkat kesejahteraan sosial, dalam arti besar dan tingkat kemiskinan penduduk (tingkat ekonomi).

Angka Kematian Balita di Indonesia (menurut estimasi SUPAS 1995) dalam

beberapa tahun terakhir (kecuali tahun 2001) terlihat mengalami penurunan yang cukup bermakna. Pada tahun 1986 AKABA diperkirakan sebesar 111 per 1.000 kelahiran hidup, kemudian turun menjadi 81 pada tahun 1993 dan turun lagi menjadi 44,7 pada tahun 2000 sementara untuk Sulawesi Selatan, pada tahun yang sama berada dibawah rata-rata nasional yakni sebesar 42,16 per 1.000 kelahiran hidup. Namun, hasil SDKI 2002-2003 menunjukkan bahwa AKABA di Sulawesi Selatan mencapai 72 per 1.000 kelahiran hidup.

Sedangkan AKABA pada tahun 2001 menurut hasil SUSENAS 2001

diperkirakan sebesar 64 per 1.000 kelahiran hidup. Dari gambaran Estimasi SUPAS 1995 dan SUSENAS 2001 pada awalnya

dapat dikatakan sama, namun demikian hasil SUSENAS 2001 menunjukkan adanya peningkatan yang perlu mendapat perhatian bila dibandingkan dengan hasil estimasi SUPAS tahun 1995. Perbedaan ini dapat dimaklumi karena hasil estimasi yang didasarkan atas SUPAS 1995 tidak mempertimbangkan berbagai perubahan factor resiko yang terjadi di masyarakat dalam kurun waktu setelah SUPAS, sedangkan pada SUSENAS 2001 merupakan hasil yang dijumpai di lapangan pada saat survey

14

dilaksanakan selama tahun 2001 dengan berbagai perkembangan factor resiko yang terjadi di masyarakat, salah satunya sebagai akibat dari krisis ekonomi.

Di Kabupaten Luwu kejadian AKABA berdasarkan laporan puskesmas dan

pelaksan program Dinas Kesehatan Kab. Luwu sejak tahun 2010 berjumlah 10,65% per 1000 kelahiran hidup,kemudian menurun di tahun 2011 menjadi 7,0 % di 2012 kembali meningkat sebesar 13,2% dan di taun berikutnya berturut turut terus menurun di 2012 12 % dan 2014 menjadi 11 % per 1000 kelahiran. Gambaran ini menunjukkan konsistensi perbaikan kualitas pelayanan kesehatan karena dari Tahun 2010 sd 2014 terjadi penurunan secara bermakna dan hanya mengalami peningkatan satu kali di tahun 2011 sebesar 3,65 namun Peningkatan ini kemungkinan hanya karena kelemahan pencatatan dan pelaporan.

3. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)

Angka kematian Ibu (AKI) berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilkau hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutam untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu ibu melahirkan dan masa nifas. Untuk mengantisipasi masalah ini maka diperlukan terobosan-terobosan dengan mengurangi peran dukun dan meningkatkan peran Bidan. Harapan kita agar Bidan di Desa benar-benar sebagai ujung tombak dalam upaya penurunan AKB (IMR) dan AKI (MMR). Masalah lain yang perlu dicermati adalah belum mampunya masyarakat membayar Bidan dan masyarakat lebih senang melahirkan di rumah dari pada di Rumah Sakit atau tempat lain seperti Pondok Persalinan Desa (Polindes).

Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) diperoleh Melalui berbagai survey yang

dilakukan secara khusus seperti survey di Rumah Sakit dan beberapa survey di masyarakat dangan cakupan wilayah yang terbatas. Dengan dilaksanakannya Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) dan Survey Demografi & Kesehatan Indonesia (SDKI), maka cakupan wilayah penelitian AKI menjadi lebih luas disbanding survey-survey sebelumnya.

Untuk Melihat kecendrungan AKI di Indonesia secara konsisten, digunakan

data hasil SKRT. Menurut SKRT, AKI menurun dari 450 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1986 menjadi 425 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1992, kemudian menurun lagi menjadi 373 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1995. Pada SKRT 2001 tidak dilakukan survey mengenai AKI. Pada tahun 2002-2003, AKI sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup diperoleh dari hasil SDKI. Hal ini menunjukkan AKI cenderung terus menurun. Tetapi bila dibandingkan dengan target yang ingin dicapai secara nasional pada tahun 2010, yaitu sebesar 125 per 100.000 kelahiran hidup, maka apabila penurunannya masih seperti tahun-tahun sebelumnya, diperkirakan target tersebut dimasa mendatang sulit tercapai.

Angka kematian ibu yang berasal dari kegiatan SKRT dan SDKI tersebut

hanya menggambarkan angka nasional, tidak dirancang untuk mengukur angka kematian ibu menurut provinsi apalagi Kabupaten/kota karena jumlah kasusnya terlalu kecil. Sebagai gambaran secara absolut maka AKI di Kabupaten Luwu sejak tahun 2007 sebanyak 10 orang, tahun 2008 meningkat menjadi 12 kasus sedang tahun 2009 menurun lagi menjadi 4 kasus dan tahun 2010 sebanyak 8 kasus. Tahun

15

2011 mengalami penurunan yang bermakna menjadi 5 kasus, sedangkan pada tahun 2012 kembali meningkat menjadi 15 kasus, dan tahun 2013 kembali menurun menjadi 7 kasus. Dan di Tahun 2014 menjadi 9 kasus . Dari lokasi kejadiannya nampak bahwa kasus ini terjadi pada daerah-daerah yang wilayahnya yang cukup luas dan sulit dijangkau (terpencil) sehingga dapat diprediksi masih banyak Kasus AKI yang belum terlaporkan melihat masih tingginya cakupan persalinan oleh dukun dan kemitraan antara dukun dan bidan belum berjalan secara optimal.

4. Angka Kematian Kasar (AKK)

Angka kematian kasar yang didapat juga merupakan hasil estimasi dari kegiatan sensus penduduk dan survey penduduk antar sensus. Estimasi AKK berdasarkan hasil SUPAS 1996 menunjukkan AKK sebesar turun 7,6 per 1.000 penduduk pada tahun 1996 dan tidak berubah sampai dengan tahun 1998. Kemudian pada tahun 1999, AKK turun menjadi 7,5 per 1.000 penduduk dan turun lagi menjadi 7,4 per 1.000 penduduk pada tahun 2000. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan angka kematian kasar dalam kurun waktu tahun 1996 – 2000 relatif stabil dengan penurunan yang sangat kecil. Perkembangan angka kematian kasar pada tahun 1995 s.d 2000 dapat dilihat pada gambar berikut :

GAMBAR I ANGKA KEMATIAN KASAR PER 1.000 PENDUDUK

NASIONAL DAN SUL-SEL, TAHUN 1995 – 2000

Sumber: Indikator Kesejahteraan Anak 2000 (estimasi SUPAS 1995)

Gambar tersebut diatas menunjukkan bahwa angka kematian kasar di Indonesia dalam kurun waktu tahun 1996-2000 terakhir dapat dikatakan relative stabil dengan penurunan yang sangat kecil, demikian juga di Sulawesi selatan, angka kematian kasar terlihat stabil bahkan cenderung menurun sejak tahun 1996-1999, namun terjadi peningkatan untuk tahun 2000.

Tabel berikut ini menyajikan 10 penyebab kematian terbanyak pada penderita

rawat inap di rumah sakit pada tahun 2008.

0

2

4

6

8

10

AKK/ 1000 Penduduk

Nasional 7.6 7.54 7.69 7.51 7.34

Sulsel 6.1 6.1 5.5 5.5 6.23

1996 1997 1998 1999 2000

Tahun

16

TABEL IV 10 PENYAKIT UTAMA PENYEBAB KEMATIAN DI RUMAH SAKIT

DI INDONESIA TAHUN 2008

NO Golongan Sebab Sakit Pasien Mati

CFR (%)

1 Penyebab Sistem Sirkulasi Darah 23.163 11,06 2 Penyakit Infeksi dan Parasit Tertentu 16.769 2,89 3 Kondisi Tertentu yang Bermula pada Masa Perinatal 9.108 9,74 4 Penyakit Sistem Nafas 8.190 3,99 5 Penyakit Sistem Cerna 6.825 2,91 6 Cedera, Keracunan, dan Akibat Luar Tertentu Lainnya 5.767 2,99 7 Penyakit Endokrin, Nutrisi, dan Metabolik 5.585 6,73 8 Penyakit Sistem Kemih Kelamin 4.542 3,56 9 Neoplasma 4.332 4,70 10 Gejala, Tanda & Penemuan Laboratorium, Klinik

Abnormal YTK 4.238 2,80

Sumber : Ditjen Bina Yanmedik, Kemkes RI, 2009 Berdasarkan informasi pada table di atas, penyakit system sirkulasi darah

merupakan penyakit yang menempati urutan teratas sebagai penyakit utama penyabab kematian di Rumah Sakit pada tahun 2008. Penyakit sirkulasi darah pada tahun 2008 meyenbabkan kematian sebanyak 23.163 orang dengan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 11,06 %.

Angka kematian di Kabupaten Luwu tahun 2004 sebesar 0,48, menurun menjadi 0,21 pada tahun 2005 sampai tahun 2006, pada tahun 2007 terjadi peningkatan menjadi 0,33 dan tahun 2008 meningkat 0,1 poin menjadi 0,34 per 1000 penduduk. Penyebab kematian terbanyak akibat kecelakaan lalu lintas dan terendah adalah kematian akibat kejadian luar biasa (KLB). Sementara itu, dari hasil penelitian mendalam terhadap semua kasus kematian yang ditemukan dalam SKRT 1995 dan SURKESNAS 2001 diperoleh gambaran proporsi sebab kematian seperti pada tabel VIII.

5. Life Expactancy Of Birth (Umur Harapan Hidup Waktu Lahir) Penurunan Angka Kematian Bayi sangat berpengaruh pada kenaikan Umur Harapan Hidup (UHH) waktu lahir. Angka Kematian Bayi sangat peka terhadap perubahan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, sehingga perbaikan derajat kesehatan tercermin pada penurunan AKB dan kenaikan Umur Harapan Hidup pada waktu lahir. Meningkatnya umur harapan hidup waktu lahir ini secara tidak langsung juga memberikan gambaran kepada kita tentang adanya peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat.

TABEL V POLA PENYAKIT PENYEBAB KEMATIAN UMUM

DI INDONESIA MENURUT HASIL SKRT 1995 DAN SURKESNAS 2001 No.

SKRT 1995 SURKESNAS 2001 SURKESNAS 2004 Jenis Penyakit % Jenis Penyakit %

1 2 3 4 5 1. Peny.Sis. sirkulasi 18,9 Peny.Sis. sirkulasi 26,4 2. Peny.Sis. pernafasan 15,7 Peny.Sis. pernafasan 12,7 3. TBC 9,6 TBC 9,4

17

4. Inf.&Parasit Lainnya 7,9 Inf.&Parasit Lainnya 7,0 5. Diare 7,4 Neoplasma 6,0 6. Peny. Sis. Pencernaan 6,6 Kecelakaan 5,6 7. Gangguan Perinatal 5,2 Perinatal 4,9 8. Sebab Lain/kecelakaan 5,2 Tifus 4,3 9. Neoplasma 5,0 Diare 3,8

10. Penyakit syaraf 2,5 Endokrin & Metabolik 2,7 Sumber: Badan Litbangkes, Depkes RI, 1995

Dari estimasi hasil penelitian yang dilakukan oleh BPS 2013, Berdasarkan diagram dibawah menunjukkan peningkatan AHH yang terjadi di Indonesia selama Tahun 2008 sd 2012. Di Tahun 2012, Nilai AHH Indonesia mencapai 69,87 Tahun lebih tinggi dibandingkan dengan AHH tahun 2011 yang sebesar 69,65 Tahun. Provinsi dengan nilai AHH paling tinggi terdapat di DKI Jakarta dengan nilai 73,49 dan di Yogjakarta sebesar 73,33. Provinsi dengan Nilai AHH terendah di umur harapan hidup waktu lahir (E0) penduduk Indonesia secara Nasional mengalami peningkatan dari 45,73 tahun pada tahun 1967 menjadi 67,97 tahun pada tahun 2000. Peningkatannya dari tahun 1990 sampai dengan 2000 dapat dilihat pada gambar berikut :

GAMBAR II

Sementara itu, rata-rata angka harapan hidup penduduk di Provinsi Sulawesi Selatan terus meningkat dari 52 tahun 1980, menjadi 60 tahun 1990 dan turun menjadi 63,64 dan 68 pada tahun 1996, 1998 dan tahun 2001. Sedangkan untuk tahun 2003 , Angka harapan Hidup di Sulsel tetap 68 tahun. Menurut daerah kabupaten/kota Angka harapan Hidup tahun 2003 relatif sama antar kabupaten di Sulawesi Selatan yaitu berkisar antara 63 – 73 tahun. Di Kabupaten luwu untuk tahun 2008 rata-rata 71 tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa taraf hidup masyarakat semakin baik, pola hidup sehat dan status gizi masyarakat memberikan konstribusi terhadap meningkatnya umur harapan hidup tersebut.

Sumber: Profil Kesehatan Indonesia 2013

18

B. MORBIDITAS (Angka Kesakitan)

Angka kesakitan penduduk diperoleh dari data yang berasal dari masyarakat (community based data) yang diperoleh melalui studi morbiditas, dan hasil pengumpulan data dari Dinas Kesehatan Kab/Kota serta dari sarana pelayanan kesehatan (facility based data) yang diperoleh melalui system pencatatan dan pelaporan. 1. Penyakit Menular

Penyakit menular yang disajikan dalam bagian ini antara lain : - Penyakit menular langsung : Diare, Infeksi, Saluran Pernafasan Akut (ISPA),

typhus, penyakit HIV/AIDS, penyakit TB paru dan Kusta - Penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD31) - Penyakit bersumber binatang : Demam Berdarah Dengue, Rabies, Filaria,

Malaria

a. Penyakit Menular Langsung 1) Penyakit Diare

Penyakit diare sampai kini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat,

walaupun secara umum angka kesakitan masih berfluktuasi, dan kematian diare yang dilaporkan oleh sarana pelayanan dan kader kesehatan mengalami penurunan namun penyakit diare ini masih sering menimbulkan KLB yang cukup banyak bahkan menimbulkan kematian.

Di Indonesia, hasil survey yang dilakukan oleh program diperoleh angka

kesakitan Diare untuk tahun 2000 sebesar 301 per 1000 penduduk, angka ini meningkat bila dibandingkan dengan hasil survey yang sama pada tahun 1996 sebesar 280 per 1.000 penduduk. Menurut hasil SKRT dalam beberapa survey, penyakit diare masih merupakan penyebab utama kematian bayi dan balita sebagaimana disajikan pada tabel berikut:

TABEL VI PROPORSI PERINGKAT PENYAKIT DIARE SEBAGAI PENYEBAB

KEMATIAN BAYI DAN BALITA, TAHUN 1992,1995 DAN 2001

Tahun survey Penyebab Kematian Bayi Penyebab Kematian Balita Proporsi Peringkat Proporsi Peringkat

SKRT 1992 11% 2 - - SKRT 1995 13,9 3 15,3% 3

Surkesnas 2001 9,4% 3 13,2% 2 Pada tahun 2002 jumlah penderita pada KLB diare di Sulawesi Selatan

sebanyak 54 penderita tanpa kematian. Jika dibandingkan dengan tahun 2001, situasi ini mengalami peningkatan sebanyak 217 penderita dan jumlag kematian 3 penderita (CFR=1,38% dan AR=2,58%). Sedangkan tahun 2003, jumlah penderita pada KLB diare sebanyak 1.156 penderita dengan 45 kematian. Dan untuk jumlah kejadian, penderita dan kematian akibat diare cenderung menurun pada tahun 2004. Adapun jumlah kejadian luar biasa diare periode Januari-Desember 2004 sebanyak 21

19

kejadian, dengan jumlah penderita sebanyak 1.145 orang dan jumlah kematian sebanyak 25 penderita (CFR=2,18%). Untuk tahun 2005, jumlah kejadian luar biasa diare periode Januari – Desember sebanyak 8 kejadian, dengan jumlah penderita sebanyak 443 orang, dengan kematian sebanyak 9 orang (CFR=2,03%). Sementara di tahun 2006 tercatat jumlah KLB diare sebanyak 14 kejadian, dengan jumlah penderita 465 orang dan CFR sebesar 2,15%.

Khusus di kabupaten Luwu, kejadian diare tahun 2005 sebanyak 1779

penderita dengan CFR=0,11% dan tahun 2007 dari 29 penderita hanya terjadi 1 kematian (CFR=3,45%). Distribusi kejadian luar biasa penyakit diare dapat dilihat secara rinci pada lampiran tabel 13. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi atau berhubungan dengan terjadinya penyakit diare adalah belum meningkatnya kualitas kebiasaan hidup bersih dan sehat masyarakat pada umumnya dan khususnya hygiene perorangan, dan penggunaan sarana SAMIJAGA yang memenuhi syarat kesehatan belum membudaya pada masyarakat di pedesaan. Pemerintah daerah telah berupaya dalam menyediakan sarana jamban keluarga secara stimulan pada setiap tahunnya, namun upaya ini belum memberikan hasil secara bermakna. Dari segi jumlah sarana jamban keluarga di Kab. Luwu sudah memadai dengan kepemilikan ±73,86%, tetapi melihat masih banyaknya kasus-kasus yang berbasis lingkungan maka kemungkinan secara kualitas belum dimanfaatkan dengan baik. Diperlukan upaya-upaya penggerakan masyarakat untuk menggunakan sarana tersebut secara bersih dan sehat.

2) HIV/AIDS dan Penyakit Menular Melalui Hubungan Seksual (PMS)

Penyakit HIV/AIDS yang merupakan new emerging diseases, dan merupakan pendemi pada semua kawasan, beberapa tahun terakhir ini telah menunjukkan peningkatan yang sangat mengkhawatirkan, meskipun berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan terus dilakukan. Semakin tingginya mobilitas penduduk antar wilayah, semakin mudahnya komunikasi antar wilayah, semakin menyebarnya sentra-sentra pembangunan ekonomi di Indonesia, meningkatnya perilaku seksual yang tidak aman, dan meningkatnya penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif Lainnya) melalui suntikan ternyata secara stimulan telah memperbesar tingkat risiko dalam penyebaran terhadap HIV/AIDS.

Saat ini Indonesia telah digolongkan sebagai Negara dengan tingkat epidemi

yang terkonsentrasi (concentrated level epidemic), yaitu adanya prevalensi lebih dari 5 % pada sub populasi tertentu misalnya pada kelompok penjaja seks dan pada para penyalahguna NAPZA. Tingkat epidemi ini menunjukkan tingkat perilaku berisiko yang cukup aktif menularkan di dalam suatu sub populasi tertentu. Selanjutnya perjalanan epidemi akan ditentukan oleh jumlah dan sifat hubungan antara kelompok berisiko tinggi dengan populasi umum.

Penyakit yang kemunculannya seperti fenomena gunung es (iceberg

phenomena), yaitu jumlah penderita yang dilaporkan jauh lebih kecil daripada jumlah penderita yang sebenarnya, ini sudah menyebar di sebagian besar provinsi di Indonesia. Hal ini berarti bahwa jumlah pengidap infeksi HIV/AIDS yang sebenarnya di Indonesia sangat sulit diukur dan belum diketahui secara pasti. Diperkirakan jumlah orang dengan HIV di Indonesia pada akhir tahun 2003 mencapai 90.000 – 130.000 orang. Sementara jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS yang dilaporkan sampai dengan 31 Desember 2003 sebanyak 4.091 kasus, yang terdiri dari 2.720 kasus infeksi

20

HIV 1.371 kasus AIDS, dan 479 kasus diantaranya telah meninggal dunia. Cara penularan HIV/AIDS yang menonjol adalah melalui hubungan seks (heteroseksual) yakni sebesar 50,62% dan penyalahgunaa NAPZA melalui suntik (IDU=Intervena Drug Use) yakni sebesar 26,26% serta melalui hubungan homoseksual, yaitu sebesar 9,34%.

Untuk di sulawesi selatan, kegiatan utama pemberantasan penyakit kelamin

dan HIV/AIDS adalah sero survey terhadap kelompok resiko tinggi dan rendah yang disertai dengan penyuluhan langsung kepada kelompok sasaran tersebut.

Hasil pemeriksaan sampel sampai dengan Desember 2004, kegiatan sero

Survei telah dilaksanakan di seluruh Kab/Kota se Sulawesi Selatan. Dari hasil pemeriksaan sampel tersebut ditemukan positif HIV sebanyka 84 sampel. Secara kumulatif jumlah pengidap HIV dan penderita AIDS hingga Desember 2005 sebanyak 398 kasus HIV+ dan 148 kasus AIDS. Sementara situasi pengidap HIV dan penderita AIDS sampai dengan bulan desember 2006 tercatat 279 penderita AIDS dan 915 pengidap HIV. Berdasarkan hasil Sero survey ditemukan pengidap HIV 151 orang (7,57%) dan sifilis 85 orang (4,26%) dari total sampel (1.995 orang) yang terdiri dari ABK, Napi, dan PSK, Prmupijat, Pramuria, Sopir dan pengunjung. Jumlah terbanyak ditemukan pada jenis kelamin Laki-laki dengan kelompok umur 20-29 tahun dan 30-39 tahun.

Di kabupaten Luwu jumlah kasus yang terlaporkan mulai tahun 2004 sampai

tahun 2006 tidak ada kasus yang terlaporkan. Namun hal ini tidak berarti Kab.Luwu terbebas dari kasus HIV/AIDS, karena sejak tahun 2004 kegiatan sero survey tidak dilaksanakan sehingga tidak ada kasus yang terlacak sampai tahun 2006. tahun 2007 terdapat 1 penderita positif HIV-AIDS yang dilaporkan dari puskesmas Larompong tetapi penderita tersebut adalah hasil rujukan dari RS. Cipto mangunkusumo Jakarta. Tahun 2008 dilaksanakan sero survei dan sebanyak 35 sampel yang diperiksa tetapi sampai saat ini hasilnya belum diterima dari Dinas Kesehatan Provinsi Sul-sel. sebagai pelaksana bekerja sama dengan petugas surveilans kabupaten. Dan pada tahun 2011 dan 2012 tidak ada kasus yang terlaporkan.

3) Penyakit TB Paru

Tuberkolosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi

bakteri mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil tuberculosis.

Beban penyakit yang disebabkan oleh tuberkulosis dapat diukur dengan case

notification rate (CNR) dan prevelensi (didefinisikan sebagai jumlah kasus tuberculosis pada suatu titk waktu tertentu) dan mortalitas/kematian (didefenisikan sebagai jumlah kematian akibat tuberkulosis dalam jangka waktu tertentu).

Secara nasional prevalensi TB paru berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2010

dengan diagnosis 0,7% (D) dan gejala (DG) sebesar 3,3%. Sedangkan untuk Sulawesi Selatan tahun 2010 dengan diagnose (D) 0,6%, dan (DG) 5,2% . untuk tahun 2012 angka insidens TB Paru BTA positif sebesar 9.162 per 100.000 penduduk yaitu 5.367 laki-laki dan 3.795 perempuan, prevalansi TB paru sebesar 107 per 100.000 penduduk yaitu 127 laki-laki dan 87 perempuan dan kematian akibat TB Paru BTA positif Case

21

Detection Rate CDR) sebesar 55.13% sedangkan angka kesuksesan sebesar 89,18% bila dibandingkan pada tahun 2010 mengalami penurunan.

WHO memperkirakan pada saat ini, Indonesia merupakan Negara

penyumbang Kasus TB terbesar ke-3 dunia yang setiap tahunnya diperkirakan terdapat penderita TB Paru menular sebanyak 262.000 orang (44,9% dari 583.000 penderita baru TB) dan 140.000 orang diperkirakan meninggal karena penyakit TBC. Angka tersebut diyakini sangat memungkinkan, apalagi bila dikaitkan dengan kondisi lingkungan perumahan, social ekonomi masyarakat, serta kecendrungan peningkatan penderita HIV/AIDS di Indonesia saat ini.

Di Kabupaten Luwu, jumlah kasus tahun 2005 terdapat 1.469 kasus klinis,

222 diantaranya BTA+. Jumlah penderita klinis mengalami penurunan tahun 2006 menjadi 1.180 penderita dimana 214 diantaranya BTA+ dengan tingkat kesembuhan 100%. Demikian pula halnya di tahun 2007, jumlah penderita klinis mencapai 589 penderita 115 BTA+ dan tingkat kesembuhannya 83,48%. Kasus ini mengalami peningkatan tahun 2008 dan 2009, tahun 2008 sebanyak 729 penderita klinis, 163 BTA+ tetapi yang diobati (BTA+) hanya sekitar 66.26% dengan tingkat kesembuhan hanya 75%, sedangkan tahun 2009 sebanyak 800 penderita klinis, 187 BTA+ dengan tingkat kesembuhan 80%.Tahun 2010 meningkat sebanyak 574 penderita klinis, 220 BAT+, Tahun 2014 menurun 208 Penderita klinis dan tingkat kesembuhan sekitar 79,09% Data terinci pada lampiran Tabel 9.

Jika dibandingkan target SPM 2010, dimana persentase kesembuhan penderita

BTA+ yang harus dicapai 85%, maka pencapaian kabupaten Luwu masih sangat rendah sehingga diperlukan peningkatan kualitas kerja dan peningkatan jangkauan pelayanan secara komprehensif khususnya pada wilayah yang berisiko tinggi. Dalam hal ini penyakit tersebut komprehensif khususnya pada wilayah yang berisiko tinggi. Dalam hal ini penyakit tersebut berkaitan erat dengan lingkungan perumahan, tingkat social ekonomi masyarakat serta adanya pengaruh dari penyakit infeksi sebagai faktor pemicu terjadinya kasus TB demikian juga dengan kualitas pemberian imunisasi terutama BCG.

4) Penyakit Kusta

Jika ditinjau dari situasi global, Indonesia merupakan negara penyumbang jumlah penderita kusta ketiga terbanyak setelah india dan Brazil. Masalah ini diperberat dengan masih tingginya stigma di kalangan masyarakat dan sebagian petugas. Akibat dari kondisi ini, sebagian besar penderita dan mantan penderita kusta dikucilkan sehingga tidak mendapat akses pelayanan kesehatan serta pekerjaan yang berakibat pada meningkatnya angka kemiskinan.

Dalam kurun waktu 10 tahun (1991-2001), angka prevalensi penyakit kusta

secara nasional telah turun dari 4,5 per 10.000 penduduk pada tahun 1991 menjadi 0,85 per 10.000 penduduk pada tahun 2001. Pada tahun 2002 prevalensi sedikit meningkat menjadi 0,95 dan pada tahun 2003 kembali menurun menjadi 0,8 per 10.000 penduduk. Secara nasional, Indonesia sudah dapat mencapai eliminasi kusta pada bulan Juni 2000.

22

Meskipun Indonesia sudah mencapai eliminasi kusta pada pertengahan tahun 2000, sampai saat ini penyakit kusta masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat. Hal ini terbukti dari masih tingginya penderita kusta di Indonesia. Pada tahun 2003, jumlah penderita baru yang ditemukan sebanyak 15.549 dengan 76,9% diantaranya merupakan penderita tipe MB yang diketahui merupakan tipe yang menular. Selain itu, dari penderita baru yan ditemukan tersebut 8,0% sudah mengalami kecacatan tingkat 2 yaitu kecacatan yang dapat dilihat dengan mata, dan 10,6% diantaranya adalah anak-anak. Keadaan ini menggambarkan masih berlanjutnya penularan dan masih kurangnya kesadaran masyarakat akan upaya pencegahan penyakit kusta sehingga ditemukan sudah dalam keadaan cacat.

Untuk Sulsel situasi penderita kusta hampir sama dengan pola nasional dimana

jumlah penderita dan prevalansi rate per 10.000 penduduk mengalami penurunan yang tidak signifikan dari tahun ke tahun. Sementara untuk tahun 2007 jumlah penderita kusta yang terdaftar sebanyak 1.634 orang dengan RFT sebanyak 862 dengan prevalansi rate sebanyak 2,1 per 10.000 penduduk.

Jumlah penderita kusta yang terdaftar Tahun 2010 dibanding tahun

sebelumnya mengalami penurunan yaitu penderita kusta PB sebanyak 143 orang, penderita MB sebanyak 539 orang .

Berdasarkan pengumpulan data tahun 2011 jumlah penderita kusta sebanyak

1.258 yaitu penderita PB (Pausi Basiler) sebanyak 193 orang, penderita MB Multi Basiler (MB) Sebanyak 1.065 orang. Untuk tahun 2012 kasus baru kusta sebanyak 1.115 orang, 658 laki-laki dan 430 perempuan. Penderita baru kusta baru umur 0-14 tahun sebanyak 19 orang, 11 laki-laki dan 8 perempuan.Penderika kusta PB umur ≥15 tahun sebanyak 152 orang , 84 laki-laki dan 68 perempuan. Total penderita baru kusta PBsebanyak 171 orang, 95 laki-laki dan 76 perempuan . sedangkan penderita baru MB umur 0-14 tahun sebanyak 48 orang, 27 laki-laki dan 21 perempuan. Penderita kusta baru MB ≥15 tahun sebanyak 896 orang, 563 laki-laki dan 333 perempuan.

Kondisi kasus penderita kusta di Kabupaten Luwu menggambarkan tingkat

kesadaran penderita dalam upaya mencari pengobatan masih sangat rendah. Hal ini terlihat dari jumlah penderita yang cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tahun 2005 13 status RFT (56,52%), terus meningkat menjadi 50 penderita tahun 2006 RFT 23 (46%), tahun 2007 terjadi penurunan 6 kasus menjadi 44 penderita dan terjadi peningkatan persentase RFT yakni 61,4%. Demikian juga tahun 2008 jumlah penderita type PB 12 orang yang tersebar di enam kecamatan dengan RFT 58,33%, pada type MB dari 38 penderita yang tersebar dihampir setengah wilayah kab. Luwu 10 penderita diantaranya RFT (26,31%).

Di Sulawesi Selatan Untuk tahun 2009 terjadi penurunan yaitu penderita type

PB 10 orang dan type MB terdapat 23 orang.Tahun 2010 kembali meningkat yaitu, penderita type PB 35 orang dan type MB 17 orang, Tahun 2013 Penderita PB 2 orang dan type MB 22 orang. Pencapaian ini sangat jauh di bawah target SPM 2010 dimana RFT rate > 90. Adanya stigma yang begitu kuat di kalangan masyarakat dan perasaan malu bagi penderita dan keluarganya sehingga menghambat upaya penemuan dini dan dan pengobatan penderita yang turut mempengaruhi pencapaian program. Kondisi ini menjadi tantangan bagi pelaksana program khususnya jajaran kesehatan memberikan pemahaman yang dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat sehingga

23

penatalaksanaan program dapat berjalan dengan baik dan tujuan program mengeliminir bahkan memberantaskasus ini dapat tercapai.

Kondisi kasus penderita kusta di Kabupaten Luwu menggambarkan tingkat kesadaran penderita dalam upaya mencari pengobatan masih sangat rendah. Hal ini terlihat dari jumlah penderita yang cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tahun 2005 13 status RFT (56,52%), terus meningkat menjadi 50 penderita tahun 2006 RFT 23 (46%), tahun 2007 terjadi penurunan 6 kasus menjadi 44 penderita dan terjadi peningkatan persentase RFT yakni 61,4%. Demikian juga tahun 2008 jumlah penderita type PB 12 orang yang tersebar di enam kecamatan dengan RFT 58,33%, pada type MB dari 38 penderita yang tersebar dihampir setengah wilayah kab. Luwu 10 penderita diantaranya RFT (26,31%). Untuk data 2014 dapat dilihat pada table 14.

b. Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD31) PD31 (penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi) merupakan

penyakit yang diharapkan dapat diberantas/ditekan dengan pelaksanaan program imunisasi. PD31 yang dibahas dalam bab ini mencakup penyakit Tetanus Neonatorum, Campak, Difteri, Pertusis dan Hepatitis B. Sedangkan untuk polio akan diuraikan dalam Bab IV. Gambaran kasus PD31 di Kabupaten Luwu tahun 2014dapat dilihat pada Lampiran Tabel 19.

1) Tetanus Neonatorum

Secara Nasional, jumlah kasus Tetanus Neonatorum pada tahun 2003

sebanyak 175 kasus dengan angka kematian (CFR) 56%. Angka ini sedikit menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini diduga karena meningkatnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan. Namun secara keseluruhan CFR masih tetap tinggi. Penanganan Tetanus Neonatorum memang tidak mudah, sehingga yang terpenting adalah usaha pencegahan yaitu pertolongan persalinan yang higienis ditunjang dengan imunisasi TT pada ibu hamil.

Sumber: Bidang P2PL Dinkes Prov. Sulsel Tahun 2013

24

Kasus Tetanus Neonatorum di Sulsel untuk tahun 2010 sebanyak 8 kasus

terdiri dari 3 kabupaten yaitu Kabupatn Bantaeng 1 kasus, Gowa 3 kasus dan kabupaten Bone 4 kasus dan CFR (Case Fatality Rate) sebanyak 37,50% sedangkan di tahun 2011 jumlah kasus Neonatorium sebanyak 3 kasus,hal ini mungkin disebabkan sebagian besar penolong persalinan ditolong tenaga kesehatan dan adapun jumlah kasus non neonatorium sebanyak 3 kasus yaitu Kabupaten Bulukumba 1 kasus, Kabupaten Bone 1 Kaus dan Kabupaten Wajo 1 kasus. Untuk tahun 2013 tidak ditemukan kasus Tetanus Neonatorium sehingga Case Fatality Rate sebesar 0,00%. Hal ini memberi gambaran sekalipun kasusnya jarang, tetapi tingkat kefatalan setiap kasus yang dicapai 100% sehingga perlu kewaspadaan dini dan penaganan yang tepat agar kasus kematian dapat diminimalisir. Khususnya Hygiene dan kebersihan serta peralatan yang digunakan betul-betul stril didukung pemberian imunisasi yang lengkap dan vaksin yang tidak kadaluarsa.

2) Campak

Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan kejadian luar biasa (KLB). Akan tetapi penyakit campak dapat dicegah dengan melalui program imunisasi. Di Kabupaten Luwu kasus campak terjadi di satu kecamatan sebanyak 17 kasus tahun 2014.

Cakupan imunisasi campak di Sulawesi selatan tahun 2010 cakupan imunisasi

campak sebanyak 93,08% bila dibandingkan tahun 2009 terjadi peningkatan ini berarti program imunisasi telah mencapai target provinsi adapun kabupaten yang masih ada dibawah target provinsi sebanyak9 kabupaten/kota dan 6 kabupaten/kota yang memenuhi target nasional yaitu kabupaten Bantaeng, Maros, Luwu Timur, Kota Makassar, Kota Pare- pare dan Kabupaten Enrekang. Menurut hasil pengumpulan data profil kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2011 cakupan imunisasi campak sebesar 164.964 (100,50)% bila disbanding dengan tahun 2010 telah melebihi sebesar 26 dari target nasional. Dan adapun jumlah penderita campak sebesar 490 yaitu Laki-laki 223 orang dan perempuan 267 orang.

3) Difteri

Difteri termasuk penyakit menular yang jumlah Kasusnya relatif rendah.

Rendahnya kasus difteri sangat dipengaruhi adanya program imunisasi. Namun KLB difteri masih sering terjadi dan CFR-nya tinggi.

Menurut profil Kabupaten/Kota tahun 2013 terdapat 12 Kasus difteri yaitu

laki-laki 9 kasus, perempuan 3 kasus dengan kasus kematian sebanyak 1 orangberarti CFR sebanyak 8.33%. dan hanya terjadi di 6 kabupaten/kota yaitu kabupaten Gowa 7 kasus, kabupaten Jenneponto, pangkep, Bone dan Kota Makassar masing-masing terdapat 1 kasus.

Sedangkan di Kabupaten Luwu kasus Difteri belum ada ditemukan sejak

tahun 2005 sampai tahun 2010 dan sampai tahun 2014. Hal ini dimungkinkan dengan pemberian imunisasi yang memadai sekalipun capaiannya hanya 65,11%.

25

4) Pertusis

Pertusi atau batuk rejan atau batuk seratus hari adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh bordetella pertusis. Pertutis merupakan penyakit toxin mediated, toksin yang dihasilkan kuman (melekat pada bulu getar saluran napasatas) akan melumpuhkan bulu getar tersebut sehingga gangguan aliran sekitar saluran pernapasan dan berpotensi menyebabkan pneumonia.

Dari hasil pengumpulan data Sulawesi Selatan tahun 2009 hanya terjadi di

Bulukumba sebesar 111 Kasus. Pada tahun 2010 menurun menjadi 63 kasus yaitu Kabupaten Pangkep 1 kasus, Kabupaten Sidrap 11 kasus dan Kabupaten Toraja Utara 51 kasus, untuk tahun 2011 dan 2012 tidak terdapat kasus pertusis. Sedangkan pada tahun 2013 hanya terjadi di Kabupaten Jeneponto sebanyak 91 kasus yaitu laki-laki 61 kasus dan perempuan 30 kasus.

Sedangkan di Kabupaten Luwu, berdasarkan laporan dari P2PL dan data

profil puskesmas yang dikumpulkan dari masing-masing bidan/puskesmas, sampai tahun 2010 dan sampe tahun 2014 ini belum ada kasus pertusis yang dilaporkan. Jika diamati secara territorial maka kasus ini kebanyakan terjadi pada daerah dengan tingkat kelembaban yang cukup tinggi seperti Tana Toraja dan Malino.

5) Hepatitis. Berdasarkan data yang dikumpulkan melalui profil Kesehatan Kab/kota

Tahun 2012, tercatat bahwa jumlah kasus hepatitis sebanyak 93 kasus, yang tersebar di 5 kabupaten/kota. Kabupaten Bulukumba 15 kasus, Kabupaten Bantaeng 34 kasus, Kabupaten Jeneponto 21 kasus, Kabupaten Pinrang 4 kasus dan Kabupaten Enrekang 19 kasus. Tidak ada laporan kematian untuk kasus hepatitis sedangkan di taun 2013 kasus hepatitis terdapat 68 kasus yaitu laki-laki 24 kasus dan perempuan 44 kasus yang terdapat di 2 kabupaten kota yaitu Kapaten Bantaeng 63 kasus dan di kabupaten Pinrang 5 kasus. Untuk Tahun 2013 tercatat imunisasi BCG 101,13% , polio4 99,28% DPT1+HB1 103,58%, DPT3+HB3 101,72% dan campak 99,90%. Terdapat 6 Kabupaten yang tidak memenuhi standar provinsi , yaitu Kabupaten Jeneponto, Gowa, Tana Toraja, Sinjai, Barru dan Kota Makassar.

Sedangkan di Kabupaten Luwu kurun waktu 2010 sampai 2014 jumlah kasus

belum ditemukan kasus hepatitis.

c. Penyakit Bersumber Binatang

1) Malaria

Di Indonesia diperkirakan setiap tahunnya terdapat 15 juta penderita malaria dan 30.000 orang diantaranya meninggal dunia (Survei Kesehatan Rumah Tangga/SKRT, 1995).

Penyakit malaria menyebar cukup merata di seluruh kawasan Indonesia,

namun paling banyak dijumpai di luar wilayah Jawa – Bali, bahkan di beberapa tempat dapat dikatakan sebagai daerah endemis malaria. Menurut hasil pemantauan program diperkirakan sebesar 35% penduduk Indonesia tinggal di daerah endemis

26

Malaria. Perkembangan penyakit malaria pada beberapa tahun terakhir cenderung mengalami peningkatan di semua wilayah. Di Jawa-Bali kenaikan tersebut ditandai dengan meningkatnya API sedangkan diluar Jawa-Bali ditandai dengan peningkatan AMI.

Terjadinya peningkatan kasus diakibatkan antara lain adanya perubahan

lingkungan seperti penambangan pasir yang memperluas genangan air sebagai tempat perindukan nyamuk penular malaria, penebangan hutan bakau, mobilitas penduduk dari pulau Jawa keluar Jawa yang sebagian besar masih merupakan daerah endemis malaria dan obat malaria yang resisten yang semakin meluas.

Kegiatan penemuan penderita di Sulsel, sifatnya pasif dan dilaksanakan oleh

unit-unit pelayanan kesehatan (Pustu, Puskesmas dan Rumah sakit). Hasil Riskesdas tahun 2013 insiden malaria pada penduduk Sulawesi Selatan tahun 2013 adalah 3.1% meningkat disbanding tahun 2007 (1.4%), kecuali di Luwu Timur dan Selayar mengalami sedikit penurunan jumlah penderita malaria. Prevalensi malaria 2013 adalah 8.1 %, di lima Kabupaten/Kota dengan insiden dan prevalensi tinggi adalah Bantaeng (6,8% dan 15,0%) , Sinjai (6,7% dan 15,3%), Tana Toraja (5,5% dan 20,3%), Bulukumba (5,2% dan 12,1%) dan Luwu (5,2% dan 13,2%) dari 24 Kabupaten/kota di Sulawesi Selatan, 15 Kabupaten/Kota mempunyai prevalensi malaria di atas angka nasional.

Adapun upaya-upaya yang telah dilakukan selama tahun 2013 untuk menekan

angka kesakitan tersebut adalah pengendalian vektor di daerah endemis, pencegahan penyakit dengan memakai kelambu berinsektisida, sosialisasi obat malaria ACT, penemuan dan pengobatan penderita (active dan passive) serta pengamatan vektor penyakit.

Pengobatan malaria sesuai acuan program pengendalian malaria harus

dilakukan secara efektif. Pemberiab jenis obat harus benar, dan cara minumnya juga harus tepat. Pengobatan efektif adalah memberikan ACT pada 24 jam pertama pasien panas dan obat harus diminum habis dalam 3 hari. Penduduk Sulawesi Selatan yang berobat di tenaga kesehatan tahun 2013 yang mendapat obat ACT dari program adalah 29.8% . Dari yang mendapat obat program, hanya 35.8% yang mendapat obat 24 jam pertama. Dari 35.8% penduduk yang mendapat obat dalam 24 jam pertama, 74.1 % diantaranya meminum habis obat selama 3 hari. Dari 29.8% penduduk Sulawesi Selatan yang mendapat obat ACT dari program, hanya 7.91% yang melakukan pengobatan secara efektif. Lima Kabupaten/Kota yang tertinggi dalam mengobatimalaria secara efektif adalah Pangkajene dan kepulauan (46.6%), Luwu Timur 39.8%, Barru 28.9%, Luwu Utara 16.9%, dan Luwu 15.6%. Penduduk Sulawesi Selatan yang mengobati sendiri penyakit malaria yang dideritanyaadalah 0.8%. Lima Kabupaten/Kota tertinggi yang penduduknya mengobati sendiri penyakit malaria adalah Bantaeng (2,4%), Selayar (2,2%), Bulukumba (2,1%), Luwu (1,9%) dan Palopo (1,3%).

Perkembangan kasus malaria di kabupaten Luwu sekalipun Kab.Luwu tidak

termasuk daerah endemis, tetapi tidak berarti kasus ini sama sekali tidak ada karena adanya tempat perindukan jentik memungkinkan perkembangan vektor penyebab malaria. Berdasarkan data Profil yang dihimpun dari puskesmas dan laporan P2PL, pada tahun 2005 terapat 203 penderita dan tahun 2006 jumlah kasus yang ditemukan

27

hanya 45 penderita. Tahun 2007 jumlah penderita yang tercatat 120 orang, meningkat di tahun 2008 tercatat 138 penderita. Tahun 2009 bertambah 44 orang menjadi 182 penderita, sedangkan pada tahun 2010 terjadi penurunan yaitu 68 kasus, tahun 2014 menurun lagi menjadi 57 Kasus. Kasus ini ditemukan secara pasif dimana penderitanya bukan penduduk setempat melainkan penduduk yang berimigrasi dari daerah yang endemis malaria diantaranya eksodus Timor-Timur, Papua dll. Kasus di Kab. Luwu ini akan tetap ada seiring dengan perkembangan dan mobilitas penduduk yang masuk dan keluar wilayah kabupaten, disamping itu Kab. Luwu merupakan daerah jalur trans Sulawesi yang memungkinkan permasalahan terjadi secara complex termasuk maslah kesehatan.

2) Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

Penyakit Demam Berdarah Dengue telah menyebar secara luas ke seluruh

kawasan dengan jumlah kabupaten/kota terjangkit semakin meningkat hingga ke wilayah pedalaman. Penyakit ini sering muncul sebagai KLB sehingga angka kesakitan dan kematian yang terjadi dianggap merupakan gambaran penyakit dimasyarakat.

Angka insiden DBD secara nasional berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada

awalnya pola epidemic terjadi setiap lima tahunan, namun dalam kurun waktu lima belas tahun terakhir mengalami perubahan dengan periode antara 2-5 tahunan. Sedangkan angka kematian cenderung menurun.

Angka kematian (CFR) penyakit DBD di Indonesia tahun 2001 mengalami

peningkatan dibandingkan tahun 2000, yaitu 15,75 per 100.000 penduduk pada tahun 2000 dengan CFR 1,4% menjadi 17,1 per 100.000 penduduk dengan CFR sebesar 4,7%. Masih terjadinya peningkatan kasus DBD ini disebabkan antara lain dengan tingginya mobilitas dan kepadatan penduduk, nyamuk penular penyakit (Aedes Aegypti) tersebar diseluruh pelosok tanah air dan masih digunakanya tempat-tempat penampungan air (TPA) tradisional (tempayan, bal, drum, dll). Partisipasi masyarakat dalam penanggulangan penyakit DBD dapat dilihat dengan masih rendahnya angka bebas jentik(ABJ) yakni rata-rata 82,86% baik di rumah, sekolah maupun tempat-tempat umum. Pada tahun 2003, jumlah penderita DBD dilaorkan sebanyak 51.516 kasus dengan angka kematian (CFR) sebesar 1,5% dan angka insiden sebesar 23,87% kasus per 100.000 penduduk.

Untuk tahun 2004, dilaporkan kejadian penyakit Demam Berdarah sebanyak 2,598 penderita (termasuk data Sulawesi barat) dengan kematian 19 orang (CFR=0,7%). Dari kejadian tersebut telah dilakukan penanggulangan fokus berupa pengasapan, pemberantasan sarang nyamuk (PSN) termasuk abatisasi. Pola kejadian tersebut berlangsung antara Januari – April, Juni, Oktober dan Desember (memasuki musim penghujan). Untuk tahun 2005, tercatat jumlah penderita DBD sebanyak 2.975 dengan kematian 57 orang (CFR=1,92%). Tahun 2006, kasus DBD dapat ditekan dari 3.164 kasus tahun 2005 menjadi 2.426 kasus (22,6%) pada tahun 2006, demikian pula angka kematian (CFR) dari 1,92% turun menjadi 0,7% dengan kelompok penduduk yang terbanyak terserang adalah kelompok usia anak sekolah (5-14 tahun) sebesar 55%, kemudian kelompok usia produktif (5-44 tahun) sebesar 25%, kelompok usia anak balita (1-4 tahun) sebesar 16% dan usia diatas 45 tahun serta usia dibawah 1

28

tahun masing-masing sebesar 2%. Adapun situasi kasus Demam Berdarah Dangue secara terinci disajikan pada lampiran Tabel 21.

Kejadian penyakit Demam Berdarah Dangue (DBD) di Kabupaten Luwu

pada umumnya di musim penghujan, dan ditandai dengan meningkatnya jumlah kasus serta terjadinya KLB. Dengan demikian upaya penanggulangan lebih difokuskan sebelum memasuki musim penghujan dan pada saat berkahirnya musim tersebut. Hal ini disebabkan pada masa tersebut terjadi perkembangan vektor akibat bertambahnya tempat perindukan nyamuk baik di dalam rumah maupun di luar rumah.

Jumlah kasus KLB DBD di Kab. Luwu tahun Tahun 2007 dari 21 kecamatan di Kab. Luwu, 15 kecamatan diantaranya terjadi kasus DBD sebanyak 78 penderita, kasus KLB terjadi di Sembilan kecamtan dengan CFR=10,5%. Tidak menentunya di Kab. Luwu sehingga upaya penanganan kasus secara dini sulit dilakukan oleh karena sejak tahun 2006 sampai saat ini tidak terjadi pergantian musim antara musim kemarau dan penghujan. Kondisi ini menyebabkan fluktuasi kasus yang bervariasi dari tahun ke tahun. Untuk tahun 2008, jumlah kasus tercatat 89 penderita kesemuanya dapat ditangani (100%) terjadi di empat belas kecamatan, kasus tertinggi terjadi di Suli Barat dan Ponrang masing-masing 19 penderita dengan CFR=0% (tidak ada kematian). Jumlah ini meningkat di tahun 2009 yaitu 143 penderita yang semuanya dapat ditangani (100%).

Kegiatan penanggulangan yang dilakukan antara lain pengasapan (fogging), pemberantasan sarang nyamuk (PSN), abatisasi dan penyuluhan, sekalipun kegiatan ini dilaksanakan belum melibatkan sector/program terkait. Pola kejadian mulai tahun 2007 sampai 2009 menunjukkan peningkatan, namun peningkatan secara signifikan yakni tahun 2006 sampai tahun 2009. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya karena peningkatan kasus di daerah endemis, beberapa kecamatan selama ini sporadis terjadi KLB, kemungkinan ada kaitannya dengan pola musiman 3-5 tahunan, kemudian bila dilihat dari hasil PJB, angka bebas jentik (ABJ) masih dibawah 95% tahun 2007 hanya 35,25% angka ini menurun dari tahun sebelumnya, tahun 2008 ABJ menjadi 62,68%, dan tahun 2009 ABJ hanya 58,86%. Pada Tahun 2010 terdapat 118, kasus tertinggi terjadi di kecamatan Bajo yaitu 28 kasus, dan di tahun 2014 terdapat 30 kasus dan yang tertinggi terdapat pada kecamatan Suli Barat dan Bua. Disamping itu luasnya areal perkebunan kakao dan pertanian, menjadi peluang lapangan kerja sehingga memungkinkan terjadinya arus perpindahan penduduk ke Kab.Luwu termasuk penduduk yang tercemar plasmodium. Disamping itu limbah kakao berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk DBD.

3) Penyakit Filariasis

Program eliminasi filariasis dilaksanakan atas dasar kesepakatan global WHO

tahun 2000 yaitu “The Global Goal of Elimination of Lymphatic as a public Health Problem The Year 2020”.

Filariasis (penyakit kaki gajah) tetap merupakan masalah kesehatan

masyarakat terutama di daerah pedesaan di luar Pulau Jawa, Bali dan NTB. Dampak dari serangan penyakit ini adalah menurunkan derajat kesehatan masyarakat karena menurunnya daya kerja dan produktivitas serta timbulnya cacat anggota tubuh yang menetap. Penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk, beberapa jenis nyamuk

29

diketahui berperan sebagai vektor Filariasis antara lain Mansonia, Anopheles dan Culex.

Di Sulawesi Selatan, salah satu kegiatan program pemberantasan penyakit

Filaria adalah survei endemisitas Filariasis berupa survei darah jari yang bertujuan untuk mengetahui tingkat endemisitas berdasarkan mikro filarial rate pada lokasi yang ditentukan kasus klinis filariasis. Pada tahun 2001, kegiatan ini dilaksanakan pada 20 lokasi dari 6 yakni 4 lokasi di Sul-sel. Dan 2 lokasi di Sulbar, dari 3.938 specimen yang diperiksa ditemukan specimen yang positif sebanyak 22 specimen (MF Rate=0,66%). Untuk tahun 2003, kegiatan ini dilaksanakan pada 10 lokasi dari 5 Kabupaten dari 223 specimen yang diperiksa ditemukan 12 specimen positif dengan Mikrofilaria Rate 10,10%.

Tahun 2004, dilaksanakan survei cepat filariasis di 30 puskesmas pada 15

kab/kota non endemis filariasis. Hingga triwulan IV 2004, jumlah penderita kronis yang ditemukan sebanyak 12 orang. Sedangkan untuk survei evaluasi pengobatan, dilaksanakan di 5 lokasi pada 2 kabupaten endemis filariasis yaitu kabupaten Mamuju dan Kabupaten Luwu Timur. Adapun jumlah specimen yang diperiksa sebanyak 545 dari target 500 spesimen, dan hasil pemeriksaan microfilaria (MF rate=0%). Sementara untuk tahun 2005, survei darah jari dilakukan di 6 lokasi pada 5 kabupaten Di sulsel dan sulbar. Hasil pemeriksaan darah jari yaitu MF Rate 0%. Sedangkan untuk tahun 2006, ditemukan tingkat MF rate di Kab. Sidrap sebesar 1,37%, kab.Enrekang 1,2% dan Kab. Luwu timur 1,4%, hal ini menandakan bahwa daerah tersebut merupakan daerah endemis filariasis karena MF ratenya berada diatas 1 %.

Khusus di Kab Luwu, setelah terjadi pemekaran menjadi Luwu dan Luwu

Utara maka yang menjadi daerah endemis adalah Kab. Luwu Utara yang kemudian mekar lagi menjadi Luwu Timur, namun sampai saat ini belum ada kecamatan dalam lingkup Kab. Luwu yang melaporkan adanya kasus filariasis.

2. Penyakit Tidak Menular yang Diamati

Semakin meningkatnya arus globalisasi di segala bidang, telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat termasuk dalam pola konsumsi makanan keluarga. Perubahan tersebut tanpa disadari telah member pengaruh terhadap terjadinya transisi epidomologi dengan semakin meningkatnya kasus-kasus penyakit tidak menular seperti penyakit Jantung, Stroke, Dispepsia, Diabetes, Hipertensi, Gangguan jiwa/mental, dan Sebagainya.

Berdasarkan laporan dari Rumah Sakit Umum Batara Guru di Kab. Luwu

kasus penyakit tidak menular yang terbanyak pada rawat inap adalah Kecelakaan (131 penderita), Dispepsia (606 Penderita). Demikian halnya pada rawat jalan adalah kelompok Diabetes Malitus baik yang tidak bergantung insulin, YDT lainnya maupun YTTsebanyak 85 penderita. Gambaran/pola 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit tahun 2014 disajikan pada table berikut ini :

30

TABEL VII PROPORSI 10 PENYAKIT TIDAK MENULAR TERBANYAK PADA

PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT DI KAB. LUWU TAHUN 2014

Jenis Penyakit Jumlah % 1. Kecelakaan Angkutan Darat 2. Dispepsia 3. Hipertensi Esensial (Prmer) 4. Penyakit Jantung Lainnya 5. Sistitis 6. Diabetel Melitus YTT 7. Diabetes Melitua tidak bergantung Insulin 8. Neoplasma yg tidak diketahui Sifatnya 9. Diabetes Melitus YDT Lainnya 10. Strok tak menyebut pendarahan/infrak

- 77 73 4 35 61 4 41 - -

- - -

Sumber: Bid. Jaminan & Sarkes Dinkes Luwu, 2008 Sedangkan pola 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit

tahun 2014 dapat dilihat pada table berikut ini :

TABEL VIII PROPORSI DAN CFR 10 PENYAKIT TIDAK MENULAR TERBANYAK

PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT DI KAB. LUWU TAHUN 2014

Jenis Penyakit Jumlah % CFR 1. Kecelakaan Lalulintas 2. Cedera Intraranial 3. Dispepsia 4. Hipertensi Esensial primer 5. Sistitis 6. Strok tak menyebut pendarahan/infark 7. Gastritis & Duodenitis 8. Jantung 9. Diabetes Melitus YDT Lainnya 10. Diabetes Melitus tidak bergantung

Insulin

131 205 606 258 51 42

198 141 85 18

0,0 2,34 0,0 0,0 0,0 12,9 0,0 29,4 0,0 0,0

Sumber: Bid. Jaminan & Sarkes Dinkes Luwu, 2009 C. STATUS GIZI

Gizi dan permasalahannya sampai saat ini merupakan masalah yang belum terpecahkan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kasus yang berkaitan dengan status gizi seseorang, disamping masalah gizi merupakan multikausa dan bukan penyebab tunggal terjadinya masalah kesehatan. Status gizi seseorang sangat erat kaitannya dengan permasalahan kesehatan secara umum, karena disamping merupakan faktor predisposisi yang dapat memperparah penyakit infeksi secara langsung juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan individual. Bahkan status gizi janin yang masih berada dalam kandungan dan bayi yang sedang menyusui sangat dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil atau ibu menyusui.

31

Berikut ini akan disajikan gambaran mengenai indikator-indikator status gizi masyarakat antara lain bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita, sttus gizi wanita usia subur Kurang Energi Kronis (KEK), Anemia Gizi Besi (AGB) pada ibu dan pekerja wanita dan gangguan akibat Yodium (GAKY) sebagaimana diuraikan berikut ini:

1. Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Masalah pada bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) terutama pada

premature terjadi karena ketidakmatangan system organ pada bayi tersebut. Berat bayi lahir Rendah mempunyai kecendrungan kearah peningkatan terjadinya infeksi dan mudah terjadi komplikasi. Masalah pada BBLR yang sering terjadi adalah gangguan apada system pernafasan, susuna saraf pusat,kardiovaskular, Hematologi, gastro intestinal ginjal dan termeregulasi.

Hasil Riskesdas tahun 2013 menyatakan bahwa persentase balita (0-59 bulan)

dengan BBLR sebesar 10,2% . Persentase BBLR tertinggi terdapat di provinsi Sulawesi Tengah (16,8%) dan terendah di Sumatra Utara (7,2%)

Menurut profil Sulawesi Selatan tahun 2013 Jumlah Bayi Lahir Hidup

sebesar 146.727, Bayi lahir Hidup ditimbang sebesar 145.076 dengan Jumlah BBLR yaitu 4.260 kasus. Dan tertinggi di Kota Makassar sebesar 611 kasus Kab.Wajo 324 kasus, dan Kab. Gowa 286 kasus. Dan kasus terendah di Kab.Bantaeng 60 kasus, Kab. Luwu 70 kasus dan Kab. Tana Toraja 77 kasus

Salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan

neonatal adalah Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2.500 gram). BBLR dibedakan dalm 2 kategori yaitu BBLR karena prematur (usia kandungan kurang dari 37 minggu) atau BBLR karena Intra Uterine Growth Retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Di Negara berkembang, banyak BBLR dengan IUGR karena ibu berstatus gizi buruk, anemia, malaria dan menderita penyakit menular seksual (PMS) sebelum konsepsi atau pada saat hamil.

Secara nasional, angka BBLR belum tersedia, meskipun demikian proporsi

BBLR dapat diketahui berdasarkan hasil estimasi dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI).

Di kabupaten Luwu, Kejadian BBLR bervariasi dari tahun ke tahun. Tahun 2010 terjadi disembilan kecamatan dengan jumlah 24 kasus dan ditangani 28 kasus, tahun 2006 sebanyak 31 kasus dan tahun 2007 sebanyak 34 kasus dan yang ditangani 28 orang.Tahun 2014. Data terinci pada lampiran tabel 21.

2. Status Gizi Balita

Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi pada Balita adalah dengan anthropometri yang diukur melalui indeks Berat Badan menurut umur (BB/U) atau berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB). Kategori yang digunakan

32

adalah : gizi lebih (z-score>+2 SD); gizi baik (z-score-2 SD sampai +2 SD); gizi kurang (z-score < -2 SD sampai -3SD) dan gizi buruk (z-score< -SD).

Sejak tahun 1992 untuk mengukur keadaan gizi anak balita digunakan standar

WHO-NCHS untuk indeks berat badan menurut umur. Namun dari beberapa studi/survei yang melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan (BB/TB), pada umumnya, pengukuran BB/TB menunjukkan keadaan gizi kurang yang lebih jelas, dan sensitive/peka dibandingkan prevalensi berdasarkan pengukuran berat badan menurut umur seperti hasil dari pengukuran pravelansi gizi kurang menurut BB/TB(wasting) sesudah tahun 1992 berkisar antara 10-14%.

Masalah gizi kurang pada anak balita dikaji kecendrungannya menurut

Susenas dan survei atau pemantauan lainnya. Secara nasional, menurut Susenas tahun 1989, prevalensi gizi buruk dan kurang pada balita adalah 37,5% menurun menjadi 24,7% tahun 2000, yang berarti mengalami penurunan sekitar 34%.

Dari hasil Susenas 2001 di Indonesia, persentase Balita yang bergizi baik

adalah sebesar 64,14% yang bergizi sedang 21,51% dan sisanya 9,35% adalah Balita bergizi kurang/buruk atau yang dikenal dengan istilah Kurang Kalori Protein (KKP). Bila dibandingkan menurut jenis kelamin, persentase balita perempuan bergizi baik relative lebih tinggi daripada balita laki-laki, demikian pula gizi kurang/buruk lebih tinggi pada balita laki-laki dibandingkan balita perempuan.

Di Sulawesi Selatan menurut hasil Riskesdas tahun 2013 prevalansi gizi buruk-kurang pada anak balita sebesar 25,6 persen yang berarti masalah gizi buruk-kurang di Sulawesi Selatan masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dengan prevalansi tinggi. Diantara 24 Kabupaten/Kota, terdapat tiga Kabupaten/Kota termasuk kategori prevalansi sangat tinggi, yaitu Bone, Pangkep & Bantaeng.

Di kabupaten Luwu, upaya untuk memperoleh gambaran perubahan status

gizi masyarakat guna penanggulangan masalah gizi dilaksanakan melalui Pemantauan Status Gizi (PSG). Hasil Pemantauan Status Gizi tahun 2007, hasilnya menggambarkan 0,76% berstatus gizi lebih, 91,01% status gizi baik, 7,03% anak berstatus gizi kurang dan 1,21% anak berstatus gizi kurang dari 14.276 balita yang diukur. Tahun 2008, dari 10.006 balita yang diukur, 0,38% status gizi lebih, gizi baik 91,37%, gizi kurang 7,65% dan gizi buruk 0,61%. Hasil ini memperlihatkan ada penurunan 0,6% balita gizi buruk tahun 2007 ke tahun 2009. Pada tahun 2010 dari 33.720 balita 1,14% berstatus gizi lebih, 64,35% gizi baik, 0,48 gizi kurang, 0,08 gizi buruk, tahun 2014 jumlah balita Gizi buruk 5 orang.

3. Status Gizi Wanita Usia Subur Kurang Energi Kronik (KEK)

Salah satu cara untuk mengetahui status gizi wanita usia subur (WUS) umur 15-49 tahun adalah dengan melakukan pengukuran lingkar lengan atas (LILA). Hasil pengukuran ini bias digunakan sebagai salah satu cara dalam mengidentifikasikan seberapa besar seorang wanita mempunyai resiko untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Indikator Kurang Energi Kronik (KEK) menggunakan standar lingkar lengan atas (LILA) < 23,5cm.

33

Di Kabupaten Luwu, data dan informasi mengenai status gizi wanita usia subur (umur 15-49 tahun) yang kurang energy kronik (KEK) sampai saat ini belum diperoleh bahkan ditahun 2010 ini data ibu hamil yang KEK tidak terlaporkan. Hal ini memunculkan dua versi, apakah kasus tersebut benar tidak ada atau sistim pencatatan petugas yang tidak disiplin.

4. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)

Salah satu maslaha gizi yang perlu mendapat perhatian adalah masalah

gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). GAKY dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan fisik dan keterbelakangan mental. Gangguan pertumbuhan fisik meliputi pembesaran kelenjar tiroid (gondok), kretin (badan kerdil), gangguan motorik (kesulitan berdiri atau berjalan normal), bisu, tuli dan mata juling. Sedangkan keterbelakangan mental termasuk berkurangnya tingkat kecerdasan anak.

WHO/UNICEF/ICCID mengkategorikan endemisitaas daerah dalam 4

kategori menurut besar Total Goiter Rate (TGR). TGR digunakan untuk menilai status GAKY masyarakat sekaligus untuk evaluasi dampak program terhadap perbaikan status GAKY.

Angka prevalensi gondok atau Total Goitre Rate (TGR) dihitung

berdasarkan seluruh stadium pembesaran kelenjar, baik yang teraba (pallable) maupun yang terlihat (visible). Pada tahun 1980, TGR didapatkan dari survei GAKY sebesar 37,2%. Prevalensi ini menurun menjadi 27,7% pada tahun 1990 dan turun drastic menjadi 9,8% pada tahun 1998. Walaupun terjadi penurunan yang cukup berarti, GAKY masih dianggap masalah kesehatan masyarakat, karena secara umum prevalensinya masih diatas 5%.

Di Sulawesi Selatan, data dan informasi yang diperoleh tentang kasus

GAKY untuk anak sekolah sebesar 10,1%(1998) dan 10,5%(2002), sedangkan untuk status GAKY pada ibu hamil tercatat sebesar 18,62%. Sedangkan GAKY secara keseluruhan untuk tahun 2006 tercatat sebesar 10,1% (Survei Pemetaan GAKY Nasional 2003).

Kabupaten Luwu merupakan salah satu daerah bukan endemis gondok

sehingga data dan informasinya juga jarang ditemukan. Demikian gambaran singkat mengenai situasi derajat kesehatan di Kabupaten Luwu sampai dengan tahun 2010.

34

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan khususnya kesehatan masyarakat dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan kesehatan, jajaran kesehatan di Kab. Luwu telah melakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat. Berikut ini diuraikan gambaran situasi upaya kesehatan khususnya untuk tahun 2014. A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR

Peranan upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara tepat dan cepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut: 1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi

Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar di dalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu bias berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya.

a. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan

professional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama kehamilannya, yang mengikuti pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat cakupan pelayanan K1 dan K4.

Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan

gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan cakupan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali pada trimester ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil.

Gambaran kecendrungan cakupan K1 dan K4 tahun 2004 hingga 2013 di

Indonesia dapat dilihat pada gambar berikut.

35

Berdasarkan gambar di atas cakupan K1 selalu mengalami peningkatan

kecuali di tahun 2013 dimana angkanya mengalami penurunan 96.84% dan di tahun 2012 menjadi 95.25% pada tahun 2013. Hal itu sedikit berbeda dengan cakupan K4 yang pernah mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari 80.26% pada 2007 menjadi 86.85% dari 90.18% pada tahun sebelumnya.

Gambaran persentase cakupan pelayanan K1 di Kab. Luwu tahun 2008 tercatat

99% sedangkan K4 hanya 82,89%. Bahkan dari 21 puskesmas di Kab. Luwu, 14 (66,7%) diantaranya mencapai target nasional. Data cakupan kunjungan ibu hamil K4 menurut kab/kota disajikan pada lampiran table 25. Sedangkan tahun 2009 untuk pelayanan K1 tercatat 91,76% dan K4 hanya 77,27%. Pada Tahun 2010 untuk pelayanan K1 tercatat 89,78% dan K4 78,07 %, tahun 2013 pelayanan K1 91,5% dan K4 77,8%. Tahun 2014 Pelayanan K1 97,1% dan K4 85,3%

b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan Kompetensi Kebidanan Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar

terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (professional). Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, termasuk pendampingan, meningkat sekitar 10%, yaitu dari 60,75% pada tahun 1998 menjadi 70,62% pada tahun 2003.

Kondisi di Kab. Luwu memperlihatkan hasil yang tidak terlalu berbeda dengan

Sulsel. Yakni 77,24% persalinan ditolong tenaga kesehatan tahun 2009 menurun ±10% dibanding persalinan Nakes tahun 2008 (84,83%).Sedangkan pada tahun 2010 persalinan ditolong nakes meningkat yaitu 87,50%, tahun 2013 ditolong oleh nakes 87,9 %. Dan di Tahun 2014 yang ditolong nakes sebesar 91,6 % Bila dibandingkan dengan target SPM Bidang Kesehatan Tahun 2005 (77%) maka capaian Kab. Luwu telah berada sedikit di atas target. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran table 29.

c. Kunjungan Neonatus

Kesehatan dan pertumbuhan serta perkembangan bayi ditentukan melalui

perawatan awal yang diberikan setelah bayi lahir sampai berumur 28 hari. Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko

36

gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonates (0-28 hari) minimal 2 kali, satu kali pada umur 0-7 hari dan satu kali lagi pada umur 8-28 hari. Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan disamping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu. Cakupan kunjungan neonatal (KN) selama periode tahun 2010-2014 di kab. Luwu dan cakupan kunjungan nasional (KN) menurut puskesmas.dapat dilihat pada table 29

2. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah, Usia Sekolah dan Remaja

Pelayanan kesehatan pada kelompok ini dilakukan dengan pelaksanakan pemantauan dini terhadap tumbuh kembang dan pemantauan kesehatan anak prasekolah, pemeriksaan anak sekolah dasar/sederajat, serta pelayanan kesehatan pada remaja, baik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun peranserta tenaga terlatih lainnya seperti kader kesehatan, guru UKS dan dokter kecil.

Di Kab.Luwu, cakupan yang dicapai pada tahun 2006 untuk anak pra sekolah 34,77%, pemeriksaan siswa sekolah dasar 29,01% dan pelayanan kesehatan remaja 23,88%, cakupan ini menurun terus sampai tahun 2009, pada tahun 2010 pemeriksaan siswa sekolah dasar 30,03% dan pelayanan kesehatan remaja 18,15% hal ini menunjukkan adanya cakupan yang terus menurun di setiap tahun sementara tahun 2013 yang mendapat pemeriksaan 70,9%. dapat dilihat pada gambar berikut ini, dan data terinci pada lampiran Tabel 51.

Jika dibandingkan dengan hasil pencapaian provinsi, kab.Luwu lebih tinggi

pada tahun 2005 namun masih dibawah capaian Nasional. Kondisi ini menggambarkan program deteksi dini tumbuh kembang dan pemantauan kesehatan anak sekolah dan remaja kurang berjalan dengan baik ataukah pencatatan dan pelaporan yang kurang baik sehingga tidak terlaporkan secara keseluruhan. 3. Pelayanan Keluarga Berencana

Secara nasional, proporsi pasangan usia subur yang sedang menggunakan alat KB pada tahun 2009 sebesar 44,85%. Sedangkan menurut hasil pengumpulan data/inidkator kinerja SPM bidang kesehatan seluruh Indonesia menunjukkan bahwa pada tahun 2003 persentase peserta KB aktif sebesar 68,49%.

Adapun persentase tertinggi alat/cara KB yang dipakai peserta KB aktif adalah

suntikan (51,08%), kemudian pil (25,05%) dan AKDR/IUD (10,69%). Menurut data dari BKKBN, metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan pasangan usia subur (PUS) pada peserta KB baru pada tahun 2003 adalah suntikan (58,16%), pil (29,02%), implant/susuk KB (4,88%). Sementara untuk tempat pelayanan bagi peserta KB baru adalah klinik KB pemerintah (59,45%), bidan praktek swasta (30,77) dan klinik KB swasta (6,98%), serta selebihnya di dokter praktek swasta (2,80%).

Untuk di Sulawesi selatan, selama tahun 2001-2006 persentase peserta KB

aktif cenderung berfluktuasi karena adanya beberapa kab/kota yang tidak melaporkan datanya. Data terinci pada lampiran table 36. Gambaran peresentase peserta KB aktif

37

di Sulsel selama tahun 2009 dan gambaran peserta KB baru menurut Kab/kota di sulsel dapat dilihat pada tabel 36.

Persentase cakupan peserta KB Aktif di Kab.Luwu yang dilaporkan juga

berfluktuasi dari tahun ke tahun, disamping itu adanya faham yang berkembang di kalangan masyarakat mengenai dampak buruk penggunaan alat kontrasepsi turut menghambat keberhasilan program ini. Data yang diperoleh melalui Profil Kesehatan tahun 2007 32,08%, tahun 2008 30,92%. Selain itu juga tercatat bahwa persentase penggunaan kontrasepsi bagi peserta KB baru yang terbanyak selama tahun 2008 masing-masing suntikan (57,00%), Pil (35,56%), Implant(1,71%, Kondom (3,44%), IUD(1,60%) MOP/MOW (0,36%).Tahun 2009 suntikan (8,08%),Pil (5,55%),Implant (1,09%), Kondom (1,22%) hal ini menunjukan adanya penurunan cakupan peserta KB aktif. Sedangkan pada tahun 2010 Implant (5%), Suntik 52,47%), Kondom (3,49%), MOP/WOW (1,95%), tahun 2013 Data terinci pada lampiran Tabel 35.

4. Pelayanan Imunisasi

Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan proksi terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara lengkap. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut juga menggambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat (herd immunity) terhadap penularan PD31.

Di Sulsel, pada tahun 2004 pencapaian UCI sebesar 64,04%. Di kabupaten Luwu, gambaran pencapaian UCI sejak tahun 2005 sampai tahun 2009 mengalami peningkatan, tahun 2005 (38,54%), tahun 2006(53,13%), tahun 2007 (72,92%), tahun 2008 (74%) dan tahun 2009 (80,62%), sedangkan pada tahun 2010 pencapaian UCI menurun yaitu (57,52%), tahun 2013 95,2% data terinci pada Lampiran Tabel 41.

Pelayanan imunisasi bayi mencakup vaksinasi BCG, DPT (3 kali), Polio (4

kali), Hepatitis-B (3 kali) dan Imunisasi Campak (1 kali), yang dilakukan melalui pelayanan rutin di Posyandu dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Cakupan Imunisasi dasar pada bayi (cakupan imunisasi campak) secara nasional di tahun 2003 sebesar 89,2%, Sulawesi selatan tercatat sebesar 89,63% (tahun 2006), sedangkan di Kabupaten Luwu pada tahun 2010 sebesar 72,86% data terinci pada lampiran Tabel 43.

Disamping itu, perkembangan cakupan imunisasi TT ibu hamil secara nasional

cenderung menurun. Untuk Sulawesi selatan, cakupan imunisasi TT2 ibu hamil tercatat sebesar 77,68% (tahun 2004) menurun pada tahun 2005 menjadi 65,09%, sedangkan untuk Kab. Luwu pencapaian cakupan imunisasi TT ibu hamil sebesar 85,75% (tahun 2009). Data terinci pada lampiran Tabel 30. 5. Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut dan Usia Lanjut

Cakupan pelayanan kesehatan pra usila dan usila untuk Sulawesi Selatan pada

tahun 2004 mencakup 23,81%, sementara untuk tahun 2005 meningkat menjadi 29,78% dan di tahun 2006 meningkat lagi menjadi 37,03%. Sedangkan pencapaian di Kab.Luwu tahun 2006 sebesar 54,46%, namun tahun 2007 menurun menjadi 46,26% dan tahun 2008 hanya mencapai 2,98%. Suatu penurunan yang amat signifikan sehingga mengindikasikan kurangnya kepedulian petugas dalam memberikan

38

pelayanan kepada pra usila dan usila. Disamping itu kemungkinan terjadinya under reporting dan recording sehingga hasil yang terlaporkan hanya sedikit. Tetapi tahun 2009 mengalami peningkatan yang tinggi yaitu 68,76%.Pada tahun 2010 kembali menurun yaitu 34% Jumlah ini masih jauh untuk mencapai target SPM sebesar 70%.tahun 2013 meningkat menjadi 35,77% Persentase dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 63,12 % cakupan pelayanan kesehatan pria usila dan usila disajikan pada Lampiran table 52.

B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG

Upaya pelayanan kesehatan rujukan dan penyediaan fasilitas penunjang merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

1. Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit

Menurut laporan Subdin Bina Pelayanan Kesehatan dan Farmasi Dinkes Prov. Sulsel tahun 2006, persentase pemanfaatan tempat tidur rumah sakit umum (BOR) sebesar 55,16% (nasional 55,2%). Di kabupaten Luwu sesuai laporan dari RSUD Batar Guru yang baru berjalan beberapa tahun dengan kondisi yang masih dalam taraf pembangunan gedung, penambahan pra sarana dan pembangunan sumber daya manusia, maka persentase penggunaan tempat tidurnya baru mencapai 8,58% (tahun 2005). Cakupan ini menurun menjadi 3,43% (tahun 2006) kemudian tahun 2008 meningkat menjadi 27,2%. Peningkatan cakupan ini dibarengi dengan penambahan tenaga terutama tenaga Dokter ahli. Data terinci pada Lampiran Tabel 63. 2. Pelayanan Ibu Hamil dan Neonatus Risiko Tinggi

Hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan melalui Profil Kesehatan kab/kota tahun 2006 menunjukkan bahwa persentase ibu hamil risiko tinggi yang dirujuk dan mendapat pelayanan kesehatan lebih lanjut sebesar 19,30% (target SPM 40%). Pada tahun yang sama, persentase neonates risiko tinggi yang dirujuk dan mendapat pelayanan kesehatan lebih lanjut sebesar 92,90% (target SPM 40%). Persentase ibu hamil dan neonatus risiko tinggi/komplikasi dirujuk yang memiliki akses terhadap ketersediaan darah dilaporkan sebesar 60,18%(nasional 19,87%).

Gambaran persentase ibu hamil risiko tinggi yang dirujuk dan mendapat

pelayanan kesehatan di Kabupaten Luwu masih sangat rendah dan jauh di bawah target SPM. Sampai tahun 2008 hanya mencapai 8,36% sedikit meningkat di tahun 2009 yaitu 19,49% (target SPM 80%),sedangkan pada tahun 2010 presentase ibu hamil resiko tinggi yang ditangani mengalami penurunan yaitu 3,36%, lebih jelasnya pada lampiran tabel 33.

3. Pemanfaatan Obat GeneriK

Hasil pengumpuln data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan melalui profil

Kesehatan kab/kota menunjukkan bahwa pada tahun 2006, ketersediaan obat baik obat esensial maupun obat generic sebesar 62,65%, sementara ketersediaan obat

39

generik berlogo sebesar 98,60%, dan persentase penulisan resep obat generic dilaporkan sebesar 83,34 (target SPM 80%).

Kondisi di kabupaten Luwu dalam hal ketersediaan obat baik obat esensial

maupun obat generic secara umum untuk 21 puskesmas masih sangat sedikit yang dapat dipenuhi, pencapaiannya di tahun 2009 adalah 7,2%. Kekurangan-kekurangan akibat kurangnya dana dapat diatasi melalui pengadaan buffer stick, sehingga kebutuhan ke 21 puskesmas dapat terpenuhi. Untuk penulisan resep obat generik belum terlaporkan, artinya obat generik masih mencakupi di tingkat kecamatan dan belum ada yang digunakan berasal dari resep dokter. Rincian persentase ketersediaan obat esensial, ketersediaan obat generik berlogo dan penulisan resep obat generic di Kab.luwu tahun 2014 disajikan pada Lampiran Tabel 67.

C. PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

Upaya pemberantasan penyakit menular lebih ditekankan pada pelaksanaan surveilens epidomologi dengan upaya penemuan penderita secara dini yang ditinjaklanjuti dengan penanganan secara cepat melalui pengobatan penderita. Di samping itu pelayanan lain yang diberikan adalah upaya pencegahan dengan pemberian imunisasi, upaya pengurangan faktor risiko melalui kegiatan untuk peningkatan kualitas lingkungan serta peningkatan persentase masyarakat dalam upaya pemberantasan penyakit menular yang dilaksanakan melalui berbagai kegiatan. Uraian singkat berbagai upaya tersebut seperti berikut ini:

1. Penyelidikan Epidemologi dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa

Upaya penyelidikan epidomolgi dan penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) merupakan tindak lanjut dari penemuan dini kasus-kasus penyakit berpotensi KLB/wabah yang terjadi pada masyarakat. Upaya penanggulangan yang dilakukan dimaksudkan untuk mencegah penyebaran lebih luas dan mengurangi dampak yang ditimbulkan. Hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan menunjukkan bahwa pada tahun 2008, di 11 desa yang terkena KLB, ada 5 desa yang ditangani (45,45%) sedangkan tahun 2009 terdapat 21 desa dan 20 desa yang ditangani (95,24%). Pada tahun 2010 ada 13 desa yang terkena KLB, tahun 2014 ada 2 desa dan semuanya ditangani . Data terinci pada Lampiran Tabel 28. 2. Pemberantasan Penyakit Polio

Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit polio telah dilakukan melalui gerakan imunisasi polio. Upaya ini juga di tindaklanjuti dengan kegiatan surveilens epidomologi secara aktif terhadap kasus-kasus acute flaccid paralysis (AFP) kelompok umur < 15 tahun hingga dalam kurun waktu tertentu, untuk mencari kemungkinan adanya virus polio liar yang berkembang di masyarakat dengan pemeriksaan specimen tinja dari kasus AFP yang dijumpai. Berdasarkan kegiatan surveilens AFP pada penduduk < 15 tahun selama tahun 2000 – 2003, baik secara nasional maupun provinsi diperoleh gambaran.

Setiap kasus AFP yang ditemukan dalam kegiatan intensifikasi surveilens, akan dilakukan pemeriksaan specimen tinja untuk mengetahui ada tidaknya viru polio liar

40

yang menyerang masyarakat. Gambaran AFP rate dikabupaten Luwu selama tahun 2013 dapat dilihat pada table 18.

Penemuan kasus AFP selama tahun 2006 berdasarkan hasil pelacakan

ditemukan kasus sebanyak 1 penderita, tahun 2007 ditemukan 6 kasus, tahun 2008 jumlahnya menurun menjadi 1 kasus yang tersebar 5 kecamatan dan menurun tahun berikutnya menjadi 1 kasus dengan AFP rate sebesar 0,67 per 100.000 anak umur < 15 tahun, sedangkan untuk tahun 2009 meningkat lagi menjadi 5 kasus.Sedangkan pada tahun 2010 tidak ada kasus yang dilaporkan, tahun 2014 meningkat sebesar 17 Kasus. 3. Pemberantasan TB Paru

Upaya pencegahan dan pemberantasan TB-paru dilakukan dengan pendekatan Directly Observe Treatment Shortcource (DOTS) atau pengobatan TB-Paru dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO). Kegiatan ini meliputi upaya penemuan penderita dengan pemeriksaan dahak di sarana pelayanan kesehatan yang ditindaklanjuti dengan paket pengobatan. Dari upaya penemuan kasus TB BTA + maka diperoleh angka Case Detection Rate (CDR) selama tahun 2006 di Kabupaten Luwu sebesar 49 %.

Dalam penanganan program, semua penderita TB yang ditemukan

ditindaklanjuti dengan paket-paket pengobatan intensif. Melalui paket pengobatan yang diminum secara teratur dan lengkap, diharapkan penderita akan dapat disembuhkan dari penyakit TB yang dideritanya. Namun demikian dalam proses selanjutnya tidak tertutup kemungkinan terjadinya kegagalan pengobatan akibat dari paket pengobatan yang tidak terselesaikan atau Drop Out (DO), terjadinya resistensi obat atau kegagalan dalam penegakan diagnose diakhir pengobatan, disamping itu masih ada penderita yang merasa malu karena menderita TB. Adapun angka tingkat kesembuhan dari penderita TB BTA + tahun 2007 tercatat sebesar 59 % artinya ada peningkatan ±10% dibandingkan tahun sebelumnya. Demikian pula tahun 2008 tercatat 75%. Tahun 2009 meningkat 5% menjadi 80%.Pada Tahun 2010 tingkat penyembuhan menurun yaitu 68,78%, tahun 2014 tingkat penyembuhan meningkat 93,03% Hasil ini menggambarkan respon masyarakat untuk sembuh tidak menunjukkan peningkatan.

4. Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS dan PMS

Upaya pelayanan dalam rangka pemberantasan penyakit HIV/AIDS di samping ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan juga diarahkan pada upaya pencegahan yang dilakukan melalui skrining HIV/AIDS terhadap darah donor dan upaya pemantauan dan pengobatan penderita penyakit menular seksual (PMS).

Menurut hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan

melalui Profil Kesehatan sejak tahun 2005 sampai tahun 2006, belum ada laporan kasus HIV/AIDS, namun tahun 2007 ditemukan 1 kasus di Kec. Larompong yang positif HIV. Tahun 2008-2010 tidak ada kasus yang ditemukan. Sekalipun kasus ini bukan murni terjadi di Kab. Luwu karena penderitanya berasal dari luar kabupaten, bukan berarti kita harus lengah terhadap kasus ini. Karena kasusnya tidak cepat terdeteksi.

41

5. Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

Upaya pemberantasan DBD dititkberatkan pada penggerakan potensi masyarakat untuk dapat berperanserta dalam pemberantasan sarang nyamuk (gerakan 3M), juru pemantauan jentik (Jumantik) untuk memantau angka bebas jentik (ABJ), serta pengenalan gejala DBD dan penanganannya di rumah tangga.

Hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan

menunjukkan bahwa pada tahun 2007 dari 81 kasus yang ada hanya 34,57% ditangani dan di tahun 2008 sekalipun jumlah kasus meningkat yakni 89 kasus namun semuanya dapat ditangani. Tahun 2009 juga mengalami peningkatan sebanyak 54 kasus menjadi 143 tetapi semuanya dapat ditangani (100%). Pada Tahun 2010 jumlah kasusunya menurun yaitu 188 kasus. Jumlah kasus DBD menurut kecamatan di kab. Luwu dapat dilihat pada Lampiran tabel 11. 6. Pemberantasan Penyakit Malaria

Hasil pencatatan Subdin P2PL Dinkes Kab. Luwu menunjukkan bahwa pada tahun 2008, jumlah penderita 138, penderita klinis semuanya mendapatkan pengobatan dengan angka kesakitan 0,42% sedangkan tahun 2009 kembali meningkat menjadi 182 penderita dimana semuanya mendapat pengobatan.Pada tahun 2010 jumlah kasus penderita klinis meningkat yaitu 217 penderita. Data jumlah dan persentase penderita malaria yang diobati menurut kecamatan di Kab. Luwu. 7. Pemberantasan Penyakit Kusta

Pada penderita kusta yang ditemukan, diberikan pengobatan paket MDT yang terdiri atas Rifampicin, Lampren dan DDS yang diberikan dalam kurun waktu tertentu. Hasil pengumpulan data/indicator kinerja SPM bidang kesehatan menurut Kecamatan di laporkan bahwajumlah penderita kusta pada tahun 2005 sebanyak 23 orang (PB) dan 38 orang (MB) dengan persentase bebas dari pengobatan (RFT) sebesar 56,52%, dengan PR kusta per 10.000 penduduk tercatat sebesar 0,73 gambaran yang dicapai di tahun 2008, jumlah penderita 12 orang dengan persentase bebas dari pengobatan (RFT) 7 orang (58,3% PB) dan 10 orang (26,32%MB) . Tahun 2009 tercatat jumlah penderita 10 orang dengan RFT 9 orang (90%) dan 16 orang (69,56%). Pada Tahun 2010 jumlah penderita 10 orang dengan RFT 8 orang (80%) dan 6 orang MB (35,29%) dapat dilihat pada lampiran Tabel 17.

8. Pemberantasan Penyakit Filariasis

Salah satu upaya dalam pemberantasan penyakit Filariasis penemuan penderita secara dini. Namun sampai dengan tahun 2010 belum terlaporkan jumlah penderita filariasis di Kabupaten Luwu. Hal ini dimungkinkan karena Kab. Luwu bukanlah daerah endemis filarial. D. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR

Untuk memperkecil risiko terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan sebagai akibat dari lingkungan yang kurang sehat, dilakukan berbagai upaya

42

peningkatan kualitas lingkungan, antara lain dengan pembinaan kesehatan lingkungan pada institusi, surveilens vektor dan pengawasan tempat-tempat umum (TTU). 1. Pembinaan Kesehatan Lingkungan

Upaya pembinaan kesehatan lingkungan dilakukan terhadap institusi dalam menjaga kualitas lingkungannya yang dilakukan secara berkala. Upaya yang dilakukan mencakup pemantauan dan pemberian rekomendasi terhadap aspek penyediaan fasilitas sanitasi dasar (air bersih dan jamban), pengelolaan sampah, sirkulasi udara, pencahayaan dll. Hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan menurut kecamatan di Kab. Luwu selama tahun 2009 menunjukkan bahwa dari 1588 institusi yang tercatat terdapat 19,84% yang dibina.Pada Tahun 2010 terdapat 1.834 institusi dan 86,80% yang dibina.Persentase institusi yang dibina kesehatan lingkungannya menurut kecamatan tahun 2010 dapat dilihat pada lampiran Tabel 62.

Hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan khusus di

Kab.Luwu tahun 2008 menunjukkan bahwa dari 64.716 rumah yang ada 12.676 rumah (19,59%) diantaranya yang diperiksa, dari jumlah tersebut 7.945 rumah (62,68%) yang bebas jentik sedangkan tahun 2009, dari 64.223 rumah yang ada 8743 rumah (13,61%) diantaranya yang diperiksa, dari jumlah tersebut 5146 rumah (58,86%) yang bebas jentik.Pada tahun 2010 rumah yang ada 68.551 83,33% diantara yang diperiksa dari jumlah tersebut terdapat 25.656 yang bebas jentik. Persentase rumah/bangunan bebas jentik menurut kec. Di Kab. Luwu tahun 2010 dapat dilihat pada lampiran table 63. 2. Pengawasan tempat-tempat umum dan tempat Pengelolaan Makanan

(TUPM)

Menurut hasil pengumpulan data/indicator IS 2010 yang diperoleh melalui Profil Kesehatan kab. Luwu selama tahun 2009, tercatat bahwa dari 1572 TUPM/TTU yang diperiksa terdapat 850 TUPM/TTU yang memenuhi syarat (54,07%).Pada tahun 2010 tercatat terdapat 300 TUPM/TTU yang memenuhi syarat 219 (80.22%) . Jumlah dan persentase TUPM sehat menurut kec/puskesmas tahun 2014 dapat dilihat pada lampiran table 63. E. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakikatnya dimaksudkan untuk menangani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Beberapa permasalahan gizi yang sering dijumpai pada kelompok masyarakat adalah kekurangan kalori protein, kekurangan vitamin A, gangguan akibat kekurangan yodium dan anemia gizi besi. 1. Pemantauan Pertumbuhan Balita

Upaya pemantauan terhadap pertumbuhan balita dilakukan melalui kegiatan penimbangan di posyandu secara rutin setiap bulan. Menurut hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan tahun 2009 tercatat jumlah balita yang ditimbang sebanyak 17066 jiwa (49,28%) dari 34.629 balita yang ada. Hasil penunjukkan bahwa 69,78% balita dengan berat badan yang naik, 0,80% BGM dan 0,06 balita gizi buruk.Pada Tahun 2010 jumlah balita yang ditimbang 21.651 dari

43

jumlah tersebut terdapat 15.865 balita dengan berat badan naik, 0,55% BGM dan balita gizi buruk 0,08 %.

Sementara itu, persentase balita dengan berat badan dibawah garis merah

(BGM) sebesar 0,80% tahun 2009 dan bila dibandingkan dengan persentase 2008 (2,43%) maka terjadi penurunan persentase balita BGM. Demikian pula dengan balita status gizi buruk pada tahun 2009 adalah 0,06% menurun jika dibanding tahun 2008 sebesar 0,30% , sedangkan tahun 2010 BGM 0,55 % menurun dibandingkan tahun 2009 yaitu 0,06 %.Rincian hasil penimbangan Balita (0-59 bulan) menurut kecamatan tahun 2014 dapat dilihat pada Lampiran Tabel 22.

2. Pemberian Kapsul Vitamin A

Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada balita pada tahun 2009 dilaporkan

mencapai 61,06% dimana kecamatan yang memiliki persentase cakupan tertinggi di kec.Ponrang Selatan (93,87%) sedangkan yang terendah adalah di Kec.Kamanre (7,71%) dan Kec.Bupon (17,89%). Jika dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya (tahun 2008), yakni 36,49% maka terjadi peningkatan sebesar 24,57%.Pada Tahun 2010 pemberian kapsul vitamin A terjadi peningkatan yaitu 68,36% dibandingkan pada tahun 2009 61,06%. Data terinci dapat dilihat pada Lampiran tabel 32. Sementara data KVA menurut Helen Kehler International 1998 tercatat sebesar 17,1%.

3. Pemberian Tablet Besi

Tablet Fe mutlak diperlukan bagi setiap ibu hamil selama masa kehamilannya guna memelihara kesehatan dan kehamilan si ibu. Namun demikian belum semua ibu hamil memahami pentingnya tablet Fe karena faktor rasa dari tablet Fe yang kurang disukai, sehingga berimplikasi kepada pencapaian program.Tahun 2007 cakupan pemberian tablet besi pada ibu hamil tercatat sebesar 77% dan Pada tahun 2008, cakupan pemberian tablet besi pada ibu hamil tercatat sebesar 86,63%, dengan cakupan tertinggi terdapat di Kec.Suli Barat (122,71%), Belopa (108,21%) dan cakupan terendah di Kec.Walenrang Timur (57,41%). Tahun 2009, cakupan pemberian tablet Fe sebesar 77,27% menurun dari tahun sebelumnya,tahun 2010 pemberian tablet Fe sebesar 87,63% sementara target SPM yang harus dicapai sampai tahun 2010 (90%). Sedangkan data Anemia Gizi Besi (AGB) menurut Survei Gizi Mikro tahun 2006 tercatat sebesar 28,1%. Perkembangan cakupan pemberian tablet besi pada ibu hamil selama tahun 2006-2014 di Kab. Luwu dapat dilihat pada gambar berikut. Data terinci dapat dilihat juga pada Lampiran Tabel 32. 4. Pemberian Kapsul Minyak ber- Yodium

Berdasarkan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan yang terkumpul selama tahun 2006, tahun 2007 tercatat bahwa cakupan pemberian kapsul beryodium ini cenderung menurun dari 56,25% (thn.2006) menjadi 54,2% (th 2007) sedangkan untuk tahun 2008 meningkat menjadi 60% masih berada di bawah target SPM (80%). Tahun 2009- 2010 tidak ada data yang dilaporkan.

44

F. PELAYANAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

Upaya pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara paripurna. Upaya tersebut dimaksudkan untuk (1) menjamin ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan obat generik dan obat esensial yang bermutu bagi masyarakat, (2) mempromosikan bagian obat yang rasional dan obat yang generik, (3) meningkat kualitas pelayanan kefarmasian di farmasi komunitas dan farmasi klinik serta pelayanan kesehatan dasar, serta (4) melindungi masyarakat dari penggunaan alat kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan, mutu dan keamanan.

1. Peningkatan Penggunaan Obat Rasional

Upaya peningkatan penggunaan obat rasional, diarahkan kepada peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan pembinaan penggunaan obat yang rasional melalui pelaksanaan advokasi secara lebih intensif agar terwujud dukungan masyarakat yang kondusif serta terbangunnya kemtraan dengan unit pelayanan kesehatan formal. Secara nasional, sampai dengan akhir tahun 2003, penggunaan obat rasional baru mencapai 60%. Angka tersebut belum menunjukkan target yang hendak dicapai yang idealnya penggunaan obat yang rasional mencapai 100%. Berkaitan dengan hal tersebut perlu terus diupayakan peningkatan obat esensial nasional di setiap fasilitas kesehatan masyarakat dan melindungi masyarakat dari risiko pengobatan irasional. Adapun situasi peningkatan penggunaan obat rasional untuk Kab. Luwu belum diperoleh data/informasi. 2. Penerapan Penggunaan Obat Esensial Generik

Kegiatan ini dimaksudkan agar terjaminnya ketersediaan, keterjangkauan, dan pemerataan obat dalam pelayanan kesehatan, yang pelaksanannya mancakup pengadaan buffer stock obat generik esensial, revitalisasi pemasyarakatan konsepsi obat esensial dan penerapan penggunaan obat esensial generik pada fasilitas pelayanan pemerintah maupun swasta. Pada tahun 2006 ketersediaan obat esensial di Kab. Luwu telah mencapai 169,5% (nasional 90%) dan ketersediaan obat generik juga sebesar 169,5%. Sementara untuk tahun 2007 ketersediaan obat esensial dan obat generik mencapai 168,5%. ketersediaan obat sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan dasar tahun 2008 mencapai 70,9%. Sedangkan Tahun 2014 Data terinci pada Lampiran Tabel 67

45

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Upaya pembangunan kesehatan dapat berdaya guna dan berhasil guna bila

kebutuhan simber daya kesehatan dapat terpenuhi. Dalam bab ini, gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan dikelompokkan ke dalam sajian data dan informasi mengenai sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan. A. SARANA KESEHATAN

Pada bagian ini diuraikan tentang sarana kesehatan diantaranya Puskesmas, Rumah Sakit dan sarana produksi dan distribusi farmasi dan alat kesehatan, sarana Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), dan institusi pendidikan tenaga kesehatan. 1. Puskesmas

Pada periode tahun 2002 setelah Kab. Luwu dimekarkan menjadi kota palopo dan Kab. Luwu, terjadi pula perubahan pada jumlah puskesmas. Jumlah puskesmas (termasuk Puskesmas Perawatan) sebelum pemekaran sebanyak 16 buah dan setelah pemekaran 4 puskesmas diantaranya menjadi wilayah kota palopo. Seiring dengan perjalanan waktu dimana Kab. Luwu setelah beribukota di Belopa terus membenahi diri termasuk dibidang kesehatan. Sehingga jumlah puskesmaspun turut dikembangkan dan ditingkatkan baik kualitas dan kuantitasnya dan sampai tahun 2009 jumlahnya terus meningkat dari 12 unit pada tahun 2002 menjadi 21 unit pada tahun 2010 dengan rasio puskesmas terhadap penduduk 6,47 per 100.000 penduduk.

Di Kabupaten Luwu, distribusi Puskesmas dan Puskesmas pembantu sebagai

ujung tombak pelayanan kesehatan dasar telah lebih merata. Pada tahun 2003 jumlah puskesmas sebanyak 12 buah dan puskesmas pembantu (pustu) 60 buah. Dengan demikian rata-rata rasio puskesmas terhadap 100.000 penduduk adalah 0,03. Sedangkan rasio pustu terhadap puskesmas adalah 0,16, artinya setiap puskesmas rata-rata didukung oleh 1 atau 2 Pustu. Tahun 2006 jumlah puskesmas meningkat menjadi 13 buah dan puskesmas pembantu 87 buah. Jumlah ini meningkat menjadi 21 buah puskesmas dan 108 pustu.

Bila dibandingkan dengan konsep wilayah kerja puskesmas, dimana sasaran

penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000 penduduk, maka jumlah puskesmas per 30.000 penduduk pada tahun 2008 rata-rata adalah 10,8 unit. Ini berarti bahwa puskesmas diharapkan sudah dapat menjangkau penduduk sasaran di wilayah kerjanya. 2. Rumah Sakit

Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana rumah sakit antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan jumlah rumah sakit dan tempat tidurnya serta rasionya terhadap jumlah penduduk.

46

Di Kabupaten Luwu setelah mengalami pemekaran pada tahun 2002, rumah sakit sebagai pusat rujukan belum dimiliki oleh kabupaten. Pembangunan rumah sakit dimulai pada tahun 2004. Sehingga kurun waktu tahun 2004-september 2005 belum dapat difungsikan. Mulai bulan oktober 2005 sekalipun masih belum rampung sepenuhnya tetapi sudah dapat difungsikan sebagai tempat pelayanan yang masih sangat terbatas baik tenaga maupun fasilitas pelayanan yang dimiliki diantaranya tempat tidur 40 buah. Dengan demikian belum dapat diharapkan sepenuhnya sebagai pusat rujukan. Pasien yang akan dirujuk dari puskesmas lebih memilih rujukan ke kota palopo maupun kota pare-pare dan Makassar. Namun demikian rumah sakit tetap berupaya meningkatkan pelayanannya melalui penambahan tenaga (Dokter dan Dokter ahli), bangunan dan fasilitas lainnya. Ini terlihat dari indikator pelayanan rumah sakit dengan kemampuan 90 tempat tidur, BOR(27,2%), LOS(3,1%). TOI(8,4%),GDR(7,4%) dan NDR(3,2%). Melihat hasil yang dicapai, sekalipun masih jauh di bawah target namun upaya untuk terus meningkatkan pelayanan terus dilakukan baik melalui peningkatan SDM, sarana dan prasarana serta dana. Disamping itu dengan peningkatan jumlah puskesmas dan jajarannya dapat menjadi barometer perkembangan rumah sakit di masa mendatang jika tetap dikelola dengan baik dan berkualitas.

3. Sarana Produksi dan Distribusi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan

Salah satu indikator penting untuk menggambarkan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan adalah jumlah sarana produksi dan distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan. Namun sampai tahun 2010, selain gudang farmasi yang dikelola pengelola obat di Dinas Kesehatan sarana produksi farmasi di Kabupaten Luwu masih sangat terbatas, sehingga dalam hal pengadaan dan distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan masih diupayakan dari luar kabupaten Luwu sampai tahun 2014, jumlah sarana distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan yang sama tercatat 23 apotik dan 4 toko obat. Data terinci pada Lampiran Tabel 68. 4. Sarana Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat

Salah satu indikator partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan diukur dari perkembangan UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) yang ada. Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) di antaranya adalah Posyandu, Polindes (Pondok Bersalin desa), Toga (Tanaman Obat Keluarga), POD(Pos Obat Desa), Pos UKK (Pos Upaya Kesehatan Kerja) dan sebagainya. Selain Posyandu, situasi dan kondisi upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat lainnya sudah sulit dideteksi/dipantau dan dikembangkan sejak pemberlakuan otonomi daerah dan pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat miskin. Oleh karena itu, pelaksanaan kegiatan ini perlu mendapat perhatian yang optimal kembali dari masing-masing pengelola program kesehatan.

Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal di

masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi dan penanggulangan diare. Untuk memantau perkembangannya, posyandu dikelompokkan kedalam 4 strata, yaitu posyandu pratama, posyandu Madya, Posyandu Purnama dan Posyandu Mandiri.

47

Pada tahun 2007, jumlah posyandu tercatat 350 dan yang berstatus Purnama dan Mandiri hanya sebesar 24%. Jumlah ini meningkat menjadi 353 tahun 2008 dan 26,63% berstatus Purnama dan Mandiri. Demikian juga pada tahun 2009 jumlah posyandu meningkat menjadi 377 dan 25,20% berstatus Purnama dan Mandiri. Sedangkan pada tahun 2010 tercatat 378 posyandu dan 25,46% berstatus Purnama dan mandiri.

Gambaran proporsi posyandu pada tahun 2014 menurut strata atau tingkat

perkembangannya dapat dilihat pada gambar dibawah ini, dan data terinci dapat dilihat pada Lampiran tabel 70.

B. TENAGA KESEHATAN Dalam pembangunan kesehatan diperlukan berbagai jenis tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan melaksanakan upaya kesehatan dengan paradigma sehat, yang mengutamakan upaya peningkatan, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pengadaan tenaga kesehatan dilaksanakan melalui pendidikan dan pengembangan tenaga kesehatan melalui pelatihan tenaga oleh pemerintah maupun masyarakat. Saat ini, jumlah tenaga kesehatan di Kab.Luwu yang tercatat melalui Profil Kesehatan pada tahun 2014 sebanyak 881 orang pegawai kesehatan diantaranya 77 tenaga non kesehatan dengan jumlah tenaga kesehatan yang terbesar adalah perawat dan bidan yaitu 563 orang, kemudian kesmas sebanyak 61 orang, Teknisi Medis dan Sanitasi masing-masing 40 orang. Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di Kab.Luwu, hingga saat ini telah terdistribusi sejumlah tenaga pada berbagai institusi kesehatan. Tenaga kesehatan yang terdistribusi tersebut terserap paling banyak pada Puskesmas (termasuk Pustu dan Polindes) 73% kemudian RS 21%, lalu Dinkes sebesar 6%. Rincian distribusi tenaga kesehatan dapat dilihat pada Lampiran Tabel 76. Sementara itu, untuk melihat kecukupan tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan di antaranya digunakan indicator rasio tenaga perawat Puskesmas per puskesmas dan rasio tempat tidur di rumah sakit terhadap perawat yang bertugas di rumah sakit. Pada tahun 2008, rasio tenaga perawat puskesmas per puskesmas adalah 11. Ini berarti bahwa setiap puskesmas rata-rata mempunyai 11 orang perawat, sedangkan rasio tempat tidur di rumah sakit umum terhadap perawat yang bertugas di rumah sakit adalah 0.75, jadi rata-rata setiap perawat di rumah sakit melayani 1 tempat tidur. 1. Tenaga Medis Yang tergolong ke dalam tenaga medis adalah dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi, dan dokter keluarga. Hingga tahun 2014 di Kab.Luwu tercatat jumlah tenaga medis sebanyak 70 orang dengan rasio 9 per 100.000 penduduk. Sedangkan rasio masing-masing tenaga medis per 100.000 penduduk berdasarkan data yang diterima melalui Profil Kesehatan puskesmas tahun 2009 diperoleh bahwa rasio dokter spesialis sebesar 0,6 per 100.000 penduduk, rasio dokter

48

umum 7.08 per 100.000 penduduk dan rasio dokter gigi sebesar 1,54 per 100.000 penduduk, sedangkan untuk rasio dokter keluarga belum dapat disajikan karena belum ada data yang masuk. Bila dibandingkan dengan target pencapaian IIS 2010, nampak bahwa rasio untuk tenaga dokter spesialis belum mencapai target berbeda dengan dokter umum telah mencapai target (dokter spesialis 2 per 100.000 penduduk, dokter umum 6 per 100.000 penduduk), namun rasio dokter gigi belum mencapai target (dokter gigi 11 per 100.000 penduduk). Data terinci pada Lampiran Tabel 73.

2 Tenaga Kefarmasian dan Gizi

Untuk tenaga kefarmasian, saat ini telah berjumlah 29 orang dengan rincian : Apoteker 16 orang atau 45,71% dari seluruh tenaga farmasi atau 1,42% . Sedangkan rasio tenaga kefarmasian per 100.000 penduduk masih jauh dari yang diharapkan karena hingga tahun 2009 rasio tenaga kefarmasian baru mencapai 7,08 per 100.000 penduduk (Target IIS 2010 adalah 10 per 100.000 penduduk). Sementara itu, jumlah tenaga gizi hingga tahun 2010 di Kab.Luwu sebanyak 18 orang dengan rasio sebesar 4 per 100.000 penduduk (Target IIS 2010 sebesar 22 per 100.000 penduduk). 2014 Data terinci pada Lampiran Tabel 74. 3. Tenaga Keperawatan Yang tergolong ke dalam tenaga keperawatan adalah Perawat dan Bidan. Rasio tenaga keperawatan di Kab.Luwu hingga tahun 2010 mencapai 145,6 per 100.000 penduduk. Namun bila dirinci menurut jenisnya maka, pada tahun yang sama tercatat jumlah perawat sebanyak 186 orang dengan jumlah lulusan terbanyak berasal dari D-3 keperawatan (183 orang) dan SPK 31 orang, dan sarjana keperawatan sebanyak 27 orang. Rasio perawat per 100.000 penduduk sebesar 100,99 per 100.000 penduduk. Bila dibandingkan dengan target pencapaian IIS 2010 sebesar 117,5 per 100.000 penduduk maka Kabupaten Luwu belum mencapai target. Sedangkan jumlah tenaga bidan sebanyak 126 orang , sementara rasio tenaga bidan per 100.000 penduduk adalah sebesar 46,18 per 100.000 penduduk. Bila dibandingkan dengan target pencapaian IIS 2010, Kabupaten Luwu masih sangat kekurangan tenaga bidan karena target hingga 2010 adalah 100 per 100.000 penduduk. Disamping itu tenaga ini sangat dibutuhkan untuk mendukung program Desa Siaga dalam upaya percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi. Data terinci pada Lampiran Tabel 75. 4. Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Sanitasi Jumlah tenaga kesehatan masyarakat di Kabupaten Luwu tahun 2007 tidak ada penambahan tenaga kesehatan masyarakat, sedangkan jumlah tenaga sanitasi tercatat sebanyak 31 orang atau 4,23% dari total tenaga kesehatan dengan rasio sebesar 9,66 per 100.000 penduduk. Sementara kondisi di tahun 2008 tercatat jumlah tenaga kesehatan masyarakat menurun menjadi 61 orang dengan rasio sebesar 18,78 per 100.000 penduduk dan untuk tenaga sanitasi tercatat juga menurun menjadi 30 orang dengan rasio sebesar 9,24 per 100.000 penduduk. Di tahun 2009, tenaga kesehatan masyarakat bertambah 3 orang menjadi 64 orang dan untuk tenaga sanitasi menurun

49

menjadi 27 orang. Pada tahun 2010 tenaga kesehatan masyarkat sebanyak 53 orang sedangkan untuk tenaga sanitasi bertambah 3 orang menjadi 30 orang. Bila dibandingkan dengan target pencapaian IIS 2010 maka kedua jenis tenaga tersebut masih sangat dibutuhkan mengingat target yang diharapkan adalah masing-masing 40 per 100.000 penduduk. Data terinci dapat dilihat pada Lampiran Tabel 76. C. PEMBIAYAAN KESEHATAN Sebuah perkembangan tentu saja menuntut suatu perubahan. Dengan perubahan Visi, Misi dan Strategi Pembangunan Kesehatan, maka beban kerja Departemen Kesehatan cukup berat, luas dan kompleks. Selain itu, kita juga diperhadapkan dengan permasalahan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan gizi masyarakat, meningkatkan kelembagaan serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, pembiayaan pembangunan kesehatan diarahkan agar dapat mendukung berbagai program antara lain penerapan paradigm sehat, pelaksanaan desentralisasi, mengatasi berbagai kedaruratan dan tuntutan program pemerintah melalui pelayanan kesehatan gratis (Jamkesmas dan Jamkesda) serta peningkatan profesionalisme tenaga kesehatan. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut, pemerintah telah melakukan berbagai upaya melalui upaya pelayanan kesehatan dasar yang menitikberatkan pada upaya pencegahan dan penyuluhan kesehatan. Dalam melaksanakan upaya pelayanan kesehatan tersebut diperlukan pembiayaan, baik yang bersumber dari pemerintah maupun masyarakat, termasuk swasta. Sejak dilaksanakannya kebijakan desentralisasi pada tahun 2001, biaya untuk pelaksanaan upaya kesehatan dari pemerintah diharapkan sebagian besar berasal dari Pemerintah Daerah. Pada tahun 2000, dalam pertemuan antara Departemen Keuangan dengan seluruh Bupati/Walikota se-Indonesia, disepakati bahwa Pemerintah Daerah akan mengalokasikan 15% dari APBD-nya untuk pembiayaan kesehatsn. Pada tahun itu juga (2000) pola anggaran mengalami perubahan waktu dari tahun fiscal lama yang berlaku 1 April s.d. 31 Maret ke tahun fiskal baru yang berlaku sesuai dengan tahun takwim (kalender) yaitu 1 Januari s.d. 31 Desember Sesuai dengan data yang berhasil dikumpulkan, untuk menggambarkan situasi pembiayaan kesehatan di Kabupaten Luwu, berikut ini akan diuraikan tentang pembiayaan kesehatan oleh pemerintah yaitu mengenai alokasi anggaran pembangunan nasional (APBN) dan alokasi APBD untuk kesehatan, dan juga uraian tentang salah satu wujud pembiayaan kesehatan oleh masyarakat yaitu mengenai jaminan pemeliharaan kesehatan mayarakat. 1. Anggaran Pembangunan Departemen Kesehatan Pada tahun 2008 total anggaran kesehatan sebesar Rp 13.378.893.240 dengan anggaran kesehatan perkapita Rp 1.499,56. Tahun 2009, dana APBD Kabupaten sebesar Rp 162,029,855,000, alokasi anggaran kesehatan sebesar Rp 11.618.402.200 dengan persentase APBD kesehatan terhadap Kab/Kota yaitu 7,20% sedangkan pada tahun 2010 total anggaran untuk kesehatan sebesar 26,475,046,056. Dengan

50

presentase APBD Kab/Kota yaitu, 2,69%. Tahun 2014 sebesar 33,577,699,167 dengan persentase APBD Kab/Kota 34,49%. 2. Anggaran Pembangunan Daerah

Anggaran Pembangunan Daerah dalam kurun waktu lima tahun (1996/1997 s.d tahun 200) bergerak tidak beraturan, baik anggaran pemerintah provinsi maupun anggaran pemerintah kabupaten/luwu. Perbedaan ini dikarenakan pemerintah daerah belum menggunakan secara maksimal kemampuan daerahnya (Pendapatan Asli daerah), karena selama ini kekurangan anggaran untuk seluruh kegiatan masih disubsidi oleh pemerintah pusat dengan bedasarkan kepada usulan proyek dan kegiatan (DUP dan DUK). Kemampuan daerah dalam mengalokasikan anggaran untuk sektor kesehatan dapat terlihat mulai tahun 2000 dimana undang-undang mengenai otonomi daerah telah ditetapkan.

Adapun total alokasi dan realisasi anggaran tahun 2005 untuk Kabupaten

Luwu yang bersumber dari Dana Alokasi Umum dan Dana daerah adalah Rp. 222.539.736.632, dimana 7,41% (Rp. 16.497.797.662) diantaranya dialokasikan sebagai anggaran kesehatan dengan anggaran kesehatan perkapita sebsar Rp. 52.325.124. tahun, total APBD kabupaten sebesar Rp. 344.341.987.313 dari dana tersebut 5,17% (Rp. 17.789.605.091) dialokasikan sebagai anggaran kesehatan. Tahun 2007 total anggaran dari APBD Kabupaten Rp. 328.636.732.512, yang dialokasikan untuk anggaran kesehatan sebesar 14.563.116.000 (4,43%). Tahun 2008 besarnya alokasi anggaran untuk kesehatan sangat menurun akibat diberlakukannya pelayanan kesehatan gratis dengan sumber biaya dari APBD Propinsi (60%) dan APBD Kabupaten (40%). Besarnya anggaran APBD Kabupaten adalah Rp. 487.043.072.230, dari jumlah tersebut hanya 0,93% (Rp. 4.532.895.000) dialokasikan untuk dana kesehatan dengan anggaran perkapita sebesar Rp. 1.499,56.

Besarnya anggaran yang dianggarkan dari tahun ke tahun bergantung

sepenuhnya pada peraturan pemerintah yang mengatur tentang pola penganggaran menyangkut belanja langsung dan belanja public. Pada tahun 2005-2006, dasar penganggaran yang digunakan adalah kepmendagri Nomor 29 tahun 2003 yang terdiri dari dua jenis yakni belanja Aparatur (Administrasi dan Operasional) dan belanja Publik (biaya program). Tahun berikutnya (tahun 2007), digunakan permendagri Nomor 13 tahun 2006 dengan jenis panganggaran yakni Belanja Langsung (biaya publik dan operasional) dan Belanja tidak Langsung (Belanja Aparatur), dalam artinya bahwa denominator dari belanja langsung menjadi lebih besar karena inklud/terhitung dengan biaya operasional akibatnya persentase Nampak kecil. Jika dibandingkan target IIS 2010 yakni alokasi anggaran kesehatan minimal 15%, maka dapat dikatakan bahwa kesehatan masih jauh di bawah target. 3. Pembiayaan Kesehatan Oleh Masyarakat

Sejak lama sudah dikembang barbagai cara untuk memberikan jaminan kesehatan bagi masyarakat. Pada saat ini berkembang berbagai cara pembiayaan kesehatan praupaya, yaitu dana sehat, asuransi kesehatan, asuransi tenaga kerja (Astek)/Jaminan social Tenaga kerja (Jamsostek), jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JKPM) dan asuransi Jiwa lain. Untuk penduduk miskin disediakan Kartu

51

Sehat, sehingga mereka tidak perlu membayar pelayanan kesehatan yang digunakannya (Karena telah dibayar oleh pemerintah).

Namun demikian, cakupan atau kepesertaan masyarakat terhadap berbagai

jaminan pembiayaan kesehatan ini masih sangat rendah. Menurut data dari profil Kesehatan tahun 2008, masyarakat yang tercakup jaminan pembiayaan kesehatan baru 87,17%, sebagian besar tercakup dalam Askes, kemudian kartu miskin, Jamsostek dan Askes lain, tahun 2009 masyarakat miskin yang mendapat pelayanan baik rawat jalan maupun rawat inap baru mencapai 7,90%.Sedangkan Pada tahun 2010 masyarakat miskin yang mendapat pelayanan rawat jalan maupun rawat inap mencapai 59,42 %. Data terinci dapat dilihat pada Lampiran tabel 46.

Demikian gambaran singkat mengenai situasi sumber daya kesehatan di

Kabupaten Luwu sampai dengan tahun 2014.

52

BAB VI PENUTUP

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa hasil dari pembangunan kesehatan hingga tahun 2014 ini melalui berbagai upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat telah dicapai, sejalan dengan perbaikan pada berbagai kondisi diantaranya kondisi umum, perbaikan keadaan social dan ekonomi masyarakat di Kabupaten Luwu. Gambaran yang demikian merupakan fakta yang harus dikomunikasikan baik kepada para pimpinan dan pengelola program kesehatan maupun kepada lintas sektor dan masyarakat di daerah yang didiskripsikan melaui data dan informasi. Oleh karena data dan informasi merupakan sumber daya yang strategis bagi pimpinan dan organisasi dalam pelaksanaan manajemen, maka penyediaan data/informasi yang berkualitas sangat diperlukan sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan. Di bidang kesehatan, data dan informasi ini diperoleh melalui penyelenggaraan system informasi kesehatan. Salah satu luaran utama dari penyelenggaraan sistem informasi kesehatan adalah Profil Kesehatan, yang sudah dikembangkan sejak tahun 1998. Dalam perkembangannya, profil kesehatan ini menjadi paket sajian data dan informasi yang sangat penting, karena sangat dibutuhkan baik oleh jajaran kesehatan, lintas sektor maupun masyarakat. Namun disadari, sistem informasi kesehatan yang ada saat ini masih belum dapat memenuhi kebutuhan data dan informasi kesehatan secara optimal, apalagi dalam era desentralisasi, pengumpulan data dan informasi dari berbagai kecamatan/puskesmas dan jajarannya maupun lintas sektor serta lintas program menjadi relatife lebih sulit. Hal ini berimplikasi pada kualitas data dan informasi yang disajikan di dalam Profil Kesehatan Kabupaten Luwu yang terbit saat ini belum sesuai dengan harapan. Walaupun demikian, diharapkan Profil Kesehatan Kabupaten Luwu ini tetap dapat memberikan gambaran secara garis besar dan menyeluruh tentang seberapa jauh perubahan dan perbaikan keadaan kesehatan masyarakat yang telah dicapai. Betapapun, Profil Kesehatan Kabupaten Luwu ini belum mendapat apresiasi yang memadai karena belum dapat menyajikan data dan informasi yang sesuai dengan harapan, namun paket sajian ini merupakan satu-satunya publikasi data dan informasi di jajaran kesehatan yang relative paling lengkap sehingga kehadirannya selalu ditunggu. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan kualitas Profil Kesehatan Kabupaten Luwu, Dinas Kesehatan senantiasa mencari terobosan-terobosan dalam hal mekanisme pengumpulan data dan informasi secara cepat untuk mengisi ketidaktersediaan data dan informasi khususnya yang bersumber dari puskes

53

DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik; Indikator Kesejahteraan Rakyat Sulawesi Selatan Tahun 2003,

BPS Provinsi Sulawesi Selatan, 2004. Badan Pusat Statistik; Luwu Dalam Angka 2013,BPS Kabupaten Luwu,2014 Badan Pusat Statistik; Luwu Dalam Angka 2006,BPS Kabupaten Luwu,2007 Depkes RI; Petunjuk Teknis: Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan Provinsi,

Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2002. Depkes RI; Profil Kesehatan Indonesia 2003, Menuju Indonesia Sehat 2010, Pusat

Data dan Informasi, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2005. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan; Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi

Selatan 2004, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar, 2005 Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan; Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi

Selatan 2006, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar, 2007 Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu; Profil Kesehatan Kabupaten Luwu 2003, Dinas

Kesehatan Kabupaten Luwu, Belopa, 2004 Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu; Profil Kesehatan Kabupaten Luwu 2004, Dinas

Kesehatan Kabupaten Luwu, Belopa, 2005 Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu; Profil Kesehatan Kabupaten Luwu 2005, Dinas

Kesehatan Kabupaten Luwu, Belopa, 2006 Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu; Profil Kesehatan Kabupaten Luwu 2006, Dinas

Kesehatan Kabupaten Luwu, Belopa, 2007 Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu; Laporan Hasil Kegiatan Program Lingkup

Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan Tahun 2008, Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu, 2009

Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu; Laporan Hasil Kegiatan Program Lingkup

Bidang Kesga Tahun 2008, Dians Kesehatan Kabupaten Luwu, 2009 Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu; Laporan Hasil Kegiatan Program Lingkup

Bidang Jaminan & Sarana Kesehatan Tahun 2008, Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu, 2009

Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu; Laporan Hasil Kegiatan Program Lingkup

Bidang SDM Tahun 2008, Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu, 2009 Kementrian Kesehatn Republik Indonesia, Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013 Kementrian kesehatan Republik Indonesia Tahun 2014

L P L + P Satuan

A. GAMBARAN UMUM

1 Luas Wilayah 3.000 Km2

Tabel 1

2 Jumlah Desa/Kelurahan 227 Desa/Kel Tabel 1

3 Jumlah Penduduk 180.801 180.388 361.189 Jiwa Tabel 2

4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 4,7 Jiwa Tabel 1

5 Kepadatan Penduduk /Km2

115,7 Jiwa/Km2

Tabel 1

6 Rasio Beban Tanggungan 62,8 per 100 penduduk produktif Tabel 2

7 Rasio Jenis Kelamin 100,2 Tabel 2

8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 91,97 90,83 91,38 % Tabel 3

9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi

a. SMP/ MTs 24.925,00 30.391,00 55.316,00 % Tabel 3

b. SMA/ SMK/ MA 22.092,00 20.805,00 42.897,00 % Tabel 3

c. Sekolah menengah kejuruan 4.236,00 2.578,00 6.814,00 % Tabel 3

d. Diploma I/Diploma II 845,00 823,00 1.668,00 % Tabel 3

e. Akademi/Diploma III 847,00 1.426,00 2.273,00 % Tabel 3

f. Universitas/Diploma IV 4.613,00 6.898,00 11.511,00 % Tabel 3

g. S2/S3 (Master/Doktor) 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3

B. DERAJAT KESEHATAN

B.1 Angka Kematian

10 Jumlah Lahir Hidup 3.284 3.131 6.415 Tabel 4

11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 12 9 10 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 4

12 Jumlah Kematian Neonatal 31 21 52 neonatal Tabel 5

13 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 9 7 8 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5

14 Jumlah Bayi Mati 6 10 16 bayi Tabel 5

15 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 2 3 2 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5

16 Jumlah Balita Mati 39 33 72 Balita Tabel 5

17 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 12 11 11 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5

18 Kematian Ibu

Jumlah Kematian Ibu 9 Ibu Tabel 6

Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 140 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 6

RESUME PROFIL KESEHATAN

ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

L P L + P Satuan

ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

B.2 Angka Kesakitan

19 Tuberkulosis

Jumlah kasus baru TB BTA+ 172 104 276 Kasus Tabel 7

Proporsi kasus baru TB BTA+ 62,32 37,68 % Tabel 7

CNR kasus baru BTA+ 49,55 29,96 79,52 per 100.000 penduduk Tabel 7

Jumlah seluruh kasus TB 210 137 364 Kasus Tabel 7

CNR seluruh kasus TB 60,50 39,47 104,87 per 100.000 penduduk Tabel 7

Kasus TB anak 0-14 tahun 1,10 % Tabel 7

Persentase BTA+ terhadap suspek 35,10 25,35 30,61 % Tabel 8

Angka kesembuhan BTA+ 79,39 80,53 79,92 % Tabel 9

Angka pengobatan lengkap BTA+ 13,74 12,39 13,11 % Tabel 9

Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ 93,13 92,92 93,03 % Tabel 9

Angka kematian selama pengobatan 2,02 0,29 2,30 per 100.000 penduduk Tabel 9

20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 14,47 14,43 28,75 % Tabel 10

21 Jumlah Kasus HIV 8 1 9 Kasus Tabel 11

22 Jumlah Kasus AIDS 0 0 0 Kasus Tabel 11

23 Jumlah Kasus Syphilis 0 0 0 Kasus Tabel 11

24 Jumlah Kematian karena AIDS 0 0 0 Jiwa Tabel 11

25 Donor darah diskrining positif HIV #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 12

26 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 0,00 0,00 0,00 % Tabel 13

27 Kusta

Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 4 7 11 Kasus Tabel 14

Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 1,11 1,94 3,05 per 100.000 penduduk Tabel 14

Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 0,00 % Tabel 15

Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,00 % Tabel 15

Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,00 per 100.000 penduduk Tabel 15

Angka Prevalensi Kusta 0,22 0,19 0,42 per 10.000 Penduduk Tabel 16

Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 100,00 #DIV/0! 100,00 % Tabel 17

Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 60,00 88,89 73,68 % Tabel 17

28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

AFP Rate (non polio) < 15 th - per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 18

Jumlah Kasus Difteri 0 0 0 Kasus Tabel 19

Case Fatality Rate Difteri #DIV/0! % Tabel 19

Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 19

Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 0 0 0 Kasus Tabel 19

Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) #DIV/0! % Tabel 19

Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 19

Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum #DIV/0! % Tabel 19

L P L + P Satuan

ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

Jumlah Kasus Campak 7 10 17 Kasus Tabel 20

Case Fatality Rate Campak 0 % Tabel 20

Jumlah Kasus Polio 0 0 0 Kasus Tabel 20

Jumlah Kasus Hepatitis B 0 0 0 Kasus Tabel 20

29 Incidence Rate DBD 5,19 3,46 8,64 per 100.000 penduduk Tabel 21

30 Case Fatality Rate DBD #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 21

31 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! per 1.000 penduduk berisiko Tabel 22

32 Case Fatality Rate Malaria 0,00 0,00 0,00 % Tabel 22

33 Angka Kesakitan Filariasis 0 0 0 per 100.000 penduduk Tabel 23

34 Cakupan pengukuran tekanan darah 34,67 44,33 39,56 % Tabel 24

35 Cakupan pemeriksaan obesitas 10,33 9,84 10,08 % Tabel 25

36 Cakupan pemeriksaan IVA+ 0,00 % Tabel 26

37 Cakupan pemeriksaan CBE 0,00 % Tabel 26

38 Desa/Kel. terkena KLB ditangani < 24 jam 66,67 % Tabel 28

C. UPAYA KESEHATAN

C.1 Pelayanan Kesehatan

39 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 97 % Tabel 29

40 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 85,33 % Tabel 29

41 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 91,59 % Tabel 29

42 Pelayanan Ibu Nifas 92,29 % Tabel 29

43 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 92,47 % Tabel 29

44 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 70,29 % Tabel 30

45 Wanita usia subur dengan imunisasi TT2+ 0,18 % Tabel 31

46 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 85,33 % Tabel 32

47 Penanganan komplikasi kebidanan 54,06 % Tabel 33

48 Penanganan komplikasi Neonatal 25,14 24,08 25,06 % Tabel 33

49 Peserta KB Baru 10,32 % Tabel 36

50 Peserta KB Aktif 65,33 % Tabel 36

51 Bayi baru lahir ditimbang 100 100 96 % Tabel 37

52 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 1,83 1,56 1,76 % Tabel 37

53 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 100,00 100,00 100,00 % Tabel 38

54 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 96,32 96,36 96,34 % Tabel 38

55 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 54,77 57,93 57,48 % Tabel 39

56 Pelayanan kesehatan bayi 98,15 97,24 99,54 % Tabel 40

57 Desa/Kelurahan UCI 98,68 % Tabel 41

58 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 104,83 104,36 104,60 % Tabel 42

59 Drop-Out Imunisasi DPT1-Campak 3,40 3,90 3,65 % Tabel 42

L P L + P Satuan

ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

60 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 104,28 102,76 103,53 % Tabel 43

61 Bayi Mendapat Vitamin A 85,13 83,30 84,21 % Tabel 44

62 Anak Balita Mendapat Vitamin A 81,64 81,55 81,60 % Tabel 44

63 Baduta ditimbang 66,99 75,80 71,12 % Tabel 45

64 Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) 0,98 1,10 1,04 % Tabel 45

65 Pelayanan kesehatan anak balita 34,63 30,39 32,56 % Tabel 46

66 Balita ditimbang (D/S) 59,34 66,14 62,54 % Tabel 47

67 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 0,17 0,33 0,25 % Tabel 47

68 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan #DIV/0! 100,00 100,00 % Tabel 48

69 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 117,93 115,73 116,85 %

Tabel 49

70 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 0,18 Tabel 50

71 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 45,88 sekolah Tabel 51

72 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 85,49 sekolah Tabel 51

73 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 26,98 25,25 25,49 % Tabel 51

74 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 49,84 52,80 51,26 % Tabel 51

75 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan

mulut 49,84 52,80 51,26 % Tabel 51

76 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 58,51 67,82 63,12 % Tabel 52

77 Kegiatan promosi kesehatan:

a. Jumlah kegiatan penyuluhan kesehatan 5737 Tabel 53

b. Jumlah kunjungan rumah 7599 Tabel 53

c. Penyebaran informasi 1107 Tabel 53

C.2 Akses dan Mutu Pelayanan KesehatanPersentase

78 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 100,42 104,76 102,59 % Tabel 54

79 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 35,40 50,96 51,29 % Tabel 55

80 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 0,55 0,86 0,91 % Tabel 55

81 Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS #DIV/0! #DIV/0! 1,81 per 100.000 pasien keluar Tabel 56

82 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS #DIV/0! #DIV/0! 1,17 per 100.000 pasien keluar Tabel 56

83 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 68,47 % Tabel 57

84 Bed Turn Over (BTO) di RS 72,80 Kali Tabel 57

85 Turn of Interval (TOI) di RS 1,58 Hari Tabel 57

86 Average Length of Stay (ALOS) di RS - Hari Tabel 57

L P L + P Satuan

ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

C.3 Perilaku Hidup Masyarakat

87 Rumah Tangga ber-PHBS 35,29 % Tabel 58

C.4 Keadaan Lingkungan

88 Persentase rumah sehat 65,51 % Tabel 59

89 Penduduk yang memiliki akses air minum yang layak 81,70 % Tabel 60

90 Penyelenggara air minum memenuhi syarat kesehatan 98,31 % Tabel 61

91 Penduduk yang memiliki akses sanitasi layak 66,01 % Tabel 62

92 Desa STBM 34,80 % Tabel 63

93 Tempat-tempat umum memenuhi syarat 57,11 % Tabel 64

TPM memenuhi syarat higiene sanitasi 61,27 % Tabel 65

TPM tidak memenuhi syarat dibina 100,00 % Tabel 66

TPM memenuhi syarat diuji petik 1,06 % Tabel 66

D. SUMBERDAYA KESEHATAN

D.1 Sarana Kesehatan

94 Jumlah Rumah Sakit Umum 1,00 RS Tabel 68

95 Jumlah Rumah Sakit Khusus - RS Tabel 68

119 Jumlah Puskesmas Rawat Inap 13,00 Tabel 68

120 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap 8,00 Tabel 68

Jumlah Puskesmas Keliling 22,00 Tabel 68

Jumlah Puskesmas pembantu 108,00 Tabel 68

121 Jumlah Apotek 23,00 Tabel 68

122 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 - % Tabel 69

124 Jumlah Posyandu 414,00 Posyandu Tabel 70

125 Posyandu Aktif 47,34 % Tabel 70

126 Rasio posyandu per 100 balita 1,32 per 100 balita Tabel 70

127 UKBM

Poskesdes 85,00 Poskesdes Tabel 71

Polindes 25,00 Polindes Tabel 71

Posbindu - Posbindu Tabel 71

Posmaldes - Posmaldes Tabel 71

Pos Tb desa - Pos Tb desa Tabel 71

128 Jumlah Desa Siaga 227,00 Desa Tabel 72

129 Persentase Desa Siaga 100,00 % Tabel 72

L P L + P Satuan

ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

D.2 Tenaga Kesehatan

130 Jumlah Dokter Spesialis - - 7,00 Orang Tabel 73

132 Jumlah Dokter Umum 8,00 9,00 28,00 Orang Tabel 73

133 Rasio Dokter (spesialis+umum) 9,69 per 100.000 penduduk Tabel 73

134 Jumlah Dokter Gigi 4,00 5,00 22,00 Orang Tabel 73

135 Jumlah Bidan 160,00 Orang Tabel 74

136 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 88,70 per 100.000 penduduk Tabel 74

137 Jumlah Perawat 44,00 157,00 298,00 Orang Tabel 74

136 Rasio Perawat per 100.000 penduduk 82,51 per 100.000 penduduk Tabel 74

138 Jumlah Perawat Gigi 2,00 8,00 14,00 Orang Tabel 74

139 Jumlah Tenaga Kefarmasian 2,00 12,00 32,00 Orang Tabel 75

141 Jumlah Tenaga Kesehatan kesehatan 11,00 27,00 61,00 Orang Tabel 76

142 Jumlah Tenaga Sanitasi - - 1,00 Orang Tabel 76

140 Jumlah Tenaga Gizi 3,00 15,00 18,00 Orang Tabel 77

D.3 Pembiayaan Kesehatan

145 Total Anggaran Kesehatan 64.733.637.861,00 Rp Tabel 82

146 APBD Kesehatan thd APBD Kab/Kota 7,02 % Tabel 82

147 Anggaran Kesehatan Perkapita 186.500,67 Rp Tabel 82

TABEL 1

LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,

DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN

LUAS JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN

WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK

(km2) TANGGA TANGGA per km

2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Larompong Sel 225,3 12 1 13 15.919 4.486 4,28 70,67

2 Larompong 131,0 9 1 10 19.688 3.688 4,36 150,29

3 Suli 81,8 12 1 13 18.700 3.907 4,82 228,75

4 Suli Barat 153,5 7 1 8 8.840 1.998 4,33 57,59

5 Belopa 59,3 6 3 9 16.154 3.173 4,75 272,60

6 Belopa utara 34,7 7 1 8 15.777 3.264 4,54 454,28

7 Bajo 68,5 11 1 12 15.060 2.975 4,87 219,79

8 Bajo Barat 66,3 9 0 9 9.963 2.035 4,67 150,27

9 Latimojong 467,8 12 0 12 5.513 1.523 3,65 11,79

10 Kamanre 52,4 7 1 8 11.514 2.544 4,50 219,57

11 Ponrang Sel 100,0 13 0 13 24.136 4.976 4,86 241,41

12 Ponrang 107,1 8 2 10 26.633 5.629 4,72 248,70

13 Bupon 182,7 9 1 10 14.329 3.340 4,41 78,44

14 Bua 204,0 14 1 15 33.225 6.950 4,54 162,86

15 Bastem 301,0 24 0 24 14.892 3.566 4,03 49,48

16 Walenrang 94,6 8 1 9 18.353 3.685 8,56 194,01

17 Walenrang Timur 63,7 8 0 8 15.169 3.299 4,72 238,32

18 Walenrang Barat 247,1 6 0 6 9.209 1.757 5,16 37,26

19 Walenrang Utara 259,8 11 0 11 17.973 4.029 4,49 69,19

20 Lamasi 42,2 9 1 10 20.536 4.894 4,24 486,64

21 Lamasi Timur 57,7 9 0 9 15.513 1.667 7,43 269,09

JUMLAH (KAB/KOTA) 3.000,25 211 16 227 347.096 73.385 4,73 116

Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/Kota

- sumber lain…... (sebutkan)

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

JUMLAH

PENDUDUK

JUMLAH

NO KECAMATANDESA KELURAHAN

DESA +

KELURAHAN

TABEL 2

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR

JUMLAH PENDUDUK

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN

1 2 3 4 5 6

1 0 - 4 15.950 15.447 31.397 103,26

2 5 - 9 19.624 18.603 38.227 105,49

3 10 - 14 30.324 19.340 49.664 156,79

4 15 - 19 18.961 17.732 36.693 106,93

5 20 - 24 13.902 14.329 28.231 97,02

6 25 - 29 12.382 17.473 29.855 70,86

7 30 - 34 12.083 13.670 25.753 88,39

8 35 - 39 12.198 13.205 25.403 92,37

9 40 - 44 10.774 11.273 22.047 95,57

10 45 - 49 8.687 9.135 17.822 95,10

11 50 - 54 6.650 7.590 14.240 87,62

12 55 - 59 5.797 6.488 12.285 89,35

13 60 - 64 4.580 4.969 9.549 92,17

14 65 - 69 3.219 3.989 7.208 80,70

15 70 - 74 2.288 2.903 5.191 78,82

16 75+ 3.382 4.242 7.624 79,73

JUMLAH 180.801 180.388 361.189 100,23

ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 63

Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/kota

- Sumber lain…... (sebutkan)

NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+

PEREMPUANLAKI-LAKI PEREMPUAN

LAKI-LAKI+

PEREMPUAN

1 2 3 4 5 6 7 8

1 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 129.952 137.143 267.095

2PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS

YANG MELEK HURUF119.517 124.567 244.084 91,97 90,83 91,38

3PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG

DITAMATKAN:

a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 26.523 24.110 50.633 20,41 17,58 18,96

b. SD/MI 36.957 38.469 75.426 28,44 28,05 28,24

c. SMP/ MTs 24.925 30.391 55.316 19,18 22,16 20,71

d. SMA/ MA 22.092 20.805 42.897 17,00 15,17 16,06

e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 4.236 2.578 6.814 3,26 1,88 2,55

f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 845 823 1.668 0,65 0,60 0,62

g. AKADEMI/DIPLOMA III 847 1.426 2.273 0,65 1,04 0,85

h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 4.613 6.898 11.511 3,55 5,03 4,31

i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 0 0,00 0,00 0,00

Sumber: Kantor Statistik Kabupaten/kota

TABEL 3

JUMLAH PERSENTASE

PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF

NO VARIABEL

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

TABEL 4

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Larompong Sel Larompong Sel 182 6 188 173 1 174 355 7 362

2 Larompong Larompong 181 2 183 173 2 175 354 4 358

3 Suli Suli 208 6 214 199 4 203 407 10 417

4 Suli Barat Suli Barat 89 0 89 84 0 84 173 0 173

5 Belopa Belopa 154 1 155 147 1 148 301 2 303

6 Belopa utara Belopa utara 126 2 128 121 3 124 247 5 252

7 Bajo Bajo 145 1 146 138 1 139 283 2 285

8 Bajo Barat Bajo Barat 84 9 93 81 1 82 165 10 175

9 Latimojong Latimojong 58 0 58 56 0 56 114 0 114

10 Kamanre Kamanre 95 1 96 90 5 95 185 6 191

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 264 3 267 253 2 255 517 5 522

12 Ponrang Ponrang 227 0 227 216 0 216 443 0 443

13 Bupon Bupon 123 1 124 117 1 118 240 2 242

14 Bua Bua 319 0 319 304 0 304 623 0 623

15 Bastem Bastem 110 4 114 104 3 107 214 7 221

16 Walenrang Walenrang 134 4 138 128 3 131 262 7 269

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 159 0 159 151 0 151 310 0 310

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 112 0 112 107 0 107 219 0 219

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 157 0 157 149 0 149 306 0 306

20 Lamasi Lamasi 218 0 218 208 0 208 426 0 426

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 139 139 132 0 132 271 0 271

22

23

JUMLAH (KAB/KOTA) 3.284 40 3.324 3.131 27 3.158 6.415 67 6.482

12,0 8,5 10,3

Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

NO KECAMATANNAMA

PUSKESMASHIDUP

PEREMPUAN

HIDUP MATI HIDUP + MATI

ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN)

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

MATI HIDUP + MATI

LAKI-LAKI LAKI-LAKI + PEREMPUAN

HIDUP MATI HIDUP + MATI

JUMLAH KELAHIRAN

TABEL 5

JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Larompong Sel Larompong Sel 5 1 0 6 4 2 1 7 9 3 1 13

2 Larompong Larompong 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1

3 Suli Suli 3 0 0 3 1 1 0 2 4 1 0 5

4 Suli Barat Suli Barat 1 0 0 1 1 0 0 1 2 0 0 2

5 Belopa Belopa 2 1 0 3 2 0 0 2 4 1 0 5

6 Belopa utara Belopa utara 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1

7 Bajo Bajo 1 0 0 1 1 0 0 1 2 0 0 2

8 Bajo Barat Bajo Barat 0 2 1 3 0 0 1 1 0 2 2 4

9 Latimojong Latimojong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 Kamanre Kamanre 1 0 0 1 3 0 0 3 1 0 0 4

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 2 1 0 3 0 2 0 2 2 3 0 5

12 Ponrang Ponrang 1 0 0 1 1 1 0 2 2 1 0 3

13 Bupon Bupon 1 0 0 1 1 0 0 1 2 0 0 2

14 Bua Bua 2 0 0 2 2 1 0 3 4 1 0 5

15 Bastem Bastem 1 0 0 1 2 0 0 2 3 0 0 3

16 Walenrang Walenrang 4 0 0 4 2 1 0 3 6 1 0 7

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 0 1 1 2 0 1 0 1 0 2 1 3

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1

20 Lamasi Lamasi 2 0 0 2 1 0 0 1 3 0 0 3

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 3 0 0 3 0 0 0 0 3 0 0 3

JUMLAH (KAB/KOTA) 31 6 2 39 21 10 2 33 52 16 4 72

9 2 1 12 7 3 1 11 8 2 1 11

Sumber: ………. (sebutkan)

Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN

JUMLAH KEMATIAN

ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)

BAYI BALITA BAYI ANAK

BALITABALITA NEONATAL

NO KECAMATAN PUSKESMAS

BALITA ANAK

BALITABAYI

ANAK

BALITANEONATAL NEONATAL

TABEL 6

JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

< 20

tahun

20-34

tahun≥35 tahun JUMLAH

< 20

tahun

20-34

tahun≥35 tahun JUMLAH

< 20

tahun

20-34

tahun≥35 tahun JUMLAH

< 20

tahun

20-34

tahun≥35 tahun JUMLAH

1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 Larompong Sel 355 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1

2 Larompong 354 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 Suli 407 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 Suli Barat 173 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

5 Belopa 301 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1

6 Belopa utara 247 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1

7 Bajo 283 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

8 Bajo Barat 165 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 Latimojong 114 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 Kamanre 185 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

11 Ponrang Sel 517 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1

12 Ponrang 443 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

13 Bupon 241 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1

14 Bua 623 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 2 0 0 2

15 Bastem 214 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

16 Walenrang 262 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

17 Walenrang Timur 310 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

18 Walenrang Barat 219 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

19 Walenrang Utara 306 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

20 Lamasi 426 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

21 Lamasi Timur 273 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6.418 0 2 0 2 1 0 0 1 2 3 1 6 3 5 1 9

ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 140

Sumber: ………. (sebutkan)

Keterangan:

- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas

- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

KEMATIAN IBU

JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU

JUMLAH (KAB/KOTA)

NO KECAMATANJUMLAH LAHIR

HIDUPJUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL

TABEL 7

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Larompong Sel Larompong Sel 7.826 8.093 15.919 10 66,67 5 33,33 15 1 6,25 6 37,50 16 0 0,00

2 Larompong Larompong 9.961 9.727 19.688 11 55 9 45,00 20 11 55 9 45,00 20 0 0,00

3 Suli Suli 8.926 9.774 18.700 10 48 11 52,38 21 12 41 17 58,62 29 0 0,00

4 Suli Barat Suli Barat 4.517 4.323 8.840 2 67 1 33,33 3 2 40 3 60,00 5 0 0,00

5 Belopa Belopa 7.774 8.380 16.154 8 89 1 11,11 9 14 88 2 12,50 16 0 0,00

6 Belopa utara Belopa utara 7.893 7.884 15.777 9 90 1 10,00 10 12 80 3 20,00 15 0 0,00

7 Bajo Bajo 7.241 7.819 15.060 4 57 3 42,86 7 7 64 4 36,36 11 0 0,00

8 Bajo Barat Bajo Barat 5.054 4.909 9.963 2 50 2 50,00 4 3 43 4 57,14 7 0 0,00

9 Latimojong Latimojong 2.839 2.674 5.513 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0!

10 Kamanre Kamanre 5.561 5.953 11.514 4 50 4 50,00 8 8 62 5 38,46 13 0 0,00

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 11.671 12.465 24.136 10 56 8 44,44 18 15 58 11 42,31 26 0 0,00

12 Ponrang Ponrang 13.316 13.317 26.633 16 47 18 52,94 34 24 53 21 46,67 45 1 2,22

13 Bupon Bupon 7.065 7.264 14.329 9 82 2 18,18 11 14 78 4 22,22 18 0 0,00

14 Bua Bua 16.412 16.813 33.225 21 62 13 38,24 34 23 58 17 42,50 40 2 5,00

15 Bastem Bastem 7.826 7.066 14.892 1 25 3 75,00 4 2 40 3 60,00 5 0 0,00

16 Walenrang Walenrang 9.223 9.130 18.353 9 69 4 30,77 13 10 71 4 28,57 14 1 7,14

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 7.485 7.684 15.169 8 80 2 20,00 10 10 71 4 28,57 14 0 0,00

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 4.866 4.343 9.209 2 67 1 33,33 3 2 67 1 33,33 3 0 0,00

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 9.024 8.949 17.973 7 63 7 50,00 14 7 29 9 37,50 24 0 0,00

20 Lamasi Lamasi 10.220 10.316 20.536 20 69 9 31,03 29 22 71 9 29,03 31 0 0,00

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 6.001 9.512 15.513 9 100 0 0,00 9 11 92 1 8,33 12 0 0,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 170.701 176.395 347.096 172 62 104 38 276 210 58 137 38 364 4 1

CNR KASUS BARU BTA+ PER 100.000 PENDUDUK 49,55 29,96 79,52

CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK 60,50 39,47 104,87

Sumber: …………….. (sebutkan)

Keterangan:

Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll

Catatan : Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1, yaitu sebesar: 347096

KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS PADA TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK

MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KASUS TB ANAK

0-14 TAHUNNO KECAMATAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

JUMLAH PENDUDUKJUMLAH KASUS BARU BTA+

L PL+P

JUMLAH SELURUH

KASUS TB

L PL+P

TABEL 8

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TB PARU

L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Larompong Sel Larompong Sel 15 34 49 10 5 15 66,67 14,71 30,61

2 Larompong Larompong 51 46 97 11 9 20 21,57 19,57 20,62

3 Suli Suli 23 20 43 12 14 26 52,17 70,00 60,47

4 Suli Barat Suli Barat 5 2 7 2 1 3 40,00 50,00 42,86

5 Belopa Belopa 17 19 36 9 1 10 52,94 5,26 27,78

6 Belopa utara Belopa utara 5 2 7 9 1 10 180,00 50,00 142,86

7 Bajo Bajo 14 14 28 4 3 7 28,57 21,43 25,00

8 Bajo Barat Bajo Barat 0 7 7 3 2 5 #DIV/0! 28,57 71,43

9 Latimojong Latimojong 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

10 Kamanre Kamanre 20 22 42 10 9 19 50,00 40,91 45,24

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 27 21 48 6 4 10 22,22 19,05 20,83

12 Ponrang Ponrang 93 66 159 16 18 34 17,20 27,27 21,38

13 Bupon Bupon 29 17 46 9 2 11 31,03 11,76 23,91

14 Bua Bua 40 54 94 21 14 35 52,50 25,93 37,23

15 Bastem Bastem 23 16 39 1 3 4 4,35 18,75 10,26

16 Walenrang Walenrang 18 13 31 10 4 14 55,56 30,77 45,16

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 16 16 32 8 4 12 50,00 25,00 37,50

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 3 1 4 2 0 2 66,67 0,00 50,00

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 31 22 53 7 7 14 22,58 31,82 26,42

20 Lamasi Lamasi 80 40 120 20 9 29 25,00 22,50 24,17

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 0 2 2 9 0 9 #DIV/0! 0,00 450,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 510 434 944 179 110 289 35,10 25,35 30,61

Sumber: …………….. (sebutkan)

Keterangan:

Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,

rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll

TAHUN 2014

KABUPATEN/KOTA LUWU

% BTA (+)

TERHADAP SUSPEKBTA (+)NO KECAMATAN PUSKESMAS

SUSPEK

TABEL 9

L P L + PJUMLA

H%

JUMLA

H%

JUMLA

H%

JUMLA

H%

JUMLA

H%

JUMLA

H% L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 Larompong Sel Larompong Sel 6 5 11 4 66,67 5 100,00 9 81,82 0 0,00 0 0,00 0 0,00 66,67 100,00 81,82 1 0 1

2 Larompong Larompong 9 12 21 8 88,89 12 100,00 20 95,24 1 11,11 0 0,00 1 4,76 100,00 100,00 100,00 0 0 0

3 Suli Suli 5 9 14 5 100,00 8 88,89 13 92,86 0 0,00 1 11,11 1 7,14 100,00 100,00 100,00 0 0 0

4 Suli Barat Suli Barat 3 5 8 1 33,33 3 60,00 4 50,00 2 66,67 2 40,00 4 50,00 100,00 100,00 100,00 0 0 0

5 Belopa Belopa 4 4 8 3 75,00 4 100,00 7 87,50 1 25,00 0 0,00 1 12,50 100,00 100,00 100,00 0 0 0

6 Belopa utara Belopa utara 5 1 6 5 100,00 1 100,00 6 100,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 100,00 100,00 100,00 0 0 0

7 Bajo Bajo 8 3 11 3 37,50 0 0,00 3 27,27 5 62,50 3 100,00 8 72,73 100,00 100,00 100,00 0 0 0

8 Bajo Barat Bajo Barat 6 1 7 5 83,33 1 100,00 6 85,71 1 16,67 0 0,00 1 14,29 100,00 100,00 100,00 0 0 0

9 Latimojong Latimojong 6 1 7 4 66,67 1 100,00 5 71,43 1 16,67 0 0,00 1 14,29 83,33 100,00 85,71 0 0 0

10 Kamanre Kamanre 13 18 31 12 92,31 16 88,89 28 90,32 0 0,00 0 0,00 0 0,00 92,31 88,89 90,32 0 0 0

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 8 5 13 5 62,50 2 40,00 7 53,85 2 25,00 3 60,00 5 38,46 87,50 100,00 92,31 1 0 1

12 Ponrang Ponrang 1 6 7 1 100,00 6 100,00 7 100,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 100,00 100,00 100,00 1 0 1

13 Bupon Bupon 21 22 43 21 100,00 19 86,36 40 93,02 0 0,00 0 0,00 0 0,00 100,00 86,36 93,02 0 0 0

14 Bua Bua 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 2,00 0 1,00 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 1 1 2

15 Bastem Bastem 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 0 0

16 Walenrang Walenrang 12 6 18 11 91,67 6 100,00 17 94,44 0 0,00 0 0,00 0 0,00 91,67 100,00 94,44 2 0 2

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 1 2 3 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 100,00 2 100,00 3 100,00 100,00 100,00 100,00 0 0 0

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 10 6 16 6 60,00 2 33,33 8 50,00 1 10,00 1 16,67 2 12,50 70,00 50,00 62,50 0 0 0

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 1 2 3 1 100,00 1 50,00 2 66,67 0 0,00 1 50,00 1 33,33 100,00 100,00 100,00 0 0 0

20 Lamasi Lamasi 7 0 7 5 71,43 0 #DIV/0! 5 71,43 2 28,57 0 #DIV/0! 2 28,57 100,00 #DIV/0! 100,00 1 0 1

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 5 5 10 4 80,00 4 80,00 8 80,00 1 20,00 1 20,00 2 20,00 100,00 100,00 100,00 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 131 113 244 104 79,39 91 80,53 195 79,92 18 13,74 14 12,39 32 13,11 93,13 92,92 93,03 7 1 8

ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER 100.000 PENDUDUK 2,0 0,3 2,3

Sumber: …………….. (sebutkan)

Keterangan:

Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,

rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

JUMLAH KEMATIAN

SELAMA PENGOBATAN

ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

L L + P

ANGKA PENGOBATAN LENGKAP

(COMPLETE RATE)

L P

BTA (+) DIOBATI

ANGKA KEBERHASILAN

PENGOBATAN

(SUCCESS RATE/SR)P L + P

ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE)

NO KECAMATAN PUSKESMAS

TABEL 10

PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Larompong Sel Larompong Sel 152 166 318 15 17 32 0 0,0 0 0,0 0 0,0

2 Larompong Larompong 180 188 368 18 19 37 0 0,0 0 0,0 0 0,0

3 Suli Suli 193 207 400 19 21 40 0 0,0 0 0,0 0 0,0

4 Suli Barat Suli Barat 86 92 178 9 9 18 0 0,0 0 0,0 0 0,0

5 Belopa Belopa 154 158 312 15 16 31 0 0,0 0 0,0 0 0,0

6 Belopa utara Belopa utara 132 113 245 13 11 25 0 0,0 0 0,0 0 0,0

7 Bajo Bajo 115 167 282 12 17 28 0 0,0 0 0,0 0 0,0

8 Bajo Barat Bajo Barat 99 83 182 10 8 18 0 0,0 0 0,0 0 0,0

9 Latimojong Latimojong 63 54 117 6 5 12 0 0,0 0 0,0 0 0,0

10 Kamanre Kamanre 114 119 233 11 12 23 23 201,8 18 151,3 41 176,0

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 225 217 442 23 22 44 0 0,0 0 0,0 0 0,0

12 Ponrang Ponrang 274 219 493 27 22 49 1 3,6 1 4,6 2 4,1

13 Bupon Bupon 118 115 233 12 12 23 0 0,0 1 8,7 1 4,3

14 Bua Bua 298 273 571 30 27 57 0 0,0 0 0,0 90 157,6

15 Bastem Bastem 101 111 212 10 11 21 0 0,0 0 0,0 0 0,0

16 Walenrang Walenrang 143 139 282 14 14 28 0 0,0 0 0,0 0 0,0

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 160 136 296 16 14 30 6 37,5 1 7,4 7 23,6

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 124 117 241 12 12 24 17 137,1 21 179,5 38 157,7

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 161 153 314 16 15 31 0 0,0 0 0,0 1 3,2

20 Lamasi Lamasi 232 186 418 23 19 42 0 0,0 3 16,1 3 7,2

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 124 105 229 12 11 23 0 0,0 0 0,0 0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 3.248 3.118 6.366 325 312 637 47 14,5 45 14,4 183 28,7

Sumber: …………….. (sebutkan)

Keterangan:

Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI

L P L + P

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

JUMLAH BALITA JUMLAH PERKIRAAN

PENDERITANO KECAMATAN PUSKESMAS

PNEUMONIA PADA BALITA

TABEL 11

L P L+PPROPORSI

KELOMPOK

UMUR

L P L+PPROPORSI

KELOMPOK

UMUR

L P L+PPROPORSI

KELOMPOK

UMUR

L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 < 1 TAHUN 0 0 0 0,00 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0

2 1 - 4 TAHUN 0 0 0 0,00 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0

3 5 - 14 TAHUN 0 0 0 0,00 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0

4 15 - 19 TAHUN 0 0 0 0,00 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0

5 20 - 29 TAHUN 3 0 3 33,33 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0

6 30 - 39 TAHUN 3 1 4 44,44 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0

7 40 - 49 TAHUN 2 0 2 22,22 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0

8 50 - 59 TAHUN 0 0 0 0,00 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0

9 ≥ 60 TAHUN 0 0 0 0,00 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 8 1 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PROPORSI JENIS KELAMIN 88,89 11,11 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

Sumber: …………….. (sebutkan)

Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN

H I V

NO KELOMPOK UMUR

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

AIDS SYPHILIS JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS

TABEL 12

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

JUMLAH 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN

NO UNIT TRANSFUSI DARAH

DONOR DARAH

SAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING TERHADAP

HIV

L P

POSITIF HIV

L + P L

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

P L + P

JUMLAH PENDONOR

TABEL 14

JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Larompong Sel Larompong Sel 0 1 1 0 0 0 0 1 1

2 Larompong Larompong 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 Suli Suli 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 Suli Barat Suli Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 Belopa Belopa 0 1 1 1 1 2 1 2 3

6 Belopa utara Belopa utara 0 0 0 1 0 1 1 0 1

7 Bajo Bajo 0 0 0 1 0 1 1 0 1

8 Bajo Barat Bajo Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 Latimojong Latimojong 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 Kamanre Kamanre 0 0 0 1 0 1 1 0 1

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 Ponrang Ponrang 0 0 0 0 2 2 0 2 2

13 Bupon Bupon 0 0 0 0 2 2 0 2 2

14 Bua Bua 0 0 0 0 0 0 0 0 0

15 Bastem Bastem 0 0 0 0 0 0 0 0 0

16 Walenrang Walenrang 0 0 0 0 0 0 0 0 0

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0

20 Lamasi Lamasi 0 0 0 0 0 0 0 0 0

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 2 2 4 5 9 4 7 11

PROPORSI JENIS KELAMIN 0,00 100,00 44,44 55,56 36,36 63,64

ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 1,11 1,94 3,05

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

PB + MBPausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta BasahNO KECAMATAN PUSKESMAS

KASUS BARU

TABEL 13

KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Larompong Sel Larompong Sel 8.074 8.328 16.402 173 178 351 43 25 53 30 96 27

2 Larompong Larompong 9.697 9.825 19.522 208 210 418 191 92 213 101 404 97

3 Suli Suli 9.123 10.025 19.148 195 215 410 278 142 315 147 593 145

4 Suli Barat Suli Barat 4.446 4.325 8.771 95 93 188 340 357 355 384 695 370

5 Belopa Belopa 7.172 8.174 15.346 153 175 328 200 130 171 98 371 113

6 Belopa utara Belopa utara 7.313 7.738 15.051 156 166 322 86 55 86 52 172 53

7 Bajo Bajo 6.975 7.740 14.715 149 166 315 77 52 88 53 165 52

8 Bajo Barat Bajo Barat 4.763 4.874 9.637 102 104 206 103 101 130 125 233 113

9 Latimojong Latimojong 2.873 2.752 5.625 61 59 120 124 202 122 207 246 204

10 Kamanre Kamanre 5.649 5.974 11.623 121 128 249 208 172 198 155 406 163

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 11.897 12.641 24.538 255 271 525 397 156 454 168 851 162

12 Ponrang Ponrang 13.417 13.568 26.985 287 290 577 200 70 191 66 391 68

13 Bupon Bupon 7.398 7.520 14.918 158 161 319 232 147 232 144 464 145

14 Bua Bua 15.471 1.654 17.125 331 35 366 279 84 319 901 598 163

15 Bastem Bastem 3.302 3.154 6.456 71 67 138 125 177 53 79 178 129

16 Walenrang Walenrang 8.925 9.116 18.041 191 195 386 178 93 191 98 369 96

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 7.845 7.962 15.807 168 170 338 268 160 298 175 566 167

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 4.762 4.381 9.143 102 94 196 125 123 144 144 269 137

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 9.163 9.193 18.356 196 197 393 140 71 219 111 359 91

20 Lamasi Lamasi 10.490 10.561 21.051 224 226 450 206 92 220 97 426 95

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 6.250 6.317 12.567 134 135 269 137 102 144 107 281 104

JUMLAH (KAB/KOTA) 165.005 155.822 320.827 3.531 3.335 6.866 3.937 111,5 4.196 125,8 8.133 118,5

ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK 214

Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

JUMLAH PENDUDUK

DIAREJUMLAH PERKIRAAAN

KASUS

DIARE DITANGANI

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

P L + PLNO KECAMATAN PUSKESMAS

TABEL 15

L P L+P JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Larompong Sel Larompong Sel - 1 1 - 0,00 0

2 Larompong Larompong - - - - #DIV/0! 0 #DIV/0!

3 Suli Suli - - - - #DIV/0! 0 #DIV/0!

4 Suli Barat Suli Barat - - - - #DIV/0! 0 #DIV/0!

5 Belopa Belopa 1 2 3 - 0,00 0 0

6 Belopa utara Belopa utara 1 - 1 - 0,00 0 0

7 Bajo Bajo 1 - 1 - 0,00 0 0

8 Bajo Barat Bajo Barat - - - - #DIV/0! 0 #DIV/0!

9 Latimojong Latimojong - - - - #DIV/0! 0 #DIV/0!

10 Kamanre Kamanre 1 - 1 - 0,00 0 0

11 Ponrang Sel Ponrang Sel - - - - #DIV/0! 0 #DIV/0!

12 Ponrang Ponrang - 2 2 - 0,00 0 0

13 Bupon Bupon - 2 2 - 0,00 0 0

14 Bua Bua - - - - #DIV/0! 0 #DIV/0!

15 Bastem Bastem - - - - #DIV/0! 0 #DIV/0!

16 Walenrang Walenrang - - - - #DIV/0! 0 #DIV/0!

17 Walenrang Timur Walenrang Timur - - - - #DIV/0! 0 #DIV/0!

18 Walenrang Barat Walenrang Barat - - - - #DIV/0! 0 #DIV/0!

19 Walenrang Utara Walenrang Utara - - - - #DIV/0! 0 #DIV/0!

20 Lamasi Lamasi - - - - #DIV/0! 0 #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 4 7 11 - 0,00 - 0

ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 100.000 PENDUDUK -

Sumber: …………….. (sebutkan)

KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

PENDERITA KUSTAPENDERITA KUSTA

0-14 TAHUN

KASUS BARU

CACAT TINGKAT 2NO KECAMATAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

TABEL 16

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Larompong Sel Larompong Sel 0 0 0 1 0 1 1 0 1

2 Larompong Larompong 0 0 0 2 0 2 2 0 2

3 Suli Suli 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 Suli Barat Suli Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 Belopa Belopa 0 1 1 1 1 2 1 2 3

6 Belopa utara Belopa utara 0 0 0 1 1 2 1 1 2

7 Bajo Bajo 0 0 0 1 0 1 1 0 1

8 Bajo Barat Bajo Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 Latimojong Latimojong 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 Kamanre Kamanre 0 0 0 2 0 2 2 0 2

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 Ponrang Ponrang 0 0 0 0 2 2 0 2 2

13 Bupon Bupon 0 0 0 0 2 2 0 2 2

14 Bua Bua 0 0 0 0 0 0 0 0 0

15 Bastem Bastem 0 0 0 0 0 0 0 0 0

16 Walenrang Walenrang 0 0 0 0 0 0 0 0 0

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0

20 Lamasi Lamasi 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 1 1 8 6 14 8 7 15

ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 0,2 0,2 0,4

Sumber: …………….. (sebutkan)

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

NO KECAMATAN PUSKESMAS

KASUS TERCATAT

Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH

TABEL 17

PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KUSTA (PB) KUSTA (MB)

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1 Larompong Sel Larompong Sel 1 0 1 1 100 0 #DIV/0! 1 100 4 0 4 3 75 0 #DIV/0! 3 75

2 Larompong Larompong 1 0 1 1 100 0 #DIV/0! 1 100 0 1 1 0 #DIV/0! 1 100 1 100

3 Suli Suli 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 2 0 2 1 50 0 #DIV/0! 1 50

4 Suli Barat Suli Barat 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

5 Belopa Belopa 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 1 1 0 #DIV/0! 0 0 0 0

6 Belopa utara Belopa utara 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

7 Bajo Bajo 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

8 Bajo Barat Bajo Barat 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 1 0 1 0 0 0 #DIV/0! 0 0

9 Latimojong Latimojong 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

10 Kamanre Kamanre 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 1 1 0 #DIV/0! 1 100 1 100

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 1 0 1 0 0 0 #DIV/0! 0 0

12 Ponrang Ponrang 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 1 1 0 #DIV/0! 1 100 1 100

13 Bupon Bupon 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

14 Bua Bua 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 3 3 0 #DIV/0! 3 100 3 100

15 Bastem Bastem 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

16 Walenrang Walenrang 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 1 0 1 1 100 0 #DIV/0! 1 100

20 Lamasi Lamasi 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 1 2 3 1 100 2 100 3 100

JUMLAH (KAB/KOTA) 2 0 2 2 100,0 0 #DIV/0! 2 100,0 10 9 19 6 60 8 89 14 74

Sumber: …………….. (sebutkan)

Keterangan : Penderita kusta PB/MB merupakan penderita pada kohort yang sama

X = tahun data.

RFT MB

L PL P

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

NO KECAMATAN PUSKESMASRFT PB

L + PPENDERITA PB PENDERITA MB

L + P

TABEL 18

NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH PENDUDUK

<15 TAHUN

JUMLAH KASUS AFP

(NON POLIO)

1 2 3 4 5

1 Larompong Sel Larompong Sel 0 0

2 Larompong Larompong 0 0

3 Suli Suli 5.901 0

4 Suli Barat Suli Barat 3.484 0

5 Belopa Belopa 0 0

6 Belopa utara Belopa utara 0 0

7 Bajo Bajo 10.685 0

8 Bajo Barat Bajo Barat 0 0

9 Latimojong Latimojong 0 0

10 Kamanre Kamanre 3.574 0

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 0 0

12 Ponrang Ponrang 0 0

13 Bupon Bupon 5.355 0

14 Bua Bua 0 0

15 Bastem Bastem 6.084 0

16 Walenrang Walenrang 6.221 0

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 4.345 0

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 0 0

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 0 0

20 Lamasi Lamasi 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 45.649 0

AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN 0,00

Keterangan:

Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

Catatan : Jumlah penduduk < 15 tahun kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 2, yaitu sebesar:119.288

JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

TABEL 19

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

JUMLAH KASUS PD3I

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Larompong Sel Larompong Sel 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Larompong Larompong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 Suli Suli 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 Suli Barat Suli Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 Belopa Belopa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 Belopa utara Belopa utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7 Bajo Bajo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8 Bajo Barat Bajo Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 Latimojong Latimojong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 Kamanre Kamanre 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 Ponrang Ponrang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

13 Bupon Bupon 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

14 Bua Bua 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

15 Bastem Bastem 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

16 Walenrang Walenrang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

20 Lamasi Lamasi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

CASE FATALITY RATE (%) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

Sumber: …………….. (sebutkan)

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

PERTUSISNO KECAMATAN PUSKESMASDIFTERI

JUMLAH KASUSMENINGGAL

JUMLAH KASUSMENINGGAL

TETANUS (NON NEONATORUM) TETANUS NEONATORUM

JUMLAH KASUSMENINGGAL

TABEL 20

L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 Larompong Sel Larompong Sel 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0

2 Larompong Larompong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 Suli Suli 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 Suli Barat Suli Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 Belopa Belopa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 Belopa utara Belopa utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7 Bajo Bajo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8 Bajo Barat Bajo Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 Latimojong Latimojong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 Kamanre Kamanre 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 Ponrang Ponrang 5 5 10 0 0 0 0 0 0 0

13 Bupon Bupon 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

14 Bua Bua 1 3 4 0 0 0 0 0 0 0

15 Bastem Bastem 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

16 Walenrang Walenrang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0

20 Lamasi Lamasi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 7 10 17 0 0 0 0 0 0 0

CASE FATALITY RATE (%) 0,0

NO KECAMATAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

JUMLAH KASUS PD3I

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

CAMPAK

JUMLAH KASUSMENINGGAL

POLIO HEPATITIS B

TABEL 21

JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Larompong Sel Larompong Sel 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

2 Larompong Larompong 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

3 Suli Suli 1 0 1 0 0 0 0,0 #DIV/0! 0,0

4 Suli Barat Suli Barat 5 2 7 0 0 0 0,0 0,0 0,0

5 Belopa Belopa 0 1 1 0 0 0 #DIV/0! 0,0 0,0

6 Belopa utara Belopa utara 0 1 1 0 0 0 #DIV/0! 0,0 0,0

7 Bajo Bajo 1 0 1 0 0 0 0,0 #DIV/0! 0,0

8 Bajo Barat Bajo Barat 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

9 Latimojong Latimojong 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

10 Kamanre Kamanre 0 1 1 0 0 0 #DIV/0! 0,0 0,0

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 0 1 1 0 0 0 #DIV/0! 0,0 0,0

12 Ponrang Ponrang 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

13 Bupon Bupon 1 0 1 0 0 0 0,0 #DIV/0! 0,0

14 Bua Bua 5 2 7 0 0 0 0,0 0,0 0,0

15 Bastem Bastem 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

16 Walenrang Walenrang 1 3 4 0 1 1 0,0 33,3 25,0

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 3 1 4 0 0 0 0,0 0,0 0,0

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 1 0 1 0 0 0 0,0 #DIV/0! 0,0

20 Lamasi Lamasi 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 18 12 30 0 1 1 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK 5,2 3,5 8,6

Sumber: …………….. (sebutkan)

Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

NO KECAMATAN MENINGGAL CFR (%)JUMLAH KASUSPUSKESMAS

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

TABEL 22

L P L+P L % P % L+P % L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1 Larompong Sel Larompong Sel 2 2 - #DIV/0! 1 #DIV/0! 1 50,00 0 0 0 #DIV/0! 0 0

2 Larompong Larompong 9 9 4 #DIV/0! - #DIV/0! 4 44,44 0 0 0 0,00 #DIV/0! 0,00

3 Suli Suli 1 1 1 #DIV/0! - #DIV/0! 1 100,00 0 0 0 0,00 #DIV/0! 0,00

4 Suli Barat Suli Barat 35 35 8 #DIV/0! - #DIV/0! 8 22,86 0 0 0 0,00 #DIV/0! 0,00

5 Belopa Belopa 4 4 1 #DIV/0! - #DIV/0! 1 25,00 0 0 0 0,00 #DIV/0! 0,00

6 Belopa utara Belopa utara 2 2 1 #DIV/0! 1 #DIV/0! 2 100,00 0 0 0 0,00 0,00 0,00

7 Bajo Bajo 4 4 1 #DIV/0! - #DIV/0! 1 25,00 0 0 0 0,00 #DIV/0! 0,00

8 Bajo Barat Bajo Barat 0 - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

9 Latimojong Latimojong 0 - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

10 Kamanre Kamanre 14 14 2 #DIV/0! - #DIV/0! 2 14,29 0 0 0 0,00 #DIV/0! 0,00

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 10 10 4 #DIV/0! - #DIV/0! 4 40,00 0 0 0 0,00 #DIV/0! 0,00

12 Ponrang Ponrang 23 23 3 #DIV/0! - #DIV/0! 3 13,04 0 0 0 0,00 #DIV/0! 0,00

13 Bupon Bupon 11 11 4 #DIV/0! - #DIV/0! 4 36,36 0 0 0 0,00 #DIV/0! 0,00

14 Bua Bua 3 3 3 #DIV/0! - #DIV/0! 3 100,00 0 0 0 0,00 #DIV/0! 0,00

15 Bastem Bastem 2 2 - #DIV/0! #DIV/0! - - 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

16 Walenrang Walenrang 26 26 7 #DIV/0! 1 #DIV/0! 8 30,77 0 0 0 0,00 0,00 0,00

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 16 16 2 #DIV/0! #DIV/0! 2 12,50 0 0 0 0,00 #DIV/0! 0,00

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 18 18 2 #DIV/0! 2 #DIV/0! 4 22,22 0 0 0 0,00 0,00 0,00

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 15 15 1 #DIV/0! 4 #DIV/0! 5 33,33 0 0 0 0,00 0,00 0,00

20 Lamasi Lamasi 48 48 1 #DIV/0! - #DIV/0! 1 2,08 0 0 0 0,00 #DIV/0! 0,00

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 24 24 2 #DIV/0! 1 #DIV/0! 3 12,50 0 0 0 0,00 0,00 0,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 267 - - 267 47 #DIV/0! 10 #DIV/0! 57 21,35 0 0 0 0,00 0,00 0,00

JUMLAH PENDUDUK BERISIKO

ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

KABUPATEN/KOTA LUWUKESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

CFRMENINGGAL SUSPEK

MALARIA

NO KECAMATAN

TAHUN 2014

PUSKESMAS POSITIFL P L+P

SEDIAAN DARAH DIPERIKSA

TABEL 23

PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Larompong Sel Larompong Sel 0 0 0 0 0 0

2 Larompong Larompong 0 0 0 0 0 0

3 Suli Suli 0 0 0 0 0 0

4 Suli Barat Suli Barat 0 0 0 0 0 0

5 Belopa Belopa 0 0 0 0 0 0

6 Belopa utara Belopa utara 0 0 0 0 0 0

7 Bajo Bajo 0 0 0 0 0 0

8 Bajo Barat Bajo Barat 0 0 0 0 0 0

9 Latimojong Latimojong 0 0 0 0 0 0

10 Kamanre Kamanre 0 0 0 0 0 0

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 0 0 0 0 0 0

12 Ponrang Ponrang 0 0 0 0 0 0

13 Bupon Bupon 0 0 0 0 0 0

14 Bua Bua 0 0 0 0 0 0

15 Bastem Bastem 0 0 0 0 0 0

16 Walenrang Walenrang 0 0 0 0 0 0

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 0 0 0 0 0 0

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 0 0 0 0 0 0

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 0 0 0 0 0 0

20 Lamasi Lamasi 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0

ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) 0 0 0

Sumber: …………….. (sebutkan)

Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

JUMLAH SELURUH KASUSKASUS BARU DITEMUKANNO KECAMATAN PUSKESMAS

PENDERITA FILARIASIS

TABEL 24

CAKUPAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

LAKI-LAKI PEREMPUANLAKI +

PEREMPUANJUMLAH % JUMLAH % JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Larompong Sel Larompong Sel 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 1.424

2 Larompong Larompong 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0

3 Suli Suli 6.713 6.908 13.621 313 4,66 421 6,09 734

4 Suli Barat Suli Barat 3.224 3.320 6.544 1.070 33,19 1.062 31,99 2.132

5 Belopa Belopa 8.193 5.637 13.830 172 2,10 211 3,74 383

6 Belopa utara Belopa utara 4.902 5.297 10.199 0 0,00 0 0,00 0

7 Bajo Bajo 5.390 5.295 10.685 127 2,36 220 4,15 347

8 Bajo Barat Bajo Barat 1.505 2.469 3.974 1.719 114,22 3.152 127,66 4.871

9 Latimojong Latimojong 1.496 1.608 3.104 618 41,31 783 48,69 1.401

10 Kamanre Kamanre 4.324 4.321 8.645 1.581 36,56 2.765 63,99 4.346

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0

12 Ponrang Ponrang 3.109 3.078 6.187 3.109 100,00 3.078 100,00 6.187

13 Bupon Bupon 4.755 4.877 9.632 2.476 52,07 4.376 89,73 6.852

14 Bua Bua 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0

15 Bastem Bastem 2.494 3.590 6.084 938 37,61 1.163 32,40 2.101

16 Walenrang Walenrang 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 3.652 4.044 7.696 1.178 32,26 1.274 31,50 2.452

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 7.578 5.735 13.313 3.532 46,61 2.289 39,91 5.821

20 Lamasi Lamasi 7.862 10.675 18.537 5.599 71,22 8.729 81,77 14.328

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 342 280 622 290 84,80 239 85,36 529

JUMLAH (KAB/KOTA) 65.539 67.134 132.673 22.722 34,67 29.762 44,33 52.484

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

DILAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH

LAKI-LAKI PEREMPUAN L+PNO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH PENDUDUK ≥ 15 TAHUN

TABEL 25

CAKUPAN PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

LAKI-LAKI PEREMPUANLAKI +

PEREMPUANJUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12,00

1 Larompong Sel Larompong Sel 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

2 Larompong Larompong 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

3 Suli Suli 6.713 6.908 13.621 0 0,00 0 - 0 -

4 Suli Barat Suli Barat 3.244 3.320 6.564 0 0,00 0 - 0 -

5 Belopa Belopa 2.038 2.005 4.043 0 0,00 25 1 25 0,62

6 Belopa utara Belopa utara 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

7 Bajo Bajo 2.117 2.480 4.597 0 0,00 0 - 0 -

8 Bajo Barat Bajo Barat 168 9 177 150 89,29 255 2.833 405 228,81

9 Latimojong Latimojong 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

10 Kamanre Kamanre 1.581 2.765 4.346 0 0,00 0 - 0 -

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

12 Ponrang Ponrang 3.109 3.078 6.187 3.109 100,00 3.078 100 6.187 100,00

13 Bupon Bupon 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

14 Bua Bua 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

15 Bastem Bastem 2.494 3.590 6.084 35 1,40 0 - 35 0,58

16 Walenrang Walenrang 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 3.652 4.044 7.696 0 0,00 0 - 0 -

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 3.532 2.289 5.821 0 0,00 0 - 0 -

20 Lamasi Lamasi 3.243 3.621 6.864 0 0,00 0 - 0 -

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 31.891 34.109 66.000 3.294 10,33 3.358 10 6.652 10,08

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

NO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH PENGUNJUNG PUSKESMAS DAN

JARINGANNYA BERUSIA ≥ 15 TAHUN

DILAKUKAN PEMERIKSAAN OBESITAS

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN

TABEL 26

CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE)

MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8,00

1 Larompong Sel Larompong Sel 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

2 Larompong Larompong 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

3 Suli Suli 2502 0 0 0 -

4 Suli Barat Suli Barat 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

5 Belopa Belopa 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

6 Belopa utara Belopa utara 1972 0 0 0 -

7 Bajo Bajo 2224 0 0 0 -

8 Bajo Barat Bajo Barat 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

9 Latimojong Latimojong 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

10 Kamanre Kamanre 1345 0 0 0 -

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

12 Ponrang Ponrang 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

13 Bupon Bupon 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

14 Bua Bua 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

15 Bastem Bastem 2510 0 0 0 -

16 Walenrang Walenrang 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

20 Lamasi Lamasi 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 10553 0 0 0 -

Sumber: …………….. (sebutkan)

Ket: IVA: Inspeksi Visual dengan Asam asetat

CBE: Clinical Breast Examination

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

PEMERIKSAAN IVAPEMERIKSAAN KLINIS PAYUDARA

(CBE)NO KECAMATAN PUSKESMASPEREMPUAN

USIA 30-49 TAHUN

TABEL 27

JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)

DIKETAHUIDITANGGU-

LANGIAKHIR L P L+P

0-7

HARI

8-28

HARI

1-11

BLN

1-4

THN

5-9

THN

10-14

THN

15-19

THN

20-44

THN

45-54

THN

55-59

THN

60-69

THN

70+

THNL P L+P L P L+P L P L+P L P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

1 Rabies 1 1 41.645 41.645 41.645 1 1 1 1 1 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100,00 #DIV/0!

2 DBD 1 1 41.692 41.692 41.692 1 1 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! -

3 Keracunan Makanan 1 1 41.881 41.881 41.881 13 27 40 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - -

0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

ATTACK RATE (%)JUMLAH PENDERITA JUMLAH KEMATIANJUMLAH PENDUDUK

TERANCAMJUMLAH

KEC

YANG TERSERANGWAKTU KEJADIAN (TANGGAL) KELOMPOK UMUR PENDERITA

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

JUMLAH

DESA/KEL

CFR (%)NO

JENIS KEJADIAN

LUAR BIASA

TABEL 28

JUMLAH DITANGANI <24 JAM %1 2 3 4 5 6

1 Larompong Sel Larompong Sel 0 0 #DIV/0!

2 Larompong Larompong 0 0 #DIV/0!

3 Suli Suli 0 0 #DIV/0!

4 Suli Barat Suli Barat 0 0 #DIV/0!

5 Belopa Belopa 2 2 100,00

6 Belopa utara Belopa utara 0 0 #DIV/0!

7 Bajo Bajo 0 0 #DIV/0!

8 Bajo Barat Bajo Barat 0 0 #DIV/0!

9 Latimojong Latimojong 0 0 #DIV/0!

10 Kamanre Kamanre 0 0 #DIV/0!

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 0 0 #DIV/0!

12 Ponrang Ponrang 0 0 #DIV/0!

13 Bupon Bupon 0 0 #DIV/0!

14 Bua Bua 0 0 #DIV/0!

15 Bastem Bastem 0 0 #DIV/0!

16 Walenrang Walenrang 0 0 #DIV/0!

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 0 0 #DIV/0!

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 0 0 #DIV/0!

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 1 0 -

20 Lamasi Lamasi 0 0 #DIV/0!

Lamasi Timur Lamasi Timur 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 3 2 66,67

KLB DI DESA/KELURAHANNO PUSKESMASKECAMATAN

KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

TABEL 29

MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Larompong Sel Larompong Sel 357 407 114,0 328 91,9 341 353 103,5 357 104,7 358 105

2 Larompong Larompong 384 431 112,2 394 102,6 367 357 97,3 356 97,0 357 97,28

3 Suli Suli 440 456 103,6 432 98,2 420 411 97,9 411 97,9 416 99,05

4 Suli Barat Suli Barat 204 192 94,1 178 87,3 195 161 82,6 171 87,7 171 87,69

5 Belopa Belopa 343 348 101,5 274 79,9 327 303 92,7 305 93,3 306 93,58

6 Belopa utara Belopa utara 291 280 96,2 250 85,9 277 247 89,2 247 89,2 247 89,17

7 Bajo Bajo 311 315 101,3 282 90,7 296 283 95,6 284 95,9 284 95,95

8 Bajo Barat Bajo Barat 200 176 88,0 150 75,0 191 168 88,0 167 87,4 167 87,43

9 Latimojong Latimojong 130 128 98,5 127 97,7 123 117 95,1 117 95,1 122 99,19

10 Kamanre Kamanre 257 210 81,7 157 61,1 246 194 78,9 195 79,3 200 81,3

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 536 505 94,2 480 89,6 511 444 86,9 450 88,1 444 86,89

12 Ponrang Ponrang 543 544 100,2 523 96,3 519 516 99,4 516 99,4 516 99,42

13 Bupon Bupon 244 227 93,0 226 92,6 233 242 103,9 242 103,9 242 103,9

14 Bua Bua 630 667 105,9 431 68,4 601 613 102,0 631 105,0 626 104,2

15 Bastem Bastem 347 233 67,1 171 49,3 331 206 62,2 213 64,4 212 64,05

16 Walenrang Walenrang 364 304 83,5 264 72,5 348 265 76,1 266 76,4 267 76,7

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 363 329 90,6 294 81,0 347 311 89,6 311 89,6 312 89,91

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 268 233 86,9 220 82,1 256 212 82,8 212 82,8 216 84,38

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 392 347 88,5 323 82,4 375 309 82,4 309 82,4 309 82,4

20 Lamasi Lamasi 443 488 110,2 472 106,5 423 428 101,2 428 101,2 428 101,2

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 288 299 103,8 283 98,3 275 273 99,3 274 99,6 275 100

JUMLAH (KAB/KOTA) 7.335 7.119 97,1 6.259 85,3 7.002 6.413 91,6 6.462 92,3 6.475 92,47

K4NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS

IBU BERSALIN/NIFASIBU HAMIL

PERSALINAN

DITOLONG NAKES

MENDAPAT

YANKES NIFAS

IBU NIFAS

MENDAPAT VIT

A JUMLAH

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

K1

TABEL 30

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Larompong Sel Larompong Sel 357 184 51,5 167 46,8 28 7,8 18 5,0 22 6,2 235 65,8

2 Larompong Larompong 384 81 21,1 63 16,4 34 8,9 32 8,3 12 3,1 141 36,7

3 Suli Suli 440 351 79,8 288 65,5 0 - 0 - 0 - 288 65,5

4 Suli Barat Suli Barat 204 213 104,4 199 97,5 0 - 0 - 0 - 199 97,5

5 Belopa Belopa 343 207 60,3 238 69,4 0 - 0 - 0 - 238 69,4

6 Belopa utara Belopa utara 291 408 140,2 368 126,5 0 - 0 - 0 - 368 126,5

7 Bajo Bajo 311 90 28,9 85 27,3 22 7,1 28 9,0 24 7,7 159 51,1

8 Bajo Barat Bajo Barat 200 151 75,5 99 49,5 19 9,5 0 - 9 4,5 127 63,5

9 Latimojong Latimojong 130 50 38,5 53 40,8 31 23,8 29 22,3 15 11,5 128 98,5

10 Kamanre Kamanre 257 95 37,0 96 37,4 32 12,5 11 4,3 10 3,9 149 58,0

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 536 319 59,5 300 56,0 49 9,1 50 9,3 0 - 399 74,4

12 Ponrang Ponrang 543 415 76,4 392 72,2 0 - 0 - 0 - 392 72,2

13 Bupon Bupon 244 227 93,0 168 68,9 0 - 0 - 0 - 168 68,9

14 Bua Bua 630 208 33,0 150 23,8 0 - 0 - 0 - 150 23,8

15 Bastem Bastem 347 202 58,2 149 42,9 9 2,6 0 - 0 - 158 45,5

16 Walenrang Walenrang 364 178 48,9 161 44,2 51 14,0 25 6,9 24 6,6 261 71,7

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 363 302 83,2 272 74,9 4 1,1 0 - 15 4,1 291 80,2

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 268 172 64,2 167 62,3 46 17,2 125 46,6 108 40,3 446 166,4

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 392 303 77,3 278 70,9 106 27,0 0 - 75 19,1 459 117,1

20 Lamasi Lamasi 443 402 90,7 312 70,4 0 - 0 - 0 - 312 70,4

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 288 109 37,8 88 30,6 0 - 0 - 0 - 88 30,6

JUMLAH (KAB/KOTA) 7.335 4.667 63,6 4.093 55,8 431 5,9 318 4,3 314 4,3 5.156 70,3

IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMILJUMLAH IBU

HAMILNO KECAMATAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

TABEL 31

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Larompong Sel Larompong Sel 2.966 27 0,9 31 1,0 0 - 39 1,3 43 1,4 113 3,8

2 Larompong Larompong 3.846 8 0,2 8 0,2 0 - 0 - 0 - 8 0,2

3 Suli Suli 3.867 6 0,2 6 0,2 0 - 0 - 0 - 6 0,2

4 Suli Barat Suli Barat 1.824 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 -

5 Belopa Belopa 3.026 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 -

6 Belopa utara Belopa utara 2.522 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 -

7 Bajo Bajo 2.726 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 -

8 Bajo Barat Bajo Barat 1.799 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 -

9 Latimojong Latimojong 1.372 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 -

10 Kamanre Kamanre 2.413 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 -

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 4.862 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 -

12 Ponrang Ponrang 5.228 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 -

13 Bupon Bupon 2.963 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 -

14 Bua Bua 5.578 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 -

15 Bastem Bastem 3.200 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 -

16 Walenrang Walenrang 3.288 18 0,5 0 - 0 - 0 - 0 - 0 -

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 3.655 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 -

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 2.424 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 -

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 4.128 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 -

20 Lamasi Lamasi 4.432 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 -

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 2.830 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 -

JUMLAH (KAB/KOTA) 68.949 59 0,1 45 0,1 0 - 39 0,1 43 0,1 127 0,2

NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH WUS

(15-39 TAHUN)

IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA WUS

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

TABEL 32

JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

FE1 (30 TABLET) FE3 (90 TABLET)

JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Larompong Sel Larompong Sel 357 407 114,01 328 91,88

2 Larompong Larompong 384 431 17,00 394 102,60

3 Suli Suli 440 456 103,64 432 98,18

4 Suli Barat Suli Barat 204 192 94,12 178 87,25

5 Belopa Belopa 343 348 101,46 274 79,88

6 Belopa utara Belopa utara 291 280 96,22 250 85,91

7 Bajo Bajo 311 315 101,29 282 90,68

8 Bajo Barat Bajo Barat 200 176 88,00 150 75,00

9 Latimojong Latimojong 130 128 98,46 127 97,69

10 Kamanre Kamanre 257 210 81,71 157 61,09

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 536 505 95,00 480 89,55

12 Ponrang Ponrang 543 544 100,18 523 96,32

13 Bupon Bupon 244 227 93,03 226 92,62

14 Bua Bua 630 667 105,87 431 68,41

15 Bastem Bastem 347 233 67,15 171 49,28

16 Walenrang Walenrang 364 304 83,52 264 72,53

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 363 329 90,63 294 80,99

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 268 233 86,94 220 82,09

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 392 347 88,52 323 82,40

20 Lamasi Lamasi 443 488 110,16 472 106,55

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 288 299 103,82 283 98,26

JUMLAH (KAB/KOTA) 7335 7.119 97,06 6.259 85,33

KECAMATANJUMLAH

IBU HAMILNO PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

TABEL 33

S % L P L + P L P L + P S % S % S %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 Larompong Sel Larompong Sel 357 71 72 100,8 182 173 355 27 26 53 11 40,3 11 8,0 22 41,3

2 Larompong Larompong 384 77 73 95,1 181 173 354 27 26 53 9 33,1 9 34,7 18 33,9

3 Suli Suli 440 88 27 30,7 208 199 407 31 30 61 6 19,2 5 16,8 11 18,0

4 Suli Barat Suli Barat 204 41 5 12,3 89 84 173 13 13 26 - 0,0 - 0,0 - 0,0

5 Belopa Belopa 343 69 47 68,5 154 147 301 23 22 45 6 26,1 6 27,3 12 26,7

6 Belopa utara Belopa utara 291 58 17 29,2 126 121 247 19 18 37 3 15,9 2 11,0 5 13,5

7 Bajo Bajo 311 62 60 96,5 145 138 283 22 21 42 4 18,4 3 14,5 7 16,5

8 Bajo Barat Bajo Barat 200 40 38 95,0 84 81 165 13 12 25 5 39,7 5 41,2 10 40,4

Latimojong Latimojong 130 26 3 0,0 58 56 114 9 8 - 10 0,0 9 0,0 19 0,0

10 Kamanre Kamanre 257 51 38 73,9 95 90 185 14 14 28 7 49,1 6 44,4 13 46,8

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 536 107 13 12,1 264 253 517 40 38 78 2 5,0 1 2,6 3 3,8

12 Ponrang Ponrang 543 109 49 45,1 227 216 443 34 32 66 9 26,5 8 25,0 17 25,8

13 Bupon Bupon 244 49 15 30,7 123 117 240 18 18 36 1 5,4 1 5,7 2 5,6

14 Bua Bua 630 126 90 71,4 319 304 623 48 46 94 23 47,9 22 47,8 45 47,9

15 Bastem Bastem 347 69 53 76,4 110 104 214 17 16 32 7 42,4 6 38,5 13 40,5

16 Walenrang Walenrang 364 73 16 22,0 134 128 262 20 19 39 4 19,9 4 20,8 8 20,4

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 363 73 60 82,6 159 151 310 24 23 47 3 12,6 2 8,7 5 10,7

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 268 54 6 11,2 112 107 219 17 16 33 3 17,9 3 18,7 6 18,3

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 392 78 17 21,7 157 149 306 24 22 46 2 8,5 2 9,1 4 8,8

20 Lamasi Lamasi 443 89 68 76,7 218 208 426 33 31 64 2 6,1 2 6,4 4 6,3

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 288 58 26 45,1 139 132 271 21 20 41 7 33,6 6 30,3 13 32,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 7.335 1.467 793 54,1 3.284 3.131 6.415 493 469 946 124 25,1 113 24,1 237 25,1

JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL

MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO PUSKESMASKECAMATANJUMLAH

IBU HAMIL

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

JUMLAH LAHIR HIDUP

PERKIRAAN

BUMIL

DENGAN

KOMPLIKASI

KEBIDANAN

PERKIRAAN NEONATAL

KOMPLIKASI

PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL

L + PL P

PENANGANAN

KOMPLIKASI

KEBIDANAN

TABEL 34

PESERTA KB AKTIF

MKJP

IUD % MOP % MOW %IM

PLAN% JUMLAH %

KON

DOM % SUNTIK % PIL %

OBAT

VAGINA%

LAIN

NYA% JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 Larompong Sel Larompong Sel 2 0,1 0 0,0 23 1,0 211 9,4 236 10,5 264 11,7 1.097 48,7 655 29,1 0 0,0 0 0,0 2.016 89,5 2.252 100,0

2 Larompong Larompong 41 2,2 0 0,0 19 1,0 163 8,7 223 11,8 51 2,7 1.031 54,8 578 30,7 0 0,0 0 0,0 1.660 88,2 1.883 100,0

3 Suli Suli 25 1,0 0 0,0 46 1,9 29 1,2 100 4,1 261 10,8 1.272 52,7 782 32,4 0 0,0 0 0,0 2.315 95,9 2.415 100,0

4 Suli Barat Suli Barat 9 0,8 0 0,0 10 0,9 21 1,8 40 3,4 30 2,6 723 61,5 382 32,5 0 0,0 0,0 1.135 96,6 1.175 100,0

5 Belopa Belopa 54 2,2 1 0,0 59 2,4 30 1,2 144 5,8 144 5,8 1.454 58,4 746 30,0 0 0,0 0 0,0 2.344 94,2 2.488 100,0

6 Belopa utara Belopa utara 86 5,6 0 0,0 69 4,5 96 6,2 251 16,2 146 9,4 781 50,6 367 23,8 0 0,0 0 0,0 1.294 83,8 1.545 100,0

7 Bajo Bajo 92 6,7 0 0,0 97 7,1 78 5,7 267 19,5 67 4,9 709 51,7 329 24,0 0 0,0 0,0 1.105 80,5 1.372 100,0

8 Bajo Barat Bajo Barat 9 0,7 0 0,0 30 2,4 40 3,3 79 6,4 10 0,8 862 70,3 276 22,5 0 0,0 0 0,0 1.148 93,6 1.227 100,0

9 Latimojong Latimojong 0 0,0 0 0,0 0 0,0 8 1,8 8 1,8 0 0,0 310 70,1 124 28,1 0 0,0 13 2,9 434 101,1 442 102,9

10 Kamanre Kamanre 95 5,7 0 0,0 84 5,1 97 5,8 276 16,6 81 4,9 903 54,4 400 24,1 0 0,0 0 0,0 1.384 83,4 1.660 100,0

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 51 1,7 0 0,0 107 3,6 90 3,0 248 8,4 28 0,9 2.023 68,5 656 22,2 0 0,0 0 0,0 2.707 91,6 2.955 100,0

12 Ponrang Ponrang 88 2,3 0 0,0 109 2,8 157 4,1 354 9,2 684 17,8 1.834 47,6 978 25,4 0 0,0 0 0,0 3.496 90,8 3.850 100,0

13 Bupon Bupon 21 1,6 0 0,0 34 2,6 43 3,3 98 7,4 10 0,8 784 59,3 429 32,5 0 0,0 0 0,0 1.223 92,6 1.321 100,0

14 Bua Bua 96 2,8 0 0,0 90 2,6 600 17,4 786 22,8 493 14,3 1.686 48,9 484 14,0 0 0,0 0 0,0 2.663 77,2 3.449 100,0

15 Bastem Bastem 2 0,2 0 0,0 8 0,7 2 0,2 12 1,1 11 1,0 867 79,6 199 18,3 0 0,0 0 0,0 1.077 98,9 1.089 100,0

16 Walenrang Walenrang 43 1,7 0 0,0 4 0,2 69 2,8 116 4,7 11 0,4 1.809 73,2 537 21,7 0 0,0 0 0,0 2.357 95,3 2.473 100,0

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 62 2,7 0 0,0 64 2,8 234 10,2 360 15,7 37 1,6 1.229 53,8 660 28,9 0 0,0 0 0,0 1.926 84,3 2.286 100,0

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 6 0,3 0 0,0 0 0,0 80 4,3 86 4,7 22 1,2 1.252 67,7 489 26,4 0 0,0 20 1,1 1.763 96,4 1.849 101,1

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 71 3,8 0 0,0 74 4,0 240 12,9 385 20,6 15 0,8 968 51,9 498 26,7 0 0,0 11 0,6 1.481 80,0 1.866 100,6

20 Lamasi Lamasi 136 4,8 0 0,0 42 1,5 292 10,3 470 16,6 70 2,5 1.279 45,3 1.005 35,6 0 0,0 0 0,0 2.354 83,4 2.824 100,0

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 6 0,4 0 0,0 3 0,2 178 12,1 187 12,7 27 1,8 818 55,7 437 29,7 0 0,0 0 0,0 1.282 87,3 1.469 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 995 2,4 1 0,0 972 2,3 2.758 6,6 4.726 11,3 2.462 5,9 23.691 56,6 11.011 26,3 0 0,0 44 0,1 37.164 88,7 41.890 100,0

Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

KABUPATEN/KOTA LUWU

PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

MKJP +

NON

MKJP

% MKJP +

NON MKJP

NO KECAMATAN PUSKESMASNON MKJP

TAHUN 2014

TABEL 35

PESERTA KB BARU

MKJP

IUD % MOP % MOW %IMPLA

N%

JUMLA

H%

KOND

OM %

SUNTI

K% PIL %

OBAT

VAGIN

A

%LAIN

NYA%

JUMLA

H%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 271 Larompong Sel Larompong Sel 0 0,0 0 0,0 4 0,9 42 8,9 46 9,8 3 0,6 282 60,0 139 29,6 0,0 0 0,0 424 90,2 470 100,0

2 Larompong Larompong 6 2,1 0 0,0 2 0,7 33 11,7 41 14,5 24 8,5 124 44,0 93 33,0 0 0,0 0 0,0 241 85,5 282 100,0

3 Suli Suli 0 0,0 0 0,0 3 0,4 7 1,0 10 1,4 22 3,2 231 33,1 98 14,1 0 0,0 336 48,2 687 98,6 697 100,0

4 Suli Barat Suli Barat 2 1,7 0 0,0 0 0,0 7 5,8 9 7,5 13 10,8 65 54,2 33 27,5 0 0,0 0 0,0 111 92,5 120 100,0

5 Belopa Belopa 11 3,0 0 0,0 15 4,0 6 1,6 32 8,6 66 17,7 182 48,9 92 24,7 0 0,0 0 0,0 340 91,4 372 100,0

6 Belopa utara Belopa utara 12 9,3 0 0,0 8 6,2 3 2,3 23 17,8 1 0,8 85 65,9 20 15,5 0 0,0 0 0,0 106 82,2 129 100,0

7 Bajo Bajo 2 0,8 0 0,0 5 2,0 19 7,7 26 10,5 5 2,0 177 71,4 40 16,1 0 0,0 0 0,0 222 89,5 248 100,0

8 Bajo Barat Bajo Barat 0 0,0 0 0,0 10 4,5 0 0,0 10 4,5 0 0,0 148 66,4 65 29,1 0 0,0 0 0,0 213 95,5 223 100,0

9 Latimojong Latimojong 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 151 60,2 87 34,7 0 0,0 13 5,2 251 100,0 251 100,0

10 Kamanre Kamanre 0 0,0 0 0,0 1 0,4 8 3,3 9 3,7 3 1,2 224 91,8 8 3,3 0 0,0 0 0,0 235 96,3 244 100,0

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 9 2,1 0 0,0 20 4,8 40 9,5 69 16,5 8 1,9 257 61,3 85 20,3 0 0,0 0 0,0 350 83,5 419 100,0

12 Ponrang Ponrang 3 0,8 0 0,0 1 0,3 6 1,6 10 2,7 0 0,0 212 57,9 144 39,3 0 0,0 0 0,0 356 97,3 366 100,0

13 Bupon Bupon 0 0,0 0 0,0 6 1,8 3 0,9 9 2,7 0 0,0 211 62,8 116 34,5 0 0,0 0 0,0 327 97,3 336 100,0

14 Bua Bua 6 1,9 2 0,6 14 4,4 13 4,0 35 10,9 0 0,0 240 74,8 46 14,3 0 0,0 0 0,0 286 89,1 321 100,0

15 Bastem Bastem 1 0,4 0 0,0 0 0,0 7 2,7 8 3,1 5 1,9 165 64,2 79 30,7 0 0,0 0 0,0 249 96,9 257 100,0

16 Walenrang Walenrang 11 2,9 0 0,0 7 1,9 53 14,1 71 18,9 11 2,9 185 49,2 109 29,0 0 0,0 0 0,0 305 81,1 376 100,0

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 0 0,0 0 0,0 3 0,9 86 27,0 89 27,9 3 0,9 169 53,0 58 18,2 0 0,0 0 0,0 230 72,1 319 100,0

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 7 1,1 0 0,0 0 0,0 17 2,8 24 3,9 24 3,9 352 57,4 213 34,7 0 0,0 0 0,0 589 96,1 613 100,0

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 0 0,0 0 0,0 3 1,0 44 15,0 47 16,0 2 0,7 160 54,6 84 28,7 0 0,0 0 0,0 246 84,0 293 100,0

20 Lamasi Lamasi 5 1,7 0 0,0 4 1,3 16 5,4 25 8,4 9 3,0 152 51,0 112 37,6 0 0,0 0 0,0 273 91,6 298 100,0

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 2 0,6 0 0,0 1 0,3 89 26,8 92 27,7 9 2,7 189 56,9 42 12,7 0 0,0 0 0,0 240 72,3 332 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 77 1,1 2 0,0 107 1,5 499 7,2 685 9,8 208 3,0 3.961 56,9 1.763 25,3 0 0,0 349 5,0 6.281 90,2 6.966 100,0

Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NON MKJP MKJP

+ NON

MKJP

% MKJP +

NON

MKJP

NO KECAMATAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

TABEL 36

JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

PESERTA KB BARU

JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Larompong Sel Larompong Sel 3.181 470 14,8 2.252 70,8

2 Larompong Larompong 3.419 282 8,2 1.883 55,1

3 Suli Suli 3.912 361 9,2 2.415 61,7

4 Suli Barat Suli Barat 1.817 120 6,6 1.175 64,7

5 Belopa Belopa 3.054 372 12,2 2.488 81,5

6 Belopa utara Belopa utara 2.159 129 6,0 1.545 71,6

7 Bajo Bajo 2.765 248 9,0 1.372 49,6

8 Bajo Barat Bajo Barat 1.781 223 12,5 1.227 68,9

9 Latimojong Latimojong 1.148 238 20,7 442 38,5

10 Kamanre Kamanre 2.290 244 10,7 1.660 72,5

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 4.767 419 8,8 2.955 62,0

12 Ponrang Ponrang 4.835 366 7,6 3.850 79,6

13 Bupon Bupon 2.170 336 15,5 1.321 60,9

14 Bua Bua 5.604 321 5,7 3.449 61,5

15 Bastem Bastem 3.086 257 8,3 1.089 35,3

16 Walenrang Walenrang 3.241 376 11,6 2.473 76,3

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 3.233 293 9,1 2.286 70,7

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 2.386 613 25,7 1.849 77,5

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 3.494 319 9,1 1.866 53,4

20 Lamasi Lamasi 3.943 298 7,6 2.824 71,6

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 1.838 332 18,1 1.469 79,9

JUMLAH (KAB/KOTA) 64.123 6.617 10,3 41.890 65,3

PESERTA KB AKTIFJUMLAH PUSNO KECAMATAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

TABEL 37

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Larompong Sel Larompong Sel 182 173 355 182 100,0 173 100,0 170 47,9 8 4,3956 5 2,9 13 7,6

2 Larompong Larompong 181 173 354 181 100,0 173 100,0 354 100,0 2 1,1 2 1,2 4 1,1

3 Suli Suli 208 199 407 208 100,0 199 100,0 407 100,0 0 0,0 4 2,0 4 1,0

4 Suli Barat Suli Barat 89 84 173 89 100,0 84 100,0 173 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

5 Belopa Belopa 154 147 301 154 100,0 147 100,0 301 100,0 5 3,2 2 1,4 7 2,3

6 Belopa utara Belopa utara 126 121 247 126 100,0 121 100,0 247 100,0 3 2,4 0 0,0 3 1,2

7 Bajo Bajo 145 138 283 145 100,0 138 100,0 251 88,7 0 0,0 1 0,7 1 0,4

8 Bajo Barat Bajo Barat 84 81 165 84 100,0 81 100,0 165 100,0 3 3,6 3 3,7 6 3,6

9 Latimojong Latimojong 58 56 114 58 100,0 56 100,0 114 100,0 0 0,0 0,0 0 0,0

10 Kamanre Kamanre 95 90 185 95 100,0 90 100,0 185 100,0 3 3,2 2 2,2 5 2,7

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 264 253 517 264 100,0 253 100,0 517 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

12 Ponrang Ponrang 227 216 443 227 100,0 216 100,0 443 100,0 0 0,0 1 0,5 1 0,2

13 Bupon Bupon 123 117 240 123 100,0 117 100,0 240 100,0 3 2,4 0 0,0 3 1,3

14 Bua Bua 319 304 623 319 100,0 304 100,0 595 95,5 13 4,1 16 5,3 29 4,9

15 Bastem Bastem 110 104 214 110 100,0 104 100,0 217 101,4 6 5,5 3 2,9 9 4,1

16 Walenrang Walenrang 134 128 262 134 100,0 128 100,0 262 100,0 1 0,7 0 0,0 1 0,4

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 159 151 310 159 100,0 151 100,0 309 99,7 0 0,0 4 2,6 4 1,3

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 112 107 219 112 100,0 107 100,0 228 104,1 1 0,9 0 0,0 1 0,4

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 157 149 306 157 100,0 149 100,0 307 100,3 2 1,3 1 0,7 3 1,0

20 Lamasi Lamasi 218 208 426 218 100,0 208 100,0 427 100,2 3 1,4 4 1,9 7 1,6

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 139 132 271 139 100,0 132 100,0 271 100,0 7 5,0 1 0,8 8 3,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 3.284 3.131 6.415 3.284 100,0 3.131 100,0 6.183 96,4 60 1,8 49 1,6 109 1,8

NO KECAMATAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

P LL + P L + P

BBLRJUMLAH LAHIR HIDUP

L

BAYI BARU LAHIR DITIMBANG

P

TABEL 38

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Larompong Sel Larompong Sel 182 173 355 182 100,0 173 100,0 355 100,0 164 90,1 156 90,2 320 90,1

2 Larompong Larompong 181 173 354 181 100,0 173 100,0 354 100,0 166 91,7 159 91,9 325 91,8

3 Suli Suli 208 199 407 208 100,0 199 100,0 407 100,0 192 92,3 184 92,5 376 92,4

4 Suli Barat Suli Barat 89 84 173 89 100,0 84 100,0 173 100,0 87 97,8 83 98,8 170 98,3

5 Belopa Belopa 154 147 301 154 100,0 147 100,0 301 100,0 148 96,1 142 96,6 290 96,3

6 Belopa utara Belopa utara 126 121 247 126 100,0 121 100,0 247 100,0 126 100,0 120 99,2 246 99,6

7 Bajo Bajo 145 138 283 145 100,0 138 100,0 283 100,0 142 97,9 136 98,6 278 98,2

8 Bajo Barat Bajo Barat 84 81 165 84 100,0 81 100,0 165 100,0 76 90,5 73 90,1 149 90,3

9 Latimojong Latimojong 58 56 114 58 100,0 56 100,0 114 100,0 58 100,0 55 98,2 113 99,1

10 Kamanre Kamanre 95 90 185 95 100,0 90 100,0 185 100,0 90 94,7 85 94,4 175 94,6

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 264 253 517 264 100,0 253 100,0 517 100,0 272 103,0 259 102,4 531 102,7

12 Ponrang Ponrang 227 216 443 227 100,0 216 100,0 443 100,0 219 96,5 208 96,3 427 96,4

13 Bupon Bupon 123 117 240 123 100,0 117 100,0 240 100,0 123 100,0 117 100,0 240 100,0

14 Bua Bua 319 304 623 319 100,0 304 100,0 623 100,0 303 95,0 289 95,1 592 95,0

15 Bastem Bastem 110 104 214 110 100,0 104 100,0 214 100,0 102 92,7 97 93,3 199 93,0

16 Walenrang Walenrang 134 128 262 134 100,0 128 100,0 262 100,0 121 90,3 115 89,8 236 90,1

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 159 151 310 159 100,0 151 100,0 310 100,0 158 99,4 151 100,0 309 99,7

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 112 107 219 112 100,0 107 100,0 219 100,0 102 91,1 98 91,6 200 91,3

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 157 149 306 157 100,0 149 100,0 306 100,0 159 101,3 152 102,0 311 101,6

20 Lamasi Lamasi 218 208 426 218 100,0 208 100,0 426 100,0 227 104,1 216 103,8 443 104,0

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 139 132 271 139 100,0 132 100,0 271 100,0 128 92,1 122 92,4 250 92,3

JUMLAH (KAB/KOTA) 3.284 3.131 6.415 3.284 100,0 3.131 100,0 6.415 100,0 3.163 96,3 3.017 96,4 6.180 96,3

KECAMATAN PUSKESMAS P L + P

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP)

P L + PL

KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1)

LJUMLAH BAYI

NO

TABEL 39

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Larompong Sel Larompong Sel 147 137 284 84 57,1 84 61,3 168 59,2

2 Larompong Larompong 112 119 231 61 54,5 72 60,5 133 57,6

3 Suli Suli 112 96 208 57 50,9 47 49,0 104 50,0

4 Suli Barat Suli Barat 53 49 102 27 50,9 32 65,3 59 57,8

5 Belopa Belopa 94 79 173 51 54,3 42 18,0 93 53,8

6 Belopa utara Belopa utara 33 36 69 17 51,5 18 86,0 35 50,7

7 Bajo Bajo 136 133 269 85 62,5 86 46,0 171 63,6

8 Bajo Barat Bajo Barat 90 76 166 51 56,7 46 30,0 97 58,4

9 Latimojong Latimojong 47 44 91 17 36,2 24 54,5 41 45,1

10 Kamanre Kamanre 97 64 161 52 53,6 30 46,9 82 50,9

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 162 157 319 87 53,7 80 51,0 167 52,4

12 Ponrang Ponrang 214 232 446 143 66,8 151 65,1 294 65,9

13 Bupon Bupon 89 92 181 57 64,0 55 59,8 112 61,9

14 Bua Bua 190 201 391 125 65,8 135 67,2 260 66,5

15 Bastem Bastem 83 76 159 35 42,2 32 42,1 67 42,1

16 Walenrang Walenrang 76 67 143 39 51,3 34 50,7 73 51,0

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 172 153 325 106 61,6 90 58,8 196 60,3

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 60 52 112 25 41,7 22 42,3 47 42,0

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 176 108 187 67 38,1 72 66,7 139 74,3

20 Lamasi Lamasi 198 172 370 101 51,0 94 54,7 195 52,7

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 89 89 178 44 49,4 47 52,8 91 51,1

JUMLAH (KAB/KOTA) 2.430 2.232 4.565 1.331 54,8 1.293 57,9 2.624 57,5

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KECAMATANJUMLAH BAYI

PUSKESMASL P

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF

USIA 0-6 BULAN

L + P

TABEL 40

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Larompong Sel 152 166 318 186 122,4 177 106,6 363 114,2

2 Larompong 180 188 368 197 109,4 188 100,0 385 104,6

3 Suli 193 207 400 180 93,3 172 83,1 352 88,0

4 Suli Barat 86 92 178 86 100,0 81 88,0 167 93,8

5 Belopa 154 158 195 166 107,8 158 100,0 324 166,2

6 Belopa utara 132 113 245 126 95,5 120 106,2 246 100,4

7 Bajo 115 167 282 122 106,1 116 69,5 238 84,4

8 Bajo Barat 99 83 182 79 79,8 75 90,4 154 84,6

9 Latimojong 63 54 117 71 112,7 67 124,1 138 117,9

10 Kamanre 114 119 233 80 70,2 76 63,9 156 67,0

11 Ponrang Sel 225 217 442 250 111,1 238 109,7 488 110,4

12 Ponrang 274 219 493 231 84,3 219 100,0 450 91,3

13 Bupon 118 115 233 133 112,7 127 110,4 260 111,6

14 Bua 298 273 571 323 108,4 307 112,5 630 110,3

15 Bastem 101 111 212 73 72,3 70 63,1 143 67,5

16 Walenrang 143 139 282 159 111,2 151 108,6 310 109,9

17 Walenrang Timur 160 136 296 163 101,9 154 113,2 317 107,1

18 Walenrang Barat 124 117 241 113 91,1 108 92,3 221 91,7

19 Walenrang Utara 161 153 314 144 89,4 136 88,9 280 89,2

20 Lamasi 232 186 418 190 81,9 181 97,3 371 88,8

21 Lamasi Timur 124 105 229 116 93,5 111 105,7 227 99,1

JUMLAH (KAB/KOTA) 3.248 3.118 6.249 3.188 98,2 3.032 97 6.220 99,5

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

P L + PLNO KECAMATANJUMLAH BAYI

PELAYANAN KESEHATAN BAYI

TABEL 41

1 2 3 4 5 6

1 Larompong Sel Larompong Sel 13 13 100,0

2 Larompong Larompong 10 10 100,0

3 Suli Suli 13 13 100,0

4 Suli Barat Suli Barat 8 7 87,5

5 Belopa Belopa 9 8 88,9

6 Belopa utara Belopa utara 8 8 100,0

7 Bajo Bajo 12 12 100,0

8 Bajo Barat Bajo Barat 9 9 100,0

9 Latimojong Latimojong 12 12 100,0

10 Kamanre Kamanre 8 8 100,0

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 13 13 100,0

12 Ponrang Ponrang 10 10 100,0

13 Bupon Bupon 10 10 100,0

14 Bua Bua 15 15 100,0

15 Bastem Bastem 24 24 100,0

16 Walenrang Walenrang 9 9 100,0

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 8 7 87,5

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 6 6 100,0

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 11 11 100,0

20 Lamasi Lamasi 10 10 100,0

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 9 9 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 227 224 98,7

CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

% DESA/KEL UCINO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH

DESA/KELURAHANDESA/KEL UCI

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

TABEL 42

CAKUPAN IMUNISASI DPT, HB, DAN CAMPAK PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

BAYI DIIMUNISASI

DPT1+HB1 DPT3+HB3 CAMPAK

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16,0 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 Larompong Sel Larompong Sel 152 166 318 197 129,6 173 104,2 370 116,4 190 125,0 192 115,7 382 120,1 182 119,7 171 103,0 353 111,0 7,61 1,16 4,59

2 Larompong Larompong 180 188 368 205 113,9 209 111,2 414 112,5 214 118,9 198 105,3 412 112,0 209 116,1 207 110,1 416 113,0 -1,95 0,96 -0,48

3 Suli Suli 193 207 400 187 96,9 219 105,8 406 101,5 185 95,9 203 98,1 388 97,0 195 101,0 236 114,0 431 107,8 -4,28 -7,76 -6,16

4 Suli Barat Suli Barat 86 92 178 78 90,7 84 91,3 162 91,0 65 75,6 64 69,6 129 72,5 79 91,9 81 88,0 160 89,9 -1,28 3,57 1,23

5 Belopa Belopa 154 158 312 177 114,9 140 88,6 317 101,6 176 114,3 139 88,0 315 101,0 173 112,3 155 98,1 328 105,1 2,26 -10,71 -3,47

6 Belopa utara Belopa utara 132 113 245 155 117,4 139 123,0 294 120,0 159 120,5 135 119,5 294 120,0 131 99,2 120 106,2 251 102,4 15,48 13,67 14,63

7 Bajo Bajo 115 167 282 141 122,6 134 80,2 275 97,5 132 114,8 127 76,0 259 91,8 132 114,8 116 69,5 248 87,9 6,38 13,43 9,82

8 Bajo Barat Bajo Barat 99 83 182 119 120,2 107 128,9 226 124,2 98 99,0 105 126,5 203 111,5 97 94,0 94 113,3 191 104,9 18,49 12,15 15,49

9 Latimojong Latimojong 63 54 117 66 104,8 68 125,9 134 114,5 57 90,5 73 135,2 130 111,1 59 93,7 65 120,4 124 106,0 10,61 4,41 7,46

10 Kamanre Kamanre 114 119 233 146 128,1 116 97,5 262 112,4 119 104,4 124 104,2 243 104,3 127 111,4 125 105,0 252 108,2 13,01 -7,76 3,82

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 225 217 442 274 121,8 239 110,1 513 116,1 262 116,4 288 132,7 550 124,4 234 104,0 238 109,7 472 106,8 14,60 0,42 7,99

12 Ponrang Ponrang 274 219 493 270 98,5 256 116,9 526 106,7 298 108,8 298 136,1 596 120,9 286 104,4 283 129,2 569 115,4 -5,93 -10,55 -8,17

13 Bupon Bupon 118 115 233 101 85,6 120 104,3 221 94,8 100 84,7 115 100,0 215 92,3 130 110,2 132 114,8 262 112,4 -28,71 -10,00 -18,55

14 Bua Bua 298 273 571 332 111,4 349 127,8 681 119,3 321 107,7 279 102,2 600 105,1 311 104,4 292 107,0 603 105,6 6,33 16,33 11,45

15 Bastem Bastem 101 111 212 108 106,9 116 104,5 224 105,7 102 101,0 110 99,1 212 100,0 121 119,8 135 121,6 256 120,8 -12,04 -16,38 -14,29

16 Walenrang Walenrang 143 139 282 159 111,2 141 101,4 300 106,4 162 113,3 132 95,0 294 104,3 138 96,5 137 98,6 275 97,5 13,21 2,84 8,33

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 160 136 296 167 104,4 155 114,0 322 108,8 171 106,9 148 108,8 319 107,8 197 123,1 133 97,8 330 111,5 -17,96 14,19 -2,48

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 124 117 241 146 117,7 147 125,6 293 121,6 161 129,8 147 125,6 308 127,8 116 93,5 132 112,8 248 102,9 20,55 10,20 15,36

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 161 153 314 160 99,4 155 101,3 315 100,3 163 101,2 152 99,3 315 100,3 157 97,5 158 103,3 315 100,3 1,88 -1,94 0,00

20 Lamasi Lamasi 232 186 418 206 88,8 209 112,4 415 99,3 209 90,1 194 104,3 403 96,4 182 78,4 154 82,8 336 80,4 11,65 26,32 19,04

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 124 105 229 131 105,6 110 104,8 241 105,2 145 116,9 118 112,4 263 114,8 149 120,2 90 85,7 239 104,4 -13,74 18,18 0,83

JUMLAH (KAB/KOTA) 3.248 3.118 6.366 3.525 108,5 3.386 108,6 6.911 108,6 3.489 107,4 3.341 107,2 6.830 107,3 3.405 104,8 3.254 104,4 6.659 104,6 3,40 3,90 3,65

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

L + P L P L + PNO KECAMATAN

L PPUSKESMAS

JUMLAH BAYI

L P L + P

DO RATE (%)

L P L + P

TABEL 43

CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

BAYI DIIMUNISASI

BCG POLIO4 IMUNISASI DASAR LENGKAP

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 Larompong Sel Larompong Sel 152 166 318 184 121 172 104 356 112 186 122,3684 184 110,8434 370 116,3522 158 103,9474 155 93,37349 313 98,42767

2 Larompong Larompong 180 188 368 189 105 199 106 388 105 207 115 203 107,9787 410 111,413 209 116,1111 207 110,1064 416 113,0435

3 Suli Suli 193 207 400 194 101 235 114 429 107 185 95,85492 203 98,06763 388 97 195 101,0363 236 114,0097 431 107,75

4 Suli Barat Suli Barat 86 92 178 88 102 92 100 180 101 68 79,06977 66 71,73913 134 75,2809 78 90,69767 80 86,95652 158 88,76404

5 Belopa Belopa 154 158 312 182 117 137 87 319 102 176 114,2857 140 88,60759 316 101,2821 173 112,3377 155 98,10127 328 105,1282

6 Belopa utara Belopa utara 132 113 245 164 124 140 124 304 124 159 120,4545 134 118,5841 293 119,5918 131 99,24242 120 106,1947 251 102,449

7 Bajo Bajo 115 167 282 144 125 129 77 273 97 131 647 126 75,4491 257 91,13475 132 114,7826 116 69,46108 248 87,94326

8 Bajo Barat Bajo Barat 99 83 182 115 116 94 113 209 115 98 98,9899 106 127,7108 204 112,0879 97 97,9798 94 113,253 191 104,9451

9 Latimojong Latimojong 63 54 117 44 70 53 98 97 83 57 90,47619 73 135,1852 130 111,1111 57 90,47619 65 120,3704 122 104,2735

10 Kamanre Kamanre 114 119 233 134 118 104 87 238 102 124 108,7719 120 100,8403 244 104,721 164 143,8596 124 104,2017 288 123,6052

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 225 217 442 259 115 208 96 467 106 239 106,2222 261 120,2765 500 113,1222 234 104 238 109,6774 472 106,7873

12 Ponrang Ponrang 274 219 493 246 90 233 106 479 97 293 106,9343 287 131,0502 580 117,6471 286 104,3796 283 129,2237 569 115,4158

13 Bupon Bupon 118 115 233 101 86 119 103 220 94 103 87,28814 117 101,7391 220 94,4206 115 97,45763 117 101,7391 232 99,57082

14 Bua Bua 298 273 571 306 103 300 110 606 106 321 107,7181 289 105,8608 610 106,8301 325 109,0604 300 109,8901 625 109,4571

15 Bastem Bastem 101 111 212 111 110 115 104 226 107 102 100,9901 110 99,0991 212 100 101 100 112 100,9009 213 100,4717

16 Walenrang Walenrang 143 139 282 153 107 142 102 295 105 160 111,8881 144 103,5971 304 107,8014 138 96,5035 137 98,56115 275 97,51773

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 160 136 296 173 108 140 103 313 106 173 148 143 105,1471 316 106,7568 197 123,125 133 97,79412 330 111,4865

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 124 117 241 137 110 139 119 276 115 157 126,6129 154 131,6239 311 129,0456 111 89,51613 131 111,9658 242 100,4149

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 161 153 314 164 102 148 97 312 99 172 106,8323 156 101,9608 328 104,4586 154 95,65217 158 103,268 312 99,36306

20 Lamasi Lamasi 232 186 418 251 108 255 137 506 121 213 91,81034 178 95,69892 391 93,54067 183 78,87931 153 82,25806 336 80,38278

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 124 105 229 142 115 107 102 249 109 145 116,9355 118 112,381 263 114,8472 149 120,1613 90 85,71429 239 104,3668

JUMLAH (KAB/KOTA) 3.248 3.118 6.366 3.481 107 3.261 105 6.742 106 3.469 106,8042 3.312 106,2219 6.781 106,519 3.387 104,2796 3.204 102,7582 6.591 103,5344

NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH BAYI

P L + PL P L + P L

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

L P L + P

TABEL 44

CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)

L P L+P SƷ % S % S % L P L+P S % S % S % L P L+P S % S % S %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 Larompong Sel Larompong Sel 125 123 248 114 91,20 113 91,87 227 91,53 1.039 1.061 2.100 1.032 99,33 1.044 98,40 2.076 98,86 1.164 1.184 2.348 1.146 98,45 1.157 97,72 2.303 98,08

2 Larompong Larompong 141 150 291 129 91,49 126 84,00 255 87,63 1.036 1.081 2.117 922 89,00 978 90,47 1.900 89,75 1.177 1.231 2.408 1.051 89,29 1.104 89,68 2.155 89,49

3 Suli Suli 218 210 428 145 66,51 135 64,29 280 65,42 1.314 1.305 2.619 1.221 92,92 1.172 89,81 2.393 91,37 1.532 1.515 3.047 1.366 89,16 1.307 86,27 2.673 87,73

4 Suli Barat Suli Barat 107 102 209 48 44,86 60 58,82 108 51,67 794 747 1.541 530 66,75 461 61,71 991 64,31 901 849 1.750 578 64,15 521 61,37 1.099 62,80

5 Belopa Belopa 151 152 303 132 87,42 138 90,79 270 89,11 816 865 1.681 620 75,98 814 94,10 1.434 85,31 967 1.017 1.984 752 77,77 952 93,61 1.704 85,89

6 Belopa utara Belopa utara 79 91 170 55 69,62 66 72,53 121 71,18 353 394 747 251 71,10 277 70,30 528 70,68 432 485 917 306 70,83 343 70,72 649 70,77

7 Bajo Bajo 107 106 213 103 96,26 112 105,66 215 100,94 496 481 977 603 121,57 614 127,65 1.217 124,56 603 587 1.190 706 117,08 726 123,68 1.432 120,34

8 Bajo Barat Bajo Barat 55 46 101 53 96,36 43 93,48 96 95,05 381 401 782 359 94,23 330 82,29 689 88,11 436 447 883 412 94,50 373 83,45 785 88,90

9 Latimojong Latimojong 59 44 103 55 93,22 38 86,36 93 90,29 419 378 797 349 83,29 313 82,80 662 83,06 478 422 900 404 84,52 351 83,18 755 83,89

10 Kamanre Kamanre 99 65 164 89 89,90 60 92,31 149 90,85 701 665 1.366 583 83,17 543 81,65 1.126 82,43 800 730 1.530 672 84,00 603 82,60 1.275 83,33

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 154 151 305 122 79,22 119 78,81 241 79,02 1.385 1.312 2.697 872 62,96 923 70,35 1.795 66,56 1.539 1.463 3.002 994 64,59 1.042 71,22 2.036 67,82

12 Ponrang Ponrang 183 190 373 167 91,26 177 93,16 344 92,23 1.592 1.629 3.221 1.242 78,02 1.271 78,02 2.513 78,02 1.775 1.819 3.594 1.409 79,38 1.448 79,60 2.857 79,49

13 Bupon Bupon 106 117 223 91 85,85 95 81,20 186 83,41 693 720 1.413 525 75,76 548 76,11 1.073 75,94 799 837 1.636 616 77,10 643 76,82 1.259 76,96

14 Bua Bua 237 230 467 212 89,45 208 90,43 420 89,94 1.541 1.326 2.867 1.294 83,97 1.149 86,65 2.443 85,21 1.778 1.556 3.334 1.506 84,70 1.357 87,21 2.863 85,87

15 Bastem Bastem 89 84 173 85 95,51 77 91,67 162 93,64 638 641 1.279 627 98,28 621 96,88 1.248 97,58 727 725 1.452 712 97,94 698 96,28 1.410 97,11

16 Walenrang Walenrang 120 158 278 75 62,50 81 51,27 156 56,12 711 803 1.514 420 59,07 429 53,42 849 56,08 831 961 1.792 495 59,57 510 53,07 1.005 56,08

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 140 179 319 96 68,57 122 68,16 218 68,34 886 1.114 2.000 632 71,33 775 69,57 1.407 70,35 1.026 1.293 2.319 728 70,96 897 69,37 1.625 70,07

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 119 109 228 102 85,71 91 83,49 193 84,65 780 794 1.574 628 80,51 611 76,95 1.239 78,72 899 903 1.802 730 81,20 702 77,74 1.432 79,47

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 123 127 250 139 113,01 135 106,30 274 109,60 1.127 1.191 2.318 797 70,72 825 69,27 1.622 69,97 1.250 1.318 2.568 936 74,88 960 72,84 1.896 73,83

20 Lamasi Lamasi 166 158 324 162 97,59 153 96,84 315 97,22 1.115 1.039 2.154 1.028 92,20 950 91,43 1.978 91,83 1.281 1.197 2.478 1.190 92,90 1.103 92,15 2.293 92,53

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 78 84 162 87 111,54 80 95,24 167 103,09 624 608 1.232 520 83,33 484 79,61 1.004 81,49 702 692 1.394 607 86,47 564 81,50 1.171 84,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 2.656 2.676 5.332 2.261 85,13 2.229 83,30 4.490 84,21 18.441 18.555 36.996 15.055 81,64 15.132 81,55 30.187 81,60 21.097 21.231 42.328 17.316 82,08 17.361 81,77 34.677 81,92

JUMLAH L + P

TAHUN 2014

KABUPATEN/KOTA LUWU

MENDAPAT VIT ANO KECAMATAN PUSKESMAS

L + PJUMLAH BAYI

PLP

MENDAPAT VIT A

LL PL + P

MENDAPAT VIT AJUMLAH

TABEL 45

JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

L P L+P L P L+P L P L+PJUMLA

H%

JUMLA

H%

JUMLA

H%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Larompong Sel Larompong Sel 390 397 787 388 395 783 99,5 99,5 99,5 0,0 0,0 0 0,0

2 Larompong Larompong 436 417 853 352 338 690 80,7 81 80,9 1 0,3 2 0,6 3 0,4

3 Suli Suli 631 617 1.248 426 434 860 67,5 70 68,9 2 0,5 8 1,8 10 1,2

4 Suli Barat Suli Barat 356 315 671 189 181 370 53,1 57 55,1 1 0,5 2 1,1 3 0,8

5 Belopa Belopa 337 342 679 281 405 686 83,4 118 101,0 0 0,0 3 0,7 3 0,4

6 Belopa utara Belopa utara 272 257 529 162 179 341 59,6 70 64,5 2 1,2 2 1,1 4 1,2

7 Bajo Bajo 277 273 550 227 217 444 81,9 79 80,7 7 3,1 10 4,6 17 3,8

8 Bajo Barat Bajo Barat 159 150 309 118 107 225 74,2 71 72,8 0 0,0 0 0,0 0 0,0

9 Latimojong Latimojong 147 125 272 182 152 334 123,8 122 122,8 5 2,7 4 2,6 9 2,7

10 Kamanre Kamanre 319 204 523 118 101 219 37,0 50 41,9 6 5,1 3 3,0 9 4,1

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 417 392 809 223 204 427 53,5 52 52,8 0 0,0 0 0,0 0 0,0

12 Ponrang Ponrang 637 642 1.279 255 235 490 40,0 37 38,3 0 0,0 0 0,0 0 0,0

13 Bupon Bupon 330 355 685 421 425 846 127,6 120 123,5 4 1,0 1 0,2 5 0,6

14 Bua Bua 875 460 1.335 374 351 725 42,7 76 54,3 1 0,3 5 1,4 6 0,8

15 Bastem Bastem 271 248 519 444 383 827 163,8 154 159,3 7 1,6 5 1,3 12 1,5

16 Walenrang Walenrang 88 101 189 88 102 190 100,0 101 100,5 0 0,0 1 1,0 1 0,5

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 388 421 809 285 294 579 73,5 70 71,6 0 0,0 1 0,3 1 0,2

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 384 327 711 167 167 334 43,5 51 47,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 461 474 935 285 311 596 61,8 66 63,7 2 0,7 4 1,3 6 1,0

20 Lamasi Lamasi 670 376 1.046 229 217 446 34,2 58 42,6 8 3,5 4 1,8 12 2,7

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 217 202 419 187 180 367 86,2 89 87,6 7 3,7 4 2,2 11 3,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 8.062 7.095 15.157 5.401 5.378 10.779 67,0 76 71,1 53 1,0 59 1,1 112 1,0

PUSKESMAS

ANAK 0-23 BULAN (BADUTA)

JUMLAH BADUTA

DILAPORKAN (S)

DITIMBANG BGM

JUMLAH (D) % (D/S) L

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

P L+PNO KECAMATAN

TABEL 46

ANAK BALITA (12-59 BULAN)

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Larompong Sel Larompong Sel 772 647 1.419 299 38,7 250 38,6 549 38,7

2 Larompong Larompong 776 750 1.526 251 32,3 211 28,1 462 30,3

3 Suli Suli 888 858 1.746 314 35,4 263 30,7 577 33,0

4 Suli Barat Suli Barat 413 398 811 98 23,7 82 20,6 180 22,2

5 Belopa Belopa 694 669 1.363 439 63,3 368 55,0 807 59,2

6 Belopa utara Belopa utara 587 567 1.154 60 10,2 51 9,0 111 9,6

7 Bajo Bajo 628 606 1.234 284 45,2 238 39,3 522 42,3

8 Bajo Barat Bajo Barat 405 390 795 149 36,8 124 31,8 273 34,3

9 Latimojong Latimojong 261 251 512 136 52,1 114 45,4 250 48,8

10 Kamanre Kamanre 520 502 1.022 65 12,5 54 10,8 119 11,6

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 1.098 1.060 2.158 394 35,9 330 31,1 724 33,5

12 Ponrang Ponrang 1.082 1.045 2.127 316 29,2 265 25,4 581 27,3

13 Bupon Bupon 519 450 969 160 30,8 135 30,0 295 30,4

14 Bua Bua 1.273 1.228 2.501 276 21,7 231 18,8 507 20,3

15 Bastem Bastem 701 676 1.377 325 46,4 272 40,2 597 43,4

16 Walenrang Walenrang 736 710 1.446 149 20,2 125 17,6 274 18,9

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 793 766 1.559 344 43,4 289 37,7 633 40,6

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 542 523 1.065 262 48,3 220 42,1 482 45,3

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 734 709 1.443 140 19,1 117 16,5 257 17,8

20 Lamasi Lamasi 896 864 1.760 290 32,4 244 28,2 534 30,3

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 583 562 1.145 409 70,2 342 60,9 751 65,6

JUMLAH (KAB/KOTA) 14.901 14.231 29.132 5.160 34,6 4.325 30,4 9.485 32,6

PUSKESMAS JUMLAH

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

P L + P

MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)

LNO KECAMATAN

TABEL 47

JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

L P L+P L P L+P L P L+PJUMLA

H%

JUMLA

H%

JUMLA

H%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Larompong Sel Larompong Sel 704 720 1.424 716 720 1.436 101,7 100 101 2 0,3 3 0,4 5 0,3

2 Larompong Larompong 1.070 787 1.857 624 600 1.224 58,3 76 65,9 1 0,2 1 0,2 2 0,2

3 Suli Suli 1.079 1.059 2.138 748 725 1.473 69,3 68 68,9 5 0,7 8 1,1 13 0,9

4 Suli Barat Suli Barat 673 613 1.286 344 328 672 51,1 54 52,3 0 0,0 0 0,0 0 0,0

5 Belopa Belopa 613 654 1.267 440 654 1.094 71,8 100 86,3 0 0,0 0 0,0 0 0,0

6 Belopa utara Belopa utara 410 416 826 232 265 497 56,6 64 60,2 0 0,0 0 0,0 0 0,0

7 Bajo Bajo 392 396 788 324 322 646 82,7 81 82,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

8 Bajo Barat Bajo Barat 286 265 551 235 216 451 82,2 82 81,9 0 0,0 0 0,0 0 0,0

9 Latimojong Latimojong 349 308 657 249 220 469 71,3 71 71,4 0 0,0 0 0,0 0 0,0

10 Kamanre Kamanre 646 488 1.134 411 351 762 63,6 72 67,2 0 0,0 0 0,0 0 0,0

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 1.124 1.057 2.181 602 573 1.175 53,6 54 53,9 0 0,0 0 0,0 0 0,0

12 Ponrang Ponrang 1.272 1.276 2.548 834 840 1.674 65,6 66 65,7 7 0,8 12 1,4 19 1,1

13 Bupon Bupon 589 585 1.174 413 364 777 70,1 62 66,2 0 0,0 0 0,0 0 0,0

14 Bua Bua 1.719 1.191 2.910 647 619 1.266 37,6 52 43,5 2 0,3 8 1,3 10 0,8

15 Bastem Bastem 559 522 1.081 453 417 870 81,0 80 80,5 0 0,0 0 0,0 0 0,0

16 Walenrang Walenrang 497 474 971 445 402 847 89,5 85 87,2 0 0,0 0 0,0 0 0,0

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 751 872 1.623 576 613 1.189 76,7 70 73,3 0 0,0 0 0,0 0 0,0

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 673 644 1.317 331 324 655 49,2 50 49,7 0 0,0 0 0,0 0 0,0

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 884 946 1.830 528 540 1.068 59,7 57 58,4 0 0,0 0 0,0 0 0,0

20 Lamasi Lamasi 1.207 894 2.101 314 304 618 26,0 34 29,4 0 0,0 0 0,0 0 0,0

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 1.011 507 1.518 330 308 638 32,6 61 42,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 16.508 14.674 31.182 9.796 9.705 19.501 59,3 66 62,5 17 0,2 32 0,3 49 0,3

PUSKESMASJUMLAH BALITA

DILAPORKAN (S)

BALITA

L+P

BGM

L P

DITIMBANG

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

JUMLAH (D) % (D/S)NO KECAMATAN

TABEL 48

CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KASUS BALITA GIZI BURUK

L P L+P S % S % S %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Larompong Sel Larompong Sel - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0!

2 Larompong Larompong - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0!

3 Suli Suli - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0!

4 Suli Barat Suli Barat - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0!

5 Belopa Belopa - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0!

6 Belopa utara Belopa utara - 1 1 - #DIV/0! 1 100,0 1 100,0

7 Bajo Bajo - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0!

8 Bajo Barat Bajo Barat - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0!

9 Latimojong Latimojong - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0!

10 Kamanre Kamanre - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0!

11 Ponrang Sel Ponrang Sel - 1 1 - #DIV/0! 1 100,0 1 100,0

12 Ponrang Ponrang - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0!

13 Bupon Bupon - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0!

14 Bua Bua - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0!

15 Bastem Bastem - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0!

16 Walenrang Walenrang - 2 2 - #DIV/0! 2 100,0 2 100,0

17 Walenrang Timur Walenrang Timur - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0!

18 Walenrang Barat Walenrang Barat - 1 1 - #DIV/0! 1 100,0 1 100,0

19 Walenrang Utara Walenrang Utara - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0!

20 Lamasi Lamasi - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0!

21 Lamasi Timur Lamasi Timur - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) - 5 5 - #DIV/0! 5 100,0 5 100,0

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

P L + P

MENDAPAT PERAWATANNO KECAMATAN PUSKESMAS

LJUMLAH DITEMUKAN

TABEL 49

MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Larompong Sel Larompong Sel 105 109 214 120 114,3 137 125,7 257 120,1 16 16 100

2 Larompong Larompong 294 371 665 1.438 489,1 1.303 351,2 2.741 412,2 22 22 100

3 Suli Suli 244 211 455 240 98,4 208 98,6 448 98,5 22 22 100

4 Suli Barat Suli Barat 156 122 278 57 36,5 75 61,5 132 47,5 14 14 100

5 Belopa Belopa 214 165 379 249 116,4 239 144,8 488 128,8 11 11 100

6 Belopa utara Belopa utara 155 131 286 137 88,4 125 95,4 262 91,6 0 0 #DIV/0!

7 Bajo Bajo 173 172 345 156 90,2 157 91,3 313 90,7 0 0 #DIV/0!

8 Bajo Barat Bajo Barat 192 191 383 96 50,0 110 57,6 206 53,8 12 12 100

9 Latimojong Latimojong 67 78 145 69 103,0 69 88,5 138 95,2 11 11 100

10 Kamanre Kamanre 187 191 378 182 97,3 181 94,8 363 96,0 14 14 100

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 283 258 541 275 97,2 307 119,0 582 107,6 20 20 100

12 Ponrang Ponrang 259 281 540 256 98,8 277 98,6 533 98,7 18 18 100

13 Bupon Bupon 187 166 353 162 86,6 138 83,1 300 85,0 19 19 100

14 Bua Bua 311 327 638 329 105,8 283 86,5 612 95,9 22 22 100

15 Bastem Bastem 212 181 393 0,0 0,0 0 0,0 0 0 #DIV/0!

16 Walenrang Walenrang 189 177 366 173 91,5 151 85,3 324 88,5 0 0 #DIV/0!

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 189 204 393 194 102,6 171 83,8 365 92,9 11 11 100

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 189 217 406 169 89,4 196 90,3 365 89,9 7 7 100

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 220 194 414 162 73,6 161 83,0 323 78,0 6 6 100

20 Lamasi Lamasi 261 221 482 230 88,1 187 84,6 417 86,5 14 14 100

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 0 0 0 126 #DIV/0! 116 #DIV/0! 242 #DIV/0! 9 9 100

JUMLAH (KAB/KOTA) 4.087 3.967 8.054 4.820 117,9 4.591 115,7 9.411 116,8 248 248 #DIV/0!

CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT 117,9 115,7 116,8

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH

MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN)

L P L + P

SD DAN SETINGKAT

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

JUMLAH

MENDAPAT

PELAYANAN

KESEHATAN

(PENJARINGAN)

%

TABEL 50

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

TUMPATAN GIGI TETAPPENCABUTAN GIGI

TETAP

RASIO TUMPATAN/

PENCABUTAN1 2 3 4 5 6

1 Larompong Sel Larompong Sel - 874 0,0

2 Larompong Larompong 63 147 0,4

3 Suli Suli 62 33 1,9

4 Suli Barat Suli Barat - 30 0,0

5 Belopa Belopa - 85 0,0

6 Belopa utara Belopa utara 85 24 3,5

7 Bajo Bajo - 296 0,0

8 Bajo Barat Bajo Barat 152 34 4,5

9 Latimojong Latimojong 76 - #DIV/0!

10 Kamanre Kamanre 74 307 0,2

11 Ponrang Sel Ponrang Sel - 192 0,0

12 Ponrang Ponrang - - #DIV/0!

13 Bupon Bupon 4 679 0,0

14 Bua Bua 21 640 0,0

15 Bastem Bastem 39 28 1,4

16 Walenrang Walenrang - - #DIV/0!

17 Walenrang Timur Walenrang Timur - - #DIV/0!

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 57 123 0,5

19 Walenrang Utara Walenrang Utara - - #DIV/0!

20 Lamasi Lamasi - 47 0,0

21 Lamasi Timur Lamasi Timur - - #DIV/0!

JUMLAH (KAB/ KOTA) 633 3.539 0,2

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

NO PUSKESMASKECAMATAN

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

TABEL 51

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

L P L + P L % P % L + P % L P L + P L % P % L + P %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

1 Larompong Sel Larompong Sel 16 16 100,0 16 100,0 105 109 214 100 95,2 106 97,2 206 96,3 92 161 253 42 45,7 51 31,7 93 36,8

2 Larompong Larompong 22 - 0,0 22 100,0 464 474 938 400 86,2 445 93,9 845 90,1 288 320 608 204 70,8 242 75,6 446 73,4

3 Suli Suli 22 - 0,0 - 0,0 - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0!

4 Suli Barat Suli Barat 14 14 100,0 14 100,0 98 122 220 98 100,0 122 100,0 220 100,0 - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0!

5 Belopa Belopa 11 - 0,0 11 100,0 1.232 1.234 2.466 214 17,4 165 13,4 379 15,4 172 130 302 17 9,9 17 13,1 34 11,3

6 Belopa utara Belopa utara 7 6 85,7 6 85,7 137 125 262 137 100,0 125 100,0 262 100,0 108 95 203 52 48,1 49 51,6 101 49,8

7 Bajo Bajo 12 - 0,0 - 0,0 1.000 896 1.896 158 15,8 155 17,3 131 6,9 - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0!

8 Bajo Barat Bajo Barat - - #DIV/0! - #DIV/0! - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0!

9 Latimojong Latimojong 11 - 0,0 11 100,0 467 503 970 467 100,0 503 100,0 970 100,0 1 2 3 1 100,0 2 100,0 3 100,0

10 Kamanre Kamanre 14 - 0,0 14 100,0 695 728 1.423 211 30,4 229 31,5 440 30,9 93 92 185 93 100,0 92 100,0 185 100,0

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 21 21 100,0 21 100,0 534 638 1.172 513 96,1 598 93,7 1.111 94,8 - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0!

12 Ponrang Ponrang 17 17 100,0 17 100,0 2.003 1.940 3.943 370 18,5 318 16,4 688 17,4 370 318 688 93 25,1 133 41,8 226 32,8

13 Bupon Bupon 19 - 0,0 19 100,0 1.122 1.062 2.184 162 14,4 138 13,0 300 13,7 135 122 257 - 0,0 - 0,0 - 0,0

14 Bua Bua 22 22 100,0 22 100,0 2.067 1.927 3.994 329 15,9 283 14,7 612 15,3 329 283 612 329 100,0 283 100,0 612 100,0

15 Bastem Bastem - #DIV/0! 24 #DIV/0! 2.750 3.878 6.628 200 7,3 151 3,9 351 5,3 - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0!

16 Walenrang Walenrang 11 - 0,0 - 0,0 189 177 366 173 91,5 158 89,3 331 90,4 - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0!

17 Walenrang Timur Walenrang Timur - - #DIV/0! - #DIV/0! - - - - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0!

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 7 7 100,0 7 100,0 189 217 406 189 100,0 217 100,0 406 100,0 19 13 32 19 100,0 13 100,0 32 100,0

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 15 - 0,0 - 0,0 220 194 414 194 88,2 171 88,1 365 88,2 176 157 333 0,0 - 0,0 - 0,0

20 Lamasi Lamasi 14 14 100,0 14 100,0 1.554 1.478 3.032 85 5,5 80 5,4 165 5,4 91 42 133 84 92,3 34 81,0 118 88,7

21 Lamasi Timur Lamasi Timur - - #DIV/0! - #DIV/0! - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!

JUMLAH (KAB/ KOTA) 255 117 45,9 218 85,5 14.826 15.702 30.528 4.000 27,0 3.964 25,2 7.782 25,5 1.874 1.735 3.609 934 49,8 916 52,8 1.850 51,3

JUMLAH

SD/MI

MENDAPAT

YAN. GIGI

% %

MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

MENDAPAT PERAWATANNO PUSKESMASKECAMATAN JUMLAH MURID SD/MI

UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH

JUMLAH

SD/MI

JUMLAH

SD/MI DGN

SIKAT GIGI

MASSAL

TABEL 52

L P L+P L % P % L+P %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Larompong Sel Larompong Sel 569 692 1.261 237 41,65 371 53,61 608 48,22

2 Larompong Larompong 1.559 1.607 3.166 676 43,36 660 41,07 1.336 42,20

3 Suli Suli 883 1.017 1.900 822 93,09 971 95,48 1.793 94,37

4 Suli Barat Suli Barat 455 345 800 411 90,33 303 87,83 714 89,25

5 Belopa Belopa 2.223 718 2.941 358 16,10 316 44,01 674 22,92

6 Belopa utara Belopa utara 637 822 1.459 217 34,07 265 32,24 482 33,04

7 Bajo Bajo 577 638 1.215 496 85,96 508 79,62 1.004 82,63

8 Bajo Barat Bajo Barat 416 394 810 416 100,00 394 100,00 810 100,00

9 Latimojong Latimojong 175 150 325 167 95,43 135 90,00 302 92,92

10 Kamanre Kamanre 444 456 900 382 86,04 357 78,29 739 82,11

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 789 838 1.627 453 57,41 565 67,42 1.018 62,57

12 Ponrang Ponrang 884 895 1.779 500 56,56 564 63,02 1.064 59,81

13 Bupon Bupon 388 319 707 388 100,00 319 100,00 707 100,00

14 Bua Bua 1.141 1.229 2.370 1.004 87,99 1.229 100,00 2.233 94,22

15 Bastem Bastem 552 446 998 184 33,33 185 41,48 369 36,97

16 Walenrang Walenrang 1.111 1.598 2.709 1.111 100,00 1.598 100,00 2.709 100,00

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 527 430 957 266 50,47 364 84,65 630 65,83

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 226 249 475 112 49,56 94 37,75 206 43,37

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 1.678 2.027 3.705 452 26,94 528 26,05 980 26,45

20 Lamasi Lamasi 1.187 1.234 2.421 855 72,03 1.032 83,63 1.887 77,94

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 640 638 1.278 475 74,22 596 93,42 1.071 83,80

JUMLAH (KAB/KOTA) 17.061 16.742 33.803 9.982 58,51 11.354 67,82 21.336 63,12

JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN

USILA (60TAHUN+)

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KECAMATAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

TABEL 53

KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN

JUMLAH KEGIATAN

PENYULUHAN

KESEHATAN

JUMLAH

KUNJUNGAN

RUMAH

PENYEBARAN

INFORMASI

1 2 3 4 5 6

1 Larompong Sel Larompong Sel 564 305 48

2 Larompong Larompong 208 323 48

3 Suli Suli 264 342 48

4 Suli Barat Suli Barat 248 144 48

5 Belopa Belopa 396 261 96

6 Belopa utara Belopa utara 144 210 96

7 Bajo Bajo 396 236 96

8 Bajo Barat Bajo Barat 152 132 44

9 Latimojong Latimojong 102 96 30

10 Kamanre Kamanre 148 158 48

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 468 379 48

12 Ponrang Ponrang 180 408 48

13 Bupon Bupon 255 170 33

14 Bua Bua 468 500 48

15 Bastem Bastem 144 175 12

16 Walenrang Walenrang 188 2487 48

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 266 175 48

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 148 260 10

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 408 248 30

20 Lamasi Lamasi 285 366 90

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 305 224 90

SUB JUMLAH I 5737 7599 1107

1 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

2 Rumah Sakit

JUMLAH (KAB/KOTA) 5737 7599 1107

NO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

TABEL 54

%

L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8

1 JAMKESMAS 86.611 83.015 169.626 47,90 46,02 46,96

2 ASKES PNS 10.227 10.737 20.964 5,66 5,95 5,80

3 JPK JAMSOSTEK 0 0 0 0,00 0,00 0,00

4TNI/POLRI/PNS/

KEMHAN/PNS POLRI4.211 4.383 8.594 2,33 2,43 2,38

5 ASURANSI PERUSAHAAN 3.168 2.924 6.092 1,75 1,62 1,69

6 ASURANSI SWASTA 2.169 2.474 4.643 1,20 1,37 1,29

7 JAMKESDA 75.174 85.439 160.613 41,58 47,36 44,47

JUMLAH (KAB/KOTA) 181.560 188.972 370.532 100,42 104,76 102,59

CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN

NO JENIS JAMINAN KESEHATAN

PESERTA JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN

JUMLAH

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

TABEL 55

JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Larompong Sel 9.370 57 96 153 0

2 Larompong 3.287 4.350 7.637 48 223 271 0

3 Suli 4.996 7.614 12.610 11 37 48 0

4 Suli Barat 4.124 6.030 10.154 12 16 28 0

5 Belopa 3.408 5.029 8.437 0 0 0 0

6 Belopa utara 1.669 2.326 3.995 0 0 0 0

7 Bajo 4.800 7.437 12.237 0 0 0 0

8 Bajo Barat 2.190 3.069 5.259 12 23 35 0

9 Latimojong 293 341 634 0 0 0 0

10 Kamanre 4.160 5.926 10.086 0 0 0 0

11 Ponrang Sel 6.864 11.244 18.108 0 0 0 0

12 Ponrang 3.751 4.651 8.402 339 339 678 0

13 Bupon 4.429 5.992 10.421 102 202 304 0

14 Bua 4.541 7.423 11.964 267 422 689 0

15 Bastem 2.640 3.095 5.735 0 0 0 0

16 Walenrang 5.940 7.716 13.656 151 196 347 0

17 Walenrang Timur 4.288 6.048 10.336 0 0 0 0

18 Walenrang Barat 0 0 0 0 0 0 0

19 Walenrang Utara 2.624 3.635 6.259 0 0 0 0

20 Lamasi 0 0 19.942 0 0 721 0

21 Lamasi Timur 4.398 6.245 10.643 40 62 102 0

SUB JUMLAH I 64.004 91.926 185.242 999 1.554 3.274 0 0 0

1 RS …. 0 0 0

2 RS …. 0 0 0

3 RS …. 0 0 0

4 RS …. 0 0 0

0 0 0

SUB JUMLAH II 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 0

2 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 0

3 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 0

4 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 0

0 0 0

SUB JUMLAH III 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 64.004 91.926 185.242 999 1.554 3.274 0 0 0

JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 180.801 180.388 361.189 180.801 180.388 361.189

CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 35,4 51,0 51,3 0,6 0,9 0,9

Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan

NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN

JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN

RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

TABEL 56

L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 RSUD Batara Guru 171 - - 12.448 - - 225 - - 146 #DIV/0! #DIV/0! 18,1 #DIV/0! #DIV/0! 11,7

2 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

3 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

4 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

5 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

6 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

7 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

8 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

9 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

10 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

11 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

12 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

13 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

14 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

15 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

16 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

17 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

18 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

19 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

20 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

171 - - 12.448 - - 225 - - 146 #DIV/0! #DIV/0! 1,8 #DIV/0! #DIV/0! 1,2

Sumber: ……………… (sebutkan)

Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta

NONAMA RUMAH

SAKITa

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

JUMLAH

TEMPAT TIDUR

ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

KABUPATEN/KOTA

GDR NDRPASIEN KELUAR MATI PASIEN KELUAR

(HIDUP + MATI)

PASIEN KELUAR MATI

≥ 48 JAM DIRAWAT

TABEL 57

INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT

NONAMA RUMAH

SAKITa

JUMLAH

TEMPAT TIDUR

PASIEN KELUAR

(HIDUP + MATI)

JUMLAH HARI

PERAWATAN

JUMLAH LAMA

DIRAWATBOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)

1 2 3 4 5 6 7 8,00 9,00 10

1 RSUD Batara Guru 171 12.448 42.736 38.600 68,5 72,80 1,58 3,1

2 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

3 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

4 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

5 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

6 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

7 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

8 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

9 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

10 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

11 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

12 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

13 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

14 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

15 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

16 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

17 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

18 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

19 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

20 0 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

171 12448 42.736 68,5 72,80 1,58 0,0

Sumber: ……………… (sebutkan)

Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta

KABUPATEN/KOTA

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

JUMLAHJUMLAH

DIPANTAU% DIPANTAU

JUMLAH

BER- PHBS % BER- PHBS

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Larompong Sel Larompong Sel 4.242 2.049 48,3 1.564 76,3

2 Larompong Larompong 3.811 2.034 53,4 905 44,5

3 Suli Suli 4.028 2.550 63,3 834 32,7

4 Suli Barat Suli Barat 2.234 1.617 72,4 461 28,5

5 Belopa Belopa 3.626 1.709 47,1 739 43,2

6 Belopa utara Belopa utara 3.108 1.680 54,1 529 31,5

7 Bajo Bajo 2.761 2.236 81,0 838 37,5

8 Bajo Barat Bajo Barat 2.277 1.814 79,7 857 47,2

9 Latimojong Latimojong 3.826 3.370 88,1 432 12,8

10 Kamanre Kamanre 2.660 1.657 62,3 1.016 61,3

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 4.947 2.708 54,7 1.400 51,7

12 Ponrang Ponrang 5.583 2.100 37,6 832 39,6

13 Bupon Bupon 3.130 1.791 57,2 412 23,0

14 Bua Bua 7.692 4.100 53,3 1.291 31,5

15 Bastem Bastem 3.783 3.221 85,1 604 18,8

16 Walenrang Walenrang 4.054 1.890 46,6 732 38,7

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 3.728 1.716 46,0 93 5,4

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 1.951 1.258 64,5 323 25,7

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 4.611 2.284 49,5 541 23,7

20 Lamasi Lamasi 5.350 2.100 39,3 846 40,3

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 3.014 1.749 58,0 856 48,9

JUMLAH (KAB/KOTA) 80.416 45.633 56,7 16.105 35,3

RUMAH TANGGA

TABEL 58

NO KECAMATAN PUSKESMAS

PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 Larompong Sel Larompong Sel 3780 2.916 77,14 864,00 216 25,00 46 21,30 2.962 78,36

2 Larompong Larompong 3626 3.144 86,71 482,00 121 25,00 97 80,50 3.241 89,38

3 Suli Suli 4028 2.946 73,14 1082,00 271 25,00 403 148,98 3.349 83,14

4 Suli Barat Suli Barat 2324 1.353 58,22 971,00 243 25,00 175 72,09 1.528 65,75

5 Belopa Belopa 3269 2.352 71,95 917,00 229 25,00 247 107,74 2.599 79,50

6 Belopa utara Belopa utara 3161 2.273 71,91 888,00 222 25,00 69 31,08 2.342 74,09

7 Bajo Bajo 2923 2.023 69,21 900,00 225 25,00 73 32,44 2.096 71,718 Bajo Barat Bajo Barat 2410 1.496 62,07 914,00 229 25,00 121 52,95 1.617 67,10

10 Latimojong Kamanre 1517 987 65,06 530,00 133 25,00 42 31,70 1.029 67,83

9 Kamanre Latimojong 2492 2.231 89,53 261,00 65 25,00 64 98,08 2.295 92,09

12 Ponrang Sel Ponrang 5071 3.739 73,73 1332,00 333 25,00 74 22,22 3.813 75,19

14 Ponrang Bua 5211 3.540 67,93 1671,00 418 25,00 81 19,39 3.621 69,49

13 Bupon Bupon 3363 1.566 46,57 1797,00 449 25,00 387 86,14 1.953 58,07

15 Bua Bastem 6334 2.264 35,74 4070,00 1018 25,00 564 55,43 2.828 44,65

11 Bastem Ponrang Sel 3627 100 2,76 3527,00 882 25,00 135 15,31 235 6,48

16 Walenrang Walenrang 3602 2.045 56,77 1557,00 389 25,00 153 39,31 2.198 61,02

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 3748 2.656 70,86 1092,00 273 25,00 87 31,87 2.743 73,19

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 2011 384 19,09 1627,00 407 25,00 49 12,05 433 21,53

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 3635 1.897 52,19 1738,00 435 25,00 374 86,08 2.271 62,48

20 Lamasi Lamasi 4863 3.124 64,24 1739,00 435 25,00 244 56,12 3.368 69,26

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 2687 1.379 51,32 1308,00 327 25,00 370 113,15 1.749 65,09

JUMLAH (KAB/KOTA) 73.682 44.415 60,28 29.267 7.317 25,00 3855 52,69 48.270 65,51

TABEL 59

RUMAH MEMENUHI SYARAT

(RUMAH SEHAT)

PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

RUMAH MEMENUHI SYARAT

(RUMAH SEHAT)

-1JUMLAH

RUMAH YANG

BELUM

MEMENUHI

SYARAT

RUMAH DIBINA

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

RUMAH DIBINA MEMENUHI

SYARAT

0

NO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH

SELURUH

RUMAH

TABEL 60

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

1 2 4 5 6 8 9 10 11 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36,00

1 Larompong Sel 15.919 - - 521 2.605 - - 873 3.492 - - 696 3.480 - - 622 3.732 - - 0 - - - 13.309 83,60

2 Larompong 19.688 - - 2.763 14.321 - - 768 3.840 - - - - - - - - - - 0 - - - 18.161 92,24

3 Suli 18.700 - - 2.876 14.380 - - 321 1.926 - - 19 95 - - - - - - - - - - 0 - - - - - 16.401 87,71

4 Suli Barat 8.840 - - 653 1.959 - - 231 1.386 - - - - - - - - - - 454 2.724 - - 0 - - - 6.069 68,65

5 Belopa 16.154 - - - - - - 1.567 7.835 - - 500 2.500 - - - - - - - - - - 0 - - - 721 2.884 13.219 81,83

6 Belopa utara 15.777 - - 437 2.185 - - 1.432 7.160 - - 15 75 - - - - - - - - - - 0 - - - 1.216 4.864 14.284 90,54

7 Bajo 15.060 - - 213 1.065 - - 1.344 6.720 - - 676 3.380 - - - - - - 106 636 - - 0 - - - 181 724 12.525 83,17

8 Bajo Barat 9.963 - - 497 2.485 - - 77 385 - - 870 4.350 - - - - - - 242 1.452 - - 0 - - - - - 8.672 87,04

10 Latimojong 11.514 - - 1.221 4.884 - - 452 1.356 - - 651 1.953 - - - - - - 65 390 - - 0 - - - - - 8.583 74,54

9 Kamanre 5.513 - - 872 4.121 - - 182 1.092 - - - - - - - - - - 40 - - 0 - - - - - 5.213 94,56

12 Ponrang Sel 26.633 - - 1.165 6.990 - - - - - - 3.021 15.105 - - - - - - - - - - 0 - - - - - 22.095 82,96

14 Ponrang 33.225 - - 2.853 8.559 - - 1.241 7.446 - - 876 4.380 - - - - - - 122 732 - - 0 - - - 1.052 4.208 25.325 76,22

13 Bupon 14.329 - - 1.231 6.155 - - 764 2.292 - - 546 2.730 - - - - - - 110 660 - - 0 - - - - - 11.837 82,61

15 Bua 14.892 - - 1.452 4.356 - - 1.341 5.364 - - 54 270 - - - - - - 5 30 - - 0 - - - - - 10.020 67,28

11 Bastem 24.136 - - 685 2.055 - - 2.671 8.013 - - - - - - - - - - 1.154 6.924 - - 0 - - - - - 16.992 70,40

16 Walenrang 18.353 - - 1.987 9.935 - - 879 4.395 - - - - - - - - - - 105 630 - - 0 - - - - - 14.960 81,51

17 Walenrang Timur 15.169 - - 1.056 5.342 - - 1.029 5.145 - - 357 1.785 - - - - - - 450 2.700 - - 0 - - - - - 14.972 98,70

18 Walenrang Barat 9.209 - - 768 3.840 - - 29 145 - - - - - - - - - - 588 4.116 - - 0 - - - - - 8.101 87,97

19 Walenrang Utara 17.973 - - 2.446 9.784 - - 365 1.460 - - 241 1.205 - - - - - - 487 1.461 - - 0 - - - 297 1.188 15.098 84,00

20 Lamasi 20.536 - - 2.879 8.453 - - 1.324 6.620 - - 86 516 - - - - - - 342 2.052 - - 0 - - - - - 17.641 85,90

21 Lamasi Timur 15.513 - - 1.453 7.265 - - 567 2.835 - - - - - - - - - - - - - - 0 - - - - - 10.100 65,11

JUMLAH (KAB/KOTA) 347.096 - - 28.028 120.739 - - 17.457 78.907 - - 8.608 41.824 - - - - - - 4.892 28.239 - - 0 - - - 3.467 13.868 283.577 81,70

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

PENDUDUK YANG

MEMILIKI AKSES

AIR MINUM

JU

MLA

H

%

BUKAN JARINGAN PERPIPAAN

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H S

AR

AN

A

MEMENUHI SYARAT

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

KECAMATAN

PENDUDU

K

TERMINAL AIR

JU

MLA

H S

AR

AN

A

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H S

AR

AN

A

MEMENUHI SYARAT

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

MATA AIR TERLINDUNG

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

SUMUR GALI TERLINDUNG SUMUR GALI DENGAN POMPA SUMUR BOR DENGAN POMPA

NO

JU

MLA

H S

AR

AN

A

MEMENUHI

SYARAT

MEMENUHI

SYARAT

JU

MLA

H S

AR

AN

A

MEMENUHI

SYARAT

PERPIPAAN (PDAM,BPSPAM)

JU

MLA

H S

AR

AN

A

MEMENUHI

SYARAT

PENAMPUNGAN AIR HUJAN

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H S

AR

AN

A

MEMENUHI SYARAT

TABEL 61

JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8,00

1 Larompong Sel Larompong Sel 9 5 55,56 5 100,00

2 Larompong Larompong 7 3 42,86 3 100,00

3 Suli Suli 9 4 44,44 4 100,00

4 Suli Barat Suli Barat 2 1 50,00 1 100,00

5 Belopa Belopa 11 9 81,82 9 100,00

6 Belopa utara Belopa utara 15 9 60,00 9 100,00

7 Bajo Bajo 8 4 50,00 4 100,00

8 Bajo Barat Bajo Barat 1 1 100,00 1 100,00

9 Latimojong Latimojong 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

11 Kamanre Ponrang Sel 13 2 15,38 2 100,00

12 Ponrang Sel Ponrang 7 3 42,86 3 100,00

14 Ponrang Bua 4 2 50,00 2 100,00

13 Bupon Bupon 5 2 40,00 2 100,00

15 Bua Bastem 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

10 Bastem Kamanre 4 2 50,00 2 100,00

16 Walenrang Walenrang 4 2 50,00 2 100,00

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 5 3 60,00 3 100,00

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 3 3 100,00 2 66,67

20 Lamasi Lamasi 4 2 50,00 2 100,00

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 4 2 50,00 2 100,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 115 59 51,30 58 98,31

MEMENUHI SYARAT

(FISIK, BAKTERIOLOGI, DAN KIMIA)NO KECAMATAN

JUMLAH

PENYELENGGARA

AIR MINUM

PUSKESMAS

PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN

JUMLAH SAMPEL DIPERIKSA

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

TABEL 62

JU

ML

AH

SA

RA

NA

JU

ML

AH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

% P

EN

DU

DU

K

PE

NG

GU

NA

JU

ML

AH

SA

RA

NA

JU

ML

AH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

% P

EN

DU

DU

K

PE

NG

GU

NA

JU

ML

AH

SA

RA

NA

JU

ML

AH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

% P

EN

DU

DU

K

PE

NG

GU

NA

JU

ML

AH

SA

RA

NA

JU

ML

AH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

% P

EN

DU

DU

K

PE

NG

GU

NA

JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14,00 15 16 17 18 19,00 20 21 22 23 24,00 25 26,00

1 Larompong Sel Larompong Sel 17102 11 99 7 99 100 2.729 13.645 2.674 10.696 78,39 380 1.640 44 144 8,78 - - - - #DIV/0! 10939 63,96

2 Larompong Larompong 20560 - - - - #DIV/0! 14.805 2.055 12.330 83,28 - - - - #DIV/0! - - - - #DIV/0! 12330 59,97

3 Suli Suli 19522 - - - - #DIV/0! 2.303 19.265 3.080 15.400 79,94 - - - - #DIV/0! 340 2.784 340 2.784 100,00 18184 93,15

4 Suli Barat Suli Barat 8664 - - - - #DIV/0! 876 8.975 988 4.940 55,04 - - - - #DIV/0! - - - - #DIV/0! 4940 57,02

5 Belopa Belopa 16417 - - - - #DIV/0! 2.749 13.745 2.387 11.935 86,83 - - - - #DIV/0! - - - - #DIV/0! 11935 72,70

6 Belopa utara Belopa utara 13786 - - - - #DIV/0! 2.352 11.760 2.127 10.635 90,43 704 2.112 704 - - 3 34 - - - 10635 77,14

7 Bajo Bajo 14867 3 3 3 3 100 2.493 22.465 2.496 11.527 51,31 - - - - #DIV/0! - - - - #DIV/0! 11530 77,55

8 Bajo Barat Bajo Barat 8908 - - - - #DIV/0! 1.467 7.335 1.507 6.028 82,18 - - - - #DIV/0! - - - - #DIV/0! 6028 67,67

9 Latimojong Latimojong 6152 10 140 8 64 45,7143 249 5.990 356 1.780 29,72 - - - - #DIV/0! - - - - #DIV/0! 1844 29,97

11 Kamanre Ponrang Sel 24260 - - - - #DIV/0! 3.476 17.380 3.359 16.795 96,63 - - - - #DIV/0! 470 2.559 388 2.206 86,21 19001 78,32

12 Ponrang Sel Ponrang 26328 - - - - #DIV/0! 3.007 15.035 2.632 15.792 105,03 52 307 50 295 96,09 23 114 8 8 7,02 16095 61,13

14 Ponrang Bua 31393 1 115 1 115 100 3.695 13.475 3.562 21.374 158,62 - - - - #DIV/0! - - - - #DIV/0! 21489 68,45

13 Bupon Bupon 14987 - - - - #DIV/0! 1.544 7.720 1.544 9.137 118,35 23 114 23 114 100,00 - - - - #DIV/0! 9251 61,73

15 Bua Bastem 13153 903 4.515 793 3.425 24,02 793 3.965 793 3.425 86,38 - - - - #DIV/0! - - - - #DIV/0! 6850 52,08

10 Bastem Kamanre 12324 - - - - #DIV/0! 2.701 13.505 1.395 8.370 61,98 - - - - #DIV/0! - - - - #DIV/0! 8370 67,92

16 Walenrang Walenrang 17863 - - - - #DIV/0! 2.596 12.980 1.600 9.600 73,96 - - - - #DIV/0! 14 67 6 28 41,79 9628 53,90

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 17383 - - - - #DIV/0! 241 13.120 2.124 12.744 97,13 o o o o #VALUE! 246 1.280 246 1.280 100,00 14024 80,68

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 11354 - - - - #DIV/0! 499 3.110 499 2.495 80,23 735 3.675 735 3.675 100,00 - - - - #DIV/0! 6170 54,34

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 18555 - - - - #DIV/0! 1.699 17.145 1.679 10.074 58,76 - - - - #DIV/0! 427 2.138 286 1.430 66,88 11504 62,00

20 Lamasi Lamasi 24605 - - - - #DIV/0! 3.037 15.185 2.231 13.386 88,15 - - - - #DIV/0! - - - - #DIV/0! 13386 54,40

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 13443 - - - - #DIV/0! 10.280 1.330 7.980 77,63 - - - - #DIV/0! - - - - #DIV/0! 7980 59,36

JUMLAH (KAB/KOTA) 351.626 928 4.872 812 3.706 76,0673 38.506 260.885 40.418 216.443 82,96 1.894 7.848 1.556 4.228 53,87 1.523 8.976 1.274 7.736 86,19 232.113 66,01

LEHER ANGSA PLENGSENGAN CEMPLUNGKOMUNAL

MEMENUHI SYARAT

PUSKESMAS

JENIS SARANA JAMBAN

JU

ML

AH

PE

ND

UD

UK MEMENUHI SYARAT

JU

ML

AH

SA

RA

NA

JU

ML

AH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

MEMENUHI SYARAT

JU

ML

AH

SA

RA

NA

JU

ML

AH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

ML

AH

SA

RA

NA

PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

JU

ML

AH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

ML

AH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

ML

AH

SA

RA

NA MEMENUHI SYARAT

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

PENDUDUK

DENGAN AKSES

SANITASI LAYAK

NO KECAMATAN

TABEL 63

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6,00 7 8,00 9 10,00

1 Larompong Sel Larompong Sel 13 7 53,85 9 69,23 9 69,23

2 Larompong Larompong 10 3 30,00 3 30,00 3 30,00

3 Suli Suli 13 2 15,38 4 30,77 4 30,77

4 Suli Barat Suli Barat 8 2 25,00 7 87,50 7 87,50

5 Belopa Belopa 9 3 33,33 3 33,33 3 33,33

6 Belopa utara Belopa utara 8 2 25,00 2 25,00 2 25,00

7 Bajo Bajo 12 11 91,67 11 91,67 11 91,67

8 Bajo Barat Bajo Barat 9 9 100,00 9 100,00 9 100,00

9 Latimojong Latimojong 12 - - - - - -

10 Kamanre Kamanre 8 1 12,50 1 12,50 1 12,50

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 13 4 31,00 7 53,85 7 53,85

12 Ponrang Ponrang 10 3 30,00 4 40,00 4 40,00

13 Bupon Bupon 10 7 70,00 7 70,00 7 70,00

14 Bua Bua 15 4 26,67 5 33,33 5 33,33

15 Bastem Bastem 24 1 4,17 - - - -

16 Walenrang Walenrang 9 4 44,44 1 11,11 1 11,11

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 8 1 12,50 1 12,50 1 12,50

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 6 - - 1 16,67 1 16,67

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 11 - - 1 9,09 1 9,09

20 Lamasi Lamasi 10 1 10,00 2 20,00 2 20,00

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 9 1 11,11 1 11,11 1 11,11

JUMLAH (KAB/KOTA) 227 66 29,07 79 34,80 79 34,80

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)

DESA STOP BABS

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

PUSKESMASJUMLAH DESA/

KELURAHAN

DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

KECAMATAN DESA STBMNO DESA MELAKSANAKAN

TABEL 64

SD

SLT

P

SLT

A

PU

SK

ES

MA

S

RU

MA

H

SA

KIT

UM

UM

BIN

TA

NG

NO

N

BIN

TA

NG

JU

MLA

H

%

JU

MLA

H

%

JU

MLA

H

%

JU

MLA

H

%

JU

MLA

H

%

JU

MLA

H

%

JU

MLA

H

%

JU

MLA

H

%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 Larompong Sel Larompong Sel 16 8 3 1 - - - 28 3 18,8 8 100,0 3 100,0 1 100,0 - #DIV/0! 0 #DIV/0! - #DIV/0! 15 53,6

2 Larompong Larompong 22 8 1 1 - - 2 34 3 13,6 4 50,0 3 300,0 1 100,0 - #DIV/0! 0 #DIV/0! - - 11 32,4

3 Suli Suli 22 6 4 1 - - - 33 9 40,9 3 50,0 2 50,0 1 100,0 - #DIV/0! 0 #DIV/0! - #DIV/0! 15 45,5

4 Suli Barat Suli Barat 14 9 2 1 - - - 26 5 35,7 9 100,0 2 100,0 1 100,0 - #DIV/0! 0 #DIV/0! - #DIV/0! 17 65,4

5 Belopa Belopa 11 4 3 1 - - - 19 6 54,5 3 75,0 4 133,3 1 100,0 - #DIV/0! 0 #DIV/0! 2 #DIV/0! 16 84,2

6 Belopa utara Belopa utara 6 4 3 1 1 - 6 21 2 33,3 4 100,0 3 100,0 1 100,0 1 100,0 0 #DIV/0! 6 100,0 17 81,0

7 Bajo Bajo 12 4 5 1 - - - 22 2 16,7 2 50,0 4 80,0 - - #DIV/0! 0 #DIV/0! - #DIV/0! 8 36,4

8 Bajo Barat Bajo Barat 11 7 2 1 - - - 21 4 36,4 8 114,3 1 50,0 1 100,0 - #DIV/0! 0 #DIV/0! - #DIV/0! 14 66,7

9 Latimojong Latimojong 12 5 2 1 - - - 20 4 33,3 5 100,0 2 100,0 1 100,0 - #DIV/0! 0 #DIV/0! - #DIV/0! 12 60,0

11 Kamanre Kamanre 10 2 1 1 - - - 14 3 30,0 9 450,0 3 300,0 1 100,0 - #DIV/0! 0 #DIV/0! - #DIV/0! 14 100,0

12 Ponrang Sel Ponrang Sel 21 10 3 1 - - - 35 10 47,6 4 40,0 4 133,3 1 100,0 - #DIV/0! 0 #DIV/0! - #DIV/0! 19 54,3

14 Ponrang Ponrang 17 4 3 1 - - - 25 7 41,2 5 125,0 2 66,7 1 100,0 - #DIV/0! 0 #DIV/0! - #DIV/0! 15 60,0

13 Bupon Bupon 19 10 3 1 - - - 43 6 31,6 9 90,0 4 133,3 1 100,0 - #DIV/0! 0 #DIV/0! - #DIV/0! 20 46,5

15 Bua Bua 21 8 2 1 - - - 32 7 33,3 7 87,5 1 50,0 1 100,0 - #DIV/0! 0 #DIV/0! - #DIV/0! 16 50,0

10 Bastem Bastem 14 1 - 1 - - - 16 7 50,0 3 300,0 1 #DIV/0! 1 100,0 - #DIV/0! 0 #DIV/0! - #DIV/0! 12 75,0

16 Walenrang Walenrang 11 4 5 1 - - - 21 4 36,4 4 100,0 5 100,0 1 100,0 - #DIV/0! 0 #DIV/0! - #DIV/0! 14 66,7

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 11 4 - 1 - - - 16 - - 4 100,0 1 #DIV/0! 1 100,0 - #DIV/0! 0 #DIV/0! - #DIV/0! 6 37,5

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 12 6 1 1 - - - 20 4 33,3 3 50,0 - 0 - - #DIV/0! 0 #DIV/0! - #DIV/0! 7 35,0

19 Walenrang Utara Walenrang Utara - - - 0 - - - 0 - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! 1 #DIV/0! - #DIV/0! 0 #DIV/0! - #DIV/0! 1 #DIV/0!

20 Lamasi Lamasi 8 4 3 1 - - - 16 3 37,5 7 175,0 4 133,3 1 100,0 - #DIV/0! 0 #DIV/0! - #DIV/0! 15 93,8

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 14 7 4 1 - - - 26 - - 4 57,1 2 50,0 1 100,0 - #DIV/0! 0 #DIV/0! - #DIV/0! 7 26,9

JUMLAH (KAB/KOTA) 284 115 50 20 1 0 8 478 89 31,3 105 91,3 51 102,0 19 95,0 1 100,0 0 #DIV/0! 8 100,0 273 57,1

Sumber: …………………….. (sebutkan)

PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TEMPAT-TEMPAT UMUM

NO KECAMATAN PUSKESMAS

SARANA PENDIDIKAN

YANG ADA

JU

MLA

H T

TU

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

SARANA

KESEHATANHOTEL

SARANA KESEHATAN

PUSKESMASSLTP SLTA

TEMPAT-TEMPAT

UMUM

MEMENUHI SYARAT KESEHATAN

BINTANG NON BINTANG

SARANA PENDIDIKAN

SDRUMAH SAKIT

UMUM

HOTEL

TABEL 65

JASA BOGA

RUMAH

MAKAN/

RESTORAN

DEPOT AIR

MINUM

(DAM)

MAKANAN

JAJANANTOTAL % JASA BOGA

RUMAH

MAKAN/

RESTORAN

DEPOT AIR

MINUM

(DAM)

MAKANAN

JAJANANTOTAL %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10,00 11 12 13 14 15 16

1 Larompong Sel Larompong Sel 55 2 4 5 30 41 74,55 0 0 4 10 14 25,45

2 Larompong Larompong 20 4 1 3 8 16 80,00 0 0 4 0 4 20,00

3 Suli Suli 10 0 1 4 0 5 50,00 0 0 5 0 5 50,00

4 Suli Barat Suli Barat 8 0 0 1 6 7 87,50 0 0 1 0 1 12,50

5 Belopa Belopa 69 0 7 9 22 38 55,07 0 5 5 21 31 44,93

6 Belopa utara Belopa utara 48 0 15 11 13 39 81,25 0 5 4 0 9 18,75

7 Bajo Bajo 29 0 0 5 8 13 44,83 0 0 3 13 16 55,17

8 Bajo Barat Bajo Barat 13 0 0 2 10 12 92,31 0 0 1 0 1 7,69

9 Latimojong Latimojong 7 2 0 0 5 7 100,00 0 0 0 0 0 0,00

11 Kamanre Kamanre 14 0 0 2 10 12 85,71 0 0 2 0 2 14,29

12 Ponrang Sel Ponrang Sel 38 24 1 2 0 27 71,05 0 0 11 0 11 28,95

14 Ponrang Ponrang 20 0 5 3 4 12 60,00 0 0 4 4 8 40,00

13 Bupon Bupon 7 0 2 2 0 4 57,14 0 0 3 0 3 42,86

15 Bua Bua 24 0 0 2 0 2 8,33 0 3 2 17 22 91,67

10 Bastem Bastem 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 0 0 #DIV/0!

16 Walenrang Walenrang 20 0 3 2 11 16 80,00 0 2 2 0 4 20,00

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 23 0 2 2 13 17 73,91 0 3 3 6 26,09

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 17 0 3 2 4 9 52,94 0 1 1 6 8 47,06

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 24 0 0 0 0 0 - 0 0 0 24 24 100,00

20 Lamasi Lamasi 27 0 3 2 8 13 48,15 0 2 4 8 14 51,85

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 15 0 0 2 7 9 60,00 0 0 2 4 6 40,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 488 32 47 61 159 299 61,27 0 21 61 107 189 38,73

KECAMATAN

TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI

TEMPAT PENGELOLAAN MAKAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI

NO PUSKESMASJUMLAH

TPM

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

TABEL 66

JA

SA

BO

GA

RU

MA

H M

AK

AN

/

RE

ST

OR

AN

DE

PO

T A

IR

MIN

UM

(D

AM

)

MA

KA

NA

N

JA

JA

NA

N

TO

TA

L

JA

SA

BO

GA

RU

MA

H M

AK

AN

/

RE

ST

OR

AN

DE

PO

T A

IR

MIN

UM

(D

AM

)

MA

KA

NA

N

JA

JA

NA

N

TO

TA

L

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 Larompong Sel Larompong Sel 14 0 0 4 10 14 100,00 14 0 0 0 0 0 0,00

2 Larompong Larompong 4 0 0 4 0 4 100,00 4 0 0 0 0 0 0,00

3 Suli Suli 5 0 0 5 0 5 100,00 5 0 0 0 0 0 0,00

4 Suli Barat Suli Barat 1 0 0 1 0 1 100,00 1 0 0 0 0 0 0,00

5 Belopa Belopa 31 0 5 5 21 31 100,00 31 0 0 0 0 0 0,00

6 Belopa utara Belopa utara 9 0 5 4 0 9 100,00 9 0 0 0 0 0 0,00

7 Bajo Bajo 16 0 0 3 13 16 100,00 16 0 0 2 0 2 12,50

8 Bajo Barat Bajo Barat 1 0 0 1 0 1 100,00 1 0 0 0 0 0 0,00

9 Latimojong Latimojong 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 0 0 0 #DIV/0!

10 Kamanre Kamanre 2 0 0 2 0 2 100,00 2 0 0 0 0 0 0,00

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 11 0 0 11 0 11 100,00 11 0 0 0 0 0 0,00

12 Ponrang Ponrang 8 0 0 4 4 8 100,00 8 0 0 0 0 0 0,00

13 Bupon Bupon 3 0 0 3 0 3 100,00 3 0 0 0 0 0 0,00

14 Bua Bua 22 0 3 2 17 22 100,00 22 0 0 0 0 0 0,00

15 Bastem Bastem 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 0 0 0 #DIV/0!

16 Walenrang Walenrang 4 0 2 2 0 4 100,00 4 0 0 0 0 0 0,00

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 6 0 3 3 6 100,00 6 0 0 0 0 0 0,00

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 8 0 1 1 6 8 100,00 8 0 0 0 0 0 0,00

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 24 0 0 0 24 24 100,00 24 0 0 0 0 0 0,00

20 Lamasi Lamasi 14 0 2 4 8 14 100,00 14 0 0 0 0 0 0,00

Lamasi Timur Lamasi Timur 6 0 0 2 4 6 100,00 6 0 0 0 0 0 0,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 189 0 21 61 107 189 100,00 189 0 0 2 0 2 1,06

JU

MLA

H T

PM

TID

AK

ME

ME

NU

HI S

YA

RA

T

PUSKESMAS

PE

RS

EN

TA

SE

TP

M

DIU

JI

PE

TIK

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

PE

RS

EN

TA

SE

TP

M

DIB

INA

TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK

JU

MLA

H T

PM

ME

ME

NU

HI S

YA

RA

T

HIG

IEN

E S

AN

ITA

SI

NO KECAMATAN

JUMLAH TPM DIBINA JUMLAH TPM DIUJI PETIK

TABEL 67

NO NAMA OBATSATUAN

TERKECILKEBUTUHAN

TOTAL

PENGGUNAANSISA STOK

JUMLAH

OBAT/VAKSIN

PERSENTASE

KETERSEDIAAN

OBAT/VAKSIN1 2 3 4 5 6 7 8

1 Alopurinol tablet 100 mg tablet 105.000 62.200 143.600 205.800 196,00

2 Aminofilin tablet 200 mg tablet - #DIV/0!

3 Aminofilin injeksi 24 mg/ml tablet - #DIV/0!

4 Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 2.000 2.200 5.800 8.000 400,00

5 Amoksisilin kapsul 250 mg kapsul 350.000 186.060 153.700 339.760 97,07

6 Amoksisilin kaplet 500 mg kaplet 1.250.000 735.700 735.700 58,86

7 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg botol 30.000 19.530 52.932 72.462 241,54

8 Metampiron tablet 500 mg tablet - #DIV/0!

9 Metampiron injeksi 250 mg ampul 1.245 1.245 #DIV/0!

10 Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium

Hidroksida 200 mg + Magnesium Hidroksida 200 mg

tablet 500.000 248.500 363.500 612.000 122,40

11 Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500 IU/g +

polimiksin 10.000 IU/g

tube 2.600 1.550 3.925 5.475 210,58

12 Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg +

Heksaklorofen 250 mg

supp 1.900 364 - 364 19,16

13 Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam

Salisilat 3%

pot 2.200 757 3.399 4.156 188,91

14 Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg tablet 11.000 11.100 900 12.000 109,09

15 Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg +

Levodopa 250 mg

tablet - - #DIV/0!

16 Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen vial - - #DIV/0!

17 Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg tablet 1.050.000 517.000 395.000 912.000 86,86

18 Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) tablet - - #DIV/0!

19 Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) tablet - - #DIV/0!

20 Atropin sulfat tablet 0,5 mg tablet - - #DIV/0!

21 Atropin tetes mata 0,5% botol - - #DIV/0!

22 Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) ampul - - #DIV/0!

23 Betametason krim 0,1 % krim 13.500 6.743 6.791 13.534 100,25

24 Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml ampul 5.700 4.000 5.582 9.582 168,11

25 Deksametason tablet 0,5 mg tablet 1.000.000 536.500 1.390.300 1.926.800 192,68

26 Dekstran 70-larutan infus 6% steril botol - 5 24 29 #DIV/0!

27 Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) botol 6.000 - - -

28 Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) tablet 126.000 - - -

29 Diazepam Injeksi 5mg/ml ampul 1.080 1.883 731 2.614 242,04

30 Diazepam tablet 2 mg tablet 162.000 63.000 142.000 205.000 126,54

31 Diazepam tablet 5 mg tablet 36.000 27.000 6.000 33.000 91,67

32 Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) ampul 1.450 1.140 1.430 2.570 177,24

33 Diagoksin tablet 0,25 mg tablet - - - - #DIV/0!

34 Efedrin tablet 25 mg (HCL) tablet 215.000 1.250 - 1.250 0,58

35 Ekstrks belladona tablet 10 mg tablet 144.000 76.400 123.600 200.000 138,89

36 Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) ampul 650 200 660 860 132,31

37 Etakridin larutan 0,1% botol 500 279 334 613 122,60

38 Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml ampul - - - - #DIV/0!

39 Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml ampul - 600 600 1.200 #DIV/0!

40 Fenobarbital tablet 30 mg tablet 40.000 20.000 20.000 40.000 100,00

41 Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg tablet - - - - #DIV/0!

42 Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg tablet - - - - #DIV/0!

43 Fenol Gliserol tetes telinga 10% botol 430 696 312 1.008 234,42

44 Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml ampul - 9.920 1.230 11.150 #DIV/0!

45 Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg tablet 17.000 12.300 13.500 25.800 151,76

46 Furosemid tablet 40 mg tablet 21.000 12.800 20.400 33.200 158,10

47 Gameksan lotion 1 % botol - - - - #DIV/0!

48 Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g, Kalium

klorida 0,30 g, Tribatrium Sitrt dihidrat 0,58 g

sach 8.000 28.300 53.800 82.100 1026,25

49 Gentian Violet Larutan 1 % botol - - - - #DIV/0!

50 Glibenklamida tablet 5 mg tablet 56.000 34.500 34.400 68.900 123,04

51 Gliseril Gualakolat tablet 100 mg tablet 612.000 359.000 575.000 934.000 152,61

52 Gliserin botol - - - - #DIV/0!

53 Glukosa larutan infus 5% botol 1.500 802 1.573 2.375 158,33

54 Glukosa larutan infus 10% botol 120 96 75 171 142,50

55 Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) ampul - - - - #DIV/0!

56 Griseofulvin tablet 125 mg, micronized tablet 106.000 50.300 120.700 171.000 161,32

57 Haloperidol tablet 0,5 mg tablet - - - - #DIV/0!

58 Haloperidol tablet 1,5 mg tablet 10.000 9.700 6.400 16.100 161,00

59 Haloperidol tablet 5 mg tablet 4.000 8.900 14.100 23.000 575,00

60 Hidroklorotiazida tablet 25 mg tablet 45.000 29.000 27.000 56.000 124,44

61 Hidrkortison krim 2,5% tube 9.000 5.465 2.861 8.326 92,51

62 Ibuprofen tablet 200 mg tablet 260.000 175.200 - 175.200 67,38

63 Ibuprofen tablet 400 mg tablet 400.000 213.500 241.500 455.000 113,75

64 Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg tablet - - - - #DIV/0!

65 Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg tablet 172.000 74.000 349.000 423.000 245,93

66 Kaptopril tablet 12,5 mg tablet 27.000 38.300 - 38.300 141,85

67 Kaptopril tablet 25 mg tablet 300.000 161.700 112.000 273.700 91,23

68 Karbamazepim tablet 200 mg tablet 8.000 6.700 3.300 10.000 125

69 Ketamin Injeksi 10 mg/ml vial - - - - #DIV/0!

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

NO NAMA OBATSATUAN

TERKECILKEBUTUHAN

TOTAL

PENGGUNAANSISA STOK

JUMLAH

OBAT/VAKSIN

PERSENTASE

KETERSEDIAAN

OBAT/VAKSIN1 2 3 4 5 6 7 8

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

70 Klofazimin kapsul 100 mg microzine kapsul - - - - #DIV/0!

71 Kloramfenikol kapsul 250 mg kapsul 200.000 62.250 - 62.250 31,13

72 Kloramfenikol tetes telinga 3 % botol 3.300 2.184 3.616 5.800 175,76

73 Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg tablet 945.000 561.400 208.600 770.000 81,48

74 Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) ampul - - - - #DIV/0!

75 Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) ampul - - - - #DIV/0!

76 Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 10.000 1.000 9.000 10.000 100,00

77 Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) tablet 10.000 7.520 2.480 10.000 100,00

78 Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg +

Sulfadoxin 500 mg

tablet - - - - #DIV/0!

79 Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg

+ Trimetoprim 40 mg/ 5 ml

botol 25.000 10.635 38.173 48.808 195,23

80 Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi :

Sulfametoksazol 400 mg, Trimetoprim 80 mg

tablet 300.000 172.100 383.490 555.590 185,20

81 Kotrimosazol DOEN II (pediatrik) Kombinasi :

Sulfametoksazol 100 mg, Trimetoprim 20 mg

tablet 51.500 14.500 - 14.500 28,16

82 Kuinin (kina) tablet 200 mg tablet - - - - #DIV/0!

83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml ampul - - - - #DIV/0!

84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml vial 20.000 10.613 26.368 36.981 184,91

85 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml vial - - - - #DIV/0!

86 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml vial 200 232 - 232 116,00

87 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram sach - - - - #DIV/0!

88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml botol - - - - #DIV/0!

89 Mebendazol tablet 100 mg tablet - - - - #DIV/0!

90 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125

mg

tablet 43.000 32.400 10.000 42.400 98,60

91 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml ampul 4.800 4.570 1.770 6.340 132,08

92 Metronidazol tablet 250 mg tablet 66.000 31.000 47.500 78.500 118,94

93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg tablet - - - - #DIV/0!

94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % botol - - - - #DIV/0!

95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % botol 2.720 1.713 - 1.713 62,98

96 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % ampul - - - - #DIV/0!

97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g tablet 4.000 3.900 1.100 5.000 125,00

98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g tablet 3.000 - - -

99 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) botol 8.000 3.556 3.662 7.218 90,23

100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % tube 4.300 9.636 1.001 10.637 247,37

101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml vial - - - - #DIV/0!

102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml ampul 4.500 410 6.280 6.690 148,67

103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml botol 33.000 - - -

104 Paracetamol tablet 100 mg tablet - - - - #DIV/0!

105 Paracetamol tablet 500 mg tablet 1.100.000 597.800 583.400 1.181.200 107,38

106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) botol - - - - #DIV/0!

107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg tablet 6.000 7.300 12.100 19.400 323,33

108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) tablet 450.000 189.000 35.000 224.000 49,78

109 Povidon Iodida larutan 10 % botol 1.000 551 284 835 83,50

110 Povidon Iodida larutan 10 % botol 640 411 310 721 112,66

111 Prednison tablet 5 mg tablet 530.000 304.000 48.000 352.000 66,42

112 Primakuin tablet 15 mg tablet - 3.450 2.250 5.700 #DIV/0!

113 Propillitiourasil tablet 100 mg tablet 13.000 7.400 14.700 22.100 170,00

114 Propanol tablet 40 mg (HCL) tablet 1.000 - - -

115 Reserpin tablet 0,10 mg tablet - - - - #DIV/0!

116 Reserpin tablet 0,25 mg tablet - - - - #DIV/0!

117 Ringer Laktat larutan infus botol 17.500 12.622 8.179 20.801 118,86

118 Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap

4%

tube 5.000 2.353 2.055 4.408 88,16

119 Salisil bedak 2% kotak 11.000 4.236 10.349 14.585 132,59

120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) vial - - - - #DIV/0!

121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) vial - - - - #DIV/0!

122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) vial - - - - #DIV/0!

123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) ampul - - - - #DIV/0!

124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) vial - - - - #DIV/0!

125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg ampul 7.000 4.830 690 5.520 78,86

126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % botol 4.300 4.032 2.088 6.120 142,33

127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% botol - - - - #DIV/0!

128 Tetrasiklin kapsul 250 mg kapsul 108.000 62.300 78.700 141.000 130,56

129 Tetrasiklin kapsul 500 mg kapsul 164.000 37.700 - 37.700 22,99

130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml ampul 900 2.520 - 2.520 280,00

131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) tablet 500.000 359.000 418.000 777.000 155,40

132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp ampul - - - - #DIV/0!

133 Triheksifenidil tablet 2 mg tablet 13.000 12.000 4.100 16.100 123,85

134 Vaksin Rabies Vero vial 700 589 508 1.097 156,71

135 Vitamin B Kompleks tablet tablet 860.000 482.000 172.984 654.984 76,16

VAKSIN -

136 BCG vial 239 - 239 #DIV/0!

137 T T vial - - - #DIV/0!

138 D T vial - - - #DIV/0!

139 CAMPAK 10 Dosis vial 140 - 140 #DIV/0!

140 POLIO 10 Dosis vial 585 - 585 #DIV/0!

141 DPT-HB vial 880 - 880 #DIV/0!

142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS vial 817 - 817 #DIV/0!

143 POLIO 20 Dosis vial - - - #DIV/0!

144 CAMPAK 20 Dosis vial - - - #DIV/0!

TABEL 68

JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN

PEMILIKAN/PENGELOLA

KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 RUMAH SAKIT UMUM 1 1

2 RUMAH SAKIT KHUSUS -

1 PUSKESMAS RAWAT INAP 13 13

- JUMLAH TEMPAT TIDUR -

2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 8 8

3 PUSKESMAS KELILING 22 22

4 PUSKESMAS PEMBANTU 108 108

1 RUMAH BERSALIN -

2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK -

3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA -

4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN -

5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL -

6 BANK DARAH RUMAH SAKIT -

7 UNIT TRANSFUSI DARAH -

1 INDUSTRI FARMASI -

2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL -

3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL -

4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN -

5 PEDAGANG BESAR FARMASI -

6 APOTEK 23 23

7 TOKO OBAT 4 4

8 PENYALUR ALAT KESEHATAN -

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

SARANA PELAYANAN LAIN

SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN

NO FASILITAS KESEHATAN

RUMAH SAKIT

PUSKESMAS DAN JARINGANNYA

TABEL 69

MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I

JUMLAH %

1 2 3 4 5

1 RUMAH SAKIT UMUM 1 -

2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 1 0 -

PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I

NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANA

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

TABEL 70

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 14 15

1 Larompong Sel Larompong Sel 0 0,00 10 38,46 15 57,69 1 3,85 26 16 61,54

2 Larompong Larompong 7 30,43 10 43,48 6 26,09 0 0,00 23 6 26,09

3 Suli Suli 0 0,00 5 26,32 14 73,68 0 0,00 19 14 73,68

4 Suli Barat Suli Barat 4 28,57 5 35,71 5 35,71 0 0,00 14 5 35,71

5 Belopa Belopa 0 0,00 1 7,69 11 84,62 1 7,69 13 12 92,31

6 Belopa utara Belopa utara 1 11,11 2 22,22 6 66,67 0 0,00 9 6 66,67

7 Bajo Bajo 0 0,00 3 20,00 12 80,00 0 0,00 15 12 80,00

8 Bajo Barat Bajo Barat 1 5,56 7 38,89 10 55,56 0 0,00 18 10 55,56

9 Latimojong Latimojong 18 66,67 2 7,41 2 7,41 5 18,52 27 7 25,93

10 Kamanre Kamanre 0 0,00 2 10,53 17 89,47 0 0,00 19 17 89,47

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 5 18,52 9 33,33 7 25,93 0 0,00 21 7 33,33

12 Ponrang Ponrang 5 18,52 10 37,04 7 25,93 0 0,00 22 7 31,82

13 Bupon Bupon 4 14,81 8 29,63 10 37,04 0 0,00 22 10 45,45

14 Bua Bua 0 0,00 13 48,15 18 66,67 1 3,70 32 19 59,38

15 Bastem Bastem 14 51,85 10 37,04 2 7,41 0 0,00 26 2 7,69

16 Walenrang Walenrang 2 7,41 5 18,52 17 62,96 0 0,00 24 17 70,83

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 8 29,63 3 11,11 5 18,52 0 0,00 16 5 31,25

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 0 0,00 10 37,04 3 11,11 0 0,00 13 3 23,08

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 0 0,00 10 37,04 7 25,93 0 6,00 17 7 41,18

20 Lamasi Lamasi 7 25,93 10 37,04 7 25,93 0 0,00 24 7 29,17

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 1 3,70 6 22,22 7 25,93 0 0,00 14 7 50,00

77 18,60 141 34,06 188 45,41 8 1,93 414 196 47,34

1RASIO POSYANDU PER 100 BALITA

JUMLAH

JUMLAH (KAB/KOTA)

STRATA POSYANDU

PRATAMA

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

MADYA PURNAMA MANDIRIPOSYANDU AKTIF

NO KECAMATAN PUSKESMAS

TABEL 71

POSKESDES POLINDES POSBINDU POSMALDES POS TB DESA

1 2 3 6 7 8 9 10,00 11

1 Larompong Sel Larompong Sel 13 4 1 - - -

2 Larompong Larompong 10 6 - - - -

3 Suli Suli 13 10 1 - - -

4 Suli Barat Suli Barat 8 3 1 - - -

5 Belopa Belopa 9 2 2 - - -

6 Belopa utara Belopa utara 8 1 - - - -

7 Bajo Bajo 12 5 3 - - -

8 Bajo Barat Bajo Barat 9 4 3 - - -

9 Latimojong Latimojong 12 5 - - - -

10 Kamanre Kamanre 8 2 1 - - -

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 13 6 2 - - -

12 Ponrang Ponrang 10 3 2 - - -

13 Bupon Bupon 10 7 2 - - -

14 Bua Bua 15 3 3 - - -

15 Bastem Bastem 24 2 - - - -

16 Walenrang Walenrang 9 2 1 - - -

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 8 2 - - - -

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 6 3 - - - -

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 11 2 3 - - -

20 Lamasi Lamasi 10 7 - - - -

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 9 6 - - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 227 85 25 0 -

DESA/

KELURAHAN

UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)

JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN

NO KECAMATAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

TABEL 72

PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10,00

1 Larompong Sel Larompong Sel 13 - - 10 - 10 76,92

2 Larompong Larompong 10 - 3 10 - 13 130,00

3 Suli Suli 13 - 2 11 - 13 100,00

4 Suli Barat Suli Barat 8 - 4 4 - 8 100,00

5 Belopa Belopa 9 - 2 7 - 9 100,00

6 Belopa utara Belopa utara 8 - 3 5 - 8 100,00

7 Bajo Bajo 12 1 4 7 - 12 100,00

8 Bajo Barat Bajo Barat 9 2 2 5 - 9 100,00

9 Latimojong Latimojong 12 7 4 1 - 12 100,00

10 Kamanre Kamanre 8 3 2 3 - 8 100,00

11 Ponrang Sel Ponrang Sel 13 - 2 11 - 13 100,00

12 Ponrang Ponrang 10 - 3 7 - 10 100,00

13 Bupon Bupon 10 - 4 6 - 10 100,00

14 Bua Bua 15 - 2 13 - 15 100,00

15 Bastem Bastem 24 13 7 4 - 24 100,00

16 Walenrang Walenrang 9 - 3 6 - 9 100,00

17 Walenrang Timur Walenrang Timur 8 1 4 3 - 8 100,00

18 Walenrang Barat Walenrang Barat 6 - 4 2 - 6 100,00

19 Walenrang Utara Walenrang Utara 11 3 3 5 - 11 100,00

20 Lamasi Lamasi 10 3 3 4 - 10 100,00

21 Lamasi Timur Lamasi Timur 9 2 1 6 - 9 100,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 227 35 62 130 0 227 100,00

DESA/KELURAHAN SIAGA

JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KECAMATAN

NO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH

DESA/

KELURAHAN

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

TABEL 73

DR SPESIALIS a DOKTER UMUM

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 Larompong Sel - - - - - - - - - - - - - - - - - -

2 Larompong - - - - - - - - - - - - - - - - - -

3 Suli - - - - - - - - - - - - - - - - - -

4 Suli Barat - - - - 1 1 - 1 1 - - - - - - - - -

5 Belopa - - - - - - - - - - - - - - - - - -

6 Belopa utara - - - - - - - - - - - - - - - - - -

7 Bajo - - - - - - - - - - - - - - - - - -

8 Bajo Barat - - - - 2 2 - 2 2 1 - 1 - - - 1 - 1

9 Latimojong - - - 1 1 2 1 1 2 - 1 1 - - - - 1 1

10 Kamanre - - - - - - - - - - - - - - - - -

11 Ponrang Sel - - - - - - - - - - - - - - - - - -

12 Ponrang - - - 1 1 2 1 1 2 - 1 1 - - - - 1 1

13 Bupon - - - 1 1 1 - 1 1 - 1 - - - 1 - 1

14 Bua - - - 1 1 1 - 1 - 1 1 - - - - 1 1

15 Bastem - - - 1 1 2 1 1 2 1 1 2 - - - 1 1 2

16 Walenrang - - - - - - - - - - - - - - - - - -

17 Walenrang Timur - - - 1 1 1 - 1 - - - - - - - - -

18 Walenrang Barat - - - 1 1 - 1 1 - 1 1 - - - - 1 1

19 Walenrang Utara - - - 1 1 1 - 1 - - - - - - - - -

20 Lamasi - - - 1 1 1 - 1 1 - 1 - - - 1 - 1

21 Lamasi Timur - - - 2 2 - 2 2 - - - - - - - - -

- - - - - - - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - 8 9 17 8 9 17 4 5 9 - - - 4 5 9

1 RS Batara Guru 7 11 - - 18 13 - - - 13

- - - - - - - - - -

- - - - - - - - - -

- - - - - - - - - -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - 7 - - 11 - - 18 - - 13 - - - - - 13

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - -

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) - - 7 8 9 28 8 9 35 4 5 22 - - - 4 5 22

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 1,938 7,7522 9,6902 6,091 0 6,091

Keterangan : a termasuk S3

DOKTER

SPESIALIS GIGI TOTAL

JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN

TOTAL DOKTER GIGI NO UNIT KERJA

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

TABEL 74

L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Larompong Sel 6 2 6 8 1 1,00

2 Larompong 5 2 10 12 1 1,00

3 Suli 3 0 8 8 0,00

4 Suli Barat 3 1 4 5 0,00

5 Belopa 7 0 13 13 1 1,00

6 Belopa utara 5 1 5 6 1 1,00

7 Bajo 5 1 5 6 1 1,00

8 Bajo Barat 5 3 0 3 0,00

9 Latimojong 3 4 2 6 1 1,00

10 Kamanre 5 4 10 14 0,00

11 Ponrang Sel 11 0 11 11 1 1,00

12 Ponrang 6 2 6 8 1 1,00

13 Bupon 7 2 6 8 0,00

14 Bua 13 6 18 24 1 1 2,00

15 Bastem 5 5 8 13 0,00

16 Walenrang 10 0 10 10 0,00

17 Walenrang Timur 7 2 4 6 0,00

18 Walenrang Barat 3 3 2 5 0,00

19 Walenrang Utara 15 3 9 12 0,00

20 Lamasi 8 1 13 14 0,00

21 Lamasi Timur 9 2 7 9 0 0,00

0,00

0,00

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 141 44 157 201 2 8 10,00

1,00 RS Batara Guru 19 97 4,00

- 0,00

- 0,00

- 0,00

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 19 0 0 97 0 0 4,00

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - 0,00

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - 0,00

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - 0,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 160 44 157 298 2 8 14,00

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 88,70 83 3,88

Keterangan : a termasuk perawat anastesi dan perawat spesialis

BIDANPERAWAT

a

JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJAPERAWAT GIGI

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

TABEL 75

TENAGA TEKNIS

KEFARMASIANa APOTEKER

L P L + P L P L + P L P L + P

1 2 3 4 5 6 7 8 12 13 14

1 Larompong Sel - - - 1 1 - 1 1

2 Larompong - - - 1 1 - 1 1

3 Suli - 2 2 - - - 2 2

4 Suli Barat - - - - - - - -

5 Belopa - - - 1 1 - 1 1

6 Belopa utara - 1 1 - - - 1 1

7 Bajo - - - 1 1 - 1 1

8 Bajo Barat - - - 1 1 1 - 1

9 Latimojong - - - - - - -

10 Kamanre - 1 1 - - 1 1

11 Ponrang Sel - - - - - - -

12 Ponrang - - - 1 1 - 1 1

13 Bupon - - - - - - - -

14 Bua - - - 1 1 - 1 1

15 Bastem - - - - - - -

16 Walenrang 1 1 2 - 1 1 2

17 Walenrang Timur - - - - - - -

18 Walenrang Barat - - - - - - -

19 Walenrang Utara - - - - - - -

20 Lamasi - - - 1 1 - 1 1

21 Lamasi Timur - - - - - - -

- - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 5 6 1 7 8 2 12 14

1 RS Batara Guru 7 11 - - 18

- - - - -

- - - - -

- - - - -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - 7 - - 11 - - 18

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - -

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - -

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 1 5 13 1 7 19 2 12 32

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 8,859628

Keterangan : a termasuk analis farmasi, asisten apoteker, sarjana farmasi

JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJA TOTAL

TENAGA KEFARMASIAN

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

TABEL 76

KESEHATAN MASYARAKAT KESEHATAN LINGKUNGAN

L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Larompong Sel 1 2 3 - - -

2 Larompong - 2 2 - - -

3 Suli - 2 2 - - -

4 Suli Barat - - - - -

5 Belopa - 1 1 - - -

6 Belopa utara 1 1 2 - - -

7 Bajo 1 1 2 - - -

8 Bajo Barat 1 1 2 - - -

9 Latimojong 1 - 1 - - -

10 Kamanre - 2 2 - - -

11 Ponrang Sel - 3 3 - - -

12 Ponrang - 1 1 - - -

13 Bupon - 2 2 - - -

14 Bua 1 2 3 - - -

15 Bastem - - - - - -

16 Walenrang 1 3 4 - - -

17 Walenrang Timur - - - - -

18 Walenrang Barat 2 2 - - -

19 Walenrang Utara - 2 2 - - -

20 Lamasi 2 1 3 - - -

21 Lamasi Timur - 1 1 - - -

- -

- -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 11 27 38 - - -

1 RS Batara Guru 23 1

- -

- -

- -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - 23 - - 1

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - -

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - -

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 11 27 61 - - 1

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 16,88866494 0,27686336

JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJA

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

TABEL 77

NUTRISIONIS DIETISIEN

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Larompong Sel 1 - 1 - - - 1 - 1

2 Larompong - 2 2 - - - - 2 2

3 Suli - 2 2 - - - - 2 2

4 Suli Barat - - - - - - - - -

5 Belopa 1 1 2 - - - 1 1 2

6 Belopa utara - 1 1 - - - - 1 1

7 Bajo - 2 2 - - - - 2 2

8 Bajo Barat - 1 1 - - - - 1 1

9 Latimojong - 1 1 - - - - 1 1

10 Kamanre 1 1 2 - - - 1 1 2

11 Ponrang Sel - - - - - - - - -

12 Ponrang - 1 1 - - - - 1 1

13 Bupon - - - - - - - - -

14 Bua - - - - - - - - -

15 Bastem - - - - - - - - -

16 Walenrang - 1 1 - - - - 1 1

17 Walenrang Timur - - - - - - - - -

18 Walenrang Barat - 1 1 - - - - 1 1

19 Walenrang Utara - 1 1 - - - - 1 1

20 Lamasi - - - - - - - - -

21 Lamasi Timur - - - - - - - - -

- - - - - - -

- - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 3 15 18 - - - 3 15 18

1 RS ………… - - - - -

- - - - -

- - - - -

- - - - -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - - - 6 - - -

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - -

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - -

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 3 15 18 - - 6 3 15 18

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 4,983540473 1,661180158 4,983540473

TOTAL

JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJA

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

TABEL 78

FISIOTERAPI TERAPI OKUPASI TERAPI WICARA AKUPUNKTUR

L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 Larompong Sel - - - - - - - - - - - - - - -

2 Larompong - - - - - - - - - - - - - - -

3 Suli - - - - - - - - - - - - - - -

4 Suli Barat - - - - - - - - - - - - - - -

5 Belopa - - - - - - - - - - - - - - -

6 Belopa utara - - - - - - - - - - - - - - -

7 Bajo - - - - - - - - - - - - - - -

8 Bajo Barat - - - - - - - - - - - - - - -

9 Latimojong - - - - - - - - - - - - - - -

10 Kamanre - - - - - - - - - - - - - - -

11 Ponrang Sel - - - - - - - - - - - - - - -

12 Ponrang - - - - - - - - - - - - - - -

13 Bupon - - - - - - - - - - - - - - -

14 Bua - - - - - - - - - - - - - - -

15 Bastem - - - - - - - - - - - - - - -

16 Walenrang - - - - - - - - - - - - - - -

17 Walenrang Timur - - - - - - - - - - - - - - -

18 Walenrang Barat - - - - - - - - - - - - - - -

19 Walenrang Utara - - - - - - - - - - - - - - -

20 Lamasi - - - - - - - - - - - - - - -

21 Lamasi Timur - - - - - - - - - - - - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - - - - - - - -

1 RS Batara Guru 8 - - - - - -

- - - - - - -

- - - - - - -

- - - - - - -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - 8 - - - - - - - - - - - -

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - -

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - -

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) - - 8 - - - - - - - - - - - -

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 2,2149 0 0 0 0

JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJATENAGA TEKNISI MEDIS

TOTAL

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

TABEL 79

L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

1 Larompong Sel - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

2 Larompong - - - - - - - - - - - - - 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1

3 Suli - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

4 Suli Barat - - - - - - - 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1

5 Belopa - - - - - - - 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1

6 Belopa utara - - - - - - - - - - - - - 2 2 - - - - - - - - - - - - - - - - 2 2

7 Bajo - - - - - - - - - - - - - 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1

8 Bajo Barat - - - - - - - - - - - - - 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1

9 Latimojong - - - - - - - - - - - - - 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1

10 Kamanre - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

11 Ponrang Sel - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

12 Ponrang - - - - - - - - - - - - - 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1

13 Bupon - - - - - - - - - - - - - 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1

14 Bua - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

15 Bastem - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

16 Walenrang - - - - - - - - - - - - - 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1

17 Walenrang Timur - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

18 Walenrang Barat - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

19 Walenrang Utara - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

20 Lamasi - - - - - - - - - - - - 1 - 1 - - - - - - - - - - - - - - - 1 - 1

21 Lamasi Timur - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - 2 2 - - - 1 9 10 - - - - - - - - - - - - - - - 1 11 12

1 RS Batara Guru 6 - - - 8 - - 6 - - - - 20

- - - - - - - - - - - - -

- - - - - - - - - - - - -

- - - - - - - - - - - - -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - 6 - - - - - - - - - - - 8 - - - - - - - - 6 - - - - - - - - 20

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - - - - - -

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - - - - -

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - - - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) - - 6 - - - - 2 2 - - - 1 9 18 - - - - - - - - 6 - - - - - - 1 11 32

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 8,86

Keterangan:

*yang memiliki klinik/pelayanan kesehatan

JUMLAH ANALISIS

KESEHATAN

REFRAKSIONIS

OPTISIENORTETIK PROSTETIK

REKAM MEDIS DAN

INFORMASI

KESEHATAN

TEKNISI TRANSFUSI

DARAH

TEKNISI

KARDIOVASKULER

JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJA

TENAGA TEKNISI MEDIS

RADIOGRAFER RADIOTERAPISTEKNISI

ELEKTROMEDIS TEKNISI GIGI

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

TABEL 80

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Larompong Sel - - - - - - - - -

2 Larompong - - - - - - - - -

3 Suli - - - - - - - - -

4 Suli Barat - - - - - - - - -

5 Belopa - - - - - - - - -

6 Belopa utara - - - - - - - - -

7 Bajo - - - - - - - - -

8 Bajo Barat - - - - - - - - -

9 Latimojong - - - - - - - - -

10 Kamanre - - - - - - - - -

11 Ponrang Sel - - - - - - - - -

12 Ponrang - - - - - - - - -

13 Bupon - - - - - - - - -

14 Bua - - - - - - - - -

15 Bastem - - - - - - - - -

16 Walenrang - - - - - - - - -

17 Walenrang Timur - - - - - - - - -

18 Walenrang Barat - - - - - - - - -

19 Walenrang Utara - - - - - - - - -

20 Lamasi - - - - - - - - -

21 Lamasi Timur - - - - - - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - -

1 RS Batara Guru - 3 - - 3

- - - - -

- - - - -

- - - - -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - - - 3 - - 3

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - -

INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - -

DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) - - - - - 3 - - 3

JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJA

TENAGA KESEHATAN LAINNYA

TOTALPENGELOLA PROGRAM

KESEHATANTENAGA KESEHATAN LAINNYA

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

TABEL 81

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

1 Larompong Sel - 2 2 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2 2

2 Larompong 1 1 2 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1 2

3 Suli - 2 2 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2 2

4 Suli Barat 1 1 2 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1 2

5 Belopa 1 1 2 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1 2

6 Belopa utara - 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1

7 Bajo 1 1 2 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1 2

8 Bajo Barat 1 1 2 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1 2

9 Latimojong - 2 2 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2 2

10 Kamanre 1 1 2 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1 2

11 Ponrang Sel - 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1

12 Ponrang - 2 2 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2 2

13 Bupon 2 - 2 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2 - 2

14 Bua 1 1 2 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1 2

15 Bastem 1 1 2 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1 2

16 Walenrang - 2 2 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2 2

17 Walenrang Timur 1 - 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 - 1

18 Walenrang Barat 1 - 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 - 1

19 Walenrang Utara - 2 2 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2 2

20 Lamasi 2 - 2 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2 - 2

21 Lamasi Timur 2 - 2 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2 - 2

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 16 22 38 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 16 22 38

1 RS Batara Guru 13 23 - 2 - - 1 - - 39

- - - - - - - - - -

- - - - - - - - - -

- - - - - - - - - -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - 13 - - 23 - - - - - 2 - - - - - - - - 1 - - 39

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - - -

INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - -

DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 16 22 51 - - 23 - - - - - 2 - - - - - - - - 1 16 22 77

JUMLAH TENAGA NON KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJA

TENAGA NON KESEHATAN

TOTALPEJABAT

STRUKTURAL

STAF PENUNJANG

ADMINISTRASI

STAF PENUNJANG

TEKNOLOGI

STAF PENUNJANG

PERENCANAANTENAGA PENDIDIK

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014

TENAGA

KEPENDIDIKANJURU

TABEL 82

ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN

Rupiah %

1 2 3 4

ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:

1 APBD KAB/KOTA 59.714.051.561 92,25

a. Belanja Langsung 31.327.229.400

b. Belanja Tidak Langsung 28.386.822.161

2 APBD PROVINSI 0,00

3 APBN : 5.019.586.300 7,75

- Dana Dekonsentrasi 0,00

- Dana Alokasi Khusus (DAK) 5.009.586.300 7,74

- ASKESKIN 10.000.000 0,02

- Lain-lain (sebutkan) 0,00

4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) 0,00

(sebutkan project dan sumber dananya)

5 SUMBER PEMERINTAH LAIN 0,00

64.733.637.861 100,0

850.341.365.700

7,02

186.500,67

ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

TOTAL APBD KAB/KOTA

% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA

ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA

NO SUMBER BIAYA

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN

KABUPATEN/KOTA LUWU

TAHUN 2014