profesional, b^ertanggungjawab, bersih dan...

15
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1999-2004 mengamanatkan bahwa pembangunan aparatur negara diarah- kan untuk mewujudkan aparatur negara yang andal serta mampu melaksanakan keseluruhan penyelenggaraan tugas pemerintah umum dan pembangunan dengan efisien, efektif dan terpadu, yang didukung oleh aparat negara yang profesional, b^ertanggung jawab, bersih dan berwibawa serta menjungjung tinggi kejujuran, kebenaran dan keadi- ian. Pendayagunaan aparatur negara terus ditingkatkan terutama yang berkaitan dengan kualitas, efisiensi pelayanan dan pengayoman kepada masyarakat serta kemam puan profesional dan kesejahteraan aparatnya. 4 Makna yang terkadung dalam amanat tersebut menyata- kan bahwa pelaksanaan pembangunan sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan global. Sosok yang diinginkan haluan negara tersebut erat kaitannya dengan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Peningkatan dan pengembangan kualitas sumber daya manusia tersebut salah satunya diupayakan melalui pembinaan dan pengembangan aparatur yang berjenjang dan berkesinambungan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perubahan jaman. Upaya ini merupakan upaya yang strategis mengingat bahwa 1

Upload: others

Post on 04-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: profesional, b^ertanggungjawab, bersih dan berwibawarepository.upi.edu/1209/4/T_ADPEN_989643_Chapter1.pdf · tugas-tugas pembangunan; Karena itu, upaya pembinaan dan pengembangan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1999-2004

mengamanatkan bahwa pembangunan aparatur negara diarah-

kan untuk mewujudkan aparatur negara yang andal serta

mampu melaksanakan keseluruhan penyelenggaraan tugas

pemerintah umum dan pembangunan dengan efisien, efektif

dan terpadu, yang didukung oleh aparat negara yang

profesional, b^ertanggungjawab, bersih dan berwibawa

serta menjungjung tinggi kejujuran, kebenaran dan keadi-

ian. Pendayagunaan aparatur negara terus ditingkatkan

terutama yang berkaitan dengan kualitas, efisiensi

pelayanan dan pengayoman kepada masyarakat serta kemam

puan profesional dan kesejahteraan aparatnya.

4Makna yang terkadung dalam amanat tersebut menyata-

kan bahwa pelaksanaan pembangunan sangat dipengaruhi

oleh perubahan-perubahan global. Sosok yang diinginkan

haluan negara tersebut erat kaitannya dengan kualitas

sumber daya manusia yang dimiliki. Peningkatan dan

pengembangan kualitas sumber daya manusia tersebut salah

satunya diupayakan melalui pembinaan dan pengembangan

aparatur yang berjenjang dan berkesinambungan sesuai

dengan tuntutan masyarakat dan perubahan jaman. Upaya

ini merupakan upaya yang strategis mengingat bahwa

1

Page 2: profesional, b^ertanggungjawab, bersih dan berwibawarepository.upi.edu/1209/4/T_ADPEN_989643_Chapter1.pdf · tugas-tugas pembangunan; Karena itu, upaya pembinaan dan pengembangan

sumberdaya manusia memegang peran yang sangat strategis

pula dalam pembangunan nasional, dimana baik hakekat dan

tujuan pembangunan nasional, maupun sasaran dan priori-

tas pembangunan menyangkut sumberdaya manusia. Sebagai

inti pembangunan, sumberdaya manusia merupakan penggerak

atau faktor yang menentukan keberhasilan pembangunan,

maupun sebagai sesuatu yang ingin dihasilkan dari proses

pembangunan nasional tersebut.

"Dalam pembangunan pendidikan, tuntutan imperatif

yang dijawantahkan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun

1989 tentang SLstem Pendidikan Nasional (UUSPN) berkai-

tan dengan penanganan sistem pendidikan nasional yang

semakin profesional. Sekalipun diikuti oleh dike-

luarkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 1992

tentang Tenaga Kependidikan belum sepenuhnya memberi

gambaran tentang tugas-tugas ketenagaan, khususnya dalam

pengembangan profesionalisme yang jelas dan gamblang/

Khusus dalam aspek tenaga Pengawas Sekolah, dalam

UUSPN dikatakan bahwa pengawas merupakan jabatan profe

sional. Akan tetapi, jabatan tersebut tidak terlepas

dari kedudukannya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS)

yang pada hakekatnya sebagai aparatur dan abdi negara.

Sebagai PNS tidak lepas dari tugas pokok sebagai pelayan

masyarakat yang dituntut untuk senantiasa meningkatkan

pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat, terutama dalam melaksanakan

Page 3: profesional, b^ertanggungjawab, bersih dan berwibawarepository.upi.edu/1209/4/T_ADPEN_989643_Chapter1.pdf · tugas-tugas pembangunan; Karena itu, upaya pembinaan dan pengembangan

tugas-tugas pembangunan; Karena itu, upaya pembinaan dan

pengembangan PNS sebagai aparatur negara semakin penting

untuk dilembagakan, dikelola dan ditingkatkan dayaguna

dan hasilgunanya bagi tujuan-tujuan pembangunan.

Terlepas dari hal tersebut, upaya pengembangan

ketenagaan dapat dilihat dari dua sudut pandang. Perta-

ma, bahwa pengembangan profesional Pengawas Sekolah akan

lebih meningkat dan beradaptasi dengan pembaharuan bila

disiapkan melalui pendidikan yang tepat. Dengan kata

lain, bahwa pengembangan profesional itu berkaitan

dengan operasionalisasi pembaharuan yang menitikberatkan

pada kualitas pelaksanaan program pembaharuan pendidikan

dan pelatihan ketenagaan. Kedua, lembaga Pendidikan dan

Latihan merupakan suatu program pembinaan dan pengem

bangan personil dalam suatu organisasi yang bertujuan

menambah dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan

serta kecakapan kerjanya; Eksistensi Lembaga Diklat,

khususnya di lingkungan PNS diatur berdasarkan Undang-

Undang (UU) No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepega-

waian, yang bertujuan untuk meningkatkan pengabdian,

mutu, keahlian, kemampuan dan keterampilan, dalam rangka

meningkatkan pendayagunaan aparatur negara yang bersih

dan berv/ibawa.

Kebijakan operasional penyelenggaraan Lembaga

Diklat PNS tertuang dalam Sistem Administrasi Negara

Republik Indonesia diatur berdasarkan Kepprej

Page 4: profesional, b^ertanggungjawab, bersih dan berwibawarepository.upi.edu/1209/4/T_ADPEN_989643_Chapter1.pdf · tugas-tugas pembangunan; Karena itu, upaya pembinaan dan pengembangan

Tahun 1972 yang dipercayakan pengelolaannya kepada

Lembaga Administrasi Negara, yang fungsi lembaga ini

diatur berdasarkan Inpres No.15 Tahun 1974. Pada Pasal 4

Lampiran IV Inpres ini ditegaskan bahwa ruang lingkup

Diklat PNS mencakup bidang Teknis Fungsional dan

administrasi.

Suatu contoh kasus kendala yang dihadapi Jawa Barat

dalam pembinaan dan pengembangan aparatur masih dihadap-

kan banyak tantangan. Pada kasus Laporan Pertanggungja-

waban Gubernur kepada Dewan Perwakilan Rakyat Tahun

1995, masih ditemukan 787 kasus penyelewengan yang

terjadi di setiap instansi. Dan temuan Inspektorat

Jenderal Departemen Dalam Negeri ditemukan 56 kasus,

delapan diantaranya menyangkut bidang pemerintahan dan

aparatur.

Hasil penelitian Lembaga Administrasi Negara (LAN)

Tahun 1990, ditemukan lima kelemahan aparatur pemerintah

dalam aspek penerapan fungsi-fungsi manajemen, khususnya

dalam perencanaan unit kerja, lemahnya kegiatan evaluasi

program, lemahnya mengikuti perkembangan-perkembangan

unit kerja, lemahnya pemberian pedoman pada unit kerja,

serta lemah dan kurangnya pembinaan personalia.

Kasus-kasus penyelewengan aparatur pemerintah, dan

lemahnya skill yang diwujudkan dalam kinerja aparatur

dalam melaksanakan tugas, menunjukkan indikasi bahwa

peranan lembaga pembinaan dan pengembangan aparat

Page 5: profesional, b^ertanggungjawab, bersih dan berwibawarepository.upi.edu/1209/4/T_ADPEN_989643_Chapter1.pdf · tugas-tugas pembangunan; Karena itu, upaya pembinaan dan pengembangan

melalui Lembaga Pendidikan dan Latihan (Diklat) masih

belum efektif. Memang benar, efektivitas program suatu

lembaga khususnya Lembaga Diklat PNS ditentukan banyak

faktor, dapat disebabkan oleh kelemahan organisasional

atau karena kelemahan individual aparat itu sendiri.

Kelemahan organisasional berkaitan dengan lemahnya

sistem penyelenggaraan Diklat. Unsur-unsurnya dapat

disebabkan oleh sub-sistem masukan (input), atau pro-

sesnya. Kelemahan sub-sistem masukan dapat disebabkan

oleh komponen peserta diklat (raw input), komponen

ketenagaan (Pengawas Sekolah), metode, sarana dan pra-

sarana, serta lingkungan pendidikan sebagai "instrumen

tal input"; Kelemahan proses dapat disebabkan oleh

kesalahan teknik dan strategi manajemen pembelajaran,

kemungkinannya dalam aspek perencanaan, pelaksanaan dan

pengendalian diklat.

Aspek-aspek kekurangefektifan peranan Lembaga

Diklat PNS ini memang serba memungkinkan. Namun yang

paling menonjol untuk dikaji adalah dalam komponen

instrumental input, khususnya pada peranan dimensi

Pengawas Sekolah sebagai ujung tombak dalam proses

pendidikan dan latihan secara operasional. Sinyalemen-

sinyalemen tentang kompetensi profesional Pengawas

Sekolah masih belum menunjukkan kapabilitas yang tinggi.

Sekalipun kebijakan-kebijakan tentang perekrutan

tenaga Pengawas Sekolah telah diatur berdasarkan Surat

Page 6: profesional, b^ertanggungjawab, bersih dan berwibawarepository.upi.edu/1209/4/T_ADPEN_989643_Chapter1.pdf · tugas-tugas pembangunan; Karena itu, upaya pembinaan dan pengembangan

Keputusan (SK) Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

(Menpan) No.118/1996. Menurut SK Menpan tersebut, bahwa

Pengawas Sekolah adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi

tugas, tanggungjawab dan wewenang secara penuh oleh

pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan pendi

dikan di sekolah dengan melaksanakan penilaian dan

pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi

pada satuan pendidikan pra sekolah, dasar dan menengah.

Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertamakali

dalam jabatan Pengawas Sekolah harus memenuhi persyara-

tan secara umum, dan khusus. Salah satu persyaratan umum

bagi pengangkatan dalam jabatan pengawas disebutkan

dalam Pasal 23 ayat (1) butir (3) yaitu: "telah mengiku-

ti pendidikan dan pelatihan kedinasan dalam bidang

pengawasan sekolah dan memperoleh Surat Tanda Tamat

Pendidikan dan Pelatihan".

Suatu hal yang telah menjadi rahasia umum di ling-

kungan kepegawaian negara, hampir setiap mantan pejabat

struktural yang habis masa jabatannya dan supaya masa

kerja dapat diperpanjang menjabat sebagai Pengawas

Sekolah. Sehingga banyak tudingan bahwa jabatan Pengawas

Sekolah merupakan "terminal" mantan pejabat struktural

yang mendekati pensiun. Akibatnya, bukan saja menumbuh-

kan "image" negatif bagi jabatan tersebut, namun

dampaknya terasa pada proses pembelajaran dalam penye-

lenggaraan diklat.

Page 7: profesional, b^ertanggungjawab, bersih dan berwibawarepository.upi.edu/1209/4/T_ADPEN_989643_Chapter1.pdf · tugas-tugas pembangunan; Karena itu, upaya pembinaan dan pengembangan

Perubahan kebijakan dalam penganmgkatan Pengawas

Sekolah (SK.Menpan No.118/1996, Keputusan Bersama Men-

diknas dan Kepala BAKN No.0322/0/1996 dan No.38 Tahun

1996, serta Keputusan Mendiknas No.020/U/1998) dapat

dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1

PERUBAHAN KEBIJAKAN JABATAN PENGAWAS SEKOLAH

NO KEBIJAKAN LAMA KEBIJAKAN BARU

1 Penilik TK/SD Pengawas TK/SD

2 Jabatan struktural (EselonIV.b):- Jenjang pangkat tertinggi

Ill/d- Kenaikan pangkat reguler

(4 tahun sekali).

Jabatan Fungsional:- Dapat mencapai pangkat ter-

tinggi/puncak (IV/e)- Kenaikan pangkat bisa kurang

dari 4 tahun melalui angkakredit,

3 Untuk menjadi Penilik bisadiangkat dari pejabat struktural.

Harus dari jabatan guru (fung-sional.

4

i

Pendidikan tertinggi minimaltingkat SLTA/sederajat.

Pendidikan tertinggi minimalDiploma II.

5 Tidak ada batasan usia ter

tinggi (aktif sebagai PNS).Usia tertinggi 5 (lima) tahunsebelum mencapai batas usiapensiun jabatan Pengawas.

6 Tidak perlu diklat kedinasanyang berkaitan denganjabatan.

Telah lulus dari diklat kedinasan di bidang pengawasansekolah.

7 Tanpa berpengalaman sebagaiguru.

Berpengalaman sebagai guru TK/SD/RA/MI/SDLB minimal selama6 (enam) tahun berturut-turut.

Dari tujuh aspek substansi perubahan kebijakan

tersebut, aspek yang paling menarik untuk dikaji ialah

aspek yang keenam, yaitu perubahan dalam persyaratan

Page 8: profesional, b^ertanggungjawab, bersih dan berwibawarepository.upi.edu/1209/4/T_ADPEN_989643_Chapter1.pdf · tugas-tugas pembangunan; Karena itu, upaya pembinaan dan pengembangan

pengangkatan jabatan pengawas harus diangkat dari guru

yang telah lulus mengikuti pendidikan dan pelatihan

kedinasan dalam bidang pengawasan sekolah. Persyaratan

jabatan tersebut, bila ditinjau dari sisi akademik,

merupakan salah satu upaya profesionalisasi dalam bidang

ketenagaan. Artinya, pengangkatan jabatan pengawas yang

profesional memerlukan persyaratan jabatan dalam aspek

pendidikan khusus dalam kepengawasan sekolah. Persoalan

muncul: apakah dalam konteks implementasi kebijakan itu

dilaksanakan sesuai dengan dalam rumusan kebijakan?

Sinyalemen di Lapangan menunjukkan indikasi yang tidak

konsisten. Sekalipun belum adanya bukti empirik hasil

penelitian ilmiah, bahwa implementasi kebijakan dalam

pengangkatan Pengawas pada jenjang pendidikan dasar,

tidak konsisten, sehingga mengakibatkan mutu (kualitas)

kinerja pengawas belum efektif, maka melalui penelitian

inilah upaya pembuktian secara ilmiah akan dilakukan.

B. Rumusan Masalah

Latar belakang penelitian menunjukkan gambaran

bahwa masalah utama penelitian adalah: Seberapa jauh

tingkat keterhubungan antara efektivitas implementasi

perubahan kebijakan tentang jabatan Pengawas Sekolah

terhadap kualitas kinerja para Pengawas Taman Kanak-

Kanak dan Sekolah Dasar (Pengawas TK/SD) di lingkungan

Kantor Departemen Pendidikan Nasional Kabupaten Lebak?

Page 9: profesional, b^ertanggungjawab, bersih dan berwibawarepository.upi.edu/1209/4/T_ADPEN_989643_Chapter1.pdf · tugas-tugas pembangunan; Karena itu, upaya pembinaan dan pengembangan

Berdasarkan pokok masalah tersebut, maka problema-

tik yang perlu dijawab melalui penelitian ini adalah

sebagaimana tertera di bawah ini.

1. Bagaimana gambaran umum implementasi kebijakan

tentang pengangkatan Pengawas TK/SD di lingkungan

Kantor Depdiknas Kabupaten Lebak?

2. Bagaimana gambaran umum kinerja Pengawas TK/SD di

lingkungan Kantor Depdiknas Kabupaten Lebak?

3. Apakah perubahan kebijakan tentang jabatan Pengawas

sekolah di lingkungan Kantor Depdiknas Kabupaten

Lebak berpengaruh terhadap kualitas kinerja Pengawas

TK/SD?

4. Seberapa tinggi derajat keternubungannya antara

perubahan kebijakan tentang jabatan Pengawas sekolah

di lingkungan Kantor Depdiknas Kabupaten Lebak

terhadap kualitas kinerja Pengawas TK/SD?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji perubahan

kebijakan tentang jabatan Pengawas sekolah dan penga-

ruhnya terhadap kinerja Pengawas TK/SD di lingkungan

Kantor Depdiknas Kabupaten Lebak.

Berdasarkan maksud tersebut, maka tujuan pokok yang

ingin dicapai melalui penelitian ini adalah:

1. Dapat diperoleh gambaran umum mengenai implementasi

kebijakan tentang pengangkatan Pengawas TK/SD di

Page 10: profesional, b^ertanggungjawab, bersih dan berwibawarepository.upi.edu/1209/4/T_ADPEN_989643_Chapter1.pdf · tugas-tugas pembangunan; Karena itu, upaya pembinaan dan pengembangan

10

lingkungan Kantor Departeman Diknas Kabupaten Lebak.

2. Dapat mengetahui tentang kinerja Pengawas TK/SD di

lingkungan Kantor Departeman Diknas Kabupaten Lebak.

3. Dapat mengetahui pengaruh perubahan kebijakan tentang

jabatan Pengawas sekolah di lingkungan Kantor Depar-

temen Diknas Kabupaten Lebak terhadap kualitas

kinerja Pengawas TK/SD.

4. Dapat mengetahui derajat keterhubungan antara peru

bahan kebijakan tentang jabatan Pengawas sekolah di

lingkungan Kantor Departemen Diknas Kabupaten Lebak

terhadap kualitas kinerja Pengawas TK/SD.

D. Kegunaan Penelitian

Masalah ini menuntut pemecahan yang didukung hasil

penelitian, karenanya hasil penelitian ini merupakan

salah satu bentuk pemecahan dari masalah tersebut, di

samping turut merangsang peneliti lain untuk turut

mengembangkan pemikiran lebih lanjut; Dan pemecahan

masalah ini berkaitan dengan disiplin ilmu administrasi,

karenanya melalui penelitian ini turut pula mengembang

kan dan memperkaya khazanah ilmu administrasi, khsusnya

dalam bidang kajian Pengelolaan Tenaga Kependidikan dan

Kebijakan Pendidikan;

Di samping itu, hasil penelitian ini dapat diguna-

kan sebagai bahan rujukan bagi para pembuat kebijakan

Page 11: profesional, b^ertanggungjawab, bersih dan berwibawarepository.upi.edu/1209/4/T_ADPEN_989643_Chapter1.pdf · tugas-tugas pembangunan; Karena itu, upaya pembinaan dan pengembangan

11

publik di lapangan, khususnya dalam pembenahan, pembi

naan dan pengembangan Pegawai Negeri Sipil di lingkungan

Kantor Depdiknas Kabupaten Lebak.

E. Kerangka Pikir Penelitian

Merujuk pada masalah pokok dan tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian, maka analisis permasalahan

penelitian menggunakan pendekatan yang komprehensif,

mulai dari rumusan kebijakan, implementasi kebijakan dan

penilaian kebijakan.

Berdasarkan hal tersebut, maka kerangka pemikiran

yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat diilustra-

sikan pada Gambar 1.

Kajian pertama, diarahkan pada kajian terhadap

komponen-komponen yang secara eksplisit termuat dalam

rumusan kebijakan tentang jabatan pengawas. Komponen-

komponen tersebut dianalisis berdasarkan kriteria suatu

rumusan kebijakan yang mencakup di dalamnya kriteria

empirik, evaluatif dan normatif.

Sudut kajian kedua, adalah tahap implementasi

kebijakan pengangkatan pengawas, yang diduga pada tahap

inilah penyimpangan terjadi, karena dipengaruhi oleh

faktor internal maupun faktor eksternal, baik yang

berkenaan dengan persyaratan, kriteria, maupun tujuan

pengangkatan pengawas tidak dipedulikan lagi, sehingga

diperkirakan berpengaruh terhadap kinerja pengawas.

Page 12: profesional, b^ertanggungjawab, bersih dan berwibawarepository.upi.edu/1209/4/T_ADPEN_989643_Chapter1.pdf · tugas-tugas pembangunan; Karena itu, upaya pembinaan dan pengembangan

Gambar 1

KERANGKA PEMIKIRAN PENELITIAN

KEBIJAKAN

FUNGSIONALISASI

JABATAN PENGAWAS

SEKOLAH

RUANG

LINGKUP

RUMUSAN PERUBAHAN

KEBIJAKAN JABATAN

PENGAWAS SEKOLAH

.]_

KEBIJAKAN

LAMA

KEBIJAKAN

BARU

FAKTOR-FAKTOR

YANG MEMPENGARUHI

INTERNAL EKSTERNAL

IMPLEMENTASI KE

BIJAKAN PENGANG-

BIJAKAN PENGANC-

KATAN PENGAWAS

TUJUAN 4

SASARAN

KRITERIA/LANDASAN ACUAN

V

KEMAMPUAN DALAM

MELAKSANAKAN

TUGAS

PROSEDUR

OPERASIONAL

-r-J

12

GAMBARAN MUTU

KINERJA

PENGAWAS TK/SD

Untuk membuktikan dugaan tersebut, maka pada kajian

ketiga, diarahkan pada pengukuran efektivitas pengangka

tan pengawas melalui pelaksanaan pendidikan dan pelati

han yang diduga perpengaruh terhadap komponen kinerja

pengawas. Komponen kinerja ini akan berkaitan erat

Page 13: profesional, b^ertanggungjawab, bersih dan berwibawarepository.upi.edu/1209/4/T_ADPEN_989643_Chapter1.pdf · tugas-tugas pembangunan; Karena itu, upaya pembinaan dan pengembangan

13

dengan variabel kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas

kepengawasan, dan motivasi dalam melakukan pekerjaan

kepengawasan.

F. Hipotesis

Hipotesis umum yang ingin diuji adalah: Terdapat

hubungan fungsional antara perubahan kebijakan tentang

jabatan Pengawas Sekolah dengan kualitas kinerjanya.

Berdasarkan hipotesis umum tersebut secara spesifik

dirumuskan hipotesis berikut:

1. Perubahan kebijakan tentang jabatan pengawas sekolah

dalam pengangkatan Pengawas TK/SD di Kabupaten Lebak

belum diimplementasikan secara optimal.

2. Pengangkatan Pengawas TK/SD di Kabupaten Lebak belum

menunjukkan tingkat kinerja yang memadai•berdasarkan

pada perubahan kebijakan jabatan Pengawas sekolah.

3. Arah hubungan kinerja Pengawas TK/SD yang telah

mengikuti diklat berdasarkan perubahan kebijakan

jabatan Pengawas sekolah di Kabupaten Lebak berpola

linier dan signifikan ke arah yang positif;

4. Derajat determinasi antara implementasi perubahan

kebijakan jabatan Pengawas sekolah dengan variabel

kualitas kinerja Pengawas TK/SD telah mengikuti

diklat di Kabupaten Lebak adalah positif dan signifi

kan.

Page 14: profesional, b^ertanggungjawab, bersih dan berwibawarepository.upi.edu/1209/4/T_ADPEN_989643_Chapter1.pdf · tugas-tugas pembangunan; Karena itu, upaya pembinaan dan pengembangan

14

q. Sistimatika Tesis

Isi tesis ini dibagi ke dalam lima bagian, yaitu

bagian: pendahuluan, kajian teoritis, metodologi, hasil

penelitian, dan kesimpulan.

Bagian pendahuluan, merupakan gambaran umum tentang

permasalahan penelitian, yang mencakup: latar belakang

permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegu-

naan penelitian, kerangka pikir penelitian, hipotesis,

dan sistimatika laporan. Bagian kajian teori, merupakan

landasan teoritis yang dibangun untuk mengkaji permasa

lahan penelitian dari pandangan litelatur. Kajian teori

ini berkenaan dengan: (1) Konsep analisis implementasi

kebijakan; (2) Kebijakan pendidikan dan pelatihan penga

was sekolah; (3) Inkonsistensi dalam implementasi kebi

jakan pengangkatan pengawas sekolah; (4) Konsep super-

visi pendidikan bagi pengawas sekolah; (5) Pengembangan

kemampuan profesional supervisor pendidikan; Dan (6)

Hasil-hasil penelitian lain yang relevan. Bagian Meto

dologi, berkenaan dengan: (1) variabel penelitian, (2)

populasi dan sampel, (3) teknik pengumpulan data, dan

(4) rancangan pengujian hipotesis. Bagian Hasil peneli

tian, mencakup pengolahan data dan penyajian temuan-

temuan penelitian serta pembahasan hasil penelitian.

Bagian terahir merupakan kesimpulan, implikasi dan saran

dari hasil-hasil penelitian.

Page 15: profesional, b^ertanggungjawab, bersih dan berwibawarepository.upi.edu/1209/4/T_ADPEN_989643_Chapter1.pdf · tugas-tugas pembangunan; Karena itu, upaya pembinaan dan pengembangan