prioritas rehabilitasi pintu air saluran drainase di

50
PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI KOTA SURAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP (Analytical Hierarchy Process) SKRIPSI Oleh : Asti Fajar Purwanti NIM. I1107518 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

Upload: danganh

Post on 15-Jan-2017

265 views

Category:

Documents


26 download

TRANSCRIPT

Page 1: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI KOTA SURAKARTA DENGAN

MENGGUNAKAN METODE AHP (Analytical Hierarchy Process)

SKRIPSI

Oleh :

Asti Fajar Purwanti

NIM. I1107518

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

1

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kota Surakarta yang juga sangat dikenal sebagai Kota Solo memiliki luas sekitar

44 Km2. Kota Surakarta merupakan sebuah dataran rendah dengan ketinggian

kurang lebih 92 meter diatas permukaan laut, yang berarti lebih rendah atau

hampir sama tingginya dengan permukaan Sungai Bengawan Solo. Selain

Bengawan Solo, dilalui juga beberapa sungai, yaitu Kali Pepe, Kali Anyar, dan

Kali Jenes yang semuanya bermuara di Bengawan Solo.

Batas wilayah Kota Surakarta sebelah Utara adalah Kabupaten Karanganyar dan

Kabupaten Boyolali. Batas wilayah sebelah Timur adalah Kabupaten Sukoharjo.

Batas wilayah sebelah Barat adalah Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten

Karanganyar. Sedangkan batas wilayah sebelah Selatan adalah Kabupaten

Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar.

Sistem Drainase di wilayah Kota Surakarta pada mulanya dibangun untuk

kepentingan Kraton dan selanjutnya dikembangkan sebagai sistem drainase kota.

Jaringan drainase di Surakarta dibedakan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu drainase

alam dan drainase kota. Drainase alam pada umumnya merupakan sungai-sungai

yang melintas di tengah kota seperti Kali Sumber, Kali Pepe, dan Kali Anyar yang

berfungsi sebagai penampung pengaliran drainase kota dan air hujan yang

diteruskan ke laut melalui Sungai Bengawan Solo. Sedangkan drainase kota

mengalirkan air permukaan baik berupa genangan akibat air hujan maupun air

buangan dari rumah tangga. Panjang drainase adalah sebagai berikut : drainase

primer 35,7 Km ; drainase sekunder 67,5 Km ; dan drainase tersier 455,3 Km.

Drainase kota dilengkapi dengan pintu air di 30 lokasi dan pompa-pompa air

pengendali banjir. Selain itu prasarana lainnya yaitu bangunan utama yang

meliputi stasiun pompa di 6 lokasi, pintu air di 30 lokasi, tanggul sebanyak 5 unit,

dan dam 2 unit.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

2

2

Pintu Air di dalam sistem drainase mempunyai peranan yang sangat penting yaitu

untuk mengatur pemasukan air ke saluran induk sehingga dapat dihindarkan

pemasukan air yang berlebih yaitu pada waktu banjir. Pintu Air agar dapat

berfungsi secara optimal maka diperlukan adanya pengelolaan dan pemeliharaan

yang baik. Usaha pemeliharaan tidak hanya sebatas merawat dan menjaga pintu

air saja, tetapi termasuk juga melakukan rehabilitasi pintu air yang rusak.

Kerusakan yang terjadi bisa mengakibatkan terjadinya pemasukan air yang

berlebih dan akan mengakibatkan banjir. Rehabilitasi ini bertujuan untuk

mengembalikan fungsi pintu air ke keadaan semula yaitu sebelum ada kerusakan.

Keterbatasan anggaran yang dimiliki oleh Pemda Surakarta menuntut

diadakannya penetapan prioritas rehabilitasi pintu air yang mengalami kerusakan.

Selama ini, program rehabilitasi yang dilakukan tidak didahului dengan analisis

penetapan prioritas, tetapi hanya didasarkan pada kondisi fisik pintu air semata.

Oleh karena itu menarik untuk dikaji bagaimana menetapkan prioritas rehabilitasi

yang dapat memasukkan aspek teknik maupun sosial. Aspek sosial yang ditinjau

adalah tingkat partisipasi dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pintu air

dalam saluran drainase, termasuk juga tindak pencurian bagian-bagian dari

struktur pintu air. Diharapkan hasil penetapan prioritas yang diperoleh merupakan

hasil terbaik yang bersifat adil dan dapat diterima oleh semua pihak. Metode yang

dapat digunakan untuk kajian tersebut adalah Analytical Hierarchy Process

(AHP).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut : Bagaimana menetapkan suatu prioritas rehabilitasi pintu air

dengan menganalisis berbagai kriteria yang terkait dengan kerusakan pintu air.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

3

3

1.3. Batasan Masalah

Pembahasan pada penelitian ini adalah untuk menjawab rumusan diatas dengan

batasan sebagai berikut :

1. Wilayah yang ditinjau adalah kerusakan pintu air pada sungai yang ada di

daerah Surakarta.

2. Metode yang dipakai dalam analisis permasalahan tersebut adalah pendekatan

dengan Analytical Hierarchy Process.

3. Kriteria yang digunakan adalah Tingkat Kerusakan, Luas Areal Layanan,

Estimasi Dana untuk perbaikan, serta Partisipasi Masyarakat.

4. Pengumpulan data didapatkan dari pengisian 30 kuisioner yang antara lain

dibagikan kepada 30 masyarakat terkait.

5. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program komputer Criterium

Decision Plus versi 3.0 dan secara manual dengan bantuan program Microsoft

Excell.

6. Program komputer Criterium Decision Plus versi 3.0 hanya bisa

menyelesaikan 15 alternatif dengan 4 kriteria dan 1 goal. Oleh karena itu

program CDP Versi 3.0 hanya bisa menghitung 15 pintu air. Maka dipilih 15

pintu air dari 42 pintu air yang ada di Surakarta yang membutuhkan

rehabilitasi.

1.4. Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk menetapkan suatu prioritas rehabilitasi pintu air dengan

menggunakan berbagai kriteria, termasuk juga perilaku masyarakat.

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan membantu para pengambil keputusan dalam menentukan

prioritas rehabilitasi pintu air yang rusak serta memasukkan partisipasi masyarakat

dalam kriteria penetapannya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

4

4

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

Pintu air digunakan untuk membuka, mengatur dan menutup aliran air di saluran

baik yang terbuka maupun yang tertutup. Penggunaannya harus disesuaikan

dengan debit air dan tinggi tekanan ( selisih tinggi air ) yang akan dilayaninya.

Kebanyakan berbentuk empat persegi panjang, kecuali pintu cincin dan pintu

silinder yang berbentuk lingkaran. Apabila saluran airnya berbentuk lingkaran

atau trapesium, harus dibuat saluran peralihan yang berbentuk empat persegi

panjang. Bagian yang penting dari pintu air adalah : daun pintu, rangka pengatur

arah gerakan, angker dan hoist ( Soedibyo,2003 ).

Pintu air terdiri dari 2 (dua) macam, yaitu pintu air pembilas dan pintu air

pengambilan. Pintu Air Pembilas dimaksudkan untuk membersihkan endapan

dimuka ambang pengambilan, sehingga air yang masuk saluran cukup bersih.

Juga untuk membuat alur dalam sungai menuju pintu air pengambilan agar pada

debit sungai terkecil semua air masih dapat masuk ke saluran induk. Pintu Air

Pengambilan dimaksudkan untuk mengatur pemasukan air ke saluran induk.

Sehingga dapat dihindarkan pemasukan air yang berlebih yaitu pada waktu banjir,

sedapat mungkin pintu air dapat menolak masuknya endapan-endapan berat

kedalam saluran induk ( BPK Bangunan Air,1996 ).

Metode Analytical Hierarchy Process merupakan suatu model yang

diperkenalkan oleh Thomas L. Saaty pada tahun 1971. Metode bersifat fleksibel

dalam pemanfaatannya dan dapat digunakan untuk berbagai kepentingan

penelitian. AHP dapat digunakan untuk mengkuatifisir faktor-faktor yang selama

ini sering diasumsikan sebagai faktor yang berada diluar model, padahal faktor-

faktor tersebut yang menentukan dalam mendapatkan hasil yang diinginkan.

Model AHP dapat mewakili kepentingan dari berbagai disiplin ilmu dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

5

5

konteks penelitian yang ingin dilakukan. Jadi AHP merupakan suatu model

pengambilan keputusan yang komprehensif (Fatwan Tanjung, 2004).

Menurut A. Syaukat (2004), metode AHP digunakan untuk mengklasifikasi suatu

keputusan dengan cara mengeksplisitkan asumsi yang mendasari suatu keputusan.

Metode ini dilakukan pembagian keputusan kedalam atribut yang diorganisir

dalam suatu struktur yang disebut hierarki, metode AHP memiliki hierarki atribut

dalam jumlah banyak, dengan demikian metode AHP dapat digunakan untuk

analisis kebijaksanaan terhadap suatu masalah dengan memanfaatkan stakeholder

dan tujuannya sebagai atribut.

Analytical Hierarchy Process digunakan untuk menyederhanakan suatu persoalan

yang kompleks yang tidak terstruktur, stratejik, dan dinamik menjadi bagian-

bagiannya, serta menata dalam suatu hierarki. Tingkat kepentingan setiap variabel

diberi nilai numerik secara subyektif tentang arti penting variabel tersebut secara

relatif dibandingkan dengan variabel yang lain. Pertimbangan tersebut kemudian

dilakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tinggi dan

berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut (Marimin, 2004).

Analytical Hierarchy Process telah banyak digunakan dalam berbagai penelitian

yang bertujuan untuk mendapatkan suatu solusi masalah yang dievaluasi secara

multikriteria. Berbagai penelitian yang menggunakan AHP diantaranya adalah

pengendalian banjir di Jabotabek (Pratondo, 2003), perencanaan lahan terutama

dalam pengalokasian penggunaan lahan (Sumbangan Baja, 2002), analisa

kebijakan nuklir (A. Syaukat, 2004), evaluasi pemanfaatan rumah susun sewa dan

sewa beli di DKI Jakarta (Fatwan Tanjung, 2004), pengembangan objek

pariwisata (Septy Hendryana, 2005), produk industri yang potensial untuk

dikembangkan di kota Medan, serta penilaian daya tarik investasi suatu daerah di

Indonesia.

Analytical Hierarchy Process mempunyai banyak keunggulan dalam menjelaskan

proses pengambilan keputusan, karena dapat digambarkan secara grafis, sehingga

dapat dengan mudah dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam pengambilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

6

6

keputusan. AHP, proses keputusan yang kompleks dapat diuraikan menjadi

keputusan-keputusan lebih kecil yang dapat ditangani dengan mudah. Beberapa

keuntungan yang diperoleh bila memecahkan persoalan dan pengambilan

keputusan dengan menggunakan AHP (Marimin, 2004) :

A. Kesatuan

Analytical Hierarchy Process memberikan satu model tunggal yang mudah

dimengerti, luwes untuk aneka ragam persoalan tidak terstruktur.

B. Kompleksitas

Analytical Hierarchy Process menggunakan pendekatan deduktif dan sistem

dalam memecahkan masalah yang rumit.

C. Saling ketergantungan

Analytical Hierarchy Process dapat menangani saling ketergantungan elemen-

elemen dalam suatu sistem dan tidak memaksakan pemikiran linier.

D. Penyusunan Hierarki

Analytical Hierarchy Process mencerminkan kecenderungan alami pikiran

untuk memilah-milah elemen-elemen suatu sistem dalam berbagai tingkat

berlainan dan mengelompokkan unsur yang serupa dalam setiap tingkat.

E. Pengukuran

Analytical Hierarchy Process memberikan suatu skala untuk mengukur yang

tidak terukur dan suatu metode untuk menetapkan prioritas.

F. Konsistensi

Analytical Hierarchy Process melacak konsistensi logis dari pertimbangan-

pertimbangan yang digunakan untuk menetapkan berbagai prioritas.

G. Sintesis

Analytical Hierarchy Process menuntun ke suatu taksiran yang menyeluruh

tentang kebaikan setiap tingkat alternatif.

H. Tawar-menawar

Analytical Hierarchy Process mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif

dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan orang memilih alternatif

terbaik yang berdasarkan atas tujuan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

7

7

I. Penilaian dan konsensus

Analytical Hierarchy Process tidak memaksakan konsensus tetapi

mensistesiskan suatu hasil yang representatif dari berbagai penilaian yang

berbeda.

J. Pengulangan proses

Analytical Hierarchy Process memungkinkan orang untuk merinci definisi

mereka pada suatu persoalan dan memperbaiki pertimbangan dan pengertian

mereka melalui pengulangan.

2.2. Dasar Teori

2.2.1. Pintu Air

Kerusakan pintu air mempengaruhi pemasukan air yang berlebih terutama pada

waktu banjir, karena pintu air tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Rehabilitasi pintu air diperlukan untuk mengembalikan fungsi pintu air seperti

semula. Rehabilitasi tidak dapat dilakukan dengan mudah. Keterbatasan dana

yang dimiliki pemerintah daerah merupakan penyebab perlu adanya suatu

prioritas pintu air yang direhabilitasi. Dalam kasus ini kriteria yang menjadi dasar

penentuan prioritas rehabilitasi pintu air adalah Tingkat Kerusakan, Luas Areal

Layanan, Estimasi Dana untuk perbaikan, serta Partisipasi Masyarakat.

Setiap kriteria dilakukan pembobotan dari setiap komponen yang mendukungnya.

Pembobotan ini berguna sebagai bahan pembanding untuk langkah berikutnya.

A. Tingkat Kerusakan.

Tingkat kerusakan menunjukkan gambaran secara utuh tentang kondisi fisik pintu

air yaitu mengenai bagian-bagian pintu air yang antara lain : daun pintu, rangka

pengatur arah gerakan, angker dan hoist. Setiap komponen dari pintu air dibagi

menjadi beberapa komponen yang lebih kecil, yang masing-masing dinilai

kondisinya. Setiap komponen memberikan kontribusi terhadap kondisi fisik pintu

air secara keseluruhan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

8

8

2). Luas Areal Layanan

Luas areal layanan merupakan areal yang akan ditinjau saluran drainasenya untuk

mengetahui kondisi pintu air dan pemeliharaannya menjadi tanggung jawab

pemerintah dengan peran serta masyarakat.

3). Estimasi Dana.

Estimasi dana adalah perkiraan jumlah biaya yang diperlukan untuk rehabilitasi

pintu air. Keterbatasan dana yang dimiliki oleh pihak pemerintah menyebabkan

rehabilitasi pintu air tidak dapat dilakukan secara serempak. Rehabilitasi yang

dilakukan secara bertahap berdasarkan penetapan prioritas yang dilakukan.

Estimasi dana merupakan dasar penetapan prioritas yang sama pentingnya dengan

tingkat kerusakan dalam rehabilitasi suatu jaringan. Estimasi kebutuhan dana

diperkirakan berdasarkan kondisi komponen pintu air.

4). Partisipasi Masyarakat.

Pembangunan pintu air merupakan bagian dari pembangunan sistem drainase

yang pelaksanaannya harus sesuai permintaan masyarakat dengan memperhatikan

aspek teknis, sosial, budaya, ekonomi, dan lingkungan setempat. Keberlanjutan

sistem drainase secara utuh merupakan keterkaitan keberlanjutan aspek fisik,

sosial budaya, ekonomi dan lingkungan yang saling mempengaruhi. Ketidak

berlanjutan salah satu aspek akan mempengaruhi aspek lain dan pada akhirnya

akan mengancam keberlanjutan sistem drainase. Masyarakat ikut menjaga

keberlanjutan dari fungsi drainase dan pintu air dalam kegiatan pembangunan,

rehabilitasi, ataupun peningkatan sistem drainase dan pintu air yang dilaksanakan

oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dilakukan secara partisipatif, dengan

menempatkan penjaga pintu air dan drainase sebagai pengambil keputusan sejak

tahap perencanaan sampai dengan tahap pelaksanaannya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

9

9

2.2.2. Metode Analytical Hierarchy Process ( AHP )

Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan suatu metode untuk

pengambilan keputusan. Metode ini didesain dan dilakukan secara rasional

dengan membuat penyeleksian yang terbaik terhadap beberapa alternaif dan

dievaluasi dengan multi kriteria.

Analytical Hierarchy Process (AHP) memungkinkan pengguna untuk

memberikan nilai bobot relatif dari suatu kriteria majemuk secara intuitif, yaitu

dengan melakukan perbandingan berpasangan. Mengubah perbandingan

berpasangan tersebut menjadi suatu himpunan bilangan yang mempresentasikan

prioritas relatif dari setiap kriteria dan alternatif dengan cara yang konsisten

(Marimin,2004).

A. Prinsip Analytical Hierarchy Process ( AHP )

Dalam menyelesaikan persoalan dengan AHP ada beberapa prinsip yang harus

diperhatikan dan dipahami, yaitu ( Sri Mulyono, 1996 ):

1. Decompotion.

Decompotion yaitu suatu proses memecahkan persoalan yang utuh menjadi

unsur-unsurnya. Jika ingin mendapatkan hasil yang akurat, pemecahan juga

dilakukan terhadap unsur-unsurnya sampai tidak mungkin dilakukan

pemecahan lebih lanjut, sehingga didapatkan beberapa tingkatan dari

persoalan tadi.

2. Comperative Judgement.

Prinsip ini berarti membuat penilaian tentang kepentingan relative dua

elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat

diatasnya. Penilaian ini merupaka ini dari AHP, karena ia akan berpengaruh

terhadap prioritas elemen-elemen. Hasil dari penilaian ini akan lebih baik

bila dalam bentuk matrik yang dinamakan matriks pairwise comparison.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

10

10

3. Synthesis of Priority.

Setiap matrik pairwise comparison kemudian dicari eigen vector-nya untuk

mendapatkan local priority. Karena matrik pairwise comparison terdapat

pada setiap tingkat, maka untuk mendapatkan global priority harus

dilakukan sintesa diantara local priority. Prosedur melakukan sintesa

berbeda menurut bentuk hirarki. Pengurutan elemen-elemen menurut

kepentingan relative melalui prosedur sintesa dinamakan priority setting.

4. Logical Consistency.

Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperhatikan secara

konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis.

B. Penyusunan Hierarki

Penetapan prioritas rehabilitasi pintu air dengan AHP dilakukan dengan

menyusun hierarki, yang diawali dengan tujuan yaitu penetapan prioritas

rehabilitasi pintu air untuk level 1, dilanjutkan dengan kriteria pada level 2, dan

alternatif pada level 3. Kriteria-kriteria yang dikembangkan dalam penetapan

prioritas rehabilitasi pintu air adalah Tingkat Kerusakan, Luas Areal Layanan,

Estimasi Dana untuk perbaikan, serta Partisipasi Masyarakat.

Secara geografis, persoalan keputusan AHP dapat dikonstruksikan sebagai

diagram hierarki, yang dimulai dengan goal/sasaran, lalu kriteria level pertama,

subkriteria dan akhirnya alternatif. Persoalan penetapan prioritas rehabilitasi pintu

air dengan AHP dapat digambarkan seperti hierarki berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

11

11

Tujuan/Goal ( level 1 ) :

Kriteria ( level 2 ) : Alternatif ( level 3 ) :

Gambar 2.2 Skema Hierarki Untuk Memecahkan Masalah

C. Pembobotan

Sumbangan Baja (2002) menjelaskan bahwa prosedur AHP mengandalkan teknik

pembobotan untuk menghasilkan faktor bobot. Faktor bobot ini menggambarkan

ukuran relatif tentang pentingnya suatu elemen dibandingkan dengan elemen yang

lainnya. Saaty (1990) telah membuat standar pembobotan dengan skala berkisar

dari 1 ( dua aktivitas sama pentingnya ) hingga 9 ( satu aktivitas sangat jauh lebih

penting dari yang lain ) untuk digunakan dalam matriks dengan perbandingan

berpasangan ( pairwise comparison matrix ). Skala pembobotan tersebut telah di

uji validasinya, diantaranya oleh Erkut dan Moran (1991), Klungboonkrong dan

Taylor (1998), dan Landes dan Pesticelli (1993). Suatu contoh evaluasi yang

terdiri dari n elemen, matriks dengan perbandingan berpasangan ditulis sebagai

berikut :

úúúú

û

ù

êêêê

ë

é

nnnn

n

n

wwwwww

wwwwww

wwwwww

/...//

............

/...//

/...//

21

22212

12111

Prioritas Rehabilitasi Pintu Air

Tingkat Kerusakan Luas Areal Layanan Estimasi Dana Partisipasi Masyarakat

Pintu Air 1 Pintu Air 2 Pintu Air 3 Pintu Air 4 Pintu Air 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

12

12

Perbandingan agar konsisten maka nilai kebalikan dari dua elemen yang

dibandingkan diletakkan pada posisi yang sesuai pada arah yang berlawanan.

Contoh, jika satu elemen diberi bobot atau derajat kepentingan 3 ( atau 3 kali lebih

penting ) terhadap elemen lain, w1/w2, maka pada baris pertama dan kolom kedua

dari matrik tersebut diberi skor 3, dengan demikian angka 1/3 ditempatkan pada

posisi w2/w1. Jika dua elemen memiliki derajat kepentingan yang sama, maka

diberi nilai perbandingan 1, ini berlaku untuk diagonal utama, karena disini setiap

elemen dibandingkan dengan elemen yang bersangkutan.

D. Penentuan Prioritas Alternatif

Sumbangan Baja (2002), penentuan prioritas pilihan dalam AHP dilakukan

dengan menghitung eigenvector dan eigenvalue melalui operasi matrik.

Eigenvector menetukan ranking dari alternatif yang dipilih, sedangkan eigenvalue

memberikan ukuran konsistensi dari proses perbandingan. Ranking pada dasarnya

diwakili oleh vektor prioritas, sebagai hasil normalisasi eigenvector utama

(principal eigenvector), ini didapat dari perhitungan vektor kolom (Vj) dengan

persamaan berikut :

Vj = Kij x wi ....................................................................................................(1)

dimana Kij adalah matrik dengan bentuk sebagai berikut :

úúúúú

û

ù

êêêêê

ë

é

npnn

p

p

www

www

www

...

............

...

...

21

22221

11211

dengan tujuan (objective) i = (1,2,3, ... , n), alternatif j = (1,2,3, ... , p), dan w11

adalah bobot alternatif 1 untuk tujuan 1, p mewakili jumlah alternatif, dan n

adalah jumlah tujuan. Vektor kolom, Vj menyatakan ranking akhir dari sekian

alternatif yang diuji dalam analisis.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

13

13

E. Konsistensi

Pengukuran konsistensi dari suatu matrik didasarkan atas suatu eigenvalue

maksimum (λmaks). Makin dekat λmaks dengan n, makin konsisten hasil yang

dicapai. CI adalah ukuran simpangan atau deviasi yang dinyatakan sebagai

berikut :

( )( )1-

-=

nnmaks

CIl

..................................................................................................(2)

dengan :

CI = indeks konsistensi,

λmaks = eigenvalue maksimum,

n = banyaknya elemen yang digunakan,

Eigenvalue maksimum suatu matrik tidak akan lebih kecil dari nilai n sehingga

tidak mungkin ada nilai CI yang negatif.

Tabel 2.1. Nilai Indeks Random

Ukuran Matrik Indek Random ( inkonsistensi )

1,2 0,00

3 0,58

4 0,90

5 1,12

6 1,24

7 1,32

8 1,41

9 1,45

10 1,49

11 1,51

12 1,48

13 1,56

14 1,57

15 1,59

Sumber : Kadarsyah Suryadi dan M. Ali Ramdhani

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

14

14

RI merupakan nilai rata-rata indeks yang dihasilkan secara random yang diperoleh

dari percobaan yang menggunakan sampel dengan jumlah besar untuk matrik

dengan orde 1 sampai 15 (Tabel 2.1) (Saaty,1990). Perbandingan antara CI dan RI

untuk suatu matrik didefinisikan sebagai rasio konsisten ( CR )

RICI

CR = ....................................................................................................(3)

dengan :

CR = rasio konsistensi,

CI = indeks konsistensi,

RI = indeks random.

Menurut Saaty (Marimin,2004), matriks perbandingan dapat diterima jika nilai

rasio konsistensi < 0,1. Batasan diterima tidaknya konsistensi suatu matrik

sebenarnya tidak ada yang baku hanya menurut beberapa eksperimen dan

pengalaman tingkat konsistensinya sebesar 10% kebawah adalah tingkat

inkonsistensi yang masih bisa diterima. Lebih dari itu harus ada revisi penilaian

karena tingkat inkonsistensi yang terlalu besar dapat menjurus pada suatu

kesalahan.

2.2.3. Metode Pengumpulan Data

Merupakan teknik pengumpulan data yang diperoleh secara langsung dari objek

penelitian, yaitu kuisioner. Kuisioner adalah metode pengumpulan data dengan

cara membagikan daftar pertanyaan sesuai dengan yang diteliti. Hal ini sesuai

dengan pendapat Suharsimi Arikunto (1998), kuisioner adalah sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk informasi dari responden yang

berbentuk laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Kuisioner

dapat dibedakan menjadi beberapa jenis :

1. Dipandang dari cara menjawab

a. Kuisioner terbuka yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang memberikan

kesempatan pada responden untuk menjawab dalam kalimatnya sendiri.

b. Kuisioner tertutup, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang sudah

disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih

2. Dipandang dari jawaban yang diberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

15

15

a. Kuisioner langsung yaitu jika daftar pertanyaan disertakan pada responden

agar menjawab tentang dirinya.

b. Kuisioner tak langsung yaitu daftar pertanyaan diserahkan kepada

responden agar menjawab tentang orang lain.

3. Dipandang dari bentuknya

a. Kuisioner pilihan ganda yaitu sama dengan kuisioner tertutup, responden

tinggal memilih jawaban yang tersedia.

b. Kuisioner isian yaitu sama dengan kuisioner terbuka, responden diberi

kesempatan untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.

c. Check List yaitu sebuah daftar pertanyaan dimana responden tinggal

membubuhkan tanda cek (X) pada kolom yang sesuai.

d. Rating Scale yaitu sebuah pertanyaan yang diikuti oleh kolom-kolom yang

menunjukkan tingkatan, misalnya mulai sangat baik sampai sangat kurang

baik.

Terdapat empat komponen inti dari sebuah kuisioner, yaitu:

1. Adanya subyek, yaitu individu atau lembaga yang melaksanakan riset.

2. Adanya ajakan, yaitu permohonan dari periset kepada responden untuk turut

serta mengisi secara aktif dan objektif pertanyaan atau pernyataan yang

tersedia.

3. Adanya petunjuk pengisian kuisioner, dan petunjuk yang tersedia harus

mudah dimengerti.

4. Adanya pertanyaan maupun pernyataan beserta tempat jawaban, baik secara

tertutup ataupun terbuka.

Kuisioner dalam penelitian ini digunakan untuk menentukan seberapa besar

tingkat partisipasi masyarakat dalam memelihara pintu air. Pengukurannya

dilakukan dengan skala likert dimana responden diberi pilihan (option) yang

kemudian tinggal memilih derajat ya/tidaknya atas pertanyaan yang diajukan.

Format skala likert dirancang untuk memungkinkan responden menjawab dalam

berbagai tingkatan pada setiap butir pertanyaan. Skala likert ini berhubungan

dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju-

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

16

16

tidak setuju, senang-tidak senang, cukup-tidak cukup dan lain-lain. Responden

diminta mengisi pernyataan dalam skala ordinal berbentuk verbal dalam jumlah

kategori tertentu.

Untuk membuat skala Likert, lakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Kumpulkan sejumlah pernyataan yang sesuai dengan sikap yang akan diukur

dan dapat diidentifikasikan dengan jelas (positif atau tidak positif).

2. Berikan pernyataan-pernyataan diatas kepada sekelompok responden untuk

diisi dengan benar.

3. Responden dari tiap pernyataan dengan cara menjumlahkan angka-angka

dari setiap pernyataan sedemikian rupa sehingga respon yang berada pada

posisi sama akan menerima secara konsisten nilai angka yang selalu sama.

Misalnya bernilai 3 untuk yang sangat positif dan bernilai 1 untuk yang

sangat negatif. Hasil hitung akan mendapatkan skor tiap-tiap pernyataan dan

skor total, baik untuk tiap responden maupun secara total untuk seluruh

responden.

4. Mencari pernyataan-pernyataan yang tidak dapat dipakai dalam penelitian ,

patokannya adalah:

a. Pernyataan yang tidak diisi lengkap oleh responden.

b. Pernyataan yang secara total responden tidak menunjukkan yang

subtansial dengan nilai totalnya.

5. Pernyataan-pernyataan hasil saringan akhir akan membentuk skala Likert

yang dapat dipakai untuk mengukur skala sikap serta menjadi kuesioner baru

untuk pengumpulan data berikutnya.

Kuisioner dalam penelitian ini, apabila butir kuisioner bernilai positif maka

ketentuannya adalah :

a. Jawaban Ya diberi bobot 3

b. Jawaban Ragu-ragu diberi bobot 2

c. Jawaban Tidak diberi bobot 1

Sedangkan apabila butir kuisioner bernilai negatif maka ketentuannya adalah :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

17

17

a. Jawaban Ya diberi bobot 1

b. Jawaban Ragu-ragu diberi bobot 2

c. Jawaban Tidak diberi bobot 3

Di dalam membuat suatu kuisioner, perlu diketahui bahwa kuisioner disamping

bertujuan untuk menampung data sesuai dengan kebutuhan, juga merupakan suatu

kertas kerja yang harus disusun secara baik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

18

18

!O !O!O!O!O !O

!O

!O!O

!O

!O

!O!O

!O!O !O!O

!O!O!O

!O

!O!O

!O

!O!O !O!O!O!O!O!O !O!O !O!O!O !O !O

!O

!O!O

Kali Anyar

Kal i Tanggul

K. B

eng

awa

n S

olo

Ka li Gatak

Ka li Jenes

K. Pepe Hili r

Kali Kebo

K. Pelem Wulung

Sal.

Jl. P

ake

l

Kali Wi ngk o

Ka l i Bro jo

Ka li Kedun g Ju mbleng

Sal . Kalil arangan

Sal.

Bhay

angk

ara

Sal. Jl. S

ugiono

Sa l. Jl. Sam Ra tulangi

Sal. D

ebe

gan

Sal.

Wah

idin

Ka li Bo ro

Sal

J l. G

ajah

Mad

a

Sal. Tega lkonas

Sal . Kedung Tungk ul

Sal .RW XI

Sal . M

T. H ary

o no

Sal.

Pet

ora

n

Sal

. Muw

ardi

Sal. Kp. B

a nyuagung

Sal. U

nto

roloyo

Sal. PKA Jog

lo - Se rutan

Sal.

Jl. D

r. S

upo

mo

Sal. Wonorejo - Bayan

Kal i Pepe Hulu

Sal. M

ipidan

Sa l. Nayu

Kali Kaw ong

Kali

Toklo

Sal. Kawas an Kentingan

Sal

.Jl.K

atam

soSal. Kleco (Sepanjang Jl. S lame t Riy adi-Kp .Pur wosa

Sal.

AUB

- K

ali

Any

ar

Sal.

Jl. S

ingo

sari

Tim

ur

Sal

. Be

lakan

g R

SJ

Sal. J l. S lamet Ri yadi ( BCA - S ta dion Sr iw edari )

K. Pepe Hilir ( J l. G andekan )

Sal. Kp. Semangg i - J l. Kya i Mo jo

Jl. S

l am

et R

i ya

di (

M. F

arok

a )

- Jl.

A.

Yani

Sal.

Yos

Sud

arso

Tim

ur

Sa l. RSJ

Sal. Jl. Samanhud i

Kal i

Bun

tung

Sal. Clo

lo - U

nisri - Su

gio

no

Sal. Jl. K

elud

Sal. J

l. Letj

end Su

toyo

Sal.

Bri

gjen

. S

udia

rto

Sal. Jl. Letj e

nd. Su

prapto

Sa

l. Kp. S

ewu

Sal.

Jl. KS

Tub

un

Sal. S

ekita

r Atm

i - Kle

co

Sa l. Moch. Yami n

Sa l. Kp. Purwosari-Jl. Samanhudi

Sal

. K

p. S

rate

n

Sal. Simpon BI

Sal . Ngoresan

Kali K

e dun

g Kop

i

Sal . Jl. Basuku Rahma t

Sal.

Hon

ggow

ong

so

Sal.

Kp.

Kra

tonan

Sa

l. J l.

Cok

roam

ino

to

Sal. RT 05 RW 04

Sa l.Sekitar Jl.Tentar a Pelajar

Sal . Sutami - Ka li Anya r

Sa l. Kp Ngas inan

Sal . Sekitar J l. Tentara Pelajar

Sal. N ayu ( M elintas J l. TG. Pela jar )Sal . Depok - Sambeng

Sal. Jl. Kahayan

Sal.

Geb

ang

- B

ono

loyo

- U

nis r

i

Sal .

Tega

lharjo

- Ba

long

Sa

l.Deka

t Pe

rtam

ina

Sal .

Jl. M

ega

K. Ga jah Puti h

Sal. Jl . Wahid Has y im

Sa. Kp. Gajahan - B aturono

Sal . P

alang Joglo s/

d Lem

ah Ab

ang

Sal. Uta ra PLN Ja jar

Sal. K

p Ngasin

an (Jl. P

etir )

Sal. Jl.

Sury

a - K

ali An

yar

Sal.

Tim

ur S

MU

4 -

Jl. S

am R

atula

ngi

Sa l. J l. Br ig jend Sl amet Riyadi ( Kleco - Perin tis

Sal. J

l . D

ema

k B

int a

ro

Sal .

Jl.

Mus e

um

Sal

. Sek

i tar

Ko

spin

Sal.

Dr. C

ipto

Mang

un

kusu

ma

Sal . Jl. Ponconoko - H. Agus Salim

Sal

. Yo

s Su

dars

o ( K

alila

rang

an )

Sal. Jl. Untung Sur apa ti

Sal. Gelontoran ( Trans ito - Blkg SPG - Brt Pa

Sal . Jl. A

di Suc

ipto

Sal. K

p. P

uca

ng Sa

wit

Sal .

Jl.

Ku

tai I

II

Sal . Jl. Mangunsa rk oro

Sal. J

l. D

r Su

tom

o

S al. Jl. Por ong

Sal . Palang

Joglo s/d

Lem

ah A

bang

Sal. M

T. H

aryono

K. Pepe Hilir

Sal.

Ge

bang

- B

onol

oyo

- U

nisr

i

Kal i Tok lo

Sal. H

ong

gowo

ngs

o

Jl . A. Ya

n i

Jl. Dr . R ajiman

J l. A di Sucipt o

Jl . Sugiy

ono

Jl. V eteran

J l. RM Said

Jl.

Kata

mso

J l. Popda

Jl . P attimur a

Jl.

Griy

an

J l. Ir . Ju anda

Jl.

Let j

en

Suto

yo

Jl. Y

os

Su

dar

so

J l. Mo nginsidiJ l. Hasanudin

Jl.

Saw

o

Jl.

Pak

el

Jl.

G. S

lam

et

J l. S umpah Pemuda

J l. S umbin g IV

J l. J aya W ijaya

Jl. Sut arto

Jl. Sur ya

Jl. Mar todin oto

Jl. J

amb

u

Jl. K erinci

Jl. Muh. Yam in

Jl. Ir. S

utam

i

J l. Samrat ulangi

Jl. K yai Mojo

J l. Duwet

Jl. Ronggowar sit o

J l. Ngores an

Jl.

Siw

alan

J l. Mr. Sar tono

J l . Adi Sumarmo

Jl.

Mo

jo

Jl. Pamugar an

J l. Tanj ung

Jl.

Su

pa

rm

an

Jl. Kunir

J l. Petir

Jl.

Sa

mp

an

ga

n

Jl.

Bh

ay

an

gk

ar

a

Jl. D r. Set iabudiJl. Tentar a Geni Pe laj ar

J l. Pelangi

Jl. G

aj a

h M

ada

Jl. G

ato

t S

ub

roto

Jl. D

r. Su

pom

o

Jl. C

empa

ka

J l. Kahar Muzakir

J l. Sutan Syahrir

Jl.

KH

Ma

sk

ur

Jl.

Ser

ayu

Jl. M adubronto

Jl.

Ag

us S

alim

Jl. S

ing

osa

ri T

imur Jl. C

lolo

II

Jl. P leret R aya

Jl.

Ka

rtin

i

Jl. Sam

udra Pa

sai

Jl. Kap

ten T

ende

an

J l. Suryo

Jl. K

r aja

n

Jl.

Kaw

i

J l. Pleret Uta ma

Jl.

Jok

o T

ing

kir

J l. Ring Road U tar a

Jl. K

elu

d

Jl. Ngampon I

Jl. Por ong

Jl. G

oton

g R

oyo

ng

Jl. Gayam

Jl. S in doro

Jl. Sabrang Lor

Jl. Ip

al

Jl. D

r . S

uha

rso

J l. M

anun

ggal

Jl. Kalitan

Jl. Melon Raya

Jl. Apel II

Jl. Lampo Batang

Jl.

Kem

asa

n

Jl . Menteri S upeno

Jl.

Ka

bu

t

Jl . K

i Haja

r Dewanto

ro

Jl.

Ro

jom

en

gg

olo

J l. Kenangan

Jl. Samba s

Jl. Blewah Raya

Jl. T. N egara Ut ama

Jl.

MH

Th

am

rin

Jl. Ap el III

J l. M

alab

ar T

imur

Jl.

Lata

r P

ut i

h

Jl.

Be

ton

Jl. M

ela

ti

Jl.

Iria

n

J l. Law u

Jl. Karangas em 002

Jl. M

erba

bu

Jl.

Rek

son

iten

Jl. Sekar Jagad

Jl.

Su

to

wij

oy

o

J l. P

oksa

y

Jl.

Ta

ng

ku

ba

n P

er

ah

u

Jl. Sahar jo SH

Jl.

Ny

i Ag

eng

Se

ran

g

J l. AMD . Bayan II

Jl. Parangkus umo

Jl.

Clo

lo

J l.

Nayu

Jl.

Dr

. S

uto

mo

Jl. Karang asem 00 4

Jl. S. Mus i

J l. H. P anular

J l. Untung Sur opati

Jl. Wa ringin

Jl.

Pr

ac

an

da

I

Jl . Karangasem 041

Jl.

Mip

ida

n/

An

gksa

Jl. Jajar 052

Jl. D ewi Sart ika

Jl . Cocak II

Jl. N

gempla

k Sut

an

J l. Jaj ar 006

Jl. W

ijay

a K

usu

ma

Jl. J

am

sar

en

J l. Sang ihe

Jl. Rebab

J l. Rinjani

Jl.

DI P

anja

itan

Jl.

KH A

shar

i

J l. Ker ten 030

Jl. Tir tos ari

Jl. Sr ikoyo

Jl. G

. S

lam

et B

arat

Jl. Natuna

Jl. Kutai Raya

Jl.

Gan

dek

an

Jl. S

orog

eni

Jl.

Ke

ba

ng

kit

an

Jl. T

. Ne

gara

III

J l. K ahur ipan U tara Raya

Jl. Sibela R aya

Jl.

Abdu

l Mu

is

J l. Sibela Ut ar a

Jl.

Pa

jaja

ran

II

Jl.

Ar j

una

Jl. KH. Ma skur

J l. Tulang Bawang

Jl. Jenggolo U tara II

Jl.

Pro

f. W

Z.

Yoha

nes

Jl.

Ma

nu

ng

gal

II

J l. G Slamet I

Jl.

Se

na

pa

n

Jl. Jajar 034

Jl.

Kap

ten

Mu

lya

di

J l. Karangas em 039

J l. Gajaha n

Jl. Tula ng Bawang Ut ara

Jl.

Ker

t en

022

Jl.

Kut a

i VI

A

Jl. J

aja

r 0

22

Jl.

Paj

aja

ran

I

Jl. Banyuanyar 002

Jl.

Tam

tam

an

Jl. Banyuanyar 001

Jl. Kebonan

Jl. Rambutan Jl.

Ka

h.

Slt

n R

ay

a

Jl . Btg. Tara

Jl.

Mo

joso

ngo

D2

2

Jl. A

rif

in

Jl.

Sin

gosa

ri I

II

J l. Sor ogenen

Jl. Agung I IJl . Kah ur ipan Timur

Jl.

Na

yu B

ara

t

Jl.

Jaja

r 0

05

J l. Tambara Selatan

Jl. K alingga V I

Jl. Ker ten 002

Jl. Jenggolo Ut ara III

Jl. Mojo song o D14

Jl. Jodipati

Jl . Samsul Rizal

Jl. Gaj ah Surant o

Jl.

Ma

nah

an 0

18

J l. Ka dipiro 01 1

Jl.

Ka

suna

na

n

Jl. S

ingo

sari

II

Jl.

Jag

ala

n

Jl .

Ta

go

re

Jl.

Nus

ukan

H9

Jl. Mayor Sunaryo

Jl. B limbing

Jl.

Sung

ai P

alu

II

Jl. Sas onomulyo

Jl.

Nay

u T

imur

Jl. J

aja

r 00

2

Jl. Ka dipiro E4

Jl.

Sido

mu

kti I

I

Jl.

Ja

jar

001

J l. Jajar 017

Jl. Ker ten 027

Jl. Ker ten 029

Jl. Kawi III

Jl.

Dem

ak

Bin

tor

o II

Jl.

Brom

o V

I

J l. Ban yu anyar 00 3

Jl. B anyuanyar 013

Jl. Banyuanyar 011

Jl. J ajar 043

Jl. Kalingga U tar a 1

Jl. M

ojo

song

o D

1

Jl.

Cu

t Nya

k D

ien

Jl. S

eha

pan

J l. Nu sukan J8

Jl.

Ka

dip

iro

00

4

Jl.

Kar

ang

ase

m 0

03

J l. Pas ar G ed e

J l. Kediri U tar a 2

Jl.

B. U

tar

a II

I

Jl. N usukan J7

Jl. Tulang B awang Selatan

Jl.

Sid

omu

kti

I

Jl . Manahan 044

Jl.

Nu

su

ka

n J

17

Jl. P

ajaja

ran

IV

J l.

Man

ung

gal

I

J l. S

umbe

r 008

Jl.

Kar

ang

ase

m 0

30

Jl. B

aron

Ke

cil

Jl.

Sum

be

r 0

18

J l. Mojos ongo D 25

J l. Kad ip iro 00 6

Jl.

Kata

mso

Jl.

Pake

l

Jl. L

am

po B

atang

Jl. Ku

nir

Jl. Rebab

Jl.

Pak

el

J l. Lampo Bat ang

Jl. A

rifin

98

7

65

43

21

4241

393837

3635

34

33

3231

3026

2524

2322

21

20

19

18

17

13

12

11

10

PETA LOKASI PINTU AIR DI KOTA SURAKARTA

·

0 0.6 1.2 1.8 2.40.3Km

Legenda

!O Bangunan_pelengkap

Tanggul

Jalan Arteri

Jalan Kolektor

Jalan Lokal

Drainase Surakarta

Kota SKA

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Umum

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan analitis dan pengisian

kuisioner dari masyarakat. Analitis berupa perhitungan dari data yang telah ada

baik data primer maupun data sekunder. Pengisian kuisioner dilakukan dengan

cara menyebarkan kuisioner tersebut kepada penjaga pintu air dan masyarakat

terkait.

3.2. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian yang menjadi studi pada penulisan ini adalah Pintu-Pintu Air

yang berada di Surakarta.

Gambar 3.1. Peta Lokasi Pintu–Pintu Air di Surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

19

19

3.3. Pengumpulan Data

1. Pengumpulan data primer

a Data primer didapatkan dari pengisian kuisioner oleh responden.

b Responden dipilih secara random untuk masyarakat yang berada di

sepanjang saluran drainase, sedangkan responden yang ditentukan adalah

penjaga pintu air yang merupakan perwakilan dari Subdinas Pengairan

Kota Surakarta.

2. Pengumpulan data sekunder

a Data kerusakan Pintu Air

b Data Luas Areal Layanan

c Data Estimasi kebutuhan dana rehabilitasi

3.4. Langkah Penelitian

Data terkait yang telah dikumpulkan, diolah dan dianalisis dengan langkah

penelitian sebagai sebagai berikut :

1. Tahap Perumusan Masalah

2. Tahap studi literatur dan pengumpulan data

3. Tahap model analisis hierarki

4. Tahap penilaian dan pembobotan

- Pembobotan terhadap tiap kriteria

- Penilaian tiap alternatif terhadap tiap kriteria

5. Tahap perhitungan AHP

Perhitungan AHP dilakukan dengan menggunakan program komputer Criterium

Decision Plus versi 3.0. Program ini merupakan program khusus pelajar yang

dapat diperoleh secara gratis dengan men-download ke www.InfoHarvest.com.

Program ini hanya menyediakan 20 block struktur hierarki saja sehingga untuk

struktur hierarki yang lebih dari 20 block maka program ini tidak dapat

dijalankan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

20

20

Langkah-langkah penelitian ditunjukkan pada gambar berikut :

Gambar 3.2. Bagan Alir Metode Penelitian

Mulai

Pengumpulan Data

Data Primer : - Pengisian Kuesioner

Data Sekunder : - Data kerusakan pintu air - Data luas areal layanan - Data estimasi kebutuhan dana

Penyusunan hierarki

Pembobotan terhadap kriteria dan alternatif

Analisis dengan AHP

CI < 0,1

Prioritas rehabilitasi

Selesai

Tidak

Ya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

21

21

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Data

4.1.1. Penilaian Kriteria

Kriteria dinilai melalui perbandingan berpasangan. Menurut Saaty dalam Marimin

(2004), untuk berbagai persoalan skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam

mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala

perbandingan Saaty dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1. Skala Penilaian Untuk Kriteria dan Alternatif

Nilai Keterangan

1 Kriteria / alternatif A sama penting dengan kriteria / alternatif B

3 Kriteria / alternatif A sedikit lebih penting dari kriteria / alternatif B

5 Kriteria / alternatif A jelas lebih penting dari kriteria / alternatif B

7 Kriteria / alternatif A sangat jelas lebih penting dari kriteria / alternatif B

9 Kriteria / alternatif A mutlak lebih penting dari kriteria / alternatif B

2,4,6,8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan

Sumber : Marimin, 2004.

Nilai perbandingan A dengan B adalah 1 ( satu ) dibagi dengan nilai perbandingan

B dengan A ( Saaty, 1983, dalam Marimin, 2004 ).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

22

22

4.1.2. Perbandingan Kriteria

Perbandingan kriteria diberi pembobotan berdasarkan persepsi dan tingkat

kepentingannya, bahwa tingkat kerusakan merupakan kriteria yang paling penting

disamping kriteria-kriteria yang lain.

Untuk memenuhi asas obyektifitas dalam memberikan pembobotan kriteria

seharusnya diputuskan bersama dengan stake holder, yaitu aparat kelurahan,

pengurus RT-RW dilingkungan lokasi studi dan pejabat pada instansi terkait yang

membawahi pengelolaan pintu air. Karena keterbatasan waktu dan dana, maka

pembobotan ini dilakukan berdasarkan persepsi peneliti. Kriteria yang akan

dibandingkan meliputi tingkat kerusakan, luas areal layanan, estimasi dana untuk

perbaikan, serta partisipasi masyarakat.

Tingkat kerusakan dianggap sama penting dengan Estimasi dana, karena

kerusakan dan estimasi dana mempunyai peranan yang sama penting dalam

rehabilitasi pintu air. Tingkat kerusakan sedikit lebih penting dibandingkan

dengan luas areal layanan. Luas areal layanan berhubungan dengan seberapa jauh

jarak dari satu pintu air dengan pintu air yang lainnya. Jika salah satu pintu air

tidak berfungsi, maka akan mempengaruhi pelayanan aliran di pintu air yang

lainnya.

Tingkat kerusakan dibandingkan dengan partisipasi masyarakat adalah sama atau

sedikit lebih penting, karena partisipasi masyarakat sangat berpengaruh terhadap

rehabilitasi pintu air. Partisipasi masyarakat turut menentukan lancar atau

tidaknya suatu proyek.

Estimasi dana sama penting dengan tingkat kerusakan. Maka estimasi dana jelas

lebih penting daripada luas areal layanan, dan juga sama atau sedikit lebih penting

terhadap partisipasi masyarakat.

Luas areal layanan terhadap partisipasi masyarakat sama atau sedikit lebih

penting, karena luas areal layanan berhubungan dengan seberapa jauh jarak dari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

23

23

pintu air yang satu dengan yang lain. Sedangkan partisipasi masyarakat hanya

berpengaruh terhadap rehabilitasi.

Dari uraian di atas maka perbandingan antar kriteria adalah sebagai berikut :

1. Kriteria tingkat kerusakan dibandingkan dengan kriteria yang lain

adalah sebagai berikut :

Kriteria estimasi dana = 1

Kriteria luas areal layanan = 3

Kriteria partisipasi masyarakat = 2

2. Kriteria estimasi dana dibandingkan dengan kriteria yang lain adalah

sebagai berikut :

Kriteria tingkat kerusakan = 1

Kriteria luas areal layanan = 3

Kriteria partisipasi masyarakat = 2

3. Kriteria luas areal layanan dibandingkan dengan kriteria yang lain

adalah sebagai berikut :

Kriteria tingkat kerusakan = 1/3

Kriteria estimasi dana = 1/3

Kriteria partisipasi masyarakat = 2

4. Kriteria partisipasi masyarakat dibandingkan dengan kriteria yang lain

adalah sebagai berikut :

Kriteria tingkat kerusakan = 1/2

Kriteria estimasi dana = 1/2

Kriteria luas areal layanan = 1/2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

24

24

4.1.3. Penilaian Alternatif

Penilaian alternatif dilakukan dengan cara memberikan nilai bobot masing-masing

daerah yang ditinjau untuk setiap kriterianya. Skala yang digunakan adalah nilai 1

sampai 10. Data alternatif yang diperoleh untuk tiap kriteria dimasukkan kedalam

beberapa interval nilai. Setiap interval nilai yang digunakan diberikan bobot nilai

dari 1 sampai 10, berdasarkan pada tingkat kepentingannya dari yang terburuk

sampai yang terbaik.

1. Tingkat Kerusakan

Tingkat kerusakan dari yang terendah sampai yang tertinggi dikelompok

diberikan bobot nilai 1 – 10. Perhitungan untuk Tingkat Kerusakan dapat dilihat

pada Lampiran A. Kerusakan yang tertinggi mendapatkan bobot yang besar,

sehingga kemungkinan dilakukan rehabilitasi juga besar. Pembobotan yang

dilakukan berdasar tabel pembobotan tingkat kerusakan sebagai berikut :

Tabel 4.2. Pembobotan menurut Tingkat Kerusakan

Hasil kuisioner Bobot

< 10 %

> 10 % - 20 %

> 20 % – 30 %

> 30 % – 40 %

> 40 % – 50 %

> 50 % – 60 %

> 60 % – 70 %

> 70 % – 80 %

> 80 % – 90 %

> 90%

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Berdasarkan tabel di atas maka dilakukan pembobotan tingkat kerusakan pintu air

sebagai berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

25

25

Tabel 4.3. Hasil Pembobotan Tingkat Kerusakan

Daerah Tingkat Kerusakan

( % )

Bobot

Pintu Air 2 13,33 % 2

Pintu Air 6 13,33% 2

Pintu Air 8 35,83 % 4

Pintu Air 12 5,0 % 1

Pintu Air 16 13,33 % 2

Pintu Air 18 5,0 % 1

Pintu Air 23 5,0 % 1

Pintu Air 27 100 % 10

Pintu Air 28 13,33 % 2

Pintu Air 29 13,33 % 2

Pintu Air 34 13,33 % 2

Pintu Air 37 13,33 % 2

Pintu Air 38 13,33 % 2

Pintu Air 40 71,65 % 8

Pintu Air 42 74,99 % 8

2. Estimasi Dana

Berbeda dengan tingkat kerusakan pintu air, estimasi dana dilakukan pembobotan

dengan memberikan bobot nilai secara terbalik. Estimasi dana yang rendah

diberikan nilai yang besar sedangkan estimasi dana yang besar diberikan nilai

sebaliknya yaitu nilai kecil. Estimasi dana yang kecil maka mempunyai

kesempatan lebih besar dilakukan rehabilitasi karena terbatasnya dana rehabilitasi

sehingga perlu mendahulukan rehabilitasi daerah yang memiliki estimasi dana

kecil, yang dapat terjangkau oleh anggaran yang telah direncanakan.Perhitungan

untuk Estimasi Dana dapat dilihat pada lampiran A. Dasar pembobotan adalah

sebagai berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

26

26

Tabel 4.4. Pembobotan menurut Estimasi Dana

Estimasi Dana( Juta Rupiah ) Bobot

< 2

> 2 – 6

> 6 – 10

> 10 – 14

> 14 – 18

> 18 – 22

> 22 – 26

> 26 – 30

> 30 – 34

> 34

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

Setelah dilakukan pembobotan menurut Estimasi Dana, selanjutnya dilakukan

penilaian pada masing-masing pintu air, dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.5. Hasil Pembobotan Estimasi Dana

Daerah Estimasi Dana ( Rp ) Bobot

Pintu Air 2 2.031.574,60 9

Pintu Air 6 2.125.432,80 9

Pintu Air 8 8.131.574,60 8

Pintu Air 12 375.432,80 10

Pintu Air 16 2.031.574,60 9

Pintu Air 18 375.432,80 10

Pintu Air 23 375.432,80 10

Pintu Air 27 11.714.074,60 7

Pintu Air 28 1.631.574,60 10

Pintu Air 29 731.574,60 10

Pintu Air 34 731.574,60 10

Pintu Air 37 731.574,60 10

Pintu Air 38 731.574,60 10

Pintu Air 40 33.816.574,60 2

Pintu Air 42 22.144.074,60 4

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

27

27

3. Partisipasi masyarakat

Partisipasi masyarakat didasarkan atas hasil survei dengan menggunakan

kuisioner. Hasil kuisioner yang telah diperoleh kemudian dilakukan pembobotan

dengan memberikan nilai dari yang terkecil hingga yang yang terbesar.Penilaian

pembobotan dapat dilihat pada Lampiran B. Didapatkan interval pembobotan

sebagai berikut :

Tabel 4.6. Pembobotan Hasil Kuisioner Partisipasi Masyarakat

Hasil kuisioner Bobot

< 15

> 15 - 17

> 17 – 19

> 19 – 21

> 21 – 23

> 23 – 25

> 25 – 27

> 27 – 29

> 29 – 31

> 31

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Setelah dilakukan pembobotan hasil kuisioner, selanjutnya dilakukan penilaian

partisipasi masyarakat pada masing-masing pintu air, dengan hasil sebagai

berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

28

28

Tabel 4.7. Hasil Pembobotan Partisipasi Masyarakat

Daerah Hasil Kuisioner Bobot

Pintu Air 2 29 8

Pintu Air 6 17,5 3

Pintu Air 8 21,5 5

Pintu Air 12 25,5 7

Pintu Air 16 24 6

Pintu Air 18 26 7

Pintu Air 23 31 9

Pintu Air 27 19 3

Pintu Air 28 21,5 5

Pintu Air 29 26,5 7

Pintu Air 34 27 7

Pintu Air 37 23,5 6

Pintu Air 38 26,5 7

Pintu Air 40 20 4

Pintu Air 42 27 7

4. Luas Areal Layanan

Pembobotan luas areal layanan mulai dari yang kecil sampai yang besar. Semakin

jauh jarak dari pintu air yang satu dengan yang lain maka mendapatkan bobot

yang paling tinggi karena semakain luas daerah layanannya. Pembobotan

dilakukan sesuai tabel berikut ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

29

29

Tabel 4.8. Pembobotan Luas Areal Layanan (Jarak satu pintu ke pintu berikutnya)

Luas Areal Layanan ( m ) Bobot

< 100

> 100 - 300

> 300 – 600

> 600 – 900

> 900 – 1200

> 1200 – 1500

> 1500 – 1800

Pi1800 – 2100

> 2100 – 2400

> 2400

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Setelah dilakukan pembobotan menurut luas areal layanan, selanjutnya dilakukan

penilaian pada masing-masing pintu air, dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.9. Hasil Pembobotan Luas Areal Layanan

Daerah Luas Areal Layanan ( m ) Bobot

Pintu Air 2 100 2

Pintu Air 6 1000 5

Pintu Air 8 1300 6

Pintu Air 12 700 4

Pintu Air 16 200 2

Pintu Air 18 880 4

Pintu Air 23 2850 10

Pintu Air 27 170 2

Pintu Air 28 290 2

Pintu Air 29 170 2

Pintu Air 34 300 2

Pintu Air 37 200 2

Pintu Air 38 190 2

Pintu Air 40 1200 5

Pintu Air 42 800 4

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

30

30

4.2. Perhitungan AHP

Hasil akhir dari pembobotan kriteria dan alternatif tersebut dapat diketahui dengan

terlebih dahulu melakukan perhitungan AHP. Perhitungan AHP dilakukan dengan

menggunakan program komputer Criterium Decision Plus ( CDP ) versi 3.0 dan

secara manual dengan bantuan program Microsoft Excell.

4.2.1. Perhitungan dengan Criterium Decision Plus ( CDP ) versi 3.0

Program ini hanya menyediakan 20 block struktur hierarki, artinya dapat

membantu analisis penentuan pilihan/penentuan prioritas sampai dengan 20

alternatif. Penelitian ini struktur hierarki yang digunakan sebanyak lebih dari 20

block, karena jumlah pintu air sebanyak 42. Program CDP versi 3.0 agar dapat

dijalankan maka harus mengurangi 27 block, yaitu dengan tidak memasukkan 27

pintu air dalam perhitungan. Hal ini dilakukan karena pintu air tidak terdapat

kerusakan atau tidak adanya data kerusakan, sehingga 27 pintu air pada

perhitungan ini dianggap tidak ada.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam perhitungan dengan Criterium Decision

Plus versi 3.0 adalah sebagai berikut :

1. Menjalankan program CDP versi 3.0. Buat File Brainstorming dengan

perintah File/New lalu buat struktur permasalahan ganti goal sesuai

permasalahan, perintah Edit/Newblock/Name/ketik jenis kriteria, sesuai

kriteria yang dipilih. Ketik pada alternatif sesuai alternatif yang dipilih.

Seperti pada Gambar 4.1.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

31

31

Gambar 4.1. Brainstorming

2. Membuat file baru, dengan perintah File/New dan kemudian disimpan dengan

perintah File/Save As.

3. Membuat struktur hierarki dengan perintah View/Generate Hierarchy,( klik

To CDP ) seperti terlihat pada gambar 4.2.

4. Menentukan model AHP dengan perintah Model/Tecnique/AHP.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

32

32

Gambar 4.2. Diagram Struktur Hierarki

Diagram pada Gambar 4.2. diatas mempresentasikan keputusan untuk memilih

prioritas rehabilitasi pintu air, adapun kriteria untuk membuat keputusan tersebut

adalah tingkat kerusakan, estimasi dana, partisipasi masyarakat, dan luas areal

layanan. Alternatif yang tersedia dalam pembuat keputusan tersebut adalah pintu-

pintu air.

5. Melakukan penilaian terhadap kriteria dengan cara :

a. Klik kanan pada kotak Rehabilitasi Pintu Air

b. Lakukan perintah : Blok/rate subcriteria

c. Penilaian kriteria dengan cara, lakukan perintah : Methode/Full

Pairwise, kemudian mengisi nilai perbandingan antar kriteria, hasilnya

dapat dilihat pada Gambar 4.3.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

33

33

Gambar 4.3. Hasil Pengisian Nilai antar Kriteria

Berdasarkan hasil penilaian antar kriteria tersebut diatas yaitu antara tingkat

kerusakan dengan estimasi dana nilai 1 adalah equal ( sama penting ), antara

tingkat kerusakan dengan partisipasi masyarakat nilai 2 adalah barely better

(sama/sedikit lebih penting), tingkat kerusakan dengan luas areal layanan nilai 3

adalah weakly better ( sedikit lebih penting ) dan seterusnya. Sedangkan hasil

Consistensi Ratio = 0,057 < 0,1 (Marimin,2004) menunjukkan bahwa

pembobotan yang dilakukan pada tingkat kriteria telah konsisten, artinya dalam

memberikan bobot dan melakukan perbandingan antar kriteria dapat diterima.

6. Melakukan penilaian terhadap alternatif dengan cara yang sama seperti pada

kriteria, tetapi pada alternatif harus diubah metode pengisiannya dengan

perintah Method/Direct, kemudian memasukkan secara langsung data

alternatif pada tiap kriteria. Hasilnya akan terlihat seperti Gambar 4.4.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

34

34

Gambar 4.4. Hasil Pengisian Nilai Alternatif

Hasil yang ditunjukkan Gambar 4.4. adalah kriteria tingkat kerusakan mempunyai

nilai 2 pada Pintu Air 2 adalah Unimportant ( tidak terlalu penting ), pada Pintu

Air 6 nilai 2 adalah Unimportant ( tidak terlalu penting ), pada Pintu Air 8 nilai 4

adalah Important ( Penting ), demikian juga pada Pintu Air 12 nilai 1 adalah

trivial ( tidak penting ). Selanjutnya didapat juga hasil penilaian alternatif untuk

kriteria estimasi dana, partisipasi masyarakat dan luas areal layanan.

7. Melihat hasil akhir, gunakan perintah Result/Decision Scores, hasilnya terlihat

seperti pada Gambar 4.5.

8. Melihat hasil akhir dalam bentuk tabel gunakan perintah View/Result Data,

hasilnya terlihat seperti pada Gambar 4.6.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

35

35

Gambar 4.5. Grafik Hasil Pengolahan Akhir AHP

Hasil penentuan skala prioritas dengan metode AHP menunjukkan bahwa nilai

tertinggi decision score adalah 10,1% pada Pintu Air 27, artinya prioritas pertama

rehabilitasi Pintu Air Saluran Drainase di Kota Surakarta dilakukan pada Pintu

Air 27, prioritas kedua di Pintu Air 42 dengan skor 9,1 %, prioritas ketiga di Pintu

Air 40 dengan skor 8,4%, prioritas keempat di Pintu Air 23 dengan skor 7,8%,

prioritas kelima di Pintu Air 8 dengan skor 7,6%, begitu seterusnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

36

36

Gambar 4.6. Tabel Hasil Pengolahan Akhir AHP

Gambar 4.6. menunjukkan decision scors ( hasil akhir ) pada Pintu Air 2 = 0,057,

pada Pintu Air 6 = 0,058, pada Pintu Air 8 = 0,076, dan seterusnya. Prioritas

rehabilitasi ini sangat ditentukan oleh tingkat kerusakan pada masing-masing

pintu air yang merupakan basis dalam upaya peningkatan kinerja pintu air di

lokasi studi.

4.2.2. Perhitungan secara manual dengan Microsoft Excell.

1. Perhitungan bobot kriteria

Pada tingkat kriteria dilakukan perbandingan antar kriteria yang ada.

Perbandingan berpasangan pada tingkat kriteria yang dilakukan disajikan dalam

bentuk matrik perbandingan sebagai berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

37

37

Tabel 4.10. Matrik perbandingan tingkat kriteria

TK ED PM LA

TK 1 1 2 3

ED 1 1 2 3

PM 0,5 0,5 1 0,5

LA 0,33 0,33 2 1

Keterangan :

TK = Tingkat Kerusakan

ED = Estimasi Dana

PM = Partisipasi Masyarakat

LA = Luas Areal Layanan

a. Pembobotan Kriteria

Baris pertama dilakukan perkalian :

1 x 1 x 2 x 3 = 6

Hasil diakar pangkatkan 4 ( jumlah baris 4 ) = 4 6 = 1,565

Baris kedua dilakukan perkalian :

1 x 1 x 2 x 3 = 6

Hasil diakar pangkatkan 4 ( jumlah baris 4 ) = 4 6 = 1,565

Baris ketiga dilakukan perkalian :

0,5 x 0,5 x 1 x 0,5 = 0,125

Hasil diakar pangkatkan 4 ( jumlah baris 4 ) = 4 125,0 = 0,594

Baris keempat dilakukan perkalian :

0,33 x 0,33 x 2 x 1 = 0,217

Hasil diakar pangkatkan 4 ( jumlah baris 4 ) = 4 217,0 = 0,682

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

38

38

Jumlah total akar pangkat 4 adalah = 1,565 + 1,565 + 0,594 + 0,682

= 4,406

Bobot tiap kriteria didapat dari hasil normalisasi yaitu nilai akar pangkat 4 dibagi

dengan total jumlah nilai akar pangkat 4

Baris pertama = 406,4565,1

= 0,355

Baris kedua = 406,4565,1

= 0,355

Baris ketiga = 406,4594,0

= 0,134

Baris keempat = 406,4682,0

= 0,154

b. Nilai eigen maksimum

Eigenvalue maksimum suatu matrik tidak akan lebih kecil dari nilai n sehingga

tidak mungkin ada nilai CI negatif. Untuk mendapatkan nilai eigen maksimum,

maka koefisien pada matrik respirokal dikalikan dengan bobot yang ada. Hasil

dari operasi matrik tersebut di jumlahkan.

úúúú

û

ù

êêêê

ë

é

=

úúúú

û

ù

êêêê

ë

é

úúúú

û

ù

êêêê

ë

é

656,0

566,0

440,1

440,1

154,0

134,0

355,0

355,0

1233,033,0

5,015,05,0

3211

3211

x

Eigenvalue maksimum ( λmaks ) didapat = 1,440 + 1,440 + 0,566 + 0,656

= 4,102

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

39

39

c. Nilai indeks konsistensi ( CI )

CI = 1--

nnmaksl

, dengan n = 4

CI = 14

4102,4--

= 0,034

d. Nilai rasio konsistensi ( CR )

CR = RICI

CR = 90,0034,0

= 0,0377

Hasil perhitungan didapatkan nilai CR = 0,0377< CR yang disyaratkan yaitu 0,1

sehingga pembobotan pada tingkat kriteria telah konsisten.

2. Perhitungan bobot alternatif

Perhitungan AHP secara manual pada tingkat alternatif dilakukan perbandingan

antar alternatif yang ada. Perbandingan berpasangan pada tingkat alternatif yang

dilakukan disajikan dalam bentuk matrik perbandingan sebagai berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

40

40

Tabel 4.11. Hasil Pembobotan Tiap Alternatif

Alternatif TK ED PM LA

Pintu Air 2 2 9 8 2

Pintu Air 6 2 9 3 5

Pintu Air 8 4 8 5 6

Pintu Air 12 1 10 7 4

Pintu Air 16 2 9 6 2

Pintu Air 18 1 10 7 4

Pintu Air 23 1 10 9 10

Pintu Air 27 10 7 3 2

Pintu Air 28 2 10 5 2

Pintu Air 29 2 10 7 2

Pintu Air 34 2 10 7 2

Pintu Air 37 2 10 6 2

Pintu Air 38 2 10 7 2

Pintu Air 40 8 2 4 5

Pintu Air 42 8 4 7 4

Hasil pembobotan tiap alternatif kemudian dikalikan dengan eigenvector kriteria

maka diperoleh hasil akhir yaitu prioritas global.

úúúúúúúúúúúúúúúúúúúúúú

û

ù

êêêêêêêêêêêêêêêêêêêêêê

ë

é

=

úúúú

û

ù

êêêê

ë

é

úúúúúúúúúúúúúúúúúúúúúú

û

ù

êêêêêêêêêêêêêêêêêêêêêê

ë

é

úúúúúúúúúúúúúúúúúúúúúú

û

ù

êêêêêêêêêêêêêêêêêêêêêê

ë

é

814,5

856,4

506,5

372,5

506,5

506,5

238,5

745,6

651,6

459,5

017,5

459,5

854,5

077,5

285,5

154,0

134,0

355,0

355,0

4748

5428

27102

26102

27102

27102

25102

23710

109101

47101

2692

47101

6584

5392

2892

42.

40.

38.

37.

34.

29.

28.

27.

23.

18.

16.

12.

8.

6.

2.

X

PA

PA

PA

PA

PA

PA

PA

PA

PA

PA

PA

PA

PA

PA

PA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

41

41

Hasil tersebut kemudian dinormalisasi dan diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.12. Hasil Penilaian dan Pembobotan

Pintu Air Prioritas Rehabilitasi ( % )

Pintu Air 2 6,341 %

Pintu Air 6 6,091 %

Pintu Air 8 7,023 %

Pintu Air 12 6,549 %

Pintu Air 16 6,019 %

Pintu Air 18 6,549 %

Pintu Air 23 7,980 %

Pintu Air 27 8,092 %

Pintu Air 28 6,284 %

Pintu Air 29 6,606 %

Pintu Air 34 6,606 %

Pintu Air 37 6,445 %

Pintu Air 38 6,606 %

Pintu Air 40 5,826 %

Pintu Air 42 6,975 %

3. Contoh Perhitungan

Dari perhitungan diatas akan diperoleh hasil penilaian dan pembobotan dengan

cara sebagai berikut :

Misal pada Pintu Air 27

Hasil pembobotan tiap alternatif dikalikan dengan eigenvector kriteria, yaitu =

( 10 x 0,355 ) + ( 7 x 0,355 ) + ( 3 x 0,134 ) + ( 2 x 0,154 ) = 6,745

Kemudian hasil akhir dari setiap pintu air dijumlahkan :

( 5,285 + 5,077 + 5,854 + 5,459 + 5,017 + 5,459 + 6,651 + 6,745 + 5,238 + 5,506

+ 5,506 + 5,372 + 5,506 + 4,856 + 5,814 ) = 83,345

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

42

42

Hasil dari perkalian antara bobot tiap alternatif dengan eigenvector kriteria,

dinormalisasi dengan cara :

Misal pada Pintu Air 27 = %092,8%100345,83745,6

=x

4.3. Pembahasan

4.3.1. Hasil perhitungan Criterium Decision Plus versi 3.0

Perhitungan dengan menggunakan program Criterium Decision Plus versi 3.0

maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.13.Hasil Akhir Perhitungan AHP dari Prioritas tertinggi Sampai Terendah

Pintu Air Bobot Akhir ( % )

Pintu Air 27 10,1

Pintu Air 42 9,1

Pintu Air 40 8,4

Pintu Air 23 7,8

Pintu Air 8 7,6

Pintu Air 6 5,8

Pintu Air 29 5,8

Pintu Air 34 5,8

Pintu Air 38 5,8

Pintu Air 2 5,7

Pintu Air 12 5,7

Pintu Air 18 5,7

Pintu Air 37 5,7

Pintu Air 28 5,5

Pintu Air 16 5,4

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

43

43

0

2

4

6

8

10

12

Prio

ritas

Reh

abili

tasi

(%

)

Pint

u A

ir 2

Pint

u A

ir 6

Pint

u A

ir 8

Pin

tu A

ir 1

2

Pin

tu A

ir 1

6

Pin

tu A

ir 1

8

Pin

tu A

ir 2

3

Pin

tu A

ir 2

7

Pin

tu A

ir 2

8

Pin

tu A

ir 2

9

Pin

tu A

ir 3

4

Pin

tu A

ir 3

7

Pin

tu A

ir 3

8

Pin

tu A

ir 4

0

Pin

tu A

ir 4

2

Pintu Air

Grafik Prioritas Rehabilitasi

Hasil tersebut dapat dilihat dalam bentuk grafik sebagai berikut :

Gambar 4.7. Grafik Prioritas Rehabilitasi

Hasil perhitungan dengan CDP versi 3.0 menunjukkan bahwa pada tingkat kriteria

diperoleh nilai rasio konsistensi (CR) sebesar 0,057 dibawah nilai CR yang

disyaratkan yaitu sebesar 0,1. Jadi pembobotan yang dilakukan pada tingkat

kriteria telah konsisten, hal tersebut menunjukkan bahwa dalam memberikan

bobot dan melakukan perbandingan antar kriteria tidak terlalu banyak

penyimpangan yang terjadi, sehingga pembobotan dapat diterima dan tidak perlu

adanya pembobotan ulang.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

44

44

0.000

0.0500.100

0.1500.200

0.2500.300

0.3500.400

Pint

u A

ir 2

Pint

u A

ir 6

Pint

u A

ir 8

Pin

tu A

ir 1

2P

intu

Air

16

Pin

tu A

ir 1

8P

intu

Air

23

Pin

tu A

ir 2

7P

intu

Air

28

Pin

tu A

ir 2

9

Pin

tu A

ir 3

4P

intu

Air

37

Pin

tu A

ir 3

8P

intu

Air

40

Pin

tu A

ir 4

2

LUAS AREAL LAYANAN( Jarak )

PART ISIPASIMASYARAKAT

ESTIMASI DANA

T INGKAT KERUSAKAN

Gambar 4.8. Grafik Kontribusi Kriteria Terhadap Rehabilitasi Pintu Air

Hasil perhitungan juga menunjukkan bahwa Pintu Air 27 mendapatkan bobot

yang paling besar yaitu sebesar 10,1 %. Hal ini disebabkan oleh satu dari empat

kriteria yaitu tingkat kerusakan mempunyai nilai unggul dibandingkan dengan

pintu air yang lain. Pintu Air 27 menderita kerusakan yang jauh lebih parah

dibandingkan dengan pintu air yang lainnya jadi sepantasnya mendapatkan

prioritas rehabilitasi yang pertama. Bobot terbesar kedua adalah Pintu Air 42

sebesar 9,1 % yang salah satu kriterianya memiliki nilai yang unggul yaitu tingkat

kerusakan. Peringkat ketiga adalah Pintu Air 40 sebesar 8,4 % dengan tingkat

kerusakan yang cukup besar. Selanjutnya adalah Pintu Air 23 dan Pintu Air 8

yang memiliki bobot yang hampir sama yaitu 7,8 % dan 7,6 %, dengan memiliki

nilai kriteria yang berbeda untuk keduanya. Pintu Air 6, Pintu Air 29, Pintu Air

34, Pintu Air 38, Pintu Air 2, Pintu Air 12, Pintu Air 18, Pintu Air 37, Pintu Air

28, dan Pintu Air 16 memiliki nilai yang tidak jauh berbeda yaitu berkisar pada

5%, karena semuanya memiliki nilai kriteria yang hampir sama.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

45

45

4.3.2. Hasil Perhitungan Manual dengan Microsoft Excell

Hasil analisis dengan menggunakan program Microsoft Excell maka dapat kita

ketahui nilai dari setiap alternatif seperti terlihat dibawah ini :

Tabel 4.14. Hasil Akhir Perhitungan Secara Manual

Pintu Air Prioritas Rehabilitasi

( % )

Pintu Air 2 6,341 %

Pintu Air 6 6,091 %

Pintu Air 8 7,023 %

Pintu Air 12 6,549 %

Pintu Air 16 6,019 %

Pintu Air 18 6,549 %

Pintu Air 23 7,980 %

Pintu Air 27 8,092 %

Pintu Air 28 6,284 %

Pintu Air 29 6,606 %

Pintu Air 34 6,606 %

Pintu Air 37 6,445 %

Pintu Air 38 6,606 %

Pintu Air 40 5,826 %

Pintu Air 42 6,975 %

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

46

46

0123456789

10

Prio

ritas

Reh

abil

itas

i (%

)

Pin

tu A

ir 2

Pin

tu A

ir 6

Pin

tu A

ir 8

Pin

tu A

ir 1

2P

intu

Air

16

Pin

tu A

ir 1

8P

intu

Air

23

Pin

tu A

ir 2

7P

intu

Air

28

Pin

tu A

ir 2

9P

intu

Air

34

Pin

tu A

ir 3

7P

intu

Air

38

Pin

tu A

ir 4

0P

intu

Air

42

Pintu Air

Gambar 4.9. Prioritas Rehabilitasi Pintu Air di Wilayah Surakarta

Hasil analisis dengan menggunakan program Microsoft Excell maka dapat kita

ketahui nilai dari setiap kriteria dan alternatif seperti terlihat dibawah ini :

Tabel 4.15. Prioritas Rehabilitasi dengan Perhitungan Secara Manual dari

Tertinggi Sampai Terendah

Pintu Air Prioritas

Rehabilitasi (%)

Pintu Air 27 8,092 Pintu Air 23 7,980 Pintu Air 8 7,023

Pintu Air 42 6,975 Pintu Air 29 6,606 Pintu Air 34 6,606 Pintu Air 38 6,606 Pintu Air 12 6,549 Pintu Air 18 6,549 Pintu Air 37 6,445 Pintu Air 2 6,341

Pintu Air 28 6,284 Pintu Air 6 6,091

Pintu Air 16 6,019 Pintu Air 40 5,826

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

47

47

Tabel 4.16. Prioritas Rehabilitasi dengan Perhitungan Menggunakan Program

CDP Versi 3.0 dari Tertinggi Sampai Terendah

Hasil perhitungan secara manual pada level kriteria diperoleh nilai CR sebesar

0,0377. Nilai besaran CR secara manual mendekati dengan nilai CR hasil

perhitungan CDP 3.0 yaitu 0,057. Perbedaan angka yang terjadi dimungkinkan

terjadi akibat pembulatan pada perhitungan CDP 3.0 yang hanya memunculkan 3

angka dibelakang koma. Hasil perhitungan AHP secara manual terdapat

perbedaan jika dibandingkan dengan perhitungan yang menggunakan program

Criterium Decision Plus versi 3.0, perbedaan terjadi pada besaran nilai prioritas

pada tiap-tiap pintu air. Perbedaan tersebut membuat ada pergeseran prioritas

untuk beberapa pintu air, misalnya saja Pintu Air 23 yang semula mendapat

prioritas ke-4 bergeser pada prioritas ke-2, tetapi ada juga yang mendapatkan

prioritas yang sama walaupun prosentasenya berbeda. Hal ini dapat dimaklumi

karena dimungkinan adanya perbedaan pembulatan angka, kekurang telitian

penulis dalam menghitung, ataupun beda dalam menggunakan rumus untuk

menghitung.

Pintu Air Prioritas

Rehabilitasi (%)

Pintu Air 27 10,1

Pintu Air 42 9,1 Pintu Air 40 8,4

Pintu Air 23 7,8

Pintu Air 8 7,6

Pintu Air 6 5,8 Pintu Air 29 5,8

Pintu Air 34 5,8

Pintu Air 38 5,8 Pintu Air 2 5,7

Pintu Air 12 5,7

Pintu Air 18 5,7

Pintu Air 37 5,7 Pintu Air 28 5,5

Pintu Air 16 5,4

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

48

48

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dapat

memberikan kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil analisis dengan menggunakan CDP 3.0 prioritas rehabilitasi didahulukan

pada Pintu Air 27 dengan nilai prioritas rehabilitasi 10,1 %, sedangkan hasil

analisis secara manual rehabilitasi juga didahulukan pada Pintu Air 27 tetapi

dengan nilai prioritas rehabilitasi yang berbeda, yaitu 8,092 %.

2. Pergeseran Prioritas pintu air pada hasil perhitungan secara manual maupun

menggunakan CDP 3.0 dikarenakan oleh adanya perbedaan pembulatan

angka, kurang telitinya penulis dalam perhitungan, maupun perbedaan dalam

penggunaan rumus.

3. Hasil perhitungan secara manual pada level kriteria diperoleh nilai Rasio

Konsistensi (CR ) sebesar 0,0377. Nilai besaran CR secara manual mendekati

dengan nilai CR hasil perhitungan CDP 3.0 yaitu 0,057. Perbedaan angka yang

terjadi dimungkinkan terjadi akibat pembulatan pada perhitungan CDP 3.0

yang hanya memunculkan 3 angka dibelakang koma.

4. Dari perhitungan yang dapat kita lihat, dapat disimpulkan bahwa dibeberapa

pintu air, tingkat kerusakan menjadi prioritas utama dalam rehabilitasi pintu

air. Dilanjutkan dengan estimasi dana, luas areal layanan, serta partisipasi

masyarakat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: PRIORITAS REHABILITASI PINTU AIR SALURAN DRAINASE DI

49

49

5.2. Saran

Saran-saran yang dapat menjadi pertimbangan adalah sebagai berikut :

1. Perlu diadakannya sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya pintu air

dalam saluran drainase kota. Sehingga mampu mengurangi tingkat kerusakan

dari setiap pintu air.

2. Pemerintah dalam menangani proyek rehabilitasi pintu air hendaknya

memanfaatkan analisis Analytical Hierarchy Process (AHP) dan perhitungan

menggunakan program komputer Criterium Decision Plus (CDP) Versi 3.0,

karena :

a. Memiliki banyak keunggulan dalam proses pengambilan keputusan

dengan banyak alternatif pintu air. Tetapi program komputer Criterium

Decision Plus (CDP) Versi 3.0 juga memiliki kekurangan, yaitu hanya

bisa menyelesaikan maksimal 15 alternatif, dengan 4 kriteria dan 1 goal

dalam studi kasus rehabilitasi Pintu Air ini.

b. Berbagai keputusan yang kompleks dapat diuraikan menjadi keputusan-

keputusan yang lebih kecil, dengan demikian nantinya dapat ditangani

dengan mudah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user