print out mutu hedonik
DESCRIPTION
mutu hedonikTRANSCRIPT
Praktikum
Penilaian Makanan dengan Indera
“Uji Mutu Hedonik”
Kelompok 2
Erna Kartika Sari 2012340022
Fianeta 2012340026
Ibtisam Al-hadad 2012340064
Jurusan Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Industri Pertanian
Universitas Sahid Jakarta
2015
I. Judul Praktikum : Uji Mutu HedonikII. Tujuan Praktikum :Untuk mengetahui apakah ada perbedaan mutu dari
lima merek pada produk bakso sapi yang diujikan
III. Teori Singkat : Uji Mutu Hedonik adalah Uji hedonik yang lebih spesifik untuk
suatu jenis mutu tertentu. Uji Hedonik biasanya bertujuan untuk mengetahui respon panelis terhadap sifat mutu umum, misalnya warna, aroma, tekstur, dan rasa. Sedangkan Uji Mutu Hedonik ingin mengetahui respon terhadap sifat-sifat produk yang lebih spesifik, misalnya rasa buah dalam permen, sifat pulen atau pera pada nasi, sifat gurih pada krupuk, kelezatan dari daging panggang dan lain-lain.
IV. Metode : Bahan : Lima Merek Bakso Sapi
Alat: Pisau Talenan Wadah (piring) Panci Kompor Gas
Prosedur Kerja : Rebus bakso sampai matang kemudian tiriskan Potong menjadi beberpa bagian Simpan diatas piring Pengujian Organoleptik
V. Data dan Hasil Pengamatan :Hipotesa :
H0 :Diduga perbedaan merek tidak memengaruhi kualitas warna, aroma, tekstur
dan rasa bakso sapi.
H1: Diduga perbedaan merek mempengaruhi kualitas warna, aroma, tekstur dan
rasa bakso sapi.
Faktor dan taraf penelitian:
Faktor : merek
Taraf penelitian :
• Perlakuan A (468) : 15%
• Perlakuan B (164) : 30%
• Perlakuan C (341) : 45%
• Perlakuan D (927) : 60%
• Perlakuan E (621) : 75%
Hasil penilaian berdasarkan tingkat kesukaan
Keterangan :
Bakso A (468) :Bakso manalagi
Bakso B (164) :Super selera
Bakso C (341) :Bakso super
Bakso D (927) : So good
Bakso E (621) : Bangka
VI. Pembahasan :
Uji kesukaan juga disebut uji hedonik. Panelis dimintakan tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau sebaliknya (ketidaksukaan). Disamping panelis mengemukakan tanggapan senang, suka atau kebalikannya, mereka juga mengemukakan tingkat kesukaannya. Tingkat – tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik. Misalnya dalam hal “ suka “ dapat mempunyai skala hedonik seperti : amat sangat suka, sangat suka, suka, agak suka. Sebaliknya jika tanggapan itu “ tidak suka “ dapat mempunyai skala hedonik seperti suka dan agak suka, terdapat tanggapannya yang disebut sebagai netral, yaitu bukan suka tetapi juga bukan tidak suka
Skala hedonik dapat direntangkan atau diciutkan menurut rentangan skala yang di kehendakinya. Skala hedonik dapat juga diubah menjadi skala numerik dengan angka mutu menurut tingkat kesukaan. Dengan data numerik ini dapat dilakukan analisis secara statistik. Penggunaan skala hedonik pada prakteknya dapat digunakan untuk mengetahui perbedaan. Sehingga uji hedonik sering digunakan untuk menilai secara organoleptik terhadap komoditas sejenis atau produk pengembangan. Uji hedonik banyak digunakan untuk menilai produk akhir.
Penilaian dalam uji hedonik ini bersifat spontan.Ini berarti panelis diminta untuk menilai suatu produk secara langsung saat itu juga pada saat mencoba tanpa membandingkannya dengan produk sebelum atau sesudahnya.
Uji mutu hedonik
Berbeda dengan uji kesukaan uji mutu hedonik tidak menyatakan suka atau tidak suka melainkan menyatakan kesan tentang baik atau buruk. Kesan baik – buruk ini disebut kesan mutu hedonik. Karena itu beberapa ahli memasukkan uji mutu hedonik kedalam uji hedonik. Kesan mutu hedonik lebih spesifik dari pada sekedar kesan suka atau tidak suka. Mutu hedonik dapat bersifat umum, yaitu baik atau buruk dan bersifat spesifik seperti empuk / keras untuk daging, pulen – keras untuk nasi, renyah, liat untuk mentimun. Rentangan skala hedonik berkisar dari extrim baik sampai ke extrim jelek. Skala hedonik pada uji mutu hedonik sesuai dengan tingkat mutu hedonik. Jumlah tingkat skala juga bervariasi tergantung dari rentangan mutu yang diinginkan dan sensitivitas antar skala. Skala hedonik untuk uji mutu hedonik dapat berarah satu dan berarah dua. Seperti halnya pada uji kesukaan pada uji mutu hedonik, data penilaiaan dapat ditransformasi dalam skala numerik dan selanjutnya dapat dianalisis statistik untuk interprestasinya.
Kemudian data tersebut dianalisis menggunakan uji Anova:
a.Warna
Berdasarkan nilai signifikansi pada parameter warna yaitu 0,79 lebih besar dari
0,05 maka H0 di terima.
b. Aroma
Berdasarkan nilai signifikansi pada parameter aroma yaitu 055 lebih besar dari 0,05 , maka H0 di terima.
c. Tekstur
Berdasarkan nilai signifikansi pada parameter tekstur yaitu 0,655 lebih besar dari 0,05 maka H0 di terima.
d. Rasa
Berdasarkan nilai signifikansi pada parameter aroma yaitu 0,71 lebih besar dari 0,05 maka H0 di terima.
VII. Kesimpulan :
H0 di terima karena berdasarkan nilai signifikasi dari setiap parameter warna yaitu 0,79 parameter aroma yaitu 0,55 parameter tekstur 0,655 dan pada parameter rasa yaitu 0,71 lebih besar dari 0,05 maka perbedaan merek tidak mempengaruhi kualitas warna, aroma,tekstur dan rasa pada bakso sapi.
Dan karena H0 diterima maka tidak dilanjutkan ke uji selanjutnya yaitu Uji Duncan.
VIII. Daftar Pustaka
Anonim. http://astiandriantini.blogspot.com/2013/02/uji-hedonik_116.html
Rahmawati., Pujilestari, S. 2005. Modul Praktikum Penilaian Makanan Dengan
Indera. Universitas Sahid Jakarta.