pretest dr wim damopolii

Upload: rain-noel-sualang

Post on 06-Mar-2016

36 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pre test

TRANSCRIPT

Soal Test

Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)

Prodi-IKM KARS PASCASARJANA UNSRAT

2015

Studi Kasus

I. Rumah Sakit sebagai Lahan Bisnis

Telah lama diketahui oleh kalangan kesehatan bahwa rumah sakit itu lebih berfungsi social daripada bisnis. Oleh karena itu rumah-rumah sakit di Indonesia lebih banyak yang dikelola pemerintah maupun Yayasan. Jarang sekali kalangan swasta murni yang mau menjalankan bisnis lewat usaha perumah sakitan. Tapi sejak dipacunya pendirian rumah-rumah sakit swasta oleh pemerintah dengan kemudahan-kemudahan untuk profit making tanpa meninggalkan fungsi sosialnya, banyak bermunculan rumah sakit modern swasta di Jakarta khususnya, yang dimiliki oleh kalangan swasta murni. Disalah satu rumah sakit swasta serupa inilah kasus ini terjadi.

Rumah sakit swasta ini dibawah Yayasan X yang beranggotakan para pemilik swasta murni bukan dokter. Direktur rumah sakit ini adalah seorang dokter umum yang ditunjuk oleh ayahnya yang kebetulan jadi Ketua Yayasan. Rumah sakit umum yang modern ini ditangani oleh banyak spesialis terkenal dan para pengelola mendapat gaji yang cukup tinggi agar mereka bisa bekerja maksimal untuk rumah sakit. Ternyata rumah sakit ini berjalan tidak seperti yang diharapkan. Pasien-pasien rawat jalan maupun rawat inap yang semula jumlahnya memadai (acceptable BOR) menjadi makin surut. Spesialis-spesialis terkenal yang semula meramaikan rumah sakit berdasarkan kontrak pembagian keuntungan disamping sejumlah uang ikatan, sudah meninggalkan rumah sakit tersebut.Masalah ada pada Ketua Yayasan khususnya dan para anggota Yayasan pada umumnya yang selalu ikut campur dalam pelaksanaan manajemen karena mereka ingin cepat kembalinya modal. Seperti diterapkannya disiplin kaku oleh Direktur yang selalu menjalankan kemauan Yayasan secara authoriter, penentuan tarif konsultasi maupun perawatan yang business oriented dan diterapkan secara ketat tanpa kecuali. Teguran-teguran kepada para spesialis yang datang terlambat secara kasar.

Yang terakhir, beberapa wakil Direktur telah mengundurkan diri dan telah diganti oleh dokter-dokter yang pernah menjadi teman sekuliah Direktur di Fakultas Kedokteran, dengan harapan akan lebih mudah untuk bekerja sama.

Pertanyaan :

1. Menurut saudara, apa yang menyebabkan para spesialis terkenal meninggalkan rumah sakit ini? Jelaskan jawaban saudara.

2. Menurut saudara, sudah benarkah cara penunjukan Direktur rumah sakit ini? Bagaimana dampak hubungan Direktur dengan Ketua Yayasan seperti tersebut diatas dari aspek manajamen modern ?

3. Dapatkan penunjukan wakil-wakil Direktur baru yang teman sekuliah itu, menjamin kesuksesan rumah sakit ini dimasa mendatang ? Jelaskan kjawaban saaudara.

II. Filosofi Rumah Sakit dan Sasarannya.Sebuah rumah sakit umum X yang cukup besar di Jakarta telah berjalan bertahun-tahun secara rutin. Semula rumah sakit ini berjalan dengan baik, baik pasien poliklinik maupun pasien rawat inapnya cukup banyak. Dokter-dokter spesialis yang baik juga berpraktek disitu dengan sistim pembagian pendapatan yang telah disepakati bersama untuk kedua jenis pasien tersebut diatas. Ketika rumah-rumah sakit swasta baru banyak bertumbuhan di daerah-daerah pemukiman di Jakarta dan lingkungan rumah sakit X sekarang menjadi lebih dominan sebagai daerah perkantoran, maka sistim manajamen lama yang telah berjalan rutin tersebut menjadi tidak efektif dan efisien lagi. Kerugian demi kerugian sering dialami rumah sakit ini. Direktur lama menganggap situasi ini sebagai kejenuhan pasar, sehingga dia hanya terus melakukan berbagai pendekatan penghematan, yang dampaknya justru menimbulkan kelesuan kerja para tenaga medis dan non medis.Untunglah keadaan ini segera dirasakan oleh pengurus Yayasan Rumah Sakit yang segera mengadakan rapat memutuskan perlunya dicari Direktur Profesional untuk menanggulangi kelesuan ini. Direktur baru yang kebetulan seorang MHA (Master of Hospital Administration), setelah mempelajari permasalahan rumah sakit ini sampai kepada asumsi bahwa pernyataan direktur lama ada benarnya, bahwa lingkungan rumah sakit ini, yang dapat menarik pasien-pasien dari wilayah manapun. Direktur lalu mencanangkan filosofi rumah sakit yang harus dihayati oleh seluruh karyawan medis maupun non medis yaitu: Inovasi adalah essensi dari rumah sakit.Dia mengumpulkan seluruh karyawan, kemudian karyawan-karyawan medis dan non medis secara terpisah, yang meyakinkan mereka bahwa setiap karyawan itu merupakan asset yang bernilai, mempunyai keunikan masing-masing dan memberikan kontribusi bagi rumah sakit. Kepada para tenaga medis diyakinkan bahwa rumah sakit umum harus inovatif, artinya setiap bagian harus memiliki keistemewaan masing-masing, umpamanya bagian penyakit dalam dengan keistimewaan perawatan parunya, bagian penyakit mata dengan perawatan canggih untuk katarak, bagian bedah dengan transplantasi ginjalnya dll. Pokoknya selalu dipikirkan dan dikenalkan paket-paket pelayanan baru. Direktur juga aktif mempromosikan keistemewaan ini dalam setiap kesempatan tapi dalam batas-batas etika promosi dibidang kesehatan. Karena filosofi yang dicanangkan tersebut maka pola manajamen disesuaikan dengan manajamen partisipatif supaya meningkatkan motivasi karyawan penunjang, perawat dan dokter disamping sistim insentifnya yang juga disesuaikan dengan prestasi kerja nyata dari masing-masing karyawan medis dan non medis.

Dalam waktu satu tahun sejak kebijaksanaan ini diterapkan sudah terlihat kemajuan yang sesuai dengan arah yang diharapkan yaitu mulai meningkatnya jumlah pasien rawat jalan dan rawat inap yang datang dari luar radius lingkungan rumah sakit ini.Pertanyaan:

1. Apa pendapat Saudara, mengapa Direktur yang baru tidak melakukan restrukturisasi organisasi dan penggantian personil pada jabatan-jabatan tertentu, untuk menanggulangi permasalahan rumah sakit yang termasuk gawat ini ? Jelaskan jawaban Saudara.

2. Lalu, aspek saja yang diperbaiki dalam manajamen rumah sakit ini ?

3. Menurut Saudara, apa yang menyebabkan timbulnya tanda-tanda keberhasilan tersebut diatas? Jika Saudara nanti ditunjuk jadi Direktur sebuah rumah sakit umum apakah Saudara akan menerapkan filosofi dan pola manajemen seperi itu ? Mengapa?III. Mengembangkan kualitas pelayanan di rumah sakit.Disebuah rumah sakit semi-pemerintah yang besar di Jakarta, direkturnya telah mengirimkan seorang dokter ke Amerika Serikat untuk mengikuti kursus singkat tentang mutu pelayanan rumah sakit (quality control). Dia berpendapat bahwa peningkatkan mutu pelayanan dirumah sakitnya merupakan suatu keharusan kalau ingin bersaing dengan pelayanan rumah-rumah sakit swasta modern di Ibukota ini.

Setalah dokter X ini menyelesaikan kursus singkatnya, dalam rapat antara para dokter, segera saja diumumkan oleh direktur bahwa dia ditunjuk untuk bertanggung jawab dan menjalankan tugas atas nama direktur dalam meningkatkan kualitas pelayanan kepada para pasien dirumah sakit ini. Dokter X yang kebetulan juga sebagai spesialis terkenal dan sibuk, segera berceramah dan menggambarkan tugas-tugasnya nanti tentang quality control ini dan meminta kesadaran dan kerjasama dari para dokter. Akan segera dibuatkan berbagai forms yang memudahkan para dokter untuk mengisinya, serta harus diparaf oleh dokter yang bersangkutan setelah diisi. Isiannya sebetulnya seperti status pasien pada umumnya, hanya bersifat lebih mendetil dan bisa diukur (multiple choice).

Sebetulnya pekerjaan tambahan ini tidak begitu merepotkan. Tapi aplikasinya yang dianggap oleh para dokter terlalu mendadak, membuat keterkejutan dan tentu saja tanpa persiapan mental yang baik. Belum lagi dokter X yang bertanggung jawab dengan tugas ini, kenyataannya ditunjuk dalam program ini sebagai tugas sambilan (karena belum ada jabatan resmi untuk tugas ini), dimana dia sebagai seorang spesialis terkenal, juga sudah sangat sibuk. Akibatnya dia juga melimpahkan tugas harian quality control ini kepada masing-masing kepala perawat bangsal dan poliklinik, untuk mengejar-ngejar dokter melengkapi dan menanda-tangani isian tentang mutu pelayanan ini.Buat para dokter, prosedur semacam ini sangat mengganggu waktu dan harga dirinya, seolah-olah mereka diawasi oleh para perawat dimana mereka tidak bisa marah kepada perawat tersebut karena nyatanya para perawat ini hanya menjalankan tugas direktur (meskipun kadang-kadang ada ada perawat yang besar kepala dan menjengkelkan). Baru berjalan beberapa bulan saja, program ini sudah sangat menggelisahkan para dokter bahkan dalam suatu rapat dokter ada seorang spesialis lainnya yang mengancam akan keluar kalau terus diburu-buru oleh para perawat tersebut. Untunglah direktur ini cepat tanggap dan untuk sementara program ini dihentikan.

Pertanyaan:

1. Dari aspek persepsi, menurut saudara, apa yang salah dari pelaksanaan program ini? Jelaskan.

2. Mengenai program Quality control sendiri, bagaimana menurut persepsi saudara, apa sudah saatnya untuk diaplikasikan di rumah-rumah sakit di Indonesia ? Mengapa?

3. Jika Saudara menjadi Direktur rumah sakit ini, setujukah saudara dengan penghentian program ini ? Jelaskan pendapat saudara.