prespoint 12 hal -...

1

Upload: lyngoc

Post on 06-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Selasa, 26 April 2016 23P E R B A N K A N

Nasabah melakukan transaksi di Galeri Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di Bandung, Jawa Barat, Senin (25/4). Jum lah jaringan kantor perbankan mengalami tren penurun-an sejalan dengan dorongan Otoritas Jasa Keuangan un tuk meningkatkan efisiensi. Berdasarkan data Statistik

Per bankan Indonesia (SPI) yang dipublikasikan OJK, Per Feb ruari 2016, dari 118 bank, jumlah kantor tercatat sebanyak 32.897. Sementara per Januari 2016, jumlah jaringan kantor bank mencapai 32.949 kantor.

Abdul [email protected]

Bagi entrepreneur, bukan rahasia lagi bila mengaju-kan permohonan pinjaman di bank adalah hal yang

gampang-gampang susah. Gampang bagi yang usahanya

mapan dan sudah menghasil-kan profit. Akan tetapi, susah bagi pemilik usaha rintisan atau yang kini dikenal dengan istilah start up.

Apakah bank salah? Belum tentu. Pasalnya sebagai lembaga interme-diasi bank dituntut untuk meme-gang teguh prinsip kehati-hatian (prudential pricipal). Oleh karena itu, bank tak boleh serampangan memberi pinjaman. Salah-salah, justru bank yang kena batunya.

Sebagai solusi, start up entre-preneur bisa memperoleh bantuan modal dari perusahaan ventura capi-tal. Pada masa lalu, konsep pemberi-an modal seperti ini belum jamak.

Namun, seiring dengan kemaju-an teknologi, di mana start up ber-basis teknologi kian berkembang, penyertaan modal dari perusahaan ventura tumbuh bak jamur di musim hujan.

Bukalapak belum tentu sebesar sekarang andai tak mendapat kucuran investasi dari Aucfan dan East Ventures.

Pun dengan Go-Jek Indonesia yang mendapat suntikan dana segar hingga puluhan juta dolar AS dari Northstar Group milik taipan Patrick Walujo.

Nah, rupanya industri perbankan tak tinggal diam melihat tren bisnis ini. Sebagian bahkan mulai berpikir untuk meninggalkan konsep tra-ditional banking yang sekadar sebagai tempat menyimpan dan menyalurkan uang.

PT Bank Maybank Indonesia Tbk. salah satunya. Direktur Maybank Indonesia Jenny Wiriyanto secara lugas mengatakan saat ini sudah tak bisa lagi bank menjalankan cara lama dalam menyalurkan dana, apabila tak

ingin ketinggalan kereta. Mereka tengah meramu strategi

untuk ikut dalam pembiayaan start uap, khususnya bagi pebisnis muda atau dikenal dengan istilah generasi milenial.

“Ini bocoran ya? Kami tengah mengembangkan produk yang pasarnya adalah generasi mileni-al. Basic-nya tetap saving tapi nanti akan menuju ke pembiayaan start up,” ujarnya.

Bahkan, di skala regional, Maybank sudah melaksanakan kompetisi start up business yang menjaring sekitar 10 start up terbaik, 3 di antaranya berasal dari Indonesia.

Jenny mengutarakan pihaknya tengah fokus pada bisnis anak muda dan mendukung dalam segala hal.

Maybank tak sendiri. Menurut catatan Bisnis, di Indonesia sudah ada beberapa bank yang secara terang-terangan masuk ke bisnis ini.

Hanya saja, sebagian besar masih meraba-raba potensi risikonya. Sebab seperti diulas di atas, bank mesti mempertimbangkan faktor risiko demi menjaga prinsip kehati-hatian.

Hal ini diakui oleh Steffano Ridwan selaku Director of SME PT Bank DBS Indonesia (DBSI).

Ridwan mengatakan DBSI sudah masuk ke tahap pengkajian men-dalam mengenai rencana bisnis ter-sebut. Namun, dia belum memas-tikan apakah akan direalisasikan pada tahun ini.

“Kami mulai meng-explore. Kami sedang coba mengerti secara men-dalam soal start up,” ujarnya.

Menurutnya, start up merupakan peluang bisnis yang cukup potensial. Apalagi tren bisnis sekarang memang mengarah ke sana. Namun, ungkapnya, tantang-an yang dihadapi adalah minimnya laporan yang solid, karena start up merupakan bisnis baru.

“Di situ challenge-nya. Saya rasa bukan hanya DBS yang mengalami tapi semua bank yang ingin masuk di bisnis ini juga punya masalah

yang sama,” jelasnya.

BERI PEMBINAANPT Bank Central Asia Tbk. pun

demikian. Sampai saat ini, BCA masih fokus memberikan pelatihan dan pembinaan kepada usaha rintis-an agar bisa lebih berkembang dan dapat dikategorikan bankable untuk memperoleh pinjaman dari bank.

“Sampai saat ini kita lebih melihat pada pelatihan karena untuk pem-biayaan kan perbankan ada regulasi yang harus dipenuhi. Jadi kita men-coba memberikan bantuan dalam bentuk pembinaan,” kata Sekretaris Perusahaan BCA Inge Setiawati.

United Overseas Bank Limited (UOB) selangkah lebih maju. Bank asal Singapura ini bahkan sudah menerapkan mekanisme yang mirip dengan perusahaan ventura yakni memberikan bantuan modal, tetapi dengan imbalan kepemilikan saham.

Sebanyak 30 perusahaan start up dipilih untuk menjalankan program akselerasi selama 100 hari yang diselenggarakan oleh The FinLab.

UOB akan memberikan dana sebesar US$30.000 bagi setiap peru-sahaan start up sebagai modal awal dengan imbal balik kepemilikan saham sebesar 6%.

Program pengembangan start up tersebut, bekerja sama dengan The FinLab yang merupakan perusahaan patungan antara UOB dengan Infocomm Investments Pte Ltd (IIPL).

Tak hanya bank konvensional. Bank syariah pun diarahkan untuk sedini mungkin menggarap ‘kue ekonomi’ ini.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad beberapa waktu lalu menga-takan tahun ini OJK mendorong bank-bank syariah untuk lebih luas dan gencar melakukan ekspansi.

“OJK menggiring bank-bank syariah untuk bisa masuk dalam pembiayaan di sektor maritim, industri kreatif dan juga start up,” pungkasnya.

�EKSPANSI KREDIT

Berebut Kue dari Perusahaan Pemula

�JUMLAH KANTOR BANK MENURUN

Bisnis/Rachman

�KINERJA BANK

BTN Untung,Permata Buntung

Abdul Rahman, Eka Chandra Septarini, &

Hendri T. [email protected]

Laba BBTN ditopang oleh penda-patan bunga (net interest income/NII) sebesar Rp1,8 triliun. Perseroan juga memupuk pendapatan berbasis komisi (fee based income/FBI) sebe-sar Rp262 miliar.

Direktur Utama BTN Maryono op-timistis pada akhir tahun perseroan mampu mengantongi laba Rp2,4 trili-un dengan melihat kinerja pada awal tahun ini. “Kami optimis sesuai tar-get,” ujarnya di Jakarta, Senin (25/4).

Dalam paparan kinerja tersebut, Maryono mengutarakan bahwa BTN membukukan pertumbuhan kredit dan pembiayaan sebesar 18,9% men jadi Rp143 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp120 triliun.

Bank yang sebelumnya bernama postspaarbank ini mampu memacu dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 20% menjadi Rp131 triliun dari pe-riode sebelumnya Rp109 triliun. Per-tumbuhan DPK ini melampaui rata-rata industri yang tumbuh 6,9%.

Dengan pencapaian kinerja kredit dan dana, aset BTN pun tumbuh 19,5% dari periode sebelumnya Rp149 triliun menjadi Rp178 triliun.

Dalam kesempatan itu, Maryono men janjikan untuk menurunkan su ku bunga dasar kredit hingga sing-le digit pada tahun ini. Bank pelat me rah ini menargetkan pada Oktober bunga kredit sudah ada di posisi 9%.

Dia mengklaim hingga bulan ini

per seroan memangkas bunga kredit se banyak dua kali. Masing-masing pa da Februari sebesar 0,5% dan April sebesar 0,25%.

“Jadi total kami sudah turunkan 75 basis poin. Oleh karena itu kami optimis pada bulan Oktober sudah bisa single digit,” katanya.

Dari situs resmi bank berkode emi-ten BBTN ini, SBDK per 31 Ma ret untuk kredit korporasi sebesar 11,25%, kredit ritel 12%, kredit kon sumsi untuk Kredit kepemilikan Rumah (KPR) 10,75% dan non KPR 11,75%.

BANK PERMATASementara itu, PT Bank Permata

Tbk. pada tiga bulan pertama tahun ini masih mencatatkan kerugian ber-sih Rp376 miliar, dibandingkan de-ngan periode yang sama tahun lalu mencetak laba bersih Rp567 miliar.

Kerugian yang dialami Bank Per mata mengecil dibandingkan dengan posisi kuartal IV/2015 yang merugi Rp691 miliar. Beban pencadangan melonjak 552% menjadi Rp1,55 triliun.

“Dibandingkan dengan kuartal IV/2015, beban pencadangan turun 24%, sementara kerugian turun 46%,” kata Roy Arfandy, Direktur Utama Bank Permata, dalam siaran pers, Senin (25/4).

Roy menyampaikan laba operasio-

nal sebelum pencadangan Bank Per-mata sebenarnya tumbuh 7% diban-dingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year on year/y-o-y).

Namun, menurutnya, bank mencatat-kan kerugian pada kuartal I ini karena mengalokasikan beban pen cadangan dalam jumlah yang signifikan.

“Beban pencadangan yang lebih ting gi ini merupakan langkah teren-cana yang diambil untuk meningkat-kan kualitas aset Bank,” terangnya.

Sandeep Jain, Direktur Keuangan Bank Permata, menambahkan total pen dapatan operasional perseroan tum buh 4% (y-o-y) menjadi Rp2,17 tri liun, didorong oleh peningkatan mar jin bunga bersih, pertumbuhan pendapatan berbasis biaya, serta ting-ginya kenaikan pendapatan syariah sebesar 13%.

“Pencapaian tersebut, bersama de-ngan rights issue senilai Rp5,5 triliun yang rencananya akan dilakukan pada Juni, akan memperkuat landas-an pertumbuhan bank,” ujarnya.

Pendapatan bunga bersih Bank Permata tercatat tumbuh menjadi Rp1,54 triliun dari sebelumnya Rp1,50 triliun pada tahun sebelum-nya, meskipun mencatat penurunan kredit sebesar 6%.

Hingga 31 Maret 2016 Bank Per-mata tercatat membukukan penurun-an aset sebesar 8% (y-o-y) menjadi Rp175 triliun, terutama didorong oleh penurunan kredit sebesar 6% (y-o-y) menjadi Rp123 triliun pada Maret 2016.

�BANK SYARIAH

BSM Genjot Komisi dari SARJAKARTA — PT Bank Syariah Man-

diri menggarap penjualan bank notes Saudi Arabian Riyal (SAR) guna me ningkatkan pendapatan berbasis komisi atau fee based income dari bisnis treasury perseroan.

Direktur Wholesale Banking BSM Kus man Yandi mengatakan tahun ini, per seroan mendapat peluang be sar untuk menggarap penjualan bank notes SAR seiring dengan wa cana perubah-an kebijakan dari Kemenag menge-nai living cost bagi jamaah haji.

Menurutnya, living cost yang semula diberikan dalam bentuk SAR, tahun ini bakal diberikan dalam ben-tuk Rupiah.

“Sekarang dikasih Kemenag dalam bentuk Rupiah. Living cost yang di-pakai di Tanah Suci, jadi tawarkan ini untuk ubah Rupiah ke bank notes Riyal,” katanya saat berbincang deng-an media, Senin (25/4).

Kusman menambahkan kebijakan tersebut memang belum diputuskan secara final oleh Kemenag. Namun, dia menilai penjualan Riyal dapat men jadi alternatif bisnis perseroan meng ingat transaksi forex dalam dolar AS mengalami tren penurunan.

Menurutnya, penurunan transaksi fo rex dalam dolar AS karena adanya ke-bijakan Bank Indonesia terkait penggu-naan Rupiah dalam bertransaksi dalam negeri. “Kebijakan ini sangat bagus untuk mendorong perekonomian, tetapi bagi kami challenging,” ujar Kusman.

Adapun dengan adanya wacana ke bijakan tersebut, Kusman menga-takan perseroan optimistis tahun ini dapat menjual bank notes Riyal hing-ga SAR50 juta. Sementara tahun lalu, penjualan bank notes Riyal perseroan hanya sebesar SAR 4,5 juta.

Dengan menggarap bisnis ini lebih agresif, Kusman meyakini target

per tumbuhan fee based income dari transaksi forex sebesar 43% atau se nilai Rp29,7 miliar dapat tercapai. Adapun sepanjang tahun lalu, fee based income dari transaksi forex men capai Rp20,5 miliar.

Untuk mencapai target tersebut, lanjut Kusman, BSM telah membu-ka outlet money changer di kantor pusat yang telah beroperasi beberapa waktu lalu. Bahkan, bila program ini berhasil akan dilanjutkan di wilayah lain yang potensial.

Kusman mengatakan penjualan bank notes ini akan maksimal dila-kukan saat menjelang momen haji dan umrah.

Menurutnya, perseroan bakal me-ningkatkan kerja sama dengan biro perjalanan penyelenggara umrah dan haji serta akan membuka outlet pembayaran living cost dan penukaran uang di beberapa embarkasi. (Ihda Fadila)

�PT Bank Permata Tbk. pada tiga bulan pertama tahun ini masih mencatat-kan kerugian bersih Rp376 miliar

JAKARTA — PT Bank Tabungan Negara Tbk. pada kuartal I/2016 membukukan laba bersih sebesar Rp491 miliar, naik 22% dibandingkan dengan pe-

riode yang sama tahun lalu.

Uraian BTN Permata

Aset 178 175Kredit 143 123Laba 0,491 -0,376

Kinerja Bank BTN & Bank Permata (Rp Triliun)

Sumber: Laporan keuangan bank, kuartal I/2016BISNIS/HUSIN PARAPAT

pusdok
Typewritten Text
Bisnis Indonesia, Investor, 26 April 2016