preskes bedah anak omphalocele

Upload: sofi-wardati

Post on 04-Jun-2018

252 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • 8/13/2019 Preskes Bedah Anak Omphalocele

    1/13

    1

    PRESENTASI KASUS

    SEORANG BAYI LAKI-LAKI USIA 1,5 BULAN DENGAN OMFALOKEL

    Oleh:

    Sofi Wardati

    G99122105

    Pembimbing:

    dr. Suwardi, Sp.B, Sp.BA

    KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU BEDAH

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR MOEWARDI

    S U R A K A R T A

    2013

  • 8/13/2019 Preskes Bedah Anak Omphalocele

    2/13

    2

    BAB I

    STATUS PASIEN

    A.ANAMNESIS

    I. Identitas Pasien

    Nama : An. V

    Umur : 1,5 bulan

    Jenis kelamin : Laki-laki

    Agama : Islam

    Alamat : Kradenan, Grobogan, Jawa Tengah

    Nama ayah : Tn. S

    Pekerjaan ayah : Pedagang

    Nama ibu : Ny. SS

    Pekerjaan ibu : Pedagang

    Tanggal Masuk : 25 Oktober 2013

    Tanggal Periksa : 25 Oktober 2013

    Status pembayaran : Umum

    II. Keluhan Utama

    Tampak massa tertutup selaput keluar dari dinding perut

    III. Riwayat Penyakit Sekarang

    36 hari sebelum masuk rumah sakit pasien lahir dengan keadaan usus di luar

    dinding abdomen dan tertutup selaput. Pasien lahir spontan, cukup bulan, dengan

    pertolongan bidan. Pasien lahir dari ibu dengan P4A1. Oleh bidan pasien dirujuk ke

    RSUD Purwodadi, sempat dirawat selama 5 hari lalu pasien pulang APS. 1 hari yang lalu

    pasien dibawa berobat ke RS Permata Bunda Purwodadi karena pasien terlihat sangat

    pucat. Pasien diberi infus, injeksi obat-obatan, dan dirawat selama 1 hari. Karena

    keterbatasan sarana, pasien dirujuk ke RSDM. BAB (+), BAK (+) tanpa ada keluhan,

    diet ASI banyak, demam (-), muntah (-).

    IV. Riwayat Kelahiran

    Usia kehamilan : 40 minggu

    Berat badan lahir : 3000 gram

  • 8/13/2019 Preskes Bedah Anak Omphalocele

    3/13

    3

    Usia ibu saat melahirkan : 28 tahun

    Pasien lahir spontan per vaginam, ditolong oleh bidan, cukup bulan, langsung

    menangis saat lahir dan langsung keluar BAB (mekonium).

    V Riwayat Kehamilan dan Prenasi

    Riwayat ANC : rutin di bidan setempat dan dokter kandungan, 3 bulan terakhir pasien

    rutin USG di dokter kandungan dan tidak menemukan kelainan pada

    janinnya.

    Riwayat sakit saat hamil : disangkal

    Riwayat konsumsi jamu dan obat saat hamil : disangkal

    VI. Riwayat Imunisasi

    Pasien telah mendapatkan imunisasi sesuai dengan usianya yaitu Hep B.

    VII. Genogram

    Keterangan :

    : Laki-laki

    : Perempuan

    : Pasien

    B. PEMERIKSAAN FISIK

    a.Keadaan umum : compos mentis, pasien tampak baik, gizi kesan baik

    BB : 3000 gram

    PB : 50 cm

    b. Vital sign :

    S : 36,8 C per aksier

    N : 120 kali per menit, regular, simetris, isi dan tegangan cukup

    RR : 52 x/menit

    b. Kepala : mesocephal

    c. Mata : refleks cahaya (+/+), konjungtiva pucat (+/+), sklera ikterik (+/+),

  • 8/13/2019 Preskes Bedah Anak Omphalocele

    4/13

    4

    pupil isokor (2mm/2mm),

    d. Telinga : sekret (-/-), darah (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-), nyeri tragus (-/-).

    e. Hidung : bentuk asimetris, napas cuping hidung (-), secret (-), keluar darah (-).

    f. Mulut : gusi berdarah (-), lidah kotor (-), jejas (-), maloklusi (-).

    g. Leher : pembesaran tiroid (-), pembesaran limfonodi (-), nyeri tekan (-), JVP

    tidak meningkat.

    h. Thorak : bentuk normochest, ketertinggalan gerak (-).

    i. Jantung

    Inspeksi : ictus cordis tidak tampak.

    Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat.

    Perkusi :batas jantung kesan tidak melebar.

    Auskultasi :bunyi jantung I-II intenstas normal, regular, bising (-).

    j. Pulmo

    Inspeksi : pengembangan dada kanan sama dengan kiri.

    Palpasi : fremitus raba kanan sama dengan kiri

    Perkusi : sonor/sonor.

    Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+) normal, suara tambahan (-/-).

    k. Abdomen

    Inspeksi : dinding perut // dinding dada

    Auskultasi : bising usus (+)

    Perkusi : timpani

    Palpasi : supel, nyeri tekan sulit dievaluasi, hepar dan lien sulit

    dievaluasi

    l. Genitourinaria : BAK Kuning, BAK darah (-), BAK nanah (-),

    nyeri BAK (-).

    m. Muskuloskletal : nyeri pada anggota gerak(-) , kelemahan pada anggota

    gerak(-), ROM terbatas pada anggota gerak(-)

    n. Ekstremitas

    Akral dingin Oedema

    - -

    - -

    - -

    - -

  • 8/13/2019 Preskes Bedah Anak Omphalocele

    5/13

    5

    Status Lokalis

    Regio Abdomen :

    Umbilical cord (+), tampakdefek pada umbilical cord

    dengan ukuran 1x1 cm

    Tampak massa berbentukbulat dengan isi tidak

    tampak jelas dan tertutup

    jaringan fibrotik (+), keluar

    cairan serous berwarna

    kuning, bau (+)

    C. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    I. Pemeriksaan Laboratorium

    Hematologi rutin

    Hb : 3,2 g/dl

    Hct : 10%

    AL : 64,4 ribu/ul

    AT : 152 ribu/ul

    AE : 1,21 juta/ul

    Indeks Eritrosit

    MCV : 81%

    MCH : 26,4%

    MCHC : 32,7%

    RDW : 18,7%

    MPV : 9%

    PDW : 17%

    Hitung jenis

    Eusinofil : 0,6%

    Neutrofil : 74,6%

    Basofil : 0,2%

    Limfosit : 20,60%

    Monosit : 4%

    Kimia Klinik

    GDS : 144 mg/dl

    Bilirubin total : 11,35 mg/dl

    Albumin : 2,9 g/dl

    Elektrolit

    Natrium : 116 mmol/ L

    Kalium : 3,6 mmol/L

    Cloride : 91 mmol/ L

    Gol. Darah : B

    HbsAg : nonreaktif

  • 8/13/2019 Preskes Bedah Anak Omphalocele

    6/13

    6

    II. Pemeriksaan Rontgen

    Rontgen baby gram :

    Cor : besar dan bentuk normal

    Pulmo : tampak perselubungan dengan air

    bronchogram di parahiller kiri dan kanan

    Sinus costophrenicus kanan dan kiri tajam

    Hemidiafragma kan dan kiri normal

    Trakea di tengah

    Sistema tulang baik

    Kesan: Bronchopneumonia

    D. ASSESMENT

    1. Omfalokel2. Sepsis3. Anemia normositik hipokromik e.c dd penyakit kronis4. Hiperbilirubinemia5. Gizi baik (antropometri)

    E. PlANNING

    1. MRS Bangsal2. Perbaikan Hb3. Cek albumin4. Diet ASI5. Rawat tegak kering6. Pro tutup defek (setelah perbaikan KU)

  • 8/13/2019 Preskes Bedah Anak Omphalocele

    7/13

    7

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    1. DefinisiOmfalokel atau disebut juga exomfalos adalah keluarnya organ intra peritoneal

    melewati umbilcal cord yang dilapisi membran amnion. Ini dapat terjadi bila

    terdapat kegagalan intestine kembali ke rongga abdomen dalam minggu ke-10 kehidupan

    janin dalam kandungan. Kegagalan ini juga menerangkan tentang insiden malrotasi yang

    tinggi pada omfalokel. Defek dinding abdomen sekitar umbilikus ini ditutup oleh lapisan

    transparan yang terdiri dari lapisan amnion di bagian luar dan lapisan peritoneum di

    bagian dalam. Tali pusar terdapat pada puncak kantong ini. Lapisan transparan

    mempunyai vaskularisasi minim sehingga cepat terjadi nekrosis dan rawan terhadap

    infeksi.

    Omfalokel (eksomfotos) merupakan suatu cacat umbilicus, tempat usus besar dan

    organ abdomen lain dapat menonjol keluar. Ia bisa disertai dengan kelainan kromosom,

    yang harus disingkirkan. Cacat dapat bervariasi dan diameter beberapa centimeter sampai

    keterlibatan dinding abdomen yang luas. Organ yang menonjol keluar ditutupi oleh

    lapisan tipis peritoneum yang mudah terinfeksi. Rongga abdomen sendiri sangat kecil,

    sehingga perbaikan bedah bisa sangat sulit atau tidak mungkin, kecuali bila dinding

    abdomen yang tersisa cukup dapat direntang untuk memungkinkan penempatan kembali

    isi abdomen. Penggantinya, cacat ini dapat ditutupi dengan bahan sintetis seperti silastic,

    yang dapat digulung ke atas, sehingga usus dapat didorong masuk secara bertahap ke

    dalam rongga abdomen dalam masa beberapa minggu.

  • 8/13/2019 Preskes Bedah Anak Omphalocele

    8/13

    8

    2. EtiologiPenyebab pasti terjadinya omfalokel belum jelas sampai sekarang. Beberapa

    faktor resiko atau faktor-faktor yang berperan menimbulkan terjadinya omfalokel

    diantaranya adalah infeksi, penggunaan obat dan rokok pada ibu hamil, defisiensi asam

    folat, hipoksia, penggunaan salisilat, kelainan genetik serta polihidramnion.

    Menurut Glasser ada beberapa penyebab omfalokel, yaitu:

    1. Faktor kehamilan dengan resiko tinggi, seperti ibu hamil sakit dan terinfeksi,penggunaan obat-obatan, merokok dan kelainan genetik. Faktor-faktor

    tersebut berperan pada timbulnya insufisiensi plasenta dan lahir pada umur

    kehamilan kurang atau bayi prematur, diantaranya bayi dengan gastroschizis

    dan omfalokel paling sering dijumpai.

    2. Defisiensi asam folat, hipoksia dan salisilat menimbulkan defek dindingabdomen pada percobaan dengan tikus tetapi kemaknaannya secara klinis

    masih sebatas perkiraan. Secara jelas peningkatan MSAFP (Maternal Serum

    Alfa Feto Protein) pada pelacakan dengan ultrasonografi memberikan suatu

    kepastian telah terjadi kelainan struktural pada fetus. Bila suatu kelainan

    didapati bersamaan dengan adanya omfalokel, layak untuk dilakukan

    amniosintesis guna melacak kelainan genetik.

    3. Polihidramnion, dapat diduga adanya atresia intestinal fetus dan kemungkinantersebut harus dilacak dengan USG.

    3. EmbriogenesisPada janin usia 5 6 minggu isi abdomen terletak di luar embrio di rongga selom.

    Pada usia 10 minggu terjadi pengembangan lumen abdomen sehingga usus dari extra

    peritoneum akan masuk ke rongga perut. Bila proses ini terhambat maka akan terjadi

    kantong di pangkal umbilikus yang berisi usus, lambung kadang hati. Dindingnya tipis

    terdiri dari lapisan peritoneum dan lapisan amnion yang keduanya bening sehingga isi

    kantong tengah tampak dari luar, keadaan ini disebut omfalokel. Bila usus keluar dari titik

    terlemah di kanan umbilikus, usus akan berada di luar rongga perut tanpa dibungkus

    peritoneum dan amnion, keadaan ini disebut gastroschisis.

  • 8/13/2019 Preskes Bedah Anak Omphalocele

    9/13

    9

    4. Pemeriksaan DiagnostikPemeriksaan Fisik

    Pada omfalokel tampak kantong yang berisi usus dengan atau tanpa hati di garis

    tengah pada bayi yang baru lahir.Pada gastro schisis usus berada di luar rongga perut

    tanpa adanya kantong.

    Pemeriksaan Laboratorium

    Pemeriksaan Maternal Serum Alfa Fetoprotein (MSAFP). Diagnosis prenatal defek

    pada dinding abdomen dapat dideteksi dengan peningkatan MSAFP. MSAFP dapat juga

    meninggi pada spinabifida yang disertai dengan peningkatan asetilkolinesterase dan

    pseudokolinesterase.

    Pemeriksaan radiologi

    Fetal sonography dapat menggambarkan kelainan genetik dengan memperlihatkan

    marker structural dari kelainan kariotipik. Echocardiography fetus membantu

    mengidentifikasi kelainan jantung. Untuk mendukung diagnosis kelainan genetik

    diperjelas dengan amniosentesis. Pada omfalocele tampak kantong yang terisi usus

    dengan atau tanpa hepar di garis tengah pada bayi yang baru lahir. Selain itu penting

    untuk melakukan pembuatan foto thoraks untuk melihat adanya aspirasi pneumoni,

    malformasi jantung, dan sebagainya.

    5. DiagnosisDiagnosis omfalokel cukup dengan melihat defek di daerah umbilikus dengan bagian

    yang tertutup selaput tipis transparan. Di bagian dalam dapat terlihat usus-usus, sebagian

    hepar, mungkin lambung dan lien, tergantung pada luas deferk.

    Beberapa keadaan yang haus diperhatikan :

    1. Omfalokel yang pecah mempunyai prognosis buruk2. Omfalokel dengan diameter 5cm atau kurang pada bayi aterm umumnya dapat

    ditutup primer dan mempunyai prognosis baik.

    6. TerapiPrinsip terapi pada omfalokel adalah :

    1. bayi dipertahankan dalam lingkungan yang hangat untuk mempertahankan suhutubuhnya.

    2. Pemasangan sonde lambung untuk mencegah distensi lambung dan usus-usus.3. Pertahankan selaput omfalokel tetap dalam keadaan basah dan steril.

  • 8/13/2019 Preskes Bedah Anak Omphalocele

    10/13

    10

    4. Pemberian antibiotika profiloaksis untuk mencegah invasi kuman melalui dindingomfalokel. Ini perlu dilakukan karena dinding omfalokel tidak mengandung

    vaskularisasi yang cukup sehingga mudah terjadi nekrosis dan infeksi.

    5. Pembedahan definitif ubntuk menutup defek dinding abdomen.

    Penatalaksanaan prenatal pada omfalokel

    Apabila terdiagnosa omfalokel pada masa prenatal maka sebaiknya dilakukan

    informed consent pada orang tua tentang keadaan janin, resiko terhadap ibu, dan

    prognosis. Informed consent sebaiknya melibatkan ahli kandungan, ahli anak dan ahli

    bedah anak. Keputusan akhir dibutuhkan guna perencanaan dan penatalaksanaan

    berikutnya berupa melanjutkan kehamilan atau mengakhiri kehamilan. Bila melanjutkan

    kehamilan sebaiknya dilakukan observasi melalui pemeriksaan USG berkala juga

    ditentukan tempat dan cara melahirkan. Selama kehamilan omfalokel mungkin berkurang

    ukurannya atau bahkan ruptur sehingga mempengaruhi prognosis.

    Komplikasi dari partus pervaginam pada bayi dengan defek dinding abdomen

    kongenital dapat berupa distokia dengan kesulitan persalinan dan kerusakan organ

    abdomen janin termasuk liver. Walaupun demikian, sampai saat ini persalinan melalui

    sectio caesar belum ditentukan sebagai metode terpilih pada janin dengan defek dinding

    abdomen. Beberapa ahli menganjurkan pengakhiran kehamilan jika terdiagnosa

    omfalokel yang besar atau janin memiliki kelainan kongenital multipel.

    Penatalaksanan postnatal (setelah kelahiran)

    Penatalaksannan postnatal meliputi penatalaksanaan segera setelah lahir (immediate

    postnatal), kelanjutan penatalakasanaan awal apakah berupa operasi atau nonoperasi

    (konservatif) dan penatalaksanaan postoperasi. Secara umum penatalaksanaan bayi

    dengan omfalokele dan gastroskisis adalah hampir sama. Bayi sebaiknya dilahirkan atau

    segera dirujuk ke suatu pusat yang memiliki fasilitas perawatan intensif neonatus dan

    bedah anak. Bayi-bayi dengan omfalokel biasanya mengalami lebih sedikit kehilangan

    panas tubuh sehingga lebih sedikit membutuhkan resusitasi awal cairan dibanding bayi

    dengan gastroskisis.

    Konservatif

    Dilakukan bila penutupan secara primer tidak memungkinkan, misalnya pada omfalokel

    dengan diameter > 5 cm. Perawatan dilakukan dengan cara sebagai berikut :

  • 8/13/2019 Preskes Bedah Anak Omphalocele

    11/13

    11

    Bayi dijaga agar tetap hangat

    Kantong ditutup kasa steril dan ditetesi NaCl 0,9%

    Posisi penderita miring

    NGT diisap tiap 30 menit

    Penatalaksanaan nonnoperasi (konservatif)

    Penatalaksanaan omfalokel secara konservatif dilakukan pada kasus omfalokel besar

    atau terdapat perbedaan yang besar antara volume organ-organ intraabdomen yang

    mengalami herniasi atau eviserasi dengan rongga abdomen seperti pada giant omfalokel

    atau terdapat status klinis bayi yang buruk sehingga ada kontra indikasi terhadap operasi

    atau pembiusan seperti pada bayi-bayi prematur yang memiliki hyaline embran disease

    atau bayi yang memiliki kelainan kongenital berat yang lain seperti gagal jantung. Pada

    giant omfalokel bisa terjadi herniasi dari seluruh organ-organ intraabdomen dan dinding

    abdomen berkembang sangat buruk, sehingga sulit dilakukan penutupan (operasi/repair)

    secara primer dan dapat membahayakan bayi. Beberapa ahli, walaupun demikian, pernah

    mencoba melakukan operasi pada giant omfalokel secara primer dengan modifikasi dan

    berhasil. Tindakan nonoperatif secara sederhana dilakukan dengan dasar merangsang

    epitelisasi dari kantong atau selaput. Suatu saat setelah granulasi terbentuk maka dapat

    dilakukan skin graft yang nantinya akan terbentuk hernia ventralis yang akan direpair

    pada waktu kemudian dan setelah status kardiorespirasi membaik.

    Beberapa obat yang biasa digunakan untuk merangsang epitelisasi adalah 0,25 %

    merbromin (mercurochrome), 0,25% silver nitrat, silver sulvadiazine dan povidone

    iodine (betadine). Obat-obat tersebut merupakan agen antiseptik yang pada awalnya

    memacu pembentukan eskar bakteriostatik dan perlahan-lahan akan merangsang

    epitelisasi. Obat tersebut berupa krim dan dioleskan pada permukaan selaput atau

    kantong dengan elastik dressing yang sekaligus secara perlahan dapat menekan dan

    menguragi isi kantong

    Indikasi terapi non bedah adalah:

    Bayi dengan ompalokel raksasa (giant omfalokel) dan kelainan penyerta yang

    mengancam jiwa dimana penanganannya harus didahulukan daripada omfalokelnya.

    Neonatus dengan kelainan yang menimbulkan komplikasi bila dilakukan pembedahan.

    Bayi dengan kelainan lain yang berat yang sangat mempengaruhi daya tahan hidup.

  • 8/13/2019 Preskes Bedah Anak Omphalocele

    12/13

    12

    Prinsip kerugian dari metode ini adalah kenyataan bahwa organ visera yang

    mengalami kelainan tidak dapat diperiksa, sebab itu bahaya yang terjadi akibat kelainan

    yang tidak terdeteksi dapat menyebabkan komplikasi misalnya obstruksi usus yang juga

    bisa terjadi akibat adhesi antara usus halus dan kantong.

    Jika infeksi dan ruptur kantong dapat dicegah, kulit dari dinding anterior abdomen

    secara lambat akan tumbuh menutupi kantong, dengan demikian akan terbentuk hernia

    ventralis, karena sikatrik yang terbentuk biasanya tidak sebesar bila dilakukan operasi.

    Metode ini terdiri dari pemberian lotion antiseptik secara berulang pada kantong, yang

    mana setelah beberapa hari akan terbentuk skar. Setelah sekitar 3 minggu, akan terjadi

    pembentukan jaringan granulasi yang secara bertahap karena terjadi epitelialisasi dari

    tepi kantong. Penggunaan antiseptik merkuri sebaiknya dihindari karena bisa

    menghasilkan blood and tissue levels of mercury well above minimum toxic levels.

    Alternatif lain yang aman adalah alkohol 65% atau 70% atau gentian violet cair 1%.

    Setelah keropeng tebal terbentuk,bubuk antiseptik dapat digunakan. Hernia ventralis

    memerlukan tindakan kemudian tetapi kadang-kadang menghilang secara komplet

    Penatalaksanaan dengan operasi

    Tujuan mengembalikan organ visera abdomen ke dalam rongga abdomen dan

    menutup defek. Dengan adanya kantong yang intake, tak diperlukan operasi emergency,

    sehingga seluruh pemeriksaan fisik dan pelacakan kelainan lain yang mungkin ada dapat

    dikerjakan. Keberhasilan penutupan primer tergantung pada ukuran defek serta kelainan

    lain yang mungkin ada (misalnya kelainan paru).

    Tujuan operasi atau pembedahan ialah memperoleh lama ketahanan hidup yang

    optimal dan menutup defek dengan cara mengurangi herniasi organ-organ intra abomen,

    aproksimasi dari kulit dan fascia serta dengan lama tinggal di RS yang pendek. Operasi

    dilakukan setelah tercapai resusitasi dan status hemodinamik stabil. Operasi dapat

    bersifat darurat bila terdapat ruptur kantong dan obstruksi usus.

    Operasi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :

    1. Dengan penutupan primer2. Penutupan defek dengan bantuan lembar teflon atau silastik

    Pada dasarnya membantu daya tampung rongga abdomen dengan menutup defek

    memakai lembar silastik/ teflon. Usus kemudian masuk ke rongga abdomen sedikit demi

    sedikit. Pada omfalokel yang pecah penanganannya sama seperti penanganan pada

    gastroskisis.

  • 8/13/2019 Preskes Bedah Anak Omphalocele

    13/13

    13

    Daftar Pustaka

    Dewi,Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Yogyakarta:

    Salemba Medika.

    Led Better, Daniel J. 2006. Gastroschisis and Omfalokel. Surg Clin N Am 86 pp: 249260.

    Ngastiyah. Perawatan Anak Sakit. Editor: Setiawan. Jakarta: EGC, 1997

    Pincus Eatzel dan Len Roberts. 1995. Kapita Selekta Pediatri. EGC : Jakarta

    Staff pengajar bagian ilmu beda FK UI. 2000. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Editor :

    Reksoprodjo, Soelarto. Jakarta : Binarupa Aksara.