presentation
TRANSCRIPT
Pengaruh Penggunaan Metode Mengajar Problem SolvingTerhadap Hasil Belajar Matematika
Ditinjau Dari Sikap Siswa(Sebuah Eksperimen Di SDN Penjaringan 10 Pagi Jakarta Utara)
Skripsidiajukan untuk melengkapi
persyaratan mencapaigelar kesarjanaan
Nama : RISTANTO NPM : 20041350071
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKAFAKULTAS TEKNIK MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRIJAKARTA
2008
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada umumnya guru di sekolah khususnya guru kelas di sekolah Dasar dalam melaksanakan proses pembelajaran masih lebih banyak menggunakan metode konvensional. Sesekali saja di antara mereka menggunakan pendekatan lain seperti pendekatan konsep, pendekatan ketrampilan proses maupun pendekatan inkuiri. Padahal mata pelajaran Matematika memiliki nilai-nilai dan karakteristik yang menuntut dalam proses pembelajarannya dengan menggunakan metode pembelajaran bervariasi yaitu menggunakan lebih dari satu macam metode pembelajaran. Secara akademis, pendekatan pembelajaran dapat dikategorikan secara dikotomis sebagai metode yang berdasarkan keterampilan proses dan konvensional.
Diasumsikan pendekatan pembelajaran konvensional (umumnya menggunakan metode ceramah) cenderung berpusat pada aktivitas guru (teacher oriented), sebagaimana yang selama ini berlangsung dalam kegiatan pembelajaran konvensional, sedangkan pendekatan pembelajaran keterampilan proses cenderung berpusat pada aktivitas siswa (student oriented).
Realitas yang ada di sekeliling penulis ini, mendorong pentingnya pemilihan pendekatan pembelajaran yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi serta sikap siswa di sekolah. Dalam penelitian ini, dua pendekatan yang akan dikaji adalah pendekatan pemecahan masalah (Problem Solving) dan pendekatan konvensional. Permasalahannya dari kedua pendekatan tersebut mana yang paling sesuai untuk meningkatkan pencapaian hasil belajar Matematika tentang tentang simetri lipat dan simetri putar.
Oleh karena itu, menarik kiranya untuk dilakukan sebuah kajian penelitian secara eksperimental mengenai kedua pendekatan pembelajaran tersebut dengan melihat pengaruhnya terhadap hasil belajar Matematika tentang simetri lipat dan simetri putar.
Oleh karena itu, menarik kiranya untuk dilakukan sebuah kajian penelitian secara eksperimental mengenai kedua pendekatan pembelajaran tersebut dengan melihat pengaruhnya terhadap hasil belajar Matematika tentang simetri lipat dan simetri putar.
Sinyalemen yang berkembang dikalangan orang tua murid, dan peserta didik, membuahkan persoalan-persoalan bahwa pelajaran matematika sukar, tidak menarik, membosankan, bahkan dirasakan tidak tampak secara nyata hubungannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut memberikan dampak negatif terhadap hasil pelajaran matematika di sekolah, hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar matematika di sebuah Sekolah Dasar Negeri seperti yang digambarkan pada tabel berikut ini:
Tabel Hasil Belajar Matematika Kelas V dalam 7 Tahun TerakhirSDN Penjaringan 10 Pagi Jakarta Utara
Tahun Pelajaran
Rata-rata Hasil Belajar Matematika
S K B M
2000 / 2001
2001 / 2002
2002 / 2003
2003 / 2004
2004 / 2005
2005 / 2006
2006 / 2007
5, 46
5, 12
5, 87
5, 98
6, 32
5, 69
6, 04
6, 00
6, 00
6, 00
6, 00
6, 00
6, 00
6, 00
Uraian diatas memberikan gambaran bahwa pentingnya peran guru dalam mengantar siswa untuk memahami konsep dan prinsip matematika, sehingga dalam penyajiannya guru harus mampu menentukan metode pengajaran mana yang tepat dan sesuai dengan sikap siswa yang diajarnya, terlebih dalam materi pelajaran yang mempunyai kaitan langsung dalam kehidupan sehari-hari yang sering dijumpai peserta didik.
Disamping hal-hal tersebut diatas, sikap siswa dalam menjalankan proses pembelajaran juga sudah selayaknya menjadi perhatian para pendidik. Sikap yang baik dan cenderung positif pada dasarnya memberikan dampak
yang cukup signifikan apabila dilihat keterkaitannya dengan hasil belajar siswa. Matematika sebagai mata pelajaran yang konkret membutuhkan sebuah perhatian dan pemahaman akan konsep yang cukup dalam, sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa apabila siswa tertarik atau bersikap positif terhadap mata pelajaran ini bukan tidak mungkin siswa tersebut mendapatkan hasil yang cukup memuaskan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas maka secaraumum, dapat diidentidikasikan permasalahannya sebagai berikut : Apakah terdapat pengaruh Sikap Siswa tentang mata pelajaran
terhadap hasil belajar Matematika siswa Kelas V Sekolah Dasar?
Apakah terdapat pengaruh Minat Belajar terhadap hasil belajar Matematika siswa Kelas V Sekolah Dasar?
Apakah terdapat pengaruh Metode Pengajaran terhadap hasil belajar Matematika siswa Kelas V Sekolah Dasar?
Apakah terdapat pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas V Sekolah Dasar?
Apakah terdapat pengaruh latar belakang pendidikan orang tua terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas V Sekolah Dasar?
Apakah terdapat pengaruh perhatian orang tua terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas V Sekolah Dasar?
Apakah siswa kelas V Sekolah Dasar yang tinggi kemampuan awalnya akan mendapatkan hasil belajar Matematika yang baik?
Apakah rendahnya hasil belajar Matematika siswa kelas V Sekolah Dasar disebabkan oleh perhatian orang tua yang rendah dan latar belakang pendidikan orangtua yang kurang baik?
Apakah terdapat pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas V Sekolah Dasar?
Apakah terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dan pengaruh gaya belajar yang berpengaruh terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas V Sekolah Dasar?
Apakah terdapat interaksi antara pengaruh metode pengajaran dan sikap siswa terhadap mata pelajaran terhadap hasil belajar Matematika siswa Kelas V Sekolah Dasar?
C. Pembatasan Masalah
Karena begitu banyaknya permasalahan tersebut diatas, maka dalam penelitian ini penulis hanya membatasi pada metode pemecahan masalah dan metode konvensional tentang sikap siswa pada mata pelajaran matematika terhadap hasil belajar Matematika siswa Kelas V di Sekolah Dasar Negeri Penjaringan 10 Pagi Jakarta Utara Tahun Ajaran 2007/2008.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis mengemukakan permasalahannya sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh hasil belajar matematika antara siswa yang diajar melalui metode problem solving dengan siswa yang diajar melalui metode konvensional?
2. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara strategi mengajar dengan sikap siswa terhadap hasil belajar?
3. Apakah hasil belajar siswa yang diajar melalui metode problem solving dan memiliki sikap positif lebih baik dari pada siswa yang diajar melalui metode konvensional dan memiliki sikap positif?
4. Apakah hasil belajar siswa yang diajar melalui metode problem solving dan memiliki sikap negatif lebih baik dari pada siswa yang diajar melalui metode konvensional dan memiliki sikap negatif?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh hasil belajar matematika antara siswa yang diajar melalui metode problem solving dengan siswa yang diajar melalui metode konvensional.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh interaksi antara strategi mengajar dengan sikap siswa terhadap hasil belajar.
3. Untuk mengetahui apakah kelompok siswa yang memiliki sikap positif yang diajar melalui metode problem solving mempunyai hasil belajar lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang diajar melalui konvensional.
4. Untuk mengetahui apakah kelompok siswa yang memiliki sikap negatif yang diajar melalui metode problem solving mempunyai hasil belajar lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang diajar melalui konvensional.
2. Kegunaan Penelitian2. Kegunaan Penelitian
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi peneliti sendiri dalam rangka menambah wawasan dalam ilmu pendidikan.
Secara praktis penelitian ini diharapkan berguna sebagai masukan yang berharga bagi para mahasiswa, tenaga pengajar dan peneliti di masa mendatang, serta berguna bagi instansi terkait untuk dijadikan masukan dalam pengambilan keputusan berkenaan dengan evaluasi pembelajaran.
BAB IILANDASAN TEORITIK DAN PERUMUSAN
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Deskripsi Teoritik
1. Hakikat Hasil Belajar Matematika
a. Belajar
Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran atau sasaran didik, sedangkan mengajar menunjuk pada apa yang dilakukan oleh guru sebagai pengajar.
W.S Winkel (1999) mengatakan bahwa apa yang menjadikan semua kegiatan itu suatu gejala belajar? Kemampuan untuk melakukan itu semua diperoleh, mengingat mula-mula kemampuan itu belum ada. Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Nana Syaodih Sukmadinata (2005) menyebutkan bahwa sebagian terbesar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar.Menurut Gagne (1984), belajar adalah berubah perilakunya akibat suatu pengalaman. Toeti soekamto (1992:27) mengatakan belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan, informasi, emosi, dan faktor-faktor lain berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya.
Syaiful (Psikologi Belajar 2002: 15-17) menyebutkan bahwa suatu kegiatan dikatakan belajar apabila memiliki enam ciri, yaitu: (1) belajar adalah perubahan tingkah laku atau perubahan terjadi secara sadar, (2) perubahan terjadi karena latihan dan pengalaman atau bersifat fungsional, (3) perubahan bersifat permanent, (4) perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, (5) perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, (6) perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
Menurut Drs. Slameto (1991) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan dan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan diri seseorang.
b. Hasil Belajar
Setiap aktivitas yang dilakukan sehari hari sebenarnya merupakan gejala belajar, dalam arti untuk melakukan aktivitas
tersebut didahului oleh belajar.Aktivitas merupakan gejala belajar jika dilakukan secarasadar dan menunjukan proses perubahan. Perubahan daribelum mampu ke arah menjadi mampu dalam jangkawaktu tertentu, hal tersebut dapat dikatakan hasil belajar.
Kegiatan yang terjadi menurut Bloom (1956) mencakup tiga kawasan perilaku, yaitu: kawasan kognitif, afektif, dan
psikomotor. Kawasan kognitif yang meliputi pengetahuan, dan pemahaman, kemampuan afektif
yang meliputi sikap dan nilai, yang meresapi perilaku dan tindakan.
Adapun hasil belajar menurut Purwanto (1995),“merupakan ukuran kemampuan dan atauketerampilan peserta didik yang diharapkan setelahpeserta didik menyelesaikan suatu unit pengajarantertentu”. Dari beberapa uraian diatas penulis dapat menginterpretasikanbahwa hasil belajar adalah suatu indikator dari keberhasilanbelajar siswa atau individu setelah melalui beberapa tahapantahapan dalam waktu yang cukup lama untuk menghasilkanpengetahuan, sikap, keterampilan, kemampuan, informasi dannilai.
C. Hasil Belajar Matematika
Hasil adalah suatu istilah yang digunakanuntuk menunjuk sesuatu yang dicapai seseorang setelah melakukan suatu usaha.Bila dikaitkan dengan belajar berarti hasil menunjuk sesuatu yangdicapai oleh seseorang yang belajar dalam selangwaktu tertentu. Hasil belajar termasuk dalam kelompok atribut kognitif yang “respons” hasil pengukurannya tergolong pendapat (judgment), yaitu respon yang dapat dinyatakan benar atau salah (Suryabrata, 2000:19)
Soedijarto (1993: 49) menyatakan bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dapat diinterpretasikan bahwa hasil belajar matematika adalah suatu kinerja yang diindikasikan sebagai suatu kemampuan pemahaman matematika yang bersifat menetap atau konstan dimana kemampuan tersebut diperoleh setelah memulai proses belajar matematika.