presentasi uu otoritas jasa keuangan

20
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan Arif Kurniawan Staff Riset at Miko Kamal and Associates

Upload: arif-kurniawan

Post on 22-Apr-2015

11.152 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Membedah UU No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

TRANSCRIPT

Page 1: Presentasi uu otoritas jasa keuangan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

Arif KurniawanStaff Riset at Miko

Kamal and Associates

Page 2: Presentasi uu otoritas jasa keuangan

Undang-undang ini terdiri dari 14 (empat belas) bab dan 70 pasal, dengan rincian:

Bab I : Ketentuan umum, terdiri dari 1 (satu) pasal;Bab II : Pembentukan, status, dan tempat

kedudukan, terdiri dari 2 (dua) pasal;Bab III : Tujuan, fungsi, tugas dan wewenang, terdiri

dari 6 (enam) pasal;Bab IV : Dewan Komisioner, terdiri dari 16 (enam belas)

pasal;Bab V : Organisasi dan Kepegawaian, terdiri dari 2

(dua) pasal;Bab VI : Perlindungan konsumen dan masyarakat, terdiri

dari 4 (empat) pasal;

Sistematika

Page 3: Presentasi uu otoritas jasa keuangan

Bab VII : Kode etik dan kerahasiaan informasi, terdiri dari 2 (dua) pasal;

Bab VIII : Rencana kerja dan anggaran, terdiri dari 4 (empat) pasal;

Bab IX : Pelaporan dan akuntabilitas, terdiri dari 1 (satu) pasal;

Bab X : Hubungan kelembagaan, terdiri dari 10 (sepuluh) pasal;

Bab XI : Penyidikan, terdiri dari 3 (tiga) pasalBab XII : Ketentuan Pidana, terdiri dari 3 (tiga) pasal;Bab XIII : Ketentuan peralihan, terdiri dari 14 (empat

belas) pasal;Bab XIV : Ketentuan penutup, terdiri dari 3 (tiga) pasal;

Page 4: Presentasi uu otoritas jasa keuangan

Landasan Filosofis:Mewujudkan perekonomian nasional yang mampu tumbuh dengan stabil dan berkelanjutan, menciptakan kesempatan kerja yang luas dan seimbang disemua sektor perekonomian, serta memberikan kesejahteraan secara adil kepada seluruh rakyat Indonesia. Landasan Yuridis:

1.Pasal 34 UU No. 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia

2.UU No. 6 Tahun 2009 Tentang Penetapan Perppu No. 2 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang No 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia menjadi undang-undang.

Dasar Pembentukan

Page 5: Presentasi uu otoritas jasa keuangan

Landasan Sosiologis:- Globalisasi dalam sistem keuangan dan pesatnya

kemajuan dibidang tekhnologi dan informasi serta inovasi finansial telah menciptakan sistem keuangan yang sangat kompleks, dinamis, dan saling terkait antar subsektor keuangan baik dalam hal produk maupun kelembagaan.

- Adanya lembaga jasa keuangan yang memiliki hubungan kepemilikan diberbagai subsektor keuangan (konglomerasi) menambah kompleksitas transaksi dan interaksi antar lembaga jasa keuangan didalam sistem keuangan.

- Banyaknya permasalahan lintas sektoral disektor jasa keuangan yang meliputi tindakan moral hazard, belum optimalnya perlindungan konsumen jasa keuangan, dan terganggunya stabilitas sistem keuangan .

Page 6: Presentasi uu otoritas jasa keuangan

Undang-undang Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada dasarnya memuat ketentuan tentang organisasi dan tata kelola (governance) dari lembaga yang memiliki otoritas pengaturan dan pengawasan terhadap sektor jasa keuangan.

Pengecualian: Mengenai jenis-jenis produk jasa keuangan, cakupan dan batas-batas kegiatan lembaga jasa keuangan, tingkat kesehatan dan pengaturan prudensial serta ketentuan tentang jasa penunjang sektor jasa keuangan dan lain sebagainya yang menyangkut transaksi jasa keuangan diatur oleh undang-undang tersendiri.

Ruang Lingkup Pengaturan

Page 7: Presentasi uu otoritas jasa keuangan

Status: - OJK merupakan lembaga pengawasan sektor jasa

keuangan; - independen;- Berkedudukan di Ibu Kota Negara;- Berkantor didalam dan luar negeri

Kelembagaan

Page 8: Presentasi uu otoritas jasa keuangan

Tujuan: Agar keseluruhan kegiatan jasa keuangan:a.Terselenggara secara teratur, adil, transparan dan

akuntabel;b.Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh

secara berkelanjutan dan stabil.b.Mampu melindungi kepentingan konsumen dan

masyarakat.

Tujuan, Fungsi, Tugas, dan Wewenang

Page 9: Presentasi uu otoritas jasa keuangan

Fungsi:OJK berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan didalam sektor jasa keuangan.

Tugas: OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan

terhadap kegiatan jasa keuangan: 1.Perbankan; 2.Pasar Modal; 3.Asuransi;

Page 10: Presentasi uu otoritas jasa keuangan

4.Dana Pensiun;5.Lembaga Pembiayaan; 6.Pergadaian; 7.Lembaga Penjaminan; 8.Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia; 9.Perusahaan Pembiayaan Sekunder Perumahan;10.Penyelenggara program jaminan sosial, Pensiun

dan Kesejahteraan.

Page 11: Presentasi uu otoritas jasa keuangan

Wewenang: Tugas pengaturan:

Menetapkan peraturan pelaksanaan undang-undang OJK, peraturan per-UU-an disektor jasa keuangan, peraturan dan keputusan OJK, peraturan mengenai pengawasan disektor jasa keuangan, kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK, peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap lembaga jasa keuangan dan pihak tertentu, peraturan mengenai tata cara pengelola statuter, struktur organisasi dan infrastruktur, serta peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi .

Page 12: Presentasi uu otoritas jasa keuangan

Tugas pengawasan:OJK menetapkan kebijakan operasional pengawasan, melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan, konsumen, dan tindakan lain terhadap lembaga jasa keuangan, pelaku dan/atau penunjang kegiatan jasa keuangan, penunjukan dan pengelolaan pengguna statuter, memberikan perintah tertulis kepada kepada lembaga jasa keuangan atau pihak lain, menetapkan sanksi administratif terhadap pelaku pelanggaran peraturan perundang-undangan disektor jasa keuangan, termasuk kewenangan perizinan kepada lembaga jasa keuangan.

Page 13: Presentasi uu otoritas jasa keuangan

OJK dipimpin oleh Dewan Komisioner yang berjumlah 9 (sembilan) orang yang ditetapkan berdasarkan keputusan Presiden. Susunan Dewan Komisioner terdiri dari:

1. Ketua merangkap anggota;2.Wakil Ketua sebagai Ketua Komite Etik merangkap

anggota;3.Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan merangkap

anggota;4.Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal merangkap

anggota;5.Kepala Eksekutif Pengawas perasuransian, dana pensiun,

lembaga pembiayaan dan lembaga jasa keuangan lainnya merangkap anggota;

Dewan Komisioner

Page 14: Presentasi uu otoritas jasa keuangan

6.Seorang Ketua Dewan Audit merangkap anggota;7.Seorang anggota yang membidangi Edukasi dan

Perlindungan Konsumen;8.Seorang anggota ex-officio dari Bank Indonesia; dan9.Seorang anggota ex-officio dari Kementerian Keuangan.

Kepemimpinan bersifat kolektif kolegial dan memiliki hak suara yang sama.

Anggota Dewan Komisioner dipilih oleh DPR berdasarkan calon anggota yang diusulkan oleh Presiden dengan terlebih dahulu mengadakan seleksi yang dilakukan oleh 9 (sembilan )orang panitia seleksi.

Page 15: Presentasi uu otoritas jasa keuangan

Dalam hal perlindungan konsumen dan masyarakat, OJK diberikan kewenangan untuk melakukan tindakan pencegahan kerugian konsumen dan masyarakat, termasuk meminta Lembaga Jasa Keuangan untuk menghentikan kegiatannya apabila kegiatan tersebut berpotensi merugikan masyarakat dan melakukan pembelaan hukum untuk kepentingan konsumen berupa pengajuan gugatan di 'pengadilan terhadap pihak-pihak yang menyebabkan kerugian bagi konsumen di sektor jasa keuangan.

Perlindungan Konsumen dan Masyarakat

Page 16: Presentasi uu otoritas jasa keuangan

Anggaran OJK bersumber dari APBN dan/atau pungutan dari pihak yang melakukan kegiatan di sektor jasa keuangan. Sebagai bentuk akuntabilitas dalam perencanaan maupun penggunaan anggaran, anggaran OJK wajib terlebih dahulu memperoleh persetujuan dari DPR.

Dan Sebagai bentuk akuntabilitas dalam pelaksanaan tugas, OJK wajib menyusun laporan yang terdiri atas laporan kegiatan secara berkala kepada Presiden dan DPR. Selain laporan kegiatan, OJK juga diwajibkan menyusun laporan keuangan tahunan yang diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atau Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk oleh BPK.

Anggaran dan Akuntabilitas Pelaksanaan Tugas

Page 17: Presentasi uu otoritas jasa keuangan

Didasarkan atas kesadaran bahwa sektor jasa 'keuangan merupakan suatu sistem yang kompleks, tidak hanya karena adanya beberapa otoritas yang terkait, namun juga merupakan bagian dari suatu sistem keuangan, maka dalam UU OJK diatur dasar hukum bagi protokol koordinasi dan kerja sama, baik antar lembaga di dalam negeri, misalnya BI dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), maupun luar negeri yang didasarkan pada prinsip timbal balik yang seimbang.

Hubungan Kelembagaan

Page 18: Presentasi uu otoritas jasa keuangan

Selain pejabat Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI), penyidikan juga dilakukan oleh pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang tugas dan tanggung jawabnya meliputi pengawasan sektor jasa keuangan dilingkungan OJK.

Ketentuan pidana didalam UU OJK meliputi:1.Perbuatan-perbuatan terhadap pelanggaran kerahasiaan

informasi yang subjeknya adalah setiap orang perseorangan atau korporasi.

2.Perbuatan-perbuatan terhadap pelaksanaan kewenangan OJK dalam perlindungan konsumen.

3.Perbuatan-perbuatan dalam hal tidak mengabaikan perintah tertulis dari OJK

PENYIDIKAN DAN PEMIDANAAN

Page 19: Presentasi uu otoritas jasa keuangan

OJK adalah suatu bentuk unifikasi pengaturan dan pengawasan sektor jasa keuangan, dimana sebelumnya kewenangan pengaturan dan pengawasan dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan, BI dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), oleh karena itu dalam UU OJK diatur ketentuan mengenai transisi, agar peralihan tugas dan fungsi pengaturan dan pengawasan dapat berjalan dengan baik. Pengaturan tentang transisi tersebut meliputi aspek penyelenggaraan tugas dan fungsi, aset dan dokumen, kepegawaian, peraturan perundang-undangan serta pembiayaan.

Transisi

Page 20: Presentasi uu otoritas jasa keuangan

Pada tanggal 31 Desember 2012, fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal, Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya beralih dari Menteri Keuangan dan Bapepam-LK ke OJK. Satu tahun kemudian (31 Desember 2013) peralihan yang sama dilakukan untuk pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan dari BI ke OJK.