presentasi uu no 30 thn 2009 ketenagalistrikan

Upload: luky-liem

Post on 29-Oct-2015

96 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG KETENAGALISTRIKAN

    KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN

  • ASAS Pembangunan ketenagalistrikan menganut asas:1. manfaat;2. efisiensi berkeadilan;3. berkelanjutan;4. optimalisasi ekonomi dalam pemanfaatan sumber daya energi;5. mengandalkan pada kemampuan sendiri;6. kaidah usaha yang sehat;7. keamanan dan keselamatan;8. kelestarian fungsi lingkungan; dan9. otonomi daerah.

  • TUJUAN Pembangunan ketenagalistrikan bertujuan untuk menjamin ketersediaan tenaga listrik dalam jumlah yang cukup, kualitas yang baik, dan harga yang wajar dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata serta mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.

  • PENGUASAANUsaha penyediaan tenaga listrik dikuasai oleh negara dan penyelenggaraannya dilakukan oleh pemerintah dan pemerintah daerah. Pemerintah atau pemda sesuai kewenangannya melakukan pengaturan, pembinaan, dan pengawasan usaha (penguasaan regulasi).Pemerintah atau pemda melaksanakan usaha penyediaan tenaga listrik (penguasaan kepemilikan).

  • KEWENANGAN PEMERINTAH (1)penetapan kebijakan ketenagalistrikan nasional; penetapan peraturan perundang-undangan di bidang ketenagalistrikan;penetapan pedoman, standar, dan kriteria di bidang ketenagalistrikan;penetapan pedoman penetapan tarif tenaga listrik untuk konsumen;penetapan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN);penetapan wilayah usaha;penetapan izin jual beli tenaga listrik lintas negara;penetapan Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk badan usaha yang wilayah usahanya lintas provinsi; dilakukan oleh badan usaha milik negara; dan menjual tenaga listrik dan/atau menyewakan jaringan tenaga listrik kepada pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik yang ditetapkan Pemerintah;

  • KEWENANGAN PEMERINTAH (2)penetapan Izin Operasi yang fasilitas instalasinya mencakup lintas provinsi;penetapan tarif tenaga listrik untuk konsumen dari pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik yang dikeluarkan oleh Pemerintah;penetapan persetujuan harga jual tenaga listrik dan harga sewa jaringan dari pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik yang ditetapkan oleh Pemerintah;penetapan persetujuan penjualan kelebihan tenaga listrik dari pemegang Izin Operasi yang ditetapkan oleh Pemerintah;penetapan izin usaha jasa penunjang tenaga listrik yang dilakukan oleh badan usaha milik negara atau penanam modal asing/mayoritas sahamnya dimiliki oleh penanam modal asing;

  • KEWENANGAN PEMERINTAH (3)penetapan izin pemanfaatan jaringan tenaga listrik untuk kepentingan telematika pada jaringan milik pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik atau Izin Operasi yang ditetapkan oleh Pemerintah;pembinaan dan pengawasan kepada badan usaha di bidang ketenagalistrikan yang izinnya ditetapkan oleh Pemerintah;pengangkatan inspektur ketenagalistrikan;pembinaan jabatan fungsional inspektur ketenagalistrikan untuk seluruh tingkat pemerintahan; danpenetapan sanksi administratif kepada badan usaha yang izinnya ditetapkan oleh Pemerintah.

  • KEWENANGAN PEMERINTAH PROVINSI (1)penetapan peraturan daerah provinsi di bidang ketenagalistrikan;penetapan Rencana Umum Ketenagalistrikan Daerah (RUKD) provinsi;penetapan Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk badan usaha yang wilayah usahanya lintas kabupaten/kota;penetapan persetujuan harga jual tenaga listrik dan sewa jaringan tenaga listrik untuk badan usaha yang menjual tenaga listrik dan/atau menyewakan jaringan tenaga listrik kepada badan usaha yang izinnya ditetapkan oleh pemerintah provinsi;penetapan tarif tenaga listrik untuk konsumen dari pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik yang ditetapkan oleh pemerintah provinsi;penetapan Izin Operasi yang fasilitas instalasinya mencakup lintas kabupaten/kota;

  • KEWENANGAN PEMERINTAH PROVINSI (2)penetapan persetujuan penjualan kelebihan tenaga listrik dari pemegang Izin Operasi yang izinnya ditetapkan oleh pemerintah provinsi;penetapan izin pemanfaatan jaringan tenaga listrik untuk kepentingan telematika pada jaringan milik pemegang izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik atau Izin Operasi yang ditetapkan oleh pemerintah provinsi;pembinaaan dan pengawasan kepada badan usaha di bidang ketenagalistrikan yang izinnya ditetapkan oleh pemerintah provinsi;pengangkatan inspektur ketenagalistrikan untuk provinsi; danpenetapan sanksi administratif kepada badan usaha yang izinnya ditetapkan oleh pemerintah provinsi.

  • KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA (1)penetapan peraturan daerah kabupaten/kota di bidang ketenagalistrikan;penetapan Rencana Umum Ketenagalistrikan Daerah (RUKD) kabupaten/kota;penetapan Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk badan usaha yang wilayah usahanya dalam kabupaten/ kota;penetapan persetujuan harga jual tenaga listrik dan sewa jaringan tenaga listrik untuk badan usaha yang menjual tenaga listrik dan/atau menyewakan jaringan tenaga listrik kepada badan usaha yang izinnya ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota;

  • KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA (2)penetapan tarif tenaga listrik untuk konsumen dari pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik yang ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota;penetapan Izin Operasi yang fasilitas instalasinya dalam kabupaten/kota;penetapan izin usaha jasa penunjang tenaga listrik bagi badan usaha yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh penanam modal dalam negeri;penetapan persetujuan penjualan kelebihan tenaga listrik dari pemegang Izin Operasi yang ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota;

  • KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA (3)penetapan izin pemanfaatan jaringan tenaga listrik untuk kepentingan telematika pada jaringan milik pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik atau Izin Operasi yang ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota;pembinaaan dan pengawasan kepada badan usaha di bidang ketenagalistrikan yang izinnya ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/ kota;pengangkatan inspektur ketenagalistrikan untuk kabupaten/kota; danpenetapan sanksi administratif kepada badan usaha yang izinnya ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota.

  • PEMANFAATAN SUMBER ENERGI PRIMERSumber energi primer dimanfaatkan secara optimal sesuai dengan Kebijakan Energi Nasional (KEN) untuk penyediaan TL berkelanjutan.Pemanfaatan sumber energi primer mengutamakan sumber energi baru dan energi terbarukan.Pemanfaatan sumber energi primer yang terdapat di dalam negeri diutamakan untuk kepentingan ketenagalistrikan nasional.Pemerintah menetapkan ketentuan lebih lanjut mengenai pemanfaatan sumber energi untuk usaha penyediaan tenaga listrik.

  • RENCANA UMUM KETENAGALISTRIKANRencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) disusun berdasarkan Kebijakan Energi Nasional.RUKN ditetapkan Pemerintah setelah berkonsultasi dengan DPR.RUKN disusun dengan mengikutsertakan pemda.RUKD disusun berdasarkan RUKN dan ditetapkan pemda setelah berkonsultasi dengan DPRD.

  • USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK UNTUK KEPENTINGAN UMUM Jenis usaha: pembangkitan, transmisi, distribusi, dan/atau penjualan tenaga listrik.Usaha distribusi/penjualan TL memiliki wilayah usaha, satu wilayah usaha satu badan usaha (monopoli). Wilayah usaha ditetapkan Pemerintah.Pelaku usaha: BUMN/D, swasta, (BH Indonesia), koperasi dan swadaya masy di bidang penyediaan TL.BUMN mendapat prioritas pertama. first right refusal/the last resort.PP 36/2010 ttg DNI: - Bidang ESDM: pembangkitan TL di atas 10MW, saham PMA, maks 95%. - Bidang perdagangan: persewaan mesin pembangkit TL, PMDN.

  • IZIN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK UNTUK KEPENTINGAN UMUM UPTL dilakukan berdasarkan izin (IUPTL), permohonan izin dilengkapi persyaratan administratif, teknis, dan lingkungan.Persyaratan administratif: identitas/profil pemohon, pengesahan badan hukum, NPWP, dan pendanaan.Persyaratan teknis meliputi: studi kelayakan, lokasi instalasi, diagram satu garis;,jenis dan kapasitas, jadwal pembangunan, jadwal pengoperasian, PPA+persetujuan harga (pembangkitan), TSA+persetujuan harga (transmisi atau distribusi), dan wilayah usaha dan RUPTL (distribusi/penjualan).Persyaratan lingkungan: sesuai dgn UU di bidang lingkungan.Izin usaha penyediaan TL dapat diberikan untuk jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) tahun dan dapat diperpanjang.

  • USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK UNTUK KEPENTINGAN SENDIRI (UKS)Jenis usaha: pembangkitan TL; pembangkitan dan distribusi TL; atau pembangkitan, transmisi, dan distribusi TL. Pelaku: instansi pemerintah, pemda, BUMN/D, badan usaha swasta, koperasi, perseorangan, dan lembaga/badan usaha lainnya. UKS untuk kapasitas tertentu (ditetapkan dng Permen ESDM) dilakukan berdasarkan Izin Operasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah/ pemda.

  • USAHA PENUNJANG TENAGA LISTRIK (1)konsultansi dalam bidang instalasi penyediaan tenaga listrik;pembangunan dan pemasangan instalasi penyediaan tenaga listrik;pemeriksaan dan pengujian instalasi tenaga listrik;pengoperasian instalasi tenaga listrik;pemeliharaan instalasi tenaga listrik;penelitian dan pengembangan;pendidikan dan pelatihan;laboratorium pengujian peralatan dan pemanfaat tenaga listrik;sertifikasi peralatan dan pemanfaat tenaga listrik;sertifikasi kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan; atauusaha jasa lain yang secara langsung berkaitan dengan penyediaan tenaga listrik.Usaha jasa penunjangtenaga listrik:

  • IZIN USAHA JASA PENUNJANG TL Usaha jasa penunjang TL dilaksanakan badan usaha setelah mendapat izin usaha jasa penunjang TL dari Menteri atau pemkab/kota.Badan usaha: BUMN/D, swasta, dan koperasi yang berbadan hukum Indonesia dan berusaha di bidang jasa penunjang TL.Izin usaha diberikan sesuai dengan klasifikasi dan kualifikasi badan usaha (klasifikasi/kualifikasi/sertifikasi badan usaha sesuai dengan peraturan perundangan).Permohonan izin diajukan kepada Menteri, bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya, dilengkapi persyaratan administratif: identitas pemohon, akta pendirian badan usaha, profil badan usaha, nomor pokok wajib pajak, dan surat keterangan domisili dari instansi yang berwenang.Persyaratan teknis: sertifikat klasifikasi dan kualifikasi pemohon, kecuali untuk usaha jasa pemeriksaan dan pengujian di bidang instalasi pemanfaatan TL tegangan rendah, sertifikat tenaga teknik, penanggung jawab teknik, sistem manajemen mutu.

  • IZIN USAHA JASA PENUNJANG TL Penanggung jawab teknik merupakan tenaga teknik yang ditetapkan sebagai penanggung jawab oleh badan usaha. Tata cara permohonan izin usaha jasa penunjang tenaga listrik diatur Menteri atau Pemkab/kota sesuai dengan kewenangannya.

  • HAK DAN KEWAJIBAN PEMEGANG IZIN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK (1)melintasi sungai atau danau baik di atas maupun di bawah permukaan;melintasi laut baik di atas maupun di bawah permukaan;melintasi jalan umum dan jalan kereta api;masuk ke tempat umum atau perorangan dan menggunakannya untuk sementara waktu;menggunakan tanah dan melintas di atas atau di bawah tanah;melintas di atas atau di bawah bangunan yang dibangun di atas atau di bawah tanah; danmemotong dan/atau menebang tanaman yang menghalanginya.Hak:

  • HAK DAN KEWAJIBAN PEMEGANG IZIN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK (2)menyediakan tenaga listrik yang memenuhi standar mutu dan keandalan;memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada konsumen dan masyarakat;memenuhi ketentuan keselamatan ketenagalistrikan; danmengutamakan produk dan potensi dalam negeri.

    Kewajiban:

  • HAK DAN KEWAJIBAN KONSUMEN (1)mendapat pelayanan yang baik;mendapat tenaga listrik secara terus-menerus dengan mutu dan keandalan yang baik;memperoleh tenaga listrik yang menjadi haknya dengan harga yang wajar;mendapat pelayanan untuk perbaikan apabila ada gangguan tenaga listrik; danmendapat ganti rugi apabila terjadi pemadaman yang diakibatkan kesalahan dan/atau kelalaian pengoperasian oleh pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik sesuai syarat yang diatur dalam perjanjian jual beli tenaga listrik.Hak

  • HAK DAN KEWAJIBAN KONSUMEN (2)melaksanakan pengamanan terhadap bahaya yang mungkin timbul akibat pemanfaatan tenaga listrik;menjaga keamanan instalasi tenaga listrik milik konsumen;memanfaatkan tenaga listrik sesuai dengan peruntukan;membayar tagihan pemakaian tenaga listrik; danmenaati persyaratan teknis di bidang ketenagalistrikan.Kewajiban

  • TANAH UNTUK USAHA PENYEDIAAN TLTanah yang dipergunakan secara langsung diberi ganti rugi, pengadaan tanah dilakukan sesuai dengan peraturan perundangan di bidang pertanahan.Tanah yang dipergunakan secara tidak langsung (dilintasi transmisi TL) diberi kompensasi. Ketentuan dan tata cara pembayaran kompensasi diatur dengan Peraturan Pemerintah.

  • HARGA JUAL, SEWA JARINGAN TENAGA LISTRIKDitetapkan berdasarkan prinsip usaha yang sehat. Harga jual/sewa jaringan ditetapkan pelaku usaha berdasarkan harga patokan/persetujuan regulator.Harga jual TL= harga jual TL ke pemegang izin.Jual beli TL, pengadaan TL dalam segala bentuknya (BOO, BOT, BLT, termasuk sewa pembangkit, PP 36/2010 ttg DNI, Bidang perdagangan: persewaan mesin pembangkit TL, 100 % PMDN.

  • TARIF TENAGA LISTRIKDitetapkan regulator berdasarkan persetujuan legislatif, dengan memperhatikan kepentingan nasional, daerah, konsumen, dan pelaku usaha.Dapat ditetapkan secara berbeda di setiap daerah dalam suatu wilayah usaha.Tarif TL= harga jual TL ke konsumen (akhir).

  • JUAL BELI TENAGA LISTRIK LINTAS NEGARA (1)Belum terpenuhinya kebutuhan tenaga listrik setempat;Hanya sbg penunjang kebutuhan tenaga listrik setempat;Tidak merugikan kepentingan negara dan bangsa yang terkait dengan kedaulatan, keamanan, dan pembangunan ekonomi;Untuk meningkatkan mutu dan keandalan;Tidak mengabaikan kemampuan penyediaan listrik dalam negeri;Tidak menimbulkan ketergantungan dari luar negeri.Pembelian tenaga listrik lintas negara, dapat dilakukan apabila:

  • JUAL BELI TENAGA LISTRIK LINTAS NEGARA (2)Penjualan tenaga listrik lintas negara, dapat dilakukan apabila:Kebutuhan tenaga listrik setempat telah terpenuhi;Harga jual tenaga listrik tidak mengandung subsidi;Tidak mengganggu mutu dan keandalan.

  • LINGKUNGAN HIDUP DAN KETEKNIKANSetiap kegiatan usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup.Usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuan keselamatan ketenagalistrikan untk mewujudkan kondisi andal, aman bagi instalasi dan mahluk hidup, dan ramah lingkungan.Instalasi TL wajib memeliki sertifikat laik operasi.Peralatan dan pemanfaat tenega listrik wajib memenuhi SNI.Tenaga teknik wajib memeiliki sertifikat kompetensi.

  • PEMANFAATAN JARINGAN TENAGA LISTRIK UNTUK TELEMATIKADilakukan sepanjang tidak mengganggu kelangsungan penyediaan tenaga listrik.Dilakukan dengan persetujuan pemilik jaringan.Dilakukan berdasarkan izin pemanfaatan jaringan yang diberikan oleh Pemerintah/pemda.

  • PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pemerintah/pemda melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap usaha ketenagalistrikan dalam memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan dan persyaratan perijinan.Pengawasan pelaksanaan ketentuan keselamatan ketenagalistrikan dilakukan inspektur ketenagalistrikan.

  • SANKSI ADMINISTRATIF (1)Sanksi administratif terdiri atas:teguran tertulis;pembekuan kegiatan sementara; dan/ataupencabutan izin usaha.

    Sanksi administratif ditetapkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya

  • SANKSI ADMINISTRATIF (2)Perbuatan berikut dapat dikenai sanksi administratif:Tidak mengutamakan produk dan dalam negeri.Tidak memenuhi kewajiban dalam penyediaan TL.Menerapkan harga jual/sewa jaringan TL tanpa persetujuan Pemerintah/Pemda.Menerapkan tarif TL tidak sesuai dengan penetapan Pemerintah/pemda. Melakukan jual beli TL lintas negara tanpa izin Pemerintah.Tidak memenuhi ketentuan per-UU-an di bidang lingkungan hidup.Memanfaatkan jaringan TL untuk telematika tanpa ijin Pemerintah/pemda.

  • KETENTUAN PIDANA DAN PENYIDIKAN (1)Perbuatan berikut dapat dikenai sanksi pidana:Melakukan usaha ketenagalistrikan tanpa izin.Tidak memperhatikan keselamatan ketenagalistrikan, mengakibatkan kematian orang atau mengganggu kelangsungan penyediaan TL.Menggunakan TL yang bukan haknya (pencurian). Menggunakan tanah untuk usaha penyediaan TL tanpa memberi ganti rugi atau kompensasi terhadap yang berhak atas tanah. Mengoperasikan instalasi TL tanpa sertifikat laik operasi.

  • KETENTUAN PIDANA DAN PENYIDIKAN (2)Memproduksi, mengedarkan, atau memperjualbelikan peralatan dan pemanfaat TL tidak sesuai dengan standar nasional Indonesia.

    Selain penyidik Kepolisian, dibentuk penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang ketenagalistrikan.

  • KETENTUAN PENUTUP Pada saat UU ini mulai berlaku, UU Nomor 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.Peraturan pelaksanaan UU Nomor 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti berdasarkan UU ini.