presentasi referat konungtivitis fikry.pptx
DESCRIPTION
MataKonjungtivitisTRANSCRIPT
KONJUNGTIVITISVERNAL
Pembimbing : Dr Supiyanti, Sp. M
Adamilzary Fikry Abdulmannan1112103000051
ANATOMIKonjungtiva terdiri dari tiga
bagian:Konjungtiva palpebralis
◦Marginal konjungtiva◦Tarsal konjungtiva◦Orbital konjungtiva
Konjungtiva bulbarismenutupi sebagian permukaan anterior bola mata. Terpisah dari sklera anterior oleh jaringan episklera dan kapsula Tenon
Forniks Lang GK, Lang GE. Conjunctiva. Dalam: Lang GK, Gareis O, Amann J, Lang GE, Recker D, Spraul CW, Wagner P. Ophthalmology: a short textbook. New York: Thieme; 2000
HISTOLOGI
• Lapisan epitel konjungtiva • Stroma konjungtiva
• Lapisan adenoid • Lapisan fibrosa
• Konjungtiva mempunyai dua macam kelenjar :• Kelenjar sekretori musin• Kelenjar lakrimalis aksesorius
SUPLAI PEMBULUH DARAH
• Arteria siliaris anterior dan arteria palpebralis. Kedua arteri ini beranastomosis dengan bebas dan bersama dengan banyak vena konjungtiva membentuk jaringan vaskular konjungtiva
• Sumber : Khurana AK. Comprehensive ophtalmology. 4th Ed. New Delhi: New Age International (P) Limited, 2007. h 54.
DEFINISI
• Konjungtivitis adalah radang konjungtiva atau radang selaput lender yang menutupi belakang kelopak dan bola mata, dalam bentuk akut maupun kronis
GEJALA – GEJALA
• 1. Hiperemia• Injeksi konjungtiva(merah terang, pembuluh darah yang distended
bergerak bersama dengan konjungtiva, semakin menurun jumlahnya saat menuju ke arah limbus).
• Injeksi perikornea(pembuluh darah superfisial, sirkuler atau cirkumcribed pada tepi limbus).
• Injeksi siliar(tidak terlihat dengan jelas, pembuluh darah berwarna terang dan tidak bergerak pada episklera di dekat limbus).
• Injeksi komposit(sering).
JENIS – JENIS INJEKSI
Lang GK, Lang GE. Conjunctiva. Dalam: Lang GK, Gareis O, Amann J, Lang GE, Recker D, Spraul CW, Wagner P. Ophthalmology: a short textbook. New York: Thieme; 2000
• 2. Discharge (sekret).
• 3.. Chemosis ( edema conjunctiva ).
• 4. Epifora (pengeluaran berlebih air mata).
• 5. Pseudoptosis.(Kelopak mata atas seperti akan menutup)
• 6. Hipertrofi folikel
• 7. Hipertrofi papiler.
• 8. Membran dan pseudomembran.
• 9. Phylctenules.
• 10. Formasi pannus
• 11. Granuloma. (nodus stroma konjungtiva yang meradang dengan area bulat merah dan terdapat injeksi vaskular)
• 12. Nodus limfatikus yang membengkak.
KLASIFIKASI KONJUNGTIVITIS
Konjungtivitis Karena agen infeksi◦ Konjungtivitis Bakterial◦ Konjungtivitis klamidia ◦ Konjungtivitis Virus◦ Konjungtivitis Imunologik (Alergik)◦ Konjungtivitis Jamur◦ Konjungtivitis Akibat Penyakit Autoimun◦ Konjungtivitis Kimia atau Iritatif
DIAGNOSIS BANDING KONJUNGTIVITIS
Viral Bakteri Jamur Alergi
Purulen Nonpurulen
Sekret Sedikit Penuh Sedikit Sedikit Sedikit
Air mata Banyak Sedang Sedang Sedikit Sedikit
Gatal Sedikit Sedikit Tak ada Tak ada Berat
Merah Merata Merata Terbatas Terbatas Merata
Kelenjar aurikular
Membesar Jarang Membesar Membesar Normal
Pulasan MonositLimfosit
BakteriPMN
BakteriPMN
Biasa (-) Eosinofil(granula)
Sakit tenggorok demam
Kadang Jarang - - -
KONJUNGTIVITIS ALERGI
• konjungtivitis vernal (konjungtivitis akibat reaksi hipersensitibvitas tipe 1),
• konjungtivitis flikten (konjungtivitis akibat alergi terhadap bakteri atau antigen tertentu (hipersensitivitas tipe IV)),
• konjungtivitis iatrogenik (konjungtivitis akibat obat) , • konjungtivitis steven johnson (konjungtivitis akibat reaksi alergi
akibat obat – obat tertentu seperti sulfonamid, barbiturat, salisilat),
• konjungtivitis atopik (konjungtivitis akibat reaksi alergi terhadap polen yang disertai demam).
KONJUNGTIVITIS VERNAL
• Definisi : Dikenal sebagai “catarrh musim semi” dan “konjungtivitis musiman” atau “konjungtivitis musim kemarau” merupakan konjungtivitis akibat reaksi hipersensitivitas tipe 1 yang mengenai kedua mata dan bersifat rekuren.
EPIDEMIOLOGI KONJUNGTIVITIS VERNAL
Terjadi pada tahun – tahun prapubertas
Laki –laki >
Perempuan
Banyak ditemukan di
afrika sub-sahara dan
Timur Tengah
ETIOLOGI
• Tungau• Rumput, sebuk
sari, polen• Binatang• Kecoa
Mast cell
B cell
T cell(mast cell) Eosinophil
IL-4
IL-3, -5
GM-CSF
VCAM-1
IgE
Immediate symptoms• Itch, redness, edema,chemotaxis, edema, vascular permeability•Sensitized nerves, enhanced pain, edema, redness
Chronic symptoms•cell destruction•disruption of ocular surface
HistamineLeukotrienesProstaglandins
Allergen
Allergen avoidanc
e
Immuno-therapy
AntihistaminesOlopatadine
Sodium cromoglycateOlopatadine
Steroids
Eosinophil and Neutrophil chemotactic factors:
Anti-IgE
PATOFISIOLOGI
TANDA DAN GEJALA
• Gatal-gatal yang sangat• Kotoran mata berserat-serat• Riwayat keluarga alergi• Konjungtiva tampak putih seperti susu• Terdapat banyak papilla halus di konjungtiva tarsalis
inferior. • Konjungtiva palpebra superior memiliki papilla raksasa
mirip batu kali.
BENTUK KONJUNGTIVITIS
• Bentuk palpebra• Terutama mengenai konjungtiva tarsal superior• Pertumbuhan papil yang besar (coble stone) + sekret
yang mukoid• Konjungtiva tarsal bawah hiperemi dan edema, dengan
kelainan kornea lebih berat dibanding bentuk limbal.• Secara klinik: tampak tonjolan ersegi banyak, permukaan
rata dengan kapiler ditengah.
• Bentuk limbal• Hipertrofi papil pada limbus superior yang membentuk
jaringan hiperplastik gelatin.• Dengan trantas dot yang merupakan degenerasi epitel
kornea / eosinofil di bagian epitel limbus kornea• Terbentuk pannus dengan sedikit eosinofil.
• Campuran
Trantas dotsMucoid nodule
Cobble Stone
PERKEMBANGAN DARI KONJUNGTIVITIS VERNAL
Formation of cobblestone papillae Rupture of septae - giant papillae
PERKEMBANGAN DARI KERATOPATI VERNAL
Punctate epitheliopathy Epithelial macroerosions
Plaque formation (shield ulcer) Subepithelial scarring
Laboratorium • Pada eksudat konjungtiva yang dipulas dengan Giemsa
terdapat banyak eosinofil dan granula eosinofilik bebas
TERAPI• Antihistamin• Steroid Topikal : Fluorometholone, Dexamethason,
Prednisolone• Mast Cell Stabilizer : Nedocromil 0.1%,
Lodoxamide, Sodium Cromoglycate• Vasokonstriktor, kromolin topikal • Topikal Siklosporin 2%• Kompres dingin, natrium karbonat• Kelainan kornea dan konjungtiva natrium
kromolin topikal• Bila ada tukak antibiotik untuk cegah infeksi
sekunder disertai dengan sikoplegik.
PHARMACOTHERAPY GUIDELINES FOR PERSISTENT/PERENNIAL ALLERGIC CONJUNCTIVITIS
Topical mast cell stabilizer, or Dual action antihistamine/ mast cell stabilizer
Consider immunotherapy/ vaccination at specialist center
Step 1
Step 2
PHARMACOTHERAPY GUIDELINES FOR INTERMITTENT/SEASONAL ALLERGIC
CONJUNCTIVITIS
Topical antihistamine and/or topical NSAID
Step 1
Step 2
Step 3
Topical antihistamine with vasoconstrictors
Dual action antihistamine/mast cell stabilizer
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
KONJUNGTIVITIS ATOPIK
• Tanda dan Gejala• Sensasi terbakar• kotoran mata berlendir,• Mata merah• Fotofobia• Tepian palpebra eritemosa• Konjungtiva tampak putih seperti
susu• Terdapat papilla halus
• Riwayat alergi• Parut pada lipatan-lipatan
fleksura lipat siku dan pergelangan tangan dan lutut sering ditemukan
Laboratorium • Kerokan konjungtiva
menampakkan eosinofil
Konjungtivitis akibat Reaksi alergi selaput lendir mata atau konjungtiva terhadap polen disertai demam.
Terapi • Antihistamin oral termasuk terfenadine (60-120 mg 2x
sehari)• Astemizole (10 mg empat kali sehari)• Hydroxyzine (50 mg waktu tidur, dinaikkan sampai 200
mg)
PHLYCTENULOSIS
• Keratokonjungtivitis phlcytenularis adalah respon hipersensitivitas lambat terhadap protein mikroba, termasuk protein dari basil tuberkel, Staphylococcus spp, Candida albicans, Coccidioides immitis, Haemophilus aegyptus, dan Chlamydia trachomatis serotype L1, L2, dan L3
• Fliktenula dapat terjadi di konjungtiva dan kornea• Sering pada anak di daerah padat, biasanya dengan gizi
kurang / sering radang saluran napas.• Biasanya unilateral, keadaan berat bila terkena kornea• Dapat sembuh sendiri dalam2 minggu
Tanda dan Gejala • Lesi kecil yang keras,
merah, menimbul, dan dikelilingi zona hyperemia.
• Di limbus sering berbentuk segitiga, dengan apeks mengarah ke kornea. Di sini terbentuk pusat putih kelabu, yang segera menjadi ulkus dan mereda dalam 10-12 hari
• Iritasi dan air mata• Fotofobia hebat
Terapi • kortikosteroid topical• Antibiotika topical
KONJUNGTIVITIS DEMAM JERAMI (HAY FEVER)
• Menyertai demam jerami (rhinitis alergika).
• Riwayat alergi terhadap tepung sari, rumput, bulu hewan, dan lainnya
• Gatal-gatal, mata berair, mata merah, dan sering mengatakan bahwa matanya seakan-akan “tenggelam dalam jaringan sekitarnya”
• Serangan akut sering terdapat kemosis berat
Laboratorium • Sulit ditemukan eosinofil dalam
kerokan konjungtivaTerapi • Vasokonstriktor local topikal
(epineprin, 1:1000 yang • Kompres dingin membantu
mengatasi gatal-gatal• Antihistamin
KONJUNGTIVITIS BAKTERIAL
Akut dan kronikStaphylococcus, Pneumococcus,
dan Haemophilus.Tanda dan Gejala
◦ Iritasi mata, ◦ Mata merah (injeksi konjungtiva), ◦ Sekret mata, ◦ Palpebra terasa lengket saat bangun
tidur ◦ Kadang-kadang edema palpebra
• Folikel
Laboratortium :• Pemeriksaan mikroskopik (Gram atau Giemsa )
• Terapi : • Antimikroba spektrum luas
(polymyxin-trimethoprim)• Purulen topical dan sistemik
(ceftriaxon 1 g dosis tunggal IM atau ceftriaxon 1-2 g perhari selama 5 hari)
KONJUNGTIVITIS KLAMIDIA
Chemosis pada konjungtiva bulbar
Hiperemia, Hipertrofi papiler, folikel
tarsal dan limbalKeratitis superior,
formasi pannus, Tonjolan kecil dan nyeri
dari nodus preaurikular
• Chlamydia trachomatis
Tanda dan GejalaProduksi air mata berlebih, Fotofobia, Nyeri, Eksudasi, Edema pada kelopak
mata,
KLASIFIKASI FISTO TF: Lima atau lebih folikel pada konjungtiva tarsal atas dengan
ukuran tiap-tiap diameter folikel >0,5mm atau lebih.TI: Infiltrasi dan hipertrofi papiler yang difus pada konjungtiva
tarsal atas memenuhi setidaknya 50% pembuluh darah normal dalam.
TS: Scarring tarsal konjungtiva mudah terlihat sebagai garis putih atau lembaran putih.
TT: Trikiasis atau enteropion ditegakkan apabila setidaknya satu bulu mata menggosok bola mata.
CO: Opasitas (kekeruhan) kornea ditegakkan apabila terjadi opasitas yang terlihat pada pupil, biasanya menurunkan tajam pengelihatan sampai kurang dari 6/18)
• Diagnosa :• kerokan konjungtiva yang
diwarnai dengan pengecatan giemsa
• Antibodi fluoresensi dan tes immunoassay enzim
• PCR (polymerase chain reaction)
Terapi tetrasiklin 1-1,5g per hari
secara oral terbagi dalam empat dosis untuk 3-4 minggu
doksisiklin 100mg secara oral dua kali sehari selama 3 minggu
eritromisin 1g per hari dalam empat dosis terbagi untuk 3-4 minggu
Azitromisin 1g diberikan oral pada anak-anak
Ointment topikal atau tetes mata, termasuk preparat sulfonamid, tetrasiklin, eritromisin, dan rifampisin, digunakan 4 kali sehari selama 6 minggu
KONJUNGTIVITIS VIRUS
Keratokonjungtivitis epidemik
Demam faringo konjungtiva
Keratokonjungtivitis herpetik
Definisi Radang yang berjalan akut
Disertai dengn demam dan sakit tenggorok
-
Epidemiologi - - Anak < 2th yang diserati ginggivostomatitis
Etiologi Adenovirus tipe 3,7,8
Adenovirus tipe 2,4,7 Herpes simpleks tipe 1
Penularan Biasanya melalui kolam renang selain akibat wabah
Terjadi di kolam renang -
Masa inkubasi 5-10 hari
Gejala Demam dengan mata seperti kelilipan, terdapat pembesaran kelenjar preaurikel, dan dalam sekret ada sel neutrofil
Rasa sakit di mata seperti adanya benda asing, disertai pem besaran kelenjar preaurikel, terda pat folikel pada konjung tiva disertai keratitis subepitel yang ringan
Terdapat pembesaran kelenjar preaurikel
Keratokonjungtivitis epidemik
Demam faringo konjungtiva
Keratokonjungtivitis herpetik
Perjalanan penyakit
Selama 3 minggu - Dewasa: rekuren infeksi ganglion trigeminus oleh virus herpes simpleks
Histopatologik - Badan inklusi intranuklear
Lesi vaskuler, hipertrofi papil pada konjungtiva. Kadang ditemukan dendrit pada kornea
Pengobatan Obat sulfa topikal dan dapat diberikan bersama dengan steroid
Tidak terdapat pengobatan yang spesifik
Kortikosteroid kontraindikasi mutlak
Penyulit Kekeruhan kornea yang menetap
- -
KONJUNGTIVITIS JAMUR
• Candida spp (biasanya Candida albicans)• Tampak sebagai bercak putihLaboratorium :• Kerokan : reaksi radang sel polimorfonuklear. Pada agar daeah
dapat diidentifikasi sebagai ragi bertunas (budding yeast) atau sebagai pseudohifa (jarang)
• Terapi :• Terhadap amphotericin B (3-8 mg/mL) dalam larutan air (bukan
garam) atau terhadap krim kulit nystatin (100.000 U/g) 4-6x / hari
KONJUNGTIVITIS AUTOIMUN
KERATOKONJUNGTIVITIS SICCA
• Berkaitan dgn. Sindrom Sjorgen (trias: keratokonj. sika, xerostomia, artritis).
Gejala:• khas: hiperemia konjungtivitis bulbi dan gejala iritasi yang
tidak sebanding dengan tanda-tanda radang.• Dimulai dengan konjungtivitis kataralis • Pada pagi hari tidak ada atau hampir tidak ada rasa sakit,
tetapi menjelang siang atau malam hari rasa sakit semakin hebat.
KONJUNGTIVITIS KIMIA ATAU IRITATIF
KONJUNGTIVITIS IATROGENIK PEMBERIAN OBAT TOPIKAL
• Konjungtivitis folikular toksik atau konjungtivitis non-spesifik infiltrate
• Akibat pemberian lama dipivefrin, miotika, idoxuridine, neomycin, dan obat-obat lain yang disiapkan dalam bahan pengawet atau yang menimbulakan iritasi
• Kerokan konjungtiva sering mengandung sel-sel epitel berkeratin, neutrofil polimorfonuklear
• Terapi :• Menghentikan agen penyebab• Memakai tetesan yang lembut atau lunak, atau sama
sekali tanpa tetesan
KONJUNGTIVITIS PEKERJAAN OLEH BAHAN KIMIA DAN IRITANS• Iritan umum diantaranya pupuk, sabun, deodorant, spray rambut,
tembakau, bahan-bahan make-up, dan berbagai asam dan alkali• Mata yang terkena menimbulkan konjungtivitis berupa mata
merah• Pembilasan segera dan menyeluruh saccus conjungtivae dengan
air atau larutan garam sangat penting, dan setiap materi padat harus disingkirkan secara mekanik. Jangan memakai antidotum kimiawi
• Kompres dingin selama 20 menit setiap jam, teteskan atropine 1% dua kali sehari, dan beri analgetika sistemik bila perlu
TERIMA KASIH