presentasi kasus (perbandingan lma dengan facemask dan ett)

15
PRESENTASI KASUS I. IDENTITAS PASIEN Nama pasien : Sdr. M Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 20 Tahun Alamat : Magelang No RM : 12054 II. ANAMNESIS Keluhan Utama Terdapat benda asing (Corpal peluru senapan angin) di tangan kanan (R. ante brachi dextra). Riwayat Penyakit Sekarang: Kurang lebih 2 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit pasien mengaku tertembak tangan kanannya dan sudah dibawa ke Poli RS dan sudah mencoba di keluarkan tetapi tidak berhasil dikeluarkan. Pasien mengeluhkan nyeri (+). Riwayat Penyakit Dahulu: Tidak ada riwayat penyakit dahulu

Upload: fetty-theralisa

Post on 24-Oct-2015

63 views

Category:

Documents


23 download

DESCRIPTION

PRESENTASI KASUS (Perbandingan LMA Dengan Facemask Dan ETT)

TRANSCRIPT

Page 1: PRESENTASI KASUS (Perbandingan LMA Dengan Facemask Dan ETT)

PRESENTASI KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama pasien : Sdr. M

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 20 Tahun

Alamat : Magelang

No RM : 12054

II. ANAMNESIS

Keluhan Utama

Terdapat benda asing (Corpal peluru senapan angin) di tangan kanan (R. ante brachi dextra).

Riwayat Penyakit Sekarang:

Kurang lebih 2 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit pasien mengaku tertembak tangan

kanannya dan sudah dibawa ke Poli RS dan sudah mencoba di keluarkan tetapi tidak berhasil

dikeluarkan. Pasien mengeluhkan nyeri (+).

Riwayat Penyakit Dahulu:

Tidak ada riwayat penyakit dahulu

III. PEMERIKSAAN FISIK

A. Vital Sign

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis

Page 2: PRESENTASI KASUS (Perbandingan LMA Dengan Facemask Dan ETT)

Tekanan Darah : 120 / 80 mmHg

Nadi : 80 x / menit

Suhu : 37 º C

Respirasi : 20 x / menit.

Berat badan : 54 kg

B. Keadaan Umum

Tampak sakit : (+)

Kesadaran : Compos Mentis

Gizi : Cukup

Pucat : (-)

Ikterus : (-)

Turgor : Cukup

Sesak : (-)

Kejang : (-)

Oedem : (-)

C. Keadaan Fisik

1. Kepala

Inspeksi, palpasi : Dalam batas normal

Mata

Pupil : Isokor

Page 3: PRESENTASI KASUS (Perbandingan LMA Dengan Facemask Dan ETT)

Sklera : Ikterik -/-

Hidung : Dalam batas normal

Mulut : Dalam batas normal

Gigi : Dalam batas normal

2. Leher

Inspeksi, Palpasi, perkusi, auskultasi : Dalam batas normal

3. Thorax

Inspeksi : Dalam batas normal

Palpasi : Dalam batas normal

4. Abdomen

Inspeksi : Dinding perut sejajar dengan dinding dada

Auskultasi : Dalam batas normal

Palpasi : Nyeri tekan (-)

Perkusi : Dalam batas normal

Ekstremitas : Terdapat benda asing (Corpal peluru senapan angin) di tangan kanan

(R. ante brachi dextra)

IV. DIAGNOSIS KERJA

Corpal logam Ante brachi dextra

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

No Parameter Hasil Nilai normal Interpretasi

Page 4: PRESENTASI KASUS (Perbandingan LMA Dengan Facemask Dan ETT)

1 WBC 9,1(10ˆ3/UL) M:4.8-10.8

F:4.8-10.8

Dbn

2 RBC 4,9(10ˆ6/UL) M:4.7-6.1

F:4.2-5.4

Dbn

3 HGB 14,4(9/dL) M: 14.0-18.0 Dbn

4 HCT 42.5 M:42-52

F:37-47

Dbn

5 MCV 87,6(fL) 79.0-99.0 Dbn

6 MCH 29,7(pg) 27.1-31.0 Dbn

7 MCHC 33,9(g/dL) 33.0-37.0 Dbn

8 PLT 258(10ˆ3/UL) 150-450 Dbn

9 RDW-CV 13.5(%) 11.5-14.5 Dbn

10 RDW-SD 42,6(fL) 35-47 Dbn

11 EO# 0,21(10ˆ3/UL) 0.045-0.44 Meningkat

12 BASO# 0.01 (10ˆ3/UL) 0-0.2 Dbn

13 NEUT# 4.54 (10ˆ3/UL) 1.8-8 Dbn

14 LIMPH# 3.6 (10ˆ3/UL) 0.9-5.2 Dbn

15 MONO# 0,75(10ˆ3/UL) 0.16-1 Dbn

16 EO% 2 (%) 2-4 Dbn

17 BASO% 0 (%) 0-1 Dbn

Page 5: PRESENTASI KASUS (Perbandingan LMA Dengan Facemask Dan ETT)

18 NEUT% 50 (%) 50-70 Dbn

19 LIMPH% 39 (%) 25-40 Dbn

20 MONO% 8 (%) 2-8 Dbn

STATUS ANESTESI SELAMA PROSES PEMBEDAHAN

1. Diagnosis pasien

Pre/post operasi : Corpal logam Ante brachi dextra

2. Tindakan operasi

Eksisi evaluasi corpal

3. Status Fisik

ASA I (Pasien tidak memiliki kelainan organik maupun sistemik selain

penyakit yang akan dioperasi)

4. Preoperative

TD :140/80 mmHg

Nadi : 102 x/menit

Suhu : 36 0C

Respirasi : 24 x/menit

5. Teknik Anestesi

General anestesi, RK dengan LMA nomer 4, masker dengan mesin

Page 6: PRESENTASI KASUS (Perbandingan LMA Dengan Facemask Dan ETT)

Maintenance : Isoflurance/ N20/02

Pre medikasi : Sulfas Atropin 25 mg

Induksi : Recofol 100 mg, tramus 25 mg

Jam Parameter yang dipantau Keterangan Obat cairan

Tensi Nadi SpO2

10.00 140/80 114 Mulai

premedikasi

Sulfas atropine

25 mg

RL

10.15 120/70 89 100 Mulai

induksi

Recofol 100mg

Tramus 25 mg

10.30 120/70 89 100 Mulai

pembedahan

10.45 130/80 89 100 RL

11.00 130/86 91 99

11.15 130/80 76 99 Operasi

selesai

Kelebihan LMA dibandingkan Face Mask dan ETT

A. KASUS

Seorang laki-laki berumur 54 tahun, datang ke poli bedah pada tanggal 30 Agustus 2013

dengan mengeluhkan tangan kanan tertembak senapan angin. Setelah dilakukan pemeriksaan

Rontgen, didapatkan Corpal logam peluru senapan angin. Rencana terapi adalah dilakukan evaluasi

corpal dengan general anastesi jenis LMA.

Page 7: PRESENTASI KASUS (Perbandingan LMA Dengan Facemask Dan ETT)

B. TOPIK YANG DIBAHAS

Apakah kelebihan LMA dibandingkan Facemask dan ETT?

C. TINJAUAN PUSTAKA

LMA dibuat dari karet lunak silicone khusus untuk kepentingan medis, terdiri dari masker

yang berbentuk sendok yang elips yang juga berfungsi sebagai balon yang dapat dikembangkan,

dibuat bengkok dengan sudut sekitar 30°. LMA dapat dipakai berulang kali dan dapat disterilkan

dengan autoclave, namun demikian juga tersedia LMA yang disposible.

Indikasi dan kontraindikasi penggunaan LMA

Prinsipnya LMA dapat digunakan pada semua pasien yang bila dilakukan anastesi dengan

face mask dapat dilakukan dengan aman (kecuali penderita-penderita yang memiliki kelainan

oropharynx).  LMA telah digunakan secara rutin pada prosedur-prosedur minor ginekologi,

orthopedi, bronkoskopi dan endoskopi.  Prosedur yang lain yang dapat menggunakan LMA antara

lain ekstraksi gigi, adenotonsilektomy, repair celahlangitan, myringotomi, prosedur memasukkan

pipa timpanostomy, danoperasimata.  Akhir-akhir ini penggunaan LMA untuk penanganan jalan

nafas sulit juga meningkat.

1. Indikasi:

a. Alternatif face mask dan intubasi endotrakheal untuk penanganan jalan nafas

b. penanganan airway selama anastesi umum pada : rutin ataupun emergency, radioterapi, CT-

Scan / MRI, resusitasi luka bakar, ESWL, adenotonsilektomy, bronkhoskopi dengan

fiberoptikfleksibel, dan resusitasi neonatal

c. Situasi jalan nafas sulit : terencana, penyelamatan jalan nafas, dan membantu intubasi

endotracheal

2. Kontraindikasi:

Kondisi-kondisi berikut ini merupakan kontra indikasi penggunaan LMA :

Page 8: PRESENTASI KASUS (Perbandingan LMA Dengan Facemask Dan ETT)

a. Resiko meningkatnya regurgitasi isi lambung (tidak puasa)

b. Terbatasnya kemampuan membuka mulut atau ekstensi leher (misalnya artitisrematoid

yang berat atau ankilosingspondilitis), menyebabkan memasukkan LMA lebih jauh

kehipopharyna sulit.

c. Compliance paru yang rendah atau tahanan jalan nafas yang besar

d. Obstruksi jalan nafas setinggi level larynx atau dibawahnya

e. Kelainan pada oropharynx (misalnya hematoma, dan kerusakan jaringan)

f. Ventilasi paru tunggal.

Keuntungan dan Kerugian LMA

1. Keuntungan LMA dibandingkan Face Mask

Bila dibandingkan dengan pemakaian dengan facemask maka LMA dapat memberikan ahli

anastesi lebih banyak kebebasan untuk melaksanakan tugas yang lain (misalnya mencatat

perjalanan anastesi, memasukkan obat-obatan dll) dan mengurangi angka kejadian kelelahan

pada tangan operator. Dengan LMA dapat memberikan data capnography yang lebih akurat dan

dapat mempertahankan saturasi oksigen yang lebih tinggi.  Kontaminasi ruangan oleh obat-

obatan astesi inhalasi dapat dikurangi tetapi dengan manipulasi yang lebih kecil terhadap jalan

nafas.  Cedera mata dan saraf wajah dapat dihindari dibandingkan bila memakai face mask.

2. Keuntungan LMA dibandingkan dengan ETT

Walaupun LMA tidak dapat menggantikan posisi ETT (khususnya pada prosedur operasi yang

lama dan yang memerlukan proteksi terhadap aspirasi) namun LMA mempunyai berbagai

kelebihan.  LMA lebih mudah dimasukkan dan mengurangi rangsangan pada jalan nafas

dibandingkan ETT (sehingga dapat mengurangi batuk, rangsang muntah, rangsang menelan,

tahan nafas, bronchospame, dan respon kardiovaskuler) adalah dua keuntungan yang dimiliki

LMA dibandingkan ETT.  Level anastesi yang lebih dangkal dapat ditolenransi dengan

menggunakan LMA dibandingkan ETT.  Ditangan yang terampil, penempatan LMA dapat

Page 9: PRESENTASI KASUS (Perbandingan LMA Dengan Facemask Dan ETT)

lebih mudah dan lebih cepat dibandingkan menempatkan ETT, sehingga lebih memudahkan

untuk resusitasi.  Trauma pada pita suara dapat dihindari karena LMA tidak masuk sampai ke

lokasi pita suara.  Insidens kejadian suara seraks etelah penggunaan LMA dapat dikurangi bila

dibandingkan dengan pemakaian ETT.

Tabel 1. Keuntungan dan Kerugian LMA dibandingkan dengan Face Mask atau ETT

LMA : Keuntungan Kerugian

Dibandingkan

dengan Face

Mask

Tangan operator bebas

Fiksasi yang lebih baik pada

penderita yang berjenggot

Lebih leluasa pada operasi

THT

Lebih mudah untuk

mempertahankan jalan nafas

Terlindung dari sekresi jalan

nafas

Trauma pada mata dan saraf

wajah lebih sedikit

Polusi ruangan lebih sedikit

Lebih invasif

Resiko trauma pada jalan

nafas lebih besar

Membutuhkan keterampilan

baru

Membutuhkan tingkatan astesi

lebih dalam

Lebih membutuhkan

kelenturan TMJ (temporo-

mandibular joint)

Difusi N2O pada balon

Ada beberapa kontraindikasi

Dibandingkan

dengan ETT

Kurang invasif

Kedalaman astesi yang

dibutuhkan lebih dangkal

Berguna pada intubasi sulit

Trauma pada gigi dan laryngx

rendah

Mengurangi kejadian

Meningkatkan resiko aspirasi

gastrointestinal

Harus dalam posisi prone atau

jackknife

Tidak aman pada pasien

obisitas berat

Maksimum PPV (positive

Page 10: PRESENTASI KASUS (Perbandingan LMA Dengan Facemask Dan ETT)

bronkhospasme dan

laryngospasme

Tidak membutuhkan relaksasi

otot

Tidak membutuhkan mobilitas

leher

Mengurangi efek pada

tekanan introkular

Mengurangi resiko intubasi

keesofagus atau

endobronchial

pressure ventilation) terbatas

Keamanan jalan nafas kurang

terjaga

Resiko kebocoran gas dan

polusi ruangan lebih tinggi

Dapat menyebabkan distensi

lambung

D. KESIMPULAN

Tidak ada satupun teknik penanganan jalan nafas yang dapat cocok untuk semua pasien dan

kasus sehingga ahli anastesi harus menguasai berbagai teknik untuk memastikan penanganan jalan

nafas yang paling optimal dengan resiko yang paling minimal.

LMA telah dibuktikan dapat digunakan secara luas sebagai alternative menejemen jalan

nafas yang handal dan terpercaya termasuk dalam bidang anastesi pediatrik, menejemen jalan nafas

sulit, resusitas jalan nafas dll.

E. DAFTAR PUSTAKA

1. Morgan GE, Mikhail MS: Airway Management. Clinical Anesthesiology 3nded, Lange Medical

Books, New York, 2002.

2. Gomillion MC, Jung Hee Han : Magnetic Resonance Imaging a case of 2 years old

boy.Anesthesiology Problem-Oriented Patient Management Yao &Artusio’s, 6thed, Lippincott

Williams & Wilkins, Philadelphia, USA, 2008.

Page 11: PRESENTASI KASUS (Perbandingan LMA Dengan Facemask Dan ETT)

3. AfzalM : Airway Management In Pediatric Anesthesia: Laryngeal Mask Airway Vs

Endotracheal Tube. The Internet Journal of Anesthesiology 2007. Volume 13 Number 11.

4. Byhahn C, Meininger D, Zwissler B : Current Concepts of Airway Management in The ICU

and The Emergency Departement; Yearbok of Intensive Care and Emergency Medecine,

Vincent JL (ed), Springer, New York, 2006. P 377-399.