presentasi chapter 6.ppt

16
 Chapter 6  The Measur ement P erspective on Decision Usefulness IRMA DWI PUSPORINI PCD!"#66

Upload: irma

Post on 04-Nov-2015

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Chapter 6The Measurement Perspective onDecision Usefulness

    IRMA DWI PUSPORINIP2CD14066

  • Suatu pendekatan yang menuntut akuntan untuk melaksanakan tanggungjawab memasukkan nilai wajar terhadap laporan keuangan, dengan reliabilitas yang masih rasional, yang berarti meningkatnya tanggungjawab akuntan untuk membantu investor dalam memprediksi kinerja masa depan perusahaan.

    Tujuannya adalah untuk meningkatkan relevansi laporan keuangan, tetapi jangan meninggalkan reliabilitasnya dalam rangka membantu investor mengambil keputusan.

    I. Perspektif Pengukuran

  • Perspektif Pengukuran dapat meningkatkan earnings quality dengan semakin relevannya informasi akuntansi. Apabila informasi akuntansi semakin relevan, maka reaksi investor terhadap informasi tersebut akan semakin besar.

    Perspektif Pengukuran berusaha untuk meningkatkan relevansi informasi akuntansi. Akuntan mengambil tanggungjawab untuk membantu investor dengan cara menggunakan pengukuran fair value terhadap laporan keuangan pokok.

    Perspektif Pengukuran bukan untuk mengganti historical cost. Apabila suatu pengukuran tidak reliabel, maka tetap menggunakan historical cost. Namun demikian, tidak mudah menggunakan fair value tanpa mengurangi reliabilitas. Batasannya adalah, kita menggunakan fair value untuk meningkatkan relevansi selama reliabilitas tidak terganggu.

  • Mengapa? Unsur reliabilitas menjadi dasar untuk pelaksanaan audit oleh akuntan publik. Akuntan publik adalah gambaran pokok akuntansi dan menjadi ujung tombak akuntansi.

  • Mengapa Perspektif Pengukuran mengusulkan untuk memasukkan informasi yang bernilai lebih relevan dalam laporan keuangan pokok, padahal teori pasar modal efisien berimplikasi bahwa catatan kaki dan pengungkapan lain sudah cukup?

    (1) laba hanya direaksi oleh pasar sebesar 2% - 5%, (2) pasar modal mungkin tidak seefisien yang diduga, dan (3) tuntutan tanggungjawab hukum oleh masyarakat terhadap akuntan meningkat. Ketiga alasan tersebut mendasari adanya kemungkinan bahwa Perspektif Pengukuran dapat meningkatkan relevansi informasi akuntansi tanpa mengabaikan reliabilitas informasi akuntansi tersebut.

    II. Alasan Perspektif Pengukuran

  • Dari sisi riset empiris, informasi laba hanya mampu menjelaskan sangat kecil tentang harga sekuritas. Lev (1989) menemukan bahwa respon pasar terhadap berita baik atau berita buruk tentang earnings sangat kecil.

    Menurut Lev, rendahnya respon pasar terhadap earnings disebabkan oleh earnings quality yang rendah. Collins, Kothari, Shanken, dan Sloan (1994) menyatakan bahwa rendahnya reaksi pasar terhadap informasi laba disebabkan oleh keterlambatan historical cost; yaitu historical cost menunggu terlalu lama untuk mengakui suatu kejadian yang relevan. Hal ini menuntut perlunya perbaikan earnings quality dengan pengenalan perspektif pengukuran terhadap laporan keuangan.

  • Dari sisi teori pasar modal efisien, pasar modal mungkin tidak efisien seperti dalam teori efisiensi pasar modal. Investor memerlukan bantuan bagaimana implikasi informasi akuntansi terhadap prediksi keuntungan masa depan.

    Hal ini diperkuat oleh Ohlsons clean surplus theory yang menekankan bahwa peran utama laporan keuangan adalah dalam penentuan nilai perusahaan, bukan perspektif informasi di mana laporan keuangan sebagai salah satu sumber informasi. Teori ini menuntut ke arah perspektif pengukuran.

    Dari sisi praktis, dengan meningkatnya tuntutan terhadap tanggungjawab hukum, auditor dituntut untuk menggunakan nilai wajar dalam laporan keuangan. Tuntutan ini muncul karena kenyataan gagalnya perusahaan-perusahaan besar, khususnya lembaga keuangan.

  • Prospect Theory (Kahneman dan Tversky, 1979):Adalah teori yang menjelaskan bagaimana seseorang mengambil keputusan dalam kondisi tidakpastian. Substansi teori prospek adalah proses pembuatan keputusan individual yang berlawanan dengan pembentukan harga yang biasa terjadi di ilmu ekonomi.

    III. Prospect Theory

  • Beta adalah pengukur volatilitas return suatu sekuritas terhadap return pasar. Beta menggambarkan besarnya perubahan harga suatu saham tertentu dibandingkan dengan perubahan harga pasar.

    Beta pasar diestimasi dengan menggunakan return historis sekuritas dan pasar, misalnya 200 hari untuk return harian. Beta pasar dapat diestimasi dengan CAPM.

    Beta merupakan konsep yang penting dalam akuntansi keuangan karena beta merupakan pengukur risiko sistematis suatu sekuritas terhadap risiko pasar.

    IV. Beta

  • Risiko sistematis adalah risiko yang tidak dapat didiversifikasi melalui portofolio. Risiko ini menggambarkan faktor ekonomi secara keseluruhan yang mempengaruhi semua sekuritas yang ada.

    Apabila fluktuasi return suatu sekuritas mengikuti fluktuasi return pasar, maka beta sekuritas tersebut bernilai 1. Beta bernilai 1 berarti bahwa risiko sistematis suatu saham sama dengan risiko pasar.

  • Fama dan French, meneliti pasar modal USA untuk periode 1963-1990, menemukan bahwa beta memiliki sedikit kemampuan untuk menjelaskan keuntungan sekuritas. Mereka menemukan bahwa book-to-market ratio dan ukuran perusahaan (firm size) lebih signifikan menjelaskan keuntungan sekuritas.

    Daripada melihat beta, lebih baik melihat book-to-market ratio dan ukuran perusahaan sebagai ukuran risiko. Risiko akan meningkat dengan meningkatkanya book-to-marke ratio dan menurun dengan semakin besarnya ukuran perusahaan.

    Hasil penelitian Fama dan French ini menjadikan beta mati.

  • Selain beta pasar, ada juga beta lain yang dikenal, yaitu: beta akuntansi dan beta fundamental.

    Beta akuntansi dihitung sama dengan beta pasar dengan mengganti data return menjadi data laba (earnings).

    Beta fundamentel dihitung dengan berbagai variabel fundamental seperti: dividend payout, pertumbuhan aktiva, leverage, likuiditas, asset size, dan earnings variability.

  • Apabila harga tidak bereaksi cepat terhadap informasi baru tetapi membutuhkan waktu lebih lama, maka keuntungan abnormal dapat terjadi.

    Berbagai anomali pasar modal efisien:1. Teori prospek2. Post-Announcement Drift3. Rasio Keuangan4. Akrual

    V. Anomali Pasar Modal Efisien

  • Kesimpulan:Efisiensi pasar modal dinyatakan sebagai pasar modal efisien dengan anomali. Hal ini terjadi karena pasar tidak sepenuhnya efisien karena dengan informasi yang diumumkan masih ada abnormal return.

  • Munculnya tekanan pada perspektif pengukuran adalah karena adanya kegagalan perusahaan-perusahaan besar, khususnya perusahaan keuangan serta munculnya tuntutan hukum terhadap kantor akuntan publik.

    Akuntan dan auditor dapat melindungi dirinya dari tuntutan hukum dengan mengadopsi perspektif pengukuran yang menggunakan nilai wajar (fair value).

    Hal tersebut memerlukan banyak estimasi dan keputusan, tetapi karena alasan tanggungjawab hukum, akuntan akan menggunakan nilai wajar jika hal tersebut tidak mengurangi keandalan laporan keuangan. VI. Kewajiban Hukum Auditor

  • -TERIMA KASIH-