presentasi

13
1.Latar Belakang Dewasa ini perekonomian dunia mengalami perkembangan yang pesat. Perkembangan yang terjadi di antaranya adalah kemajuan di bidang keuangan dan investasi. Dengan kemajuan tersebut perusahaan nasional dan multinasional kini memiliki berbagai sumber pendanaan yang dapat membantu meningkatkan produksi mereka, yang mana salah satunya adalah melalui penjualan saham dan investasi di pasar modal. Informasi dari suatu perusahaan, terutama informasi keuangan dibutuhkan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak di luar perusahaan, seperti kreditur, calon investor, kantor pajak, dan lainnya memerlukan informasi ini kaitannya dengan kepentingan mereka. Informasi keuangan yang disajikan harus relevan dengan kebutuhan dari masing-masing pemakai. Bagi peruahaan itu sendiri juga bermanfaat untuk mengetahui bagaimana perkembangan perusahaan yang telah berjalan dan membantu memutuskan langkah apa yang perlu di ambil guna memajukan perusahaan di waktu yang akan datang. Kesehatan keuangan perusahaan juga dapat dikontrol dengan meggunakan analisis keuangan. Analisis rasio keuangan dapat menjadikan transparansi laporan keuangan sehingga dapat di ketahui dengan jelas keuangan perusahaan digunakan. 2. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah di uraikan di atas dapat di rumuskan masalah: “Apa analisis rasio keuangan itu?” BAB II ANALISIS RASIO KEUANGAN Analisa terhadap laporan keuangan dimaksudkan agar data keuangan tersebut dapat lebih berarti dalam mendukung keputusan yang akan diambil baik oleh manajemen maupun pihak ekstern yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan. Beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk dapat mengetahui teknik analisa laporan keuangan, maka seorang analis harus menguasai tentang: · Proses penyusunan laporan keuangan · Konsep, sifat dan karakteristik laporan keuangan

Upload: dya-shienta

Post on 30-Jun-2015

4.629 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Presentasi

1.Latar Belakang

Dewasa ini perekonomian dunia mengalami perkembangan yang pesat. Perkembangan yang terjadi di antaranya adalah

kemajuan di bidang keuangan dan investasi. Dengan kemajuan tersebut perusahaan nasional dan multinasional kini memiliki

berbagai sumber pendanaan yang dapat membantu meningkatkan produksi mereka, yang mana salah satunya adalah melalui

penjualan saham dan investasi di pasar modal.

Informasi dari suatu perusahaan, terutama informasi  keuangan  dibutuhkan oleh berbagai macam pihak yang

berkepentingan. Pihak-pihak di luar perusahaan, seperti kreditur, calon investor, kantor pajak, dan lainnya memerlukan informasi

ini kaitannya dengan kepentingan mereka. Informasi keuangan yang disajikan harus relevan dengan kebutuhan dari masing-

masing pemakai.

Bagi peruahaan itu sendiri juga bermanfaat untuk mengetahui bagaimana perkembangan perusahaan yang telah berjalan

dan membantu memutuskan langkah apa yang perlu di ambil guna memajukan perusahaan di waktu yang akan datang. Kesehatan

keuangan perusahaan juga dapat dikontrol dengan meggunakan analisis keuangan. Analisis rasio keuangan dapat menjadikan

transparansi laporan keuangan sehingga dapat di ketahui dengan jelas keuangan perusahaan digunakan.

2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah di uraikan di atas dapat di rumuskan masalah:

“Apa analisis rasio keuangan itu?”

BAB II

ANALISIS RASIO KEUANGAN

Analisa terhadap laporan keuangan dimaksudkan agar data keuangan tersebut dapat lebih berarti dalam mendukung

keputusan yang akan diambil baik oleh manajemen maupun pihak ekstern yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan.

Beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk dapat mengetahui teknik analisa laporan keuangan, maka seorang analis harus

menguasai tentang:

·         Proses penyusunan laporan keuangan

·         Konsep, sifat dan karakteristik laporan keuangan

·         Teknik analisa laporan keuangan; dan

·         Segment dan lingkungan bisnis yang akan dianalisA

ANALISA RASIO KEUANGAN( Analisa Perbandingan)

Analisa perbandingan merupakan metode analisa terhadap laporan keuangan dengan cara memperbandingkan untuk dua periode

atau lebih, atau memperbandingkan laporan keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan lain.Tetapi pada umumnya dilakukan

untuk beberapa periode dari suatu perusahaan sehingga dapat diketahui sifat dan tendensi perubahan yang terjadi dalam

perusahaan tersebut, misalnya:

Page 2: Presentasi

Laba/rugi yang sifatnya operasional maupun insidentil

Diperoleh aktiva baru/perubahan bentuk aktiva

Timbul/lunas/perubahan bentuk hutang

Penambahan/pengurangan modal dan lain-lain.

Dismaping analisa perbandingan, suatu teknik analisa yang sering digunakan juga adalah Analisa trend. Analisa trend dalam

prosentase (trend percentage analysis) merupakan metode analisa untuk mengetahui tendensi keadaan keuangan perusahaan,

yaitu apakah menunjukan tendensi naik, tetap atau menurun.Syarat-syarat penerapan analisa trend adalah:

·               Prinsip-prinsip akuntansi diterapkan secara konsisten

·               Tidak terjadi perubahan nilai uang secara tajam

ANALISA RASIO

Analisa rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbngan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Rasio ini

akan lebih bermanfaat terutama apabila ratio tersebut dibandingkan dengan angka ratio yang digunakan sebagai standar.

1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

A. Rasio Lancar (Current Ratio)

Current Ratio = Aktiva Lancar

Hutang Lancar

Rasio lancar sangat berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban-kewajiban jangka

pendeknya, dimana dapat diketahui sampai seberapa jauh sebenarnya jumlah aktiva lancar perusahaan dapat menjamin

hutang lancarnya. Semakin tinggi rasio berarti semakin terjamin hutang-hutang perusahaan kepada kreditor. Current ratio

2.0 kadang-kadang sudah memuaskan bagi suatu perusahaan, tetapi jumlah modal kerja dan besarnya rasio tergantung pada

beberapa faktor, suatu standard atau rasio yang umum tidak dapat ditentukan untuk seluruh perusahaan. Current ratio 2.0

hanya merupakan kebiasaan dan akan digunakan sebagai titik tolak untuk mengadakan penelitian atau analisa lebih lanjut.

Bagi perusahaan yang mempunyai hubungan baik dengan kreditor atau posisinya kuat terhadap pemasok, mungkin

perusahaan tidak perlu memiliki rasio yang tinggi. Sebagai contoh supermarket. Posisi supermarket terhadap pemasok

biasanya adalah cukup kuat. Dengan kondisi demikian maka supermarket dapat membayar hutangnya setelah 3 atau 4 bulan,

sedangkan penjualan dilakukan secara tunai. Dalam kondisi demikian rasio lacar tidak perlu terlalu

Rasio lancar mempunyai sifat tingginya berubah-ubah dari waktu ke waktu. Sebagai contoh, pada toko pakaian ketika

menjelang hari-hari raya permintaan akan pakaian mulai meningkat, kemudian menurun mencapai titik terbawah lagi pada

hari raya tersebut. Untuk menghadapi kenaikan permintaan tersebut toko pakaian harus menaikkan besarnya persediaan.

Kalau peningkatan persediaan barang dagangan tersebut dibiayai dengan cara mengurangi uang tunai perusahaan, maka

rasio lancar perusahaan tidak mengalami perubahan. Sebab pada transaksi seperti itu hanya struktur aktiva lancarnya saja

yang mengalami perubahan, sedangkan nilai total aktiva lancar dan nilai total passiva lancarnya tidak mengalami perubahan,

sehingga rasio lancar tidak mengalami perubahan.

Akan tetapi jika penumpukan persediaan dilaksanakan dengan cara dibiayai dari pinjaman jangka pendek, maka ketika

volume penjualan tinggi, rasio lancar perusahaan akan menurun. Oleh karena itu untuk mengukur tingginya likuiditas

perusahaan lebih baik untuk mempergunakan angka perputaran modal kerja daripada mempergunakan rasio lancar. Adapun

Page 3: Presentasi

pertimbangannya ialah karena angka perputaran modal kerja tidak banyak dipengaruhi oleh sifat musiman, relatif

dibandingkan dengan rasio lancar.

B. Rasio Uji Cair (Acid Test Ratio)

Aktiva Lancar - Persediaan

Acid test ratio =

Hutang Lancar

Rasio ini sering juga disebut sebagai Quick ratio, dimana rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan

waktu yang relatif lama untuk direalisir menjadi uang kas, walaupun kenyataannya mungkin persediaan lebih likuid

daripada piutang. Jika current ratio tinggi tapi quick rationya rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam

persediaan.

Sebagai pegangan kasar biasanya angka 1.0 untuk rasio uji cair merupakan angka minimum yang perlu

dipertahankan oleh perusahaan agar perusahaan tidak mengalami ketidakmampuan dalam membayar hutang-hutang

jangka pendeknya.

C. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio ini untuk mengukur jumlah kas tersedia dibanding dengan hutang lancar. Pengertian kas kadang-kadang diperluas

dengan setara kas (cash equivalent) meliputi surat berharga yang mudah diperjualbelikan. Rumus perhitungannya adalah :

Kas + Surat Berharga

= X

Hutang Lancar

D. Perputaran Piutang (Turn Over Receivable)

Hasil Penjualan Kredit

Turn Over Receivable =

Rata-rata Piutang

Rasio perputaran piutang memberikan analisa mengenai beberapa kali tiap tahunnya dana yang tertanam dalam piutang

berputar dari bentuk piutang kebentuk uang tunai, kemudian kembali kebentuk piutang lagi. Rata-rata piutang kalau

memungkinkan dapat dihitung secara bulanan (saldo tiap-tiap akhir bulan dibagi tigabelas) atau tahunan yaitu saldo awal

tahun ditambah saldo akhir tahun dibagi dua.

Makin tinggi rasio (turn over) menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya kalau rasio

semakin rendah berarti ada over investment dalam piutang, mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak

efektif, dll. Kalau tujuannya hanya sekedar untuk menilai tingginya likuiditas aktiva lancar jangka pendek, andaikan masa

penagihan rata-rata angkanya sudah tersedia, maka rasio perputaran piutang tidak diperlukan lagi. Apabila masa penagihan

rata-ratanya rendah, maka rasio perputaran piutang mempunyai nilai yang tinggi.

E. Lama Penagihan Rata-rata (Average Collection Period)

Piutang Usaha

X 365 hari = …… hari

Penjualan Kredit

Page 4: Presentasi

Atau

365 hari

= …… hari

Perputaran Piutang

Rasio ini biasanya dipergunakan sebagai tolak ukur untuk menilai tingkat likuiditas aktiva lancar yang berbentuk

piutang jangka pendek.

Dalam menginterprestasikan rasio lama penagihan rata-rata ini, dasar perbandingan yang paling tepat dipergunakan

ialah jangka waktu kredit penjualan. Misalkan jangka waktu kredit penjualan yang dipergunakan oleh perusahaan adalah dua

bulan (60 hari), dan masa penagihan rata-rata sebesar 49 hari, maka dapat diinterprestasikan bahwa tingkat likuiditas sangat

tinggi. Sedangkan apabila jangka waktu kredit penjualan yang dipergunakan satu bulan, maka berarti sekitar 19% dari

piutang telah mengalami keterlambatan pembayaran selama rata-rata 19 hari.

F. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

Harga Pokok Penjualan

Turn Over Persediaan =

Persediaan Barang Dagangan Rata-rata

Turn over ini menunjukkan berapa kali jumlah persediaan barang dagangan diganti atau dijual dalam satu tahun. Perputaran

yang tinggi menunjukkan tingkat persediaan yang ada cukup baik.

Untuk perusahaan dagang, perputaran persediaannya disebut merchandise turnover. Sedangkan untuk perusahaan

pabrik, perputaran persediaan bisa dalam bentuk perputaran bahan baku, bahan pembantu, suku cadang, barang setengah jadi

atau perputaran persediaan dalam proses.

Rasio perputaran persediaan hanya perlu dihitung pada perusahaan yang keberadaan persediaan cukup penting, baik

dalam menunjang kegiatan usaha maupun sebagai barang yang dijual.

2. Rasio Solvabilitas

A. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aktiva (Ratio of Owner’s Equity to Total Assets)

Rasio ini menunjukan pentingnya sumber modal pinjaman dan tingkat keamanan yang dimiliki oleh kreditor. Semakin

tinggi rasio ini berarti semakin kecil jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan.

Rasio ini disebut juga proprietory ratio yang menunjukan tingkat solvabilitas perusahaan dengan anggapan bahwa

semua aktiva dapat direalisir sesuai dengan yang dilaporkan dalam neraca.

Rumus perhitungannya adalah :

Modal Sendiri

= X

Total Aktiva

B. Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap (Ratio of Owner’s Equity to Fixed Assets)

Jika rasio ini lebih dari 100 % berarti modal sendiri melebihi total aktiva tetap dan menunjukan aktiva tetap

seluruhnya dibiayai oleh pemilik perusahaan dan sebagian dari aktiva lancar juga dibiayai oleh pemilik perusahaan.

Sebaliknya jika rasio dibawah 100 %berarti sebagian aktiva tetapnya dibiayai dengan modal pinjaman jangka pendek /

jangka panjang sedang aktiva lancarnya seluruhnya dibiayai dengan modal pinjaman.

Rumus perhitungannya :

Page 5: Presentasi

Modal Sendiri

= X

Aktiva Tetap

C. Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang

Rasio ini mengukur tingkat keamanan yang dimiliki oleh kreditor jangka panjang . Disamping itu juga menunjukkan

kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman baru dengan jaminan aktiva tetap.

Semakin tinggi rasio ini semakin besar jaminan dan kreditor jangka panjang semakin aman atau terjamin dan semakin

besar kemampuan perusahaan untuk mencari pinjaman. Rumus perhitungannya :

Total Aktiva Tetap

= X

Total Hutang Jangka Panjang

D. Nilai Buku Saham

Nilai buku per lembar saham menunjukkan jumlah rupiah yang akan dibayarkan kepada setiap lembar saham apabila

perusahaan pada saat itu dibubarkan dengan anggapan bahwa semua aktiva dapat direalisir atau dijual dengan harga yang

sama dengan nilai bukunya.

Dalam penghitungannya nilai buku saham jika ada saham yang sudah dipesan (subscribed) walaupun saham tersebut

belum diserahkan kepada pemesan, maka jumlah tersebut harus ditambahkan pada jumlah modal yang sudah beredar.

Sebaliknya bila ada saham yang dibeli kembali oleh perusahaan (treasury stock) maka harus dikurangkan terhadap jumlah

modal saham yang beredar.

Rumus ratio ini adalah sebagai berikut:

Modal Saham

= X

Jumlah lembar saham

E. Rasio Total Hutang terhadap Total Aktiva (Total Debt to Total Assets Ratio)

Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi resiko keuangan perusahaan. Dalam batas tertentu bank akan sulit untuk

mengabulkan permohonan kredit. Hanya saja setiap bank batasnya berbeda. Rumus perhitungannya adalah :

Total Hutang

= ……. %

Total Aktiva

3. Rasio Rentabilitas

A. Rasio Laba Usaha dengan Aktiva Usaha (Ratio Operating Income dengan Operating Assets)

Profitability suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari

kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau assets yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut

(operating assets). Yang dimaksud dengan operating assets adalah semua aktiva kecuali investasi jangka panjang dan aktiva-

aktiva lain yang tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok

perusahaan.

Rumus perhitungannya adalah :

Laba Usaha

= X

Aktiva Usaha

Page 6: Presentasi

Rasio ini akan mencerminkan keuntungan yang diperoleh tanpa mengingat dari mana sumber modal dan menunjukkan

tingkat efisiensi perusahaan dalam melaksanakan operasi sehari-hari.

B. Perputaran Aktiva Usaha ( Operating Assets Turnover)

Rumus ratio Perputaran Aktiva Usaha:

Penjualan

= X

Aktiva Usaha

Rasio ini menunjukkan seberapa jauh aktiva telah dipergunakan di dalam kegiatan perusahaan atau menunjukkan berapa

kali operating assets berputar dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun.

Turnover yang tinggi menunjukkan management yang efektif tetapi dapat juga turnover yang tinggi disebabkan aktiva

perusahaan yang sudah tua dan sudah habis disusut, jadi turnover yang tinggi ini karena keadaan perusahaan.

C. Rasio Laba Kotor atas Penjualan (Gross Profit Margin on Sales)

Rasio ini mengukur tingkat profitabilitas produk sebelum dibebani oleh biaya-biaya yang lain. Perubahan rasio laba

kotor bisa saja terjadi karena perubahan dalam kebijaksanaan penjualan, misalnya tingkat potongan atau adanya produk

baru.

Rumus perhitungannya :

Laba Kotor

= ……… %

Penjualan

D. Rasio Laba Usaha atas Penjualan (Operating Margin Ratio)

Laba usaha (laba operasi) adalah laba dari kegiatan utama perusahaan. Oleh karena itu sudah seharusnya laba ini

memberikan hasil lebih besar dibanding dari laba yang bukan utama. Rumus perhitungannya :

Laba Usaha

= ……… %

Penjualan

E. Rasio Laba Bersih atas Penjualan (Net Margin Ratio)

Rasio ini mengukur hasil akhir dari kegiatan operasi perusahaan. Selisih laba bersih dengan rasio laba usaha dapat

mencerminkan berapa beban yan ditanggung perusahaan untuk biaya-biaya non operasional.

Rumus perhitungannya :

Laba Bersih

= ……… %

Penjualan

F. Operating Ratio

Operating ratio mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan, sehingga rasio yang tinggi menunjukkan keadaan yang

kurang baik karena berarti bahwa setiap rupiah penjualan yang terserap dalam biaya juga tinggi, dan yang tersedia untuk

laba kecil. Tetapi rasio yang tinggi mungkin tidak hanya disebabkan oleh faktor intern yang dapat dikendalikan oleh

manajemen, tetapi juga faktor ekstern misalnya faktor harga yang sulit dikendalikan oleh manajemen. Rumus

perhitungannya :

Harga Pokok + Biaya Operasi

= ……… %

Penjualan

G. Rasio Tingkat Pengembalian Investasi (Return on Investment, ROI)

Page 7: Presentasi

Tujuan perhitungan rasio ini adalah untuk mengetahui sampai seberapa jauh aset yang digunakan dapat menghasilkan

laba. Laba usaha berarti laba dari kegiatan utama perusahaan. Aktiva operasi adalah aktiva yang dipakai untuk menghasilkan

laba usaha tersebut. Dengan kata lain, aset yang dihitung disini hanya aset yang memberikan konstribusi terhadap

pencapaian laba usaha. Penyertaan yang biasanya menghasilkan pendapatan lain (di luar laba usaha) tidak dihitung.

Demikian halnya dengan aktiva lain-lain. Aktiva lain-lain ada yang berupa aktiva belum selesai atau aktiva tidak

operasional. Oleh karena itu juga tidak diikutsertakan dalam pengertian aktiva operasi. Rumus perhitungannya adalah :

Laba Usaha

= ……… %

Aktiva Operasi

atau

Laba Usaha Penjualan

X

Penjualan Aktiva Operasi

H. Rasio Tingkat Pengembalian Aset (Return on Assets, ROA)

Dengan rasio akan nampak seberapa besar tingkat produktifitas seluruh aset. Perbedaan hasil perhitungan antara ROI

dengan ROA akan diketahui sampai seberapa jauh tingkat aset penunjang atau tidak produktif dan hasil sampingan

perusahaan. Rumus perhitungannya adalah : Laba Bersih

= ……… %

Total Aktiva

I. Rasio Laba Bersih atas Modal (Return on Equity)

Rasio ini berguna untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang diperoleh dari penanam modal. Pengertian modal disini adalah

semua modal yang tertanam di perusahaan, termasuk di dalamnya saldo laba (laba ditahan). Rumus perhitungannya :

Laba Bersih

= ……… %

Modal Sendiri

J. Laba Per Lembar Saham (Earning Per Share, EPS)

Rasio ini untuk mengukur laba bersih per lembar saham (maksimum) yang mungkin diperoleh pemegang saham. Dikatakan maksimum,

karena yang dibagi biasanya adalah kurang dari EPS. Rasio ini adalah satu-satunya rasio yang muncul di laporan keuangan, bisanya

dicantumkan di bawah laba bersih. Rumus perhitungannya adalah :

Laba Bersih

= ……… %

Jumlah Lembar Saham

Keunggulan dan Kelemahan Analisis Rasio Keuangan

1. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan. 

Analisis keuangan, yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan di bidang finansial akan

sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen dimasa lalu dan prospeknya dimasa mendatang. Dengan analisis

keuangan ini dapat diketahui kekuatan serta kelemahan yang dimiliki oleh seorang busines enterprise. Rasio tersebut

dapat memberikan indikasi apakah perusahaan memiliki kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban finansialnya,

besarnya piutang yang cukup rasional, efisiensi manajemen persediaan, perencanaan pengeluaran investasi yang baik,

dan struktur modal yang sehat sehingga tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat tercapai.

Dengan menganalisis prestasi keuangan, seorang analis keuangan akan dapat menilai apakah manajer keuangan dapat

Page 8: Presentasi

merencanakan dan mengimplementasikan kedalam setiap tindakan secara konsisten dengan tujuan memaksimumkan

kemakmuran pemegang saham. Disamping itu analisis semacam ini juga dapat dipergunakan oleh pihak lain seperti

bank, untuk menilai apakah cukup beralasan(layak) untuk memberikan tambahan dana atau kredit baru, calon investor

untuk memproyeksikan prospek perusahaan dimasa datang(R. Agus Sartono, 1994 : 119 – 120).

2. Kelemahan Analisis Rasio Keuangan.

Menurut Teuku Mirza dan Imbuh S(1999), ada beberapa kelemahan dari rasio keuangan :

(1) Adanya distorsi karena laba yang dimasukkan tidak memasukkan unsur biaya modal ekuitas.

(2) Laporan keuangan dari suatu perusahaan yang memiliki sejumlah divisi dari industri yang berlainan akan sulit

dibandingkan dengan perusahaan lain atau dengan data suatu industri.

(3) Terjadinya distorsi karena pengaruh inflasi dan penggunaan data historis dalam akuntansi.

(4) Laporan keuangan tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus didukung oleh catatan atas laporan keuangan. Informasi

ini harus dicermati karena mungkin memuat potensi masalah yang dapat sangat mempengaruhi kondisi keuangan suatu

perusahaan.

(5) Kesulitan dalam menginterpretasikan hasil analisa. Misalkan, quick rqtio yang tinggi apakah bagus karena kuatnya

likuiditas perusahaan. Atau, justru jelek karena perusahaan memegang kas yang berlebih yang justru tidak produktif.

(6) Perbedaan dalam perlakuan akuntansi dapat menimbulkan distorsi dalam membandingkan rasio.

(7) Adanya praktek window dressing tentunya membuat laporan keuangan terlihat bagus.

Bab III

PENUTUP

Kesimpulan

Analisis rasio keuangan yang telah di jalaskan membuktikan bahwa analisis keuangan di dalam perusahaan sangat

penting karena ini sangat membantu kemajuan perusahaan. Perusahaan yang analisis keuangannya sehat akan mudah pula

mendapatkan bantuan keuangan dari pihak luar,karena mereka akan mempertimbangkan keadaan laporan keuangan yang ada

dalam perusahaan. Tidak hanya itu perusahaan yang jelas laporan keuangannya akan mempermudah memutuskan maslah

keuangan yang timbul di masa datang.