presentasi 010410 dr.allis nurdini_telaah rusun berlantai 10
TRANSCRIPT
Telaah Rumah Susun Berlantai 10 :Prospek bagi Perencanaan dan Perancangan Arsitektur
Disusun oleh:
Dr. Allis Nurdini, ST, MT
Kelompok Keahlian Perumahan dan Permukiman, Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan
Institut Teknologi Bandung
Diskusi Teknis, PUSLITBANGKIM KEMENPU, Jatinangor, 01 April 2010
Pokok Bahasan
1. Filosofi Rumah Susun 10 Lantai
2. Building Performance Assessment
3. Aspek Arsitektural
4. Sekilas Kasus Studi
5. Kesimpulan
Filosofi Rumah Susun (10 Lantai)
• Peningkatan kualitas hidup:
– Individu
– Keluarga
– Masyarakat
Filosofi Rumah Susun (10 Lantai)
Efisiensi ruang:
– Lebih banyak lahan untuk ruang hijau,
– Lebih banyak lahan untuk perkebunan/persawahan,
– Penghematan mobilitas
Building Performance Assessment 1
• Antara Building Performance Assessment (BPE) danPost Occupancy Evaluation (POE)
• POE sebagai bagian dari BPE
• Manfaat BPE :
dapat menemukenali karakter organisasi atau institusiyang bagaimana yang merencanakan, membangun, memelihara dan memonitoring bangunan :
bangunan itu produk sedangkan yang membentuk pastimanusia/kumpulan manusia
Metode POE
Model BPE :
POE sbg salah satu metode dalam siklus
penilaian performance bangunan
Inter relasi antara bangunan, penghuni dan kebutuhan penghuni
Performance
PengukuranPerformance Bangunan
Kriteria Performance
Variabel/MatriksPerformance Bangunan
Aspek Arsitektural: Lingkup2
1. Prinsip Perencanaan Umum– Perencanaan kawasan umum
– Persyaratan keselamatan bangunan
– Persyaratan kesehatan bangunan
– Persyaratan keamanan dan kenyamanandalam bangunan
– Persyaratan kemudahan bangunan
– Persyaratan penampilan bangunan
– Bentuk bangunan
Contoh poinperencanaan
Aspek Arsitektural: Lingkup
2. Prinsip Perencanaan Khusus
– Lokasi:
• kriteria,
• topografi,
• lahan,
• kondisi tanah,
• aksesibilitas,
• kepadatan penduduk dan
• intensitas bangunan
– Perencanaan tapak:
• kepadatan bangunan,
• garis sempadan bangunan,
• jarak antar bangunan,
• pemisah kawasan dan klasterlingkungan rusun;
• tata letak bangunan(keamananan, keselamatan, kenyamanan, hijau padabangunan dan tata tanaman);
• sirkulasi-fasilitas parkir danpertandaan;
• sarana lingkungan; prasaranalingkungan (jalan, air minum, air limbah, persampahan, drainase, listrik, telepon, gas, transportasi lingkungan, pemadam kebakaran)
3. Perancangan bangunan– Tipologi bangunan
– Persyaratan ruang: pencahayaan, penghawaan, kebisingan, getaran,
– Persyaratan aksesibilitas dan evakuasi
– Kemudahan hubungan vertikal dalam bangunan
– Aksesibilitas bagi penyandang cacat dan lansia
– Persyaratan kelengkapan bangunan: sistem transportasi vertikal(tangga, balustrade, lift, tangga darurat,, aksesibilitas untukpemadam kebakaran) persyaratan evakuasi, persyaratanpencahayaan darurat/tanda arah keluar/ sistem peringatanbahaya, persyaratan komunikasi antar bangunan, persyaratanpenangkal petir, persyaratan kelistrikan, persyaratan utilitasbangunan (air minum, limbah/kotor, prasarana dan saranautilitas, persyaratan bahan) persyaratan bahan pada setiapruang (dinding, lantai, langit-langit, atap)
4. Perancangan satuan rusun
- Satuan rusun dihitung berdasarkan kebutuhanruang yaitu 9 m2/orang
- Sekurang-kurangnya terdiri dari: ruang serbaguna, KM/WC, dapur, balkon jemur
- Direncanakan sebagai tempat tinggal
- Bahan aman, mudah pemeliharaan danmemenuhi standar kesehatan
- Dianjurkan penggunaan modular
Studi
Perancangan
Arsitektural3
Sekilas Studi KasusRusun Berlantai 10
• Kasus Singapura– Bertahap :
– Periode 4-5 lantai– Periode 10 lantai
– Periode >= 20 lantai
Problem terjadi pada setiap tahap
- Perubahan aktivitas ekonomi- Perubahan aktivitas sosial : individu (anak), keluarga,
masyarakat
- Perubahan lingkungan: energi, sumber daya alamdan buatan
Kasus India:
Mhada Housing
(Charles Correa)
• Efisiensi Utilitas
• Konsep Ruang
Komunal
Rusun Pulogebang (Rencana)3
• 16 sampaidengan20 lantai
• Per lantai16 hunian
• Tiapmenaratersedia4 buahlift dan3 buahtangga
Kyoto Mass Housing
Skematik Denah-TampakVarian 1
Skematik Denah-TampakVarian 2
Sumber: analisis pribadi
Skematik PotonganVarian 1
Skematik PotonganVarian 2
Bidang
atas
Letak
jemura
n
Railing
balkon
Balkon
jemur
Pembatas
Sumber: analisis pribadi
Permutasi Elemen Fasade untukFungsi Jemuran
No. Elemen varian 1 varian 2 varian n
1 balkon/teras jemur
2 railing balkon letak menerus
setempat
bahan solid
void
3 letak gantungan jemuran letak atas
bawah
atas dan bawah
4 pembatas antar hunian keberadaan tidak ada
setinggi manusia
full sd langit2
5 teritisan/bidang atas keberadaan teras atasnya
desain khusus
Sumber: analisis pribadi
Kesimpulan:
Prospek Rusun Berlantai 10 ttg
Outcome yang Berkelanjutan
Ekonomi
• Ekonomi penghuni– Aset
– Biaya
– Income
• Ekonomi pengelola (an)– Mekanikal/Elektrikal
– Sanitair
– dll
• Aset pemerintah kota– Pertambahan nilai
– Penyusutan
– Financial benefit
Society
• Individu: – perilaku anak, remaja, dewasa, perempuan,
laki-laki
• Keluarga: – harmonisasi, komunikasi, aktivitas
• Masyarakat: – kontrol, kepercayaan/trust, gotong royong
Kriteria: Kesehatan, Keamanan, Kenyamanan
Lingkungan
• Energi
• Sumber daya
Kriteria: Kesehatan, Keamanan, Kenyamanan
Prospek Riset TeknologiRusun Berlantai 10
• Metode BPE
• Sasaran:
– Rusun berlantai 4-6
– Rusun berlantai 10
• Lingkup
– Arsitektural
– Struktural
– Utilitas
Referensi
1. Preiser, Wolfgang FE dan Vischer, Jacqueline (2005): Assessing Building Performance, Oxford: Penerbit Elsevier
2. Puslitbangkim dan JICA (2007): Buku 1 Konsep Perencanaan dan PerancanganArsitektur Rumah Susun Sederhana, Departemen Pekerjaan Umum-BadanPenelitian dan Pengembangan-Puslitbangkimbekerjasama dengan JICA
3. Indonesia Architecture Magazine (2007), Rumah Susun, Edisi ke-9, ISSN 1978-2373