pratikum pembuatan odontogram pada kepaniteraan …journal.unair.ac.id/filerpdf/1 pratikum...

5
1 Jurnal Kedokteran Forensik Indonesia, Vol. 15 No. 1, Januari – Maret 2013 Pratikum Pembuatan Odontogram pada Kepaniteraan Klinik Dokter Muda di Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK Unair – RSUD Dr Soetomo Surabaya Warih Wilianto, Wieke Lutviandari Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK Unair – RSUD Dr Soetomo Surabaya Abstrak Menurut Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) tahun 2012 pemeriksaan gigi jenazah termasuk salah satu ketrampilan yang harus dikuasai secara menyeluruh pada saat menyelesaikan pendidikan dokter (tingkat kemampuan 4A), dalam standar kompetensi itu pula dinyatakan bahwa jenazah yang tidak teridentifikasi termasuk dalam daftar masalah yang harus dapat diselesaikan oleh dokter. Dalam Disaster Victim Identification (DVI) data gigi geligi korban merupakan pengidentifikasi primer. Menurunnya jumlah permintaan otopsi dan meningkatnya jumlah mahasiswa kedokteran menyebabkan menurunnya kesempatan melakukan pemeriksaan jenazah bagi dokter muda yang menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal. Dokter muda dapat melatih melakukan pemeriksaan gigi jenazah dengan melakukan pemeriksaan gigi geligi mahasiswa itu sendiri, hasil pemeriksaan itu dituangkan dalam bentuk odontogram. Dokter muda bekerja dalam kelompok kelompok kecil 5 – 7 orang per kelompok didampingi oleh dosen pembimbing. Kuliah review tentang DVI dan Odontologi Forensik diberikan dengan penekanan pada teknis pelaksanaan pemeriksaan dan pencatatan gigi sesuai standar interpol. Dokter muda membuat foto gigi dengan kamera digital dengan 5 sudut pengambilan, dilanjutkan dengan mengisi form odontogram. Diskusi aktif dengan dosen pembimbing berlangsung selama pratikum. Odontogram yang sudah diperiksa dan disahkan oleh dosen pembimbing dikumpulkan pada divisi antropologi-odontologi sebagai database odontogram dalam bentuk softcopy maupun hardcopy. Aktivitas selama pratikum merupakan atribut softskill dalam proses pembelajaran yang menjadi salah satu bahan evaluasi pelaksanaan kepaniteraan klinik bagi dokter muda. Kata kunci: Odontogram, Standar Kompetensi Dokter Pendahuluan Menurut Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) tahun 2012 pemeriksaan gigi jenazah termasuk salah satu ketrampilan yang harus dikuasai secara menyeluruh pada saat menyelesaikan pendidikan dokter (tingkat kemampuan 4A), dalam standar kompetensi itu pula dinyatakan bahwa jenazah yang tidak teridentifikasi termasuk dalam daftar masalah yang harus dapat diselesaikan oleh dokter. Dalam Disaster Victim Identification (DVI) dikenal 5 metode identifikasi korban, salah satunya menggunakan data gigi geligi korban yang merupakan pengidentifikasi primer. Menurunnya jumlah permintaan otopsi dan meningkatnya jumlah mahasiswa kedokteran menyebabkan menurunnya kesempatan melakukan pemeriksaan jenazah bagi dokter muda yang menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal. Sebagai alternatif adalah pemeriksaan gigi jenazah diganti dengan melakukan pemeriksaan gigi orang hidup. hasil pemeriksaan itu dituangkan dalam bentuk odontogram dan dapat dijadikan database. Hingga saat ini belum banyak usaha rintisan pembuatan database odontogram di Indonesia. Persiapan dan Bahan Pertama kali dokter muda dibekali dengan kuliah klasikal tentang odontologi forensik dan Disaster Victim Identification (DVI). Kuliah odontologi forensik menekankan pada materi gigi sebagai alat identifikasi dan

Upload: nguyenkiet

Post on 05-Feb-2018

234 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pratikum Pembuatan Odontogram pada Kepaniteraan …journal.unair.ac.id/filerPDF/1 pratikum odontogram.pdf · pada materi gigi sebagai alat identifikasi dan . 2 ... tampak dari samping

1

Jurnal Kedokteran Forensik Indonesia, Vol. 15 No. 1, Januari – Maret 2013

Pratikum Pembuatan Odontogram pada Kepaniteraan Klinik Dokter Muda di Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal

FK Unair – RSUD Dr Soetomo Surabaya

Warih Wilianto, Wieke Lutviandari

Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK Unair – RSUD Dr Soetomo Surabaya

Abstrak Menurut Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) tahun 2012 pemeriksaan gigi jenazah

termasuk salah satu ketrampilan yang harus dikuasai secara menyeluruh pada saat menyelesaikan pendidikan dokter (tingkat kemampuan 4A), dalam standar kompetensi itu pula dinyatakan bahwa jenazah yang tidak teridentifikasi termasuk dalam daftar masalah yang harus dapat diselesaikan oleh dokter. Dalam Disaster Victim Identification (DVI) data gigi geligi korban merupakan pengidentifikasi primer.

Menurunnya jumlah permintaan otopsi dan meningkatnya jumlah mahasiswa kedokteran menyebabkan menurunnya kesempatan melakukan pemeriksaan jenazah bagi dokter muda yang menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal. Dokter muda dapat melatih melakukan pemeriksaan gigi jenazah dengan melakukan pemeriksaan gigi geligi mahasiswa itu sendiri, hasil pemeriksaan itu dituangkan dalam bentuk odontogram.

Dokter muda bekerja dalam kelompok kelompok kecil 5 – 7 orang per kelompok didampingi oleh dosen pembimbing. Kuliah review tentang DVI dan Odontologi Forensik diberikan dengan penekanan pada teknis pelaksanaan pemeriksaan dan pencatatan gigi sesuai standar interpol. Dokter muda membuat foto gigi dengan kamera digital dengan 5 sudut pengambilan, dilanjutkan dengan mengisi form odontogram. Diskusi aktif dengan dosen pembimbing berlangsung selama pratikum.

Odontogram yang sudah diperiksa dan disahkan oleh dosen pembimbing dikumpulkan pada divisi antropologi-odontologi sebagai database odontogram dalam bentuk softcopy maupun hardcopy. Aktivitas selama pratikum merupakan atribut softskill dalam proses pembelajaran yang menjadi salah satu bahan evaluasi pelaksanaan kepaniteraan klinik bagi dokter muda.

Kata kunci: Odontogram, Standar Kompetensi Dokter

Pendahuluan Menurut Standar Kompetensi Dokter

Indonesia (SKDI) tahun 2012 pemeriksaan gigi jenazah termasuk salah satu ketrampilan yang harus dikuasai secara menyeluruh pada saat menyelesaikan pendidikan dokter (tingkat kemampuan 4A), dalam standar kompetensi itu pula dinyatakan bahwa jenazah yang tidak teridentifikasi termasuk dalam daftar masalah yang harus dapat diselesaikan oleh dokter.

Dalam Disaster Victim Identification (DVI) dikenal 5 metode identifikasi korban, salah satunya menggunakan data gigi geligi korban yang merupakan pengidentifikasi primer.

Menurunnya jumlah permintaan otopsi dan meningkatnya jumlah mahasiswa kedokteran menyebabkan menurunnya

kesempatan melakukan pemeriksaan jenazah bagi dokter muda yang menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal.

Sebagai alternatif adalah pemeriksaan gigi jenazah diganti dengan melakukan pemeriksaan gigi orang hidup. hasil pemeriksaan itu dituangkan dalam bentuk odontogram dan dapat dijadikan database. Hingga saat ini belum banyak usaha rintisan pembuatan database odontogram di Indonesia. Persiapan dan Bahan

Pertama kali dokter muda dibekali dengan kuliah klasikal tentang odontologi forensik dan Disaster Victim Identification (DVI). Kuliah odontologi forensik menekankan pada materi gigi sebagai alat identifikasi dan

Page 2: Pratikum Pembuatan Odontogram pada Kepaniteraan …journal.unair.ac.id/filerPDF/1 pratikum odontogram.pdf · pada materi gigi sebagai alat identifikasi dan . 2 ... tampak dari samping

2

Jurnal Kedokteran Forensik Indonesia, Vol. 15 No. 1, Januari – Maret 2013

dikhususkan pada teknik penulisan odontogram. Kuliah DVI menekankan pada pentingnya gigi sebagai pengidentifikasi primer.

Dilakukan pembagian kelompok, satu kelompok terdiri dari 5 – 7 dokter muda.

Disiapkan bahan bahan bahan pratikum sebagai berikut: form odontogram, sonde gigi, cermin gigi, senter dengan bola lampu putih, kamera digital, dan notebook.

Metode

Setelah mendapat kuliah dan pengarahan teknik, pembuatan odontogram dilakukan secara berkelompok oleh dokter muda.

Dilakukan pembuatan foto gigi menggunakan kamera digital. Gigi difoto dengan lima sudut pengambilan gambar, yaitu: 1. tampak dari depan dalam posisi oklusi

normal sehingga terlihat permukaan labial gigi incisivus dan caninus,

2. tampak dari samping kanan dalam posisi oklusi normal sehingga tampak permukaan labial gigi incisivus dan caninus serta tampak permukaan bukal gigi premolar I,

3. tampak dari samping kiri dalam posisi oklusi normal sehingga tampak permukaan labial gigi incisivus dan caninus serta tampak permukaan bukal gigi premolar I,

4. Pada rahang atas nampak permukaan oklusal gigi molar dan premolar serta permukaan incisal gigi incisivus dan caninus pada posisi mulut terbuka lebar,

5. Pada rahang bawah nampak permukaan oklusal gigi molar dan premolar serta permukaan incisal gigi incisivus dan caninus pada posisi mulut terbuka lebar.

Setelah pengambilan gambar gigi dengan kamera digital selesai, dilanjutkan dengan pemeriksaan gigi geligi. Dalam satu kelompok, dokter muda saling memeriksa giginya masing masing

Hasil pemeriksaan itu dituangkan dalam odontogram menurut standar Interpol dan diberi keterangan tertulis di lembar belakangnya.

Gambar digital gigi dan form odontogram yang telah selesai dibuat selanjutnya dikonsulkan ke dosen pembimbing.

Gambar. 1. Seorang dokter muda mengambil gambar gigi dokter muda lainnya.

Gambar 2. Seorang dokter muda memeriksa gigi dokter muda lainnya.

Gambar 3. Foto gigi dari 5 sudut pemotretan

Page 3: Pratikum Pembuatan Odontogram pada Kepaniteraan …journal.unair.ac.id/filerPDF/1 pratikum odontogram.pdf · pada materi gigi sebagai alat identifikasi dan . 2 ... tampak dari samping

3

Jurnal Kedokteran Forensik Indonesia, Vol. 15 No. 1, Januari – Maret 2013

Dosen pembimbing memeriksa hasil kerja dokter muda dan mencocokkan dengan memeriksa gigi dokter muda tersebut satu per satu. Dosen pembimbing memberi pertanyaan dan umpan balik, diskusi aktif terjadi selama bimbingan.

Setelah mendapat masukan dan perbaikan, odontogram ditulis ulang dengan tulis tangan dan ditanda tangani dosen pembimbing. Odontogram diperiksa sekali lagi dan dinyatakan selesai oleh ahli odontologi forensik.

Selama bimbingan dosen pembimbing mencatat keaktifan dokter muda dalam diskusi dan pratikum. Aktivitas selama pratikum merupakan atribut softskill dalam proses pembelajaran yang menjadi salah satu bahan evaluasi pelaksanaan kepaniteraan klinik bagi dokter muda.

Hasil

Hasil pemeriksaan gigi oleh dokter muda disimpan dalam 2 lembar kertas laporan. Lembar pertama: halaman depan berisi identitas pemilik gigi (mahasiswa yang bersangkutan), format odontogram, dan pengesahan dari dosen pembimbing. Halaman kedua berisi keterangan dalam narasi terstruktur tentang bentuk, susunan dan perubahan perubahan pada gigi sesuai dengan yang tercantum pada odontogram di halaman pertama. Keterangan tersebut ditulis tangan dengan bahasa yang dapat dipahami oleh orang awam. Lembar kedua berisi foto berwarna gigi dalam 5 posisi.

Laporan pratikum yang sudah ditandatangani dosen pembimbing dijilid jadi satu dan dikumpulkan pada sekretariat pendidikan dokter muda disertai file softcopy dalam compact disc.

Sekretariat pendidikan mengumpulkan hasil odontogran dokter muda tersebut pada divisi antropo-odontologi forensik yang kemudian menyimpannya sebagai database odontogram dokter muda.

Gambar 4: Halaman pertama odontogram

Gambar 5: Halaman kedua odontogram

Page 4: Pratikum Pembuatan Odontogram pada Kepaniteraan …journal.unair.ac.id/filerPDF/1 pratikum odontogram.pdf · pada materi gigi sebagai alat identifikasi dan . 2 ... tampak dari samping

4

Jurnal Kedokteran Forensik Indonesia, Vol. 15 No. 1, Januari – Maret 2013

Pembahasan Standar Kompetensi Dokter Indonesia

merupakan bagian dari Standar Pendidikan Profesi Dokter Indonesia yang disahkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia. Setiap perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan profesi dokter, dalam mengembangkan kurikulum harus menerapkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia.

Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) merupakan standar minimal kompetensi lulusan. Dalam SKDI tercantum Daftar Masalah dan Daftar Ketrampilan Klinis.

Daftar Masalah berisikan berbagai masalah yang akan dihadapi dokter layanan primer. Oleh karena itu, institusi pendidikan kedokteran perlu memastikan bahwa selama pendidikan, mahasiswa kedokteran dipaparkan pada masalah-masalah tersebut dan diberi kesempatan berlatih menanganinya.

Daftar Keterampilan Klinis berisikan keterampilan klinis yang perlu dikuasai oleh dokter layanan primer di Indonesia. Pada setiap keterampilan telah ditentukan tingkat kemampuan yang diharapkan. Daftar ini memudahkan institusi pendidikan kedokteran untuk menentukan materi dan sarana pembelajaran keterampilan klinis.

Pada daftar masalah SKDI, jenazah yang tidak teridentifikasi merupakan masalah yang harus bisa diselesaikan oleh dokter. Sedangkan pada daftar ketrampilan disebutkan bahwa memeriksa gigi jenazah merupakan ketrampilan dengan tingkat kemampuan 4A.

Tingkat kemampuan 4 artinya: Mampu melakukan secara mandiri. Lulusan dokter dapat memperlihatkan keterampilannya tersebut dengan menguasai seluruh teori, prinsip, indikasi, langkah-langkah cara melakukan, komplikasi, dan pengendalian komplikasi. Selain pernah melakukannya di bawah supervisi, pengujian keterampilan tingkat kemampuan 4 dengan menggunakan Workbased Assessment misalnya mini-CEX, portfolio, logbook, dsb. Sedangkan huruf A artinya keterampilan tersebut harus dicapai pada saat lulus dokter. Sehingga tingkat ketrampilan 4A adalah tingkat ketrampilan tertinggi.

Pratikum pembuatan odontogram adalah metode pembelajaran agar kompetensi

ketrampilan memeriksa gigi jenazah dapat tercapai sesuai standar yang berlaku.

Sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai, seharusnya pratikum pemeriksaan gigi yang dilakukan bukan dengan gigi orang hidup (dokter muda), melainkan dengan gigi jenazah. Tidak dilakukannya pratikum pada jenazah karena alasan sebagai berikut: 1. Jumlah otopsi yang menurun. 2. Pembukaan rahang tidak dilakunan pada

semua jenazah yang diotopsi 3. Sulitnya memeriksa gigi pada jenazah

yang hanya diperiksa luar saja, terkait kekakuan otot rahang.

4. Pemeriksaan gigi orang hidup lebih mudah.

5. Dokter muda dapat memeriksa banyak variasi gigi dari banyak sampel gigi teman temannya sendiri.

6. Terkait identifikasi, pengetahuan tentang gigi orang hidup dapat diterapkan pada gigi jenazah

Pada prinsipnya, dokter muda juga melakukan pemeriksaan gigi jenazah pada tiap kegiatan pemeriksaan jenazah (otopsi ataupun pemeriksaan luar saja), akan tetapi pemeriksaan itu setelah mendapat bekal yang cukup dari pemeriksaan gigi orang hidup.

Manfaat lain dari pratikum ini adalah tersusunnya database odontogram seluruh dokter muda yang menjalani kepaniteraan klinik di Departemen Ilmu Kedokteran Forensik Dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universias Airlangga.

Kendala dari pratikum ini adalah terbatasnya jumlah dosen yang kompeten sebagai dosen pembimbing yang tidak sebanding dengan banyaknya dokter muda yang menjalani kepaniteraan klinik. Masalah ini diatasi dengan metode konsultasi berjenjang yang mengerucut pada satu orang ahli odontologi forensik.

Kesimpulan

Pratikum pembuatan odontogram harus dilakukan oleh dokter muda yang menjalani kepaniteraan klinik di Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal terkait kompetensi yang harus dicapai setelah lulus sesuai Standar Kompetensi Dokter Indonesia.

Page 5: Pratikum Pembuatan Odontogram pada Kepaniteraan …journal.unair.ac.id/filerPDF/1 pratikum odontogram.pdf · pada materi gigi sebagai alat identifikasi dan . 2 ... tampak dari samping

5

Jurnal Kedokteran Forensik Indonesia, Vol. 15 No. 1, Januari – Maret 2013

Kurangnya ahli odontologi forensik secara teknis dapat diatasi dengan metode konsultasi yang berjenjang.

Daftar Pustaka. Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan

Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (2012). Buku Pedoman Kepaniteraan Klinik di Departeman Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

International Criminal Police Organization (2008) Disaster Victim Identification Guide

Konsil Kedokteran Indonesia (2012). Standar Kompetensi Dokter Indonesia.

Lutviandari, W (2010). Odontologi Forensik. dalam: Buku Ajar Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal. Edisi 8, Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK Unair Surabaya, hal:

Senn, DR. Paul G Stimson (2010). Forensic Dentistry. Second Edition. CRC Press. Taylor&Francis Group. United State of America.