pratikum komputer afdi

15
Tugas Individu Dosen pembingbing Pratikum komputer Drs.Sri Zuliarni,S.Sos.MBA., “PEMUNGUTAN PAJAK PPH PASAL 21 DI INDONESIA Disusun Oleh: AFDILAH FIRDAUS 1201112399 ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS RIAU 2013 KATA PENGANTAR

Upload: rickyshidiq

Post on 23-Jun-2015

208 views

Category:

Education


0 download

DESCRIPTION

Pratikum Komputer

TRANSCRIPT

Page 1: Pratikum Komputer Afdi

Tugas Individu Dosen pembingbingPratikum komputer Drs.Sri Zuliarni,S.Sos.MBA.,

“PEMUNGUTAN PAJAK PPH PASAL 21 DI INDONESIA ”

Disusun Oleh:

AFDILAH FIRDAUS1201112399

ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS RIAU2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya Penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah yang berjudul “PEMUNGUTAN PAJAK PPH PASAL 21 DI INDONESIA”

Page 2: Pratikum Komputer Afdi

Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu Penulis dalam menyelesaikan makalah ini.Penulis sadar bahwa apa yang ditulis masih sangat jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritikan dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca sangat kami harapkan.Akhir kata, mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan dalam makalah ini. Hanya kepada Allah SWT kita berlindung dan memohon ampun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman semua.Terima kasih

Pekanbaru,18 Oktober 2013

Penulis

DAFTAR ISI

BAB I :Pendahuluan…………………………………………………..............................1

1. Latar Belakang Masalah……………………………………….…………………..…12. Rumusan Masalah..............................................................................................23. Tujuan………………………………………………………………………….............2BAB II : PEMBAHASAN...............................................................................................31. Pengertian PPH pasal 21…….……………………………..............................………32.Siapa wajib pajak PPH pasal 21 …………….…..…………..........................…….…..33.siapa pemotong PPH pasal 21……………….……………....................…………..….44.Penghasilan apa saja yang di potong PPH...............................................................7

Page 3: Pratikum Komputer Afdi

5.Bagaimana cara mengihitung PPH pasal 21.............................................................9BAB III : PENUTUP....................................................................................................12KESIMPULAN DAN SARAN....................…........................................……………….12DAFTAR PUSTAKA

BABI

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang masalah

Pajak merupakan sumber penerimaan Negara yang digunakan

untuk membiayai kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup

kepentingan pribadi individu seperti kepentingan rakyat,

pendidikan, kesejahteraan rakyat, kemakmuran rakyat dan

sebagainya. Sehingga pajak merupakan salah satu alat untuk

mencapai tujuan Negara.

Pemungutan pajak yang dilakukan oleh pemerintah merupakan

sumber terpenting dari penerimaan Negara. Lagipula penerimaan

Negara dari pajak dapat dijadikan indicator atas peran serta

masyarakat (sebagai subjek pajak) dalam kontribusinya melakukan

kewajiban perpajakan, karena pembayaran pajak yang dilakukan

akan dikembalikan lagi kepada masyarakat dalam bentuk tidak

langsung, dan berupa pengeluaran rutin dan pembangunan yang

berguna bagi masrakat.PPh Pasal 21 merupakan pajak atas

penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan

Page 4: Pratikum Komputer Afdi

pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun

sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan

yang dilakukan oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri.

1

1.2. Rumusan masalah.

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi

permasalahan pada makalah ini adalah:

1.    Apa pengertian dari pajak penghasilan pasal 21?

2.    Siapa subjek atau Wajib Pajak PPh pasal 21?

3.    Siapa pemotong pajak penghasilan pasal 21?

4.    Penghasilan apa saja yang dipotong PPh Pasal 21 (Objek Pajak)?

5.    Bagaimana cara menghitung PPh Pasal 21?

1.3.    Tujuan dan Manfaat :

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1.    Untuk mengetahui pengertian dari pajak penghasilan pasal 21

2.    Untuk mengetahui subjek atau Wajib Pajak PPh pasal 21

3.    Untuk mengetahui pemotong pajak penghasilan pasal 21

4.    Untuk mengetahui Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 (Objek

Pajak)?

5.    Untuk mengetahui cara menghitung PPh Pasal 21

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah :

Untuk menambah wawasan pengetahuan tentang pajak, khususnya PPh

pasal 21 dalam hal ini tentang pengertian PPh Pasal 21, Subjek dan Objek

Pajak PPh Pasal 21, pemotong pajak penghasilan dan cara menghitung

PPh Pasal 21.

2

BAB II

Page 5: Pratikum Komputer Afdi

PEMBAHASAN

Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21

PPh Pasal 21 merupakan pajak atas penghasilan berupa gaji, upah,

honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan

dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan,

jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh wajib pajak orang pribadi

dalam negeri.

Subjek Pajak PPh Pasal 21 (Wajib Pajak PPh Pasal 21).

Wajib pajak yang dipotong PPh pasal 21 dan/atau PPh pasal 26

adalah orang pribadi yang merupakan:

1.Pegawai

2.    Penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat pensiun,

tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua termasuk ahli warisnya.

3.    Bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan

sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan.

Yang tidak termasuk Wajib Pajak PPh Pasal 21 yaitu :

3

1.    Pejabat perwakilan diplomatic dan konsulat atau pejabat lain

dari Negara asing dan orang – orang yang diperbantukan kepada

mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama mereka,

dengan syarat bukan warga Negara Indonesia dan di Indonesia tidak

menerima atau memperoleh

penghasilan lain di luar jabatan atau pekerjaannya tersebut, serta Negara

yang bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik.

2.    Pejabat perwakilan organisasi internasional dimaksud dalam pasal 3

ayat (1) huruf c Undang – Undang Pajak Penghasilan, yang telah

ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dengan syarat bukan warga Negara

Indonesia dan tidak menjalankan usaha atau kegiatan atau pekerjaan lain

untuk memperoleh penghasilan.

Page 6: Pratikum Komputer Afdi

Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 21

Pemotong PPh pasal 21 adalah setiap orang pribadi atau

badan yang diwajibkan oleh UU No. 7 Tahun 1983 tentang

Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan UU No.

17 tahun 2000 dan terakhir UU No 36 tahun 2008 untuk

memotong PPh Pasal 21. Termasuk pemotong PPh Pasal 21

dalam peraturan Menteri Keuangan No. 252/KMK.03/2008

adalah :

4

1. Pemberi kerja yang terdiri dari orang pribadi dan badan, baik

merupakan pusat maupun cabang, perwakilan atau unit yang

membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain

dengan nama dan dalam bentuk apapun sebagai imbalan

sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang dilakukan oleh

pegawai.

2.    Bendahara atau pemegang kas pemerintah termasuk bendahara

atau pemegang kas yang membayarkan gaji, upah, honorarium,

tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk

apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan

kegiatan.

3.    Dana pensiun, badan penyelenggara jaminan social tenaga kerja

dan badan – badan lain yang membayar uang pensiun dan tunjangan

hari tua atau jaminan hari tua.

4.    Orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan

bebas serta badan yang membayar.

a.    Honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan

dengan jasa dan atau kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi

dengan status subjek pajak dalam negeri, termasuk jasa tenaga ahli

yang melakukan pekerjaan bebas dan bertindak untuk dan atas

namanya sendiri, bukan untuk dan atas nama persekutuannya.

Page 7: Pratikum Komputer Afdi

5

b.    Honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan

dengan kegiatan dan jasa yang dilakukan oleh orang pribadi dengan

status subjek pajak.

c.    Honorarium atau imbalan lain kepada peserta pendidikan, pelatihan

dan magang.

d.    Penyelenggara kegiatan, termasuk badan pemerintah, organisasi

yang bersifat nasional dan internasional, perkumpulan, orang pribadi,

serta lembaga lainnya yang menyelenggarakan kegiatan, yang

membayar honorarium, hadiah atau penghargaan dalam bentuk apapun

kepada wajib pajak orang pribadi dalam negeri berkenaandengan suatu

kegiataan.

Tidak termasuk sebagai pemberi kerja yang mempunyai kewajiban untuk

melakukan pemotongan pajak adalah :

1. Kantor perwalikan negara luar yang bersangkutan atas pemotong

pajak.

2.    Organisasi – organisasi internasional sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 3 ayat (1) huruf c Undang – Undang Pajak Penghasilan, yang telah

ditetapkan oleh Menterikeuangan.

3.    Pemberi kerja orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha

atau pekerjaan bebas yang semata – mata mempekerjakan orang pribadi

untuk melakukan pekerjaan rumah tangga atau pekerjaan bukan dalam

rangka melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.

6

4.    Dalam hal organisasi internasional tidak memenuhi kebutuhan

tersebut,organisasi internasional dimaksud merupakan pemberi kerja

yang berkewajiban melakukan pemotongan pajak.

Penghasilan Yang Dipotong PPh Pasal 21 (Objek Pajak PPh Pasal 21)

 Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah :

Page 8: Pratikum Komputer Afdi

1.    Penghasilan yang diterima atau diperoleh Pegawai tetap, baik

berupa penghasilan yang bersifat teratur maupun tidak teratur;

2.    Penghasilan yang diterima atau diperoleh Penerima paensiun secara

teratur berupa uang pensiun atau penghasilan sejenisnya;

3.    Penghasilan sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja dan

penghasilan sehubungan dengan pensiun yang diterima secara sekaligus

berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua atau

jaminan hari tua dan pembayaran lain jenis.

4.    Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas, berupa

upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan atau upah

yang dibayarkan secara bulanan;

5.    Imbalan kepada bukan pegawai, antara lain berupa honorarium,

komisi, fee, dan imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan

kegiatan yang dilakukan;

7

6.    Imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku,

uang representasi, uang rapat, honorarium, hadiah atau penghargaan

dengan nama dan dalam bentuk apapun, dan imbalan sejenis dengan

nama apapun;

7.    Penerimaan dalam bentuk antara dan/atau kenikmatan lainnya

dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diberikan oleh :

a.    Bukan Wajib Pajak;

b.    Wajib Pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final;

atau

c.    Wajib Pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan berdasarkan norma

penghitungan khusus (deemed profit)

Penghasilan yang PPh pasal 21-nya Ditanggung Pemerintah

PPh ditanggung pemerintah terdiri atas :

1.    PPh yang terutang atas penghasilan teratur atau gaji yang diterima

oleh Pegawai negeri sipil.

Page 9: Pratikum Komputer Afdi

2.    PPh yang terutang atas penghasilan yang diterima oleh karyawan

asing yang bekerja pada kontraktor ,konsultan, dan pemasok utama atas

penghasilan yang diterima atau diperoleh karena pekerjaan yang

dilakukan dalam rangka pelaksanaan proyek pemerintah yang dibiayai

dengan hibah.

3.    PPh atas penghasilan pekerja pada kategori usaha tertentu.

8

Menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21

PPh Pasal 21 yang dipotong oleh Pemotong Pajak secara umum

diformulasikan sebagai    berikut :

Tarif PPH pasal 21:

 Beberapa tarif berikut ini digunakan sebagai dasar menghitung PPh

Pasal 21 :

a.    Tarif  Pasal 17 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagai mana

diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008, dengan

ketentuan:

Lapisan Penghasilan Kena Pajak :

Tarif pajak:

a.Rp0,00 s/d Rp50.000.000,00    5%

Di atas Rp50.000.000,00 s/d Rp250.000.000,00    15%

Di atas Rp250.000.000,00 s/d Rp500.000.000,00    25%

Di atas Rp500.000.000,00    30%

b.    Tarif 5% (lima persen)

c.    Tarif 15% (lima belas persen)

d.    Tarif khusus

Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 yang diterapkan terhadap Wajib Pajak

yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) menjadi lebih

tinggi 20% (dua puluh persen) daripada tariff yang ditetapkan terhadap

Page 10: Pratikum Komputer Afdi

wajib Pajak yang dapat menunjukkan NPWP.

9

Contoh :

Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp75.000.000,00

Pajak Penghasilan yang harus dipotong bagi Wajib Pajak yang memiliki

NPWP adalah :

5% x Rp50.000.000,00    Rp 2.500.000,00

15% x Rp25.000.000,00    Rp 3.750.000,00 (+)

 Jumlah    Rp 6.250.000,00

 Pajak Penghasilan yang harus dipotong jika Wajib Pajak tidak memiliki

NPWP adalah :

 5% x 120% x Rp50.000.000,00    Rp 3.000.000,00

15% x 120% x Rp25.000.000,00    Rp 4.500.000,00 (+)

 Jumlah    Rp 7.500.000,00

Dasar Pengenaan dan Pemotongan PPh Pasal 21

Dasar pengenaan dan pemotongan PPh Pasal 21 ditentukan sebagai

berikut :

1.Penghasilan Kena Pajak, yang berlaku bagi :

a.Pegawai Tetap,

b.Penerima pensiun berskala,

c.Pegawai tidak tetap yang penghasilannya dibayar secara bulanan atau

jumlah kumulatif penghasilan yang diterima dalam 1 (satu) bulan

kalender telah melebih Rp1.320.000,00 (satu juta tiga ratus dua puluh

ribu rupiah)

10

d.Bukan pegawai selain tenaga ahli, yang menerima imbalan yang

bersifat berkesinambungan

2.Jumlah penghasilan yang melebihi Rp150.000,00 (seratus lima puluh

ribu rupiah) sehari, yang berlaku bagi pegawai tidak tetap yang menerima

upah harian, upah mingguan, upah satuan atau upah borongan,

sepanjang penghasilan kumulatif yang diterima dalam 1 (satu) bulan

kalender belum melebihi Rp1.320.000,00 (satu juta tiga ratus dua puluh

Page 11: Pratikum Komputer Afdi

ribu rupiah)

3.50% (lima puluh persen) dari jumlah penghasilan bruto, yang berlaku

bagi tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas

4.Jumlah penghasilan bruto, yang berlaku bagi penerima penghasilan

selain penerima peghasilan nomor 1, 2, dan 3.

11

BAB III

3.1.Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan:

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa :

PPh Pasal 21 merupakan pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri. Pemotong PPh pasal 21 adalah setiap orang pribadi atau badan yang diwajibkan oleh UU No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 17 tahun 2000 dan terakhir UU No 36 tahun 2008 untuk memotong PPh Pasal 21.

3.2. SaranDari uraian pembahasan di atas penulis menyarankan kepada pembaca

Page 12: Pratikum Komputer Afdi

sekalian agar manfaat dari pembahasan mengenai Pajak Penghasilan Pasal 21 dapat memberikan wawasan positif. Dimana sisi positif dari uraian tersebut bisa dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan tentang Pajak Penghasilan Pasal 21 tersebut dan sisi kurang baiknya bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran untuk menjadi lebih baik lagi. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan saran dari pembaca.

12

DAFTAR PUSTAKA

 

Ngadiman. 2009. Perpajakan. Surakarta: Sebelas Maret University Press