praperadilan razia kendaraan

4
Kamis, 09 Februari 2012 | 18:32 WIB Ditilang Polisi, Warga Pamekasan Gugat Kapolres Sumenep Besar Kecil Normal TEMPO.CO, Pamekasan - Ratusan orang itu mengelukan-elukan Cipto Prayitno. Warga Desa Dempo, Kecamatan Pasean, Kabupaten Pamekasan, ini dianggap sebagai pahlawan karena berani menggugat Kepala Polres Sumenep karena anggotanya melakukan penilangan dan menyita mobil Cipto dengan sewenang-wenang. “Apa yang dilakukan Cipto, cerminan suara hati kami yang selama ini sering ditilang polisi. Makanya kami mendukung Cipto,” kata Lukman, salah seorang pendukung Cipto, saat menghadiri sidang gugatan praperadilan di PN Sumenep, Kamis 9 Februari 2012. Cipto Prayitno menuturkan gugatannya itu dipicu razia kendaraan yang digelar Satlantas Polres Sumenep pada Rabu 1 Februari lalu di Jalan Raya Ambunten, Kabupaten Sumenep. Saat itu Cipto yang mengendarai mobil sedan Timor bernomor polisi B 8802 YF dirazia. Polisi menemukan STNK Cipto belum melunasi pajak tahunan. Cipto pun ditilang dan mobilnya disita polisi. “Saya tidak terima mobil disita, makanya saya menggugat,” katanya kepada wartawan. Dalam sidang perdana kasus ini, Cipto menyampaikan sejumlah fakta hukum yang dilanggar polisi. Seperti tindakan polisi menghentikan kendaraan tanpa terjadinya pelanggaran lalu lintas dinilai melanggar Pasal 11 dan 17 peraturan pemerintah RI NO 42 tahun 1993 tentang pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan. Cipto menambahkan tindakan penilangan dan penyitaan mobilnya dengan dalih belum membayar pajak dinilai melanggar Undang-

Upload: dimassing-gantengdw

Post on 25-Jul-2015

70 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Praperadilan Razia Kendaraan

Kamis, 09 Februari 2012 | 18:32 WIB

Ditilang Polisi, Warga Pamekasan Gugat Kapolres Sumenep  Besar Kecil Normal

TEMPO.CO, Pamekasan - Ratusan orang itu mengelukan-elukan Cipto Prayitno. Warga Desa Dempo, Kecamatan Pasean, Kabupaten Pamekasan, ini dianggap sebagai pahlawan karena berani menggugat Kepala Polres Sumenep karena anggotanya melakukan penilangan dan menyita mobil Cipto dengan sewenang-wenang.

“Apa yang dilakukan Cipto, cerminan suara hati kami yang selama ini sering ditilang polisi. Makanya kami mendukung Cipto,” kata Lukman, salah seorang pendukung Cipto, saat menghadiri sidang gugatan praperadilan di PN Sumenep, Kamis 9 Februari 2012.

Cipto Prayitno menuturkan gugatannya itu dipicu razia kendaraan yang digelar Satlantas Polres Sumenep pada Rabu 1 Februari lalu di Jalan Raya Ambunten, Kabupaten Sumenep. Saat itu Cipto yang mengendarai mobil sedan Timor bernomor polisi B 8802 YF dirazia.

Polisi menemukan STNK Cipto belum melunasi pajak tahunan. Cipto pun ditilang dan mobilnya disita polisi. “Saya tidak terima mobil disita, makanya saya menggugat,” katanya kepada wartawan.

Dalam sidang perdana kasus ini, Cipto menyampaikan sejumlah fakta hukum yang dilanggar polisi. Seperti tindakan polisi menghentikan kendaraan tanpa terjadinya pelanggaran lalu lintas dinilai melanggar Pasal 11 dan 17 peraturan pemerintah RI NO 42 tahun 1993 tentang pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan.

Cipto menambahkan tindakan penilangan dan penyitaan mobilnya dengan dalih belum membayar pajak dinilai melanggar Undang-Undang lalulintas Nomor 22 tahun 2009. “Meski pajak mati, tapi masih kurang dari dua tahun sejak masa berlakunya habis,” katanya menerangkan.

Menurut dia, pajak yang habis masa berlakunya, maka ranah pemberian sanksi hanya denda oleh Dirjen Pajak. Jadi, kata dia, polisi tidak berhak menyita mobilnya. Apalagi dalam KUHP disebutkan penyitaan hanya dapat dilakukan oleh penyidik dengan surat izin ketua pengadilan negeri setempat. Penyitaan tersebut dilakukan untuk kendaraan bermotor yang patut diduga melanggar peraturan lalu lintas, atau merupakan alat atau hasil kejahatan.

"Mobil saya tidak pernah dipakai melakukan kejahatan, jadi tidak boleh disita,” katanya menegaskan. Cipto menggugat Kapolres Sumenep dengan membayar ganti rugi imateriil Rp 15 juta, membayar biaya perkara, dan mengembalikan mobil yang disita.

Prosedur Pelaksanaan Razia Kendaraan Bermotor di Jalan

Apakah ada peraturan atau undang-undang yang mengatur tentang tata cara pelaksanaan razia kendaraan bermotor di malam hari? Tolong disebutkan.

Page 2: Praperadilan Razia Kendaraan

 

bennyadiva

Share: Tweet

Jawaban:Diana Kusumasari

Pengaturan mengenai pemeriksaan atau yang sering disebut razia kendaraan bermotor di jalan dapat kita temui dalam PP No. 42 Tahun 1993 tentang Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan(“PP 42/1993”).Definisi pemeriksaan, menurut Pasal 1 angka 2 PP 42/1993, adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh pemeriksa terhadap pengemudi dan kendaraan bermotor mengenai pemenuhan persyaratan teknis dan laik jalan serta pemenuhan kelengkapan persyaratan administratif. 

Pada dasarnya, pemeriksaan (razia) yang dilakukan pada siang hari maupun malam hari memiliki prosedur yang sama. Hanya terdapat sedikit perbedaan yang selanjutnya akan dijelaskan di bawah ini. 

Pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan dapat dilakukan oleh Polisi Negara Republik Indonesia (Polri) dan Pegawai Negeri Sipil yang memiliki kualifikasi tertentu di bidang lalu lintas dan angkutan jalan ( Pasal 2 PP 42/1993). 

Pemeriksa yang melakukan pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan wajib dilengkapi dengan surat perintah tugas yang dikeluarkan oleh (Pasal 13 PP 42/1993):a.     Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas polisi negara

Republik Indonesia;b.     Menteri untuk pemeriksaan yang dilakukan oleh pemeriksa Pegawai Negeri Sipil.

 

Disebutkan dalam Pasal 14 PP 42/1993 bahwa surat perintah tugas sebagaimana dimaksud jalan Pasal 13 sekurang-kurangnya memuat:a.     alasan dan jenis pemeriksaan;b.     waktu pemeriksaan;c.      tempat pemeriksaan;d.     penanggung jawab dalam pemeriksaan;e.     daftar petugas pemeriksa;f.      daftar pejabat penyidik yang ditugaskan selama dalam pemeriksaan. 

Selain itu, Pasal 15 ayat (1) s/d (3) PP 42/1993 menentukan bahwa pada tempat pemeriksaan wajib dilengkapi dengan tanda yang menunjukkan adanya pemeriksaan kendaraan bermotor. Tanda dimaksud harus ditempatkan pada jarak sekurang-kurangnya 100 (seratus) meter sebelum tempat pemeriksaan. Untuk pemeriksaan yang dilakukan pada jalur jalan yang memiliki lajur lalu lintas dua arah yang berlawanan dan hanya dibatasi oleh marka jalan, tanda harus diletakkan pada jarak sekurang-kurangnya 100 (seratus) meter sebelum dan sesudah tempat pemeriksaan.

Page 3: Praperadilan Razia Kendaraan

 

Khusus untuk pemeriksaan yang dilakukan pada malam hari, selain harus dilengkapi tanda yang menunjukkan adanya pemeriksaan, juga wajib dipasang lampu isyarat bercahaya kuning terang (Pasal 15 ayat [4] PP 42/1993). 

Petugas pemeriksanya sendiri pada saat melakukan pemeriksaan wajib menggunakan atribut sebagaimana ditentukan dalam Pasal 16 PP 42/1993 sebagai berikut:

(1)      Pemeriksa yang melakukan tugas pemeriksaan wajib menggunakan pakaian seragam, atribut yang jelas, tanda-tanda khusus sebagai petugas pemeriksa, dan perlengkapan pemeriksaan.

(2)      Pakaian seragam, atribut, tanda-tanda khusus dan perlengkapan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh:a.      Kepala Kepolisian Republik Indonesia, bagi pemeriksa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2

huruf a;b.      Menteri, bagi pemeriksa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b.

 

Hal-hal tersebut di atas memang harus kita perhatikan dengan saksama, terutama jika ada razia di malam hari yang dimungkinkan dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak berwenang dan tidak bertanggung jawab yang akan membahayakan diri kita.  

Jadi, secara umum pemeriksaan yang dilakukan siang hari dan malam hari memiliki kesamaan, perbedaannya hanya pada malam hari wajib dipasang lampu isyarat bercahaya kuning terang.

Demikian jawaban dari kami, semoga bermanfaat. Dasar hukum:

Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 1993 tentang Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan

Setiap artikel jawaban Klinik Hukum dapat Anda simak juga melalui twitte