prambanan mts

13
KOMPLEK PERCANDIAN PRAMBANAN (LORO JONGGRANG) A. LOKASI Candi Loro Jonggrang yang sering disebut Candi Prambanan terletak persis di perbatasan propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan propinsi Jawa Tengah, kurang lebih 17 km ke arah timur dari kota Yogyakarta atau kurang lebih 53 km sebelah barat Solo. Komplek percandian Prambanan ini masuk ke dalam 2 wilayah yakni komplek bagian barat masuk wilayah Derah Istimewa Yogyakarta dan bagian timur masuk wilayah Propinsi Jawa Tengah. Percandian Prambanan berdiri di sebelah timur sungai Opak kurang lebih 200 m sebelah utara Jl. Raya Yogya-Solo. B. ASAL USUL NAMA Gugusan candi ini dinamakan “PRAMBANAN” karena terletak di daerah Prambanan. Nama “LORO JONGGRANG” berkaitan dengan legenda yang menceritakan tentang seorang dara yang jonggrang atau gadis jangkung putri Prabu Boko. C. SEJARAH Candi Prambanan adalah kelompok percandian Hindu yang dibangun oleh raja-raja Dinasti Sanjaya pada abad IX. Ditemukannya tulisan nama Pikatan pada candi ini menimbulkan pendapat bahwa candi ini dibangun oleh Rakai Pikatan yang kemudian diselesaikan oleh Rakai Balitung berdasarkan prasasti berangka tahun 856 M

Upload: anifdownload

Post on 11-Jun-2015

921 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PRAMBANAN MTS

KOMPLEK PERCANDIAN PRAMBANAN

(LORO JONGGRANG)

A. LOKASI

Candi Loro Jonggrang yang sering disebut Candi Prambanan terletak persis

di perbatasan propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan propinsi Jawa Tengah,

kurang lebih 17 km ke arah timur dari kota Yogyakarta atau kurang lebih 53 km

sebelah barat Solo. Komplek percandian Prambanan ini masuk ke dalam 2

wilayah yakni komplek bagian barat masuk wilayah Derah Istimewa Yogyakarta

dan bagian timur masuk wilayah Propinsi Jawa Tengah. Percandian Prambanan

berdiri di sebelah timur sungai Opak kurang lebih 200 m sebelah utara Jl. Raya

Yogya-Solo.

B. ASAL USUL NAMA

Gugusan candi ini dinamakan “PRAMBANAN” karena terletak di daerah

Prambanan. Nama “LORO JONGGRANG” berkaitan dengan legenda yang

menceritakan tentang seorang dara yang jonggrang atau gadis jangkung putri

Prabu Boko.

C. SEJARAH

Candi Prambanan adalah kelompok percandian Hindu yang dibangun oleh

raja-raja Dinasti Sanjaya pada abad IX. Ditemukannya tulisan nama Pikatan pada

candi ini menimbulkan pendapat bahwa candi ini dibangun oleh Rakai Pikatan

yang kemudian diselesaikan oleh Rakai Balitung berdasarkan prasasti berangka

tahun 856 M “Prasasti Siwargrha” sebagai manifest politik untuk meneguhkan

kedudukannya sebagai raja yang besar. Terjadinya perpindahan pusat kerajaan

Mataram ke Jawa Timur berakibat tidak terawatnya candi-candi di daerah ini

ditambah terjadinya gempa bumi serta beberapa kali meletusnya Gunung Merapi

menjadikan candi Prambanan runtuh tinggal puing-puing batu yang berserakan.

Sungguh menyedihkan itulah keadaan pada saat penemuan kembali candi

Prambanan. Usaha pemugaran yang dilaksanakan pemerintah Hindia Belanda

berjalan sangat lamban dan akhirnya pekerjaan pemugaran yang sangat berharga

itu diselesaikan oleh bangsa Indonesia.

Page 2: PRAMBANAN MTS

Pada tanggal 20 Desember 1953 pemugaran candi induk Loro Jonggrang

secara resmi dinyatakan selesai oleh Dr. Ir. Sukarno sebagai Presiden Republik

Indonesia pertama.

Sampai sekarang pekerjaan pemugaran dilanjutkan, yaitu pemugaran Candi

Brahma dan Candi Wisnu. Candi Brahma dipugar mulai tahun 1977 dan selesai

serta diresmikan pada tanggal 23 Maret 1987. Sedangkan Candi Wisnu mulai

dipugar pada tahun 1982, selesai dan diresmikan oleh Bapak Presiden Soeharto

pada tanggal 27 April 1991.

D. DESKRIPSI BANGUNAN

Komplek percandian Prambanan terdiri atas latar bawah, latar tengah dan

latar atas (latar-pusat) yang makin kearah dalam makin tinggi letaknya. Berturut-

turut luasnya : 390 meter persegi, 222 meter persegi dan 110 meter persegi. Latar

bawah tak berisi apapun. Di dalam latar tengah terdapat reruntuhan candi-candi

Perwara.

Apabila seluruhnya telah selesai dipugar, maka akan ada 224 buah candi

yang ukurannya semua sama yaitu luas dasar 6 meter persegi dan tingginya 14

meter. Latar pusat adalah latar terpenting di atasnya bediri 16 buah candi besar

dan kecil. Candi-candi utama terdiri atas 2 deret yang saling berhadapan. Deret

pertama yaitu candi Siwa, candi Wisnu, dan candi Brahma. Deret kedua yaitu

candi Nandi, candi Angsa dan Candi Garuda. Pada ujung-ujung lorong yang

memisahkan kedua deretan candi tersebut terdapat candi Apit. Delapan candi

lainnya lebih kecil. Empat diantaranya candi Kelir dan empat candi lainnya

disebut candi Sudut. Secara keseluruhan percandian ini terdiri atas 240 buah

candi.

Page 3: PRAMBANAN MTS

MACAM-MACAM CANDI

A. CANDI SIWACandi dengan luas dasar 34 meter persegi dan tinggi 47 meter adalah yang

terbesar dan terpenting. Dinamakan candi Siwa karena didalamnya terdapat arca

SIWA MAHADEWA yang merupakan arca terbesar. Bagian ini terdiri atas 3

bagian secara vertikal kaki, tubuh dan kepala/atap, kaki candi menggambarkan

“dunia bawah” tempat manusia yang masih diliputi hawa nafsu, tubuh candi

menggambarkan “dunia tengah” tempat manusia yang telah meninggalkan

keduniawian dan atap menggambarkan “dunia atas” tempat para dewa dan

makhluk-makhluk surgawi yang menggambarkan Gunung Mahameru (G. Everest

di India) tempat para dewa. Percandian Prambanan merupakan replika gunung itu

terbukti dengan adanya arca-arca dewa Lokapala yang terpahat di kaki candi

Siwa. Empat pintu masuk pada candi itu sesuai dengan keempat arah mata angin.

Pintu utama menghadap ke timur dengan tangga masuknya yang terbesar.

Di kanan-kirinya berdiri 2 arca raksasa penjaga dengan membawa gada yang

merupakan manifestasi dari Siwa. Di dalam candi terdapat 4 ruangan yang

menghadap keempat arah mata angin dan mengelilingi ruangan terbesar yang ada

ditengah-tengah.

Kamar terdepan kosong, sedangkan ketiga kamar lainnya masing-masing

berisi arca-arca : Siwa Maha Guru, Ganesha dan Durga. Dasar kaki candi

dikelilingi selasar yang dibatasi oleh pagar langkan. Pada dinding langkan sebelah

dalam terdapat relief cerita Ramayana yang dapat diikuti dengan cara

“pradaksina” (berjalan searah jarum jam) mulai dari pintu utama. Hiasan-hiasan

pada dinding sebelah luar berupa “kinari-kinari” (makhluk bertubuh burung

berkepala manusia), “kalamakara” (kepala raksasa yang lidahnya berwujud

sepasang mitologi) dan makhluk surgawi lainnya.

Atap candi bertingkat-tingkat dengan susunan yang amat komplek masing-

masing dihiasi sejumlah “ratna” dan puncaknya terdapat “ratna” terbesar.

a. Arca Siwa Mahadewa

Menurut ajaran Trimurti-Hindu, yang paling dihormati adalah Dewa

Brahma sebagai pencipta alam, kemudian Dea Wisnu sebagai pemelihara

dan Dewa Siwa sebagai perusak alam. Tetapi di India maupun di

Indonesia, Siwa adalah dewa yang paling terkenal.

Page 4: PRAMBANAN MTS

Di Jawa, Ia dianggap yang tertinggi karenanya ada yang

menghormatinya sebagai Mahadewa. Arca ini mempunyai tinggi 3 meter

berdiri di atas landasan batu setinggi 1 meter.

Di antara kaki arca dan landasannya terdapat batu bundar berbentuk

bunga teratai. Arca ini menggambarkan raja Balitung, tanda-tanda sebagai

Siwa adalah tengkorak diatas bulan sabit pada mahkotanya, mata ketiga pada

dahinya, bertangan 4 berselempangkan ular, kulit harimau di pinggangnya

serta senjata Trisula pada sandaran arcanya. Tangan-tangannya memegang

kipas, tasbih, tunas bunga teratai dan benda bulat sebagai benih alam semesta.

Raja Balitung dipandang sebagai penjelmaan Siwa sehingga setelah wafat

dicandikan sebagai Siwa oleh keturunan dan rakyatnya.

b. Arca Siwa Maha Guru

Arca ini berwujud seorang tua berjanggut yang berdiri dengan perut

gendut. Tangan kanannya memegang tasbih, tangan kiri memegang kendi dan

bahunya terdapat kipas. Semuanya adalah tanda-tanda seorang pertapa,

Trisula yang terletak disebelah kanan belakangnya menandakan senjata khas

Siwa.

Arca ini menggambarkan seorang pendeta alam dalam Istana Raja

Balitung sekaligus seorang penasehat dan guru. Karena besar jasanya dalam

menyebarkan agama Hindu-Siwa, maka ia dianggap sebagai salah satu aspek

(bentuk) dari Siwa.

c. Arca Ganesha

Arca ini berwujud manusia berkepala gajah bertangan 4 yang sedang

duduk dengan perut gendut. Tangan-tangan belakangnya memegang tasbih

dan kampak sedangkan tangan-tangan depannya memegang patahan

gadingnya sendiri dan sebuah mangkuk. Ujung belalainya dimasukan kedalam

mangkuk itu yang menggambarkan bahwa ia tak pernah puas meneguk ilmu

pengetahuan. Ganesha memang menjadi lambang kebijaksanaan dan ilmu

pengetahuan, penghalau segala kesulitan. Pada mahkotanya terdapat

tengkorak dan bulan sabit sebagai tanda bahwa ia anak Siwa dan Uma,

istrinya. Arca ini menggambarkan putera mahkota sekaligus panglima perang

Raja Balitung.

d. Arca Durga atau Loro Jonggrang

Arca ini berwujud seorang wanita bertangan 8 yang memegang

beraneka ragam senjata : Cakra, Gada, anak panah, ekor banteng, sankha,

Page 5: PRAMBANAN MTS

perisai, busur, panah dan rambut berkepala raksa Asura. Ia berdiri diatas

banteng Nandi dalam sikap “tribangga” (3 gaya gerak yang membentuk 3

lekukan tubuh). Banteng Nandi sebenarnya penjelmaan dari Asura yang

menyamar.

Dengan berhasil mengalahkannya dan menginjaknya sehingga dari

mulutnya keluarlah Asura yang lalu ditangkapnya. Ia adalah salah satu aspek

dari “sakti” (isteri) Siwa.

Menurut mitologi ia tercipta dari lidah-lidah api yang keluar dari tubuh

para dewa. Durga adalah Dewi Kematian, karenanya arca ini menghadap ke

utara yang merupakan mata angin kematian. Sebenarnya arca ini sangat indah

bila dilihat dari kejauhan nampak seperti hidup dan tersenyum namun

hidungnya telah dirusak oleh tangan-tangan jahil. Arca ini menggambarkan

permaisuri Raja Balitung.

B. CANDI BRAHMA

Luas dasarnya 20 meter persegi dan tingginya 37 meter. Di dalam satu-

satunya ruangan yang ada berdirilah arca Brahma berkepala 4 dan berlengan

4. Arca ini sebenarnya sangat indah tetapi sudah rusak. Salah satu tangannya

memegang tasbih yang satunya memegang “kamandalu” tempat air. Keempat

wajahnya menggambarkan keempat kitab suci Weda masing-masing

menghadap keempat arah mata angin. Keempat lengannya menggambarkan

keempat arah mata angin. Sebagai Pencipta ia membawa air karena seluruh

alam keluar dari air.

Tasbih menggambarkan waktu. Dasar kaki candi juga dikelilingi oleh

selasar yang dibatasi pagar langkan dimana pada dinding langkan sebelah dalam

terpahat relief lanjutan ceritera Ramayana dan relief serupa pada candi Siwa

hingga tamat.

CANDI WISNU

Bentuk, ukuran relief dan hiasan dinding luarnya sama dengan candi

Brahma. Didalam satu-satunya ruangan yang ada berdirilah arca Wisnu bertangan

4 yang memegang Gada, Cakra, Tiram. Pada dinding langkan sebelah dalam

terpahat relief cerita Krisna sebagai “Avatara” atau penjelmaan Wisnu dan

Balarama (Baladewa) kakaknya.

Page 6: PRAMBANAN MTS

CANDI NANDI

Luas dasarnya 15 meter persegi dan tingginya 25 meter. Di dalam satu-

satunya ruangan yang ada, terbaring arca seekor lembu jantan dalam sikap

merdeka dengan panjang + 2 meter. Disudut belakangnya terdapat arca dewa

Candra. Candra yang bermata tiga berdiri di atas kereta yang ditarik 10 ekor

kuda. Surya berdiri di atas kereta yang ditarik oleh 7 ekor kuda. Candi ini

sudah runtuh.

CANDI ANGSA

Candi ini mempunyai satu ruangan yang tak berisi apapun. Luas dasarnya

13 meter persegi dan tingginya 22 meter. Mungkin ruangan ini hanya dipakai

untuk kandang angsa hewan yang biasa dikendarai oleh Brahma.

CANDI GARUDA

Bentuk, ukuran serta hiasan dindingnya sama dengan candi Angsa. Didalam

satu-satunya ruangan yang ada terdapat arca kecil yang berwujud seekor garuda di

atas seekor naga. Garuda adalah kendaraan Wisnu.

CANDI APIT

Luas dasarnya 6 meter persegi dengan tinggi 16 meter. Ruangannya kosong.

Mungkin candi ini dipergunakan untuk bersemedi sebelum memasuki candi-candi

induk. Karena keindahannya ia mungkin digunakan untuk menanamkan estetika

dalam komplek percandian Prambanan.

CANDI KELIR

Luas dasarnya 1,55 meter persegi dengan tinggi 4,10 meter, Candi ini tidak

mempunyai tangga masuk. Fungsinya sebagai penolak bala.

CANDI SUDUT

Ukuran candi-candi ini sama dengan candi kelir.

Page 7: PRAMBANAN MTS

CANDI-CANDI LAIN

DISEKITAR PRAMBANAN

A. CANDI LUMBUNG, BUBRAH DAN SEWU

Ketiga candi Budha ini tinggal reruntuhan kecuali candi sewu yang masih

bisa dinikmati keindahannya. Semuanya terletak dalam komplek Taman Candi

Prambanan.

B. CANDI PLAOSAN

Letaknya + 1 km ke arah timur dari candi Sewu. Candi ini dibangun pada

pertengahan abad 9 Masehi oleh Rakai Pikatan sebagai hadiah kepada

permaisurinya. Kelompok candi Plaosan Lor (utara) terdiri atas 2 candi induk, 58

Perwara dan 126 buah Stupa. Kelompok candi Plaosan Kidul (selatan) hanya

berupa sebuah candi. Halaman candi induk terbagi 2 yang masing-masing di

atasnya berdiri sebuah biara bertingkat dua. Tingkat atas untuk tempat tinggal

para pendeta Budha dan tingkat bawah untuk kegiatan keagamaan.

C. CANDI SOJIWAN

Letak candi ini + 2 km ke arah tenggara dari percandian Prambanan.

Sebagian besar hanya berupa reruntuhan. Pada kaki candi terpahat relief cerita

binatang yang mengandung nilai-nilai filsafat.

D. CANDI BOKO (KRATON RATU BOKO)

Letaknya + 3 km ke arah selatan dari percandian Prambanan, berdiri di atas

Bukit Kidul yang merupakan lanjutan dari pegunungan Seribu dengan

pemandangan alam nan permai di sekitarnya. Bangunan ini sangat unik, berbeda

dengan bangunan-bangunan lain sesamanya dan lebih mengesankan sebuah

keraton (istana).

Diperkirakan Balaputera Dewa dari dinasty Syailendra yang beragama

Budha mendirikannya pada pertengahan abad 9 Masehi sebagai benteng

pertahanan yang strategis terhadap Rakai Pikatan. Menurut legenda disinilah letak

istana Ratu Boko, ayah Loro Jonggrang.

Page 8: PRAMBANAN MTS

E. CANDI BANYUNIBO

Candi ini terletak + 200 meter ke arah tenggara dari candi Boko, berdiri di

atas sebuah lembah. “Banyu” berarti “air”, “nibo” berarti “jatuh menetas”.

Keduanya memiliki makna yang puitis bagi lingkungan masyarakat Jawa. Candi

Budha ini didirikan pada abad 9 Masehi.

F. CANDISARI

“Sari” berarti “indah” atau “cantik” sesuai bentuknya yang ramping.

Mungkin karena keindahannya yang menarik perhatian ia dinamakan demikian.

Puncak atapnya berhiaskan 9 stupa yang sama sebangun dan tersusun dalam 3

deret. Di bawah masing-masing stupa terdapat ruangan-ruangan bertingkat 2 yang

digunakan sebagai tempat meditasi dan mengajar.

Arca-arca bodhisatwa terpahat pada dinding luarnya. Dinding ini dihias

dengan amat indahnya. Biara Budha yang dibangun pada + abad 8 Masehi ini

terletak pada sisi kiri jalan Yogya-Solo, masuk + 500 meter ke arah utara.

Bangunan dengan panjang 17,32 meter dan lebar 10 meter ini merupakan

sebagian saja dari kumpulan candi yang telah hilang.

G. CANDI KALASAN

Peninggalan agama Budha tertua di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa

Tengah adalah candi Kalasan. Letak pada sisi sebelah kanan jalan raya Yogya-

Solo km 13 masuk beberapa puluh meter ke arah selatan. Candi ini didirikan oleh

Panangkaran, raja kedua dari kerajaan Mataram Kuno pada abad 8 Masehi

sebagai persembahan kepada Dewi Tara. Lengkung “Kala-Makara” dengan

hiasan kahyangan di atasnya terpahat di atas pintu masuk dengan begitu indahnya.

Keindahan hiasan dan relief-reliefnya disebabkan oleh penggunaan sejenis semen

kuno “bajralepa”. Candi ini dianggap permata kesenian Jawa Tengah.

H. CANDI SAMBISARI

Letaknya + 5,5 km dari percandian Prambanan ke arah barat dan + 2,5 km

ke arah utara dari jalan raya Yogya-Solo. Setelah terpendam selama berabad-abad

karena letusan gunung Merapi, pada bulan Juli 1966 ditemukan kembali secara

kebetulan oleh seorang petani yang tengah mengerjakan sawahnya. Pada tahun

Page 9: PRAMBANAN MTS

1986 telah selesai dipugar. Keunikannya ia terletak 6,5 meter di bawah

permukaan tanah dan tak mempunyai kaki candi yang sebenarnya. Bangunan

terdiri atas sebuah candi induk dan 3 candi Perwara yang tidak bertubuh maupun

berkaki. Pada sisi-sisi luar dinding candi induknya terdapat relung-relung yang

berisi arca-arca : Durga, Ganesha, dan Siwa Mahaguru. Di dalam ruangannya

terdapat Lingga dan Yoni, dua aspek dari Siwa. Kesatuan keduanya

melambangkan totalitas dan kesuburan. Candi Hindu ini diperkirakan mulai

berdiri antara + 812-838 Masehi.