praktikum kegawatdaruratan medic dental.doc

26
BAB I LANDASAN TEORI 1.1 Pertolongan Pertama (PPGD) Pertolongan Pertama Pada Gawat Darurat adalah serangkaian usaha-usaha pertama yang dapat dilakukan pada kondisi gawat darurat dalam rangka menyelamatkan pasien dari kematian. Di luar negeri, PPGD ini sebenarnya sudah banyak diajarkan pada orang-orang awam atau orang-orang awam khusus, namun sepertinya hal ini masih sangat jarang diketahui oleh masyarakat Indonesia. Melalui artikel ini, saya ingin sedikit memperkenalkan PPGD kepada pembaca sekalian. Prinsip Utama Prinsip Utama PPGD adalah menyelamatkan pasien dari kematian pada kondisi gawat darurat. Kemudian filosofi dalam PPGD adalah “Time Saving is Life Saving”, dalam artian bahwa seluruh tindakan yang dilakukan pada saat kondisi gawat darurat haruslah benar- benar efektif dan efisien, karena pada kondisi tersebut pasien dapat kehilangan nyawa dalam hitungan menit saja (henti nafas selama 2-3 menit dapat mengakibatkan kematian). 1

Upload: adlyfaris

Post on 14-Feb-2015

46 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Praktikum Kegawatdaruratan Medic Dental.doc

BAB I

LANDASAN TEORI

1.1 Pertolongan Pertama (PPGD)

Pertolongan Pertama Pada Gawat Darurat adalah serangkaian usaha-

usaha pertama yang dapat dilakukan pada kondisi gawat darurat dalam

rangka menyelamatkan pasien dari kematian. Di luar negeri, PPGD ini

sebenarnya sudah banyak diajarkan pada orang-orang awam atau orang-

orang awam khusus, namun sepertinya hal ini masih sangat jarang diketahui

oleh masyarakat Indonesia. Melalui artikel ini, saya ingin sedikit

memperkenalkan PPGD kepada pembaca sekalian.

Prinsip Utama Prinsip Utama PPGD adalah menyelamatkan pasien

dari kematian pada kondisi gawat darurat. Kemudian filosofi dalam PPGD

adalah “Time Saving is Life Saving”, dalam artian bahwa seluruh tindakan

yang dilakukan pada saat kondisi gawat darurat haruslah benar- benar

efektif dan efisien, karena pada kondisi tersebut pasien dapat kehilangan

nyawa dalam hitungan menit saja (henti nafas selama 2-3 menit dapat

mengakibatkan kematian).

Pertolongan Pertama tidak melakukan penanganan medis yang sesuai,

tetapi hanya memberi bantuan sementara sampai didapatkan (jika

diperlukan) perawatan medis, atau sampai dipastikan kemungkinan pulih

tanpa perawatan medis. Pada kebanyakan kasus cedera dan penyakit

membutuhkan hanya perawatan pertolongan pertama. Dari semua tindakan

yang dilakukan selama pemeriksaan awal, penolong harus berhati-hati dan

tidak memindahkan korban bila tidak penting untuk menyelamatkan jiwa.

Semua gerakan yang tidak penting atau penanganannya yang kasar harus

dihindari karena dapat memperburuk cidera tulang belakang atau fraktur

yang tidak terdeteksi. Dalam rangka untuk memberikan pertolongan

1

Page 2: Praktikum Kegawatdaruratan Medic Dental.doc

pertama yang baik, penolong harus mampu mengidentifikasi cidera korban

atau sakit mendadak dan menentukan keparahannya.

Untuk mengetahui keparahannya, penolong harus mengikuti

pendekatan sistematisatau yang dikenal dengan istilah pengkajian korban.

Pengkajian korban bertujuan untuk

(1) Mendapatkan persetujuan/konsen dari korban (oral konsen, immplied

konsen, konsen dari polisi, atau pada keadaan darurat dari dapat

dilakukan tanpa ijin)

(2) Mendapatkan kepercayaan dari korban,

(3) Mengidentifikasi masalah korban dan menentukan kebutuhan PPGD

(4) Mendapat informasi tentang korban yang mungkin bermanfaat untuk

memberikan layanan kedaruratan medis (LKM).

Pengkajian korban secara medis dibagi menjadi dua langkah yaitu

Pemeriksaan primer yang meliputi A-B-C-(D-H) dalam PPGD dikenal dengan

singkatan A-B-C-D ( Airway – Breathing – Circulation – Disability ). Keempat

poin tersebut adalah poin-poin yang harus sangat diperhatikan dalam

penanggulangan pasien dalam kondisi gawat darurat. Kemudian Pemeriksaan

sekunder yang meliputi a. wawancara yang terdiri dari SAMPLE PAIN yaitu S =

Symtom(keluhan utama), A = Alergi, M = Medicine (Obat-obatan), P= Pain

(Penyakit terdahulu), L = Last Eat (Makan terakhir), E = Excidance (Peristiwa

yang terjadi sebelum kedaruratan), P = Periode nyeri (berapa lama), A = Area

(dimana), I = Intensitas, N = Nulitas, (apa yang menghentikannya); (2)

Pemeriksaan tanda- tanda vital (3) Pemeriksaan tubuh secara keseluruhan dari

kepala hingga kaki dan Tag (Peringatan medis seperti dipakaikan kalung yang

menarik perhatian disaat terjadi keadaan darurat). Tag ini sebaiknya tidak

dilepaskan dari orang yang mengalami cedera atau sakit.

2

Page 3: Praktikum Kegawatdaruratan Medic Dental.doc

Persyaratan Dasar PPGD

Ada pasien tidak sadar

Pastikan kondisi tempat pertolongan aman bagi pasien dan penolong

Beritahukan kepada lingkungan kalau anda akan berusaha menolong

Cek kesadaran pasien dengan melakukan metode AV-PU

Cara melakukan cek kesadaran pada pasien dengan metode AV-PU :

A (Alert) : Korban sadar, jika tidak sadar lanjut ke poin V,

V (Verbal) : Cobalah memanggil-manggil korban dengan berbicara

keras di telinga korban ( pada tahap ini jangan sertakan dengan

menggoyang atau menyentuh pasien)

P (Pain) : Cobalah beri rangsang nyeri pada pasien, yang paling

mudah adalah menekan bagian putih dari kuku tangan (di pangkal kuku),

selain itu dapat juga dengan menekan bagian tengah tulang dada

(sternum) dan juga areal diatas mata (supra orbital)

U (Unresponsive) : Setelah diberi rangsang nyeri tapi pasien masih tidak

bereaksi maka pasien berada dalam keadaan unresponsive

1.1.2 Resusitasi Jantung Paru (RJP)

Resusitasi Jantung Paru (RJP) adalah tindakan penggabungan

penyelamatan pernafasan (dari mulut ke mulut) dengan kompresi dada

eksternal. Tujuan resusitasi jantung paru adalah mengusahakan sekuat

tenaga agar ventilasi dapat pulih kembali seperti sedia kala. RJP

bermanfaat untuk menyelamatkan korban serangan jantung, kasus

tenggelem, kekurangan nafas, tersengat listrik, dan kelebihan.

RJP dilakukan pada saat jantung dan pernapasan korban telah berhenti

bekerja. Penyelamatan pernapasan digunakan pada saat masih berdenyut

tetapi tidak ada pernafasan. Seorang dokter gigi seharusnya mampu

3

Page 4: Praktikum Kegawatdaruratan Medic Dental.doc

(1) Mengenali tanda-tanda serangan jantung, (2) Memberikan RJP, dan

(3) Menghubungi Layanan Kedaruratan Medis (LKM)

Tanda-tanda serangan jantung mencakup :

1. Nyeri dada atau rasa tak enak di bagian tengah dada (terutama

sebelah gigi), bisa menyebar ke bahu kiri, lengan kiri atas, leher kiri,

rahang, dada dengan, tengah dan perut kiri bagian atas; diikuti

perasaan tertekan, berat atau remuk yang berlangsung selama tak

lebih dari beberapa menit atau berlalu hilang dan kembali.

2. Sulit bernafas atau sesak nafas,

3. Demam (merasa dingin pada suhu panas)

4. Rasa kembung, salah cerna, atau perasaan tersedak

5. Mual atau muntah

6. Detak jantung yang cepat atau tak teratur

7. Pusing dan pingsan

1.1.2.1 Nafas Bantuan

Nafas bantuan adalah yang diberikan kepada pasien untuk

menormalkan frekuensi nafas pasien yang di bawah normal

(frekuensi nafas orang dewasa muda adalah 12-20 kali per menit).

Jika frekuensi nafas : 6 kali permenit, maka harus diberi nafas

bantuan di sela setiap ns afas spontan sehingga total nafas

permenitnya menjadi normal (12 kali).

1.1.2.2 Nafas Buatan

Nafas buatan adalah cara melakukan nafas buatan yang sama

denga nafas bantuan, tetapi nafas buatan diberikan pada pasien yang

mengalami hentu nafas. Diberikan dua kali secara efektif agar dada

dapat mengembang.

4

Page 5: Praktikum Kegawatdaruratan Medic Dental.doc

Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan tindakan

RJP yaitu :

(1) Periksa kesadaran orang yang akan diberi bantuan pernafasan,

(2) Harus ada tenaga lain yang dapat memolong.

(3) Posisi penderita.

(4) Membuat jalan nafas dan menjaga agar jalan pernapasan tetap

terbuka

(5) Upayakan agar tidak ada yang menghalangi jalan nafas seperti

lidah, cairan lendir, muntah, yang mungkin dapat menghalangi

gerakan udara melalui faring, demikian pula ikat pinggang, BH

stagen harus dilonggarkan.

Tindakan resusitasi perlu diperhatikan bilamana tindakan

RJP bilamana (1) denyut nadi arteri mulai teraba (2) mulai timbul

pernafasan spontan (3) secara bertahap kesadaran penderita pulih

kembali.

Tindakan resusitasi perlu dihentikan bilamana tindakan

RJP efektif telah berlangsung 30 menit tetapi kriteria-kriteria berikut

masih dijumpai yaitu : (1) ketidaksadaran menetap , (2) tidak timbul

pernafasan spontan,(3) denyut nadi tidak teraba (4) pupil berdilatasi

menetap, atau (5) denyut nadi karotis telah teraba. Penghentian

resusitasi dilakukan mengingat pernafasan yang telah berhenti

selama 30 menit biasanya menunjukan kematian serebal, atau pasien

sudah menunjukan tanda-tanda kematian (kaku mayat), sehingga

resusitasi selanjutnya dipandang tidak berguna lagi. Faktor lain yang

mungkin dapat merupakan keputusan untuk menghentikan tindakan

RJP adalah kondisi penolong yang telah lelah dan sudah tidak kuat

5

Page 6: Praktikum Kegawatdaruratan Medic Dental.doc

lagi bantuan sudah datang dan atau perjanjian tertulis dengan pasien

dan keluarganya untuk tidak melakukan resusitasi.

1.1.2.3 Pijat Jantung

Pijat jantung adalah usaha untuk memaksa jantung

memompa darah ke seluruh tubuh. Pijat jantung dilakukan pada

korban dengan nadi karotis yang tidak teraba. Pijat jantung

umumnya dikombinasi dengan nafas buatan.

1.1.2.4 Prosedur Standar RJP

(1) Bebaskan/longgarkan pakaian korban di daerah dada ( buka

kancing baju bagian atas agar dada terlihat)

(2) Posisikan diri disebelah korban, usahakan posisi kaki yang

mendekati kepala sejajar dengan bahu pasien.

(3) Cek apakah ada tanda-tanda berikut :

(a) Luka-luka dari bagian bawah bahu ke atas (supra

clavicula)

(b) Pasien mengalami tumbukan di berbagai tempat (terjatuh

dari sepeda motor ),

(c) Berdasarkan saksi pasien mengalami cedera di tulang

belakang bagian leher, Tanda-tanda tersebut adalah tanda-tanda

kemungkinan terjadinya cedera pada tulang belakang bagian

leher/cervical. Cedera pada bagian ini sangat berbahaya karena

disini terdapat syaraf-syaraf yang mengatur fungsi vital manusia

(nafas dan denyut jantung),

(d) Jika tidak ada tanda-tanda tersebut maka lakukanlah

pernafasan dari mulut ke mulut,

(e) Jika tanda-tanda tersebut, maka beralih ke bagian atas,

jepit kepala pasien dengan paha, usahakan agar kepalanya tidak

bergerak lagi (imobilitas) dan lakukan Jaw Thrust. Gerakan ini

dilakukan untuk menghindari adanya cedera lebih lanjut pada

6

Page 7: Praktikum Kegawatdaruratan Medic Dental.doc

tulang belakang bagian leher pasien.

(4) Sambil melakukan (1) dan (2) di atas, kemudian dilakukan

pemeriksaan kondisi Airway (jalan panas) dan Breathing

(pernafasan) pasien. Metode pengecekan nafas menggunakan

metode Look, Listen,dan Feet.

(a) Look :

Lihat apakah ada gerakan dada (gerakan bernafas), apakah

gerakan tersebut simetris/tidak.

(b) Listen :

Dengarkan apakah ada suara nafas normal, dan apakah ada

suara nafas tambahan yang abnormal (bisa timbul karena ada

hambatan sebagian).

Jenis-jenis suara nafas tambahan karena hambatan sebagian jalan

nafas :

Snoring : Suara seperti ngorok, kondisi ini menandakan adanya

kebuntuan jalan nafas bagian atas oleh benda padat, jika terdengar

suara ini maka lakukanlah pengecekan langsung dengan cara

cross-finger untuk membuka mulut (menggunakan 2 jari, yaitu

ibu jari dan jari telunjuk tangan yang digunakan untuk chin lift ,

ibu jari mendorong rahang atas ke atas, telunjuk menekan rahang

bawah ke bawah. Lihatlah apaka ada benda yang menyangkut di

tenggorokan korban (mis : gigi palsu dll). Pindahkan benda

tersebut.

Gargling : Suara seperti berkumur, kondisi ini terjadi karena ada

kebuntuan disebabkan oleh cairan (mis : darah), maka lakukanlah

cross-finger (sepeti di atas), lalu lakukanlah finger-sweep (sesuai

namanya menggunakan 2 jari yang sudah dibalut dengan kain

untuk “menyapu” rongga mulut dari cairan-cairan).

7

Page 8: Praktikum Kegawatdaruratan Medic Dental.doc

Crowing : Suara dengan nada tinggi, biasanya disebabkan karena

pembengkakan (edema) pada trakea, untuk pertolongan tetap

lakukan manuver head tilt and chin lift atau jaw thrust saja. Jika

suara nafas tidak terdengar karena ada hambatan total pada jalan

nafas, maka dapat dilakukan :

1. Black Blow, sebanyak 5 kali, yaitu dengan memukul

menggunakan telapak tangan daerah diantara tulang scapula

dipanggung.

Back-blow pada bayi

2. Heimlich manuver, dengan cara ini memposisikan diri seperti

gambar, lalu menarik tangan kearah belakang atas,

8

Page 9: Praktikum Kegawatdaruratan Medic Dental.doc

Abdominal Thrust pada anak

Heimlich Manuver, posisi berbaring bagi orang tidak sadar

Heimlich Manuver, tangan digenggam dan dilakukan sendiri

9

Page 10: Praktikum Kegawatdaruratan Medic Dental.doc

3. Chest Thrust, dilakukan pada ibu hamil, bayi atau obesitas dengan cara

memposisikan diri seperti pada gambar lalu mendorong tangan kearah

dalam atas.

(c) Feel : Rasakan dengan pipi pemeriksa apakah ada hawa panas dari

korban

(5) Jika ternyata pasien masih bernafas, maka hitunglah berapa

frekuensi pernafasan pasien itu dalam 1 menit ( pernafasan normal

adalah 12-20 kali per menit),

(6) Jika frekuensi nafas normal, pantau terus kondisi pasien dengan tetap

melakukan Look, Listen dan Feel,

(7) Jika frekuensi nafas < 12 kali permenit, berikan nafas bantuan (detail

tentang nafas bantuan dibawah),

(8) Jika pasien mengalami nafas berikan nafas buatan (detail tentang nafas

bantuan di bawah),

(9) Setelah diberikan nafas buatan maka lakukanlah pengecekan nadi a.

Karotosis yang terletak dileher (cek dengan 2 jari di tonjolan di tengah

tenggorokan, lalu gerakan jari ke samping, jangan sampai terhambat

oleh otot leher (sterno-cleido-mastoideus), rasakan denyut nadi

karatosis selama 10 detik

(10) Jika tidak ada denyut nadi maka lakukanlah pijat jantung, diikuti

dengan nafas buatan, ulangi sampai 6 kali siklus pijat jantung nafas

buatan, yang diakhiri dengan pijat jantung,

(11) Cek lagi nadi karotis (dengan metode diatas) selama 10 detik, jika

teraba lakukan Look, Listen dan Feel lagi. Jika tidak teraba ulangi poin

nomor 10; atau dihentikan (lihat syarat RJPdihentikan).

(12) Setelah berhasil mengamankan kondisi diatas periksalah tanda-tanda

shock pada pasien.

(a) Denyut nadi > 100 kali per menit

(b) Telapak tangan basah, dingin dan pucat

(c) Capilary Refil Time (CRT) > 2 detik (CRT dapat diperiksa dengan

10

Page 11: Praktikum Kegawatdaruratan Medic Dental.doc

cara menekan ujung kuku pasien dengan kuku pemeriksaan selama 5 detik,

lalu lepaskan, cek berapa lama waktu yang dibutuhkan agar warna ujung

kuku merah lagi).

(13) Jika pasien shock lakukan Shock Position pada pasien, yaitu dengan

mengangkat kaki pasien setinggi 45 derajat dengan harapan sirkulasi

darah akan lebih banyak ke jantung. Pertahankan posisi shock sampai

bantuan datang atau tanda-tanda shock menghilang

(14) Jika ada pendarahan pada pasien, hentikan pendarahan dengan cara

menekan atau membebat luka (membebat jangan terlalu erat karena

dapat mengakibatkan jaringan yang dibebat mati).

(15) Setelah kondisi pasien stabil, tetap monitor selalu kondisi pasien

dengan Look, Listen dan Feel, karena pasien sewaktu-waktu dapat

memburuk secara tiba-tiba.

1.1.3 Perlindungan Diri Bagi Penolong

(1) Pastikan tempat memberi pertolongan tidak akan membahayakan

penolong dan pasien,

(2) Minimalisasi kontak langsung dengan pasien untuk mencegah

penularan penyakit,

(3) Selalu memperhatikan kesehatan penolong, sebab pemberian

pertolongan pertama adalah tindakan yang sangat memakan energi.

Jika dilakukan dengan kondisi tidak fit, justru akan membahayakan

penolong sendiri.

11

Page 12: Praktikum Kegawatdaruratan Medic Dental.doc

BAB II

HASIL PERCOBAAN

2.1 Hasil Percobaan

2.1.1 Periksa Pernafasan

Orang coba : Galuh Panji R.

Hasil : Ada pergerakan di dada

Kecepatan Nafas orang coba : 14 kali/ menit

2.1.2 Pemeriksaan Nadi Karotis

Orang coba : Galuh Panji R.

Hasil : Kecepatan denyut nadi orang coba 120 Kali/ Menit

2.1.3 Prosedur Pemberian Pijat Jantung

Orang coba : Hilmy A. F

Hasil : Pada tekanan ke-25, mulai batuk

2.1.4 Heimlich Maneuver

Orang coba : Hilmy A. F

Yang dirasakan : Nafas menjadi spontan karena ada tekanan pada bagian

abdomen

2.1.5 Chest Trust Maneuver

Orang coba : Galuh Panji R.

Yang dirasakan : Nafas terasa spontan yang sangat cepat dan timbul rasa

nyeri dan sesak pada bagian dada

2.2 PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Jelaskan mengapa mahasiswa fakultas kedokteran gigi memerlukan

pengetahuan PPGD dan RJP ?

Karena sangat memungkinkan pada saat seorang dokter gigi melakukan

pelayanan kesehatan seperti ekstraksi gigi, ataupun pelayanan lain terjadi

sesuatu kesalaha hingga pasien berada pada kondisi gawat darurat

12

Page 13: Praktikum Kegawatdaruratan Medic Dental.doc

sehingga memerlukan penanganan PPGD dan atau RJP. Maka ketika

menghadapi pasien yang tiba-tiba tidak sadarkan diri ataupun dalam

kondisi gawat darurat, kita dapat langsung memberikan pertolongan

pertama untuk menyelamatkan jiwa pasien, sebelum akhirnya diberikan

perawatan yang sesuai dengan keadaan korban. Selain itu, sebagai orang

yang paham tentang medis daripada masyarakat awam lainnya, ketika

tiba-tiba menemui korban yang dalam kondisi gawat darurat dijalan, kita

dapat langsung memberi pertolongan pertama.

2. Apa yang anda lakukan apabila anda temukan gigi tiruan pasien anda

tertelan?

Disaat kita menemukan gigi tiruan pasien kita tertelan, maka harus

diberikan PPGD, yaitu dengan melakukan metode back-blow ataupun

metode hiemlich maneuver jika gigi tiruan sudah tertelan mencapai

abdomen, juga dapat dilakukan pembebasan jalan nafas

3. Apa gunaya metode back blow di bidang kedokteran gigi?

Metode back blow menuever yaitu memukul dengan telapak tangan

daerah diantara tulang scapula. Dibidang kedokteran gigi dapat dilakukan

jika tiba-tiba mendapati seorang pasien yang tersedak seperti gigi tiruan

tertelan, dsb sehingga membuntu jalan nafas.

4. Apa gunanya metode Heimleich Manuever di bidang kedokteran gigi ?

Hiemlich maneuver dilakukan pada orang dewasa dan jika metode back-

blow maneuver tidak berhasil mengeluarkan benda asing yang tertelan.

Dengan kata lain metode heimlich manuever dan back blow manuever

memiliki fungsi yang sama, namun bagian yang ditekan ialah ulu hati,

sehingga dilakukan jika benda yang tertelan sudah mencapai perut.

5. Apa gunanya metode Chest Thrust di bidang kedokteran gigi ?

Chest Thrust dibidang kedokteran gigi sama seperti back-blow manuever

dan hiemlich maneuver, chest thrust maneuver juga mempunyai fungsi

yang sama dan biasanya dipadukan dengan back-blow untuk

mengeluarkan benda asing tersebut serta menormalkan jalan nafas pasien

13

Page 14: Praktikum Kegawatdaruratan Medic Dental.doc

yang mengalami hambatan hanya saja metode ini dilakukan pada orang

hamil.

6. Apa yang anda lakukan pada saat anda jumpai seseorang mengalami

pingsan setelah kecelakaan lalu lintas ? Jelaskan !

Sebagai mahasiswa kedokteran gigi harus bisa dan mengerti penanganan

pertama yang harus dilakukan pada kondisi gawat darurat. Jika dijumpai

seseorang mengalami pingsan setelah kecelakaan lalu lintas, kita sebagai

salah satu tenaga medis harus mencoba memberi PPGD dengan langkah

awal yang harus dilakukan ialah pengkajian korban, meliputi pernapasan

korban dan peredaran darahnya. jika pasien tidak sadar, yang pertama

diperiksa ialah pernapasannya (dapat dilihat dari terangkatnya dada

ataupun dari pupil mata), kemudian diperiksa juga denyut nadinya

melalui arteri karotis yang ada di leher. jika memang dibutuhkan diberi

nafas buatan, segera dilakukan sambil tetap menghubungi RS/Layanan

Kesehatan Medis yang berwenang.

14

Page 15: Praktikum Kegawatdaruratan Medic Dental.doc

BAB III

PEMBAHASAN

Pada percobaan pertama yang dilakukan adalah pengukuran frekuensi

nafas orang coba. Pemeriksaan ini dilakukan dengan melihat pergerakan dada

kemudian mencatat kecepatan nafas orang coba. Pada percobaan kali ini

peraPada orang coba,terlihat pergerakan dada, hal ini menunjukkan bahwa orang

coba masih hidup. Kecepatan nafas orang coba 14 kali/menit, ini menunjukkan

bahwa pernafasannya normal karena berada pada interval 12-20 kali/menit.

Lalu percobaan selanjutnya yang dilakukan adalah pemeriksaan Nadi

karotis dengan meletakkan jari telunjuk dan jari tengah pemeriksa pada leher di

daerah dekat trakea dan jakun Kemudian ditemukan bahwa kecepatan denyut

nadi orang coba 120 kali/menit. Hal ini menunjukkan bahwa kecepatan denyut

nadi orang coba normal.

Dalam percobaan prosedur pemberian pijat jantung orang coba ditekan

pada bagian tengah dada. Pada tekanan ke-25 orang coba mulai batuk, hal ini

terjadi karena reaksi spontan dari usaha untuk memaksa jantung memompa

darah ke seluruh tubuh.

Pada percobaan ini, back blow manuever tidak dilakukan. Namun,

dibidang kedokteran gigi dapat dilakukan jika tiba-tiba mendapati seorang

pasien yang tersedak seperti gigi tiruan tertelan, sehingga membuntu jalan nafas.

15

Page 16: Praktikum Kegawatdaruratan Medic Dental.doc

Percobaan Heimlich maneuver dilakukan jika metode back-blow

maneuver tidak berhasil mengeluarkan benda asing yang tertelan. Dengan kata

lain metode heimlich manuever dan back blow manuever memiliki fungsi yang

sama, namun bagian yang ditekan ialah ulu hati, sehingga dilakukan jika benda

yang tertelan sudah mencapai perut. Pada percobaan Heimlich maneuver ini,

yang dirasakan orang coba adalah terasa gerakan nafas spontan karena ada

tekanan pada bagian abdomen.

Percobaan dengan metode chest trust, sama seperti back-blow manuever

dan hiemlich maneuver. Chest thrust maneuver biasanya dipadukan dengan

back-blow untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Pada percobaan chest trust

maneuver yang dirasakan orang coba adalah terasa nafas spontan yang sangat

cepat dan timbul rasa nyeri serta sesak pada bagian dada.

16

Page 17: Praktikum Kegawatdaruratan Medic Dental.doc

BAB IV

KESIMPULAN

Kita sebagai mahasiswa kedokteran gigi penting sekali memiliki

pengetahuan tentang PPGD (Pertolongan Pertama pada Gawat Darurat) dan RJP

(Resusitasi Jantung dan Paru) karena jika telah menjadi dokter gigi, maka ketika

menghadapi pasien yang tiba-tiba tidak sadarkan diri ataupun dalam kondisi

gawat darurat, kita dapat langsung memberikan pertolongan pertama untuk

menyelamatkan jiwa pasien, sebelum akhirnya diberikan perawatan yang sesuai

dengan keadaan korban. Selain itu, jika kita menemukan korban dalam kondisi

gawat darurat, kita bisa langsung memberikan pertolongan pertama.

Jika dijumpai seseorang mengalami pingsan setelah kecelakaan lalu

lintas, kita sebagai salah satu tenaga medis harus mencoba memberi PPGD

dengan langkah awal yang harus dilakukan ialah pengkajian korban, meliputi

pernapasan korban dan peredaran darahnya. jika pasien tidak sadar, yang

pertama diperiksa ialah pernapasannya (dapat dilihat dari terangkatnya dada

ataupun dari pupil mata), kemudian diperiksa juga denyut nadinya melalui arteri

karotis yang ada di leher. jika memang dibutuhkan diberi nafas buatan, segera

dilakukan sambil tetap menghubungi RS/Layanan Kesehatan Medis yang

berwenang.

17

Page 18: Praktikum Kegawatdaruratan Medic Dental.doc

DAFTAR PUSTAKA

Kozier&Erb.2009. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Ed. 5.Jakarta:EGC

Kartono, mohomad.1975. Pertolongan Pertama.Jakarta:Gramedia Pustaka

Utama.

18