praktikum ikan cupang
DESCRIPTION
hasil praktikum pengamatan ikan cupangTRANSCRIPT
Disusun oleh :
Kelompok 1
Wiwik Septiani (342007055)
Dosen Pengasuh : Dra. Hj. Aseptianova, M. Pd.
Semester / kelas : V / A
Program studi : Pendidikan Biologi
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PALEMBANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Judul : pengambilan fertilisasi pada ikan tempalo
Tujuan : untuk mengamati peristiwa fertilisasi eksternal pada ikan tempalo
Teori :
Ikan Cupang (Betta splendens)
Ikan cupang merupakan salah satu ikan hias air tawar. Akan tetapi ikan ini lebih
sering dikenal sebagai ikan aduan. Kematangan gonad dari ikan cupang ini dilihat dari
banyaknya bintik hitam yang terdapat pada sirip punggung jantan. Jika bintik hitam
banyak, maka ikan cupang jantan sudah siap untuk melakukan pemijahan. Selain itu ikan
jantan akan terlihat sibuk dalam mempersiapkan sarang tempat penetasan telur. Umur
cupang yang siap untuk melakukan pemijahan adalah 6-7 bulan. Sedangkan pada betina ,
ciri-ciri kematangan gonad dilihat dari besarnya perut betina.
Proses pemijahan cupang diawali dengan sibuknya ikan jantan mengeluarkan buih
busa dari mulutnya lalu diletakkan pada permukaan sebagai sarang telur. Setelah itu
pejantan akan mencari betina yang siap untuk dijadikan pasangan. Setelah didapatkan
pasangan yang cocok, maka betina akan mengeluarkan sel telur diikuti dengan pelepasan
sel sperma oleh jantan lalu terjadilah fertilisasi eksternal. Telur yang sudah dibuahi akan
dibawa oleh jantan menuju buih yang ada di permukaan. Dalam masa sampai penetasan,
ikan jantan akan menjaga telur sampai benar-benar menetas, bahkan sampai anakan cupang
tersebut mandiri. Jika ada buih yang pecah, maka jantan akan segera membuat buih busa
yang sama sehingga telur benar-benar bisa menetas.
IKAN CUPANG
Sebenarnya ada hal yang harus diperhatikan sebelum mengawinkan ikan cupang atau biasa
disebut ikan tempalo.
hal tersebut adalah:
1. MEMILIH INDUKAN
Kalau kita memilih ikan yang akan dikawinkan, sebaiknya pilih ikan yang bagus
meskipun bukan ikan level1 yang biasanya di lombakan. Asalkan indukan itu bagus, maka
kemungkinan anakan yang dihasilkan akan bagus pula. Karena anakan akan memiki sifat
dari indukannya.
Untuk ikan jantan:
- Pilih ikan yang sering berenang di bawah ataupun melayang ditengah permukaan. Jangan
pilih ikan yang sering berenang pada permukaan air. Hal itu menandakan bahwa ikan itu
dalam kedaan tidak sehat.
- Pilihlah ikan yang memiliki warna cerah. Meskpun ikan itu berwarna gelap (hitam)
pilihlah warna yang mengkilat. Karena itu merupakan ciri pejantan tangguh.
- Ikan cupang jantan haruslah lincah. Jika ingin mengetahui lincah atau tidak ikan itu, coba
dekatkan dengan cupang jantan lain. Maka akan terlihat nantinya.
Untuk ikan betina
- Ikan betina memiliki warna pudar dan gerakannya tidak lincah. Ikan ini cenderung lebih
sering diam.
- Pilih ikan cupang betina yang memiliki matang telur. Betina yang matang telur dapat
diketahui dari perutnya yang buncit dan dibagian perut bawahnya (dekat dengan sirip dasi
ikan) ada semacam bintik bintik putih.
- Ikan ini haruslah sudah berumur diatas 4 bulan. Sebetulnya bisa mengawinkan dibawah
umur 4 bulan, misalnya 3 bulan keatas. Namun..ikan ini akan menghasilkan telur yang
tidak cukup banyak.
2. PAKAN
Cupang hias diberi pakan alami seperti kutu air. Permberian pakan 2x dalam sehari
,pada waktu pukul 07.00 dan 17.00, berikan pakan yang secukupnya. Terlalu banyak pakan
tidak bagus khususnya terhadap kebersihan air di akuarium (dikhawatirkan akan
mengendap dan membusuk di dasar air). Pemekaian takaran, seperti sendok teh bisa
mengontrol jumlah pemberian pakan. Botol aor mineral yang diberi selang juga bisa
dimanfaatkan untuk pemberian makanan cupang. Alat itu selain murah juga mudah
dioperasikan. Kutu air dimasukan ke botol lalu disemprotkan satu per satu ke dalam
akuarium. Kutu air yang telah dibekukan di dalam freezer pemberiannya cukup dengan
dicuil-cuil. Jentik nyamuk dapat diberikan sebagai selingan setiap 2 hari sekali , bisa juga
diberikan untuk makanan pokok. Toh ,ikan cupang yang berumur 1.5 bulan sudah bisa
makan makanan yang berukuran besar. Cuk sebaiknya diambil yang teidak bengkok atau
tua.
Ada cara untuk menyeleksi cuk. Jentik nyamuk yang diambil dari selokan atau
empeng biasanya masih kotor dan bercampur dengan larva hewan lain. Masukkan cuk ke
air es, secara otomatis mereka akan teler, cuk akan mengendap ke dasar sedangkan Non-
cuk akan mengambang.Cuk diambil dengan saringan halus,lalu dimasukan ke dalam air
yang telah ditetesi PK, dosis 1/2 tetes untuk ember ukuran 15 liter, ini untuk
“membangunkan” cuk, setelah itu cuk dicuci dengan air bersihdan siap disajikan
Jika cuk susah diperoleh, cacing cutra ,cacing rambut, atau cacing darah juga bisa
diberikan, namun penggunannya terkadang membuat cupang menjadi kembung. Sebaiknya
cacing dibersihkan berulang-ulang dengan air bersih sebelum siap disajikan
3. GANTI AIR
Pengolahan air sangat penting agar cupang tetap sehat. Ganti air 50% sebaiknya
dilakukan setiap hari,semakin sering air diganti pertumbuhan ikan cupang akan semakin
cepat. Batas maksimal pergantian air 3 hari. Caranya cukup menyedot dengan selang
plastik. Seminggu sekali air diganti total. Botol atau akuarium dicuci bersih kemudian
dijemur agar kuman-kumannya mati. Cara lain untuk membunh cendawan atau bakteri
dengan merendam wadah itu dengan larutan PK dosis tinggi selama 1-2 jam. setelah itu
wadah dicuci dengan bersih dan dijemur. Terlambat mengganti air menyebabkan penyakit.
sisa pakan dan kotoran cupang yang mengendap di dasar air dapat menyebabkan penyakit
misalnya: white spot , velvet, busung dan berak putih. Serangan white spot ditandai dengan
bercak-bercak putih disekujur tubuh ikan. Penyebabnya adalah bakteri Ichtyophthirius
multifillis. Obati dengan cara mesukan ikan ke dalam air yang sudah ditetesi dengan obat
anti bakteri, seperti Bliz Id , dosis 4 tetes setiap 4 liter air. Cara sederhana dengan
memasukan 1 sendok teh garam dapur ke dalam akuarium, atau ikan dimasukan ke dalam
baskom yang telah dibubuhi garam dapur, Dosis 2-3 sendok makan setiap liter. Karena
reaksi cepat , perendaman ikan yang sakit tidak perlu lama. Begitu dicelup langsung
diambil.
Ciri serangan Velvet sirip ikan hias menguncup. Penyebabnya adalah parasit
Saproglenia sp. Cara pengobatan dengan memberi obat anti bakteri seperti Blitch itch, dosis
2 tetes per 4 liter air. Kemudian bubuhi 4 sendok makan garam. Ikan dimasukan ke dalam
larutan itu selama 10 menit, Selanjutnya ikan dipindah ke 4 wadah lain dengan konsentrasi
obat makin berkurang. Cara lain dengan pemberian obat anti bakteri, seperti Fismate atau
Root stop . Konsentrasi 0.3-0.5 ml/menit. Ikan dibiarkan selama 30 menit, setelah itu
masukan ikan kedalam air yang telah dibubuhi antibiotika,seperti Furazolidon,
Tetracycline, dan Octazin selama 2-3 jam. Dosis yang dianjurkan setiap tablet 250 g
dilarutkan kedalam 20 liter air. Penyakit busung sulit dideteksi ciri-cirinya karena yang
diserang organ dalam, biasanya hanya ditandai dengan perut ikan tampak membuncit.
Penyebabnya bekteri Salmonella sp. Pengobatannya dengan merendam ikan swlama
1-2 jam ke dalam larutan Flagil 500. Berak putih disebabkan cacing Ascaris sp. Ia tidak
menyebabkan kematian, tetapi pertumbuhan ikan dan warna ikan terhambat. Cara
pengobatan dengan obat cacing, Seperti Verominox atau Worm x , dosis 1 tetes per 5 liter
air. Setelah perlakukan selama 1 minggu ikan akan pulih kembali.
Penyakit lain banyak disebabkan salah perawatan, seperti bacul dan gigit ekor. Bacul
ditandai dengan warna menjadi pucat. kondisi ini selain disebabkan karena air kotor juga
karena karena terlalu lama ditantang oleh ikan cupang hias lain yang ukurannya lebih besar.
Sedangkan gigit ekor ditandai ikan sering menggigit ekor sendiri, ini disebabkan ikan
kurang pakan , sering ditantang , gatal karena air tidak dikuras (terlalu kotor).
Meskipun banyak obat-obatan di toko ikan ,pencegahan jauh lebih baik daripada
pengobatan. Perawatan secara hati-hati dan teratur, seperti pakan dan mengganti air teratur
bisa mencegah penyakit.
4. TEMPAT PEMIJAHAN
Tempat pemijahan ikan cupang sebetulnya tidaklah lebih besar jika dibandingkan
dengan tempat pemeliharaannya. Cukup gunakan akuarium berukuran kecil ataupun toples
– toples yang ada. Jika tempat terlalu besar, kemungkinan kawin ikan ini sangatlah kecil,
karena saling jauh jarak antara ikan jantan dan ikan betina.
Tahap – tahap yang perlu dilakukan :
1. Pindahkan ikan jantan ke dalam wadah pemijahan dan biarkan dahulu selama satu hari.
agar si jantan ini bisa beradaptasi dengan daerah barunya tersebut.
2. Dekatkan si jantan dan betina, PDKT istilahnya. Dengan cara menempatkan betina ke
dalam tempat si jantan, namun si betina jangan dimasukkan terlebih dahulu. Gunakan
gelas aqua ataupun plastik untuk cupang betina.
3. Biarkan kedaaan seperti diatas hingga 1-2 hari. Lihatlah, apabila pada permukaan tempat
cupang jantan sudah banyak gelembung – gelembung yang dibuat, berarti cupang jantan
itu sudah siap. Setelah itu langsung masukkan saja cupang betina ke dalamnya. Dan
biarkan ke adaan ikan seperti itu.
4. Sekitar 1-2 hari lihatlah ikan tersebut. Jika berhasil, di permukaan akan ada banyak terlur
berwarna putih yang menempel pada gelembung – gelembung yang sebelumnya pernah
dibuat oleh cupang jantan.
5. Setelah tahu ada telur, sebaiknya angkat dan pindahkan cupang betina ke dalam tempat
lain. Karena kebanyakan cupang betina memakan telurnya sendiri. Berbalik dengan
cupang jantan yang selalu menjaga telurnya dengan penuh siaga dan kasih sayang.
6. Jangan lupa beri makan secukupnya, baik cupang jantan maupun cupang betina. Karena
setelah proses pemijahan itu selesai, kedua ikan akan sangat kelelahan dan butuh
makanan untuk asupan energi. Terutama untuk cupang betina, beri ia waktu istirahat
sebelum akan dikawinkan kembali. Sebaliknya, cupang jantan juga diberi makan agar
tidak kelaparan dan memakan telur – telurnya sendiri.
7. Cukup butuh waktu 2 hari saja untuk menunggu telur itu menetas. Nanti akan terlihat
meski sangat kecil, anakan berenang meski belum sempurna dan masih dibantu ikan
jantan. Jika anakan jatuh ke dasar, maka akan diambil dan diletakkan kembali ke dalam
gelembung – gelembungnya.
8. Berilah makanan anakan itu setelah 2-3 hari dari telur menetas. Biasanya anakan diberi
makanan infusaria (anak kutu air) atau kalau tidak ada, bisa diberikan kutu air yang telah
disaring.
Menurut Stacey (1984), beberapa faktor eksternal yang berperan penting bagi
keberhasilan proses reproduksi adalah:
1. Photo periode
2. Suhu
3. Substrat pemijahan
4. Ketersediaan makanan
5. Faktor sosial (hubungan antar individu)
6. Salinitas
Jenis jenis ikan cupang
Cupang adalah jenis ikan tropis yang hidup di rawa – rawa. Paling besar ukuran
hanya lima centi meter. Ada dua jenis ikan cupang. Cupang kelas kontes atau cupang hias
dan cupang adu. Cupang hias, jenis nya macam- macam sesuai dengan bentuk-nya. Ini
adalah cupang hias jenis serit. Cirinya sirip bergerigi dan menjuntai panjang mirip sisir.
Cupang ini berasal dari perairan Indonesia. Harganya bisa mencapai ratusan ribu rupiah,
bila kualitasnya ekspor. Dan yang mirip burung merak ini, adalah halfmoon, atau setengah
bulan. Sirip nya bisa mengembang sampai setengah lingkaran. Plakat bentuknya hampir
sama dengan tipe petarung. Namun bila amarahnya terusik, tipe plakat ini akan
mengembangkan siripnya hingga tegak melebihi 180 derajat. inilah yang membedakan
dengan cupang petarung.
Half Moon.
Cupang ini yang mendatangkan banyak rejeki. Baik warna, sirip dan ekornya sangat
memikat. Half moon adalah cupang asal Thailand. Kurun waktu sepuluh tahun ke belakang
ikan ini merambah pasaran Indonesia.
Harganya bisa mencapai jutaan rupiah. Biasanya ikan jenis sering menjadi ajang kontes.
crown tail /cupang serit
cupang halfmoon
cupang plakat
cupang Doble
Cara Mengawinkan Ikan Cupang:
* Untuk pembiakannya/mengawinkan ikan cupang, pilihlah ikan yang ekornya lebar dan
seritnya tebal ,bentuk ekor 180 derajat,badan besar dan ekor memanjang.
* Pilihlah ikan yang terbiasa bermain di tengan atau dasar air (bukan di permukaan air).
* Kombinasi warna cupang yang baik adalah yang di ekor dengan sirip sempura,tidak
berantakan.
* Untuk tempat pemijahan,cupang tidak perlu tempat luas. Cukup akuarium kecil, baskom,
toples,atau ember plastik. Sebelum dipakai pemijahan, akuarium direndam dengan larutan
PK encer sebelum akhirnya dibilas dengan air bersih, untuk mencegah jamur dan
penyakit. dinding digosok dan dibilas air. Air sebaiknya diendapkan dan didiamkan 3 hari
sebelum dipakai.
* Suhu yang dibutuhkan 21-31 derajat C, atau standartnya 25 derajat C. Dalam akuarium
ditaruh tanaman yang telah dibersihkan. Bisa berupa enceng gondok atau kayu apu.
* Setelah tempat pemijahan selesai, masukan terlebih dahulu cupang jantan, tunggu sampai
cupang jantan membuat sarang-sarang busa, jika busa sudah tampak di permukaan air,
masukan betina yang sudah matang kelamin. Selang 3-4 hari perkawinan selesai, dan
betina menghasilkan 200-400 telur yang sudah dibuahi pejantan.
* Angkat betina kalau sudah selesai bertelur, biarkan jantan di permijahan. betina dipisah
agar tidak memakan telurnya sendiri, sementara si jantan dibiarkan ditinggal, karena
sangat membantu proses penetasan, usahakan si jantan diberi makanan yang cukup agar
tidak memakan telurnya, Dan begitu menetas, pisahkan pejantan
* Pada usia 2-3 hari, benih tidak perlu diberi makan karena dalam tubuhnya masih terdapat
kuning telur. Barulah pada hari ke-4, diberi makan infusaria atau sejenis plankton yang
bisa dibeli di toko ikan hias. Pada hari ke-8, baru bisa diberi makan kutu air. Mengijak
usia 1 bulan, anakan cupang harus dipisahkan sendiri-sendiri dalam botol (bisa botol
aqua) untuk pembesaran.
Alat : Aquarium
Bahan : � ikan tempalo betina & jantan
� air
Cara kerja : - Letakkan ikan tempalo di aquarium
- Amati bagaimana ikan tempalo jantan dan betina melakukan proses reproduksi untuk mempertemukan sel ovum dengan sel sperma
- Amati setiap hari
- Beri makan setiap hari
Hasil Pengamatan:
NO HARI KE- / TANGGAL AKTIVITAS IKAN TEMPALO BETINA
TEMPALO JANTAN
1 1 / 19 OKTOBER 2009 AKTIF AKTIF / 8 GELEMBUNG 2 2 / 20 OKTOBER 2009 AKTIF AKTIF / ± 150 GELEMBUNG 3 3 / 21 OKTOBER 2009 PASIF AKTIF / ± 170 GELEMBUNG 4 4 / 22 OKTOBER 2009 AKTIF
BERTELUR AKTIF / MEMINDAHKAN
TELUR DIANTARA GELEMBUNG
5 5 / 22 OKTOBER 2009 PASIF AKTIF
KESIMPULAN :
Ikan cupang mengalami fertilisasi eksternal, artinya pembuahan sel telur dilakukan di
luar sel tubuh ikan cupang betina. Yang berperan aktif dalam proses pembuahan tersebut
adalah ikan cupang jantan, dimana saat ikan cupang jantan mengelami pendekatan dengan
ikan betina kurang lebih 3-4 hari, selama proses pendekatan ia akan menghasilkan
gelembung sebagai tempat pemijahan bagi sel telur yang berisi sel sperma dari ikan jantan.
Pada saat ikan betina bertelur ikan cupang jantan akan meletakkannya diantara gelembung-
gelembung tersebut. Ikan cupang jantan akan menjaga sel telur tersebut hingga menjadi
anak ikan. Tetapi ikan cupang jantan sewaktu-waktu bisa saja memakan telurnya sendiri,
bila ikan tersebut tidak diberi makan secara cukup.
Pada usia 2-3 hari, benih tidak perlu diberi makan karena dalam tubuhnya masih
terdapat kuning telur. Barulah pada hari ke-4, diberi makan infusaria atau sejenis plankton
yang bisa dibeli di toko ikan hias. Pada hari ke-8, baru bisa diberi makan kutu air. Mengijak
usia 1 bulan, anakan cupang harus dipisahkan sendiri-sendiri dalam botol (bisa botol aqua)
untuk pembesaran.
Gambar diatas adalah proses perkembangan telur
HASIL PENGAMATAN
NO Hari ke Aktivitas ikan Perubahan Ikan ♂
Ikan ♀
1 1
19 Oktober 2009
Aktif Aktif Menghasilkan ± 8 buih
2 2
20 Oktober 2009
Aktif Aktif Menghasilkan ± 150 buih
3 3
21 Oktober 2009
Aktif Pasif Menghasilkan ± 170 buih
4 4
22 Oktober 2009
Aktif Pasif Ikan ♀ mengeluarkan telur
5 5
23 Oktober 2009
Aktif Pasif Ikan ♀ tidak melakukan aktivitas
6 6
24 Oktober 2oo9
Aktif Pasif Ada larva dan memisahkan induk ikan
7 7
25 Oktober 2009
Tidak melakukan pengamatan/ hari minggu
8 8
26 Oktober 2009
- - Pengamatan larva
9 9
27 Oktober 2009
- - Semua larva yang ada mati / hilang
10 10
28 Oktober 2009
Aktif Aktif Pengamatan ulang karena larva mati
11 11
29 Oktober 2009
Aktif Aktif Menghasilkan ± 200 buih
12 12
30 Oktober 2009
Aktif Aktif Menghasilkan ± 120 buih
13 13
31 Oktober 2009
Aktif Mati Ikan ♀ mati karena salah memberi makan
14 14
1 November 2009
Tidak melakukan pengamatan/ hari minggu
15 15
2 November 2009
Aktif Aktif Pengamatan ulang setelah ikan ♀ mati, menghasilkan ± 80
buih. pH 7, suhu 280C 16 16
3 November 2009
Aktif Aktif Ikan ♂ menekan/melilit tubuh ikan ♀ untuk mengeluarkan
telur 17 17
4 November 2009
Pasif Mati Ikan ♀ mati
18 18
5 November 2009
Pasif - Belum mengganti ikan ♀ yang mati
19 19
6 November 2009
Aktif Aktif Pengamatan ulang setelah mengganti ikan yang mati
20 20
7 November 2009
Aktif Aktif Ikan ♂ aktif mendekati ikan ♀ untuk mengadakan fertilisasi
21 21
8 November 2009
Tidak melakukan pengamatan/ hari minggu
22 22
9 November 2009
Aktif Aktif Masih mengadakan pendekatan untuk fertilisasi
23 23
10 November 2009
Aktif Aktif Ikan ♀ tidak merespon pendekatan ikan ♂/ pergi
menjauhi ikan ♂ 24 24
11 November 2009
Aktif Pasif Hanya ikan ♂ yang melakukan aktivitas
25 25
12 November 2009
Pasif Mati Ikan ♀ mati, pH 6, suhu 270C
26 26
13 November 2009
Pasif - Ikan ♂ tidak melakukan aktifitas
27 27
14 November 2009
Pasif - Ikan ♂ tidak melakukan aktifitas karena tidak ada
pasangan
KESIMPULAN :
Pada minggu pertama pengamatan kelompok kami berhasil sampai menghasilkan
larva, tetapi ketika akan mengamati larva dihari kedua larva yang ada sudah habis karena
mati. Sehinnga kami melakukan pengamatan ulang dengan memasukkan/menggabungkan
lagi ikan tempalo.
Pada minggu kedua belum terjadi fertilisasi ikan tempalo betina sudah mati. Ikan
tersebut mati karena salah satu anggota kelompok kami salah memberi makan. Kamipun
harus melakukan pengamatan ulang. Pada pengamatan yang ketiga/minggu ketiga juga
belum berhasil. Setalah 2 hari pengamatan sampai ikan telah melakukan fertilisasi tetapi
keesokan harinya ketika akan melakukan pengamatan kembali ikan tempalo betina mati.
Pada minggu keempat kami masih melakukan pengamatan dan mengganti ikan
yang mati, tetapi pada pengamatan minggu keempat juga tidak berhasil karena ikannya
mati lagi.
Pada praktikum pengamatan fertilisasi eksternal ikan tempalo yang kami lakukan
tidak berhasil menghasilkan larva dengan baik. Menurut kami ketidak berhasilan kelompok
kami dalam melakukan praktikum karena perkembangan/fertilisasi yang terjadi dipengaruhi
faktor eksternal yaitu suhu air, pH air, dan juga makanan ikan. Suhu dan pH air tidak cocok
dengan ikan tempalo sehingga ikan tersebut tidak dapat beradaptasi dengan baik.
Sedangkan pada makanannya pada minggu kedua anggota kelompok kami salah memberi
makan sehingga ikan yang ada mati.
Ikan akan dapat berkembang dan melakukan fertilisasi dengan baik jika faktor
eksternal dan internal juga baik. Faktor internalnya yaitu jika ikan jantan maupun ikan
betina telah siap untuk melakukan pembuahan. Sedangkan faktor eksternalnya yaitu suhu
air dan juga pH air.