rancang bangun sistem informasi ikan cupang (trias ... · pdf filesecara prospektif mempunyai...

27
Subyek : Tugas Individu Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, Msc (CS) RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BUDIDAYA IKAN CUPANG BERBASIS WEB DISUSUN OLEH TRIAS ANGGOROJATI (P056110973.40E) PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

Upload: vuongbao

Post on 18-Feb-2018

226 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Subyek : Tugas Individu Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, Msc (CS)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI

BUDIDAYA IKAN CUPANG BERBASIS WEB

DISUSUN OLEH

TRIAS ANGGOROJATI (P056110973.40E)

PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

Trias Anggorojati | E40

2 Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................................... 2

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ................................................................................... 3

1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 4

1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6

1.4. Ruang Lingkup Pembahasan .............................................................. 6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Sistem Informasi ............................................................... 8

2.2. Perancangan Sistem Informasi ...........................................................10

2.3. Sistem Development Life Cycle (SDLC) ........................................ 11

2.4. Metode Prototyping ……................................................................. 15

2.5. Web Development ........................................................................... 17

III. PEMBAHASAN

3.1. Investigasi Sistem ............................................................................. 21

3.2. Analisis Sistem ................................................................................ 22

3.3. Desain Sistem Berbasis Web............................................................. 24

IV. KESIMPULAN............................................................................................. 26

V. DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 27

Trias Anggorojati | E40

3 Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan dan kemakmuran bangsa dan negara bukanlah semata - mata

hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, tetapi juga sangat diperlukan

kemandirian masyarakat dalam menciptakan terobosan baru pada peluang usaha

diberbagai bidang atau sektor dengan memanfaatkan potensi sumberdaya yang

secara prospektif mempunyai nilai tambah ekonomis yang tinggi.

Potensi sumber daya alam dan klimatologi Indonesia sangat cocok untuk

pengembangan berbagai macam sektor usaha agrobisnis, termasuk salah satunya

adalah sektor perikanan. Salah satu potensi sektor perikanan yang memiliki

keunggulan kompetitif untuk menggerakkan perekonomian nasional adalah

komoditas ikan hias, baik ikan hias air laut maupun air tawar, karena sangat

potensial sebagai sumber pendapatan masyarakat dan penghasil devisa negara.

Budidaya ikan hias ternyata mampu memberikan kehidupan bagi banyak

orang yang menekuninya. Selain orang suka akan keindahan ikan hias ,banyak

pula orang yang menggantungkan hidupnya dari membudidayakan dan

memasarkan ikan hias yang jenisnya bermacam-macam. Tak jarang beberapa

petani yang semula menekuni budidaya ikan konsumsi seperti ikan lele, ikan nila,

guramih dan lain sebagainya beralih menekuni budidaya ikan hias. Semua itu

dilakukan karena peluang usaha dan potensi ekonomis budidaya ikan hias lebih

menggiurkan dibandingkan dengan ikan konsumsi. Dengan pola pemeliharaan dan

pemberian makanan yang hampir sama dengan ikan konsumsi , budidaya ikan

hias mampu menghasilkan pemasukan yang lebih besar karena harga ikan hias

lebih mahal. Kunci membudidayakan ikan hias adalah telaten dan senang di dalam

memeliharanya.

Ada beraneka ragam ikan hias di Indonesia yang bernilai ekonomi cukup

tinggi, salah satunya adalah Ikan Cupang (Betta sp.). Cupang (Betta sp.) adalah

ikan air tawar yang habitat asalnya adalah dari beberapa negara di Asia Tenggara,

antara lain Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Ikan ini mempunyai

bentuk dan karakter yang unik dan cenderung agresif dalam mempertahankan

Trias Anggorojati | E40

4 Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

wilayahnya. Di kalangan penggemar, ikan cupang umumnya terbagi atas tiga

golongan, yaitu cupang hias, cupang aduan, dan cupang liar. Di Indonesia terdapat

cupang asli,salah satunya adalah Betta channoides yang ditemukan di Pampang,

Kalimantan Timur.

Dalam sejarahnya ikan cupang dahulu sekali hanyalah ikan yang hidup di

daerah persawahan. Tapi sekarang sudah sangat berbeda dari bentuk aslinya

dahulu. Ikan cupang di Indonesia dikenal dan dipelihara oleh sebagian masyarakat

Indonesia sejak tahun 1960-an dan lebih banyak dikenal sebagai ikan cupang

sawah. Dan kala itu ikan cupang penggemarnya hanyalah anak-anak dan belum

dirambah oleh kalangan orang-orang kaya. Perubahan terjadi pada tahun 1970,

dimana saat itu importir memperkenalkan jenis cupang baru. Ada yang ekor

pendek yang sekarang kita sebut dengan ikan cupang aduan atau cupang laga. Ada

juga yang berekor panjang yang dulu kita kenal dengan cupang jenis slayer. Saat

itu cupang hias yang baru muncul adalah jenis slayer ekor lilin dan tetap

mendominasi sampai era tahun 1990-an. Sampai ketika para penggemar cupang

memadukan atau mengawin silangkan mereka menjadi ikan yang lebih bervariasi

bentuk & warnanya. Cupang hias jenis baru ini mempunyai ekor yang dihiasi

tulang yang lebih menonjol keluar. Ada yang berbentuk duri panjang, sisir, yang

biasanya kita sebut jenis serit. Dan yang menggelembung kita sebut Half Moon.

Pada pertengahan tahun 1990-an, ikan cupang mulai diperlombakan dan

dipamerkan keindahan fisiknya tapi mereka belum memisahkan kategorinya

seperti sekarang yang memisahkan bentuk sirip maupun warnanya. Kini ikan

cupang bukan hanya untuk diadu, melainkan juga untuk dinikmati keindahannya.

Ikan cupang ini juga dipelihara, dikoleksi, dibudidaya dan juga dijual sampai ke

luar negeri. Indonesia sendiri merupakan penghasil ikan cupang hias terbesar

kedua di dunia, setelah Thailand. Namun kalau cupang alam, Indonesia menjadi

penghasil nomor satu didunia. Saat ini Indonesia memiliki sekitar 40 jenis cupang

alam yang sudah diteliti.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa budidaya ikan hias juga dapat

memberikan nilai ekonomis bagi banyak orang yang menekuninya. Jika

Trias Anggorojati | E40

5 Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

dibandingkan dengan budidaya ikan konsumsi, pemeliharaannya hampir sama,

sedangkan masalah penjualan, biasanya ikan konsumsi dihargai dengan sistem

kiloan, sedangkan ikan hias dihargai dengan sistem per ekor. Dengan demikian

bisnis budidaya ikan konsumsi lebih menekankan kuantitas, sehingga memerlukan

lahan yang luas dan sarana yang lebih banyak. Budidaya ikan hias sendiri

memiliki keunggulan-keunggulan sebagai berikut :

• Teknologinya mudah diserap dan diterapkan, karena teknologi yang

digunakan cukup sederhana.

• Budi daya ikan hias dapat diusahakan skala rumah tangga/usaha kecil,

tidak membutuhkan lahan yang luas.

• Perputaran modal cepat, dapat dipanen dalam jangka waktu yang singkat.

• Budi daya ikan hias mampu menyerap tenaga kerja.

• Pasar yang menjanjikan baik domestik maupun ekspor.

Sampai saat ini ikan hias merupakan salah satu jenis komoditas ekspor

nonmigas bidang perikanan yang mampu menyumbang devisa negara yang cukup

besar. Dengan kekayaan ikan hias yang berlimpah maka peluang Indonesia

sebagai pengekspor komoditas ini sangat terbuka lebar. Berdasarkan data IIPAE,

di perairan Indonesia sendiri sedikitnya terdapat 650 spesies ikan hias air laut.

Sedangkan jumlah spesies ikan hias air tawar Indonesia diperkirakan mencapai

400 dari total 1.100 di seluruh dunia.

Indonesia saat ini menduduki peringkat ketiga sebagai negara eksportir

ikan hias dunia dengan pangsa pasar sebesar 7,5 persen. Posisi itu di bawah

Singapura dan Malaysia yang masing-masing berturut-turut sebesar 22,5 persen

dan 11 persen. Ekspor Ikan hias Indonesia pada tahun 2010 telah mencapai US$

12 juta atau naik dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai US$ 10 juta. Pada

tahun 2011 target produksi untuk ikan hias sebesar 3 milyar ekor dan mengalami

peningkatan terus hingga 8 milyar ekor pada tahun 2014.

Nilai ekonomis seekor Cupang pun kini sangat bervariasi mulai dari

Rp1.000 hingga Rp50.000 per ekor untuk kualitas ikan biasa, sedangkan seekor

betta spenders berkualitas bagus bisa laku terjual lebih Rp 50.000 bahkan

mencapai jutaan rupiah per ekor. Di pasaran luar negeri, meski harganya variatif

sesuai kualitas namun ikan asli Indonesia tersebut diperdagangkan jauh lebih

Trias Anggorojati | E40

6 Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

mahal jika dibanding harga pasaran di dalam negeri. Menurut sumber dari

Asosiasi Cupang Hias Indonesia (ACHI), seekor Ikan Cupang yang diekspor

secara masal (mass commodity) di pasaran AS berharga mulai dari US$8 hingga

US$20 per ekor. Sedangkan untuk Cupang berkualitas bagus dan terbilang

eksklusif bisa laku lebih dari US$50 per ekor. Segmen pembeli ikan itu adalah

kelompok menengah atas dan pencinta Cupang (hobbies).

Di pasar lokal, permintaan ikan cupang baru terpenuhi sekitar 60%.

Sementara peluang ekspor selama ini belum banyak tergarap dengan baik antara

lain karena masih terbatasnya produksi para penangkar atau peternak Ikan Cupang

di Tanah Air. Diperkirakan potensi pasar di beberapa negara yang selama ini

menjadi tujuan ekspor betta spenders seperti AS, Hong Kong, Taiwan, Jepang,

Brazil, serta Singapura 60% belum bisa dipenuhi. Salah satu kendala yang

menyebabkan potensi ikan hias Indonesia masih kurang dikenal di mancanegara

adalah masalah promosi dan kurangnya dukungan pemerintah.

1.3. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Merancang sistem informasi manajemen yang dapat memberikan

informasi mengenai peluang usaha budidaya dan perdagangan ikan

cupang.

2. Memberikan pelayanan informasi seputar produk ikan cupang kepada

masyarakat umum, produsen dan konsumen.

3. Sebagai media promosi.

1.4. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN

Ruang lingkup makalah ini adalah membahas penyediaan informasi

yang terkait dengan peluang usaha budidaya dan perdagangan ikan cupang dengan

menggunakan sistem informasi manajemen berbasis web. Sistem informasi ini

diharapkan mampu mendukung pengembangan bisnis ikan cupang, dengan

memberikan informasi secara terintegrasi mengenai persiapan, permodalan,

pembudidayaan, sampai kepada tahap perdagangan hingga ke tangan pembeli.

Trias Anggorojati | E40

7 Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

Sistem informasi manajemen yang dirancang harus mampu memberikan informasi

yang riil, jelas dan benar, baik kepada masyarakat umum, calon peternak,

pedagang, eksportir, investor, bank serta industri terkait.

Trias Anggorojati | E40

8 Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sistem Informasi

Sistem adalah sekumpulan unsur/elemen yang saling berkaitan dan saling

mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.

Sistem dapat juga didefinisikan sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-

prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan

suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Karakteristik

sistem, terdiri dari :

1. Komponen/elemen (Component)

2. Batas Sistem (Boundary)

3. Lingkungan Luar (Environment)

4. Penghubung (Interface)

5. Masukan (Input)

6. Pengolah (Process)

7. Keluaran (Output)

8. Sasaran (Objective) /Tujuan (Goal)

Suatu sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudat padang, yaitu;

• Sistem Abstrak (Abstract System), adalah sistem yang tidak tampak secra

fisik, karena hanya berupa pemikiran atau ide-ide. Contoh, sistem

Teologia yang merupakan suatu sistem yang menggambarkan hubungan

manusia dengan Tuhan.

• Sistem Fisik (Physical System), adalah sistem yang tampak secara fisik.

Contoh, Sistem Komputer, Sistem Produksi, Sistem Pendidikan dll

• Sistem Alamiah (Natural System), adalah sistem yang terjadi dari proses-

proses alam. Contoh Sistem Geologi.

• Sistem buatan Manusia (Human made system), adalah suatu sistem yang

dirancang atau didisain oleh manusia. Contoh Sistem Informasi.

Trias Anggorojati | E40

9 Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

• Sistem Deterministik (Deterministic System), adalah sistem yang

beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diramalkan. Interaksi antar

elemen-elemen dapat diteteksi, sehingga outputnya juga dapat diramalkan.

Contoh sistem kompputer

• Sistem Probabiltas (Probabilistic System), adalah sistem yang tidak bisa

diramalakan Contohnya Sistem Manusia.

• Sistem Tertutup (Closed System), adalah sistem yang tidak berhubungan

dengan lingkungan luarnya.

• Sistem Terbuka (Open System), adalah sistem yang berhubungan atau

dipengaruhi oleh lingkungan luarnya.

Sedangkan informasi (R.Mcleod) adalah data yang diolah menjadi bentuk yang

memiliki arti bagi si penerima dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat

ini atau mendatang. Sehingga sistem informasi (R.Mcleod) merupakan sistem

yang mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan informasi dari semua sumber

dan menggunakan berbagai media untuk menampilkan informasi.

Sistem Informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan

blok bangunan (building block), yaitu:

• Blok Masukan (Input block), adalah data-data yang masuk ke dalam sistem

• Blok Model (Model block), adalah kombinasi prosedur, logika dan model

matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di

basis data dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan

keluaran yang diinginkan.

• Blok Keluaran (Output block), adalah keluaran yang merupakan informasi

yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan

manajemen serta semua pemakai sistem.

• Blok Teknologi (Technology block), merupakan kotak alat dalam sistem

informasi, yang digunakan untuk menerima input, menjalankan model,

menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran

serta membantu pengendalian dari sistem secara menyeluruh.

Trias Anggorojati | E40

10 Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

UMPAN BALIK

INPUT PROSES OUTPUT TUJUAN

KENDALA

KONTROL

• Blok Basis Data (Database block), merupakan kompulan dari data yang

saling berhubungan satu sama lainnya, tersimpan di perangkat keras

komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.

• Blok Kendali (Control block), adalah pengendalian yang dirancang secara

khusus untuk menangulangi gangguan-gangguan terhadap sistem.

• Sebagai suatu sistem, keenam blok tersebut masing-masing saling

berinteraksi satu sama lainnya membentuk suatu kesatuan untuk mencapai

sasaran.

Peran dasar sistem informasi dalam bisnis adalah sebagai berikut :

1. Mendukung proses dan operasi bisnis.

2. Mendukung pengambilan keputusan para pegawai dan manajernya

3. Mendukung berbagai strategi untuk keunggulan kompetitif

Sedangkan model umum sistem dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Model Umum Sistem

2.2 Perancangan Sistem Informasi

Perancangan sistem informasi merupakan pengembangan sistem baru dari

sistem lama yang ada, dimana masalah-masalah yang terjadi pada sistem lama

Trias Anggorojati | E40

11 Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

diharapkan sudah teratasi pada sistem yang baru. Menurut O’Brien dan Marakas

(2009) pendekatan sistem adalah menyelesaikan masalah menggunakan orientasi

sistem untuk mendefinisikan masalah dan kesempatan kemudian

mengembangkan kemungkinan-kemungkinan solusi yang tepat. Dalam

melakukan analisis masalah dan melakukan formulasi solusi termasuk di

dalamnya berhubungan dengan beberapa aktivitas berikut, antara lain:

a. Mengenali dan mendefinisikan masalah atau kesempatan menggunakan system

thingking.

b. Mengembangkan dan mengevaluasi alternatif solusi sistem.

c. Memilih solusi sistem yang terbaik sesuai dengan persyaratan.

d. Mendesain solusi sistem yang dipilih.

e. Implementasi dan evaluasi keberhasilan desain sistem.

Setelah pendekatan sistem dipilih, langkah berikutnya adalah perancangan

sistem secara global yang berfungsi untuk merepresentasikan sistem secara

keseluruhan.

Dalam merancang suatu model dari sistem informasi, maka dibuat model

fisik dan model logika. Model fisik menunjukkan pada user bagaimana

penerapan sistem informasi tersebut bekerja secara fisik sedangkan model

logika dari sistem informasi lebih menjelaskan pada user bagaimana kerja

dari fungsi-fungsi pada sistem informasi secara logika. Model logika juga

dapat digambarkan dengan menggunakan Data Flow Diagram. Sedangkan

arus datanya dijelaskan menggunakan data dictionary (kamus data). Untuk

menggambarkan kesatuan hubungan suatu entity digunakan Entity Relational

Diagram (ERD).

Sistem pengolahan data pada sistem informasi berbasis komputer

dalam pelaksanaannya membutuhkan metode dan prosedur, dimana metode dan

prosedur tersebut merupakan bagian dari model informasi. Model informasi

didefinisikan dengan urutan-urutan kegiatan yang ada untuk menghasilkan

output dari input yang ada.

2.3. Sistem Development Life Cycle (SDLC)

Trias Anggorojati | E40

12 Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

SDLC adalah tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem dan

programmer dalam membangun sistem informasi. Langkah yang digunakan adalah

sebagai berikut :

1. Melakukan survei dan menilai kelayakan proyek pengembangan sistem

informasi.

2. Mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan.

3. Menentukan permintaan pemakai sistem informasi.

4. Memilih solusi atau pemecahan masalah yang paling baik.

5. Menentukan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

6. Merancang sistem informasi baru.

7. Membangun sistem informasi baru.

8. Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem informasi baru.

9. Memelihara dan melakukan perbaikan/peningkatan sistem informasi baru bila

diperlukan.

System Development Lyfe Cycle (SDLC) adalah keseluruhan proses dalam

membangun sistem melalui beberapa langkah. Ada beberapa model SDLC.

Model yang cukup populer dan banyak digunakan adalah waterfall. Beberapa

model lain SDLC misalnya fountain, spiral, rapid, prototyping, incremental, build

& fix, dan synchronize & stabilize. Dengan siklus SDLC, proses membangun

sistem dibagi menjadi beberapa langkah dan pada sistem yang besar, masing-

masing langkah dikerjakan oleh tim yang berbeda. Jumlah langkah SDLC pada

referensi lain mungkin berbeda, namun secara umum adalah sama.

Menurut O,Brien (1999), SDLC adalah penerapan pendekatan sistem

untuk mengembangkan suatu sistem informasi (SI) dengan tahapan

pengembangan seperti paparan dibawah ini.

1. Investigasi sistem

Tahap ini bertujuan untuk menentukan adanya masalah bisnis atau pun

peluang yang ada, melaksanakan studi kelayakan untuk menentukan sistem

yang baru atau peningkatan sistem informasi yang merupakan solusi yang

layak dan mengembangkan suatu rencana manajemen proyek serta

memperoleh persetujuan manajemen. Hasil dari tahap inio berupa studi

Trias Anggorojati | E40

13 Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

kelayakan yang mengevaluasi : kelayakan organisasi, ekonomi, teknis dan

operasional serta identifikasi manfaat.

2. Analisa sistem

Tahap ini melakukan analisa secara mendalam terhadap informasi yang

dibutuhkan pengguna, kelengkapan organisasi dan sistem yang digunakan

saat ini bertujuan untuk membentuk sunctional requirement yang dibutuhkan

oleh pengguna. Analisa tersebut menenetukan informasi bisnisyang spesifik

seperti : tipe informasi, format produk informasi, time frame yang diperlukan

dan kemampuan proses informasi untuk masing-masing aktifitas sistem

(input, proses, output, penyimpanan dan kontrol). Tahap ini menghasilkan

kebutuhan fungsional pengguna hardware, software, network dan data

sumberdaya manusia yang digunakan pada sistem yang baru.

3. Perancangan sistem

Tahap ini merupakan aktifitas yang menghasilkan spesifikasi sistem untuk

memenuhi kebutuhan fungsional pengembangan dalam tahap analisa sitem.

Ada tiga aktifitas pernancangan sistem, yaitu :

a. Desain User Interface, merupakan kegiatan untuk merancang interaksi

antara pengguna dengan aplikasi komputer, baik dalam hal penetuan

metode masukan maupun keluaran seperti kemudahan penggunaan

halaman-halaman web internet dan ekstranet.

b. Desain Data, merupakan kegiatan untuk merancang struktur database

maupun file yang akan digunakan dalam sistem informasi. Desain data

akan menghasilkan :

1) Atribut atau karakteristik entitas yang diusulkan sebagai kebutuhan

pemeliharaan sistem informasi.

2) Relasi dari masing-masing entitas yang harus ada.

3) Data elemen spesifik yang dibutuhkan untuk memelihara masing-

masing entitas dalam sistem informasi

c. Desain Proses, merupakan aktifitas yang berfokus pada perancangan

sumberdaya perangkat yaitu program dan prosedur yang dibutuhkan oleh

sistem informasi yang disulkan.

4. Implementasi Sistem

Trias Anggorojati | E40

14 Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

Merupakan penerapan sistem informasi yang telah dirancang, menyangkut

hardware dan software, pengembangan software, uji program dan prosedur,

pembuatan dokumentasi dan segala aktifitas instalasi. Selain itu juga

melaksanakan pendidikan dan pelatihan terhadap pengguna dan tenaga spesialis

yang akan mengoperasikan sistem yang baru. Tahap akhir dari implementasi

adalah melakukan konversi dari sitem yang digunakan saat ini ke sistem yang

baru dikembangkan. Metode konversi dapat mengurangi dampak dari penggunaan

teknologi baru dalam organisasi. Beberapa alternatif konversi sistem yang dapat

digunakan adalah parallel, pilot, phased dan plune.

5. Pemeliharaan sistem

Aktifitas ini merupakan tahap akhir dari SDLC yang meliputi : monitoring,

evaluasi dan modifikasi sistem sehingga sesuai kebutuhan pengembangan.

Termasuk juga proses peninjuan pasca implementasi untuk meyakinkan

implementasi sistem baru sesuai dengan kebutuhan fungsional bisnis pada tahap

perancangan sistem.

Gambar 2. Tahapan SDLC (O’Brien : 2006)

Trias Anggorojati | E40

15 Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

2.4. Metode Prototyping

Metode ini dirancang sebagai paradigma baru dalam pengembangan

sistem informasi, tidak hanya sekedar evolusi dari metode pengembangan sistem

informasi yang sudah ada, tetapi sekaligus merupakan revolusi dalam

pengembangan sistem informasi itu sendiri.

Metode ini merupakan proses pembuatan sistem yang memberikan ide

bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara sistem akan berfungsi

dalam bentuk lengkapnya (Mc Leod,1995). Prototyping dapat menggantikan

SDLC pada sistem berskala kecil, namun untuk sistem berskala besar

penggunaannya dipadukan dengan SDLC. Keuntungan penggunaan prototyping

dimungkinkan menghemat biaya pengembangan dan meningkatkan kepuasan

penggunaan dengan sistem yang dihasilkan.

Metode ini dirancang agar dapat menerima perubahan-perubahan, agar

dapat menyempurnakan prototipe yang sudah ada. Tujuannya tidak lain untuk

menghasilkan sistem informasi yang dapat diterima serta perubahan-perubahan

yang terjadi merupakan bagian dari pengembangan sistem. Keterlibatan dalam

pengembangannya akan mempengaruhi kualitas akhir dari sistem yang akan

dihasilkan.

Terdapat empat langkah pengembangan yang digunakan dalam metode

prototipe (Mc Leod, 1995) yaitu :

1. Analisa dan identifikasi kebutuhan sistem

2. Pengembangan prototipe sistem

3. Penyesuaian sistem sesuai kebutuhan pemakai

4. Penggunaan sistem informasi

Prototipe sistem informasi bukanlah merupakan sesuatu yang lengkap, tetapi

sesuatu yang harus dimodifikasi kembali, dikembangkan, ditambahkan atau

digabungkan dengan sistem informasi yang lain bila perlu.

Jenis – jenis prototyping :

• Feasibility prototyping – digunakan untuk menguji kelayakan dari

teknologi yang akan digunakan untuk system informasi yang akan disusun.

Trias Anggorojati | E40

16 Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

• Requirement prototyping – digunakan untuk mengetahui kebutuhan

aktivitas bisnis user.

• Desain Prototyping - digunakan untuk mendorong perancangan system

informasi yang akan digunakan.

• Implementation prototyping – merupakan lanjytan dari rancangan protipe,

prototype ini langsung disusun sebagai suatu system informasi yang akan

digunakan.

Keunggulan protptyping :

1. End user dapat berpartisipasi aktif

2. Penentuan kebutuhan lebih mudah diwujudkan

3. Mempersingkat waktu pengembangan Sistem Informasi

Kelemahan prototyping :

1. Proses analisis dan perancangan terlalu singkat

2. Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah

3. Bisanya kurang fleksible dalam mengahadapi perubahan

4. Prototype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah

5. Prototype terlalu cepat selesai .

Proses ini umumnya hanya untuk satu produk dan karakteristik dari produk

tersebut tidak dapat ditentukan secara pasti seperti produk manufaktur, sehingga

penggunaan ”model pertama” bagi pengembangan software tidaklah tepat. Istilah

prototyping dalam hubungannya dengan pengembangan software sistem informasi

manajemen lebih merupakan suatu proses bukan prototipe sebagai suatu produk.

Gambar 3. Tahapan Prototyping dengan Metode Waterfall

Trias Anggorojati | E40

17 Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

2.5. Web Development

Menurut Syahputra (2003), Web merupakan suatu jaringan komputer

global yang menggunakan protokol internet (internet protocol). Suatu web

biasanya akan berbentuk server yang berisi data dan informasi dipergunakan

untuk mnyebarluaskan informasi bagi suatu organisasi yang membangun jaringan

web tersebut. Web server adalah merupakan suatu server internet yang

menggunakan protocol HTTP (hypertext Transfer Protocol) untuk melayani

semua proses pentransferan data. Dengan adanya Web server ini, semua pengguna

internet di berbagai belahan dunia dapat dengan mudah menerima berbagai

informasi hanya dengan cara melakukan browsing dengan menggunakan program

browser.

Data dan informasi yang akan ditemukan dalam suatu web akan disimpan

dalam bentuk dokumen Homepage. Dokumen Homepage tersebut akan

menggunakan standar tulisan yang sama untuk setiap platform komputer, dalam

hal ini berformat HTML (Hypertext Markup Language). Dokumen HTML

tersebut akan dikatakan pada web server agar bisa diakses oleh mereka yang

memerlukan.

Menurut Sutarman (2003), Web dapat dikategorikan menjadi dua yaitu

Web statis dan dinamis atau interktif. Web statis adalah web yang berisi atau

menampilkan informasi-informasi yang sifatnya statis(tetap), sedangkan web

dinamis adalah web yang menampilkan informasi serta dapat berinteraksi dengan

user yang sifatnya dinamis. Pengembangan web biasanya lebih ditujukkan kepada

upaya untuk menampilkan data atau informasi yang dapat diakses oleh siapa saja

yang memerlukan dalam lingkungan internet. Tujuan suatu organisasi

menggunakan web biasanya untuk menyebarluaskan informasi, baik berupa

promosi produk, penyampaian misi dan visi, dan sebagainya.

Menurut Sutarman (2003), desain web yang baik bertumpu pada prinsip

pokok yaitu membuatnya sederhana serta menjaga kerjanya tetap cepat ketika

diakses. Untuk menghasilkan situs yang baik diperlukan pemikiran dan sedikitnya

sentuhan rasa seni. Situs yang bagus paling tidak memenuhi kriteria sebagai

berikut :

Trias Anggorojati | E40

18 Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

1. Isinya menarik

2. Tampilannya bagus

3. Navigasinya jelas, tidak membingungkan pengunjung

4. Kecepatan akses situs tersebut tinggi

Sedangkan menurut Siagian (2002), agar informasi yang disajikan selalu

baru (up to date), beberapa langkah yang harus dilakukan dalam mebuat design

web adalah sebagai berikut :

1. Identifikasi daerah penyebaran informasi dan isi publikasi yang akan terjaring

dalam web.

2. Menentukan perangkat yang akan digunakan untuk menyediakan infromasi,

apakah menggunakan web server, e-mail atau lainnya.

3. Menentukan pemakaian interface web untuk penanganan informasi resmi

sebagai aplikasi utama.

4. Membuat proyek percontohan (pilot project)

5. Menentukan tingkat keamanan dan kerahasiaan data atau informasi

6. Sumberdaya manusia, aspek yang harus diperhatikan meliputi : persyaratan

pengetahuan, keterampilan, dan orientasi kultural organisasi.

Agar informasi sebagai resource organisasi bermanfaat dalam proses

manajemen, informasi tersebut harus memiliki ciri kemutakhiran, kelengkapan,

keandalan, akurasi, dapat dipercaya serta tersimpan sedemikian rupa sehingga

mudah ditelusuri jika diperlukan. Guna menjamin terwujudnya kedua hal tersebut,

diperlukan audit sistem pengolahan data.

Menurut Pressman (2001), agar Web Application (WebApp) berkembang

dari informasi yang bersifat statis menjadi dinamis maka diperlukan

pengembangan kerangka Web Engineering (WebE) yang efektif melalui aktifitas

framework dan tugas teknik. Model proses WebE menurut Pressman (2001)

meliputi enam kegiatan sebagai berikut :

1. Formulasi (formulation), merupakan kegiatan yang mengidentifikasi sasaran

dan tujuan pembuatan Aplikasi Web (WebApp) dan menentukan materi yang

akan dibuat.

Trias Anggorojati | E40

19 Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

2. Perencanaan (Planning), bertujuan untuk mengestimasi biaya proyek secara

keseluruhan, evaluasi resiko yang mungkin timbul dan mendefinisikan jadwal

rencana pembuatan aplikasi web.

3. Analisis (analysis), merupakan kegiatan untuk menetapkan syarat-syarat

teknis dan mengidentifikasi isi web aplikasi yang akan dihasilkan dan

ditampilkan pada aplikasi.

4. Perancangan (engineering), merupakan kegiatan yang terbagi menjadi dua

bagian tugas yaitu terdiri dari :

a. Non teknis

Desain isi dan produksi merupakan tugas dari anggota tim WebE non

teknis yaitu mendesain isi, memproduksi dan mendapatkan selutuh informasi

yang berupa grafis, audio, video yang akan dimuat dalam WebApp.

b. Teknis

Untuk menghasilkan desain berbasis web yang efektif, seorang Web

Engginer harus bekerja berdasarkan empat elemen taknis sebagai berikut :

prinsip dan metode desain, aturan-aturan cemerlang, pola desain dan

templates. Masing-masing elemen tersebut dapat dijabarkan secara terinci

dalam sesi sebagai berikut :

1) Desain arsitektural (architectural design)

Struktur WebAPP, terdapat empat macam struktur yang adapat dipilih

dalam mengembagkan desain untuk WebApp yaitu linear, Grid, Hirarkial

dan Jaringan.

2) Desain Patterns, dapat digunakan tidak hanya pada aplikasi dari elemen

fungsional tetapi juga dapat digunakan untuk dokumen, grafis dan

memperindah penampilan situs web.

3) Desain Navigasi

Desain Web harus menetapkan arah navigasi yang dapat mempermudah

user dalam mengakses isi WebApp. Untuk mempermudah pengaksesan

WebApp desainer harus dapat mengidentifikasi semantik (visitor,

registered customer atau previleged user) dan dapat menetapkan navigasi

secara mekanik (syntax), untuk menghasilkan desain antar muka yang

bermutu.

Trias Anggorojati | E40

20 Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

4) Desain antar muka

Kegiatan yang dilakukan dalam desain antar muka adalah menetapkan

maksud dan tujuan dari masing-masing bagian atau tugas, memetakan

setiap maksud dan tujuan dalam kegiatan yang lebih spesifik, menentukan

urutan User Scenario, mengindikasikan keadaan sistem, menetapkan

mekanisme kontrol berpengaruh terhadap sistem, dan mengindikasikan

bagaimana interpretasi user terhadap sistem dari informasi yang tersedia

sampai antar muka.

5. Page Generation

Merupakan kegiatan pembuatan konstruksi dengan menggunakan alat bantu

otomatis untuk menghasilkan kreasi WebApp. Isi dari kegiatan tersebut

merupakan gabungan antara arsitektur , navigasi dan desain antar muka untuk

menghasilkan halaman-halaman web dalam HTML, XML dan bahasa

pemograman lain (seperti Java). Sedangkan testing merupakan kegiatan

ujicoba untuk melihat kelayakan operasi dari WebApp.

6. Customer Evaluation

Selama masa evaluasi setiap tambahan yang dihasilkan sebagai proses WebE

ditinjau ulang.

Trias Anggorojati | E40

21 Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

III. PEMBAHASAN

Pembuatan Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang ini mengikuti siklus

dari SDLC yang diawali dengan investigasi sistem, analisa sistem dan

perancangan sistem berbasis web, implementasi dan pemeliharaan sistem. Untuk

dua proses terakhir belum bisa dilakukan karena proses penelitian ini dibatasi

sampai dengan tahap perencanaan, seiring dengan dibutuhkannya waktu yang

lebih panjang untuk tahap implementasi dan pemeliharaan sistem.

3.1 Investigasi sistem

3.1.1 Formulasi Permasalahan

Seperti telah diulas di bab sebelumnya bahwa potensi akan pasar ikan hias,

khususnya ikan hias air tawar Cupang (Betta sp.) masih cukup terbuka lebar, baik

pasar di luar negeri maupun di dalam negeri sendiri. Kebutuhan pasar yang ada

baru terpenuhi sekitar 60% saja, dimana tidak diimbangi dengan kemampuan

supply atau produksi dikarenakan minimnya jumlah pengusaha atau peternak ikan

hias Cupang akibat kurangnya promosi maupun dukungan pemerintah. Kurangnya

informasi, berita, sosialiasasi, maupun aktivitas pembinaan dari pemerintah

mengakibatkan rendahnya jumlah pemain atau pengusaha baru yang terjun ke

bisnis ini. Jumlah pengusaha atau peternak ikan cupang yang masih sedikit

dengan kapasitas produksi atau jual yang masih rendah mengakibatkan

permintaan yang ada tidak terpenuhi secara maksimal.

Hal ini harus menjadi perhatian pemerintah secepatnya untuk dapat

membuka lapangan usaha baru, usaha kecil menengah dan usaha rumahan untuk

menjemput dan menangkap potensi yang ada di pasar luar dan dalam negeri. Dan

juga untuk menghindari masuknya impor ikan cupang dari negara – negara

tetangga ke Indonesia.

3.1.2 Alternatif Penyelesaian Masalah

Sistem Informasi budidaya ikan cupang berbasis web ini diharapkan akan

menjadi salah satu solusi dari permasalahan produksi ikan hias nasional saat ini,

khususnya untuk ikan hias air tawar Cupang. Dalam pusat informasi berbasis web

Trias Anggorojati | E40

22 Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang

Halaman Awal Profil Betta sp.

Jenis

Cupang Hias

Gallery

Potensi Pasar

Dalam Negeri

Luar Negeri

Proses Budidaya

Persiapan Kolam

Bibit

Pemeliharaan

Panen

Simulasi Usaha

Pembibitan

Reseller

Berita

Lokal

Mancanegara

Buku Tamu

ini, masyarakat umum akan mudah mendapatkan seluruh informasi seputar

budidaya ikan cupang. Dimulai dari data-data mengenai potensi pasar yang ada,

baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Simulasi mengenai permodalan yang

harus disiapkan dan keuntungan yang akan diperoleh. Tahapan atau jalan untuk

mendapatkan pinjaman lunak bagi pengusaha/peternak baru dan UKM. Persiapan

dan cara budidayanya, mulai dari mempersiapkan kolam, bibit ikan, pemeliharaan,

pembudidayaan, sampai tahapan panen. Dan tentu saja proses penjualan, dimana

web ini juga diharapkan bisa menjadi pusat informasi bagi konsumen atau

reseller baru untuk mendapatkan informasi detail mengenai bisnis ikan cupang.

Sehingga web ini nantinya juga bisa menjadi pintu koneksi antara produsen dan

konsumen.

3.2 Analisa Sistem

Sistem informasi budidaya ikan cupang berbasis web ini nantinya akan

tersusun menjadi 7 subsistem, yakni subsistem halaman awal, profil Betta sp,

potensi pasar, proses budidaya, simulasi usaha, berita, dan buku tamu. Pengguna

dibedakan menjadi 2, yaitu pengguna biasa (user) dan anggota (member).

Pengguna adalah semua orang yang dapat mengakses internet dan memiliki

minat terhadap informasi bisnis ikan cupang. Sedangkan member adalah

pengguna biasa yang mempunyai hak dan kewajiban serta fasilitas-fasilitas khusus

yang disediakan oleh sistem. Setiap anggota harus mendaftarkan diri secara resmi

agar keberadaannya dapat diketahui dan memudahkan untuk proses pembinaan.

Gambar 4. Halaman Menu Subsistem Utama Web Ikan Cupang

Trias Anggorojati | E40

23 Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

Selanjutnya, dilakukan identifikasi mengenai pelaku, dan pengguna informasi,

data-data pendukung sistem informasi, dan kebutuhan fungsional sistem

informasi.

1. Pelaku dan pengguna

Pelaku dalam sistem informasi dapat melakukan akses, input, serta

mengolah data. Pelaku Sistem Informasi budidaya ikan cupang ini antara

lain :

a. Kementrian Kelautan dan Perikanan sebagai basis data mengenai

potensi pasar dan peluang usaha baik di tingkat lokal maupun

internasional. Kementrian Kelautan dan Perikanan juga dapat

memberikan info mengenai jurnal ilmiah yang terkait dengan

budidaya ikan cupang.

b. Peternak/pengusaha dan masyarakat umum yang terdaftar sebagai

member.

c. Admin yang mempublikasikan berita terbaru serta mengolah data

yang diterima dari pelaku lain sehingga bisa diakses oleh pengguna

secara umum.

2. Data-data pendukung sistem informasi

Agar data-data dapat dintegrasikan menjadi informasi yang

berarti, data tersebut harus disusun dengan menggunakan model

tertentu dan disimpan dengan mengggunakan bentuk format yang

mudah diakses dan mudah dibaca. Data-data pendukung yang

diperlukan antara lain :

a. Data populasi peternak ikan cupang dan kapasitas produksi/supply

b. Data harga

c. Data pasar dalam negeri dan luar negeri

d. Data Publikasi Ilmiah

e. Berita seputar budidaya ikan cupang, seperti berita pameran,

kontes/perlombaan, jenis/varietas terbaru sampai pada teknologi

terbaru yang diterapkan.

Trias Anggorojati | E40

24 Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

3.3. Desain Sistem Informasi Berbasis Web

Sistem Informasi berbasis web ini nantinya akan dikembangkan

dengan menggunakan software Frotpage 2000 sebagai aplikasi

pembangun, sedangkan manajemen database menggunakan software

SQL Server 2000. System yang akan dikembangkan merupakan sistem

yang berbasis pada internet sehingga memungkinkan semua mayarakat

umum bisa mengakses dan mengambil manfaat secara cepat dan mudah.

Saat ini rancang bangun sistem informasi budidaya ikan cupang berbasis

web ini baru sampai tahap analisa sistem, dan akan dikembangkan lebih

jauh untuk desain sistem, implementasi dan verifikasinya.

Berikut adalah contoh sistem informasi berbasis web yang sudah ada di

internet, dimana dirasakan beberapa web yang sudah ada ini masih belum mampu

memberikan informasi yang maksimal kepada masyarakat mengenai produk ikan

cupang dan potensi ekonomis dibaliknya. Beberapa web yang sudah ada hanya

dibangun secara individual dan hanya untuk kepentingan individu atau komunitas

tertentu.

Gambar 5. Contoh Web Komunitas Ikan Cupang

Trias Anggorojati | E40

25 Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

Gambar 6. Contoh Web Informasi Ikan Cupang

Sistem informasi budidaya ikan cupang berbasis web yang nantinya

dikembangkan harus merupakan suatu web yang terintegrasi, dengan data yang

lengkap, mulai dari informasi mengenai variasi jenis ikan cupang, potensi

ekonomisnya, berita-berita atau informasi baru yang sedang berkembang, cara

budidaya sampai pada jalur penjualan dan distribusinya. Web yang dikembangkan

harus bersifat umum dan bermanfaat luas bagi masyarakat, tidak hanya untuk

kepentingan individu atau kelompok tertentu.

Trias Anggorojati | E40

26 Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

IV. KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain :

1. Masih terbuka lebarnya peluang usaha ikan hias, khususnya ikan hias

Cupang (Betta sp.) baik di dalam negeri maupun di luar negeri, dimana

jumlah peternak atau pengusaha ikan cupang di dalam negeri yang

menggeluti usaha budidaya ikan hias ini masih sangat sedikit sehingga

produksi atau kapasitas jual ikan cupang masih belum mampu memenuhi

permintaan pasar yang ada .

2. Masih terbatasnya informasi yang diberikan kepada masyarakat mengenai

peluang atau potensi bisnis ikan cupang yang ada sehingga tidak banyak

peternak atau pengusaha baru yang muncul yang mau menggeluti usaha

budidaya ikan cupang secara serius.

3. Rancangan Sistem Informasi budidaya ikan cupang berbasis web ini

dikembangkan untuk memberikan solusi atas permasalahan di atas, dimana

sistem informasi budidaya ikan cupang berbasis web ini akan menjadi

suatu pusat informasi yang terintegrasi mengenai segala hal yang berkaitan

dengan budidaya ikan cupang. Dengan adanya pusat informasi yang

lengkap dan mampu memberikan data yang riil dan terintegrasi,

diharapkan masyarakat umum maupun calon peternak atau investor baru

akan lebih optimis dan mau ikut menggeluti usaha budidaya dan penjualan

ikan cupang sehingga dapat membuka lapangan usaha baru, mengisi

kebutuhan permintaan dalam negeri dan meningkatkan devisa negara

dengan meningkatkan kapasitas ekspor ikan cupang ke luar negeri.

4. Rancangan Sistem Informasi budidaya Ikan Cupang berbasis web ini

dikembangkan dengan mengikuti tahapan SDLC yang ada sampai dengan

tahapan analisa sistem, sehingga masih perlu dikembangkan tahapan

desain sistem, implementasi dan verifikasi atau evaluasi sampai diperoleh

suatu sistem informasi berbasis web dengan tampilan yang menarik dan

user friendly,mudah diakses, mampu memberikan data dan informasi yang

lengkap dan terintegrasi, serta mampu berfungsi pula sebagai media

komunikasi antara pelaku dan pengguna web ini.

Trias Anggorojati | E40

27 Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

V. DAFTAR PUSTAKA

McLeod, Jr,Raymond. 1995. Sistem Informasi Manajemen, Studi Sistem Berbasis Komputer. Edisi Bahasa Indonesia. Penerbit PT prenhalindo. Jakarta

O’Brien, J.A. 1999. Management Information Systems : Managing Infromation

technology in the internetworked enterprise. Fourth edition. Penerbit McGraw-Hill company Inc. USA

Syahputra, andi. 2003. Apache web server. Seri linux redhat 7.1. Penerbit Andi.

Yogyakarta. Siagian,S.P. 2002. Sistem Informasi Manajemen. Edisi 2. Cet 2. Bumi Aksara.

Jakarta. Sutarman. 2003. Membangun aplikasi web dengan PHP dan MySQL. Seri

pemograman Web. Penerbit Graha Ilmu.

Situs resmi Dewan Ikan Hias Indonesia : http://dihi.or.id

Situs betta splendens : http://bettasplendens.com