praktikum genetika ke 1

17
PRAKTIKUM 1 Topik : Persilangan Monohibrid dan Persilangan Dihibrid Tujuan : Untuk membuktikan hukum Mendel (rasio fenotif, genotif yang dihasilkan) Hari/Tanggal : Senin / 17 Februari 2014 Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin I. ALAT DAN BAHAN Alat 1. Kotak tempat kancing genetik (beacker glass) 4 buah 2. 4 buah toples 3. Kertas 4. Pulpen Bahan kancing genetic berwarna (merah, hijau, putih dan kuning). II. CARA KERJA A. Persilangan Monohibrid 1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

Upload: rona-lastikasari

Post on 20-Jan-2016

47 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan praktikum genetika

TRANSCRIPT

Page 1: praktikum genetika ke 1

PRAKTIKUM 1

Topik : Persilangan Monohibrid dan Persilangan Dihibrid

Tujuan : Untuk membuktikan hukum Mendel (rasio fenotif, genotif yang

dihasilkan)

Hari/Tanggal : Senin / 17 Februari 2014

Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin

I. ALAT DAN BAHAN

Alat

1. Kotak tempat kancing genetik (beacker glass) 4 buah

2. 4 buah toples

3. Kertas

4. Pulpen

Bahan

kancing genetic berwarna (merah, hijau, putih dan kuning).

II. CARA KERJA

A. Persilangan Monohibrid

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Menyiapkan 50 kancing merah dan kancing putih ke dalam beacker glass

yang bertanda betina (berlubang)

3. Menyiapkan 50 kancing merah dan kancing putih ke dalam beacker glass

yang bertanda jantan (bertombol)

4. Mengocok dan mencampur kedua macam gamet tadi (merah dan putih)

jantan dan maupun betina pada masing-masing beacker glass.

5. Mengaduk sampai seluruh kancing benar-benar tercampur pada masing-

masing beacker glass

6. Mengambil kancing pada masing-masing beacker gelas tersebut tanpa

melihat dengan mata (secara acak) kemudian memasangkannya satu persatu.

7. Mencatat hasil persilangan ke dalam tabel.

Page 2: praktikum genetika ke 1

8. Menghitung perbandingan genotif dan fenotifnya.

B. Persilangan Dihibrid

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan berupa

kancing sebanyak 200 biji terdiri dari:

i. 25 merah jantan dan 25 putih jantan (ember kecil 1)

ii. 25 kuning jantan dan 25 hijau jantan (ember kecil 2)

iii. 25 merah betina dan 25 putih betina (ember kecil 3)

iv. 25 kuning betina dan 25 hijau betina (ember kecil 4)

Keterangan : merah = bulat, putih = keriput

2. Memasangkan masing-masing kancing sesuai ketentuan.

3. Memasukkan masing-masing ke dalam beacker glass dan

mengaduknya hingga rata.

4. Mengambil secara acak sepasang-pasang dari beacker

glass I dengan beacker glas III, memasangkan dengan beacker glass II dan

beacker glass IV.

5. Meletakkan 2 pasang kancing yang masing-masing sudah

diberi nama sesuai ketentuan

6. Mencatat kancing yang sudah diambil kedalam tabel

pengamatan

7. Menghitung perbandingan fenotif dan genotifnya

Page 3: praktikum genetika ke 1

III. TEORI DASAR

1. Persilangan Monohibrid

Dalam membicarakan suatu sifat tertentu, kita hanya menggambarkan

pasangan kromosom dengan gen yang bersangkutan saha, tetapi bukan berarti

bahwa kromosom-kromosom dang en-gen yang lain tak ada dalam sel itu. Ada

sifat yang disebut dominant, yaitu apabila kehadiran gen yang mengawasi sifat ini

menutupi ekspresi gen yang lainnya yaitu resesif, sehingga sifat yang terakhir ini

tidak tampak.

Dalam percobaan Mendel menggunakan tanaman Ercis untuk melihat

adanya perbedaan dalam ukuran pohon, misalnya adanya variasi tinggi yang 0,45

m – 1,00 m. sifat-sifat tersebut memperlihatkan perbedaan kontras sehingga

mudah di amati.

Pada waktu Mendel mengadakan persilangan antara kedua varietas tersebut

dimana yang satu tinggi dan yang lain pendek, maka Mendel mendapat hasil

sebagai berikut:

Persilangan antara jantan dan betina pada Ercis bersegresi sehingga rasio

fenotifnya adalah tinggi, sedangkan keturunan F2 akan memisah dengan

perbandingan fenotif yaitu tinggi : pendek = 3 : 1. sedangkan rasio geotifnya

adalah TT : Tt : tt = 1 : 2 : 2. Satu tumbuhan Ercis homozigot dan 2 tumbuhan

Ercis heterozigot dan satu tumbuhan Ercis pendek.

Dari percobaannya (perkawinan monohibrid) Mendel menyimpulkan bahwa

pada waktu pembentukan gamet-gamet, gen-gen yang menentukan suatu sifat

mengalami suatu segresi (memisah) sehingga setiap gamet hanya menerima

sebuah gen saja. Kesimpulan ini dirumuskan sebagai Hukum Mendel I dengan

The Law of Segretation of allelic Genes atau hokum pemisahan gen yang sealel.

2. Persilangan Dihibrid

Semua keterangan di atas hanya membicarakan persilangan satu sifat beda.

Sekarang akan dipelajari dua indivisu dengan dua sifat beda dimana hasil

persilangan ini dinamakan hybrid.

Page 4: praktikum genetika ke 1

Sebelum melakukan percobaan, harus diketahui cara pewarisan sifat. Dua

pasang yang diawasi oleh pasangan gen yang terletak pada kromosom yang

berlainan. Sebagai contoh Mandel melakukan percobaan dengan menanam kacang

ercis yang memiliki dua sifat beda. Mula-mula tanaman galur murni yang

memiliki biji bulat berwarna kuning disilangkan dengan tanaman galur murni

yang memiliki biji keriput berwarna hijau, maka F1 seluruhnya tanaman yang

berbiji bulat berwarna kuning. Biji-biji dari tanaman F1 ini kemudian ditanam lagi

dan tanaman yang tumbuh dibiarkan mengadakan penyerbukan sesamanya untuk

memperoleh keturunan F2 dengan kombinasi yang memperlihatkan perbandingan

9/16 tanaman berbiji bulat kunng: 3/16 berbiji bulat hijau: 3/16 berbiji keriput

berwana kuning: 1/16 berbiji keriput berwarna hijau atau dikatakan

perbandingannya adalah (9 : 3 : 3 :1).

Berdasarkan hasil persilangan diatas, Mendel menarik kesimpulan bahwa

anggota dari sepasang gen memisah secara bebas (tidak saling mempengaruhi).

Ketika terjadi meiosis selama pembentukan gamet. Prinsip ini dikenal sebagai

hukumMendel II atau dikenal dengan The Law of Independent Assotmen of Genes

atau hukum pengelompokan secara bebas.

Page 5: praktikum genetika ke 1

IV. HASIL PENGAMATAN

1. Persilangan Monohibrid

Fenotif Genotif Tabulasi Jumlah

Merah MM IIII IIII IIII IIII IIII II 25

Merah muda MmIIII IIII IIII IIII IIII

IIII IIII IIII40

Putih mm IIII IIII IIII IIII IIII IIII III 33

Rasio fenotif : Merah : Putih 67 : 33

Rasio genotif : MM : Mm : mm 27 : 40 : 33

2. Persilangan Dihibrid

Fenotif Genotif Tabulasi Jumlah

Bulat kuning BBKK

BbKK

BBKk

BbKk

IIII

IIII

III

IIII IIII I

5

7

4

11

Bulat hijau BBkk

Bbkk

IIII

IIII I

4

6

Kisut kuning bbKK

bbKk

IIII

III

4

3

Kisut hijau bbkk IIII I 6

Rasio fenotif : Bulat kuning : Bulat hijau : Keriput kuning : Keriput hijau 27 : 10 : 7 : 6

Rasio genotif : BBKK : BbKK : BBKk : BbKk : BBkk : Bbkk : bbKK : 5 : 7 : 4 : 11 : 4 : 6 : 4 :

bbKn : bbkk 3 : 6

Page 6: praktikum genetika ke 1

V. ANALISIS DATA

1. Persilangan Monohibrid

Berdasarkan hasil percobaan dengan acuan Hukum Mandel I pada kacang

Ercis dengan menggunakan kancing yang berwarna merah dan berwarna putih

dihasilkan rasio genotif MM: Mm: mm = 27:40:33 sedangkan rasio fenotifnya

adalah 67:33.

Genotip adalah salah satu sifat atau karakter yang ditentukan oleh gen.

Genotip bersifat menurun dan diwariskan kepasa keturunannya dan biasanya

dinyatakan dengan simbol. Akan tetapi pengaruh genotip tidak selalu

menampakkan hasilnya sebab sangat bergantung pada lingkungannya. Genotif

adalah suatu kultur yang ditentukan gen, biasanya dinyatakan dengan simbol.

Sedangkan fenotip adalah sifat yang tampak dari luar. Fenotip merupakan

perpaduan antara genotip dengan lingkungannya.

Persilangan monohibrid adalah persilangan yang menggunakan satu sifat

beda, yaitu parental yang memiliki sifat fenotif merah (MM) dengan parental yang

memiliki sifat fenotif putih (mm), yang mana sifat dominan dapat menutupi resisif

seperti pada percobaan ini sifat warna merah dominan terhadap warna putih yang

resesif. Dan fenonif warna putih hanya nampak jika satu gen resesif bertemu satu

gen resesif yang lain.

Pada pengamatan yang menggunakan kancing berwarna merah dan kancing

yang berwarna putih dihasilkan fenotip yang memiliki perbandingan yang tidak

sama dengan hasil diagram persilangan Mandel I diatas dimana diperoleh semua

F1 homozigot berwarna merah, kemudian dilakukan persilangan antar keturunan

F1 untuk mendapatkan F2 dengan perbandingan rasio fenotif warna yang tampak

merah : putih adalah 67 : 33, sedangkan perbandingan rasio genotif MM : Mm :

mm adalah 27 : 40 : 33.

Penyimpangan hukum Mandel pada data kelompok diatas dapat disebabkan

karena persilangan monohibrid ini tidak memenuhi syarat Hukum Mandel,

dimana hukum ini hanya berlaku bila mana:

Page 7: praktikum genetika ke 1

1. survival gamet sama

2. survival zigot sama

3. survival embrio/anak sama.

Jadi hukum Mandel berlaku jika tidak dijumpai adanya pethalitas dari sifat

perternal maupun sifat maternal ataupun gabungan kedua sifat ini.

2. Persilangan dihibrid

Persilangan dihibrid adalah persilangan dengan menggunakan dua sifat

beda, yaitu sifat bentuk dan sifat warna. Berdasarkan percobaan persilangan

dihibrid dengan menggunakan kancing berwarna merah (bulat dengan kancing

berwarna putih (keriput). Serta kancing hijau untuk warna hijau bersifat resesif,

dan warna kuning bersifat dominan.

Parental yang memiliki sifat fenotif bentuk bulat berwarna kuning (BBKK)

yang dominan terhadap parental lainnya yang memiliki sifat fenotif bentuk kisut

berwarna hijau (bbkk).

Jika berdasarkan hukum Mandel II didapatkan perbandingan

a. Rasio fenotip:

Bulat kuning : Bulat hijau : Keriput kuning : Keriput hijau

27 : 10 : 7 : 6

b. Rasio genotif

BBKK : BbKK : BBKk : BbKk : BBkk : Bbkk : bbKK : bbKk : bbkk

5 : 7 : 4 : 11 : 4 : 6 : 4 : 3 : 6

Dari percobaan dihasilkan data bahwa semua F1 heterozigot bulat kuning

dari parental bulat kuning dan kisut hijau, kemudian dilakukan persilangan antar

keturunan F1 untuk mendapatkan F2 dan kemudian didapatkan fenotif bulat

kuning : bulat hijau : keriput kuning : keriput hijau : 27 : 10 : 7 : 6. Sifat dominan

bulat hijau menutupi sifat resesif keriput hijau secara penuh karena pada genotif

B-K-, sifat yang muncul adalah bulat kuning.

Adapun beberapa penyimpang hukum Mandel II adalah sebagai berikut :

a. Epistasis dan Hipostasis

Page 8: praktikum genetika ke 1

Epistasis dan Hipostasis adalah salah satu bentuk interaksi gen yang mana

gen dominant mengalahkan gen dominant lainnya yang bukan sealel. Gen

dominant yang menutupi ekspresi gen dominant lainnya disebut epistasis.

Sedangkan gen dominant yang tertutup disebut hipostasis. Peristiwa epistasis dan

hipostasis terjadi pada warna kulit biji gndum, mata manusia dan lain-lain.(Suryo;

1996, 51). Misalnya ketika gandum berkulit hitam disilangkan dengan gandum

berkulit kuning, muncul F1 gandum berkulit hitam. Dapat disuga bahwa faktor

hitam dominan terhadap kuning. Namun F2 dihasilkan keturunan dengan

perbandingan 12 hitam: 3kuning: 1 putih. Perbandingan ini berbeda dengan

Hukum Mandel II. Sebenarnya perbandingan ini berasal dari (9+3) : 3:1. dari

perbandingan ini tampak bahwa persilangan tersebut merupakan persilangan

dihibrida. Faktor yang dominan tidak hanya faktor hitam melainkan faktor kuning

yang memiliki angka perbandingan 3.

Peristiwa epistasis dapat dibedakan menjadi :

1. Epistasis dominan

Yaitu peristiwa bahwa suatu gen dominant menutupi ekspresi pasangan gen

lain yang bukan alelnya.

2. Epistasis resesif

Pada rasio fenotif warna yang tampak merah : putih adalah 3 : 1 sedangkan

peristiwa epistasis resesif terdapat suatu gen resesif yang bersifat epistasis

terhadap gen dominant yang bukan alelnya (pasangannya). Gen resesif tersebut

harus dalam keadaan yang homozigot.

b. Kriptomeri

Kriptomeri adalah sifat yang tersembunyi, yang baru muncul fenotipnya jika

genotip dominant bertemu dengan genotip dominant lainnya . miaslnya

persilangan bunga Linaria maroccana merah dengan putih menghasilkan F1

ungu, sedangkan F2 menghasilkan perbandingan ungu:merah:putih= 9:3:4. bunga

merah memiliki sitoplasma bersifat basa, sedangkan bunga putih memiliki

sitoplasma bersifat basa. Merah dominant terhadap putih dan basa dominant

Page 9: praktikum genetika ke 1

terhadap asam. Warna ungu muncul karena factor merah bertemu dengan factor

basa.

c. Polimeri

Polimeri merupakan suatu sifat yang ditentukan oleh dua pasang gen

shingga persilangannya merupakan persilangan dihbrida. Perbandingan fenotip

yang dihasulkan adalah 15 merah: 1putih. Jika ditelaah 15:1itu berasal dari

perbandingan (9+3+3)+1. jadi, sebenarnya tidak menyimpang dari Hukum

Mandel II.

d. Gen-gen rangkap yang mempunyai pengaruh kumulatif

Biasanya terjadi pada tanaman gandum yang mana biji yang kulitnya

berwarna ungu tua, ungu, dan putih. Jika gen dominan A dan B terdapat bersama-

sama. dalam genotif, kulit buah akan berwarna ungu tua, bila salah satu gen

dominant saja. kulit buah berwarna ungu, apabila tidak adanya gen dominant

maka kulit gandum berwarna putih.

e. Interaksi beberapa pasangan alel

Interaksi pada beberapa pasangan alel biasanya terjadi pada beberapa

varietas ayam, yaitu ayam berpial gerigi, berpial biji, berpial bilah. Pada

persilangan terdapat penyimpangan, penyimpangan yang dimaksud bukan

mengenai perbandingan fenotif tetapi munculnya sifat baru pada F1 dan F2.

f. Gen Komplementer

Gen komplementer adalah gen-gen yang berenteraksi dan saling melengkapi

kehadiran gen tersebut secara bersama-sama akan memunculkan karakter tertentu.

Sebaliknya jika salah satu gen tidak hadir maka pemunculan karakter tersebut

akan terhalang atau tidak sempurna.

Page 10: praktikum genetika ke 1

VI. KESIMPULAN

1. Pada persilangan monohibrid rasio fenotip dan rasio genorip tidak sesuai

dengan hukum Mandel I, dimana hasil yang didapatkan pada perbandingan

rasio fenotif warna yang tampak merah: putih adalah 67 : 33, sedangkan

perbandingan rasio genotif MM : Mm : mm adalah 27 : 40 : 33.

2. Pada persilangan dihibrid tidak didapatkan hasil yang sesuai dengan

hukum Mendel II dimana rasio fenotifnya 27 : 10 : 7 : 6,sedangkan rasio

genotifnya 5 : 7 : : 4 : 11 : 4 : 6 : 4 : 3 : 6.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Bunda Halang dan Zaini, Muhammad. 2014. Penuntun Praktikum Genetika. FKIP UNLAM: Banjarmasin.

Suryo. 1990. Genetika Jilid 1. Gajah Mada University Press; Yogyakarta.

Syamsuri, Istamar dkk. 2004. Biologi untuk SMA Kelas XII Semester 1. Erlangga. Jakarta

Page 11: praktikum genetika ke 1

LAMPIRAN

1. Apa yang dimaksud dengan persilangan monohibrid ?

2. Apa yang dimaksud dengan persilangan dihibrid ?

3. Sebutkan perbedaan antara persilangan monohibrid dengan persilangan

dihibrid ?

4. Jelaskan kesimpulan dari kesimpulan yang telah anda lakukan ?

Jawab :

1. Persilangan monohibrid adalah persilangan yang menggunakan satu sifat

beda, yaitu parental yang memiliki sifat fenotif merah (MM) dengan parental

yang memiliki sifat fenotif putih (mm), yang mana sifat dominan dapat

menutupi resisif seperti pada percobaan ini sifat warna merah dominan

terhadap warna putih yang resesif. Dan fenonif warna putih hanya nampak

jika satu gen resesif bertemu satu gen resesif yang lain.

2. Persilangan dihibrid adalah persilangan dengan menggunakan dua sifat beda,

yaitu sifat bentuk dan sifat warna. Berdasarkan percobaan persilangan

dihibrid dengan menggunakan kancing berwarna merah (bulat dengan

kancing berwarna putih (keriput). Serta kancing hijau untuk warna hijau

bersifat resesif, dan warna kuning bersifat dominan.

3. Perbedaannya adalah :

Monohibrid persilangan yang menggunakan satu sifat beda, sedangkan

dihibrid persilangan dengan menggunakan dua sifat beda.

4. Berdasarkan hasil percobaan pada persilangan monohibrid rasio fenotip dan

rasio genorip sesuai dengan hukum Mandel I, dimana hasil yang didapatkan

pada perbandingan rasio fenotif warna yang tampak merah: putih adalah 3 : 1,

sedangkan perbandingan rasio genotif MM : Mm : mm adalah 1 : 2 : 1.

Page 12: praktikum genetika ke 1

Dan pada persilangan dihibrid didapatkan hasil yang sesuai dengan hukum

Mendel II dimana dikehendaki rasio fenotifnya 9 : 3 : 3 : 1,sedangkan rasio

genotifnya.