69106590 54657619 laporan praktikum genetika pindah silang

32
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA (SB 091334) NAMA PRAKTIKAN : RIZKY YANUARISTA NRP : 1509100027 KELOMPOK : 01 JUDUL PRAKTIKUM : PINDAH SILANG DOSEN PENGAMPU : N.D. Kuswytasari, S.Si., M.Si. ASISTEN PRAKTIKUM : YUNI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Upload: ucup-chup-chup

Post on 30-Nov-2015

1.087 views

Category:

Documents


55 download

TRANSCRIPT

Page 1: 69106590 54657619 Laporan Praktikum Genetika Pindah Silang

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

(SB 091334)

NAMA PRAKTIKAN : RIZKY YANUARISTA

NRP : 1509100027

KELOMPOK : 01

JUDUL PRAKTIKUM : PINDAH SILANG

DOSEN PENGAMPU : N.D. Kuswytasari, S.Si., M.Si.

ASISTEN PRAKTIKUM : YUNI

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

2011

Page 2: 69106590 54657619 Laporan Praktikum Genetika Pindah Silang

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Genetika disebut juga ilmu keturunan. Berasal dari kata genos, artinya

suku-bangsa atau asal-usul. Dalam ilmu ini dipelajari bagaimana sifat

keturunan (hereditas) itu diwariskan kepada anak-cucu, serta variasi yang

mungkin timbul di dalamnya (Yatim, 1996).

Pindah silang merupakan salah satu kejadian dalam ilmu genetika di mana

kromosom tidak berpasanngan dengan kromosom homolognya (Yatim,

1996).

1.2 Permasalahan

Permasalahan yang akan dihadapi dalam praktikum genetika pindah silang

adalah bagaimana memperagakan secara imitasi tentang terjadinya pindah

silang dan bagaimana mengetahui persen rekombinan yang terbentuk akibat

peristiwa pindah silang.

1.3 Tujuan

Tujuan dalam praktikum genetika pindah silang adalah praktikan dapat

menirukan secara imitasi tentang terjadinya pindah silang dan mengetahui

persen rekombinan yang terbentuk akibat peristiwa pindah silang.

Page 3: 69106590 54657619 Laporan Praktikum Genetika Pindah Silang

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. Berangkai dan Pindah Silang

2.1 Berangkai pada Autosom

Teori kromosom dari T.Boveri dan W.S.Sutton (1903) menyatakan

bahwa kromosom adalah bagian dari sel yang membawa gen-gen. Gen-

gen tersebut selama meiosis mempunyai kelakuan berdasarkan prinsip-

prinsip Mendel, yaitu memisahkan secara bebas. Akan tetapi prinsip

Mendel ini hanya berlaku apabila gen-gen letaknya lepas satu sama lain

dalam kromosom (Suryo, 2010).

Pada lalat buah Drosophila sampai sekarang telah diketahui kira-

kira 5000 gen, sedangkan lalat ini hanya memiliki 4 pasang kromosom

saja, yang sepasang bahkan kecil sekali menyerupai dua buah titik

(Suryo, 2010).

Sehubungan dengan itu, maka pasa sebuah kromosom tidak

terdapat sebuah gen saja, melainkan puluhan atau bahkan ratusan gen-

gen (Suryo, 2010).

Peristiwa bahwa beberapa gen bukan alel terdapat pada satu

kromosom yang sama dinamakan berangkai (linkage). Gen-gennya

dinamakan gen-gen terangkai (Suryo, 2010).

Orang kedua yang sangat berjasa dalam ilmu genetika adalah

Thomas Hunt Morgan (1866-1945). Morgan dan kawan-kawan lama

sekali mengadakan penelitian pada lalat Drosophila dan akhirnya

dinyatakan bahwa gen-gen bersama alel-alelnya yang terletak pada

sepasang kromosom homolog berkelompok, yang dinamakan kelompok

berangkai (linkage group). Dari hasil penyelidikan pada berbagai macam

makhluk hidup lainnya dapat diambil kesimpulan bahwa banyaknya

kelompok berangkai pada suatu individu itu ekuivalen dengan jumlah

kromosom haploid dari individu yang bersangkutan. Misalnya pada

Page 4: 69106590 54657619 Laporan Praktikum Genetika Pindah Silang

jagung (Zea mays,n=10) terdapat 10 kelompok berangkai, pada ercis

(Pisum sativum,n=7) terdapat 7 kelompok berangkai, pada lalat buah

(Drosophila melanogaster,n=4) terdapat 4 kelompok berangkai, pada

manusia n=23, terdapat 23 kelompok berangkai (Suryo, 2010).

Peristiwa berangkai pada tumbuh-tumbuhan untuk pertama kali

diketahui oleh G.N.Collins dan J.H. Kempton tahun 1911 pada tanaman

jagung. Dikatakan bahwa gen (xw) untuk endosperm berlilin itu

terangkai dengan gen (c) untuk warna aleuron (lapisan sel terluar dari

endosperm). Kemudian diketahui bahwa pada mkhluk hidup lain

(termasuk manusia) dapat dijumpai adanya peristiwa berangkai (Suryo,

2010).

Untuk membedakan apakah gen-gen letaknya terpisah ataukah

terangkai pada kromosom yang sama, maka diadakan perbedaan dalam

cara penulisan genotip suatu individu. Sebagai contoh suatu dihibrid

dengan menggunakan pasangan gen A dengan a dan B dengan b (Suryo,

2010).

Apabila gen-gen tersebut letaknya terpisah (artinya tidak

terangkai), sehingga memisah secara bebas diwaktu meiosis, maka

genotip dihibrid itu tertulis seperti yang lazim kita kenal, yaitu AaBb.

Akan tetapi andaikata gen-gen itu terangkai, maka ada 2 kemungkinan:

1. Gen-gen dominan terangkai pada suatu kromosom, sedangkan alel-

alelnya resesif terangkai pada kromosom homolognya. Ada beberapa

cara untuk menulis genotipnya, ialah: (AB)(ab), AB/ab, AB:ab. Gen-

gen yang terangkai secara demikian, dikatakan bahwa gen-gen

terangkai dalam keadaan coupling phase atau gen-gen mempunyai

susunan cis.

2. Gen dominan terangkai dengan gen resesif yang bukan alelnya pada

satu kromosom, sedang alel resesif dari gen pertama dan alel dominan

dari gen kedua terangkai pada kromosom homolognya. Ada beberapa

cara untuk menulis genotipnya, ialah (Ab)(aB), Ab/aB, Ab:aB.

(Suryo, 2010).

Page 5: 69106590 54657619 Laporan Praktikum Genetika Pindah Silang

2.2 Rangkai Sempurna

Apabila gen-gen yang terangkai letaknya amat berdekatan satu sama

lain, maka selama meiosis gen-gen itu tidak mengalami perubahas letak,

sehingga gen-gen itu bersama-sama menuju ke gamet. Contoh pada lalat

Drosophila dikenal gen-gen yang terangkai, yaitu:

Cu = gen untuk sayap normal

cu = gen untuk sayap keriput (lalat tidak dapat terbang)

Sr = gen untuk dada polos (normal)

sr = gen untuk dada bergaris-garis

(Suryo, 2010).

Lalat dihibrid dengan fenotif sayap normal dada normal ada

kemungkinan mempunyai dua macam genotip, ialah:

Marilah kita tinjau dua kemungkinan itu:

1. Gen-gen terangkai sempurna dalam susunan cis

Misalnya lalat jantan sayap keriput dada bergaris-garis (cusr) dikawinkan

dengan lalat betina sayap normal (baik sayap maupun dadanya) tetapi

heterozigotik (CuSr). Oleh karena gen-gennya terangkai sempurna, maka

lalat dihibrid F1 ini akan membentuk dua macam gamet saja, ialah gamet

(CuSr) dan gamet (cusr). Berhubung dengan itu, maka apabila lalat-lalat

F1 dibiarkan kawin dengan sesamanya akan didapatkan lalat-lalat F2

dengan perbandingan = 3 lalat normal : 1 lalat sayap keriput dada

bergaris-garis. Perbandingan ini jelas menyimpang dari prinsip Mendel,

sebab andaikata gen-gen itu tidak terangkai, maka perkawinan dihibrid

menghasilkan keturunan dengan perbandingan 9:3:3:1.

2. Gen-gen terangkai sempurna dalam susunan trans

Cu Sr (gen-gen terangkai dalam susunan cis)cu sr

Cu sr (gen-gen terangkai dalam susunan trans)cu Sr

Page 6: 69106590 54657619 Laporan Praktikum Genetika Pindah Silang

Misalnya lalat jantan sayap keriput dada normal homozigotik (cuSr)

dikawinkan dengan lalat betina sayap normal homozigotik dada bergaris-

garis (Cusr). Lalat-lalat F1 tentunya normal (baik sayap maupun

dadanya) tetapi heterozigotik (Cusr). Oleh karena gen-gennya terangkai

sempurna, maka lalat dihibrid F1 ini akan membentuk dua macam gamet

saja, ialah gamet (Cusr) dan gamet (cusr). Bila lalat-lalat F1 ini dibiarkan

kawin sesamanya akan didapatkan lalat-lalat F2 dengan perbandingan = 2

lalat normal : 1 lalat sayap normal dada begaris-garis : 1 lalat keriput

dada normal. Jadi di sini terdapat tiga kelas fonotif, lalat yang dobel

resesif tidak dijumpai sama sekali. Perbandingan lalat-lalat F2 sebagai

hasil perkawinan dihibrid inipun jelas menyimpang dari prinsip Mendel.

(Suryo, 2010).

2.3 Rangkai Tidak Sempurna

Gen-gen yang terangkai pada satu kromosom biasanya letaknya

tidak berdekatan satu dengan lainnya, sehingga gen-gen itu dapat

mengalami perubahan letak yang disebabkan karena ada penukaran segmen

dari kromatid-kromatid pada sepasang kromosom homolog, peritiwa ini

disebut pindah silang (crossing over). Contoh pada tanaman ercis (Pisum

sativum) dikenal gen-gen terangkai, ialah:

+ (pengganti huruf besar M)= gen untuk warna ungu pada bunga

m= gen untuk warna merah pada bunga

+ (pengganti huruf besar B)= gen untuk serbuk sari panjang

b= gen untuk serbuk sari bulat.

Tanaman ercis dihibrid tentunya mempunyai dua kemungkinan

genotip:

(Suryo, 2010).

A. Gen-gen terangkai tak sempurna dalam susunan cis

++ (gen-gen terangkai cis)= bunga ungu serbuk sari panjangmb+b (gen-gen terangkai trans)= bunga ungu serbuksari panjangm+

Page 7: 69106590 54657619 Laporan Praktikum Genetika Pindah Silang

Misalnya tanaman ercis berbunga merah, serbuk sari bulat (mmbb)

dikawinkan dengan tanaman berbunga ungu, serbuk sari panjang

heterozigotik (MmBb). Tanaman F1 berbunga ungu, serbuk sari panjang

heterozigotik (MmBb). Jika tanaman F1 ini di uji silang (testcross),

didapatkan sekumpulan tanaman F2 yang terdiri dari

192 tanaman berbunga ungu, serbuk sari panjang

23 tanaman berbunga ungu, serbuk sari bulat

30 tanaman berbunga merah, serbuk sari pangjang

182 tanaman berbunga merah, serbuk sari bulat

(Suryo, 2010).

Hasil uji silang ini cukup menherankan, karena tidak memperlihatkan

perbandingan 1:1:1:1 seperti yang lazim kita peroleh pada waktu melakukan

uji silang pada dihibrid. Ini disebabkan karena terjadinya pindah silang gen-

gen pada tanaman dihibrid. Gamet-gamet yang tidak mengalami pindah

silang gen-gennya dibentuk sangat banyak, sebaliknya gamet-gamet yang

mengalami pindah silang dibentuk sedikit, sehingga menghasilkan keturunana

sedikit pula (Suryo, 2010).

Besarnya persentase rekombinan pada contoh di atas = (23+30):427 x

100% = 12,41%. Jadi parentalnya = 100%-12,41%=87,59%. Jika hasil uji

silang yang jumlahnya banyak dinyatakan dengan n, sedang yang jumlahnya

sedikit dinyatakan dengan 1, maka hasil uji silang pada dihibrid di mana gen-

gennya terngkai tidak sempurna dan berada dalam keadaan cis akan

memperlihatkan perbandingan n:1:1:n (Suryo, 2010).

B. Gen-gen terangkai tak sempurna dalam susunan trans

Misalnya tanaman ercis berbunga merah, serbuk sari panjang homozigotik

(mmBb) dikawinkan dengan tanaman berbunga ungu homozigotik, serbuk

sari bulat (MMbb). Tanaman F1 berbunga ungu, serbuk sari panjang

heterozigotik (MmBb). Jika tanaman F1 ini di uji silang, didapatkan

sekumpulan tanaman F2 yang terdiri dari:

14 tanaman berbunga ungu, serbuk sari panjang

Page 8: 69106590 54657619 Laporan Praktikum Genetika Pindah Silang

178 tanaman berbunga ungu, serbuk sari bulat

160 tanaman berbunga merah, serbuk sari panjang

18 tanaman berbunga merah, serbuk sari bulat

(Suryo, 2010).

Hasil uji silang ini tidak memperlihatkan perbandingan 1:1:1:1 seperti

yang lazim kita peroleh pada waktu melakukan uji silang pada dihibrid,

melainkan menunjukkan perbandingan n:1:1:n (Suryo, 2010).

Presentase rekombinasi pada contoh ini ialah (14+18) :370 x 100% =

8,65% (Suryo, 2010).

Page 9: 69106590 54657619 Laporan Praktikum Genetika Pindah Silang

BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Alat yang diperlukan dalam praktikum genetika pindah silang adalah

buku petunjuk praktikum dan keterampilan tangan praktikan dalam

membuat imitasi strand kromosom.

3.1.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum genetika pindah silang adalah

lilin lembek (malam) dengan 2 warna yang berbeda.

3.2 Cara Kerja

Lilin lembek (malam)

Dibuat 4 strand kromosom. Masing-masing dibuat dua strand dari 1 warna malam

Diberikan tanda dengan malam yang dibentuk bulatan lokasi sentromer dan gen-gen

Dibuat konfigurasi terjadinya pindah silanga. Pindah silang tunggal (2-3)b. Pindah silang tunggal (1-4)c. Pindah silang ganda (2-3;2-3)d. Pindah silang ganda (2-3;2-4)e. Pindah silang ganda (2-3;1-4)f. Pindah silang ganda (1-3;2-4;2-3)

Dihitung persen tipe rekombinasi yang terjadi akibat pindah silang yang telah dilakukan secara imitasi

Hasil

Page 10: 69106590 54657619 Laporan Praktikum Genetika Pindah Silang

A B C D

a b C D

a b c d

A B c d

A B C D

A B C D

a b C D

A B C D

A b c D

a B C d

a b c d

BAB IV

DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan

Data pengamatan konfigurasi pindah silang dan persen rekombinan

yang terjadi Akibat Pindah Silang yang Telah Dilakukan Secara Imitasi :

A. Pindah silang tunggal (2-3)

Hasil :

A B C D

A B c d

a b C D

a b c d

B. Pindah silang tunggal (1-4)

Hasil :

A B c d

A B C D

A B C D

a b C D

C. Pindah silang ganda (2-3, 2-3)

Hasil :

A B C D

A b c D

NPS= JumlahTipe RekombinanJulah Seluruh Individu

×100 %

NPS=24

×100 %=50 %

NPS=24

×100 %=50 %

NPS=24

×100 %=50 %

Page 11: 69106590 54657619 Laporan Praktikum Genetika Pindah Silang

A B C D

a b c d

A b c d

a B C D

A B C D

A b c d

A B C d

A b c d

a B C D

a b c D

A b c d

a B C D

a b C d

A b c D

A B c d

Hasil :

A B C D

A b c d

A b c d

a b C D

a b C D

a B C d

a b c d

D. Pindah silang ganda (2-3, 2-4)

Hasil :

A B C D

A b c d

a B C D

a b c d

E. Pindah silang ganda ( 2-3, 1-4)

Hasil :

A B C d

A b c d

a B C D

a b c D

F. Pindah silang ganda (1-3, 2-4, 2-3)

Hasil :

a B C D

a b C d

A b c D

A B c d

NPS=24

×100 %=50 %

NPS=44

×100 %=100 %

NPS=44

×100 %=100 %

NPS=34

×100 %=75 %

Page 12: 69106590 54657619 Laporan Praktikum Genetika Pindah Silang

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pindah Silang

Peristiwa pindah silang dalam bahasa Inggris disebut crossing

over, yaitu proses penukaaran segmen dari kromatid-kromatid nonsister

chromatids dari sepasang kromosom homolog. Peristiwa ini umum terjadi

pada setiap gametogenesis pada kebanyakan makhluk hidup, baik

tumbuhan, hewan, maupun manusia (Suryo, 2010).

Pindah silang terjadi karena ketika meiosis 1 (akhir profase dan

waktu metafase). Yakni saat kromosom itu mengganda jadi 2 kromatid dan

yang homolog bergandeng pada bidang ekuator (Yatim, 1996).

Kalau terjadi persilangan antara kromatid kromosom sehomolog

itu, ketika saling memisah waktu anafase 1 bagian kromosom yang

bersilang tidak kembali ke induk, tapi melekat ke kromosom sebelahnya

secara timbal balik. Karena itu gen-gen yang terletak pada bagian yang

pindah itu kan berpindah tempat pula ke kromosom sebelah (Yatim, 1996).

Pindah silang dibedakan atas:

1. Pindah silang tunggal, ialah pindah silang yang terjadi pada satu

tempat. Dengan terjadinya pindah silang itu akan terbentuk 4 macam

gamet. Dua macam gamet memiliki gen-gen yang sama dengan gen-

gen yang dimiliki induk (parental), maka dinamakan gamet-gamet tipe

parental. Dua gamet lainnya merupakan gamet-gamet baru, yang

terjadi akibat adanya pindah silang. Gamet-gamet ini dinamakan

gamet-gamet rekombinasi. Gamet-gamet tipe parental dibentuk jauh

lebih banyak dibandingkan dengan gamet-gamet tipe rekombinasi.

2. Pindah silang ganda, ialah pindah silang yang terjadi pada dua tempat.

Jika pindah silang ganda (dalam bahasa Inggris :”double crossing

over”) berlangsung di antara dua buah gen yang terangkai, maka

terjadinya pindah silang ganda itu tidak akan tampak dalam fenotip,

sebab gamet-gamet yang dibentuk hanya dari tipe parental saja atau

Page 13: 69106590 54657619 Laporan Praktikum Genetika Pindah Silang

dari tipe rekombinansi saja atau tipe parental dan tipe rekombinasi

akibat pindah silang tunggal. Akan tetapi, misalkan di antara gen A

dan B masih ada gen ke tiga, misalnya gen C, maka terjadinya pindah

silang ganda anatara gen A dan B akan nampak

(Suryo, 2010).

Terjadinya pindah silang antara segmen-segmen dari kromosom

tertentu kebanyakan merupakan fenomena secara kebetulan saja, tetapi

distribusinya tidak acak-acakan. Berdasarkan hukum kemungkinan, maka

terjadinya dua pindah silang secara simultan sama dengan hasil perkalian

dari besarnya kemungkinan untuk tiap pindah silang yang berlangsung

secara terpisah di dua temapat itu. Interferensi adalah suatu pindah silang

yang terjadi pada suatu tempat tertentu menghambat terjadinya pindah

silang lain yang berdekatan. Untuk mencari besarnya interferensi, terlebih

dahulu dicari koefisien koinsidens (KK), yaitu perbandingan antara

banyaknya pindah silang ganda yang sesungguhnya dengan banyaknya

pindah silang ganda yang diharapkan (Suryo, 2010).

Pada tanaman jagung (Zea mays) dikenal gen-gen yang terangkai,

misalnya:

+ (atau Bm) = gen yang menyebabkan tulang daun berwarna hijau

(normal)

bm = gen yang menyebabkan tulang daun berwarna coklat (mengadung zat

antosian)

+ (atau Pr) = gen yang menyebabkan biji berwarna kuning (normal)

pr = gen yang menyebabkan biji berwarna merah

+ (atau V) = gen yang menyebabkan daun berwarna hijau (normal)

v = gen yang menyebabkan daun berwarna hijau pucat

uji silang dari tanaman trihibrid (betina +++ / bm pr v X jantan

bm pr v/bm pr v) menghasilkan keturunan:

+ pr v 57 tanaman bm + v 2tanaman

bm pr v 434 tanaman ++v 1tanaman

bm + + 60 tanaman +pr+ 3tanaman

Page 14: 69106590 54657619 Laporan Praktikum Genetika Pindah Silang

+++ 441 tanaman bm pr + 2tanaman

Catatan: cara penulisan genotip di sini telah disederhanakan, yaitu dengan

menghilangkan gen-gen yang terdapat di bawah garis. Jadi apa yang

tercantum sebagai + pr v itu seharusnya ditulis + pr v/bm pr v.

Pertanyaan:

1. Gambarkan peta kromosom relatif di mana gen-gen itu terangkai !

2. Tulislah genotip dari tanaman parental !

3. Berapa interferensinya ?

Jawabnya:

1. Oleh karena parentalnya tidak diketahui, maka dua individu yang

jumlahnya paling banyak, merupakan tipe parental, yaitu (bm pr v) dan

(+++). Tipe-tipe rekombinasi hasil adanya pindah silang ganda adalah

individu yang jumlahnya paling sedikit, yaitu (++v) dan (bm pr +).

Salah jika yang diambil (bm + v), sebab gen v menempati tempat yang

sama dengan gen v dari (++v).

Apabila tipe-tipe rekombinasi dibandingkan dengan tipe-tipe

parental, maka nampak bahwa ada perbedaan mengenai letak gen v.

Berhubung dengan itu gen v seharusnya terletak di tengah, sehingga

ututan letak gen yang benar ialah bm v pr atau pr v bm. Jadi tipe

parental dengan memperlihatkan urutan letak gen yang benar ialah:

bm v pr / +++ atau pr v bm / +++.

Andaikata kita menggunakan sususnan tipe parental yang pertama,

maka:

o PS antara bm-v = ((bm++) + (+ v pr) + (bm + pr) + (+v+)) ÷

jumlah keturunan uji silang

= (60 + 57 + 2 + 1) ÷ 1000 = 0,12 = 12%

o PS antara v-pr = ((bm v +) + (++pr) + (bm + pr) + (+v+) ÷ jumlah

keturunan pindah silang

= (2+3+2+1) ÷ 1000 = 0,008 = 0,8%

Jadi: --jarak gen bm – v = 12 unit

--jarak gen v-pr = 0,8 unit

Page 15: 69106590 54657619 Laporan Praktikum Genetika Pindah Silang

Gambar peta kromosom relatif:

bm v pr

12 0,8

2. Genotip tanaman trihibridnya ialah +++/bm v pr. Karena itu genotip dari

tanaman parental ialah +++/+++ dan bm v pr/bm v pr.

3. pindah silang ganda yang sesungguhnya = (2+1) ÷ 1000 = 0,003

pindah silang ganda yang diharapkan = 0,12 X 0,008 = 0,00096

KK = 0,003÷0,00096 = 3,125

KI = 1-3,125 = -2,125

(Suryo, 2010).

Pada praktikum genetika tentang pindah silang, yang pertama

dilakukan adalah membuat empat strand kromosom secara imitasi dengan

menggunakan lilin lembek / malam yang terdiri dari dua warna yang

berbeda agar mudah membedakan kromosom yang sehomolog dengan

yang bukan homolog. Kemudian diberi tanda dengan lilin lembek yang

dibentuk bulatan lokasi sentromer dan gen-gennya agar lebih mudah dalam

memperagakan terjadinya pindah silang. Setelah diberi tanda, dibuat

konfigurasi terjadinya pindah silang dengan ketentuan pindah silang

tunggal (2-3), (1-4), dan pindah silang ganda (2-3;2-3), (2-3;2-4), (2-3;1-

4), (1-3;2-4;2-3). Pada pindah silang tunggal (2-3) dihasilkan nilai pindah

silang (NPS) =50% karena hanya kromosom kedua dan ketiga saja yang

mengalami pindah silang. Pada pindah silang tunggal (1-4) sama seperti

silang tunggal (2-3) dihasilkan nilai pindah silang (NPS) =50% karena

hanya kromosom pertama dan keempat saja yang mengalami pindah

silang.

Pada pindah silang ganda (2-3;2-3) pada umumnya menghasilkan

NPS =50% karena hanya terjadi peristiwa pindah silang pada kromosom

kedua dan ketiga. Pada pindah silang ganda (2-3;2-4) menghasilkan dua

Page 16: 69106590 54657619 Laporan Praktikum Genetika Pindah Silang

NPS = 50% dan 75%. Pada NPS =50% terjadi pindah silang di kromosom

kedua dan ketiga saja, sedangkan pada NPS =75% terjadi pindah silang di

kromosom kedua, ketiga dan keempat.

Pada pindah silang ganda (2-3;1-4) terjadi peristiwa pindah silang

di keemapat kromosomnya, sehingga NPS nya =100%. Sama halnya

dengan pindah silang ganda (1-3;2-4;2-3) yang terjadi pindah silang pada

keempat kromosomnya (NPS =100%).

Setelah dibuat konfigurasinya, dihitung persen tipe kombinasi yang

terjadi akibat pindah silang yang telah dilakukan secara imitasi dengan

cara

Nps = jumlah tipe rekombinasi X 100%

Jumlah seluruh individu

Maka didapatkan hasil pindah silang tunggal (2-3) 50%, pidang

indah silang tunggal (1-4) 50%, pindah silang ganda (2-3;2-3) 50%,

pindah silang ganda (2-3;2-4) dihasilkan dua NPS yaitu 50% dan 75%.

Pada pindah silang ganda (2-3;1-4) dan pindah silang ganda (1-3;2-4;2-3)

menghasilkan NPS 100% yang artinya semua kromosomnya mengalami

pindah silang.

4.2.2 Prinsip Pindah Silang

Prinsip terjadinya pindah silang adalah kalu terjadi persilangan

antara kromatid kromosom sehomolog itu, rupanya ketika saling memisah

waktu anafase 1 bagian kromosom yang bersilang tak kembali ke induk,

tapi melekat ke kromosom sebelahnya, secara timbal balik. Karena itu gen-

gen yang terletak pada bagian yang pindah itu akan berpindah temapat

pula ke kromosom sebelah (Yatim, 1996).

4.2.3 Nilai Pindah Silang

Dengan percobaan Morgan dapat diketahui jarak dan lokus

berbagai gen pada kromosom. Dengan 3 macam perkawinan dengan 2

Page 17: 69106590 54657619 Laporan Praktikum Genetika Pindah Silang

karakter berbeda akan terlihat di mana letak salah satu gen dalam

deretannya, dan diketahui pula berapa jaraknya (Yatim, 1996).

Hukum Morgan adalah jarak gen yang berangkai sebanding dengan

nilai pindah silang. Jika nilai pindah silang 1% maka jarak antara kedua

gen 1 unit (Yatim, 1996).

Nilai pindah silang adalah angka persentase kombinasi baru hasil

persilangan, disingkat Nps (Yatim, 1996).

Telah diketahui bahwa dengan adanya peritiwa pindah silang,

dalam keturunan dibedakan tipe parental (tipe orang tua) dan tipe

rekombinasi (tipe kombinasi baru). Adapun yang dimaksud dengan nilai

pindah silang (nps) ialah angka yang menunujukkan besarnya persentase

kombinasi baru yang dihasilkan akibat terjadinya pindah silang (Suryo,

2010).

Tentunya nilai pindah silang tidak akan melebihi 50%, biasanya

bahkan kurang dari 50%, karena:

a. Hanya dua dari empat kromatid saja ikut mengambil bagian pada

peristiwa pindah silang.

b. Pindah silang ganda akan mengurangi banyaknya tipe rekombinasi

yang dihasilkan.

(Suryo, 2010).

4.2.4 Faktor-Faktor Mempengaruhi Pindah Silang

Kemungkinan terjadinya pindah silang ternyata dipengaruhi oleh

beberapa faktor, seperti :

1. Temperatur. Temperatur yang melebihi atau kurang dari temperatur

biasa dapat memperbesar kemungkinan terjadinya pindah silang.

2. Umur. Makin tua suatu individu, makin kurang mengalami pindah

silang.

Nps = jumlah tipe rekombinasi X 100%

Jumlah seluruh individu

Page 18: 69106590 54657619 Laporan Praktikum Genetika Pindah Silang

3. Zat kimia. Zat kimia tertentu dapat memperbesar kemungkinan pindah

silang.

4. Penyinaran dengan sinar X. Dapat memperbesar kemungkinan pindah

silang.

5. Jarak antara gen-gen teranngkai. Makin jauh letak suatu gen dengan

gen lain, makin besar kemungkinan terjadinya pindah silang.

6. Jenis kelamin. Pda umumnya pindah silang dijumpai pada makhluk

hidup betina maupun jantan. Namun demikian ada perkecualian, yaitu

pada ulat sutera (Bombix mori) yang betina tidak pernah terjadi pindah

silang, demikian pula dengan lalat Drosophila yang jantan. Yang

terakhir ini dibuktikan oleh T.H.Morgan dan C.B.Bridges sebagai

berikut:

+ = gen domina untuk mata merah (normal)

p = gen resesif untuk mata ungu (jenis mutan)

+ = gen dominan untuk sayap panjang (normal)

v = gen resesif untuk sayap kisut (jenis mutan)

(Suryo, 2010).

Gen-gen tersebut terangkai pada autosom. Simbol + merupakan

pengganti dari huruf besar (Suryo, 2010).

Waktu lalat jantan mata merah sayap normal homozigotik dikawinkan

dengan lalat betina mata ungu sayap kisut, didapatkan lalat-lalat F1 yang

semuanya normal (mata merah sayap normal). Kemudian dilakukan dua

macam uji silang (testcross) pada lalat F1 dihibrid, yaitu:

1. Lalat F1 betina dikawinkan dengan lalat jantan yang dobel resesif (mata

ungu sayap kisut). Uji silang ini menghasilkan lalat-lalat F2 sebagai

berikut:

382 lalat bermata merah sayap normal

16 lalat bermata merah sayap kisut

22 lalat bermata ungu sayap normal

353 lalat bermata ungu sayap kisut

Page 19: 69106590 54657619 Laporan Praktikum Genetika Pindah Silang

2. Lalat F1 jantan dikawinkan dengan lalat betina yang dobel resesif (mata

ungu sayap kisut). Uji silang ini silang ternyata hanya menghasilkan dua

macam lalat-lalat F2, yaitu :

74 lalat bermata merah sayap normal

72 lalat bermata ungu sayap kisut

(Suryo, 2010).

Perbedaan pada keturunan F2 dari kedua macam uji silang tadi

menunjukkan bahwa pada lalat betina terjadi pindah silang, sehingga

didapatkan perbandingan n:1:1:n (sebab gen-gen pada dihibrid terangkai

dala susunan cis, yaitu ++ / pv ), sedangkan pada lalat jantan tidak terjadi

pindah silang (Suryo, 2010).

4.2.5 Peta Kromosom

Ukuran yang dipakai untuk menentukan jarak antara gen pada

kromosom disebut saja unit, yang kalau diukur secara ukuran metrik biasa

tentu susah. Ukuran itupun tidak bisa dilihat dalam praktek pada

kromosom, mengingat batas antara 1 gen dengan gen lain belum pasti

sampai sekarang. Ukuran itu dipergunakan dalam perhitungan genetis saja

(Yatim, 1996).

Yang dimaksud dengan peta kromosom ialah gambar skema sebuah

kromosom yang dinyatakan sebagai sebuah garis lurus di mana

diperlihatkan lokus setiap gen yang terletak pada kromosom itu. Sentromer

dari kromosom biasanya dianggap sebagai pangkal, maka diberi tanda 0

(nol). Pada lokus setiap gen dibubuhkan angka yang menunjukkan jarak

antara gen itu dengan sentromer atau jarak antara satu gen dengan yang

lain. Jarak itu diberi ukuran unit dan 1 unit = 1% pindah silang (Suryo,

2010).

Misalnya pada lokus gen p tertulis angka 6,2. Ini berarti bahwa

jarak antara sentromer ke gen p ialah 6,2 unit. Pada lokus gen q tertulis

angka 10, berarti bahwa jarak antara sentromer dengan gen q ialah 10-

6,2=3,8 unit (Suryo, 2010).

Page 20: 69106590 54657619 Laporan Praktikum Genetika Pindah Silang

0 p(6,2) q(10)

Jarak anatar gen p dan q disebut jarak peta. Peta kromosom tanpa

menunjukkan letak sentromer dinamakan peta relatif (Suryo, 2010).

r(13) s(17,7) t(26,2)

Gambar di atas memperlihatkan peta relatif. Jarak anatara gen r-s=

4,7 unit, s-t=8,5 unit, r-t=13,2 unit (Suryo, 2010).

Saat dimulainya pembuatan peta kromosom dilakukan pada tahun

1920 oleh para ahli genetika Drosophila seperti T.H.Morgan, C.B.Bridges

dan A.H. Sturtevant (Suryo, 2010).

Page 21: 69106590 54657619 Laporan Praktikum Genetika Pindah Silang

BAB V

KESIMPULAN

Dari praktikum genetika tentang pindah silang dapat disimpulkan bahwa

pada peristiwa pindah silang tunggal dihasilkan tipe rekombinasi yang terjadi

akibat pindah silang sebesar 50% karena hanya melibatkan dua kromosom yang

mengalami pindah silang. Pada peristiwa pindah silang ganda dihasilkan tipe

rekombinasi yang terjadi akibat pindah silang sebesar 50%, 75% hingga 100%

karena tidak hanya dua kromosom yang mengalami pindah silang, tetapi sampai

tiga atau emapat kromosom mengalami pindah silang. Semakin banyak kromosom

yang terlibat pindah silang, semakin besar tipe rekombinasi yang terbentuk akibat

pindah silang.

DAFTAR PUSTAKA

Suryo. 2010. Genetika untuk strata 1. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta.

Yatim, Wildan. 1996. Genetika. Tarsito. Bandung.

Page 22: 69106590 54657619 Laporan Praktikum Genetika Pindah Silang