praktikum bahan alam isolasi epms

18
ISOLASI BAHAN ALAM LAPORAN PRAKTIKUM Isolasi Etil p-Metoksi Sinamat dari Rimpang Kencur (Kaempferia galangaL.) dengan Metode Ekstraksi Sokletasi dan Maserasi Oleh: Ni Wayan Sri Ratmini 1313031046 I Wayan Sudarma 1313031060 Ni Made Budi Rahayu 1313031072 JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2015

Upload: budi-rahayu

Post on 31-Jan-2016

180 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

makalah tentang isolasi EPMS pada kencur dengan metode maserasi dan sokletasi

TRANSCRIPT

Page 1: Praktikum Bahan Alam Isolasi EPMS

ISOLASI BAHAN ALAM

LAPORAN PRAKTIKUM

Isolasi Etil p-Metoksi Sinamat dari Rimpang Kencur (Kaempferia galangaL.)

dengan Metode Ekstraksi Sokletasi dan Maserasi

Oleh:

Ni Wayan Sri Ratmini 1313031046

I Wayan Sudarma 1313031060

Ni Made Budi Rahayu 1313031072

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2015

Page 2: Praktikum Bahan Alam Isolasi EPMS

Isolasi Etil p-Metoksi Sinamat dari Rimpang Kencur (Kaempferia galangaL.)

dengan Metode Ekstraksi Sokletasi dan Maserasi

Abstrak

Percobaan ini bertujuan untuk (1) mengetahui jumlah rendemen etil p-metoksi sinamat

(EPMS) dari rimpang kencur dengan metode ekstraksi sokletasi dan maserasi; dan (2)

mengatahui metode yang lebih baik dalam menghasilkan kristal EPMS lebih banyak antara

metode sokletasi dan maserasi. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penenlitian

ini adalah metode experimen dengan mengekstrak senyawa EPMS dari rimpang kencur

menggunakan metode ekstraksi sokletasi dan maserasi. Jumlah rendemen EPMS yang

dihasilkan dengan menggunakan metode sokletasi sebanyak 2,67% dan metode maserasi

sebanyak 2,65%. Berdasarkan jumlah rendemen yang dihasilkan, metode sokletasi lebih baik

daripada metode maserasi dalam mengekstrak senyawa EPMS dari rimpang kencur. Selain

itu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mencari hubungan antara metode yang digunakan

dalam ekstraksi EPMS dan jumlah rendemen yang dihasilkan.

Kata Kunci: kencur, etil p-metoksi sinamat, metode sokletasi, dan metode maserasi

Abstract

This research aims to (1) determine the number of ethyl p-methoxycinamate (EPMS) yield

from rhizome kencur with soxhletation extraction method and maceration; and (2) determine

the better method to produce crystals EPMS more between soxhletation and maceration

method. Data collection methods used in this study was the experimental method by

extraction the EPMS compound from the rhizome kencur using soxhletation and maceration

extraction methods. The amount of EPMS yield generated by using soxhletation methods as

much as 2.67% and 2.65% for maceration method. Based on the amount of resulting yield,

soxhletation method is better than maceration method in extracting EPMS compounds from

rhizomes kencur. In addition, further research is needed to find the relationship between the

method used in the extraction EPMS and the amount of yield produced.

Keywords: Kencur, etil p-methoxycinamate, soxhletation method, and maceration

method.

Page 3: Praktikum Bahan Alam Isolasi EPMS

PENDAHULUAN

Kencur (Kaempferia galanga L.) merupakan salah satu tanaman yang sangat

bermanfaat bagi kehidupan manusia. Masyarakat tradisional sering menggunakan kencur

sebagai bumbu penyedap. Namun, seiring berkembangnya zaman, kencur banyak digunakan

sebagai bahan baku obat, fitofarmaka, industry kosmetik, dan rempah-rempah serta bahan

campuran saus rokok pada industri rokok kretek. Selain itu, kencur juga digunakan sebagai

bahan baku bioinsektisida. Secara empirik, kencur digunakan sebagai penambah nafsu

makan, ekspektoran, obat batuk, disentri, tonikum, infeksi bakteri, masuk angina, dan sakit

perut. Sehingga keberadaan kencur sangat diperlukan oleh khlayak.

Secara kimiawi, kencur mengandung begitu banyak senyawa yang bermanfaat bagi

kesehatan manusia. Kandungan senyawa dari rimpang kencur meliputi: etil sinamat, etil p-

metoksi sinamat, p-metoksi stiren, kamfen, dan borneol. Etil p-metoksi sinamat merupakan

komponen utama dari kencur yang mudah untuk diisolasi dan dimurnikan karena kadarnya

cukup tinggi. Etil p-metoksi sinamat merupakan senyawa tabir surya atau pelindung kulit dari

sengatan sinar matahari. Sehingga isolasi senyawa etil p-metoksi sinamat dari rimpang

kencur sangat perlu untuk dilakukan.

Mengingat begitu besarnya potensi senyawa etil p-metoksi sinamat, maka perlu

metode yang tepat untuk mengisolasi/memisahkan senyawa tersebut dari rimpang kencur.

Dua metode yang baik digunakan untuk mengisolasi senyawa etil p-metoksi sinamat dari

begitu banyak metode ekstraksi adalah metode ekstraksi maserasi dan metode sokletasi.

Kedua metode ini memiliki perbedaan yang sangat khas ditinjau dari temperature ekstraksi

serta proses ekstraksinya. Melihat perbedaan tersebut, tentunya akan menghasilkan rendemen

etil p-metoksi sinamat yang berbeda pula, sehingga perlu dilakukan pemilihan metode yang

tepat.

Dalam rangka usaha pengembangan dan pemanfaatan senyawa etil p-metoksi sinamat,

maka diperlukan metode pemisahan yang efektif untuk mengisolasi senyawa tersebut dari

rimpang kencur. Penelitian terhadap metode maserasi dan sokletasi sangat perlu untuk

dilakukan sehingga dihasilkan senyawa etil p-metoksi sinamat dalam jumlah banyak.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah: Berapakah

jumlah rendemen etil p-metoksi sinamat yang dihasilkan dari rimpang kencur dengan metode

ekstraksi sokletasi dan maserasi? metode manakah yang menghasilkan etil p-metoksi sinamat

(EPMS) lebih banyak antara metode sokletasi dan maserasi?

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat dirumuskan tujuan dari percobaan

ini, yaitu untuk mengetahui jumlah rendemen Etil p-Metoksi Sinamat yang dihasilkan dari

Page 4: Praktikum Bahan Alam Isolasi EPMS

Gambar 1. Struktur Etil p-Metoksi sinamat

rimpang kencur dengan metode ekstraksi sokletasi dan maserasi dan untuk mengetahui

metode yang menghasilkan etil p-metoksi sinamat (EPMS) lebih banyak antara metode

sokletasi dan maserasi.

KAJIAN PUSTAKA

Kencur merupakan tanaman yang tumbuh subur di daerah dataran rendah atau

pegunungan dengan tanah yang gembur dan tidak banyak air. Tanaman kencur tidak

berbatang, rimpang bercabang, berdesak-desakan, kadang-kadang berumbi dan memiliki

bunga berwarna putih. Daun dari tanaman ini berbentuk jorong dan berjumlah 1-3 helai.

Berdasarkan daunnya terdapat dua jenis kencur, yaitu berdaun lebar terhampar diatas tanah

dan berdaun sempit agak tegak. Adapun klasifikasinya sebagai berikut.

Nama Kencur (Kaempferia galanga L.)

Kingdom Plantae (Tumbuhan)

Sub kingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Divisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Sub divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas

Sub kelas

Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Commelinidae

Ordo Zingiberales

Famili Zingiberaceae (suku jahe-jahean)

Genus Abelmoschus

Jenis

Spesies

Kaempferia

Kaempferia galanga L.

Komposisi kimia dalam rimpang kencur adalah pati, mineral, minyak atsiri yang

berupa sineol, asam metil kanil dan pentadekaan, asam sinamat, etil ester, borneol,

kamphene, paraeumarin, asam anisat, dan alkaloid. Etil p-metoksi sinamat yang terkandung

dalam kencur merupakan senyawa turunan sinamat. Beberapa peneliti terdahulu berhasil

mengisolasi Etil p-Metoksi Sinamat dari rimpang kencur sebanyak 0,8-1,26%.

Etil p-Metoksi Sinamat (EPMS) merupakan bahan dasar senyawa tabir surya yaitu

pelindung kulit dari sengatan sinar matahari dengan struktur sebagai berikut.

Page 5: Praktikum Bahan Alam Isolasi EPMS

Dilihat dari strukturnya, EPMS termasuk golongan senyawa ester yang mengandung cincin

benzena dan gugus metoksi yang bersifat nonpolar serta gugus karbonil yang mengikat etil

yang bersifat sedikit polar, sehingga dalam ekstraksinya dapat menggunakan pelarut-pelarut

yang mempunyai variasi kepolaran yang rendah seperti, etanol, etil asetat, metanol, air, dan

heksana.

Pada praktikum ini, heksana digunakan sebagai pelarut. Heksana merupakan cairan

yang tidak berwarna pada suhu kamar dengan titik didih antara 50 dan 70 °C dan berbau

sepeti bensin. Secara luas, heksana digunakan sebagai pelarut non-polar yang murah, relatif

aman, secara umum tidak reaktif, dan mudah diuapkan.

Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan senyawa kimia tertentu dari suatu bahan

alam dengan menggunakan pelarut tertentu. Ekstraksi bisa dilakukan dengan berbagai metode

yang sesuai dengan sifat dan tujuan ekstraksi. Pada proses ekstraksi, sampel yang digunakan

bisa dalam keadaan segar atau yang telah dikeringkan, tergantung pada sifat tumbuhan dan

senyawa yang akan diisolasi. Senyawa utama dalam suatu bahan alam dapat diekstraksi

dengan pelarut yang sesuai.

Metode ekstraksi maserasi merupakan suatu proses ekstraksi simplisia yang

menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada suhu kamar.

Sedangkan metode ekstraksi sokletasi ialah ekstraksi yang mengunakan pelarut yang

umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah

pelarut yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Metode ekstraksi maserasi dan

sokletasi memiliki banyak keuntungan dibandingkan dengan metode ekstraksi lainnya.

Keuntungan utama metode ekstraksi maserasi yaitu, (1) prosedur dan peralatan yang

digunakan sederhana; dan (2) tidak memerlukan proses pemanasan sehingga bahan alam

tidak terurai. Metode ekstraksi sokletasi merupakan metode esktraksi yang dapat

menghasilkan esktrak yang banyak dengan jumlah pelarut yang digunakan lebih sedikit

(efisiensi bahan), waktu yang diperlukan lebih sedikit, dan senyawa yang diinginkan dapat

terekstraksi secara sempurna karena dilakukan berulang-ulang.

Berdasarkan kajian pustaka, maka diajukan hipotesis yaitu jumlah rendemen etil p-

metoksi sinamat yang dihasilkan dari rimpang kencur dengan metode ekstraksi sokletasi lebih

banyak daripada metode ekstraksi maserasi.

Page 6: Praktikum Bahan Alam Isolasi EPMS

METODE

Percobaan ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Pendidikan Kimia,

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.

Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan adalah seperangkat ekstraksi soklet, statif dan klem, hot

mantle, labu dasar bulat, batu didih, aluminium foil, blender, neraca analitik, spatula, gelas

ukur. Bahan-bahan yang digunakan adalah kencur kering, n-heksana, Natrium Sulfat anhidrat

dan kertas saring.

Prosedur Kerja

Persiapan sampel

Sebelum melakukan proses ekstraksi, tahap pertama yang dilakukan adalah tahap

persiapan sampel. Pada tahap persiapan sampel hal yang dilakukan adalah mengiris tipis 3 kg

kencur yang telah dibeli di pasar kemudian mengeringkannya tanpa matahari selama satu

minggu. Setelah proses pengeringan, kencur kemudian dihaluskan menggunakan blender dan

selanjutnya ditimbang. Berikut ini skema tahap persiapan sampel.

Ekstraksi sokletasi

Setelah tahap persiapan sampel, selanjutnya adalah tahap

ekstraksi. Ekstraksi yang pertama dilakukan adalah ekstraksi

sokletasi. Untuk melakukan ekstraksi sokletasi hal pertama yang

dilakukan adalah merangkai alat sokletasi. Selanjutnya memasukkan

250 mL n-heksana dan tiga butir batu didih kedalam labu dasar

bulat kemudian membungkus 50 gram kencur kering yang telah

dihaluskan dengan kertas saring dan memasukkannya ke dalam

ruang ekstraktor soklet (Gambar 3.).

Setelah semuanya dirangkai sedemikian rupa, selanjutnya keran air dihidupkan agar

air terus mengalir dan disaat bersamaan hot mantle juga dihidupkan untuk memanaskan labu

Gambar 2. Skema tahap persiapan sampel

Gambar 3.Ekstraksi Sokletasi

Page 7: Praktikum Bahan Alam Isolasi EPMS

dasar bulat. Siklus yang terjadi diamati selama 5 jam dan mencatat jumlah siklus yang terjadi.

Setelah siklus selesai selama 5 jam, alat soklet didiamkan hingga dingin kemudian sampel

sisa disimpan dalam wadah, dan pelarut disimpan dalam Erlenmeyer untuk selanjutnya

didestilasi.

Ekstraksi maserasi

Setelah melakukan ekstraksi sokletasi, langkah selanjutnya

adalah ekstraksi maserasi. Tahap pertama yang dilakukan pada

ekstraksi maserasi adalah memasukkan magnetic stirrer dan 50

gram kencur kering yang telah dihaluskan ke dalam botol kaca.

Selanjutnya sebanyak 205 mL n-heksana juga dimasukkan ke dalam

botol kaca. Setelah itu campuran diaduk dengan menghidupkan

pengaduk pada heater selama 5 jam (Gambar 4.). Setelah 5 jam,

pengaduk dimatikan, kemudian campuran disaring. Sampel sisa disimpan dalam wadah dan

pelarut disimpan dalam Erlenmeyer untuk selanjutnya didestilasi.

Destilasi

Langkah selanjutnya adalah destilasi. Destilasi dilakukan untuk pelarut hasil ekstraksi

sokletasi dan pelarut hasil ekstraksi maserasi dengan prosedur kerja yang sama. Hal pertama

yang dilakukan adalah merangkai alat destilasi kemudian memasukkan pelarut hasil sokletasi

atau pelarut hasil maserasi ke dalam labu dasar bulat. Setelah semuanya siap, keran air

dihidupkan agar air pada pendingin liebdig mengalir, di saat bersamaan heater juga

dihidupkan dan mengatur suhu cairan antara 500-700 C. Pemanas dimatikan bila cairan pada

labu dasar bulat tersisa kurang lebih 10 mL. Cairan tersebut disimpan pada gelas kimia

kemudian ditutup dengan aluminium foil yang telah dilubangi kecil-kecil pada bagian

atasnya.

Kristalisasi

Pada tahap kristalisasi, gelas kimia yang berisi cairan hasil destilasi pelarut hasil

ekstraksi sokletasi dan pelarut hasil ekstraksi maserasi ditutup dengan aluminium foil yang

telah dilubangi bagian atasnya. Cairan tersebut didiamkan pada suhu kamar hingga terbentuk

kristal-kristal EPMS.

Perhitungan Kristal hasil Kristalisasi

Pada tahap ini, kristal dan minyak hasil rekristalisasi hasil sokletasi dan maserasi

ditimbang massanya.

Gambar 4.Ekstraksi Maserasi

Page 8: Praktikum Bahan Alam Isolasi EPMS

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil ekstraksi yang dilaksanakan di Laboratorium Kimia Organik

Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, pada tanggal 10 – 30

September 2015 mulai pukul 10.00-18.00 WITA, rendemen senyawa etil p-metoksi sinamat

yang dihasilkan dari rimpang kencur dengan menggunakan metode ekstraksi maserasi dan

ekstraksi sokletasi berbeda. Sebanyak 50 gram serbuk rimpang kencur kering udara

diekstraksi dengan kedua metode tersebut selama 5 jam memberikan hasil sebagai berikut.

Tabel 1. Data kristal metode ekstraksi sokletasi dan maserasi

Metode KencurKristal

EPMS

Minyak % Rendemen

kristal EPMS

Maserasi 50 gram 1,3268 gram 1,147 gram 2,65%

Sokletasi 50 gram 1,689 gram 1,503 gram 3,378%

Dari hasil pengamatan menunjukan pada ekstraksi sokletasi, kondensasi pertama dari

pelarut terjadi pada kolom pertama pada kondensor yang mana terjadi pada menit ke-7

setelah pemanas dihidupkan. Siklus pertama pada ekstrraksi sokletasi terjadi 13 menit setelah

kondensasi. Siklus kedua terjadi setelah 5 menit, siklus ketiga terjadi setelah 5 menit siklus

selanjutnya konstan terjadi dalam selang waktu 5 menit. Setelah 5 jam ekstraksi, sebanyak 57

siklus terjadi pada ekstraksi sokletasi yang menyebabkan serbuk rimpang kencur mengalami

57 kali perendaman. Hasil siklus pertama menyebabkan warna pelarut menjadi kuning yang

mengindikasikan terekstraknya senyawa etil p-metoksi sinamat dari rimpang kencur.

Selanjutnya ditambahkan 50 mL n-hexana pada hasil ekstraksi sokletasi tersebut. Setelah

proses sokletasi, kemungkinan masih ada air yang terkandung dalam hasil ekstraksi. Oleh

karena itu diperlukan penambahan zat anhydrous (natrium sulfat). Setelah itu hasil ekstraksi

didiamkan selama 1 minggu untuk selanjutnya didestilasi.

Metode maserasi menghasilkan ekstrak yang berwarna kuning pucat. Warna kuning

pucat mengindikasikan adanya ekstrak senyawa etil p-metoksi sinamat dari rimpang kencur.

Selanjutnya ditambahkan 100 mL n-hexana pada hasil ekstraksi maserasi tersebut. Setelah

proses maserasi, kemungkinan masih ada air yang terkandung dalam hasil ekstraksi. Oleh

karena itu diperlukan penambahan zat anhydrous (natrium sulfat). Selanjutnya pelarut yang

dihasilkan disimpan selama seminggu untuk selanjutnya didestilasi.

Proses destilasi dilakukan pada kedua pelarut hasil ekstraksi sokletasi dan maserasi.

Perlu diketahui bahwa titik didih dari n-hexana adalah 590C, jadi suhu harus dijaga antara 50-

700C. Pada destilasi pelarut hasil sokletasi, destilat pertama yang merupakan n-hexana

diperoleh pada suhu 540C. Destilasi dihentikan saat pelarut yang tersisa kira-kira ±10 mL.

Page 9: Praktikum Bahan Alam Isolasi EPMS

Gambar 6. Kristal EPMS yang terbentuk dari

minyak atsiri hasil maserasi

Cairan sisa yang berwarna coklat kemerahan merupakan minyak atsiri dari kencur yang

masih terdapat sedikit pelarut n-hexana, jadi cairan sisa ini disimpan dengan aluminium foil

yang dilubangi kecil-kecil diatasnya agar pelarut hexana dapat menguap.

Pada destilasi pelarut hasil maserasi, pelarut tersebut mulai mendidih pada suhu 510C

dan destilat (n-hexana) pertama menetes pada suhu 540C. Cairan sisa berwarna kuning

kecoklatan yang diperoleh kira-kira ±10 mL. Cairan sisa ini diperlakukan sama seperti cairan

sisa hasil destilasi pelarut sokletasi.

Langkah selanjutnya adalah kristalisasi dari EPMS yang terdapat dalam minyak atsiri

kencur. Setelah didiamkan selama dua minggu, terbentuk kristal yang berwarna kekuningan

pada cairan sisa hasil destilasi pelarut sokletasi dan maserasi. Kemudian Kristal yang

dihasilkan dicuci dengan n-hexana kemudian dikeringkan. Kristal EPMS yang terbentuk dari

minyak atsiri hasil ekstraksi sokletasi dan ekstraksi maserasi yang telah direkristalisasi dapat

dilihat pada gambar 5 dan 6 berikut.

Gambar 7. Minyak EPMS hasil sokletasi Gambar 8. Minyak EPMS hasil sokletasi

Gambar 5. Kristal EPMS yang terbentuk

dari minyak atsiri hasil sokletasi

Page 10: Praktikum Bahan Alam Isolasi EPMS

Berdasarkan massa kristal EPMS hasil ekstraksi maserasi dan sokletasi diatas, maka dapat

dihitung rendemen kristal EPMS dari hasil maserasi dan sokletasi sebagai berikut.

Rendemen kristal EPMS hasil ekstraksi sokletasi:

Rendemen kristal EPMS sokletasi=massa kristal EPMSmassa kencur

× 100 %

Rendemen kristal EPMS sokletasi=1,689 gram50 gram

×100 %

Rend emenkristal EPMS sokletasi=3,378 %

Rendemen kristal EPMS hasil ekstraksi maserasi:

Rendemen kristal EPMS maserasi=massa kristal EPMSmassa kencur

×100 %

Rendemen kristal EPMS maserasi=1,3268 gram50 gram

× 100 %

Rendemen kristal EPMS maserasi=2,65%

Uji t-testSelanjutnya untuk menguji hipotesis digunakan uji statistika yaitu t-test

(uji satu arah pihak kanan). Adapun data yang digunakan untuk uji t-test

merupakan hasil yang diperoleh dari 4 percobaan dengan data yang ditunjukkan

pada Tabel 2. sebagai berikut.

Tabel 2. Data kristal hasil metode ekstraksi sokletasi dan maserasi dari empat percobaan

Percobaan

Kristal EPMS Sokletasi Kristal EPMS Maserasi

1 1,689 gram 1,3268 gram

2 1,98 gram 1,01 gram

3 1,2092 gram 1,1119 gram

4 1,1156 gram 1,1342 gram

Mean 1,498 1,146

Σ(x – x )20,498 0,052

I. Merumuskan hipotesisHipotesis awal dan hipotesis alternative adalah sebagai berikut:H0 : Jumlah kristal EPMS yang dihasilkan dengan metode ekstraksi sokletasi

sama dengan jumlah kristal EPMS yang dihasilkan dengan metode ekstraksi maserasi.

Page 11: Praktikum Bahan Alam Isolasi EPMS

Ha : Jumlah kristal EPMS yang dihasilkan dengan metode ekstraksi sokletasi lebih banyak dibandingkan dengan jumlah kristal EPMS yang dihasilkan dengan metode ekstraksi maserasi.

II. Menentukan standard deviasi (s)Standar deviasi sampel EPMS dari kencur melalui metode sokletasi.

s = √Σ(x−x)2

n−1

s1 = √ 0,4984−1

s1 = √0,166s1 = 0.407Standar deviasi sampel EPMS dari kencur melalui metode maserasi.

s = √Σ(x−x)2

n−1

s2 = √ 0,0524−1

s2 = √0,017 3s2 = 0.132

t =

x1−x2

√ s12

n1

+s2

2

n2

t = 1 ,498−1,146

√ 0,4072

4+ 0,1322

4

t = 0,352

√0 ,041+0,004

t = 0 , 3520,2121

t = 1,660

Nilai t pada tabel untuk taraf signifikan 0.05 dengan jumlah data 4 adalah 2,776 sedangkan nilai t hitung dengan taraf signifikan 0.05 dengan jumlah data 4 adalah 1,660. Berdasarkan hasil tersebut, maka t tabel > t hitung, sehingga H0

ditolak dan Ha diterima.

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa jumlah kristal EPMS yang

dihasilkan dengan metode ekstraksi sokletasi lebih banyak dibandingkan jumlah kristal

Page 12: Praktikum Bahan Alam Isolasi EPMS

EPMS yang dihasilkan dengan metode ekstraksi maserasi. Jumlah rendemen EPMS yang

dihasilkan dengan metode sokletasi sebanyak 3,378 % dan maserasi sebanyak 2,65%.

DAFTAR PUSTAKA

[1]Putra, A. D. Isolasi Etil p-metoksisinamat dari Kencur (Kaemferia galangan L.) dan Sintesis Asam p-metoksisinamat: Sintesis Turunannya dan Penentapan Struktur. Jurnal pada http://www.scribd.com/doc/22303 8995/Laporan-Isolasi-Etil-pmetoksisinamat-dari-Kencur#scribd ( diunduh pada 18 September 2015).

[2]Rostiana, O. dan Dedi Soleh Effendi. 2007. Teknologi Unggulan Kencur: Perbenihan dan Budidaya Pendukung Varietas Unggul. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan.

[3]Nugraha, S. A., Kusoro Siadi, dan Sudarmin. 2012. Uji Antimikroba Etil p-Metoksi sinamat dari Rimpang Kencur terhadap Bacillus Subtiles. Indonesian Journal of Chemical Science, volume 1, issue 2.

[4]Hidajati, N. & Suryanto. 2008. Sintesis Senyawa Tabir Matahari n-oktil para-metoksi sinamat Menggunakan Material awal etil para-metoksi sinamat Hasil Isolasi dari Rimpang Kencur (Kaemferia galangal L.). Jurnal ILMU DASAR, vol 9 No 1, Januari 2008: 22-27.

[5]Selyn. 2015. Ekstraksi Padat Cair. [Online]. Tersedia: https://www.scribd.com /doc/282007565/f- 41323-Ekstraksi-Padat-Cair. (25 Septermber 2015).

[6]Wiratma, I. G. L. dkk. 2003. Buku Ajar: Dasar-Dasar Pemisahan Analitik. Singaraja: Undiksha press.

[7]Istoqomah. 2013. Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi dan Sokletasi terhadap Kadar Hiperin Buah Cabe Jawa (Piperis rectofractifructus).Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.