praktikum
DESCRIPTION
modulTRANSCRIPT
!,
MODUL PRAKTIIOM LANJUT
INSTRT]MENTA SI.AKUS TIK
Pengukuran Tingkat Tekanan Bunyi (SPL) dan
Waktu Dengung di Suatu Ruangan
@tuOleh:
Susilo Indrawati
JTJRUSAnI FISIKA
FAK{ILTAS MATEMATIKA DAI\I ILMU PENGETAHUAI\I ALAMINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUII NOPEMBER
SI,RABAYA
2014
Pengukuran Tingkat Tekanan Bunyi (SPL) dan \ilaktu Dengung
di Suatu Ruangan
1, Tujuan
Mengevaluasi suatu ruangan apakah telah sesuai dengan fungsi ruang dengan
melakukan pengukuran tingkat tekanan bunyi dan waktu dengung.
2. Waktu yang diperlukan
Waktu yang diperlukan dalam melakukan praktikum I % jam
3. Teori Singkat
3.1 Bunyi langsung
Bunyi merupakan sensasi yang diterima oleh alat pendengar yang merupakan
gelombang yang merambat pada suatu medium. Didalam penjalarannya bunyi akan
mengalami pemantulan, penyerapan, pembelokan dan penerusan (transmisi) tergantung
dimana bunyi itu merambat.
Bunyi merupakan besaran fisis yang terjadi karena adanya perbedaan tekanan
dari sumber bunyi sampai pada pendengar. Keras lemahnya bunyi dapat ditentukan
dengan besaran mengetahui tekanan bunyi dengan satuan N/ m atau Pascal. Bunyi
yangdapat didengar adalah bunyi dengan frekuensi yang berada dalam selang 2AHz-20 kLlz, sedangkan untuk bunyi ber&ekuensi 1000 rlz tekanannya haruslah berada
dalam selang 20 pPa sampai sekitar 100 Pa. Di luar itu pada umumnya bunyi tak akan
dapat didengar, entah karena tekanannya terlampau kecil sehingga tidak dapat
berinteraksi dengan organ pendengaran, atau karena tekanannya terlampau besar
sehingga menimbulkan rasa sakit. (Prasetio, 2003: 5)
Karena selang yang sangat lebar tersebut dan juga karena respons telinga
terhadap rangsangan tekanan yang tidak linier, maka digunakan skala logaritmis yaitu
Tingkat Tekanan Bunyi atau Sound Pressure Level (SPL). Besaran ini adalah besaran
yang tidak mempunyai dimensi dan dinyatakan dalam satuan Bel.
Seclra matematis tingkat tekanan bunyi dinyatakan sebagai
spL=ZoLoeL dBtP*
dengan p: tekanan bunyi (Pa)
pac: tekanan bunyi acuan 12.10' Pa1
3.2 Interaksi Gelombang pada permuhaan
Ada bermacam-macam perilaku bunyi dalam ruang tergantung pada
karakteristik permukaan ruang dan frekuensi bunyi yang merambat dalam
ruang. Bila gelombang bunyi mengenai suatu permukaan seperti dinding,
langit-langit atau lantai maka dapat terjadi beberapa peristiwa seperti absorpsi
(penyerapan), refleksi (pemantulan), difraksi, dan hamburan seperti terlihatpada Gambar 2.1
1. Bunyi datang
2. Bunyi diabsorbsi
3. Bunyi pantul
4. Bunyi hamburan
Gambar 3.1 Perilaku bunyi yang berinteraksi dengan permukaan
3.3 Distribusi Bunyi Dalam Ruang
Bunyi yang sampai pada pendengar di dalam ruang terdiri dari bunyi langsung
dan bunyi tidak langsung, yaitu bunyi pantulan atau disebut juga bunyi reverberant.
Dalam hal ini faktor ruangan dalam hal ini dimensi dan komposisi bahan yang ada
dalam ruangan akan berperan. Salah satunya adalah absorbsi bahan dalam ruang.
Untuk merumuskan absorbsi ruang secara keseluruhan, maka digunakan konstanta
ruangR':
R'= Sq-(t -a)
dengan,S: jumlah luas permukaan ruang (m')
a : koefisien absorbsi rata-rata permukaan ruang. Besamya SPL di suatu titik(dapat dilihat pada literatur)
3.4 Waktu Dengang
secara akustik dikenal dua ruang yaitu ruang hidup dan ruang mati. Hidupmatinya ruang tergantung pada banyak atau sedikitnya bahan penyerap yang ada dalam
ruang.Ruang dengan banyak bahan penyerap akan mer{adi ruang mati, sementarabila
hanya ada sedikit bahan penyerap dalam nmng, maka ruang akan menjadi ruang hidup.
llkuran hidup atau matinya ruang selar{utnya dinyatakan oleh besaran waktu dengung.
Waktu dengung merupakan waktu yang dibutuhkan bunyi untuk meluruh sebanyak 60
dB sejak bunyi dimatikan. Gambar 2.2 akanmemperjelas pengertian waktu densuns.
100
80
a' 60Id10o
20
0
WhKu (sekon)
Gambar 3.2 Peluruhan bunyi yang dikaitkan dengan
pengertian waktu dengung
Menurut Sabine hubungan matematis antara waktu dengung, volume ruang
dan penyerapan bunyi adalah sebagai berikut:
dengan, I
V
_ 0,l6lyA+mY
waktu dengung, (sekan)
volume ruang, (m3)
A = penyerapan ruang total, (sabine)
m : koefisien penyerapan udara, (sabin/m3)
Bila volume ruangan yang digunakan tidak terlalu besar (kurang dari 1000 a3)
maka rumus Sabine menjadi:
T _0,161YA
Penyerapan ruang total (A) diperoleh dengan mengalikan luas permukaan ,S dengan
koefisien penyerapannya d , dan menjumlahkan perkalian-perkalian ini. Secara
matematik dapat dituliskan:
A = Sra, + Srar+,Sra, +... + Sra,
dengan ,S,..s, : luas masing-masing permukaan, (m)
dr,. a o: koefisien penyerapan masing-masing permukaan.
Waktu dengung ruang harus diatur sesuai dengan fungsi ruang yang bersangkutan.
Berikut ini disajikan tabel yang memuat volume per orang untuk ruang dengan
berbagai fungsi. (Prasetio, 200i: 88), lihat tabel 2.1.
Tabel3.1 Volume 1m) per orang untuk berbagai jenis ruang
(Sumber : hup : l7eww. lwmt.Ie i.tul{e. s k)
c{ o.60t I 15, t5 al 50 .{, 60 0a loo E0 ?toraclgnrr rv.ns trfutoo,
(Sumber: Prqsetio, 200j: 82) Gembar 33 Waktu dengung optimum ruang dengan fungsi untuk keadaan
dihuni penuh pada frekuensi 500 Hz - 1000 Hz
typeof IAuditarium I fiinimutn Oplimurr lfaxinrurn
Inoonts
forspeecfr I
,, 3' 4.3
ConceriHalls I
u, 78 fo8
tlpera Flouses I "o
57 7.4
Caffiolrb Churchas I ",
8.5 12_O
Otfier Cfiurcfies 5.' 7.2 9_'
Mtdffpurpcse Hafls 5.' 7.1 8_5
Cinenras 2.8 35 5.6
ZS
r.t
2.2
Ceo0t,,ar-, lG65,rs6,..Ttlo
l)
{ r.t,
o.$
0.1I
o.e i
ol
ilJfJ,riiilfifj
Fii"i*u*
4. PercobaanPengukuran
4.l Peralatan
. Sound Level Meter Rion tipe NL-20
Merupakan alat ukur untuk mengukur besamya ^9PI.. Sound Source : Perangkat lunak YMEC(yosimasa electronic)
Merupakan sumber bunyi dengan berbagai pilihan bunyi
. Mikropon
. Amplifier (Alat untuk penguat sumber bunyi).
. Loudspeaker
' PC (computer)
4.2 Cara Kerja
a) Pengukuran Tingkat tekanan bunyi
dilakukan untuk mengetahui pola distribusi bunyi di dalam ruangan. Berikut
langkahlangkah pengukuran:
. I]kur background noise.
Nyalakan sumber bunyi dengan SPL > l0 dB diatas background noise.
Speaker di letakkan pada posisi tertentu yang diumpamakan sebagai sumber
bunyi (umpamakan speaker adalah sumber bunyi setinggi mulut orang berdiri
+ 150 cm)
Posisi pengukuran diusahakan tersebar merata di beberapa titik di dalam uang
minimal 8 titik (tanya asisten) yang mewakili audience.
Mikrofon di letakkan pada posisi tertentu yang diumpamakan setinggi telinga
ketika duduk (* 70 cm)
Lakukan pengamatan dengan kondisi lain (waktu ruangan kosong).
( yas i m a s a e I etl ro n it:)
Saund lavel Meter {SLM)&IO-\r ?ipa:\IL-14
Gambar 4.1 Skema kerja pengukuran SPL
I
I
b) Pengukuran Waktu dengung
untuk menentukan waktu dengung digunakan software YMEC
Realtime Analizer.
AmplifierLoudSpeakcr
Gambar 4.2 Skema kerja pengukuran waktu dengung
5. Tugas Pendahuluan
' Apa yang dimaksud dengan frekuensi dan tekanan bunyi, jelaskan korelasi
keduanya
. Jelaskan yang dimaksud dengan waktu dengung ruang
. Jelaskan yang menyebabkan suatu ruangan disebut bagus dan sesuai
fungsinya
6. Pertanyaan laporan
. Bagaimana distribusi bunyi dalam ruangan
. Plot distribusi SPL dalam ruangan
. Bagimana pengaruh tanpa dan dengan audien terhadap waktu dengung
Tabel data SPL dan waktu dengung
No titikukur
sPL (dBA) Waktu Dengung (Sekon)
250I1z; 500 !tu 1 kHz 2lfLlz 250 Hz 500 Hz I kHz 2l<I1zI
2
J
4
5
6
7
8
Daftar pustaka.
1. Bimo, Yohanes, 2007. Pembuatan Alat Pengthtr WaHu Dengung Ruangan.
Tugas Akhir Fisika-FMIPA ITS
2. Doelle, L. L, Lea Prasetyo, 1993, Akustik Lingkungan, Erlanggq Jakaxta.
3. Kurniawan, Sentot 2003,"Prediksi Distribusi Tekanan Bunyi (SPL) dalam
ruang GOR ITS Surabaya dengan perangkat lunak Akustik EASE 2,A3",
Tugas Akhir Sl Fisika ITS
4. Prasetio, Lea Dra.,M.Sc.,2003. Ala$tik. Diktat Fisika-FMIPA Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
5. Smith, B. J., Peters R. J., Owen, Stephanie, 1995. Acoustics and Noise
Control. Second Edition: North-East Surrey College of Technology
(NESCOT)