praktik penyaluran modal dari rentenir ke …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/1104/1/skripsi dita...
TRANSCRIPT
i
PRAKTIK PENYALURAN MODAL
DARI RENTENIR KE PEDAGANG DI PASAR BESAR
PALANGKARAYA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Sebagai Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
DITA AULIA
1202120201
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKARAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
JURUSAN EKONOMI ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
TAHUN 1439 H / 2017 M
ii
iii
iv
v
PRAKTIK PENYALURAN MODAL DARI RENTENIR KE PEDAGANG
DI PASAR BESAR PALANGKA RAYA
ABSTRAK
Oleh : Dita Aulia
Penelitian ini dilatar belakangi atas apa yang terjadi di Pasar Besar kota
Palangka Raya, dimana di lokasi tersebut masih terjadi transaksi bisnis yang
dilarang dalam syariat khususnya dilakukan para rentenir yang memberikan
pinjaman modal kepada para pedagang di Pasar Besar. Rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah (1)Bagaimana praktik penyaluran modal dari rentenir ke
pedagang yang ada di Pasar Besar Palangka Raya? (2)Bagaimana pandangan
pedagang terhadap praktik penyaluran modal di Pasar Besar Palangka Raya?
(3)Mengapa pedagang tertarik dengan peminjaman modal dari rentenir yang ada
di Pasar Besar Palangka Raya?.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Subjek dalam
penelitian ini berfokus pada para pedagang yang meminjam modal pada rentenir,
objek dari penelitian ini adalah praktik penyaluran modal yang berhubungan
dengan masalah pelaksanaan kegiatan penyaluran modal, pandangan pedagang
yang menjadi peminjam modal, dan alasan pedagang tertarik meminjam modal
pada rentenir. Teknik pengumpulan data peneliti menggunakan metode observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data peneliti
menggunakan teknik analisis yang dikembangkan oleh Burhan Bungin.
Berdasarkan hasil penelitian menyatakan: 1) praktik penyaluran modal di
pasar besar Palangka Raya biasanya para rentenir ada yang datang langsung
menawarkan pinjaman dan ada juga yang mendatangi rentenir dengan cara
komunikasi langsung atau melalui media handphone. Rata-rata para rentenir
mengambil keuntungan 10-20% dari pinjaman modal awal. Praktik penyaluran
modal yang dijelaskan di atas tidak sesuai dengan apa yang diajarkan dalam
syariat Islam karena tidak diperbolehkan meminjamkan harta kepada orang lain
dengan mengharap imbalan. 2) pandangan para pedagang terhadap praktik
penyaluran modal dari rentenir sangat membantu untuk mengembangkan usaha
mereka dengan tidak perlu memenuhi persyaratan peminjaman dan tidak repot
mengembalikan pinjaman dari rentenir yang melakukan penagihan keliling,
namun disisi lain juga merasa dirugikan dengan alasan seperti tidak dapat melihat
pencatatan angsuran dan sanksi sosial yang pedagang rasakan apabila tidak dapat
melunasi pinjaman dalam tempo waktu yang sudah disepakati. 3) alasan pedagang
meminjam pada rentenir karena kesibukan dan merasa repot dengan persyaratan
pinjam meminjam di lembaga keuangan yang menjadikan para pedagang lebih
memilih rentenir. Serta masalah terhimpit dana dan terburu-buru ingin
mendapatkan modal secara instan.
Kata kunci : Penyaluran, Modal, Rentenir dan Pedagang
vi
CAPITAL DISTRIBUTION PRACTICE OF RENTENIR TO TRADERS IN
THE MARKET
BIG Palangkaraya
ABSTRACT
By: Dita Aulia
The background of this research for what happened in the Great Market
town of Palangkaraya, where in these locations are still going on business
transactions that are prohibited in Shari'ah especially do the rentenir who provide
capital loans to traders at Pasar Besar. The problems of this study were (1) How
does the practice of capital distribution of rentenir to traders in Pasar Besar
Palangka Raya? (2) What does the merchant to the capital distribution practices
in the Great Market Palangka Raya? (3) Why traders interested in borrowing
capital from rentenir in Pasar Besar Palangka Raya?.
This type of research is descriptive qualitative research. Subjects in this
study focuses on traders who borrow capital at rentenir, the object of this study is
the practice of capital distribution related to the problem implementation of
capital distribution, the views traders who are borrowers of capital, and the
reason for traders interested in rentenir borrowed capital. Data collection
techniques researchers used the method of observation, interviews, and
documentation. While the data analysis technique the researchers used the
analytical techniques developed by Burhan Bungin.
Based on the results of the study states: 1) the practice of capital
distribution in major markets Palangka Raya usually the rentenir nothing comes
directly offers loans and some that come rentenir by means of direct
communication or through mobile media. The average of the rentenir take
advantage of 10-20% of the initial capital loan. Practice capital distribution
described above is not in accordance with what is taught in Islamic law because it
is not allowed to lend their assets to others in return. 2) the views of the traders
on the practice of capital distribution of rentenir help to develop their businesses
do not need to meet the requirements of the loan and do not bother to return the
loan of rentenir who calculated the circumference, but on the other hand also feel
aggrieved by such reason can not see the recording of installments and social
sanctions that traders feel when they can not repay the loan within the agreed
time. 3) The reason traders borrow in rentenir because of the rush and feel
bothered by the terms of lending and borrowing in the financial institution that
makes traders prefer rentenir. And the issue of funding and squeezed in a hurry to
get instant capital.
Keywords: Distribution, Modal, Rentenir and Traders
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah peneliti haturkan kepada Allah SWT, bahwa
atas rida dan inayah-Nya jualah peneliti dapat menyusun dan menyelesaikan
skripsi ini dengan baik dan lancar. Shalawat serta salam selalu senantiasa
terlimpahkan kepada baginda Rasulullah SAW, seluruh keluarga, kerabat,
sahabat, pengikut hingga ummat beliau sampai akhir zaman, amiin.
Skripsi ini berjudul: PRAKTIK PENYALURAN MODAL DARI
RENTENIR KE PEDAGANG DI PASAR BESAR PALANGKARAYA. Skripsi
ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana
Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Palangka Raya. Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan, meskipun peneliti telah berusaha semaksimal
mungkin untuk mencapai hasil yang terbaik. Oleh karena itu, peneliti
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna peningkatan dan
perbaikan-perbaikan di masa yang akan datang. Dalam penulisan skripsi ini
peneliti banyak mendapatkan bimbingan dan saran-saran dari berbagai pihak
sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu peneliti
menyampaikan banyak terima kasih kepada:
1. Dr. Ibnu Elmi As Pelu, SH, MH, selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Palangka Raya. Terima kasih peneliti haturkan atas segala sarana dan
prasarana yang disediakan untuk kami selama kuliah di IAIN Palangka Raya.
viii
Semoga beliau selalu diberikan kesehatan dalam memimpin IAIN Palangka
Raya agar semakin maju dan terus maju.
2. Dra. H. Rahmaniar, MSI, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Palangka Raya, Pembimbing II sekaligus Dosen Pembimbing
Akademik. Terima kasih peneliti haturkan kepada beliau atas semua
bimbingan, arahan, saran, motivasi, kesabaran dan segala pelayanan yang
diberikan kepada kami di bawah naungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam. Semoga dengan adanya gedung perkuliahan yang baru, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam semakin maju dan diminati para pegiat ilmu-ilmu
Ekonomi Islam.
3. Dr. Jirhanuddin, M.AG, selaku Pembimbing I. Terima kasih peneliti haturkan
atas segala bimbingan, arahan, nasehat dan motivasi. Semoga beliau beserta
keluarga besar selalu diberi kesehatan dan kemudahan dalam menjalani
kehidupan. Amiin.
4. Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Palangka Raya seluruhnya,
yang mana telah mendidik, membimbing, mengajarkan dan mengamalkan
ilmu-ilmunya kepada peneliti. Semoga Allah SWT, melipat gandakan amal
kebaikan beliau semua. Amiin.
5. Semua teman-teman mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, dan
khususnya mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah angkatan 2012 yang telah
membantu, menyemangati, menghargai, memberikan arahan dan saran
kepada peneliti.
ix
6. Semua pihak yang berpartisipasi dan membantu peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT, melimpahkan anugerah
rahman, rahim dan ridho-Nya, serta cahaya surga-Nya, pada kita semua
sebagai ummat Rasulullah SAW, sehingga kita memiliki hati bersih, lapang
dan dipenuhi oleh aura cinta-kasih-Nya. Amiin. Akhirnya hanya kepada Allah
peneliti berserah diri. Semoga apa yang tertulis dalam skripsi ini bisa
bermanfaat khususnya bagi peneliti dan para pembaca pada umumnya. Amiin
Palangkaraya, 10 November 2017
Peneliti,
Dita Aulia
x
xi
MOTTO
...
Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah
amat berat siksa-Nya. (QS. Al-Maa-idah[5]2)
Departemen Agama, Al-Quran dan Terjemah, Bandung: CV.Putra Abadi, 2003,
h. 156.
xii
Skripsi ini aku persembahkan kepada:
Ayah dan Ibuku tercinta, yang selalu mengampuni kesalahanku,
menyayangiku, mendidikku dengan seluruh kemampuan beliau,
mengajarkanku arti penting kerja keras tanpa pamrih berjuang menghidupi dan
menyekolahkan kami, yang selalu mendoakan untuk kesuksesan dunia akhirat
semua anak-anaknya serta doa restunya kepada kami.
Kakek, nenek dan Ua(kakak dari ibu) yang tersayang, yang sudah merawat
Dita sejak kecil, terimakasih sudah mendidik saya dengan penuh kasih sayang
tanpa pamrih yang sudah mengorbankan segalanya harta, kasih sayang dan
seluruh tenaga. Serta mendoa restunya
Kakakku Ilham Khalid dan adikku Nurul Azrina yang tersayang, serta adik
sepupuku Naura Renita Goey terima kasih untuk semangat, doa serta kasih
sayang yang kalian berikan.
Sahabat-sahabat terbaikku Ida Royani, Ismy Hariyati, Deppi Andrianie,
Wahidah Indratmi dan Nurur Rizkia yang selalu memberi semangat meskipun
banyak hal suka maupun duka yang kita lewati bersama.
Teman-teman Grup Tidak Jelas yang rasanya sudah seperti keluarga Hidayati,
Noor Azizah, Dwi Meilani, Aldi Pratama, Ammy, Naila Rahmawati, Septa
Rahmat, Ka ozan, Ka Eka, Nana Tauran Siddik, Khairil Anwar.
Keluarga besar INSTANUSANTARA Palangka Raya yang selalu memberikan
energy positif serta semangatnya khususnya saudari saya Rini Andriani dan
Ilham.
Keluarga besar LSBM (Lembaga Seni dan Budaya Mahasiswa) IAIN Palangka
Raya yang rasanya sudah seperti keluarga sendiri yang selalu mendukung saya
dalam segala hal.
xiii
Serta teman-teman seperjuangan Ekonomi Syariah angkatan tahun 2012
terkhusus Hidayati dan Noor Azizah, Syarifah Khairunnisa serta suami yang
sudah seperti saudara sejak awal masuk dibangku kuliah.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
PERSETUJUAN SKRIPSI ....................................................................... ii
NOTA DINAS ............................................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................. v
ABSTRACT ............................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................... vii
PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................................... x
MOTTO ..................................................................................................... xi
PERSEMBAHAN ...................................................................................... xii
DAFTAR ISI .............................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ......................................................... xvi
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian...................................................................... 5
D. Kegunaan Penelitian ................................................................. 6
E. Sistematika Penelitian .............................................................. 6
BAB II PEMBAHASAN
A. Penelitian Terdahulu ................................................................ 8
B. Kerangka Teori ......................................................................... 12
1. Pengertian Praktik ............................................................ 12
2. Pengertian Penyaluran/Distribusi ..................................... 12
3. Modal ................................................................................ 16
a. Pengertian Modal ....................................................... 16
b. Macam-macam Modal ............................................... 19
4. Bentuk-bentuk Penyaluran Modal..................................... 23
a. Penyaluran Modal Bank Konvensional...................... 23
b. Penyaluran Modal Bank Syariah .............................. 25
xiv
c. Rentenir ...................................................................... 28
5. Pasar .................................................................................. 30
6. Ekonomi Islam .................................................................. 34
7. Qarh (Utang Piutang) ...................................................... 36
a. Pengertian Qarh ...................................................... 36
b. Rukun Qarh ............................................................. 37
c. Syarat-syarat Qarh .................................................. 38
d. Dasar Hukum Qarh ................................................. 39
e. Ketentuan Qarh ....................................................... 42
C. Kerangka Berpikir ................................................................... 43
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................... 46
B. Jenis dan Pendekatan Penelitian .............................................. 47
C. Subjek dan Obyek Penelitian .................................................. 48
1. Subjek Penelitian ....................................................... 48
2. Objek Penelitian ........................................................ 49
D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 49
E. Metode Pengabsahan Data ..................................................... 51
F. Teknik analisis data ................................................................. 52
BAB VI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................... 54
1. Letak Geografis Kota Palangka Raya .............................. 54
2. Gambaran Pasar Besar Kota Palangka Raya ..................... 56
B. Pemaparan Data ....................................................................... 58
1. Praktik Penyaluran Modal dari Rentenir ke Pedagang
di Pasar Besar ......................................................................... 58
2. Pandangan Pedagang Terhadap Praktik Penyaluran
Modal dari Rentenir di Pasar Besar ....................................... 72
3. Alasan Pedagang Tertarik dengan Peminjaman Modal
dari Rentenir yang ada di Pasar Besar .................................... 77
C. Anilisis Data ............................................................................ 82
1. Praktik Penyaluran Modal dari Rentenir ke Pedagang
di Pasar Besar ......................................................................... 82
2. Pandangan Pedagang Terhadap Praktik Penyaluran Modal
dari Rentenir di Pasar Besar ................................................... 85
3. Alasan Pedagang Tertarik dengan Peminjaman Modal
xv
dari Rentenir yang ada di Pasar Besar .................................... 87
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 89
B. Saran ........................................................................................ 91
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xvi
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
TABEL 1 PERBANDINGAN PENELITIAN TERDAHULU ......................... 11
TABEL 2 LUAS WILAYAH KOTA PALANGKA RAYA ............................. 55
TABEL 3 KECAMATAN DAN KELURAHAN, JUMLAH RW DAN RT
DI KECAMATAN PAHANDUT KOTA PALANGKA RAYA .... 55
GAMBAR 1 PETA PEMIKIRAN (MIND MAP) PENELITIAN ..................... 45
xvii
DAFTAR SINGKATAN
SWT : Subhanahu Wa Taala
SAW : Shallallahu alaihi Wa sallam
RA : Radiallahu Anha
QS : Quran Surah
UU : Undang-undang
H : Halaman
HR : Hadis Riwayat
IAIN : Institut Agama Islam Negri
Rp. : Rupiah
xviii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama Republik
Indonesia dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
158/1987 dan 0543/b/U/1987, tanggal 22 Januari 1988.
A. Konsonan Tunggal
Huruf
Arab
Nama Huruf Latin Keterangan
Alif Tidak
dilambangka
n
tidak dilambangkan
ba B be
ta T te
(sa es (dengan titik di atas
jim J je
(ha ha (dengan titik di bawah
kha Kh ka dan ha
dal D de
(zal zet (dengan titik di atas
ra R er
zai Z zet
xix
sin S es
syin Sy es dan ye
(sad es (dengan titik di bawah
(dad de (dengan titik di bawah
(ta te (dengan titik di bawah
(za zet (dengan titik di bawah
koma terbalik ain
gain G ge
fa F ef
qaf Q qi
kaf K ka
lam L el
mim L em
nun N en
wawu W em
ha H ha
hamzah apostrof
ya Y ye
B. Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis rangkap
ditulis mutaaqqidin
ditulis iddah
C. Ta Marbutah
1. Bila dimatikan ditulis h
xx
ditulis Hibbah
ditulis Jizyah
ketentuan ini tidak diperlukan terhadap kata-kata Arab yang sudah
terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti solat, zakat, dan sebagainya,
kecuali bila dikehendaki lafal aslinya.
Bila diikuti dengan kata sandang al serta bacaan kedua itu
terpisah, maka ditulis dengan h.
ditulis karmah al-auliy
2. Bila ta marbutah hidup atau dengan harkat, fathah, kasrah, atau dammah
ditulis t.
ditulis zaktul firi
D. Vokal Pendek
Fathah Ditulis a
Kasrah Ditulis i
Dammah Ditulis u
E. Vokal Panjang
Fathah + alif ditulis
xxi
ditulis jhiliyyah
Fathah + ya mati ditulis
ditulis yas
Kasrah + ya mati ditulis
ditulis karm
Dammah + wawu mati ditulis
ditulis furd
F. Vokal Rangkap
Fathah + ya mati ditulis ai
ditulis bainakum
Fathah + wawu mati ditulis au
ditulis qaulun
G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata dipisahkan dengan Apostrof
ditulis aantum
ditulis uiddat
ditulis lain syakartum
H. Kata sandang Alif+Lam
1. Bila diikuti huruf Qamariyyah
xxii
Ditulis al-Qurn
Ditulis al-Qiys
2. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf
Syamsiyyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf l (el)nya.
Ditulis as-Sam
Ditulis asy-Syams
I. Penulisan kata-kata dalam Rangkaian Kalimat
Ditulis menurut penulisannya
Ditulis awi al-fur
Ditulis ahl as-Sunnah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keinginan untuk mendapatkan jaminan ekonomi merupakan salah satu
fitrah manusia. Dalam sebuah masyarakat distribusi sumberdaya dan komoditas
diatur oleh pemerintah, yang menjalankan seluruh urusan masyarakat berdasarkan
pandangan hidup tertentu yang ditetapkan oleh para pemimpin. Pada situasi yang
dihadapi sekarang ini pandangan hidup yang dihadapi adalah kapitalisme. Sebagai
konsekuensinya, seluruh masyarakat diikat dan diatur oleh sistem yang berlaku.
Mau tidak mau masyarakat harus memenuhi seluruh kebutuhan ekonominya
sesuai kerangka sistem tersebut.1
Salah satu alat penjamin untuk mencapai sistem tersebut adalah
dibutuhkannya jembatan penghubung yang dapat membantu memecahkan
permasalahan ekonomi di masa sekarang. Yakni penyaluran, dalam hal transaksi
penyaluran adalah media penghubung agar dapat memudahkan percepatan sistem
pertumbuhan ekonomi di masyarakat.
Penyaluran disini dapat diartikan secara khusus adalah orang atau lembaga
yang memiliki harta lebih secara finansial dan mau menjadikan hartanya sebagai
alat pinjaman bagi masyarakat secara luas yang membutuhkan (modal) untuk
mengembangkan usaha mereka yang berifat pribadi atau kelembagaan.
1Jalal al-Ansasi (ed), mengenal Sistem Islam dari A sampai Z, terjemah: Abu Faiz,
Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2004, h.131.
1
2
Modal adalah alat produksi yang diproduksi atau dengan kata lain alat
produksi buatan manusia. Modal meliputi semua barang yang diproduksi tidak
untuk dikonsumsi, melainkan untuk produksi lebih lanjut. Mesin, peralatan, alat-
alat pengangkutan, proyek irigasi seperti kanal dan dam, persediaan bahan
mentah, uang tunai yang ditanamkan di perusahaan, dan sebagainya, semuanya itu
adalah contoh-contoh modal. Jadi, modal adalah kekayaan yang didapatkan oleh
manusia melalui tenaganya sendiri dan kemudian menggunakannya untuk
menghasilkan kekayaan lebih lanjut.2
Oleh karena itu, tidak dapat dihindari bahwa modal sangat diperlukan
untuk membangun sebuah usaha. Modal memainkan peranan penting dalam
produksi, karena produksi tanpa modal akan menjadi sulit dikerjakan. Jika orang
tidak menggunakan alat dan mesin dalam pertanian, melainkan menambang dan
melakukan pekerjaan manufaktur selalu meggunakan tangan mereka saja, maka
produktivitas akan menjadi amat rendah. Demikianlah manusia senantiasa
menggunakan peralatan dalam kerja produktif mereka.3
Modal menempati posisi penting dalam proses pembangunan ekonomi
maupun dalam penciptaan lapangan kerja. Selain meningkatkan produksi,
employment juga akan meningkat jika barang-barang modal seperti bangunan dan
mesin diproduksi dan jika kemudian digunakan untuk proses produksi lebih
lanjut.4
2Muhammad Sharif Chaudhry, Sistem Ekonomi Islam Prinsip Dasar, Jakarta: Kencana,
2014, h.201. 3Ibid.,h.202.
4Ibid.,h.203.
3
Pemberian modal sendiri ada beragam bentuk yaitu seperti penyaluran
modal konvensional, islami dan penyaluran bentuk lain. Pada umumnya
penyaluran modal konvensional dan islami sama memberikan pinjaman asal si
peminjam mampu memenuhi persyaratan-persyaratan yang sudah ditentukan
salah satunya seperti adanya penjamin dana, sehingga si peminjam dapat dilihat
kelayakannya apakah layak atau tidak diberikan pinjaman.
Penyaluran modal bentuk kenvensional lebih diidentikkan dengan biaya
atau bunga yang akan dikenakan sebagai imbalan dari uang modal. Sedangkan
penyaluran modal islami dengan berdasarkan penyertaan modal atau kerjasama
menggunakan prinsip bagi hasil, dalam perbankan syariah hal ini dapat dilakukan
dalam empat akad utama, yaitu Aqd Al-musyarakah, Aqd Al-muharabah, Aqd Al-
muaraah dan Aqd Al-musaqah.
Penyaluran modal dalam bentuk lain yaitu seperti yang sering kita
temukan pada masyarakat umum penawaran-penawaran peminjaman uang dari
masyarakat ke masyarakat, atau yang sering kita kenal dengan istilah rentenir.
Akan tetapi bahasa dalam masyarakat bukan rentenir tetapi tukang kredit.
Bertransaksi dengan rentenir disini menurut sebagian orang sangat memudahkan
karena tidak perlu melalui tahapan-tahapan dan persyaratan-persayaratan dari
lembaga peminjaman yang bisa dikatakan menyulitkan bagi masyarakat.
Memanfaatkan jalan dari kemudahan bertransaksi secara informal, bisnis
peminjaman ala rentenir ini dapat bersifat terbuka, baik rentenir maupun
nasabahnya mampu membawa hubungan bisnis hutang mereka kearah hubungan
sosial, dengan rentenir tentunya memiliki pengaruh kuasa terhadap nasabahnya.
4
Kuasa rentenir bisa seperti memutuskan secara sepihak besaran bunga dari
pinjaman pokok yang diminta oleh debiturnya. Model-model pembayarannya pun
menjadi hak eksklusif rentenir itu sendiri dalam mengatur pelunasan pinjaman
tersebut.5
Kebanyakan masyarakat yang masih memiliki modal terbatas dan tidak
memahami proses dari perbankan meskipun bunganya cukup besar. Lebih
memilih meminjam modal dengan rentenir karena prosedur peminjamannya tidak
berbelit-belit, uang pinjaman bisa keluar dalam hitungan menit hanya dengan
percakapan sederhana. Hal yang demikian tidak terhidar dari lingkungan sekitar
yaitu pada pedagang yang ada di Pasar Besar Palangka Raya.
Pedagang di Pasar Besar Palangka Raya tertarik dengan cara yang
demikian karena terbilang memudahkan bagi mereka. Bahkan mereka dapat
menerima pinjaman modal tersebut langsung secara tunai. Namun sebelum
transaksi itu berakhir, mereka sudah memiliki perjanjian satu sama lain mengenai
berapa total pengembalian dan berapa angsuran yang harus dibayarkan.
Praktik peminjaman modal seperti di gambarkan di atas, cukup
menguntungkan kedua belah pihak baik si penyalur modal maupun peminjam
modal karna disatu sisi si penyalur diuntungkan dengan lebihnya bayaran si
peminjam dan disisi lain si peminjam juga diuntungkan dengan mendapat
pinjaman. Dalam hal ini kita tidak dapat memihak salah satunya mana yang benar
dan salah, akan tetapi dapat ditinjau dari tanggapan berbagai pihak karena tidak
5Eksistensi rentenir dalam pasar tradisional A,
https://www.google.co.id/?gws_rd=ssl#q=penyaluran+modal+dari+rentenir+pdf, Tanggal: 05
Oktober 2016.
https://www.google.co.id/?gws_rd=ssl#q=penyaluran+modal+dari+rentenir+pdf
5
akan tercipta suatu produksi tanpa adanya permintaan para komsumen. Namun
apapun alasannya hal tersebut tetap harus ditinjau dari pandangan ekonomi
syariah. Untuk mengetahui lebih dalam peneliti tertarik untuk mengangkat
masalah tersebut dengan judul PRAKTIK PENYALURAN MODAL DARI
RENTENIR KE PEDAGANG DI PASAR BESAR PALANGKARAYA
B. Rumusan Masalah
Pada fenomena di atas, akan menimbulkan berbagai macam rumusan
masalah yang akan diteliti, diantaranya:
1. Bagaimana praktik penyaluran modal dari rentenir ke pedagang yang ada di Pasar
Besar Kota Palangka Raya?
2. Bagaimana pandangan pedagang terhadap praktik penyaluran modal dari rentenir
di Pasar Besar Kota Palangka Raya?
3. Apa alasan tertarik dengan peminjaman modal dari rentenir yang ada di Pasar
Besar Kota Palangka Raya?
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, akan menimbulkan beberapa tujuan dalam
penelitian, diantaranya:
1. Untuk mengetahui secara pasti mengenai praktik penyaluran modal dari rentenir
ke pedagang yang ada di Pasar Besar Kota Palangka Raya.
2. Untuk mengetahui pandangan pedagang terhadap praktik penyaluran modal dari
rentenir di Pasar Besar Kota Palangka Raya.
6
3. Untuk mengetahui alasan pedagang tertarik dengan peminjaman modal dari
rentenir yang ada di Pasar Besar Kota Palangka Raya.
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna secara teoritis meupun secara
praktis diantaranya:
1. Sebagai bahan informasi atau bahan untuk penelitian lain yang ingin menggali
permasalahan yang sama dengan aspek yang berbeda;
2. Sebagai bahan masukan serta pengetahuan dalam memahami praktik penyaluran
modal dari rentenir ke pedagang dalam peningkatan ekonomi Islam;
3. Sebagai pengetahuan dalam menggali fenomena maupun inovasi dalam budaya
masyarakat secara luas;
4. Sebagai pengetahuan yang dapat memberikan informasi bagi semua kalangan,
dalam upaya meningkatkan ilmu pengetahuan dalam bidang ekonomi Islam;
5. Menambah wawasan serta pengetahuan dan pengalaman peneliti khususnya yang
berkaitan dengan penelitian ini;
6. Sebagai bahan pustaka untuk menambah wawasan khasanah pengembangan
keilmuan perpustakaan IAIN Palangka Raya, terutama dalam bidang ekonomi
syariah.
E. Sistematika Penelitian
7
Adapun sistematika penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi
ini secara penyusunan sistematis, maka peneliti membaginya dalam beberapa bab
yang terdiri dari:
Bab I Pendahuluan, di dalam bab ini akan diuraikan tentang Latar Belakang,
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian dan
Sistematika Penelitian.
Bab II Kajian Pustaka, di dalam bab ini berisi tentang Penelitian Terdahulu (Studi
Pustaka), Kerangka Teori meliputi: Pengertian Praktik, Penyaluran, Dana,
Modal, Macam-macam Modal, Bentuk-bentuk Penyaluran Modal,
Pengertian Pasar, Pengertian Qarh.
Bab III Metodologi Penelitian, didalam bab ini berisi tentang Waktu dan Tempat
Penelitian, Jenis Penelitian, Subyek dan Objek Penelitian, Teknik
Pengumpulan Data, Pengabsahan Data, dan Teknik Analisis Data.
Bab IV Pembahasan, dalam Bab ini terdapat gambaran lokasi penelitian,
membahas deskripsi hasil penelitian tentang praktik penyaluran modal di
pasar besar dan analisis data mengenai praktik penyaluran modal di pasar
besar palangkaraya, yakni menjawab dari rumusan masalah yang sudah
ada.
Bab V Penutup, dalam Bab ini peneliti menyimpulkan isi penelitian secara
menyeluruh dengan berbagai saran yang dianggap perlu untuk
diperhatikan.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan hasil penelitian-penelitian sebelumnya terhadap tinjauan
pustaka, peneliti menemukan ada beberapa judul penelitian yang hampir sama
dengan penelitian yang ingin diteliti oleh peneliti. Tiga dari penelitian itu adalah:
Deni Insan Kamil (2015), Peran Rentenir Dalam Meningkatkan
Pendapatan Usaha Mikro Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Pedagang Di
Pasar Kecamatan Raya) dan isi rumusan masalahnya adalah (1) Bagaimana
pengaruh rentenir terhadap kesejahteraan pedagang pasar tradisional di Pasar Legi
Bugisan Yogyakarta? (2) Mengapa para pedagang tradisional di Pasar Legi
Bugisan Yogyakarta tergiur melakukan pinjaman uang melalui rentenir?. Hasil
penelitian menunjukan bahwa rentenir di Pasar Legi Yogyakarta memiliki
pengaruh terhadap kondisi kesejahteraan para pedagang pasar. Partisipasi rentenir
dengan peminjaman uang berfungsi untuk menutup segala kekurangan kebutuhan
para pedagang. Bisa dikatakan bahwa, meskipun rentenir memberi bunga yang
tinggi, akan tetapi mereka sedikit lebih membantu untuk mencukupi kondisi
9
keuangan tersebut. Adanya uang sebagai alat pembayaran bisa dijadikan pedagang
sebagai suatu hal yang dapat mengubah kondisi kesejahteraan mereka.6
Anisa Qodarini (2013), Rentenir dan Pedagang Muslim (Sebuah Studi
Tentang Interaksi Sosial di Pasar Legi Kotagede) dan rumusan masalah sebagai
berikut: (1) Bagaimana interaksi rentenir dan para pedagang yang menjadi
nasabah di Pasar Kotagede? (2) Mengapa pedagang muslim lebih memilih
meminjam uang pada rentenir?. Dari hasil penelitian ini diperoleh informasi
bahwa rentenir di Pasar Kotagede memiliki keyakinan bahwa para pedagang
masih sangat meminati kredit mereka, sehingga cara yang dilakukan untuk
menarik nasabah dilakukan dalam porsi sewajarnya, yakni mempertahankan
kefleksibilitas syarat serta proses pembayaran dan tetap berinteraksi secara intens
dengan pedagang. Pedagang muslimpun memilih rentenir sebagai solusi masalah
keuangan mereka karena hal tersebut, serta kecenderungan mereka dalam
mengajukan kredit kepada banyak pihak.7
Nurhidayati (2012), Pelaksanaan Transaksi Peminjaman Uang Kepada
Rentenir Di Desa Karya Indah Kecamatan Tapung Menurut Tinjauan Ekonomi
Islam. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah: (1) Bagaimana pelaksanaan
Transaksi Peminjaman uang kepada rentenir? (2) Bagaimana presepsi
peminjaman terhadap pratik uang kepada rentenir? (3) Bagaimana Pandangan
6 Deni Insan Kamil, Peran Rentenir Dalam Meningkatkan Pendapatan Usaha Mikro
Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Pedagang Di Pasar Kecamatan Raya),
http://digilib.uin-
suka.ac.id/17822/1/BAB%20I%2C%20IV%2C%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf, Skripsi
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun 2015. 7 Anisa Qodarini, Rentenir dan Pedagang Muslim (Sebuah Studi Tentang Interaksi
Sosial di Pasar Legi Kotagede), http://digilib.uin-
suka.ac.id/7408/1/BAB%20I%2C%20V%2C%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf, Skripsi
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun 2013.
10
Ekonomi Islam terhadap Pelaksanaan Peminjaman uang dengan Rentenir?. Hasil
dari penelitian ini menyimpulkan bahwa pelaksanaan peminjaman uanga dengan
rentenir tidak bertentangan dengan syariat Islam karena tidak mengandung unsur
riba yang diharamkan yaitu tidak memberatkan, dan berlipat ganda walaupun
dipergunakan untuk kebutuhan produktif. Selanjutnya masyarakat meminjam
uang dengan rentenir adalah karena kebutuhan akan modal dagang, modal
merupakan sesuatu yang vital dalam perdagangan, kekurangan akan
mengakibatkan kesulitan. Oleh karena itu kebutuhan modal termaksuk ke dalam
hajat dan hajat mengakibatkan boleh melakukan sesuatu yang sebelumnya
dilarang karena terpaksa. Perekonomian dari transaksi ini kurang baik walaupun
masyarakat menggunakan uang pinjaman untuk kebutuhan produktif tetapi tidak
ada peningkatan dalam perekonomian keluarga semenjak meminjam kepada
rentenir, dan sedikit kesulitan dalam pengembalian uang cicilan.8
8 Nurhidayati, Pelaksanaan Transaksi Peminjaman Uang Kepada Rentenir Di Desa
Karya Indah Kecamatan Tapung Menurut Tinjauan Ekonomi Islam, http://repository.uin-
suska.ac.id/1599/1/2012_201255EI.pdf, Skripsi Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau
Pekanbaru Tahun 2012.
11
Tabel 1
Perbandingan Penelitian Terdahulu
No. Penelitian Terdahulu Persamaan Perbedaan
1. Deni Insan Kamil (2015),
Peran Rentenir Dalam
Meningkatkan
Pendapatan Usaha Mikro
Di Kabupaten
Simalungun (Studi Kasus
: Pedagang Di Pasar
Kecamatan Raya).
Membahas
pinjam
meminjam
antara
rentenir dan
pedagang
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa jauh
pengaruh rentenir terhadap
kesejahteraan pedagang pasar,
serta memperoleh jawaban akan
faktor-faktor yang menyebabkan
pedagang pasar memilih rentenir
sebagai langkah untuk
melakukan pinjaman uang.
2. Anisa Qodarini (2013),
Rentenir dan Pedagang
Muslim (Sebuah Studi
Tentang Interaksi Sosial
di Pasar Legi Kotagede)
Membahas
pinjam
meminjam
antara
rentenir dan
pedagang
Lokasi penelitian yang
dilakukan oleh saudari Anisa
Qonita bertempat di Pasar Legi
Kotagede. Sedangkan lokasi
penelitian peneliti berada di
Pasar Besar Kota Palangka
Raya.
3. Nurhidayati (2012),
Pelaksanaan Transaksi
Peminjaman Uang
Kepada Rentenir Di Desa
Karya Indah Kecamatan
Tapung Menurut Tinjauan
Ekonomi Islam
Membahas
pinjam
meminjam
antara
rentenir dan
pedagang
Teknik analisis dari penelitian
ini menggunakan 3 teknik yaitu
deskriptif analitik, deduktif, dan
induktif, yaitu untuk mencari
fakta dan gejala gejala yang
ada dilapangan.
Sumber: Dibuat oleh Penulis pada Tanggal: 8 September 2016
12
B. Kerangka Teori
1. Pengertian Praktik
Praktik adalah pelaksanaan secara nyata apa yang disebut dalam teori,
pelaksanaan pekerjaan, perbuatan menerapkan teori.9 Sedangkan menurut
Komaruddin Praktik merupakan cara melaksanakan dalam keadaan nyata apa
yang dikemukakan dalam teori.10
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan praktik adalah kerja nyata yang diambil dari berbagai
sumber teori yang dikumpulkan dan dilakukan secara bertahap maupun secara
langsung sesuai dengan pedoman yang dikatakan pada teori.
2. Pengertian Penyaluran/Distribusi
Pe.nya.lur.an yaitu proses, cara, perbuatan menyalurkan.11
Menurut
kamus besar Bahasa Indonesia penyaluran adalah distribusi (pembagian,
pengiriman) kepada beberapa orang atau ke beberapa tempat. Menurut
Winardi, Saluran distribusi merupakan suatu kelompok perantara yang
9Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Jakarta: PT (Persero) Penerbitan dan
Percetakan BALAI PUSTAKA, 2005, h.892. 10
Komaruddin yang dikutip oleh S Abu,
Eprints.uny.ac.id/storage/emulated/0/Download/BAB2-08404241023.pdf, Tanggal: 27 September
2017. 11
Kamus Sabda, KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA,
Http://kamus.sabda.org/kamus/penyaluran, Tanggal: 30 September 2016.
http://kamus.sabda.org/kamus/penyaluran
13
berhubungan erat satu sama lain dan yang menyalurkan produk-produk
kepada pembeli.12
Menurut Warren J. Keegan, Saluran Distribusi adalah
saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut
dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri.13
Dapat disimpulkan dari beberapa pendapat diatas bahwa yang
dimaksud dengan penyaluran secara umum adalah kegiatan
menyelenggarakan, mengurus (proses) penyaluran suatu hasil produksi barang
atau jasa dari produsen ke konsumen untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Sedangkan distribusi menurut perspektif Islam memiliki makna yang
lebih luas cangkupannya, mulai mengikuti dari peraturan atau cara
kepemilikan dalam distribusi, unsur-unsur produksi, dan sumber-sumber
barang atau jasa.14
Dari beberapa pengertian Penyaluran/distribusi diatas
peneliti lebih memfokuskan pada penyaluran/distribusi modal pada kegiatan
pedagang. Kesimpulan yang dapat diambil bahwa yang dimaksud dengan
penyaluran/distribusi merupakan sikap atau prilaku dalam proses berjalannya
suatu transaksi yang bertugas sebagai perantara terhadap peminjaman modal
pada rentenir.
12
Winardi yang dikutip oleh Syauqi ulun, Distribusi dalam Perspektif Islam, http://googleweblight.com/?lite_url=http://www.kompasiana.com/paijouqi/distribusi-dalam-
perspektif-islam_57fe4106b47a61c11f96abca&ei=XOTzcJOz&lc=id-
ID&s=1&m=925&host=www.google.co.id&ts=1505796163&sig=ANTY_L2vDLvYabTrKKwQo
3JBRnmjl0JSfg, Tanggal: 19 September 2017. 13
Warren J. Keegan yang dikutip oleh Syauqi ulun, Distribusi dalam Perspektif Islam,
http://googleweblight.com/?lite_url=http://www.kompasiana.com/paijouqi/distribusi-dalam-
perspektif-islam_57fe4106b47a61c11f96abca&ei=XOTzcJOz&lc=id-
ID&s=1&m=925&host=www.google.co.id&ts=1505796163&sig=ANTY_L2vDLvYabTrKKwQo
3JBRnmjl0JSfg, Tanggal: 19 September 2017. 14
Rozalinda, EKONOMI ISLAM Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi, Jakarta:
PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2014, h.131.
14
Menurut Yusuf Qaradhawi, distribusi dalam ekonomi kapitalis
terfokus pada pasca produksi, yaitu pada konsekuensi proses produksi bagi
setiap proyek dalam bentuk uang ataupun nilai, lalu hasil tersebut
didistribusikan pada instrumen-instrumen produksi, yaitu:
1) Upah, yaitu upah bagi pekerja, dan sering kali dalam hal upah.
2) Bunga, yaitu bunga sebagai imbalan dari uang modal (interest on capital)
yang diharuskan pada pemilik proyek.
3) Sewa, yaitu ongkos untuk sewa tanah yang dipakai untuk proyek; dan
4) Keuntungan, yaitu keuntungan (profit) bagi pengelola yang menjalankan
pengelolaan.15
Akibat dari perbedaan andil dalam produksi oleh masing-masing
individu, berbeda pula pendapatan yang didapat oleh masing-masing individu
tersebut. Dari keempat instrumen tersebut, bunga merupakan instrumen yang
ditolak dalam Islam. Para ulama telah sepakat bahwa bunga itu diharamkan.
Terhadap ketiga instrumen lainnya, seperti upah, sewa dan keuntungan
dibolehkan selama terpenuhi syarat-syaratnya.16
Distribusi dalam ekonomi Islam didasarkan pada nilai-nilai manusiawi
yang sangat mendasar dan penting, yaitu nilai kebebasan dan nilai keadilan.17
1) Keadilan, dalam islam merupakan pondasi yang kokoh meliputi semua
ajaran dan hukum Islam. Persoalan yang menjadi perhatian Islam dalam
keadilan adalah pelarangan berbuat kezaliman. Ketidakseimbangan
distribusi kekayaan adalah sumber dari semua konflik individu dan
15
Ibid.,h.133. 16
Ibid., 17
Ibid.,h.135.
15
sosial. Untuk itu, agar kesejahteraan sosial dapat diwujudkan, penerapan
prinsip keadilan ekonomi merupakan suatu keharusan.18
2) Kebebasan, adalah suatu nilai yang utama dalam bidang distribusi
kekayaan. Menurut al-Qaradhawi pembolehan dan pengakuan
kepemilikan secara peribadi merupakan bukti dan jaminan pertama dari
kebebasan yang ada dalam ekonomi Islam. Namun, sesungguhnya
kebebasan yang disyariatkan Islam dalam ekonomi bukanlah kebebasan
mutlak tanpa batas seperti yang terdapat dalam sistem ekonomi kapitalis
dan sosialis, melainkan kebebasan yang terkendali. Setiap hasil usaha
seorang muslim dapat menjadi miliknya menjadi motivasi yang kuat bagi
dirinya untuk melakukan aktivitas ekonomi. Ia akan berusaha sekuat
tenaga untuk mencari kekayaan. Kekayaan tidak akan ada artinya,
kecuali dengan memberikan pengakuan hak kepemilikannya.19
3. Modal
a. Pengertian Modal
Modal adalah kekayaan yang dipakai untuk menghasilkan
kekayaan lagi. Dia adalah alat produksi yang diproduksi atau dengan
kata lain alat produksi buatan manusia. Modal meliputi semua barang
yang diproduksi tidak untuk dikonsumsi, melainkan untuk produksi lebih
lanjut. Mesin, peralatan, alat-alat pengangkutan, proyek irigasi seperti
kanal dan dam, persediaan bahan mentah, uang tunai yang ditanamkan di
18
Ibid,. 19
Ibid,.
16
perusahaan, dan sebagainya, semuanya itu adalah contoh-contoh modal.
Jadi, modal adalah kekayaan yang didapatkan oleh manusia melalui
tenaganya sendiri dan kemudian menggunakannya untuk menghasilkan
kekayaan lebih lanjut.20
Pada umumnya, modal digolongkan manjadi modal tetap (fixed
capital) dan modal kerja (working capital). Modal tetap mencakup barang
produksi tahan lama yang digunakan lagi dan hingga tak dapat dipakai
lagi. Bangunan dan mesin, peralatan, traktor dan truk, dan sebagainya,
adalah contoh modal tetap. Adapun modal kerja berisi barang produksi
sekali pakai seperti bahan mentah yang langsung habis sekali pakai saja.21
Modal tetap tidak berarti tetap ditempat. Ia disebut tetap karena
uang yang dikeluarkan untuk membelinya tetap saja selama jangka
waktu yang panjang, sedangkan uang pembeli bahan mentah segera
kembali setelah barang yang dihasilkan dari barang mentah tersebut terjual
dipasar.22
Modal menempati posisi penting dalam proses pembangunan
ekonomi maupun dalam penciptaan lapangan kerja. Selain meningkatkan
produksi, employment juga akan meningkat jika barang-barang modal
seperti bangunan dan mesin diproduksi dan jika kemudian digunakan
untuk proses produksi lebih lanjut.23
20
Muhammad Sharif Chaudhry, Sistem Ekonomi Islam Prinsip Dasar, Jakarta: Kencana,
2014. h.201. 21
Ibid., 22
Ibid.,h.202. 23
Ibid.,h.203.
17
Demikianlah modal itu seperti darah dalam tubuh yang mengalir di
segala lini industri serta terus berjalan demikian. Oleh karena demikian
pentingnya peranan modal dalam produksi ini, maka Islam telah memberi
banyak perhatian kepada modal ini. Al-Quran, di dalam ayat-ayat berikut
ini berbicara mengenai penggunaan binatang ternak sebagai barang modal
dalam produksi:
Q.S. an-Nahl [16]: 5-8
... ...24
Artinya: Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu;
padanya adal (bulu) yeng menghangatkan dan berbagai-bagai
manfaat, dan sebagiannya kamu makan. Dan kamu memperoleh
pandangan yang indah padanya, ketika kamu membawanya
kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat
pengembalaan. Dan ia memikul beban-bebanmu ke suatu negeri
yang kamu tidak sanggup sampai kepadanya, melainkan dengan
kesukaran-kesukaran (yang memayahkan) diri... Dan (dia telah
menciptakan) kuda, baghal25
dan keledai agar kamu
menungganginya...26
Q.S. an-Nahl [16]: 66
27
Artinya: Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat
pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari apa yang
berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan
24
Q.S An-nahl(16):5-8. 25
Baghal adalah peternakan kuda dan kedelai. 26
Departemen Agama, Al-Quran dan Terjemah, Bandung: CV.Putra Abadi, 2003,
h.403. 27
Q.S An-nahl(16):66.
18
darah, yang mudah ditelan oleh orang-orang yang meminumnya.
28
Q.S. an-Nahl[16]: 80
29
Artinya: Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai
tempat tinggal dan Dia menjadikan bagi kamu rumah-
rumah (kemah-kemah) dari kulit binatang ternak yang kamu
merasa ringan (membawa)nya di waktu kamu berjalan dan
waktu kamu bermukim dan (dijadikan-Nya pula) dari bulu
domba, bulu inta dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga
dan perhiasan (yang kamu pakai) sampai waktu (tertentu).30
Demikianlah, di dalam ayat-ayat tersebut di atas, Al-Quran
merujuk kepada berbagai manfaat binatang ternak dan kuda sebagai faktor
produksi seperti transportasi, produksi susu, wool, dan kulit binatang.31
Umar, seorang sahabat besar Nabi dan khalifah kedua dari
khulafaur rasyidin, sering menasihati para penerima jatah maupun gaji dari
negara agar mereka membeli kambing atau ternak lainnya, agar mereka
dapat meningkatkan modal serta meninggalkan harta bagi anak-anaknya
jika ia meninggal kelak.32
b. Macam-macam Modal
1) Modal Sendiri
Menurut Mardiyatmo mengatakan bahwa modal sendiri adalah modal
yang diperoleh dari pemilik usaha itu sendiri. Modal sendiri terdiri dari
28
Departemen Agama, Al-Quran dan Terjemah, h.411. 29
Q.S An-nahl(16):80. 30
Departemen Agama, Al-Quran dan Terjemah, h.414. 31
Muhammad Sharif CHaudhry, Sistem Ekonomi , h.203. 32
Ibid.,h.204.
19
tabungan, sumbangan, hibah, saudara, dan lain sebagainya. Kelebihan
modal sendiri adalah33
:
a) Tidak ada biaya seperti biaya bunga atau biaya administrasi
sehingga tidak menjadi beban perusahaan;
b) Tidak tergantung pada pihak lain, artinya perolehan dana diperoleh
dari setoran pemilik modal;
c) Tidak memerlukan persyaratan yang rumit dan memakan waktu
yang relatif lama;
d) Tidak ada keharusan pengembalian modal, artinya modal yang
ditanamkan pemilik akan tertanam lama dan tidak ada masalah
seandainya pemilik modal mau mengalihkan ke pihak lain.
Kekurangan modal sendiri adalah:
a) Jumlahnya terbatas, artinya untuk memperoleh dalam jumlah
tertentu sangat tergantung dari pemilik dan jumlahnya relatif
terbatas;
b) Perolehan modal sendiri dalam jumlah tertentu dari calon pemilik
baru (calon pemegang saham baru) sulit karena mereka akan
mempertimbangkan kinerja dan prospek usahanya ;
c) Kurang motivasi pemilik, artinya pemilik usaha yang menggunakan
modal sendiri motivasi usahanya lebih rendah dibandingkan dengan
menggunakan modal asing.
2) Modal Asing (Pinjaman)
33
F. Erlina, http://eprints.uny.ac.id/8760/3/bab%202%20-08404244001.pdf, Tanggal:11
September 2017.
http://eprints.uny.ac.id/8760/3/bab%202%20-08404244001.pdf
20
Modal asing atau modal pinjaman adalah modal yang biasanya
diperoleh dari pihak luar perusahaan dan biasanya diperoleh dari
pinjaman. Keuntungan modal pinjaman adalah jumlahnya yang tidak
terbatas, artinya tersedia dalam jumlah banyak. Di samping itu, dengan
menggunakan modal pinjaman biasanya timbul motivasi dari pihak
manajemen untuk mengerjakan usaha dengan sungguh-sungguh.
Sumber dana dari modal asing dapat diperoleh dari34
:
a) Pinjaman dari dunia perbankan, baik dari perbankan swasta
maupun pemerintah atau perbankan asing;
b) Pinjaman dari lembaga keuangan seperti perusahaan pegadaian,
modal ventura, asuransi leasing, dana pensiun, koperasi atau
lembaga pembiayaan lainnya;
c) Pinjaman dari perusahaan non keuangan.
Kelebihan modal pinjaman adalah:
a) Jumlahnya tidak terbatas, artinya perusahaan dapat mengajukan
modal pinjaman ke berbagai sumber. Selama dana yang diajukan
perusahaan layak, perolehan dana tidak terlalu sulit. Banyak pihak
berusaha menawarkan dananya ke perusahaan yang dinilai
memiliki prospek cerah;
b) Motivasi usaha tinggi. Hal ini merupakan kebalikan dari
menggunakan modal sendiri. Jika menggunakan modal asing,
motivasi pemilik untuk memajukan usaha tinggi, ini disebabkan
34
F. Erlina, http://eprints.uny.ac.id/8760/3/bab%202%20-08404244001.pdf, Tanggal: 11 September 2017.
http://eprints.uny.ac.id/8760/3/bab%202%20-08404244001.pdf
21
adanya beban bagi perusahaan untuk mengembalikan pinjaman.
Selain itu, perusahaan juga berusaha menjaga image dan
kepercayaan perusahaan yang memberi pinjaman agar tidak
tercemar.
Kekurangan modal pinjaman adalah:
a) Dikenakan berbagai biaya seperti bunga dan biaya administrasi.
Pinjaman yang diperoleh dari lembaga lain sudah pasti disertai
berbagai kewajiban untuk membayar jasa seperti: bunga, biaya
administrasi, biaya provisi dan komisi, materai dan asuransi;
b) Harus dikembalikan. Modal asing wajib dikembalikan dalam
jangka waktu yang telah disepakati. Hal ini bagi perusahaan yang
sedang mengalami likuiditas merupakan beban yang harus
ditanggung;
c) Beban moral. Perusahaan yang mengalami kegagalan atau masalah
yang mengakibatkan kerugian akan berdampak terhadap pinjaman
sehingga akan menjadi beban moral atas utang yang belum atau
akan dibayar.
3) Modal Patungan
Selain modal sendiri atau pinjaman, juga bisa menggunakan
modal usaha dengan cara berbagai kepemilikan usaha dengan orang
lain. Caranya dengan menggabungkan antara modal sendiri dengan
22
modal satu orang teman atau beberapa orang (yang berperan sebagai
mitra usaha).35
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa modal usaha
adalah harta yang dimiliki untuk digunakan dalam menjalankan
kegiatan usaha dengan tujuan memperoleh laba yang optimal.36
4. Bentuk-bentuk Penyaluran modal
Adapun bentuk-bentuk penyaluran modal yang dimaksudkan peneliti
adalah seperti penyaluran modal dari Bank Konvensional, penyaluran modal dari
Bank Syariah, dan non lembaga (rentenir).
a. Penyaluran Modal Bank Konvensional
Pinjaman dana dari bank sering disebut kredit. Bank yang memberikan
kredit disebut kreditur, sedangkan orang atau perusahaan yang menerima
kredit disebut dengan debitur. Secara umum persyaratan untuk mendapatkan
kredit dari bank meliputi identitas diri yang lengkap, keterangan penghasilan,
jenis pekerjaan, bidang usaha, dan tujuan penggunaan dana. Bank juga dapat
meminta nasabah untuk memberikan barang sebagai jaminan untuk
pengembalian kredit. Misalnya sertifikat tanah dan Bukti Pemilikan
Kendaraan Bermotor (BPKB) milik nasabah. Atas dasar dokumen tersebut,
bank kemudian menilai kelayakan nasabah dalam menerima kredit yang
diajukan.37
35
Jackie ambadar yang dikutip oleh F. Erlina, http://eprints.uny.ac.id/8760/3/bab%202%20-08404244001.pdf, Tanggal: 11 September 2017.
36 Ibid.,
37Bank Indonesia, DUNIA PERBANKAN Produk dan Jasa Perbankan,Jakarta:
PUSTAKA LEBAH, 2012, h.24.
http://eprints.uny.ac.id/8760/3/bab%202%20-08404244001.pdf
23
Sebelum mengajukan kredit, nasabah harus memahami bahwa kredit
yang diperoleh harus dikembalikan sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakati. Selain itu, agar tidak timbul permasalahan dikemudian hari,
nasabah perlu memastikan biaya dan bunga yang akan dikenakan oleh bank
atas kredit yang diterima.38
Biasanya Bank konvensional mematok bunga
kredit sebesar 6-21%.
Kredit yang diberikan oleh bank konvensional terdiri dari beragam
jenis, tergantung dari kemampuan bank dalam menyalurkan dananya. Sebelum
kredit dikucurkan, bank terlebih dahulu menilai kelayakan kredit yang
diajukan oleh nasabah. Secara umum jenis-jenis kredit yang ditawarkan
meliputi:
1. Kredit Investasi
Merupakan kredit yang diberikan kepada pengusaha yang melakukan investasi
atau penanaman modal. Biasanya kredit jenis ini memiliki jangka waktu yang
relatif panjang.
2. Kredit Modal Kerja
Merupakan kerdit yang digunakan sebagai modal usaha. Biasanya kredit jenis
ini berjangka waktu pendek, yaitu tidak lebih dari satu tahun.
3. Kredit Perdagangan
38
Ibid.,
24
Merupakan kredit yang diberikan kepada para pedagang dalam rangka
memperlancar, memperluas atau memperbesar kegiatan perdagangannya.
4. Kredit Produktif
Merupakan kredit yang bisa berupa investasi, modal kerja, atau perdagangan.
Dalam arti kredit ini diberikan untuk diusahakan kembali sehingga
pengembalian kredit diharapkan dari hasil usaha yang dibiayai.
Agar penyaluran dana tersebut dapat menghasilkan keuntungan bagi
bank, maka biaya yang dikeluarkan dalam penghimpunan dana harus lebih
kecil dari pada penerimaan yang diperoleh dari penyaluran dana. Selisih antara
tingkat bunga pinjaman dan tingkat bunga simpanan disebut dengan spread.
Semakin efisien kinerja suatu bank, akan semakin kecil komponen-komponen
yang ditambahkan pada tingkat bunga simpanan untuk membentuk tingkat
bunga pinjaman. Dengan kata lain, besar kecilnya spread pada suatu bank
dapat dijadikan indikator tingkat efisiensi atas kinerja suatu bank.39
b. Penyaluran Modal Bank Syariah
Strategi penggunaan dana yang dihimpun harus dipersiapkan sebaik
mungkin sesuai dengan tujuannya, yaitu:
a) Mencapai tingkat profitabilitas yang cukup dengan tingkat resiko yang
rendah.
b) Mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga posisi
likuiditas tetap aman.
39
Bank Konvensional,
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37121/4/CHapter%20II.pdf, Tanggal: 05 Oktober
2016.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37121/4/CHapter%20II.pdf
25
Alokasi penggunaan dana bank syariah menurut Arifin, pada dasarnya
dibagi dalam dua bagian penting dari aktiva, yaitu:
a) Earning asset (aktiva yang menghasilkan) adalah berupa investasi dalam
bentuk:
1) Pembiayaan yang berdasarkan prinsip bagi hasil (muharabah)
2) Pembiayaan yang berdasarkan penyertaan (musyarakah)
3) Pembiayaan yang berdasarkan prinsip jual-beli (al-bai)
4) Pembiayaan yang berdasarkan prisip sewa (ijarah dan ijarah wa
iqtina/ijarah muntahiah bi tamlik)
5) Surat-surat berharga syariah dan investasi lainnya.
b) Non Earning Asset (aktiva yang tidak menghasilkan) berupa:
1) Aktiva dalam bentuk tunai (cash asset)
2) Pijaman (qar)
3) Penanaman dana dalam aktiva tetap dan inventaris.40
Secara umum, pembiayaan dengan dasar penyertaan modal atau
kerjasama menggunakan prinsip bagi hasil, dalam perbankan syariah hal ini
dapat dilakukan dalam empat akad utama, yaitu:
a) Aqd Al-musyarakah
b) Aqd Al-muharabah
c) Aqd Al-muaraah
d) Aqd Al-musaqah
40
Arifin yang dikutip oleh Muhammad Firdaus, Sofiniyah Ghufron dkk, Konsep &
Implementasi BANK SYARIAH, Jakarta: RENAISAN, 2005, h.42.
26
Prinsip yang paling banyak dipakai dalam pembiayaan penyertaan
modal adalah al-musyarakah dan al-muharabah, sedangkan al-muaraah
dan al-musaqah dipergunakan khusus untuk plantation financing atau
pembiayaan pertanian oleh beberapa bank Islam saja.41
a) Al-Musyarakah
Musyarakah berasal dari kata al-syirkah yang berarti al-ikhtilath
(pencampuran) atau persekutuan dua hal atau lebih, sehingga antara
masing-masing sulit dibedakan. Sedangkan menurut istilah adalah akad
persekutuan dalam hal modal, keuntungan dan taharruf (pengelolaan).
Jadi dapat disimpulkan bahwa musyarakah adalah akad kerjasama antara
dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing
pihak memberikan kontribusi dana atau keahlian (expertise) dengan
kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama
sesuai dengan kesepakatan. Inti dari pola ini adalah, bank syariah dan
Anda secara bersama-sama memberikan kontribusi modal yang kemudian
digunakan untuk menjalankan usaha. Porsi bank syariah akan
diberlakukan sebagai penyertaan dengan pembagian keuntungan yang
disepakati bersama.42
b) Muharabah
41
Nurul Ichsan Hasan, PERBANKAN SYARIAH (Sebuah Pengantar), Jakarta: Referensi
(GP Press Group), 2014, h.221. 42
Ibid.,h.222.
27
Muharabah adalah bentuk kerjasama antara dua atau lebih pihak
dimana pemilik modal (hahibul maal) mempercayakan sejumlah modal
kepada pengelola (muharib) dengan suatu perjanjian pembagian
keuntungan.
c) Al-muaraah
Al- muaraah adalah kerja sama pengolahan pertanian antara
pemilik lahan dan penggarap, di mana pemilik lahan memberikan lahan
pertanian kepada si penggarap untuk ditanami dan di pelihara dengan
imbalan bagian tertentu (persentase) dari hasil panen. Al-muaraah
seringkali diindentikkan dengan mukha-rabah. Di antara keduanya
terdapat sedikit perbedaan sebagai berikut.
Muaraah : benih dari pemilik lahan
Mukharabah : benih dari penggarap.43
d) Al- musaqah
Al-musaqah adalah bentuk yang lebih sederhana dari al-muaraah
di mana si penggarap hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan
pemeliharaan. Sebagai imbalan, si penggarap berhak atas nisbah tertentu
dari hasil panen.44
c. Rentenir
43
Ibid., h.229. 44
Ibid.,h.230.
28
Rentenir berasal dari kata rente, yang artinya bunga atau riba.45
Rentenir adalah orang yang mencari nafkah dengan membungakan uang,
pelepas uang atau lintah darat.46
Karena rentenir sering menawarkan pinjaman
jangka pendek tanpa meminta jaminan apapun dan menarik bunga yang tinggi
dari setiap kredit yang ia tawarkan.
Rentenir diibaratkan adalah sesosok kebutuhan yang memang dicari
oleh masyarakat sebagai pilihan terakhir guna membantu menghidupkan
jalannya ekonomi masyarakat dengan cara peminjaman modal usaha dan
disatu sisi diibaratkan sebagai lintah darat yang juga merugikan masyarakat
sebagai pengguna jasanya. Dengan demikian profesi rentenir sendiri antara
dicaci tapi juga tidak mungkin untuk dimatikan, hal ini setidaknya memberi
sebuah kekuatan tersendiri bagi bisnis rentenir untuk bisa hidup berdampingan
didalam masyarakat.47
Bila ditinjau dari segi fiqih, menurut Qardhawi bunga bank sama
dengan riba yang hukumnya jelas-jelas haram. Suatu sistem ekonomi Islam
harus bebas dari bunga (riba). Hanya sistem ekonomi islam yang dapat
menggunakan modal dengan benar dan baik, karena dalam sistem ekonomi
kapitalis dijumpai bahwa manfaat keuntungan teknik yang dicapai oleh ilmu
pengetahuan hanya bisa dinikmati oleh segelintir orang saja. Bunga dalam
ekonomi islam sangatlah dilarang dalam hukum Islam, karena bersifat
45
Annisa Hanif, Rentenir Sebagai Perilaku Menyimpang,
http://annisahafizhahuzdah.blogspot.co.id/2013/06/rentenir-sebagai-perilaku-
menyimpang.htm|?m=1. Tanggal: 11 Oktober 2016. 46
Kamus Besar..., h.949. 47
Eksistensi rentenir dalam pasar tradisional A,
https://www.google.co.id/?gws_rd=ssl#q=penyaluran+modal+dari+rentenir+pdf, Tanggal: 11
Oktober 2016.
http://annisahafizhahuzdah.blogspot.co.id/2013/06/rentenir-sebagai-perilaku-menyimpang.htm|?m=1http://annisahafizhahuzdah.blogspot.co.id/2013/06/rentenir-sebagai-perilaku-menyimpang.htm|?m=1https://www.google.co.id/?gws_rd=ssl#q=penyaluran+modal+dari+rentenir+pdf
29
merusak, merampas kekayaan orang lain, merusak moralitas, melahirkan
benih kebencian dan permusuhan, yang kaya semakin kaya, yang miskin
semakin miskin.48
Terkecuali menurut para ekonomi kapitalis yang menganggap bahwa
bunga (riba) adalah tempat berputarnya sistem perbankkan dan tanpa bunga
ibarat hidup tanpa nyawa dan seluruh ekonomi akan lumpuh. Lain halnya
dengan ekonomi Islam, praktik riba sangat menjauhkan manusia dari rahmat
Allah diatas akhlaknya, agama, kesejahteraan dan perekonomian masyarakat.
Malahan Allah akan mengadzab orang yang berbuat riba (rentenir) karena
sesuatu yang ia lakukan sangatlah merugikan dan memberikan mafsadat bagi
orang lain khususnya yang menjadi korban praktik rentenir.49
Dalam ekonomi Islam sudah berulang kali dijelaskan, praktik rente
(riba) adalah keuntungan dari berbagai pinjaman yang diharamkan. Di dalam
syara telah dijelaskan bahwa yang telah melarang riba dengan larangan yang
tegas, berapapun jumlahnya, baik sedikit maupun banyak. Harta hasil riba
hukumnya jelas-jelas haram.50
5. Pasar
Menurut Stanton istilah pasar mengandung pengertian yang beragam-
ragam. Ada yang mendefinisikannya sebagai tempat pertemuan antara penjual dan
pembeli, barang atau jasa yang ditawarkan untuk dijual, dan terjadinya
48
Strategi BMT dan Praktik Rentenir Dalam Perspektif Ekonomi Islam,
digilib.uinsby.ac.id/3252/8/Bab%202.pdf, Tanggal: 11 Oktober 2016. 49
Ibid., 50
Ibid.,
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&ved=0ahUKEwjw2PjHndLPAhXJ6SYKHaCHCqEQFggoMAI&url=http%3A%2F%2Fdigilib.uinsby.ac.id%2F3252%2F8%2FBab%25202.pdf&usg=AFQjCNFi8oHgVjlhlrfwEiAytMv73wpcUQ&bvm=bv.135258522,d.c2Ihttps://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&ved=0ahUKEwjw2PjHndLPAhXJ6SYKHaCHCqEQFggoMAI&url=http%3A%2F%2Fdigilib.uinsby.ac.id%2F3252%2F8%2FBab%25202.pdf&usg=AFQjCNFi8oHgVjlhlrfwEiAytMv73wpcUQ&bvm=bv.135258522,d.c2I
30
perpindahan kepemilikan. Selain itu ada pula definisi yang menyatakan bahwa
pasar adalah permintaan yang dibuat oleh sekelompok pembeli potensial terhadap
suatu barang atau jasa.51
Arti sempit oleh para pengusaha sering diartikan sebagai pendistribusian,
termasuk kegiatan yang dibutuhkan untuk menempatkan produk yang berwujud
pada tangan konsumen rumah tangga dan pemakai industri. Pengertian lain adalah
sebagai usaha untuk menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat
pada orang-orang yang tepat dan promosi dan komunikasi yang tepat.52
Pengertian-pengertian tersebut masih bersifat umum dan biasanya ditinjau
dari sudut pandang ekonomika. Sedangkan pengertian yang lebih spesifik dan dari
sudut pandang pemasaran adalah bahwa pasar terdiri atas semua pelanggan
potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu yang mungkin
bersedia dan sanggup untuk melibatkan diri dalam proses pertukaran guna
memuaskan kebutuhan atau keinginan tersebut.53
Dengan demikian, besarnya
pasar tergantung pada jumlah orang yang memiliki kebutuhan, mempunyai
sumber daya yang diminati orang/pihak lain, dan bersedia menawarkan sumber
daya tersebut untuk ditukar supaya dapat memenuhi keinginan mereka.
51
Stanton, et al., yang dikutip oleh Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, Yogyakarta:
PENERBIT ANDI, 2008, h.59. 52
Sofjan Assauri, MANAJEMEN PEMASARAN, Jakarta: PT RAJAGRAFINDO
PERSADA, 2014, h.4-5. 53
Istilah kebutuhan dibedakan dengan keinginan. Kebutuhan (needs) merupakan suatu
keadaan merasa tidak memiliki kepuasan dasar tertentu. Orang membutuhkan makanan, pakaian,
tempat tinggal, keamanan, harga diri, dan beberapa hal lain untuk bertahan hidup. Kebutuhan tidak
diciptakan oleh masyarakat atau pasar, tetapi sudah merupakan kondisi manusiawi. Sedangkan
keinginan (wants) adalah hasrat akan pemuas tertentu dari kebutuhan yang lebih mendalam. Orang
jepang butuh makan dan ingin shusi dan shake; orang Amerika butuh pakaian dan mungkin ingin
jas Pierre Cardin; dan lain-lain. Pemasar dapat mempengaruhi keinginan konsumen. Selain itu,
ada pula istilah permintaan (demand) yang berarti keinginan akan produk tertentu yang didukung
dengan keampuan dan kesediaan untuk membeli. Banyak orang yang ingin memiliki BMW, tetapi
hanya sedikit yang mampu dan bersedia membelinya.
31
Tingkat permintan pasar yang dihadapi sebuah perusahaan tidaklah selalu
konstan, tetapi ada delapan macam kemungkinan tingkat permintaan pasar. Untuk
dibutuhkan tugas-tugas pemasaran tertentu untuk mengelolanya.
Pasar dibedakan berdasarkan tujuan pembeliannya menjadi dua macam, yaitu
pasar konsumen akhir dan pasar organisasional (pasar bisnis). Pasar konsumen
(akhir) terdiri atas setiap individu dan rumah tangga yang tujuan pembeliannya
adalah untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk dikonsumsi langsung.
Perilaku pasar konsumen dipengaruhi oleh empat faktor utama, yakni budaya
(kultur, sub kultur, dan kelas sosial), sosial (kelompok referensi, keluarga serta
peran dan status), pribadi (usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan
ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri), dan psikologis
(motivasi, persepsi, pengetahuan, serta kepercayaan dan pendirian). Semua ini
memberikan petunjuk tentang bagaimana mencapai dan melayani para pembeli
secara lebih efektif.
Ukuran suatu pasar tergantung pada jumlah pembeli yang berada pada
pasar tersebut. Pembeli potensial memiliki tiga karakteristik pokok, yaitu
mempunyai minat, penghasilan, dan akses. Berdasarkan ketiga karakteristik ini,
ada lima level definisi pasar, yaitu:
a. Pasar potensial (potential market), yaitu sekumpulan konsumen yang
memiliki tingkat minat tertentu terhadap penawaran pasar tertentu. Misalnya,
semua orang yang menyatakan berminat untuk membeli sebuah sepeda
motor.
32
b. Pasar yang tersedia (available market), yaitu sekumpulan konsumen yang
memiliki minat, penghasilan, dan akses pada penawaran pasar tertentu.
Dalam pasar yang tersedia, konsumen juga memiliki kemampuan (daya beli)
untuk membeli sepeda motor. Selain itu hambatan akses juga teratasi, artinya
sepeda motor tersebut memang tersedia di wilayah konsumen tersebut
berada.
c. Pasar tersedia yang memenuhi syarat (qualified available market), yaitu
sekumpulan konsumen yang memiliki minat, penghasilan, akses, dan
kualifikasi untuk penawaran pasar tertentu. Misalnya pemerintah melarang
penjualan sepeda motor kepada orang yang belum berusia 17 tahun. Dengan
demikian, meskipun ada konsumen yang memiliki minat, daya beli, dan akses
pasar, tetapi belum berusia 17 tahun, maka ia bukanlah pasar tersedia yang
memenuhi syarat.
d. Pasar yang dilayani (served market atau target market), yaitu bagian dari
qualified available market yang ingin dimasuki perusahaan. Misalnya,
produsen sepeda motor memutuskan untuk memusatkan perhatian pemasaran
dan distribusinya di pulau Jawa, maka pulau Jawa menjadi pasar yang
dilayani.
e. Pasar penetrasi (penetrated market), yaitu sekumpulan konsumen yang benar
telah membeli produk. Jadi, yang termasuk dalam pasar penetrasi adalah
mereka yang sungguh-sungguh telah membeli sepeda motor produsen
tersebut.
33
Pemahaman akan level definisi pasar di atas sangat bermanfaat bagi
perencanaan pemasaran. Jika seorang pemasar tidak puas dengan penjualannya
saat ini, maka ia dapat melakukan sejumlah tindakan. Ia dapat mencoba menarik
persentase pembeli dari pasar yang dilayani yang lebih besar. Ia dapat
memperluas pasar yang tersedia dengan membuka distribusi pada wilayah lain
atau dengan menurunkan harga. Selain itu, ia juga dapat berusaha memperluas
pasar potensial dengan mengiklankan produk pada konsumen yang semula tidak
menaruh minat.54
6. Ekonomi Islam
Islam juga telah menggariskan mengenai bagaimana proses dan
mekanisme distribusi kekayaan di antara seluruh lapisan masyarakat agar tercipta
keadilan dan kesejahteraan. Instrumen distribusi kekayaan dalam Islam melalui
beberapa aturan yaitu sebagai berikut.
a. Wajibnya muzzaki (orang yang berzakat) membayar zakatnya dan
diberikan kepada mustahiq (orang yang berhak menerima zakat)
khususnya kalangan fakir miskin.
b. Hak setiap warga negara untuk memanfaatkan kepemilikan umum. Negara
berhak mengelola secara optimal dan efisien serta mendistribusikannya
kepada masyarakat secara adil dan proporsional.
c. Pembagian harta negara seperti tanah, barang dan uang sebagai modal bagi
yang memerlukan.
d. Pembagian harta waris kepada ahli warisnya.
54
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran ..., h.59&64.
34
e. Larangan menimbun emas dan perak sekalipun telah dikeluarkan
zakatnya.
Pemberlakuan aturan dalam penditribusian kekayaan secara adil akan
menjaga kemungkinan terjadinya ketimpangan pendapatan di antara anggota
masyarakat. Di satu sisi ada kesempatan dan peluang bagi invidu yang kreatif dan
punya potensi untuk dapat memiliki kekayaan dalam jumlah yang banyak tanpa
harus melakukan praktik ekonomi yang tidak benar seperti monopoli, KKN, dan
sebagainya. Di sisi lain negara akan menjaga agar jangan sampai ada anggota
masyarakat yang tidak mampu memenuhi kebutuhan pokoknya.
Mekanisme syariah Islam yang mengatur persoalan distribusi kekayaan di
antara umat manusia tidak terlepas dari pandangan ideologis bahwa semua
kekayaan yang ada di dalam semesta ini pada hakikatnya adalah milik Allah
sehingga harus diatur sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Manusia tidak punya
hak untuk mengklaim bahwa semua harta miliknya adalah miliknya secara absolut
karena sebenarnya manusia hanya diberi wewenang untuk mengelola dan
memanfaatkan harta yang ada di dunia dan pada saatnya harus dikembalikan
kepada pemilik yang sebenarnya yaitu Allah. Dalam hal itu, Islam mendorong
sifat sikap kepemilikan yang dapat meningkatkan kemanfaatan (utility) suatu
barang melalui semangat etos bekerja sama antara pemilik modal dengan
pengusaha, pemanfaatan sumber daya alam secara bertanggung jawab dengan
mempertimbangkan aspek pertumbuhan (growth) dan keadilan (equity) di
samping harus memerhatikan dimensi keberlanjutan (sustainability) lingkungan
ekologi.
35
Islam mencela sifat dan sikap yang hanya memerhatikan kepentingan
individu (self interest) tanpa mempedulikan keadaan sekitarnya. Gejolak sosial
dan berbagai tindak kriminalitas seringkali dipicu oleh adanya faktor kesenjangan
ekonomi di tengah masyarakat. Demikian juga dalam skala regional dan
internasional konflik antar daerah dan antar negara selalu dilatarbelakangi oleh
persoalan ekonomi. Sehingga menjadi suatu keharusan bagi setiap individu,
kelompok, dan masyarakat untuk membangun etos kerja dan semangat bekerja
sama dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Semangat mencari kekayaan
harus diimbangi dengan semangat sosial untuk membantu orang lain yang
membutuhkan sehingga akan terwujud keseimbangan sosial. Kebijakan ekonomi
melalui instrumen moneter dan fiskal merupakan alat (tools) untuk mendorong
peningkatan produksi dan distribusi barang dan jasa bagi kebutuhan masyarakat.55
7. Qarh (Utang Piutang)
a. Pengertian Qarh
Qarh secara etimologis berarti memotong, sedangkan secara
terminologis, qarh adalah meminjamkan harta kepada orang lain tanpa
mengharapkan imbalan. Dalam redaksi lain qarh adalah pemberian harta
kepada orang lain yang dapat ditagih kembali atau dengan kata lain
meminjam dengan tanpa mengharap imbalan. Qarh merupakan akad tabarru
(akad non profit) bukan akad profit atau komersial. Menurut pasal 19 ayat (1)
huruf e UU No. 21 Tahun 2008, yang dimaksud dengan qarh adalah akad
55
Veithzal Rivai, dan Andi Buchari, ISLAMIC ECONOMICS Ekonomi Syariah Buka
Opsi, Tetapi Solusi!, Jakarta: Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT), 2013,
h.372-373.
36
pinjaman dana kepada nasabah dengan ketentuan bahwa nasabah wajib
mengembalikan dana yang diterimanya pada waktu yang sepakati. Sedangkan
menurut pasal 3 Peraturan Bank Indonesia (PBI) no9/19/PBI/2007, qarh
adalah transaksi pinjaman dana tanpa imbalan dengan kewajiban pihak
pemijam mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam
jangka tertentu. 56
Pendapat lain secara etimologi al-qarh berarti al qoh (terputus).
Harta yang di hutangkan kepada pihak lain dinamakan qarh karena ia
terputus dari pemiliknya.57
b. Rukun Qarh
Ada beberapa rukun yang harus dipenuhi dalam akad qarh Ini. Apabila
rukun tersebut tidak terpenuhi, maka akad qarh akan batal. Rukun qarh
tersebut adalah:58
1. Pihak peminjam (muqtarih)
Pihak peminjam yaitu orang yang meminjam dana atau uang kepada pihak
pemberi pinjaman.
2. Pihak pemberi pinjaman (muqrih)
Pihak pemberi pinjaman yaitu orang atau badan yang memberikan pinjaman dana atau uang
kepada pihak peminjam.
3. Dana (qarh) atau barang yang dipinjam (muqtarah)
56
Mardani, HUKUM PERIKATAN SYARIAH di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2013,
h.205-206. 57
Ghufran A.Masadi dikutip oleh Imam Mustofa, Definisi, Dasar Hukum, Syarat Dan Rukun Qarh, http://www.academia.edu/30512598/DEFINISI_DASAR_HUKUM_SYARAT_DAN_RUKUN_QARDH,
Tanggal: 9 November 2017. 58
Taufik Hidayat dikutip oleh Imam Mustofa, Definisi, Dasar Hukum, Syarat Dan Rukun
Qarh, Tanggal: 9 November 2017.
http://www.academia.edu/30512598/DEFINISI_DASAR_HUKUM_SYARAT_DAN_RUKUN_QARDH
37
Dana atau barang disini yang dimaksud adalah sejumlah uang atau barang yang
dipinjamkan kepada pihak peminjam.
4. Ijab qabul (sighat)
Karena utang piutang sesungguhnya merupakan sebuah transaksi (akad),
maka harus dilaksanakan melalui ijab dan kabul yang jelas sebagaimana jual
beli dengan menggunakan lafadz qarh.
c. Syarat-syarat Qarh
Dikutip dari buku karya Imam Mustofa, Wahbah al-Zuhaili
menjelaskan bahwa secara garis besar ada empat syarat yang harus dipenuhi dalam akad
qarh, yaitu:59
1. Akad qarh dilakukan dengan sigat ijab dan qabul atau bentuk lain yang dapat
menggantikanya, seperti muaah (akad dengan tindakan/saling memberi dan saling
mengerti)
2. Kedua belah pihak yang terlibat akad harus cakap hukum (berakal, baligh dan tanpa
paksaan). Berdasarkan syarat ini, maka qarh sebagai akad tabarru
(berderma/sosial), maka akad qarh yang dilakukan anak kecil, orang gila,
orang bodoh atau orang yang dipaksa, maka hukumnya tidak sah.
3. Menurut kalangan hanafiyah, harta yang dipinjamkan haruslah harta yang ada
padanannya di pasaran, atau padanan60
nilainya (mitsil), sementara menurut
59
Imam Mustofa, Definisi, Dasar Hukum, Syarat dan Rukun Qardh, http://www.academia.edu/30512598/DEFINISI_DASAR_HUKUM_SYARAT_DAN_RUKUN_Q
ARDH, Tanggal: 9 November 2017.
38
jumhur ulama, harta yang dipinjamkan dalam qarh dapat berupa harta apa saja yang
dijadikan tanggungan.
4. Ukuran, jumlah, jenis dan kualitas harta yang dipinjamkan
harus jelas agar mudah untuk dikembalikan. Hal ini untuk menghindari
perselisihan di antara para pihak yang melakukan akad qarh.
d. Dasar Hukum Qarh
Dasar hukum qarh adalah sebgai berikut61
;
1) Firman Allah SWT
a. Al-baqarah (2) :280
62
Artinya : Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka
berilah tangguh sampai Dia berkelapangan. Dan
menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik
bagimu, jika kamu mengetahui.63
b. Al-baqarah (2) ;282
60
Padanan adalah keadaan seimbang (sebanding, senilai, seharga, sederajat, sepadan,
searti). 61
Ibid,. h.206. 62
Q.S Al-Baqarah(2):280. 63
Departemen Agama, Al-Quran dan Terjemah, h.70.
39
64
Artinya ; Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah
tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah
kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di
antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah
penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah
mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah
orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan
ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah
Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada
hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah
akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak
mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya
mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua
orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak
ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua
orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya
jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya.
Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan)
apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis
hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu
membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan
lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak
(menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah muamalahmu itu),
kecuali jika muamalah itu perdagangan tunai yang kamu
jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu,
(jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila
kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling
sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka
sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu.
Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.65
c. Al-maidah (5):1
64
Q.S Al-Baqarah(2):282. 65
Departemen Agama, Al-Quran dan Terjemah, h.70.
40
...66
Artinya ; Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu67
2) Hadis-hadis Nabi SAW
Orang yang melepaskan seorang muslim dari kesulitannya di dunia, Allah
akan melepaskan kesulitannya di hari kiamat: dan Allah senantiasa
menolong hamba-Nya selama ia (suka) menolong saudaranya (HR.
Muslim)
Penundaan (pembayaran ) yang dilakkan oleh orang mampu adalah suatu
kezaliman (HR. Jamaah)
Penundaan (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu menghalalkan
harga diri dan memberikan sanksi kepadanyan (HR. NasaI, Abu Daud,
Ibnu Majah, dan Ahmad)
Orang yang terbaik di antara kamu adalah orang yang paling baik dalam
pembayaran hutangnya (HR. Bukhari )
e. Ketentuan Qarh
Ketentuan Umum Qarh yaitu68
;
1) Qarh adalah pinjaman yang diberikan kepada nasbah (miqtarih) yang
memerlukan.
2) Nasabah Qarh wajib mengembalikan jumlah uang pokok yang diterima
pada waktu yang telah ditentukan.
3) Biaya administrasi dibebankan kepada nasabah.
66
Q.S Al-Maidah(5):1. 67
Departemen Agama, Al-Quran dan Terjemah, h.156. 68
Mardani, HUKUM PERIKATAN, h.206.
41
4) LKS ( lembaga keuangan syariah) dapat meminta jaminan kepada nasabah
bilamana dipandang perlu.
5) Nasabah Qarh dapat memberikan tambahan (sumbangan) dengan
sukarela kepada LKS selama tidak diperjanjikan dalam akad.
6) Jika nasabah tidak dapat mengembalikan sebagian atau seluruh
kewajibannya pada saat yang telah disepakati dan LKS telah memastikan
ketidakmampuannya, LKS dapat;
a. Memperpanjang jangka waktu pengambilan, atau
b. Menghapus (wirite of) sebagian atau seluruh kewajibannya.
Sanksi69
1) Dalam hal nasabah tidak menunujukan keinginan mengembalikan
sebagian atau seluruh kewajibannya bukan ketidakmampuannya.
2) Sanksi yang dijatuhkan kepada nasabah sebagaimana yang dimaksud butir
1 dapat penjualan barang jaminan.
3) Jika barang jaminan tidak mencukupi, nasabah tetap harus memenuhi
kewajibannya secara penuh.
Sumber dana70
Dana qarh dapat bersumber dari;
1) Bagian modal LKS
2) Keuntungan LKS
69
Ibid,. 70
Ibid,.
42
3) Lembaga lain atau individu yang mempercayakan penyaluran infaqnya
kepada LKS
C. Kerangka Berpikir
Penyaluran modal ialah orang atau lembaga yang memiliki harta lebih
secara finansial dan mau menjadikan hartanya sebagai alat pinjaman bagi
masyarakat secara luas yang membutuhkan (modal) untuk mengembangkan usaha
mereka yang berifat pribadi atau kelembagaan. Dengan adanya kegiatan
penyaluran modal, dapat membantu berkembangnya usaha para pedagang
khususnya di pasar besar Palangka Raya.
Islam sangat memuliakan kegiatan bermuamalah dalam hal saling
membantu berbagi keuntungan satu sama lain contohnya seperti membantu
seseorang yang sedang membutuhkan dana, dan pada kondisi yang sama kita
memiliki kemampuan untuk membantu maka kita wajib membantunya sesuai
dengan kemampuan yang ada.
Pasar besar Palangka Raya dikenal sebagai pasar induk terbesar yang ada
di wilayah Palangka Raya, pasar ini merupakan pasar yang mejual bahan-bahan
pokok terlengkap yang dibutuhkan masyarakat Palangka Raya dan mayoritas
agama para pedagangnya beragama islam. Seiring dengan hal itu banyak para
pedagang yang ingin mengembangkan usaha mereka masing-masing salah
satunya menggunakan dana pinjaman.
Pada saat ini, pene