hubungan partisipasi mahasiswa dalam kegiatan...
TRANSCRIPT
i
HUBUNGAN PARTISIPASI MAHASISWA
DALAM KEGIATAN KELUARGA MAHASISWA ISLAM
SATYAWACANA (KMIS)
DENGAN RELIGIUSITAS MAHASISWA MUSLIM
DI UKSW SALATIGA TAHUN 2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)
Oleh:
Nur Rokhim
NIM: 111 11 139
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2016
ii
Lamp : 4 (empat) eksemplar
Hal : Pengajuan Naskah Skripsi
KepadaYth.
Dekan FTIK IAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Di sampaikan dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan
koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa :
Nama : Nur Rokhim
NIM : 111 11 139
Judul : HUBUNGAN PARTISIPASI MAHASISWA DALAM
KEGIATAN KELUARGA MAHASISWA ISLAM
SATYAWACANA (KMIS) DENGAN RELIGIUSITAS
MAHASISWA MUSLIM DI UKSW TAHUN 2015
dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga untuk
diujikan dalam sidang munaqasyah.
Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan
sebagaimana mestinya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salatiga, 18 Februari 2016
Pembimbing,
Dr. Mukti Ali, M.Hum
NIP. 19750905 200112 1 001
SKRIPSI HUBUNGAN PARTISIPASI MAHASISWA DALAM KEGIATAN
KELUARGA MAHASISWA ISLAM SATYAWACANA (KMIS) DENGAN
RELIGIUSITAS MAHASISWA MUSLIM DI UKSW TAHUN 2015
DISUSUN OLEH
NUR ROKHIM
NIM: 111 11 139
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan
Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga, pada tanggal 17 Maret 2016 dan telah dinyatakan memenuhi
syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Siti Rukhayati, M.Ag
Sekretaris Penguji : Dr. Mukti Ali, M.Hum
Penguji I : Dra. Siti Farikhah, M.Pd
Penguji II : Drs. Abdul Syukur, M.Si
Salatiga, 17 Maret 2016
Dekan FTIK
Suwardi, M.Pd.
NIP. 19670121 199903 10002
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Nur Rokhim
NIM : 111 11 139
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan
hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari hasil karya tulis orang lain. Pendapat
dan temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk
berdasarkan kode etik ilmiyah.
Salatiga, 27 Januari 2016
Penulis
Nur Rokhim
MOTTO
“ Jadikanlah setiap langkah hidup kita sebagai ladang
ibadah”
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahi robbil alamin dengan rahmat Allah SWT skripsi ini
telah selesai. Skripsi ini saya persembahkan untuk orang-orang yang telah hadir di
hidupku dan selalu menemaniku dalam menggapai mimpi-mimpiku :
1. Bapakku tercinta Slamet Saryono dan Ibuku tercinta Surami, serta bu lek
Timbul yang senantiasa mencurahkan kasih sayangnya padaku dan tidak henti-
hentinya menasehati dan mendo’akanku.
2. Bapak Ibu Guruku, Abah yai dan ibu nyai, lebih-lebih neng ika PONPES Darul
Falah yang senantiasa memberikan nasehat padaku, yang tak lelah
membimbingku dan telah banyak mengajarkan hal-hal baru padaku
3. Adikku tersayang Islamiyah dan kakakku Sudiyono yang selalu memberikanku
semangat untuk terus maju.
4. Segenap keluarga besarku yang selalu memberikan kasih sayangnya dari aku
kecil hingga saat ini.
5. IAIN Salatiga yang telah memberiku kesempatan melanjutkan kuliah dengan
memberikan program beasiswa Bidik Misi.
6. Seluruh keluarga besar Al Khidmah Kampus Salatiga, Ya Bismillah, AL
ISHLAH, Darul Falah, FK Wama, Lembaga Dakwah Kampus, dan PMII
Salatiga yang telah mendidikku, mengajariku dan memberikan banyak
pengalaman padaku, yang sangat berjasa dalam menjadikanku.
7. Seluruh sahabat-sahabatku tercinta terutama Tyas Andaru dan Aida Nur
Azizah yang telah memberi warna dihidupku, menemani dan memberi
semangat selama perjalanan perkuliahanku.
8. Terakhir untuk wanita spesial yang menjadi anugrah terindah dalam hidupku,
Adinda Nur Faizah yang selalu ku sayangi dan kurindukan.
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan terhadap kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan banyak rahmat dan inayah-Nya. Sholawat serta salam
selalu tercurahkan pada junjungan nabi agung Muhammad SAW yang telah
membimbing manusia dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang benderang
dan yang selalu dinantikan syafaatnya di hari kiamat kelak. Segala syukur penulis
panjatkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul
“HUBUNGAN PARTISIPASI MAHASISWA DALAM KEGIATAN
KELUARGA MAHASISWA ISLAM SATYAWACANA DENGAN
RELIGIUSITAS MAHASISWA MUSLIM DI UKSW TAHUN 2015” Skripsi
ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar S1 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri
Salatiga.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak
sekali kekurangan di dalamnya. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari
berbagai pihak penulis tidak akan bisa menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.
Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Bapak Dr. Rahmad Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
3. Ibu Eva Palupi, S. Psi. M. Psi selaku dosen pembimbing akademik yang
selalu memberikan bimbingan dan pengarahan untuk menjadi yang terbaik
4. Bapak Dr. Mukti Ali, M.Hum selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan arahan dan bimbingan hingga skripsi ini dapat selesai
5. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu
selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini
6. Bapak, ibu dan seluruh keluargaku yang selalu mendorong dan memberikan
motivasi dalam menyelesaikan kuliah di IAIN Salatiga
7. Organisasi KMIS Salatiga yang telah banyak memberikan informasi,
pengetahuan dan telah bersedia membantu dalam memberikan informasi yang
berguna dalam pembuatan karya ini dengan baik
8. Nur Salim, Fikri Sabiq, Dyan Apriyani, Khoirul Anam, Erni, Sunarnoto,
Syukron Rofiq dan Eko Mulyono yang secara tidak langsung telah membantu
dalam selesainya skripsi ini
9. Semua pihak yang telah membantu baik doa, motivasi maupun dukungannya
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis kususnya
dan bagi semua orang pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat
diperlukan dalam kesempurnaan skripsi ini.
Salatiga, 27 Januari 2016
Penulis
ABSTRAK
Rokhim, Nur. 2015. Hubungan Partisipasi Mahasiswa dalam Kegiatan Keluarga
Mahasiswa Islam Satyawacana Dengan Religiusitas Mahasiswa
Muslim di UKSW Salatiga Tahun 2015. Pembimbing: Dr. Mukti Ali,
M.Hum.
Kata kunci : Partisipasi Mengikuti Kegiatan dan Religiusitas Mahasiswa
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui partisipasi mahasiswa
dalam kegiatan Keluarga Mahasiswa Islam Satyawacana dengan religiusitas
mahasiswa muslim di UKSW. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui
penelitian ini adalah: 1. Bagaimana partisipasi mahasiswa dalam kegiatan
Keluarga Mahasiswa Islam Satyawacana Salatiga tahun 2015 2. Bagaimana
religiusitas mahasiswa muslim di UKSW tahun 2015 3. Adakah hubungan
antara partisipasi mengikuti kegiatan Keluarga mahasiswa Islam Satyawacana
dengan religiusitas mahasiswa Muslim di UKSW tahun 2015. Tujuan penelitian
ini adalah: 1. Mengetahui tingkat partisipasi mahasiswa dalam kegiatan KMIS 2.
Mengetahui tingkat religiusitas mahasiswa KMIS 3. Mengetahui hubungan
partisipasi mahasiswa KMIS dengan religiusitas.
Penelitian ini meggunakan pendekatan kuantitatif, subyek penelitian ini
adalah seluruh anggota KMIS dengan 35 sampel anggota yang aktif mengikuti
kegiatan, dan dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode kuesioner.
Langkah-langkah penelitianya dengan menyebar kuesioner tentang partisipasi dan
religiusitas, mengolah data dengan mengidentifikasikan nilai tertinggi dan
terendah, memprosentasikan besarnya frekuensi, dan menganalisis korelasi, dan
hasil perhitunganya dibandingkan dengan r tabel.
Temuan peneliti menunjukkan bahwa partisipasi mahasiswa dalam
mengikuti kegiatan KMIS pada tahun 2015 tergolong baik yaitu berada pada
kategori tinggi ada 15 responden dengan tingkat prosentase 42,86 %, kategori
sedang ada 13 responden dengan tingkat prosentase 37, 14 % dan kategori rendah
ada 7 responden dengan tingkat prosentase 20 % sedangkan sikap religiusitas para
mahasiswa yang aktif mengikuti kegiatan KMIS yang berkaitan dengan ibadah
sholat, puasa dan tilawah berbeda-beda. Religiusitas mahasiswa yang termasuk
kategori tinggi ada 12 responden dengan tingkat prosentase 34,29 %, kategori
sedang ada 14 responden dengan tingkat prosentase 40 %, dan kategori rendah
ada 9 responden dengan tingkat prosentase 25,71 %. Setelah dianalisis
menggunakan product moment terbukti bahwa r hitung lebih besar dari r tabel
pada taraf signifikan 1% yaitu r hitung = 0,560 dan r tabel (1%) = 0,430 yang
berarti ada hubunganya dan signifikan antara partisipasi mahasiswa dalam
kegiatan KMIS dengan religiusitas mahasiswa. Dengan demikian, hipotesis yang
diajukan penulis dapat diterima atau terbukti kebenarannya untuk tingkat
signifikan 1 %.
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................................. i
NOTA PEMBIMBING ........................................................................................ ii
PENGESAHAN KELULUSAN .......................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................ iv
MOTTO ................................................................................................................ v
PERSEMBAHAN ................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................................ ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian................................................................................ 4
D. Manfaat Hasil Penelitian .................................................................... 5
E. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 5
F. Hipotesis Penelitian ............................................................................ 13
G. Metode Penelitian ............................................................................... 13
H. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 15
I. Analisis Data ...................................................................................... 16
J. Sistematika Penulisan Skripsi ............................................................ 18
BAB II LANDASAN TEORI
A. Keluarga Mahasiswa Islam Satyawacana ........................................21
B. Religiusitas .......................................................................................28
C. Hubungan Partisipasi Mahasiswa dalam Kegiatan KMIS Dengan
sikap Religiusitas Mahasiswa Muslim UKSW .................................38
BAB III LAPORAN PENELITIAN
A. Sejarah Keluarga Mahasiswa Islam Satyawacana ...........................40
B. Visi dan Misi Keluarga Mahasiswa Islam Satyawacana ..................43
C. Struktur Keluarga Mahasiswa Islam Satyawacana ..........................43
D. Tugas-tugas Struktur Keluarga Mahasiswa Islam Satyawacana ......
..........................................................................................................44
E. Kegiatan-kegiatan Keluarga Mahasiswa Islam Satyawacana ..........45
F. Tingkat Partisipasi Mahasiswa dalam Kegiatan Keluarga Mahasiswa
Islam Satyawacana Tahun 2015 .......................................................47
G. Tingkat Religiusitas Mahasiswa Muslim UKSW Salatiga Tahun 2015
..........................................................................................................50
BAB IV ANALISIS DATA
A. . Analisis Data Tingkat Partisipasi Mahasiswa dalam Kegiatan
Keluarga Mahasiswa Islam Satyawacana ......................................... 53
B. . Analisis Data Tingkat Religiusitas Mahasiswa Muslim UKSW ........ 59
C. . Analisa Hubungan Pengaruh Partisipasi Mahasiswa dalam Kegiatan
KMIS Salatiga Terhadap Religiusitas Mahasiswa ............................ 65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................... 70
B. Saran-Saran ........................................................................................ 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ada sebuah adagium yang mengungkapkan bahwa jika lingkungan
tempat seseorang tinggal itu baik, maka orang di dalamnya berpotensi akan
memiliki nafas kebaikan itu. Sebaliknya, jika kondisi lingkungan itu buruk,
maka orang di dalamnya juga akan berpotensi menjadi buruk pula. Oleh
karenanya, bias dikatakan bahwa lingkungan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi perilaku seseorang.
Lingkungan yang bisa mempengaruhi ini mencakup hal besar yang
termasuknya yaitu lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah, dan lainnya.
Salah satu hal yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan adalah cara kehidupan
beragama seseorang atau sikap religiusitas. Orang yang hidup dikalangan
pesantren yang notabenenya adalah memiliki lingkungan yang sangat religius,
tentunya berbeda dengan orang yang hidup di kalangan masyarakat umum
yang jauh dari aktivitas keagamaan. Begitu juga dengan seseorang yang lahir
dari kalangan keluarga yang kental akan aktivitas keagamaan tentunya juga
berbeda dengan orang yang lahir dari kalangan abangan. Selain latar belakang
lingkungan, dukungan lingkungan seseorang berada juga memberikan
pengaruh terhadap sikap seseorang. Jika lingkungan tidak mendukung maka
dalam melakukan aktivitas keagamaan akan tersendat dengan berbagai
masalah, cobaan, dan ujian.
Penulis melihat kampus UKSW Salatiga adalah kampus yang berbasis
kristen yang dalam benak peneliti muncul pertanyaan bagaimana dengan
aktivitas keagamaan mahasiswa-mahasiswa muslim di kampus tersebut?
Peneliti melakukan observasi awal dengan mewawancarai saudari Aninditya
Swasti seorang aktivis organisasi ekstra Islam kampus dalam hal ini KMIS.
Dia menjawab “ setiap memulai perkuliahan diwajibkan bagi dosen untuk
memimpin berdoa dengan cara ibadah Kristen, lalu lembaga akademik UKSW
menyediakan beasiswa Yayasan Satyawacana dengan nominal yang paling
besar dibanding beasiswa yang lain dengan persyaratan yang sangat mudah,
namun jika sudah mendapatkan beasiswa tersebut wajib bagi mahasiswa untuk
mengikuti ibadah Kristen setiap sabtu pagi, perkuliahan yang diselenggarakan
dihari jumat tidak memberikan kesempatan beribadah bagi mahasiswa muslim
ketika tiba saatnya sholat jumat dan lain sebagainya.” Hal ini menimbulkan
pertanyaan bagi penulis bagaimana respon mahasiswa muslim atas problem-
problem yang menyangkut aktivitas keagamaan tersebut.
Kondisi di atas membuat beberapa mahasiswa mempunyai iktikad untuk
mengatasi permasalahan tersebut dan membuat wadah untuk mempersatukan
para mahasiswa muslim dengan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan
ajaran Islam. Hal tersebut dilakukan agar para mahasiswa UKSW tidak kering
dari nuansa dan semangat keislaman. Wujud nyata dari rencana tersebut adalah
munculnya wadah yang menyatukan para mahasiswa muslim di kampus
UKSW Salatiga yaitu bernama Keluarga Mahasiswa Islam Satyawacana
(KMIS).
Aninditya Swasti mengatakan “Setelah berdiri, KMIS melakukan
audiensi dengan rektor UKSW terkait permasalahan-permasalahan yang
menyangkut keagamaan. Dari audiensi tersebut menghasilkan beberapa
masukan dan kebijakan dari rektor, yaitu bahwa lembaga akan menyediakan
tempat ibadah khusus bagi mahasiswa muslim yang tempatnya di belakang
gedung fakultas ilmu kesehatan, mahasiswa muslim boleh ijin meninggalkan
perkuliahan jika waktu ibadah tiba, dan memperbolehkan melakukan kegiatan-
kegiatan yang berbasis Islam dengan catatan di luar kampus UKSW”. Dari
hasil audiensi tersebut KMIS semakin semangat dalam melakukan pergerakan
di UKSW, salah satu pergerakan KMIS yaitu dengan menyelenggarakan
kegiatan kajian islami yang bertujuan untuk memperkuat hubungan antar
individu, menambah keyakinan dalam beragama dan mengajarkan ketaatan
beribadah.
Dari kegiatan yang diselenggarakan dari KMIS ini, harapannya bisa
menjadi tetesan embun penyemangat sikap religiusitas dari para mahasiswa
UKSW Salatiga. Untuk mengetahui hubungan atau tidaknya kegiatan dari
KMIS tersebut terhadap sikap religiusitas para mahasiswa, penulis kemudian
melakukan penelitian dengan mengangkat judul “HUBUNGAN PARTISIPASI
MAHASISWA DALAM KEGIATAN KELUARGA MAHASISWA ISLAM
SATYAWACANA (KMIS) DENGAN RELIGIUSITAS MAHASISWA
MUSLIM DI UKSW SALATIGA TAHUN 2015”.
B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini penulis mengajukan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana partisipasi mahasiswa dalam mengikuti kegiatan Keluarga
mahasiswa Islam Satyawacana?
2. Bagaimana religiusitas mahasiswa muslim UKSW yang mengikuti kegiatan-
kegiatan yang diadakan KMIS?
3. Adakah hubungan positif antara kegiatan-kegiatan KMIS dalam membentuk
sikap religiusitas mahasiswa muslim UKSW?
C. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui tingkat partisipasi mahasiswa dalam mengikuti kegiatan
Keluarga Mahasiswa Islam Satyawacana.
2. Mengetahui tingkat religiusitas mahasiswa muslim di UKSW.
3. Untuk mengetahui adakah hubungan yang positif antara kegiatan-kegiatan
KMIS dalam membentuk sikap religiusitas mahasiswa muslim UKSW.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memperkaya kepustakaan dan menambah
khasanah ilmu pengetahuan khususnya tentang pengaruh organisasi islam
terhadap pembentukan sikap religiusitas.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan
menambah wawasan kepada para pembaca agar syiar islam di kampus
maupun di masyarakat makin meluas dan juga lebih istiqomah mengikuti
kegiatan-kegiatan yang Islami.
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian adalah asumsi atau dugaan logis yang memberikan
jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian berdasarkan penyelidikan
awal. Hipotesis mengarahkan kita kesumber-sumber informasi yang membantu
kita untuk menyelesaikan dan menjawab permasalahan riset yang sudah
ditetapkan. Hipotesis bias lebih dari satu. Hipotesis mempuyai kemungkinan
didukung atau tidak didukung oleh data (Darmawan, 2014: 33).
Berdasarkan penelitian diatas maka hipotesis pada penelitian ini yaitu
“terdapat hubungan yang positif dan segnifikan pada mahasiswa yang
mengikuti kegiatan KMIS terhadap religiusitas mahasiswa muslim UKSW
Salatiga tahun 2015”. Dengan kata lain semakin sering aktif mengikuti
kegiatan KMIS maka semakin tinggi pula tingkat relegiusitasnya dalam
mengamalkan ibadah sholat, puasa, dan tilawah (melantunkan al-Qur’an
dengan mengkaji maknanya).
F. Metode Penelitian
Setiap penelitian memerlukan pendekatan dan jenis penelitian yang
sesuai dengan masalah yang dihadapi. Jenis penelitian yang dipergunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kuantitatif.
Metode kuantitatif bertujuan untuk menjelaskan suatu fenomena menurut
perspektif peneliti (Purwanti, 2010: 8) dalam penelitian kuantitatif sering
digunakan rumus-rumus statistik. Adapun langkah-langkah yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
Populasi dan sampel Populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek
yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan
dengan masalah penelitan, atau keseluruhan unit atau individu dalam ruang
lingkup yang akan diteliti (Martono, 2011: 74). Sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diselidiki. Pada dasarnya populasi penelitian ini adalah
seluruh mahasiswa muslim UKSW yang mengikuti kegiatan KMIS sedangkan
mahasiswa yang aktif mengikuti adalah 113 mahasiswa. Penulis mengambil
sampel sebanyak 35 mahasiswa dengan menggunakan purposive sampling.
System purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Kita memilih orang yang benar-benar mengetahui atau
memiliki kompetensi dengan topik penelitian kita (Martono, 2011: 79). Dalam
hal ini sampel yang akan diambil yaitu mahasiswa muslim UKSW Salatiga
yang telah aktif dalam kegiatan KMIS Salatiga.
1. Variabel dan Indikator Penelitian
Variabel merupakan pusat perhatian di dalam penelitian kuantitatif.
Secara singkat, variable dapat didefinisikan sebagai konsep yang memiliki
variasi atau memiliki lebih dari satu nilai (Martono, 2011: 55). Dalam
penelitian ini
Terdapat dua variabel yang akan diteliti yaitu variable X dan variable
Y. Variable X sebagai variable independen. Indikator dari tiap-tiap variable
sebagai berikut :
a. Variable independent yaitu partisipasi mahasiswa dalam kegiatan KMIS
Salatiga, indikatornya terdiri dari :
1) Keaktifan
a) Intensitas kehadiran
b) Ketepatan waktu
2) Memperhatikan materi
3) Respon dalam menerima materi
b. Variable dependent yaitusikap religiusitas dari aspek ritual antara lain:
sholat,puasa, dan tilawah indikatornya terdiri dari:
1) Kedisiplinan dalam melaksanakan sholat
a) Ibadah sholat lima waktu
b) Ketepatan waktu sholat
c) Pengamalan sholat sunah
2) Ibadah puasa
a) Puasa wajib (Romadhon)
b) Pengamalan puasa sunah
3) Amalan Tilawah
a) Ketekunan dalam membaca Al Qur’an
b) Pemahaman tajwid
c) Pemahaman terjemah
G. Metode Pengumpulan Data
Adapun untuk mengolah data, penulis menggunakan metode-metode
pengumpulan data sebagai berikut:
a. Kuesioner
Pengembangan instrument untuk teknik kuesioner ini dilakukan dalam
rangka menjaring data yang akan dikuantifikasikan (Darmawan, 2014: 263).
Metode ini digunakan untuk mengetahui tingkat partisipasi mahasiswa
muslim dalam mengikuti kegiatan KMIS Salatiga dan religiusitas
mahasiswa dalam aspek ritual.
b. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sesuatu obyek dengan
sistematika fenomena yang diselidiki (Purwanti, 2010: 11). Metode ini
digunakan untuk mencari data tentang Keluarga Mahasiswa Islam
Satyawacana melakukan pengamatan secara langsung pada mahasiswa
muslim mengenai tingkat partisipasi peserta dalam kegiatan , aktivitas di
dalam kegiatan tersebut, aktivitas ibadah peserta, melihat perilaku
mahasiswa yang mengikuti kegiatan, serta data-data mengenai gambaran
umum tentang KMIS Salatiga.
c. Dokumetasi
Dokumentasi adalah suatu metode untuk mencari data mengenai hal-
hal atau variabel yang berupacatatan, transkip buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya (Suharsimi, 2002:
206). Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang sejarah KMIS,
kegiatan KMIS, dan sebagainya.
H. Analisis Data
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Data yang
terkumpul akan diolah dan dihitung dengan menggunakan statistik. Langkah-
langkah analisis data sebagai berikut:
1. Analisis data tingkat partisipasi mahasiswa muslim dalam mengikuti
kegiatan KMIS dan tingkat religiusitas mahasiswa muslim UKSW.
Dalam menentukan tingkat partisipasi mahasiswa muslim dalam
mengikuti kegiatan KMIS dan tingkat religiusitas mahasiswa muslim
UKSW dilakukan dengan membuat distribusi frekuensi, yaitu dengan:
a. Mengidentifikasi nilai tertinggi; dan terendah untuk menentukan lebar
kelas interval. R.
Rumus :
Keterangan:
i = Lebar interval
Xt = Nilai tertinggi
Xr = Nilai terendah
Ki = Kelas interval
b. Memprosentasikan besarnya frekuensi.
Rumus :
Keterangan :
P = Proporsi individu dalam kelompok
F = Frekuensi
N = Jumlah subyek keseluruhan
2. Analisis korelasi tingkat partisipasi mahasiswa muslim dalam mengikuti
kegiatan KMIS dan tingkat sikap religiusitas mahasiswa muslim UKSW.
Untuk mengetahui adakah hubungan partisipasi mahasiswa dalam
kegiatan KMIS terhadap tingkat religiusitas mahasiswa muslim UKSW
tahun 2015 dilakukan penghitungan dengan rumus product moment.
Rumus Product Moment:
rxy
Keterangan
rxy : koefisien Validitas
N : Banyaknya Subjek
X : Nilai Pembanding
Y : Nilai dari instrument
Hasil perhitungan dari rumus product moment dibandingkan dengan
r table untuk menentukan diterima atau tidaknya hipotesis yang diajukan.
I. Sistematika Penulisan Skripsi
Skripsi ini disusun dalam lima bab yang secara sistematis penjabaranya
sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, pada bab ini akan dikemukakan tentang latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
tinjauan pustaka, hipotesis penelitian, metode penelitian, metode pengumpulan
data, analisis data, dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II, Landasan Teori. Pada bab ini membahas tentang Landasan teori
penjabaran tentang Keluarga Mahasiswa Islam Satyawacana (KMIS),
religiusitas, dan Hubungan partisipasi dalam kegiatan Keluarga Mahasiswa
Islam Satyawacana (KMIS) Salatiga terhadap sikap religiusitas mahasiswa.
Bab III, memuat laporan penelitian. Pada bab ini akan dilaporkan hasil
pengumpulan data yang meliputi; Sejarah Keluarga Mahasiswa Islam
Satyawacana UKSW Salatiga, visi dan misi KMIS UKSW Salatiga, Struktur
Organisasi KMIS UKSW Salatiga, tugas-tugas struktur organisasi KMIS
UKSW Salatiga, kegiatan-kegiatan KMIS UKSW Salatiga dan penyajian data
penelitian.
Bab IV berisi analisa data penelitian. Pada bab ini dilaporkan hasil data
yang terkumpul dengan petahapan klasifikasi data, tabulasi data, perhitungan
frekuensi dan prosentase untuk menjawab pokok masalah, sedangkan untuk
menjawab sejauh mana hubungan antar dua variable yang di teliti
menggunakan analisis statistic dengan rumus product moment.
Bab V Penutup, kesimpulan dan saran. Bab penutup memuat kesimpulan
penulis dari pembahasan skripsi ini dan saran-saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Keluarga Mahasiswa Islam Satyawacana
Setelah penulis melaksanakan penelusuran literatur yang membahas mengenai
partisipasi mahasiswa dan religiusitas, penulis telah menemukan beberapa
referensi khususnya dari skripsi. Diantaranya yang dapat dijadikan sumber telaah
pustaka adalah sebagai berikut:
Pertama dalam skripsi yang ditulis oleh Hidayatun Nasichah tahun 2013 yang
berjudul Hubungan antara Keaktifan Mengikuti Kegiatan Organisasi Osis Sie
Kerohanian Islam (SKI) dengan tingkat kedisiplinan beribadah (Studi Pada Siswa
Pengurus dan Anggota SKI SMP Negeri 6 Salatiga Tahun 2013). Kata
kunci dalam sekripsi ini adalah Keaktifan Organisasi Osis Sie Kerohanian Islam
(SKI) dan Tingkat Kedisiplinan Beribadah. Di sini peneliti ingin mengetahui
apakah ada hubungan antara keaktifan mengikuti kegiatan organisasi OSIS Sie
Kerohanian Islam (SKI) dengan tingkat kedisiplinan beribadah siswa karena
dianggap sebagai siswa yang mau dilatih untuk mengamalkan ibadah baik di
rumah maupun di luar rumah khususnya di lingkungan sekolah. Berdasarkan
latar belakang tersebut peneliti menggunakan rumus masalah: (1) bagaimana
keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan organisasi Osis Sie Kerohanian
Islam (SKI) di SMP N 6 Salatiga?, (2) bagaimana kedisiplinan siswa dalam
beribadah di SMP N 6 Salatiga?, (3) hubungan antara keaktifan mengikuti
kegiatan organisasi Osis Sie Kerohanian Islam (SKI) dengan tingkat kedisiplinan
beribadah siswa di SMP Negeri 6 Salatiga Tahun 2013?.
Metode penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Jumlah
populasi sama dengan jumlah sampel yaitu 48 responden. Teknik
pengumpulan data dengan angket dan dokumentasi. Teknik analisa data
deskriptif, prosentase dan uji hipotesis dengan menggunakan rumus korelasi
product moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Keaktifan siswa
dalam mengikuti kegiatan organisasi Osis Sie Kerohanian Islam (SKI) pada
kategori baik sebesar 56,25%, kategori cukup baik 27,08 %, dan kategori kurang
baik 16,67 %. (2) Tingkat kedisiplinan siswa dalam beribadah kategori baik
35,42 %, kategori cukup baik yaitu 58,33 %, dan kategori kurang baik 6,25 %.
(3) Ada hubungan yang signifikan antara keaktifan mengikuti kegiatan
organisasi Osis Sie Kerohanian Islam (SKI) dengan tingkat kedisiplinan
beribadah siswa dengan menggunakan taraf signifikan 5% sebesar 0,284, dengan r
Hitung l > r tabel. Maka dapat berarti nilai rxy lebih besar dari nilai table (0,389
> 0,284). Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan seringnya
aktif mengikuti kegiatan organisasi Sie Kerohanian Islam (SKI) maka tingkat
kedisiplinan beribadah siswa naik pula.
Kemudian dalam skripsi yang ditulis oleh Fuji Sugeharti tahun 2013 dengan
judul Pengaruh Keaktifan Mengikuti Kegiatan Jam’iyatul Qurra’ Wal Huffadh
Terhadap Perilaku Keberagamaan Mahasiswa PAI STAIN Salatiga Angkatan
Tahun 2010 dan 2011. Kata kunci pada sekripsi ini adalah Keaktifan Mengikuti
Kegiatan, Perilaku Keberagamaan. Keaktifan mengikuti kegiatan merupakan
intensitas mengikuti kegiatan yang diadakan sebuah organisasi. Organisasi
JQH adalah salah satu unit kegiatan mahasiswa yang bergerak dibidang baca
tulis dan hafalan Al-Qur’an. Banyak kegiatan yang dilakukan JQH dapat
meningkatkan religiusitas mahasiswa, selain itu JQH merupakan salah satu
organisasi ekstrakulikuler yang sejalan dengan visi dan misi lembaga dalam
menciptakan generasi penerus yang qur’ani, terutama bagi mahasiswa jurusan
PAI yang dituntut untuk menggalakkan pendidikan akhlak peserta didiknya
kelak. Skripsi ini mencoba mengkaji seberapa besar intensitas mengikuti
kegiatan-kegiatan yang diadakan organisasi dalam hal ini keaktifan mahasiswa
mengikuti organisasi JQH dengan perilakukeberagamaan mahasiswa.
Dalam skripsi ini peneliti menggunakan metode pengumpulan data dengan
menggunakan instrumen angket dan dokumentasi. Setelah dilakukan penelitian
secara sistematik di lokasi penelitian dapat diketahui bahwa ada hubungan
yang signifikan antara keaktifan mengikuti kegiatan JQH dengan perilaku
keberagamaan mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan tahun 2010 dan
2011 terlihat dari hasil analisis statistik bahwa rxy hitung (0,398) > rxy table
(0,361) pada taraf signifikansi 5% dengan N= 30. Dari hasil penelitian tersebut
dapat disimpulkan bahwa dengan aktif mengikuti kegiatan JQH akan meningkat
pula tingkat perilaku keberagamaan mahasiswa PAI STAIN Salatiga.
Selanjutnya dalam skripsi yang ditulis oleh Ahmad Fauzi yang berjudul
Pengaruh Partisipasi Kegiatan Keagamaan Islam terhadap Kedisiplinan Siswa
yang Beragama Islam Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2
Salatiga Tahun Pelajaran 2011/2012. Kata kunci dalam sekripsi ini adalah
partisipasi kegiatan keagamaan Islam dan kedisiplinan siswa yang beragama
Islam. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui pengaruh partisipasi
kegiatan keagamaan Islam terhadap kedisiplinan siswa yang beragama Islam
kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Salatiga. Pertanyaan
utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: 1. Bagaimana
partisipasi kegiatan keagamaan Islam di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN)
2 Salatiga tahun pelajaran 2011/2012. 2. Bagaimana kedisiplinan siswa
yang beragama Islam kelas XI di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2
Salatiga tahun pelajaran 2011/2012. 3. Adakah pengaruh antara partisipasi
kegiatan keagamaan Islam terhadap kedisiplinan siswa yang beragama Islam
kelas XI di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Salatiga tahun
2011/2012.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tekhnik angket,
metode dokumentasi, dan metode observasi. Subyek penelitian ini adalah siswa
kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Salatiga tahun pelajaran 2011/2012,
sebanyak 30 remaja. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan
kegiatan keagamaan Islam kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2
Salatiga tergolong tinggi sebanyak 90% (Sebanyak 27 remaja). Sedangkan
kedisiplinan siswa sebagian besar tergolong dalam kategori tinggi yaitu 40%
(Sebanyak 12 remaja). Setelah dianalisis menggunakan product moment
diperoleh nilai rxy sebesar 0,663, pada taraf signifikan antara penerapan kegiatan
Islam dan kedisiplinan siswa kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2
Salatiga. Jadi, dapat disimpulkan bahwa partisipasi kegiatan keagamaan Islam
sangat berpengaruh terhadap kedisiplinan siswa yang beragama Islam kelas XI
di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Salatiga.
Kemudian dalam skripsi yang ditulis oleh Marta Aji Wicaksono dengan judul
Aktivitas Keagamaan Mahasiswa Muslim di Unversitas Kristen Satya Wacana
Salatiga (Studi Mahasiswa yang Tergabung dalam Organisasi Keluarga
Mahasiswa Islam Satya Wacana Tahun 2012). Kata kunci dalam sekripsi ini
adalah Aktivitas keagamaan Penelitian ini berupaya untuk memberikan
informasi kepada segenap masyarakat bahwasanya penulis melakukan penelitian
untuk menjawab beberapa pertanyaan yang ada di dalam fikiran mereka.
Pertanyaan itu meliputi tentang bagaimana bentuk aktivitas keagamaan
mahasiswa muslim di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), apa saja
hambatan yang mahasiswa hadapi dan bagaimana solusi mereka tetap bisa
melaksankan aktivitas keagamaan dengan baik. Diharapkan setelah diadakan
penelitian ini, masyarakat lebih mengetahui dengan jelas atas dasar fakta-
fakta yang diungkapkan oleh para mahasiswa di UKSW. Tidak hanya
berkomentar yang tidak jelas tanpa dasar atas apa yang mahasiswa muslim
kerjakan selama di kampus. Untuk itu penelitian ini dilaksanakan untuk
mengetahui bagaimana sebetulnya aktivitas keagamaan mahasiswa muslim
yang menempuh kuliah di UKSW Salatiga. Kemudian untuk mengetahui apa saja
hambatan yang mereka alami dalam melaksanakan aktivitas keagamaan selama
di UKSW. Dan yang terakhir untuk mengetahui bagaimana solusi mahasiswa
muslim di UKSW agar tetap dapat melaksanakan aktivitas keagamaan dengan
baik.
Penulis mengambil 5 informan untuk menjadi objek penelitian ini. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam melakukan penelitian
menggunakan teknik purposive sampling dan snow ball sampling apabila ada
informan yang lebih mengetahui tentang informasi yang penulis butuhkan atas
dasar rekomendasi dari informan utama atau pertama. Penelitian dimulai
bulan November 2012. Metode yang digunakan peneliti untuk memperoleh
data adalah dengan wawancara, pengamatan dan dokumentasi. Kemudian
data ditranskrip menjadi data yang lengkap. Hasil penelitian menunjukan
bahwasanya banyak sekali variasi ataubentuk aktivitas keagamaan yang
dilakukan mahasiswa muslim di UKSW diantarannya adalah sholat, berdo’a,
puasa wajib dan sunah, berqurban. Ini yangaktivitas keagamaan yang
berhubungan dengan Allah swt (hablumminallah). Untuk yang berhubungan
sesama manusia diantaranya adalah berdakwah, tolong menolong dalam
kebaikan, silaturahim antar teman, dan toleransi. Kemudian dalam penelitian
ini penulis menemukan beberapa hambatan ketika mahasiswa muslim
melaksanakan aktivitas keagamaan. Hambatan itu adalah kebijakan kampus
yang mempersulit perijinan akan adanya kegiatan agama Islam, jam kuliah
yang bersamaan dengan waktu sholat, fasislitas ruang ibadah yang kurang layak
dan bahkan di kmpus jl. Kartini belum ada, pengaruh lingkungan, lalu rasa malas
dari diri sendiri. Akan tetapi penulis juga menemukan jika para mahasiwa
memiliki solusi tersendiri untuk tetap dapat melaksanakan aktivitas
keagamaan dengan baik yaitu dengan memperbanyak teman terutama teman
sesama muslim, memperkuat atau meneguhkan iman, percaya diri dan yang
terakhir menurut mereka adalah dengan pandai memanfaatkan waktu.
Terakhir dalam skripsi yang ditulis oleh Siska Farida Zurtha dengan judul
Pengaruh Religiusitas Siswa terhadap Motivasi Berjilbab (Studi pada Siswa
Putri Kelas X SMAN 1 Suruh Kabupaten Semarang Tahun 2011-2012). Kata
kunci dalam skrpsi ini adalah religiusitas siswa dan motivasi berjilbab siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat religiusitas siswa dan
tingkat motivasi berjilbab siswa putri kelas X SMAN 1 Suruh Kabupaten
Semarang. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1)
bagaimana tingkat religiusitas siswa putri?, (2) bagaimana motivasi berjilbab
siswa putri?, dan (3) Adakah pengaruh religiusitas siswa terhadap motivasi
berjilbab siswa putri. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian
menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun subyek dalam penelitian ini adalah
siswa putri kelas X SMAN 1 Suruh Kabupaten Semarang.
Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode dokumentasi dan
metode angket.Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat religiusitas
siswa kelas X SMAN 1 Suruh Kabupaten Semarang tergolong sedang
sebanyak 45, 45 %atau 15 orang. Sedangkan motivasi berjilbab siswa
kelas X SMAN 1 Suruh Kabupaten Semarang juga tergolong sedang sebanyak
71, 71 % atau 24 orang. Setelah dianalisis menggunakan product moment
diperoleh nilai rxy sebesar 0, 599 lebih besar dari r tabel 0, 344. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara
religiusitas siswa dan motivasi berjilbab siswa kelas X SMAN 1 Suruh
Kabupaten Semarang. Dengan kata lain semakin tinggi religiusitas siswa
semakin tinggi pula motivasi berjilbabnya.
Di UKSW organisasi Islam satu-satunya adalah Keluarga Mahasiswa Islam
Satyawacana (KMIS). Organisasi ini bukan saja menjadi salah satu sarana
menyatukan minat dan bakat, tetapi juga dapat dijadikan sebagai sarana
menjalin sebanyak-banyaknya relasi sehingga dapat saling bertukar
pengalaman dan juga sebagai sarana menambah wawasan yang islami. Kadang
kala, solidaritas yang tinggi antar anggota organisasi masih akan terjalin meskipun
tidak lagi menjadi anggota organisasi. Hal ini sangat bermanfaat ketika seseorang
telah terjun dalam dunia kerja. Bahkan dari KMIS UKSW Salatiga seorang
mahasiswa dapat merubah dari sekedar hobi menjadi sesuatu yang
menghasilkan manfaat. Banyak manfaat yang diperoleh dengan menjadi
mahasiswa yang aktif mengikuti KMIS UKSW Salatiga. Berorganisasi di KMIS
UKSW Salatiga juga dapat merubah pola pikir seorang mahasiswa yang
nanti akan membedakan ia dengan mahasiswa yang apatis terhadap
organisasi kemahasiswaan. Cara berfikir mahasiswa yang pernah berorganisasi
biasanya lebih luwes dan logis karena apa yang ia hadapi saat itu pernah ia
aplikasikan dalam organisasi, dibanding mahasiswa yang menghabiskan
waktu untuk belajar cenderung cara berfikirnya lebih teoritis.
B. Visi dan Misi KMIS
1. Visi KMIS
Menciptakan suatu ikatan kekeluargaan/tali silaturahmi dalam rangka
menjaga dan meningkatkan iman, tauhid, serta ukhuwah Islamiyah mahasiswa
muslim di UKSW.
2. Misi KMIS yaitu,
a. Mempererat ikatan persaudaraan dan kekeluargaan mahasiswa muslim
khususnya memberikan kegiatan positif demi menjaga serta meningkatkan
iman dan tauhid mahasiswa muslim di UKSW.
b. Sebagai sarana komunikasi sesama mahasiswa di lingkingan UKSW.
c. Menyelenggarakan kegiatan guna mempereratkan kekeluargaan.
d. Menambah wawasan dan pengetahuan sesuai ajaran Islam.
C. Kegiatan-Kegiatan Keluarga Mahasiswa Islam Satyawacana
Kegiatan-kegiatan Keluarga Mahasiswa Islam Satyawacana di bagi
menjadi tiga kategori, yaitu kegiatan tahunan, bulanan dan mingguan. Kegiatan
tersebut yaitu:
1. Kegiatan Tahunan
Dalam kegiatan tahunan KMIS ada tiga kegiatan yaitu:
a. MPA (Masa Penerimaan Anggota)
Kegiatan ini dilaksanakan setiap tahun ajaran baru, tujuanya untuk
merekrut anggota dan dikader untuk generasi penerus organisasi. Serangkaian
acara dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1) Acara Pembukaan
2) Pengenalan Organisasi
3) Kajian Keislaman
4) Diskusi Keislaman
5) Out Bond
b. MAKRAB (Malam Keakraban)
Kegiatan ini dilaksanakan dua bulan setelah MPA, tujuan dari kegiatan
ini untuk lebih mengakrabkan semua anggota dan pengurus. Serangkaian dari
acara ini adalah sebagai berikut:
1) Acara Pembukaan
2) Api Unggun
3) Kunjungan Wisata
c. MUBES (Musyawarah Besar)
Kegiatan ini dilaksanakan di tahun terakhir kepengurusan, tujuan acara
ini untuk mengevaluasi kepengurusan, rencana ke depan, dan pergantian
pengurus. Serangkaian acara dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1) Acara Pembukaan
2) Laporan Pertanggung jawaban
3) Rapat Komisi
4) Pemilihan Ketua
5) Penutup
2. Kegiatan Bulanan
Kegiatan bulanan Keluarga Mahasiswa Islam Satyawacana yang rutin
dilaksanakan adalah diskusi keislaman. Dalam diskusi ini biasanya
mengangkat isu-isu kontemporer yang sedang hangat.
3. Kegiatan Mingguan
Dalam kegiatan ini dilaksanakan kajian rutin mingguan setiap hari senin,
setiap kajian biasanya mengundang pembicara-pembicara dari luar. Pembicara-
pembicara yang pernah mengisi dalam kajian rutinan adalah sebagai berikut:
a. Dr. KH Saifudin Zuhri., MA : Ketua Majlis Ulama’ Indonesia (MUI)
Salatiga.
b. Drs. Sakur Mukhtar., M. Pd.I :Kalipengging Kalioso
c. Ustadz Miftachul Mahmud :Gendongan
d. R. Surahman., S. Ag M.Pd.I :Takmir Masjid Kauman
e. Hammam Sanadi., M.Pd. :Pengasuh Panti Asuhan
Muhamadiyah
Materi kajian tersebut tentang ilmu-ilmu agama seperti tauhid, aqidah,
akhlaq, fiqh, BTQ, dan lain sebagainya. Kajian tersebut dikemas dengan urutan
sebagai berikut:
1. Pembukaan
2. Tilawah
3. Materi
4. Sharing
5. Evaluasi pekanan
Mahasiswa yang dapat dikatakan aktif dalam kegiatan KMIS, yaitu
mahasiswa yang secara aktif baik keaktifan fisik maupun non fisik ketika
proses kegiatan kajian dilaksanakan. Keaktifan ditandai oleh adanya
keterlibatan secara optimal, baik intelektual, emosional dan fisikdengan rasa
ingin tahu. Daya keaktifan yang dimiliki seseorang secara kodrati itu akan
dapat berkembang ke arah yang positif saat lingkungannya memberikan ruang
yang baik untuk perkembangan keaktifan tersebut.
Setelah mengetahui deskripsi dari kedua kata di atas maka, yang
dimaksud kegiatan KMIS adalah kajian agama Islam, yaitu kegiatan
pembelajaran atau pendidikan agama islam dalam bentuk pengajian yang
diselenggarakan rutin setiap senin sore berkelanjutan. Dalam kegiatan belajar
mengajar salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah keaktifan. Untuk
melihat seberapa besar partisipasi mahasiswa dalam sebuah kegiatan itu dilihat
dari keaktifanya karena banyak sekali hal yang membuat mahasiswa kurang
aktif dalam kegiatan dan hal itu bisa disebabkan oleh pemateri sendiri.
Sebelum memberikan penilaian tentang keaktifan belajar mahasiswa perlu
diketahui dulu bagaimana ciri-ciri mahasiswa yang aktif. Keaktifan mahasiswa
bisa dilihat dari intensitas kehadiranya, dari cara memperhatikan materi, dan
dari cara merespon terhadap materi yang disampaikan. Untuk lebih jelasnya
penulis menjelaskan lebih rinci tentang keaktifan mahasiswa dalam kegiatan
sebagai berikut.
1. Intensitasnya dalam mengikuti kegiatan
Dalam hal pembelajaran aktif, intensitas ini menempati bagian paling
utama karena belajar itu bukan hanya sekali atau dua kali selesai melainkan
berkelanjutan (Mahfudhoh, 2012: 8). Jadi intensitas dalam mengikuti
pembelajaran akan menghasilkan peserta didik yang semakin faham dan
bertambah pengetahuannya. Mahasiswa dikatakan aktif kuliah apabila
intensitas kehadiran dalam perkuliahan itu maksimal.
Selain itu, tepat waktu atau disiplin juga penting dalam pembelajaran.
Masuk kelas tepat waktu adalah suatu sikap mental yang banyak mendatangkan
keuntungan (Djamarah, 2002: 97). Dari segi kepribadian, guru memuji dengan
kata-kata pujian. Kawan-kawan sekelas tidak terganggu ketika sedang
menerima pelajaran dari guru. Konsentrasi mereka terpelihara. Penjelasan guru
dapat didengar dengan jelas. Kita sendiri dapat belajar dengan tenang sambil
mencatat hal-hal penting dari penjelasan guru dan meminta penjelasan tentang
hal-hal yang belum jelas. Kondisi tubuh kita tenang, jauh dari keringat, dan
alam pikiran kita telah siap menerima pelajaran dari guru.
Dalam perkuliahan biasanya dosen memberikan ijin kepada
mahasiswanya tiga kali, selebihnya mahasiswa dituntut untuk mengikuti
perkuliahan. Hal tersebut memunculkan persepsi mahasiswa yang positif dan
negatif. Bagi mahasiswa yang menanggapinya secara positif pasti akan
mematuhi dan mentaati peraturan tersebut, namun bagi mahasiswa yang
menanggapinya secara negatif akan menganggap mudah peraturan tersebut
dengan tidak jujur dan titip presensi kepada temanya. Nitip presensi adalah
suatu bentuk kebohongan dan kebohongan itu adalah salah satu bentuk bibit
pencurian. Ada ucapan dari seorang budayawan Emha Ainun Najib yang patut
kita renungkan: “Setiap benih kebaikan, digandakan oleh Allah 700 kali lipat,
Setiap benih pencurian membuat kamu kehilangan sampai anak cucu dunia
akhirat (Irkham, 2012: 25).” Jadi kita sebagai mahasiswa kita harus jujur dalam
mengikuti perkuliahan, jika memang tidak masuk ijinlah kepada dosen.
2. Memperhatikan penjelasan
Ketika sedang menerima penjelasan dari pemateri tentang materi tertentu
semua perhatian harus tertuju pada pemateri. Dibutuhkan konsentrasi dalam
memperhatikan penjelasan dari pemateri, karena konsentrasi adalah pemusatan
fungsi jiwa terhadap sesuatu masalah atau objek (Djamarah, 2002: 15).
Pemusatan perhatian tertuju pada suatu objek tertentu dengan mengabaikan
masalah-masalah lain yang tidak diperlukan seperti menanggapi gurauan
teman, membaca sms, dan lain sebagainya. Orang yang tidak dapat
berkonsentrasi jelas tidak akan berhasil menyimpan atau menguasai bahan
pelajaran. Oleh karena itu, setiap pelajar berusaha dengan keras agar
mempunyai konsentrasi yang tinggi dalam belajar. Namun demikian,
konsentrasi pula yang menjadi keluhan bagi mereka. Cukup banyak pelajar
yang kurang mampu berkonsentrasi ketika belajar dalam waktu yang relatif
cukup lama.
Selain konsentrasi mendengarkan juga diperlukan dalam memperhatikan
materi. Pendengaran harus betul-betul dipusatkan pada penjelasan pemateri.
Dalam mendengarkan kuliah seseorang mahasiswa juga harus memiliki
kemampuan merenungkan ide-ide yang dikemukakan dosen dan
menyatupadukanya atau menghubung-hubungkanya dengan pengetahuan yang
telah dimiliki sebelum itu. Hal ini harus diuraikan secara cepat karena uraian
kuliah berjalan terus. Jadi, sambil mendengarkan bahan pelajaran dosen, setiap
mahasiswa harus secara cepat seketika itu mencernakan ide-ide baru dan
mempertautkanya sehingga merupakan kebulatan yang utuh dengan
pengetahuanya sendiri.
Mendengar dan mendengarkan merupakan dua hal yang berbeda.
Mendengar merupakan proses proses pasif yang terjadi bahkan bagaikan selagi
kita tidur. Mendengarkan merupakan proses dimana selain mendengar juga
harus fokus pada sesuatu yang di dengarkan atau tergantung pada perhatian.
Mendengarkan harus dapat menangkap makna yang dikatakan dengan segera.
Tiada kesempatan untuk mengulang seperti dalam membaca. Konsentrasi dalam
mendengarkan lebih banyak daripada membaca. Kita tahu bahwa selama
mengikuti kuliah, kita lebih banyak aktivitas mendengar daripada membaca
meskipun kadang-kadang diselingi bacaan tertentu. Dengan demikian
kemampuan mendengarkan tetaplah perlu ditingkatkan.
3. Respon dalam menerima materi
Respon dalam menerima materi bisa dilihat atau lebih diperinci lagi
sebagai berikut:
a. Mencatat yang dianggap penting
Sudah sewajarnya mahasiswa mempunyai catatan sendiri. Tetapi belum
tentu setiap mahasiswa mempunyai rencana bagaimana menggunakan
waktu. Mengapa harus mencatat? Jawabanya adalah di samping daya ingat
manusia terbatas, juga amat sukar menguasai seluruh gagagsan dan detail-
detail yang relevan dengan sekali/dua kali membaca. Dapat saja terjadi,
ketika membaca sebuah buku, dapat dengan mudah mengerti tetapi bila
diminta mengulangi isinya maka sejumlah gagasan atau detail akan
terlupakan. Untuk itu dibutuhkan catatan untuk mengingat/mempelajari
kembali.
Dalam mencatat pelajaran, seorang pelajar harus bisa meringkas
pelajaran yang sudah didapatkan. Ringkasan atau sering juga disebut precis
adalah bentuk singkat atau ringkas dari sebuah karangan yang masih
memperlihatkan sosok dasar dari aslinya. Kata precis mempunyai makna
“memangkas” yang artinya penyusun ringkasan hanya memangkas hal-hal
yang lebih kecil yang menyelimuti gagasan utama bacaan. Dengan demikian
kerangka dasarnya masih tampak jelas (Djamarah, 2002: 82). Inti bacaan
dalam ringkasan yang dibuat tidak meninggalkan urutan-urutan gagasan
yang melandasinya.
Ada istilah lain selain meringkas, yaitu ikhtisar. Ikhtisar pada dasarnya
sama dengan ringkasan. Dilihat dari tujuanya, keduanya bertujuan
mengambil bentuk kecil dari sebuah karangan panjang. Hanya perbedaanya,
ikhtisar tidak mempertahankan urutan-urutan gagasan yang membangun
karangan itu. Terserah kepada pembuat gagasan yang membangun karangan
itu. Terserah kepada pembuat ikhtisar sendiri untuk mengungkapkan ide
dasar karangan itu. Ia bebas menyusun kalimat atau bahasa ikhtisar,
sepanjang hal itu dimaksudkan untuk menunjukan inti bacaan yang baru
dibacanya (Djamarah, 2002: 82).
Selain meringkas dan ikhtisar ada salah satu cara lagi untuk
meningkatkan efisiensi mencatat pelajaran, yaitu dengan cara merangkum.
Merangkum adalah menyatakan suatu maksimal pendapat dalam suatu
minimal kata-kata. Untuk merangkum sesuatu bahan pelajaran dibutuhkan
penangkapan dan pengertian dari apa yang dirangkum itu. Dengan itu kita
tidak menyisihkan sesuatu sama sekali, tetapi kita hanya memadatkan atau
mengkompresikan pendapat-pendapat dalam minimal kata-kata (Salam,
2004: 25). Kemahiran dalam merangkum ini sangat terasa dibutuhkan dan
merupakan suatu yang penting dalam proses belajar. Membuat rangkuman
menolong pekerjaan, pikiran menjadi lebih tangkas dan cepat dalam
menampung materi lebih banyak dalam waktu yang relatif singkat.
Tekhnik membuat catatan yang baik ialah menuliskan kalimat topik
yang utuh dengan tulisan tangan yang sejelas mungkin. Definisi suatu
pengertian harus dicatat selengkapnya. Demikian pula istilah tehnis, rumus
teoritis, dan gambar bagan yang ditulis dosen pada papan tulis harus disalin
seutuhnya. Selain mencatat hal-hal yang dianggap penting, mencatat hal
yang belum jelas juga bermanfaat karena dengan mencatat yang belum jelas
dapat ditanyakan kembali kepada teman di luar jam kuliah atau membaca
buku maupun bertanya langsung kepada dosen.
b. Bertanya bila ada yang belum jelas
Apa yang guru jelaskan sudah barang tentu tidak semuanya dapat
dimengerti karena pasti ada yang belum jelas. Akibatnya sebagai pelajar
mengalami permasalahan yang harus dipertanyakan kepada guru. Bertanya
mengenai hal-hal yang belum jelas adalah salah satu cara untuk dapat
mengerti bahan pelajaran yang belum dimengerti.
Banyak mahasiswa yang takut bertanya tentang hal-hal yang kurang
jelas, sehingga menjadi beban berkepanjangan.Permasalahan materi yang
lama belum terpecahkan, muncul lagi permasalahan materi yang
baru.Akhirnya semua masalah itu menjadi teka-teki yang memecahkan
konsentrasi. Rasa takut seorang pelajar atau mahasiswa harus dihilangkan
sejak dini dengan salah satu cara berdialog dengan dosen tentang pelajaran
yang belum jelas. Saling keterbukaan yang bertolak dari saling pengertian
akan melahirkan dialog. Mahasiswa tidak merasa takut berkonsultasi dengan
dosen, karena dosen tidak menutup diri dengan dalih banyak pekerjaan atau
karena tidak ingin selalu diburu-buru oleh mahasiswa (Djamarah, 2002:
122). Konsultasi atau bertanya yang dimaksud disini itu bisa dilakukan di
mana saja tanpa tempat yang pasti. Di mana saja mahasiswa dapat
berkonsultasi dengan dosen. Entah ketika di jalan, di kantor, di bawah
pohon, dan sebagainya, selama ada kesempatan.
Hal di atas adalah suatu konsep dialog kreatif mahasiswa dengan dosen
yang dikehendaki. Sebab dengan cara inilah salah satu alternatif untuk
membuka pintu keharmonisan. Bila tidak, maka mahasiswa tetap
mempunyai setumpuk persoalan dalam tanda tanya. Oleh karena itu,
mahasiswa harus mendatangi dosen di mana dia berada. Tetapi harus
diingat, jangan waktu dosen sedang sibuk dengan tugas-tugasnya. Carilah
waktu-waktu senggang atau lowong, sehingga dapat dengan leluasa
berdialog. Berdialog ilmu sesuai dengan keahlian dosen. Jangan asal
berdialog tanpa tujuan yang jelas. Tentukan apa yang ingin dicari, baru
berdialog dengan dosen.
c. Mengerjakan tugas
Sebagai seorang pelajar, tentu saja tidak lepas dari yang namanya tugas.
Untuk menyelesaikan sebuah tugas itu tidak mudah. Kita harus bisa
memilah-milah dan mengatur waktu. Agar semua tugas dapat diselesaikan
tepat waktu, diperlukan penjadwalan dalam penyelesaianya. Cara yang
mudah adalah, misalnya apabila dosen memerintahkan membuat paper,
maka usahakanlah untuk menyelesaikanya dalam waktu 10 hari. Mencari
bahan sebagai rujukanya selama tiga hari. Papernya sebanyak 10 halaman.
Waktu yang tersisa sebanyak seminggu dipergunakan untuk mengonsep
lima hari dan untuk pengetikan dua hari. Paper diketik rangkap dua, ketikan
aslinya untuk dosen dan ketikan duplikatnya untuk pribadi sebagai arsip
(Djamarah, 2002: 90). Dengan cara-cara tersebutlah seorang pelajar dapat
mengerjakan tugasnya dengan baik dan tepat waktu.
Keterlambatan dalam menyelesaikan tugas boleh jadi disebabkan karena
alasan lupa, malas dan sebagainya. Namun dengan mencatat penugasan
yang diberikan akan lebih mudah mengingatnya. Sekiranya ada waktu yang
tersisa dalam menyelesaikan tugas, sebaiknya waktu itu digunakan untuk
menyelesaikan tugas jangan menunda-nunda karena menunda akan
mengakibatkan gelisah dan tergesa-gesa. Satu hal yang perlu diperhatikan
bahwa penyelesaian tugas jauh-jauh hari memudahkan mengadakan
perbaikan jika ada kesalahan yang terjadi pada kata-kata atau kalimat.
d. Mengulang kembali materi
Setelah kuliah atau sekolah jangan lupa untuk mengulang bahan
pelajaran di rumah atau di asrama. Apa yang guru telah jelaskan tidak
semuanya terkesan dengan baik, tentu ada kesan yang masih samar-samar
dalam ingatan. Pengulangan sangat membantu untuk memperbaiki semua
kesan yang masih dirasa samar agar menjadi jelas dalam ingatan.
Mengulangi bahan pelajaran bisa dilakukan pada waktu malam, pagi hari
atau sore hari. Pada malam hari waktu yang baik adalah selesai shalat
maghrib atau sekitar pukul 19.10 hingga pukul 22.00. Pada pagi hari waktu
yang disarankan adalah pukul 04.30 hingga 06.00. Sedangkan pada waktu
sore sekitar pukul 16.10 hingga 18.00 tetapi jangan lupa sepulang dari
sekolah atau kuliah, istirahat sebentar lalu ulangi bahan pelajaran dengan
membacanya (Djamarah, 2002: 42).
Mahasiswa yang berpartisipasi dalam kegiatan KMIS ini diharapkan
bisa aktif mengikuti kegiatan dan mampu mengamalkan atau
mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dalam kehidupan sehari-hari. Juga
harapanya kelak akan menjadi agen of change dan merupakan harapan bagi
masyarakat muslim secara luas.
D. Religiusitas
Agama merupakan kebutuhan asasi setiap manusia. Di dalam
kehidupannya, manusia tak lepas dari masalah keagamaan. Untuk itu,
masalah keagamaan dipandang sejajar dengan masalah-masalah kehidupan
lainnya, seperti masalah sosial, ekonomi maupun politik. Masalah agama
sekarang tidak lagi terbatas kepada masalah keimanan, tauhid ataupun
keyakinan melainkan berkembang menjadi menjadi berbagai macam
dimensi, seperti ritus, pranata sosial, maupun perilaku sosial masyarakatnya
(Sugeharti, 2013: 36).
Agama merupakan kumpulan cara-cara mengabdi kepada Tuhan yang
terkumpul dalam kitab suci yang harus dibaca, dipelajari dan diamalkan.
Kemudian kata religare berarti mengikat. Agama bersifat mengikat antara
manusia dengan Tuhan.Ikatan yang dimaksud berasal dari salah suatu kekuatan
yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan ghaib yang tidak dapat
ditangkap dengan pancaindera, namun mempunyai pengaruh yang besar sekali
terhadap kehidupan manusia sehari-hari (Jalaluddin, 2000: 12).
Agama dalam kehidupan individu berfungsi sebagai suatu system nilai
yang memuat norma-norma tertentu. Secara umum norma-norma tersebut
menjadi kerangka acuan dalam bersikap dan bertingkah laku agar sejalan
dengan keyakinan agama yang dianutnya (Jalaludin, 2000: 226). Agama
bukanlah sesuatu yang logis ataupun tidak logis sehingga perlu dicari
sebuah alasan untuk mempercayainya. Namun, agama merupakan suatu
keyakinan yang hakiki dan setiap individu bebas untuk memilih agama apa
yang hendak diyakininya. Seperti firman Allah SWT (Q.S Yunus:108)
sebagai berikut:
Artinya: Katakanlah: "Hai manusia, Sesungguhnya teIah datang
kepadamu kebenaran (Al Quran) dari Tuhanmu, sebab itu
Barangsiapa yang mendapat petunjuk Maka Sesungguhnya
(petunjuk itu) untuk kebaikan dirinya sendiri. dan Barangsiapa
yang sesat, Maka Sesungguhnya kesesatannya itu
mencelakakan dirinya sendiri. dan aku bukanlah seorang
penjaga terhadap dirimu"(Yayasan Bina Muwahiddin, 2014:
222).
Ayat diatas menjelaskan bahwa kebenaran yang sesungguhnya telah
datang, tinggal bagaimana manusia saja menyikapi keadaan yang ada, sehingga
manusia tersebut mendapatkan petunjuk dari Allah atau tidak. Dari beberapa
konsep tentang pengertian agama tersebut maka muncul istilah religiusitas.
Religiusitas adalah penghayatan nilai-nilai agama seseorang yang diyakini
dalam bentuk ketaatan dan pemahaman agama secara benar serta
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari (Widiana, 2013: 32).
Agama menyangkut kehidupan bathin manusia. Kesadaran agama dan
pengalaman agama seseorang akan memunculkan sikap religious yang
ditampilkan. Sikap keberagamaan merupakan suatu keadaan yang ada dalam
diri seseorang yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan
kadar ketaatanya kepada agama.
Sikap keberagamaan terbentuk oleh dua faktor, yaitu faktor intern dan
faktor ekstern. Faktor intern meliputi potensi beragama, maka manusia
disebut homo religius. Potensi beragama ini termuat dalam aspek kejiwaan
manusia seperti naluri, akal, perasaan, maupun kehendak dan sebagainya.
Faktor ektern yaitu lingkungan. Manusia terdorong untuk beragama karena
pengaruh luar dari dirinya, seperti rasa takut, rasa ketergantungan ataupun
rasa bersalah (Jalaludin, 2000: 186). Menurut Glock dan R.Stark dalam
bukunya America Piety: The Nature of Religious Comitment, yang dikutip
oleh Dadang Kahmad dalam buku yang ditulis Muhammad Fauzi (2007: 65-
68), mengatakan bahwa perilaku keberagamaan seseorang paling tidak dapat
dilihat dari lima dimensi, yaitu: ideologikal, ritual, mistikal, intelektual, dan
sosial.
Dimensi ideologis (ideological dimension) atau lebih dikenal sebagai
keyakinan beragama (religious belief). Dimensi ini berkaitan dengan
pengakuan dan penerimaan terhadap suatu Zat yang sakral, yang Maha Besar,
sebagai suatu kebenaran. Keyakinan beragama meliputi dua aspek, yaitu
religious dan kosmologi. Nilai religious berkaitan dengan konsepsi tentang
apa yang dipersepsikan sebagai suatu yang baik atau buruk. Sesuatu yang
dianggap pantas atau tidak pantas, yang benar atau tidak benar, yang tepat
atau tidak tepat dalam sebuah agama. Sedangkan kosmologi berkaitan dengan
penerimaan atau pengakuan tentang penjelasan mengenai divinitas, alam
ghaib, termasuk kehidupan, kematian, surga, neraka dan lain-lain yang
sifatnya dogmatik.
Dimensi ritual (ritual involvement) yang mengharuskan setiap pemeluk
agama untuk menjalankan ritual agama yang dianjurkan sebagai bentuk
ketaatan kepada agama yang diyakini. Perilaku ini bersifat aktif dan dapat
diamati, misalnya sejauhmana orang mengerjakan kewajiban ritual dalam
agama mereka. Misalnya, seorang Muslim harus melaksanakan ritual shalat,
melakukan ibadah puasa, membayar zakat, berdo’a, mengucapkan ucapan-
ucapan formal tertentu, membaca kitab suci, pergi ke masjid, atau umat
Kristiani diharuskan pergi ke gereja, dan lain sebagainya. Fenomena ini dapat
menjelaskan atau sebagi indikasi bahwa orang tersebut hidup sebagai oran
yang beragama.
Dimensi mistikal atau keterlibatan pengalaman (experimental
involvement) meliputi perasaan dan persepsi tenttang proses kontaknya
dengan apa yang diyakininya sebagai “The Ultimate Reality”, serta
penghayatan terhadap hal-hal yang religious. Misalnya, ketika mendengar
ayat-ayat Al-Qur’an suara azan maka terjadi proses internalisasi sehingga
membentuk struktyr psikis tertentu. Pengalaman keagamaan meliputi tiga
aspek yaitu, kesadaran akan kehadiran Yang Maha Kuasa (cognition),
keinginan untuk mencari makna hidup (concern), serta tawakal dan taqwa
(trust and fear).
Dimensi pengalaman berisikan juga tentang pengalaman seseorang
yang unik dan spektakuler yang datang dari Tuhan. Misalnya, ketika
seseorang pernah merasakan bahwa doanya dikabulkan Tuhan, ketika dia
pernah mendapat rezeki yang tak terduga sebagai anugrah Tuhan untuknya,
atau ketika dia pernah merasakan bahwa jiwanya selamat dari bahaya kerena
pertolongan Tuhan, dan lain sebagainya.
Dimensi intelektual atau disebut juga keterlibatan intelektual
(intelektual involvement) menunjukkan tingkat pemahaman seseorang
terhadap doktrin dan dogma agama yang dipeluknya. Artinya, orang
beragama memiliki pengetahuan tentang keyakkinan ritus, kitab suci, dan
tradisi yang berkaitan dengan agamanya. Apakah dia mengikuti pengajian,
membaca buku untuk menambah wawasan dan pengetahuan agamanya.
Dimensi pengalaman atau akhlak menunjuk pada sseberapa tingkat
muslim berperilaku dimotivasi oleh ajaran-ajaran agamanya, yaitu bagaimana
individu berelasi dengan dunianya, terutama dengan manusia lain. Sebagai
contohnya perilaku suka menolong, bekerjasama, berderma, jujur, dan
sebagainya. Oleh karena dalam penelitian ini terfokus pada penelitian sikap
religiusitas pada dimensi ritual saja, maka penulis mengambil contoh dalam
lingkup kegiatan shalat, puasa, dan tilawah.
1. Shalat
Shalat menurut etimologi adalah do’a dan pujian, maka ungkapan shalat
Allah kepada Nabi Nya, berarti pujian atau kasih saying Allah SWT
kepada Nabi Nya (Syafi’i, 2006: 5). Shalat adalah sarana menuju maqam,
di mana individu berada dalam pertalian yang sempurna, dan dalam
persekutuan yang menyeluruh dengan Tuhanya (Thaha, 2007, 108). Sesuai
dengan pembahasan tentang sikap religiusitas atau perilaku keberagamaan
disini, shalat merupakan suatu kebiasaan dan juga salah satu ibadah yang
bisa dijadikan sebagai sarana pembentukan kepribadian.
Kita telah mengetahui bahwa di antara keutamaan dari kebiasaan yang
utama adalah pengaturan waktu. Shalat merupakan kebiasaan mengakar
yang berubah menjadi tabiat kedua bagi seorang Muslim yang
menekuninya, ia bisa dikaitkan dengan kebiasaan positif baru yang
disenangi agar kebiasaan baru itu bisa diperoleh (Bahnasi, 2008: 224-225).
Jadi, seorang muslim yang menjalankan shalat dengan tekun, maka
kebiasaan itu akan menjadi tabiat dan terkondisikan dalam kebiasaan
positif.
Shalat juga bisa dikatakan sebagai sarana pembentukan kepribadian.
Kepribadian seseorang senantiasa perlu dibentuk sepanjang hayatnya, dan
pembentukanya bukan merupakan pekerjaan yang mudah. Shalat
merupakan kegiatan harian, kegiatan mingguan, kegiatan bulanan, dan
kegiatan amalan tahunan (shalat idul fitri dan idul adha) yang dapat
menjadi pembentukan kepribadian, yaitu manusia bercirikan: disiplin, taat
waktu, bekerja keras, mencintai kebersihan, senantiasa berkata baik, dan
membentuk pribadi Allahu akbar (Haryanto, 2003: 91).
Dalam Al Qura’an disebutkan bahwa shalat itu sudah di tentukan
waktunya, sebagaimana firman Allah dalam surat An Nisa ayat 103:
Artinya : Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu), ingatlah
Allah di waktu berdiri, di waktu duduk, dan di waktu berbaring.
Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah
shalat itu sebagaimana biasa. Sesungguhnya shalat itu adalah
fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang
beriman (Yayasan Bina Muwahiddin, 2014: 96).
Ayat di atas bisa di kaitkan dengan masalah waktu di era global ini. Di
era global ini, waktu merupakan hal yang sangat penting dan diperhatikan,
apalagi kalau sudah menyangkut bisnis, sehingga sering kita menterjemahkan
waktu sebagai: “time is money”. Bahkan menurut Toffler hal ini sudah kuno,
yang betul adalah “waktu adalah lebih banyak uang (time is much money)”
(Haryanto, 2003: 91-92). Oleh karena itu shalat diperintahkan untuk umat
Islam lewat nabi Muhammad SAW telah diatur sedemikian rupa oleh Allah
SWT, mulai dari Shubuh, Dhuhur, Asyar, Maghrib, dan Isya’ sebagaimana
ayat di atas.Dengan demikian shalat adalah ibadah yang senantiasa
mengajarkan kepada umat Islam untuk disiplin, taat waktu, dan kerja keras
(Haryanto, 2003: 93).
Selain di tentukan waktunya, Shalat yang baik itu dilakukan dengan
berjama’ah. Rasulullah saw. senantiasa melaksanakan shalat fardhu dengan
berjama’ah. Shalat jama'ah memliki arti yang sangat besar dalam kehidupan
sosial. Karena, dengan shalat jama'ah dapat melatih taat kepada pimpinan,
sebaliknya pemimpin supaya bertindak bijaksana.Shalat berjama'ah dapat
memupuk rasa persaudaraan (Purwanti, 2010: 37).
Shalat berjamaah merupakan titik tolak bagi perubahan jamaah Islam
ke arah yang lebih baik (Bahnasi, 2008: 259). Dengan berjamaah umat akan
saling mengenal (ta’aruf). Ta’aruf dalam ajaran Islam meupakan jendela
yang dapat mengakses persaudaraan dengan sesama. Bahkan dengan seluruh
manusia. Modal dasar dalam memandang fakta sosial yang plural. Dengan
mengenali orang lain, diharapkan kita bisa mengenali dan mampu menjadi
diri sendiri (Muhyidin, 2006: 276). Dengan demikian, shalat berjamaah akan
berpengaruh terhadap komunitas orang yang shalat selama mereka berjamaah.
Pengaruh inilah yang akan mengantarkan kepada perubahan ke arah yang
lebih baik dengan ruh amar ma’ruf nahi munkar yang merupakan ruh shalat.
Sebagaimana pendidikan yang ada di kegiatan KMIS itu juga mengajarkan
pentingnya shalat berjamaah, karena dengan berjamaah akan terbentuk
sebuah komunitas atau organisasi yang solid dan mempererat kebersamaan
dalam ukhuwah islamiyah.
2. Puasa
Dalam bahasa Arab, Puasa disebut shaum dan shiyam yang berarti Al-
imsak (menahan), maksudnya menahan diri dari melakukan sesuatu. Menurut
syara’ puasa ialah menahan diri dari beberapa perbuatan yang membatalkan
puasa, seperti makan, minum, bersenggama, sejak terbit fajar hingga
terbenam matahari, dengan niat karena Allah (El Hamdy, 2010: 2-3). Jadi
puasa adalah suatu ibadah yang mengajarkan manusia untuk selalu bersabar
dan konsisten dalam mendekatkan diri kepada Allah.
Tujuan ibadah puasa adalah untuk menahan hawa nafsu dari berbagai
syahwat sehingga ia siap mencari sesuatu yang menjadi puncak
kebahagiaanya. Puasa juga meningkatkan manusia ke puncak kehidupan
rohaniyah yang paling tinggi dalam pandangan Allah, yang disebut Muttaqin
(orang-orang yang taqwa) (Musbikin, 2004: 206). Jadi, karena puasa
bertujuan menjadikan manusia yang bertaqwa, maka tentu saja puasa
memiliki hikmah, baik ditinjau dari segi kejiwaan (psikologi), Jasmani
(pisiologi), dan kemasyarakatan (sosiologi).
Puasa ditinjau dari segi kejiwaan (psikologi), hikmah yang terpenting
ialah membentuk watak untuk patuh dan disiplin terhadap suatu peraturan.
Ditinjau dari segi jasmani (pisiologi), hikmah puasa dapat memlihara dan
menjaga kesehatan badan. Ditinjau dari dari segi kemasyarakatan (sosiologi),
hikmah puasa bisa mengurangi bibit deskriminasi dalam pergaulan,
mempertebal semangat persaudaraan, memperkuat roh kesetiakawanan dan
lain-lain (Musbikin, 2004: 208-209). Dari tiga tinjauan terhadap hikmah
puasa tersebut dapat disimpulkan bahwa puasa memang banyak manfaatnya
daripada madharatnya.
Puasa di bulan ramadhan itu dilakukan sebulan penuh. Tentu hal ini
pasti ada hikmah yang bisa kita lihat dan ada hubunganya dengan sikap
religiusitas seseorang. Salah satu dari hikmah puasa ramadhan menghidupkan
hati seseorang. Kalangan ahli hikmah melihat beberapa faktor dominan yang
mematikan atau setidak-tidaknya menumpulkan hati. Faktor-faktor itu antara
lain, banyak bicara, banyak hura-hura, dan banyak makan. Gambaran seputar
hati yang mati ataupun tumpul itu dalam sehari-hari terungkap sewaktu
mengomongkan orang-orang yang tidak memperhatikan penderitaan orang
lain atau tidak memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan
sosialnya (Madjid, 2000: 35-36). Dengan matinya hati menjadikan seseorang
lupa akan penderitaan orang lain, sehingga kadang bisa tertawa terbahak-
bahak di saat orang lain sedang mengalami kesusahan.
Lalu, bagaimana caranya untuk menghidupkan hati? Caranya adalah
dengan menjalankan ibadah puasa. Ibadah puasa itu menghidupka,
mempertajam, dan mencerahkan hati. Sebab, roh dan jiwa puasa adalah
mengendalikan diri dari rongrongan hawa nafsu. Kalau akhir-akhir ini terasa
kehidupan dibayangi oleh mental masyarakat yang rapuh, maka faktor
kegagalan mengendalikan diri dari tekanan hawa nafsulah yang paling
dominan (Madjid, 2000: 36). Maka dari itu, jangan heran pula jika banyak
muncul pribadi-pribadi yang pecah dan tidak jelas nilai-nilai yang dijadikan
pegangan hidupnya.
Selain sikap religiusitas terhadap puasa Ramadhan, penulis juga
melihat sikap seseorang dalam menjalani puasa sunah. Puasa sunah dilakukan
pada hari-hari tertentu selain bulan Ramadan, misalnya puasa di hari senin
dan kamis, puasa di hari tarwiyah dan ‘arofah, dan sebagainya. Hikmah
puasa bagi seseorang yang menjalankanya adalah untuk menanam rasa
sayang dan rahmah kepada para fakir miskin, kepada anak yatim, dan kepada
orang yang melarat hidupnya, membiasakan diri dan jiwa memelihara
amanah, dan untuk menyuburkan dalam jiwa kita kekuatan menderita bila
kita terpaksa menderita dan untuk menguatkan iradat, atau kehendak kita dan
untuk meneguhkan azimah atau keinginan dan kemauan. Jadi, seseorang yang
melakukan puasa sunah, kepribadianya akan lebih terlatih ke hal-hal yang
positif daripada yang tidak melakukanya.
3. Tilawah
Al Qur’an adalah kalam Allah yang tiada tandinganya (mukjizat),
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, penutup para nabi dan rosul
dengan perantaran Malaikat Jibril alaihis salam, dimulai dengan surat Al
Fatihah dan diakhiri dengan surat An Nas, dan ditulis dalam mushaf-mushaf
yang disampaikan kepada kita secara mutawatir (oleh orang banyak), serta
mempelajarinya merupakan suatu ibadah (Purwanti, 2010: 15). Dari
pengertian tersebut yang dimaksud dengan diturunkanya Al Qur’an secara
mutawatir ialah diturunkan secara berangsur-angsur dan siapapun yang
membacanya bernilai ibadah, membaca Al Qur’an yang baik adalah dengan
tartil, selain membaca dengan tartil juga sambil memahami makna yang
terkandung didalamnya. Membaca tartil dan menghayati isi Al Qur’an disebut
Tilawah.
Tilawah adalah membaca dan mengkaji ayat-ayat Allah agar memiliki
pemahaman Islam yang benar. Tilawah berarti membaca dengan mengikuti
hukum bacaanya. Tilawah adalah kegiatan membaca dengan
mengikutsertakan semua jiwa, hati, dan pikiran, lidah dan anggota badan
(Purwanti, 2010: 39). Mata menyimak dengan cermat, lidah membaca dengan
tepat, pikiran merenungkan maknanya dan hati meresapi. Tilawah mampu
menguatkan motivasi dan potensi. Sehingga tilawah yang sungguh-sungguh
akan mampu mengkonsentrasikan jiwa, merasakan nimatnya bacaan, khusuk
dan tawadhu’. Dalam hal ini penulis fokus pada sikap seseorang terhadap
pengamalan tilawah, pengamalan tilawah seseorang dapat dilihat dari cara
membaca Al Qur’an dan mengkajinya.
Dilihat dari membaca Al Qur’an yang dimaksud adalah dilihat dari
penarapan tajwid dan tartilnya ketika membaca. Tajwid adalah melafalkan
huruf-huruf Al Qur’an sesuai dengan makhraj dan sifatnya serta memenuhi
hukum bacaanya (Lajnah Pentashilan Mushaf Al Qur’an, 2007: 3). Membaca
Al Qur’an dengan menerapkan tajwid akan menjadikan bacaan yang fasih.
Kefasihan itulah yang dilatih kepada seseorang agar membacanya benar
sesuai hukum bacaan dan yang pasti tidak ngawur. Seseorang yang membaca
Al Qur’an dengan menerapkan tajwid dan tartil bisa dikatakan sikap
religiusitasnya meningkat.
Kemudian dilihat dari mengkajinya, seseorang dilatih untuk khusyuk
setelah membaca Al Qur’an dan merenungi maknanya. Karena dalil-dalil
yang ada dalam Al Qur’an sangat banyak. Itulah hikmah atau faedah yang
paling dicari oleh pembaca Al Qur’an. Dengan demikian seseorang yang
merenungi ayat-ayat Al Qur’an akan memperoleh pemahaman tentang ayat-
ayat yang telah dibacanya.
E. Hubungan Kegiatan KMIS Dengan sikap Religiusitas
Maslow mempunyai pandangan yang positif tentang manusia, bahwa
manusia mempunyai potensi untuk maju dan berkembang. Manusia pada
dasarnya baik, setidaknya tidak jahat. Manusia akan mengalami pematangan
melalui lingkungan yang menunjang dan usaha aktif dari diri sendiri untuk
merealisasikan potensinya (Sriyanti, 2011: 82). Dapat diambil kesimpulan
dari teori Maslow di atas bahwa manusia akan mengalami perkembangan
melalui lingkungan dan juga usaha dari diri individu manusia tersebut.
Dalam teori behaviorisme dijelaskankan bahwa perilaku manusia lahir
karena adanya stimulan atau rangsangan. Orang yang berperilaku buruk atau
kurang baik ada kemungkinan karena dia melihat, mengamati, atau berada di
lingkungan yang kurang baik. Begitu juga dengan orang baik, bisa jadi karena
dia berada di lingkungan yang baik atau karena tidak dipengaruhi oleh yang
buruk.
Dua hal, yaitu sikap atau perilaku dan rangsangan atau stimulan dari
luar, ini berlaku pada banyak hal, diantaranya yaitu antara partisipasi
mengikuti kegiatan keagamaan dengan sikap religiusitas. Sikap religiusitas
tidak serta merta terbentuk dengan sendirinya. Namun lebih dikarenakan
adanya faktor dari luar.
Seseorang yang aktif dalam kegiatan KMIS akan terbiasa hidu di
lingkungan yang terkondisi, lingkungan yang senantisa untuk selalu
berlomba-lomba dalam kebaikan. Partsipasi dalam hal ini bisa dilihat dari
keaktifaanya mengikuti kegiatan, termasuk didalamnya bisa dilihat dari
intensitas kehadiranya. Seseorang yang aktif mengikuti kegiatan KMIS
pastilah selalu rajin menghadiri kegiatan. Kalaupun ijin tidak mengikuti
kegiatan dia akan menanyakan materi apa yang disampaikan oleh pemateri.
Selain dilihat dari intensitas kehadiranya, seseorang yang
berpartisipasi aktif dalam kegiatan KMIS bisa dilihat dari caranya
memperhatikan materi yang disampaikan. Karena memperhatikan materi
adalah salah satu hal yang penting. Materi yang disampaikan akan mudah
diterima jika seseorang tersebut memperhatikan dengan benar. Kebenaran
memperhatikan materi itu dengan mendengarkan secara seksama dan
konsentrasi penuh. Karena kadang seseorag tidak semua bisa memperhatikan
materi dengan benar, mungkin karena bosan dan materi serta pematerinya
kurang menarik.
Kemudian untuk melihat tingkat partisipasi dalam kegiatan KMIS
selain melihat dari intensitas kehadiran dan memperhatikan materi, bisa juga
melihat dari respon dalam menerima materi. Mahasiswa yang kritis akan
memilah-milah materi yang sudah disampaikan dengan cara mencatat bagian-
bagian yang penting dan dipadukan dengan pengetahuan yang dimilikinya
sehingga ketika dia belum paham akan menanyakan materi-materi tersebut
kepada pemateri. Selain itu mahasiswa yang aktif akan mempelajari ulang
materi yang telah disampaikan agar semakin paham.
Dari tiga penjelasan di atas, seseorang yang berpartisipasi aktif dalam
kegiatan KMIS berada pada lingkungan terkondisi, termasuk didalamnya
pelaksanaan ibadah, baik itu ibadah mahdzoh contohnya shalat, puasa,
tilawah maupun ibadah ghoirumahdzoh yang tercermin dalam hubungannya
dengan sesama.
Sudah barang tentu mahasiswa yang mengikuti kegiatan KMIS ini
harus bisa lebih terkontrol shalatnya. Jika sebelum mengikuti kegiatan KMIS,
seseorang seringkali meninggalkan shalat fardhu dengan berbagai alasan,
kurang menepati waktu shalat, dan tidak pernah jamaah.Namun, dengan
adanya kegiatan KMIS ini seseorang dilatih untuk memperhatikan dan
mengaplikasikan shalat fardhu dengan berjamaah dan mendirikan shalat
sunah.
Begitu juga sikap mahasiswa dalam menjalankan puasa, mahasiswa
KMIS harus lebih terkondisi puasanya. Selain rajin mengamalkan ibadah
puasa di bulan ramadhan, mahasiswa KMIS bisa diharapkan meningkatkan
dan menambah dengan puasa-puasa sunah.
Selain meningkatkan ibadah shalat dan puasa, mahasiswa KMIS di
harapkan bisa membaca Al Qur’an dengan baik serta memahami makna yang
terkandung dalam Al Qur’an. Cara membaca yang baik adalah dengan
menerapkan tajwid agar dalam membaca Al Qur’an lafadz dan makhrajnya
dibaca dengan benar juga dengan menerapkan tartil agar bacaanya enak
didengar.
Dengan demikian kegiatan keislaman yang dilakukan KMIS ini
memberikan pengaruh bagi sikap religiusitas mahasiswa muslim UKSW
sehingga para mahasiswa akan memiliki aqidah yang kuat dan lurus dan juga
akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah dan tidak akan menyimpang
dari ajaran-Nya. Selain dari segi aqidah, mahasiswa juga akan menjalankan
ibadah yang benar.
BAB III
LAPORAN PENELITIAN
A. Sejarah Keluarga Mahasiswa Islam Satya Wacana (KMIS)
Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga memiliki ribuan
mahasiswa yang berasal dari berbagai ras, suku dan agama sehingga
menciptakan suatu kondisi kampus yang majemuk, salah satu kemajemukan
itu adalah banyaknya mahasiswa yang beragama Islam yang menuntut ilmu di
UKSW dan tersebar di berbagai fakultas dan program professional atau
diploma. Adanya kesamaan latar belakang agama yaitu sama-sama beragama
Islam, namun kondisi yang terjadi pada saat itu adalah belum adanya wadah
yang mempersatukan mahasiswa muslim di UKSW sehingga tidak ada
kepedulian terhadap ajaran agama Islam dan antara mahasiswa muslim satu
dengan yang lain tidak saling kenal dan peduli.
Kondisi di atas membuat beberapa mahasiswa mempunyai iktikaduntuk
mengatasi dan membuat wadah untuk mempersatukan aktivitas yang
berkaitan dengan ajaran agama Islam, mereka berasal dari berbagai latar
belakang fakultas antara lain: Joko Prasetyo dan Anas Bahtiar (Fakultas
Ekonomi), Banu dan Heru (Fakultas Teknik Elektronika), dan teman-teman
lain dari Fakultas Pertanian, Hukum, dan Program D3. Awal mulanya baru
pada tahap penyamaan aspirasi melalui orang per orang.
Kemudian dari aspirasi yang terkumpul menghasilkan kesepakatan
untuk mengadakan pertemuan formal di Masjid Al Atiiq Kauman Salatiga,
dengan mengundang perwakilan dari fakultas-fakultas dan program D3 di
UKSW.
Pertemuan tersebut resmi diadakan pada tanggal 20 Maret 1998
bertempat di Masjid Al Atiiq Kauman Salatiga yang dihadiri kurang lebih 14
orang dari berbagai fakultas. Pertemuan tersebut dipimpin oleh Sdr.Anas
Bahtiar sebagai pemandu acara dan Joko Prasetyo sebagai penyama aspirasi.
Singkatnya dalam pertemuan itu diuraikan pentingnya didirikan suatu wadah
untuk menampung dan menyediakan berbagai aspirasi dan kegiatan untuk
rekan-rekan mahasiswa yang seiman. Wadah yang akan dibentuk harus bisa
mempersatukan dan mengadakan kegiatan-kegiatan positif dalam rangka
memelihara dan meningkatkan keimanan.
Apa yang disampaikan Joko kemudian disetujui oleh seluruh peserta
pertemuan, selanjutnya oleh Joko dibahas sifat dan nama organisasi yang
didirikan, kemudian dilanjutkan tahap pembentukan kepengurusan. Dari
berbagai usulan yang masuk kemudian dipilih dua alternative nama
organisasi yaitu Keluarga Mahasiswa Islam Satyawacana (KMIS) dan
Keluarga Mahasiswa Islam Salatiga (KMIS). Atas pertimbangan-
pertimbangan khusus kemudian disepakati bersama menggunakan nama
Keluarga Mahasiswa Islam Satyawacana (KMIS). Sifat organisasi adalah
khusus mahasiswa muslim di UKSW, bersamaan dengan itu diadakan
pemilihan ketua umum.
Calon-calon yang pada waktu itu diajukan antara lain adalah:
1. Anas Bahtiar (Fakultas Ekonomi 1996)
2. Bakti Triswadi (Fakultas Ekonomi 1996)
3. Arsanto M.S (Fakultas Ekonomi 1995)
4. Banu (Fakultas Teknik Elektronika 1995)
Dalam pemilihan tersebut terpilih Sdr. Arsanto sebagai ketua umum
KMIS dengan tugas awal membuat visi dan misi serta menyusun
kepengurusan untuk periode pertama tahun 1998-1999. Jadi dengan demikian
secara resmi KMIS didirikan pada tanggal 20 Maret 1998. Mempunyai tujuan
yang sangat mulia demi terciptanya suatu ikatan kekeluargaan atau tali
silaturahmi dalam rangka menjaga dan meningkatkan iman, tuahid serta
ukuwah islamiyah mahasiswa muslim di UKSW.
Pada tanggal 20 Maret 1998 KMIS (Keluarga Mahasiswa Islam
Satyawacana) resmi dibentuk oleh perwakilan mahasiswa-mahasiswa
muslim dari berbagai Fakultas Universitas Kristen Satyawacana. Keluarga
Mahasiswa Islam satywacana merupakan organisasi Islam mahasiswa muslim
di Universitas Kristen Satyawacana. KMIS dibentuk sebagai wadah
mahasiswa-mahasiswa muslim untuk tetap menjaga, memelihara, dan
meningkatkan keimanan.
Sampai saat ini KMIS telah mampu membentuk dan membangun
kerjasama dan jaringan dengan organisasi islam kampus lainya dari tingkat
daerah sampai Nasional yang tergabung dan berperan aktif dalam Forum
Shilaturahmi Lembaga Dakwah Kampus Daerah (FSLDKDa) Semarang
Raya, Jaringan Muslimah Daerah (Jarmusda) Semarang dan juga acara dalam
tingkat nasional yakni dalam Forum Shilaturahmi lembaga Dakwah Kampus
Nasional (FSLDKN) XIV di Lampung tahun 2007 dan Musyawarah Nasional
Mentoring Islam dan Puskomdais.
B. Struktur Organisasi Keluarga Mahasiswa Islam Satyawacana
Ketua Umum : Mifta Mahardika
Wakil Ketua : Swasti Anindita
Sekretaris : Kotik Aptyas
Bendahara : Riski Puspita Dwi
Seksi Kegiatan : Bastyan Nur Pratama
Seksi Kesekretariatan dan iventaris : Ulya Nafilah
Seksi Dana Usaha : Riyanto
Seksi Perpustakaan : Sri Harum Sari
Tim Kreatif : Aprila ardilles
Seksi Humas : Galih Yoga P.
C. Tugas-tugas Struktur Organisasi Keluarga Mahasiswa Islam
Satyawacana
1. Penasehat Organisasi :
Bertugas mengawasi dan member masukan berupa saran-saran keadaan
ketua dan segenap pengurus baik diminta atau tidak diminta.
2. Ketua Umum :
Bertugas melakukan koordinasi terhadap fungsi organisasi
3. Sekretaris :
Melakukan fungsi kesekretariatan organisasi
4. Bendahara :
Melakukan fungsi keuangan organisasi
5. Pembinaan Kerohanian :
Melakukan fungsi pembinaan kerohanian Islam dan menyelenggarakan
kegiatan-kegiatan rohani.
6. Kajian Islam :
Menyelenggarakan studi keislaman, kajian jurnal, bedah buku, bulletin,
dll.
7. Internal Organisasi :
Melakukan koordinasi antar fakultas, dan sel-sel organisasi, dan organissi
karyawan Muslim UKSW (IKKI)
8. Eksternal Organisasi :
Menjalin hubungan dengan organisasi lain di luar KMIS seperti HMI,
PMKRI, IMM, remas, Ulama (Ustad), FS LDK dan pengurus ta’mir
masjid dalam memenuhi undangan acara dan juga menjalin kerja sama
dalam kegiatan lainnya.
D. Tingkat Partisipasi Mahasiswa dalam Kegiatan Keluarga Mahasiswa
Islam Satyawacana Salatiga Tahun 2015
Partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang
kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya. Dalam
defenisi tersebut kunci pemikirannya adalah keterlibatan mental dan emosi.
Sebenarnya partisipasi adalah suatu gejala demokrasi di mana orang
diikutsertakan dalam suatu perencanaan serta dalam pelaksanaan dan juga ikut
memikul tanggung jawab sesuai dengan tingkat kematangan dan tingkat
kewajibannya. Partisipasi itu menjadi baik dalam bidang-bidang fisik
maupun bidang mental serta penentuan kebijaksanaan
(https://id.wikipedia.org/wiki/Partisipasi: diakses 23 desember 2015 pukul
09.51). Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
partisipasi adalah suatu proses keterlibatan mental dan emosi serta fisik
peserta dalam memberikan respon terhadap suatu kegiatan serta mendukung
pencapaian tujuan dan bertanggung jawab atas keterlibatanya. Keterlibatan
dalam sebuah kegiatan bisa dilakukan dengan berbagai bentuk, seperti uang,
tenaga, pikiran dan lain sebagainya. Bentuk partisipasi yang berupa pikiran
bisa diterapkan dengan memberikan sumbangsih ide dan usulan agar sebuah
kegiatan dapat berjalan secara dinamis dan semakin berkembang.
Tingkat partisipasi mahasiswa dalam kegiatan Keluarga Mahasiswa
Islam Satyawacana Salatiga Tahun 2015 diketahui melalui penyebaran
kuesioner yang berisikan 15 pernyataan-pernyataan sesuai dengan variabel
penelitian. Tiap pernyataan berisikan 3 alternatif jawaban. Responden
dalam penelitian ini adalah para mahasiswa yang mengikuti kegiatan KMIS
Salatiga tahun 2015 sebanyak 35 responden. Data responden lihat di lampiran.
Hasil penyebaran angket tentang tingkat partisipasi mahasiswa
dalam kegiatan Keluarga Mahasiswa Islam Satyawacana adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.1. Hasil Angket Partisipasi Mahasiswa Dalam Mengikuti Kegiatan Keluarga
Mahasiswa Islam Satyawacana Salatiga ( X )
No Jawaban Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 A A A A A A A A A A A B B A A
2 A A A C B A B A A B B A B B A
3 A A B A B A A A A A B A B B B
4 A A A A A A A A A A A B B A A
5 A A A A A A B A A B A B B A A
6 B A B A A A B A A A B A B A B
7 A A A B B A B B B B B A B A A
8 B A B B B A B C B A C A A A B
9 A A A A A A B A A B B A A B B
10 B A B A A A A A A B A B B A A
11 A A A A A A A A A B A A A B B
12 A A B B A C B B A C A A B B A
13 A A A B B A B A A A B A A A B
14 B B B B C B B B A A B A B A A
15 A B A B B A B B B B B A B B B
16 B B A B B B B B B B B B A A B
17 C B A B B B B C B B C B B B A
18 B A A B B A A B A A B A B B B
19 B B B B B A B B A B C A A A A
Bersambung...
20 A A A A A A B A A A B A A B B
21 B B A B B A B B A A B A A B A
22 B B B B A A A A A A B A B A B
23 C B B B B B B C B C C A B A A
24 B B B C B A B B B B C A B A B
25 B A A B A B B B A B C A B A A
26 C B B B B A B B B B B A B A B
27 C B C B B A B B B B C B A A B
28 A A B B B A A B A B B A A A A
29 C B C C B B B B B B C A A B A
30 B B C B C B B B B B B A B B B
31 B B A B A A B A A B B A A A A
32 A A A A A A A A A A A B A A B
33 B A B B B A B A A A A A A A A
34 A A A B B A B A A A A A A B B
35 B B A B B A B A B A B A A A A
E. Tingkat Religiusitas Mahasiswa Muslim UKSW Salatiga Tahun 2015
Tingkat religiusitas mahasiswa muslim UKSW Salatiga Tahun
2015 diketahui melalui penyebaran kuesiner yang berisikan 15
pernyataan-pernyataan sesuai dengan variabel penelitian. Tiap pernyataan
berisikan 3 alternatif jawaban. Hasil penyebaran angket tentang tingkat
religiusitas mahasiswa adalah sebagai berikut :
Sambungan….
Tabel 3.2. Hasil Angket Religiusitas Mahasiswa ( Y )
NO
JAWABAN SOAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 A A B A B B A B A A A A A B A
2 A A B A B C A A A A A A A B B
3 A B B A B B A B A A A A A B B
4 A A A A B A A A A A A A A A A
5 A A A A A B A B A A A A B B A
6 A B B A B A A A A A A B B B B
7 A B B A B B A B A A A A A B B
8 A B C A B B B B A A A A A A A
9 A A A A B B A C B A A A A B B
10 A A C A B A A B A A A A A B A
11 A A A A A A A A A A A A B A A
12 A A A A B A A B A B B A A B A
13 A A A A B A B A A A A A A A B
14 A B B B B C A B B A A A B A A
15 A A A B B C A B A A A A A A A
16 A A A B B C A C A B B A B B B
17 A B C B B C A C A A B A B B A
18 A A A A B A A B B A A A A B B
19 A A A A B A A B B A A A A A A
20 A B B A B B A B A A A A A A B
Bersambung.
..
21 A A B A B A A B A A A A A A A
22 A B B B B C A B B A A A B A B
23 A A A A B C A - B A B B A A B
24 A A A A B C A B B A A A A A B
25 A A A A A C A B A A A A A A B
26 A A A A B B A B A A A A A A B
27 A B B A A B A C B B B B B B A
28 A A B A B B A C B B B B B A B
29 A B B C B C A B A B C A B A A
30 A C C A B C A B A A A B B A A
31 A B B A B C A B A A A B A A B
32 A A A A A C A B A A A A A A B
33 A A A A B B B C A B A A A A A
34 A A A A B B A B A A A A A B A
35 A A A A B C A B B B A B B B B
Sambungan...
.
BAB IV
ANALISIS DATA
Setelah data terkumpul dilakukan analisis data untuk menjawab rumusan
masalah penelitian. Untuk mengetahui pengaruh partisipasi mahasiswa dalam
mengikuti kegiatan KMIS Salatiga terhadap sikap religiusitas mahasiswa pada
tahun 2015 dengan menganalisa variabel X (partisipasi mahasiswa dalam
mengikuti kegiatan KMIS) dan variabel Y (religiusitas mahasiswa) yaitu melalui
rumus product moment. Langkah yang ditempuh dalam menganalisis adalah
sebagai berikut :
A. Analisis Data Tingkat Partisipasi Mahasiswa Dalam Mengikuti Kegiatan
KMIS Salatiga
Data tentang partisipasi dalam kegiatan KMIS Salatiga telah diperoleh
dari penyebaran angket yang berisi 15 soal pertanyaan dengan diberikan 3
(tiga) kriteria jawaban sebagai berikut :
a. Kriteria jawaban A memiliki nilai 3 (tinggi)
b. Kriteria jawaban B memiliki nilai 2 (sedang)
c. Kriteria jawaban C memiliki nilai 1 (kurang)
Dengan demikian setelah masing-masing jawaban diberi skor angka
maka akan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.1 : Nilai Angket Partisipasi Kegiatan KMIS
No
.
Nilai Item Jum
lah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 43
2 3 3 3 1 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 37
3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 39
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 43
5 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 42
6 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 39
7 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 37
8 2 3 2 2 2 3 2 1 2 3 1 3 3 3 2 34
9 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 40
10 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 41
11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 42
12 3 3 2 2 3 1 2 2 3 1 3 3 2 2 3 35
13 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 40
14 2 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 34
15 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 34
16 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 34
17 1 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 29
18 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 37
19 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 1 3 3 3 3 35
20 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 41
Bersambung.
..
21 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 37
22 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 38
23 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 3 2 3 3 29
24 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 1 3 2 3 2 31
25 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 1 3 2 3 2 36
26 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 32
27 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2 1 2 3 3 2 30
28 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 39
29 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 3 3 2 3 29
30 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 29
31 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 39
32 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 43
33 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 40
34 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 40
35 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 38
Setelah penskoran terhadap jawaban kuesioner tentang tingkat
partipasi mahasiswa dalam kegiatan KMIS langkah yang ditempuh
berikutnya adalah mengidentifikasi nilai tertinggi dan terendah dari
partisipasi kegiatan KMIS Salatiga. Dari tabel di atas diketahui nilai tertinggi
43 dan nilai terendah 29. Selanjutnya dari jumlah nilai tiap responden
dintervalkan dengan rumus sebagai berikut :
Sambungan….
Keterangan:
i = Lebar interval
Xt = Nilai tertinggi
Xr = Nilai terendah
Ki = Kelas interval
Ki
i= 5
Kemudian dimasukkan tabel untuk mengetahui mahasiswa yang ikut
berpartisipasi aktif dalam kegiatan KMIS Salatiga dengan nominasi A
(tinggi), B (sedang) dan C (kurang).
Tabel 4.2 : Interval Partisipasi Kegiatan KMIS
Nilai Interval Jumlah Mahasiswa Nilai Nominasi Artinya
43-39
38 -34
33 -29
15
13
7
A
B
C
Tinggi
Sedang
Kurang
Dengan demikian dapat diketahui:
a. Untuk mahasiswa KMIS yang aktif berpartisipasi mengikuti kegiatan
KMIS dalam kategori tinggi dengan nilai 43 – 39 sebanyak 15
mahasiswa.
b. Untuk mahasiswa KMIS yang aktif berpartisipasi mengikuti kegiatan
KMIS dalam kategori sedang dengan nilai 38 – 34 sebanyak 13
mahasiswa.
c. Untuk mahasiswa KMIS yang aktif berpartisipasi mengikuti kegiatan
KMIS dalam kategori kurang dengan nilai 33 – 29 sebanyak 7 mahasiswa.
Setelah diketahui banyaknya mahasiswa kader KMIS yang aktif
berpartisipasi dalam mengikuti kegiatan KMIS dalam ketegori tinggi, sedang
dan kurang kemudian untuk mengetahui prosentase dari frekuensi skor,
peneliti mencarinya dengan menggunakan rumus prosentase. Adapun
rumusnya sebagai berikut :
Keterangan:
P = Proporsi individu dalam kelompok
F = Frekuensi
N = Jumlah subyek keseluruhan
a. Kelompok Tinggi
P = 42,86%
b. Kelompok Sedang
37,14%
c. Kelompok Kurang
P = 20%
Keterangan:
1. Untuk mahasiswa yang aktif berpartisipasi mengikuti kegiatan KMIS
dalam kategori A sebanyak 42,86 %
2. Untuk mahasiswa yang aktif berpartisipasi mengikuti kegiatan KMIS
dalam kategori B sebanyak 37,14 %
3. Untuk mahasiswa yang aktif berpartisipasi mengikuti kegiatan KMIS
dalam kategori A sebanyak 20 %.
Tabel 4.3 : Tabel Distribusi Frekwensi Variabel X
NO
Nilai Partisipasi
Dalam Kegiatan KMIS
Interval
Frekuensi Prosentase
1
2
3
Tinggi
Sedang
Rendah
35 – 31
30 – 26
25 - 21
15
13
7
42,86 %
37,14 %
20 %
Jumlah 35 100%
Dari tabel distribusi frekuensi di atas diketahui bahwa partisipasi
mahasiswa yang mengikuti kegiatan KMIS Salatiga yang berada pada
kategori tinggi ada 15 mahasiswa dengan tingkat prosentase 42,86 %,
kategori sedang ada 13 mahasiswa dengan tingkat prosentase 37, 14 % dan
kategori rendah ada 7 dengan tingkat prosentase 20 %.
B. Analisis Data Tingkat Religiusitas Mahasiswa Muslim UKSW
Data tentang tingkat religiusitas mahasiswa kader KMIS telah diperoleh
dari penyebaran angket yang berisi15 soal pertanyaan dengan diberikan 3
(tiga) kriteria jawaban sebagai berikut:
1. Kriteria jawaban A memiliki nilai 3 (tinggi)
2. Kriteria jawaban B memiliki nilai 2 (sedang)
3. Kriteria jawaban C memiliki nilai 1 (kurang)
Dengan demikian setelah masing-masing jawaban diberi skor angka
maka akan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.4: Nilai Tingkat Religiusitas Mahasiswa Muslim UKSW Salatiga
No. Nilai Item Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 41
2 3 3 2 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 2 2 39
3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 38
4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44
5 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 41
6 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 38
7 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 38
8 3 2 1 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 39
9 3 3 3 3 2 2 3 1 2 3 3 3 3 2 2 38
10 3 3 1 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 40
11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 44
12 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 40
13 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 42
14 3 2 2 2 2 1 3 2 2 3 3 3 2 3 3 38
15 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 41
16 3 3 3 2 2 1 3 1 3 2 2 3 2 2 2 34
17 3 2 1 2 2 1 3 1 3 3 2 3 2 2 3 33
18 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 40
19 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 42
20 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 39
Bersambung…
21 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 42
22 3 2 2 2 2 1 3 2 2 2 3 3 2 3 2 34
23 3 3 3 3 2 1 3 2 2 3 3 3 3 3 2 39
24 3 3 2 2 2 1 3 0 2 3 2 2 3 3 2 33
25 3 3 3 3 3 1 3 2 3 3 3 3 3 3 2 41
26 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 41
27 3 2 2 3 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 3 33
28 3 3 2 3 2 2 3 1 2 2 2 2 2 3 2 34
29 3 2 2 1 2 1 3 2 3 2 1 3 2 3 3 33
30 3 1 1 3 2 1 3 2 3 3 3 2 2 3 3 35
31 3 2 2 3 2 1 3 2 3 3 3 2 3 3 2 37
32 3 3 3 3 3 1 3 1 3 3 3 3 3 3 2 41
33 3 3 3 3 2 2 2 1 3 2 3 3 3 3 3 39
34 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 41
35 3 3 3 3 2 1 3 2 2 2 3 2 2 2 2 35
Dari tabel di atas dapat diketahui nilai tertinggi dari tingkat religiusitas
mahasiswa adalah 44 dan nilai terendah 33. Selanjutnya dari jumlah nilai tiap
responden dintervalkan dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
i = Lebar interval
Sambungan….
Xt = Nilai tertinggi
Xr = Nilai terendah
Ki = Kelas interval
Kemudian dimasukkan tabel untuk mengetahui mahasiswa yang ikut
berpartisipasi aktif dalam kegiatan KMIS Salatiga dengan nominasi A
(tinggi), B (sedang) dan C (kurang).
Tabel 4.5 : Interval Tingkat Religiusitas Mahasiswa
Nilai Interval Jumlah Mahasiswa Nilai Nominasi Artinya
44 – 41
40 – 37
36 - 33
12
14
9
A
B
C
Tinggi
Sedang
Kurang
Dengan demikian dapat diketahui:
1. Untuk tingkat religiusitas mahasiswa dalam kategori A sebanyak 12
mahasiswa
2. Untuk tingkat religiusitas mahasiswa dalam kategori B sebanyak 14
mahasiswa
3. Untuk tingkat religiusitas mahasiswa dalam kategori C sebanyak 9
mahasiswa
Setelah diketahui banyaknya tingkat religiusitas mahasiswa kader
KMIS dalam kategori tinggi, sedang dan kurang kemudian diprosentasikan
masing-masing dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
P = Proporsi individu dalam kelompok
F = Frekuensi
N = Jumlah subyek keseluruhan
a. Kelompok Tinggi
P = 34,29 %
b. Kelompok Sedang
40 %
c. Kelompok Kurang
P = 25,71 %
Keterangan:
1. Untuk tingkat religiusitas mahasiswa dalam kategori A sebanyak 34,29
%.
2. Untuk tingkat religiusitas mahasiswa dalam kategori A sebanyak 40 %.
3. Untuk tingkat religiusitas mahasiswa dalam kategori A sebanyak 25,71
%.
Tabel 4.6 : Tabel Distribusi Frekwensi Variabel Y
NO Nilai Partisipasi
Dalam Kegiatan KMIS
Interval Frekuensi Prosentase
1
2
3
Tinggi
Sedang
Rendah
36 – 33
32 – 29
28 - 25
12
14
9
34,29 %
40 %
25,71 %
Jumlah 35 100%
Dari tabel distribusi frekuensi di atas diketahui bahwa tingkat
religiusitas mahasiswa yang mengikuti kegiatan KMIS yang berada pada
kategori tinggi ada 12 mahasiswa dengan tingkat prosentase 34,29 %,
kategori sedang ada 14 mahasiswa dengan tingkat prosentase 40%, dan
kategori rendah ada 9 dengan tingkat prosentase 25,71 %.
C. Analisis Hubungan Partisipasi Mahasiswa Dalam Kegiatan KMIS
Salatiga terhadap Religiusitas Mahasiswa
Setelah menganalisis data variabel variabel X (partisipasi mahasiswa
dalam kegiatan KMIS Salatiga) dan variabel Y (tingkat religiusitas
mahasiswa muslim UKSW) maka langkah berikutnya menganalisis hubungan
antar dua variabel tersebut dengan memasukkan data tiap variabel ke dalam
tabel kerja.
Tabel 4.7 : Tabel Kerja Hubungan Variabel X DAN Variabel Y
NO X Y X2 Y
2 XY
1 43 41 1849 1681 1763
2 37 39 1369 1521 1443
3 39 38 1521 1444 1482
4 43 44 1849 1936 1892
5 42 41 1764 1681 1722
6 39 38 1521 1444 1482
7 37 38 1369 1444 1406
8 34 39 1156 1521 1326
9 40 38 1600 1444 1520
10 41 40 1681 1600 1640
11 42 44 1764 1936 1848
12 35 40 1225 1600 1400
13 40 42 1600 1764 1680
14 34 38 1156 1444 1292
15 34 41 1156 1681 1394
16 34 34 1156 1156 1156
17 29 33 841 1089 957
18 37 40 1369 1600 1480
Bersambung...
19 35 42 1225 1764 1470
20 41 39 1681 1521 1599
21 37 42 1369 1764 1554
22 38 34 1444 1156 1292
23 29 39 841 1521 1131
24 31 33 961 1089 1023
25 36 41 1296 1681 1476
26 32 41 1024 1681 1312
27 30 33 900 1089 990
28 39 34 1521 1156 1326
29 29 33 841 1089 957
30 29 35 841 1225 870
31 39 37 1521 1369 1442
32 43 41 1849 1681 1763
33 40 39 1600 1521 1560
34 40 41 1600 1681 1640
35 38 35 1444 1225 1330
JML 1286 1347 47904 52199 49764
Dari tabel di atas dapat diketahui:
∑X : 1286
∑Y : 1347
∑X2 : 47904
Sambungan….
∑Y2 : 52199
∑XY : 49764
N : 35
Untuk mengetahui hubungan antara variabel X (keaktifan partisipasi
kegiatan KMIS UKSW Salatiga) dan variabel Y (tingkat religiusitas
mahasiswa muslim UKSW), maka data variabel X dan data variabel Y
dimasukkan dalam rumus product moment sebagai berikut:
rxy
rxy = 0,560
Dengan diperolehnya nilai product moment (rxy) di atas, maka untuk
menentukan taraf signifikansi disajikan nilai-nilai product moment dalam
tabel taraf signifikansi 1% sebagai berikut :
Tabel 4.8 : Nilai Product Moment
N Taraf Signifikasi
1%
34
35
36
0.436
0.430
0.424
Interpretasi dari tabel di atas adalah bahwa nilai yang diambil dengan N
(jumlah responden) 35 pada taraf signifikansi 1% adalah 0,430. Hasil hitung
koefisien korelasi antara variabel X (keaktifan partisipasi kegiatan KMIS
Salatiga) dan variabel Y (tingkat religiusitas mahasiswa) adalah 0,560.
Setelah mengetahui besar nilai r hitung dan nilai r pada tabel, maka
langkah selanjutnya adalah menghubungkan r hasil penelitian dengan r table
pada taraf signifikansi 1%. Apabila r hitung lebih besar dari r tabel, maka
hasil yang diperoleh adalah signifikan. Artinya, hipotesis yang diajukan oleh
penulis diterima, sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel hipotesis
yang diajukan penulis di tolak.
Dari hasil perhitungan diketahui bahwa koefisien korelasi antara
variabel X (keaktifan partisipasi kegiatan KMIS Salatiga) dan variabel Y
(tingkat religiusitas mahasiswa) adalah 0,560 sedangkan pada tabel taraf
signifikansi 1% adalah 0.430. Oleh karena rxy hitung = 0,560 dan rxy tabel
atau rxy hitung > rxy tabel maka hipotesis yang diajukan bahwa "Terdapat
hubungan yang positif dan signifikan pada mahasiswa yang mengikuti
kegiatan Keluarga Mahasiswa Islam Satyawacana (KMIS) Salatiga dengan
religiusitas mahasiswa muslim UKSW Tahun 2015” dapat diterima.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari rangkaian kegiatan penelitian yang penulis lakukan kaitannya
dengan judul "Hubungan Partisipasi Mahasiswa dalam Kegiatan Keluarga
Mahasiswa Islam Satyawacana (KMIS) Dengan Religiusitas Mahasiswa
Muslim di UKSW Salatiga tahun 2015” dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Tingkat partisipasi mahasiswa yang mengikuti kegiatan KMIS yang
berada pada kategori tinggi ada 15 mahasiswa dengan tingkat prosentase
42,86 %, kategori sedang ada 13 mahasiswa dengan tingkat prosentase 37,
14 % dan kategori rendah ada 7 dengan tingkat prosentase 20 %.
2. Tingkat religiusitas para mahasiswa yang aktif mengikuti kegiatan KMIS
yang berkaitan dengan ibadah sholat, puasa dan tilawah berbeda-beda.
Religiusitas mahasiswa yang termasuk kategori tinggi ada 12 mahasiswa
dengan tingkat prosentase 34,29 %, kategori sedang ada 14 mahasiswa
dengan tingkat prosentase 40 %, dan kategori rendah ada 9 dengan tingkat
prosentase 25,71 %.
3. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis penelitian secara kuantitatif terbukti
bahwa r hitung lebih besar dari r tabel pada taraf signifikan 1% yaitu r
hitung = 0,560 dan r tabel (1%) = 0,430, r hitung > r tabel yang berarti ada
hubungannya dan signifikan antara partisipasi mahasiswa dalam kegiatan
KMIS terhadap religiusitas mahasiswa. Dengan demikian, hipotesis yang
diajukan penulis dapat diterima atau terbukti kebenarannya untuk taraf
signifikasi 1%.
B. Saran
1. KMIS UKSW Salatiga
Dakwah di kampus memiliki kesempatan yang besar dalam
mencetak mahasiswa muslim yang memiliki kecerdasan baik segi
spiritual, emosional maupun intelektualitas. Salah satu tujuan Dakwah di
kampus adalah melindungi mahasiswa dari kegiatan-kegiatan yang bersifat
negatif. Untuk itu KMIS diharapkan selalu meningkatkan gerak
langkahnya dalam mensyi'arkan agama, memunculkan ide-ide kreatif
sehingga banyak mahasiswa yang tertarik dan bergabung bersama untuk
mencapai tujuan dakwah kampus.
2. Mahasiswa Muslim UKSW
Bagi mahasiswa muslim UKSW baik yang sudah ataupun yang
belum berpartisipasi dalam mengikuti kegiatan KMIS tetap menjaga dan
meningkatkan amal ibadahnya, serta berdakwah, entah melalui
ketauladanan, nasehat, dan metode yang lainnya. Namun dengan
mengingat pentingnya gerak dakwah secara bersama-sama melalui suatu
organisasi. Karena, dengan demikian tujuan dakwah akan lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Bahnasi, Muhammad. 2008. Shalat Sebagai Terapi Psikologi. Bandung: PT
Mizan Pustaka.
Darmawan, Deni. 2014. Metodepenelitiankuantitatif, Bandung: PT
RemajaRosdakarya.
Djamaroh, Syaiful Bahri. 2002. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
El-Hamdy, Ubaidurrahim. 2010. RahasiaKedahsyatanPuasaSeninkamis. Jakarta:
Wahyumedia.
Fauzi, Muhammad. 2007. Agama dan Realitas Sosial Renungan dan Jalan
Menuju Kebahagiaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Haryanto, Sentot. 2003. Psikologi Shalat. Yogyakarta: Mitra Pustaka.
https://id.wikipedia.org/wiki/Partisipasi
Irkham, Agus. M. 2012. 24 Cara Mendongkrak IPK. Yogyakarta: Pro You
(Kelompok Pro-U Media).
Jalaludin. 2000.Psikologi Agama.Jakarta: Raja Grafindo.
Madjid, Nurcholish. 2000. Puasa Titian Menuju royyan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Mahfudhoh. 2012. Pengaruh Keaktifan Mengikuti Pengkajian Kitab. STAIN
Salatiga.
Martono, Nanang, 2011.Metode penelitiankuantitatif. Jakarta: PT Raja
GrafindoPersada.
MasriSingarimbundan Sofian Effendi. 1983. MetodePenelitianSurvai. Jakarta.
LP3ES
Muhyidin, Asep, Asep Salahuddin. 2006. Shalat Bukan Sekadar Ritual. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Musbikin, Imam. 2004. Rahasia Puasa Bagi Kesehatan dan Psikis. Yogyakarta:
Mitra Pustaka.
Panitia Opak. 2013. Buku Panduan Orientasi Program Akademik dan
Kemahasiswaan. Salatiga: Panitia OPAK STAIN Salatiga 2013.
Purwanti, Elisa Dwi. 2010. Pengaruh Partisipasi Mahasiswa dalam Kegiatan
Dakwah Kampus terhadap Religiusitas Mahasiswa STAIN Salatiga Tahun
2010. STAIN Salatiga.
Salam, H. Burhanudin. 2004. Cara Belajar yang Sukses di perguruan Tinggi.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sriyanti, Lilik. 2011. Psikologi Belajar. Salatiga: STAIN Salatiga Press.
Sugeharti, Puji. 2013. Pengaruh Keaktifan Mengikuti Kegiatan Jam’iyyatul
Qurra’ wal Huffadhz (JQH) Terhadap Perilaku Keberagamaan
Mahasiswa PAI Angkatan Tahun 2010 dan 2011. STAIN Salatiga.
Syafi’I, Abdullah danJuhdiRifai. 2006. MeraihNikmatShalatKhusyu’. Jakarta:
ALIFBATA.
Thaha, Mahmoud Muhammad. 2007. Maknai Terus Shalatmu. Yogyakarta: PT
LKiS Pelangi Aksara.
Tim Lajnah Pentashilan Mushaf Al Qur’an. 2007. Pedoman Tajwid Transliterasi
Al Qur,an. Jakarta: Departemen Agama RI.
Widiana, Nina. 2013. Hubungan Antara Kadar Religiusitas Dengan Kesehatan
Mental (Studi pada Mahasiswa Program Studi PAI semester 6 STAIN
Salatiga Tahun 2013 ).
KUESIONER
Petunjuk Pengisian :
1. Isilah data diri Anda pada kolom yang telah tersedia
2. Coret jika tidak diperlukan
3. Dalam menjawab pertanyaan, pilih salah satu jawaban yang sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.
4. Berilah tanda silang (X) pada salah satu pilihan a, b atau c yang dianggap
sesuai
Identitas Responden
Nama :
Jenis Kelamin :
Tempat :
Tanggal Lahir :
FAKULTAS/ Angkatan :
Daftar Pertanyaan
A. Partisipasi mahasiswa dalam kegiatan KMIS Salatiga.
a. Apakah anda selalu hadir dalam kegiatan KMIS Salatiga?
a. Selalu hadir
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah hadir
b. Apakah anda selalu tepat waktu dalam mengikuti kegiatan KMIS
Salatiga?
a. Selalu tepat waktu
b. Kadang
c. Tidak pernah tepat waktu
c. Berapa kali anda mengikuti kegiatan setiap bulannya?
a. 3-4 kali
b. 2-3 kali
c. 0-1 kali
d. Ketika tidak ada jam kuliah, anda dapat undangan untuk hadir di
kegiatan yang diselenggarakan KMIS Salatiga di Kampus. Apa
yang Anda lakukan?
a. Tetap menghadiri kegiatan tersebut
b. Ijin tidak hadir dan selanjutnya menanyakan kegiatan tersebut
di hari berikutnya
c. Tidak hadir dan bersikap biasa saja
e. Apabila Anda tidak hadir dalam kajian karena ada kepentingan lain
yang harus dilakukan. Apakah Anda memiliki inisiatif bertanya
materi kajian tersebut kepada teman yang hadir?
a. Selalu bertanya
b. Kadang-kadang bertanya
c. Tidak pernah bertanya
f. Apakah anda memperhatikan materi dalam kegiatan KMIS
Salatiga?
a. Ya, saya memperhatikan materi
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
g. Jika ada pertanyaan dari pembina apakah anda selalu
menjawabnya?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Diam saja
h. Apakah anda mencatat hal-hal yang dijelaskan oleh pembina
ketika
Kegiatan berlangsung?
a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
i. Ketika proses kegiatan berlangsung apakah anda bergurau dengan
yang lain?
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Ya, Sering
j. ketika proses kegiatan apakah anda bermain handphone?
a. tidak pernah
b. kadang-kadang
c. ya, selalu
k. Jika anda belum faham apakah anda selalu bertanya agar bisa
menjadi
faham?
a. Ya selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah.
l. Apakah setelah selesai kegiatan anda mempelajari materi yang
telah
diberikan?
a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
m. Apakah anda sering memberikan masukan atau ide dalam kegiatan
KMIS Salatiga?
a. Ya sering
b. Tidak sering
c. Tidak pernah.
n. Apakah dengan adanya kegiatan KMIS Salatiga ada perbedaan
dari sebelumnya?
a. Ya, setelah mengikuti kegiatan saya mengalami perubahan
semakin baik dari sebelumnya
b. Sedikit mengalami perubahan
c. Tidak. Dari sebelum ikut kegiatan dengan setelah mengikutinya
tidak ada perubahan.
o. Apakah setelah anda aktif mengikuti kegiatan berpengaruh
kepada pribadi anda dalam beribadah (shalat, puasa, dan tilawah
?
a. Ya, sangat berpengaruh. Saya semakin rajin / disiplin beribadah
b. Kurang berpengaruh. Karena ibadah saya masih biasa saja
c. Tidak ada pengaruhnya sama sekali
A. Pengaruh Terhadap Religiusitas Mahasiswa Muslim UKSW Salatiga
i. Berapa kali Anda melakukan shalat wajib dalam sehari?
a. 5 kali
b. 2-4 kali
c. Kurang dari 2 kali
ii. Berapa kali Anda melakukan shalat jamaah dalam sehari?
a. 4-5 kali
b. 2-3 kali
c. Kurang dari 2 kali
iii. Berapa kali Anda sholat jamaah tepat waktu dalam sehari?
a. 4-5 kali
b. 2-3 kali
c. Kurang dari 2 kali
iv. Jika Anda dalam sehari tidak melaksanakan shalat sunnah, apa
yang Anda rasakan?
a. Ada sesuatu yang kurang
b. Biasa-biasa saja
c. Tidak merasakan apapun
v. Apakah anda melaksanakan shalat sunnah (Qobliyah atau
Ba’diyah) dalam setiap shalat wajib?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
vi. Apakah anda rajin menjalani puasa di bulan ramadhan?
a. Ya, saya rajin puasa
b. Kadang-kadang ada yang bolong
c. Tidak puasa sama sekali
vii. Apabila Anda berhutang dalam menjalankan puasa di bulan
ramadhan, apa yang anda lakukan?
a. Segera mengganti hutang puasa
b. Menunda untuk mengganti hutang puasa
c. Tidak mengganti hutang puasa
viii. Jika anda lupa sahur apakah tetap menjalani puasa?
a. Ya, saya tetap puasa
b. Kadang iya kadang tidak
c. Tidak puasa
ix. Dalam satu bulan biasanya anda mengamalkan puasa sunnah
sebanyak?
a. Lebih dari 6 kali
b. 2-5 kali
c. Kurang dari 2 kali
x. Apakah anda mengamalkan puasa sunah senin kamis?
a. Ya, saya mengamalkan
b. Kadang kadang
c. Tidak sama sekali
xi. Apakah Anda membaca Al Qur’an setiap hari?
a. Selalu membaca
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
xii. Berapa kali dalam anda sehari membaca Al Qur’an?
a. 5 kali
b. 3 kali
c. Kurang dari 3 kali
xiii. Apakah anda membaca Al Qur’an dengan tartil?
a. Ya, saya membaca dengan tartil
b. Kadang kadang
c. Tidak, bacanya biasa biasa saja
xiv. Apakah Anda menerapkan bacaan tajwid dalam membaca Al
Qur’an?
a. Selalu menerapkan
b. Kadang ya, kadang tidak
c. Tidak menerapkan
xv. Apakah Anda suka memahami terjemahan ayat Al Qur’an?
a. Sangat suka
b. Kurang suka
c. Tidak suka
DATA MAHASISWA/I ISLAM DI UKSW
No Nama Angkatan Fakultas
1. Bastyan Nur Pratama 2015 FIK (Fakultas Ilmu Kesehatan)
2. Ayik Widiarti 2014 FIK (Fakultas Ilmu Kesehatan)
3. Ulya Nafilah 2014 FIK (Fakultas Ilmu Kesehatan)
4. Aisya Ayu A. 2014 FIK (Fakultas Ilmu Kesehatan)
5. Swasti Anindita 2014 FIK (Fakultas Ilmu Kesehatan)
6. Muhammad Indra R.W 2014 FIK (Fakultas Ilmu Kesehatan)
7. Diana Wuri Pramesti 2014 FIK (Fakultas Ilmu Kesehatan)
8. Tita Cahya A. 2014 FIK (Fakultas Ilmu Kesehatan)
9. Etika N.S 2014 FIK (Fakultas Ilmu Kesehatan)
10. Rini Y. 2014 FIK (Fakultas Ilmu Kesehatan)
11. Dwi H. A 2014 FIK (Fakultas Ilmu Kesehatan)
12. Sulastri 2015 FIK (Fakultas Ilmu Kesehatan)
13. Riyanto 2014 FIK (Fakultas Ilmu Kesehatan)
14. Kristin Natalia 2014 FIK (Fakultas Ilmu Kesehatan)
15. Heri Susanto 2015 FIK (Fakultas Ilmu Kesehatan)
16. Pipit W. 2014 FIK (Fakultas Ilmu Kesehatan)
17. Mahardika H.S 2014 FIK (Fakultas Ilmu Kesehatan)
18. Arifudin 2014 FIK (Fakultas Ilmu Kesehatan)
19. Umi F.I. 2014 FIK (Fakultas Ilmu Kesehatan)
20. Novi K. 2014 FIK (Fakultas Ilmu Kesehatan)
21. Kurnia Aji S. 2014 FTI (Fakultas Tekhnologi
Informatika)
22. Happy Jane Abdul S. 2014 FTI (Fakultas Tekhnologi
Informatika)
23. Calvin A. 2014 FTI (Fakultas Tekhnologi
Informatika)
24. Widya P. 2013 FTI (Fakultas Tekhnologi
Informatika)
25. Aprila Ardilles 2014 FTI (Fakultas Tekhnologi
Informatika)
26. Kotik Aptiyas 2014 FEB (Fakultas Ekonomika dan
Bisnis)
27. Hana H. 2014 Fakultas Psikologi
28. Andini P. 2014 FIK (Fakultas Ilmu Kesehatan)
29. Retno 2014 FIK (Fakultas Ilmu Kesehatan)
30. Sri Harum Sari 2014 FEB (Fakultas Ekonomika dan
Bisnis)
31. Galih Yoga P. 2014 FIK (Fakultas Ilmu Kesehatan)
32. Nia Prita 2014 FIK (Fakultas Ilmu Kesehatan)
33. Annisa Putri 2014 FKIP (Fakultas Ilmu Keguruan)
34. Fitria Setyaningrum 2014 FIK (Fakultas Ilmu Kesehatan)
35. Imam Malik S. 2014 FSM (Fakultas Sains dan
Matematika)