prakerin
DESCRIPTION
Prakerin MikroTRANSCRIPT
![Page 1: Prakerin](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012320/563db8a1550346aa9a956e7d/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini, manusia dihadapkan pada banyak bentuk masalah. Salah satu
bentuk masalah itu adalah dalam hal pemenuhan gizi pada umumnya. Beberapa
waktu, masalah kekurangan gizi menjadi masalah yang difokuskan untuk dicari jalan
keluar serta pembenahannya. Salah satu cara pembenahan terhadap masalah itu
adalah membuat satu produk yang memiliki kualitas dan mutu yang terjamin, dimana
produk tersebut sudah memenuhi persyaratan yang dibutuhkan konsumen.
Persyaratan utama adalah produk tersebut harus aman dan layak untuk dikonsumsi
oleh konsumen. Dikatakan aman apabila produk tersebut terbebas dari bahaya fisik,
kimia serta biologi dan dikatakan layak apabila produk tersebut dapat diterima oleh
masyarakat.
Pangan merupakan salah satu bahan pokok dalam rangka pertumbuhan dan
kehidupan bangsa serta mempunyai peranan penting dalam pembangunan nasional.
Oleh karena itu masyarakat perlu dilindungi keselamatan dan kesehatannya terhadap
produksi dan peredaran pangan yang tidak memenuhi syarat. Cara produksi pangan
yang baik (CPPB) merupakan salah satu faktor yang penting untuk memenuhi standar
mutu atau persyaratan yang ditetapkan untuk pangan. Perkembangan teknologi
dewasa ini mengakibatkan perubahan dalam kebiasaan makan, yang mempunyai
dampak dalam cara teknik produksi dan distribusi pangan. Oleh karena itu
pengawasan dalam cara produksi pangan secara efektif merupakan hal yang penting
untuk mencegah gangguan kesehatan manusia dan dampak ekonomi sebagai akibat
dari penyakit yang ditimbulkan oleh pangan.
PT. Sanghiang Perkasa merupakan salah satu perusahaan yang berhubungan
langsung dengan kesehatan manusia. Produknya yang sebagian besar adalah susu,
1
![Page 2: Prakerin](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012320/563db8a1550346aa9a956e7d/html5/thumbnails/2.jpg)
telah dilakukan pengawasan yang ketat sehingga produk-produknya dapat disebut
produk yang aman dan layak untuk diterima masyarakat. Pengawasan yang dilakukan
oleh Departemen QC meliputi pengawasan secara fisika, kimia dan biologi.
Dalam perlindungan bahan pangan tersebut, salah satu cara yang dilakukan
oleh PT. Sanghiang Perkasa adalah dengan menerapkan Good Manufacturing
Practises (GMP) yaitu Cara Produksi Pangan yang baik. Beberapa ruang lingkup
GMP yang diterapkan oleh PT Sanghiang Perkasa adalah :
Lingkungan Sarana Pengolahan yaitu Lokasi pabrik dan keadaan sekitarnya
Bangunan dan Fasilitas Pabrik yaitu Rancang bangun pabrik dan kelengkapan
fasilitasnya
Peralatan Pengolahan yaitu Persyaratan umum peralatan pengolahan Industri
pangan
Fasilitas dan Kegiatan Sanitasi yaitu Supplai air, fasilitas hygiene karyawan dan
sistem pembuangan
Hygiene Karyawan yaitu Kesehatan dan kebersihan karyawan, dan kebiasaan
buruk yang harus dihindari.
Pengendalian Proses yaitu Persyaratan penggunaan bahan baku, formulasi,
persyaratan distribusi dan transportasi serta persyaratan penyajian produk
sebelum dikonsumsi
Manajemen dan Pengawasan yaitu Monitoring terhadap kegiatan yang dijalankan
Pencatatan dan Dokumentasi yaitu Penyimpanan data atau arsip penting lainnya
yang terintegrasi dalam aplikasi GMP.
Pada kesempatan ini, penulis diberi kepercayaan untuk melakukan Verifikasi
Metode Analisa Enterobacter sakazakii dengan acuan Metode FDA (Food and Drugs
Association).
2
![Page 3: Prakerin](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012320/563db8a1550346aa9a956e7d/html5/thumbnails/3.jpg)
A. TUJUAN PELAKSANAAN PRAKERIN
1. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan keterampilan yang
membantu kemampuan siswa sebagai bekal untuk memasuki lapangan
kerja yang sesuai dengan kompetensi keahlian : Kimia Analisi.
2. Menumbuhkembangkan dan memantapkan sikap professional yang
diperlukan siswa untuk memasuki lapangan kerja sesuai dengan
bidangnya.
3. Meningkatkan pengalaman siswa pada aspek-aspek usaha yang
potensional dalam lapangan kerja lain, struktur organisasi usaha, asosiasi
usaha, jenjang karir dan manajemen usaha.
4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memasyarakatkan diri pada
suasana/iklim lingkungan kerja yang sebenarnya, baik pekerja menerima
upah (employee) maupun sebagai pekerja mandiri (entrepreneur) terutama
yang berkenaan dengan disiplin kerja.
5. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan proses penyerapan
teknologi baru dari lapangan kerja ke sekolah dan sebaliknya.
6. Memperoleh masukan dan umpan balik guna memperbaiki dan
mengembangkan kesesuaian pendidikan kejuruan.
7. Memberikan peluang masuk penempatan tamatan dan kerjasama.
B. TUJUAN PENULISAN LAPORAN PRAKERIN
1. Siswa mampu memahami, memantapkan dan mengembangkan pelajaran
yang didapat di sekolah dan penerapan di dunia usaha.
2. Siswa mampu mencari alternatif pemecahan masalah kejuruan sesuai
dengan kompetensi keahlian Kimia Analisis secara lebih luas dan
mendalam yang terungkap dari karya tulis yang disusunnya.
3
![Page 4: Prakerin](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012320/563db8a1550346aa9a956e7d/html5/thumbnails/4.jpg)
3. Mengumpulkan data guna kepentingan sekolah dan kepentingan siswa
sendiri.
4. Menambah pembendaharaan perpustakaan sekolah dan menunjang
peningkatan pengetahuan siswa angkatan selanjutnya.
C. WAKTU PELAKSANAAN PRAKERIN
Pelaksanaan PRAKERIN berlangsung selama 6 bulan, mulai tanggal 07 Juli
2010 – 6 Desember 2010 2010.
D. TEMPAT PELAKSANAAN PRAKERIN
PRAKERIN dilaksanakan di PT. Sanghiang Perkasa, Jl. Raya Bekasi Km. 25.
Cakung, Jakarta Timur.
4
![Page 5: Prakerin](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012320/563db8a1550346aa9a956e7d/html5/thumbnails/5.jpg)
BAB II
INSTITUSI
A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PT. SANGHIANG PERKASA
PT. Sanghiang Perkasa merupakan salah satu perusahaan di Indonesia
yang bergerak di bidang kesehatan seperti : pengolahan makanan dan
minuman kesehatan (Health Foods). Produk utama yang dihasilkan PT.
Sanghiang Perkasa yaitu formula untuk ibu hamil yang menyusui serta produk
makanan dan minuman untuk balita.
Perusahaan ini didirikan pada tanggal 2 Desember 1982 yang
merupakan salah satu anak dari perusahaan Kalbe Farma Group dan mulai
beroperasi secara total pada tahun 1986. Perusahaan ini untuk pertama kalinya
melakukan proses produksi secara komersial. Produk yang dihasilkan berupa
Hospital Diet yang terdiri dari 3 macam yaitu : Entramil, Entrasol dan
Peptisol serta jenis makanan penurun berat badan yaitu Slim and Fit dalam
bentuk Drink and Pudding. Pada pertengahan tahun 1986 mulai memproduksi
suatu jenis minuman dalam bentuk tepung yang merupakan nutrisi untuk ibu
hamil dan menyusui, yaitu Prenagen.
Awalnya perusahaan ini bernama PT. Tatas Mulya. Pada tahun 1992,
PT. Tatas Mulya mengalami perubahan nama menjadi PT. Sanghiang Perkasa
dan direstruktusikan oleh PT. Kalbe Farma tbk. PT. Sanghiang Perkasa
bergabung dengan PT Arnott’s Indonesia dalam satu nama perusahaan yaitu
PT. Helios Food. Kemudian pada tahun 1995, PT. Sanghiang memisahkan diri
dari PT. Arnott’s Indonesia ke Jl. Raya Bekasi Km. 25, Cakung, Jakarta
Timur semenjak tahun 1997 sampai sekarang.
5
![Page 6: Prakerin](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012320/563db8a1550346aa9a956e7d/html5/thumbnails/6.jpg)
PT. Sanghiang Perkasa mendapatkan lisensi dari Morinaga Milk
Industry Co. Ltd. Untuk memproduksi berbagai jenis susu balita dengan merk
dagang Internasional seperti : Morinaga BMT, Morinaga NL 33, Chil Mil,
Chil Kid, dan Chil School.
PT. Sanghiang Perkasa selain memproduksi produk-produknya
sendiri, juga menerapkan sistem Out Sourcing System yaitu proses
produksinya dibantu dengan cara bekerja sama dengan perusahaan besar
lainnya.
B. LOKASI PERUSAHAAN
Lokasi PT. Sanghiang Perkasa adalah di Jalan Raya Bekasi km. 25
Cakung, Jakarta Timur. Lokasi perusahaan ini cukup strategis bila ditinjau
dari kemudahan transportasi karena berada di pinggir jalan raya sehingga
memberikan nilai tambah tersendiri bagi perusahaan dalam menjalankan
proses produksi. Head Office PT. Sanghiang Perkasa terletak di Gedung
Graha Kirana lantai V dan VIII Sunter, Jakarta Utara.
C. VISI, MISI DAN CORE VALUES
Visi
“Kalbe Nutritionals Products in every home”
Misi
“We provide Wellness to millions”
Core Values
Core Values adalah dasar yang menentukan apakah sebuah pemikiran,
tindakan dan perilaku itu benar atau salah. Nilai-nilai dasar yang diyakini
oleh PT. Sanghiang Perkasa untuk mencapai visi dan misinya adalah yang
terkandung dalam CHIZTEP yang mempunyai 7 nilai dasar, yaitu :
6
![Page 7: Prakerin](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012320/563db8a1550346aa9a956e7d/html5/thumbnails/7.jpg)
1. Customer devotion : Melayani pelanggan dengan segenap
hati
2. Hand in hand teamwork : Bergandengan tangan bekerja sama
3. Innovation with no ends : Senantiasa berinovasi
4. Zeal for excellent : Bersemangan untuk tetap unggul
5. Touching lives : Menyentuh kehidupan
6. Elaborate mastery : Selalu berusaha menjadi yang terbaik
di bidangnya
7. Passion for wellness : Hasrat untuk hidup sehat dan seimbang
D. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN
Perusahaan berada di bawah kendali Managing Director sebagai pucuk
pimpinan dan pelimpahan tugas kepada bawahan dilaksanakan oleh masing-
masing kepala divisi seperti Finance Accounting Director (Direktur Keuangan
dan Akunting) yaitu kepala divisi yang mengatur aliran keuangan perusahaan;
Marketing Director (Direktur Pemasaran) yaitu kepala divisi yang
bertanggung jawab mengatur dan menentukan pemasaran produk serta target
pasar yang dituju; HRD (Human Resource Development) Director (Direktur
Personalia) yaitu kepala divisi yang bertanggung jawab dalam membina dan
memberi aturan terhadap seluruh perusahaan; Manufacturing Director
(Direktur Produksi dan Pembelian) yaitu kepala divisi yang bertanggung
jawab untuk menjamin proses produksi serta pembelian baik bahan baku atau
bahan pendukung berjalan sesuai dengan rencana; dan Informasi Technology
Director (Direktur Teknologi Informasi) yang berperan sebagai penunjang
sarana informasi di dalam perusahaan. Untuk lebih memperjelas, struktur
organisasi PT. Sanghiang Perkasa dapat dilihat pada Lampiran 1.
7
![Page 8: Prakerin](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012320/563db8a1550346aa9a956e7d/html5/thumbnails/8.jpg)
E. KETENAGAKERJAAN
PT. Sanghiang Perkasa membagi dua kelompok tenaga kerja, yaitu
karyawan tetap dan karyawan tidak tetap. Karyawan tetap adalah karyawan
yang mempunyai hubungan kerja untuk tenggang waktu yang tidak ditentukan
serta mengikuti hari dan jam kerja yang berlaku serta menerima upah bulanan.
Sedangkan karyawan tidak tetap adalah karyawan yang mempunyai hubungan
kerja untuk tenggang waktu tertentu dan mengikuti hari dan jam kerja yang
berlaku serta menerima upah bulanan.
Waktu kerja karyawan dibagi menjadi dua kelompok yaitu kerja
regular yang digunakan oleh karyawan kantor dan dan waktu kerja shift yang
digunakan oleh karyawan di bagian laboratorium dan produksi. Adapun jam
kerja yang berlaku di PT. Sanghiang Perkasa yaitu :
Waktu kerja reguler (digunakan oleh karyawan kantor)
Senin – Jum’at : Pukul 08.00 – 16.30 WIB
Sabtu – Minggu : Libur
Waktu kerja shift (digunakan oleh karyawan di bagian laboratorium dan
produksi)
Shift I : Pukul 06.30 – 15.00 WIB
Shift II : Pukul 15.00 – 22.30 WIB
Shift III : Pukul 22.30 – 06.30 WIB
Untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan, PT. Sanghiang Perkasa
memberikan tunjangan-tunjangan antara lain tunjangan transport, makan,
kesehatan, hari raya, akhir tahun, kerja lembur dan sebagainya. Di samping itu
diberikan pula fasilitas kesehatan dan keselamatan kerja.
8
![Page 9: Prakerin](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012320/563db8a1550346aa9a956e7d/html5/thumbnails/9.jpg)
F. RUANG LINGKUP DEPARTEMEN QA (QUALITY ASSURANCE)
Departemen Quality Assurance (QA) terbagi menjadi beberapa bagian
diantaranya adalah QC Laboratorium, QC Inline, QC Raw Material and
Packaging Material dan QC Finish Good serta QA System. Pengawasan mutu
dilaksanakan pada setiap tahapan proses produksi untuk menganalisa
kesesuaian produksi dengan persyaratan yang telah ditetapkan.
Pada kegiatan Prakerin ini, fokus kajian dilakukan pada departemen
QA, khususnya di bagian Lab Mikrobiologi. Denah Lab QA dapat dilihat
pada Lampiran 2 .
Pengujian mikrobiologi adalah pengujian terhadap produk untuk
mengetahui keberadaan dan jumlah mikroorganisme di dalam produk serta
kesesuaiannya dengan standar perusahaan. Analisis yang dilakukan meliputi
uji Total Plate Count yang terdiri dari uji TPC (Thermophilic Plate Count)
dan SPC (Standard Plate Count), jumlah bakteri Coliform, E. coli,
Salmonella, Staphylococcus aureus serta Yeast and Mould (Total Kapang
dan Khamir) pada produk. Penggunaan media dalam analisa dapat dilihat pada
Lampiran 3.
1. Pengujian Standard Plate Count (SPC)
SPC mempunyai prinsip untuk menghitung jumlah mikroorganisme
hidup per gram sampel jika ditumbuhkan pada media yang tepat dan
diinkubasi pada suhu dan waktu tertentu dengan mengasumsikan bahwa
satu koloni yang tumbuh mewakili 1 mikroorganisme. Pengujian SPC
dilakukan untuk mengetahui jumlah bakteri total yang terdapat pada
sampel. Pemeriksaan ini didasarkan pada sel-sel bakteri yang berasal dari
sampel yang akan tumbuh membentuk koloni-koloni pada media yang
9
![Page 10: Prakerin](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012320/563db8a1550346aa9a956e7d/html5/thumbnails/10.jpg)
digunakan yaitu Plate Count Agar (PCA). SPC dilakukan dengan kondisi
suhu inkubasi 30°C selama 72 jam.
2. Pengujian Thermopilic Plate Count (TPC)
Pengujian TPC dilakukan untuk mengetahui jumlah bakteri termofilik
yang terdapat di dalam sampel. TPC mempunyai prinsip bahwa bakteri
yang tumbuh pada suhu tinggi dan umumnya berbentuk batang berspora,
bersifat patogen tetapi dapat menimbulkan kebusukan pada makanan.
Metoda pemeriksaannya sama dengan SPC hanya saja inkubasi dilakukan
pada suhu 55° C selama 48 jam.
3. Pengujian Coliform
Coliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai
indikator adanya populasi kotoran dan pada kondisi sanitasi yang tidak
baik. Metode pemeriksaan Coliform ini menduga jumlah bakteri aerobic
dan fakultatif anaerobik yang bersifat gram negatif, tidak membentuk
spora yang dapat memfermentasikan laktosa dengan indikasi terbentuknya
senyawa bersifat asam dan gas jika diinkubasikan pada suhu 37° C dalam
waktu 24-48 jam.
4. Pengujian E.coli
E.coli merupakan bagian dari kelompok koliform fekal, artinya bakteri
yang berasal dari kotoran hewan maupun manusia sehingga bakteri ini
juga digunakan sebagai indikator kebersihan. E. coli bersifat
enteropatogenik sehingga keberadaannya pada makanan tidak
diperbolehkan. Pengujian untuk E. coli ini dilakukan secara kualitatif
melalui tahap praduga berdasarkan terbentuknya gas hasil fermentasi
10
![Page 11: Prakerin](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012320/563db8a1550346aa9a956e7d/html5/thumbnails/11.jpg)
laktosa yang dilanjutkan dengan uji konfirmasi dan uji lanjutan dengan tes
IMVIC (Uji Indol, Methyl red, VP dan Citrate) atau API 20 E serta
dilakukann pewarnaan gram.
5. Pengujian Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus merupakan bakteri penyebab keracunan
makanan yang memproduksi enterotoksin. Staphylococcus aureus
mempunyai sifat mudah didestruksi dengan panas dan bahan-bahan
sanitasi sehingga sering digunakan sebagai indikator untuk kebersihan.
Bakteri ini sering ditemukan pada produk bahan makanan yang
mengandung protein tinggi dan tahan garam, dan umumnya memproduksi
koagulase. Proses pengujian yang digunakan adalah secara kuantitatif
dengan media tertentu dan diinkubasi pada suhu 37° C. Jika dibutuhkan,
pengujian dapat dilanjutkan dengan uji koagulasi karena Staphylococcus
aureus memberikan reaksi positif terhadap uji koagulasi.
5. Pengujian Salmonella
Salmonella bersifat patogen terhadap manusia sehingga tidak
diperbolehkan ada pada produk pangan. Pengujian Salmonella dilakukan
secara kualitatif, dalam analisa Salmonella dimulai dari tahap enrichment,
seleksi, tahap identifikasi serta tahap konfirmasi.
6. Pengujian Yeast and Mould (Total Kapang dan Khamir)
Pengujian total Kapang dan Khamir dilakukan berdasarkan analisa
bahwa semua kapang dan khamir tumbuh baik pada pH rendah. Oleh
karenanya sangat diperlukan penggunaan antibiotik yang bisa efektif pada
pH rendah yang mampu menahan pertumbuhan bakteri pada media yang
11
![Page 12: Prakerin](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012320/563db8a1550346aa9a956e7d/html5/thumbnails/12.jpg)
digunakan untuk pengujian total kapang dan khamir. Pengujian dilakukan
dengan menginkubasi sampel dalam media selama tiga hari sampai lima
hari. Sampel yang akan diuji setelah dilakukan pengenceran dimasukkan
dalam cawan petri secara aseptis kemudian dituangkan media PDA (Potate
Dextrose Agar).
G. PRODUK YANG DIHASILKAN
Produk-produk PT. Sanghiang Perkasa digunakan untuk semua jenis
kalangan, dari bayi hingga dewasa. Pengelompokkan produknya adalah :
1. Adult Nutrition (Nutrisi untuk orang Dewasa). Diantaranya
adalah :
a. Entrasol : Makanan diet khusus penderita gangguan
pencernaan.
b. Entrasol Gold : Makanan diet khusus penderita gangguan
pencernaan untuk usia 50 tahun ke atas.
c. Peptisol : Makanan kesehatan khusus berprotein
tinggi.
d. Diabetasol : Makanan diet khusus bagi penderita
diabetes mellitus.
2. Pregnant Nutrition (Nutrisi Ibu Hamil). Diantaranya adalah :
a. Prenagen Esensis : Nutrisi yang diformulasikan khusus untuk
wanita yang sedang mempersiapkan
kehamilan.
b. Prenagen Emesis : Nutrisi yang diformulasikan untuk
menurunkan frekuensi mual dan muntah di
awal kehamilan.
12
![Page 13: Prakerin](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012320/563db8a1550346aa9a956e7d/html5/thumbnails/13.jpg)
c. Prenagen Mommy : Nutrisi yang diformulasikan untuk
perkembangan otak janin dan tumbuh
kembangnya.
d. Prenagen Lactamom : Nutrisi Ibu Menyusui untuk meningkatkan
kualitas ASI.
3. Grow Up Nutrition dan Follow on (Nutrisi untuk Remaja dan
Pertumbuhan anak-anak ). Diantaranya adalah :
a. Chil Kid : Susu pertumbuhan untuk usia 1 tahun ke
atas.
b. Chil School : Susu pertumbuhan untuk usia 3 tahun ke
atas.
c. Chil School Platinum : Susu pertumbuhan untuk anak dengan
penambahan bakteri probiotik.
d. Chil Mil : Susu lanjutan untuk bayi usia 6 bulan – 3
tahun.
4. Infant Formula Nutrition dan Baby Foods (Nutrisi untuk bayi dan
Makanan Bayi). Diantaranya adalah :
a. Morinaga BMT : Susu formula bayi untuk umur 0 – 12
bulan.
b. Morinaga NL-33 : Susu formula bayi bebas laktosa untuk
anak-anak yang mengalami Lactose
Intolerance, usia 0 – 3 tahun.
c. Milna Bubur Khusus : Bubur khusus untuk menambah berat
badan.
d. Milna Biskuit Toddler: Biskuit balita untuk anak
e. Milna Biskuit Bayi : Biskuit untuk bayi dan anak.
13
![Page 14: Prakerin](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012320/563db8a1550346aa9a956e7d/html5/thumbnails/14.jpg)
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. VERIFIKASI METODE
Verifikasi merupakan suatu uji kinerja metode standar. Verifikasi ini
dilakukan terhadap suatu system yang mau baru di terapkan . Verifikasi
sebuah metode bermaksud untuk membuktikan bahwa sistem yang dibuat
sesuai dengan apa yang diinginkan. Verifikasi disebut juga sebagai validasi
sekunder dimana validasi berdasarkan verifikasi jika laboratorium
menggunakan atau mengadopsi metode standar yang telah divalidasi.
Sasaran melakukan verifikasi metode adalah :
Dilakukan terhadap metode standar atau yang telah divalidasi
Dilakukan waktu permulaan , jarak waktu tertentu secara berkala
Untuk memastikan lab atau personil dapat menerapkan metode dengan
baik
Mengetahui kemampuan lab mencapai untuk kerja sesuai karakteristik
metode
Dalam melakukan proses verifikasi metode, terdapat beberapa
parameter-parameter unjuk kerja. Dalam pelaksanaan verifikasi metode E.
sakazakii kali ini, parameter yang digunakan yaitu :
Relatif sensitifitas
Relatif sensifisitas (Kepekaan) adalah kemampuan metode untuk
mendeteksi atau mengukur mikroorganisme target dalam jumlah
sekecil mungkin.
Relatif spesifisitas
14
![Page 15: Prakerin](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012320/563db8a1550346aa9a956e7d/html5/thumbnails/15.jpg)
Kemampuan metode untuk mendeteksi atau mengukur
mikroorganisme tertentu secara cermat dan seksama dengan adanya
mikroorganisme asing atau bahan matriks lain.
Rasio false positif
Sampel sebagai kontrol positif dimana tidak ada penambahan sampel
dan hanya ditambahkan (di spiked) oleh suspensi (kultur murni)
bakteri.
Rasio false negatif
Sampel sebagai kontrol negatif dimana tidak ada penambahan sampel
dan tidak ditambahkan (tidak di spiked) oleh suspensi (kultur murni)
bakteri.
Relatif akurasi
Akurasi (Kecermatan) merupakan kemampuan metode untuk
mengukur dan mendeteksi nilai actual atau nilai sebenarnya dari
mikroorganisme dalam sampel. Akurasi juga kadang didefinisikan
sebagai ukuran atau derajat ketepatan/kedekatan hasil pengujian
dengan jumlah mikroorganisme yang sebenarnya.
B. ANALISIS ENTEROBACTER SAKAZAKII DENGAN METODE FDA
(FOOD AND DRUGS ASSOCIATION)
Metode analisa yang digunakan untuk mengetahui keberadaan E.
sakazakii adalah dengan metode FDA/BAM yang dikeluarkan pada Agustus
2002 dan masih berlaku hingga saat ini. Setelah sampel melewati tahap
pengayaan (Pre-enrichment dan Selective enrichment) dalam media Buffered
Peptone Water (BPW) dan EE Broth, metode tersebut menggunakan media
agar Violet Red Bile Glucose (VRBGA) dan kemudian diikuti dengan
identifikasi biokimia menggunakan Tryptic Soy Agar (CASO Agar) untuk
15
![Page 16: Prakerin](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012320/563db8a1550346aa9a956e7d/html5/thumbnails/16.jpg)
mengamati ciri khusus, yaitu pembentukan pigmen kuning yang dimiliki E.
sakazakii. Pada media VRBGA setelah inkubasi selama 24 jam pada suhu
36°C, E. sakazakii akan tampak sebagai koloni berwarna ungu yang
dikelilingi oleh zona presipitasi berwarna ungu yang merupakan hasil endapan
dari bile salt. Pada media TSA (CASO Agar) E. sakazakii akan tampak
sebagai koloni berwarna kuning setelah inkubasi selama 48 – 72 jam pada
suhu 25°C.
Metode FDA/BAM ini secara keseluruhan membutuhkan sekitar 7 hari
untuk melakukan analisa. Selain membutuhkan waktu yang sangat lama,
ternyata berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Iversen dan Forsythe
(2007) menunjukkan bahwa sekitar 2% dari strain E. sakazakii tidak
membentuk pigmen kuning pada saat ditumbuhkan pada media CASO Agar
di suhu 25°C. Padahal, karakteristik itulah yang sering digunakan sebagai
identifikasi E. sakazakii. Bahkan beberapa penelitian sebelumnya juga
menyebutkan bahwa seringkali beberapa strain E. sakazakii tidak dapat
tumbuh pada media standar untuk bakteri Entrobacteriaceae dan Coliform.
Oleh karena itulah metode baru yang lebih baik untuk
mengidentifikasi E. sakazakii kemudian dikembangkan oleh para
ahli. Setelah dilakukan berbagai penelitian, kemudian diketahui bahwa E.
sakazakii memiliki karakteristik yang lebih spesifik dibandingkan dengan
pembentukan pigmen kuning pada CASO Agar, yaitu bakteri tersebut
memiliki enzim α-D-glucosidase. Karakteristik ini dimiliki oleh 100%
strain E. sakazakii dan tidak dimiliki oleh 100% strain Enterobacter lainnya
(Manafi dan Lang, 2005).
16
![Page 17: Prakerin](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012320/563db8a1550346aa9a956e7d/html5/thumbnails/17.jpg)
C. ENTEROBACTER SP.
Enterobacter adalah genus yang umum, gram negatif, berbentuk
batang bakteri dari keluarga Enterobacteriaceae. Beberapa spesies
Enterobacter yang patogen adalah E. cloacae dan E. aerogenes dan
menyebabkan infeksi opotunistik dalam immunocompromised hosts dan pada
mereka yang berada di ventilasi mekanis.
D. ENTEROBACTER SAKAZAKII (CRONOBACTER SP.)
Beberapa waktu yang lalu, penemuan para peneliti Institut Pertanian
Bogor (IPB) mengenai adanya Enterobacter sakazakii (E. sakazakii) dalam
susu formula anak-anak dan bubur bayi, cukup menghebohkan masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 74 sampel susu formula, 13,5 persen di
antaranya mengandung bakteri berbahaya tersebut. Gejala keracunan yang
ditimbulkan oleh susu formula bayi tidak disebabkan oleh komponen
biokimia atau bahan yang terkandung di dalamnya. Manusia dapat mengalami
gejala keracunan karena susu tersebut telah terkontaminasi oleh bakteri. Susu
dapat menjadi media pertumbuhan yang baik bagi bakteri, karena di dalamnya
terdapat komponen biokimia yang juga diperlukan oleh bakteri untuk tumbuh
dan berkembang.
Enterobacter sakazakii pertama kali ditemukan pada tahun 1958 pada
78 kasus bayi dengan infeksi meningitis. Sejauh ini juga dilaporkan beberapa
kasus yang serupa pada beberapa Negara. Meskipun bakteri ini dapat
menginfeksi pada segala usia tetapi resiko terbesar terkena adalah usia bayi.
Terjadinya kontaminasi bakteri dapat dimulai ketika susu diperah dari
puting sapi. Lubang puting susu memiliki diameter kecil yang memungkinkan
bakteri tumbuh di sekitarnya. Bakteri ini ikut terbawa dengan susu ketika
17
![Page 18: Prakerin](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012320/563db8a1550346aa9a956e7d/html5/thumbnails/18.jpg)
diperah. Meskipun demikian, aplikasi teknologi dapat mengurangi tingkat
pencemaran pada tahap ini dengan penggunaan mesin pemerah susu (milking
machine), sehingga susu yang keluar dari puting tidak mengalami kontak
dengan udara. Pencemaran susu oleh mikroorganisme lebih lanjut dapat
terjadi selama pemerahan (milking), penanganan (handling), penyimpanan
(storage), dan aktivitas pra-pengolahan (pre-processing) lainnya. Mata rantai
produksi susu memerlukan proses yang steril dari hulu hingga hilir, sehingga
bakteri tidak mendapat kesempatan untuk tumbuh dan berkembang dalam
susu. Peralatan pemerahan yang tidak steril dan tempat penyimpanan yang
tidak bersih dapat menyebabkan tercemarnya susu oleh bakteri. Susu
memerlukan penyimpanan dalam temperatur rendah agar tidak terjadi
kontaminasi bakteri. Udara yang terdapat dalam lingkungan di sekitar tempat
pengolahan merupakan media yang dapat membawa bakteri untuk mencemari
susu. Proses pengolahan susu sangat dianjurkan untuk dilakukan di dalam
ruangan tertutup. Manusia yang berada dalam proses pemerahan dan
pengolahan susu-pun dapat menjadi penyebab timbulnya bakteri dalam susu.
Enterobacter sakazakii (Chronobacter sakazakii), tidak hanya dapat
tumbuh pada susu saja, namun dalam berbagai kondisi yang memungkinkan
tumbuhnya bakteri tersebut. Saat dalam bentuk susu bubuk, kuman tidak
dapat berkembang namun saat susu bubuk itu dicairkan, kuman langsung
berkembang biak terutama pada suhu 37 – 40° C, atau suhu optimum dimana
bakteri itu dapat tumbuh.
PT. Sanghiang Perkasa yang mempunyai hubungan langsung dengan
kesehatan masyarakat haruslah memiliki standar pengawasan yang tinggi
terhadap ada atau tidaknya bakteri pencemar seperti Enterobacter sakazakii
dan sejenisnya, yang dapat menimbulkan bahaya bagi konsumen. Oleh karena
18
![Page 19: Prakerin](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012320/563db8a1550346aa9a956e7d/html5/thumbnails/19.jpg)
itu, PT. Sanghiang Perkasa melaksanakan beberapa parameter untuk menjaga
kualitas dan kuantitas produk susu tersebut, khusunya Produk Infant Formula.
E. METODOLOGI VERIFIKASI E. SAKAZAKII
I. Diagram Alir Proses Pengujian
Prinsip : Enterobacter sakazakii merupakan bakteri gram negative berbentuk
batang dari famili Enterobacteriaceae. Telah diketahui bahwa
terdapat korelasi antara infeksi E. sakazakii pada susu formula bayi
(< 1 tahun) yang dapat menyebabkan meningitis. Oleh karena itu
sangat potensial untuk terjadinya kontaminasi silang dari bakteri ini
selama proses preparasi dan produksi.
1. Bahan dan Alat
a. Peralatan
- Cawan petri steril
- Botol sampel Schott Duran 500 ml dan 1000 ml
- Inkubator 37°C, 44° C dan 25° C
- Waterbath
- Autoklaf
- Ose
- Bunsen
- Tabung reaksi steril
- Pipet ukur 10 ml
- Mikro pipet
- Pipet tetes
- Erlenmeyer 1000 ml
- Inkubator
- Timbangan analitik
19
![Page 20: Prakerin](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012320/563db8a1550346aa9a956e7d/html5/thumbnails/20.jpg)
b. Bahan
- Sampel ± 330 gram
- Aquadest steril
- Enterobacteriaceae Enrichment / EE Broth
- Violet Red Bile Dextrose / VRBD Agar
- CromoCult Agar / CMC
- Tryptic Soy Agar
- Larutan NaCl fisiologis 0.85% steril
- API Kit + reagent
- Stik Oksidase
2. Parameter pengujian
a. Relatif sensitifitas
b. Relatif spesifisitas
c. Relatif rasio positif
d. Relatif rasio negatif
e. Relatif akurasi
3. Rumus Perhitungan
Relatif sensitifitas =
A/(A+B) x 100%
Relatif spesifisitas = D/(C+D) x 100%
Rasio false positif = C/(A+C) x 100%
Rasio false negatif = B/(B+D) x 100%
Relatif akurasi = (A+D)/N x 100%
KonfirmasiPraduga
(+) (-)
(+) A B
(-) C D
20
![Page 21: Prakerin](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012320/563db8a1550346aa9a956e7d/html5/thumbnails/21.jpg)
Dimana N = A + B + C + D
2. Metode Uji Coba
a. Tahap Pre- Enrichment (Preparasi)
Preparasi suspensi bakteri
Siapkan suspensi bakteri E. sakazakii pada larutan
fisiologis NaCl 0.85% steril
Preparasi sampel
Timbang 3x100 gram sampel
Dimasukkan ke dalam botol schott duran 1000 ml yang
berisikan Aquadest steril (3 botol @100 gram)
Timbang kembali 1x33 gram sampel
Dimasukkan ke dalam botol schott duran 500 ml yang
berisikan Aquadest steril
Masing-masing botol di spike dengan suspensi bakteri (0.5
ml untuk 500 ml dan 1 ml untuk 1000 ml) kemudian
Aduk hingga homogen kemudian inkubasi selama 24
jam pada suhu 37° C
b. Tahap Enrichment
Pipet 10 ml pada masing-masing sampel dan masukkan ke dalam
90 ml media EE Broth (@1 botol EE Broth 10 ml sampel)
Inkubasi selama 24 jam pada suhu 37° C
21
![Page 22: Prakerin](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012320/563db8a1550346aa9a956e7d/html5/thumbnails/22.jpg)
c. Tahap Isolasi
Kocok larutan sampel yang terdapat di EE Broth, kemudian
streak ke media VRBD Agar
Inkubasi selama 24 jam pada suhu 37° C
Analisa koloni. Jika terdapat koloni berwarna ungu dengan zona
presipitasi ungu, maka diduga sebagai E.sakazakii
d. Tahap Identifikasi
Ambil 5 koloni yang diduga sebagai E.sakazakii tersebut, lalu
streak ke media TSA (Tryptic Soy Agar)
Inkubasi selama 48-72 jam pada suhu 25° C
Analisa koloni. Jika terdapat koloni berwarna kuning tua basah,
maka streak kembali koloni tersebut ke media CMC Agar
(CromoCult Agar), koloni berwarna hijau kebiruan adalah koloni
positif E.sakazakii
Untuk konfirmasi, maka dapat dilakukan uji oksidase test dan
identifikasi dengan API KIT
22
![Page 23: Prakerin](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012320/563db8a1550346aa9a956e7d/html5/thumbnails/23.jpg)
II. Metode Pengujian API KIT
Prinsip : API 20E merupakan alat/kit untuk identifikasi bakteri secara
biokimia, dimana penggunaannya termasuk tahap konfirmasi
untuk bakteri patogen. Untuk API 20E digunakan untuk
identifikasi bakteri Enterobacteriaceae gram negatif berbentuk
batang seperti Salmonella, Enterobacter, dan E. coli. Kit ini
berisi 20 tes (dalam 1 strip) yang menggunakan substrat dehidrat
yang diinokulasi dengan suspensi bakteri. Dengan suhu
inkubasi, metabolisme bakteri akan menghasilkan perubahan
warna dengan/tanpa penambahan reagent. Perubahan yang
terjadi dibaca dengan panduan yang tersedia yang kemudian
diinput kedalam software.
1. Bahan dan Alat
a. Peralatan
- API 20E (plus box inkubasi = tray & tutup)
- Tabung reaksi
- Pipet tetes steril
- Inkubator 36 ± 2°C
- Autoklaf
- Jarum ose
- Bunsen
b. Bahan
- Kultur bakteri
- Larutan NaCl 0.85% steril
- Reagen
- Mineral oil
23
![Page 24: Prakerin](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012320/563db8a1550346aa9a956e7d/html5/thumbnails/24.jpg)
2. Metode Uji Coba
a. Pembuatan suspensi bakteri (Inokulum)
Siapkan kultur bakteri yang akan diidentifikasi yang berumur
18-24 jam
Inokulasi kultur dalam larutan NaCl sampai dihasilkan
suspensi cukup keruh
b. Inokulasi Strip
Siapkan tray inkubasi dan isi cekungan-cekungan yang ada
dengan air untuk menjaga kelembaban saat inkubasi
Simpan strip dalam tray inkubasi dan dengan menggunakan
pipet tetes masukkan suspensi bakteri masing-masing
tube pada strip
- Untuk test CIT, VP dan GEL diisi sampai tube penuh
- Untuk test lainnya diisi hanya sampai batas bawah tube
- Untuk test ADH, LDC, ODC, H2S, dan URE tambahkan
dengan mineral oil diatas suspensi untuk menciptakan
kondisi anaerob.
Tutup tray inkubasi dengan tutupnya lalu inkubasi selama
18-24 jam pada suhu 37° C
c. Pembacaan Hasil
Setelah masa inkubasi, baca perubahan warna pada masing-
masing tes tube berdasarkan table yang ada
(positif/negatif).
24
![Page 25: Prakerin](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012320/563db8a1550346aa9a956e7d/html5/thumbnails/25.jpg)
Catat hasil pada kertas yang tersedia dan tambahkan reagen
untuk test yang membutuhkan tambahan reagen
- Test TDA : Tambahkan 1 tetes reagen TDA
- Test IND : Tambahkan 1 tetes reagen JAMES
- Test VP : Tambahkan 1 tetes reagen VP1 dan VP2
Lihat hasilnya, jika positif maka lihat pada gambar 1, dan
jika negative maka lihat pada gambar 2
d. Interpretasi Hasil
Masukan semua test (negative dan positif) ke dalam software
‘Apiweb’
III. Metode Verifikasi
Dibuat 10 sampel dengan perlakuan analisa yang sama seperti pada
tahap Pre-Enrichment dan 10 sampel yang kemudian ditambahkan
dengan suspensi bakteri (Enterobacter sakazakii dan Salmonella spp)
sebanyak 1 ml untuk 1000 ml dan 0.5 ml untuk 500 ml setiap
sampelnya.
Disiapkan pula 1 sampel sebagai kontrol negatif (tanpa
penambahan sampel dan ditambahkan suspensi bakteri Salmonella
spp) dan 1 sampel sebagai kontrol positif (tanpa penambahan
sampel,hanya suspensi bakteri Enterobacter sakazakii).
25
![Page 26: Prakerin](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012320/563db8a1550346aa9a956e7d/html5/thumbnails/26.jpg)
Dilakukan pengujian dari 22 sampel tersebut dengan
prosedur yang tertera diatas, dimulai dari tahap pre-enrichment sampai
tahap identifikasi.
Hitung sensitifitas, spesifisitas, rasio false positif dan false negatif
dengan rasio false negatif maksimal 5%
F. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN DALAM PENGUJIAN
1. Waterbath
Setelah dilakukan sterilisasi dan sebelum digunakan untuk analisa,
medium agar disimpan pada suhu ± 50° C dengan cara merendam seluruh
permukaan medium. Berfungsi menstabilkan suhu medium agar
kondisinya tetap cair.
1. Laminar Air Flow Cabinet
Alat ini dilengkapi dengan lampu TL, lampu ultraviolet dan blower.
Lampu TL merupakan sumber penerangan bagi alat ini, lampu ultraviolet
membuat laminar dalam kondisi steril dan blower berfungsi menyaring
udara kotor, khususnya debu yang terdapat di sekitar laminar air flow
dengan menggunakan filter. Sebelum memulai menggunakan alat ini,
disemprot dahulu dengan alcohol untuk meyakinkan keaseptisannya.
Digunakan sebagai tempat inokulasi, penuangan medium dan kegiatan
lainnya yang membutuhkan kondisi aseptis.
2. Autoclave
Sterilisasi ini dilakukan dengan menggunakan uap air jenuh
bertekanan pada suhu 121° C selama 15 menit. Karena naiknya titik didih
air menjadi 121° C itu disebabkan oleh tekanan 1 atm. Sterilisasi basah
biasanya dilakukan dalam autoclave (sterilisator uap) yang mudah
26
![Page 27: Prakerin](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012320/563db8a1550346aa9a956e7d/html5/thumbnails/27.jpg)
diangkat. Sterilisasi basah dapat digunakan untuk mensterilkan apa saja
yang dapat ditembus uap air dan tidak rusak bila dipanaskan dengan suhu
berkisar 110-121° C.
3. Oven
Untuk mematikan endospora bakteri dengan panas kering
membutuhkan suhu 180° C. Panas kering kurang efektif dan
membutuhkan suhu yang lebih tinggi serta waktu yang lebih lama untuk
sterilisasi dibandingkan dengan panas lembab karena tanpa kelembapan
tidak ada panas laten.
4. Inkubator
Inkubator berfungsi sebagai tempat untuk inkubasi mikroba dengan
suhu yang dapat diatur sesuai dengan suhu optimum dari mikroba yang
ingin ditumbuhkan dalam media dengan waktu tertentu.
5. Timbangan Analitik
Timbangan analitik digunakan untuk menimbang bahan, media serta
sampel yang akan digunakan. Timbangan ini mampu menimbang berat
sampel per seratus atau 0.01 sehingga penimbangan akan semakin akurat.
27
![Page 28: Prakerin](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012320/563db8a1550346aa9a956e7d/html5/thumbnails/28.jpg)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL ANALISA E. SAKAZAKII
Berdasarkan hasil analisa E. sakazakii pada susu infant formula, maka
didapatkan hasil.
Sampel Ulangan
VRBD TSA CMC API 20E
1 (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 Enterobacter sakazakii (99.9%)
2 (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 Enterobacter sakazakii (99.9%)
3 (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 Enterobacter sakazakii (99.9%)
4 (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 Enterobacter sakazakii (99.9%)
5 (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 Enterobacter sakazakii (99.9%)
6 (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 Enterobacter sakazakii (99.9%)
7 (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 Enterobacter sakazakii (99.9%)
8 (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 Enterobacter sakazakii (99.9%)
9 (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 Enterobacter sakazakii (99.9%)
10 (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 Enterobacter sakazakii (99.9%)
11 (+) 3/3 , 1/1 - - Salmonella spp (99.9%)
12 (+) 3/3 , 1/1 - - Salmonella spp (99.9%)
13 (+) 3/3 , 1/1 - - Salmonella spp (99.9%)
14 (+) 3/3 , 1/1 - - Salmonella spp (99.9%)
15 (+) 3/3 , 1/1 - - Salmonella spp (99.9%)
28
![Page 29: Prakerin](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012320/563db8a1550346aa9a956e7d/html5/thumbnails/29.jpg)
16 (+) 3/3 , 1/1 - - Salmonella spp (99.9%)
17 (+) 3/3 , 1/1 - - Salmonella spp (99.9%)
18 (+) 3/3 , 1/1 - - Salmonella spp (99.9%)
19 (+) 3/3 , 1/1 - - Salmonella spp (99.9%)
20 (+) 3/3 , 1/1 - - Salmonella spp (99.9%)
Kontrol (+) (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 Enterobacter sakazakii (99.9%)
Kontrol (-) (+) 3/3 , 1/1 - - Salmonella spp (99.9%)
Dari tahap konfirmasi diatas, maka hasil praduga yang didapat :
Jumlah ulangan yang (+) E. sakazakii = 10
Jumlah ulangan yang (-) E. sakazakii = 10
Kontrol positif: Enterobacter sakazakii (99.9%)
Kontrol negatif : Salmonella spp (99.9%)
B. PERHITUNGAN
Sensitifitas = 10/(10+0) x 100 = 100%
Spesifisitas = 10/(10+0) x 100 = 100%
Rasio false positif = 0/(10+0) x 100 = 0%
Rasio false negatif = 0/(10+0) x 100 = 0%
Relatif akurasi = (10+10)/20 x 100 = 100%
KonfirmasiPraduga
(+) (-)
(+) 10 0
(-) 0 10
29
![Page 30: Prakerin](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012320/563db8a1550346aa9a956e7d/html5/thumbnails/30.jpg)
C. PEMBAHASAN
Setelah melakukan Verifikasi metode analisa Enterobacter sakazakii
dengan metode FDA (Food and Drugs Association), maka didapatkan hasil
bahwa kinerja dari metode FDA tersebut masih layak untuk digunakan.
Pelaksanaan (metodologi) baik secara bahan ataupun cara pengerjaan baik
metode FDA ataupun metode yang diadopsi oleh laboratorium terhadap
metode FDA sudah tervalidasi dengan baik sehingga hasil yang didapatkan
bahwa metode tersebut masih layak digunakan untuk analisa E. sakazakii
demi menjaga kualitas serta kuantitas produk PT. Sanghiang Perkasa.
Rasio false negatif maksimal adalah sebesar 5%. Verifikasi metode ini
mendapatkan hasil rasio false negatif adalah sebesar 0%. Akurasi atau
kecermatan terhadap metode adalah sebesar 100%.
BAB V
30
![Page 31: Prakerin](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012320/563db8a1550346aa9a956e7d/html5/thumbnails/31.jpg)
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
PT. Sanghiang Perkasa merupakan salah satu perusahaan di Indonesia
yang bergerak di bidang kesehatan seperti : pengolahan makanan dan
minuman kesehatan (Health Foods). Produk utama yang dihasilkan PT
Sanghiang Perkasa yaitu formula untuk ibu hamil yang menyusui serta produk
makanan dan minuman untuk balita.
Untuk tetap menjaga kualitas dan mutu produk agar aman tetap
terjamin dan aman untuk dikonsumsi oleh konsumen (masyarakat umum),
maka Departemen QC (Quality Control) PT. Sanghiang Perkasa bertugas
untuk melaksanakan program pengendalian dan pengawasan terhadap semua
produk yang akan di konsumsi oleh konsumen. Salah satu bentuk pengawasan
itu adalah dengan pengawasan terhadap bahaya dan mutu mikrobiologi.
Melalui segala tahap pengujian mikrobiologi yang meliputi analisa rutin
seperti ; TPC, SPC, CPC, Staphylococcus aureus, Salmonella, Yeast and
Mould dan E. coli, serta beberapa parameter analisa tambahan yang ikut
melengkapi pengawasan mutu secara mikrobiologi, maka produk-produk
tersebut dapat diketahui apakah layak atau tidak untuk dikonsumsi.
Pada kegiatan PRAKERIN ini, dititikberatkan pada Verifikasi Metode
Analisa Enterobacter sakazakii (Cronobacter sakazakii) dengan acuan
Metode FDA dalam produk susu infant formula. Dimana produk susu ini
merupakan produk susu yang diperuntukkan untuk bayi berusia 0-6 bulan.
Enterobacter sakazakii merupakan salah satu ancaman terbesar
keberadaannya dalam susu infant formula atau bahan pangan yang lainnya.
Analisa Enterobacter sakazakii ini membutuhkan waktu tujuh hari
hingga didapatkan hasil yang diinginkan. Dilakukan dengan beberapa tahap
31
![Page 32: Prakerin](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012320/563db8a1550346aa9a956e7d/html5/thumbnails/32.jpg)
hingga tahap dimana hasil analisa didapatkan dari uji dengan API 20 E, yang
mengkhususkan Enterobacter sebagai bahan utama analisa.
Dari hasil Verifikasi Metode Analisa Enterobacter sakazakii
(Cronobacter sakazakii) dengan acuan Metode FDA didapatkan Kontrol
positif adalah Enterobacter sakazakii dan Kontrol negatif adalah Salmonella
spp., sehingga Metode FDA tersebut masih layak untuk digunakan guna
menganalisa Enterobacter sakazakii khususnya pada produk PT. Sanghiang
Perkasa.
B. SARAN
Dengan berakhirnya pelaksanaan PRAKERIN, maka dalam
kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan saran sebagai berikut :
1. Setiap orang yang memasuki ruangan Mikrobiologi (khususnya Mikro
Patogen dan Non-Patogen), harus menggunakan pakaian dan
perlengkapan lainnya yang telah disediakan.
2. Kebersihan dan ketenangan di laboratorium harus terjaga agar tercipta
suasana kerja yang baik.
3. Keselamatan bekerja di laboratorium perlu diperhatikan karena banyak
terdapat zat-zat kimia yang berbahaya.
4. Kedisiplinan kerja seluruh karyawan hendaknya lebih ditingkatkan
agar kegiatan produksi lebih lancar.
5. Memberikan angkatan selanjutnya kesempatan untuk dapat
melaksanakan PRAKERIN di perusahaan ini.
DAFTAR PUSTAKA
32
![Page 33: Prakerin](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012320/563db8a1550346aa9a956e7d/html5/thumbnails/33.jpg)
Pelczar, Michael J dan Chan, ECS. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta :
Universitas Indonesia Press
Badan POM. 2003. Good Practices dalam Rantai Pangan. Jakarta :
Direktorat SPKP, Deputi III, BPOM.
PT. Sanghiang Perkasa. Good Manufacturing Practices. Jakarta : PT.
Sanghiang Perkasa
www.google.com/ Wikipedia. com/ Enterobacter sakazakii.
www.mercks-chemicals.co.id/ Enterobacter sakazakii
SOP Mikrobiologi PT. Sanghiang Perkasa
33