Download - Prakerin

Transcript
Page 1: Prakerin

BAB I

PENDAHULUAN

Dewasa ini, manusia dihadapkan pada banyak bentuk masalah. Salah satu

bentuk masalah itu adalah dalam hal pemenuhan gizi pada umumnya. Beberapa

waktu, masalah kekurangan gizi menjadi masalah yang difokuskan untuk dicari jalan

keluar serta pembenahannya. Salah satu cara pembenahan terhadap masalah itu

adalah membuat satu produk yang memiliki kualitas dan mutu yang terjamin, dimana

produk tersebut sudah memenuhi persyaratan yang dibutuhkan konsumen.

Persyaratan utama adalah produk tersebut harus aman dan layak untuk dikonsumsi

oleh konsumen. Dikatakan aman apabila produk tersebut terbebas dari bahaya fisik,

kimia serta biologi dan dikatakan layak apabila produk tersebut dapat diterima oleh

masyarakat.

Pangan merupakan salah satu bahan pokok dalam rangka pertumbuhan dan

kehidupan bangsa serta mempunyai peranan penting dalam pembangunan nasional.

Oleh karena itu masyarakat perlu dilindungi keselamatan dan kesehatannya terhadap

produksi dan peredaran pangan yang tidak memenuhi syarat. Cara produksi pangan

yang baik (CPPB) merupakan salah satu faktor yang penting untuk memenuhi standar

mutu atau persyaratan yang ditetapkan untuk pangan. Perkembangan teknologi

dewasa ini mengakibatkan perubahan dalam kebiasaan makan, yang mempunyai

dampak dalam cara teknik produksi dan distribusi pangan. Oleh karena itu

pengawasan dalam cara produksi pangan secara efektif merupakan hal yang penting

untuk mencegah gangguan kesehatan manusia dan dampak ekonomi sebagai akibat

dari penyakit yang ditimbulkan oleh pangan.

PT. Sanghiang Perkasa merupakan salah satu perusahaan yang berhubungan

langsung dengan kesehatan manusia. Produknya yang sebagian besar adalah susu,

1

Page 2: Prakerin

telah dilakukan pengawasan yang ketat sehingga produk-produknya dapat disebut

produk yang aman dan layak untuk diterima masyarakat. Pengawasan yang dilakukan

oleh Departemen QC meliputi pengawasan secara fisika, kimia dan biologi.

Dalam perlindungan bahan pangan tersebut, salah satu cara yang dilakukan

oleh PT. Sanghiang Perkasa adalah dengan menerapkan Good Manufacturing

Practises (GMP) yaitu Cara Produksi Pangan yang baik. Beberapa ruang lingkup

GMP yang diterapkan oleh PT Sanghiang Perkasa adalah :

Lingkungan Sarana Pengolahan yaitu Lokasi pabrik dan keadaan sekitarnya

Bangunan dan Fasilitas Pabrik yaitu Rancang bangun pabrik dan kelengkapan

fasilitasnya

Peralatan Pengolahan yaitu Persyaratan umum peralatan pengolahan Industri

pangan

Fasilitas dan Kegiatan Sanitasi yaitu Supplai air, fasilitas hygiene karyawan dan

sistem pembuangan

Hygiene Karyawan yaitu Kesehatan dan kebersihan karyawan, dan kebiasaan

buruk yang harus dihindari.

Pengendalian Proses yaitu Persyaratan penggunaan bahan baku, formulasi,

persyaratan distribusi dan transportasi serta persyaratan penyajian produk

sebelum dikonsumsi

Manajemen dan Pengawasan yaitu Monitoring terhadap kegiatan yang dijalankan

Pencatatan dan Dokumentasi yaitu Penyimpanan data atau arsip penting lainnya

yang terintegrasi dalam aplikasi GMP.

Pada kesempatan ini, penulis diberi kepercayaan untuk melakukan Verifikasi

Metode Analisa Enterobacter sakazakii dengan acuan Metode FDA (Food and Drugs

Association).

2

Page 3: Prakerin

A. TUJUAN PELAKSANAAN PRAKERIN

1. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan keterampilan yang

membantu kemampuan siswa sebagai bekal untuk memasuki lapangan

kerja yang sesuai dengan kompetensi keahlian : Kimia Analisi.

2. Menumbuhkembangkan dan memantapkan sikap professional yang

diperlukan siswa untuk memasuki lapangan kerja sesuai dengan

bidangnya.

3. Meningkatkan pengalaman siswa pada aspek-aspek usaha yang

potensional dalam lapangan kerja lain, struktur organisasi usaha, asosiasi

usaha, jenjang karir dan manajemen usaha.

4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memasyarakatkan diri pada

suasana/iklim lingkungan kerja yang sebenarnya, baik pekerja menerima

upah (employee) maupun sebagai pekerja mandiri (entrepreneur) terutama

yang berkenaan dengan disiplin kerja.

5. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan proses penyerapan

teknologi baru dari lapangan kerja ke sekolah dan sebaliknya.

6. Memperoleh masukan dan umpan balik guna memperbaiki dan

mengembangkan kesesuaian pendidikan kejuruan.

7. Memberikan peluang masuk penempatan tamatan dan kerjasama.

B. TUJUAN PENULISAN LAPORAN PRAKERIN

1. Siswa mampu memahami, memantapkan dan mengembangkan pelajaran

yang didapat di sekolah dan penerapan di dunia usaha.

2. Siswa mampu mencari alternatif pemecahan masalah kejuruan sesuai

dengan kompetensi keahlian Kimia Analisis secara lebih luas dan

mendalam yang terungkap dari karya tulis yang disusunnya.

3

Page 4: Prakerin

3. Mengumpulkan data guna kepentingan sekolah dan kepentingan siswa

sendiri.

4. Menambah pembendaharaan perpustakaan sekolah dan menunjang

peningkatan pengetahuan siswa angkatan selanjutnya.

C. WAKTU PELAKSANAAN PRAKERIN

Pelaksanaan PRAKERIN berlangsung selama 6 bulan, mulai tanggal 07 Juli

2010 – 6 Desember 2010 2010.

D. TEMPAT PELAKSANAAN PRAKERIN

PRAKERIN dilaksanakan di PT. Sanghiang Perkasa, Jl. Raya Bekasi Km. 25.

Cakung, Jakarta Timur.

4

Page 5: Prakerin

BAB II

INSTITUSI

A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PT. SANGHIANG PERKASA

PT. Sanghiang Perkasa merupakan salah satu perusahaan di Indonesia

yang bergerak di bidang kesehatan seperti : pengolahan makanan dan

minuman kesehatan (Health Foods). Produk utama yang dihasilkan PT.

Sanghiang Perkasa yaitu formula untuk ibu hamil yang menyusui serta produk

makanan dan minuman untuk balita.

Perusahaan ini didirikan pada tanggal 2 Desember 1982 yang

merupakan salah satu anak dari perusahaan Kalbe Farma Group dan mulai

beroperasi secara total pada tahun 1986. Perusahaan ini untuk pertama kalinya

melakukan proses produksi secara komersial. Produk yang dihasilkan berupa

Hospital Diet yang terdiri dari 3 macam yaitu : Entramil, Entrasol dan

Peptisol serta jenis makanan penurun berat badan yaitu Slim and Fit dalam

bentuk Drink and Pudding. Pada pertengahan tahun 1986 mulai memproduksi

suatu jenis minuman dalam bentuk tepung yang merupakan nutrisi untuk ibu

hamil dan menyusui, yaitu Prenagen.

Awalnya perusahaan ini bernama PT. Tatas Mulya. Pada tahun 1992,

PT. Tatas Mulya mengalami perubahan nama menjadi PT. Sanghiang Perkasa

dan direstruktusikan oleh PT. Kalbe Farma tbk. PT. Sanghiang Perkasa

bergabung dengan PT Arnott’s Indonesia dalam satu nama perusahaan yaitu

PT. Helios Food. Kemudian pada tahun 1995, PT. Sanghiang memisahkan diri

dari PT. Arnott’s Indonesia ke Jl. Raya Bekasi Km. 25, Cakung, Jakarta

Timur semenjak tahun 1997 sampai sekarang.

5

Page 6: Prakerin

PT. Sanghiang Perkasa mendapatkan lisensi dari Morinaga Milk

Industry Co. Ltd. Untuk memproduksi berbagai jenis susu balita dengan merk

dagang Internasional seperti : Morinaga BMT, Morinaga NL 33, Chil Mil,

Chil Kid, dan Chil School.

PT. Sanghiang Perkasa selain memproduksi produk-produknya

sendiri, juga menerapkan sistem Out Sourcing System yaitu proses

produksinya dibantu dengan cara bekerja sama dengan perusahaan besar

lainnya.

B. LOKASI PERUSAHAAN

Lokasi PT. Sanghiang Perkasa adalah di Jalan Raya Bekasi km. 25

Cakung, Jakarta Timur. Lokasi perusahaan ini cukup strategis bila ditinjau

dari kemudahan transportasi karena berada di pinggir jalan raya sehingga

memberikan nilai tambah tersendiri bagi perusahaan dalam menjalankan

proses produksi. Head Office PT. Sanghiang Perkasa terletak di Gedung

Graha Kirana lantai V dan VIII Sunter, Jakarta Utara.

C. VISI, MISI DAN CORE VALUES

Visi

“Kalbe Nutritionals Products in every home”

Misi

“We provide Wellness to millions”

Core Values

Core Values adalah dasar yang menentukan apakah sebuah pemikiran,

tindakan dan perilaku itu benar atau salah. Nilai-nilai dasar yang diyakini

oleh PT. Sanghiang Perkasa untuk mencapai visi dan misinya adalah yang

terkandung dalam CHIZTEP yang mempunyai 7 nilai dasar, yaitu :

6

Page 7: Prakerin

1. Customer devotion : Melayani pelanggan dengan segenap

hati

2. Hand in hand teamwork : Bergandengan tangan bekerja sama

3. Innovation with no ends : Senantiasa berinovasi

4. Zeal for excellent : Bersemangan untuk tetap unggul

5. Touching lives : Menyentuh kehidupan

6. Elaborate mastery : Selalu berusaha menjadi yang terbaik

di bidangnya

7. Passion for wellness : Hasrat untuk hidup sehat dan seimbang

D. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

Perusahaan berada di bawah kendali Managing Director sebagai pucuk

pimpinan dan pelimpahan tugas kepada bawahan dilaksanakan oleh masing-

masing kepala divisi seperti Finance Accounting Director (Direktur Keuangan

dan Akunting) yaitu kepala divisi yang mengatur aliran keuangan perusahaan;

Marketing Director (Direktur Pemasaran) yaitu kepala divisi yang

bertanggung jawab mengatur dan menentukan pemasaran produk serta target

pasar yang dituju; HRD (Human Resource Development) Director (Direktur

Personalia) yaitu kepala divisi yang bertanggung jawab dalam membina dan

memberi aturan terhadap seluruh perusahaan; Manufacturing Director

(Direktur Produksi dan Pembelian) yaitu kepala divisi yang bertanggung

jawab untuk menjamin proses produksi serta pembelian baik bahan baku atau

bahan pendukung berjalan sesuai dengan rencana; dan Informasi Technology

Director (Direktur Teknologi Informasi) yang berperan sebagai penunjang

sarana informasi di dalam perusahaan. Untuk lebih memperjelas, struktur

organisasi PT. Sanghiang Perkasa dapat dilihat pada Lampiran 1.

7

Page 8: Prakerin

E. KETENAGAKERJAAN

PT. Sanghiang Perkasa membagi dua kelompok tenaga kerja, yaitu

karyawan tetap dan karyawan tidak tetap. Karyawan tetap adalah karyawan

yang mempunyai hubungan kerja untuk tenggang waktu yang tidak ditentukan

serta mengikuti hari dan jam kerja yang berlaku serta menerima upah bulanan.

Sedangkan karyawan tidak tetap adalah karyawan yang mempunyai hubungan

kerja untuk tenggang waktu tertentu dan mengikuti hari dan jam kerja yang

berlaku serta menerima upah bulanan.

Waktu kerja karyawan dibagi menjadi dua kelompok yaitu kerja

regular yang digunakan oleh karyawan kantor dan dan waktu kerja shift yang

digunakan oleh karyawan di bagian laboratorium dan produksi. Adapun jam

kerja yang berlaku di PT. Sanghiang Perkasa yaitu :

Waktu kerja reguler (digunakan oleh karyawan kantor)

Senin – Jum’at : Pukul 08.00 – 16.30 WIB

Sabtu – Minggu : Libur

Waktu kerja shift (digunakan oleh karyawan di bagian laboratorium dan

produksi)

Shift I : Pukul 06.30 – 15.00 WIB

Shift II : Pukul 15.00 – 22.30 WIB

Shift III : Pukul 22.30 – 06.30 WIB

Untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan, PT. Sanghiang Perkasa

memberikan tunjangan-tunjangan antara lain tunjangan transport, makan,

kesehatan, hari raya, akhir tahun, kerja lembur dan sebagainya. Di samping itu

diberikan pula fasilitas kesehatan dan keselamatan kerja.

8

Page 9: Prakerin

F. RUANG LINGKUP DEPARTEMEN QA (QUALITY ASSURANCE)

Departemen Quality Assurance (QA) terbagi menjadi beberapa bagian

diantaranya adalah QC Laboratorium, QC Inline, QC Raw Material and

Packaging Material dan QC Finish Good serta QA System. Pengawasan mutu

dilaksanakan pada setiap tahapan proses produksi untuk menganalisa

kesesuaian produksi dengan persyaratan yang telah ditetapkan.

Pada kegiatan Prakerin ini, fokus kajian dilakukan pada departemen

QA, khususnya di bagian Lab Mikrobiologi. Denah Lab QA dapat dilihat

pada Lampiran 2 .

Pengujian mikrobiologi adalah pengujian terhadap produk untuk

mengetahui keberadaan dan jumlah mikroorganisme di dalam produk serta

kesesuaiannya dengan standar perusahaan. Analisis yang dilakukan meliputi

uji Total Plate Count yang terdiri dari uji TPC (Thermophilic Plate Count)

dan SPC (Standard Plate Count), jumlah bakteri Coliform, E. coli,

Salmonella, Staphylococcus aureus serta Yeast and Mould (Total Kapang

dan Khamir) pada produk. Penggunaan media dalam analisa dapat dilihat pada

Lampiran 3.

1. Pengujian Standard Plate Count (SPC)

SPC mempunyai prinsip untuk menghitung jumlah mikroorganisme

hidup per gram sampel jika ditumbuhkan pada media yang tepat dan

diinkubasi pada suhu dan waktu tertentu dengan mengasumsikan bahwa

satu koloni yang tumbuh mewakili 1 mikroorganisme. Pengujian SPC

dilakukan untuk mengetahui jumlah bakteri total yang terdapat pada

sampel. Pemeriksaan ini didasarkan pada sel-sel bakteri yang berasal dari

sampel yang akan tumbuh membentuk koloni-koloni pada media yang

9

Page 10: Prakerin

digunakan yaitu Plate Count Agar (PCA). SPC dilakukan dengan kondisi

suhu inkubasi 30°C selama 72 jam.

2. Pengujian Thermopilic Plate Count (TPC)

Pengujian TPC dilakukan untuk mengetahui jumlah bakteri termofilik

yang terdapat di dalam sampel. TPC mempunyai prinsip bahwa bakteri

yang tumbuh pada suhu tinggi dan umumnya berbentuk batang berspora,

bersifat patogen tetapi dapat menimbulkan kebusukan pada makanan.

Metoda pemeriksaannya sama dengan SPC hanya saja inkubasi dilakukan

pada suhu 55° C selama 48 jam.

3. Pengujian Coliform

Coliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai

indikator adanya populasi kotoran dan pada kondisi sanitasi yang tidak

baik. Metode pemeriksaan Coliform ini menduga jumlah bakteri aerobic

dan fakultatif anaerobik yang bersifat gram negatif, tidak membentuk

spora yang dapat memfermentasikan laktosa dengan indikasi terbentuknya

senyawa bersifat asam dan gas jika diinkubasikan pada suhu 37° C dalam

waktu 24-48 jam.

4. Pengujian E.coli

E.coli merupakan bagian dari kelompok koliform fekal, artinya bakteri

yang berasal dari kotoran hewan maupun manusia sehingga bakteri ini

juga digunakan sebagai indikator kebersihan. E. coli bersifat

enteropatogenik sehingga keberadaannya pada makanan tidak

diperbolehkan. Pengujian untuk E. coli ini dilakukan secara kualitatif

melalui tahap praduga berdasarkan terbentuknya gas hasil fermentasi

10

Page 11: Prakerin

laktosa yang dilanjutkan dengan uji konfirmasi dan uji lanjutan dengan tes

IMVIC (Uji Indol, Methyl red, VP dan Citrate) atau API 20 E serta

dilakukann pewarnaan gram.

5. Pengujian Staphylococcus aureus

Staphylococcus aureus merupakan bakteri penyebab keracunan

makanan yang memproduksi enterotoksin. Staphylococcus aureus

mempunyai sifat mudah didestruksi dengan panas dan bahan-bahan

sanitasi sehingga sering digunakan sebagai indikator untuk kebersihan.

Bakteri ini sering ditemukan pada produk bahan makanan yang

mengandung protein tinggi dan tahan garam, dan umumnya memproduksi

koagulase. Proses pengujian yang digunakan adalah secara kuantitatif

dengan media tertentu dan diinkubasi pada suhu 37° C. Jika dibutuhkan,

pengujian dapat dilanjutkan dengan uji koagulasi karena Staphylococcus

aureus memberikan reaksi positif terhadap uji koagulasi.

5. Pengujian Salmonella

Salmonella bersifat patogen terhadap manusia sehingga tidak

diperbolehkan ada pada produk pangan. Pengujian Salmonella dilakukan

secara kualitatif, dalam analisa Salmonella dimulai dari tahap enrichment,

seleksi, tahap identifikasi serta tahap konfirmasi.

6. Pengujian Yeast and Mould (Total Kapang dan Khamir)

Pengujian total Kapang dan Khamir dilakukan berdasarkan analisa

bahwa semua kapang dan khamir tumbuh baik pada pH rendah. Oleh

karenanya sangat diperlukan penggunaan antibiotik yang bisa efektif pada

pH rendah yang mampu menahan pertumbuhan bakteri pada media yang

11

Page 12: Prakerin

digunakan untuk pengujian total kapang dan khamir. Pengujian dilakukan

dengan menginkubasi sampel dalam media selama tiga hari sampai lima

hari. Sampel yang akan diuji setelah dilakukan pengenceran dimasukkan

dalam cawan petri secara aseptis kemudian dituangkan media PDA (Potate

Dextrose Agar).

G. PRODUK YANG DIHASILKAN

Produk-produk PT. Sanghiang Perkasa digunakan untuk semua jenis

kalangan, dari bayi hingga dewasa. Pengelompokkan produknya adalah :

1. Adult Nutrition (Nutrisi untuk orang Dewasa). Diantaranya

adalah :

a. Entrasol : Makanan diet khusus penderita gangguan

pencernaan.

b. Entrasol Gold : Makanan diet khusus penderita gangguan

pencernaan untuk usia 50 tahun ke atas.

c. Peptisol : Makanan kesehatan khusus berprotein

tinggi.

d. Diabetasol : Makanan diet khusus bagi penderita

diabetes mellitus.

2. Pregnant Nutrition (Nutrisi Ibu Hamil). Diantaranya adalah :

a. Prenagen Esensis : Nutrisi yang diformulasikan khusus untuk

wanita yang sedang mempersiapkan

kehamilan.

b. Prenagen Emesis : Nutrisi yang diformulasikan untuk

menurunkan frekuensi mual dan muntah di

awal kehamilan.

12

Page 13: Prakerin

c. Prenagen Mommy : Nutrisi yang diformulasikan untuk

perkembangan otak janin dan tumbuh

kembangnya.

d. Prenagen Lactamom : Nutrisi Ibu Menyusui untuk meningkatkan

kualitas ASI.

3. Grow Up Nutrition dan Follow on (Nutrisi untuk Remaja dan

Pertumbuhan anak-anak ). Diantaranya adalah :

a. Chil Kid : Susu pertumbuhan untuk usia 1 tahun ke

atas.

b. Chil School : Susu pertumbuhan untuk usia 3 tahun ke

atas.

c. Chil School Platinum : Susu pertumbuhan untuk anak dengan

penambahan bakteri probiotik.

d. Chil Mil : Susu lanjutan untuk bayi usia 6 bulan – 3

tahun.

4. Infant Formula Nutrition dan Baby Foods (Nutrisi untuk bayi dan

Makanan Bayi). Diantaranya adalah :

a. Morinaga BMT : Susu formula bayi untuk umur 0 – 12

bulan.

b. Morinaga NL-33 : Susu formula bayi bebas laktosa untuk

anak-anak yang mengalami Lactose

Intolerance, usia 0 – 3 tahun.

c. Milna Bubur Khusus : Bubur khusus untuk menambah berat

badan.

d. Milna Biskuit Toddler: Biskuit balita untuk anak

e. Milna Biskuit Bayi : Biskuit untuk bayi dan anak.

13

Page 14: Prakerin

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A. VERIFIKASI METODE

Verifikasi merupakan suatu uji kinerja metode standar. Verifikasi ini

dilakukan terhadap suatu system yang mau baru di terapkan . Verifikasi

sebuah metode bermaksud untuk membuktikan bahwa sistem yang dibuat

sesuai dengan apa yang diinginkan. Verifikasi disebut juga sebagai validasi

sekunder dimana validasi berdasarkan verifikasi jika laboratorium

menggunakan atau mengadopsi metode standar yang telah divalidasi.

Sasaran melakukan verifikasi metode adalah :

Dilakukan terhadap metode standar atau yang telah divalidasi

Dilakukan waktu permulaan , jarak waktu tertentu secara berkala

Untuk memastikan lab atau personil dapat menerapkan metode dengan

baik

Mengetahui kemampuan lab mencapai untuk kerja sesuai karakteristik

metode

Dalam melakukan proses verifikasi metode, terdapat beberapa

parameter-parameter unjuk kerja. Dalam pelaksanaan verifikasi metode E.

sakazakii kali ini, parameter yang digunakan yaitu :

Relatif sensitifitas

Relatif sensifisitas (Kepekaan) adalah kemampuan metode untuk

mendeteksi atau mengukur mikroorganisme target dalam jumlah

sekecil mungkin.

Relatif spesifisitas

14

Page 15: Prakerin

Kemampuan metode untuk mendeteksi atau mengukur

mikroorganisme tertentu secara cermat dan seksama dengan adanya

mikroorganisme asing atau bahan matriks lain.

Rasio false positif

Sampel sebagai kontrol positif dimana tidak ada penambahan sampel

dan hanya ditambahkan (di spiked) oleh suspensi (kultur murni)

bakteri.

Rasio false negatif

Sampel sebagai kontrol negatif dimana tidak ada penambahan sampel

dan tidak ditambahkan (tidak di spiked) oleh suspensi (kultur murni)

bakteri.

Relatif akurasi

Akurasi (Kecermatan) merupakan kemampuan metode untuk

mengukur dan mendeteksi nilai actual atau nilai sebenarnya dari

mikroorganisme dalam sampel. Akurasi juga kadang didefinisikan

sebagai ukuran atau derajat ketepatan/kedekatan hasil pengujian

dengan jumlah mikroorganisme yang sebenarnya.

B. ANALISIS ENTEROBACTER SAKAZAKII DENGAN METODE FDA

(FOOD AND DRUGS ASSOCIATION)

Metode analisa yang digunakan untuk mengetahui keberadaan E.

sakazakii adalah dengan metode FDA/BAM yang dikeluarkan pada Agustus

2002 dan masih berlaku hingga saat ini. Setelah sampel melewati tahap

pengayaan (Pre-enrichment dan Selective enrichment) dalam media Buffered

Peptone Water (BPW) dan EE Broth, metode tersebut menggunakan media

agar Violet Red Bile Glucose (VRBGA) dan kemudian diikuti dengan

identifikasi biokimia menggunakan Tryptic Soy Agar (CASO Agar) untuk

15

Page 16: Prakerin

mengamati ciri khusus, yaitu pembentukan pigmen kuning yang dimiliki E.

sakazakii.  Pada media VRBGA setelah inkubasi selama 24 jam pada suhu

36°C, E. sakazakii akan tampak sebagai koloni berwarna ungu yang

dikelilingi oleh zona presipitasi berwarna ungu yang merupakan hasil endapan

dari bile salt. Pada media TSA (CASO Agar) E. sakazakii akan tampak

sebagai koloni berwarna kuning setelah inkubasi selama  48 – 72 jam pada

suhu 25°C.

Metode FDA/BAM ini secara keseluruhan membutuhkan sekitar 7 hari

untuk melakukan analisa. Selain membutuhkan waktu yang sangat lama,

ternyata berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Iversen dan Forsythe

(2007) menunjukkan bahwa sekitar 2%  dari strain E. sakazakii tidak

membentuk pigmen kuning pada saat ditumbuhkan pada media CASO Agar

di suhu 25°C.  Padahal, karakteristik itulah yang sering digunakan sebagai

identifikasi E. sakazakii. Bahkan beberapa penelitian sebelumnya juga

menyebutkan bahwa seringkali beberapa strain E. sakazakii tidak dapat

tumbuh pada media standar untuk bakteri Entrobacteriaceae dan Coliform. 

Oleh karena itulah metode baru yang lebih baik untuk

mengidentifikasi E. sakazakii  kemudian dikembangkan oleh para

ahli.  Setelah dilakukan berbagai penelitian, kemudian diketahui bahwa E.

sakazakii memiliki karakteristik yang lebih spesifik dibandingkan dengan

pembentukan pigmen kuning pada CASO Agar, yaitu bakteri tersebut

memiliki enzim α-D-glucosidase. Karakteristik ini dimiliki oleh 100%

strain E. sakazakii dan tidak dimiliki oleh 100% strain Enterobacter lainnya

(Manafi dan Lang, 2005). 

16

Page 17: Prakerin

C. ENTEROBACTER SP.

Enterobacter adalah genus yang umum, gram negatif, berbentuk

batang bakteri dari keluarga Enterobacteriaceae. Beberapa spesies

Enterobacter yang patogen adalah E. cloacae dan E. aerogenes dan

menyebabkan infeksi opotunistik dalam immunocompromised hosts dan pada

mereka yang berada di ventilasi mekanis.

D. ENTEROBACTER SAKAZAKII (CRONOBACTER SP.)

Beberapa waktu yang lalu, penemuan para peneliti Institut Pertanian

Bogor (IPB) mengenai adanya Enterobacter sakazakii (E. sakazakii) dalam

susu formula anak-anak dan bubur bayi, cukup menghebohkan masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 74 sampel susu formula, 13,5 persen di

antaranya mengandung bakteri berbahaya tersebut. Gejala keracunan yang

ditimbulkan oleh susu formula bayi tidak disebabkan oleh komponen

biokimia atau bahan yang terkandung di dalamnya. Manusia dapat mengalami

gejala keracunan karena susu tersebut telah terkontaminasi oleh bakteri. Susu

dapat menjadi media pertumbuhan yang baik bagi bakteri, karena di dalamnya

terdapat komponen biokimia yang juga diperlukan oleh bakteri untuk tumbuh

dan berkembang.

Enterobacter sakazakii pertama kali ditemukan pada tahun 1958 pada

78 kasus bayi dengan infeksi meningitis. Sejauh ini juga dilaporkan beberapa

kasus yang serupa pada beberapa Negara. Meskipun bakteri ini dapat

menginfeksi pada segala usia tetapi resiko terbesar terkena adalah usia bayi.

Terjadinya kontaminasi bakteri dapat dimulai ketika susu diperah dari

puting sapi. Lubang puting susu memiliki diameter kecil yang memungkinkan

bakteri tumbuh di sekitarnya. Bakteri ini ikut terbawa dengan susu ketika

17

Page 18: Prakerin

diperah. Meskipun demikian, aplikasi teknologi dapat mengurangi tingkat

pencemaran pada tahap ini dengan penggunaan mesin pemerah susu (milking

machine), sehingga susu yang keluar dari puting tidak mengalami kontak

dengan udara. Pencemaran susu oleh mikroorganisme lebih lanjut dapat

terjadi selama pemerahan (milking), penanganan (handling), penyimpanan

(storage), dan aktivitas pra-pengolahan (pre-processing) lainnya. Mata rantai

produksi susu memerlukan proses yang steril dari hulu hingga hilir, sehingga

bakteri tidak mendapat kesempatan untuk tumbuh dan berkembang dalam

susu. Peralatan pemerahan yang tidak steril dan tempat penyimpanan yang

tidak bersih dapat menyebabkan tercemarnya susu oleh bakteri. Susu

memerlukan penyimpanan dalam temperatur rendah agar tidak terjadi

kontaminasi bakteri. Udara yang terdapat dalam lingkungan di sekitar tempat

pengolahan merupakan media yang dapat membawa bakteri untuk mencemari

susu. Proses pengolahan susu sangat dianjurkan untuk dilakukan di dalam

ruangan tertutup. Manusia yang berada dalam proses pemerahan dan

pengolahan susu-pun dapat menjadi penyebab timbulnya bakteri dalam susu.

Enterobacter sakazakii (Chronobacter sakazakii), tidak hanya dapat

tumbuh pada susu saja, namun dalam berbagai kondisi yang memungkinkan

tumbuhnya bakteri tersebut. Saat dalam bentuk susu bubuk, kuman tidak

dapat berkembang namun saat susu bubuk itu dicairkan, kuman langsung

berkembang biak terutama pada suhu 37 – 40° C, atau suhu optimum dimana

bakteri itu dapat tumbuh.

PT. Sanghiang Perkasa yang mempunyai hubungan langsung dengan

kesehatan masyarakat haruslah memiliki standar pengawasan yang tinggi

terhadap ada atau tidaknya bakteri pencemar seperti Enterobacter sakazakii

dan sejenisnya, yang dapat menimbulkan bahaya bagi konsumen. Oleh karena

18

Page 19: Prakerin

itu, PT. Sanghiang Perkasa melaksanakan beberapa parameter untuk menjaga

kualitas dan kuantitas produk susu tersebut, khusunya Produk Infant Formula.

E. METODOLOGI VERIFIKASI E. SAKAZAKII

I. Diagram Alir Proses Pengujian

Prinsip : Enterobacter sakazakii merupakan bakteri gram negative berbentuk

batang dari famili Enterobacteriaceae. Telah diketahui bahwa

terdapat korelasi antara infeksi E. sakazakii pada susu formula bayi

(< 1 tahun) yang dapat menyebabkan meningitis. Oleh karena itu

sangat potensial untuk terjadinya kontaminasi silang dari bakteri ini

selama proses preparasi dan produksi.

1. Bahan dan Alat

a. Peralatan

- Cawan petri steril

- Botol sampel Schott Duran 500 ml dan 1000 ml

- Inkubator 37°C, 44° C dan 25° C

- Waterbath

- Autoklaf

- Ose

- Bunsen

- Tabung reaksi steril

- Pipet ukur 10 ml

- Mikro pipet

- Pipet tetes

- Erlenmeyer 1000 ml

- Inkubator

- Timbangan analitik

19

Page 20: Prakerin

b. Bahan

- Sampel ± 330 gram

- Aquadest steril

- Enterobacteriaceae Enrichment / EE Broth

- Violet Red Bile Dextrose / VRBD Agar

- CromoCult Agar / CMC

- Tryptic Soy Agar

- Larutan NaCl fisiologis 0.85% steril

- API Kit + reagent

- Stik Oksidase

2. Parameter pengujian

a. Relatif sensitifitas

b. Relatif spesifisitas

c. Relatif rasio positif

d. Relatif rasio negatif

e. Relatif akurasi

3. Rumus Perhitungan

Relatif sensitifitas =

A/(A+B) x 100%

Relatif spesifisitas = D/(C+D) x 100%

Rasio false positif = C/(A+C) x 100%

Rasio false negatif = B/(B+D) x 100%

Relatif akurasi = (A+D)/N x 100%

KonfirmasiPraduga

(+) (-)

(+) A B

(-) C D

20

Page 21: Prakerin

Dimana N = A + B + C + D

2. Metode Uji Coba

a. Tahap Pre- Enrichment (Preparasi)

Preparasi suspensi bakteri

Siapkan suspensi bakteri E. sakazakii pada larutan

fisiologis NaCl 0.85% steril

Preparasi sampel

Timbang 3x100 gram sampel

Dimasukkan ke dalam botol schott duran 1000 ml yang

berisikan Aquadest steril (3 botol @100 gram)

Timbang kembali 1x33 gram sampel

Dimasukkan ke dalam botol schott duran 500 ml yang

berisikan Aquadest steril

Masing-masing botol di spike dengan suspensi bakteri (0.5

ml untuk 500 ml dan 1 ml untuk 1000 ml) kemudian

Aduk hingga homogen kemudian inkubasi selama 24

jam pada suhu 37° C

b. Tahap Enrichment

Pipet 10 ml pada masing-masing sampel dan masukkan ke dalam

90 ml media EE Broth (@1 botol EE Broth 10 ml sampel)

Inkubasi selama 24 jam pada suhu 37° C

21

Page 22: Prakerin

c. Tahap Isolasi

Kocok larutan sampel yang terdapat di EE Broth, kemudian

streak ke media VRBD Agar

Inkubasi selama 24 jam pada suhu 37° C

Analisa koloni. Jika terdapat koloni berwarna ungu dengan zona

presipitasi ungu, maka diduga sebagai E.sakazakii

d. Tahap Identifikasi

Ambil 5 koloni yang diduga sebagai E.sakazakii tersebut, lalu

streak ke media TSA (Tryptic Soy Agar)

Inkubasi selama 48-72 jam pada suhu 25° C

Analisa koloni. Jika terdapat koloni berwarna kuning tua basah,

maka streak kembali koloni tersebut ke media CMC Agar

(CromoCult Agar), koloni berwarna hijau kebiruan adalah koloni

positif E.sakazakii

Untuk konfirmasi, maka dapat dilakukan uji oksidase test dan

identifikasi dengan API KIT

22

Page 23: Prakerin

II. Metode Pengujian API KIT

Prinsip : API 20E merupakan alat/kit untuk identifikasi bakteri secara

biokimia, dimana penggunaannya termasuk tahap konfirmasi

untuk bakteri patogen. Untuk API 20E digunakan untuk

identifikasi bakteri Enterobacteriaceae gram negatif berbentuk

batang seperti Salmonella, Enterobacter, dan E. coli. Kit ini

berisi 20 tes (dalam 1 strip) yang menggunakan substrat dehidrat

yang diinokulasi dengan suspensi bakteri. Dengan suhu

inkubasi, metabolisme bakteri akan menghasilkan perubahan

warna dengan/tanpa penambahan reagent. Perubahan yang

terjadi dibaca dengan panduan yang tersedia yang kemudian

diinput kedalam software.

1. Bahan dan Alat

a. Peralatan

- API 20E (plus box inkubasi = tray & tutup)

- Tabung reaksi

- Pipet tetes steril

- Inkubator 36 ± 2°C

- Autoklaf

- Jarum ose

- Bunsen

b. Bahan

- Kultur bakteri

- Larutan NaCl 0.85% steril

- Reagen

- Mineral oil

23

Page 24: Prakerin

2. Metode Uji Coba

a. Pembuatan suspensi bakteri (Inokulum)

Siapkan kultur bakteri yang akan diidentifikasi yang berumur

18-24 jam

Inokulasi kultur dalam larutan NaCl sampai dihasilkan

suspensi cukup keruh

b. Inokulasi Strip

Siapkan tray inkubasi dan isi cekungan-cekungan yang ada

dengan air untuk menjaga kelembaban saat inkubasi

Simpan strip dalam tray inkubasi dan dengan menggunakan

pipet tetes masukkan suspensi bakteri masing-masing

tube pada strip

- Untuk test CIT, VP dan GEL diisi sampai tube penuh

- Untuk test lainnya diisi hanya sampai batas bawah tube

- Untuk test ADH, LDC, ODC, H2S, dan URE tambahkan

dengan mineral oil diatas suspensi untuk menciptakan

kondisi anaerob.

Tutup tray inkubasi dengan tutupnya lalu inkubasi selama

18-24 jam pada suhu 37° C

c. Pembacaan Hasil

Setelah masa inkubasi, baca perubahan warna pada masing-

masing tes tube berdasarkan table yang ada

(positif/negatif).

24

Page 25: Prakerin

Catat hasil pada kertas yang tersedia dan tambahkan reagen

untuk test yang membutuhkan tambahan reagen

- Test TDA : Tambahkan 1 tetes reagen TDA

- Test IND : Tambahkan 1 tetes reagen JAMES

- Test VP : Tambahkan 1 tetes reagen VP1 dan VP2

Lihat hasilnya, jika positif maka lihat pada gambar 1, dan

jika negative maka lihat pada gambar 2

d. Interpretasi Hasil

Masukan semua test (negative dan positif) ke dalam software

‘Apiweb’

III. Metode Verifikasi

Dibuat 10 sampel dengan perlakuan analisa yang sama seperti pada

tahap Pre-Enrichment dan 10 sampel yang kemudian ditambahkan

dengan suspensi bakteri (Enterobacter sakazakii dan Salmonella spp)

sebanyak 1 ml untuk 1000 ml dan 0.5 ml untuk 500 ml setiap

sampelnya.

Disiapkan pula 1 sampel sebagai kontrol negatif (tanpa

penambahan sampel dan ditambahkan suspensi bakteri Salmonella

spp) dan 1 sampel sebagai kontrol positif (tanpa penambahan

sampel,hanya suspensi bakteri Enterobacter sakazakii).

25

Page 26: Prakerin

Dilakukan pengujian dari 22 sampel tersebut dengan

prosedur yang tertera diatas, dimulai dari tahap pre-enrichment sampai

tahap identifikasi.

Hitung sensitifitas, spesifisitas, rasio false positif dan false negatif

dengan rasio false negatif maksimal 5%

F. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN DALAM PENGUJIAN

1. Waterbath

Setelah dilakukan sterilisasi dan sebelum digunakan untuk analisa,

medium agar disimpan pada suhu ± 50° C dengan cara merendam seluruh

permukaan medium. Berfungsi menstabilkan suhu medium agar

kondisinya tetap cair.

1. Laminar Air Flow Cabinet

Alat ini dilengkapi dengan lampu TL, lampu ultraviolet dan blower.

Lampu TL merupakan sumber penerangan bagi alat ini, lampu ultraviolet

membuat laminar dalam kondisi steril dan blower berfungsi menyaring

udara kotor, khususnya debu yang terdapat di sekitar laminar air flow

dengan menggunakan filter. Sebelum memulai menggunakan alat ini,

disemprot dahulu dengan alcohol untuk meyakinkan keaseptisannya.

Digunakan sebagai tempat inokulasi, penuangan medium dan kegiatan

lainnya yang membutuhkan kondisi aseptis.

2. Autoclave

Sterilisasi ini dilakukan dengan menggunakan uap air jenuh

bertekanan pada suhu 121° C selama 15 menit. Karena naiknya titik didih

air menjadi 121° C itu disebabkan oleh tekanan 1 atm. Sterilisasi basah

biasanya dilakukan dalam autoclave (sterilisator uap) yang mudah

26

Page 27: Prakerin

diangkat. Sterilisasi basah dapat digunakan untuk mensterilkan apa saja

yang dapat ditembus uap air dan tidak rusak bila dipanaskan dengan suhu

berkisar 110-121° C.

3. Oven

Untuk mematikan endospora bakteri dengan panas kering

membutuhkan suhu 180° C. Panas kering kurang efektif dan

membutuhkan suhu yang lebih tinggi serta waktu yang lebih lama untuk

sterilisasi dibandingkan dengan panas lembab karena tanpa kelembapan

tidak ada panas laten.

4. Inkubator

Inkubator berfungsi sebagai tempat untuk inkubasi mikroba dengan

suhu yang dapat diatur sesuai dengan suhu optimum dari mikroba yang

ingin ditumbuhkan dalam media dengan waktu tertentu.

5. Timbangan Analitik

Timbangan analitik digunakan untuk menimbang bahan, media serta

sampel yang akan digunakan. Timbangan ini mampu menimbang berat

sampel per seratus atau 0.01 sehingga penimbangan akan semakin akurat.

27

Page 28: Prakerin

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL ANALISA E. SAKAZAKII

Berdasarkan hasil analisa E. sakazakii pada susu infant formula, maka

didapatkan hasil.

Sampel Ulangan

VRBD TSA CMC API 20E

1 (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 Enterobacter sakazakii (99.9%)

2 (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 Enterobacter sakazakii (99.9%)

3 (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 Enterobacter sakazakii (99.9%)

4 (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 Enterobacter sakazakii (99.9%)

5 (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 Enterobacter sakazakii (99.9%)

6 (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 Enterobacter sakazakii (99.9%)

7 (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 Enterobacter sakazakii (99.9%)

8 (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 Enterobacter sakazakii (99.9%)

9 (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 Enterobacter sakazakii (99.9%)

10 (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 Enterobacter sakazakii (99.9%)

11 (+) 3/3 , 1/1 - - Salmonella spp (99.9%)

12 (+) 3/3 , 1/1 - - Salmonella spp (99.9%)

13 (+) 3/3 , 1/1 - - Salmonella spp (99.9%)

14 (+) 3/3 , 1/1 - - Salmonella spp (99.9%)

15 (+) 3/3 , 1/1 - - Salmonella spp (99.9%)

28

Page 29: Prakerin

16 (+) 3/3 , 1/1 - - Salmonella spp (99.9%)

17 (+) 3/3 , 1/1 - - Salmonella spp (99.9%)

18 (+) 3/3 , 1/1 - - Salmonella spp (99.9%)

19 (+) 3/3 , 1/1 - - Salmonella spp (99.9%)

20 (+) 3/3 , 1/1 - - Salmonella spp (99.9%)

Kontrol (+) (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 (+) 3/3 , 1/1 Enterobacter sakazakii (99.9%)

Kontrol (-) (+) 3/3 , 1/1 - - Salmonella spp (99.9%)

Dari tahap konfirmasi diatas, maka hasil praduga yang didapat :

Jumlah ulangan yang (+) E. sakazakii = 10

Jumlah ulangan yang (-) E. sakazakii = 10

Kontrol positif: Enterobacter sakazakii (99.9%)

Kontrol negatif : Salmonella spp (99.9%)

B. PERHITUNGAN

Sensitifitas = 10/(10+0) x 100 = 100%

Spesifisitas = 10/(10+0) x 100 = 100%

Rasio false positif = 0/(10+0) x 100 = 0%

Rasio false negatif = 0/(10+0) x 100 = 0%

Relatif akurasi = (10+10)/20 x 100 = 100%

KonfirmasiPraduga

(+) (-)

(+) 10 0

(-) 0 10

29

Page 30: Prakerin

C. PEMBAHASAN

Setelah melakukan Verifikasi metode analisa Enterobacter sakazakii

dengan metode FDA (Food and Drugs Association), maka didapatkan hasil

bahwa kinerja dari metode FDA tersebut masih layak untuk digunakan.

Pelaksanaan (metodologi) baik secara bahan ataupun cara pengerjaan baik

metode FDA ataupun metode yang diadopsi oleh laboratorium terhadap

metode FDA sudah tervalidasi dengan baik sehingga hasil yang didapatkan

bahwa metode tersebut masih layak digunakan untuk analisa E. sakazakii

demi menjaga kualitas serta kuantitas produk PT. Sanghiang Perkasa.

Rasio false negatif maksimal adalah sebesar 5%. Verifikasi metode ini

mendapatkan hasil rasio false negatif adalah sebesar 0%. Akurasi atau

kecermatan terhadap metode adalah sebesar 100%.

BAB V

30

Page 31: Prakerin

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

PT. Sanghiang Perkasa merupakan salah satu perusahaan di Indonesia

yang bergerak di bidang kesehatan seperti : pengolahan makanan dan

minuman kesehatan (Health Foods). Produk utama yang dihasilkan PT

Sanghiang Perkasa yaitu formula untuk ibu hamil yang menyusui serta produk

makanan dan minuman untuk balita.

Untuk tetap menjaga kualitas dan mutu produk agar aman tetap

terjamin dan aman untuk dikonsumsi oleh konsumen (masyarakat umum),

maka Departemen QC (Quality Control) PT. Sanghiang Perkasa bertugas

untuk melaksanakan program pengendalian dan pengawasan terhadap semua

produk yang akan di konsumsi oleh konsumen. Salah satu bentuk pengawasan

itu adalah dengan pengawasan terhadap bahaya dan mutu mikrobiologi.

Melalui segala tahap pengujian mikrobiologi yang meliputi analisa rutin

seperti ; TPC, SPC, CPC, Staphylococcus aureus, Salmonella, Yeast and

Mould dan E. coli, serta beberapa parameter analisa tambahan yang ikut

melengkapi pengawasan mutu secara mikrobiologi, maka produk-produk

tersebut dapat diketahui apakah layak atau tidak untuk dikonsumsi.

Pada kegiatan PRAKERIN ini, dititikberatkan pada Verifikasi Metode

Analisa Enterobacter sakazakii (Cronobacter sakazakii) dengan acuan

Metode FDA dalam produk susu infant formula. Dimana produk susu ini

merupakan produk susu yang diperuntukkan untuk bayi berusia 0-6 bulan.

Enterobacter sakazakii merupakan salah satu ancaman terbesar

keberadaannya dalam susu infant formula atau bahan pangan yang lainnya.

Analisa Enterobacter sakazakii ini membutuhkan waktu tujuh hari

hingga didapatkan hasil yang diinginkan. Dilakukan dengan beberapa tahap

31

Page 32: Prakerin

hingga tahap dimana hasil analisa didapatkan dari uji dengan API 20 E, yang

mengkhususkan Enterobacter sebagai bahan utama analisa.

Dari hasil Verifikasi Metode Analisa Enterobacter sakazakii

(Cronobacter sakazakii) dengan acuan Metode FDA didapatkan Kontrol

positif adalah Enterobacter sakazakii dan Kontrol negatif adalah Salmonella

spp., sehingga Metode FDA tersebut masih layak untuk digunakan guna

menganalisa Enterobacter sakazakii khususnya pada produk PT. Sanghiang

Perkasa.

B. SARAN

Dengan berakhirnya pelaksanaan PRAKERIN, maka dalam

kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan saran sebagai berikut :

1. Setiap orang yang memasuki ruangan Mikrobiologi (khususnya Mikro

Patogen dan Non-Patogen), harus menggunakan pakaian dan

perlengkapan lainnya yang telah disediakan.

2. Kebersihan dan ketenangan di laboratorium harus terjaga agar tercipta

suasana kerja yang baik.

3. Keselamatan bekerja di laboratorium perlu diperhatikan karena banyak

terdapat zat-zat kimia yang berbahaya.

4. Kedisiplinan kerja seluruh karyawan hendaknya lebih ditingkatkan

agar kegiatan produksi lebih lancar.

5. Memberikan angkatan selanjutnya kesempatan untuk dapat

melaksanakan PRAKERIN di perusahaan ini.

DAFTAR PUSTAKA

32

Page 33: Prakerin

Pelczar, Michael J dan Chan, ECS. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta :

Universitas Indonesia Press

Badan POM. 2003. Good Practices dalam Rantai Pangan. Jakarta :

Direktorat SPKP, Deputi III, BPOM.

PT. Sanghiang Perkasa. Good Manufacturing Practices. Jakarta : PT.

Sanghiang Perkasa

www.google.com/ Wikipedia. com/ Enterobacter sakazakii.

www.mercks-chemicals.co.id/ Enterobacter sakazakii

SOP Mikrobiologi PT. Sanghiang Perkasa

33


Top Related