prakata · web view2019/10/28 · di dalamnya mengatur hak-hak konstutusional rakyat atau warga...
TRANSCRIPT
MODUL PERENCANAAN
PERATURAN DESA
Noer Muthmainnah Al Qulub
Moh Miftahus S
Fitriani Abdi
Modul Perencanaan Peraturan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | ii
Diterbitkan Oleh
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Universitas Negeri Semarang
MODUL PERENCANAAN PERATURAN
DESA
Penulis :
Noer Muthmainnah Al Qulub
Moh Miftahus S
Fitriani Abdi
Editor & Layouter :
Noer Muthmainnah Al Qulub
Desain Cover :
Moh Miftahus S
Penerbit :
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Universitas Negeri Semarang
Modul Perencanaan Peraturan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | iii
PRAKATABismillahirrahmaanirrahiim
Konstitusi atau di Indonesia Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan hukum dasar negara yang mengatur bagaimana menyelenggarakan pemerintahan negara. Di dalamnya mengatur hak-hak konstutusional rakyat atau warga negara selaku pemilik kedaulatan, serta kewenangan konstitusional oleh Lembaga negara yang diberi kewenangan menyelenggarakn pemerintahan negara.
Indonesia adalah negara kesatuan yang wilayahnya dibagi menjadi daerah – daerah provinsi, dan dari daerah provinsi tersebut dibagi atas daerah kabupaten dan daerah kota. Daerah provinsi memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya yang tidak menjadi urusan pemerintah pusat. Kewenangan tersebut dijalankan oleh pemerintah daerah sebagai organisasi yang menjalankan fungsi pemerintahan untuk mencapai tujuan Negara kesatuan republik Indonesia berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan. Otonomi merupakan bagian dari amanat UUD 1945 diatur dalam pasal 18 UUD 1945.
Berdasarkan kewenangan tersebut setiap daerah memiliki otonomi khusus untuk mengatur sendiri urusn pemerintahannya, hal tersebut dilakukan dengan tujuan mempercepat proses pembangunan yang berasal dari bawah ke atas. Begitu pula dengan Desa, Desa memiliki otonomi khusus yang dinamakan otonomi desa. Desa berwenang menyelengarakan urusan pemerintahan dan pembangunan desa yang berbasis aspirasi masyarakat. Maju dan tidaknya suatu desa sangat bergantung bagaimana masyarakat di desa tersebut bergotong royong membangun desanya menjadi desa yang mandiri dan sejahtera.
Sejak lahirnya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Desa memiliki kewenangan yang jelas. Akan tetapi masalahnya adalah masyarakat Desa perlu dipahamkan Bersama mengenai produk hukum yang akan membawa mereka ke arah sejahtera dan mandiri. Oleh karena itu buku ini hadir sebagai panduan bagi masyarakat dalam melaksanakan mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa.
Penulis menyadari modul ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, koreksi dan dukungan dari semua pihak sangat kami butuhkan demi berkembangnya keilmuan kami. Mudah-mudahan kami dapat berkarya kembal dengan buku-buku yang lebih bermanfaat dan dibutuhkan oleh masyarakat.
Modul Perencanaan Peraturan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | iv
Semarang, 5 September 2019
Penulis
Modul Perencanaan Peraturan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | v
DAFTAR ISI
PRAKATA................................................................................................................... ivDAFTAR ISI................................................................................................................viBAB I : UNDANG-UNDANG DESA.............................................................................1
A. IMPLEMENTASI UNDANG – UNDANG NO. 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT......................................................................2
1. Definisi Desa..................................................................................................22. Pemerintah Desa...........................................................................................33. Kewenangan Desa........................................................................................54. Hak Dan Kewajiban Desa..............................................................................65. Hak dan Kewajiban Masyarakat Desa...........................................................76. Peraturan Di Desa.........................................................................................87. Musyawarah Desa.........................................................................................9
B. PENGELOLAAN KEUANGAN DESA................................................................91. Azas Pengelolaan Keuangan Desa...............................................................92. APB Desa....................................................................................................103. Dana Desa...................................................................................................10
C. PEMANTAUAN DAN PENGAWASAN DANA DESA......................................111. Aset Desa....................................................................................................112. Badan Usaha Milik Desa..............................................................................123. Kerjasama Desa..........................................................................................13
D. TAHAPAN PENGELOLAAN PEMBANGUNAN DESA....................................14E. PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN..................................................15
BAB II : DANA DESA DAN KEUANGAN DESA........................................................18A. GAMBARAN UMUM DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA................................................................................................19
1. Keuangan Desa...........................................................................................20
Modul Perencanaan Peraturan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | vi
2. Asas Pengelolaan Keuangan Desa.............................................................213. Pengelola Keuangan Desa..........................................................................224. Pengelolaan Keuangan Desa......................................................................235. Alokasi Dana Desa......................................................................................236. Struktur APBDes..........................................................................................257. Penyusunan Rancangan APBDes...............................................................27
B. URGENSI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DESA. . .271. Standar Pelaporan Keuangan Pemerintah Desa (SPKPD).........................282. Komponen Laporan Keuangan Desa...........................................................293. Catatan atas Laporan Keuangan Desa........................................................314. Penilaian Awal Aset.....................................................................................315. Tanggal Efektif.............................................................................................326. Proses Akuntansi.........................................................................................337. Teknis Implementasi....................................................................................348. Tantangan dan Solusi..................................................................................34
BAB III : PEMBENTUKAN PERATURAN DESA.......................................................35A. ISTILAH DAN PENGERTIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.....36B. NORMA HUKUM.............................................................................................39C. HIRARKI NORMA HUKUM.............................................................................42D. TEKNIK PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN..........46
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................viiiGLOSARIUM...............................................................................................................xINDEKS.....................................................................................................................xiiiBIODATA PENULIS..................................................................................................viii
Modul Perencanaan Peraturan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | vii
BAB I
UNDANG-UNDANG DESA
A. IMPLEMENTASI UNDANG – UNDANG NO. 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT
Transformasi Desa Melalui UU Desa
Sejak disahkan pada 15 Januari 2014, UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa memberikan kesempatan yang lebih luas kepada warga masyarakat untuk
melakukan transformasi desa. Transformasi ini antara lain menyangkut kewenangan
des berdasarkan hak asal usul dan kemandirian dalam penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan, pembinaan, serta pemberdayaan masyarakat.
Misalnya, bidang kesehatan, warga desa diberi kewenangan menambah fasilitas
posyandu dan polindes. Di bidang pendidikan, warga desa bisa mengusulkan untuk
menambah kelas sekolah, menyediakan tenaga pendidik, ataupun layanan lain yang
dapat menunjang proses belajar-mengajar. Intinya, dengan adanya UU Desa ini,
masyarakat akan semakin terdorong untuk bisa menggali, menemukan, ataupun
mengembangkan potensi yang ada demi kesejahteraan seluruh masyarakat desa.
1. Definisi Desa
Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah
Berwenang untuk mengatur dan mengurus Urusan Pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat
Berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional
Yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Hal yang terkait dengan Desa
Kawasan Perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama
pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi
Modul Perencanaan Peraturan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 2
kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai
dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang
berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.
Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayaan asli Desa,
dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
atau perolehan hak lainnya yang sah.
2. Pemerintah Desa
Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu perangkat Desa sebagai
unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
Badan Permusyawaratan Desa adalah lembaga yang melaksanakan fungsi
pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa
berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.
a. Kepala Desa
1) Kepala Desa bertugas menyelenggarakan Pemerintahan Desa,
melaksanakan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa,
dan pemberdayaan masyarakat Desa.
2) Dalam melaksanakan tugas, Kepala Desa berwenang:
memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
mengangkat dan memberhentikan perangkat Desa;
memegang kekuasaan pengelolaan Keuangan dan Aset Desa;
menetapkan Peraturan Desa;
Modul Perencanaan Peraturan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 3
menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;
membina kehidupan masyarakat Desa;
membina ketenteraman dan ketertiban masyarakat Desa;
membina dan meningkatkan perekonomian Desa serta
mengintegrasikannya agar mencapai perekonomian
skala produktif untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat
Desa;
mengembangkan sumber pendapatan Desa;
mengusulkan dan menerima pelimpahan sebagian kekayaan negara
guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa;
mengembangkan kehidupan sosial budaya masyarakat Desa;
memanfaatkan teknologi tepat guna;
mengoordinasikan Pembangunan Desa secara partisipatif;
mewakili Desa di dalam dan di luar pengadilan atau menunjuk kuasa
hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
melaksanakan wewenang lain yang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
b. Perangkat Desa
Perangkat Desa terdiri atas:
sekretariat Desa;
pelaksana kewilayahan;
pelaksana teknis.
Perangkat Desa bertugas membantu Kepala Desa dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya.
Modul Perencanaan Peraturan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 4
Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, perangkat Desa
bertanggung jawab kepada Kepala Desa.
c. Badan Permusyawaratan Desa
Badan Permusyawaratan Desa mempunyai fungsi:
membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Desa bersama
Kepala Desa;
menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat Desa; dan
melakukan pengawasan kinerja Kepala Desa.
Badan Permusyawaratan Desa berhak:
mengawasi dan meminta keterangan tentang penyelenggaraan
Pemerintahan Desa kepada Pemerintah Desa;
menyatakan pendapat atas penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan
Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa; dan
mendapatkan biaya operasional pelaksanaan tugas dan fungsinya
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
3. Kewenangan Desa
Kewenangan Desa meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan
Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan
kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan adat istiadat Desa.
Kewenangan Desa meliputi:
a. kewenangan berdasarkan hak asal usul;
b. kewenangan lokal berskala Desa;
c. kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; dan
Modul Perencanaan Peraturan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 5
d. kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Hak Dan Kewajiban Desa
Hak Desa:
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat berdasarkan hak
asal usul, adat istiadat, dan nilai sosial budaya masyarakat Desa;
menetapkan dan mengelola kelembagaan Desa; dan
mendapatkan sumber pendapatan.
Kewajiban:
melindungi dan menjaga persatuan, kesatuan, serta kerukunan
masyarakat Desa dalam rangka kerukunan nasional dan keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat Desa;
mengembangkan kehidupan demokrasi;
mengembangkan pemberdayaan masyarakat Desa; dan
memberikan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Desa.
5. Hak dan Kewajiban Masyarakat Desa
Hak Masyarakat Desa
meminta dan mendapatkan informasi dari Pemerintah Desa serta
mengawasi kegiatan penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan
Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa;
memperoleh pelayanan yang sama dan adil;
Modul Perencanaan Peraturan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 6
menyampaikan aspirasi, saran, dan pendapat lisan atau tertulis
secara bertanggung jawab tentang kegiatan penyelenggaraan
Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan
kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa;
memilih, dipilih, dan/atau ditetapkan menjadi:
a.. Kepala Desa;
b. perangkat Desa;
c. anggota Badan Permusyawaratan Desa; atau
d. anggota lembaga kemasyarakatan Desa.
mendapatkan pengayoman dan perlindungan dari gangguan
ketenteraman dan ketertiban di Desa.
Kewajiban Masyarakat Desa
membangun diri dan memelihara lingkungan Desa;
mendorong terciptanya kegiatan penyelenggaraan Pemerintahan
Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan
kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa yang
baik;
mendorong terciptanya situasi yang aman, nyaman, dan tenteram di
Desa;
memelihara dan mengembangkan nilai permusyawaratan,
permufakatan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan di Desa; dan
berpartisipasi dalam berbagai kegiatan di Desa.
6. Peraturan Di Desa
Modul Perencanaan Peraturan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 7
Jenis peraturan di Desa terdiri atas Peraturan Desa, peraturan
bersama Kepala Desa, dan peraturan Kepala Desa.
eraturan dilarang bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau
ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
Peraturan Desa ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan
disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa.
Rancangan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa, pungutan, tata ruang, dan organisasi Pemerintah Desa
harus mendapatkan evaluasi dari Bupati/Walikota sebelum ditetapkan
menjadi Peraturan Desa.
Modul Perencanaan Peraturan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 8
7. Musyawarah Desa
Musyawarah Desa merupakan forum permusyawaratan yang diikuti
oleh Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur
masyarakat Desa untuk memusyawarahkan hal yang bersifat strategis
dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Musyawarah ini
dilaksanakan minimal sekali dalam setahun.
Hal yang bersifat strategis meliputi:
penataan Desa;
perencanaan Desa;
kerja sama Desa;
rencana investasi yang masuk ke Desa;
pembentukan BUM Desa;
penambahan dan pelepasan Aset Desa; dan kejadian luar
biasa.
B. PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
Menurut UU Desa, keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa
yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang
berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban desa. Hak dan kewajiban ini
menimbulkan pendapatan, belanja, dan pembiayaan yang perlu diatur dalam
pengelolaan keuangan desa yang baik.
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa disebutkan Anggaran Pendapatan dan belanja Desa
(APB Desa) adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa.
1. Azas Pengelolaan Keuangan Desa
a. Akuntabel
Modul Perencanaan Peraturan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 9
b. Transparansi
c. Partisipatif
d. Tertib dan Disiplin Anggaran
2. APB Desa
• Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa terdiri atas bagian pendapatan,
belanja, dan pembiayaan Desa.
• Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa diajukan oleh
Kepala Desa dan dimusyawarahkan bersama Badan Permusyawaratan
Desa.
• Kepala Desa menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa setiap
tahun dengan Peraturan Desa.
3. Dana Desa
• Dana Desa adalah dana yang bersumber dari APBN yang diperuntukan
bagi Desa yang ditransfer melalui APBD kabupaten/kota dan digunakan
untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan Desa yang mencakup
pelayanan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat.
• Dialokasikan oleh Pemerintah Pusat untuk mendanai penyelenggaraan
pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pembinaan
kemasyarakatan, serta pemberdayaan masyarakat Desa berdasarkan
kewenangan dan kebutuhan Desa sesuai dengan ketentuan
undangundang mengenai Desa.
Belanja untuk Desa mencakup alokasi APBN untuk Desa, alokasi dana Desa, dan
bagian dari hasil pajak dan retribusi kabupaten/kota ke Desa untuk penyelenggaraan
pemerintahan yang mencakup pelayanan, pembangunan, dan pemberdayaan
masyarakat.
Modul Perencanaan Peraturan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 10
C. PEMANTAUAN DAN PENGAWASAN DANA DESA
Sesuai dengn Pasal 82 Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,
pemantauan dan pengawassan penggunaan Dana Desa (DD) untuk pembangunan
perlu dilakukan oleh berbagai pihak. Selain pemerintah, masyarakat desa juga
berhak mendapat informasi mengenai rencana dan pelaksanaan Pembangunan
Desa. Selain itu, masyarakat desa bisa melaporkan hasil pemantauan dan berbagai
keluhan terhadap pelaksanaan Pembangunan Desa kepada Pemerintah Desa dan
badan Permusyawaratan Desa.
Pemerintah Desa wajib menginformasikan perencanaan dan pelaksanaan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, Rencana Kerja Pemerintahan
Desa, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa kepada masyarakt Desa melalui
layanan informasi kepada umum dan melaporkannya dalam Musyawarah Desa
paling sediki 1 (satu) tahun sekali. Masyarakat Desa pun bisa berpartisipasi dalam
Musyawarah Desa untuk menanggapi laporan pelaksanaan Pembangunan Desa.
Pemantauan dan Pengawasan penggunaan DD untuk Pembangunan ini
dilakukan agar anggaran yang telah diberikan tepat sasaran dan mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
1. Aset Desa
Berupa tanah kas Desa, tanah ulayat, pasar Desa, pasar hewan,
tambatan perahu, bangunan Desa, pelelangan ikan, pelelangan hasil
pertanian, hutan milik Desa, mata air milik Desa, pemandian umum,
dan aset lainnya milik Desa.
Aset lainnya milik Desa antara lain:
kekayaan Desa yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN,
APBD, serta APB Desa;
Modul Perencanaan Peraturan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 11
kekayaan Desa yang diperoleh dari hibah dan sumbangan atau
yang sejenis;
kekayaan Desa yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari
perjanjian/kontrak dan lain-lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
hasil kerja sama Desa; dan
kekayaan Desa yang berasal dari perolehan lainnya yang sah.
Kekayaan milik Pemerintah dan Pemerintah Daerah berskala
lokal Desa yang ada di Desa dapat dihibahkan kepemilikannya
kepada Desa.
Kekayaan milik Desa yang berupa tanah disertifikatkan atas
nama Pemerintah Desa.
Kekayaan milik Desa yang telah diambil alih oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota dikembalikan
kepada Desa, kecuali yang sudah digunakan untuk fasilitas
umum.
Bangunan milik Desa harus dilengkapi dengan bukti status
kepemilikan dan ditatausahakan secara tertib.
2. Badan Usaha Milik Desa
Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa yang disebut BUM
Desa
Pendirian BUM Desa disepakati melalui Musyawarah Desa ditetapkan
dengan Peraturan desa
BUM Desa dikelola dengan semangat kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
Modul Perencanaan Peraturan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 12
BUM Desa dapat menjalankan usaha di bidang ekonomi dan/atau
pelayanan umum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Hasil usaha BUM Desa dimanfaatkan untuk:
a. Pengembangan usaha; dan
b. Pembangunan Desa, pemberdayaan masyarakat Desa, dan
pemberian bantuan untuk masyarakat miskin melalui hibah,
bantuan sosial, dan kegiatan dana bergulir yang ditetapkan dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota, dan Pemerintah Desa mendorong perkembangan
BUM Desa dengan:
a. memberikan hibah dan/atau akses permodalan;
b. melakukan pendampingan teknis dan akses ke pasar; dan
c. memprioritaskan BUM Desa dalam pengelolaan sumber daya
alam di Desa.
3. Kerjasama Desa
Kerja Sama antar-Desa
Kerja sama antar-Desa meliputi:
pengembangan usaha bersama yang dimiliki oleh Desa untuk
mencapai nilai ekonomi yang berdaya saing;
kegiatan kemasyarakatan, pelayanan, pembangunan, dan
pemberdayaan masyarakat antar-Desa;
bidang keamanan dan ketertiban.
Kerja sama antar-Desa dituangkan dalam Peraturan Bersama Kepala
Desa melalui kesepakatan musyawarah antar-Desa.
Modul Perencanaan Peraturan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 13
Kerja sama antar-Desa dilaksanakan oleh badan kerja sama antar-Desa
yang dibentuk melalui Peraturan Bersama Kepala Desa.
Kerja Sama dengan Pihak Ketiga
Kerja sama Desa dengan pihak ketiga dilakukan untuk mempercepat dan
meningkatkan penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan
Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan
pemberdayaan masyarakat Desa.
Kerja sama dengan pihak ketiga dimusyawarahkan dalam Musyawarah
Desa.
D. TAHAPAN PENGELOLAAN PEMBANGUNAN DESA
Tahapan pengeolaan pembangunan desa adalah periode dalam satu tahun
anggaran untuk melaksanakan kegiatan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,
pelaporan, serta pemantauan dan pengawasan pembangunan desa. Pembangunan
desa mengedepankan kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan guna
mewujudkan pengarusutamaan perdamaian dan keadilan sosial.
Pembangunan desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa
dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskian melalui penyediaan
pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana, pengembangan
potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan secara
berkelanjutan. Untuk itu, Undang-undang Desa menggunakan dua pendekatan, yaitu
“Desa Membangun” dan “membangun Desa” yang diintegrasIkan dalam
perencanaan pembangunan desa.
Pembangunan Desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui
pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana Desa,
Modul Perencanaan Peraturan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 14
pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam
dan lingkungan secara berkelanjutan.
Pembangunan Desa meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan.
Pembangunan Desa mengedepankan kebersamaan, kekeluargaan, dan
kegotongroyongan guna mewujudkan pengarusutamaan perdamaian dan
keadilan sosial.
Rencana Pembangunan disusun Jangka Menengah Desa untuk jangka waktu
6 (enam) tahun; dan Rencana Pembangunan Tahunan Desa (Rencana Kerja
Pemerintah Desa).
E. PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
Undang-undang nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yang memilki visi
mewujudkan desa yang kuat, sejahtera, dan demokratis mengatur tentang
Pembangunan Kawasan Perdesaan. Untuk menegaskan kebijakan Pembangunan
Kawasan Perdesaan, secara khusus pemerintah juga mengesahkan Peraturn Meteri
Desa, Pembanunan Daerah tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 5 tahun 2016
tentang Pembangunan Kawasan Perdesaan.
Inti dari pembangunan kawasan perdesaan ini adalah untuk mempercepat
dan meningkatkan kualitas pelayanan dan pemberdayaan masyarakat di kawasan
perdesaan melalui pendekatan pembangunan partisipatif. Pembangunan kawasan
ini meliputi penggunaan dan pemanfaatan wilayah desa sesuai dengan tata ruang
kabupaten/kota. Semua ini dilakukan untuk meningkatkan infrastruktur, taraf
ekonomi, dan pengembangan teknologi tepat guna demi meningkatkan
kesejahteraan masyarakat desa.
Modul Perencanaan Peraturan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 15
Pembangunan Kawasan Perdesaan merupakan perpaduan pembangunan
antar-Desa dalam 1 (satu) Kabupaten/ Kota.
Pembangunan Kawasan Perdesaan dilaksanakan dalam upaya mempercepat
dan meningkatkan kualitas pelayanan, pembangunan, dan pemberdayaan
masyarakat Desa di Kawasan Perdesaan melalui pendekatan pembangunan
partisipatif.
Pembangunan Kawasan Perdesaan meliputi:
– penggunaan dan pemanfaatan wilayah Desa dalam rangka penetapan
kawasan pembangunan sesuai dengan tata ruang Kabupaten/Kota;
– pelayanan yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat perdesaan;
– pembangunan infrastruktur, peningkatan ekonomi perdesaan, dan
pengembangan teknologi tepat guna; dan
– pemberdayaan masyarakat Desa untuk meningkatkan akses terhadap
pelayanan dan kegiatan ekonomi.
Rancangan pembangunan Kawasan Perdesaan dibahas bersama oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota, dan Pemerintah Desa.
Rencana pembangunan Kawasan Perdesaan ditetapkan oleh Bupati/Walikota
sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah.
Modul Perencanaan Peraturan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 16
BAB II
DANA DESA DAN KEUANGAN DESA
Modul Perencanaan Peraturan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 17
A. GAMBARAN UMUM DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
Negara Kesatuan Republik Indonesia telah mengatur keberadaan desa
dalam Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 yang telah direvisi melalui
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Desa. Lebih lanjut
Undang-Undang tersebut mengatur tentang keberadaan organisasi
pemerintahan yang berada di desa. Kedepannya diharapkan setiap desa,
supaya bisa melakukan proses pembangunan di daerahnya masing-masing
dengan mengatur dan mengurus sendiri rumah tangganya.
Salah satu hal mendasar yang menjadi urusan pemerintahan desa
adalah urusan pemerintahan yang menjadi kewenangaan kabupaten/kota yang
diserahkan pengaturannya kepada desa” (UU Nomor 72 tahun 2005).
Pembangunan desa merupakan salah satu urusan yang menjadi kewenangan
desa. Sebagai implikasi dari penyelenggaraan pembangunan tersebut, tentu
saja akan membutuhkan pembiayaan atau sumber-sumber penerimaan desa.
Salah satu sumber penerimaan desa yaitu dana perimbangan keuangan pusat
dan daerah yang diterima oleh kabupaten/kota yang dalam pembagiannya untuk
setiap desa dibagikan secara proporsional yaitu paling sedikit 10% (sepuluh
persen) yang disebut dengan alokasi dana desa. Selanjutnya, anggaran alokasi
dana desa tersebut akan digunakan sebagai penunjang kegiatan otonomi desa
agar dapat maksimal dalam memberikan pelayanan, pembangunan, serta
pemberdayaan masyarakat ditingkat pedesaan. Oleh karena itu, jika anggaran
tersebut dikelola secara baik dan jujur maka hasil kegiatan otonomi desa,
khususnya pemberdayaan masyarakat akan terlihat jelas.
Sehubungan dengan hal tersebut, dalam pelaksanaan pengelolaan
alokasi dana desa peran serta masyarakat juga menjadi hal yang penting
terutama dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan kegiatan yang
Modul Perencanaan Peraturan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 18
menyangkut kebutuhan masyarakat desa. Selain itu, diperlukan juga adanya
kerjasama yang baik antara aparatur desa dengan masyarakat dalam setiap
tahapan-tahapan pengelolaan alokasi dana desa.
Jika hal tersebut berjalan dengan baik makan besar kemungkinan
masyarakat dapat lebih mengembangkan diri untuk mencapai kemajuan
bersama seperti yang diharapkan dari program ini yaitu terciptanya masyarakat
yang lebih berdaya. Selain melibatkan masyarakat, kegiatan pengelolaan alokasi
dana desa juga turut melibatkan beberapa stakeholders seperti karang taruna,
tim penggerak PKK, serta Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Stakeholders
tersebut diharapkan mampu untuk saling bekerja sama dalam pelaksanaan
pengelolaan alokasi dana desa.
1. Keuangan Desa
- Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai
dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa
barang yang dapat dijadikan barang milik desa berhubung dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban.
- Hak dan Kewajiban dapat menimbulkan Pendapatan, Belanja, dan
Pengelolaan Keuangan Desa. Pendapatan termasuk : PADesa, Bagi
Hasil Pajak dan Retribusi, Dana Perimbangan Pusat dan Daerah yang
diterima Kabupaten/Kota (ADD), Dana Desa/APBN,Hibah/Pihak Ketiga.
Belanja terdiri dari : Penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat, dan Pengelolaan
Keuangan Desa dilaksanakan oleh Kepala Desa
dituangkan dalam Peraturan Desa tentang APBDesa.
2. Asas Pengelolaan Keuangan Desa
Modul Perencanaan Peraturan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 19
Menurut Permendagri No.20 Tahun 2018, Keuangan Desa dikelola
berdasarkan asas transparan,akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan
tertib dan disiplin anggaran.
a. Transparan. Terbuka – keterbukaan, dalam arti segala kegiatan dan
informasi terkait pengelolaan keuangan desa dapat diketahui dan diawasi
oleh pihak lain yang berwenang
b. Akuntabel. Setiap tindakan atau kinerja pemerintah/lembaga dapat
dipertanggungjawabkan kepada pihak-pihak yang memiliki hak atau
berkewenangan untuk meminta keterangan akan pertanggungjawaban.
c. Partisipatif. Setiap tindakan dilakukan dengan mengikutsertakan
keterlibatan masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung
melalui lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan aspirainya.
Perihal ini sangatlah penting yaitu gimana caranya mengajak
masyarakat untuk lebih berperan aktif , Menurut Adisasmita (2006)
menyatakan, “Partisipasi masyarakat adalah pemberdayaan masyarakat,
peran sertanya dalam kegiatan penyusunan perencanaan dan
implementasi program/proyek pembangunan, dan merupakan aktualisasi
dan kesediaan dan kemauan masyarakat untuk berkorban dan
berkontribusi terhadap implementasi program pembangunan”.
Masyarakat dipandang sebagai elemen yang terpenting dalam
proses pembangunan, apalagi perlu disadari percepatan pembangunan
harus dimulai dari bottom-up, yaitu mengerakkan masyarakat agar
berperan aktif dalam memajukan pembangunan. Titik sentral
pembangunan memang terlihat dari partisipasi aktif masyarakatnya.
d. Tertib dan Disiplin Anggaran. Anggaran harus dilakanakan secara konsisten dengan pencatatan atas penggunaannya sesuai dengan
prinsip akuntansi keuangan di desa.
Modul Perencanaan Peraturan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 20
3. Pengelola Keuangan Desaa. Kepala Desa
Kepala desa merupakan pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan
desa dan mewakili Pemdes dalam kepemilikan kekayaan desa yang
dipisahkan. Tugasnya antara lain :
- Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBDes
- Menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang desa
- Menetapkan bendahara desa
- Menetapkan petugas yang melakukan pemungutan penerimaan desa
- Menetapkan petugas yang melakukan pengelolaan barang milik desa
b. Sekdes (Koordinator Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa)
Mempunyai tugas antara lain :
- Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan APBDes
- Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan barang desa
- Menyusun Raperdes APBDes, Perubahan APBDes, dan
pertanggungjawaban APBDes, Menyusun rancangan keputusan
Kepala Desa tentang pelaksanaan peraturan desa.
c. Bendahara Desa
Mempunyai tugas antara lain :
- Sebagai pelaksana penatausahaan keuangan desa (penerimaan dan
pengeluaran uang)
- Wajib mempertanggungjawabkan penggunaan uang
- Menyampaikan laporan pertanggungjawaban pengeluaran kepada
Kades (paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya).
Modul Perencanaan Peraturan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 21
4. Pengelolaan Keuangan Desa1) Perencanaan
2) Pelaksanaan
3) Penatauahaan
4) Pelaporan
5) Pertanggungjawaban
6) Pengawasan
5. Alokasi Dana DesaPengelolaan alokasi dana desa merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pengelolaan keuangan desa dalam Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa (APBDes). Perlu diketahui bahwa alokasi dana desa
bukan merupakan bantuan melainkan dana bagi hasil atau perimbangan
antara pemerintah kabupaten/kota dengan desa sebagai wujud dari
pemenuhan hak desa untuk penyelenggaran otonomi desa.
Pertama, perencanaan awal dalam alokasi dana desa yang
merupakan tahap paling awal dari kegiatan pengelolaan alokasi dana desa.
Kegiatan perencanaan bertujuan untuk menyusun rencana kegiatan secara
partisipatif sekaligus menetapkan alokasi anggaran yang dituangkan dalam
Daftar Rencana Kegiatan (DRK). Setelah DRK tersusun, selanjutnya kepala
desa selaku penanggung jawab membentuk tim pelaksana alokasi dana
desa yang terdiri dari Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa
(PTPKD) dan bendahara desa.
Kedua, penyaluran alokasi dana desa dilakukan setelah DRK alokasi
dana desa yang telah disusun dan disepakati beserta lampiran-lampiran
kelengkapan administrasi disampaikan kepada camat untuk diteliti.
Selanjutnya, secara kolektif camat menyampaikan kepada Badan
Pemberdayaan Masyarakat (BPM) Kabupaten Lamongan dan diteruskan
Modul Perencanaan Peraturan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 22
kepada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset (DPPKA)
Kabupaten Lamongan untuk diproses pencairaannya melalui PT. Bank Jatim
cabang Lamongan.
Pencairan anggaran alokasi dana desa dilakukan 2 (dua) tahap dalam
setahun yakni sebesar 50% (lima puluh persen) pada tahap pertama dan
sebesar 50% (lima puluh persen) pada tahap kedua.
Ketiga, pelaksanaan alokasi dana desa yang merupakan tahap
realisasi dari seluruh rencana kegiatan pengelolaan alokasi dana desa yang
telah disepakati. Alokasi dana desa yang diterima digunakan untuk biaya
penyelenggaran pemerintah yang diserahkan pada masing-masing-masing
pos dan untuk biaya pemberdayaan masyarakat diserahkan kepada tim
pelaksana tingkat desa yang nantinya akan dipertanggungjawabkan kepada
kepala desa. Pelaksana kegiatan tersebut meliputi kepala desa, karang
taruna, tim pengerak PKK, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), serta
masyarakat desa.
Keempat, pengawasan alokasi dana desa yang diperlukan agar
pelaksanaan tugas yang telah ditetapkan terhindar dari penyimpangan-
penyimpangan. Pengawasan tersebut meliputi pengawasan langsung yang
dilakukan oleh kepala desa kepada para tim pelaksana pengelolaan alokasi
dana desa dan pengawasan tidak langsung yang berupa laporan tertulis
yaitu Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) alokasi dana desa. Disisi lain,
pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat desa masih belum nampak
bahkan masyarakat cenderung tidak peduli dengan adanya program
tersebut. Padahal pengawasan dari masyarakat sangat diperlukan untuk
menghindari terjadinya kesalahan, penyeleweangan atau hal-hal lain yang
tidak dinginkan.
Modul Perencanaan Peraturan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 23
Kelima, pertangungjawaban alokasi dana desa yang dilakukan secara
administratif dalam bentuk Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) dengan format
keuangan yang sudah ditentukan dalam peraturan yang berlaku.
Pertanggungjawaban tersebut merupakan wujud dari pertanggungjawaban
administratif desa kepada pemerintah di atasnya, sedangkan pertanggung-
jawaban pemerintah desa kepada masyarakat masih belum nampak.
Keenam, transparansi alokasi dana desa yang hanya dilakukan
dengan mengadakan pertemuan dengan perwakilan masyarakat dan
lembaga-lembaga terkait yang membahas pertanggungjawaban alokasi dana
desa. Sedangkan masyarakat tidak mempunyai antusiasme dengan upaya
yang dilakukan pemerintah desa tersebut
6. Struktur APBDes1) Pendapatan Desa, adalaha semua penerimaan uang melalui rekening
dea yang merupakan hak desa dalam satu tahun anggaran. Terdiri dari :
PAD Desa, Dana Desa/APBN, bagi hasil pajak dan retribusi
kabuaten/kota, ADD, bantuan keuangan Pemprov atau Pemkab.Kota,
dan Hibah/sumbangan pihak ketiga.
2) Belanja Desa, adalah semua pengeluaran dari rekening desa yang
merupakan kewajiban desa dalam satu tahun anggaran. Terdiri dari :
Belanja langsung (Penggunaan barang/jasa, modal), dan belanja tidak
langsung (Pegawai/sitlap, subsidi, Hibah, Bansos, bantuan keuangan,
belanja tak terduga).
- Belanja desa paling sedikit 70% anggaran belanja desa untuk
mendanai penyelenggaraan Pemdes, Pelaksanaan Pembangunan
Desa, Pembangunan Kemasyarakatan Desa, dan Pemberdayaan
Kemasyarakatan Desa.
Modul Perencanaan Peraturan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 24
- Belanja Desa paling banyak 30% jumlah anggaran belanja desa
digunakan untuk :
a. Penghasilan tetap kades dan perangkat desa
b. Operasional pemdes
c. Tunjangan dan operasional BPD
d. Intensif RT dan RW.
3) Pembiayaan Desa, adalah semua penerimaan yang perlu dibayar
kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada
tahun-tahun anggaran berikutnya. Terdiri dari penerimaan (SILPA,
pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan yang dipisahkan,
penerimaan pinjaman), dan Pengaluaran (Pembelanjaan dana cadangan,
penyertaan modal desa, dan pembayaran utang).
7. Penyusunan Rancangan APBDes
Modul Perencanaan Peraturan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 25
RPJMD DAN RKPDes
PENETAPAN RANCANGAN APBDes EVALUASI RANCANGAN APBDes
±3 bulan setelah dilantik Penjabaran Visi & Misi Kades;
RKP paling lambat akhir bulan Januari Tahun Anggaran sebelumnya
Sekdes menysesuaikan Rancangan Perdes ttg APBdes;
Dibahas Kades & BPD u/ persetujuan. (+November Tahun Anggaran sebelumya);
3 hari Bupati/Walikota;
Ditetapkan 1 bulan setelah APBD ditetapkan.
paling lama ± 20 hari; Melampaui batas, Desa
menetapkan; Tidak sesuai, Kades & BPD
menyempurnakan (7 hari dari hasil evaluasi);
Hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti maka berlaku lagi APBDesa Tahun Anggaran sebelumnya;
Pembatalan ditetapkan dengan Perbup/walikota;
7 hari setelah pembatalan, Kades bersama BPD mencabut Perdes APBDesa (pencabutan harus dengan Perdes).
B. URGENSI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DESAMengingat semakin besarnya dana yang dikelola oleh desa, maka
dipandang perlu adanya suatu standar pelaporan pemerintah desa yang dapat
digunakan pemerintah desa sebagai acuan untuk menyusun laporan keuangan
desa sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada para Stakeholder seperti
Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah kabupaten/Kota maupun
stakeholders yang lain terutama masyarakat desa itu sendiri.
Dasar Hukuma. UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
Mengatur kewenangan desa, penataan desa, penyelenggaraan
pemerintahan desa, perangkat desa, keuangan desa, peraturan desa dan
kelembagaan masyarakat desa.
b. Permenkeu Nomor 241/PMK.07/2014 tentang Pelaksanaan dan
Pertanggungjawaban Transfer ke Daerah dan Dana Desa.
Mewajibkan Pemerintah Daerah Menyampaikan laporan Konfirmasi
transfer dan Laporan Realisasi Transfer yang diterima Pemda
c. Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Keuangan Desa pedoman yang dapat digunakan oleh Desa dalam
mengelola keuangan desa.
1. Standar Pelaporan Keuangan Pemerintah Desa (SPKPD)a. Konsep Dasar SPKPD
- Tujuan : Mengatur penyajian laporan keuangan Pemerintah Desa
dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas yang
ditunjukkan dalam keterbandingan laporan keuangan baik terhadap
anggaran, antar periode, maupun antar Desa.
Modul Perencanaan Peraturan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 26
- Ruang Lingkup : Standar ini berlaku untuk entitas pemerintah desa
dalam menyusun laporan keuangan.
- Basis Akuntansi : Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan
keuangan pemerintah desa adalah basis kas (pencatatan ketika
transaksi terjadi dimana uang benar-benar diterima atau dikeluarkan)
untuk Laporan Realisasi Anggaran dan basis akrual (penyandingan
pendapatan dan biaya pada periode di saat terjadinya) untuk Neraca.
2. Komponen Laporan Keuangan Desa
a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) LRA adalah laporan yang menyajikan informasi realisasi
pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit, pembiayaan, dan sisa
Modul Perencanaan Peraturan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 27
lebih/kurang pembiayaan anggaran, yang masing-masing
diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode.
LRA Memuat unsur-unsur anggaran dan realisasi atas
Pendapatan Desa, Belanja Desa, Surplus/Defisit Desa, Pembiayaan
Desa dan SiLPA/SiKPA Desa. Ketentuan mengenai unsur-unssur
tersebut adalah sebagai berikut :
- Pendapatan yang diakui adalah pada saat diterima di rekening
Pemerintah Desa atau di kas desa sebesar kas yang diterima.
- Belanja diakui adalah pada saat dikeluarkan dari rekening
Pemerintah Desa atau dari kas desa sebesar kas yang
dikeluarkan.
- Selisih antara Pendapatan Desa dan Belanja Desa disebut
Surplus/Defisit Desa.
- Pembiayaan Desa terdiri atas penerimaan pembiayaan dan
pengeluaran pembiayaan.
b. Neraca DesaNeraca desa memuat Aset, Kewajiban dan Ekuitas pada tanggal
pelaporan. Aset terdiri atas pos-pos : Kas, Piutang, Persediaan,
Investasi, Aset tetap dan Aset lainnya. Ketentuan mengenai unsur-
unsur tersebut adalah sebagai berikut :
- Aset diakui pada saat diterima atau kepemilikannya dan/atau
kepenguasaannya berpindah.
- Kas dan piutang dicatat sebesar nilai nominal.
- Persediaan dicatat sebesar biaya perolehan apabila diperoleh
dengan pembelian, atau nilai wajar apabila diperoleh dengan cara
lainnya.
Modul Perencanaan Peraturan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 28
- Investasi dicatat sebesar pengeluaran untuk investasi yang
dilakukan oleh desa untuk memperoleh kepemilikan yang sah atas
investasi tersebut.
- Aset tetap dicatat sebesar harga beli atau biaya perolehan.
Apabila biaya perolehan tidak diketahui dicatat menggunakan nilai
wajar.
- Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau pada
saat kewajiban timbul. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal.
- Ekuitas Desa adalah kekayaan bersih pemerintah desa yang
merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah desa
pada tanggal laporan.
3. Catatan atas Laporan Keuangan DesaPemerintah Desa menyusun Catatan Atas laporan Keuangan Desa agar
dapat dipahami dan dibandingkan dengan laporan keuangan entitas lainnya.
Catatan atas Laporan Keuangan Desa menjelaskan aihal-hal sebagai
berikut:
a. Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada LRA dan
Neraca;
b. Informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak
disajikan dalam LRA dan Neraca.
4. Penilaian Awal AsetUntuk penyajian nilai aset pada neraca awal Desa, entitas dapat
melakukan inventarisasi atas pos-pos neraca. Inventarisasi tersebut dapat
dilakukan dengan cara inventarisasi fisik, catatan, laporan, atau dokumen
sumber lainnya. Laporan keuangan yang telah disusun sebelum penerapan
standar, dapat dijadikan sebagai dasar penyusunan neraca awal. Aset yang
Modul Perencanaan Peraturan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 29
dimiliki pemerintah desa sebelum penerapan awal Standar, dinilai
menggunakan harga perolehan atau harga wajar jika harga perolehan tidak
diketahui. Contoh nilai wajar aset Desa adalah nilai taksiran yang tidak selalu
memerlukan penilaian dari jasa penilai.
5. Tanggal EfektifStandar Pelaporan Keuangan Pemerintah Desa (SPKPD) diharapkan
berlaku efektif untuk laporan keuangan Pemerintah Desa atas
pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran mulai Tahun Anggaran 2018.
Dalam hal pemerintah desa belum dapat menerapkan SPKPD ini,
pemerintah desa dapat menerapkan SPKPD selambat-lambatnya Tahun
Anggaran 2023.
Modul Perencanaan Peraturan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 30
6. Proses Akuntansi
7. Teknis Implementasi
Modul Perencanaan Peraturan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 31
Dokumen Catatan Laporan
SPJ Buku Jurnal
Buku Besar
Buku Besar
Laporan Keuangan
Kertas Kerja
Bukti Penerimaan Kas
Bukti Pengeluaran Kas
Bukti Memorial
Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal Pengeluaran Kas
Jurnal umum
Kumpulan Rekening
(Ringkasan dan Rincian
Kebijakan Akuntansi
Laporan realisasi anggaran
Neraca
Buku Besar
8. Tantangan dan Solusia. Komitmen : Sinergitas seluruh tingkatan manajemen
b. Sistem pengendalian dan tata kelola : Struktur Pengelola keuangan desa
yang simple membutuhkan suatu sistem pengendalian yang andal dan
memadai.
c. Keterbatasan SDM : Peningkatan intensitas pelaksanaan BIMTEK
(Bimbingan Teknis) dan Pelatihan Pendampingan dan pembinaan oleh
pihakterkait.
Modul Perencanaan Peraturan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 32
Pendapatan
Belanja
Pembiayaan
Jurnal Akuntansi
Buku Besar
LRA Desa Neraca
Desa
Transaksi Keuangan
Pencatatan dan pengklasifikasian
Laporan Keuangan
BAB III
PEMBENTUKAN PERATURAN DESA
Buku Panduan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 33
A. ISTILAH DAN PENGERTIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Ilmu pengetahuan perundang-undangan yang merupakan terjemahan dari Gesetzgebungs Wissenschaft adalah suatu cabang ilmu baru yang mula-mula berkembang di eropa barat, terutama negara-negara berbahasa Jerman.
Istilah lain yang sering digunakan adalah Wetgevingswetenschap, atau Science of Legisliation
Tokoh-tokoh yang mencetuskan bidang ilmu ini antara lain:
1. Peter Nol l & Jurgen Roding dengan istilah Gesetzgebungslehre;
2. Burkhardt Krems & Werner Maihofer dengan iIstilah Gesetzgebungswissenschaft;
3. S.O. Van Poelje dengan istilah Wetgevingsleer atau Wetgevingskunde;
4. W.G. Van Der Velden dengan istilah Wetgevingstheorie;
Sedangkan di Indonesia diajukan oleh A. Hamid S. Attamimi dengan istilah Ilmu Pengetahuan Perundang-Undangan.
Menurut Burkhardt Krems, Ilmu Pengetahuan Perundang-Undangan (Gesetzgebungswissenschaft) adalah ilmu pengetahuan tentang pembentukan peraturan negara, yang merupakan ilmu yang bersifat interdisipliner (Interdisziplinare Wissenschaft Von Der Staatlichen Rechtssetzung).
Ilmu Pengetahuan Per-UU-an merupakan ilmu yang berhubungan dengan ilmu politik dan sosiologi, secara garis besar dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu:
1. Teori Perundang-Undangan (Gesetzgebungstheorie), yang berorientasi pada mencari kejelasan dan kejernihan makna atau pengertian-pengertian dan bersifat kognitif.
2. Ilmu Perundang-Undangan (Gesetzgebungslehre), yang berorientasi pada melakukan perbuatan dalam hal pembentukan per-uu-an dan bersifat normatif.
Buku Panduan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 34
Dalam literatur/naskah peraturan perundang-undangan digunakan berbagai istilah seperti:
Perundangan; Perundang-Undangan; Peraturan Perundangan; Peraturan Negara.
Dalam bahasa belanda digunakan istilah:
Wet; Wetgeving; Wettelijke regelingen.
Istilah Peraturan Perundang-Undangan berasal dari kata “undang-undang” yang menunjuk kepada jenis / peraturan yang dibuat oleh negara.
Menurut Maria Farida : Istilah per-Uu-an (Legislaton,Wetgeving, Atau Gesetzgebung) mempunyai 2 pengertian yang berbeda :
Merupakan proses pembentukan/membentuk peraturan-peraturan negara baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah.
Adalah segala peraturan negara yang merupakan hasil pembentukan peraturan-peraturan baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah.
T J Buys : Per-Uu-An adalah peraturan-peraturan yang mengikat secara umum.
Logeman : Per-uu-an adalah peraturan-peraturan yang mengikat secara umum & berlaku keluar (ditujukan kepada masy. umum).
Uu No. 5 Th 1986 : Per-uu-an adalah semua peraturan yang bersifat mengikat secara umum yang dikeluarkan oleh badan perwakilan rakyat bersama pemerintah,baik di tingkat pusat maupun di daerah serta semua keputusan badan atau pejabat tun baik di tingkat pusat maupun di daerah yang juga bersifat mengikat secara umum.
Pjp Tak : Peraturan per-uu (uu dalam arti materil) adalah setiap keputusan tertulis yang dikeluarkan pejabat berwenang yang berisi aturan dan tingkah laku yang bersifat dan mengikat secara umum.
Buku Panduan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 35
Bagir Manan & Kuntana Magnar : Peraturan per-uu adalah setiap putusan yang dibuat, ditetapkan/dikeluarkan oleh lembaga/pejabat negara yang mempunyai (menjalankan) fungsi legislatif sesuai dengan tata cara yang berlaku.
Hamid S. Attamimi :
- Per-uu-an adalah peraturan negara di tingkat pusat/daerah yang dibentuk berdasarkan kewenangan per-uu-an baik bersifat atribusi maupun delegasi.
- Per-uu-an adalah semua aturan hukum yang dibentuk oleh semua tingkat lembaga dalam bentuk tertentu dengan prosedur tertentu, biasanya disertai sanksi/berlaku umum serta mengikat rakyat.
Mengenai pengertian peratutan perundang-undangan terdapat beberapa unsur, yaitu : - Merupakan suatu keputusan/peraturan yang tertulis;- Dibentuk oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang;- Mengikat umum
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, pembahasan ilmu di bidang perundang-undangan mencakup pembahasan tentang proses pembentukan atau perbuatan pembentukan peraturan negara, dan sekaligus pembahasan tentang seluruh peraturan negara yang merupakan hasil dari pembentukan peraturan negara, baik di pusat maupun di daerah.
Sifat atau Ciri Perundang-undangan
1. Berupa keputusan/peraturan tertulis yang mempunyai bentuk/format tertentu.
2. Dibentu/ditetapkan & dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang baik di pusat maupun di daerah.
3. Berisi aturan pola tingkah laku yang bersifat mengatur bukan Einmahlig.
4. Mengikat secara umum tdk bersifat individual
B. NORMA HUKUM
Buku Panduan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 36
Ciri Norma Hukum Regeling
• Ada paksaan dari luar yang berwujud ancaman hukum bagi pelanggarnya berupa sanksi fisik yang dpt dipaksakan oleh alat negara. Dengan kata lain bahwa kaedah hukum itu sifatnya memaksa (Dwingendrecht).
• Bersifat umum (Berlaku bagi siapa saja).
• Abstrak (objek yang diatur tidak konkrit) Regelendrecht
Pengertian
Salah satu pengertian dari “law” merupakan aturan sebagai pedoman bertingkah laku
Aturan hukum berisikan norma atau kaidah hukum Jadi kaedah hukum adalah patokan atau ukuran ataupun pedoman
untuk berperilaku atau bersikap tindak dalam hidup
Isi Norma Hukum
Suruhan / Perintah (Gebod) Larangan (Verbod) Kebolehan (Mogen)
Isi norma hukum menurut para ahli :
1. A. Hamid S. Atamimi : terdiri dari Perintah (Gebod), Larangan (Verbod)., Pengizinan (Toestemming), dan Pembebasan (Vrijstelling).
2. Purnadi Purbacaraka & Soerjono Soekanto : - Imperatif (berupa perintah yang secara apriori hrs ditaati baik
berupa suruhan maupun larangan).- Fakultatif (tidak secara apriori mengikat atau wajib dipatuhi).
3. Norma Hukum Umum & Norma Hukum Individual- Norma hukum umum : suatu norma hukum yang ditujukan untuk
org banyak (adressatnya umum) dan tdk tertentu. Contoh : Barang Siapa; Setiap Orang
- Norma Hukum Individual : ditujukan pada seseorang, beberapa orang atau banyak orang yang telah tertentu.
Buku Panduan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 37
Contoh:Ali yang bertempat tinggal di jalan mawar nomor 3 surabayaPara pedagang yang berjualan dipasar atom surabaya.
4. Norma Hukum Abstrak & Norma Hukum Konkret- Norma Hukum Abstrak : Suatu norma hukum yang melihat pada
perbuatan seseorang yang tidak ada batasnya (tidak konkret). Contoh : Mencuri; Membunuh; Menebang Pohon, Dll.
- Norma Hukum Konkret : Melihat perbuatan seseorang itu lebih nyata (konkret). Contoh : membunuh si badu dengan parang.
Dari norma-norma hukum diatas didapatkan 4 kombinasi norma hukum:
a. Norma Hukum Umum – Abstrak : suatu norma hukum yang adressatnya umum dan perbuatannya masih bersifat abstrak. contoh : setiap orang dilarang mencuri.
b. Norma Hukum Umum - Konkret : suatu norma hukum yang adressatnya umum dan perbuatannya sudah tertentu (konkret). Contoh : barang siapa yang membuang sampah disungai.
c. Norma Hukum Individual- Abstrak : suatu norma hukum yang ditujukan untuk seseorang atau orang-orang tertentu dan perbuatannya bersifat abstrak. Contoh: badu yang bertempat tinggal di jl. Nuri no.15 dilarang bepergian
d. Norma Hukum Individual - Konkret : suatu norma yang ditujukan untuk seseorg atau orang-orang tertentu dan perbuatannya bersifat konkret. contoh : si Ali yang bertempat tinggal di jl. Nuri no. 10 Jakarta diberi izin membangun rumah diatas tanah miliknya di jl. Nuri no.12 Jakarta.
5. Norma Hukum Einmahlig & Norma Hukum Dauerhaftig- Norma Hukum Einmahlig : norma hukum yang berlakunya hanya satu
kali saja & setelah itu selesai. contoh: penetapan seseorang untuk membangun rumah.
- Norma Hukum Dauerhaftig : suatu norma hukum yang berlakunya tidak dibatasi oleh waktu, berlaku kapan saja secara terus menerus
Buku Panduan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 38
sampai peraturan itu dicabut/diganti. contoh: ketentuan yang mengatur agar setiap orang dilarang mencemari lingkungan.
6. Norma Hukum Tunggal & Norma Hukum Berpasangan- Norma Hukum Tunggal : suatu norma hukum yang berdiri sendiri dan
tidak diikuti oleh suatu norma hukum lainnya. isinya hanya merupakan suatu suruhan (das- sollen) tentang bagaimana kita harus bertindak atau bertingkah laku. contoh : presiden memberi grasi, amnesti, abolisi dan rehabilitasi
- Norma Hukum Berpasangan: norma hukum yang terdiri dari norma hukum primer dan norma hukum sekunder.
7. Norma Hukum Primer & Sekunder- Norma Hukum Primer: berisi aturan/patokan bagaimana cara kita
harus berperilaku ( biasa disebut das sollen ). contoh : hendaknya tidak mencuri.
- Norma Hukum Sekunder : berisi tatacara penanggulangan apabila suatu norma hukum primer tidak dipenuhi (memberikan pedoman bagi para penegak hukum untuk bertindak apabila suatu norma hukum primer tdk dipatuhi). Norma hukum sekunder mengandung sanksi bagi seseorang yang tidak memenuhi suatu ketentuan dalam norma hukum primer (juga disebut das-sollen). Contoh : Apabila mencuri dihukum setinggi-tingginya 15 Tahun Penjara.
Norma hukum primer/sekunder biasanya dirumuskan secara berhimpitan dalam suatu peraturan shg sulit membedakan mana yang primer dan mana yang sekunder.Contoh : barang siapa mencuri dihukum.Rumusan Ini dapat diurai menjadi norma hukum primer & sekunder.Norma hukum primernya : hendaknya seseorang tidak mencuri.Norma hukum sekundernya: hendaknya apabila seseorang mencuri di hukum.
C. HIRARKI NORMA HUKUM1. Hirarki Norma Hukum
Hans Kelsen mengemukakan teori mengenai jenjang norma hukum (Stufentheorie). Kelsen berpendapat bahwa norma2 hukum itu
Buku Panduan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 39
berjenjang2 dan berlapis2 dalam suatu hirarki (tata susunan), dalam arti suatu norma yang lebih rendah berlaku, bersumber dan berdasar pada norma yang lebih tinggi.
Norma yang lebih tinggi berlaku, bersumber dan berdasar pada norma yang lebih tinggi lagi, demikian seterusnya sampai suatu norma yang tidak dapat ditelusuri lebih lanjut dan bersifat hipotetis dan fiktif yaitu norma dasar (grundnorm).
Norma dasar yang merupakan norma tertinggi dalam suatu sistem norma tersebut tidak lagi dibentuk oleh suatu norma yang lebih tinggi lagi, tetapi norma dasar itu ditetapkan terlebih dahulu oleh masyarakat sebagai norma dasar yang merupakan gantungan bagi norma-norma yang berada dibawahnya, sehingga suatu norma dasar itu dikatakan pre-supposed.
Adolf Merkl mengemukakan bahwa suatu norma hukum itu selalu mempunyai dua wajah (das doppelte rechtantlitz). Suatu norma hukum itu ke atas ia bersumber dan berdasar pada norma yang diatasnya, tetapi ke bawah ia juga menjadi sumber dan menjadi dasar hukum bagi norma hukum di bawahnya.
Sehingga, suatu norma hukum mempunyai masa berlaku rechtskracht) yang relatif. Oleh karena masa berlakunya suatu norma hukum itu tergantung pada norma hukum yang berada diatasnya.
Apabila norma hukum yang berada di atasnya dicabut atau dihapus, pada dasarnya norma2 hukum yang berada di bawahnya akan tercabut atau terhapus pula
C. Hirarki Norma Hukum Negara (Hans Nawiasky)Hans nawiasky melanjutkan teorinya hans kelsen. Hans nawiasky
mengemukakan teori die theorie vom stufenordnung der rechtsnormen):
I. Staats fundamental norm: norma fundamental negara
II. Staatsgrundgesetz: aturan dasar/ pokok negara.
Buku Panduan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 40
III. Formell gesetz: UU formal.
IV. Verordnung & autonome satzung: aturan pelaksana & aturan
otonom
a. Staats fundamental norm : Merupakan norma tertinggi dalam suatu
Negara, tidak dibentuk oleh suatu norma yang lebih tinggi lagi
(presupposed) dan merupakan tempat bergantungnya norma-norma
hukum dibawahnya, Merupakan dasar bagi pembentuk konstitusi
atau UUD termasuk norma pengubahan nya, dan merupakan
landasan dasar filosofis bagi pengaturan negara lbh lanjut.
b. Staatsgrundgesetz : Merupakan aturan-aturan yang masih bersifat
pokok/umum bersifat garis besar sehingga masih merupakan norma
tunggal dan belum disertai norma sekunder. Dapat dituangkan dalam
suatu dokumen negara atau beberapa dokumen negara yang
tersebar. Biasanya diatur hal-hal mengenai pembangunan kekuasaan
negara dipuncak pemerintahan, hubungan antara lembaga-lembaga
negara dan hubungan antara negara dan warganya. Merupakan
landasan bagi pembentuk undang-undang dan peraturan lain yang
lebih rendah, dan menggariskan tata cara membentuk per-undang-
undangan yang mengikat umum.
c. Formell Gesetz : Sudah merupakan norma hukum yang lebih
konkret/ terinci serta sudah dapat langsung berlaku dalam
masyarakat, sudah dapat dilekati norma hukum sekunder berupa
sanksi, dan dibentuk oleh suatu lembaga Negara.
d. Verordnung & autonome satzung: Adalah peraturan-peraturan
yang terletak dibawah undang-undang yang berfungsi
menyelenggarakan undang-undang. Peraturan pelaksanaan
Buku Panduan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 41
bersumber dari kewenangan delegasi, sedangkan peraturan otonom
bersumber dari kewenangan atribusi
- Kewenangan atribusi: adalah kewenangan membentuk
Perundang-undangan yang diberikan oleh UUD/ UU kepada suatu
lembaga negara/pemerintahan. Kewenangan tersebut melekat
terus-menerus/dapat dilaksanakan atas prakarsa sendiri setiap
waktu diperlukan sesuai dengan batas-batas yangg diberikan.
- Kewenangan delegasi: adalah pelimpahan kewenangan
membentuk Perundang-undanganan yang dilakukan oleh
peraturan yang lebih tinggi kepada peraturan yang lebih rendah
baik dinyatakan dengan tegas maupun tidak.
Kewenangan delegasi tidak diberkan tetapi “diwakilkan“ dan bersifat
sementara dalam arti kewenangan itu dapat diselenggarakan sepanjang
pelimpahan tersebut masih ada.
1. Tata Susunan Norma Hukum RI1) Pancasila (norma fundamental negara).2) Batang tubuh UUD 1945 serta hukum dasar tidak tertulis ( aturan
pokok negara)3) Undang-undang (formell gesetz).4) Peraturan pemerintah & peraturan pelaksana dan peraturan otonom
lainnya.2. Asas/prinsip hirarki Perundang-undangan
a. Perundang-undanganan yang lebih rendah tidak dapat mengubah/ menyampingkan Perundang-undanganan yang lebih tinggi tetapi sebaliknya dapat.
b. Perundang-undanganan hanya dapat dicabut, diubah/ ditambah oleh atau dengan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau sederajat.
Buku Panduan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 42
c. Perundang-undangan yang lebih rendah tidak mempunyai kekuatan hukum dan tidak mengikat apabila bertentangan dengan Per-undang-undanganan yang lebih tinggi.
d. Materi yang seharusnya diatur oleh Perundang-undangan yang lebih tinggi tidak dapat diatur oleh Perundang-undangan yang lebih rendah tetapi hal yang sebaliknya.
3. Hirarki Perundang-undangan Indonesia Berdasarkan Uu No. 12 Tahun 20121) Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945;2) Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;3) Undang-Undang / Perppu (Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang)4) Peraturan Pemerintah; 5) Peraturan Presiden;6) Peraturan Daerah Provinsi;7) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
D. TEKNIK PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN1. Pedoman
a. Dasar Hukum:
Buku Panduan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 43
- UU 12/2011- Perpres 87/2014- Permendagri 80/2015 jo Permendagri 120/2018
2. Kerangka1) Judul2) Pembukaan
a. Frasa Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esab. Jabatan Pembentuk Peraturan Perundang-undanganc. Konsideransd. Dasar Hukume. Diktum
3) Batang Tubuha. Ketentuan Umumb. Materi Pokok yang Diaturc. Ketentuan Pidana (jika diperlukan)d. Ketentuan Peralihan (jika diperlukan)e. Ketentuan Penutup
4) Penutup5) Penjelasan (jika diperlukan)6) Lampiran (jika diperlukan)
Judul Peraturan Perundang-undangan memuat keterangan mengenai jenis,
nomor, tahun pengundangan atau penetapan, dan nama, Nama Peraturan
Perundang-undangan dibuat secara singkat dengan hanya menggunakan 1
(satu) kata atau frasa tetapi secara esensial maknanya telah dan mencerminkan
isi Peraturan Perundang-undangan. Peraturan Perundang-undangan.
Judul Peraturan Perundang-undangan ditulis seluruhnya dengan huruf
kapital yang diletakkan di tengah marjin tanpa diakhiri tanda baca. Judul
Peraturan Perundang-undangan tidak boleh ditambah dengan singkatan atau
akronim.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Buku Panduan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 44
NOMOR ... TAHUN ...TENTANG
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
Pada nama Peraturan Perundang-undangan perubahan ditambahkan
frasa perubahan atas di depan judul Peraturan Perundang-undangan yang
diubah.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2 TAHUN 2011
TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK
Jika Peraturan Perundang-undangan telah diubah lebih dari 1 (satu) kali,
di antara kata perubahan dan kata atas disisipkan keterangan yang
menunjukkan berapa kali perubahan tersebut telah dilakukan, tanpa merinci
perubahan sebelumnya.
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIANOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG
PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN
ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENCABUTAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI
UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2002 TENTANG KOMISI
PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI
Buku Panduan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 45
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI
UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME MENJADI UNDANG-
UNDANG
Pada nama Peraturan Perundang-undangan pengesahan perjanjian atau
persetujuan internasional, ditambahkan kata pengesahan di depan nama
perjanjian atau persetujuan internasional yang akan disahkan.
UNDANG-UNDANG NOMOR 47 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA TENTANG KERANGKA KERJA SAMA KEAMANAN (AGREEMENT
BETWEEN THE REPUBLIC OF INDONESIA AND AUSTRALIA ON THE FRAMEWORK FOR SECURITY COOPERATION)
PEMBUKAAN
Pembukaan Peraturan Perundang-undangan terdiri atas:
a. Frasa Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa;
b. Jabatan pembentuk Peraturan Perundang-undangan;
c. Konsiderans;
d. Dasar Hukum; dan
e. Diktum.
Pada pembukaan tiap jenis Peraturan Perundang-undangan sebelum
nama jabatan pembentuk Peraturan Perundang-undangan dicantumkan Frasa
Dengan Rahmat Tuhan yang Maha Esa yang ditulis seluruhnya dengan huruf
kapital yang diletakkan di tengah marjin.
Buku Panduan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 46
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KONSIDERAN
Konsiderans diawali dengan kata Menimbang. Konsiderans memuat uraian
singkat mengenai pokok pikiran yang menjadi pertimbangan dan alasan
pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Pokok pikiran pada konsiderans
Undang-Undang, Peraturan Daerah Provinsi, atau Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota memuat unsur filosofis, sosiologis, dan yuridis yang menjadi
pertimbangan dan alasan pembentukannya yang penulisannya ditempatkan
secara berurutan dari filosofis, sosiologis, dan yuridis.
Unsur filosofis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk
mempertimbangkan pandangan hidup, kesadaran, dan cita hukum yang meliputi
suasana kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia yang bersumber dari
Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
Unsur sosiologis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek.
Unsur yuridis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk untuk
mengatasi permasalahan hukum atau mengisi kekosongan hukum dengan
mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang akan diubah, atau yang akan
dicabut guna menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat.
DASAR HUKUM
1. Dasar hukum diawali dengan kata Mengingat.
2. Dasar hukum memuat:
Buku Panduan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 47
a. Dasar kewenangan pembentukan Peraturan Perundang-undangan;
dan
b. Peraturan Perundang-undangan yang memerintahkan pembentukan
Peraturan Perundang-undangan.
3. Peraturan Perundang-undangan yang digunakan sebagai dasar hukum
hanya Peraturan Perundang-undangan yang tingkatannya sama atau
lebih tinggi.
4. Dasar hukum yang bukan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 tidak perlu mencantumkan pasal, tetapi cukup
mencantumkan jenis dan nama Peraturan Perundang-undangan tanpa
mencantumkan frasa Republik Indonesia.
5. Penulisan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah, dalam dasar
hukum dilengkapi dengan pencantuman Lembaran Negara Republik
Indonesia dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia yang
diletakkan di antara tanda baca kurung.
6. Jika dasar hukum memuat lebih dari satu Peraturan Perundang-
undangan, tiap dasar hukum diawali dengan angka Arab 1, 2, 3, dan
seterusnya, dan diakhiri dengan tanda baca titik koma.
Contoh :
Mengingat : 1. …;
2. …;
3. …;Diktum Terdiri Atas:
a. kata Memutuskan;
Buku Panduan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 48
b. kata Menetapkan; dan
c. jenis dan nama Peraturan Perundang-undangan.
BATANG TUBUH
Pada umumnya materi muatan dalam batang tubuh dikelompokkan ke dalam:
a. ketentuan umum;
b. materi pokok yang diatur;
c. ketentuan pidana (jika diperlukan);
d. ketentuan peralihan (jika diperlukan); dan
e. ketentuan penutup.
Jika suatu rincian lebih lanjut memerlukan rincian yang mendetail, rincian itu
ditandai dengan angka 1), 2), dan seterusnya.
Contoh:
Pasal 9
… .
(1) … .
(2) …:
a. …;
b. …; (dan, atau, dan/atau)
c. …:
1. …;
2. …; (dan, atau, dan/atau)
Buku Panduan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 49
3. …:
a) …;
b) …; (dan, atau, dan/atau)
c) … .
1) …;
2) …; (dan, atau, dan/atau)
3) … .
KETENTUAN UMUM
Ketentuan umum berisi:
a. batasan pengertian atau definisi;
b. singkatan atau akronim yang dituangkan dalam batasan pengertian atau
definisi; dan/atau
c. hal-hal lain yang bersifat umum yang berlaku bagi pasal atau beberapa
pasal berikutnya antara lain ketentuan yang mencerminkan asas,
maksud, dan tujuan tanpa dirumuskan tersendiri dalam pasal atau bab.
KETENTUAN PIDANA
Ketentuan pidana memuat rumusan yang menyatakan penjatuhan
pidana atas pelanggaran terhadap ketentuan yang berisi norma larangan atau
norma perintah. Ketentuan pidana hanya dimuat dalam Undang-Undang,
Peraturan Daerah Provinsi, dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
KETENTUAN PERALIHAN
Ketentuan Peralihan memuat penyesuaian pengaturan tindakan hukum
atau hubungan hukum yang sudah ada berdasarkan Peraturan Perundang-
Buku Panduan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 50
undangan yang lama terhadap Peraturan Perundang-undangan yang baru, yang
bertujuan untuk:
a. menghindari terjadinya kekosongan hukum;
b. menjamin kepastian hukum;
c. memberikan perlindungan hukum bagi pihak yang terkena dampak
perubahan ketentuan Peraturan Perundang-undangan; dan
d. mengatur hal-hal yang bersifat transisional atau bersifat sementara.
KETENTUAN PENUTUP
Ketentuan Penutup ditempatkan dalam bab terakhir. Jika tidak diadakan
pengelompokan bab, Ketentuan Penutup ditempatkan dalam pasal atau
beberapa pasal terakhir. Pada umumnya Ketentuan Penutup memuat ketentuan
mengenai:
a. penunjukan organ atau alat kelengkapan yang melaksanakan Peraturan
Perundang-undangan;
b. nama singkat Peraturan Perundang-undangan;
c. status Peraturan Perundang-undangan yang sudah ada; dan
saat mulai berlaku Peraturan Perundang-undangan.
Buku Panduan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | 51
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Muhammad Zainul. 2015. Tinjauan Atas Pelaksanaan Keuangan Desa Dalam Mendukung Kebijakan Dana Desa ( Study of Implementation of Village Finance to Support Fund Village Policy ). Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik. Vol 6(1): 62-65
Herningtyas. 2011. “Peran Badan Perwakilan Desa dalam Penetapan Peraturan Desa di Desa Grogol, Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo”. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Karimah, Faizatul,Saleh, Choirul,Wanusmawatie. 2005. PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (Studi pada Desa Deket Kulon Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan). Jurnal Administrasi Publik (JAP). Vol 2: 598-599.
Nurkartiningsih, Dwi. 2010. ”Implementasi Fungsi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai penyerap aspirasi (Studi Kasus di Desa Mejasem Barat Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal)”. Tesis. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Mustanir, Ahmad. 2019. Pemberdayaan Badan Usaha Milik Desa Melalui Kelompok Ekonomi Kewirausahaan Secara Partisipatif Empowerment of Badan Usaha Milik Desa Through Participatory Entrepreneurship Economic Groups Unggul , Profesional , Islami Unggul , Profesional , Islami. Jurnal Ekonomi. Vol 7: 3-5.
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia. 2018. Permendagri No 20 Tahun 2018 Mengenai Pengelolaan Keuangan Desa. 110-112.
Saputra, I Wayan,Sujana, I Nyoman, Haris, dkk. 2016. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) Pada Desa Lembean Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli Tahun 2009-2014. Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha. Vol 6(1): 11-12.
Buku Panduan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | viii
Undang-undang RI No. 12 Tahun 2012. Pembentukan Peraturan Perundangundangan.
Undang-undang Republik Indonesia No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Widjaja, HAW. 2003. Otonomi Desa: Merupakan Otonomi Yang Asli, Bulat dan Utuh. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Buku Panduan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | ix
GLOSARIUM
Akuntabel : dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku, serta tidak
bertentangn dengan kedua hal tersebut, dimana
pertanggungjawaban ini menyangkut sumber atau inputnya,
proses yang dilakukan dan juga hasil atau output yang
didapatkan.
Akrual : metode akuntasi dimana penerimaan dan pengeluaran
diakui atau dicatat ketika transaksi terjadi, bukan ketika
uang kas untuk transaksi-transaksi tersebut diterima atau
dibayarkan.
Bottom Up : teori yang mengajukan gagasan bahwa proses
pengenalan suatu objek diawali dengan identifikasi kita
terhadap bagian-bagian spesifik dari suatu objek yang kita
amati, yang menjadi landasan bagi pengenalan objek
tersebut secara keseluruhan.
BUM Desa : badan usaha milik desa merupakan usaha desa yang
dikelola oleh pemerintah desa dan berbadan hukum.
Hak Asal Usul : hak yang merupakan warisan yang masih hidup dan
prakarsa desa atau prakarsa masyarakat desa sesuai
dengan perkembangan kehidupan masyarakat, antara lain
sistem organisasi masyarakat adat, kelembagaan, pranata
dan hukum adat, tanah kas desa, serta kesepakatan dalam
kehidupan masyarakat desa.
Buku Panduan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | x
Hibah : pemberian yang dilakukan oleh seseorang kepada pihak
lain yang dilakukan ketika masih hidup dan pelaksanaan
pembagiannya dilakukan pada waktu penghibah masih
hidup juga.
Implementasi : pelaksanaan atau penerapan, tindakan atau pelaksaaan
rencana yang telah disusun secara cermat dan rinci.
Implikasi : efek yang ditimbulkan dimasa depan atau dampak yang
dirasakan ketika melakukan sesuatu. Atau bisa disebut
sebagai akibat langsung yang terjadi karena suatu hal.
Konsideran : memuat tentang uraian singkat mengenai pokok-pokok
pikiran yang memuat unsure filosofis, yuridis, dan sosiologis
yang menjadi latar belakang dan alasan pembentukan
Peraturan Peraturan Perundang-Undangan.
Kuasa Hukum : dalam praktik dikenal juga sebagai Konsultan Hukum.
Dapat berarti seseorang yang melakukan atau memberikan
nasihat dan pembelaan mewakili orang lain yang
berhubungan dengan penyelesaian suatu kasus hukum.
Neraca : bagian dari sebuah laporan keuangan yang mencatat
informasi mengenai asset, kewajiban pembayaran pada
pihak-pihak yang terkait dalam operasional perusahaan dan
modal pada waktu tertentu.
Partisipatif : pengambilan bagian atau pengikutsertaan. Sedangkan
menurut Keith Davis, partisipatif adalah sutau keterlibatan
mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan
dan ikut bertanggung jawab didalamnya.
Buku Panduan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | xi
Retribusi : pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau
diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan
pribadi atau badan.
Stakeholders : suatu masyarakat, kelompok, komunitas, ataupun individu
manusia yang memiliki hubungan dan kepentingan
terhadap suatu organisasi atau perusahaan.
Transparansi : objek yang bisa dilihat tembus.
Yuridis : segala hal yang memiliki arti hukum dan sudah disahkan
oleh pemerintah.
Buku Panduan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | xii
INDEKS
A
Autonome satzung,45
D
Dwingendrecht,40
Daverhafting,44
E
Einmahing,39
F
Fakultatif,42
G
Gesetzgebung,39
Gezetzgebungs Wissenshaft,36
Gesetzgebungs swissenchaft,36
Gezetzgebungsteorie,36
Gesetzgebungslehre,36
Gebod ,40
I
Ilmu Pengetahuan Perundang-Undangan,36
Ilmu Perundang-Undangan,37
Interdisipliner,38
K
Kewenangan atribusi,46
Kewenangan delegasi,46
L
Legislation,39
Law,40
N
Norma,43
Norma Hukum Umum,43
Norma Hukum Individual,43
Norma Hukum Abstrak,43
Norma Hukum Konkret,43
Norma Hukum Individual-Abstrak,43
Norma Hukum Individual-Konkret,43
Norma Hukum Einmahlig,43
P
Perundangan,37
Perundang-Perundangan,37
Peraturan Perundangan,37
Peraturan Negara,37
R
Regeling,40
Regelendrecht,40
S
Science of Legisiation,36
Sekunder,44
Staats Fundamental Norm,45
Buku Panduan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | xiii
Staatsgrundgesetz,45
T
Teori Perundang-Undangan,36
Toestemming,41
V
Verbod, 40
Verordnung,45
Verordnung & autonome satzung,45
Vrijstelling,41
W
Wetgevingswetenschap,36
Wetgevingskunde,36
Wet,37
Wetgeving,37
Wettelijke regelingen,37
Buku Panduan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | xiv
BIODATA PENULIS
Buku Panduan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | xv
Noer Muthmainnah Al Qulub, lahir di Palopo, 26 September 1998 merupakan mahasiswi Jurusan Ilmu Hukum UNNES angkatan 2016. Anak pertama dari Bapak Alauddin Sukri dan Ibu Santy Nur ini aktif di Organisasi Kemahasiswaan IKAMI Sulsel Cab. Semarang, Keluarga Islam Fakultas Hukum Unnes, dan Unit Kegiatan Kerohanian Islam Unnes. Keinginannya untuk segera kembali ke kampung halaman membangun desa menjadi semangatnya untuk segera menyelesaikan modul ini.
Moh Miftahus Surur, lahir di Pati, 5 Oktober 1998 adalah mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan angkatan 2016. Putra bapak Asrori dan Ibu Sri Karyati asal Guyangan, Kec. Trangkil, Pati ini juga aktif di beberapa organisasi : BEM KM Unnes, Public Relationship UNNES stock Exchange Study Forum, Media Creative HIPMI PT UNNES, dan PMII. Mengharapkan nilai-nilai yang ada pada modul ini bisa diterapkan secara optimal oleh masyarakat Desa Kalikayen khususnya dalam pengelolaan keuangan desa dan prioritas dana desa.
Fitriani Abdi, lahir di Tegal, 25 Juli 1997, berkuliah di Jurusan Ilmu Hukum UNNES, sejak 2016. Anak dari pasangan suami-istri Yudi Karim dan Siti Mainah ini merupakan Pimpinan Umum LPM Legist FH Unnes Tahun 2019. Anggota diskusi kelompok belajar khusus bidang Hukum Tata Negara, dan pernah menjadi Koordinator Kader Konservasi Fakultas Hukum tahun 2017.
Buku Panduan Desa - KKN Kemitraan UNNES Desa Kalikayen 2019 | xvi