prak audit_riza rizky fitri_105020307111012
DESCRIPTION
prak audit universitas brawijayaTRANSCRIPT
Nama : Riza Rizky Fitri
NIM : 105020307111012
Pertanyaan Diskusi
1. Tugas utama masing-masing posisi pada tim perikatan audit yang dibentuk oleh KAP Adi
Susilo dan Rekan untuk menyelesaikan setiap penugasan audit adalah:
a. Partner
Memimpin dan bertanggung jawab penuh atas tugas-tugas KAP
Memimpin pelaksanaan pekerjaan audit dan konsultasi
Melakukan pengorganisasian, pengimplementasian, dan pengontrolan sistem
pengendalian mutu KAP
b. Manajer
Manajer audit bertindak sebagai pengawas audit
Bertugas membantu senior auditor dalam merencanakan program audit dan waktu
audit
Me-review kertas kerja, laporan audit, dan management letter.
c. Senior Auditor
Bertugas untuk melaksanakan audit
Bertanggung jawab untuk mengusahakan biaya audit dan waktu audit sesuai dengan
rencana
Mengarahkan dan me-review pekerjaa auditor junior
d. Staf Auditor
Melaksanakan prosedur audit rinci
Membuat kertas kerja untuk mendokumentasikan pekerjaan audit yang telah
dilaksanakan
2. Partner-in-charge: bertugas mengepalai tim yang akan melakukan perikatan audit,
pengambilan keputusan selama pekerjaan audit (proyek audit) dilaksanakan.
Consulting partner: merupakan staf ahli yang memberikan rekomendasi dan review
terhadap hasil akhir.
Menurut saya, KAP melakukan rotasi partner untuk setiap klien yang berbeda merupakan
hal yang sangat penting. Indonesia adalah salah satu negara yang mewajibkan pergantian
kantor akuntan dan partner audit diberlakukan secara periodik. Peraturan tentang
pergantian ini sudah muncul pada tahun 2002 dalam bentuk keputusan Menteri Keuangan.
Di dalam pasal 6 ayat 4 Keputusan Menteri Keuangan no. 423 tahun 2002 tersebut
dikatakan bahwa:
Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan
oleh KAP paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang
Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut.
Selanjutnya di pasal 59 ayat 5 dan 6 dinyatakan bahwa:
(5) KAP yang telah memberikan jasa audit umum untuk 5 (lima) tahun buku berturut-
turut atau lebih dan masih mempunyai perikatan audit umum untuk tahun buku
berikutnya atas laporan keuangan dari suatu entitas pada saat berlakunya Keputusan
Menteri Keuangan ini, hanya dapat melaksanakan perikatan dimaksud untuk 1 (satu)
tahun buku berikutnya
(6) Akuntan Publik yang telah memberikan jasa audit umum untuk 3 (tiga) tahun buku
berturut-turut atau lebih dan masih mempunyai perikatan audit umum untuk tahun
buku berikutnya atas laporan keuangan dari suatu entitas pada saat berlakunya
Keputusan Menteri Keuangan ini, hanya dapat melaksanakan perikatan dimaksud untuk
1 (satu) tahun buku berikutnya.
3. Kegiatan marketing yang dilakukan oleh KAP untuk menambah akuisisi klien baru menurut
saya tidak bertentangan dengan prinsip independensi auditor asalkan kegiatan marketing
yang dilakukan oleh KAP hanya digunakan untuk memperkenalkan KAP yang bersangkutan
kepada publik dan jasa-jasa apa yang dapat dikerjakan oleh KAP tersebut, adapun
independensi itu sendiri dibagi menjadi dua, yakni :
a. Independensi penampilan: independensi yang terkait dengan pencitraan yang
dilakukan oleh auditor terhadap publik. Pencitraan ini terkait dengan asumsi dan
ekspektasi dari publik mengenai fungsi audit dan auditor itu sendiri.
b. Independensi fakta: Independensi auditor yang terkait dengan objektifitas seorang
auditor di dalam penentuan audit judgement. Auditor harus dapat
mempertimbangkan fakta yang ada dan dapat bersikap tidak memihak dalam
memberikan pendapat/opininya. Sikap ini merupakan sikap yang cenderung
personal dan merupakan sikap mental dari dari diri pribadi akuntan publik.
4. KAP besar mengakuisisi KAP menengah atau lebih kecil disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain:
a. Faktor Pengalaman
Kantor Akuntan Publik (KAP) kecil atau menengah mungkin mempunyai pengalaman
yang jauh lebih banyak di dalam proses pengauditan klien-klien yang bukan merupakan
klien bidikan utama kantor akuntan publik besar.
b. Faktor Ekspansi Klien
KAP besar diharapkan pada pilihan untuk lebih membuka diri dan mengekspansi klien
yang jauh lebih luas, tidak hanya dari klien yang mempunyai ukuran yang besar saja
namun juga mengekspansi klien-klien yang mempunyai unit bisnis kecil tapi mempunyai
kelebihan dalam segi kuantitas perusahaan yang jauh lebih banyak daripada
perusahaan besar.
c. Faktor Budaya
Kebanyakan KAP yang mempunyai nama besar adalah KAP asing yang sangat awam
dengan budaya di Indonesia sehingga jalan termudah untuk bekerja sesuai dengan
budaya yang ada di daerah (Indonesia) adalah dengan mengakuisisi KAP likal yang
mungkin dari segi ukuran masih kecil atau menengah.
Keuntungan yang nantinya diperoleh bagi KAP menengah ke bawah setelah diakuisisi
oleh KAP besar yaitu:
Memiliki nama atau brand KAP yang telah dikenal oleh masyarakat luas. Setelah
dilakukan akuisisi, nama KAP sebelumnya akan mengikuti nama KAP yang
mengakuisisi. Dengan demikian akan semakin dikenal oleh masyarakat.
Adanya standardisasi dalam melakukan setiap tugas audit. Setelah dilakukan
akuisisi, KAP yang lebih kecil harus mengikuti standar dari KAP yang mengakuisisi.
Dengan demikian standar yang diterapkan diharapkan akan semakin baik.
Menurut saya, semua bentuk penggabungan usaha memiliki sisi positif dan negatif.
Dilihat dari sisi negatifnya, penggabungan usaha akan menghilangkan budaya organisasi
dari perusahaan yang diakuisisi, dalam hal ini KAP yang lebih kecil. KAP besar memiliki
budaya organisasi tersendiri yang harus dilaksanakan oleh KAP yang lebih kecil.
5. Menurut saya perpindahan seorang individu dari area satu ke area lain ataupun dari jasa
satu ke jasa lain akan muncul permasalahan. Namun dari kegiatan kerja yang fleksibel ini
terdapat juga dampak positifnya:
Dampak positif:
a. Menambah wawasan dan kemampuan SDM secara umum
b. Pemerataan kemampuan SDM
Dampak negatif:
a. Kurang terpesialisasi
b. Rendahnya kualitas laporan hasil audit
Latihan
1. Menurut Standar Pengendalian Mutu (PSPM) disebutkan bahwa setiap KAP diwajibkan
menetapkan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu, khusunya mengenai hal-hal
berikut:
a. Independensi Auditor
b. Penugasan Personel
c. Konsultasi
d. Supervisi
e. Pemerkerjaan
f. Pengembangan Profesional
g. Promosi
h. Penerimaan dan keberlanjutan klien
i. Inspeksi
Dari pembahasan mengenai gambaran umum KAP Adi Susilo dan rekan itu sendiri kita
dapat mengambil dua poin:
a. Kebijakan Pemerkejaan SDM yang digunakan di dalam melakukan pemeriksaan audit
minimal mempunyai tingkat pendidikan S1 dari perguruan tinggi terkemuka, hal ini
dilakukan untuk menjamin mutu dari auditor yang melakukan audit.
b. Kebijakan Inspeksi Adanya partner-in-charge yang mempunyai tanggung jawab
untuk melaksanakan pekerjaan (proyek) audit dan membawahi auditor senior yang
juga melakukan review dari hasil pekerjaan auditor junior dan staf.
Rekomendasai dari saya adalah agar KAP tersebut dapat melengkapi syarat-syarat yang
direkomendasikan oleh PSPM sehingga kualitas penugasan sampai dengan pelaporan audit
dapat ditingkatkan.
2. Persiapan spesifik yang dilakukan oleh KAP Adi Susilo dan rekan untuk menerima klien
Perusahaan publik, sesuai dengan peraturan SOX atau Sarbanes Oxley Act yaitu:
a) Mensyaratkan bahwa manajemen “mensertifikasi” kewajaran statemen keuangan dan
pengungkapan yang dimuat dalam laporan berkala, dan statemen keuangan dan
pengungkapan-pengungkapan secara wajar menyajikan dalam segala hal yang material,
operasi dan kondisi keuangan dari issuer.
b) Mensyaratkan manajemen memberikan penilaian pengendalian intern dan auditor
eksternal melaporkan pengendalian tersebut.
c) Mensyaratkan adanya kode etik pejabat (officer code of ethic) untuk perusahaan publik.
d) Mensyaratkan manajemen melaporkan efektivitas pengendalian intern dan auditor
menyajikannya dalam penilaian manajemen.
Pemasaran O leh KAP
Berbicara mengenai pemasaran oleh KAP, kita harus memahami terlebih dahulu definisi
dari pemasaran dan KAP itu sendiri. Pemasaran merupakan proses perencanaan dan
pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan, barang dan jasauntuk
menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individual dan organisasional (American
Marketing Association, 1985). Dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakansemua upaya
yang dilakukan perusahaan untuk memfasilitasi distribusi barang atau jasa dari perusahaan
kepada konsumen. Sedangkan, Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah suatu bentuk organisasi
akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang
berusaha di bidang pemberian jasa profesional dalam praktik akuntan public.
Sejalan dengan tuntutan perkembangan lingkungan bisnis, berbagai perbaikan dan
penyempurnaan Standar Akuntansi Keuangan, Standar Profesional Akuntan Publik maupun
Kode Etik Akuntan Indonesia terus dilakukan. Salah satunya pernyataan Etika Profesi Nomor 4
tahun 1994 tentang pelarangan advertensi jasa akuntan publik, Di tahun 2000 aturan tentang
iklan bagi KAP tersebut mengalami pelonggaran. Aturan etika Profesi yang disahkan dalam
rapat anggota KAP-IAI tanggal 6 Juni 2000 di Bandung merupakan aturan Etika pertama yang
dimiliki IAI kompartemen. Aturan tersebut terdapat dalam ketentuan No. 502 yang berbunyi:
“Anggota dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan mencari klien melalui
pemasangan iklan, melakukan promosi pemasaran dan kegiatan pemasaran lainnya sepanjang
tidak merendahkan citra profesi”.
Pelonggaran Kode Etik ini menimbulkan permasalahan apakah akuntan publik harus
beriklan atau tidak, informasi apa yang seharusnya dimuat jika mereka beriklan dan media apa
yang sebaiknya digunakan (Hite dan Fraser, 1988). Apakah konsumen akan beranggapan bahwa
advertensi oleh akuntan tidak etis dan harus dihindari ataukah sebaliknya, konsumen akan
menghargai informasi dalam advertensi dan memilih akuntan yang menawarkan
keunggulannya.
Secara umum iklan merupakan cara penyampaian pesan melalui media tertentu seperti
majalah, surat kabar, radio, televisi, dan surat yang bertujuan untuk mempengaruhi orang
untuk membeli suatu produk atau jasa, atau untuk menghasilkan reaksi tertentu. Iklan bagi
suatu KAP bisa menjadi media yang efektif untuk menyediakan informasi bagi calon klien
mengenai jasa yang tersedia (Cooper et. al., 1990).
Iklan dalam kode etik akuntan Sebagian besar kaum profesional menganggap
advertensi sebagai aktivitas yang tabu sebab mereka berpendapat bahwa advertensi
merupakan aktivitas yang tidak profesional. Advertensi dipersepsikan dapat menurunkan
kualitas jasa profesi. Namun sebagian professional berpendapat bahwa advertensi yang baik
justru akan meningkatkan rasa tanggungjawab sehingga kualitas jasa profesi tetap terjaga.
Kesimpulannya, bahwa semua bentuk advertensi (reklame), sepanjang tidak bersifat
palsu, menyesatkan dan penipuan dapat diterima atau diperbolehkan dalam profesi akuntan,
bahkan untuk sebagian besar profesi lainnya. Advertensi (Reklame) diatur dalam kode etik
khusus untuk akuntan publik, yang mengatur mengenai tanggung jawab lainnya (pasal 23, 24,
25) dan Pernyataan etika profesi Nomor 4 tentang Iklan Bagi Kantor Akuntan Publik. Selain itu,
menurut kami dengan adanya advertensi seperti ini bukan berarti seorang akuntan melakukan
kegiatan yang tidak professional karena akuntan itu harus mempromosikan diri agar para klien
atau konsumen dalam hal ini pengguna jasa akuntan benar-benar mengetahui kemampuan
akuntan tersebut dalam bidang akuntansi.
Dan di dalam data yang kami temukan di internet ada penelitian tentang hal ini dan
hasilnya pun positif bahwa akuntan secara umum sudah memiliki sikap positif terhadap
advertensi jasa akuntan public, namun para akuntan public ini masih bersikap negative dengan
aspek harga dan intervensi pemerintah. Mungkin pemerintah menaruh tarif tentang advertensi
ini terlalu tinggi sehingga para akuntan public pun masih banyak yang tidak melakukan
advertensi sebagai alat promosi. Tetapi sebaliknya dengan sikap akuntan non public mereka
besikap positif terhadap semua aspek dan menerimanya.