praanggapan dalam “ich liebe deutsch” di facebook

9
Louisa Rina Moningka Praanggapan dalam “Ich Liebe Deutsch” di Facebook PRAANGGAPAN DALAM “ICH LIEBE DEUTSCH” DI FACEBOOK PRESUPPOSITION OF “ICH LIEBE DEUTSCH” IN FACEBOOK Louisa Rina Moningka Fakultas Ilmu Budaya Unsrat Manado Jalan Kampus Unsrat Bahu, Manado, Sulawesi Utara Pos-el: [email protected] Abstract The study of presumption in Ich Liebe Deutsch in Facebook deals with how presumptions in speeches expressed in Ich Liebe Deutsch in Facebook. The study is conducted to gain description presumption based on the speeches by applying linguistic theory, especially, pragmatical approach that is hoped to be useful for readers in increasing vocabularies of Germans, and enhancing knowledge on Wendungen or German’s expressions as well as to get some descriptions of culture/lifestyle of the Germans. The method of descriptive qualitative in the study is done especially in dealing with the data, such as collecting, analyzing, and presenting the result (of the analysis). Speeches expressed in Ich Liebe Deutsch is updated information and they describe the life of German society from adolescents, adults, to those of the old age, and they relate to their daily lives. Those speeches are interesting, due to most of them and clear information of speeches that enable readers to get the message (of the speaker). Besides, there are speeches that need basic understanding on the culture of the language. Keywords: presumption, Ich liebe Deutsch, Facebook Abstrak Penelitian tentang praanggapan dalam Ich liebe Deutsch di Facebook mempermasalahkan bagaimana praanggapan dalam tuturan-tuturan yang disampaikan dalam Ich liebe Deutsch di Facebook. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh deskripsi tentang praanggapan dari tuturan- tuturan tersebut dengan menerapkan teori linguistik, khususnya pendekatan secara pragmatis, yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dalam hal menambah khazanah perbendahaaraan kata, dan dapat menambah wawasan mengenai Wendungen atau ungkapan bahasa Jerman sekaligus mendapat sedikit gambaran tentang budaya hidup orang Jerman. Metode kualitatif deskriptif dalam penelitian ini dilakukan terutama dalam hubungan dengan data, yaitu pengumpulan data, analisis data, dan pemaparan hasil analisis. Tuturan-tuturan yang disampaikan dalam Ich liebe Deutsch berupa informasi terkini dan menggambarkan kehidupan masyarakat Jerman mulai dari anak remaja, orang tua, sampai lanjut usia, dan berhubungan langsung dengan kehidupan manusia setiap hari. Tuturan- tuturan tersebut menarik, karena sebagian besar disertai konteks, seperti hewan, manusia, atau benda, dan informasi tuturan yang jelas sehingga lebih memudahkan pembaca dalam memahami maksud penutur. Di samping itu, ada juga tuturan-tuturan yang memerlukan pemahaman dasar tentang budaya dari bahasa yang bersangkutan. Kata Kunci: praanggapan, Ich liebe Deutsch, Facebook 1. PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini semakin terasa pengaruhnya dalam kehidupan manusia. Salah satu contoh adalah penggunaan telepon selular. Kebanyakan masyarakat yang ada di dunia sudah menggunakan telepon cerdas (smartphone) dalam berkomunikasi dengan sesama, bahkan telepon pintar sudah sebagai suatu kebutuhan primer dibandingkan 10 tahun yang lalu, yang masih sebagai gaya hidup. Pengguna telepon seluler tidak hanya terbatas pada orang-orang

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PRAANGGAPAN DALAM “ICH LIEBE DEUTSCH” DI FACEBOOK

179

Louisa Rina MoningkaPraanggapan dalam “Ich Liebe Deutsch” di Facebook

PRAANGGAPAN DALAM “ICH LIEBE DEUTSCH” DI FACEBOOK

PRESUPPOSITION OF “ICH LIEBE DEUTSCH” IN FACEBOOK

Louisa Rina MoningkaFakultas Ilmu Budaya Unsrat Manado

Jalan Kampus Unsrat Bahu, Manado, Sulawesi UtaraPos-el: [email protected]

Abstract

The study of presumption in Ich Liebe Deutsch in Facebook deals with how presumptions in speeches expressed in Ich Liebe Deutsch in Facebook. The study is conducted to gain description presumption based on the speeches by applying linguistic theory, especially, pragmatical approach that is hoped to be useful for readers in increasing vocabularies of Germans, and enhancing knowledge on Wendungen or German’s expressions as well as to get some descriptions of culture/lifestyle of the Germans. The method of descriptive qualitative in the study is done especially in dealing with the data, such as collecting, analyzing, and presenting the result (of the analysis). Speeches expressed in Ich Liebe Deutsch is updated information and they describe the life of German society from adolescents, adults, to those of the old age, and they relate to their daily lives. Those speeches are interesting, due to most of them and clear information of speeches that enable readers to get the message (of the speaker). Besides, there are speeches that need basic understanding on the culture of the language.

Keywords: presumption, Ich liebe Deutsch, Facebook

Abstrak

Penelitian tentang praanggapan dalam Ich liebe Deutsch di Facebook mempermasalahkan bagaimana praanggapan dalam tuturan-tuturan yang disampaikan dalam Ich liebe Deutsch di Facebook. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh deskripsi tentang praanggapan dari tuturan-tuturan tersebut dengan menerapkan teori linguistik, khususnya pendekatan secara pragmatis, yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dalam hal menambah khazanah perbendahaaraan kata, dan dapat menambah wawasan mengenai Wendungen atau ungkapan bahasa Jerman sekaligus mendapat sedikit gambaran tentang budaya hidup orang Jerman. Metode kualitatif deskriptif dalam penelitian ini dilakukan terutama dalam hubungan dengan data, yaitu pengumpulan data, analisis data, dan pemaparan hasil analisis. Tuturan-tuturan yang disampaikan dalam Ich liebe Deutsch berupa informasi terkini dan menggambarkan kehidupan masyarakat Jerman mulai dari anak remaja, orang tua, sampai lanjut usia, dan berhubungan langsung dengan kehidupan manusia setiap hari. Tuturan-tuturan tersebut menarik, karena sebagian besar disertai konteks, seperti hewan, manusia, atau benda, dan informasi tuturan yang jelas sehingga lebih memudahkan pembaca dalam memahami maksud penutur. Di samping itu, ada juga tuturan-tuturan yang memerlukan pemahaman dasar tentang budaya dari bahasa yang bersangkutan.Kata Kunci: praanggapan, Ich liebe Deutsch, Facebook

1. PENDAHULUANPerkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi dewasa ini semakin terasa pengaruhnya dalam kehidupan manusia. Salah satu contoh adalah penggunaan telepon selular. Kebanyakan masyarakat yang ada di dunia

sudah menggunakan telepon cerdas (smartphone) dalam berkomunikasi dengan sesama, bahkan telepon pintar sudah sebagai suatu kebutuhan primer dibandingkan 10 tahun yang lalu, yang masih sebagai gaya hidup. Pengguna telepon seluler tidak hanya terbatas pada orang-orang

Page 2: PRAANGGAPAN DALAM “ICH LIEBE DEUTSCH” DI FACEBOOK

180

Kadera Bahasa Volume 8 No. 2 Edisi Agustus 2016

tertentu yang mungkin mempunyai materi yang berlebihan, tetapi sudah merambah mulai dari anak-anak SD sampai pada orang dewasa bahkan lanjut usia. Penggunaan telepon cerdas tidak hanya sebatas pada kegiatan berkomunikasi, tetapi sudah digunakan dalam melihat hal-hal yang terjadi di seluruh dunia dengan menggunakan internet. Pemakaian bahasa dalam berkomunikasi melalui telepon cerdas beranekaragam. Kita bisa menemukan berbagai bahasa yang ada di dunia selain bahasa Indonesia, seperti bahasa Inggris, Jerman, Belanda, Korea, dan sebagainya. Pengguna telepon cerdas mungkin saja kurang memahami makna tuturan yang tertulis atau yang disampaikan dalam akun-akun yang tersedia, seperti pada facebook, messenger, Whats App, dan lain-lain.

Seseorang yang sudah memahami ataupun mengerti sebuah bahasa tertentu belum menjamin bahwa orang tersebut paham atau mengerti maksud tuturan yang disampaikan. Dalam ilmu bahasa, ada bidang ilmu yang khusus membahas bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan dalam berkomunikasi. Bidang ilmu yang dimaksud adalah pragmatik. Pragmatik sebagaimana semantik menelaah makna-makna satuan lingual, semantik mempelajari makna secara internal atau makna yang bebas konteks dan pragmatik mempelajari makna secara eksternal atau makna yang terikat konteks (bandingkan Leech dalam Wijana, 2010:6, dan Chaer, 2010:23). Lebih spesifik dijelaskan oleh Purwo (1989) bahwa semantik adalah telaah mengenai makna kalimat (sentence) dan pragmatik adalah telaah mengenai makna tuturan (utterance).

Dalam pragmatik terdapat empat fenomena yang menjadi fokus kajian, yaitu (1) deiksis

(deixis), (2) praanggapan (presupposition), (3) tindak ujaran (speech acts), dan implikatur percakapan (conversational implicature) (Purwo, 1989:17).Terkait dengan judul penelitian, bidang praanggapan merupakan konsentrasi dalam penelitian ini. Praanggapan dipahami sebagai makna tambahan atau makna yang hanya tersirat, makna yang tidak dinyatakan dari pengucapan atau penulisan kalimat (bandingkan Nababan dalam Lubis 2011:61 dan Tallei 1988:22). Dengan demikian, penelitian tentang praanggapan ini diharapkan dapat menambah khasanah perbendaharaan kata dan dapat memperoleh wawasan tentang Wendungen atau ungkapan bahasa Jerman serta mendapat sedikit gambaran tentang budaya hidup orang Jerman.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana praanggapan dalam tuturan Ich liebe Deutsch di Facebook. Adapun tujuannya adalah untuk memperoleh deskripsi mengenai praanggapan atau makna tuturan Ich liebe Deutsch dalam Facebook.

Sejauh ini, penelitian menyangkut praanggapan sudah banyak dilakukan, di antaranya penelitian yang dilakukan oleh Wahyu (2015) tentang ”Analisis Praanggapan Pernyataan Humor dalam Stand Up Comedy Indonesia”. Hasilnya menunjukkan bahwa dari beberapa jenis praanggapan yang ada, terdapat dua praanggapan yang muncul paling banyak, yaitu eksistensial dan leksikal. Penelitian mengenai “Pemakaian Praanggapan pada Tuturan Wisatawan Asing dalam Berinteraksi dengan Penduduk Setempat di Ubud Bali” yang dilakukan oleh Siahaan (2015) menunjukkan bahwa ditemukan tujuh jenis praanggapan. Yang muncul paling banyak adalah praanggapan struktural. Ditemukan juga pola pemakaian

Page 3: PRAANGGAPAN DALAM “ICH LIEBE DEUTSCH” DI FACEBOOK

181

Louisa Rina MoningkaPraanggapan dalam “Ich Liebe Deutsch” di Facebook

praanggapan dari ketiga variabel, yaitu praanggapan struktural, diikuti praanggapan eksistensial, kemudian praanggapan leksikal. Ambarita (2012) melakukan penelitian tentang “Praanggapan dalam Karikatur Harian Kompas”. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat dua jenis presuposisi, yaitu presuposisi struktural dan presuposisi faktif. Pembuatan karikatur bertujuan menyindir dengan tema korupsi. Dari penelitian-penelitian yang sudah dilakukan, penelitian tentang Praanggapan dalam Ich liebe Deutsch di Facebook sejauh ini belum pernah dilakukan.

Sebagai landasan dalam menganalisis praanggapan dalam tuturan Ich liebe Deutsch di Facebook, maka pendapat beberapa ahli berikut ini akan dijadikan sebagai payung penelitian, seperti pendapat Purwo (dalam Chaer, 2010:24 ) yang mengatakan bahwa pragmatik adalah telaah mengenai hubungan antara lambang dengan penafsiran. Yang dimaksud dengan lambang di sini adalah satuan ujaran, apakah berupa satu kalimat atau lebih yang membawa pengertian seperti yang dimaksud oleh penutur atau mitra tutur. Dalam hubungan dengan praanggapan, Nababan (dalam Lubis, 2011:61) mengatakan bahwa selain makna yang dinyatakan dengan pengucapan atau penulisan kalimat itu, turut serta tambahan makna yang tidak dinyatakan, tetapi tersirat dari pengucapan itu atau penulisan kalimat itu. Makna yang tersirat atau tambahan makna itu kita peroleh melalui kegiatan berbahasa yang dalam ilmu bahasa disebut praanggapan (presupposition). Selanjutnya, Tallei (1988:22) mengatakan bahwa dalam setiap percakapan selalu digunakan tingkat-tingkat komunikasi yang implisit atau praanggapan. Jika suatu kalimat diucapkan, selain dari makna yang dinyatakan

dengan pengucapan atau penulisan kalimat itu, turut serta tambahan makna yang tidak dinyatakan, tetapi tersiratkan dari pengucapan kalimat itu Nababan (dalam Lubis 2011:61). Selanjutnya, dikatakannya bahwa praanggapan (presupposition) ini berasal dari perdebatan dalam ilmu filsafat, khususnya tentang hakikat rujukan (apa-apa, benda/keadaan, dan sebagainya) yang dirujuk atau ditunjuk oleh kata, frasa, atau kalimat, dan ungkapan-ungkapan rujukan. Pernyataan ini dipertegas oleh Yule (2006:46) yang mengatakan bahwa praanggapan sudah diasosiasikan dengan pemakaiaan sejumlah besar kata, frasa, dan struktur.

Penelitian ini menggunakan pendekatan pragmatis dengan metode kualitatif deskriptif yang digunakan untuk pengumpulan data, analisis data, dan pemaparan hasil penelitian. Data untuk kebutuhan analisis sedapat mungkin dipaparkan sebagaimana data faktual. Data dikumpulkan dengan teknik catat yang diambil dari Facebook yang dikirim oleh Ich liebe Deutsch pada bulan Juli sampai dengan bulan September 2016. Data tersebut berupa data bahasa Jerman. Data kemudian dianalisis berdasarkan pendapat para ahli pada landasan teori dengan memperhitungkan konteks bagi data yang disertai dengan konteks atau pun hanya informasi yang ada. Dalam menganalisis data, di samping menyesuaikan konteks juga memperhitungkan budaya bahasa yang diteliti.

2. PEMBAHASAN Praanggapan dalam Ich liebe Deutsch di

Facebook

Data-data untuk kebutuhan analisis diambil dari kiriman Ich liebe Deutsch dalam Facebook. Berhubung banyaknya data yang tersedia, maka hanya dipilih data- data yang menurut penilaian

Page 4: PRAANGGAPAN DALAM “ICH LIEBE DEUTSCH” DI FACEBOOK

182

Kadera Bahasa Volume 8 No. 2 Edisi Agustus 2016

penulis menarik dan disertai dengan konteks, meskipun ada data yang tidak disertai konteks dan hanya informasi yang ada, tetapi dapat dimengerti maksudnya. Untuk menganalisis data penulis berpedoman pada pemikiran beberapa ahli yang memberi batasan tentang praanggapan (presupposition) sebagai tuturan yang terikat konteks, seperti situasi, pembicara, lokasi, dan lain-lain. Selain itu, makna yang dipraanggapkan adalah makna yang tidak dinyatakan dalam kalimat, tetapi tersirat dari kalimat itu. Penyajian data dibuat sedapat mungkin mengikuti bentuk penulisan aslinya. Dalam analisis diikutsertakan juga konteks yang ada untuk lebih memudahkan dalam mempraanggapkan makna tuturan, bilamana memungkinkan. Berikut ini adalah tuturan-tututuran yang diperoleh dari kiriman Ich liebe Deutsch di Facebook:

1. “Was ist das beste an einem Sonntag?”“Das Sofa”‘Apa yang terbaik pada hari Minggu? ‘Sofa’

Konteks: Seekor anjing memakai mahkota di kepalanya berbaring di atas sofa.Yang dipraanggapkan (presupposed) pada tuturan nomor (1) adalah bahwa sofa menunjuk pada suatu tempat yang dapat memberikan kenyamanan dan hari Minggu merupakan hari libur bagi masyarakat Jerman, tidak harus pergi ke tempat kerja sehingga boleh bersenang-senang atau beristirahat.

2. Es wird gegessen, was auf den Tisch kommt – Basta!‘Dimakan’‘apa yang ada di meja - Habis!’

Konteks: Seekor kucing duduk di meja makan menghadap piring yang di atasnya ada sebuah sosis. Di samping piring ada segelas susu dan

sebuah pisau. Kucing tersebut memegang sebuah garpu.

Pada tuturan nomor (2) dipraanggapkan bahwa bagi masyarakat Jerman memahami bahwa makanan yang sudah disajikan di atas meja harus dimakan dan tidak boleh hanya dibiarkan. Dapat juga dipraanggapkan bahwa makanan tidak boleh dibiarkan di atas meja secara terbuka apabila ada hewan (kucing).

3. Wo ein Wille istIst auch ein Weg‘Di mana ada kemauan’Juga ada jalan’

Konteks: Seekor kucing berusaha menggapai makanan dari jarak yang jauh, yaitu naikke atas kursi dan berusaha memakan makanan yang tidak dapat ia jangkau dari lantai.Contoh tuturan nomor (3) dipraanggapkan bahwa diharapkan kepada masyarakat Jerman supaya optimis dalam mengerjakan sesuatu yang sudah direncanakan walaupun harus menghadapi tantangan.

4. Wenn meine Frau anruft,Vibriert mein Handy nicht.Es zittert vor Angst! ‘Jika istri saya menelepon,telepon genggamku tidak bergetar,tetapi saya menggigil ketakutan.’

Konteks: InformasiYang dipraanggapkan pada tuturan nomor (4) adalah bagi sebagian suami Jerman mengetahui bahwa bilamana istrinya menelepon berarti istrinya sudah marah.

5. Guck Mal.Da is’ nTOTERVogel ! Wo ?‘Lihat.Di sini ada

Page 5: PRAANGGAPAN DALAM “ICH LIEBE DEUTSCH” DI FACEBOOK

183

Louisa Rina MoningkaPraanggapan dalam “Ich Liebe Deutsch” di Facebook

korban pembunuhanBurung! Di mana ?’

Konteks: Sepasang suami istri berjalan sambil menarik seekor kucing dengan tali dan di tengah jalan terdapat seekor burung terbunuh.Tuturan nomor (5) dipraanggapkan bahwa pembantaian atau pembunuhan hewan sampai saat ini masih terjadi di mana-mana. Itu berarti masyarakat Jerman sangat peduli dengan kelestarian satwa yang ada.

6. ,,VERZEIHEN SIE, ICH SUCHE DEN BAHNHOF.’’,,ICH VERZEIH IHNEN, SUCHEN SIE RUHIG.’’‘Maaf, saya mencari stasiun kereta api’‘Saya minta maaf, carilah dahulu dengan perlahan-lahan’

Konteks: Informasi Yang dipraanggapkan pada tuturan nomor (6) ini adalah orang yang dimintai informasi tentang di mana letak stasiun kereta api, sebenarnya menolak secara halus untuk memberitahukannya. Masyarakat Jerman menginginkan untuk berusaha dahulu, baru meminta bantuan apabila tidak mendapat solusinya.

7. SIND SIE- WACH- MOTIVIERT

S C H W A R Z E R K A F F E E - GUT GELAUNT - AUSGESCHLAFEN

‘Apakah Anda‘terjaga/tidak dapat tidur’ ‘bersemangat’

K O P I H I T A M ‘merasa senang’ ‘tidur neyenyak’ (lama)Konteks: InformasiYang dipraanggapkan pada tuturan nomor (7) ini adalah bagi masyarakat Jerman, ketika orang

mengonsumsi kopi hitam maka orang tersebut dapat merasakan susah tidur atau bersemangat atau merasa senang atau tertidur lama.

8. HUND?Ich hab keinen Hund gesehen!‘Anjing?Saya tidak melihat anjing!’

Konteks: Seekor kucing duduk di atas seekor anjing- yang tertidur di sofa – dengan beralaskan sebuah bantal.Pada contoh tuturan nomor (8) dipraanggapkan bahwa bagi masyarakat Jerman seseorang dapat saja dengan sengaja menyembunyikan orang lain meskipun ada yang mencarinya. Perbuatan seperti ini dipahami sebagai tindakan untuk menyelamatkan.

9. Achtung, VerwechslungsgefahrBarela Oberkel VS Angarack Merama‘Perhatian, Bahaya penukaranBarela Oberkel VS ‘Angarack Merama’

Konteks: Wajah pada foto Angela Merkel diganti dengan wajah Barack Obama, demikian juga sebaliknya. Wajah pada foto Barack Obama diganti dengan wajah Angela Merkel.Yang dipraanggapkan pada tuturan nomor (9) ini adalah Barack Obama dan Angela Merkel sebagai dua pemimpin pada dua negara yang berbeda, yaitu Barack Obama sebagai Presiden Amerika Serikat dan Angela Merkel sebagai Kanselir Jerman. Mereka mempunyai pemikiran dan kebijakan yang berbeda. Oleh karena itu, mereka tidak dapat dipertukarkan. Selain itu, dapat juga dipraanggapkan bahwa dalam menyebut nama orang tidak boleh salah karena dapat berakibat fatal atau ada konsekuensinya.

Page 6: PRAANGGAPAN DALAM “ICH LIEBE DEUTSCH” DI FACEBOOK

184

Kadera Bahasa Volume 8 No. 2 Edisi Agustus 2016

10. Sonderangebot1 Pizza bestellen2 bezahlen

‘Penawaran khususPesan 1 PizzaBayar 2’

Konteks: InformasiTuturan nomor (10) dipraanggapkan bahwa apabila seseorang ingin membeli satu pizza ditawarkan untuk membayar dua Pizza dengan maksud satu pizza akan disumbangkan bagi orang-orang yang kurang mampu yang akan berkunjung ke toko penjual pizza dimaksud. Menjadi kebiasaan di negara Jerman bahwa nota pembayaran pizza yang disumbangkan dilekatkan di dinding toko. Orang yang merasa diri kurang mampu mengambil nota tersebut sebagai bukti pembayaran.

11. Folgen Sie dem MädchenMit der roten Kappe...‘Ikuti gadis ituDengan peci merah....’

Konteks: Wajah seekor kucing di kaca spion dengan mata terbelalak.Yang dipraanggapkan pada tuturan nomor (11) adalah bagi masyarakat Jerman sangat penting mencari tahu tentang identitas seseorang dan apa kegiatannya sehari-hari.

12. Fass mein Bier anUnd du stirbst!‘Sentuh bir sayaDan kau mati!’

Konteks: Seekor anjing yang duduk menghadap sebuah gelas yang berisi bir setengah gelas. Pada tuturan nomor (12) dipraanggapkan bahwa bagi masyarakat Jerman tidak diperbolehkan atau dilarang mengambil milik orang lain yang bukan kepunyaan sendiri karena nanti ada akibatnya.

13. NAME ? CARNETZKY..... WIE SCHREIBENZUERST EIN “S” SIE SICH? DANN EIN “I” UND ZUM SCHLUSS EIN “CH” !‘Nama? ‘Carnetzky.....Bagaimana menuliskannya? Pertama satu “S” lalu satu “i” dan ‘terakhir satu “ch”!’Konteks: Seorang polisi memegang secarik kertas dan sebuah pena berdiri berhadapan dengan seorang pria. Tuturan nomor (13) ini dipraanggapkan bahwa bagi polisi Jerman yang menanyakan nama seseorang, mungkin saja sudah mengetahui dengan benar nama orang yang ditanya, hanya saja mungkin polisi tersebut mengharapkan kejelasan atau ketepatan nama atau mungkin ada nama lainnya.

14. Zahne verlieren in.......3.. 2.. 1..‘Gigi-gigi hilang dalam hitungan.....’3.. 2.. 1..

Konteks: Seorang pria bersama seekor anjing yang dirantai dengan sebuah tali dan menggantungkan tali pengikat anjing tersebut di mulutnya (gigi) sambil berjongkok mengikat tali cepatu di tengah jalan.Yang dipraanggapkan pada tuturan nomor (14) adalah bahwa mungkin kebiasaan bagi sebagian masyarakat Jerman tidak memperhatikan organ-organ tubuh, seperti gigi yang seharusnya dirawat dan tidak boleh dimanfaatkan untuk hal-hal yang tidak tepat karena organ-organ tubuh ini sangat sensitif, dapat rusak atau terlepas.

15. ICH WERDE NIE WIEDERSO VIEL ESSEN‘Saya tidak akan pernah lagimakan banyak’

Page 7: PRAANGGAPAN DALAM “ICH LIEBE DEUTSCH” DI FACEBOOK

185

Louisa Rina MoningkaPraanggapan dalam “Ich Liebe Deutsch” di Facebook

Konteks: Seekor kucing tergeletak di atas kursi dan tertidur lelap.Pada tuturan nomor (15) dipraanggapkan bahwa ada sebagian masyarakat Jerman yang mengkonsumsi makanan secara berlebihan. Akibatnya, apabila makan berlebihan akan berakibat fatal atau ada efeknya. Oleh karena itu, makanlah sesuai aturan.

16. Modernes Teenager-MadchenGewicht : 45 KgMitschminke : 48 KgMitkleidung : 48, 03 Kg

‘ Gadis - umur belasan tahun yang modern Berat : 45 Kg Dengan asesoris : 48 Kg Dengan pakaian : 48, 03 Kg’

Konteks: InformasiTuturan nomor (16) dipraanggapkan bahwa pada umumnya seorang gadis normal Jerman yang berumur belasan tahun memiliki berat badan 45 Kg. Akan tetapi, dewasa ini para gadis Jerman umur belasan tahun cenderung mengenakan banyak asesoris, sementara pakaiannya pendek, terbuka, dan tipis.

17. TEE IST IMMER EINE GUTE IDEE‘Teh selalu merupakan suatuide yang baik’

Konteks: Seorang gadis memegang sebuah cangkir yang berisi teh dengan kantung teh.Yang dipraanggapkan pada tuturan nomor (17) adalah minum teh merupakan suatu kebiasaan bagi masyarakat Jerman. Seseorang yang sudah capai karena banyak bekerja, sebaiknya meminum teh, karena dengan minum secangkir teh disinyalir dapat menghilangkan keletihan sehingga dapat berpikir dengan baik.

18. Wenn man wütend auf jemanden ist, hilft es

oft, sich einfach kurz hinzusetzen und über das Problem nachzudenken‘Apabila marah pada seseorang, dapat diatasi dengan duduk sejenak supaya dapat berpikir mencari solusi’

Konteks: Seekor anjing duduk menindih seekor anjing yang lain.Tuturan nomor (18) dipraanggapkan bahwa setiap orang pasti pernah marah terhadap orang lain, tidak terkecuali bagi masyarakat Jerman. Oleh karena itu, dalam menghadapi kemarahan orang lain sebaiknya jangan emosi, tetapi hadapilah dengan tenang atau dengan kepala dingin, kemudian duduklah bersama untuk mencari solusinya.

19. CHUCK NORIS HAT BEREITSALLE POKEMON GEFANGEN ... PER FESTNETZ

‘Chuck Noris sudah menangkap semua Pokemon dengan jaring/jala yang kuat’Konteks: Seorang pria dewasa sedang menelepon seseorang.Yang dipraanggapkan pada tuturan nomor (19) adalah permainan pencarian Pokemon terjadi di seluruh dunia pun di Jerman. Permainan pencarian Pokemon harus dihentikan karena sudah dilarang dan sudah banyak yang menjadi korban.

20. Ich mӧchte in einerWelt aufwachen, in der ich weiterschlafen kann. ‘Saya ingin terlahir di suatu dunia, tempat saya dapat tidur terus’

Konteks: InformasiTuturan nomor (20) dipraanggapkan bahwa

Page 8: PRAANGGAPAN DALAM “ICH LIEBE DEUTSCH” DI FACEBOOK

186

Kadera Bahasa Volume 8 No. 2 Edisi Agustus 2016

sebagian masyarakat Jerman juga ingin hidup di suatu tempat dengan suasana yang menyenangkan atau suasana yang dapat memberikan kenyamanan dan tanpa ada masalah atau kesusahan.

21. Wie es aussieht, musst du heuteWohl auf dem FuBboden schlafen....‘Bayangkan kalau hari ini kau harus tidur di lantai’

Konteks: Seekor kucing yang tidur di ranjang memakai bantal dan selimut.Pada tuturan nomor 21 dipraanggapkan bahwa bagi masyarakat Jerman dalam menjalani hidup harus ada perjuangan. Lebih baik mencegah daripada mengobati. Kerja keras harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan.

22. Ich sage was ICH denk Und

Nicht was Du hӧren willst!‘Saya mengatakan apa yang saya pikirkan

dan bukan apa yang Anda ingin dengar’Konteks: InformasiPada tuturan nomor (22) ini dipraanggapkan bahwa setiap orang tidak terkecuali orang Jerman yang ingin didengar orang pasti sesuatu yang menyenangkan. Akan tetapi, harus juga siap mendengar apa yang menjadi kenyataan, meskipun kurang menyenangkan.

23. LIEBE HEISST, FUREINANDER ZUSORGEN, AUCH WENNMAN WUTEND IST‘Cinta berarti, mempedulikan satu sama lain, walaupun dalam keadaan marah’

Konteks: Kakek dan nenek yang masing-masing duduk di pinggir sebuah bangku, sambil kakek memayungi nenek yang kedinginan.

Pada tuturan nomor (23) dipraanggapkan bahwa pasangan lansia Jerman, yaitu pasangan yang saling mencintai, meskipun berada dalam situasi marah, rasa peduli atau tanggung jawab terhadap pasangan tetap dijaga atau diperlihatkan.

24. ABITUR 2017: Peter hat 4Pokemon in 3 StundenGefangen undmusste dafür eineStrecke von 7KM zurucklegenBerechneden AKKU seines IPHONES.

‘Ujian Akhir SLA 2017 :Peter menangkap 4 Pokeman dalam 3 jam dan harus menempuh jarak 7 km. hitunglah AKKU (baterei) dari ponsel’

Konteks: Terdapat beberapa buku yang tersusun di atas meja dan di atasnya ada sebuah apel.

Tuturan nomor (24) ini dipraanggapkan bahwa penyelesaian soal ujian akhir murid SLA Jerman tahun 2017 nanti akan diukur atau ditentukan oleh kompetensi atau kemampuan murid itu sendiri.

25. Ich war heute 28 mal GassiIch hasse Pokemon Go!‘Hari ini saya sudah 28 kali masuk lorongSaya benci Pokemon Go!’

Konteks: Seekor anjing tidur di lantai kecapaian.Yang dipraanggapkan pada tuturan nomor (25) adalah permainan pencarian Pokemon juga disegani di Jerman. Permainan ini hendaknya dihentikan karena merupakan pekerjaan yang tidak berguna dan dapat memberi dampak yang negatif.

Page 9: PRAANGGAPAN DALAM “ICH LIEBE DEUTSCH” DI FACEBOOK

187

Louisa Rina MoningkaPraanggapan dalam “Ich Liebe Deutsch” di Facebook

3. SIMPULAN Dari penelitian yang sudah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa tuturan-tuturan yang dikirim oleh Ich liebe Deutsch di Facebook menarik karena sebagian besar dilengkapi dengan gambar, seperti hewan, manusia, benda, dan informasi yang jelas sehingga dapat memudahkan pembaca dalam memahami maksud penutur. Berdasarkan metode kualitatif, deskriptif dilakukan pengumpulan data, analisis data, dan pemaparan hasil analisis. Dengan demikian, perolehan deskripsi tentang praanggapan dari tuturan-tuturan tersebut dengan menerapkan teori linguistik, khususnya pendekatan secara pragmatis, diperoleh hasil bahwa tuturan-tuturan yang disampaikan oleh Ich liebe Deutsch di Facebook pada umumnya berupa informasi terkini dan menggambarkan kehidupan orang Jerman mulai dari anak remaja, orang tua, sampai lanjut usia, dan pada umumnya berhubungan langsung dengan kehidupan manusia setiap hari. Di samping itu, diperlukan juga pengetahuan dasar akan budaya bahasa yang bersangkutan dalam menentukan makna tuturan.

DAFTAR PUSTAKAAmbarita, H.N. 2012. “Praanggapan dalam

Bahasa Karikatur Harian Kompas.” Skripsi. Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Chaer, A. 2010. Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta.

Lubis, A.H.H. 2010. Analisis Wacana Pragmatik. Bandung: Angkasa.

Meibauer, J. 2008. Pragmatik: Eine Einfuhrung. Tubingen: Stauffenburg-Verlag.

Purwo, B.K. 1989. Pragmatik dan Pengajaran Bahasa. Jakarta: Kanisius.

Siahaan, L. 2015. “Pemakaian Praanggapan pada Tuturan Wisatawan Asing dalam Berinteraksi dengan Penduduk Setempat di Ubud Bali”. Tesis. Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tallei, 1988. Analisis Wacana. Suatu Pengantar. Manado: CV Bina Patra.

Verhaar, J.W.M. 2012. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: UGM.

Wahyu, W.L. 2015. “Analisis Praanggapan Pernyataan Humor dalam Stand Up Comedy Indonesia”. Tesis. Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Wijana, I.D.P. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi.

Wijana, I D.P. dan Rohmadi, M. 2010. Analisis Wacana Pragmatik: Kajian Teori & Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka.

Yule, G. 1988. Pragmatik. Terjemahan Indah Fajar Wahyuni 2006. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.