pr referat risma

13
1. Karakteristik Low Back Pain (LBP) dibagi dalam beberapa kelompok: 1. LBP Viserogenik. Disebabkan oleh adanya proses patologik di ginjal atau visera didaerah pelvis, serta tumor retroperitoneal. Nyeri yang dirasakan tidak bertambah berat dengan aktivitas tubuh, juga tidak berkurang dengan istirahat. Penderita LBP viserogenik yang mengalami nyeri hebat akan selalu menggeliat untuk mengurangi nyeri, sedang penderita LBP spondilogenik akan lebih memilih berbaring diam dalam posisi tertentu untuk menghilangkan nyerinya. 2. LBP Vaskulogenik. Aneurisma atau penyakit vaskuler perifer dapat menimbulkan nyeri punggung atau nyeri menyerupai iskialgia. Insufisiensi arteria glutealis superior dapat menimbulkan nyeri di daerah bokong, yang makin memberat saat jalan dan mereda saat berdiri. Nyeri dapat menjalar ke bawah sehingga sangat mirip dengan iskialgia, tetapi rasa nyeri ini tidak terpengaruh oleh presipitasi tertentu misalnya: membungkuk, mengangkat benda berat yang mana dapat menimbulkan tekanan sepanjang columna vertebralis. Klaudikatio intermitten nyerinya menyerupai iskialgia yang disebabkan oleh iritasi radiks. 3. LBP Neurogenik.

Upload: risma-kurniasih

Post on 05-Feb-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

home workdegenerative disc disease

TRANSCRIPT

Page 1: Pr Referat Risma

1.

Karakteristik Low Back Pain (LBP) dibagi dalam beberapa kelompok:

1. LBP Viserogenik.

Disebabkan oleh adanya proses patologik di ginjal atau visera didaerah pelvis,

serta tumor retroperitoneal. Nyeri yang dirasakan tidak bertambah berat dengan aktivitas

tubuh, juga tidak berkurang dengan istirahat. Penderita LBP viserogenik yang mengalami

nyeri hebat akan selalu menggeliat untuk mengurangi nyeri, sedang penderita LBP

spondilogenik akan lebih memilih berbaring diam dalam posisi tertentu untuk

menghilangkan nyerinya.

2. LBP Vaskulogenik.

Aneurisma atau penyakit vaskuler perifer dapat menimbulkan nyeri punggung

atau nyeri menyerupai iskialgia. Insufisiensi arteria glutealis superior dapat menimbulkan

nyeri di daerah bokong, yang makin memberat saat jalan dan mereda saat berdiri. Nyeri

dapat menjalar ke bawah sehingga sangat mirip dengan iskialgia, tetapi rasa nyeri ini

tidak terpengaruh oleh presipitasi tertentu misalnya: membungkuk, mengangkat benda

berat yang mana dapat menimbulkan tekanan sepanjang columna vertebralis. Klaudikatio

intermitten nyerinya menyerupai iskialgia yang disebabkan oleh iritasi radiks.

3. LBP Neurogenik.

Keadaan neurogenik pada saraf yang dapat menyebabkan nyeri punggung bawah

pada:

a. Neoplasma:

Rasa nyeri timbul lebih awal dibanding gangguan motorik, sensibilitas dan

vegetatif. Rasa nyeri sering timbul pada waktu sedang tidur sehingga

membangunkan penderita. Rasa nyeri berkurang bila penderita berjalan.

b. Araknoiditis:

Pada keadaan ini terjadi perlengketan – perlengketan. Nyeri timbul bila

terjadi penjepitan terhadap radiks oleh perlengketan tersebut

c. Stenosis canalis spinalis:

Page 2: Pr Referat Risma

Penyempitan canalis spinalis disebabkan oleh proses degenerasi discus

intervertebralis dan biasanya disertai ligamentum flavum. Gejala klinis timbulnya

gejala claudicatio intermitten disertai rasa kesemutan dan nyeri tetap ada

walaupun penderita istirahat.

4. LBP Spondilogenik.

Nyeri yang disebabkan oleh berbagai proses patologik di columna vertebralis

yang terdiri dari osteogenik, diskogenik, miogenik dan proses patologik di artikulatio

sacro iliaka.

a. LBP osteogenik, sering disebabkan Radang atau infeksi misalnya osteomielitis

vertebral dan spondilitis tuberculosa. Trauma yang dapat mengakibatkan fraktur

maupun spondilolistesis. Keganasan, kongenital misalnya scoliosis lumbal, nyeri

yang timbul disebabkan oleh iritasi dan peradangan selaput artikulasi posterior

satu sisi. Metabolik misalnya osteoporosis, osteofibrosis, alkaptonuria,

hipofosfatemia familial.

b. LBP diskogenik, disebabkan oleh :

i. Spondilosis:

Disebabkan oleh proses degenerasi yang progresif pada discus

intervertebralis, sehingga jarak antar vertebra menyempit, menyebabkan

timbulnya osteofit, penyempitan canalis spinalis dan foramen

intervertebrale dan iritasi persendian posterior. Rasa nyeri disebabkan oleh

terjadinya osteoarthritis dan tertekannya radiks oleh kantong duramater

yang mengakibatkan iskemi dan radang.

Gejala neurologik timbul karena gangguan pada radiks yaitu:

gangguan sensibilitas dan motorik (paresis, fasikulasi dan atrofi otot).

Nyeri akan bertambah apabila tekanan LCS dinaikkan dengan cara

penderita disuruh mengejan (percobaan valsava) atau dengan menekan

kedua vena jugularis (percobaan Naffziger).

ii. Hernia Nucleus Pulposus (HNP):

Adalah keadaan dimana nucleus pulposus keluar menonjol untuk

kemudian menekan kearah canalis spinalis melalui annulus fibrosus yang

Page 3: Pr Referat Risma

robek. Dasar terjadinya HNP yaitu degenerasi discus intervertebralis. Pada

umumnya HNP didahului oleh aktivitas yang berlebihan misalnya

mengangkat benda berat, mendorong barang berat. HNP lebih banyak

dialami oleh laki – laki dibanding wanita. Gejala pertama yang timbul

yaitu rasa nyeri di punggung bawah disertai nyeri di otot – otot sekitar lesi

dan nyeri tekan ditempat tersebut. Hal ini disebabkan oleh spasme otot –

otot tersebut dan spasme ini menyebabkan berkurangnya lordosis lumbal

dan terjadi scoliosis. HNP sentral menimbulkan paraparesis flaksid,

parestesia dan retensi urin.

HNP lateral kebanyakan terjadi pada Lumbal 5 – Sakral 1 dan

Lumbal 4 – Lumbal 5 pada HNP lateral Lumbal 5 – Sakral 1 rasa nyeri

terdapat dipunggung bawah, ditengah – tengah antara kedua bokong dan

betis, belakang tumit dan telapak kaki. Kekuatan ekstensi jari V kaki juga

berkurang dan reaksi achilles negative. Pada HNP lateral Lumbal 4 –

Lumbal 5 rasa nyeri dan nyeri tekan didapatkan di punggung bawah,

bagian lateral bokong, tungkai bawah bagian lateral, dan di dorsum pedis.

Kekuatan ekstensi ibu jari kaki berkurang dan refleks patella negative.

Sensibilitas pada dermatom yang sesuai dengan radiks yang terkena,

menurun. Pada tes lasegue akan dirasakan nyeri di sepanjang bagian

belakang. Percobaan valsava dan naffziger akan memberikan hasil positif.

iii. Spondilitis ankilosa:

Proses ini mulai dari sendi sakroiliaka yang kemudian menjalar

keatas, ke daerah leher. Gejala permulaan berupa rasa kaku dipunggung

bawah waktu bangun tidur dan hilang setelah mengadakan gerakan. Pada

foto roentgen terlihat gambaran yang mirip dengan ruas – ruas bamboo

sehingga disebut bamboo spine.

5. LBP Psikogenik:

Biasanya disebabkan oleh ketegangan jiwa atau kecemasan dan depresi atau

campuran keduanya. Pada anamnesis akan terungkap bahwa penderita mudah

tersinggung, sulit tidur atau mudah terbangun di malam hari tetapi akan sulit untuk tidur

Page 4: Pr Referat Risma

kembali, kurang tenang atau mudah terburu – buru tanpa alasan yang jelas, mudah

terkejut dengan suara yang cukup lirih, selalu merasa cemas atau khawatir, dan

sebagainya. Untuk dapat melakukan anamnesis ke arah psikogenik ini, di perlukan

kesebaran dan ketekunan, serta sikap serius diseling sedikit bercanda, dengan tujuan agar

penderita secara tidak disadari akan mau mengungkapkan segala permasalahan yang

sedang dihadapi.

6. LBP Miogenik. Dikarenakan oleh:

a. Ketegangan otot:

Sikap tegang yang berulang – ulang pada posisi yang sama akan

memendekkan otot yang akhirnya akan menimbulkan rasa nyeri. Rasa nyeri

timbul karena iskemia ringan pada jaringan otot, regangan yang berlebihan pada

perlekatan miofasial terhadap tulang, serta regangan pada kapsula.

b. Spasme otot atau kejang otot:

Disebabkan oleh gerakan yang tiba – tiba dimana jaringan otot

sebelumnya dalam kondisi yang tegang atau kaku atau kurang pemanasan.

Gejalanya yaitu adanya kontraksi otot yang disertai dengan nyeri yang hebat.

Setiap gerakan akan memperberat rasa nyeri sekaligus menambah kontraksi.

c. Defisiensi otot:

Yang dapat disebabkan oleh kurang latihan sebagai akibat dari mekanisasi

yang berlebihan, tirah baring yang terlalu lama maupun karena imobilisasi.

d. Otot yang hipersensitif:

Dapat menciptakan suatu daerah yang apabila dirangsang akan

menimbulkan rasa nyeri dan menjalar ke daerah tertentu.

Page 5: Pr Referat Risma

2.

Perbedaan Degenerative Disc Disease (DDD), Hernia Nucleus Pulposus (HNP), dan

Osteoporosis:

Patofisiologi Manifestasi Klinis

DDD - DDD adalah istilah umum yang

digunakan untuk menjelaskan

perubahan yang dapat terjadi di

sepanjang area tulang belakang; di

mana terjadi proses penuaan pada

diskus vertebralis, serta hilangnya

fleksibilitas dan kemampuannya

sebagai bantalan tulang belakang.

- Perubahan yang terkait dengan

pertambahan usia yaitu sebagai

berikut diskus mengering dan

menyusut, robekan kecil terjadi

pada annulus, ruang diskus semakin

mengecil, taji tulang tumbuh.

tekanan dari keempat hal yang

dijelaskan di atas, menyebabkan

ligamen dan sendi facet membesar

(hipertrofi) dikarenakan usaha

untuk kompensasi dan membagi

beban pada area yang lebih besar.

Pertumbuhan yang berlebihan ini

menyebabkan kanal tulang

belakang menyempit sehingga

menekan sumsum tulang belakang

dan saraf lalu menimbulkan rasa

sakit.

1. Nyeri dapat dirasakan pada punggung

bawah, bokong dan paha, atau leher,

tergantung di mana diskus yang

terkena, menjalar ke lengan dan

tangan. Biasanya, dimulai pada

punggung bawah, dan dapat dirasakan

di salah satu atau kedua kaki dan

bokong (sciatica). Sering

digambarkan sebagai nyeri tekanan

atau terbakar.

2. Posisi duduk biasanya menyebabkan

rasa sakit yang paling berat karena

dalam posisi ini diskus menopang

berat badan lebih banyak. Gerakan

seperti membungkuk atau memutar

biasanya membuat rasa sakit lebih

buruk, dan berbaring cenderung

mengurangi rasa sakit. Penderita

biasanya merasa lebih baik jika

berjalan atau berlari daripada duduk

atau berdiri terlalu lama.

HNP - HNP adalah suatu nyeri yang 1. Nyeri yang dapat terjadi pada bagian

Page 6: Pr Referat Risma

disebabkan oleh proses patologik di

kolumna vertebralis pada diskus

intervertebralis (diskogenik).

Herniasi dapat terjadi akibat trauma

atau stress fisik.

- Nukleus pulposus mengalami

herniasi melalui cincin konsentrik

annulus fibrosus yang robek.

Sebagian materi nukleus kemudian

menyusup keluar diskus dan masuk

ke kanalis spinalis. Yang

selanjutnya menekan akar saraf

ipsilateral pada tempat keluarnya

saraf dari kantong dura. Jepitan

saraf akan menampilkan gejala dan

tanda radikuler sesuai dengan

distribusi persarafannya.

spinal manapun: servikal, torakal,

lumbal; tergantung lokasi, kecepatan

perkembangan (akut/kronik), dan

pengaruh pada struktur sekitarnya.

2. Nyeri menyebar ke daerah pantat, betis

dan kaki. Nyeri diperparah jika batuk

dan saat duduk dalam jangka waktu

yang lama. Nyeri berkurang bila

istirahat berbaring.

3. Kejang otot, kelemahan pada otot atau

bagian atrophy.

4. Kesemutan atau rasa baal.

Osteoporosi

s

- Osteoporosis adalah penyakit

dengan sifat-sifat khas berupa

massa tulang yang rendah, disertai

perubahan mikroarsitektur tulang,

dan penurunan kualitas jaringan

tulang, yang pada akhirnya

menimbulkan akibat meningkatnya

kerapuhan tulang dengan risiko

terjadinya patah tulang.

- Berkurangnya massa tulang mulai

terjadi setelah usia 30 tahun, yang

akan makin bertambah setelah

diatas 40 tahun, dan akan

berlangsung terus dengan

1. Pada awalnya osteoporosis tidak

menimbulkan gejala, bahkan sampai

puluhan tahun tanpa keluhan.

2. Pada osteoporosis tahap lanjut timbul

gejala seperti patah tulang, punggung

yang semakin membungkuk, hilangnya

tinggi badan, dan nyeri punggung. Jika

kepadatan tulang sangat berkurang

sehingga tulang semakin hancur maka

timbul nyeri tulang dan kelainan

bentuk. Hancurnya tulang belakang

menyebabkan nyeri punggung

menahun.

3. Nyeri timbul secara tiba-tiba di daerah

Page 7: Pr Referat Risma

bertambahnya usia, sepanjang

hidupnya. Hal inilah yang

mengakibatkan terjadinya

penurunan massa tulang yang

berakibat pada osteoporosis

tertentu punggung, yang akan

bertambah nyeri jika penderita berdiri

atau berjalan.

3.

Page 8: Pr Referat Risma

Untuk mendapatkan gambaran MRI yang tepat dan akurat harus dipilih dan digunakan

parameter yang tepat juga, antara lain :

1. Kontras T1 (image anatomis) gambar dengan kontras T1 dipilih parameter T1 yaitu

dengan TR (repetition time) dan TE (echo time) yang pendek.

2. Kontras T2 (image pathologis) untuk mendapatkan gambaran dengan kontras T2 maka

dipilih parameter T2 yaitu dengan TR dan TE panjang.

3. Kontras proton density (image inter medicate) untuk mendapatkan gambaran dengan

kontras proton density dipilih parameter PD, yaitu TR panjang dan TE pendek

Sinyal pada gambaran MRI terbagi menjadi high atau low (terang atau gelap), tergantung

pada rangkaian pulsasi yang digunakan dan jenis jaringan di wilayah yang akan diperiksa.

Berikut adalah bagaimana jaringan tampak pada T1- atau T2-weighted image:

1. Dark pada T1-weighted image:

a. Meningkatnya kadar air, seperti pada edema, tumor, infark, peradangan, infeksi,

perdarahan (hiperakut atau kronis).

b. Rendahnya kepadatan proton dan kalsifikasi.

c. Aliran yang kosong.

2. Bright pada T1-weighted image:

a. Lemak

b. Subakut perdarahan

c. Melanin

d. Cairan kaya protein

e. Darah yang mengalir perlahan

f. Zat paramagnetik: gadolinium, mangan, tembaga

g. Kalsifikasi (jarang)

h. Laminar nekrosis infark serebral

3. Bright pada T2-weighted image:

a. Meningkatnya air, seperti pada edema, tumor, infark, peradangan, infeksi, koleksi

subdural.

b. Methemoglobin (ekstraseluler) di perdarahan subakut.

4. Dark pada T2-weighted image:

Page 9: Pr Referat Risma

a. Rendahnya kepadatan proton, kalsifikasi, jaringan fibrosa

b. Zat paramagnetik: deoxyhemoglobin, methemoglobin (intraseluler), besi, ferritin,

hemosiderin, melanin

c. Cairan kaya protein

d. Aliran yang kosong

Pada gambaran MRI Degenerative Disc Disease (DDD), hilangnya kadar air dan volume

nucleus pulposus menyebabkan fenomena “dark disc” yang biasanya terlihat pada urutan

magnetic resonance imaging (MRI) T2-weighted: