pr perubahan hormonal pada ibu hamil

Upload: akbar-wibriansyah

Post on 15-Oct-2015

33 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

endokrin, hamil,

TRANSCRIPT

PERUBAHAN HORMONAL PADA IBU HAMIL

Dari segi endokrinologi, maka kehamilan dibagi atas tiga masa, yaitu: Kehamilan Muda Masa ini ditandai oleh meningkatnya pembentukan hCG dan sel-sel trofoblas dan perubahan korpus luteum menjadi korpus luteum graviditatis. Korpus luteum graviditatis memproduksi estrogen dan progesteron. Kehamilan Pertengahan Triwulan Pertama Pada masa ini produksi hCG yang semula meningkat mulai menurun. Estrogen dan progesteron tidak dihasilkan lagi oleh korpus luteum graviditatis, melainkan oleh plasenta. Kehamilan Triwulan Kedua Dan Ketiga Pada masa ini plasenta menghasilkan steroid seks dalam jumlah yang sangat besar. Selain itu terjadi pula peningkatan sekresi hormon PRL dan hipofisis anterior. Plasenta juga membentuk human chorionic somatomammotropin (hCS), human placental lactogen (hPL), atau human chorionic thyrotropin (hCt). Pembentukan hCG meningkat pada awal kehamilan dan mencapai puncaknya pada han ke 50 hingga han ke 80 kehamilan. Hormon khorionik ini memicu sintesis steroid seks tidak hanya di korpus luteum, melainkan juga di plasenta. Jumlah progesteron yang dibentuk oleh plasenta mencapai 200 ng sehari atau lebih. Progesteron ini dapat dibuktikan dengan memeriksa - pregnandiol dalam urini 24 jam atau dalam serum secara teraradioimun (TRI). Pada pihak lain, produksi estrogen meningkat perlahan-lahan dan mencapai puncaknya pada akhir kehamilan. Kadar estrogen yang dibentuk oleh plasenta dapat mencapai 40 ng sehari. Telah dibuktikan bahwa kadar estradiol serum yang sangat tinggi dapat menunjukkan kemungkinan adanya kehamilan ganda, sedangkan kadar estradiol yang rendah menunjukkan adanya anensefalus atau gawat janin. Dalam kehamilan dijumpai pula peningkatan aktivitas adrenal. ini tampak dan peningkatan pengeluaran 1 7-ketosteroid dan 1 7-hidroksisteroid. Peningkatan kortikosteroid ini menimbulkan striae pada wanita hamil. Selain itu, berat kelenjar tiroid ternyata meningkat dalam kehamilan. Apakah sintesis hormonn ya juga meningkat, masih belum dapat dijelaskan. Telah diketahui di bawah pengaruh estrogen terjadi peningkatan kapasitas pengikatan jodium oleh protein plasma. Metabolisme tubuh juga meningkat dalam kehamilan. Beberapa perubahan terjadi sebagai berikut (Tabel 1).

Tabel 1. Perubahan Metabolisme Selama Kehamilan

Di bawah pengaruh steroid seks uterus bertambah besar. Pada kehamilan 36 minggu beratnya mencapai 1000 gram (20 kali lipat). Pembesaran uterus itu sementara dipicu oleh estrogen. Selain meningkatkan jumlah aktin dan miosin, estrogen juga meningkatkan membran potensial sel-sel otot tersebut. Progester on menyebabkan relaksasi otot-otot uterus. Relaksasi otot ini dibantu pula oleh enzim oksitosinase yang menginaktifkan hormon oksitosin. Selain progesteron dan estrogen, korpus luteum juga menghasilkan relaksin, suatu hormon polipeptida. Hormon ini menyebabkan relaksasi tulang-tulang panggul. Pembesaran payudara pada kehamilan dipengaruhi oleh steroid seks; dan pigmentasi puting susu disebabkan oleh pengaruh estrogen yang merangsang melanin.

Faktor-Faktor Hormonal datam KehamiLan Pada kehamilan, plasenta membentuk sejumlah besar human chorionic gonadotropin, estrogen, progesteron, dan human chorionic somatomammotropin, dengan tiga hormon yang pertama, dan mungkin juga yang keempat, semuanya penting pada kehamilan normal.

Human Chorionic Gonadotropin Menyebabkan Korpus Luteum Bertahan dan Mencegah Menstruasi

Dalam keadaan normal, menstruasi terjadi pada perempuan yang tidak hamil sekitar 14 hari setelah ovulasi, pada saat sebagian besar endometrium uterus terlepas dan dinding uterus dan dikeluarkan. Bila ini terjadi setelah ovum terimplantasi, kehamilan akan terhenti. Akan tetapi, hal ini dicegah oleh sekresi human chorionic gonadotropin dan jaringan embrionik yang baru terbentuk dengan cara sebagai berikut. Bersamaan dengan perkembangan sel-sel trofoblas dan sebuah ovum yang baru dibuahi, hormon human chorionic gonadotropin disekresi oleh sel-sel trofoblast sinsitial ke dalam cairan ibu, seperti tampak pada Gambar 1. Sekresi hormon ini mula-mula dapat diukur dalam darah 8 sampai 9 han setelah ovulasi, segera setelah blastokista berimplantasi di endometrium. Kemudian kecepatan sekresi meningkat dengan cepat dan mencapai maksimum pada kira-kira 10 sampai 12 han kehamilan dan menurun kembali sampai kadar yang lebih rendah pada selcitar 16 sampai 20 minggu. Keadaan ini terus berlanjut pada kb.r tinggi ini selama sisa masa kehamilan.

Gambar 1 Kecepatan sekresi estrogen dan progesteron, serta konsentrasi human chorionic gonadotropin pada berbagai stadium kehamilan.

Fungsi Human Chorionic Gonadotropin Human chorionic gonadotropin merupakan glikoprotein dengan berat molekul 39000 dan struktur molekul serta fungsi yang sama dengan hormon luteinisasi yang disekresi oleh kelenjar hipofisis. Sejauh mi, fungsinya yang terpenting adalah mencegah involusi korpus luteum pada akhir sikius seks bulanan perempuan. Bahkan, hormon ini menyebabkan korpus luteum menyekresi lebih banyak lagi hormon-hormon seksnyaprogesteron dan estrogen untuk beberapa bulan berikutnya. Hormon-hormon seks ini mencegah menstruasi dan menyebabkan endometrium terus tumbuh dan menyimpan sejumlah besar nutrien dan tidak dibuang menjadi darah menstruasi. Akibatnya, set-se! yang menyerupai desidua yang berkembang dalam endometrium selama sikius seks perempuan normal menjadi sel-set desidua sesungguhnyasangat membengkak dan banyak mengandung nutrisikira-kira pada saat blastokista berimplantasi. Di bawah pengaruh human chorionic gonadotropin, korpus luteum dalam ovarium ibu tumbuh menjadi kirak ira dua kali dan ukuran awalnya sekitar satu bulan atau Iebih setelah kehamilan dimulai. Estrogen dan progesteron yang terus-menerus disekresi mempertahankan sifat desidua endometrium uterus, yang diperlukan untuk perkembangan awal fetus. Bila korpus luteum dikeluarkan sebelum kirak ira minggu ketujuh kehamilan, biasanya hampir selalu terjadi abortus spontan, kadang-kadang bahkan sampai minggu ke-12. Setelah itu, plasenta menyekresi sejumlah progesteron dan estrogen yang cukup untuk mempertahankan kehamilan selama sisa periode kehamilan. Korpus luteum kemudian berinvolusi perlahan setelah minggu ke-13 sampai ke-17 kehamilan. Efek Human Chorionic Gonadotropin pada Testes Janin. Human chorionicgonadotropin juga menimbulkan efek perangsangan sel-sel interstisiat pada testes fetus lakil aki, sehingga mengakibatkan pembentukan testosteron pada fetus laki-laki sampal waktu lahir. Sekresi testosteron yang sedikit selama kehamilan inilah yang menyebabkan terbentuknya organ-organ seks laki-laki dan bukan organ-organ seks perempuan pada fetus. Mendekati akhir kehamilan, testosteron yang disekresi oleh testes fetus juga menyebabkan testes turun ke dalam skrotum.

Sekresi Estrogen oteh Plasenta Plasenta, seperti korpus luteum, menyekresi estrogen maupun progesteron. Penelitian histokimiawi dan fisiologis menunjukkan bahwa kedua hormon mi, seperti kebanyakan hormon plasenta yang lain, disekresi oleh sels el sinsitio trofoblas plasenta. Gambar 2 menunjukkan bahwa menjelang akhir kehamilan, pembentukan estrogen plasenta harian meningkat menjadi sekitar 30 kali kadar produksi estrogen ibu yang normal. Akan tetapi, sekresi estrogen oleh plasenta amat berbeda dan sekresi oleh ovarium. Hal yang paling penting, estrogen yang disekresi oleh plasenta tidak disintesis secara de novo dan zat-zat dasar dalam plasenta. Melainkan, estrogen hampirseluruhnya dibentuk dan senyawa steroid androgen, dehidroepiandrosteron dan 16-hidroksidehidroepiandrosteron yang dibentuk di kelenjar adrenal ibu dan juga di kelenjar adrenal fetus. Androgen yang lemah ini kemudian ditranspor oleh darah ke plasenta dan diubah oleh sel-sel trofoblas menjadi estradiol, estron, dan estriol. (Korteks kelenjar adrenal fetus sangat besar, dan kira-kira 80 persen terdiri atas apa yang disebut zona fetus, yang fungsi utamanya adalah menyekresi dehidroepiandrosteron selama kehamilan.)

Gambar 2 Maternal Unjonjugated Estrogen

Fungsi Estrogen Dalam Kehamilan. Hormon ini terutama berfungsi proliferatif pada sebagian besar organ reproduksi dan organ-organ terkait pada ibu. Selama kehamilan, jumlah estrogen yang sangat berlebihan menyebabkan (1) pembesaran uterus ibu, (2) pembesaran payudara dan pertumbuhan struktur duktus payudara ibu, serta (3) pembesaran genitalia eksterna perempuan. Estrogen juga merelaksasi ligamentum pelvis ibu, sehingga persendian sakroiliaka menjadi relatif lentur dan simfisis pubis menjadi elastis. Perubahan ini mempermudah perjalanan fetus melalul jalanlahit Banyak anggapan bahwa estrogen juga memengaruhi banyak aspek umum perkembangan fetus selama kehamilan, misalnya, memengaruhi kecepatan reproduksi sel pada embrio muda.

Sekresi Progesteron oLeh PLasenta Progesteron juga penting untuk berhasilnya kehamilan kenyataannya hormon ini sama pentingnya dengan estrogen. Selain disekresi dalam jumlah sedang oleh korpus luteum pada awal kehamilan, kelak disekresi dalam jumlah sangat banyak oleh plasenta, rata-rata meningkat sekitar 10 kali lipat selama kehamilan, seperti yang tampak pada Gambar 3.

Gambar 2 Kadar Progesterone Pada Kehamilan

Berbagai efek khusus progesteron yang penting untuk perkembangan kehamilan normal adalah sebagai berikut.1. Progesteron menyebabkan sel-sel desidua tumbuh di endometrium uterus, dan sel-sel ini berperan dalam nutrisi embrio muda. 2. Progesteron menurunkan kontraktilitas uterus gravid (pada kehamilan), sehingga mencegah kontraksi uterus yang menyebabkan abortus spontan. 3. Progesteron membantu perkembangan hasil konsepsi bahkan sebelum implantasi, karena progesteron secara khusus meningkatkan sekresi tuba fallopi dan uterus ibu untuk menyediakan bahan nutrisi yang sesuai untuk perkembangan morula (massa sferis terdiri atas 16 sampai 32 blastomer yang terbentuk sebelum blastula) dan blastokista. Juga dianggap bahwa progesteron memengaruhi pembe1aan sel pada awal perkembangan embrio. 4. Progesteron yang disekresi selama kehamilan membantu estrogen menyiapkan payudara ibu untuk laktasi, yang akan dibahas kemudian pada bab ini.

Human Chorionic Somatomammotropin Suatu hormon plasenta yang baru ditemukan disebut human chorionic somatomammotropin. Hormon ini merupakan protein dengan berat molekul sekitar 22.000 dan mulai disekresi oleh plasenta sekitar minggu kelima kehamilan. Sekresi hormon ini meningkat secara progresif sepanjang sisa masa kehamilan dan berbanding langsung dengan berat plasenta. Walaupun fungsi korionik somatomammotropin masih belum jelas, hormon ini disekresi dalam jumlah beberapa kali lebih besar daripada gabungan semua hormon-hormon kehamilan yang lain. Hormon ini mempunyai beberapa kemungkinan efek penting.Pertama, bila diberikan pada beberapa jenis hewan tingkat rendah yang berbeda, human chorionic somatomammotropin sedikitnya menyebabkan perkembangan sebagian payudara hewan dan pada beberapa keadaan menyebabkan Iaktasi. Oleh karena ini merupakan fungsi hormon tersebut yang pertama ditemukan, maka hormon ini mula-mula dinamai human placental lactogen dan diyakini mempunyai fungsi yang mirip dengan prolaktin. Akan tetapi, usaha untuk meningkatkan laktasi manusia dengan hormon ini tidak berhasil. Kedua, hormon ini mempunyai kerja yang lemah yang serupa dengan hormon pertumbuhan, menyebabkan pembentukan jaringan protein dengan cara yang sama seperti hormon pertumbuhan. Hormon ini juga mempunyai struktur kimia yang serupa dengan hormon pertumbuhan, tetapi dibutuhkan human chorionic somatomammotropin 100 kali lebih banyak daripada hormon pertumbuhan untuk meningkatkan pertumbuhan. Ketiga, human chorionic somatomammotropin menyebabkan penurunan sensitivitas insulin dan penurunan penggunaan glukosa pada ibu, sehingga membuat jumlah glukosa yang tersedia untuk fetus lebih banyak. Oleh karena glukosa merupakan zat utama yang dipakai fetus untuk memacu pertumbuhannya, maka kemungkinan pentingnya efek hormon ini menjadi jelas. Selanjutnya, hormon ini meningkatkan pelepasan asam lemak bebas dan cadangan lemak ibu, sehingga menyediakan sumber energi pengganti untuk metabolisme ibu selama kehamilan. Oleh karena itu, tampaknya human chorionic somatomamotropin merupakan hormon metabolik umum yang mempunyai implikasi nutrisi khusus untuk ibu maupun fetus.

Faktor-Faktor Hormonal Lain Dalam Kehamilan Hampir semua kelenjar endokrin nonseksual ibu juga bereaksi nyata pada kehamilan. Hal ini terutama akibat peningkatan beban metabolisme pada ibu tetapi juga, sampai taraf tertentu, akibat efek hormon plasenta pada kelenjar hipofisis dan kelenjar-kelenjar lain. Beberapa efek yang paling jelas adalah sebagai berikut. Sekresi Hipofisis. Kelenjar hipofisis anterior ibu membesar paling sedikit 50 persen selama kehamilan dan meningkatkan produksi kortikotropin, tirotropin, dan prolaktin. Sebaliknya, sekresi hormon perangsang folikel dan hormon luteinisasi dan hipofisis hampir secara total ditekan akibat efek inhibisi estrogen dan progesteron plasenta. Peningkatan Sekresi Kortikosteroid. Kecepatan sekresi glukokortikoid korteks adrenal meningkat sedang selama kehamilan. Kemungkinan glukokortikoid membantu mobiisasi asam-asam amino dan jaringan ibu sehingga dapat dipakai untuk sintesis jaringan fetus. Pada ibu hamil, sekresi aldosteron biasanya meningkat sekitar dua kali lipat, mencapai puncaknya pada akhir kehamilan. Keadaan in bersama dengan kerja estrogen. menyebabkan kecenderungan ibu hamil normal untuk mereabsorbsi kelebihan natrium dan tubulus ginjalnya, dan, dengan demikian, menahan cairan, yang kadang-kadang menimbulkan hipertensi yang dipicu kehamilan. Peningkatan Sekresi Kelenjar Tiroid. Kelenjar tiroid ibu biasanya membesar sampai 50 persen selama kehamilan dan meningkatkan produksi tiroksin dengan jumlah yang sesuai. Peningkatan pembentukan tiroksin disebabkan setidaknya sebagian oleh efek tirotropik human chorionic gonadotropin yang disekresi plasenta dan oleh sejumlah kecil hormon perangsang-tiroid khusus, human chorionic tyrotropin. yang juga disekresi oleh plasenta. Peningkatan Sekresi Kelenjar Paratiroid. Kelenjar paratiroid ibu biasanya juga membesar selama kehamilan; hal ini khususnya berlaku bila ibu menjalani diet rendah kalsium. Pembesaran kelenjar ini menyebabkan absorpsi kalsium dan tulang ibu, dengan demikian mempertahankan konsentrasi ion kalsium normal dalam cairan ekstraselular ibu, meskipun janin sedang mengambil kalsium untuk osifikasi tulang-tulangnya sendiri. Sekresi hormon paratiroid ini bahkan lebih intensif selama laktasi setelah kelahiran bayi, karena bayi yang tumbuh memerlukan kalsium berkali-kali lebih banyak daripada fetus. Sekresi Relaksin Oteh Ovarium Dan Plasenta. Suatu zat lain di samping estrogen dan progesteron, yaitu hormon yang disebut relaksin, disekresi oleh korpus luteum ovarium dan jaringan plasenta. Sekresinya ditingkatkan oleh rangsang dan human chorionic gonadotropin bersamaan dengan sekresi sejumlah besar estrogen dan progesteron oleh korpus luteum dan plasenta.

Respons Tubuh Ibu Terhadap Kehamilan

Reaksi yang paling nyata di antara berbagai reaksi ibu terhadap fetus dan terhadap hormon kehamilan yang berlebihan adalah peningkatan ukuran berbagai organ seks. Misalnya, uterus membesar dan kira-kira 50 gram sampai 1.100 gram, dan payudara membesar hampir dua kali ukurannya. Pada saat yang sama vagina membesar, dan introitus vagina membuka lebih lebar. juga, berbagai hormon dapat menyebabkan berbagai perubahan yang nyata pada penampilan perempuan yang hamil, kadang menyebabkan timbulnya edema, jerawat, dan penampilan maskulin atau akromegalik.

Penambahan Berat Badan Pada Ibu HamilPenambahan berat badan rata-rata selama kehamilan adalah sekitar 25 sampal 35 pon, dengan sebagian besar penambahan berat badan terjadi selama dua trimester terakhir. Dan kenaikan berat badan mi, sekitar 8 pon adalah fetus, dan 4 pon adalah cairan amnion, plasenta, dan selaput amnion. Uterus meningkat sekitar 3 pon, payudara 2 pon, serta masih tersisa peningkatan berat badan sekitar 8 sampai 18 pon. Sekitar 5 pon merupakan cairan tambahan dalam darah dan cairan ekstraselular, dan sisanya 3 sampai 13 pon pada umumnya merupakan kumpulan lemak. Cairan tambahan tersebut diekskresi ke dalam urine selama beberapa han pertama setelah persalinan, yaitu, setelah hilangnya hormon penahan-cairan dan plasenta.Selama kehamilan, seorang perempuan sering mengalami peningkatan nafsu makan yang sangat besar, sebagian disebabkan oleh pemindahan bahan-bahan makanan dan darah ibu ke fetus dan sebagian karena faktor hormonal. Tanpa pengaturan diet antenatal yang baik, penambahan berat badan ibu bisa mencapai 75 pon dibanding biasanya, sekitar 25 sampai 35 pon.

Metabolisme Selama Kehamilan Akibat peningkatan sekresi berbagai hormon selama kehamilan, termasuk tiroksin. hormon korteks adrenal, dan hormon-hormon seks, kecepatan metabolisme basal ibu hamil meningkat sekitar 15 persen selama paruh akhir kehamilan. Akibatnya, ibu hamil sering merasa kepanasan. Selain itu, karena beban ekstra yang dipikulnya, energi yang dikeluarkan untuk aktivitas otot menjadi lebih banyak dibandingkan normal.

Nutrisi Selama Kehamilan Sejauh ini, pertumbuhan fetus yang terbesar terjadi selama trimester akhir kehamilan; berat fetus bertambah hampir dua kali lipat selama 2 bulan terakhir kehamilan. Biasanya. ibu tidak mengabsorbsi cukup protein, kalsium, fosfat, dan besi dan dietnya selama bulan-bulari terakhir kehamilan untuk menyuplai kebutuhan ekstra fetus. Akan tetapi, untuk mengantisipasi kebutuhan tambahan tersebut, tubuh ibu sudah menyimpan zat-zat inisebagian di plasenta, tetapi sebagian besar di tempat penyimpanan normal ibu. Bila tidak ada elemen-elemen nutrisi yang cukup pada diet seorang ibu hamil, dapat terjadi sejumlah defisiensi pada ibu, terutama pada kalsium, fosfat, besi, dan vitamin. Contohnya, janin membutuhkan sekitar 375 mg besi untuk membentuk darahnya, dan ibu membutuhkan tambahan 600 mg untuk membentuk darah tambahan bagi dirinya sendiri. Simpanan besi bukan-hemoglobin normal pada ibu di luar kehamilan sering hanya 100 mg dan hampir tidak pernah lebih dan 700 mg. Oleh karena itu, tanpa besi yang cukup dalam makanannya, ibu hamil biasanya mengalami anemia hipokrom. Selain itu, penting bahwa ibu hamil mendapat vitn-fin D, karena meskipun jumlah total kalsium yang dipakai oleh janin sedikit, kalsium biasanya kurang diabsorpsi oleh saluran pencernaan ibu tanpa adanya vitamin D. Akhirnya, sesaat sebelum bayi lahir, vitamin K sering ditambahkan pada diet ibu sehingga bayi mempunyai cukup protrombin untuk mencegah perdarahan, terutama perdarahan otak akibat proses kelahiran. Referensi:

1. Gayton, Hall , Text Book Of Medical Physiology,12th Edition,Singapore, Elsevier ; 20142. Fritz, Marc A. Clinical Gynecologic Endocrinology And Infertility 8th Ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, A Wolters Kluwer ; 20113. Wiknjosastro, Hanifa, 2006, Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga, Jakarta : YBP-SP4. Wiknjosastro, Hanifa, 2006, Ilmu Kandungan, Edisi Ketiga, Jakarta : YBP-SP

1