pr kusta klasifikasi
TRANSCRIPT
-
8/12/2019 PR Kusta Klasifikasi
1/4
Klasifikasi
Setelah seseorang didiagnosis menderita kusta, maka untuk tahap selanjutnya harus
ditetapkan tipe atau klasifikasinya. Penyakit kusta dapat diklasifikasikan berdasarkan
manifestasi klinis (jumlah lesi, jumlah saraf yang terganggu), hasil pemeriksaan
bakteriologi, pemeriksaan histopatologi dan pemeriksaan imunologi.1,2,3,4,5,6
Klasifikasi bertujuan untuk:3
A. Menentukan rejimen pengobatan, prognosis dan komplikasi.
B. Perencanaan operasional, seperti menemukan pasien-pasien yang menularkan
dan memiliki nilai epidemiologi yang tinggi sebagai target utama
pengobatan.
C. Identifikasi pasien yang kemungkinan besar akan menderita cacat.
Terdapat banyak jenis klasifikasi penyakit kusta diantaranya adalah klasifikasi Madrid,
klasifikasi Ridley-Jopling, klasifikasi India dan klasifikasi menurut WHO.1,2,3,
A. Klasifikasi Internasional: klasifikasi Madrid (1953)
Pada klasifikasi ini penyakit kusta dibagi atasIndeterminate (I), Tuberculoid (T),
Borderline-Dimorphous (B),Lepromatous (L). Klasifikasi ini merupakan klasifikasi
paling sederhana berdasarkan manifestasi klinis, pemeriksaan bakteriologis, dan
pemeriksaan histopatologi, sesuai rekomendasi dariInternational Leprosy Association
di Madrid tahun 1953.2
B. Klasifikasi Ridley-Jopling (1966)
Pada klasifikasi ini penyakit kusta adalah suatu spektrum klinis mulai dari daya
kekebalan tubuhnya rendah pada suatu sisi sampai mereka yang memiliki kekebalan
yang tinggi terhadapM.leprae di sisi yang lainnya. Kekebalan seluler (cell mediated
imunity = CMI) seseorang yang akan menentukan apakah dia akan menderita kusta
apabila individu tersebut mendapat infeksiM.leprae dan tipe kusta yang akan
dideritanya pada spektrum penyakit kusta. Sistem klasifikasi ini banyak digunakan pada
penelitian penyakit kusta, karena bisa menjelaskan hubungan antara interaksi kuman
dengan respon imunologi seseorang, terutama respon imun seluler spesifik.1,3
Kelima tipe kusta menurut Ridley-Jopling adalah tipeLepromatous (LL), tipe
Borderline Lepromatous (BL), tipeMid-Borderline (BB), tipe Borderline Tuberculoid
(BT), dan tipe Tuberculoid (T).1,2,3,4,5,6
-
8/12/2019 PR Kusta Klasifikasi
2/4
C. Klasfikasi menurut WHO
Pada tahun 1982, WHO mengembangkan klasifikasi untuk memudahkan pengobatan di
lapangan. Dalam klasifikasi ini seluruh penderita kusta hanya dibagi menjadi 2 tipe
yaitu tipe Pausibasiler (PB) dan tipe Multibasiler (MB). Sampai saat ini Departemen
Kesehatan Indonesia menerapkan klasifikasi menurut WHO sebagai pedoman
pengobatan penderita kusta. Dasar dari klasifikasi ini berdasarkan manifestasi klinis dan
hasil pemeriksaan bakteriologi.4,5,6
Tabel 1. Pedoman utama dalam menentukan klasifikasi / tipe penyakit kusta menurut
WHO (1982)2
Tanda utama Pausibasiler (PB) Multibasiler (MB)
Bercak kusta. Jumlah 1 sampai dengan 5 Jumlah lebih dari 5
Penebalan saraf tepi yang
disertai dengan gangguan
fungsi (gangguan fungsi
bisa berupa kurang/mati
rasa atau kelemahan otot
yang dipersarafi oleh saraf
yang bersangkutan.
Hanya satu saraf Lebih dari satu saraf
Pemeriksaan bakteriologi. Tidak dijumpai basil tahan
asam (BTA negatif)
Dijumpai basil tahan asam
(BTA positif)
Tabel 2. Tanda lain yang dapat dipertimbangkan dalam penentuan klasifikasi menurut
WHO (1982) pada penderita kusta2
Kelainan kulit dan
hasil pemeriksaan
Pausibasiler (PB) Multibasiler (MB)
1. Bercak (makula) mati rasa
a. Ukuran Kecil dan besar Kecil-kecil
b. Distribusi Unilateral atau
bilateral asimetris
Bilateral simetris
c. Konsistensi Kering dan kasar Halus, berkilat
-
8/12/2019 PR Kusta Klasifikasi
3/4
d. Batas Tegas Kurang tegas
e. Kehilangan rasa
pada bercak
Selalu ada dan tegas Biasanya tidak jelas, jika ada, terjadi
pada yang sudah lanjut
f. Kehilangan
kemampuan
berkeringat, rambut
rontok pada bercak
Selalu ada dan jelas Biasanya tidak jelas, jika ada, terjadi
pada yang sudah lanjut
2. Infiltrat
a. Kulit Tidak ada Ada, kadang-kadang tidak ada
b. Membran mukosa Tidak pernah ada Ada, kadang-kadang tidak ada
c. Ciri-ciri Central healing -Punched out lession
-Madarosis
- Ginekomasti
- Hidung pelana
- Suara sengau
d. Nodulus Tidak ada Kadang-kadang ada
e. Deformitas Terjadi dini Biasanya asimetris
-
8/12/2019 PR Kusta Klasifikasi
4/4
Daftar pustaka
1. Buku pedoman nasional pengendalian penyakit kusta. Departemen Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, 2007: 37-
46.
2. Ross WF, Halim PW. Penyakit kusta untuk petugas kesehatan. Jakarta: PT Gramedia,
1989: 3-13.
4. Wisnu IM, Hadilukito G. Pencegahan cacat kusta. Dalam: Daili ESS, Menaldi SL,
Ismiarto SP, Nilasari H, editors. Kusta. Edisi ke-2. Jakarta: FKUI, 2000: 83-92.
5. Brandsma JW, Brakel WHV. WHO disability grading: operational definitions. Lepr
Rev 2003; 74: 366-73.
6. Weekly epidemiological record. World Health Organization 2011; 86: 389-400.