pr kusta klasifikasi

Upload: hamdi-ibrahim

Post on 03-Jun-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/12/2019 PR Kusta Klasifikasi

    1/4

    Klasifikasi

    Setelah seseorang didiagnosis menderita kusta, maka untuk tahap selanjutnya harus

    ditetapkan tipe atau klasifikasinya. Penyakit kusta dapat diklasifikasikan berdasarkan

    manifestasi klinis (jumlah lesi, jumlah saraf yang terganggu), hasil pemeriksaan

    bakteriologi, pemeriksaan histopatologi dan pemeriksaan imunologi.1,2,3,4,5,6

    Klasifikasi bertujuan untuk:3

    A. Menentukan rejimen pengobatan, prognosis dan komplikasi.

    B. Perencanaan operasional, seperti menemukan pasien-pasien yang menularkan

    dan memiliki nilai epidemiologi yang tinggi sebagai target utama

    pengobatan.

    C. Identifikasi pasien yang kemungkinan besar akan menderita cacat.

    Terdapat banyak jenis klasifikasi penyakit kusta diantaranya adalah klasifikasi Madrid,

    klasifikasi Ridley-Jopling, klasifikasi India dan klasifikasi menurut WHO.1,2,3,

    A. Klasifikasi Internasional: klasifikasi Madrid (1953)

    Pada klasifikasi ini penyakit kusta dibagi atasIndeterminate (I), Tuberculoid (T),

    Borderline-Dimorphous (B),Lepromatous (L). Klasifikasi ini merupakan klasifikasi

    paling sederhana berdasarkan manifestasi klinis, pemeriksaan bakteriologis, dan

    pemeriksaan histopatologi, sesuai rekomendasi dariInternational Leprosy Association

    di Madrid tahun 1953.2

    B. Klasifikasi Ridley-Jopling (1966)

    Pada klasifikasi ini penyakit kusta adalah suatu spektrum klinis mulai dari daya

    kekebalan tubuhnya rendah pada suatu sisi sampai mereka yang memiliki kekebalan

    yang tinggi terhadapM.leprae di sisi yang lainnya. Kekebalan seluler (cell mediated

    imunity = CMI) seseorang yang akan menentukan apakah dia akan menderita kusta

    apabila individu tersebut mendapat infeksiM.leprae dan tipe kusta yang akan

    dideritanya pada spektrum penyakit kusta. Sistem klasifikasi ini banyak digunakan pada

    penelitian penyakit kusta, karena bisa menjelaskan hubungan antara interaksi kuman

    dengan respon imunologi seseorang, terutama respon imun seluler spesifik.1,3

    Kelima tipe kusta menurut Ridley-Jopling adalah tipeLepromatous (LL), tipe

    Borderline Lepromatous (BL), tipeMid-Borderline (BB), tipe Borderline Tuberculoid

    (BT), dan tipe Tuberculoid (T).1,2,3,4,5,6

  • 8/12/2019 PR Kusta Klasifikasi

    2/4

    C. Klasfikasi menurut WHO

    Pada tahun 1982, WHO mengembangkan klasifikasi untuk memudahkan pengobatan di

    lapangan. Dalam klasifikasi ini seluruh penderita kusta hanya dibagi menjadi 2 tipe

    yaitu tipe Pausibasiler (PB) dan tipe Multibasiler (MB). Sampai saat ini Departemen

    Kesehatan Indonesia menerapkan klasifikasi menurut WHO sebagai pedoman

    pengobatan penderita kusta. Dasar dari klasifikasi ini berdasarkan manifestasi klinis dan

    hasil pemeriksaan bakteriologi.4,5,6

    Tabel 1. Pedoman utama dalam menentukan klasifikasi / tipe penyakit kusta menurut

    WHO (1982)2

    Tanda utama Pausibasiler (PB) Multibasiler (MB)

    Bercak kusta. Jumlah 1 sampai dengan 5 Jumlah lebih dari 5

    Penebalan saraf tepi yang

    disertai dengan gangguan

    fungsi (gangguan fungsi

    bisa berupa kurang/mati

    rasa atau kelemahan otot

    yang dipersarafi oleh saraf

    yang bersangkutan.

    Hanya satu saraf Lebih dari satu saraf

    Pemeriksaan bakteriologi. Tidak dijumpai basil tahan

    asam (BTA negatif)

    Dijumpai basil tahan asam

    (BTA positif)

    Tabel 2. Tanda lain yang dapat dipertimbangkan dalam penentuan klasifikasi menurut

    WHO (1982) pada penderita kusta2

    Kelainan kulit dan

    hasil pemeriksaan

    Pausibasiler (PB) Multibasiler (MB)

    1. Bercak (makula) mati rasa

    a. Ukuran Kecil dan besar Kecil-kecil

    b. Distribusi Unilateral atau

    bilateral asimetris

    Bilateral simetris

    c. Konsistensi Kering dan kasar Halus, berkilat

  • 8/12/2019 PR Kusta Klasifikasi

    3/4

    d. Batas Tegas Kurang tegas

    e. Kehilangan rasa

    pada bercak

    Selalu ada dan tegas Biasanya tidak jelas, jika ada, terjadi

    pada yang sudah lanjut

    f. Kehilangan

    kemampuan

    berkeringat, rambut

    rontok pada bercak

    Selalu ada dan jelas Biasanya tidak jelas, jika ada, terjadi

    pada yang sudah lanjut

    2. Infiltrat

    a. Kulit Tidak ada Ada, kadang-kadang tidak ada

    b. Membran mukosa Tidak pernah ada Ada, kadang-kadang tidak ada

    c. Ciri-ciri Central healing -Punched out lession

    -Madarosis

    - Ginekomasti

    - Hidung pelana

    - Suara sengau

    d. Nodulus Tidak ada Kadang-kadang ada

    e. Deformitas Terjadi dini Biasanya asimetris

  • 8/12/2019 PR Kusta Klasifikasi

    4/4

    Daftar pustaka

    1. Buku pedoman nasional pengendalian penyakit kusta. Departemen Kesehatan RI

    Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, 2007: 37-

    46.

    2. Ross WF, Halim PW. Penyakit kusta untuk petugas kesehatan. Jakarta: PT Gramedia,

    1989: 3-13.

    4. Wisnu IM, Hadilukito G. Pencegahan cacat kusta. Dalam: Daili ESS, Menaldi SL,

    Ismiarto SP, Nilasari H, editors. Kusta. Edisi ke-2. Jakarta: FKUI, 2000: 83-92.

    5. Brandsma JW, Brakel WHV. WHO disability grading: operational definitions. Lepr

    Rev 2003; 74: 366-73.

    6. Weekly epidemiological record. World Health Organization 2011; 86: 389-400.