[ppt]slide 1 - manajemen produksi tanaman | sarana ... · web viewketidakterbatasan kebutuhan...
TRANSCRIPT
FUNGSI FUNDAMENTAL PROSES MANAJEMEN
Ade Wachyar
FUNGSI FUNDAMENTAL PERTAMA PROSES MANAJEMEN: PERENCANAAN
Pengertian Tindakan pemilihan obyek, kebijakan, program
dan prosedur untuk mencapai tujuan (sasaran) dengan menggunakan data, fakta, asumsi, ramalan (forecasting) terhadap lingkungan yang mempengaruhi rencana tersebut.
Merupakan dasar dari proses manajemen dan harus dilakukan lebih dahulu dalam setiap usaha.
Diperlukan pada setiap fungsi fundamental proses manajemen (O. A. C.).
Tanpa perencanaan - Tujuan tidak tercapai atau dicapai dalam jangka
lama. - Prosedur lebih panjang, tidak efisien, tidak efektif
dan lebih mahal.
Pedoman untuk bertindak : - Apa yang akan dikerjakan - Berapa banyak yang akan dikerjakan, berapa biayanya - Siapa yang akan mengerjakan - Kapan dikerjakannya - Bagaimana mengerjakannya
Berdasarkan jangka waktu: - Perencanaan jangka panjang ( 10 tahun). Contoh : • Pembangunan kebun/usaha baru. - Perencanaan jangka menengah (5 tahunan). Contoh : • Arah usaha
• Intensifikasi • Rehabilitasi • Diversifikasi • Perluasan
- Perencanaan jangka pendek (Rutin satu tahunan). Contoh : • Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPB)
• Rencana Kegiatan dan Anggaran Perusahaan (RKAP)
Macam Perencanaan
Berdasarkan Tingkat Manajemen • Perencanaan Strategis - Bagian dari Manajemen Strategis - Lebih terfokus pada bagaimana manajemen puncak menentukan visi, misi falsafah dan strategi
perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dalam jangka
panjang. • Perencanaan Operasional - Bagian dari Strategi Opeasional - Lebih mengarah pada bidang fungsional
perusahaan - Berfungsi memperjelas makna suatu strategi utama
dengan identifikasi rincian yang sifatnya spesifik dan
berjangka pendek, yang memiliki program-program kerja yang diimplementasikan dalam bentuk kegiatan usaha
sehari- hari.
Untuk perencanaan pembangunan kebun/usaha baru harus melalui tahap-tahap :(1) Identifikasi Proyek (IP)(2) Pra Studi Kelayakan (Pra-SK/Pre Feasibility Study)(3) Studi Kelayakan (SK/Feasibility Study)(4) Penyusunan Usulan Proyek Pembangunan
(UP/Development Project Proposal)(5) Evaluasi Proyek (EP)(6) Pelaksanaan Investasi (PI)(7) Evaluasi dan Perencanaan Ulang/Penyesuaian.
Pembangunan Kebun/Usaha Baru
Semakin luas cakupan proyek, semakin besar pula nilai investasi modal yang harus dilakukan.
Untuk proyek-proyek besar:- Perencanaan harus lebih teliti- Tahap-tahap perencanaan perlu dikerjakan sebaik-baiknya.
Untuk proyek sedang atau sederhana:- Sekurang-kurangnya Pra-SK, SK, serta penyusunan dan
penilaian UP harus dilalui, sebelum dilaksanakan investasi.
Untuk proyek yang kecil :- SK dibuat sedemikian rupa, sehingga laporannya mampu menyajikan UP yang mencakup seluruh tugas dari tahap (1) sampai (5).
Perdefinisi Proyek : kegiatan dengan batas waktu
pelaksanaan tertentu (ada titik awal dan titik akhir), yang memerlukan korbanan besar untuk mencapai manfaat yang ditargetkan.
Kelayakan Proyek dinilai atas dasar keseimbangan perbandingan antara manfaat (benefits) dan pengorbanan (biaya = cost).
Studi Kelayakan (SK/FS) : kegiatan yang merupakan tahap awal dari suatu perencanaan untuk investasi modal dalam rangka penjajakan tingkat kelayakannya.
Evaluasi Proyek (EP) : kegiatan/cara menilai kelayakan proyek berdasarkan aspek-aspek yang terkait (ekonomi, keuangan, teknis, manajerial/pengorganisasian).
Empat aspek utama dan beberapa aspek penunjang yang perlu dikaji dalam setiap SK :
1. Aspek komersial/pemasaran “output – input” 2. Aspek teknis 3. Aspek ekonomi-keuangan
4. Aspek manajerial/pengorganisasian5. Aspek sosial/politik/budaya/hukum/han-kam
1. Aspek Komersial/Pemasaran - Kondisi permintaan dan penawaran produk (input dan output), prospek harga, pesaing produk sejenis atau substitusi, prospek pasar domestik dan ekspor.2. Aspek Teknis
(1) Kesesuaian Lahan - Kesuburan fisik : jenis tanah/lahan, kedalaman efektif tanah, topografi, kemudahan diolah, kemudahan konservasi, dsb.
- Kesuburan kimia : status unsur hara tanah, derajat
kemasaman, kadar bahan organik, dsb. - Luas lahan: setiap jenis tanaman memiliki skala
usaha minimal, yaitu luas lahan yang diusahakan
dimana penerimaan sama dengan pengeluaran atau sampai mencapai titik impas (Break Even Point).
(2) Kesesuaian Iklim - Ketinggian tempat dan suhu, curah hujan, cahaya matahari, angin, dsb.
(3) Tanaman - Klon/varietas unggul, sumber benih/bibit, jarak tanam dan populasi tanaman, pemeliharaan tanaman, pola tanam, pola panen dan produksi, serta pengolahan hasil.
(4) Peralatan, Mesin-mesin Pra dan Pasca Panen - Pengolah lahan, pengelolaan tanaman, pengolah produk(5) Bahan - Pupuk, pestisida, zat pengatur tumbuh, dll. (Sumber, jumlah, harga)(6) Tenaga Kerja - Sumber, jumlah, kualifikasi, sistem perekrutan, dsb.(8) Prasarana dan Sarana Tranportasi - Kondisi jalan, jenis angkutan, kemudahan akses, dll.
3. Aspek Ekonomi-Keuangan - Suatu proyek yang dijalankan harus menguntungkan baik secara mikro (komersial) maupun makro (sosial). - Kelayakan komersial/keuangan dilihat dari kepentingan pelaksana (pengusaha/ petani) commercial benefits.
- Kelayakan ekonomi/sosial dilihat dari kepentingan negara/masyarakat luas economic/social benefits.
- Tolok Ukur Umum : B – C > 0, Benefits – Cost positif- Kriteria Kelayakan : (1) Net Benefit/Cost (B/C) • Angka perbandingan antara PV (+) dan PV (-) • Berarti setiap satu satuan biaya yang telah
dikeluarkan selama umur proyek mampu menghasilkan satuan manfaat (keuntungan) bersih.
NPV (+)• Net B/C =
NPV ( - )
Keterangan : NPV ( + ) = Nilai sekarang yang bernilai positif NPV ( - ) = Nilai sekarang yang bernilai negatif
• Net B/C > 1, NPV > 0, usaha layak < 1, NPV < 0, usaha tidak layak = 1, NPV = 0, usaha layak, tetapi
hanya sebesar opportunity cost-nya.
(2) Net Present Value (NPV = NKB = Nilai Kini Bersih) • Selisih antara PV arus manfaat (Benefit) dengan PV
arus biaya (Cost) • Menunjukkan manfaat bersih yang diterima dari
suatu usaha selama umur usaha tersebut pada tingkat Discount
Rate tertentu. • Jika NPV > 0, usaha layak
= 0, layak tetapi tidak menguntungkan atau
merugikan < 0, tidak layak
n -n • NPV = NBi (1 – i)
i = 1
Keterangan : NPV = Net Present Value NB = Net Benefit = Benefit – Cost n = umur proyek i = tingkat suku bunga
(3) Internal Rate of Return (1RR = TKI = Tingkat Keuntungan Internal) • Suatu tingkat Discount Rate yang menghasilkan NPV = 0 • Untuk menghitung IRR (%), harus dihitung NPV1 (+) dan NPV2 (-) • Jika 1RR = i (nilai Discount Rate), maka NPV = 0
< i, maka NPV < 0, tidak layak > i, maka NPV > 0, layak
NPV1 • IRR = i1 + - (i1 – i2) (NPV1 – NPV2)
Keterangan : IRR = Internal Rate of Return i1 = tingkat discount rate yang
menghasilkan NPV1 i2 = tingkat discount rate yang
menghasilkan NPV2
(4) Payback Period (PP = MPI = Masa Pengembalian Investasi) sekecil-kecilnya. t*. Jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan seluruh biaya (dan beban bunganya), yang telah dikeluarkan dalam investasi suatu proyek (usaha), dapat ditandai dengan perubahan dari NPV t* = 0 dan t1< t* < t2 Nilai Investasi PP = x 1 tahun
Kas Masuk Bersih
- Analisis Biaya-Manfaat dilakukan atas dasar: (A) Arus Pendapatan/Penerimaan (Cash Inflow) • Volume produk (Y) Harga jual (h) Penerimaan (Revenue = R) = Y x h Faktor Y dipengaruhi oleh teknis produksi, sedangkan faktor h dipengaruhi oleh faktor-faktor perdagangan, ekonomi dan nilai uang. (B) Arus Biaya (Cash Outflow) • Investasi Eksploitasi (Operasional) Satuan biaya (C) sangat dipengaruhi faktor-faktor teknis (satuan-satuan input), faktor perdagangan dan perkembangan ekonomi serta nilai uang. (C) Bunga Modal/Bank (i) • 12 %, 15 %, 18 %,…., dst per tahun.
Biaya Investasi : biaya yang dipakai untuk membiayai pendirian suatu perusahaan, untuk memperluas volume perusahaan atau untuk mengganti peralatan (mesin-mesin, bangunan, barang-barang modal lainnya (Kadarsan, 1992).
Biaya Operasional (Modal Kerja) : biaya yang dipakai untuk membiayai semua pengeluaran yang menyebabkan perusahaan aktif beroperasi, terdiri atas biaya rutin untuk menghasilkan produk (Kadarsan, 1992).
Biaya Operasional : (1) Biaya variabel, yaitu biaya yang jumlahnya
dapat berubah dan dipengaruhi oleh output. Contoh :
sarana produksi (pupuk, pestisida),, dll.
(2) Biaya tetap, yaitu biaya yang jumlahnya tidak dipengaruhi oleh jumlah output yang dihasilkan
pada suatu periode tertentu. Contoh : sewa lahan,
tenaga kerja pemeliharaan. listrik
FUNGSI FUNDAMENTAL KEDUA PROSES MANAJEMEN : PENGORGANISASIAN
Pengertian Pengorganisasian : Tindakan mempersatukan dan
mengatur orang-orang pada tugas yang saling berkaitan hingga mereka dapat bekerja sama secara efisien dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugasnya dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan/sasaran tertentu (Terry, 1977). Suatu kelompok terdiri atas 2 orang atau lebih, bekerja sama ke arah tujuan bersama dapat menimbulkan masalah, misal : Siapa pengambil keputusan, dalam bidang apa Siapa pelaksana pekerjaan, macam apa Tindakan apa yang perlu dilakukan bila terdapat
kondisi tertentu.
Tugas Pengorganisasian Mengharmoniskan suatu kelompok orang-orang
berbeda, mempertemukan macam-macam kepentingan dan memanfaatkan kemampuan kesemuanya ke suatu arah tertentu.
Organisasi dan Urgensinya Wadah kelompok-kelompok orang melakukan
kegiatan dengan cara berkerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Alat kontrol untuk mencapai efisiensi. Tiga unsur dasar dalam setiap organisasi
a. Orang-orangb. Kerjasamac. Tujuan yang akan dicapai
Kebutuhan berorganisasi, karena : Ketidakterbatasan kebutuhan manusia Keterbatasan kemampuan manusia dalam memenuhi kebutuhan. Sifat Organisasi Sederhana – jelas Mengakomodasikan seluruh kegiatan Fleksibel (luwes) Rasional - obyektif
1. Perumusan Tujuan Organisasi2. Penyusunan Unit-unit Organisasi (Departemenisasi)3. Pembagian Kerja4. Koordinasi5. Pendelegasian Kekuasaan/Wewenang6. Rentang Pengawasan/Kendali7. Jenjang Organisasi8. Kesatuan Perintah9. Fleksibilitas
Azas-azas Pokok Organisasi
1. Perumusan Tujuan Organisasi Sangat penting, karena merupakan landasan dan
arah setiap kegiatan organisasi Mempermudah penerapan haluan organisasi,
pemilihan bentuk organisasi, pembentukan struktur
organisasi, kebutuhan para pimpinan, penyumbangan
pengalaman, kecakapan, daya kreasi anggota organisasi, dll.
2. Penyusunan Unit-unit Organisasi (Departemenisasi) Merupakan aktivitas menyusun satuan-satuan (unit-
unit) organisasi yang diperlukan guna melaksanakan fungsi yang ada.
3. Pembagian Kerja Pembagian kerja dari tingkat pimpinan sampai
tingkat terendah Pengelompokan berdasarkan: - Fungsi : misal kelompok bidang produksi,
bidang pemasaran, bidang keuangan, bidang
personalia, dll. - Barang yang diproduksi: unit sayur-sayuran,
unit unit tanaman hias, unit teh hitam, unit teh
celup, dll.
Hal-hal yang perlu diperhatikan: - Jumlah unit organisasi hendaknya sesuai dengan kebutuhan. - Tidak tergesa-gesa membentuk unit kerja yang baru, jika perlu perluasan aktivitas hendaknya ditampung dulu pada unit organisasi yang sudah ada. - Nama satuan organisasi hendaknya tertib sehingga dapat diketahui fungsinya melalui nama itu.
5. Pendelegasian Kekuasaan/Wewenang Penyerahan sebagian kekuasaan/wewenang oleh
seorang pimpinan kepada pimpinan di bawahnya untuk mengambil keputusan yang diperlukan agar tugas dan tanggung jawab tetap dapat dilaksanakan dengan baik.
Dikenal adanya sentralisasi dan desentralisasi
4. Koordinasi Harus memiliki keselarasan aktivitas di antara satuan/unit
organisasi atau di antara pimpinan. Dapat dihindari terjadinya konflik, rebutan sumber/ fasilitas, tumpang tindih pekerjaan, kekosongan pekerjaan, lepas tanggung jawab satu sama lain.
Lebih menjamin kesatuan sikap, tindakan, kebijakan dan
implementasi.
Manfaat yang diperoleh dari pendelegasian kekuasaan/ wewenang :- Pimpinan dapat melakukan pekerjaan yang pokok-pokok
saja.- Tiap tugas dapat dikerjakan pada tingkat yang tepat.- Keputusan-keputusan dapat dibuat dengan lebih cepat
dan tepat.- Meningkatkan inisiatif dan rasa tanggung jawab.- Mengurangi sikap selalu menunggu perintah.- Pelayanan dapat terus dilaksanakan walaupun pimpinan
yang berwenang berhalangan.
6. Rentang Pengawasan/Kendali Adalah jumlah bawahan langsung yang dapat dipimpin
secara efektif oleh seorang atasan. Faktor-faktor yang mempengaruhi luas-sempitnya rentang
kendali : - Sisi subyektif : pengalaman, kecakapan, kesehatan, dan
umur seorang atasan dan bawahan. - Sisi obyektif : corak pekerjaan, letak bawahan, stabil-
labilnya organisasi, jumlah tugas pada atasan, jumlah
tugas pada bawahan, dan waktu penyelesaian
pekerjaan.
7. Jenjang Organisasi Merupakan tingkat-tingkat satuan organisasi yang di
dalamnya terdapat atasan, tugas dan wewenang tertentu
menurut kedudukannya serta fungsi satuan organisasi.
Pejabat yang berkedudukan pada tingkat yang lebih tinggi mengawasi para pejabat pada tingkat di bawahnya, sehingga hubungan-hubungan yang dilakukan antara pejabat hendaknya selalu melewati tingkat-tingkat yang telah ditentukan.
Manfaat garis hubungan tiap jenjang :- Hubungan ke bawah : berupa perintah, pelimpahan
wewenang, pengontrolan, pembimbingan, penugasan, dll.- Hubungan ke atas : berupa laporan, pertanggungjawaban, keluhan, saran ataupun pendapat.- Hubungan mendatar : berupa permintaan, pertimbangan, ataupun persetujuan.
8. Kesatuan Perintah Tiap pejabat dalam organisasi hendaknya hanya mendapat perintah dan bertanggung jawab kepada seorang atasan tertentu. Organisasi yang tidak memiliki kesatuan perintah akan menimbulkan kebingungan, keraguan dari para bawahan.
9. Fleksibilitas Struktur organisasi hendaknya mudah diubah untuk disesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi tanpa mengurangi kelancaran aktivitas yang sedang berjalan. Perubahan-perubahan dapat terjadi karena penaruh luar organisasi dan/pengaruh dalam organisasi.
Struktur Organisasi Susunan dan hubungan antara bagian dan
posisi dalam perusahaan. Menjelaskan pembagian aktivitas kerja,
memperhatikan hubungan fungsi dan aktivitas tersebut.
Memperlihatkan tingkat spesialisasi aktivitas tersebut.
Menjelaskan hierarki dan susunan kewenangan serta hubungan pelaporan (siapa melapor kepada siapa).
Ada 4 unsur dalam struktur: Spesialisasi aktivitas – spesifikasi tugas-tugas perorangan dan kelompok kerja di seluruh organisasi (pembagian kerja) dan penyatuan tugas- tugas tersebut ke dalam unit kerja.
Standarisasi aktivitas – prosedur yang digunakan organisasi
untuk menuju kelayakdugaan (predictability) aktivitas-
aktivitasnya. Koordinasi aktivitas – prosedur dalam memadukan
fungsi-fungsi sub unit dalam organisasi. Besar unit kerja – jumlah pegawai yang berada
dalam suatu kelompok kerjaBentuk Organisasi Berdasarkan alir kekuasaan organisasi dapat dibagi menjadi : Organisasi Garis/Lini - Bentuk paling sederhana - Kekuasaan berlangsung lurus dan vertikal dari pucuk
pimpinan ke para pemimpin satuan-satuan organisasi
- Perintah dan tanggung jawab dirumuskan dengan tegas batas-batasnya
Organisasi Garis dan Staf - Untuk mengatasi kelemahan dan kekurangan, para manajer mengangkat sejumlah staf ahli yang bertugas memberi bahan pertimbangan kepada pimpinan. - Terdapat dua macam anggota organisasi, yaitu anggota staf yang memiliki hak memberikan pertimbangan, nasihat kepada pimpinan; anggota lini yang memiliki hak perintah kepada bawahan
Contoh Struktur Organisasi Garis dan Staf di PerkebunanDir Ut
Dir Bang
Dir Kom/Um
Dir Prod
Rayon I Rayon II
Bag
Bang
Bag
Tan
Bag
Tek
Bag
Um
Bag
Keu
Bag
Kom
Kebu
n
Kebu
n
Kebu
n
Kebu
n Garis StafGaris Lini
CONTOH BAGAN ORGANISASI KEBUN
ADMINISTRATUR
EMPLOYE UTAMA
KEPALA AFDELING
KEPALA AFDELING
KEPALA TEKNOLOGI
KEPALA ADMINISTRASI
ASISTEN ASISTEN ASISTEN ASISTEN
KARYAWAN
FUNGSI FUNDAMENTAL KETIGA PROSES MANAJEMEN : PENGGERAKAN
Pengertian Penggerakan : Tindakan menggerakkan karyawan
atau bawahan agar dapat bekerja sama dalam melaksanakan tugas-tugasnya secara efisien dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan/sasaran tertentu. Agar penggerakan dapat berjalan baik, hendaknya dikaji dari beberapa sisi : Fungsi penggerakan yang harus terpenuhi Sikap dan perilaku seorang pemimpin yang
memenuhi kriteria agar dapat menggerakkan bawahannya.
Fungsi Penggerakan Mempengaruhi seseorang (orang-orang) supaya
bersedia menjadi pengikut. Melakukan daya tolak pada seseorang (orang-
orang). Memotivasi seseorang (orang-orang) suka
mengerjakan tugas dengan lebih baik. Mendapatkan, memelihara dan memupuk
kesetiaan pada pimpinan, tugas dan organisasi tempat mereka bekerja.
Menanamkan, memelihara dan memupuk rasa tanggung jawab seseorang (orang-orang) terhadap Tuhannya, negara dan masyarakat. Kepemimpinan
Untuk menggerakkan karyawan, seorang penggerak
(dlm hal ini seorang pemimpin) hendaknya memiliki jiwa kepemimpinan.
Pengertian
Kepemimpinan diartikan sebagai suatu proses mengenai
pengarahan dan usaha untuk mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan anggota kelompok (Stoner dalam Umar, 2003). Dari pengertian tersebut di atas dapat dijelaskan
hal-hal sebagai berikut : Kepemimpinan harus melibatkan orang lain. Kepemimpinan melibatkan distribusi yang tidak merata atas kekuasaan antara pemimpin dan yang dipimpin. Kepemimpinan secara sah dapat memberikan hak kepada pemimpin tidak saja berupa pengarahan akan tetapi juga pengaruh. Kepemimpinan yang efektif bergantung pada
landasan manajerial yang kokoh.
1. Cara berkomunikasi2. Pemberian motivasi3. Kemampuan memimpin4. Pengambilan keputusan5. Kekuasaan yang positif
Lima Landasan Kepemimpinan yang Kokoh
Seorang pemimpin dapat diketahui melalui ciri-cirinya. Ciri-
ciri umum seorang pemimpin (Collons dikutip Timpe dalam Umar, 2003) : 1. Kelancaran berbahasa 2. Kemampuan untuk memecahkan masalah 3. Kesadaran akan kebutuhan 4. Keluwesan 5. Kecerdasan 6. Kesediaan menerima tanggung jawab 7. Keterampilan sosial 8. Kesadaran akan diri dan lingkungan.
Untuk menjalankan peran-peran seperti yang diuraikan di atas, seorang pemimpin harus mempunyai sarana :
1. Kewenangan formal. 2. Pengetahuan dan pengalaman yang dapat ditambah. 3. Ganjaran dan hukuman untuk karyawan bawahannya. 4. Komunikasi dengan bawahannya. 5. Perintah untuk bawahannya.
Kepemimpinan yang ideal (Kepemimpinan Pancasila) Ing ngarso sung tulodo
Ing madyo mangun karso Tut wuri handayani
Rasa tepo seliro
Norma Pendukung Kepemimpinan Ideal - Berwibawa - Jujur - Terpercaya
- Bijaksana- Ngayomi- Berani mawas diri- Mampu melihat jauh ke depan
- Berani mengatasi kesulitan- Wajar- Tegas- Tanggung jawab- Sederhana- Penuh pengabdian- Berjiwa besar
Profil Manajer (Siahaan, L. M) 1. Pancasilais 2. Inisiatif tinggi 3. Gemar memimpin/membina/membantu
bawahan 4. Mampu menghadapi, mengelola perubahan
keadaan 5. Mampu memotivasi bawahan 6. Peka terhadap keadaan lingkungan dan
mampu melihat jauh ke depan 7. Fleksibel, terbuka, berpengetahuan luas 8. Berfikir, mengarahkan bawahan dengan
konsepsi dan strategi 9. Cepat mengambil keputusan secara
konsepsional 10. Penguasaan terhadap garis besar perusahaan,
baik teknis maupun finansial. 11. Pembinaan kelestarian alam dan lingkungan
hidup.
Profil Manajer (Siregar, M)- Berfikir logis, konsisten dan pragmatis- Menghayati dan mengamalkan persepsi management sebagai usaha peningkatan kesejahteraan melalui produktivitas manusia
itu sendiri.- Berdisiplin dapat menjadi suri tauladan- Percaya diri, berfikir independen, cepat mengambil keputusan.- Berfikir jangka panjang dan luas- Dapat menggunakan waktu, sumber daya, serta biaya secara
tepat- Mau belajar untuk pengembangan diri sendiri, orang lain
maupun perusahaan- Berani menanggung risiko- Pandai memanfaatkan faktor lingkungan- Berjiwa pionir- Pandai berkomunikasi- Memegang etik moral profesi- Dapat menciptakan keadaan, tidak menyerah kepada keadaan- Pancasilais
BAHAN DISKUSI1. Dalam menjalankan usaha agribisnis baik di bidang
on farm maupun off farm, seorang manajer perlu menerapkan manajemen berupa perpaduan antara unsur ilmu dan unsur seni. Jelaskan dan berikan contoh pada kasus-kasus apa manajemen sebagai ilmu dan seni digunakan !
2. Jelaskan bagaimana konsep P. I. R. O. diterapkan pada aktivitas Manajemen Produksi Tanaman !
3. Apa pendapat Saudara terhadap resources (sumber daya = sarana) yang dikelola dalam proses manajemen di bidang industri (6 M) dibandingkan dengan proses manajemen di bidang produksi tanaman ?
4. Sebagai salah satu fungsi dasar dari proses manajemen, perencanaan merupakan fungsi dasar yang vital dan harus dilakukan lebih dahulu dalam setiap usaha. Jelaskan apa pendapat Saudara !
5. Apa sasaran akhir dari manajemen di bidang produksi tanaman yang Saudara pelajari ?
DAFTAR PUSTAKAHandoko, T. H. 2000. Dasar-dasar Manajemen Produksi
dan Operasi. Edisi I. BPFE. Yogyakarta. 463 hal.Nasoetion, A. H. 2007. Pengantar Ilmu-ilmu Pertanian.
PT Pustaka Litera AntarNusa. Bogor. 178 hal.Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 1994. Pengantar
Manajemen Perkebunan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. 142 hal.
Umar H. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi 2. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 462 ha.