[ppt]powerpoint presentation · web viewprolanis yang rutin berkunjung ke fktp (rppb) koordinasi...
TRANSCRIPT
Dr. Veronica MS, MKes, AAKKepala Departemen Manajemen Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan Divisi Regional VI Jawa Tengah dan DIY
Semarang, 28 Maret 2015
PEMBIAYAAN KESEHATAN DALAM PENCAPAIAN MDG’S DI ERA JKN
BIODATANama : dr. Veronica Margo Susilowati, M.Kes., AAKTempat/ Tgl Lahir : Semarang, 13 Desember 1959 Pendidikan : S1 Kedokteran Umum UNNDIP
S2 Kesehatan Masyarakat UGM Profesi Ahli Asuransi Kesehatan-PAMJAKI
Pekerjaan : Kepala Dep. Manajemen Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan Divisi Regional VI Jl. Teuku Umar 43 SemarangAlamat : Tusam Raya L-12, Banyumanik, SemarangHandphone : 08112772198
Pokok BahasanSistem Pembiayaan JKN1.
Pelayanan dalam JKN yang mendukung MDGs2.
Implementasi JKN di Divre VI
3.
Harapan4.
Sistem Jaminan Kesehatan Nasional Sub sistem Sistem Kesehatan Nasional
Pembiayaan
Farmasi, Alkes,
Makanan
Pemberdayaan
Masyarakat
Manajamen,
Informasi
SDM
Upaya Kesehata
n
Sistem Asuransi: Sosial (Askes) & Komersial
Out Of Pocket Tax Based
Asuransi Kesehatan Sosial1. Gotong royong/Subsidi
Silang2. Kepesertaan wajib3. Pengelolaan nirlaba4. Iuran sesuai prosentase
penghasilan atau sesuai dg ketetapan PemerintahSistem Kesehatan Nasional (SKN)
Mulai 2014
Sebelum 2014
Revenue Collection
Risk Pooling
Purchasing
①
②
③
- Proses dimana sistem kesehatan memperoleh sumber daya kapital dari individu, pemerintah, korporasi termasuk donor untuk membiayai operasionalisasi sistem pelayanan kesehatan
- Proses pemusatan dan pengelolaan seluruh pendapatan untuk menjamin pelayanan kesehatan yang diperlukan oleh peserta
- Proses pembayaran provider atas pemberian pelayanan kesehatan yang diperlukan oleh peserta
UU no 40/2004Jaminan Kesehatan diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip Asuransi Sosial dan prinsip Ekuitas
* Ekuitas: Kesetaraan memperoleh manfaat & akses
Pasal 19
Asuransi : Pemindahan resiko kepada pihak ke-3 melalui pembayaran iuran + Sosial : Wajib, Nirlaba, Subsidi
silang, Manfaat medik
• Peserta jelas (Nama, alamat)• Membayar dahulu baru mendapat
manfaat • Resiko ketidakpastian• Jaminan dihentikan bila peserta
menunggak• Jaminan yang ditanggung >
akumulasi jumlah iuran
• Besaran iuran sesuai daya beli dan minat masyarakat
• Penentuan besaran iuran sesuai prosentasi pendapatan
• Kepesertaan melekat
Kerangka Kerja JKN
Pemerintah
Provider BPJS
DJSN, KPK, BPK. AP, DP (Pengawasan)
Peserta/ Masyarakat
Pelaksana Tugas !!!
Kebijakan
Kebijakan
Pembayaran Klaim
Koordinasi & Pelaporan
Pelayanan Efektif & Efisien Kendali Mutu & Biaya
Koordinasi
Supervisi
Membayar Iuran
Kebijakan
PETA JALAN menuju JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
2014 20191. Mulai Beroperasi2. 121,6 Juta Peserta (49%)3. Paket manfaat medis sama,
non medis berbeda4. Pengembangan Faskes5. PP turunan UU 40 & UU 24
diundangkan6. Tingkat kepuasan peserta 75 %7. Tingkat kepuasan Faskes 70 %
1. Beroperasi dengan baik2. 257,5 Juta Peserta (100%)3. Paket manfaat medis dan non medis sama4. Jumlah dan sebaran Faskes memadai5. Semua peraturan disesuaikan secara
berkala6. Tingkat kepuasan peserta 85 %7. Tingkat kepuasan Faskes 80 %
Raport Hijau dari UKP4No Indikator Kinerja Target 2014 Realisasi 2014 % Pencapaian
1. Jumlah penduduk yang menjadi peserta BPJS Kesehatan
121,6 juta jiwa 133,4 juta jiwa 109,72%
2. Draft Revisi PP Nomor 101 Th. 2012 tentang PBI
Terbitnya revisi PP No 101 Tahun 2012
Sesuai dg batasan kewenangan BPJS kesehatan atas revisi PP No 101 th 2012
mencapai 100%
100%
3. Absensi Klaim N-1 ke Faskes Tercapai 100% absensi klaim N-1 Faskes
Pencapaian absensi klaim N-1 sd 31 Des 2014 sebesar 100%
100%
4. Tingkat awareness masyarakat terhadap JKN
Tercapaianya 65% tk awareness masy thd JKN
Hasil survey tk awareness masy thd JKN sebesar 95%
146,15%
5. Penyelesaian Penanganan keluhan
Penanganan keluhan atas pengaduan peserta dengan rasio 100% dari
pengaduan yg diterima
Dari 104,427 keluhan peserta yang diterima BPJS Kesehatan sd TW IV 2014, seluruh keluhan telah diselesaikan 100%
100%
No. Ketentuan Perihal
1 UU No. 40 Tahun 2004 Sistem Jaminan Sosial Nasional
2 UU No. 24 Tahun 2011 Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial
3 Perpres No. 12 Tahun 2013 Jaminan Kesehatan
4 Perpres No. 111 Tahun 2013 Perubahan Atas Perpres Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan
5 Permenkes No. 71 Tahun 2013 Pelayanan Kesehatan JKN
6 Permenkes No. 69 Tahun 2013
Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan
7 Permenkes No. 28 Tahun 2014 Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional
8 Peraturan BPJS Kesehatan No.1 Tahun 2014 Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan
9 Kepmenkes No. 455 Tahun 2013 Assosiasi Faskes
10 SE Menkes No. 31 Tahun 2014 Pelaksanaan standar tarif pelayanan kesehatan
11 SE Menkes No. 32 Tahun 2014 Pelaksanaan pelayanan kesehatan JKN
12 Permenkes No. 27 Tahun 2014 Petunjuk Teknis Sistem INA CBG’s
13 Permenkes No. 28 Tahun 2014 Pedoman Pelaksanaan Program JKN
14 Permenkes No. 59 Tahun 2014Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggraan Program Jaminan Kesehatan
15 Peraturan BPJS Kesehatan No. 4 Tahun 2014 Tata Cara Pendaftaran dan Pembayaran Peserta Perorangan BPJS Kesehatan
Regulasi Pelaksanaan JKN
10
JKNPRA JKN
penanganan subspesialistik
penanganan subspesialistik
Semua keluhan kesehatan, promotif, preventif, survailans
FEE FOR SERVICE/KAPITASI
FEE FOR SERVICE
SISTEM RUJUKAN KURANG TERSTRUKTUR
SISTEM RUJUKAN LEBIH TERSTRUKTUR
AKSESIBILITAS TERHADAP
PELKES MENINGKAT
WORKLOAD RS MENINGKAT
RUJUKAN BERJENJANG
PENGUATAN FUNGSI LAYANAN PRIMER
PENGUATAN FUNGSI LAYANAN RUJUKAN
JKN
Tujuan Sistem Rujukan Meningkatnya kemampuan fasilitas pelayanan Kesehatan perorangan
tingkat pertama dalam memberikan pelayanan yang berkualitas dan memuaskan
masyarakat bersedia memanfaatkan sebagai kontak pertamanya Tertatanya alur Pelayanan Kesehatan Perorangan tingkat pertama, dua
dan ketiga secara berkesinambungan Meningkatnya akses dan cakupan Pelayanan Kesehatan Perorangan
secara merata dan menyeluruh (universal coverage) Menjamin terselenggaranya Pelayanan Kesehatan Perorangan yang
merata, berkualitas dan berkelanjutan(continuum of care) Memberikan petunjuk yang jelas dan kepastian hukum bagi Faskes
dalam memberikan pelayanan Kesehatan yang bermutu
Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia nomor 11 tahun 2012 tentang Standar Kompetensi
Dokter Indonesia
Tingkat Kemampuan 4A:mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan
secara mandiri dan tuntas
Tingkat Kemampuan 4A, 3b, 3aKompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter
144 + 11 Jenis Penyakit
Cakupan Pelayanan
PMK No 5/2014
SISTEM RUJUKAN MEDIK DI LAYANAN PRIMER
Meskipun penyakit termasuk dalam tingkat kemampuan 4A (144 jenis penyakit), tetapi dapat dirujuk ke Faskes tingkat lanjutan dengan mempertimbangkan kondisi:
T :Time lama perjalanan penyakit
A : Age umur pasien
C : Complication komplikasi dari penyakitnya, tingkatan kesulitan
C : Comorbidity ada/tidaknya penyakit penyerta
C : Condition melihat kondisi fasilitas pelayanan
Program Peningkatan Mutu Pelayanan Primer
Mutu Medik
Mutu Layanan Non Medik
Mutu Dokum
en
KUALITAS1. Indikator Kinerja FKTP2. Pelaksanaan Promprev & Prolanis3. Optimalisasi fungsi utama
pelayanan primer oleh FKTP
FKTP TERBAIK1. Puskesmas2. DPP3. Klinik4. Faskes TNI5. Faskes POLRI
JAMBORE PELAYANAN PRIMER
FUNGSI INDIKATOR PENILAIAN
Kontak Pertama
1. Angka kontak komunikasi (Rate kontak komunikasi RJTP)
2. Rasio peserta berkunjung ke FKTP lain (RPBFL)
Kontinuitas 1. Angka perpindahan peserta ke faskes lain (APPFL)
2. Ratio ketersediaan family folder dalam bentuk tersedianya data riwayat pengobatan peserta dalam P-Care (Rasio Family Folder)
3. Rasio jumlah peserta PROLANIS yang rutin berkunjung ke FKTP (RPPB)
Koordinasi 1. Rasio Rujukan Kasus Non Spesialistik (RRNS) dari FKTP ke Faskes Tingkat Lanjutan
2. Tingkat keaktifan dalam forum komunikasi antar FKTP (TKFKTP)
Komprehensifitas
1. Frequensi Edukasi FKTP pada kegiatan kelompok RISTI per tahun (Frekuensi Edukasi)
2. Angka kesakitan peserta terdaftar di FKTP (AKPT)
KUANTITAS
PERLUASAN KERJASAMA FKTPPenambahan 6,337 FKTP
PEMERATAAN DISTRIBUSI PESERTA TERDAFTARRasio dokter:peserta ideal = 1:5.000
MUTU
16
Berita Acara Negoisasi Tarif Non Kapitasi Pelayanan Kesehatan Tingkat PertamaDi FKTP
Lanjutan……………….
PELAYANAN PROMOTIF BPJS
Edukasi LangsungPenyuluhan Kesehatan
langsung
Olahraga Sehat
Promosi Kesehatan Keliling
PENYULUHAN KESEHATAN
PERORANGAN
PELAYANAN PREVENTIF BPJSPROGRAM PENGELOL
AAN PENYAKIT KRONIS
(PROLANIS)
SKRINING
KELUARGA BERENCAN
A
IMUNISASI
• DIABETES MELLITUS• HIPERTENSI
• DASAR LENGKAP• VAKSINASI
• PELAYANAN KB• PELAYANAN EFEK SAMPING
RIWAYAT KESEHATAN • DIABETES MELLITUS• HIPERTENSI• DETEKSI KANKER SERVIKS• DETEKSI KANKER PAYUDARA
Alat kontrasepsi dasar dan vaksin untuk imunisasi dasar tidak ditanggung dalam sistem pembiayaan BPJS Kesehatan penyediaan ditanggung dalam program pemerintah
PELAYANAN PROMOTIF DAN PREVENTIFMANFAAT KESEHATAN - PROMPREV PERPRES NO 12 TAHUN 2013 pasal 21
PENYULUHAN KESEHATAN PERORANGANpenyuluhan mengenai pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih dan sehat.
IMUNISASI DASARBaccile Calmett Guerin (BCG), Difteri Pertusis Tetanus dan Hepatitis-B (DPT-HB), Polio, dan Campak.
KELUARGA BERENCANAmeliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi dan tubektomi bekerja sama dengan lembaga yang membidangi keluarga berencana.
SKRINING KESEHATANdiberikan secara selektif yang ditujukan untuk mendeteksi risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari risiko penyakit tertentu.Ketentuan mengenai tata cara pemberian pelayanan skrining kesehatan jenis penyakit, dan waktu pelayanan skrining kesehatan diatur dengan Peraturan Menteri
Vaksin untuk imunisasi dasar dan alat kontrasepsi dasar disediakan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah
21
Pelayanan Skrining Kesehatan1) Pelayanan skrining kesehatan diberikan secara
perorangan dan selektif.2) Ditujukan untuk mendeteksi risiko penyakit dan
mencegah dampak lanjutan dari risiko penyakit tertentu, meliputi:a. Diabetes mellitus tipe 2; b. Hipertensi; c. Kanker leher rahim;d. Kanker payudara; dan e. Penyakit lain yang ditetapkan oleh Menteri.
− huruf a dan huruf b dimulai dengan analisis riwayat kesehatan, dilakukan sekurang-kurangnya 1 tahun sekali.
− Bila teridentifikasi mempunyai risiko, dilakukan penegakan diagnosa melalui pemeriksaan penunjang diagnostik tertentu.
PROLANIS
Kasus yang Diagnosisnya sudah ditegakkan oleh Dokter Spesialis, untuk Diagnosa : DM dan HipertensiKondisi pasien stabil/terkontrolKetentuan rujuk balik: 1)Dokter faskes primer meneruskan pelayanan
obat rujukan balik dr dokter faskes rujukan2)Bila kondisi pasien stabil, dilayani 3 kali di Faskes
Primer kemudian kunjungan ke-4 dirujuk ke RS. Bila kondisi tidak stabil, sewaktu-waktu dapat dirujuk ke RS
3)Tiap kali kunjungan diberi pengobatan untuk 1 bulan
Program Pengelolaan Penyakit Kronis
2) Dalam hal Fasilitas Kesehatan tingkat pertama di suatu daerah tidak memungkinkan pembayaran berdasarkan kapitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BPJS Kesehatan diberikan kewenangan untuk melakukan pembayaran dengan mekanisme lain yang lebih berhasil guna.
1)BPJS Kesehatan melakukan pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan tingkat pertama secara praupaya berdasarkan kapitasi atas jumlah Peserta yang terdaftar di Fasilitas Kesehatan tingkat pertama.
Perpres No 12 Tahun 2013Pasal 39
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama merupakan pelayanan kesehatan non spesialistik yang meliputi:a. administrasi pelayanan;b. pelayanan promotif dan preventif;c. pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis;d. tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun
non operatif;e. pelayanan obat dan bahan medis habis pakai,
termasuk pil dan kondom untuk pelayanan Keluarga Berencana; f. pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pertama.
Cakupan Pelayanan Tingkat Pertama (termasuk dalam Kapitasi)
a.pelayanan ambulans;b.pelayanan obat rujuk balik;c.pemeriksaan penunjang pelayanan rujuk balik;d.pelayanan skrining kesehatan tertentu termasuk pelayanan terapi
krio untuk kanker leher rahim;e. rawat inap tingkat pertama;f. jasa pelayanan kebidanan dan neonatal yang dilakukan oleh
bidan atau dokter, sesuai kompetensi dan kewenangannya;g. pelayanan Keluarga Berencana berupa MOP/vasektomi;h. kompensasi pada daerah yang tidak terdapat fasilitas
kesehatan yang memenuhi syarat;i. pelayanan darah; dan/atauj. pelayanan gawat darurat di fasilitas kesehatan yang tidak
bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
Cakupan Pelayanan Tingkat Pertama (termasuk Non Kapitasi)
1. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama untuk pelayanan medis mencakup:a.kasus medis yang dapat diselesaikan secara
tuntas di Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama;b.kasus medis yang membutuhkan penanganan
awal sebelum dilakukan rujukan; c.kasus medis rujuk balik;d.pemeriksaan, pengobatan, dan tindakan
pelayanan kesehatan gigi tingkat pertama; e.pemeriksaan ibu hamil, nifas, ibu menyusui, bayi
dan anak balita oleh bidan atau dokter; danf. rehabilitasi medik dasar.
2. Pelayanan kesehatan sesuai dengan panduan klinis yang ditetapkan oleh Menteri.
Cakupan Pelayanan Medis
4) Besaran kapitasi dan Indonesian Case Based Groups (INA-CBG’s) ditinjau sekurang-kurangnya setiap 2 (dua) tahun sekali oleh Menteri setelah berkoordinasi dengan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan.
3) BPJS Kesehatan melakukan pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan berdasarkan cara Indonesian Case Based Groups (INACBG’s).
Pasal 39
Perpres No 12 Tahun 2013
29
PERMENKES No. 59 Tahun 2014 Tentang Tarif Pelayanan kesehatan
SISTEM PEMBAYARAN FASKES
Tarif Indonesian - Case Based Groups yang selanjutnya disebut Tarif INA-CBG’s adalah besaran pembayaran klaim oleh BPJS Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan atas paket layanan yang didasarkan kepada pengelompokan diagnosis penyakit dan prosedur.
Pasal 1
Meliputi seluruh pelayanan: konsultasi dokter, akomodasi, tindakan, pemeriksaan penunjang, alat
kesehatan, obat, darah dan pelayanan lain yang termasuk dalam paket INA
CBG’s
Faskes dibayar atas pelayanan yang diberikan dengan sistem pembayaran yang telah ditentukan Pemerintah.
SISTEM PEMBAYARAN DI FKRTL
SIST
EM
PEM
BAYA
RAN
INA CBG’S
KONSULTASI AKOMODASI,
ALKES, OBAT, DLLTINDAKAN MEDIS
(OPERASI DAN NON OPERASI)
DI LUAR PAKET INACBG’S
OBAT ANTIKANKER
7 ALAT BANTU KESEHATAN
OBAT KRONIS NON STABIL
PET SCAN
CAPD
AMBULANS
30Permenkes No 59/2014
KENDALI MUTU DAN KENDALI BIAYA
31
UU No 40 Tahun 2004 pasal 24
Dalam pengembangan pelayanan kesehatan, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial menerapkan sistem kendali mutu dan kendali biaya termasuk menerapkan iuran biaya untuk mencegah penyalahgunaan pelayanan kesehatan.
Penjelasan Pasal 24 ayat (3)
www.bpjs-kesehatan.go.id
(3)Badan Penyelenggara Jaminan Sosial mengembangkan sistem pelayanan kesehatan, sistem kendali mutu pelayanan, dan sistem pembayaran pelayanan kesehatan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
PMK 71/2013 pasal 33, 37, 38
KENDALI MUTU DAN KENDALI BIAYA
MENKES
HTA
Pertimbangan klinis
Perhitungan standar tarif
Monev JKN
FASKES
Pengaturan kewenangan
sesuai kompetensi
UR dan Audit Medis
Pembinaan etika dan disiplin
Monev obat, alkes, BMHP
BPJS KESEHATAN
Pemenuhan standar mutu
Pemenuhan standar profesi
Pemantauan luaran
kesehatan peserta
Membentuk Tim
Kendali Mutu dan Kendali Biaya
KEWAJIBAN FASKES
SIAPA YANG MELAKUKAN?
BPJS Kesehatan 33
Tim HTAHealth
Technology Assessment
CABClinical
Advisory Board
Tim Kendali Mutu&Biaya
JKN
DPMDewan
Pertimbangan Medik
Definisi Dibentuk oleh Menteri
Kesehatan
Dibentuk oleh Menteri
Kesehatan
INDEPENDEN dengan pembiayaan kegiatan oleh BPJS Kesehatan
- Dibentuk oleh BPJS Kesehatan
- Supporting BPJSK
Struktur Tingkat Pusat Tingkat Pusat 1. Tk Pusat2. Tk. Divisi
Regional3. Tk Cabang
- Tk. Pusat- Tk. Divisi
Regional
Aktivitas Memberikan penilaian teknologi kesehatan
Memberikan rekomendasi
terkait dengan permasalahan teknis medis pelayanan kesehatan
Rapat Rutin:1. Evaluasi mutu
pelayanan kesehatan
2. Audit Medis3. Sosialisasi &
Pembinaan etika disiplin profesi
Second OpinionMedical Judgment
Claim Investigation
Utilization Review
Keanggotaan
Ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan RI
Organisasi Profesi &
Akademisi Kedokteran
Organisasi Profesi, Pakar Klinis, dan
Akademisi
Pakar Klinis
GAMBARAN WILAYAH KERJADIVISI REGIONAL VI JATENG & DIY
Terdiri dari 2 Provinsi :- Jawa Tengah - D.I. Yogyakarta
11 Kantor Cabang :1. KCU Semarang2. KC Pekalongan3. KC Tegal4. KCU Purwokerto5. KCU Magelang6. KC Kebumen7. KC Boyolali8. KCU Surakarta9. KCU Kudus10. KC Pati11. KCU Yogyakarta
Kantor Layanan Ops.Kab (KLOK) : 32 KLOK
Liasson Officer (LO) : 4 LO
GAMBARAN PESERTA JKN-BPJS KESEHATAN & FASILITAS KESEHATAN DI JAWA TENGAH & DIY
Jumlah Penduduk Jateng & DIY : 35,8 JutaCoverage JKN : 20.789.769 (58%)*) Per Jan 2015
Fasilitas Kesehatan di Jawa Tengah & DIY :Tk Pertama : 2.764Tk Lanjutan : 279
Pendaftar Mandiri rata-rata per hari- Jateng : 3.737 jiwa - DIY : 426 jiwa
Jateng DIY TotalPuskesmas 876 121 997Dokter Umum 963 101 1064Dokter Gigi 274 29 303Klinik Pratama 253 36 289Faskes TNI Polri 96 15 111Jumlah 2,462 302 2,764
Jateng DIY TotalRS Pemerintah 59 9 68RS Swasta 140 41 181RS TNI Polri 10 3 13Klinik Utama 14 3 17Jumlah 223 56 279
Fasilitas Kesehatan TK Pertama
Fasilitas Kesehatan TK Lanjutan
Biaya Pelayanan Kesehatan Peserta JKN-BPJS Kesehatan
Per Jenis Pelayanan di Jawa Tengah dan DIY sd Desember 2014
Rawat Inap Tingkat Lanjutan
Rawat Jalan Tingkat Lanjutan
Rawat Jalan Tingkat Pertama
Rawat Inap Tingkat Pertama
REALISASI KASUS PER BULAN PER SEGMEN PESERTABulan Pelayanan Januari sd Desember 2014
PBI (APBN + APBD)
PNS, TNI, POLRI, PENSIUNAN, VETERAN, PK
PEKERJA MANDIRI, PEMBERI KERJA, INVESTOR
PEKERJA SWASTA, BUMN, BUMD, PP NON PNS
Catatan : Biaya Pelkes tdk termasuk obat kronis dan onkologi
REALISASI BIAYA PELKES PER BULAN PER SEGMEN PESERTABulan Pelayanan Januari sd Desember 2014
PNS, TNI, POLRI, PENSIUNAN, VETERAN, PK
PBI (APBN + APBD)
PEKERJA MANDIRI, P
EMBERI KERJA,
INVESTOR
PEKERJA SWASTA, BUMN, BUMD, PP NON PNS
20 DIAGNOSA TERBANYAK DARI 155 DIAGNOSA YANG DIRUJUK KE RS
Bulan Pelayanan Januari sd Desember 2014
NO. KODE DIAGNOSA
NAMA DIAGNOSA JUMLAH
1 J459 Asthma, unspecified 29.211 2 J450 Predominantly allergic asthma 22.385 3 A150 Tb lung confirm sputum microscopy with or without culture 21.769 4 J180 Bronchopneumonia, unspecified 10.509 5 R11 Nausea and vomiting 10.445 6 I109 Hypertension (HPN) 8.902 7 H524 Presbyopia 8.610 8 G510 Bell's palsy 6.639 9 I100 Hypertension, stage I 6.340
10 H000 Hordeolum and other deep inflammation of eyelid 5.747 11 J039 Acute tonsillitis, unspecified 5.698 12 I101 Hypertension, stage II 5.562 13 H109 Conjunctivitis, unspecified 5.259 14 H612 Impacted cerumen 5.073 15 J4599 Asthma 4.872 16 H608 Other otitis externa 4.356 17 J200 Acute bronchitis due to mycoplasma pneumoniae 3.890 18 H609 Otitis externa, unspecified 3.668 19 H600 Abscess of external ear 3.441 20 A151 Tuberculosis of lung, confirmed by culture only 3.347
TREND KASUS YANG DIRUJUK KE FKRTL5 DIAGNOSA TERBANYAK DARI 155 DIAGNOSA
Bulan Pelayanan Januari sd Desember 2014
Rekomendasi KPK untuk JKN - Primer
Sumber: Laporan Hasil Kajian Sistem, pengelolaan dana kapitasi pada FKTP milik pemerintah daerah, Direktorat Penelitian dan Pengembangan, Komite Pemberantasan Korupsi, Tahun 2014
MONITORING EVALUASI1. Membangun perangkat yang digunakan oleh FKTP agar indikator kinerja yang ditetapkan
oleh Kemenkes dapat diukur secara periodik
2. Menyusun database kinerja FKTP sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan dan menyerahkannya kepada Kemenkes untuk dijadikan bahan pendukung untuk pelaksanaan monev dan penetapan kebijakan JKN di masa yang akan datang.
3. BPJSK menetapkan indikator kinerja bagi BPJS di daerah dalam memonitoring FKTP di wilayahnya. Indikator kinerja bagi BPJSK di daerah untuk segera memasang aplikasi P-care di seluruh FKTP termasuk memonitoring penggunaannya.
9 Rekomendasi KPK berkaitan Jaminan Pelayanan Kesehatan Primer:
MENCIPTAKAN LINGKUNGAN PENGENDALIAN YANG LEBIH HANDAL
1. Memastikan bahwa mekanisme kontrol yang dibangun BPJS di tingkat FKTP berjalan
2. BPJS di tiap daerah membangun saluran pengaduan masyarakat terkait pelayanan di FKTP dan mensosialisasikannya
MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN KOMPETENSI PETUGAS KESEHATAN DI DAERAH
1. Melaksanakan kegiatan sosialisasi dan pelatihan kepada Dinkes dan petugas puskesmas yang melibatkan semua pemangku kepentingan
2. Menjadikan kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis yang dilakukan sebagai indikator kinerja tiap kantor cabang
3. Menyediakan ruang konsultasi dengan FKTP dan Dinkes setempat4. Melakukan pengukuran terhadap tingkat pemahaman FKTP dan
kepuasan FKTP ke BPJS Kesehatan
PAY FOR PERFORMANCE
www.bpjs-kesehatan.go.id
HARAPAN
1. Pemahaman yang sama tentang pola pembayaran Kapitasi dan INA CBGs
2. Implementasi Kendali Mutu dan Kendali Biaya3. Kesiapan Faskes dan nakes dalam pelaksanaan JKN supply side