ppt

20
ANALISIS KERASIONALAN PENGGUNAAN RANITIDIN PADA PASIEN DISPEPSIA DI INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BRIMOB TAHUN 2015 Oleh : Nurul Eka Wulandari NIM 12040040 PROGRAM STUDI S1 FARMASI SEKOLAH TINGGI FARMASI MUHAMMADIYAH TANGERANG BANTEN TAHUN 2016

Upload: nurul-eka-wulandari

Post on 14-Apr-2016

223 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

power pount

TRANSCRIPT

Page 1: PPT

ANALISIS KERASIONALAN PENGGUNAAN RANITIDIN PADA PASIEN DISPEPSIA DI INSTALASI FARMASI

RAWAT JALAN RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BRIMOB TAHUN 2015

Oleh :Nurul Eka Wulandari

NIM 12040040

PROGRAM STUDI S1 FARMASI SEKOLAH TINGGI FARMASI MUHAMMADIYAH

TANGERANGBANTEN

TAHUN 2016

Page 2: PPT

PENDAHULUAN Dispepsia merupakan istilah yang umum dipakai untuk suatu sindroma atau kumpulan gejala berupa nyeri atau rasa tidak nyaman pada ulu hati, mual, kembung, muntah, sendawa, rasa cepat kenyang, dan perut merasa begah. Istilah dispepsia mulai gencar di kemukakan sejak akhir tahun 80-an. Definisi dispepsia di atas menunjukkan bahwa penyebab timbulnya gejala-gejala berasal dari Saluran Cerna Bagian Atas (SCBA) khususnya lambung dan duodenum. Menurut Depkes RI pada tahun 2012, dispepsia berada pada urutan ke-6 dengan angka kejadian kasus sebesar 34.981 kasus pada pria dan 53.618 kasus pada wanita, jumlah kasus baru sebesar 88.599 kasus.

Dispepsia di RS Bhayangkara Brimob pada tahun 2015 juga berada di urutan ke 6 dengan angka kejadian kasus sebasar 583 .

Page 3: PPT

PENDAHULUANKerasionalan menurut Kemenkes, 2011 meliputi :

– Tepat Diagnosis– Tepat Indikasi– Tepat Obat– Tepat Dosis– Tepat Cara Pemberian– Tepat Waktu Pemberian– Tepat Lama Pemakaian– Tepat Efek Samping

Page 4: PPT

Title

Page 5: PPT

DISPEPSIADispepsia berasal dari bahasa yunani, yaitu dys (buruk) dan peptin (pencernaan). Dispepsia merupakan salah satu gangguan pencernaan yang paling banyak diderita. Perubahan gaya hidup dan pola makan menjadi salah satu penyebab terjadinya gangguan saluran pencernaan. Dispepsia merupakan istilah yang menunjukan rasa nyeri pada bagian atas perut.

Dispepsia dibagi menjadi dua jenis, yaitu dispepsia organik dan dispepsia fungsional. Dispepsia organik apabila penyebabnya telah diketahui dengan jelas misalnya ada ulkus peptikum, karsinoma lambung yang bisa ditemukan secara mudah. Sedangkan dispepsia fungsional merupakan dispepsia yang tidak ada kelainan organik tetapi merupakan kelainan fungsi dari saluran makanan.

Page 6: PPT

DISPEPSIAEtiologi Patofisiologi dispepsia hingga kini masih belum sepenuhnya jelas dan penelitian-penelitian masih terus dilakukan terhadap faktor-faktor yang dicurigai memiliki peranan bermakna, seperti di bawah ini : 1. Sekresi asam lambung 2. Helicobacter pylori 3. Peranan hormonal 4. Diet dan faktor lingkungan 5. Psikologis 6. Faktor genetik

Page 7: PPT

DISPEPSIAManifestasi KlinisGejala dari dispepsia dapat muncul secara episodik (kadang-kadang), berulang, atau kronik (terus-menerus). Berdasarkan keluhan dan gejala dominan yang dialami oleh pasien,  dispepsia terbagi menjadi tiga tipe, yaitu: 1. Gastro-oesophageal reflux disease (GORD) 2. Dispepsia Fungsional 3. Radang dinding lambung

Page 8: PPT

DISPEPSIADiagnosis

Keluhan utama yang menjadi kunci untuk mendiagnosis dispepsia adalah adanya nyeri dan atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas. Apabila kelainan organik ditemukan, kemungkinan diagnosis banding dispepsia organik, sedangkan bila tidak ditemukan kelainan organik apa pun, kecurigaan ke arah dispepsia fungsional.

Page 9: PPT

H2RAH2RA

Page 10: PPT
Page 11: PPT

RanitidinDigunakan untuk menangani gejala dan penyakit akibat produksi asam lambung yang berlebihan. Obat ini bekerja dengan menurunkan kadar asam berlebihan yang diproduksi oleh lambung dengan cara memblok reseptor histamin pada sel parietal sehingga rasa sakit dapat reda dan luka pada lambung perlahan-lahan akan sembuh.

Efek SampingPusing, diare, nyeri otot dan timbul ruam kulit.

Page 12: PPT
Page 13: PPT

Kerangka Konsep

Pasien Dispepsia Di RSBhayangkara Brimob

Dianalisis Berdasarkan Formularium Nasional 2015

1. Tepat Diagnosis2. Tepat Indikasi3. Tepat Obat4. Tepat Dosis5. Tepat Cara Pemberian6. Tepat Waktu Pemberian7. Tepat Lama Pemberian8. Tepat Efek Samping

Rasional / Tidak Rasional

Independent Dependent

Page 14: PPT

Hipotesis

Penggunaan ranitidin pada penderita dispepsia di RS Bhayangkara Brimob tahun 2015 belum sesuai dengan pedoman kerasionalan penggunaan obat menurut Formularium Nasional 2015.

Page 15: PPT

RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan metode deskriptif, metode penelitian yang dilakukan dengan cara retrospektif dengan menggunakan data yang sudah berlalu. Pengambilan sampel yang digunakan yaitu secara total sampling, dimana seluruh data diambil dari pasien yang memiliki kategori dewasa dengan diagnosa dispepsia dan berusia 18-60 tahun. Sampel yang diambil dengan rumus (Notoatmojo, 2005) :

n = N 1+N(d2)

Keterangan: n= Besar sampel N= Besar populasi d=Tingkat kepercayaan atau ketetapan yang diinginkan

(10%)

Page 16: PPT

MAKA :n = 583 1 + 583 (0,01)n = 583 1 + 5,83n = 583 6,83 n = 85,3587

Jadi, sampel yang akan di ambil pada penderita dispepsia sebanyak 85 responden.

Page 17: PPT

• ANALISIS DATA

SPSS 20.0 ( Statistical Package for the Sciences ) dengan uji statistic chi

square

Disajikan dalam bentuk tabel untuk mengetahui kerasionalan penggunaan

ranitidin pada pasien dispepsia

Page 18: PPT

Jadwal Penelitian

Page 19: PPT
Page 20: PPT

TERIMAKASIH