ppt

Upload: stephaniepany

Post on 09-Jan-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

a

TRANSCRIPT

  • Pemicu 2Stephanie405090231

  • Definisi DiareDiare:Buang air besar dengan feses berbentuk cair dengan frekuensi > 3x dalam 24 jam

  • Diare : peningkatan berat tinja per hari di atas 200 gr untuk dewasa (HarrisonDiare : peningkatan berat tinja per hari di atas 250 gr untuk anak-anak (Robbins) Diare dibagi menjadi : Diare akut : diare yang berlangsung kurang dari 15 hari. Diare Infeksius Cara infeksi :Makanan yang tercemarDaging yang tidak dimasak dengan baikPolusi udara (rotavirus)Kontaminasi tangan atau permukaan tubuhAktivitas seksual

  • Tanda dan Gejala : Nyeri abdomen Panas MalabsorptifDiare Persisten : diare yang berlangsung selama 2 sampai dengan 4 mingguDiare Kronik : diare yang terjadi selama lebih dari 4 minggu#Jenis diare kronikInflamatorikOsmotikSekretorikDiare faktisiusPerubahan motilitas intestinal

  • Etiologi diareBakteri : Bacillus cereus Campylobacter jejuni Clostridium defficile Clostridium welchii Clostridium perfingens E. Coli Klebsiella Proteus Pseudomonas Salmonella Shigella Stafilokokus aureus Vibrio cholerae Vibrio haemolyticus Yersinia enterocolica Virus:Adenovirus Astrovirus Coronavirus Coxsackievirus Cytomegalovirus ECHOvirus Enterovirus Norwalkvirus (Kalisvirus) Rotavirus Parasit : Protozoa : Cryptosporidium parvum Entomoeba coli Entamoeba histolytica Giardia lamblia Helmintes Ancylostoma duodenale Ascaris lumbricoides Hymenolepys nana Leismania donovani Necator americanus Strongiloides stercolaris Taenia saginata Trichuris trichuria Jamur : Candida albicans

  • Cacing penyebab diare1. Ascaris lumbricoidesHospes manusiaGejala Klinis Larvanya menyebabkan gangguan paru disertai dengan batuk,demam, dan eosinofilia. Sedangkan cacing dewasanya menyebabkan gangguan usus ringan (mual, napsu makan berkurang, diare, dan konstipasi).Diagnosis telur dalam tinja / cacing dewasa keluar melalui mulut atau hidung karena muntah maupun melalui tinja.2. Trichuris trichiuraHospes manusiaGejala klinis diare dengan syndrom disentri, anemia, berat badan turun, kadang disertai prolapsis rektumDiagnosis telur dalam tinja.

  • Ascaris lumbricoides, post surgical

  • 3. Strongyloides stercoralis

    Hospes manusiaGejala klinis Larva filariform menimbulkan kelainan kulit (creeping eruption) disertai gatal yang hebat. Cacing dewasa menimbulkan kelainan mukosa usus halus.Infeksi ringannya tidak menimbulkan gejala.Infeksi sedang menimbulkan rasa sakit di epigastrium tengah, mual, muntah, diare dan konstipasi yang saling bergantian.Diagnosis larva rhabditiform dalam tinja segar.

  • 4. Trichinella spiralis

    Hospes manusia, babi, tikus, beruang, anjing, kucing, babi hutan dllGejala klinis :Cacing dewasa invasi ke mukosa usus gejala:diare, mual,muntah, sakit perut. Larva di otot selama 7-28 hari sesudah infeksi gejala:myalgia dan miositis disertai demam, eosinifilia dan hypereosinofilia.Diagnosis mencari larva dalam darah dan otak pada hari ke 7-14 hari setelah infeksi, biopsi otot pada minggu ke 3-4 setelah infeksi.

  • 5. Diphyllobothurium latum

    Hospes definitif : manusia, reservoar : anjing, kucing, walrus/anjing laut, babi.Gejala klinis diare, tidak napsu makan, dan tidak enak di perut.Diagnosis telur atau proglotid dalam tinja.

    6. Taenia saginata

    Hospes definitif (manusia), perantara (sapi, kerbau)Gejala klinis sakit ulu hati, perut tidak enak, mual, muntah, diare, pusing atau gugup.Diagnosis proglotid dalam tinja atau keluar spontan, telur dalam tinja atau usap anus.

  • Protozoa penyebab diareEntamoeba HistolyticaHospes manusiaGejala klinis :Amebiasis intestinalAmebiasis kolon akut nyeri perut dan diare yang berupa tinja cair, berlendir atau berdarah dengan frekuensi 10kali sehari, demam, tidak napsu makanAmebiasis kolon menahun tidak enak perut, diare yang diselingi sembelit Amebiasis Extraintestinal bisa menimbulkan abses di hati, paru, dan otak.

  • 2. Balantidium coli

    Hospes babi, tikus, dan spesies kera, juga manusia.Gejala klinis diare disertai konstipasi, sakit perut,tidak napsu makan, dan muntah.Diagnosis tropozoit atau kista dalam tinja.

    3. Giardia lamblia

    Hospes manusia, berang-berang, sapi, srigala, kucing , dan anjing.Gejala klinis rasa tidak enak perut, mual, tidak napsu makan, demam ringan, diare cair yang berbau busuk, perut kembung, dan kram perut.Diagnosis kista atau tropozoit dalam pemeriksaan tinja.

  • 4. Izospora

    Hospes burung dan manusiaGejala klinis Infeksi ringan (tanpa gejala atau gejala usus ringan), Infeksi berat (diare, seator, sakit kepala, demam, malaise, nyeri abdomen, muntah, dehidrasi, berat badan turun)Diagnosis ookista(merah muda) dalam tinja

    5. Cryptosporodium

    Hospes mamalia, burung, reptilGejala klinis diare tanpa darah, dehidrasi, nyeri di ulu hati, mual, muntah, anoreksia, dan demam ringan.Diagnosis ookista dalam tinja

  • Bakteri penyebab diareEscherichia coliJenis-jenis : ETEC (Enterobacter Toxigenic Escherichia coli)EPEC (Enterobacter Pathogenic Escherichia coli)EIEC (Enterobacter Invasif Escherichia coli)Gejala KlinisAdanya darah dalam tinja, demam, dehidrasi, elektrolit tidak seimbang

  • Salmonella Non TifoidInfeksi karena Salmonella dapat menyebabkan diare yang menyerupai disentri yang berupa air.Dapat menyerang usus halus atau kolonDapat menembus mukosa usus tanpa merusak sel-sel epitel Tidak seperti halnya pada anak besar dan orang dewasa, maka pada bayi usia muda (
  • KoleraCara penyebarannya melalui pencemaran makanan atau air yang diminum.

    ShigellaMikroorganisme ini dapat pula mengeluarkan neurotoksin yang dapat menyebabkan kejang, yang kadang-kadang dapat timbul sebelum diare tampak.Kebanyakan dari Shigella bersifat menghilang dengan sendirinya

  • KoleraCara penyebarannya melalui pencemaran makanan atau air yang diminum.

    ShigellaMikroorganisme ini dapat pula mengeluarkan neurotoksin yang dapat menyebabkan kejang, yang kadang-kadang dapat timbul sebelum diare tampak.Kebanyakan dari Shigella bersifat menghilang dengan sendirinya

  • Jamur penyebab diare

    Candida sp.Kandidosis saluran cerna merupakan keadaan yang jarang ditemukanGejala : gastritis (seperti perut kembung sampai terjadinya diare)

  • Patofisiologi diare

    Jasad renik menyebabkan diare melalui sejumlah mekanisme antara lain, sebagai berikut:VirusBeberapa jenis virus seperti rotavirus, berkembang biak dalam epitel vili usus halus, menyebabkan kerusakan sel epitel dan pemendekan vili. Hilangnya sel-sel vili yang secara normal mempunyai fungsi absorbsi dan penggantian sementara oleh sel epitel berbentuk kripta yang belum matang, menyebabkan usus mensekresi air dan elektrolit.

  • BakteriPenempelan di mucosa. Bakteri yang berkembang biak dalam usus halus pertama-tama harus menempel mukosa untuk menghindarkan diri dari penyapuan sehingga menyebabkan perubahan epitel usus yang menyebabkan pengurangan kapasitas penyerapan atau menyebabkan sekresi cairan.Toxin yang menyebabkan sekresi. E.coli enterotoksigenik, V. Cholerae 01 dan beberapa bakteri lain mengeluarkan toksin yang menghambat fungsi sel epitel.Invasi mukosa. Shigella, C jejuni, E coli enteroinvasife dan Salmonella dapat menyebabkan diare berdarah melalui invasi dan perusakan sel epitel mukosa.

  • ProtozoaPenempelan mukosa. G. lamblia dan Cryptosporidium menempel pada epitel usus halus dan menyebabkan pemendekan vili, yang kemungkinan menyebabkan diare.Invasi mukosa. E. histolitica menyebabkan diare dengan cara menginvasi epitel mukosa di kolon (atau ileum) yang menyebabkan mikroabses dan ulkus.

  • Terapi diare akutTerapi simptomatikAntidiareLoperamid dan bismut subsalisilat digunakan untuk mengatasi diare yang tidak disertai panas dan tidak terdapat pus pada tinja.Obat-obat antikolinergik dan opiat sebaiknya dihindari jika penyebab diare adalah organisme enteroinvasif kolonisasi.Terapi cairanOralit diberikan untuk mencegah kematian karena dehidrasiTerapi cairan intravena untuk pasien dehidrasi berat (cth : pada kolera,shigella,rotavirus)

  • Takaran pemberian oralit< 2 thn : 50 100 ml 2 10 thn : 100 - 200 ml > 10 thn : sebanyak yang diperlukanKetentuan campuran oralit dari WHO osmolaritas mirip / < dr plasma (300mOsmol/l)Konsentrasi sodium harus cukup utk mengganti jumlah sodium yang kurangRasio glukosa dan sodium harus 1:1 agar sodium diabsorpsi sempurnaKonsentrasi potasium harus sekitar 20 mmol/l Konsentrasi basa yang diberikan 10mmol/l sitrat atau bikarbonat 30mmol/l (disarankan menggunakan trisodium sitrat atau dihidrat) Antipiretik hanya diberikan pada pasien diare yang disertai demam, cth : paracetamol dan acetosal.

  • Terapi CasualAmubisid Metronidazol (Giardia lamblia) dan parmomisin Antijamur Nistatin (kandida saluran cerna)

  • E.ColiTrimetoprimKotrimoksazolSulfametoksazolSalmonellaKloramfenikol AmpisilinKotrimoksazol

  • KoleraKloramfenikolFurazolidon KotrimoksazolShigellajika resisten ampisilin, diberikan kotrimoksazolSefamandolSefaleksinSefaklorKanamisin

  • Terapi diare kronikTerapi simptomatik (pemberian obat)Antidiare : Preparat hidrofilik, cth : psilium, akan menyerap air dan meningkatkan konsistensi fesesPreparat antidiare opiat, cth : difenoksilat dan loperamid, membantu mengatasi diare sekretorik dengan intensitas ringan hingga sedang.Kodein atau tinctura opii digunakan untuk mengatasi diare sekretorik hingga intensitas berat. Kolestiramin digunakan untuk mengatsi diare yang disebabkan oleh malabsorpsi garam empedu

  • Antipiretik hanya diberikan pada pasien diare yang disertai demam, cth : paracetamol dan acetosalTerapi simptomatik (non obat) Istirahat cukup Makan setiap 3-4 jam

  • cara pemeriksaan Pemeriksaan tinjaMakroskopis dan mikroskopis (warna, darah ada ato ga, bau dll)Ph dan kadar gula dalam tinja (jika tjd diare kronis .. malabsorpsi)Kultur dan uji resistensi Pemeriksaan keseimbangan asam basa AGD Urinalisis : Berat jenis (kekentalan darah meningkat -> urine pekat-> Bj meningkat) Pemeriksaan kadar ureum kreatinin plasma faal ginjal (u/ mendeteksi dehidrasi / tidak) Pemeriksaan keseimbangan cairan & elektrolit Hb-Ht, Na, K, Ca & F Pemeriksaan intubasi duodenum EKG menilai deplesi elektrolit (biasanya kalium)

  • Daftar pustakaJawetz, dkk. Amoeba Usus. dr. Dripa Sjabana. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Salemba Medica 2005; 374-378.Staf Pengajar Bagian Parasitologi Universitas Indonesia. Helmintologi, Protozoologi,Mikologi. Prof. dr. Srisari Gandahusada, Drs. H. Hery D. Ilahude DAP & E, danProf. dr. Wita Pribadi. Parasitologi Kedokteran, Edisi Ketiga. Jakarta: Gaya Baru 2000; 59-66,112-119,125-128,129-132,161-164,314-318.Widjaja, Surya, dkk. Patologi Khusus, Susunan Pencernaan. dr. Sutisna Himawan.Patologi Universitas Indonesia. Jakarta: Repro International 1985; 209-210.

    *******