ppt suyartono
TRANSCRIPT
SYT – Maret 2012
PRIORITASKAN KESELAMATAN
OlehIr. Suyartono S., M. Sc.
Komisaris Independen PT Pertamina Drilling Services IndonesiaMantan Dirtek dan Lingkungan Minerbapabum dan Dirtek dan Lingkungan Migas
Presentasi pada: Seminar Nasional
“Peran Ahli K3 dalam Penerapan Safety Behaviour untuk MewujudkanSafety Culture di Lingkungan Kerja Pertambangan dan Migas”
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas DiponegoroSemarang, 29 September 2012
2
Minyak dan Gas BumiMinyak dan Gas Bumi
Kegiatan bercirikan:- Memerlukan teknologi tinggi- Memerlukan modal/investasi besar- Daerah operasi tersebar di tempat-tempat terpencil- Skala usaha sangat beragam (kecil sampai besar)- Mengandung bahaya dan risiko kecelakaan kerja tinggi - Operasi bertahap (penyelidikan umum/seismik,
eksplorasi, studi kelayakan/Amdal/UKL - UPL, konstruksi, produksi percobaan, produksi penuh, pemurnian/pengolahan, dan penjualan), decommissioning; masing-masing tahap, risikonya terhitung (calculated risk)
- Tenaga kerja dg pengetahuan dan ketrampilan khusus- Peraturan K3 dan Lingkungan berlaku untuk semua
skala
UTAMAKAN KESELAMATAN
Flare
FWKO TANK WASH
TANK SHIPPING TANK
Sumur Produksi
Gas
Oil
Fasilitas Separasi
Tangki Penyimpan Minyak
Minyak
Liquid and Solid Wastes
Solid Waste Treatment
Tanker Minyak
Fasilitas Pengolah Limbah CairSumur Injeksi
Monitoring point
Penanggulangan Pencemaran(oil boom, skimmer)
BiopileBiopile
PenghijauanPenghijauan
Pengeboran
Seismik
Pembuangan ke Badan Air
Kilang Minyak
Flare
SPBU
Pengangkutan BBM
Air Emission
Hulu Hilir
KEGIATAN MIGAS
KEWAJIBAN BU/BUTKEWAJIBAN BU/BUT
Berdasarkan UU No. 22 Tahun 2001 tentang Migas Pasal 40, Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap:
1. Menjamin:• Standar dan Mutu• Penerapan Kaidah Keteknikan• Keselamatan dan Kesehatan Kerja• Pengelolaan Lingkungan Hidup
2. Mengutamakan secara transparans dan bersaing atas:• Pemanfaatan Tenaga Kerja Setempat• Produk Dalam Negeri (barang, jasa, rekayasa dan rancang bangun)
3. Bertanggung jawab mengembangkan lingkungan dan masyarakat setempat
SISTEM PENGELOLAAN K3SISTEM PENGELOLAAN K3
1. Kepala Inspeksi/Inspektur Migas2. Inspektur Migas/Pelaksana Inspeksi Tambang3. Buku Tambang4. Kepala Teknik Tambang – penanggung jawab operasi di lapangan5. Program Tahunan K36. Safety Committee7. Pelaporan Kecelakaan8. Pemeriksaan Kecelakaan berakibat mati, berat dan ringan serta
kejadian berbahaya9. Sertifikasi peralatan (bejana tekan, tangki, pesawat angkat, dll)10. Sertifikasi personil (Inspektur Bejana Tekan, Inspektur Pesawat Angkat,
Inspektur Pipa Penyalur, dll)11. Safety Award
7
KKEBIJAKAN PT PDSIEBIJAKAN PT PDSI
OperaOperasi si UnggulUnggul
Achieve an injury-free work place;Eliminate spills and environmental incidents; Identify and mitigate key environmental risks;Promote a healthy workplace and mitigate
significant health risks;Operate incident free with industry-leading asset
reliability; andMaximize the efficient use of resources and assets.
Healthy Life
Environment Environment friendly friendly
Zero Incident Zero Incident
ENVIRONMENT:- Zero Spills- GO GREEN
HEALTH :- All Employee and Crews
SAFETY Incident Free
TUJUAN HSE
10
Kesehatan Kerja– Pemeriksaan kesehatan rutin
pekerja & crew– SKJ (Senam Kesegaran Jasmani)– BAPOR Area– Sosialisasi saat tail gate meeting
topik tentang kesehatan
bb
aa– Safety Induction– Tail gate meeting– Work Permit & JSA– Sertifikasi peralatan & crew– Inspeksi & cheklist
peralatan– Assesment– Safety Meeting– Safety stand down– Safety alert/Buletin/Safety
Campaign– SIKA– Inhouse Training HSE– Safety Drill
Keselamatan Kerja
– Limbah cair (bekerja sama dengan
badan pengelola limbah yang memiliki izin KLH)
- Pengukuran kebisingan di lokasi Rig & sekitar lokasi
cc Lingkungan
K3L(HSE) K3L(HSE)
Assesment /Work PermitAssesment /Work Permit
HSEPLANHSE
PLANTechnical Meeting
Technical Meeting
RIG OPERAT-ION
RIG OPERAT-ION
HEALTH, SAFETY & ENVIRONMENT ACTIVITY IN ALL PROCESS
CSMS BETWEEN PT PERTAMINA EP (CLIENT) AND PT PDSI (CONTRACTOR)CSMS BETWEEN PT PERTAMINA EP (CLIENT) AND PT PDSI (CONTRACTOR)
HSE/K3L
STANDAR dan PROSEDUR
Prioritas Program HSE • SNI/SKKNI dan Standar Internasional• Prosedur HSE dan Operasi • Risk Assessment• Safety Culture and Behaviour• Safe Work Practices• Incident Report and Investigation• HSE Training and Competence• Working Instruction• Sertifikasi Personil dan Peralatan/Instalasi
IMPLEMENTASI HSE
( INTEGRATION OPERATION AND HSE )
IMPLEMENTASI:• Safety induction• Rig Move Assessment• Tail gate Meeting/Tool box Meeting• Job Safety Analysis/Pre Job Meeting• Work Permit /Hot Permit• Inspection• Lock Out Tag Out• Emergency Response Team• Drill• Reporting HSE Online
RIGMOVE
RIGMOVE
RIGUPRIGUP
RIGOPERATION
RIGOPERATION
RIGDOWN
RIGDOWN
RISK ASS.JSA
Work Permit
RISK ASS.JSA
Work Permit
JSA, Work Permit, Drill, Inspection, Safety
Meeting, ERP, LOTO
JSA, Work Permit, Drill, Inspection, Safety
Meeting, ERP, LOTO
INSPECTIONJSA
Work Permit CEKLIST
INSPECTIONJSA
Work Permit CEKLIST
JSACheklistPre Job Meeting,
WorkPermit
JSACheklistPre Job Meeting,
WorkPermit
HEALTH, SAFETY & ENVIRONMENT ACTIVITY IN ALL PROCESS
15
KEGIATAN HSEKEGIATAN HSE
NO DOKUMEN SIKA (Surat Izin Kerja Aman)1 a. HSE Policy
b. Sistem Manajemen HSEc. Job Safety Analysis (JSA)d. Emergency Response Plan (ERP)e. Surat permohonan Work Permit
2 Standard Operating Procedure (SOP)3 a. Ceklist peralatan dengan sertifikat & kalibrasi
b. Dimensi & Beratc. Handling Procedure
4 Layout peralatan mengacu aspek HSE5 Nama-nama personil yang terlibat langsung dalam operasi serta sertifikasi kompetensi6 Struktur organisasi lengkap7 Oil & Gas Standard yang dipakai8 Inspection report peralatan9 MSDS
SIKA (Surat Izin Kerja Aman)Dokumen yang harus dilengkapi oleh PDSI sebelum operasional pemboran di mulai, sebagai syarat untuk terbitnya SIKA yang dikeluarkan oleh pemilik wilayah kerja (Pertamina EP) dalam hal implementasi aspek HSE NO DOKUMEN SIKA (Surat Izin Kerja Aman)1 a. HSE Policy
b. Sistem Manajemen HSEc. Job Safety Analysis (JSA)d. Emergency Response Plan (ERP)e. Surat permohonan Work Permit
2 Standard Operating Procedure (SOP)3 a. Ceklist peralatan dengan sertifikat & kalibrasi
b. Dimensi & Beratc. Handling Procedure
4 Layout peralatan mengacu aspek HSE5 Nama-nama personil yang terlibat langsung dalam operasi serta sertifikasi kompetensi6 Struktur organisasi lengkap7 Oil & Gas Standard yang dipakai8 Inspection report peralatan9 MSDS
INTERNAL TRAINING/ DRILL
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
PIC Report To By
M1M2
M3
M4
M1
M2
M3
M4
M1
M2
M3
M4
M1
M2
M3
M4
M1
M2
M3
M4
M1
M2
M3
M4
M1
M2
M3
M4
M1
M2
M3
M4
M1
M2
M3
M4
M1
M2
M3
M4
M1
M2
M3
M4
M1
M2
M3
M4
a. Safety Orientasi / Re-fresh Training
1. Kebijakan K3LL & Komitmen Perusahaan
Setiap Awal Project atau Sebelum project mulai beroperasi/Setiap Ada kesempatan di rig site
2. HES Awareness
3. Basic Fire Fighting HSE Officer
HSE Coord.
4. H2S Awareness
5. Emergency Response Plan
6. Kesehatan Kerja
7. Hazardous Material Handling
b. Defensive Driving
c. Emergency Drill/Fire Drill/H2S Drill
d. Job Safety Analysis/Work Permit
17
KINERJA K3L/HSEKINERJA K3L/HSE (SMC) (SMC)
6671 -Target = 45 buah/Rig/Bulan
-% Clossing SMC per 4 November 2010 = 74 %
SMC ONLINE
ESKALASI KORBAN INSIDEN ADALAH AKIBAT DARI BURUKNYA ESKALASI KORBAN INSIDEN ADALAH AKIBAT DARI BURUKNYA PERHATIAN TERHADAP TINDAKAN YANG UNSAFE DAN NEAR MISSPERHATIAN TERHADAP TINDAKAN YANG UNSAFE DAN NEAR MISS
1Fatal
30Major
(LWCs dan RWCs)
300Recordable Injuries
3,000Near Misses or First aid
30,000 Hazards• Unsafe Acts
• Employee-Created Unsafe Conditions
Tragedi kebakaran Wax Plant di UP.V, bulan Agustus 2006
Tragedi kebakaran 7 bh Tanki di UP.IV bulan 24 Oktober 1995
SYT – Maret 2012
PRIORITASKAN KESELAMATAN
PENYEBAB KECELAKAANPARADIGMA LAMA (NCS) Du Pont PARADIGMA BARU88% faktor manusia 96% -10% faktor alat/mesin 4% -2% takdir - -
88% kecelakaan dapat dicegah 100% kecelakaan dapat dicegahTEORI PENYEBAB KECELAKAAN
1.Lack of Control: Lemahnya pengawasan oleh seluruh level manajemen (tak ada/kurangnya program dalam sistem; tak terpenuhinya ketentuan standar; tidak diterapkannya kaidah keteknikan yang baik)•Basic Cause: Perilaku tidak aman dan praktek-praktek di bawah standar a. personal factor: menurunnya kekuatan fisik, keterbatasan mental, kurangnya pengetahuan/ketrampilan, meningkatnya tekanan mental, kurangnya kemampuan psikologis, kurangnya motivasi kerja; b. job factor: tidak memadainya prosedur/peralatan kerja/perawatan peralatan, rusaknya peralatan kerja, salah penggunaan peralatan kerja3. Immediate Cause: Gabungan antara perilaku tidak aman dan kondisi tidak aman a. unsafe act: kesalahan dalam menggunakan standar, peralatan, dan prosedur; cacat tubuh, emosi terganggu b. unsafe condition: kondisi-kondisi di bawah standar
20
SYT – Maret 2012
PRIORITASKAN KESELAMATAN
21
PEMBELAJARAN: KEJADIAN FATAL
1. Orang tidak kompeten sampling BBM Seorang Satpam ”mengambil” BBM dari tangki timbun 2. Hasil uji kelaikan alat yang “meragukan”
APAR “good but corroded”
3. Hasil Pemeriksaan Kesehatan yang “tidak jelas” “Fit, perlu pengobatan”--------------------------------
ANALISIS KECELAKAAN TERJATUH DARI STRUKTUR RIGANALISIS KECELAKAAN TERJATUH DARI STRUKTUR RIG
Uraian Kejadian
Pukul 15:15 WIB Crew Rig persiapan akan melaksanakan rebah menara dengan didahului dengan pemasangan lifting line pada A-Frame bagian kiri dan kanan, pemasangan lifting line sebelah kiri tidak terjadi kendala; kendala terjadi pada saat pemasangan lifting line sebelah kanan.
Pada saat kejadian, posisi korban berada di atas beam substructure di samping frame lifting line sambil memposisikan spelter lifting line untuk dipasang pin pada Frame. Dibantu oleh sdr. Dedi dan Fachrudin untuk memasang Pin pada pad eye dan dibantu juga oleh sdr. Muntaha, Edy, Heryanto, Daono di dekat dog house yang menarik lifting line dengan menggunakan manila rope.
Spelter frame lifting line diangkat dengan menggunakan dua buah webbing sling kapasitas tiga ton dengan maksud untuk membantu mempermudah pemasangan lifting line pin pada pad eye (dengan cara diangkat).
Usaha pemasangan lifting line pada pad eye mengalami kendala, Crane tetap mengangkat sling pada A-Frame, sehingga menyebabkan webbing sling putus pada ujungnya, lalu A-Frame mengalami kejutan dan jatuh ke posisi semula, pada saat itu korban kaget dan lompat dari beam substructure. Karena kehilangan keseimbangan korban terjatuh ke tanah dari ketinggian ± 90 cm dengan kepala sebelah kiri terbentur ke tanah.
LAYOUT POSISI PERSONILLAYOUT POSISI PERSONILGAMBAR TEKNIS SUBSTRUCTURE RIG N 80 B2/01 (Tampak samping)
KONSENTRASI ORANG BEKERJA
FOTO TERKAIT KEJADIANFOTO TERKAIT KEJADIAN
Posisi Spelter yang akan dipasang pada A-Frame
Posisi Berdiri korban saat memposisikan spelter lifting line
FOTO TERKAIT KEJADIANFOTO TERKAIT KEJADIAN
Bagian Lifting line yang diangkat oleh webbing sling
Bagian A-frame bisa di stel turun & naik setinggi ± 15 cm
Bagian A-Frame yang bisa di stel
FOTO KORBANFOTO KORBAN
ANALISIS ANALISIS KE KECELAKAANCELAKAAN
DATA YANG PEROLEHDari investigasi yang dilaporkan dapat di peroleh beberapa data sebagai berikut:
1.Kondisi korban saat bekerja dalam kondisi tidak fit 2.Berdasarkan riwayat kesehatan MCU dan data di lapangan korban ternyata memiliki masalah dengan Hipertensi dan pernah mengalami kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan luka di kepala. 3.Tingkat ketidakhadiran korban di Rig karena sakit cukup tinggi4.Berdasarkan wawancara dengan saksi, korban akhir akhir ini tidak fokus dalam bekerja karena permasalahan keluarga (adiknya menderita stroke)5.Penggunaan webbing sling pada proses pengangkatan yang kurang tepat6.Webbing sling pengangkat putus kemungkinan besar disebabkan adanya tarikan yang melebih kapasitas webbing sling (kapasitas 3 ton)7.Kelebihan tarikan pada webbing sling diduga adanya sangkutan pada spelter lifting frame atau lifting line.8.Kelebihan tarikan yang terjadi dapat dimonitor oleh load indicator pada crane (load indicator berfungsi)9.Berdasarkan wawancara dengan operator crane, diketahui pemahaman operator mengenai pembacaan load indicator pada crane masih rendah10.JSA Rig Down Menara dibuat dan dilakukan Pre Job Meeting sebelum menurunkan menara11.Penanganan korban (Medivac) sudah dilakukan, Pihak PDSI juga sudah mempersiapkan SOS untuk kondisi emergency, hanya saja kondisi korban saat itu belum memungkinkan untuk di pindah tempatkan ke Rumah Sakit yang lebih baik
RIWAYAT KESEHATANRIWAYAT KESEHATAN
Analisis Teori DominoAnalisis Teori Domino
KE
RU
GIA
N
INS
IDE
N
SE
BA
B L
AN
GS
UN
G
SE
BA
B D
AS
AR
LEM
AH
KO
NT
RO
L
Drilling Services IndonesiaDrilling Services Indonesia
KE
RU
GIA
N
INS
IDE
N
SE
BA
B L
AN
GS
UN
G
SE
BA
B D
AS
AR
LEM
AH
KO
NT
RO
L
Drilling Services IndonesiaDrilling Services Indonesia
•Kecelakaan yang mengakibatkan korban luka pada bagian kepala (Sdr. Sugiyono-Driller N 80 B2/01)
KE
RU
GIA
N
INS
IDE
N
SE
BA
B L
AN
GS
UN
G
SE
BA
B D
AS
AR
LEM
AH
KO
NT
RO
L
Drilling Services IndonesiaDrilling Services Indonesia
•Korban terjatuh dari beam setinggi ± 90 cm dan mengalami benturan pada bagian
kepala sebelah kiri
KE
RU
GIA
N
INS
IDE
N
SE
BA
B L
AN
GS
UN
G
SE
BA
B D
AS
AR
LEM
AH
KO
NT
RO
L
Drilling Services IndonesiaDrilling Services Indonesia
•Webbing sling terputus karena pengangkatan melebihi batas kemampuan webbing sling dan tidak sesuai peruntukannya.
KE
RU
GIA
N
INS
IDE
N
SE
BA
B L
AN
GS
UN
G
SE
BA
B D
AS
AR
LEM
AH
KO
NT
RO
L
Drilling Services IndonesiaDrilling Services Indonesia
•Korban mempunyai riwayat kesehatan
kurang baik (hipertensi)
• Kompetensi operator crane
dalam pembacaan load indicator
KE
RU
GIA
N
INS
IDE
N
SE
BA
B L
AN
GS
UN
G
SE
BA
B D
AS
AR
LEM
AH
KO
NT
RO
L
Drilling Services IndonesiaDrilling Services Indonesia
•Belum tersedia JSA untuk jenis pekerjaan-pekerjaan yang rutin dan spesifik seperti: JSA pemasangan pin lifting line dengan spelter frame lifting line•Pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan
Drilling Services IndonesiaDrilling Services Indonesia
ANALISIS PENYEBAB KECELAKAANANALISIS PENYEBAB KECELAKAAN ((Why Tree analysisWhy Tree analysis))
Drilling Services IndonesiaDrilling Services Indonesia
Driller (Sugiyono) mengalami pendarahan dikepala & mendapatkan jahitan pada luka dikepala
Terjatuh dari beam substructure ketinggian ± 90 cm
Kaget dan berusaha menghindar dengan cara melompat dari Beam
substructure ke tanah
Operator crane tidak memperhatikan load indicator
Beban berlebih yang di terima webbing sling
Operator tidak familiar terhadap cara kerja alat load indicator
Kurang paham cara kerja alat
Webbing sling tepat digunakan untuk
mengangkat benda seperti pipa sesuai dengan kapasitas
webbing sling
Penggunaan webbing sling tidak tepat untuk
mengangkat A-Frame
A-Frame mengalami kejutan dan jatuh ke posisi semula
Webbing sling yang digunakan untuk mengangkat A-Frame putus
Usaha untuk memasang spelter lifting line pada pad eye gagal
Belum ada analisa kondisi bahaya untuk pekerjaan rutin & spesifik
Belum ada JSA untuk jenis pekerjaan yang
spesifik dan rutin
Kondisi Tidak aman
Korban punya riwayat hypertensi berdasarkan laporan medic
Kondisi Tidak aman
H H
P
S
P
P
H
H
S
S S
H = Human FactorS = System factorP = Physical Factor
Drilling Services IndonesiaDrilling Services Indonesia
TINDAKAN PERBAIKANTINDAKAN PERBAIKAN
1. Melakukan Safety Stand Down (Review kecelakaan tersebut pada saat Safety meeting/Tail gate meeting, diskusikan dengan seluruh peserta Meeting dan saat MWT)
2. Pembuatan Safety Alert dan disosialisasikan ke seluruh area kerja PT PDSI
3. Mengumpulkan seluruh Supervisor lapangan (Driller s.d. Rig Superintendent) PT PDSI untuk menyamakan persepsi mengenai komitmen aspek HSE
4. Sosialisasi mengenai Penggunaan Webbing sling hanya untuk pengangkatan benda-benda bulat (disesuaikan dengan kapasitas angkat webbing sling) dan melakukan inspeksi secara rutin terhadap penggunaan alat bantu angkat
5. Melakukan evaluasi terhadap catatan medical record seluruh pekerja/crew di lingkungan pemboran Rig PT PDSI dan menetapkan standar kesehatan untuk dapat bekerja di Rig PT PDSI
6. Melakukan tes langsung di lapangan mengenai kompetensi operator crane.
7. Segera melaksanakan kembali one day course mengenai implementasi SOP dan safe working practices kepada seluruh crew PT.PDSI
Sebagai pembelajaran (Lesson learned) agar kecelakaan serupa tidak terulang kembali, diantaranya adalah:
Sebagai pembelajaran (Lesson learned) agar kecelakaan serupa tidak terulang kembali, diantaranya adalah:Jangka Pendek:Jangka Pendek:
Drilling Services IndonesiaDrilling Services Indonesia
TINDAKAN PERBAIKANTINDAKAN PERBAIKAN
1. Pembuatan dan standardisasi JSA dan SOP yang lebih spesifik untuk semua pekerjaan-pekerjaan yang berisiko
2. Meningkatkan implementasi CSMS terhadap pihak ke-3
3. Mempekerjakan tenaga Medis (Dokter) di lingkungan
PT PDSI, guna melakukan evaluasi terhadap aspek Health (Kesehatan) seluruh pekerja PT PDSI (termasuk pekerja kontrak)
JADIKAN BUDAYA KESELAMATAN SEBAGAI KEBUTUHAN
Jangka Menengah:Jangka Menengah:
SYT – Maret 2012
PRIORITASKAN KESELAMATAN
[email protected]@indo.net.id
WASPADA i
1. Kondisi yg tdk aman
2. Peralatan yg tdk aman
3. Perilaku orang yg tdk aman
di sekitar kita
Apa kontribusi kita?
TERIMA KASIH - WASSALAM
38