ppt sidang

28
KEBERMAKNAAN HIDUP MANTAN PECANDU NAPZA DI BANDA ACEH OLEH: DINA MAGHFIRAH NASUTION 0907101130035

Upload: alfis-ozil

Post on 28-Dec-2015

38 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

mantasmkfj majgfamjfga

TRANSCRIPT

Page 1: PPT SIDANG

KEBERMAKNAAN HIDUP MANTAN PECANDU NAPZA DI BANDA ACEH

OLEH:DINA MAGHFIRAH NASUTION

0907101130035

Page 2: PPT SIDANG

BAB I

Page 3: PPT SIDANG

LATAR BELAKANG MASALAH

Tahun Prevalensi Penyalahgunaan

Narkoba

Jumlah enduduk

% Terhadap Jumlah

Penduduk

2009 3,60 juta orang 231 juta jiwa 1,99 %

2010 4,02 juta orang 237 juta jiwa 2,21 %

2011 5,00 juta orang 242 juta jiwa 2,80%

Page 4: PPT SIDANG

Jumlah dan Ranking Kasus Narkotika Tahun 2012

Provinsi Jumlah Kasus Ranking

DKI Jakarta 5.228 I

Sumatera Utara 2.403 II

Jawa Timur 1.394 III

Jawa Barat 1.071 IV

Sumatera Selatan 987 V

Kalimantan Selatan 970 VI

Aceh 866 VII

Riau 650 VIII

Sulawesi Selatan 645 IX

Lampung 637 X

Page 5: PPT SIDANG

Menurut data yang dikutip dari BNN (2012), dampak NAPZA meliputi dampak fisik, psikologis, sosial dan ekonomi.

Berdasarkan dampak yang telah dikemukakan di atas, penyalahgunaan NAPZA menimbulkan penderitaan bagi pecandu NAPZA.

Penderitaan dapat membuat manusia merasakan hidup yang sesungguhnya. Dalam penderitaan dikatakan bahwa manusia dapat menjadi matang, karena melalui penderitaan itulah manusia belajar dan semakin memperkaya hidupnya (Frankl dalam Bastaman 1996).

Page 6: PPT SIDANG

Permasalahan yang ingin diungkap jawabannya dalam penelitian ini adalah bagaimana kebermaknaan hidup yang dilakukan oleh mantan pecandu NAPZA di Banda Aceh?

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan kebermaknaan hidup yang dilakukan oleh mantan pecandu NAPZA di Banda Aceh.

Page 7: PPT SIDANG

BAB II

Page 8: PPT SIDANG

LANDASAN TEORI

Kebermaknaan hidup adalah keadaan yang menunjukkan sejauh mana individu telah mengalami dan menghayati kepentingan keberadaan hidupnya menurut sudut pandang dirinya sendiri, dan makna hidup tidak dapat diberikan oleh siapapun, tetapi hanya dapat dipenuhi jika dicari dan ditemukan oleh diri sendiri (Frankl, 2003).

Page 9: PPT SIDANG

Dimensi-Dimensi Makna Hidup: Dimensi Personal Dimensi Sosial Dimensi Nilai

Page 10: PPT SIDANG

NAPZA adalah bahan atau zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi tubuh terutama susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan fisik, psikis, dan fungsi sosial (Depkes, 2011).

Mantan pecandu NAPZA memiliki arti proses dari seorang pecandu NAPZA untuk berhenti dari kebiasaan mengkonsumsi NAPZA, dimulai ketika merasa malu dan bersalah, baik dengan keluarga maupun lingkungan, karena telah mengetahui kebiasaan buruknya.

Page 11: PPT SIDANG

BAB III

Page 12: PPT SIDANG

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif.

Teknik yang dilakukan dalam penelitian adalah wawancara dan observasi terhadap mantan pecandu NAPZA yang menjadi subjek penelitian.

Peneliti menggunakan prinsip pengumpulan data informasi sampai titik jenuh (saturation point) yaitu sampai peneliti tidak lagi mendapat informasi baru dari subjek sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini tidak ditentukan secara tegas di awal penelitian, tetapi dapat diputuskan selama proses pengumpulan data dilakukan (Sarantakos dalam Poerwandari, 1998).

Page 13: PPT SIDANG

Prosedur pengambilan data pada penelitian ini adalah dengan cara snowball sampling (bola salju atau berantai).

Penelitian ini dilakukan di kota Banda Aceh. Lokasi ini dipilih karena di kota Banda Aceh terdapat tempat rehabilitasi narkoba, sehingga terdapat mantan pecandu NAPZA yang sudah direhabilitasi.

Page 14: PPT SIDANG

Analisis Data: Reduksi data Penyajian data Verifikasi Kesimpulan

Page 15: PPT SIDANG

BAB IV

Page 16: PPT SIDANG

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN HASIL

Lokasi penelitian dilakukan di Rumoh Geutanyoe. Rumoh Geutanyoe merupakan pusat perawatan dan pemulihan bagi pecandu NAPZA yang ada di Banda Aceh, yang berdiri pada bulan Mei 2007 kerjasama YAKITA dengan Caritas Germany.

Peneliti mengambil tiga subjek mantan pecandu NAPZA dengan usia yang berkisar diantara 20 hingga 30 tahun.

Page 17: PPT SIDANG

Gambaran Demografi SubjekDimensi S1 S2 S3

Usia (Tahun) 23 tahun 23 tahun 30 tahun

Usia Pada Saat Pertama Menggunakan NAPZA

15 tahun 14 tahun 13 tahun

Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki Laki-laki

Agama Islam Islam Islam

Pendidikan SMA SMA SMA

Domisili Banda Aceh Banda Aceh Banda Aceh

Asal BA BM TKN

Suku Aceh Aceh Aceh

Lama Menggunakan NAPZA

4 tahun 5 tahun 8 tahun

Page 18: PPT SIDANG

Gambaran Kebermaknaan Hidup Subjek Satu (S1)

S1 memperoleh kebermaknaan hidup melalui rasa senang, bahagia, dan bangga dengan keadaannya sekarang. Di samping itu S1 juga berusaha untuk melakukan hal-hal yang positif dan bermanfaat bagi dirinya juga orang lain dalam memaknai hidupnya saat ini seperti membantu orang tua di rumah, mencari pekerjaan sampingan untuk meringankan beban ekonomi orang tua, berbagi pengalaman kepada pecandu di RG dan memberi motivasi kepada teman yang sedang dalam masalah. Interpretasi ini sesuai dengan pendapat Bastaman (2007) tentang kehidupan bermakna

Page 19: PPT SIDANG

Gambaran Kebermaknaan Hidup Subjek Dua (S2)

S2 memperoleh kebermaknaan hidup ditampakkan melalui adanya rasa senang, bahagia, dan bangga dengan kehidupannya yang sekarang. Di samping itu S2 juga berusaha untuk melakukan hal-hal yang positif dan bermanfaat bagi dirinya juga orang lain sebagai wujud kepeduliannya terhadap orang lain, seperti bekerja sebagai konselor untuk mendampingi pecandu di RG, berusaha jujur dan tulus dalam membantu orang lain, serta melakukan penyuluhan ke Lembaga Pemasyarakatan (LP).

S2 juga berusaha mempererat tali silaturahmi dengan keluarganya seperti menjalin komunikasi yang baik dan berusaha berdiskusi dengan orang tua jika ada masalah yang dihadapinya. Interpretasi ini sesuai dengan pendapat Bastaman (2007) tentang kehidupan yang bermakna.

Page 20: PPT SIDANG

Gambaran Kebermaknaan Hidup Subjek Tiga (S3)

S3 merasa senang dan bebas setelah berhenti menggunakan NAPZA. Di samping itu S3 juga mengambil pelajaran dari masa lalunya untuk lebih menghargai hidup dan menjaga kepercayaan dari orang terdekat dengan tidak menggunakan NAPZA lagi. S3 juga berusaha melakukan hal-hal yang positif dan bermanfaat dalam memaknai hidupnya saat ini seperti menjadi konselor untuk membantu pecandu yang berada dalam pemulihan, mendekatkan diri kepada Tuhan, meningkatkan gairah untuk bekerja serta berusaha memperbaiki hubungan dengan keluarganya. Interpretasi ini merujuk pada pendapat Bastaman (1996) tentang kebermaknaan hidup.

Page 21: PPT SIDANG

Pembahasan

Pada masa menjadi pecandu NAPZA, ketiga subjek merasakan hidup yang tidak baik, tidak terarah, dan menderita akibat dampak yang ditimbulkan oleh penggunaan NAPZA seperti sering melakukan tindakan kriminal antara lain mencuri, taruhan, melakukan pengeroyokan, melakukan penculikan, dikeluarkan dari sekolah, tidak dapat menyelesaikan pendidikan, dan tujuan hidupnya hanya untuk menggunakan NAPZA.

Secara sosial ketiga subjek dijauhi oleh teman, dan dicemooh serta dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Ketiga subjek juga merasakan dampak secara fisik yaitu merasakan sakit, nyeri, dan kedinginan.

Page 22: PPT SIDANG

Secara psikologis, ketiga subjek mengalami kesedihan, kekecewaan, kehampaan akan hidupnya di masa lalu akibat dampak yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan NAPZA.

Hal ini sejalan dengan pendapat Bastaman (1996) yang menyatakan bahwa subjek berada pada tahap derita dimana subjek mengalami peristiwa tragis yang menyebabkan hidupnya tidak bermakna.

Page 23: PPT SIDANG

Setelah subjek berhenti menjadi pecandu, subjek juga merasa bebas untuk melakukan hal yang positif, sehingga subjek menemukan makna kerja dan makna cinta, dimana subjek merasa apa yang dikerjakannya memiliki makna dan berguna bagi individu lain sehingga hal tersebut mampu membuat ketiga subjek dapat terus bertahan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Bastaman (1996) yang menyatakan bahwa ketiga subjek berada pada tahap kehidupan bermakna dimana ketiga subjek dapat mengambil pelajaran berharga dari masa lalunya tersebut sehingga menimbulkan perasaan bahagia.

Page 24: PPT SIDANG

Ketiga subjek juga memiliki tujuan hidup yang sama yaitu ingin tetap bersih dari NAPZA, ingin membahagiakan orang tua, dan ingin menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain seperti membantu pecandu yang berada di pemulihan dengan berbagi pengalaman, memberi arahan, dan motivasi kepada pecandu tersebut.

Hal ini sesuai dengan pendapat Bastaman (1996) yang menyatakan bahwa subjek berada pada tahap realisasi makna dimana subjek sudah dapat melakukan apa yang menjadi keputusannya dengan melakukan kegiatan yang terarah untuk pemenuhan makna hidup.

Page 25: PPT SIDANG

Ketiga subjek memandang kejadian tersebut sebagai suatu penderitaan yang dapat dijadikan sebagai sebuah pengalaman hidup yang dapat membuat diri mereka lebih baik di masa kini.

Ketiga subjek memaknai kejadian masa lalu dengan berusaha untuk melakukan hal-hal positif dan melakukan perubahan positif dalam hidupnya saat ini. Untuk mencapai tujuan kebermaknaan hidup (meaning of life) ketiga subjek cenderung membiasakan diri untuk bersikap positif dan mencoba mendekatkan diri kepada Allah dengan cara meningkatkan ibadah.

Selain itu ketiga subjek juga berusaha menjadi pribadi yang bermanfaat dengan membantu pecandu yang berada dalam pemulihan.

Page 26: PPT SIDANG

Kesimpulan

Peneliti menyimpulkan bahwa ketiga mantan pecandu NAPZA merasa menemukan dirinya lebih hidup dan bermakna setelah berhenti menggunakan NAPZA.

Ketiga subjek memiliki kesamaan dalam menetapkan tujuan hidup yang baru, yaitu adanya keinginan untuk mencapai kesuksesan dan menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain, sehingga mendorong ketiga subjek untuk lebih memfokuskan diri pada kegiatan-kegiatan yang terarah seperti memfokuskan diri pada pekerjaan. Keinginan tersebut membuat kehidupan ketiga subjek menjadi bermakna

Page 27: PPT SIDANG

Saran

Kepada subjek penelitian Kepada peneliti selanjutnya Kepada penelitian selanjutnya

Page 28: PPT SIDANG

TERIMA KASIH