ppt sidang melly

37
“PENGARUH NIPPLE PULLER TERHADAP KEBERHASILAN MENYUSI PADA IBU YANG MEMPUNYAI PUTING DATAR DAN TERBENAM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEMBANTU DESA TALANG AKAR KABUPATEN PALI 2014” MELLY INDAH PURWANTI NIM 04101003015

Upload: melly-indah-purwanti

Post on 15-Nov-2015

75 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Ppt Sidang Melly

TRANSCRIPT

  • PENGARUH NIPPLE PULLER TERHADAP KEBERHASILAN MENYUSI PADA IBU YANG MEMPUNYAI PUTING DATAR DAN TERBENAM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEMBANTU DESA TALANG AKAR KABUPATEN PALI 2014

    MELLY INDAH PURWANTINIM 04101003015

  • LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia menempatkan rangking 7 dalam urutan angka kematian UNICEF di kawasan Asia Tenggara dari 10 negara di bawah Vietnam.Kematian bayi di sumatera selatan tahun 2009 adalah 4/1000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi adalah 0,8 atau 79 kematian bayi. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan no. 450/MENKES/SK/VI/SK/2004 salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengurangi AKB dalam rangka pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015, yaitu 23 per 1.000 KH tentang pemberian air susu ibu (ASI) secara ekslusif (Depkes, 2010). Cakupan pemberian ASI Ekslusif di Provinsi Sumatera Selatan mencapai 36% pada tahun 2010, menurun menjadi 29% pada tahun 2013. Penurunan Pemberian ASI ini disebabkan karena masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya ASI bagi bayinya, sehingga masyarakat terutama ibu kurang termotivasi untuk memberikan ASI (BPPSDMK_Depkes, 2013). Penurunan ini menunjukkan adanya penurunan kesadaran dan kendala yang dialami ibu yang menyebabkan pemberian ASI terganggu.

  • Menyusui adalah proses pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi, dimana bayi memiliki refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan ASI.

    Menyusui merupakan proses alamiah yang keberhasilannya tidak diperlukan alat-alat khusus dan biaya yang mahal namun membutuhkan kesabaran, waktu,&pengetahuan tentang menyusui serta dukungan dari lingkungan keluarga terutama suami ( Roesli, 2000). Ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyusui oleh ibu. Ada yang berasal dari internal maupun eksternal, diantaranya adalah perubahan sosial budaya, psikologis, fisik, petugas kesehatan, promosi susu kaleng, pengelolaan laktasi di ruang bersalin, dan faktor lainnya (Siregar, 2004).

  • Salah satu faktor fisik ibu dalam keberhasilan pemberian ASI adalah bentuk puting payudara. Bentuk payudara anak-anak, remaja, ibu menyusui, maupun lansia tentunya berbeda karena adanya perbedaan fungsi di tiap perkembangannya. Begitu juga dengan bentuk puting payudara yang tidak sama di semua ibu menyusui.

    Hal ini sesuai dengan pandangan Cadweel dan Maffei (2011), yang menyatakan bahwa bentuk puting payudara terdiri dari puting yang menonjol, rata atau masuk ke areola.Untuk mengatasi puting yang rata atau terbenam dapat dilakukandengan:Gerakan hoffmanMenarik-narik puting dengan pompa puting (nipple puller)Menggunakan breast shield

  • Berdasarkan hasil studi pendahuluan peneliti di Puskesmas Pembantu Desa Talang Akar Kabupaten PALI, diperoleh data dari seorang bidan pada periode Januari 2013 sampai dengan Februari 2014, tercatat jumlah ibu menyusui sebanyak 70 orang, dari 70 orang tersebut 20 orang ibu yang mempunyai masalah dalam menyusui karena putingnya datar dan terbenam.

  • 2. Rumusan masalah:Apakah ada pengaruh intervensi nipple puller terhadap keberhasilan menyusi pada ibu yang mempunyai puting datar dan terbenam wilayah kerja Puskesmas Pembantu desa Talang Akar Kabupaten PALI ?

    3. Tujuan penelitian:

    Tujuan Umum:Mengetahui pengaruh nipple puller terhadap keberhasilan menyusui pada ibu yang mempunyai puting datar dan terbenam di wilayah Puskesmas Pembantu Desa Talang Akar Kab. PALI.

    Tujuan khusus: Mengidentifikasi keberhasilan menyusui kelompok kontrol pada ibu yang mempunyai puting datar dan terbenam sebelum dan setelah pengamatan pertama dan ke dua. Mengidentifikasi keberhasilan menyusui kelompok intervensi pada ibu yang mempunyai puting datar dan terbenam sebelum dan setelah intervensi pada kelompok intervensi.Menganalisis pengaruh intervensi nipple puller terhadap keberhasilan menyusui pada ibu yang mempunyai puting datar dan terbenam di wilayah kerja puskesmas pembantu desa Talang Akar kab. PALI.

  • 4. Manfaat Seacara teoritisSebagai landasan bagi pengembangan ilmu keperawatan maternitas di komunitas yang aplikatif terhadap penatalaksanaan intervensi nipple puller pada ibu yang mempunyai puting datar dan terbenam terhadap keberhasilan menyusui.Menjadi sumber informasi dan landasan untuk penelitian sejenis yang terkait dengan penatalaksanaan intervensi nipple puller pada ibu yang mempunyai puting datar dan terbenam terhadap keberhasilan menyusui.

    Secara praktisBagi ibuBagi penelitiBagi Profesi KeperawatanBagi Institusi

  • 5. Ruang Lingkup Penelitian

    Penelitian ini terrmasuk ke dalam ruang lingkup penelitian keperawatan maternitas, termasuk dalam penelitian quasi eksperimental dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design, yaitu sebelah desain penelitian eksperimen yang dilakukan dengan cara memilih dua kelompok studi tetapi tidak dilakukan randomisasi kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal kelompok kontrol dan intervensi lalu diberikan perlakukan untuk kelompok intervensi sedangkan untuk kelompok kontrol tidak dilakukan intervensi apapun. Selanjutnya peneliti melakukan posttest untuk melihat efek dari perlakuan yang diberikan dengan menggunakan indikator keberhasilan menyusui. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja puskesmas desa Talang Akar kab. PALI. Populasi penelitian ini adalah ibu menyusui yang mempunyai puting datar dan terbenam. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode probability sampling melalui purposive sampling.

  • BAB IITINJAUAN PUSTAKA

    Konsep ASIKonsep MenyusuiKonsep PayudaraKonsep PutingNipple PullerPeran PerawatPenelitian TerkaitKerangka teori

  • Kerangka teori

  • METODE PENELITIAN1. Kerangka konsep

    variabel independen variabe ldependenKeberhasilan menyusi pada ibu yang mempunyai puting datar dan terbenamIntervensi Nipple PullerFaktor ConfoundingFaktor internal:-psikologis-kondisi fisik/ kesehatan ibu-pendidikan-pengalaman-pekerjaan-jarak kelahiranFaktor eksternal:-kondisi bayi-ekonomi-dukungankeluarga-lingkungan-budaya-informasi

  • 2. Desain penelitian

    Penelitian ini menggunakan desain eksperimental quasi (eksperimental semu) dengan pendekatan Nonequivalent Control Group Design, bertujuan untuk mengetahui hubungan sebab akibat dari variabel independen dan variabel dependen dengan melibatkan dua kelompok subyek disertai kontrol. Kelompok subyek terdiri dari ibu menyusui yang mempunyai puting datar dan terbenam yang memenuhi kriteria inklusi.

    Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah keberhasilan menyusui pada ibu yang mepunyai puting datar dan terbenam, dan eksperimen yang dilakukan berupa intervensi Nipple Puller yang dilakukan peneliti setelah observasi pertama (pretest) dan diukur kembali setelah dilakukan intervensi (post-test) pada kelompok intervensi. Jarak pengukuran pertama dan kedua pada kelompok kontrol sama dengan kelompok intervensi, bedanya pada kelompok kontrol tidak dilakukan intervensi nipple puller. Variabel yang diukur yaitu keberhasilan menyusui pada ibu yang mempunyai puting datar. (Hidayat, 2007 dalam Amalia, 2009).

  • 3. Hipotesis

    Ha: - Ada pengaruh intervensi nipple puller terhadap keberhasilan menyusui pada ibu yang mempunyai puting datar dan terbenam pada kelompok intervensi. - Ada perbedaan keberhasilan menyusui pada ibu yang mempunyai puting datar dan terbenam antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi

  • 4. Definisi operasional

    NoVariabelDefinisi OperasionalCara UkurAlat ukurHasil UkurSkala Ukur1.Dependen:Keberhasilan menyusui pada ibu yang mempunyai puting datar dan terbenam sebelum dilakukan intervensi nipple pullerPelekatan bayi dan praktik menyusui yang benar yang diperoleh pada hari pertama sebelum intervensi nipple pullerMemberi tanda checklist pada lembar penilaian keberhasilan menyusuiLembar penilaian keberhasilan menyusui sebanyak 14 pertanyaanKelompok intervensi: keberhasilan menyusui dinilai dengan skor 0-14(0-7= tidak berhasil)(8-14 = berhasil )Interval 2.Dependen:Keberhasilan menyusui pada ibu yang mempunyai puting datar dan terbenam setelah dilakukan intervensi nipple pullerPelekatan bayi dan praktik menyusui yang benar yang diperoleh selama seminggu yaitu pagi dan sore setelah intervensi nipple pullerMemberi tanda checklist pada lembar penilaian keberhasilan menyusuiLembar penilaian keberhasilan menyusui sebanyak 14 pertanyaanKelompok intervensi: keberhasilan menyusui dinilai dengan skor 0-14(0-7= tidak berhasil)(8-14 = berhasil )Interval 3.Dependen:Keberhasilan menyusui pada ibu yang mempunyai puting datar dan terbenam pada pengamatan pertama kelompok kontrol Pelekatan bayi dan praktik menyusui yang benar pada pengamatan pertama yang tidak dilakukan intervensi nipple pullerMemberi tanda checklist pada lembar penilaian keberhasilan menyusuiLembar penilaian keberhasilan menyusui sebanyak 14 pertanyaanKelompok kontrol: keberhasilan menyusui dinilai dengan skor 0-14(0-7= tidak berhasil)(8-14 = berhasil )Interval

  • 4.Dependen:Keberhasilan menyusui pada ibu yang mempunyai puting datar dan terbenam pada pengamatan ke dua kelompok kontrolPelekatan bayi dan praktik menyusui yang benar pada pengamatan ke dua yang tidak dilakukan intervensi nipple pulleMemberi tanda checklist pada lembar penilaian keberhasilan menyusuiLembar penilaian keberhasilan menyusui sebanyak 14 pertanyaanKelompok kontrol: keberhasilan menyusui dinilai dengan skor 0-14(0-7= tidak berhasil)(8-14 = berhasil )Interval 5.Independen:Intervensi nipple pullerPenarikan puting dengan menggunakan pompa puting susu atau yang paling sederhana dengan modifikasi spuit injeksi 10 ml pagi dan sore selama seminggu (Purwanti, 2012).Observasi pelaksanaan intervensi nipple puller-1. Tidak dilakukan intervensi nipple puller2. Dilakukan intervensi npple puller-

  • 5. Populasi dan sampelPopulasi dalam penelitian ini yaitu ibu yang mempunyai masalah dalam menyusui yaitu mempunyai puting payudara datar dan terbenam di wilayah kerja Puskesmas Pembantu Desa Talang Akar Kabupaten PALI yaitu sebanyak 20 orang.

    Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Non Probability Sampling dengan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan yang dikehendaki dan accidental sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan ditemui dan cocok sebagai sumber data

    Dari perhitungan tersebut didapatkan responden sebanyak 16 ibu yang mempunyai masalah menyusui dengan puting payudara datar dan terbenamkarena dimungkinkan adanya responden yang drop out maka peneliti menambah jumlah sampel 10% Jadi sampel yang digunakan adalah 18 orang ibu yang mengalami masalah menyusui dengan puting datar dan terbenam sebagai responden.

  • 6. Tempat penelitianPenelitian dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Pembantu Desa Talang Akar Kab. PALI dan Puskesmas Pembantu Setia Jaya.

    Waktu penelitian Waktu PenelitianPenelitian dilakukan dalam beberapa tahap:Tahap Persiapan : pembuatan proposal pada bulan FebruariApril 2014Tahap pelaksanaan: pelaksanaan penelitian pada tanggal 22- 30 Mei 2014Tahap penyusunan : pelaporan hasil dan sidang skripsi pada bulan Juni 2014.

    8. Etika Penelitian Prinsip Etik Menurut Notoatmodjo (2012) ada beberapa prinsip etika penelitian keperawatan : a. Menghormati harkat dan martabat (respect for human dignity)b. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for privacy and confidentiality)c. Keadilan dan iklusitivitas (respect for justice an inclusiveness)d. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harm and benefits)

  • 9. Alat pengumpulan data- Data Primer - Data Sekunder

    10. Prosedur Pengumpulan data - Tahap persiapan - Tahap pelaksanaan

    11. Rencana Analisa Data Pengolahan data Menurut Setiadi (2013), ada lima tahapan dalam pengolahan data yang harus dilalui: - Editing - Coding - processing- Cleaning - Mengeluarkan informasi

  • 2. Analisis data

    Analisis UnivariatAnalisis univariat bertujuan untuk menjelaskan karakteristik masing-masing variabel penelitian. Analisis ini diteliti untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan presentasi dari tiap variabel. Adapun karakteristik ibu menyusui meliputi umur, pendidikan dan pekerjaan.

    Analisis Data Bivariat

    HipotesisAnalisis BivariatNormalTidak NormalPerbedaan keberhasilan menyusui pada kelompok intervensi sebelum dan setelah dilakukan intervensi nipple pullerPaired simple T-testWilcoxon testPerbedaan keberhasilan menyusui sebelum dan setelah dilakukan pengamatan pertama dan ke duaPaired simple T-testWilcoxon testPerbedaan keberhasilan menyusui antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol Independen Sample T-TestMann Whitney Test

  • Hasil penelitian Analisis data univariat 1. Distribusi Frekuensi Ibu Menyusui yang Mempunyai Puting Datar dan Terbenam Berdasarkan Usia di Wilayah Kerja Puskemas Pembantu Desa Talang Akar Kabupaten PALI Tahun 2014 (n=36)

    UsiaKelompok Intervensi%UsiaKelompok Kontrol%25 tahun316,7Total1810018100

  • 2. Distribusi Frekuensi Ibu Menyusui yang Mempunyai Puting Datar dan Terbenam Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja Puskemas Pembantu Desa Talang Akar Kabupaten PALI Tahun 2014 (n=36)

    Tingkat PendidikanKelompok Intervensi%Kelompok Kontrol%SD15,6211,1SMP1055,6950,0SMA633,3633,3Perguruan Tinggi15,615,6Total1810018100

  • 3. Distribusi Frekuensi Ibu Menyusui yang Mempunyai Puting Datar dan Terbenam Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kerja Puskemas Pembantu Desa Talang Akar Kabupaten PALI Tahun 2014 (n=36)

    PekerjaanKelompok Intervensi%Kelompok Kontrol%Tidak Bekerja1477,81477,8Bekerja422,2422,2Total1810018100

  • 4. Distribusi Frekuensi Ibu Menyusui yang Mempunyai Puting Datar dan Terbenam Berdasarkan keberhasilan menyusui di Wilayah Kerja Puskemas Pembantu Desa Talang Akar Kabupaten PALI Tahun 2014 (n=36)

    Keberhaslan MenyusuiKelompokIntervensi KontrolPre%Post%Pre%Post%Berhasil633,31477,2527,8527,8Tidak Berhasil1266,7422,81372,21372,2Total18100181001810018100

  • Analisis data bivariat

    Wilcoxon Signed Ranks Test

    1. Perbandingan Keberhasilan Menyusui pada Kelompok Intervensi (Pretest-Posttest) di Desa Talang Akar Wilayah Kerja Puskesmas Pembantu Talang Akar Tahun 2014

    ZAsymp. Sig. (2-tailed)Keberhasilan Menyusui Post Intervensi - Keberhasilan Menyusui Pre Intervensi-2.828a.005

  • 2. Perbandingan Keberhasilan Menyusui pada Kelompok Kontrol (Pretest-Posttest) di Desa Talang Akar Wilayah Kerja Puskesmas Pembantu Talang Akar Tahun 2014 Wilcoxon Signed Ranks Test

    ZAsymp. Sig. (2-tailed)Keberhasilan Menyusui Post Kontrol - Keberhasilan Menyusui Pre Kontrol.000a1.000

  • 3. Perbandingan Keberhasilan Menyusui pada Kelompok Inyervensi dan Kelompok Kontrol di Desa Talang Akar Wilayah Kerja Puskesmas Pembantu Talang Akar Tahun 2014 Mann-WhitneyTest

    Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Perbandingan Keberhasilan Menyusui Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol81.000252.000-2.963.003

  • Pembahasan

    pada kelompok intervensi sebagian besar berada rentang 25 tahun dengan presentase 11,1%. Pada kelompok kontrol sebagian besar ibu menyusui yang mempunyai puting datar dan terbenam berada pada rentang usia 25 dengan presentase 16,7%

    Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat Arini (2012 ) yang mengatakan bahwa dalam kurun waktu reproduksi sehat dikenal usia aman untuk kehamilan, persalinan dan menyusui adalah 20-35 tahun. Oleh sebab itu, yang sesuai dengan masa reproduksi sangat baik dan sangat mendukung dalam pemberian ASI. Selain itu usia yang kurang dari 20 tahun dianggap masih belum matang secara fisik, mental, dan psikologi dalam menghadapi kehamilan, persalinan dan menyusuiDistribusi frekuensi ibu yang mempunyai puting datar dan terbenam berdasarkan usia

  • Pada kelompok intervensi sebagian besar berpindidikan SMP dengan persentase sebesar 56,6% dan paling sedikit berpendidikan Perguruan Tinggi yaitu sebesar 5,6%. Begitu juga pada kelompok kontrol sebagian besar ibu menyusui yang mempunyai puting datar dan terbenam berpendidikan SMP dengan persentase 50% dan paling sedikit berpendidikan Perguruan Tinggi yaitu sebesar 5,6% .

    Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberikan respon. Ibu yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi yang ada, sebaiknya ibu yang berpendidikan rendah maka akan memberikan respon masa bodoh terhadap informasi (Hastuti, 2012). Pendapat ini didukung oleh penelitian Yuliatama (2011) yang mengatakan bahwa pendidikan merupakan dasar pengetahuan yang harus dimiliki oleh seseorang. Hal ini bearti semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah menerima dan mengakses informasi baru. Penelitian Rahayu (2012) juga mengatakan bahwa tingkat pendidikan menentukan mudah atau tidaknya seseorang untuk memahami serta menyerap pengetahuan yang diperoleh.

    Distribusi frekuensi ibu yang mempunyai puting datar dan terbenam berdasarkan tingkat pendidikan

  • sebagian besar ibu tidak bekerja dengan presentase 77,8% dan ibu yang bekerja dengan presentase 22,2%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa jumlah ibu yang mempunyai puting datar dan terbenam yang tidak bekerja lebih banyak dari pada ibu yang mempunyai puting datar dan terbenam yang bekerja.

    Arini (2012), mengatakan bahwa pengetahuan responden yang bekerja lebih baik bila dibandingkan dengan pengetahuan responden yang tidak bekerja. Semua ini disebabkan karena ibu yang bekerja di luar rumah (sektor formal) memiliki akses yang lebih baik terhdapat sebagai informasi, termasuk mendapatkan informasi tentang pemberian ASI.

    Distribusi frekuensi ibu yang mempunyai puting datar dan terbenam berdasarkan pekerjaan pada kelompok intervensi dan kontrol

  • pada kelompok intervensi, tidak berhasil menyusui dengan presentase 22,2% dan berhasil menyusui sebesar 77,2%. Hasil ini dapat disimpulkan bahwa pada kelompok intervensi ibu yang mempunyai puting datar dan terbenam berhasil menyusui lebih banyak dibandingkan dengan ibu yang mempunyai puting datar dan terbenam yang tidak berhasil menyusui.Hal ini dapat diartikan pula bahwa dengan adanya intervensi nipple puller pada kelompok intervensi maka akan meningkatkan keberhasilan menyusui pada ibu yang mempunyai puting datar dan terbenam dalam masa menyusui dikarenakan pengetahuan serta pemahaman ibu yang mempunyai puting datar dan terbenam dalam praktek mengatasi masalah menyusui menjadi bertambah.Pada kelompok kontrol, keberhasilan menyusui tidak berhasil dengan presentase 77,2% dan berhasil menyusui sebesar 22,2%. Hasil ini dapat disimpulkan bahwa pada kelompok kontrol ibu yang mempunyai puting datar dan terbenam yang tidak berhasil lebih banyaj dibandingkan dengan ibu yang mempunyai puting datar dan terbenam yang berhasil. Hal ini dapat diartikan pula bahwa adanya intervensi nipple puller pada kelompok kontrol maka pengetahuan serta pemahaman ibu yang mempunyai puting datar dan terbenam dalam praktek penariakan puting tidak bertambah karena ibu yang mempunyai puting datar dan terbenam kurang terpapar atau kurang terbiasa melakukan praktek penarikan puting yang benar.

    Distribusi frekuensi ibu yang mempunyai puting datar dan terbenam berdasarkan keberhasilan menyusui

  • Hasil penelitian setelah diuji dengan uji statistik Wilcoxon Signed Ranks Test dengan membandingkan nilai Pretest-Posttest pada kelompok intervensi (dengan intervensi nipple puller) didapatkan sig 2-tailed adalah 0,005. Oleh karena nilai signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak, dimana Ho: Tidak ada perbedaan keberhasilan menyusui antara sebelum dan setelah adanya intervensi nipple puller. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan keberhasilan menyusui sebelum dan sesudah setelah adanya intervensi nipple puller pada kelompok intervensi.

    Hal ini sejalan dengan Eka Asti Putri (2013) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kesulitan menyusui dan pemberian ASI, menyebutkan bahwa jika bayi berada dalam posisi yang benar dapat terhindar dari lecet puting susu, pengeluaran ASI, ibu dengan bayinya dapat melakukan aktifitas laktasi dengan nyaman. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa ketika proses menyusui berjalan lancar, aktifasi laktasi terasa nyaman dan bayi akan mendapatkan ASI yang cukup dari sang ibu, begitupun sebaliknya

    Perbandingan Keberhasilan Menyusui pada Kelompok Intervensi (Pretest-Posttest)

  • Hasil penelitian setelah diuji dengan uji statistik Wilcoxon Signed Ranks Test dengan membandingkan nilai Pretest-Posttest pada kelompok kontrol (tanpa intervensi nipple puller) didapatkan signifikansi 2-tailed adalah 1,000. Oleh karena nilai signifikansi >0,05 maka Ho diterima, dimana Ho: Tidak ada perbedaan keberhasilan menyusui antara sebelum dan setelah tanpa adanya intervensi nipple puller. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan keberhasilan menyusui sebelum dan setelah tanpa adanya intervensi nipple puller pada kelompok kontrol.

    Hal ini juga didukung oleh penelitian Asti Eka Putri (2013) yang menyebutkan bahwa ibu-ibu yang tidak menerima informasi pelayanan kesehatan berupa intervensi nipple puller terhadap pemberian ASI memiliki tingkat pengetahuan manajemen laktasi yang tergolong rendah dan sdang dibandingkan dengan ibu-ibu yang menerima informasi intervensi nipple puller terhadap pemberian ASI.

    Perbandingan Keberhasilan Menyusui pada Kelompok Kontrol (Pretest-Posttest)

  • Hasil penelitian setelah diuji dengan uji statistik Mann-WhitneyTest dengan membandingkan keberhasilan menyusui pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol didapatkan signifikansi 2-tailed adalah 0,003. Oleh karena nilai signifikansi

  • Simpulan dan saran

    Simpulan Berdasarkan karakteristik ibu yang mempunyai puting datar dan terbenam maka dapat disimpulkan bahwa dari 36 ibu berada pada rentang usia 22-25 tahun, sebagian besar ibu berpendidikan SMP, sebagian besar ibu yang mempunyai puting datar dan terbenam adalah ibu yang tidak bekerja dan sebagian besar ibu yang mempunyai puting datar dan terbenam tidak berhasil menyusui baik pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.Berdasarkan data keberhasilan menyusui ibu yang mempunyai puting datar dan terbenam pada kelompok intervensi (pretest-posttest) di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Talang Akar Kab. PALI maka dapat disimpulkan bahwa keberhasilan menyusui dengan presentase 77,2% dan ketidakberhasilan menyusui dengan presentase 22,8%.Berdasarkan data keberhasilan menyusui ibu yang mempunyai puting datar dan terbenam pada kelompok kontrol (pretest-posttest) di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Talang Akar Kab. PALI maka dapat disimpulkan bahwa keberhasilan menyusui dengan presentase 27,8% dan ketidakberhasilan menyusui dengan presentase 22,2%.Ada perbedaan keberhasilan menyusui (pretest-posttest) pada kelompok intervensi di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Talang Akar Kab. PALI dengan signifikansi 2-tailed adalah 0,005.Tidak ada perbedaan keberhasilan menyusui (pretest-posttest) pada kelompok kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Talang Akar Kab. PALI dengan signifikansi 2-tailed adalah 1,000.Ada perbedaan keberhasilan menyusui pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Talang Akar Kab. PALI dengan signifikansi 2-tailed adalah 0,003.

  • SaranBagi Institusi Penelitian ini diharapkan dapat menjadi praktek keperawatan di Puskesmas, RS maupun Institusi Pendidikan Keperawatan dalam menangani masalah menyusui dengan intervensi nipple puller pada ibu yang mempunyai puting datar dan terbenam.

    Bagi Profesi Keperawatan Penelitian ini diharapkan dapat menunjang perbaikan pelayanan keperawatan, untuk meningkatkan penyuluhan kemasyarakat tentang masalah menyusui terutama pada ibu yang mempunyai puting datar dan terbenam.Bagi IbuIbu diharapkan dapat lebih mengetahui tujuan dan manfaat dari intervensi nipple puller dan dapat menerapkan dikehidupan sehari-hari.

    Bagi Masyarakat Masyarakat diharapkan dapat lebih mengetahui tujuan dan manfaat dari intervensi nipple puller sehingga ibu-ibu yang mempunyai puting datar dan terbenam terhindar dari masalah-masalah menyusui.

    Bagi penelitian selanjutnyaPenelitian ini hendaknya dapat dijadikan sumber informasi untuk mengembangkan penelitian selanjutnya. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan banyak variabel untuk membandingkan pengaruh beberapa perlakuan dalam upaya meningkatkan keberhasilan menyusui pada ibu yang mempunyai puting datar dan terbenam.

  • Dokumentasipenelitian

  • TERIMA KASIH